Anda di halaman 1dari 97

TUGAS AKHIR

SISTEM MONITORING TEMPAT SAMPAH BERBASIS


INTERNET OF THING
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Komputer di Progam Studi Informatika

Oleh :
Syachrul Eko Puspito
1461600019

PROGAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2020
FINAL PROJECT
MONITORING SYSTEM GARBAGE BASED ON
INTERNET OF THING
Prepared as partial fulfilment of the requirement for the degree of sarjana
computer at informatics deparment

Oleh :
Syachrul Eko Puspito
1461600019

INFORMATICS DEPARMENT
FACULTY OF ENGINEERING
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2020
Halaman ini sengaja dikosongkan

i
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nama : Syachrul Eko Puspito
NBI : 1461600019
Prodi : Tehnik
Fakultas : Informatika
Judul : Monitoring System Garbage Bebasis Internet Of Thing

Mengetahui/Menyetujui
Dosen Pembimbing 1

Luvia Friska Narulita, S.ST.,MT


NPP. 20460.15.0653

Dekan Fakultas Tehnik Ketua Progam Studi Informatika


Universitas 17 Agustus Universitas 17 Agustus 1945
1945 Surabaya Surabaya

Dr. Ir. H. Sajiyo, M.Kes. Geri Kusnanto, S.Kom, MM.


NPP. 20410.90.0197 NPP. 20460.94.0401

ii
Halaman ini sengaja dikosongkan

iii
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI TUGAS AKHIR
Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Syachrul Eko Puspito


NBI : 1461600019
Fakultas/Progam Studi : Tehnik/Informatika
Judul Tugas Akhir : Monitoring System Garbage Bebasis Internet Of
Thing

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Tugas Akhir dengan judul diatas bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari
Tugas Akhir yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar Sarjana Teknik di lingkungan Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali
bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
2. Tugas Akhir dengan judul diatas bukan merupakan plagarisme, pencurian
hasil karya milik orang lain, hasil kerja orang lain untuk kepentingan saya
karena hubungan material maupun non – material, ataupun segala
kemungkinan lain yang pada hakekatnya bukan merupakan karya tulis tugas
akhir saya secara orisinil dan otentik.
3. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan hak atas Tugas
Akhir ini kepada Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya untuk menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
4. Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran sendiri dan tidak atas tekanan
ataupun paksaan dari pihak maupun demi menegakan integeritas akademik di
institusi ini dan bila kemudian hari diduga kuat ada ketidaksesuaian antara
fakta dengan kenyataan ini, saya bersedia diproses oleh tim Fakultas yang
dibentuk untuk melakukan verivikasi, dengan sanksi terberat berupa
pembatalan kelulusan/kesarjanaan.

Surabaya, Desember 2020

Syachrul Eko Puspito


1461600019

iv
Halaman ini sengaja dikosongkan

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah yang Maha Esa dan Yang maha Kuasa yang
senantiasa melimpahkan Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Monitoring system Garbage Berbasis
Internet Of Thing” sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi di
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan mendapatkan gelar Sarjana
komputer, menyadari bahwa tanpa bantuan Allah dan orang tua serta do’a dari
beberapa kawan dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini,
sangatlah membantu penulis untuk menyelesaikan dengan baik.

Selain itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam


kepada pihak-phak berikut:

1. Ibu Luvia Friska Narulita, S.ST.,MT. selaku dosen pembimbing, yang telah
memberikan petunjuk, pengarahan, semangat serta bimbingan dari awal
pembuatan sistem.
2. Keluarga tercinta, Bapak dan Ibu sebagai orang tua, serta kakak dan adik
sebagai saudara yang selalu mendoakan, memotivasi, memperhatikan, dan
melengkapkan segala keperluan penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir
ini.
3. Bapak Dosen Wali yang telah membimbing dan mengarahkan saya selama
studi di Untag Surabaya ini.
4. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Teknik Program Studi Teknik Informatika
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yang telah memberikan bekal ilmu
kepada penulis selama masa perkuliahannya.
5. Teman – teman satu angkatan dan satu perjuangan yang telah melewati proses
Tugas Akhir bersama serta memberikan semangat serta motivasi agar
penyusunan tugas akhir ini selesai.

vi
Halaman ini sengaja dikosongkan

vii
ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah Sistem Pemantauan Sampah


berbasis IOT dalam penanganan sampah secara mobile. Istilah Monitoring
System Garbage diperuntukkan untuk tempat sampah yang mempunyai
fitur dengan fungsi yang lebih dari tempat sampah pada umumnya.
Perancangan sistem penanganan masalah sampah ini menggunakan
NodeMCU sebagai pengolah data, Module GPS dan sensor jarak sebagai
parameter tempat sampah penuh. Hasil dari sensor tersebut kemudian
dikirimkan ke Aplikasi Blynk seabagai web server untuk diolah dan
dikirimkan ke smartphone android petugas kebersihan sebagai
pemberitahuan untuk segera menangani tempat sampah yang telah penuh..
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah Sistem Pemantauan sampah berbasis
IOT. Fungsi sistem ini yaitu tempat sampah akan mengirimkan informasi
berupa lokasi dan Tinggi tempat sampah apabila telah penuh agar segera
ditangani.
Kata Kunci : Internet of Things, Monitoring System Garbage, Android,
NodeMCU.

viii
Halaman ini sengaja di kosongkan

ix
ABSTRAC
The purpose of this research is the IOT-based Waste Monitoring
System in mobile waste handling. The term Garbage Monitoring System is
intended for trash bins that have features with more functions than trash
bins in general. The design of this waste management system uses
NodeMCU as a data processor, a GPS Module and a proximity sensor as
the parameters for a full trash can. The results of the sensor are then sent to
the Blynk application as a web server to be processed and sent to the
janitor's android smartphone as a notification to immediately handle the full
trash bin. The results of this study are an IOT-based waste monitoring
system. The function of this system is that the trash can sends information
in the form of the location and height of the trash when it is full so that it
can be immediately handled.
Keywords: Internet of Things, Garbage Monitoring System, Android,
NodeMCU.

x
Halaman ini sengaja di kosongkan

xi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .................................................................................... ii
Lembar Pernyataan Keaslian ....................................................................... iv
Kata Pengantar ............................................................................................ vi
Abstrak ........................................................................................................ viii
Abstrac ........................................................................................................ x
Daftar Isi...................................................................................................... xiv
Daftar Tabel ................................................................................................
Daftar Gambar .............................................................................................
BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Batasan Maslaah ............................................................................ 2
1.4 Maksud dan Tujuan ........................................................................ 3
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 3
BAB II Landasan Teori ............................................................................... 5
2.1 Sistem ............................................................................................. 5
2.2 Mikrokontroller ............................................................................. 8
2.3 Internet Of Things (IOT) ................................................................ 10
2.4 Arduino IDE ................................................................................... 11
2.5 Node MCU ..................................................................................... 12
2.6 Sensor Ultrsonic ............................................................................. 14
2.7 GPS uBlox Neo 6M ....................................................................... 16
2.8 Blynk .............................................................................................. 17
BAB II METODELOGI PENELITITAN ................................................... 20
3.1 Alur Penelitian ............................................................................... 20
3.2 Analisis Kebutuhan ........................................................................ 22
3.2.1 Kebutuhan Fungsional ...................................................... 22
3.2.2 Kebutuhan Non Fungsional............................................... 22
3.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ............................................. 22
3.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ............................................ 23
3.5 Perancangan Sistem ....................................................................... 23
3.5.1 Flowchart .......................................................................... 23
3.5.2 Blok Diagram .................................................................... 25
3.5.3 Diagram Mekanik ............................................................. 26
3.5.4 Skema Rangkaian Sensor Ultrasonic ................................ 27
3.5.5 Skema RAngkaian Modul GPS ......................................... 28
3.5.6 Skema Rangkaian Keseluruhan......................................... 29
3.5.7 Perancangan Pada Arduino IDE........................................ 30
3.5.8 Mock Up ........................................................................... 32

xii
3.5.9 Perancangan pada Aplikasi Blynk .................................... 33
1. Membuka dan Mendaftar ........................................... 33
2. Penerapan new Project ............................................... 34
3. Mengisi Judul Project ................................................ 35
4. KOde Auth dikirim lewar email ................................ 36
5. Menambah Widget ..................................................... 37
6. TampilanWidget ........................................................ 38
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ........................................ 39
4.1 Implementasi .................................................................................. 39
4.1.1 Pembuatan perangkat Keras .............................................. 39
4.1.2 Realisasi pada Perancangan .............................................. 39
4.1.3 Pemasangan alat pada tempat sampah .............................. 39
4.1.4 Penampilan tempat sampah dari depan ............................. 41
4.1.5 Penampilan tempat sampah dari dalam ............................. 42
4.2 Tahap Pengujian Komponen Tunggal ............................................ 44
4.2.1 Pengujian NodeMCU ........................................................ 44
4.2.2 Pengujian sensor Ultrasonic ............................................. 47
4.2.3 Pengujian Modul GPS ....................................................... 50
4.2.4 Pengujian Koneksi antara nodeMCU dengan blynk ......... 51
4.3 Tahap Pengujian Sensor Ultrasonic dengan Aplikasi Blynk ..53
4.4 Tahap Pengujian Modul GPS dengan Aplikasi Blynk ...........58
4.5 Pengujian pada tempat sampah yang berbeda ........................59
4.6 Pengujian Fungsional dan non Fungsional .............................61
4.7 Pengujian Usabilitas dengan System Usability Scale ............64
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 68
5.1.Kesimpulan .............................................................................68
5.2.Saran .......................................................................................69
Daftar Pustaka ............................................................................................. 70
Lampiran...................................................................................................... 72

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Print I/O NodeMCU ke Sensor Ultrasonik ................................. 28
Tabel 3.2 Print I/O NodeMCU ke Modul GPS ........................................... 29
Tabel 3.1 Print I/O Keseluruhan ................................................................. 30
Tabel 4.1 Pengujian Node MCU ................................................................. 47
Tabel 4.2 Pengujian jarak pada aplikasi blynk ........................................... 56
Tabel 4.3 Pengujian jarak di aplikasi blink dengan pengukuran manual .... 56
Tabel 4.4 Perhitungan relatifitas error......................................................... 57
Tabel 4.5 pengujian pada tempat sampah berbeda ...................................... 59
Tabel 4.6 Pengujian Fungsional pada system ............................................. 61
Tabel 4.7 Pengujian Non Fungsional pada sistem ...................................... 62
Tabel 4.8 Rekap data dan pemantauan dengan aplikasi Blynk ................... 62
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan SUS ................................................................ 64

