Anda di halaman 1dari 62

ANALISIS SISTEM INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

TERHADAP PELAYANAN KANTOR DINAS


KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
KOTA PONTIANAK

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah PKL pada Program Diploma Tiga (D3)

HENRI FAUTNGIL
NIM : 12164796

Program Studi Sistem Informasi Kampus Kota Pontianak


Fakultas Teknik dan Informatika
Universitas Bina Sarana Informatika
Pontianak
2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan judul : "Analisis Sistem Indeks Kepuasan
Masyarakat Terhadap Pelayanan Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil
Kota Pontianak". yang merupakan salah satu syarat kelulusan mata Praktik Kerja
Lapangan (PKL) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Informatika
Universitas Bina Sarana Informatika Pontianak.
Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dan dalam menyelesaikan laporan
ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran, serta
fasilitas yang membantu hingga akhir dari penulisan laporan ini. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Bina Sarana Informatika.

2. Dekan Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Bina Sarana Informatika


Pontianak.

3. Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Informatika


Universitas Bina Sarana Informatika Pontianak.

4. Bapak Muhammad Sony Maulana, S.T.,M.KOM selaku Dosen Penasehat


Akademik yang telah memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penyelesaian
laporan ini.

5. Bapak Drs. H. Suparma, M.Si selaku pimpinan Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Pontianak.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membantu, meskipun dalam laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.

iii
Pontianak, 19 Desember 2019

IIENRI FAUTNGIL

l.I/
DAFTAR ISI

Lembar Judul Laporan PKL ...................................................................................... i


Lembar Persetujuan Laporan PKL ........................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................... v
Daftar Simbol ............................................................................................................ vii
Daftar Gambar ........................................................................................................... viii
Daftar Tabel ............................................................................................................... ix
Daftar Lampiran ........................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 4
1.3. Metode Penelitian ............................................................................. 5
1.4. Ruang Lingkup .................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar .................................................................................... 7
2.2 Peralatan Pendukung ......................................................................... 13
BAB III ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1. Tinjauan Perusahaan ......................................................................... 24
3.1.1. Sejarah Institusi/Perusahaan ................................................. 24
3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi ............................................. 27
3.2. Prosedur Sistem Berjalan .................................................................. 32
3.3. Activity Diagram ............................................................................... 33
3.4. Spesifikasi Dokumen Masukan ......................................................... 38
3.5. Spesifikasi Dokumen Keluaran ......................................................... 40
3.6. Permasalahan Pokok ......................................................................... 41
3.7. Pemecahan Masalah ........................................................................... 41

v
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 42
4.2 Saran ................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN PKL
NILAI KULIAH KERJA PRAKTIK

vi
DAFTAR SIMBOL

No. Simbol Deskripsi


1. Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah status
awal.
2. Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem,
aktivitas biasanya diawali dengan kata
kerja.
3. Percabangan/decision Asosiasi percabangan dimana jika ada
pilihan aktivitas lebih dari satu.

4. Penggabungan/join Asosiasi penggabungan dimana lebih dari


satu aktivitas digabungkan menjadi satu.

5. Status akhir Status akhir yang dilakukan oleh sistem,


sebuah diagram aktivitas memiliki
sebuah status akhir.
6. Swimlane Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggunga jawab terhadap aktivitas
yang terjadi.

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Strukrut Organisasi .............................................................................. 27


Gambar III.2 Diagram Pendaftaran ........................................................................... 33
Gambar III.3 Imput Data ........................................................................................... 34
Gambar III.4 Verifikasi Data E-KTP ........................................................................ 34
Gambar III.5 Gambar Detil Pendaftran E-KTP ........................................................ 35

viii
DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Simbol-simbol diagram Use Case ........................................................... 15


Tabel II.2. Simbol-simbol activity diagram .............................................................. 18

Tabel II.3. Simbol-simbol class diagram .................................................................. 20


Tabel II.4. Simbol-simbol sequence diagram ........................................................... 21

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran A.1 Kartu Tanda Penduduk (KTP)

2. Lampiran A.2 Surat Keterang RT

3. Lampiran A.3 Kartu Keluarga

4. Lampiran A.4 Formulir Permohan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

5. Lampiran A.5 Kutipan Akta Nikah

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pelayanan merupakan tugas utama bagi aparatur negara sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat. Tugas ini secara jelas telah ditulis dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke
empat, yang meliputi empat aspek pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat yang
berbunyi Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran pemerintah yang strategis
akan banyak ditopang oleh kemampuan aparat pemerintah melaksanakan tugas dan
fungsinya. Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pemerintahan yang baik
adalah suatu penyelenggarakan manajemen pembangunan yang bertanggung jawab sejalan
dengan prinsip demokratis, efektif, dan efisien. Selain itu pemerintah juga harus terbuka
transparan kepada semua warga masyarakat yang memili hak, yang sama untuk ikut serta
dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu tantangan
besar yang dihadapi pemerintah adalah kemampuan melaksanakan kegiatan secara efektif
dan efisien, karena selama ini aparat pemerintah identik dengan kinerja yang berbelit-belit
dalam melakukan pelayan publik.

Layanan publik merupakan salah satu upaya memberikan bantuan kepada masyarakat
untuk mencapai suatu tujuan. Kualitas pelayan menjadi kunci utama bagi seluruah aparatur
pemerintah dalam mencapai tujuan, pelayanan publik harus memperhatikan kebutuhan
kebutuah masyarakat. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi jika pelayanan publik dapat
memberikan pelayanan dengan memenuhi indikator pelayanan yang baik. Pelayanan publik
yang baik adalah sesaui dengan keputusan menteri pendayagunaan Apratur Negara No:

1
2

63/KEP/M.PAN/7/2003, tentang pedoman umum pelayanan publik seperti prosodur


pelayanan, persyaratan pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan,
keadilan mendapatkan pelayanan, kepastian biaya, kepastian jadwal pelayanan maka
Pemerintah memiliki tugas untuk meningkatkan pelayanan dalam sektor pelayanan publik.

Kualitas pelayanan publik harus mengedepankan kepentingan masyarakat sebagai


pelanggan, selama ini masyarakat mengeluh tentang pelayanan yang diberikan aparatur
pemerintah kepada masyarakat cendrung kurang baik dan tidak berkualitas. Pelayanan
publik yang dilakukan pemerintah belum efektif dan efesian hal ini terlihat dari masih
banyaknya pengaduan masyarakat baik secara transparan maupun tertutup (sesama
masyarakat). Peningkatan layanan publik menjadi suatu yang penting menginggat tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang baik belum didapatkan. Masyarakat selalu
menuntut pelayanan publik yang berkualitas, meskipun tuntutan tersebut tidak sesuai
dengan harapan. Karna pelayanan publik yang terjadi selama ini masih berbelit-belit dan
melelahkan. Pemerintah sebagai penyedia layanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat
harus bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan publik yang baik. Kepuasan
masyarakat adalah tolak ukur dari keberhasilan pelayanan publik yang diberikan oleh
aparatur pemerintah. Oleh sebab itu pelayan publik harus difokuskan pada kebuthan
masyarakat secara maksimal baik dari segi kualitas maupun kuantias.

Untuk bisa menilai kualitas pelayanan publik yang baik, diperlukannya suatu
pemahaman yang bisa membantu bagai mana seharusnya layanan ini bisa berjalan dengan
baik sehingga menghasilkan output yang berkualitas, yang mampu bemberikan kepuasan
kepada masyarakat. Pelayan pembuatan E-KTP merupakan salah satu pelayanan publik
yang diberikan aparatur pemerintah. Dalam mengujutkan tertipnya administrasi
kependudukan serta keberlangsungan penyediaan data kependudukan secara nasional,
pemerintah bertanggungjawab dalam menyediakan data kependudukan yang akurat dan
terkini. Administrasi Kependudukan dalam penjelasan umum, menjelaskan bahwa Kartu
Tanda Penduduk, yang selanjutnya disingkat E-KTP adalah identitas resmi penduduk
sebagai bukti dari yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku diseluruh Wilayah
3

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diharapkan aparat pemerintah di seluruh Indonesia


melaksanakan pelayanan publik dengan baik sesuai apa yang diharapkan oleh mayarakat.
Masih banyak yang harus di koreksi dari pelayanan publik di Indonesia ini dan tidak
menutup kemungkinan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menjadi salah satu
organisasi pemerintah yang menjadi pelaksana pembuatan E-KTP. Tentunya pembuatan E-
KTP ini berlaku bagi semua warga yang terdata sebagai penduduk di Indonesia. Khusus
wilayah kota Pontianak. Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam pelayanan
pembuatan E-KTP terdapat beberapa permasalahan.

