Anda di halaman 1dari 36

METODE PENYAMBUNGAN KABEL SERAT OPTIK

DI PT. SUPRA PRIMATAMA NUSANTARA

(BIZNET)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Strata 1 (S1)

Nama : Dedi Riyanto

NIM : 136710652159

Jurusan Teknik Informatika

(Networking)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDONESIA (STTI)

JAKARTA
2017

i
PENYUSUNAN PROPOSAL SKRIPSI
PROSES PENYAMBUNGAN KABEL SERAT OPTIK
PADA PT. SUPRA PRIMATAMA NUSANTARA

Disusun dan diajukan oleh :


Nama : Dedi Riyanto

NIM : 1367 1065 2159

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji


Jakarta, Juli 2017

Ketua Jurusan Teknik Informatika


Fakultas Networking
Sekolah Tingggi Teknik Indonesia
(STTI)

(NANA SURYANA, S.Kom, MT)


NIDN : 0312046803

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Proposal Skripsi ini. Laporan ini disusun guna
melengkapi persyaratan menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan
Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Teknik Indonesia (STTI). Adapun judul
penulisan Skripsi ini sebagai berikut : PROSES PENYAMBUNGAN KABEL
SERAT OPTIK PADA PT. SUPRA PRIMATAMA NUSANTARA
(BIZNET).

Tujuan penulisan laporani ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Teknik
Indonesia (STTI). Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian
(eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan
ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak,
maka penulisan laporan ini tidak akan dapat berjalan lancar. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang
diberikan kepada penulis baik secara moril maupun materil kepada :

1. Direktur Utama Sekolah Tinggi Teknik Indonesia (STTI)

2. Bapak Wakil Ketua Kampus STTI STIENI Bapak Ir. Priya Utama

3. Ketua Jurusan Teknik Informatika Bapak Nana Suryana, S.Kom, MT.

4. Para Staff pengajar / karyawan / dosen dilingkungan STTI dan STIENI, yang
secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan dukungan moril.

5. Orang tua tercinta dan Kakak dan Adik, Saudara yang lain yang telah
memberikan dorongan moril dan material maupun spiritual yang tidak sedikit
nilainya, sehingga tersusunya Skripsi ini.

6. Bapak .. Pemilik Perusahaan yang telah memberikan ijin kepada


saya untuk melakukan observasi diperusahaannya.

ii
7. Teman-teman Mahasiswa/i Jurusan Teknik Informatika seperjuangan yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu penulis dalam
penyusunan laporan Proposal Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporanan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata laporan Proposal
Skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang
berminat pada umumnya.

Jakarta , 20 Juli 2017

Penulis

Dedi Riyanto

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penulisan Proposal Skripsi ini disusun berdasarkan kegiatan Praktek
Dunia Usaha/Dunia Lapangan (DU/DL) secara umum merupakan salah satu
kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh Mahasiswa di DU/DL yang
memadukan secara sistematik dan sinkron. program pendidikan disekolah
dan program pengusahaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja
langsung di DU/DL lebih terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian
tersebut. Secara sederhananya Praktek Dunia Usaha/Dunia Lapangan
(DU/DL) dapat disebut sebagai pengalaman belajar dan bekerja sebab
mahasiswa Praktek Dunia Usaha/Dunia Lapangan (DU/DL) memang berada
di dalam dunia kerja.

Dengan demikian saya sebagai calon tenaga kerja yang siap pakai dan
profesional. Pembelajaran langsung melalui praktek sangat penting di
lakukan untuk memberi keahlian kepada para peserta didik.

Penerapan Proposal Skripsi ini akan dapat membekali Mahasiswa


dengan keahlian seperti yang dibutuhkan dunia usaha/dunia lapangan
(DU/DL), dengan demikian pesrta didik menjadi sumber daya manusia
(SDM) yang profesional dibidangnya. Dengan Proposal Skripsi para
mahasiswa diharapkan mendapatkan ilmu pengetahuan dari dunia
usaha/dunia lapangan selain ilmu pengetahuan yang didapat melalui
pendidikan perkuliahan.

1.2 Tujuan Proposal Skripsi


Pelaksanaan Proposal Skripsi diselenggarakan Sekolah Tinggi Teknik
Indonesia (STTI) dengan tujuan :
Mengenalkan mahasiswa terhadap situasi kerja di dunia lapangan.
Memberikan wawasan baru tentang dunia kerja dan kondisi lapangan
masa kini.

1
Melatih bekerja sampai kompetensi keterampilan yang diperoleh
perkuliahan kepada lapangan tempat Praktik sebagai Network
Engineer
Melatih mahasiswa bekerja sesuai dengan standar kerja secara nyata
dengan Standar lapangan sebagai realisasi konsep PBT (Production
Based Training).
Melatih mahasiswa magang kerja di perusahaan dalam rangka
pendekatan dengan perusahaan agar dapat mengisi peluang kerja.
Meningkatkan mutu dan relaevansi pendidikan melalui peran dunia
lapangan/usaha.
Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang menjadi bakat dasar pengembangan dirinya secara
berkelanjutan.
Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan sekolah tinggi
melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunian
kerja.