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penjabaran Sistem ................................................................... 5
Gambar 2.2 Internet Of Things ................................................................... 12
Gambar 2.3 Arduino Integrated Development Environment ...................... 13
Gambar 2.4 Struktur IDE ............................................................................ 14
Gambar 3.1 Skema Tahapan Penelitian ...................................................... 23
Gambar 3.2 Flowchart ................................................................................. 27
Gambar 3.3 Skema Tahapan Penelitian ...................................................... 28
Gambar 3.4 Diagram Mekanik .................................................................... 29
Gambar 3.5 Skema Rangkaian Sensor Ultrasonic....................................... 30
Gambar 3.6 Skema Rangkaian Sensor GPS GY NEO6 V3 ........................ 31
Gambar 3.7 Skema Rangkaian Keseluruhan Alat ....................................... 32
Gambar 3.8 Arduino IDE ............................................................................ 34
Gambar 3.9 Mock Up .................................................................................. 35
Gambar 3.10 Tampilan Awal Aplikasi Blynk ............................................. 36
Gambar 3.11 Tampilan setelah Log in ........................................................ 37
Gambar 3.12 Create new Project................................................................. 38
Gambar 3.13 Tampilan kode auth telah dikirim ke email ........................... 39
Gambar 3.14 Tampilan Menambah Widget ................................................ 40
Gambar 3.15 Tampilan Widget ................................................................... 41
Gambar 4.1 Rangkaian Perangkat Keras..................................................... 43
Gambar 4.2 Posisi tempat sampah dari belakang ........................................ 44
Gambar 4.3 Posisi tempat sampah dari depan............................................. 45
Gambar 4.4 Posisi Tempat sampah dari dalam ........................................... 46
Gambar 4.5 Hardware yang telah dipasang ke tempat sampah ................... 47
Gambar 4.6 Sketch code Pengujian Arduino IDE dengan NodeMCU ....... 48
Gambar 4.7 Lampu bawaan nodeMCU mati............................................... 49
Gambar 4.8 Lampu bawaan NodeMCU Menyala ....................................... 50
Gambar 4.9 Sketch code Pengujian sensor Ultrasonic HC-SR04 ............... 51
Gambar 4.10 pengujian sensor Ultrasonik .................................................. 52
Gambar 4.11 Hasil Pengujian Sensor Ultrasonic ........................................ 53
Gambar 4.12 Skecth Code Pengujian Modul GPS ...................................... 54
Gambar 4.13 Hasil Pengujian dengan Aplikasi blynk ................................ 55
Gambar 4.14 code auth dikirim melalui email ............................................ 56
Gambar 4.15 Hasil Pengujian...................................................................... 56
Gambar 4.16 Hasil dari pengujian selama 15 menit .................................. 57
Gambar 4.17 Hasil dari pengujian selama 30 menit ................................... 57
Gambar 4.18 Hasil Pengujian selama 1 jam ............................................... 58
Gambar 4.19 muncul Notifikasi tempat sampah hampir penuh .................. 58
Gambar 4.20 Hasil dari pengujian selama 3 jam ........................................ 59

xv
Gambar 4.21 Muncul Notifikasi Tempat sampah sudah penuh ................. 59
Gambar 4.22 Pengujian Modul GOS dengan Aplikasi Blynk ..................... 62
Gambar 4.23 Lembar kuisioner untuk responden ....................................... 66

xvi
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk hidup yang menginginkan segala sesuatu
yang tampak bersih dan indah, salah satunya kebersihan lingkungan. Banyak
manusia yang sadar dan banyak pula yang belum sadar akan kepeduliannya
terhadap kebersihan lingkungan di sekitarnya, hal tersebut dapat
direfleksikan seperti masih banyaknya sampah yang berceceran di jalan dan
juga di taman kota. Keadaan tersebut tentunya meresahkan bagi pengguna
fasilitas pemerintah.
Tempat sampah yang sudah disediakan oleh instansi kebersihan hanya
menjadi hiasan bisu di jalanan yang tidak terurus dan tidak menarik. Mungkin
hal tersebut juga menjadi faktor yang menyebabkan manusia tidak mau untuk
membuang sampah. Berkaca dari hal tersebut kesadaran setiap individu akan
kebersihan lingkungan sangat diperlukan dan lebih ditingkatkan.
Permasalahan*yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
keterlambatan pengangkutan sampah penuh untuk di bawa ke tempat
penampungan sampah sementara. Dikarenakan ketidaktahuan petugas
pengangkut sampah bila tempat sampah tersebut sudah penuh. Dan untuk
tindakan menentukan lokasi tempat sampah yang sudah penuh. Maka
hardware akan menentukan lokasi tersebut melalui google map. Sistem
pengangkutan tempat sampah yang sekarang ada adalah karyawan tempat
sampah hanya bertugas di jadwal seminggu sekali. terkadang samapah sudah
penuh sebelum jadwal dari petugas.
Dari masalah ini, dibuat system monitoring garbage berbasis internet
of things. system monitoring garbage berbasis internet of things adalah
system pemantauan tempat samapah agar dapat memantau ketinggihan
sampah dari jarak jauh.. Tanpa harus menunggu tumpukan sampah naik atau
melebihi batas. Kondisi tersebut membaca ketika tempat sampah penuh
menggunakan sensor ultrasonik dan NodeMCU sebagai pengatur data.
Sistem dari pemantauan ketika petugas pengambil tempat sampah harus
mengambil yang sudah penuh menggunakan pemantauan online dengan
memanfaatkan koneksi internet. Ketika sampah di tempat sampah sudah
penuh maka petugas tempat sampah itu langsung mengambil ini sampah.
Selain itu ada notifikasi tempat sampah penuh dengan otomatis, sistem juga
bisa memberikan lokasi di tempat sampah yang penuh dengan map.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang
sebagai berikut :
1. Bagaimana melakukan ujicoba dan Analisa aplikasi kepada pemakai
merancang dan membangun system pemantauan tempat sampah agar
bisa mengontrol tempat sampah penuh dan menentukan lokasi tempat
sampah yang penuh berbasis IOT (Internet Of Things) .
2. Bagaimana melakukan ujicoba dan analisa aplikasi kepada pemakai
monitoring system garbage berbasis Internet Of Things

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah yang akan ditulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah
perancangan dan membangun Monitoring Sistem Garbage berbasis IOT :
1. Membuat hardware system pemantauan tempat sampah berbasis IOT
dan Mengontrol tempat sampah dengan menggunakan HP.
2. Pemantauan tempat sampah ini membutuhkan internet untuk
konektifitasnya.
3. Modul GPS lebih akurat jika di luar ruangan.
4. Membuat hardware monitoring garbage di kampung kalilom lor
surabaya
1.4. Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Membuat dan merancang Monitoring Sistem Garbage berbasis
Internet Of Things agar lebih mudah memantau tempat sampah dengan
Smartphone.
2. Dapat memngetahui lokasi tempat sampah yang sudah penuh..

1.5. Sistematika penulisan


BAB I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dari
topik tugas akhir ini, rumusan masalah, batasan
masalah (ruang lingkup), dan tujuan dari
pembuatan tugas akhir ini.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan gambaran apa itu micro
controller, Arduino IDE, Arduino Uno, Penelitian
terdahulu
BAB III : Metode Penelitian

2
Bab ini berisi metode penelitian yang digunakan
oleh penulis untuk merancang project monitoring
sistem garbage berbasis Internet of things
BAB VI : Implementasi dan Pengujian
Berisi Implementasi Tampilan dari pembuatan
monitoring Sistem Garbage Berbasis Internet Of
Things. Dan hasil pengujian dari alat tersebut dan
hasil perhitungan dariAnalisa data.
BAB V : Penutup
Berisi tentang penarikan kesimpulan, keterbatasan
aplikasi, pengembangan lanjut dan saran untuk peneliti
selanjutnya.

3
Halaman ini sengaja di kosongkan

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem
Sistem adalah setiap sesuatu yang terdiri sssdari obyek-obyek, atau komponen-
komponen yang berkaitan, tertata dan saling berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut menjadi satu kesatuan dari
pemrosesan atau pengolahan data tertentu. Menurut Lukas dalam buku Sistem
Informasi Manajemen menyatakan bahwa: “Sistem adalah kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu” (Wahyudi
dan Subandu: 2001). Bentuk umum dari suatu sistem terdiri dari masukan
(input), proses dan keluaran (output), dalam bentuk umum sistem ini terdapat
satu atau lebih masukan yang akan diproses dan akan menghasilkan suatu
keluaran.(Ramadhan, 2019)(Somya, 2018)

Gambar 2.1 Penjabaran Sistem


Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Terdapat dua kelompok
pendekatan didalam mendefinisikan sistem yang menekankan pada
prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya, yaitu
(Jogiyanto, 2001) :
1. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur. Mendefinisikan
sistem sebagai suatu jaringan kerja yang dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
2. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya. Mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Komponen-komponen atau subsistem-subsiste saling berinteraksi dan
saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau
5
sasaran sistem tersebut dapat tercapai.
Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu (Jogiyanto,
2005) :
1. Komponen Sistem (Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa
suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem
mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan system yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan. Batas sistem menunjukkan ruang lingkup(scope) dari sistem
tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem
dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan
sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan
energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan
dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan
dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan
hidup dari sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi
masukan untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.
Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan
subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)


Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa perawatan (maintenance input) dan masukan
sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input
adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

6
6. Keluaran Sistem (Output)
7. Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
Misalkan untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah
keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan,
sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
8. Pengolahan Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
merubah masukan menjadi keluaran.
9. Sasaran Sistem (Object)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective)
jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
akan berguna. Suatu system dikatakan berhasil bila mengenai sasaran
atau tujuannya. Suatu sistem akan dianalisa dan dirancang oleh satu
tim atau orang disebut Analis Sistem harus. Dalam menganalisa dan
merancang sistem, analisa sistem harus memperhatikan

3 faktor yang menentukan baik buruknya sistem yang mereka rancang.


