Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN PENGOLAHAN

LIMBAH AKAR PISANG MENJADI BARANG PRODUKSI


PADA PERKEBUNAN COKLAT

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan matakuliah


Kuliah Kerja Lapangan

Oleh:
Pranestya Gaung Wicaksono (201751101)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN
PENGOLAHAN LIMBAH AKAR PISANG MENJADI
BARANG PRODUKSI PADA PERKEBUNAN
COKLAT
KKL

oleh:

Pranestya Gaung Wicaksono (201751101)

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Kudus, ______________2019

Dosen Pembimbing

Ahmad Abdul Chamid, S.Kom, M.Kom


NIDN. 0616109101

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang


Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
yang dilaksanakan di Bali pada 26 - 30 Agustus 2019 dengan
baik dan sesuai dengan rencana.
Laporan ini di tujukan kepada penanggung jawab
kegiatan KKL yang telah penulis laksanakan. Dalam laporan ini
penulis mencoba untuk menguraikan mengenai profil perusahaan
yang dikunjungi selama masa KKL dan memaparkan kegiatan
yang dilaksanakan disana. Serta di akhir pembahasan, penulis
mencantumkan saran yang dapat digunakan sebagai perbaikan
dalam pelakasanaan KKL berikutnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) tercantum dalam Kurikulum Pendidikan Universitas
Muria Kudus, sehingga kegiatan tersebut harus terlaksana sebagai
salah satu upaya dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
wawasan dalam bidang ilmu yang dipelajari. Kuliah Kerja
Lapangan merupakan kegiatan keilmuan dalam rangka
mengumpulkan data dilapangan, dan salah satu usaha untuk
memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan melalui
kegiatan empiris dilapangan. Sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban tersebut, maka penulis membuat sebuah
Laporan yang didalamnya tercatat hasil pengamatan penulis
dilapangan tentang obyek yang dikunjungi dan diamati.
Pelaksanaan dan penyusunan laporan ini tidak terlepas
dari perhatian serta bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

iii
1. Bapak Arief Susanto, ST. M.Kom, selaku Ketua Pelaksana
KKL Progdi Teknik Informatika.
2. Bapak Ahmad Jazuli, S.Kom. M.Kom, selaku Ketua Program
Studi Teknik Progdi Teknik Informatika.
3. Bapak Ahmad Abdul Chamid, S.Kom, M.Kom Selaku
Dosen Pembimbing
4. Para dosen Teknik Informatika yang telah membimbing dan
mendampingi selama masa KKL.

Penulis sadar bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh


karenanya, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membuat laporan ini menjadi lebih baik. Semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat baik kepada penulis sendiri dan
kepada para pembaca secara umumnya.

iv
DAFTAR ISI

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN PENGOLAHAN


LIMBAH AKAR PISANG MENJADI BARANG PRODUKSI
PADA PERKEBUNAN COKLAT................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................viii
BAB I...........................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................3
1.3. Batasan Masalah...............................................................3
BAB II..........................................................................................4
PROFIL PERUSAHAAN.............................................................4
2.1. Sejarah PT.Cau Chocolates....................................................4
2.2. Visi Misi PT.Cau Chocholates................................................6
2.3. Management Perusahaan.......................................................7
2.4. Produk yang dijual...................................................................7
2.5. Pemasaran.................................................................................8
BAB III.........................................................................................9
PEMBAHASAN...........................................................................9
3.1. Limbah......................................................................................9
3.2. Macam-Macam Limbah........................................................10
3.3. Limbah Organik pada Perkebunan coklat..........................13

v
3.4. Tanaman Penaung (Peneduh)...............................................14
3.4.1. Manfaat pohon peneduh...............................................14
3.5. Pengolahan Limbah akar pisang menjadi bahan
produksi........................................................................................16
BAB IV......................................................................................18
PENUTUP..................................................................................18
BAB V........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................19