Salah satu kasus mengenai program E-KTP yang selalu di keluah oleh masyarakat
Kota Pontianak yang di ungkapa beberapa warga atau masyarakat bahwa petugas
mengatakan satu bulan baru jadi, padahal kami sudah menunggu lama. Alasannya, tidak
ada material dan hanya didata dulu, urus hari ini bulan depan baru diambil," keluh dari
beberapa masyarakat. Dia mengaku telah mengurus ke kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Pontianak, kemudian diminta balik lagi setelah seminggu lagi karena jaringan
internet sedang bermasalah. Beberapa masyarakat juga merasa kecewa dengan birokrasi
yang berlangsung di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil itu. Masyarakat merasa
dipersulit dalam mengurus E-KTP dan surat keterangan pembatanlan pindah domisili.
Masyarakat mersa sangakat di kecewakan kerana alasan-alan yang diberikan oleh Dikduk
capil itu untuk proses pembuatan surata seperti E-KTP, KK, dan surat lain harus menunggu
berbulan bahkan lebih. tidak ada kepastian yang jeles di berikan petugas kepda masyarakat,
petuguas hanya mengatakan bahwa jaringan internet masih gangguan, dan ada yang
mengatakan marterial dan blanko KTP di tingkat pusat masih dalam proses pengiriman.

Berdasarkan informasi diatas pelaksanaan pembuatan e-KTP belum sesuai dengan


harapan masyarakat maupun Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak.
Terdapat beberapa permasalahan dalam pelayanan pembuatan e-KTP diantaranya
pengurusan e-KTP memakan waktu yang lama, prosedur yang berbelit-belit, rendahnya
sikap kedisiplinan pegawai seperti pegawai yang tidak berada ditempat saat jam kerja.
4

Permasalahan lain mengenai belum terselesaikannya target perekaman KTP


Elektronik sampai saat ini. Berdasarkan update terakhir 31 oktober 2018 sejauh ini yang
baru melakukan perekaman sekitar 448.549 jiwa. Untuk jumlah secara keseluruhan masih
ada sekitar 21.301 jiwa belum masuk yang punya KTP ganda, meninggal dunia, dan pindah
tempat tinggal tapi masih terdaftar. Dengan jumlah penduduk Kota Pontianak mencapai
664.394 jiwa lebih. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang
belum melaksanakan perekaman KTP. Hal tersebut secara tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
kota Pontianak kepada masyarakat. (Tribunpontianak.co.id). Kendala lain yaitu terkait
sarana dan prasarana yang belum memadai baik sarana operasional, fasilitas fisik serta
prasarana pendukung lainnya. Seperti bandwith atau kuota internet terbatas, blanko yang
kurang sehingga e-KTP lambat dicetak, kurang memadainya tempat menunggu untuk
masyarakat yang akanmelakukan pelayanan.

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai, “Analisis Sistem Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan
Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Pontianak”

1.2. Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan
Adapun tujan dari analisa sitem informasi pelayanan e-KTP antara lain:
1. Mengatasi masalah yang di hadapi berkaitan dengan prosedur sistem berjalan.
2. Mengajukan sistem yang baik sebagai perbaikan dari kelemahan yang ada.
3. Menerapkan aturan dalam proses pengambilan e-KTP kepada masyarkat Kota
Pontianak.
4. Mampu menarik pelajaran dan penghayatan serta pengalamannya selama latihan
praktik
B. Manfaat Bagi Penulis
1. Memperoleh wawasan luas mengenai seluk beluk dunia kerja.
5

2. Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab.


3. Dapat mengetahui tata cara melayani masyarakat dengan baik dan sopan.
4. Mengetahui bagaimana proses sistem berjalan yang digunakan pada Dinas
Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Pontianak.
5. Dapat mengerti tentang prosedur pembuatan e-ktp (ktp elektronik).
6. Mengetahui arti penting disiplin dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas.
C. Manfaat Bagi Perusahan
1. Mengetahui apa saja kekurangan yang ada pada bagian informasi.
2. Mengetahui bagaimana penatatan proses pelayanan yang baik khusus di bagian E-
KTP
1.3 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah penting dalam penyusunan laporan analisa sistem
informasi, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan mengunakan metode penelitian
deskriptif yang menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki dan untuk mendukung penelitian
menggunakan tehnik pengumpulan data dengan cara:
1.3.1. Pengamatan (Observasi)
Dalam melakuan Observasi penulis langsung trun kelapangan,melakukan peneliti dan
untuk memproleh berbagai informasi yang nantinya digunakan untuk perncangan sistem
informasi.
1.3.2. Wawancara (Interview)
Wawan cara digubakan untuk memproleh informasi Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Pontiank mulai dari sejarah berdirinya, kendala-kendala dalam
melakukan pelayanan e-KTP dengan cara tanya jawab dan bertatap muka.
1.3.3. Studi Pustaka
Setelah melakuakan wawancara dan pengamatan kelapangan penulis mencari literatur
yang berisi teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang akan di bahas atau sebagai data
sekunder, termasuk dalam publik dan data yang berasal dari internet/web site dan lain
6

sebagainya. Penulis juga mengambil dari beberapa buku sebgai refrensi panduan dalam
menulis
1.4 Ruang Lingkup
Dalam penulisan PKL ini, penulis hanya membahas tentang Analisis Sistem
Informasi Pelayanan E-Ktp Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Wilayah Kota
Pontianak.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem


Sistem berfungsi untuk menjukan alur yang tersusun sesaui konsep yang berlaku
untuk mempermudah pekerjan. Sistem merupakan prosedur yang menjadi suatu urutan
kegiatan yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Konsep dasar sistem merupakan kumpulan dari sudut padang yang berbeda yang
memiliki bagian terpenting.
2.1.1 Pengertian Sistem
Menganalias suatu sistem informasi akan lebih baik jika mengetahui terlebih dahulu
pemahaman tentang sistem. Pengertian sistem berkembang sesuai konteks diman sistem itu
digunakan. Dengan demikian definisi ini akan mempunyai peranan penting dalam
mempelajari suatu sistem.
Menurut Djahir dan Pratita (2015:7) menyatakan bahwa “sistem dikelompokkan
menjadi dua bagian yang menekankan pada prosedurnya dan ada yang menekankan pada
elemennya.
Pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart (2015:3): Sistem adalah rangkaian
dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan.Sebagian besar sistem terdiridari subsistem yang lebih kecil yang
mendukung sistem yang lebih besar.
Menurut Sutanto dalam Djahir dan Pratita (2015:6) mengemukakan bahwa “sistem
adalah kumpulan/grup dari subsistem/bagian/komponen apapun, baik fisik ataupun nonfisik
yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai
satu tujuan tertentu”.