Faktor-faktor itu adalah :
1. Productivity berkaitan dengan banyaknya sistem baru yang harus
dikembangkan dan waktu yang dibutuhkan dalam rancangan suatu
sistem, karena dewasa ini pemakai sistem meminta yang lebih canggih
dan cepat.
2. Realibility berkaitan dengan error atau kekurangan yang terdapat pada
suatu system yang terbentuk. Dengan kata lain, makin sedikit error
atau kekurangan yang terdapat pada suatu sistem maka akan semakin
baik sistem tersebut.
3. Maintability berkaitan dengan koreksi-koreksi yang dilakukan pada
error yang terdapat pada sistem yang terbentuk, dan juga memodifikasi
terhadap kecepatan dalam pengaksesan sistem itu. Perubahan yang
diminta oleh pemakai sistem itu juga diperhatikan oleh analis sistem
pada saat melaksanakan maintenance system yang dibentuk. Konsep
dasar sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Dari
pengertian dan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa “Sistem
adalah mengandung arti kumpulan, unsur atau komponen yang saling
berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan satu
kesatuan yang saling ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan”.
(Sutabri, 2004).
7
2.2 Mikrokontroller
Mikrokontroler disebut juga MCU (Micro Chip Unit) atau µC adalah salah
satu komponen elektronik atau IC yang memiliki beberapa sifat dan
komponen seperti komputer, yaitu: CPU (Central Processing Unit) atau unit
pemrosesan terpusat, memori kode, memori data, dan I/O (port untuk input
dan output). Mikrokontroler merupakan single chip computers yang dapat
digunakan untuk mengontrol sistem, disamping itu bentuknya yang kecil dan
harganya yang murah sehingga dapat dicangkokkan (embedded) di dalam
berbagai peralatan rumah tangga, kantor, industri atau robot (Ibrahim, 2006).
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau
sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering
disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan sistem
komputer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik,
berbeda dangan PC (Personal Computer) yang memiliki beragam fungsi.
Perbedaan lainnya adalah perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda
antara komputer dengan mikrokontroler.
Microkontroler adalah sebuah system microprocessor dimana didalamnya
sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya
yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh
pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga
kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik
yang membuatnya menurut Winoto (2008:3).
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer yang seluruh atau sebagian
besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single
chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan system computer yang
mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik. (Marindani et al.,
2016)Elemen mikrokontroler tersebut diantaranya adalah:

a. Pemroses (processor)
b. Memori,
c. Input dan output

Microcontroller telah banyak digunakan pada berbagai macam peralatan


rumah tangga seperti mesin cuci.Sebagai pengendali sederhana,
microcontroller telah banyak digunakan dalam dunia medik, pengaturan lalu
lintas, dan masih banyak lagi. Contoh alat ini diantaranya adalah komputer
yang digunakan pada mobil untuk mengatur kestabilan mesin, alat untuk
pengatur lampu lalu lintas.

8
Secara teknis hanya ada 2 microkontroler yaitu RISC dan CISC, dan masing-
masing mempunyai keturunan / keluarga sendiri-sendiri. RISC kependekan
dari Reduced Instruction Set Computer : instruksi terbatas tapi memiliki
fasilitas yang lebih banyak, CISC kependekan dari Complex Instruction Set
Computer : instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas
secukupnya. Jenis mikrokontroler ada banyak yaitu keluarga Motorola
dengan seri 68xx, keluarga MCS51 yang diproduksi Atmel, Philip, Dallas,
keluarga PIC dari Microchip, Renesas, Zilog. Masing - masing keluarga juga
masih terbagi dalam beberapa tipeMasing - Masing orang berbeda dalam hal
kemudahan mempelajari mikrokontroler. Jika terbiasa dengan bahasa
pemrograman BASIC maka dapat menggunakan mikrokontroler BASIC
Stamp, jika dengan bahasa pemrograman JAVA dapat menggunakan Jstamp,
jika dengan bahasa pemrograman C++ dapat memanfaatkan keluarga
MCS51 dan masih banyak lagi. Mikrokontroler mempunyai ruang alamat
tersendiri yang disebut memori. Memori dalam mikrokontroler terdiri atas
memori program dan memori data dimana keduanya terpisah, yang
memungkinkan pengaksesan data memori dan pengalamatan 8 bit, sehingga
dapat langsung disimpan dan dimanipulasi oleh mikrokontroler dengan
kapasitas akses 8 bit. Program memori tersebut bersifat hanya dapat dibaca
(ROM/EPROM). Sedangkan untuk data memori kita dapat menggunakan
memori eksternal.
2.3 Internet Of Things (IOT)
Internet untuk Segala (bahasa Inggris: Internet of Things, atau dikenal juga
dengan singkatan IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara
terusmenerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan
sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan
pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang
semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang
tertanam dan selalu aktif.(Prihatmoko, 2016) Pada dasarnya, IoT mengacu
pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi
virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya
disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui
Auto-ID Center di MIT.(Vinola & Rakhman, 2020) Menurut Fawzi Behmann
dan Kwok Wu : Internet of Thing atau IoT adalah sebuah istilah yang
dimaksudkan dalam penggunaan internet yang lebih besar , mengadopsi
komputasi yang bersifat mobile dan konektivitas kemudian menggabungkanya
kedalam kesehari-harian dalam kehidupan kita. IoT berkaitan dengan DoT (
Disruption of Things ) dan sebagai pengantar perubahan atau transformasi
penggunaan internet dari sebelumnya Internet of People menjadi Internet of
9
M2M (Maching-to-Machine)(Wafi et al., 2020). Sedangkan C-IoT adalah
singkatan dari Collaborative Internet Of Thing adalah sebuah hubungan dari
dua point solusi menjadi tiga point secara cerdas, sebagai contohnya adalah
iWatch salah satu smartwatch tidak hanya memanage kesehatan dan kebugaran
tetapi juga dapat menyesuaikan suhu ruangan pada AC mobil. Pada model C-
IoT dalam bentuk sederhanya terdiri dari Sensing, Gateway, dan Services.
Pengindraan (Sensing) akan memasukan apa yang di anggap penting, Gateway
akan menambah kecerdasan dan konektifitas untuk tindakan yang akan di
ambil baik tingkatan lokal atau menyampaikan informasinya ke Cloud level,
sedangkan Services akan menangkap informasi dan mercerna, menganalisa,
dan mengembangkan wawasan untuk membantu meningkatan kualitas hidup
atau improve business operation. Adapun ilustrasi dari Internet Of Thing pada
gambar(Zhafira et al., 2018) . (Setiadi & Abdul Muhaemin, 2018) (Chamim,
2010)

Gambar 2.2 Internet Of Things

10
2.4 Arduino IDE
Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang
bersifat open source. Maksud dari platform bahwa Arduino bukan hanya
sebagai alat pengembang, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa
pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih.
IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program,
meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory
microcontroller. Software Arduino dapat di install di beberapa Operating
system diantaranya: Windows, Mac OS, dan Linux.

Gambar 2.3 Arduino Integrated Development Environment

Secara umum, struktur program pada Arduino dibagi menjadi dua bagian yaitu
setup dan loop. Bagian setup adalah bagian yang merupakan area
menempatkan kodekode inisialisasi sistem sebelum masuk ke dalam bagian
loop (body). Secara prinsip, setup merupakan bagian yang dieksekusi hanya
sekali yaitu pada program dimulai (start). Sedangkan bagian loop adalah
bagian yang merupakan inti utama dari program Arduino. Dan bagian ini yang
dieksekusi secara terus menerus.(Ramadhan, 2019)

Gambar 2.4 Struktur ID

11
2.5 NodeMCU
NodeMCU merupakan sebuah open source platform IoT dan pengembangan
kit yang menggunakan bahasa pemrograman Luar untuk membantu dalam
membuat prototype IoT, atau bisa dengan memakai sketch dengan adruino
IDE. Pengembangan kit ini didasarkan pada modul ESP8266, yang
mengintegrasikan GPIO, PWM (Pulse Width Modulation), IIC, 1-Wire dan
ADC (Analog to Digital Converter) semua dalam satu board.(Ashari &
Lidyawati, 2018) GPIO NodeMCU ESP8266 keunikan dari NodeMCU ini
adalah memiliki board yang berukuran sangat kecil yaitu panjang sekitar
4.83cm, lebar 2.54cm dan berat 7 gram. Meskipun memiliki ukuran yang
sangat kecil NodeMCU lihat pada gambar 2.1 sudah memiliki fitur berupa wifi
dan firmwarenya bersifat opensource (Marindani et al., 2016)
NodeMCU berukuran panjang 4.83cm, lebar 2.54cm, dan berat 7 gram. Board
ini sudah dilengkapi dengan fitur WiFi dan Firmwarenya yang bersifat
opensource. Spesifikasi yang dimliki oleh NodeMCU sebagai berikut :
1. Board ini berbasis ESP8266 serial WiFi SoC (Single on Chip) dengan
onboard USB to TTL. Wireless yang digunakan adalah IEE 802.11b/g/n.
2. 2 tantalum capasitor 100 micro farad dan 10 micro farad.
3. 3.3v LDO regulator.
4. Blue led sebagai indikator.
5. Cp2102 usb to UART bridge.
6. Tombol reset, port usb, dan tombol flash.
7. Terdapat 9 GPIO yang di dalamnya ada 3 pin PWM, 1 x ADC Channel,
dan pin RX TX
8. 3 pin ground.
9. S3 dan S2 sebagai pin GPIO
10. S1 MOSI (Master Output Slave Input) yaitu jalur data dari master dan
masuk ke dalam slave, sc cmd/sc.
11. S0 MISO (Master Input Slave Input) yaitu jalur data keluar dari slave dan
masuk ke dalam master.
12. SK yang merupakan SCLK dari master ke slave yang berfungsi sebagai
clock.
13. Pin Vin sebagai masukan tegangan.
14. Built in 32-bit MCU.