1.3 Manfaat Proposal Skripsi


Adapun manfaat dari Proposal Skripsi manfaatnya adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengenali suatu pekerjaan dilapangan sehingga setelah selesai
dari perkuliahan dan terjun kelapangan kerja lapangan dapat
memandang suatu pekerjaan yang tidak asing lagi baginya.
2. Dapat menambah keterampilan dan wawasan dalam dunia usaha yang
profesional dan handal.
3. Untuk mengasah keterampilan yang telah diberikan perkuliahan dan
juga sesuai dengan visi dan misi Sekolah Tinggi Teknologi Indonesia

2
1.4 Dasar Pelaksanaan Proposal Skripsi
a. Mahasiswa

1. Memahami proses pelaksanaan Praktik Industri.

2. Memahami peraturan dan tata tertib Penelitian.

3. Memahami tugas dan tanggung jawab selama Penelitian.

b. Dosen Pebimbing

1. Sebagai pedoman dalam membimbing mahasiswa/i dari persiapan


pelaksanaan sampai

2. Evaluasi Penelitian.

3. Pembimbing lapangan

4. Sebagai pedoman dalam membimbing mahasiswa/i di lapangan.

5. Sebagai pedoman dalam megevaluasi keberhasilan mahasiswa-


siswi selama Penelitian.

1.5. Metode Penelitian


Penyusunan metodologi pada penulisan buku ini dimaksudkan agar
penulisan buku ini dapat menjadi lebih terarah.
- Metode Wawancara
Yaitu penulis melakukan wawancara langsung pada teknisi jaringan dan
kepada pemakai komputer dalam jaringan.
- Metode Kepustakaan
Yaitu dengan mencari dan mempelajari buku-buku yang relevan guna
memberi pemahaman lebih baik terhadap topik penulisan dan memperkaya
pengetahuan penulis tentang jaringan komputer.
- Metode Observasi
Yaitu penulis melakukan pengamatan secara langsung pada sistem

3
jaringan yang ada di PT. SUPRA PRIMATAMA NUSANTARA
(BIZNET).

1.6. Ruang Lingkup


Topik pembahasan yang dianalisa hanya pada sistem jaringan yang ada di
PT. SUPRA PRIMATAMA NUSANTARA (BIZNET). Selain itu juga untuk
memudahkan pengamatan dan dapat lebih rinci dalam melakukan analisa. Adapun
yang dianalisa adalah :
Sistem pengkabelan
Spesifikasi komputer yang digunakan
Cara setting dan crimping kabel

1.7. Sistematika Penulisan


Tugas Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab dengan uraian sebagai berikut:
- BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian umum mengenai sistem jaringan, maksud dan
tujuan penulisan, Metode Penelitian, dan sistematika penulisan.
- BAB II : LKITASAN TEORI
Bab ini berisi pengertian dasar mengenai sistem jaringan, khususnya
mengenai jenis-jenis jaringan, topologi serta IP Address dan konsep
dasar jaringan.
- BAB III : ANALISA JARINGAN KOMPUTER
Bab ini menjelaskan hasil analisa dan sistem pedukung yang digunakan
dalam membangun jaringan LAN di PT. SUPRA PRIMATAMA
NUSANTARA (BIZNET).
- BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas mengenai hasil dan pembahasan yang meliputi
Analisa Sistem Jaringan Locak Area Network (LAN) Pada PT. SUPRA
PRIMATAMA NUSANTARA (BIZNET).
- BAB V : KESIMPULAN
Bab ini berisi masalah yang dianalisa, pemecahan masalah dan
kesimpulan serta saran-saran.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Gambaran Umum Perusahaan/Instansi

a. Sekilas Perusahaan

PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) merupakan Group PT. Mid


Plaza Holding yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh PT. Mid Plaza
Holding bergerak dalam Bisnis Commercial Estate, Residential Properties,
Hospitality Properties, Information communications & Technologies. dan
pengelolaan infrastruktur jaringan.

Biznet merupakan perusahaan yang fokus di bidang telekomunikasi


dan multimedia, yang memiliki komitmen untuk membangun infrastruktur
modern dengan tujuan mengurangi kesenjangan digital Indonesia dengan
negara berkembang lainnya. Biznet memiliki dan mengoperasikan jaringan
Fiber Optic tercanggih dan data center terbesar di Indonesia.