7
8

Menurut Tyoso (2016:1), “sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen-


komponen yang membentuk satu kesatuan”.
menurut Mulyani (2016:2) menyatakan bahwa “sistem bisa diartikan sebagai
sekumpulan sub sistem, komponen yang saling bekerja sama dengan tujuan yang sama
untuk menghasilkan output yang sudah ditentukan sebelumnya”.
Dari urayan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan satukesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dan memiliki tujuan yang sama.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai ciri-ciri karakteristik yang terdapat pada sekumpulan
elemen yang harus dipahami dalam megidentifikasi pembuatan sistem. Adapun
karakteristik sistem (Hutahaean, 2015:3) yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Komponen
Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama
untuk membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa sub sistem atau bagian-
bagian dari sistem.
2. Batasan sistem (boundary)
Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan
lingkungan luar dinamakan dengan batasan sistem. Batasan sistem ini memungkinkan
sistem dipandang sebagai satu kesatuan dan juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari
sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem (environment)
Apapun yang berada di luar batas dari sistem dan mempengaruhi sistem tersebut
dinamakan dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar yang bersifat menguntungkan
wajib dipelihara dan yang merugikan harus dikendalikan agar tidak mengganggu
kelangsungan sistem.
4. Penghubung sistem (interface)
Media penghubung diperlukan untuk mengalirkan sumber-sumber daya dari sub
sistem ke sub sistem lainnya dinamakan dengan penghubung sistem.
9

5. Masukkan sistem (input)


Energi yang dimasukkan ke dalam sistem dinamakan dengan masukan sistem (input)
dapat berupa perawatan dan masukan sinyal. Perawatan ini berfungsi agar sistem dapat
beroperasi dan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk menghasilkan keluaran
(output).
6. Keluaran sistem (output)
Hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna dinamakan dengan keluaran sistem (output). Informasi merupakan contoh keluaran
sistem.
7. Pengolah sistem
Untuk mengolah masukan menjadi keluaran diperlukan suatu pengolah yang
dinamakan dengan pengolah sistem.
8. Sasaran sistem Sistem
pasti memiliki tujuan atau sasaran yang sangat menentukan input yang dibutuhkan
oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan.

2.1.3 Klasifikasi Sistem


Sistem juga diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang sistem. Karana sistem
memiliki cara yang berbeda untuk menyelesikan kasusu yang terjadi dalam sistem tersebut.
Klasifikasi sistem menurut (Hutahaean, 2015:6) tersebut terdiri dari:
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide tidak tampak secara
fisik, misalnya sistem telogi. Sedangkan sistem fisi diartikan sebagai sistem yang nampak
secara fisik sehingga setiap mahluk dapat melihatnya, misalnya sistem komputer.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh
manusia, misalnya reproduksi dan lainyang dirancang oleh manusia. Sistem buatan yang
melibatkan interaksi lain misalnya sistem tata surya, sistem galaksi, sistem -lain. Sedangkan
10

sistem buatan manusia merupakan sistem yang manusia, misalnya sistem akuntansi, sistem
informasi, dan lain-lain. Pengguna ide-ide yang fisik alnya ain.
3. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
Sistem deterministik merupakan sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang
sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga
keluaran dari sistem dapat diramalkan, misalnya sistem komputer, adalah contoh sistem
yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang
dijalankan. Sedangkan sistem robabilistik merupakan sistem yang kondisi masa depanya
tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas, misalnya sistem manusia.
4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
Sistem terbuka merupakan sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Lebih sepesifik dikenal juga yang disebut dengan sistem terotomasi,
yang merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan beriteraksi dengan kontrol oleh
satu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan dalam masyarakat
modern. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem
lainnya, misalnya sistem kebudayaan manusia. Sedangkan sistem tertutup merupakan
sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem
ini bekerja secara otomatis tanpa danya campur tangan dari pihak luar. Secara teoritis
sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benarbenar tertutup, yang
ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).
2.1.4. Pengertian Informasi
Untuk melanjutkan kepembahan berikut terlebih dahu untuk memahi pengertian
infotmasi, berikut pengertian informasi menurut para ahli:
Menurut Cushing dalam Fauzi (2017:10) menyatakan bahwa “informasi adalah
kumpulan data yang relevan dan mempunyai arti yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian atau kegiatan-kegiatan”.
Menurut Hutahean (2015:9) “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya”.
11

Menurut Krismaji (2015:14), Informasi adalah “data yang telah diorganisasi dan telah
memiliki kegunaan dan manfaat”.
Menurut Romney dan Steinbart (2015:4) : Informasi (information) adalah data yang
telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan
keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai
kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian informasi adalah
data yang diolah menjadi lebih berguna dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi
penggunanya.
2.1.5. Pengertian Sistem Informasi
Penggabungan antara sistem dengan teknologi untuk menghasilkan informasi ini
biasa disebut dengan sistem informasi. Untuk lebih jelas mengenai sistem informasi berikut
pendapat para ahli dianataranya:

Menurut Hutahaean (2015:13)” sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Lucas dalam Djahir dan Pratita (2015:14) mengemukakan bahwa “sistem
informasi adalah suatu kegiatan dari prosedurprosedur yang diorganisasikan, bilamana
dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan
pengendalian di dalam organisasi”.

Komponen-komponen yang membangun sistem informasi dinamakan blok bangunan


(building block). Blok bangunan ini mirip dengan karakteristik sistem yang telah diuraikan
sebelumnya. Penjelasan dari blok bangunan yang membangun sistem informasi
(Hutahaean, 2015:13), yaitu:
12

1. Blok masukkan (input block)


Blok masukan merupakan blok yang bertugas dalam input data agar masuk ke dalam
sistem informasi. Blok masukan bertugas dalam merekam data yang akan dimasukkan,
biasanya berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok model (model block)
Blok model terbentuk dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
memproses data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah
ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok keluaran (output block)
Sistem informasi menghasilkan keluaran (output) yaitu informasi yang berkualitas
dan berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok teknologi (technology block)
Teknologi digunakan merupakan kotak alat dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran berupa informasi dan membantu pengendalian
dari sistem secara menyeluruh. Blok teknologi perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hardware) yang dioperasikan oleh teknisi (brainware).
5. Blok basis data (database block)
Basis data (database) merupakan media untuk menyimpan data yang saling
berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan dapat
dipergunakan kembali, diperlukan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
6. Blok kendali (control block)
Sistem informasi memiliki kontrol kendali untuk menanggulangi gangguangangguan
terhadap sistem apabila terlanjur terjadi kesalahan maka dapat langsung diantisipasi atau
diatasi.
13

2.2 Peralatan Pendukung


Peralatan pendukung adalah alat dalam pembutan proses alur data terlebih dahulu
mengetahui simbol yang digunakan untuk menggambarkan model logika yang menunjukan
kemmana data tersebut akan berakhir dan data mana yang akan dilewati.
2.2.1. Unifield Modelling Languange (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang
banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis
dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. UML
merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem
dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. UML muncul karena adanya
kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan
dokumentasi dari sistem perangkat lunak.
UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak
terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataannya UML paling banyak
digunakan pada metodologi berorientasi objek (Rosa A.S dan M. Shalahudin, 2014:133).
Menurut Mulyani (2016:48) mengatakan UML (Unified Modeling Language) adalah
“Sebuah teknik pengembangan sistem yang menggunakan bahasa grafis sebagai alat untuk
pendokumentasian dan melakukan spesifikasi pada sistem”.
2.2.2. Sejarah Unifield Modelling Languange (UML)
Bahasa pemrograman berorientasi objek yang pertama dikembangkan dikenal dengan
nama Simula-67 yang dikembangkan pada tahun 1967. Perkembangan aktif dari
pemrograman berorientasi objek mulai menggeliat ketika berkembangnya bahasa
pemrograman Smalltalk pada awal 1980-an yang kemudian diikuti dengan perkembangan
bahasa pemrograman berorientasi objek yang lainnya seperti C objek, C++, Eiffel, dan
CLOS. Sekitar lima tahun setelah Smalltalk berkembang, maka berkembang pula metode
pengembangan berorientasi objek. Karena banyaknya metodologi-metodologi yang
berkembang pesat saat itu, maka muncullah ide untuk membuat sebuah bahasa yang dapat
dimengerti semua orang. Maka dibuat bahasa yang merupakan gabungan dari beberapa
konsep, seperti konsep Object Modeling Technique (OMT) dari Rumbaugh dan Booch
14