12
Gambar 2.5 Pin I /O pada NodeMCU

Adapun penjelasan tentang pin I/O NodeMCU pada gambar di atas adalah
sebagai berikut : (Fajar Wicaksono, 2017)
1. RST : berfungsi mereset modul
2. ADC: Analog Digital Converter. Rentang tegangan masukan 0-1v,
dengan skup nilai digital 0-1024
3. EN: Chip Enable, Active High
4. IO16 :GPIO16, dapat digunakan untuk membangunkan chipset dari
mode deep sleep
5. IO14 : GPIO14; HSPI_CLK
6. IO12 : GPIO12: HSPI_MISO
7. IO13: GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CTS 5
8. VCC: Catu daya 3.3V (VDD)
9. CS0 :Chip selection
10. MISO : Slave output, Main input
11. IO9 : GPIO9
12. IO10 GBIO10
13. MOSI: Main output slave input
14. SCLK: Clock
15. GND: Ground
13
16. IO15: GPIO15; MTDO; HSPICS; UART0_RTS
17. IO2 : GPIO2;UART1_TXD
18. IO0 : GPIO0
19. IO4 : GPIO4
20. IO5 : GPIO5
21. RXD : UART0_RXD; GPIO3
22. TXD : UART0_TXD; GPIO1

2.6 Sensor Ultrasonic


Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor
ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga
dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan
frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini
menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik). Gelombang ultrasonik
adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000
Hz.(Frima Yudha & Sani, 2019) Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh
telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing,
kelelawar, dan lumba lumba. Bunyi ultrasonik nisa merambat melalui zat
padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat
hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan
tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa. Pada
sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang
disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan
menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika
sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan
menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target.
Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan
memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target
akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu
pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima. Dapat dilihat di
gambar cara kerja sensor ultrasonik 2.2 :

14
Gambar 2.2 Rancangan kerja sensor ultrasonic

Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:


1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu
dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas
20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum
digunakan adalah 40kHz.
2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi
dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka
sinyal tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.
3. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal
tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak
benda dihitung berdasarkan rumus : S = 340.t/2
Dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda
(bidang pantul), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang
oleh transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver. 7
Dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang
pantul), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh
transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver. Sensor
ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi
15
sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat
ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m dengan
akurasi 3mm. Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo.
Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin Trigger untuk
trigger keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal
pantul dari benda.(Puspasari et al., 2019)

Gambar 2.6 Sensro Ultrasonik

2.7 GPS uBlox Neo 6M


Pada penelitian kali ini modul GPS yang digunakan adalah berjenis uBlox Neo
6M, jenis GPS ini cukup dapat diandalkan karena memiliki keakuratan yang
cukup baik dan juga beberapa fitur yang cukup menguntungkan di antaranya
terdapat baterai cadangan data, built-in elektronik kompas, dan built-in antena
keramik untuk menangkap sinyal dengan kuat. Kemudian untuk dapayot
mengkomunikasikan GPS ini dengan Arduino diperlukan sebuah library yang
bernama “TinyGPS++.h”. Bentuk dari modul GPS uBlox Neo 6M (Susilo et
al., 2014)dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini:(Bernando, 2016), (Yetti
Yuniati , Melvi Ulvan, 2016)

16
Gambar 2.7 Modul GPS

2.8 Blynk
Blynk dirancang untuk Internet of Things (IoT). Blynk dapat mengendalikan
perangkat keras dari jarak jauh, bisa menampilkan data sensor, bisa
menyimpan data, mengabadikannya dan melakukan banyak hal keren lainnya.
Ada tiga komponen utama dalam platform: 1. Blynk App: memungkinkan kita
membuat antarmuka yang menakjubkan untuk proyek kita dengan
menggunakan berbagai widget yang disediakan. 2. Blynk Server: bertanggung
jawab atas semua komunikasi antara smartphone dan perangkat keras. Kita
bisa menggunakan Blynk Cloud atau menjalankan server Blynk pribadi secara
lokal. Blynk bersifat open source, bisa dengan mudah menangani ribuan
perangkat dan bahkan bisa diluncurkan di Raspberry Pi. 3. Blynk Libraries:
bisa untuk semua platform perangkat keras yang populer - memungkinkan
komunikasi dengan server dan memproses semua perintah yang masuk dan
keluar. (Hoffman et al., 2020)

17
Gambar 2.8 Alur dari aplikasi blynk

Blynk bekerja melalui Internet. Ini berarti hardware yang kita pilih harus bisa
terhubung ke internet. Beberapa papan, seperti Arduino Uno memerlukan
Ethernet atau Wi-Fi Shield untuk berkomunikasi, sedangkan papan yang lain
sudah mengaktifkan Internet-nya; seperti ESP8266, Raspberri Pi dengan
dongle WiFi, Particle Photon atau SparkFun Blynk Board. Tetapi bahkan jika
Anda tidak memiliki shield, kita dapat menghubungkannya dengan USB ke
laptop atau desktop. Aplikasi Blynk dirancang dengan program antarmuka
yang baik, dapat bekerja pada iOS dan Android. Kita dapat menjalankan
aplikasi Blynk menggunakan perangkat NodeMCU, berikut adalah contoh
script yang digunakan:

18
Halaman ini sengaja di kosongkan

19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Alur Penelitian
Pada perancangan dan implementasi sistem akan dijelaskan tentang
cara kerja sistem yang terdapat dalam garis besar perancangan sistem dan
diikuti dengan penjelasan tentang perancangan dan pembuatan perangkat
keras (hardware) yang terdiri dari rangkaian mekanik dan rangkaian elektrik
yang digunakan pada Sistem Pemantauan Tempat Sampah Berbasis Internet
Of Thing dengan Arduino NodeMCU.

Gambar 3.1 Skema Tahapan Penelitian

20
Berdasarkan skema tahapan penelitian pada gambar 3.1, yang menjelaskan
tahapan penelitian, berikut deskripsi tahapan penelitian yang akan di tampilkan
Tahap Analisis
Pada tahap ini untuk pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan berbagai
bahan - bahan yang di butuhkan pada penelitian ini. Adapun sumber data dari
penelitian ini adalah kajian pustaka pada buku atau website tentang NodeMCU,
mikrocontroler, dan dengan mengamati kondisi beberapa tempat sampah dan
mengamati kondisi bebera tempat sampah dan penanganannya secara langsung.
Penelitian ini juga terkait pada sumber-sumber data online atau internet ataupun
hasil dari penelitian sebelumnya sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
Adapun referensi yang di cari berasal dari jurnal-jurnal terkait yang menjadi
landasan teori dan pemecahan masalah.
1. Tahap Perencangan
Pada tahap ini untuk perancangan system terdapat 2 alur yaitu perancangan system
perangkat keras, Adapun perangkat keras yang akan di rancang yaitu NodeMCU,
sensor Ultrasonic dan Modul GPS GYNEO6MV2. Sedangkan perangkat lunak
yang akan digunakam adalah Arduino IDE, MQTT Cloud dan Microsoft Word
untuk membuat laporan.
2. Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi terdapat alur merancang Monitoring System Garbagae
berbasis Internet Of Things. Menggunakan metode prototype yaitu dengan
merancang Hardware monitoring system garbage berbasis IOT dengan
membangun sesuai Hardware sesuai dengan perancangan yang di buat.
3. Tahap Pengujian
Pada tahap pengujian terdapat alur uji coba sistem, yaitu dengan menguji project
hardware monitoring system garbage berbasis IOT. yang memenuhi sebagaimana
memenuhi kebutuhan kebutuhan masyarakat dan spesifikasi desain. Beberapa
pengujian yang dilakukan yaitu dengan menguji Sensor Ultrasonic HC-SR04.
Pengujian ini untuk menilai dan mengetahui hasil dari sensor ultrasonic HC-SR04.
Terutama dalam hal membaca data jarak yang akan ditentukan. Pengujian
berikutnya adalah pengujian Modul Wifi ESP8266 untuk mengetahui proses
pengiriman data yang dilakukan modul wifi ESP8266, pengujian dilakukan pada
2 tempat berbeda dengna aplikasi blynk sebagai monitoringnya.
4. Tahap Akhir
Pada tahap terakhir ini melakukan dokumntasi implementasi pada project Sistem
pemantauan tempat sampah berbasi Internet Of Things.

21
3.2 Analisis Kebutuhan
3.2.1 Kebutuhan Fungsional
Pada kebutuhan fungsional di project Monitoring System Garbage
berbasis Internet Of Think yang akan dibuat mencakup beberapa proses
dan layanan apa saja yang harus disediakan oleh sistemsebagai berikut :
1. Sistem dapat menampilkan lokasi tempat sampah
2. Sistem dapat menampilkan presentase sampah pada tempat sampah
tersebut
3. Sistem dapat menampilkan dapat memonitoring sampah dari jarak
jauh

3.2.2 Kebutuhan Non Fungsional


Adapun beberapa kebutuhan non fungsional dari di project Monitoring
System Garbage berbasis Internet Of Things yang akan dibuat mencakup
beberapa proses dan layanan apa saja yang harus disediakan oleh
sistemsebagai berikut :
1. Sistem membutuhkan jaringan internet untuk dapat mengakses
system monitoring garbage berbasis internet of things
2. Sistem membutuh tempat sampah untuk sebagai object wadah
penelitian.

3.3 Analisis kebutuhan Perangkat Keras


Sebagai pendukung kelancaran implementasi project Monitoring
System Garbage berbasis Internet Of Think, diperlukan perangkat keras yang
sesuai untuk menjalankan project. Adapun spesifikasi perangkat keras yang
dibutuhkan adalah :
1. RAM minimum 1GB
2. Processor minimum Core i3
3. Monitor
4. Mouse
5. Keyboard
6. Arduino Uno/NodeMCU
7. Modul Gps GYNEO6MV2

22
3.4 Analisis kebutuhan Perangkat Lunak
Sebagai pendukung kelancaran implementasi project Monitoring
System Garbage berbasis Internet Of Thin, diperlukan perangkat keras yang
sesuai untuk menjalankan project. Adapun spesifikasi perangkat keras yang
dibutuhkan adalah :
1. Arduino IDE
2. Blynk
3. MS Word
4. Google Chrome

3.5 Perangcangan Sistem


3.5.1 Flowchart
Flowchart atau bagan alir adalah bagan (chart) yang menunjukkan alur
(flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir
(flowchart) digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk
dokumentasi. Berikut adalah flowchart dari sistem Monitoring Garbage
Berbasis Internet Of Thing:

23
Gambar 3.2 Flowchart
Pada saat sistem dinyalakan, pertama-tama sistem akan melakukan
inisialisasi bagian-bagian dalam sistem monitoring garbage berbasis IOT
tersebut. Setelah itu maka sistem mengecek status tempat sampah apakah
telah penuh atau tidak. Apabila tempat sampah penuh maka sistem akan
memasukkan data tempat sampah untuk dikirimkan ke web server. Proses
selanjutnya adalah sampah yang telah penuh akan mengirim notifikasi pada
aplikasi. System juga bias mengirim lokasi tempat sampah melalui map yang
telah di sediakan oleh aplikasi blynk.

24
3.5.2 Blok Diagram
Untuk Menjelaskan perancangan system yang dilakukan system yang
dilakukan dalam penelitian monitoring system garbage berbasis internet
of things. Dengan berupa system pemantauan tempat sampah. Secara
umum digambarkan oleh blok diagram perancangan monitoring system
garbage berbasis internet of thing sebagai berikut.