Biznet berdiri pada tahun 2000 sebagai Internet Service Provider yang
menyediakan kebutuhan Internet untuk pelanggan bisnis. Pada tahun 2000,
Biznet menggunakan teknologi Wireless dan In-Building Ethernet sebagai
jalur distribusi layanan Internet kami. Pada tahun 2005, kami mulai beralih
menggunakan jaringan Fiber Optic kami sendiri untuk mendistribusikan
seluruh layanan Internet dan Network kami. Berkat dukungan dari tim
Engineering terbaik dan penuh komitmen, Biznet mulai merintis jalan untuk
menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi dan multimedia terdepan di
Indonesia.

b. Kebijakan Mutu
Biznet menjamin kepuasan setiap pelanggan, baik itu institusi maupun
pelanggan akhir serta kepuasan stakeholder melalui komitmen seluruh
jajaran Biznet dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO9001:2008.

5
Biznet memiliki komitmen memberikan layanan terbaik melalui
pengelolaan infrastruktur jaringan sesuai persyaratan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 yang ditetapkan yang berorientasi kepada tepat mutu,
tepat waktu dan tepat volume.

Biznet Meningkatkan mutu dan kinerja melalui perbaikan secara


berkesinambungan dalam rangka memenuhi persyaratan, meningkatkan
kepuasan pelanggan, dan stakeholder serta mendorong pencapaian tujuan
perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Biznet akan meninjau kesesuaian Kebijakan dan Sistem Manajemen


Mutu secara berkala sesuai dengan perkembangan Perusahaan.

c. Keunggulan
1. Berperan aktif dalam mempercepat proses pembangunan jaringan
akses broadband.
2. Biznet menggunakan teknologi Laser dan Wireless untuk
menghubungkan 7 gedung-gedung tinggi di kawasan pusat bisnis
Jakarta.
3. Memiliki tenaga ahli yang terampil dan kompeten di bidang
teknologi
4. Biznet memperluas jaringan Fiber Optic ke Pulau Sumatera dan
membuka kantor cabang baru di Palembang, Jambi dan Padan
5. Biznet meluncurkan layanan Internet Broadband untuk Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) dan perumahan dengan menggunakan
teknologi ADSL.
6. Memiliki kemampuan manage service end to end jaringan
akses broadband baik untuk retail maupun corporate customer.

d. Visi Misi Biznet :


1. Visi
Indonesia dimana setiap individu dan bisnis dapat terhubung
dengan lancar untuk menggapai potensi mereka secara individu dan
kolektif

6
2. Misi
Menjadi perusahaan solusi jaringan dan multimedia melalui
komitmen kami untuk inovasi kelas dunia, infrastruktur dan jasa.

2.2 Kompetensi yang di ajarkan


a. Pendahuluan
Beberapa tahun ini, perkembangan teknologi fiber optik mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Teknologi ini tidak hanya digunakan dalam
bidang telekomunikasi saja, melainkan banyak bidang yang telah
menggunakan tekologo ini. Secara umum, kegunaan media transmisi ini
adalah menjadi alat dalam berkomunikasi dari satu tempat ke tempat yang
lain. Kelebihan dari alat transmisi ini adalah mampu mentransmisikan data
yang besar serta yang berkeceptan tinggi. Salah satu yang paling penting
dalam dunia telekomunikasi adalah menyediakan media komunikasi dengan
baik pelayanannya. Dengan sistem fiber optik maka dapat meminimalisir
rugi daya yang terjadi. Hal ini terpengaru dengan jarak maksimum yang
diperbolehkan antara transmiter satu dan yang lainnya.

Salah satu yang sering terjadi masalah pada fiber optik adalah karena
keadaan kotor pada bagian fibernya. Itu terjadi karena ada zat yang masuk
kedalam fiber, mungkin karena pembungkusnya sudah rusak ataupun pada
saat pemasangan ada kotoran yang masuk.

Dengan adanya transmiter fiber ooptik ini diharapkan peningkatan


kualitas telekomunikasi di indonesia bisa lebih baik lagi, karena dengan
memakai fiber optik sangat minimal sekali ada kendala ataupun kerugian
yang terjadi.

b. Dasar Teori
1. Pengertian Sistem Komunikasi Serat Optik
Sistem komunikasi serat optik adalah suatu sistem komunikasi yang
menggunakan kabel serat optik sebagai saluran transmisinya yang
dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dan tingkat

7
keandalan yang tinggi, berbeda dengan media transmisi lainnya
serat optik tidak menggunakan gelombang elektromagnetik/listrik
sebagai gelombang pembawanya melainkan menggunakan
sinar/cahaya laser.

Sistem Komunikasi Fiber optik terdiri dari 3 komponen utama yaitu:

Transmitter berupa Laser Diode ( LD ) dan Light Emmiting


Diode (LED).
Media transmisi berupa fiber optik.
Receiver yang merupakan detektor penerima digunakan PIN dan
APD.
Dalam perjalanan sinyal optik dari transmitter menuju receiver akan
terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel optik, sambungan-
sambungan kabel dan konektor-konektor di perangkatnya. Oleh
karena itu untuk transmisi jarak jauh diperlukan sebuah atau
beberapa repeater yang berfungsi untuk memperkuat gelombang
cahaya yang telah mengalami redaman sepanjang perjalanannya.