(1991), konsep The Classes, Responsibilities, Collaborators (CRC) dari Rebecca Wirfs-
Brock (1990), konsep pemikiran Ivar Jacobson, dan beberapa konsep lainnya dimana James
R. Rumbaigh, Grady Booch, dan Ivar Jacobson bergabung dalam sebuah perusahaan yang
bernama Rational Software Corporation menghasilkan bahasa yang disebut dengan Unified
Modeling Language (UML). Pada tahun 1996, Object Management Group (OMG)
mengajukan proposal agar adanya standarisasi pemodelan berorientasi objek dan pada
bulan September 1997 UML diakomodasi oleh OMG sehingga sampai saat ini UML telah
memberikan kontribusinya yang cukup besar di dalam metodologi berorientasi objek dan
hal-hal yang terkait di dalamnya (Rosa A.S dan M. Shalahudin, 2014:138)
2.2.3. Diagram Unified Modeling Language (UML)
Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:140), pada UML terdiri dari 13 macam diagram
yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian
kategori tersebut.
1. Structure diagram, yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan
suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan. Structure diagram terdiri dari class
diagram, object diagram, component diagram, composite structure diagram, package
diagram dan deployment diagram.
2. Behavior diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan
kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem. Behavior
diagram terdiri dari Use case diagram, Aktivity diagram, State Machine System.\
3. Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan
interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu
sistem. Interaction diagram terdiri dari Sequence Diagram, Communication
Diagram, Timing Diagram, Interaction Overview Diagram.
a. Use Case Diagram
Rosa dan M. Shalahudin (2014:155), use case atau diagram use case merupakan
pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang
akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada
15

di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi
itu.
Tabel II.1. Simbol-simbol diagram Use Case
No Simbol Deskripsi
1. Use case Fungsionalitas yang disediakan
sistem sebagai unit-unit yang saling
bertukar pesan antar unit atau aktor,
Nama use case
biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja diawal frase
nama use case.
2. Aktor/actor Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat di luar sistem
informasi yang akan dibuat itu
sendiri, jadi walaupun simbol dari
aktor adalah gambar orang, tapi aktor
belum tentu merupakan orang,
biasanya dinyatakan menggunakan
kata benda di awal frase nama aktor
3. Assosiasi/association Komunikasi antara aktor dan use
case yang berpartisilpasi pada use
case atau use case memiliki interaksi
dengan aktor.
4. Exstensi/ Relasi use case tambahan kesebuah
use case dimana use case yang
ditambahkan dapat berdiri sendiri
<<extend >>
walau tanpa use case tambahan itu,
mirip dengan prinsip inheritance
16

pada pemrograman berorientasi


objek, biasanya use case tambahan
memiliki nama depan yang sama
dengan use case yang ditambahkan, misal

Validasi user name

<<extend >>

Validasi user

<<extend
>>

Validasi sidik
jari
Arah panah mengarah pada use case
yang ditambahkan, biasanya use case
yang menjadi extend-nya merupakan
jenis yang sama dengan use case
yang menjadi induknya.
5. Generalisasi/generalization Hubungan generalisasi dan spesialisasi
(umum-khusus) antara dua buah use case
dimana fungsi yang satu adalah fungsi
yang lebih umum dari lainnya, misalnya

Ubah data

Mengelola
data
17

Hapus data

arah panah mengarah pada use case yang


menjadi generalisasinya (umum)
6. Relasi use case tambahan ke sebuah use
Menggunakan / include / uses case dimana use case yang ditambahkan
memerlukan use case ini untuk
menjalankan fungsinya atau sebagai
syarat dijalankan use case ini
Ada dua sudut pandang yang cukup besar
mengenai include di use case :
- Include berarti use case yang
<<include> ditambahkan akan selalu di
> panggil saat use case tambahan
dijalankan, misalnya pada kasus berikut

Validasi
Username

<<include>>

Login

- Include berarti use case yang


tambahan akan selalu melakukan
<<uses>> pengecekan apakah use case yang
di tambahkan telah dijalankan
sebelum use case tambahan di
18

Validasi User

<<include>>

Ubah data

Kedua interpretasi di atas dapat dianut


salah satu atau keduanya tergantung pada
pertimbangan dan interpretasi yang
dibutuhkan.
Sumber : Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:156)

b. Activity Diagram
Rosa dan M. Shalahudin (2014:161), diagram aktivitas atau activity diagram
menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sebuah sistem atau
proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu di perhatikan disini
adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan
aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram aktivitas :

Tabel II.2. Simbol-simbol activity diagram


No. Simbol Deskripsi
1. Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah status
19

awal.
2. Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem,
aktivitas biasanya diawali dengan kata
kerja.
3. Percabangan/decision Asosiasi percabangan dimana jika ada
pilihan aktivitas lebih dari satu.

4. Penggabungan/join Asosiasi penggabungan dimana lebih dari


satu aktivitas digabungkan menjadi satu.

5. Status akhir Status akhir yang dilakukan oleh sistem,


sebuah diagram aktivitas memiliki
sebuah status akhir.
6. Swimlane Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggunga jawab terhadap aktivitas
yang terjadi.

Sumber : Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:162)

c. Class Diagram
Rosa dan M. Shalahudin (2014:141), diagram kelas atau class diagram
menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk
membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan method atau operasi.
Berikut penjelasan atribut dan method :
1. Atribut merupakan variable-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
2. Operasi atau method adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram kelas :
20

Tabel II.3. Simbol-simbol class diagram


No. Simbol Deskripsi
1. Kelas Kelas pada struktur sistem

Class name
-member name
-member name

2. Antarmuka/interface Sama dengan konsep interface dalam


pemrograman berorientasi objek

3. Asosiasi/association Relasi antar kelas dengan makna


umum, asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity
4. . Asosiasi berarah/ directed Relasi antar kelas dengan makna kelas
association yang satu digunakan oleh kelas yang
lain, asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity

5. Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna


generalisasi-spesialisasi (umumkhusus)

6. Kebergantungan/dependensi Relasi antar kelas dengan makna


kebergantungan antar kelas
21

7. Agrgasi/aggregation Relasi antar kelas dengan makna


semua-bagian (whole-part)

Sumber : Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:146)

d. Sequence Diagram
Rosa dan M. Shalahudin (2014:165), diagram sekuen menggambarkan kelakuan
objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dengan massage yang
dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram
sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta
metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram
sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case. Banyaknya
diagram sekuen yang harus digambar adalah minimal sebanyak pendefinisian use case yang
memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi
jalannya pesan sudah dicakup dalam diagram sekuen sehingga semakin banyak use case
yang didefinisikan maka diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin banayak.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram sekuen :

Tabel II.4. Simbol-simbol sequence diagram


No. Simbol Deskripsi
1. Aktor Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang akan
dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat
itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor
adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu
Atau
merupakan orang, biasanya dinyatakan dalam
22

menggunakan kata benda diawal frase nama


Nama Aktor aktor.