Gambar 3.3 Skema Tahapan Penelitian


Sensor yang digunakan untuk penuh atau tidaknya sebuah tempat
sampah yaitu dengan teempat sampah yaitu dengan sensor jarak. Adapun
sensor jarak menggunakan sensor Ultrasonic HC- SR04. Output dari sensor
jarak berupa informasi yang selanjutnya diolah oleh NodeMCU Esp 8266
untuk selanjutnya dikirim ke smartphone. Kemudaian petugas kebersihan
menangani tempat sampah yang penuh tersebut. Sesuai dengan hasil
pemantauan dari system. Adapun rancangan diagram blok monitoring
system garbage berbasis internet of things yang akan dibuat adalah sebagai
berikut seperti Gambar 3.2.
Adapun gambar diatas diketahui bahwa secara keseluruhan
monitoring system garbage berbasis internet of things mempunyai keluaran
25
berupa informasi yang dikirimkan ke smssssartphone melalui aplikasi
Blynk. Sumber daya yang digunakan pada microcontroller adalah adapter
dengan tegangan 5 volt. Adapun output pada microcontroller NodeMCU
Esp 8266 berupa sensor jarak sebagai pengukuran penuh atau tidaknya
tempat sampah, serat modul GPS sebagai penentu lokasi pada tempat
sampah tersebut.

3.5.3 Diagram Mekanik


Diagram mekanis adalah diagram dimana menggambarkan bentuk
fisik dari alat yang akan dibuat. Gambar 3.3 menujukkan diagram
mekanik pembuatan tampak depssan dan samping kanan.

Gambar 3.4 Diagram Mekanik

Pada gambar Gambar 3.4 menunjukkan alat tampak dari belakang


dan atas . Adapun penjelasan dari Gambar 3.4 sebagai berikut :
1. NodeMCU Esp 8266 Berfungsi sebagai development board yang
mengirim data secara serial yaitu data sensor jarak dan lokasi , , alat ini
membutuhkan komponen yang dapat mengolah data dari masukan yang
akan dikirim ke bagian keluaran.

2. Sensor Ultrasonik merupakan sebuah sensor yang berfungsi utuk


mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya.
26
Cara kerja sensor ini didasarkan dari pemantulan suatu gelombang suara
sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan jarak suatu benda dengan
frekuensi tertentu. Pada proyek akhir ini sensor ultrasonik berfungsi
sebagai sensor jarak sebagai volume tempat sampah.

3. Sensor GPS uBlox Neo 6M merupakan sebuah module gps yang di


gunakan untuk menentukan lokasi tempat sampah
3.5.4 Skema Rangkaian Sensor Ultrasonic
Sensor jarak ultrasonic HC-SR04 berfungsi untuk mendeteksi
objek yang mendekat. Adapun sensor ultrasonic HC-SR04 ini di
tempatkan pada bagian atap tempat sampah. Sensor ini memiliki 4
buah masukan yang terdiri dari 1 buah power supply sebesar 5 volt
untuk mengaktifkan sensor, ground dan 2 pin output dari sensor
tersebut. Pin outpu dari sensor dihubungkan dengan microcontroller
Arduino uno, pada pin yang telah di tentukan untuk echo sebagai
penangkal sinyal pantul dari suatu objek.

Gambar 3.5 Skema Rangkaian Sensor Ultrasonic


Untuk rangkaian sensor ultrasonic dengan nodemcu menggunakan 4
kabel pada kabel no 2 untuk trigger yang di hubungkan dengan DO
sebabagai GPIO 16. Kabel no untuk pin out Echo yang di hubungkan pada
D1 sebagai GPIO5. Kabel no 4 untuk ground yang di di hubungan dengan
GND dan kabel no 1 untuk VCC yang dihubungkan dengan pin I/O 3V3
pada node MCU

27
Tabel 3.1 Pint I/O nodeMCU ke Sensor Ultrasonik
NodeMCU Sensor Ultrasonic
D0 Trigger
D1 Echo
3v3 VCC
GND GND

3.5.5 Skema Rangkaian GPS


` Module GPS GY-NEO6MV3 berfungsi untuk mendeteksi
lokasi dengan menangkap dan memproses sinyal dari satelit
navigasi. Yang sama diletakan pada atap tempat sampah. ensor
ini memiliki 4 buah masukan yang terdiri dari 1 buah power
supply sebesar 5 volt untuk mengaktifkan sensor, ground dan 2
pin output dari module tersebut. Pin output dari module
dihubungkan dengan microkontroller nodeMCU, pada pin yang
telah di tentukan untuk echo sebagai penangkal sinyal dari
satelit navigasi.

Gambar 3.6 Skema Rangkaian Sensor GPS GY NEO6 V3

28
222
Untuk rangkaian Modul GPS dengan nodemcu menggunakan 4 kabel
pada kabel no 1 untuk Rx-1 yang di hubungkan dengan D8 sebabagai
GPIO 15. Kabel no 2 untuk pin out Tx-0 yang di hubungkan pada D7
sebagai GPIO13. Kabel no 3 untuk ground yang di di hubungan dengan
GND dan kabel no 4 untuk VCC yang dihubungkan dengan pin I/O 3V3
pada node MCU

Tabel 3.2 Pint I/O nodeMCU ke Module GPS GY-NEO6MV2


NodeMCU Module GPS GY-NEO6MV3
D8 Rx-1
D7 Tx-0
3v3 VCC
GND GND

3.5.6 Skema Rangkaian Keseluruhan


Adapun Penjelas pada skema rangkaian Keseluruhan monitoring
Garbage Berbasis Internet Of Thing sebagai Berikut :

Gambar 3.7 Skema Rangkaian Keseluruhan Alat

Pada rangkaian di gambar 3.7 si jelaskan bahwa pada pin out nodeMCU ground
29
men jadi 2 untuk sensor ultrasonic dan modul GPS dengan rangkaian pararel.
begitu pun dengan pin I/O 3v3 juga menjadi 2 untuk pin VCC sensor Ultrasonik
dan Modul GPS dengan rangkaian pararel adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Pint I/O nodeMCU ke Module GPS GY-NEO6MV2
Pin NodeMCU Warba Kabel Module GPS
D8 Kuning Rx-1
D7 Hitam Tx-0
3v3 Biru VCC
GND Merah GND
Tabel 3.4 Pint I/O nodeMCU ke Sensor Ultrasonic
Pin NodeMCU Warba Kabel Sensor Ultrasonic
D0 Orange Trigger
D1 Hijau Echo
3v3 Biru VCC
GND Merah GND
3.5.7 Perancangan pada Arduino IDE
Dalam pembuatan proyek akhir ini membutuhkan beberapa perangkat
lunak untuk Sistem Monitoring Garbage Berbasis Internet of Things (IoT).
Arduino IDE (Integrated Deveopment Environmet) adalah software yang telah
disiapkan oleh arduino bagi para perancang untuk melakukan berbagai proses
yang berkaitan dengan pemrograman arduino. Arduino IDE ini juga sudah
mendukung berbagai sistem operasi populer saat ini seperti Windows, Mac,
dan Linux. Berikut merupakan tampilan jendela kerja Arduino IDE yang dapat
dilihat pada gambar 3.8

30
Gambar 3.8 Arduino IDE

31
3.5.8 Mock Up
Pada perancangan mock up di jelaskasn untuk frame no 1 yaitu
tentang tampilan monitoring garbage dengan widget superchart. Untuk
frame no 2 di jelaskan tentang voume tempat sampah yang menggunakan
widget labelled value, untuk frame no 3 dijelaskan menampilkan
notifikasi volume tempat samp[ah jika sudah penuh. Unutk frame no 4
yaitu menjelaskan tentang map pada lokasi tempat sampah tersebut.

Gambar 3.9 Mock Up dari Aplikasi Blynk

32
3.5.9 Perancangan pada aplikasi Blynk
1. Membuka dan mendaftar aplikasi pada blink

Pada Gambar 3.10 Tampilan awal Blynk ada beberapa pilihan untuk
log in, yaitu log in dengan gmail atau facebook untuk mengirim kode auth
token. Pada langkah ini memakai log in ke gmail untuk konektivitas
aplikasi blynk.

Gambar 3.10 Tampilan Awal Aplikasi Blynk

33
2. Penerapan New Project setelah Login

Pada pada penerapan setelah login adalah new project untuk


membuat project baru. Pada setelah penerapan ini akan mengisi judul
pada project. untuk penerapan new project seperti pada gambar 3.11
sebagai berikut.

Gambar 3.11 Tampilan setelah Login

34
3. Mengiisi judul pada project
Untuk form pengisian judul di isi sesuai dengan project yang dibuat.
Pada choose device menggunakan ESP8266 karena menggunakan
microcontroller nodeMCU esp8266. Pada theme menggunakan Light
pada monitoring gargabe 1 dan dark untuk monitoring garbage 2.

Gambar 3.12 Create new Project


35
4. Kode Auth Token di kirim ke email
Untuk Kode auth token untuk menghubungkan antara Aplikasi Blynk
dengan Arduino IDE akan dikirim ke email.

Gambar 3.13 Tampilan kode auth telah dikirim ke email

36
5. Menambah widget pada blynk
Pada penambahan widget membutuhkan energy yang yang akan di
gunaka. Pada penambahan widget akan menambahakan 4 widget berbeda
dengan pin virytual yang berbeda.

Gambar 3.14 Tampilan Menambah Widget

37
6. Tampilan Widget
Widget yang di gunakan pada project ini yaitu super chart dan
label velau sebagai monitoring ketinggihan tempat sampah, dengan input
pin V6 dan dengan jarak max 30 cm. dan widget map dengan input pin
V1 sebagai menentukan lokasi tempat sampah tersebut.

Gambar 3.15 Tampilan Widget

38
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGJUIAN
4.1 Implementasi
4.1.1 Pembuatan Perangkat Keras
Perakitan dimulai dengan membuat desain rangkaian elektronik dari
hardware yang akan digunakan. Alat ini menggunakan sensor ultrasonic HC-
SR04 sebagai input untuk membaca jarak pada tempat sampah. Pin D0 dan D1
pada NodeMCU digunakan untuk mengambil data digital dari sensor
ultrasonic HC-SR04 melalui pin output sensor ultrasonic HC-SR04. Untuk
untuk memnentukan letak tempat sampah menggunakan sensor GPS GY
NEO6 V3. pin D7 dan D8 NodeMCU digunakan untuk mengambil data digital
dari sensor GPS GY NEO6 V3 melalui pin output sensor GPS GY NEO6 V3

4.1.2 Realisasi pada perancangan


Pada gambar 4.1 ini adalah realisasi pada perancangan monitoring
sistem garbage berbasis IOT, pada perancangan menggunakan PCB
matrix dan kabel jumper 0,5 untuk penghubung antara sensor dengan
nodeMCU, untuk daya listrik menggunakan adaptor charger HP, dengan
disambungkan dengan kabel USB. Adapter charger HP bias diganti
dengan power bank sebagai daya.