vi
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

vii
Lampiran A : LEMBAR KONSULTASI LAPORAN KULIAH
KERJA LAPANGAN (KKL)
Lampiran B : SURAT KETERANGAN PENYERAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kuliah Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk belajar


praktik yang merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik
Universitas Muria Kudus. Kegiatan tersebut diikuti oleh
mahasiswa/mahasiswi semester 5 dan beberapa dosen yang
mendampingi. KKL dilakukan bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman mengenai dunia kerja sehingga
mahasiswa dapat menyelaraskan dengan teori yang sudah didapat
ditiap kunjungan yang dilakukan , selain itu para mahasiswa
selanjutnya diberikan tugas untuk melaporkan hasil kunjungan
tersebut dalam bentuk laporan.

Mendapatkan pekerjaan adalah sesuatu yang sangat sulit.


Persaingan yang ketat, lapangan pekerjaan yang sempit, dan
masih banyak hal lainnya yang jadi penyebab sulitnya
mendapatkan pekerjaan. Dengan adanya kuliah kerja lapangan,
mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman dalam mengenal
dunia kerja, dan memahami lingkungan kerja yang baik. Hal ini
tentunya membantu mahasiswa untuk mendapatkan gambaran
mengenai cara kerja yang baik dan disiplin, sehingga kelak
mahasiswa dapat menjadi pekerja yang handal dalam bidangnya
dan mampu menembus ketatnya persaingan di dunia kerja.

Kuliah kerja lapangan di Program Studi Teknik


Informatika Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus merupakan
salah satu mata kuliah yang wajib. Mata kuliah kerja lapangan ini
merupakan salah satu syarat untuk lulus program S1 di Program

1
Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muria
Kudus. Mata kuliah ini terdapat di semester lima dengan bobot
dua SKS. Dalam mata kuliah kerja lapangan ini, mahasiswa
dituntut untuk terjun langsung ke dalam dunia kerja, sehingga
diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
didapat selama kegiatan berlangsung.

Mahasiswa diaharapkan memiliki pandangan kedepannya


tentang penerapan IT di dalam dunia kerja. Selain itu dapat
dijadikan pandangan untuk mencari sebuah lapangan pekerjaan.
Dalam sudut pandang yang lain, kuliah kerja lapangan ini juga
bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa Program Studi
Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus
dalam dunia kerja yang sebenarnya.

Cau chocolates adalah salah satu perusahaan lokal yang


memproduksi cokelat di Indonesia, dimana kualitas cokelat
racikannya tidak kalah bersaing dengan yang asal Eropa, yang
terkenal sangat nikmat. Cokelat ini memakai label Cau
Chocolates, dimana nama itu sengaja dipilih karena perusahaan
tersebut berada di Desa Cau Kabupaten Tabanan,Bali agar
masyarakat Indonesia jika ingat coklat ingat desa Cau. Proses
membuat cokelat meliputi memilih kakao, fermentasi,
pengeringan biji kakao, pembersihan biji kakao, roast/panggang
biji kakao, mengupas kulit dari biji kakao, penggilingan,
pencampuran bahan, penggilingan tahap kedua, conching,
tempering. Pada rangkaian proses tersebut penggilingan,
conching dan tempering merupakan proses penting. Hal ini
dikarenakan ketiga proses tersebut berpengaruh dalam
pembentukan cita rasa dan tekstur.

2
Agar menghemat biaya pembelian bahan baku biji kakao Cau
Chocolates memerlukan perkebunan kakao milik Pribadi dan
untuk mepersiapkan perkebunan kakao di perlukan beberapa
persiapan dari mulai mempersiap lahan yang cocok untuk di
tanami kakao, membersihkan lahan dari gulma/ tumbuhan yang
berada di lahan tersebut, menanam tanaman peneduh dan
sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diatas di dapatkan


beberapa Rumusan masalah sebagai berikut :
A. Apa itu Limbah?
B. Apa macam-macam limbah?
C. Apa limbah organik pada perkebunan cau chocolates?
D. Apa itu Tanaman Peneduh?
E. Bagaimana pengolahan limbah akar pisang?