2. Orang-orang yang paling Berjasa dalam Sejarah Penemuan


Fiber Optic
Di balik kecanggihan dan kehandalan kabel Fiber Optic ada cerita
tentang usaha dan kerja keras dari para perintis dan penemu
teknologi ini.

Tahun 1880 Alexander Graham Bell mempatenkan sebuah sistem


telpon optik yang disebut dengan Photophone. Penemuan ini
dianggap kurang praktis karena kualitas sinyal yang dikirim melalui
cahaya tidak sebagus pada temuan Graham Bell sebelumnya berupa
telepon biasa yang sinyalnya terkirim melalui sebuah kawat
penghantar.

8
Gambar 1.1. Alexander Graham Bell

Photophone kemudian dianggap sebagai temuan yang gagal. Pada


tahun 1840an fisikawan Swiss, Daniel Collodon dan fisikawan
Perancis, Jacques Babinet menunjukkan bahwa cahaya dapat
mengikuti aliran air yang membentuk air mancur. Kemudian
fenomena ini dipopulerkan oleh fisikawan asal Inggris John Tyndall
pada 1854. Seiring pergantian abad ditemukan juga bahwa batang
kuarsa yang bengkok bisa membawa cahaya.

Gambar 1.2. Daniel Collodon, Jacques Babinet dan John Tyndall

Selanjutnya orang pertama yang dianggap berhasil menampilkan


gambar melalui sekumpulan serat optic adalah Heinrich Lamm.
Lamm adalah seorang mahasiwa kedokteran di Munich, Jerman.
Tujuan dari eksperimennya adalah agar bisa melihat bagaian dalam
tubuh yang tidak bisa dilihat secara langsung. Tahun 1930 ia

9
menyatakan telah berhasil menampilkan gambar pada kertas dengan
menggunakan cahaya dari sebuah kawat pijar yang melewati
sekumpulan serat optic pendek. Namun gambar hasil dari percobaan
tersebut tidak begitu bagus. Sayang Lamm harus pindah ke Amerika
karena ia seorang Jahudi.

10
Gambar 1.3. Heinrich Lamm

Pada tahun 1951, seorang berkebangsaan Denmark mencoba


mempatenkan hasil temuannya dalam bidang fiber optic namun
lembaga paten Denmark menolaknya karena dianggap menjiplak
hasil karya John Logie Baird dari Inggris dan Clarence W. Hansell
dari Amerika Serikat yang berjasa untuk penemuan televisi dan
mesin facsimilie. Sejak saat itu tidak terdengar lagi usaha-usaha
pengembangan system fiber optic.

Gambar 1.4. John Logie Baird dan Clarence W. Hansell

Akhirnya di tahun 1954 Abraham van Heel dari Technical


University of Delft, Belanda dan Harold H. Hopkins dan Narinder
Kapany dari Imperial College London, secara terpisah
mengumumkan kesuksesan mereka pada teknik pencitraan melalui
kumpulan serat optik pada journal Nature di Inggris.

11
Gambar 1.5. Abraham van Heel, Harold H. Hopkins dan Narinder Kapany

Hasil ini dari percobaan Van Heel semakin baik setelah melalui hasil
diskusinya dengan seorang Fisikawan di bidang optik dari Amerika
bernama Brien OBrien. Van Heel kemudian menutup serat optiknya
dengan bahan yang memiliki indeks bias cahaya yang lebih rendah
yang bisa mengurangi dampak refleksi pada permukaan sehingga
mengurangi kontaminasi dan juga efek Crosstalk antar serat.

Gambar 1.6. Brien OBrien

Selanjutnya seorang dokter bernama Basil Hirschowitz dan


asistennya bernama Lawrence Curtis serta seorang fisikawan C.
Wilbur Peter yang sedang mengerjakan sebuah proyek untuk
pemeriksaan bagian dalam perut berhasil mengembangkan sebuah
serat optic yang terselubung. Pada tahun yang sama Will Hicks yang
nantinya bekerja di American Optical Co, membuat serat

12
berselubung kaca tetapi Hicks kalah dalam mendapatkan hak paten
atas temuanya karena temuan tersebut dianggap memiliki atenuasi
atau pelemahan sinyal yang besar (1 dB per meter) sehingga tidak
efisien untuk dipakai pada system komunikasi.

Gambar 1.7. Basil Hirschowitz, C. Wilbur Peter dan Will Hicks

Selanjutnya seorang peneliti muda Charles K. Kao yang bekerja


Standard Telecommunications Laboratories (STL) meneliti cara
mengurangi atenuasi serat optic yang sudah ada saat itu. Dalam
penelitiannya Dr Charles K. Kao berhasil menemukan bahwa
kemampuan serat optic temuannya memiliki kemampuan untuk
menyalurkan 200 saluran Tv atau 200 ribu saluran telepon.
Perangkat yang digunakan dalam penelitiannya terdiri atas sebuah
serat optic dilapisi oleh lapisan kaca yang mengelili intinya dengan
indeks refraktif yang satu persen lebih kecil dari intinya. Total
diameter jalur yang akan dilewati oleh gelombang cahaya tersebut
adalah 300 sampai 400 micron. Gelombang cahaya disebarkan
sepanjang permukaan antara dua kaca. Dr. Kao menyatakan bahwa
ia memperkirakan bisa mengurangi atenuasi sebesar 20 dB/ Km.
Beliau kemudian mengajukan dana untuk penelitiannya itu.