Gambar 4.1 Rangkaian Perangkat keras

39
4.1.3 Pemasangan alat pada tempat sampah
Tempat sampah yang dibuat berukuran 25 x 25 x 40 cm dengan skala
perbandingan 1:40 dari ukuran sebenarnya. Tempat sampah yang terlihat pada
Gambar 4.2 ini terbuat dari bahan plastic dan mimiliki pintu hanya di depan
saja. Penempatan sensor ultrasonic di atas tempat sampat. Untuk hardware
lainnya di tempatkan pada belakang tempat sampah dengan di modif dengan
box plastic buat makanan..

Gambar 4.2 Posisi tempat sampah dari belakang


40
4.1.4 Penampilan tempat sampah dari depan
Pada tampilan depan tempat menggambar kan pintu pada tempat
sampah. Pintu pada tempat sampah menggunakan 1 pintu saja agar tidak
berpengaruh terhadap sensor jarak

Gambar 4.3 Posisi tempat sampah dari depan

41
4.1.5 Penampilan tempat sampah dari dalam
Pada penampilan tempat sampah dari dalam, terdapat sensor
ultrasonic yang menghadap ke bawah untuk mendeteksi tinggi dan
volume tempat sampah tersebut.

Gambar 4.4 Posisi tempat sampah dari delam

42
Untuk pemasangan hardware maka di taruh pada belakang tempat
sampah. Hardware di rancang dengan pcb matrix sebagai pengganti
whitebroad. Untuk merekatkannya menggunakan sekrup dan lem tembak tutup
makan sebagai alasnya.

Gambar 4.5 hardware di pasang ke tempat sampa

43
4.2 Tahap Pengujian Komponen Tunggal
4.2.1 Pengujian NodeMCU
Pada pengujian mikrokontroler Arduino ini dapat di uji dengan menggunakan
program sederhana yang akan dilakukan dengan software arduino IDE.
Pengujian ini untuk memastikan apakah mikrokontroller Arduino masih
berfungsi dengan baik. Program yang paling sederhana adalah dengan
menyalakan lampu LED berwarna biru dari NodeMCU, berikut program
pengujian mikrokontroller NodeMCU.

Gambar 4.6 Sketch Code Pengujian Arduino IDE dengan NodeMCU

44
Pada gambar 4.7 dan 4.8 menunjukkan bahwa pengujian NodeMCU
dengan menyalakan lampu bawaan telah berhasil dengan hal ini dapat
disimpulkan bahwa NodeMCU berjalan dengan baik. Pada gambar 4.7 lampu
belum menyala di tandakan bahwa nodeMCU belum terkoneksi.

Gambar 4.7 Lampu bawaan pada nodeMCU Mati

45
Pada gambar 4.8 menunjukkan bahwa pengujian Arduino dengan
menyalakan lampu bawaan telah berhasil dengan hal ini dapat disimpulkan
bahwa Arduino Uno berjalan dengan baik.

Gambar 4.8 Lampu bawaan pada nodeMCU menyala

46
pada tabel 4.1 pengujian pada nodemcu mendapatkan hasil baik dengan
keterangan lampu LED pada bawaan menyala. Pada pengujian konektivitas pada
wifi mendapatkan hasil baik dengan keterangan terkoneksi dengan wifi.
Tabel 4.1 Pengujian pada NodeMCU
No Pengujian Hasil Keterangan
1. Tegangan NodeMCU Spesifikasi Baik Lampu LED pada
pada datasheet : 3 V bawaan menyala

2. Konektivitas wifi Baik terkoneksi dengan wifi

4.2.2 Pengujian Sensor Ultrasonic HC-SR04


Pada pengujian Sensor Ultrasonic HC-SR04 ini dilakukan untuk menguji
apakah Sensor Ultrasonic HC-SR04 bekerja dengan baik menggunakan
mikrokontroller NodeMCU. Pada pengujian kali ini tegangan yang dibutuhkan
Sensor Ultrasonic HC-SR04 sebesar 5V.

Gambar 4.9 Sketch Code Pengujian Sensor UltrasonicHC-SR04

47
Pada gambar 4.9 dilakukan pengetesan dengan cara menaruh telapak tangan
didepan UltrasonicHC-SR04 hal ini digunakan untuk mengetahui apakah
UltrasonicHC-SR04 dapat bekerja dengan baik atau tidak. UltrasonicHC-
SR04 juga dapat diatur sensitivitas dan delaynya.

Gambar 4.10 Pengujian Sensor UltrasonicHC-SR04

48
Pada gambar 4.10 Serial Monitor menunjukkan bahwa sensor mendeteksi
gerakan hal ini karena sensor UltrasonicHC-SR04 mendeteksi adanya benda
yang ada di depannya.

Gambar 4.11 Hasil Pengujian Sensor Ultrasonic HC-SR04

49
4.2.3 Pengujian Modul GPS U-Blox NEO 6M
Pada pengujian Modul GPS U-Blox NEO 6M ini dilakukan untuk
menguji apakah Sensor Modul GPS U-Blox NEO 6M bekerja dengan baik
menggunakan mikrokontroller NodeMCU. Pada pengujian kali ini tegangan
yang dibutuhkan Sensor Ultrasonic HC-SR04 sebesar 5V.

Gambar 4.12 Sketch Code Pengujian Modul GPS U-Blox NEO 6M

50
4.2.4 Pengujian koneksi antara NodeMCU dengan Aplikasi Blynk
Pada pengujian koneksi antara NodeMCU dengan Aplikasi blynk ini
dilakukan untuk menguji apakah aplikasi blynk bekerja dengan baik
menggunakan mikrokontroller NodeMCU. Pada pengujian kali ini dibutuhkan
jaringan wifi untuk mengkoneksikan antara nodeMCU dan Blnyk dengan
menggunakan Kode Auth Token yang di kirim melalui email.

Gambar 4.13 Sketch Code Pengujian dengan Aplikasi Blynk


Kode auth token di kirim melalui e mail yang terdaftar pada login di awal
perancangan aplikasi blynk seperti Pada gambar 4.14 menjelaskan bahwa.

51
Gambar 4.14 Kode Auth Token dikirim melalui E-mail

Pada gambar 4.15 6 Serial Monitor menunjukkan bahwa nodeMCU


telah terkoneksi dengan aplikasi blink.

Gambar 4.15 Hasil Pengujian


52
4.3 Tahap Pengujian sensor Ultrasonic dengan Aplikasi Blynk
1. Hasil pengukuran jarak
Pada pengujian selama 15 menit tinggi sampah mencapai 8 cm, sempat
terjadi data loss karena pada sensor mendeteksi ada gerakan pada jarak 13 cm.

2.
Gambar 4.16 Hasil dari pengujian selama 15 menit
Pada pengujian 30 menit tinggih sampah mencapi 11 cm, pada
pengujian selama 30 menit sensor ultrasonic masih terjadi data yang los
mencapai 14 cm.

Gambar 4.17 Hasil dari pengujian selama 30 menit


Pada pengujian selama 1 jam sampah mencapi 22 cm. maka
aplikasi blynk akan mengirim notif bahwa tempat sampah hampir penuh
seperti contoh pada gambar 4.18.

53
Gambar 4.18 Hasil dari pengujian selama 1 jam
Pada gambar 4.19 menujukan bahwa ketita tinggi mencapai 22 cm
maka akan mengirim notifikasi “volume tempat sampah hampir penuh”.

Gambar 4.19 Muncul Notifikasi tempat sampah hampir penuh

54
Pada pengujian selama 1 jam sampah mencapi 30 cm. maka aplikasi blynk
akan mengirim notif bahwa tempat sampah Sudah penuh seperti contoh pada
gambar 4.20.

Gambar 4.20 Hasil dari pengujian selama 3 jam


Pengujian komunikasi dilakukan dengan melakukan pengiriman data
secara berkala yaitu 15 menit, 30 menit, 1 jam, dan 6 jam. Pengamatan dalam
pengujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi blynk dengan widget
Superchart. Dengan tinggi sampah max 30, pada ketinggoihan lebih 21 cm maka
akan mengiri notif “VOLUME TEMPAT SAMPAH HAMPIR TERISI PENUH”
dan pada ketinggihan 30 cm maka akan mengirim notif “VOLUME TEMPAT
SAMPAH SUDAH PENUH”Dari hasil pengujian maka di dapatkan hasil seperti
pada Tabel 4.2

55
Gambar 4.21 Muncul Notifikasi Tempat sampah sudah penuh
Pada pengujian di atas di mulai pada pukul 08.30 wib dengan tempat
sampah yang di taruh pada 2 tempat yang berbeda.

Tabel 4.2 Pengujian jarak pada aplikasi blink dengan widget Superchart
Waktu Tempat Sampah 1 Tempat Sampah 2
Tanggal
pemantauan Jarak Status Jarak Status
Belum Belum
27-12-2020 08.30 WIB 0 cm 0 cm
penuh penuh
Belum Belum
27-12-2020 08.45 WIB 10 cm 8 cm
penuh penuh
Belum Belum
27-12-2020 09.00 WIB 11 cm 11 cm
penuh penuh
Hampir Hampir
27-12-2020 09.30 WIB 25 cm 22 cm
penuh penuh
27-12-2020 11.30 WIB 30 cm Penuh 30 cm Penuh
*) Keterangan Status Tempat Sampah : di bawah 20 cm maka dapat
diisi belum penuh, diatas 21 cm Hampir penuh dan 30 cm dapat diisi
Penuh

3. Table pengukuran manual dan dengan sensor ultra sonic


Dari hasil penelitian pengukuran jarak, maka didapatkan tabel hasil uji
coba pengukuran jarak dengan variasi jarak dari 10 cm – 100 cm, hasil
percobaannya, yaitu :

Tabel 4.3 Pengujian jarak pada aplikasi blink dengsn pengukuran manual
Pengukuran Manual Pengukuran Sensor
10 cm 11 cm
20 cm 20 cm
30 cm 33 cm
40 cm 43 cm
50 cm 52 cm
60 cm 61 cm
70 cm 69 cm
80 cm 77 cm
90 cm 88 cm
100 cm 100 cm

56
Dari hasil tabel diatas, didapatkan hasil bahwa sensor mampu mengukur
sampai jarak 100 cm yang artinya sensor mampu mengukur sampai jarak 1
meter, untuk mendapatkan hasil persentase error, maka digunakan rumus
sebagai berikut :

Tabel 4.4 perhitungan relatifitas error

Pengukuran Manual Pengukuran Sensor Relatifitas Error


10 cm 11 cm -0,1 %
20 cm 20 cm 0%
30 cm 33 cm -0,1 %
40 cm 43 cm -0,075 %
50 cm 52 cm -0,04 %
60 cm 61 cm 0,016 %
70 cm 69 cm 0,014 %
80 cm 77 cm 0,037 %
90 cm 88 cm 0,02 %
100 cm 100 cm 0%

Hasil dari relatifitas error seluruh jarak tidak menyentuh angka 1 %.