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak menyimpang


dari permasalahan yang ada maka perlu batasan masalah. Adapun
batasan masalahnya dalam laporan KKL ini terbatas pada
pengolahan limbah akar pisang (Tanaman Peneduh) pada
perkebunan coklat PT.Cau Chocolates.

3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT.Cau Chocolates

Cau Chocolates didirikan Desember 2014 dan mulai


beroperasi pertengahan 2016. Cau Chocolates didirikan untuk
memberikan kemudahan akses bagi petani kakao lokal untuk
menyalurkan hasil pertaniannya. Hasil kakao dari petani sekitar,
tidak akan dibeli sebelum Cau Chocolates melakukan
pendampingan agar kakao yang dihasilkan petani berkualitas
tinggi dengan 2 syarat utama yaitu kakao harus memenuhi standar
fermentasi dan organik.

Sebelum cau chocolates bediri, Desa Cau merupakan


salah satu penghasil kakao yang cukup besar, namun hama
penyakit dan kurangnya kesadaran petani untuk mengelola
tanaman kakaonya dengan baik membuat banyak kakao di daerah
ini mati dan tidak terpelihara.

Cau chocolates Bali hadir dengan semangat “Tumbuh


Bersama Petani”. Cau hadir sebagai upaya pelestarian kakao di
Bali. Pemiliknya yang juga merupakan seorang penyuluh
pertanian sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Dia memiliki cita
cita mulia untuk melihat petani Bali yang selama ini terkenal
relative miskin menjadi memiliki harapan yang lebih baik untuk
penghidupan mereka melalui pertanian kakao fermentasi organik
yang diajarkan olehnya.

Cau chocolates membeli hasil pertanian dengan kualitas


fermentasi organik dengan harga yang sangat tinggi bahkan salah
satu yang tertinggi di Indonesia, dengan harapan bisa memicu

4
petani untuk menghasilkan produk olahan kakao dengan standar
cau chocolates yaitu kakao fermentasi dan organik.

Cau chocolates saat ini merupakan satu-satunya coklat


Indonesia yang telah meraih organik sertifikat dari badan
terakreditasi milik pemerintah Indonesia, Amerika (USDA) dan
Eropa (EU).

Cau chocolates tidak hanya terlibat dalam pelestarian


kakao organik sebagai kegiatan utamanya, namun cau chocolates
juga berkomitmen menjaga alam dan budaya Bali melalui
kegiatan – kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar, salah
satunya adalah memberikan ruang/akses kepada anak – anak
untuk melakukan kegiatan yang terkait degan pengembangan
budaya bali sebagai roh utama dalam pariwisata di bali.

Di cau chocolates house anak – anak belajar menari dan


membuat berbagai alat upacara untuk kepentingan adat
masyarakat bali yang terkenal dengan adat budayanya yang kental
dan selalu menerapkan prisip “tri hita karana” yaitu
Parahyangan : hubungan yang harmonis antara manusia dengan
Tuhan Pawongan : hubungan yang harmonis antara manusia
dengan manusia serta Palemahan : hubungan yang harmonis
antara manusia dengan ligkungan Anak-anak dapat belajar
membuat canang & gebogan (perlengkapan upacara keagamaan)
sebagai salah satu jenis kearifan lokal asli dari bali.

Mereka juga dapat belajar menari dengan guru yang


berasal dari masyarakat sekitar. Cau chocolates memiliki
komitmen tinggi terhadap alam dan budaya serta pelestarian alam
yang merupakan sumber dari kehidupan masyarakat bali yang
sangat bergantung pada sektor pariwisata. Di sini kita juga dapat

5
berkeliling desa untuk mengetahui bagaimana cara bertani kakao
dan padi secara organik. Selain itu kita juga dapat melihat
bagaimana kehidupan masyarakat dimulai, ketika masyarakat
masih bertani secara tradisional dan memelihara sapi dengan cara
yang juga tradisional.