Tanpa waktu aktif


2. Garis hidup/lifeline Menyatakan kehidupan suatu objek

3. Objek Menyatakan objek yang berinteraksi pesan

Nama Objek : Nama Kelas

4. Waktu aktif Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan


berinteraksi, semuanya yang terhubungdengan
waktu aktif ini adalah sebuah tahapan yang
dilakukan di dalamnya, misalnya

2: Cek Status Login()

1: Login()
3: Open ()

Maka cekStatusLogin() dan open()


dilakukan didalam metode login(). Aktor
tidak memiliki waktu aktif
5. Pesan tipe create Menyatakan suatu objek membuat objek
yang lain, arah panah mengarah pada
<<create>> objek yang dibuat

6. Pesan tipe call Menyatakan suatu objek memanggil


operasi/metode yang ada pada objek lain
23

Arah panah mengarah pada atau dirinya


sendiri,

1 : nama_metode()

1 : nama_metode()

objek yang memiliki operasi/metode, karena ini


memanggil operasi/metode maka
operasi/metode yang dipanggil harus ada pada
diagram kelas sesuai dengan kelas objek yang
berinteraksi
7. Pesan tipe send Menyatakan bahwa suatu objek mengirimkan
data/ masukkan/ informasi ke objek lainnya,
1: masukan arah panah mengarah pada objek yang dikirim

8. Pesan tipe return Menyatakan bahwa suatu objek yang telah


menjalankan suatu operasi atau metode
menghasilkan suatu kembalian ke objek
1: keluaran
tertentu, arah panah mengarah pada objek yang
menerima kembalian
9. Pesan tipe destroy Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup
objek yang lain, arah panah mengarah pada
<<destroy>> objek yang diakhiri, sebaliknya jika ada create
maka ada destroy

Sumber : Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:165)


BAB III
ANALIASA SISTEM BERJALAN

3.1. Tinjauan Institusi


Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah Kantor Dinas yang memiliki fungsi
untuk perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan catatan sipil, perumusan
rencana kerja bidang kepedudukan dan catatan sipil. Penyelenggaraan pelayanan umum di
Bidang kependudukan dan catatan sipil pengendalian dan pembinaan teknis,
Penyelenggaraan perizinan, pelapor dan evaluasi pelaksaan tugas yang diberikan Walikota.
3.1.1 Sejarah Institusi/Perusahaan
Sejarah Pembentukan Satuan Kerja Perangkat Daerah Sebelum tahun 1996 lembaga
yang mengelola data kependudukan adalah di tingkat Kecamatan, sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Pada
tahun 1996 dan efektif mulai tahun 1997 mengalami perubahan yaitu pelayanan dilakukan
di Kecamatan, sedangkan server pengolahan data kependudukan ada di Bagian
Pemerintahan. Data dikirim dengan menggunakan caraka. Dasar pelaksanaan
adalah Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran
Penduduk Dalam Kerangka Sistem Informasi Manajemen Kependudukan dalam Daerah
Tingkat II Pontianak. Penerapan UU Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian diubah
dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah, membawa konsekwensi
perubahan kelembagaan di daerah, termasuk di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak.

Pada awalnya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak hanya
mengatur urusan Catatan Sipil. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun
2001 tentang Pembentukan Dinas – Dinas Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
ini diberi tambahan tanggung jawab untuk mengatur urusan kependudukan sehingga
nomenklatur SKPD menjadi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak. Tahun
2001 pengelolaan data kependudukan berada di Unit Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T).

24
25

Dasar pelaksanaan adalah Pengumuman Walikota Pontianak Nomor 3 Tahun


2001 tentang Pelayanan KTP dan KK pada Kantor Unit Pelayanan Perizinan Terpadu
(KP2T). Tahun 2002 server dikembalikan ke Dinas Kependudukan akan tetapi dalam
keadaan rusak. Pengelolaan data dikembalikan lagi ke Kecamatan sepenuhnya seperti yang
terjadi sebelum tahun 1996. Kemudian pada tahun 2004, Pemerintah Kota Pontianak
mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 tentang Perubahan Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Dinas – Dinas Daerah. Dalam perda ini
nomenklatur SKPD tidak ada perubahan. Pada tahun yang sama, keluar Peraturan Daerah
Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pembentukan Dinas – Dinas, yang mengamanatkan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kota Pontianak bergabung
dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak sehingga nomenklatur
SKPD berubah menjadi Dinas Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil Kota
Pontianak. Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2016 tentang Administrasi Kependudukan khususnya
Bab II tentang Kelembagaan Pasal 27 menjelaskan untuk urusan Administrasi
Kependudukan di kabupaten/kota dibentuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
Perangkat Daerah Kota Pontianak, yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Nomor
13 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah no 11 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak, Bidang Keluarga
Berencana keluar dari SKPD ini dan menjadi SKPD baru yakni Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB), sehingga nomenklatur menjadi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak. Kemudian setelah itu keluarnya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah monor 8 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah menjelaskan bahwa administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil adalah urusan pemerintahan wajib yang berkaitan
dengan palayanan dasar.
26

Setelah dilakukan penilaian indikator dan kelas interval terhadap Dinas


Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak yaitu jumlah penduduk, jumlah
kecamatan, jumlah kelurahan, jumlah rata-rata mobilitas penduduk per tahun dalam tiga
tahun terakhir dan tingkat kepadatan penduduk, maka struktur organisasi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak mengalami perubahan. Struktur
organisasi yang digunakan adalah tipe B Pola Maksimal yang terdiri dari Sekretariat (2
seksi), Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk (3 seksi), Bidang Pelayanan Pencatatan
Sipil (3 seksi), dan Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan
Pemanfaatan Data(3 seksi). Hal ini berbeda dari struktur organisasi sebelumnya yaitu
Sekretariat (3 seksi), Bidang Pelayanan Kependudukan (2 seksi), Bidang Pencatatan Sipil
(3 seksi), dan Bidang Pengelolaan Informasi Kependudukan (2 seksi). Untuk pengangkatan
pejabat di Dinas Dukcapil berpedoman pada Permendagri Nomor 76 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat Pada Unit Kerja Adminduk.
Dinas Kependuduakan dan Catatan Sipil Kota Pontianak juga memiliki visis dan misi
adapun visi dan misinya antara lain:
A. Visi
1. Tertib administrasi kependudukan, mengandung makna rangkaian kegiatan
penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan
melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi
administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan
publik dan pembangunan sektor lain.
2. Pelayanan Prima, mempunyai pengertian bahwa berbagai pelayanan publik
yang disediakan oleh pemerintah didasarkan atas pemenuhan standar pelayanan
prima serta mengedepankan efektifitas, efisiensi dan kepuasan masyarakat.
Dalam pengertian ini pelayanan publik yang dimaksud adalah penyediaan
infrastruktur dan utilitas perkotaan, penyelenggaraan layanan-layanan umum
seperti perijinan, administrasi kependudukan serta fasilitas-fasilitas umum yang
sesuai dengan perkembangan kota dan kebutuhan masyarakat.
27

B. Misi
1. Meningkatkan pelayanan administrasi, akuntabilitas kinerja dan keuangan serta
profesionalisme sumber daya manusia.
2. Menerapkan tertib administrasi pendaftaran penduduk.
3. Menerapkan tertib administrasi pencatatan sipil.
4. Menyajikan database kependudukan yang akurat.

3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi


Struktur Organisasi adalah susunan sub0sub sistem dengan hubungan wewenang dan
tanggung jawab. Dalam organisasi terdapat strukrur yang menerapkan bagian-bagian tugas.
Bertikut ini merupakan struktur organisai pad Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil Kota
Pontianak :

Sumber: Hasil penelitian (2019)