13
Gambar 1.8. Dr Charles K. Kao

Sementara Dr.Kao melakukan penelitian tiga orang yang berkerja


pada perusahaan Corning Glass Works, Robert Maurer, Donald
Keck, Peter Schultz melakukan serangkaian uji coba untuk
mendapatkan bahan yang memiliki indeks bias yang lebih rendah.
Pada bulan September 1970 mereka mengumumkan bahwa mereka
telah membuat serat singlemode dengan redaman di 633 nanometer
(nm) helium neon baris di bawah 20 dB / km. Dan setelah dicoba di
Laboratorium Penelitian Martlesham Heath dikonfirmasi bahan
tersebut memiliki atenuasi yang rendah.

Gambar 1.9. Robert Maurer, Donald Keck dan Peter Schultz

Selanjutnya banyak perusahaan dan lembaga yang melalukan


penelitian dan pengembangan secara terus menerus hingga sampai
pada pencapaian saat ini.

14
3. Pengertian Serat Optik

Serat Optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau
plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari
suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam Serat Optik
sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks
bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena
laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi
Serat Optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai
saluran komunikasi. Serat Optik umumnya digunakan dalam
sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor dan Optik
pencitraan.

Serat Optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core.


Cladding adalah selubung daricore. Cladding mempunyai indek bias
lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang
mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi. Efisiensi dari
Serat Optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas.
Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap
oleh Serat Optik.

Karakteristik yang membedakan Serat optik dari twisted


pair/coaxibel cable:

1. Kapasitas yang lebih besar.


2. Ukuran yang lebih kecil & bobot yang lebih ringan.
3. Atenuasi yang lebih rendah.
4. Isolasi elektromagnetik.
5. Jarak repeater yang lebih besar.

a. Struktur Serat Optik

1. Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core),


dimana gelombang cahaya yang dikirimkan akan merambat
dan mempunyai indeks bias lebih besar dari lapisan kedua.

15
Terbuat dari kaca (glass) yang berdiameter yang bervariasi
antara 8 62,5 mikron tergantung jenis serat optiknya.

2. Bagian yang kedua di namakan lapisan selimut (Cladding),


dimana bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai
indeks bias lebih kecil dibandingkan dengan bagian inti.
Terbuat dari kaca yang berdiameter yang bervariasi antara 125
mm (untuk singlemode dan multimode step index) dan 250 mm
(untuk multimode grade index), juga tergantung dari jenis
Serat optiknya.
3. Bagian yang ketiga dinamakan lapisan jaket (Coating), dimana
bagian ini merupakan pelindung lapisan inti dan selimut yang
terbuat dari bahan plastik yang elastic (PVC).

Gambar 2. 1 Struktur Kabel Serat Optik

Walaupun pada dasarnya cahaya merambat sepanjang inti serat,


namun kulit memiliki Beberapa fungsi :

Mengurangi loss hamburan pada permukaan inti.

Melindungi serat dari kontaminasi penyerapan permukaan.

Mengurangi cahaya yang loss dari inti ke udara sekitar.

16
Menambah kekuatan mekanis.

b. Karakteristik Serat Optik

1. Numerical Aperture (NA)

Numerical Aperture merupakan parameter yang merepresentasikan


sudut penerimaan maksimum dimana berkas cahaya masih bisa
diterima dan merambat didalam inti Serat. Sudut penerimaan ini
dapat beraneka macam tergantung kepada karakteristik indeks bias
inti dan selubung Serat Optik.

Jika sudut datang berkas cahaya lebih besar dari NA atau sudut kritis
maka berkas tidak akan dipantulkan kembali ke dalam Serat
melainkan akan menembus cladding dan akan keluar dari Serat.
Semakin besar NA maka semakin banyak jumlah cahaya yang
diterima oleh Serat. Akan tetapi sebanding dengan kenaikan NA
menyebabkan lebar pita berkurang, dan rugi penyebaran serta
penyerapan akan bertambah. Oleh karena itu, nilai NA besar hanya
baik untuk aplikasi jarak-pendek dengan kecepatan rendah.

2. Redaman
Redaman/atenuasi Serat Optik merupakan karakteristik penting yang
harus diperhatikan mengingat kaitannya dalam menentukan jarak
pengulang (repeater), jenis pemancar dan penerima optik yang harus
digunakan.

Redaman serat biasanya disebabkan oleh karena penyerapan/


absorpsi energi sinyal oleh bahan, efek scattering/penghamburan dan
pengaruh radiasi/pembengkokan. Semakin besar atenuasi berarti
semakin sedikit cahaya yang dapat mencapai detektor dan dengan
demikian semakin pendek kemungkinan jarak span antar pengulang.