Banyak hal yang kita bisa pelajari tentang Bali, Bali


tidak hanya pantai namun juga tentang kakao berkualitas tinggi,
budaya yang kental dan cara hidup masyarakat yang sangat unik.
Sebagian hasil yang diperoleh oleh Cau Chocolates melalui
berbagai kegiatannya didonasikan kepada masyarakat sekitar
khususnya anak –anak dalam bentuk peralatan tulis dan
kebutuhan lainnya. Anda juga dapat bergabung untuk
mendonasikan apa yang anda miliki kepada mereka. Cau
Chocolates juga berpegang teguh pada Visi dan Misi serta Moto
yang telah ditetapkan sejak awal berdirinya PT. Cau Coklat
Internasional.

2.2. Visi Misi PT.Cau Chocholates

A. Visi PT. Cau Chocholates


Adapun Visi Cau Chocolates adalah pengembangan
bisnis pariwisata berbasis pertanian.

B. Misi PT. Cau Chocholates


Bisnis pariwisata berbasis tanaman kakao dan produk
olahan cokelat organic, Pendidikan bagi generasi muda tentang
sistem pertanian berkalanjutan berbasis tanaman kakao. Moto:
Bertani Sebuah Pilihan Hidup Generasi Muda Bali.

6
2.3. Management Perusahaan

A. Dr. Alit Artha Wiguna (Owner PT. Cau


Chocholates).
B. Kadek Surya Prasetya Wiguna (Main Director of
PT.Cau Chocolates).
C. Rudy (PT.Cau Chocolates Agriculture Manager).
D. Ir.Made Budiana (Technical Support PT.Cau
Chocolates).

2.4. Produk yang dijual

Saat ini Cau Chocolates rata-rata mengolah biji kakao


sekitar 400 kg per hari untuk menghasilkan berbagai produk
olahan, dengan berbagai merk dagang seperti Cocoa Bean
Roasted, Cocoa NIBs, Sweet Cocoa NIBS, Cocoa Powder, Cocoa
Butter, dan berbagai varian dark cokelat seperti Dark Chocolate
60 peresen, 70 persen, 80 persen, 100 persen,drinking chocolate,
Milk Chocolate, Dark Chocolate vegan series, Candy, multipack,
chocolate character, Chocolate Destinasi, Chocolate Love Bali
dan lain sebagainya. Selain itu Cau Chocolates juga memiliki
restaurant dengan menu unggulan Raw Bean Chocolate Ice
Cream dan original hot chocolate.

Cau Chocolates selain menghasilkan produk berupa


cokelat, juga mengembangan wisata pertanian berbasis Cokelat.
Mengenalkan kepada wisatawan tentang tanaman kakao mulai
dari budidaya, pemeliharaan, panen dan pasaca panen, serta
pengolahan menjadi produk cokelate, dengan konsep from farm
to Chocolate ready to consume.

Pengembangan agrowisata cokelat ini bermaksud untuk


mengenalkan kepada petani, khususnya generasi muda untuk

7
tidak memandang sector pertanian itu hanya dari satu sisi saja
yaitu produk pertanian, tetapi juga dari sisi lain yaitu dari aspek
wisata dan budaya pertaniannya. Dengan demikian nilai ekonomi
pertanian tidak hanya dilihat atau dihitung dari hasil penjualan
produknya saja, tetapi juga dari hasil penjualan jasa lingkungan
dan budaya, yang mungkin tidak akan pernah habis, sekalipun itu
dijual setiap saat.