Hanya terjadi perbedaan beberapa cm antara pengujian manual dan pengujian
jarak secara sensor, perbedaan paling jauh yaitu 3 cm dari jarak manual, yang
berarti pengujian pengukuran secara sensor mendekati jarak yang sesungguhnya.
Namun, hasil jarak yang terdeteksi oleh sensor, dapat berbeda-beda sesuai dengan
bentuk media yang terdeteksi oleh sensor ultrasonic itu sendiri. Dari seluruh
percobaan, sensor dapat membaca jarak sejauh 100 cm, sedangkan untuk range
sensor ultrasonic sendiri bisa mencapai 400 m. Selain dipengaruhi oleh bentuk
media, pengukuran secara sensor juga dipengaruhi oleh berbagai hal. Sensor
Ultrasonik bekerja dengan cara pemancar (transmitter) mengirimkan seberkas
gelombang ultrasonik, lalu diukur berapa waktu yang dibutuhkan hingga
datangnya pantulan dari obyek. Lamanya waktu ini sebanding dengan dua kali
jarak sensor dengan obyek.

57
4.4 Tahap Pengujian Modul GPS U-Blox Dengan Aplikasi Blynk
Pada pengujian ini di lakukan Jl. Bulak Cumpat Utara 4 51-63, Bulak,
Kec. Bulak, Kota SBY, Jawa Timur 60124 koordinat -7.229179,112.779132
dengan tiitk berwarna hitam sebagai tanda lokasi tempat sampah. Dan titik
hijau sebagai titik gps device HP. Adapun pengujian dapat di jelas kan
sebagai berikut :

Gambar 4.22 Pengujian modul GPS dengan aplikasi Blynk

58
Pada table 4.5 menjelaskan lokasi gps dan koodinat di dua tempat
berbeda, yang pertama di lokasi Jl. Bulak Cumpat Utara 4 51-63, Bulak,
Kec. Bulak, Kota SBY, Jawa Timur 6012, yang ke kedua di lokasi Jl.
Kalilom Lor Indah, Bulak, Kec. Bulak, Kota SBY, Jawa Timur 60134

Tabel 4.5 Pengujian modul GPS dengan aplikasi Blynk


Device Lokasi Koordinat
Modul GPS Jl. Bulak Cumpat Utara 4 51- 7°13'46.1"S 112°46'44.1"E
63, Bulak, Kec. Bulak, Kota
SBY, Jawa Timur 60124
Android Jl. Bulak Cumpat Utara 4 51- 7°13'46.1"S 112°46'44.1"E
63, Bulak, Kec. Bulak, Kota
SBY, Jawa Timur 60124
Modul GPS Jl. Kalilom Lor Indah, 7°13'44.7"S 112°46'43.7"E
Bulak, Kec. Bulak, Kota
SBY, Jawa Timur 60134
Android Jl. Kalilom Lor Indah, 7°13'45.3"S 112°46'43.8"E
Bulak, Kec. Bulak, Kota
SBY, Jawa Timur 60134

Pada pengujian diatas terjadi perbedaan perbedaan koordinat namun di


tempat yang sama dikarenakan cuaca mendung maka keakurantan gps
berbeda sekitar 5 meter.

4.5 Pengujian pada tempat sampah yang berbeda


Pada pengujian ini menggunakan 3 tempat sampah berbeda dengan
kategori ukuran kecil, sedang dan besar. Ukuran tempat sampah dengan
rumusan PxLxT (Panjang x Lebar x Tinggi). Adapun pengujian sebagai
berikut.

Tabel 4.5 Pengujian modul GPS dengan aplikasi Blynk


Kategori Ukuran Status Tinggi Volume Keterangan
Kecil 20 x15x 20 Baik 20 cm Penuh Berhasil
Sedang 25x25x40 Baik 40 cm Penuh Berhasil
Besar 40x40x100 Baik 99 cm Penuh Berhasil

59
Pada gambar (1) di jelas kan bahwa itu adalah tempat sampah kategori
kecil dengan ukuran 20x15x20. Untuk gambar (2) jelas kan bahwa itu adalah
tempat sampah kategori kecil dengan ukuran 25x25x40. Untuk gambar (2) jelas
kan bahwa itu adalah tempat sampah kategori kecil dengan ukuran 40x40x100.

(1) (2)

(3)

60
4.6 Pengujian Fungsional dan Non-Fungsional
Pengujian fungsional pada table 4.6 dilakukan untuk memastikan
semua kebutuhan yang ada telah terpenuhi dalam sistem. Dengan begitu
fungsinya adalah untuk dilaksanakan sistem pada Monitoring Sistem
Garbage Berbasis Internet Of Things. Pengujian fungsional hanya fokus pada
hasil dari proses.

Tabel 4.6 Pengujian fungsional Monitoring Sistem Garbage Berbasis IOT


NO Parameter Uji Status Keterangan
1 Masuk ke dalam Aplikasi Valid Aplikasi terbuka, namun
Blynk belum terkoneksi
dengan NodeMCU
2 Konektifitas nodeMCU Valid NodeMCU sudah
connect dengan wifi.
3 Sensor Ultrasonik valid Sensor ultrasonic
mendekteksi objek mendeteksi adanya
objek yang mendekat
4 Sensor ultrasonic Valid Blink akan Mengirim
mendeteksi object pada Notif tempat sampah
jarak 23 cm (Tempat hampir penuh
sampah berukuran 30cm)
5 Sensor ultrasonic Valid Blink akan Mengirim
mendeteksi object pada Notif tempat sampah
jarak 30 cm (Tempat sudah penuh
sampah berukuran 30cm)
6 Modul GPS mentracking Valid GPS menentukan titik
lokasi yang dikirim oleh
modul GPS

Pengujian non-fungsional pada tabel 4.7 menunjukan besaran waktu


yang diperlukan untuk memulai sebuah proses didalam sistem Monitoring
Garbage Berbasis Internet Of Things. Nilai tersebut dapat berubah
bergantung pada koneksi internet yang digunakan untuk mengontrol alat.
Hasil Rata-Rata yang diperoleh untuk pengujian Non-fungsional adalah ±
5.75 detik.

Tabel 4.7 Pengujian fungsional Monitoring Sistem Garbage Berbasis IOT

61
No Parameter Value

Waktu Pembukaan Aplikasi ± 5 detik


1
NodeMCU terkoneksi dengan wifi ± 8 detik
2
Sensor ultrasonic mendekteksi adanya ± 2 detik
3
benda
Modul GPS menentukan titik Lokasi ± 8 detik
4
± 5.75 detik
Rata-Rata

Pada table 4.8 merupakan rekap data pemantauan kapasitas tempat


sampah dengan aplikasi blynk. Pengujian di lakukan selama 2 minggu,
dilakukan di 2 lokasi yang berbeda. Untuk tempat sampah pertama di
lakukan di Jl. Bulak Cumpat Utara 4 51-63, Bulak, Kec. Bulak, Kota SBY,
Jawa Timur 60124. Untuk tempat sampah ke dua di lakukan di Jl. Kalilom
Lor Indah, Bulak, Kec. Bulak, Kota SBY, Jawa Timur 60134. waktu pengujian
dilakukan dengan waktu yang acak.
Tabel 4.8 Rekap data pemantauan kapasitas sampah dengan aplikasi Blynk

Tempat Tempat
Sampah 1 Sampah 2
Tanggal Waktu Volume Volume
Tinggi Notif Tinggi Notif

14/12/2020 16:19 29 cm 97% Hampir 30 cm 100% Penuh

15/12/2020 18:00 30 cm 100% Penuh 30 cm 100% Penuh

16/12/2020 15:20 20 cm 67% - 29 cm 97% Hampir

17/12/2020 16:00 28 cm 93% Hampir 26 cm 87% Hampir

18/12/2020 12:00 15 cm 50% - 10 cm 33% -

19/12/2020 16:30 22 cm 73% Hampir 23 cm 77% Hampir

20/12/2020 14:19 25 cm 83% Hampir 24 cm 80% Hampir

62
21/12/2020 15:20 30 cm 100% Penuh 25 cm 83% Hampir

22/12/2020 13:00 18 cm 60% - 30 cm 100% Penuh


20 cm 67%
23/12/2020 14:30 67% - 20 cm Hampir
30 cm 83% Hampir
24/12/2020 16:00 100% Penuh 25 cm
25 cm 100%
25/12/2020 16:25 83% Hampir 30 cm Penuh
30 cm 83% Hampir
26/12/2020 16:35 100% Penuh 25 cm
28 cm 100%
27/12/2020 18:19 93% Hampir 30 cm Penuh

4.7 Pengujian Usabilitas dengan system Usability Scale


Pengujian usabilitas dilakukan dengan pengumpulan responden dengan
memberi kuesioner tertulis untuk memberikan respon. Bahan pengujian
yang dijadikan sumber data pada penelitian adalah data primer dan
sekunder. Data primer berupa hasil kuisioner dari responden yang
digunakan dalam pengukuran user usability pada sistem Monitoring
Garbage berbasis Internet Of Things. Sementara itu data sekunder berupa
literatur dan dokumen legal formal yang berkaitan dengan System Usability
Scale serta data analisis deskriptif. Berikut adalah kebutuhan analisis
usabilitas pada hardware monitoring garbage berbasis IOT :

A. Responden
Responden pengujian usability testing pada penelitian ini yaitu
pengguna pemula dan pengguna mahir. Berdasarkan jumlah responden,
diambil sampel 30 orang. Instrumen penelitian yang digunakan pada
SUS yaitu berisi butir-butir pernyataan yang dapat merepresentasikan
alat dengan 5 (lima) skala seperti pada table berikut :

63
Gambar 4.23 Lembar kuisioner untuk responden
Pada table 4.9 adalah hsil perhitungan dari SUS yang di lakukan
Berdasarkan jumlah responden, diambil sampel 30 orang dengan
penilaian rata2 dengan skor 70,42.