Gamabar III.1 Strukrut Organisasi
28

Dinas kependudukan dan Catatan sipil mempunyai tugas unruk melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasrkan asas otonomi dan tugas dibidang kependudkan dan
pencatatan sipil serta tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan lingkup tuas dan
fungsinya. Adapun beberapa tugas pokok masing-masing bagian adalah:
1. Kepala Dinas
Memimpin Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam perumusan perencanaan
kebijaksanaan pembangunan dibidang kependudukan, pencatatan sipil, pengolahan
informasi administrasi kependudukan, dan perencanan perkembangan kependudukan.
Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan pengendalian teknispembangunan,
pengelolaan serta pemeliharan sarana dan prasarana kependudukan.
1. Sekretaris
Melaksanakan koordinasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan program Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil. Pengelolaan urasan kepegawaian, urusan umum yang
meliputi kegiatan surat menyirat, pengadaan, perlengkapan, humas, dan uruasan keuangan.
2. Kepala Subbag Perencanaan Dan Keuangan
Mempunyai tugas pokok yaitu menyusun perencanaan program dan pengelolaan
administrasi keuangan adapun tugas yang lain seperti melaksanakan penyiapan
penyusunan program, kegiatan dan serta pengelolaan administrasi keuangan.
3. Ka Subbag Umum dan Kepegawaian
Melaksanakan urusan perlenghkapan Dinas, mengelola kearsipan Dinas, menyusun
bahan pembinaan disiplin dan peningkatan kesejahteraan pegawai dan melekukan
penyelenggaraan urusan danpengelolaan administrasi kepegawaian.
4. Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk
Melaksanakan dan menyusun prograam kerja dan anggaran bidang pelayanan
pendaftaran penduduk, merumuskan kebijakan teknis dibidang pelayanan pendaftaran
penduduk, membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnnya dan
mengarahkan pelaksanaan kegiatan, mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan bidang
pelayanan pendaftaran penduduk. Menyelenggarakan kegiatan, pembianna kerjasama di
bidang pelayanan pendaftaran penduduk, melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksaan
29

kegian. Menyaipkan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksaan
tugas pada Dinas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perudangn-undangan yang
berlaku.
5. Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil
Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan di
Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil. Adapun uraian tugas Bidang Pelayanan Dan Catatan
Sipil, menyususn program kerja dan rencana angaran bidang, menyusun petunjuk teknis
penyelenggaraan pelayanan pencatatan sipil berupa penertiban sipil berupa penertiban akta
kelahiran, perkawinan, kematian dan pengesahan nama. Mengkoordinasinkan dan
mengawasi pelaksaanan tugas Kepala Saksi, memberikan masukanyang perlu kepda Kepala
Dinas. Sesuai bidang tugasnya memberikan petunjukan kepada bawahan baik liasan
maupun tertulis, membuat DP-3 Pegawai sesuai dengan kewenangannya. Melaporkan
seluruh pelaksanaan tugas kepda Kepala Dinas dan melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan atasan.
6. Kepala Bidang pengolahan Informasi Administrasi Kependudukan.
Melaksanakan penyususnan perencanaan pengelolahan informasi administrasi
kependudukan yang meliputi sistem informasi administrasi, pengelolaan, dan penyajian
data kependudukan serta tata kelola dan suber daya manusia. Melakuakan pengendalian
serta evakuasi pelaksaanan pengolahan infromasi kependudukan.
7. Kepala Seksi Identitas Penduduk.
Melaksanakan perencanaan kegiatan pendaftaran dan pencatatan identitas penduduk,
menyiapkan bahan pendaftaran, dan pencatatan identitas penduduk. Memberikan
bimbingan teknis pemeriksaan dan penelitian berkas pendaftaran penduduk, membimbing
pengolahan data pemberian nomor induk penduduk. Penerbitan kartu keluarga dan kartu
penduduk. Menganalisa dan mengembangkan kinerja seksi dan melaporkan kegiatan seksi
kepada bidang.
8. Kepala Seksi Kelahiran.
Melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyusunan kebijakan teknis di
bidang pelayanan pencatatan kelahiran, penyiapan bahan memberikan petunjuk teknis di
30

bidang pelayanan pencatatan kelahiran, penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan


sinkronisasi penerapan kebijakan di bidang pelayaan pencatatan kelahiran, penyiapan bahan
pembinaan, pengawasan dan evaluasi serta mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan
pelayanan pencatatan kelahiran, penyiapan bahann pelaksanaan monitoring dan evaluasi
pelaksanan kegiatan di bidang pelayanan pencatatan kelahiran, penyusunan laporan
pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan pencatatan kelahiran, pendokumentasian hasil
pelayanan pencatatan kelahiran, kelahiran, melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang keahliannya.
9. Kepala Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
Melaksanakan penyusunan rencana kerja seksi sistem informasi administrasi
kependudukan mengacu pada rencana kerja bidang pengelolaan informasi administrasi
kependudukan, melaksanakan perumusan kebijakan teknis tata kelola infrastruktur, jaringan
komunikasi data dan sumber daya manusia teknologi informasi, melaksanakan pembinaan
dan koordinasi tata kelola infrstruktur serta jaringan komunikasi data dan sumber daya
manusia teknologi informasi, serta jaringan komunikasi data. Melaksana pemeliharaan
infrastruktur dan jaraingan kominkasi data.
10. Kepala Seksi Pindah Data Penduduk.
Melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyususnan kebijakan teknik
dibiang pelayanan pindah data penduduk, melaksanakan penyiapan bahan pemberian
petunjuk teknis di bidang pidah data penduduk. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi
dan sinkonisasi penerapan kebijakan dibidang pelayanan pindah penduduk.
11. Kepala Seksi Perkawinan dan Perceraian
Melaksanakan penyiapan bahan pencatatan dan pendaftaran akta perkawainan dan
perceraian, memberikan surat keterangan perkawinan dan perceryan bagi WNI dan WNA.
Menyelengarakan penyuluhan dan sosialisasi.
12. Kepala Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan.
Melaksanakan penyediaan dan penyiapan perangkat keras dan perlengkapannya,
sistem database kependudukan dan sistem pengolahan data serta penyajian data
kependudukan dan pencatatan sipil, pembangunan replikasidatabase kependudukan,
31

meyusun laporanin formasia dministrasi kependudukan, database kependudukan,


menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan dalam pengolahan dan penyajian data
kependudukan dan pencatatansipil, melaksanakan pendokumentasian dan pemeliharaan
dokumentasi database kependudukan, melaksanakan monitoring, evaluasidan pelaporan
kegiatan pengolahan dan penyajian data kependudukan dan pencatatansipil serta
pelaksanaan tugas–tugas lain yang diberikan Oleh Kepala Bidang.
13. Kepala Seksi Pendataan Penduduk.
Melaksanakan proses penerimaan, pemeriksaan berkas permohonan dan penertiban
dokumen kependudukan meliputi Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas, Surat
Keterangan Pencatatan Sipil, Sura Keterangan Orang Terlantar dan Surat Keterangan
Tanda Komunitas, merekam data ke dalam database Sistem InformasiAdministrasi
Kependudukan (SIAK), menyimpan dan memelihara register/pencatatan/pembukuan dan
dokumen persyaratan atas penertiban dokumen kependudukan, melaksanakan pendataan
penduduk non permanen,melaksankan evaluasi, pelaporan dan pendokumentasian kegiatan
di bidang tugasnya, memberikansaran dan pertimbangan kepada atasan terkait bidang
tugasnya dan melaksan kantugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
14. Kepala Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian
Melaksankan penyiapan bahan penyusunan perencanaan pelayanan pencatatan
pengangkatan anak, pengakuan anak, pengesahan anak, perubahan status kewarganegaraan
dan kematian.
15. Kepala Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan.
Menyusun rencana kerja Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan mengacu pada
rencana kerja Bidang Pemanfaatan Data, Melaksanakan perumusan kebijakan teknis
Kerjasama dan Inovasi Pelayanan Kependudukan, melaksanakan koordinasi Kerjasama
antar instansi dan Inovasi Pelayanan Kependudukan, melaksankan penyuluhan informasi
program dan kegiatan penyelenggaraan Kependudukan dan Catatan Sipil, mengumpulkan
datase bagai bahan penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan Kerjasama, Inovasi
Pelayanan Kependudukan dan penyuluhan informasiprogram dan kegiatan
penyelenggaraan kependudukan dan catatan sipil, menyusun laporan dan evaluasi kegiatan
32