2.5. Pemasaran

Pemasaran produk chocolate yang diproduksi oleh Cau


Chocolates hampir di seluruh Bali, melalui berbagai swalayan dan
super market seperti Care four, Indomaret, Cycle Q, Pepito, Coco
Mart, Dufree Bandara Internasional Ngurah Rai, Krisna Pusat
Oleh-oleh, Delta Dewata, TranMart dan lain sebagainya. Selain
itu, kini Cau Chocolates juga mulai mengeksport produk
chocolate ke New Zailand, Australia, Singapore, Malaysia, dan
sedang mempersipakan diri untuk eksport ke Amerika.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses


produksi baik indsutru maupun domestic (rumah tangga). Di
mana masyarakan bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah
akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan
ada air buangan dari berbagai aktifitas domestik lainnya (grey
water).

Gambar 3.1 . Limbah organik

9
3.2. Macam-Macam Limbah

Jenis-jenis limbah menurut senyawa dibedakan menjadi


dua, yakni limbah organik dan limbah anorganik. Berikut
merupakan penjelasan mengenai jenis limbah berdasarkan
senyawanya.

 Anorganik
Jenis limbah yang kandungan berupa senyawa anorganik,
limbah ini umumnya sulit terurai oleh mikroorganisme,
solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini adalah
didaur ulang.

 Organik
Jenis limbah yang bersumber dari produk makhluk hidup,
baik itu tumbuhan ataupun hewan, limbah ini mudah terurai
oleh mikroorganisme, contoh limbah ini adalah sayuran, sisa
makanan, kertas, kotoran, kayu, daun, dan sebagainya.

Jenis-jenis limbah menurut wujudnya dibedakan menjadi


tiga, yakni limbah cair, limbah gas, dan limbah padat. Berikut
merupakan penjelasan mengenai jenis limbah berdasarkan
wujudnya.

 Limbah Cair
Merupakan segala jenis limbah yang berbentuk cairan,
berupa cairan buangan yang tercampur atau terlarut dalam
air.

10
 Limbah Gas
Merupakan segala jenis limbah yang berbentuk gas.
Umumnya limbah gas ini dibuang ke udara bebas sehingga
kualitas udara yang terkena limbah akan menurun.

 Limbah Padat
Merupakan segala jenis limbah yang berbentuk padat.
Limbah padat merupakan jenis limbah yang paling banyak
ditemukan, umumnya disebut sebagai sampah.

Macam-macam limbah menurut sumbernya dibedakan


menjadi empat, yakni limbah domestik, limbah industri, limbah
pertanian, dan limbah pertambangan. Berikut merupakan
penjelasan mengenai jenis limbah berdasarkan sumbernya.

 Limbah Domestik
Limbah domestic adalah jenis limbah yang dihasilkan
dari kegiatan rumah tangga di rumah serta kegiatan usaha
seperti restoran, pasar, perkantoran atau bisnis lainnya.
Contoh limbah domestic yaitu sisa makanan, potongan
kertas, air sabun, dan lain sebagainya.

 Limbah Industri
Limbah industri adalah jenis limbah yang dihasilkan dari
kegiatan industri di pabrik atau perusahaan. Limbah jenis ini
bisa berasa dari berbagai jenis kegiatan industry yang ada.
Contoh limbah industry misalnya logam, pewarna tekstil,
plastic, dan lain sebagainya.

 Limbah Pertanian
Limbah pertanian adalah jenis limbah yang dihasilkan
dari kegiatan pertanian. Umumnya limbah pertanian berupa
11
senyawa anorganik dari bahan kimia yang digunakan untuk
kegiatan, ada juga yang bersifat organic seperti tanaman
peneduh pada perkebunan coklat.

 Limbah Pertambangan
Limbah pertambangan adalah jenis limbah yang
dihasilkan dari kegiatan pertambangan. Umumnya limbah
pertambangan berupa material mineral di area tambang.
Contohnya seperti batu-batuan, logam, senyawa sulfat,
karbon monoksida dan sebagainya.