B. Hasil Kuisioner
Tabel 4.9 hasil perhitungan dari SUS
Nilai
Responden Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Jumlah (Jumlah
x 2.5)
R1 1 4 3 3 4 4 3 3 3 3 31 77,5
R2 3 3 3 1 3 2 4 4 3 3 28 70
R3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 30 75
R4 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 30 75
R5 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 30 75
R6 3 3 2 2 4 3 3 2 3 4 29 72,5
R7 3 2 4 3 4 3 2 3 2 4 30 75
R8 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 25 62,5
R9 3 2 4 3 2 2 2 1 3 2 24 60
R10 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 31 77,5
R11 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 26 65
R12 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 31 77,5
R13 2 1 3 2 3 2 4 3 2 2 24 60
R14 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 26 65
64
R15 3 3 3 1 3 2 4 4 3 3 29 72,5
R16 3 3 3 2 1 4 3 2 4 2 27 67,5
R17 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 26 65
R18 2 4 3 2 4 2 3 2 2 3 27 67,5
R19 3 3 3 1 3 2 4 4 3 3 29 72,5
R20 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 29 72,5
R21 3 2 1 3 2 3 2 3 2 3 24 60
R22 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 28 70
R23 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 29 72,5
R24 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 28 70
R25 3 3 3 1 3 2 4 4 3 3 29 72,5
R26 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 30 75
R27 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 29 72,5
R28 3 2 3 4 2 3 2 3 3 2 27 67,5
R29 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 29 72,5
R30 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 30 75
Jumlah 2112,5
rata2 Skor SUS 70,42

(Prihatmoko, 2018), (Monitoring & Peringatan, n.d.)(Bowo et al., 2019)

65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa:

1. Penelitian ini menghasilkan Alat Monitoring system Garbage Berbasis


Internet Of Things (IOT), yang dapat berfungsi sebagai Pemantauan
tempat sampah dan menentukan lokasi tempat sampah.
2. Proses Pemantauan tempat sampah pada sistem ini ditunjang dengan
adanya arus listrik yang sesuai dengan tegangan microkontroler.
Apabila tegangan tidak sesuai maka alat sangat rentan untuk rusak.
3. Proses Penentuan titik lokasi yang di kirim oleh modul GPS harus di
luar rungan. Apabila di dalam ruangan maka GPS tidak akurat. Bahkan
tidak dapat berfungsi
4. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan di 2 tempat berbeda dengan
menggunakan 2 alat pemantauan tempat sampah. Didapatkan hasil
pengujian sebagai Hasil dari relatifitas error seluruh jarak tidak
menyentuh angka 1 %. Hanya terjadi perbedaan beberapa cm antara
pengujian manual dan pengujian jarak secara sensor, perbedaan paling
jauh yaitu 3 cm dari jarak manual.
5. Cuaca dan lokasi di tempat terbuka sangat berpengaruh terhadap
Akurasi pada GPS.
6. Alat ini membutuh kan internet sebagai konektivitas microkontroller
dengan aplikasi blynk.

66
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, aplikasi ini masih
memiliki beberapa kekurangan. Sehingga peneliti memberikan saran bagi
pengembang selanjutnya sebagai berikut:

1. Diperlukan penambahan suhu dan kelembaban tempat sampah.


2. Diperlukan untuk pengembangan UI yang simple pada sistem web
server sehingga lebih memudahkan pengguna.
3. Diperlukan pengetahuan tentang tegangan arus yang ada pada alat
dikarenakan kualitas alat yang sangat rentan terhadap perbedaan
tegangan arus
4. Diperlukan penambahan serial monitor eskternal untuk membantu
pengguna dalam memantau ketinggihan sampah tanpa menggunakan
HP.
5. Disarankan melakukan penelitian dilingkungan dengan koneksi yang
cukup stabil, karena dalam hal ini koneksi menjadi perantara utama
pada sistem untuk memproses data.
6. Disarankan ketika melakukan melakukan tracking GPS disarankan di
luar ruangan. Karena jika di dalam ruangan alat tidak mendeteksi
lokasi.
7. Diperlukan penempatan alat didalam teras ruangan agar tidak terkena
air aat hujan, karena tetesan air dapat merusak alat
8. Alat harus selalu terhubung dengan daya listrik, karena apabila alat
mati dan dinyalakan ulang, maka semua data ketinggihan sampah akan
hilang, karena tidak terhubung dengan database diperlukan juga
pengembangan tentang hal ini.

67
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, M. A., & Lidyawati, L. (2018). Iot Berbasis Sistem Smart Home
Menggunakan Nodemcu V3. Jurnal Kajian Teknik Elektro, 3(2), 138–149.
Bernando, V. (2016). Pengembangan Sistem Pelacakan Kendaraan
Menggunakan Modul GSM Dan GPS Berbasis Mikrokontroler ATmega328.
Sistem Dan Teknologi Informasi, 3(1), 1–6.
Bowo, W. Y., Sutabri, T., & Faturahma, L. (2019). Tempat sampah pintar dengan
notifikasi berbasis iot. Jurnal Teknologi Informatika Dan Komputer |, 5(2),
50–57.
Chamim, A. N. N. (2010). Penggunaan Microcontroller Sebagai Pendeteksi Posisi
Dengan Menggunakan Sinyal Gsm. Jurnal Informatika, 4(1), 430–439.
Fajar Wicaksono, M. (2017). Implementasi Modul Wifi Nodemcu Esp8266 Untuk
Smart Home. Jurnal Teknik Komputer Unikom-Komputika, 6(1), 9–14.
Frima Yudha, P. S., & Sani, R. A. (2019). Implementasi Sensor Ultrasonik Hc-Sr04
Sebagai Sensor Parkir Mobil Berbasis Arduino. EINSTEIN E-JOURNAL, 5(3).
https://doi.org/10.24114/einstein.v5i3.12002
Hoffman, J. D., Hoffman, J. D., & Frankel, S. (2020). of of ’ L " . A· ’ . ’ L ".
Numerical Methods for Engineers and Scientists, 1(1), 44–45.
https://doi.org/10.1201/9781315274508-20
Marindani, E. D., Sanjaya, B. W., & Gusmanto. (2016). Rancang Bangun Sistem
Peringatan Dini Dan Pelacakan Pada Kendaraan Sepeda Motor Dengan
Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano. Jurnal Elektro, 1–11.
https://www.tokopedia.com/microlife/gps-ublox-
Monitoring, S., & Peringatan, D. A. N. (n.d.). Ketinggian Air Berbasis Web Dan
Sms Gateway. 5(2), 119–129.
Prihatmoko, D. (2016). PENERAPAN INTERNET OF THINGS ( IoT ) DALAM
PEMBELAJARAN DI UNISNU JEPARA. Simetris : Jurnal Teknik Mesin, Elektro
Dan Ilmu Komputer, 7(2), 567. https://doi.org/10.24176/simet.v7i2.769
Prihatmoko, D. (2018). Perancangan Sistem Monitoring Perangkat Elektronik
Rumah Menggunakan Internet. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan
Ilmu Komputer, 9(1), 279–286. https://doi.org/10.24176/simet.v9i1.2041
Puspasari, F.-, Fahrurrozi, I.-, Satya, T. P., Setyawan, G.-, Al Fauzan, M. R., &
Admoko, E. M. D. (2019). Sensor Ultrasonik HCSR04 Berbasis Arduino Due
Untuk Sistem Monitoring Ketinggian. Jurnal Fisika Dan Aplikasinya, 15(2),
36. https://doi.org/10.12962/j24604682.v15i2.4393
Ramadhan, D. W. (2019). PENGUJIAN USABILITY WEBSITE TIME EXCELINDO
68
MENGGUNAKAN SYSTEM USABILITY SCALE (SUS) (sTUDI KASUS: WEBSITE
TIME EXCELINDO). JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran
Informatika), 4(2), 139. https://doi.org/10.29100/jipi.v4i2.977
Setiadi, D., & Abdul Muhaemin, M. N. (2018). PENERAPAN INTERNET OF
THINGS (IoT) PADA SISTEM MONITORING IRIGASI (SMART IRIGASI).
Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi Dan Elektronika, 3(2), 95.
https://doi.org/10.32897/infotronik.2018.3.2.108
Somya, R. (2018). Sistem Monitoring Kendaraan Secara Real Time Berbasis
Android menggunakan Teknologi CouchDB di PT. Pura Barutama. Jurnal
Nasional Teknologi Dan Sistem Informasi, 4(2), 53–60.
https://doi.org/10.25077/teknosi.v4i2.2018.53-60
Susilo, Y. S., Pranjoto, H., & Gunadhi, A. (2014). Sistem Pelacakan Dan
Pengamanan Kendaraan Berbasis Gps Dengan Menggunakan Komunikasi
Gprs. Jurnal Ilmiah Widya Teknik, 13(1), 21–32.
Vinola, F., & Rakhman, A. (2020). Sistem Monitoring dan Controlling Suhu
Ruangan Berbasis Internet of Things. 9(2), 117–126.
Wafi, A., Setyawan, H., & Ariyani, S. (2020). Prototipe Sistem Smart Trash
Berbasis IOT (Internet Of Things) dengan Aplikasi Android. Jurnal Teknik
Elektro Dan Komputasi (ELKOM), 2(1), 20–29.
https://doi.org/10.32528/elkom.v2i1.3134
Yetti Yuniati , Melvi Ulvan, M. A. (2016). Implementasi Modul Global Positioning
System (GPS) Pada Sistem Tracking Bus Rapid Transit (BRT) Lampung.
Universitas Lampung. Lampung, 14(2), 150–156.
Zhafira, F. A., Zulherman, D., & Pujiharsono, H. (2018). Analisis dan Rancang
Bangun Sistem Monitoring Tempat Sampah Berbasis IOT menggunakan
Protokol MQTT. Centive, 302–307.

Lampiran
1. KUISIONER SYSTEM USABILITY SCALE
69
70
71
72
73
74
75
2. Foto dengan Responden

76
77
78
79

Anda mungkin juga menyukai