3. Dispersi
Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat
melalui sepanjang serat optik. Dispersi akan membatasi lebar pita

17
(bandwidth) dari Serat. Dispersi yang terjadi pada Serat secara garis
besar ada dua yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal
dikenal dengan nama lain dispersi kromatik disebabkan oleh dispersi
material dan dispersi wavegiude.

Serat optic terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca


(glass). Di dalam Serat inilah energi cahaya yang dibangkitkan oleh
sumber cahaya disalurkan (ditransmisikan) sehingga dapat diterima
di ujung unit penerima (receiver).

4. Jenis Kabel Serat Optik


a. Jenis Jenis Kabel Serat Optik
Menurut jenisnya, kabel serat optik dibedakan menjadi 3
macam :

a) Single Mode Fiber


Pada single mode fiber, terlihat pada gambar
bahwa index bias akan berubah dengan segera pada batas
antara core dan cladding (step index). Bahannya terbuat
dari silica glass baik untuk cladding maupun corenya.
Diameter core jauh lebih kecil (10 mm) dibandingkan dengan
diameter cladding, konstruksi demikian dibuat untuk
mengurangi rugi-rugi transmisi akibat adanya fading.
Single mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan
informasi jarak jauh karena di samping rugi-rugi transmisi
yang kecil juga mempunyai band frekuensi yang lebar.
Misalnya untuk ukuran 10/125 mm, pada panjang gelombang
cahaya 1300 nm, redaman maksimumnya 0,4 0,5 dB/km
dan lebar band frekuensi minimum untuk 1 km sebesar 10
GHz. Perambatan cahaya dalam single mode fiber adalah
sebagai berikut :

18
Gambar 2. 2 Perambatan cahaya dalam single mode fiber

Single mode fiber dapat juga dibuat dengan index bias yang
berubah secara perlahan-lahan (graded index).

b) Multimode Step Index Fiber

Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang


besar (50 400 um) dibandingkan dengan
diameter cladding (125 500 um). Sama halnya
dengan single mode fiber, pada serat optik ini terjadi
perubahan index bias dengan segera (step index) pada batas
antara core dan cladding. Diameter core yang besar (50 400
um) digunakan untuk menaikkan efisiensi coupling pada
sumber cahaya yang tidak koheren seperti LED.

Karakteristik penampilan serat optik ini sangat bergantung


pada macam material/bahan yang digunakan. Berdasarkan
hasil penelitian, penambahan prosentase bahan silica pada
serat optik ini akan meningkatkan penampilan (performance).
Tetapi jenis serat optik ini tidak populer karena meskipun
kadar silicanya ditingkatkan, rugi-rugi dispersi sewaktu
transmit tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk
menyalurkan data/informasi dengan kecepatan rendah dan
jarak relatif dekat. Perambatan gelombang pada multimode
step index fiber sebagai berikut :

19
Gambar 2. 3 Perambatan gelombang pada multimode step index fiber

c) Multimode Graded index

Multimode graded index dibuat dengan menggunakan bahan


multi component glass atau dapat juga dengan silica
glass baik untuk core maupun claddingnya. Pada serat optik
tipe ini, indeks bias berubah secara perlahan-lahan (graded
index multimode). Indeks bias inti berubah mengecil perlahan
mulai dari pusat core sampai batas
antara core dengan cladding.

Makin mengecilnya indeks bias ini menyebabkan kecepatan


rambat cahaya akan semakin tinggi dan akan berakibat
dispersi waktu antara berbagai mode cahaya yang merambat
akan berkurang dan pada akhirnya semua mode cahaya akan
tiba pada waktu yang bersamaan dipenerima (ujung serat
optik). Diameter core jenis serat optik ini lebih kecil
dibandingkan dengan diameter core jenis serat
optic Multimode Step Index, yaitu 30 60 um untuk core dan
100 150 um untuk claddingnya.

Biaya pembuatan jenis serat optik ini sangat tinggi bila


dibandingkan dengan jenis Single mode. Rugi-rugi transmisi
minimum adalah sebesar 0,70 dB/km pada panjang

20
gelombang 1,18 um dan lebar band frekwensi 150 MHz
sampai dengan 2 GHz. Oleh karenanya jenis serat optik ini
sangat ideal untuk menyalurkan informasi pada jarak
menengah dengan menggunakan sumber cahaya LED
maupun LASER, di samping juga penyambungannya yang
relatif mudah.

Gambar 2. 4 Perambatan gelombang pada multimode graded index fiber

b. Pembagian Jenis Kabel Serat Optik


a) Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam
perbedaan :
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
1) Single mode : serat optik dengan core yang sangat
kecil, diameter mendekati panjang gelombang
sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak
terpantul-pantul ke dinding cladding.
2) Multi mode : serat optik dengan diameter core yang
agak besar yang membuat laser di dalamnya akan
terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat
menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat
optik jenis ini.
b) Berdasarkan indeks bias core :

1. Step indeks : pada serat optik step


indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.