Macam-macam limbah menurut sifat dan karakteristiknya


dibedakan menjadi dua, yakni limbah biasa dan limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun). Berikut merupakan penjelasan mengenai
jenis limbah berdasarkan sifatnya.

 Limbah Biasa
Merupakan jenis limbah yang tidak menimbulkan
kerusakan secara serius dan signifikan. Limbah jenis ini
masih terhitung aman. Contohnya seperti sisa sayuran,
kertas, plastic, daun, jerami, padi, dan sebagainya.

 Limbah B3( Bahan Berbahaya dan Beracun)


Merupakan jenis limbah yang dapat menimbulkan
kerusakan secara serius dan signifikan. Beberapa yang
masuk pada kategori limbah ini biasanya mudah meledak,
mudah terbakar, mengandung zat beracun yang berbahaya
bagi lingkungan. Contohnya seperti asam asetat, karbon
monoksida, perstisida , pewarna, amoniak dan sebagainya.

12
3.3. Limbah Organik pada Perkebunan coklat

PT. Cau chocholates bali adalah perusahaan coklat yang


menyuguhkan perkebunan sekaligus wisata proses pengolahan
coklat, Cau chocolates saat ini merupakan satu-satunya coklat
Indonesia yang telah meraih organik sertifikat dari badan
terakreditasi milik pemerintah Indonesia, Amerika (USDA) dan
Eropa (EU). Artinya dalam hal ini proses yang terjadi selama
pembuatan cau chocholate tanpa bahan kimia.

Pertama penanaman yang dilakukan menggunakan pupuk


dari air kencing sapi, sementara itu pemeliharaan sapi tersebut
menggunakan kulit buah kakao jadi tidak ada limbah yang tidak
digunakan. Kedua masalah hama disini PT. Cau chocholate
memelihara semut hitam, dimana semut hitam ini yang akan
memakan hama seperti kutu dan pwk pada pohon kakao. Ketiga
adalah pemotongan cabang yang tidak baik untuk perawatan
pohon kakao. Sementara itu pohon kakao tidak dapat berdiri
sendiri melainkan membutuhkan pohon penaung, pada cau
chocolate, penaung yang digunakan adalah pohon pisang. Disini
pohon pisang dapat menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan,
akan tetapi limbah organik pisang seperti daun pisang kering,
batang pisang dan akar (bonggol) pisang masih ada. Limbah
pisang ini jika ditangani dengan baik akan menghasilkan produk
yang dapat memiliki nilai ekonomis.

13
3.4. Tanaman Penaung (Peneduh).

Pohon Peneduh adalah tanaman lain yang sengaja


ditanam pada area pertanaman kakao yang bermanfaat untuk
melindungi tanaman dari sinar matahari secara penuh. Penanaman
pohon peneduh sebelum penanaman pohon kakao bertujuan
mengurangi intensitas sinar matahari langsung.

Gambar 3.4.1 Pohon pisang sebagai Tanaman penaung

3.4.1. Manfaat pohon peneduh

 Melindungi daun

Pohon pelindung sangat berpengaruh pada terhadap kadar


gula pada batang dan cabang kakao. Pengaruh itu mengisyaratkan
perlunya pohon pelindung pada areal penanaman yang sebagai
faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi proses

14
fisiologis. Ditinjau dari kemampuan menyerap sinar matahari
sebagai sumber energi, kakao masuk kedalam tanaman C3, yaitu
tanaman yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah.
Tanaman yang tergolong C3 membutuhkan temperatur optimum
10-25oC. Dengan demikian dengan adanya pohon pelidung
terutama akan mempengaruhi kemampuan daun kakao melakukan
proses fisiologis.

 Menciptakan iklim Mikro

Disamping itu, pohon pelidung terutama pada areal yang


belum menghasilkan memainkan peranan penting pula dalam
menciptakan iklim mikro yang lembab.