penyelenggaraan Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan serta melaksankan tugas yang
diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Dengan tugas dan fungsinya.
3.2. Prosedur Sistem Berjalan
Prosedur sistem berjalan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak
dalam melakuakan pelayan pembuatan E-KTP dalam maupun luar Kota Pontianak dalah
sebagai berikut:
1. Prosedur pendaftar e-KTP baru
Pada saat datang ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak
bagi Masyarakat yang baru melakukan rekam E-KTP di wajibkan membawa persyaratan
sebagi berikut:
a. Telah berusia 17 tahun
b. Surat pengantar RT/ RW
c. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
d. Fotokopi Kutipan Akte Nikah/Akta Kawin bagi penduduk yang belum berusia
17 tahun
e. Formulir permohonan KTP
3. Prosedur Perpanjangan E-KTP
Bagi masyarakat yang akan memperpanjang KTP atau membuat E-KTP khusu yang
telah memiliki KTP sebelumnya harus membawa data sebagai berikut:
a. KTP yang telah habis masa berlakunya
b. Surat pengantar RT/ RW
c. Fotokopi Kartu Keluarha (KK)
d. Formulir permohonan KTP
4. Prosedur pengambilan foto dan data biometrik
Setelah melengkapi sayara-sayarat diatas maka proses perekama bisa dilakuan bagi
masyarakat yang baru mendaftar E-KTP pengurusan e-KTP tidak dapat diwakilkan.
Petugas akan melakukan pengambilan foto secara digital. Kemudian, pengambilan tanda
tangan pada alat perekam tanda tangan elektronik, perekaman data sidik jari tangan (sidik
jempol tangan kanan dan kiri, jari telunjuk kanan dan kiri), lalu proses scan retina (iris)
33

mata. Jika sudah selesai pendataan. Petugas akan membubuhkan tanda tangan dan stempel
pada surat panggilan yang sekaligus sebagai tanda bukti bahwa penduduk telah melakukan
perekaman foto, tanda tangan, scan retina dan sidik jari. Seluruh proses perekaman data e-
KTP memerlukan waktu sekitar 10-15 menit.
5. Prosedur pengambilan E-KTP
Setelah perekaman semua data selesai. e-KTP akan dicetak Masyarakat akan
diberikan KTP sementara sebelum diberikan E-KTPnya Sebagai buktu telah melakuna
perekana E-KTP dan Bukti pengambilan E-KTP. Proses pembuatan hingga pencetakan e-
KTP memerlukan waktu hingga 30 hari. Beberapa kendala umum dalam memprosesan e-
KTP, antara lain perbedaan data diri, kepemilikan KTP ganda, minimnya ketersediaan
blangko e-KTP atau kerusakan pada alat pencetak e-KTP.
3.3. Activity Diagram
Dari data analisa yang dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Pontianak Diagram Aliran Data Sistem Berjalan secara garis besar untuk pembutan E-KTP
adalah sebagai berkut:
1. Pendaftaran E-KTP

Pemohon Petuas

Mendaftar Persyatan dan formulir

Imput data Pendaftar Data tidak


Lengkap
Data
lengka
p Menyimpan data pendaftran
Simpan data

Menampilkan data pendaftarn


Sumber : Hasil Riset (2019)
Gambar III.2 Diagram Pendaftaran
34

4. Iput Data E-KTP

Pemohon Petuas

Mendaftar E-KTP Persyatan dan formulir


permohonan

Imput data Data tidak


Lengkap
Data
lengka
p Menyimpan data E-KTP
Simpan data

Menampilkan data E-KTP

Sumber : Hasil Riset (2019)


Gambar III.3 Imput Data
5. Verivikasi Data E-KTP

Pemohon Petuas

Data Verifikasi Menampilkan data Verifikasi

Imput data Verifikasi Data tidak


Lengkap
Data
lengka
p Menyimpan data Verifikasi
Simpan data Verifikasi

Menampilkan data Verifikasi

Sumber : Hasil Riset (2019)


35

Gambar III.4 Verifikasi Data E-KTP

6. Gambaran Detil Pendaftran E-KTP

Sumber : -
Gamabar III.5 Gambar Detil Pendaftran E-KTP
36

1. Data Diagram Aktivity


a. Katru Tanda Penduduk (KTP)
Nama Dokumen : Kartu Tanda Penduduk
Alias : KTP
Bentuk Dokumen : Terlampir
Arus Data :-
Penjelasan : Surat Perpanjangan / Ganti E-KTP
Valume : Saat pembuatan E-KTP
Struktur Data : Header + isi + footer
Header = Alamat Seketeriat + Pengurus RT/RW+Kelurahan
Isi = Nama + NIK +Jenis Kelamin + Tempat/ Tgl. Lahir +
+ Kewarganegaraan + Pekerjaan + Status Perkawinan + Agama + Alamat
Footer =-

b. Surat Keterangan RT/RW


Nama Dokumen : Surat Keterangan RT
Alias : SKRT
Bentuk Dokumen : Terlampir
Arus Data :-
Penjelasan : Surat Pengantar pembuatan E-KTP
Valume : Saat pembuatan E-KTP
Struktur Data : Header + isi + footer
Header = Alamat Seketeriat + Pengurus RT/RW+Kelurahan
Isi = Nama + NIK +Jenis Kelamin + Tempat/ Tgl. Lahir +
+ Kewarganegaraan + Pekerjaan + Status Perkawinan
+ Agama + Alamat
Footer = Ketua RT
37

c. Kartu Kelurga
Nama Dokumen : Kartu Keluarga
Alias : KK
Bentuk Dokumen : Terlampir
Arus Data :-
Penjelasan : Persyartan pembuatan E-KTP
Valume : Saat pembuatan E-KTP
Struktur Data : Header + isi + footer
Header = Nomor + Hari + Tanggal/bulan/tahun + Data +
bertepatan + Waktu
Isi = Nama + Bin + Tempat & tanggal lahir +
Kewarganegaraan + Status sebelumnya + Alamat +
Pekerjaan
Footer = Dikeluarkan + tanggal + Lembar + Kepala Keluarga +
kadis Kependudukan dan Catatan Sipil

d. Kutipan Akta Nikah


Nama Dokumen : Kutipan Akta Nikah
Alias : KAN
Bentuk Dokumen : Terlampir
Arus Data :-
Penjelasan : Persyartan pembuatan E-KTP
Valume : Saat pembuatan E-KTP
Struktur Data : Header + isi + footer
Header = No KK + Nama Kepala Kelurga + Alamat + RT/RW
+ Kacamatan + Kabupaten/Kota + Kode Pos + Provinsi
Isi = No KK+ NIK + Nama Lengkap + Jenis Kelamin +
Tempat/ Tgl. Lahir + Agama + Pendidikan +
38

Kewarganegaraan + Status Perkawinan + status


hubungan dalam kelurga + Nama Orang Tua
Footer = Dikeluarkan + tanggal + Lembar + Kepala Keluarga
+ kadis Kependudukan dan Catatan Sipil

e. Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP)


Nama Dokumen : Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Alias : FPKTP
Bentuk Dokumen : Terlampir
Arus Data :-
Penjelasan : Persyartan pembuatan E-KTP
Valume : Saat pembuatan E-KTP
Struktur Data : Header + isi + footer
Header = Provinsi + Kabupaten/kota + Kecamatan +
Desa/kelurahan
Isi = Nama Lenglap + No KK+ NIK + Alamat
Footer = Dikeluarkan + tanggal + Lembar + Kepala Keluarga +
kadis Kependudukan dan Catatan Sipil

3.4. Spesifikasi Dokumen Masukan

1. Katru Tanda Penduduk (KTP)


Nama Dokumen : Kartu Tanda Penduduk
Alias : KTP
Bentuk Dokumen : Terlampir
Arus Data :-
Penjelasan : Surat Perpanjangan / Ganti E-KTP
Valume : Saat pembuatan E-KTP
Struktur Data : Header + isi + footer
39

Header = Alamat Seketeriat + Pengurus RT/RW+Kelurahan


Isi = Nama + NIK +Jenis Kelamin + Tempat/ Tgl. Lahir
+ Kewarganegaraan + Pekerjaan + Status Perkawinan
+ Agama + Alamat
Footer =-

2. Surat Keterang RT
Nama Dokumen : Surat Keterangan RT
Fungsi : Untuk Laporan Pembuatn E-KTP
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pontianak
Tujuan : Untuk Kelengkapan Berkas Permohonan Pembutan
E-KTP
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Frekuensi : Setiap Kepengurusan pembuatan E-KTP

3. Kartu Kelurga
Nama Dokumen : Kartu Keluarga
Fungsi : Kelengkapan Berkas Pembuatan E-KTP
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pontianak
Tujuan : Untuk Kelengkapan Berkas Permohonan Pembutan
E-KTP
Media : Kertas
Jumlah : 2 Lembar
Frekuensi : Setiap Kepengurusan pembuatan E-KTP

4. Akta Nikah
Nama Dokumen : Akta Nikah
40

Fungsi : Kelengkapan Berkas Pembutan E-KTP


Tujuan : Untuk Kelengkapan Berkas Permohonan Pembutan
E-KTP

Media : Kertas
Jumlah : 2 Lembar
Frekuensi : Untuk yang telah berstatus Menikah
5. Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Nama Dokumen : Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Fungsi : Kelengkapan Berkas Pembutan E-KTP
Tujuan : Untuk Kelengkapan Berkas Permohonan Pembutan
E-KTP
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Frekuensi : Setiap Kepengurusan pembuatan E-KTP

3.5. Spesifikasi Dokumen Keluaran


1. Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Nama Dokumen : Formulir Permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Fungsi : Kelengkapan Berkas Pembutan E-KTP
Tujuan : Untuk Kelengkapan Berkas Permohonan Pembutan
E-KTP
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Frekuensi : Setiap Kepengurusan pembuatan E-KTP
41

3.6. Permasalahan Pokok


Adapu berbagai masalah dalam pengurusan pembuatn E-KTP di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontiank diantanya:
1. Pengisian pormulir secara manual atau tulis tanggan sehingga banyak terjadi
kesalahan dalam menulis nama, alamat, nik dan lain-lain.
2. Proses yang di lalui cukup berlelit-belit masyarakat harus bolak balik untuk
pengecekan data dan veripikasi sehingga memakan banyak waktu
3. Warga yang melakuan pembuatan atau perpanjang dan update harus berulang-ulang
kali datang karna tidak adanya kepastian informasi
4. Apabila blanko dan tinta telah habis di Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil harus
memesan Ke pusat.
3.7. Pemecahan Masalah
Adapun solusi pemecahan masalah yang dilakukan di Dinas Kependudkan dan
Catatan Sipil Kota Pontianak diantaranya:
1. Perbaikan dari segi Pengisi Formulir
2. Memberikan informasi yang jelas kepada Masyarakat yang melakukan Pendaftaran
baru, perpanjangan, dan update data E-KTP supaya proses berjalan lancar.
3. Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil harus memesan perlengkan seperti blanko, tita
sebelum perseidan habis untuk mencegah terjadi pending cetak (KTP tidak di cetak di
karnakan material kosong).
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan analias diatas dan pembahasan dari bab-bab dapat di
simpulkan bahwa:
1. Dalam penguruasan pendaftaran pemutan e-KTP masih kurang baik perosudur dan
prosesnya masih berbelit-belit.
2. Informasi yang kurang tepat dan akurut dan cara penyampaiyan yang kurang baik
sehingga masyarakat kurang mengerti.
3. Tidak dilakukan pengecekatan data terlebih dahulu khusus para pendaftar e-KTP
sehingga membuat data menjadi ganda (data rekam dua kali).
4.2. Saran
Sebagi akhir dari penulisan laporan praktek kerja lapang di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak, penulis memberikan beberapa saran sabagi
berikut:
1. Memberikan informasi khusus kepada kecamatan untuk penduduk yang akan
mendafatar e-KTP untuk di cek data telebih dahulu sudah terdaptar atau tidak untuk
menghindari agar data rekam tidak terulang dua kali (dauble data e-KTP)
2. Memberikan informasi pendaftaran perekaman yang jelas agar masyarakat dapat
memahaminya.
3. Memberikan informasi persayaratan pembuatan e-KTP dan lama proses pengambilan
dengan pasti.
4. Memberikan aturan yang tegas kepada masyarakat agar proses pembutan dan
pengabilan e-KTP berlangsung tertip dan aman.

42
DAFRAE PUSTAKA

M. Dra. Hj. Yulia Djahir dan S. M. Dewi Pratita, bahan Ajar Sistem Informasi
Manajemen, Yogyakarta: Deepublish, 2015
Marsahall B. Romney, dan Paul John steinbart. (2015). Accounting Informasi sistem
13thed. England: Pearson Educational Limited.
Hutahaean. Jeperson (2015) Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : CV BUDI
UTANMA
https://books.google.co.id/books?id=o8LjCAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=inautho
r:%22Jeperson+Hutahaean%22&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiVrNWW9sDmAhWg7H
MBHcdUDAYQ6AEIKDAA#v=snippet&q=berintraksi%20dan%20bekerja%20sama&f=f
alse
A.S Rosa , dan M.Shalahuddin. (2014). Rekayasa Perangkat Lunak Struktur dan
Berorientasi Objek. Bandung : Informatika.
DAFTARRTWAYAT HIDI]P

I. Biodata Mahasiswa
NIM :12164796
Nama Lengkap : Hemi Fautngil

TempaV Tanggal Lahir : Pagar I-ebat4 6 september 1996


t
Alamat lenglap : Jl. Karya Sosial Komp. Bali Asri tr block F No.
F32

tr. Pendidikan
a. Formal
1. SD Negeri No. 12 Pagar Lebata, lulus 2010
2. SMP SwastaKarya Bhakti Tontang,lulus 2013
3. SMKMuhammadiyah Sintang lulus 2016

Pontianah 19 Desember 2019

11
FOR]}IT]LIR PEI\IILAIAN PRAKIIK KERJA I,APANGAI{ (PK.)
I Nama H€nri Filhgil
2 Nomsr Iilduk ldabasiswa lztffi796
3 Kelas 12.sA.30
4 Tinggr Univssitas BSI Pontianak
5 Fakultss Teknologi Informasi
6 Program studi Sistem Informasi

7 Tanggal PKt 20 Agustrs 2018

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Koh


t Nama instansi/Perusahaan
Pontinnak
9 Unit Kerja Pela5anaa
l0 Alamat instmsi/Perusahaan JL.Ieman Sutoyo
il Tetpon Osd l -734239 te$/fax 0561 -736290
Nama Pembimbing PKL di
t2 InstansilPenrsahaan Dra.ItaNrniawmi

Kedisiplinrn
I Ketepatan waktu/disiplin dalryn mengerjakan tugas bun
2 kaja
Sikap kaja/prosdrn qo
3 Tanggung jawab terhadap tugas
qo
4 Kehadiran/absensi IttD
Prestasl kerJa
5 Kemanpuankerja qo
6 Keterampilan kerja 0
7 Kualitas hnsil kerja
4D
Kemampuan beradaptasi
8 Kemampuan berkomunikasi tu
9 Kerjasama
4,0
l0 Kerajinan/inisiatif M
Lain-lain
1l Memiliki rasa percaya diri
tr
12 Mematuhi aturan dqn tata tertip PKL 2lo
l3 Penampilan dan kerapian
d{

Judul Laporan: Analisa Sistem Informasi Pelayanan E-Ktp Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil Kota Pontianak

Tanggal Tanggal
Pengesahan 6t- o( - Wo Penilayan

Nema Dosen Muhammad Sony Nama Penilai Dra. Ita Nurhawani


Penasehat Akademi Maulana, S-T, M,KOM Jabatan KA SUBBAG
Umum.lan

eIN
n Tanda
o
^; Si?il-
Tanda fangan ( KOIA

uffiiiHi{gtrAs
Lampiran A.1

Kartu Tanda Penduduk (KTP)


Lampiran A.2

Surat Keterang RT
Lampiran A.3

Kartu Keluarga
Lampiran A.4

Formulir Permohan Kartu Tanda Penduduk (KTP)


Lampiran A.5

Kutipan Akta Nikah

Anda mungkin juga menyukai