2. Graded indeks : indeks bias core semakin

21
mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi
pada graded indeks, pusat core memiliki nilai
indeks bias yang paling besar. Seratgraded
indeks memungkinkan untuk membawa
bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran
pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

c. Bagian bagian Serat Optik Jenis Single Mode


Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan
BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi
masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu.
Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang
serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan
kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut
dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah
kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang
berbeda dapat diperkirakan besarnya.
1. Teknik Penyambungan Fiber Optik
Teknik penyambungan serat optik dengan serat optik
ada 3, yaitu :

a. Penyambungan permanen yang disebut splice.

Penyambungan sambungan teknik lebur (fusion)


bersifat permanen, artinya tidak dapat dibongkar
pasang. Redaman yang dihasilkan menghasilkan
redaman paling kecil di antara teknik sambung lain.

b. Penyambungan tak permanen dengan


menggunakan connector.

Penyambungan serat optik menggunakan konektor


bersifat tidak permanen, artinya dapat dibongkar
pasang. Konektor biasanya digunakan untuk kontak

22
dengan terminal perangkat aktif.

c. Penyambungan semi permanen dengan teknik mekanik.


Penyambungan dengan teknik mekanik ini
menghasilkan redaman yang bersifat sedang.

2. Karakter Transmisi pada Serat Optik


Sistem serat optik beroperasi pada daerah 100.000 -
1.000.000 GHz. Prinsip kerja transmisi serat optik adalah
sebagai berikut :
a. Cahaya dari suatu sumber masuk ke silinder kaca atau
plastik core.

b. Berkas cahaya dipantulkan dan di propagasikan


sepanjang serat, sedangkan sebagian lagi diserap oleh
material sekitarnya.

Serat optik mentransmisikan berkas cahaya yang


ditandai dengan sebuah sinyal dengan memakai total
internal reflection. Refleksi jenis ini terjadi pada
berbagai media transparan yang memiliki indeks
refraksi lebih tinggi dibandingkan media
disekelilingnya.

Dampak, serat optic bertindak sebagai pengarah


gelombang (waveguide) untuk frekuensi dalam rentang
sekitar 100 terra hingga 1000 terra hertz. Hal ini
menutupi bagian inframerah dan cahaya tampak.

5. Konektor Serat Optik


a. Jenis jenis Konektor Serat Optik/Fiber Optik
Jenis-jenis konektor fiber optic ada beberapa yang sering
digunakan seperti ST, SC, FC, LC ,SMA dll , konektor yang
biasa digunakan untuk koneksi OTB adalah konektor ST atau
FC .

23
Gambar 2. 5 Konektor ST dan FC

Gambar 2.6. Konektor Serat Optik/Fiber Optik

b. Cara Kerja Fiber Optic


Sinar dalam fiber optik berjalan melalui inti dengan secara
memantul dari cladding, dan hal ini disebut total internal
reflection, karena cladding sama sekali tidak menyerap sinar
dari inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian kaca sinyal
cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal tergantung pada
kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal.

24
Gambar 2. 6 Cara kerja fiber optic

c. Tempat pemasangan kabel Serat Optik


a) Di wilayah perkotaan banyak lekukan dansaluran yang
sudah dipenuhi oleh kabel lain sehingga pemasangan
infrastruktur baru selala dibuat dalam jumlah kecil, dengan
radius belokan serat dan kabel diusahakan tetap kecil.
b) Kabel dalam bermacam macam kondisi, seperti diluar
atau di bawah tanah, di udara atau di dalam ruangan.
Konsekuensinya, banyak kondisi termal, mekanikal dan
tekanan lain yang harus diterima kabel serat optik tersebut.
c) Hindari penyambung yang terlalu banyak. Usahakan
seminimal mungkin agar tidak perlu menggunakan teknisi
yang terlatih dan dapat dipersiapkan dengan mudah.
d) Jangan sampai teerjadi banyak tekukan dan kebocoran
jaket pelindung yang dapat menyebabkan kebocoran
cahaya.
e) Biaya jalur koneksi global harus menjadi lebih murah.

6. Keuntungan dan Kerugian dari Serat Optik

a. Keuntungan serat optic


a) Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwith yang lebar).
b) Frekuensi pembawa optik bekerja pada daerah frekuensi
yang tinggi yaitu sekitar 10^13 Hz sampai dengan 10^16
Hz, sehingga informasi yang dibawa akan menjadi
banyak.