 Menghindari pencucian hara

Pohon pelidung juga berperan dalam memperbaiki unsur


tanah, mengembalikan hara tercuci, dan menahan terpaan angin
terutama pada kakao yang belum menghasilkan.

 Memperbaiki struktur tanah

Peranannya sebagai memperbaiki struktur tanah


dikarenakan sistem perakaran pohon pelindung umunya dalam.
Pengembalian hara yang tercuci bisa terjagi karena adanya
guguran daun tanaman pelindung yang akan melapuk membentuk
senyawa organik.

15
3.5. Pengolahan Limbah akar pisang menjadi bahan
produksi.

Gambar 3.5 Produk pengolahan akar pisang

Seorang pengrajin di Kudus telah menemukan cara


mengolah limbah bonggol (akar) pisang menjadi barang produksi
yang memiliki nilai jual ekonomis. Pengolahan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
 Pertama akar pisang dipotong potong sesuai dengan
ukuran yang diinginkan.
 Lalu akar tersebut direbus pada air mendidih untuk
menghilangkan lendir.
 Perebusan berlangsung selama kurang lebih 30 menit
sampai mendidih.

16
 Setelah selesai direbus akar pisang lalu dijemur dibawah
terik matahari sampai mengeras.
 Setelah keras akar dapat dibentuk sesuai keinginan karena
memiliki karakterisitik seperti kayu.
 Penggunaan mesin penghalus untuk meratakan
permukaan akar pisang yang telah mengering.
 Barang yang dihasilkan berupa once (pipa rokok) dan
tasbih.
Pengrajin menjual barang tersebut dengan harga
bervariasi mulai dengna harga 50 ribu rupiah. Dikarenakan proses
yang cukup lama dan memakan beberapa hari terutama saat
proses pengeringan dengan cuaca yang tidak mendukung,
biasanya ada sekitar 10% potongan akar pisang yang mengering
tidak sesuai ekspektasi.

17
BAB IV
PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang sudah di jelaskan


sebelumnya, maka yang dapat penulis simpulkan adalah :

1. Limbah adalah hasil buangan dari suatu kegiatan industri,


baik itu industri kecil maupun besar. Limbah sendiri
memilki berbagai macam kategori dan memiliki
penanganannya masing-masing.
2. Pengolahan limbah organik akar pisang pada perkebunan
kakao dapat dilakukan sehingga tidak ada limbah yang
dibuang dengan sia-sia.

18
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

MACAM-MACAM LIMBAH
https://www.haruspintar.com/macam-macam-limbah/
.(diakses tanggal 7 September 2019).
POHON PELINDUNG
https://mitalom.com/jenis-dan-fungsi-pohon-pelindung-
naungan-pada-tanaman-kakao/ . (diakses tanggal 8
september 2019).
CAU CHOCHOLATES,
https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/agri-
profil/8622-Cau-Chocolates-Asli-Bali-yang-Berkualitas-
Dunia . (diakses tanggal 8 September 2019).
WIKIPEDIA, 2019 ,
https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah . (diakses tanggal 8
September 2019).

19
SURAT KETERANGAN PENYERAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya,

Nama : Pranestya Gaung Wicaksono


Nim : 201751101
Judul KKL : PENGOLAHAN LIMBAH AKAR PISANG
MENJADI BARANG PRODUKSI PADA
PERKEBUNAN COKLAT.

Menerangkan bahwa saya telah menyerahkan :

Laporan Kuliah Kerja Praktek yang telah disyahkan oleh,


Dosen Pembimbing

Pranestya Gaung Wicaksono


NIM. 201751101
Kudus, 2019
Diperiksa dan Disetujui
Dosen Pembimbing
Mahasiswa Progdi Teknik Informatika UMK

Pranestya Gaung Ahmad Abdul Chamid, S.Kom, M.Kom


Wicaksono
NIM.201751101 NIDN. 0616109101

Anda mungkin juga menyukai