25
c) Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang
terbuat dari tembaga, terutama pada frekuensi yang
mempunyai panjang gelombang sekitar 1300 nm yaitu
0,2 dB/km.
d) Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet.
Fiber optik terbuat dari kaca atau plastik yang
merupakan isolator, berarti bebas dari interferensi medan
magnet, frekuensi radio dan gangguan listrik.
e) Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan
tinggi. Kemampuan fiber optik dalam menyalurkan
sinyal frekuensi tinggi, sangat cocok untuk pengiriman
sinyal digital pada sistem multipleks digital dengan
kecepatan beberapa Mbit/s hingga Gbit/s.
f) Ukuran dan berat fiber optik kecil dan ringan. Diameter
inti fiber optik berukuruan micro sehingga pemakaian
ruangan lebih ekonomis. Dan juga tidak mengalirkan
arus listrik Terbuat dari kaca atau plastik sehingga tidak
dapat dialiri arus listrik (terhindar dari terjadinya
hubungan pendek).

b. Kerugian serat optic

a) Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam


pemakaiannya diperlukan lapisan penguat sebagai
proteksi.

b) Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan


dari luar yang berlebihan.
c) Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat
memberikan catuan pada pemasangan repeater.

26
BAB III
PEMBAHASAN PRAKTEK

3.1. Pembahasan PROPOSAL SKRIPSI


Penyambungan Kabel Fiber Optik (Drop Cable 2 Core)
a) Peralatan
Tabel 1.2. Peralatan Penyambungan Kabel Fiber Optic

Gambar Alat Nama alat Fungsi alat


Splicer

Handheld
Light Source

Optical
Power Meter

Splice On
Connector

Cleaver

27
Drop Cable
Stripper

Stripper

Optical Fiber
Identifier /
Laser

Cutter Plier /
Tang Potong

Drop Cable /
Drop Core

Tissue

b) Langkah langkah kerja


c) Keamanan
d) Hasil

3.2. Masalah yang dihadapi dan Penanganan Masalah

Tabel 1.3. Masalah yang dihadapi dan Penanganan Masalah

Masalah yang dihadapi Penanganan Masalah

28
Lihat SOC yang pecah, ganti dengan
Redaman diatas -10,50
yang baru
Lihat SOC yang pecah/rusak, ganti
Redaman -50.00
dengan yang baru
Lihat SOC yang pecah/rusak, ganti
Saat dilaser, cahaya tidak tembus
dengan yang baru

Saat ARC terdapat gelembung inti SOC Ganti dengan yang baru

SET terus sampai lossnya menjadi


Loss diatas 0.03
dibawah 0,03

Protect tidak melekat sempurna Panaskan ulang

Saat pengangkatan selalu patah Harus tenang, tidak terburu-buru

29
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Fiber optik adalah salah satu transmiter yang memiliki sedikit sekali
kendala, itu dapat dibuktikan dengan sangat pesatnya perkembangan
penggunaan fiber optik di dalam bidang telekomunikasi. Kabel fiber optik
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu single mode step index, multi mode step
index dan multi mode gradde index, dimana pada umum nya tipe multi mode
biasanya dipakai untuk jarnk yang dekat, smemntara single mode untuk
jarang yang cukup jauh. Fiber optik sendiri sangan besar seklai kapasitas
untuk transper datanya. Fiber optik sanagt cocom sekali dengan keadaan
geografis di indonesia khususnya di jawa, karena daerahnya tidak terlalu
banyak yang curam.
Membuat laporan hasil PROPOSAL SKRIPSI ternyata tidak serumit
yang saya bayangkan, jika kita benar-benar berniat untuk
menyelesaikannya.

PROPOSAL SKRIPSI ini bisa membuat pengetahuan, pengalaman dan


pertemanan semakin bertambah banyak.

Saat membaca laporan hasil prakrin saya ini yang berjudul


PENYAMBUNGAN KABEL FIBER OPTIK (DROP CABLE 2
CORE) mungkin step by step terlihat sangat mudah, tapi kenyataannya
jika langsung praktek sangat membutuhkan kesabaran, ketelitian,
ketenangan dan kefokusan.

PROPOSAL SKRIPSI di Biznet mengajarkan saya bahwa Ilmu itu


harus di share, dibagikan ke semua orang. Karena jika hanya 1 dari 10
orang yang bisa bekerja, itu tidak berguna. Tapi jika 1 orang ini
membagikan ilmunya ke 9 orang lainnya, dan mereka semua bekerja
sama untuk membangun sesuatu, pasti akan terasa ringan nantinya.

PROPOSAL SKRIPSI mengajarkan kita bahwa jika bekerjaitu harus

30
professional. Professional dalam arti tidak main-main.

DAFTAR PUSTAKA

Tentang PT.Supra Primatama Nusantara (Biznet)


http://www.biznetnetworks.com/id/company/about-us/.html
(diakses 1 Januari 2017)
How To Splicing
http://nugrahafandhi.blogspot.co.id/2011/04/cara-menyambung-kabel-serat-
optik.html (diakses 22 Januari 2017)
Tools for fiber optic splice
http://fiberopticknowledge.blogspot.co.id/2012/02/splicing-kabel-fiber-
optic.html (diakses 19 Februari2017)
Sejarah Fiber Optic
https://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik (diakses 22 Februari 2017)

31
LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai