Anda di halaman 1dari 74

PT.

PJB UP PLTGU MUARA TAWAR

LUBE OIL SYSTEM PADA PENGOPERASIAN


TURBIN GAS DI PLTG BLOK 3 DAN BLOK 4 PT.PJB
UP MUARA TAWAR

LAPORAN KERJA MAGANG

Diajukan sebagi syarat untuk menempuh mata kuliah


Kerja Magang pada Program Studi Sarjana Teknik Mesin STT-PLN

Disusun Oleh :
Nama : Rakha Syammary
NIM : 2015-12-105

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
JAKARTA,
TAHUN 2019
PT. PJB UP PLTGU MUARA TAWAR

LUBE OIL SYSTEM IN GAS TURBINE OPERATIONS


IN PLTG BLOCK 3 AND BLOCK 4 PT. PJB UP MARA
TAWAR

WORK COURSE REPORT

Asked as condition for taking the Internship Work Course at the STT-PLN
Mechanical Engineering Study Program

Arranged By :
Name : Rakha Syammary
NIM : 2015-12-105

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SEKOLAH TINGGI


TEKNIK – PLN
JAKARTA,
2019
LEMBAR PENGESAHAN
DOSEN PEMBIMBING LAPORAN KERJA MAGANG

Judul : Lube Oil System Pada Pengoperasian Turbin Gas Di PLTG

Blok 3 Dan Blok 4 PT.PJB UP MUARA TAWAR

Nama Mahasiswa : Rakha Syammary

NIM : 2015-12-105

Program Studi : S1 Teknik Mesin

Telah selesai dan memenuhi persyaratan untuk dapat diujikan pada ujian presentasi

Laporan Kerja Magang pada Program Studi Sarjana Teknik Mesin, yang diujikan

pada periode semester ganjil/genap tahun akademik 2018/2019.

Jakarta, 29 Juni 2019

Disetujui

Pembimbing Pembimbing Lapangan

Hendri, S.T, M.T. Lukfianto

Mengetahui,
Kepala Program Studi Sarjana Teknik Mesin

Roswati Nurhasanah, S.T, M.T.

i
ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KERJA MAGANG

Yang bertanda tangan ini di bawah ini, saya:

Nama Mahasiswa : Rakha Syammary

Nomor Induk Mahasiswa : 2015-12-105

Program Studi : Sarjana Teknik Mesin

Perguruan Tinggi : STT-PLN Jakarta

Judul : Lube Oil System Pada Pengoperasian Turbin Gas Di

PLTG Blok 3 Dan Blok 4 PT.PJB UP Muara Tawar

Menyatakan bahwa Kerja Magang ini merupakan karya ilmiah saya sendiri dan
bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikasi baik di lingkungan Sekolah Tinggi
Teknik – PLN maupun di perguruan tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta
bersedia memikul segala resiko jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.

Jakarta, 29 Juni 2019

Rakha Syammary
iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya:

Nama : Rakha Syammary

NIM : 2015-12-105

Program Studi : Sarjana Teknik Mesin

Menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

Bapak : Hendri, S.T, M.T.


Bapak : Lukfianto

Selaku Pembimbing yang dengan kesabarannya telah memberikan petunjuk, saran-


saran serta bimbingan dan waktunya sehingga saya dapat menyelesaikan Kerja
Magang ini.

Terimakasih yang sama saya sampaikan kepada Bapak Lavi Rumandioko selaku
General Manager PT. PJB UP MUARA TAWAR yang telah mengizinkan saya
untuk melakukan Kerja Magang di perusahaan yang Bapak pimpin.

Jakarta, Mei2019

Rakha Syammary
iv

ABSTRAK

Rakha Syammary
2015-12-105
S1 Teknik Mesin STT-PLN Jakarta
Lube Oil System Pada Pengoperasian Turbin Gas Di PLTG Blok 3 Dan Blok
4 PT.PJB UP MUARA TAWAR
Email : Rakha15120105@sttpln.ac.id
Pembangkit litrik tenaga gas (PLTG) Muara Tawar merupakan pembangkit listrik
yang memanfaatkan gas hasil pembakaran sebagai fluida penggerak untuk memutar
turbin dimana shaft turbin dan kompresor dikopel satu poros dengan shaft generator
sehingga generator dapat berputar dan menghasilkan energi listrik. Turbin gas
menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Didalam pembangkit listrik tenaga gas
terdapat berbagai komponen utama dan komponen pendukungnya, Lube Oil System
merupakan salah satu sistem pendukung pada pengoperasian gas turbin. Tujuan
Lube Oil System pada gas tubin adalah untuk mensirkulasikan lube oil menuju ke
turbine bearing, kompresor bearing dan generator bearing. Sistem ini berfungsi
untuk membentuk lapisan film pada bearing, menghilangkan panas pada bearing
(cooling), pelumas, mengurangi gesekan (anti wear), pencegah korosi, melindungi
dari pengaruh senyawa sulfur dan oxidasi, pembersih lumpur yang terlarut pada
lube oil. Lube Oil System ini dilengkapi dengan beberapa komponen utama
diantaranya adalah lube oil tank, main lube oil pump, auxiliary lube oil pump,
emergency lube oil pump, rotor lift pump, lube oil cooler, three way valve, lube oil
filter, vapour extractor dan peralatan pendukung lainnya.

Kata Kunci: PLTG,Turbin Gas,Lube Oil System,Pengoperasian


v

ABSTRACT
Rakha Syammary
2015-12-105
S1 Teknik Mesin STT-PLN Jakarta
Lube Oil System in Gas Turbine Operations in PLTG Block 3 And Block 4
PT. PJB UP MARA TAWAR
Email: rakha1512105@sttpln.ac.id
The gas power plant (PLTG) of Muara tawar is a power plant that utilizes
combustion gas as a driving fluid to rotate turbines where the turbine shaft and
compressor are coupled to one shaft with a shaft generator so that the generator can
spin and produce electrical energy. The gas turbine uses gas as its working fluid. In
gas power plants there are various main components and supporting components,
Lube Oil System is one of the supporting systems in the operation of turbine gas.
The Purpose of Oil Systems Lubricants in gas turbines are to circulate lubricating
oil to turbine bearings, bearing compressors, and bearing generators. This system
functions to form a film layer on the bearing, remove heat from the bearing
(cooling), lubricate, reduce friction (anti wear), prevent corrosion, protect from the
influence of sulfur and oxidation compounds, clean dissolved sludge in lubricating
oil. Lubricating Oil Systems are equipped with several main components including
lubricating oil tanks, main lubricating oil pumps, additional lubricating oil pumps,
emergency lubricating oil pumps, rotor lift pumps, lubricating oil coolers, three-
way valves, lubricating oil filters, steam extractors and other supporting equipment

Keywords: PLTG, Gas Turbine, Lube Oil System, Operation


vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil’alamin.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Magang yang berjudul “Lube Oil System
Pada Pengoperasian Turbin Gas Di PLTG Blok 3 Dan Blok 4 PT.PJB UP
Muara Tawar”
Laporan ini adalah hasil Kerja Magang yang dilakukan penulis selama tiga
bulan di PT. PEMBANGKIT JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN MUARA
TAWAR dan merupakan persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Mesin di Sekolah Tinggi Teknik – PLN.
Dalam menyelesaikan Laporan Kerja Magang ini penulis menyadari bahwa
sepenuhnya tidak dapat terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, petunjuk, saran-saran
dari berbagai pihak dan penulis juga menyadari akan kemampuan dan keterbatasan
yang ada dalam penyusunan Laporan Kerja Magang ini. Laporan kerja magang ini
jauh dari kesempurnaan baik dilihat dari segi isi maupun penyajiannya. Atas
pengarahan dan bantuan yang dari berbagai pihak, sehingga penulisan Laporan
Kerja Magang ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan banyak
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa dan semangat serta
financial dalam pembuatan laporan magang ini.
2. Bapak Drs. Prayudi, M. M, M.T selaku Kepala departemen Teknik Mesin
STT-PLN.
3. Ibu Roswati Nurhasanah, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Sarjana
Teknik Mesin STT-PLN.
4. Bapak Hendri, S.T, M.T. selaku dosen pembimbing magang STT-PLN.
5. PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Tawar yang telah
memberikan kesempatan Magang dan menuntut ilmu dalam Bidang Industri
Pembangkitan.
vii

6. Bapak Lavi Rumandioko . selaku General Manager PT. PJB Unit


Pembangkitan Muara Tawar.
7. Bapak Lukfianto selaku Pembimbing Magang Lapangan di PLTG Blok 3
dan 4 UP Muara Tawar.
8. Bapak Kasnadi selaku sebagai Mentor , Manajer Keuangan & Administrasi
serta Penanggung Jawab.
9. Rekan Kerja Pengoperasian Mesin PLTG Blok 3 dan 4 dari pihak PJB yang
memberikan penjelasan dan data yang bersangkutan dengan laporan kerja
magang saya dan seluruh rekan kerja Pengoperasian Mesin PLTG Blok 3
dan 4 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan laporan kerja magang ini hingga selesai.
10. Seluruh teman – teman Magang dan Teman – Teman S1 Teknik Mesin STT-
PLN khusunya angkatan 2015 yang selalu menyemangati hingga laporan
kerja magang ini terselesaikan.
11. Kepada Olivia Elsa selaku partner yang selalu mensupport proses selama
kerja magang dan pembuatan laporan magang ini sampai terselesaikan.

Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Kerja Magang ini masi jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu penulis berharap ada saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan Lapiran Kerja Magang ini. Semoga
ilmu pengetahuan ini bermanfaat bagi penulis maupun yang membacanya

Jakarta, Mei2019

Rakha Syammary
viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LAPORAN KERJA


MAGANG................................................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KERJA MAGANG .................................. ii

UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT .............................................................................................................v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

1. BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Laporan Kerja Magang ................................ 3

1.3.1 Tujuan Penyusunan Laporan Kerja Magang .................................................. 3

1.3.2 Manfaat Penyusunan Laporan Kerja Magang ................................................ 3

1.4 Kerangka Pemecahan Masalah ......................................................................... 5

1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 6

2. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................................7

2.1 Profil Perusahaan .............................................................................................. 7

2.1.1 Sejarah Umum Perusahaan ............................................................................ 7

2.1.2 Sejarah Umum Perusahaan ............................................................................ 7

2.1.3 Sejarah Unit Pembangkit Muara Tawar ......................................................... 8


ix

2.1.4 Tujuan Perusahaan ......................................................................................... 9

2.1.5 Visi dan Misi Perusahaan ............................................................................. 10

2.1.6 Budaya Perusahaan ...................................................................................... 11

2.1.7 Sistem Manajemen Mutu Perusahaan .......................................................... 11

2.2 Proses Produksi PLTG UP Muara Tawar Blok 3 dan 4 .................................. 14

2.3 Struktur Organisasi dan Manajemen PT.PJB UP Muara Tawar ..................... 18

2.4 SISTEM MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN KEPEDULIAN


LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) ........... 20

2.4.1. KEPEDULIAN LINGKUNGAN .............................................................. 20

2.4.2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) ............................. 21

3. BAB III PENEMPATAN...................................................................................22

3.1 Uraian Kegiatan .............................................................................................. 22

3.2 DAFTAR NAMA DAN JABATAN CCR BLOK 3-4 A............................... 37

4. BAB IV KONSEP TEORI DAN PENERAPAN ...............................................38

4.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 38

4.1.1 Lube Oil System ........................................................................................... 38

4.1.2 Komponen Lube Oil System ........................................................................ 39

4.1.3 Proteksi Lube Oil System ............................................................................. 47

4.1.4 Persiapan Pengoperasian Lube Oil System ................................................... 50

4.1.5 Sistem Keja Lube Oil ................................................................................... 52

4.2 Penerapan Kerangka Teori .............................................................................. 54

4.2.1 Spesifikasi Main Lube Oil Pump Auxiliary Lube Oil Pump ....................... 54

4.2.2 Spesifikasi Emergency Lube Oil Pump ....................................................... 54

4.2.3 Spesifikasi Lifting Oil Pump ........................................................................ 55

4.2.4 Spesifikasi Vapor Extractor ......................................................................... 55


x

4.2.5 Spesifikasi Cooler Fan ................................................................................. 56

4.2.6 Spesifikasi Lube Oil Filter ........................................................................... 56

4.2.7 Spesifikasi Lifting Oil Filter ........................................................................ 57

4.3 Analisis dan Tanggapan .................................................................................. 57

5. BAB V TANGGAPAN DAN SARAN .............................................................58

5.1 Tanggapan ....................................................................................................... 58

5.2 Saran................................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................59

LAMPIRAN ...........................................................................................................60
xi

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 LOGO PT. PJB UP MUARA TAWAR ..................................................... 7
GAMBAR 2.2 UNIT PEMBANGKIT PLTGU MUARA TAWAR ................................ 14
GAMBAR 4.1 BEARING ................................................................................................ 39
GAMBAR 4.2 DIAGRAM LUBE OIL SYSTEM ........................................................... 39
GAMBAR 4.3 LEVEL LUBE OIL TANK ...................................................................... 40
GAMBAR 4.4 LUBE OIL TANK .................................................................................... 40
GAMBAR 4.5 VAPOR EXTRACTOR ........................................................................... 41
GAMBAR 4.6 LUBE OIL FILTER ................................................................................. 42
GAMBAR 4.7 LUBE OIL COOLER ............................................................................... 44
GAMBAR 4.8 THREE WAY VALVE ............................................................................ 44
GAMBAR 4.9 TURNING GEAR .................................................................................... 45
GAMBAR 4.10 MAIN LUBE OIL PUMP ...................................................................... 46
GAMBAR 4.11 AUXILIARY LUBE OIL PUMP ........................................................... 46
GAMBAR 4.12 EMERGENCY LUBE OIL PUMP ........................................................ 47
GAMBAR 4.13 SISTEM KERJA LUBE OIL KETIKA TURBIN GAS STANDBY..... 53
xii

DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 URAIAN KEGIATAN MAGANG ............................................................................ 22
TABEL 4.1 SPESIFIKASI MAIN LUBE OIL PUMP DAN AUXILIARY LUBE OIL PUMP ... 54
TABEL 4.2 SPESIFIKASI EMERGENCY LUBE OIL PUMP .................................................... 54
TABEL 4.3 SPESIFIKASI LIFTING OIL PUMP ......................................................................... 55
TABEL 4.4 SPESIFIKASI VAPOR EXTRACTOR...................................................................... 55
TABEL 4.5 COOLER FAN............................................................................................................ 56
TABEL 4.6 LUBE OIL FILTER .................................................................................................... 56
TABEL 4.7 LIFTING OIL FILTER ............................................................................................... 57
1. BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja Magang atau Pratek Kerja Magang merupakan suatu kegiatan
terstruktur yang dilakukan di lapangan yang harus ditempuh sebagai salah satu
persyratan dalam kurikulum Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta. Kerja magang
bertujuan untuk mengembangkan daya nalar dan mengenali penerapan ilmu yang
telah diperoleh dibangku kuliah yang dibandingkan dengan kenyataan yang ada di
lapagan. Sehingga ketika lulus dapat bersaing sesuai dengan bidang keahliannya.
Kerja magang yang dilakukan selama tiga bulan di PT.PJB UP Muara
Tawar selama kurang lebih 3 bulan (11 Februari- 10 mei 2019). Setelah melakukan
kerja magang di PLTGU Muara Tawar diharapkan penulis mendapatkan ilmu
sebanyak- banyaknya tentang Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap baik itu dalam
pengoperasian dan pemilharaan di lapangan. Selain ilmu, penulis berharap
mendapatkan pengalaman dalam kerja magang ini seperti kerja sama dan konsisten
dalam suatu hal khususnya dalam dunia pekerjaan.
Pembangkit Listrik Jawa-Bali Unit Pembangkit Muara Tawar merupakan
salah satu pemasok energy listrik yang memproduksi energy listrik dengan bahan
bakar gas. PT.PJB UP Muara Tawar menggunakan turbin gas untuk memutar
generator yang nantinya akan menghasilkan energy listrik. PT.PJB UP Muara
Tawar memiliki 5 blok pembangkit. Blok 1 merupakan pembangkit listrik tenaga
gas uap yang memiliki tenaga gas uap yang memiliki 3 turbin gas,3 HRSG dan 1
steam turbin,dengan kapasitas 640 MW. Blok 2 merupakan pembangit listrik tenaga
gas yang memiliki 2 turbin gas, dengan kapasitas 280 MW. Blok 3 dan blok 4
merupakan pembangkit listrik tenaga gas yang masing-masing memiliki 3 turbin
gas dengan kapasitas 143 MW pada masing-masing turbin. Blok 5 merupakan
pembangkit listrik tenaga gas uap yang memiliki 1 turbin gas, 1 HRSG dan 1 steam
turbin.

1
2

Pada saat pengoperasian berlangsung,turbin gas mengalami peningkatan


suhu yang sangat tinggi,dan rentan terjadinya lendutan atau blending ketika shut
down,penyebabnya adalah karena temperature pada turbin gas yang sangat tinggi.
Untuk mencegah lendutan tersebut turbin gas harus selalu berputar dengan
kecepatan minimum sekitar 1,7 rps diblok 3 dan blok 4 meskipun dalam keadaan
shutdown sampai suhu turbin gas dingin. Ini dilakukan supaya titik berat turbin
merata dan tidak tertumpu pada satu titik saja. Oleh karena itu,dalam pengoperasian
turbin gas khususnya blok 3 dibutuhkan system pelumasan.[1]
Sistem pelumasan merupakan komponen pendukung utama yang ada dalam
pembangkit listrik tenaga gas. Sistem pelumasan sangat berperan penting ketika
turbin gas beroperasi maupun pada saat standby. Pada saat turbin gas dalam kondisi
standby, sistem akan tetap bekerja untuk melumasi bearing turbin gas, bearing
compressor,dan bearing generator yang sedang berputar pada kecepatan 1.7 rps
diblok 3. Hal ini berguna untuk menghindari gesekan antar turbin gas,kompresor
dan generator dengan bearing-bearingnya. Disamping itu juga sistem pelumasan
berguna untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada didalam turbin,kompresor
dan generator.[2]
Sehubungan dengan kerja magang yang dilakukan oleh penulis dimana
penulis di tempatkan pada bagian pengoperasian dan dari paparan latar belakang
tersebut penulis mengambil judul “Lube oil system pada pengoperasian gas turbin
tipe V94.2 di PLTG blok 3 dan blok 4 PT.PJB UP Muara Tawar”

1.2 Batasan Masalah


Pada PLTG Muara Tawar blok 3 dan 4 terdapat berbagai komponen utama
dan pendukung dalam jumlah banyak dan memiliki banyak fungsi. Oleh karena itu,
dalam Laporan Kerja Magang ini penulis ingin membatasi permasalahan yang akan
dibahas agar tidak terlalu luas jangkauanya. Maka penulis memberikan batasan
masalah pada Laporan Kerja Magang ini sebagai berikut:
1. Sistem kerja pelumas pada turbin gas blok 3 dan blok 4 secara umum
(tidak termasuk reaksi kimia dan rumus)
3

2. Fungsi pompa pelumas yang bekerja pada saat turbin beroperasi maupun
standby.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Laporan Kerja Magang


1.3.1 Tujuan Penyusunan Laporan Kerja Magang
Tujuan dari penyusunan dari kegiatan dari kerja magang ini adalah:
1. Memenuhi prasyaratan dalam penyelesaian Studi Program S1 Jurusan
Teknik Mesin STT-PLN.
2. Memenuhi persyaratan dari mata kuliah kerja magang yang merupakan
mata kuliah wajib di Jurusan Teknik Mesin STT-PLN.
3. Mengaplikasikan ilmu teoritis yang didapatkan dari kuliah terhadap
kegiatan kerja magang.
4. Mendapatkan pengalaman, kerja sama dalam kerja secara teknis di
lapangan.
5. Untuk mempelajari dan mengetahui 3 ystem pelumas di pembangkit
listrik tenaga gas.
6. Untuk mengetahui komponen-komponen utama system pelumasan.

1.3.2 Manfaat Penyusunan Laporan Kerja Magang


Adapun manfaat dari penyusunan laporan kerja magang sebagai berikut
adalah:
1. Dapat mengetahui sistem dari lube oil system pada turbin gas.
2. Mengetahui tahap pengerjaan dan menyelesaikan suatu work order.
3. Dapat menggetahui cara kerja sama tim, kebersamaan dalam satu tim
kerja.
4. Mampu menerapkan dalam suatu perkerjaan yaitu dari masalah yang
terjadi, penanggulangan masalah, dan solusi dari masalah tersebut.
5. Dapat mempelajari dari sistem kerja dari PLTGU Cilegon dengan
komponen-komponennya.
6. Mengetahui cara kerja komponen-komponen sistem pelumas.
4

7. Mengetahui cara kerja komponen-komponen utama pelumas pada saat


beroperasi maupun pada saat standby.
8. Dapat mengetahui proses pengoperasian lube oil system pada PLTG
Muara Tawar.
5

1.4 Kerangka Pemecahan Masalah

Mulai

Pengamatan Langsung:
Mempelajari pengoperasian lube oil system secara
langsung di lokasi

Identifikasi Masalah:
Ikut dalam kegiatan pada pengoperasian lube oil
system baik diruangan maupun dilapangan

Pengamatan Tidak Langsung:


Mencari literatur dari berbagai sumber untuk
penyusunan laporan

Wawancara:
Mencari informasi kepada berbagai pihak PT.PJB
UP Muara Tawar (rendal, operasi dan
pemeliharaan), dan pembimbing lapangan

Penggabungan informasi

Selesai
6

1.5 Sistematika Penulisan


Pada sistematika penulisan agar memberikan gambaran dari pembahasan
dalam Laporan Kerja Magang ini maka penulis memberikan sistematika
penulisan pada laporan ini menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan secara ringkas tentang latar belakang
penyusunan laporan, batasan masalah pada penulisan laporan, tujuan dan
manfaat dilakukannya kegiatan kerja magang, kerangka pemecahan
masalah terhadap penyelesaian laporan kerja magang, serta sistematika
penulisan pada laporan kerja magang ini.
2. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini memuat tentang profil PT.PJB UP Muara Tawar, proses
produksi listrik yang terjadi pada PT.PJB UP Muara Tawar, serta organisasi
dan manajemen yang dimiliki oleh PT.PJB UP Muara Tawar.
3. BAB III PENEMPATAN
Dalam bab ini tersaji dari kegiatan selama kegiatan kerja magang yang
dilaksanakan selama 3 bulan, serta terdapat struktur organisasi dan
manajemen departemen tempat kerja magang.
4. BAB IV KONSEP TEORI DAN PENERAPAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang lebih terperinci
mengenai sistem minyak pelumas,pompa minyak pelumas,tanki minyak
pelumas,mulai dari cara kerja,pemeliharaannya,hingga pembahasan
analisis. .
5. BAB V TANGGAPAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bagian penutup yang berisikan mengenai tanggapan dan
saran yang diperoleh dari hasil analisa yang membandingkan antara konsep
teori dasar dan penerapannya, serta berisi saran-saran yang perlu diajukan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
2.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
Pembamgkit Listrik Tenaga Gas Muara Tawar merupakan salah satu unit
pembangkit PT.PJB yang mempunyai kantor pusat di Surabaya. Perusahaan ini
dikhususkan sebagai pemasok energi listrik wilayah Jawa-Bali.

Gambar 2.1 Logo PT. PJB UP Muara Tawar

2.1.2 Sejarah Umum Perusahaan


Sejarah PT.PJB berawal ketika Perusahaan Listrik dan Gas dibentuk pada
tahun 1945,setelah Indonesia merdeka. Di tahun 1965, Perusahaan Litrik
Negara dipisah dengan Perusahaan Gas Negara. Pada tahun 1972, PLN
menjadi badan usaha milik negara dengan status perusahaan umum. Sepuluh
tahun kemudian, tahun 1982 restrukturisasi dimulai di Jawa Bali dengan
pemisah unit sesuai dengan fungsinya. Unit PLN pembangkit dan penyaluran.
Pada tahun 1994,status PLN diubah menjadi persero. Setahun kemudian,pada
tanggal 3 Oktober 1995 restrukturisasi didalam PT.PLN (persero) dengan
membentuk dua anak perusahaan dibidang pembangkitan, yaitu
PT.Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali I dan Pembangkit Tenaga Listrik
Jawa Bali II. Restrukturisasi tersebut bertujuan untuk memsisahkan misi
sosisal dan misi komersial yang diemban.
Perusahaan ini didirikan dengan tujuan melaksanakan desentralisasi,
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mampu berkembang secara

7
8

mandiri dengan menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan berdasarkan


prinsip industry dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas (PT), serta untuk bersaing untuk perusahaan listrik swasta

Usaha untuk meningakatkan pengelolaan dan nilai perusahaan juga


terwujud dalam program-program unggulan yang bermutu seperti manajemen
aset, manejemen resiko dan menejemen mutu. Dengan komitmen yang tinggi
untuk terus menerapkan Good Coorporate dan Buaya Perusahaanb, PJB
bertekad menjadi market leader.
PJB mempunyai 8 unit pembangkit yang tersebar dari sisi barat hingga timur
Pulau Jawa, serta di Pulau Sumatera dan Sulawesi.
PJB mengelola pembangkit yang terdiri dari:
1. UP Muara Karang
2. UP Muara Tawar
3. UP Cirata
4. UP Brantas
5. UP Gresik
6. UP Paiton

2.1.3 Sejarah Unit Pembangkit Muara Tawar


PLTGU Muara Tawar berada disebelah utara Jakarta tepatnya di sebalah
Timur sungai Muara Tawar, Desa Segarajaya, Kec. Tarumajaya, Kab. Bekasi.
Unit Pembangkit Muara Tawar mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas
dan uap (PLTGU).

Pada tahun 1997-1969 PLTGU Muara Tawar masih menajdi aset PT.PLN
(persero), Pembangkit Jawa Bali (PJB) ditunjuk untuk mengoperasikan dan
memelihara pembangkit tersebut. Pada tahun 2000 PLTGU Muara Tawar
resmi menjadi aset PT.PJB dan berada di UP Muara Karang. Kemudian pada
bulan Juni tahun 2003 terbentu UP Muara Tawar yang sepenuhnya
mengoperasikan dan memelihara pembangkit PT.PJB disamping itu dalam
9

mengendalikan polusi udara dan air disekitar UP Muara Tawar dilengakapi


dengan alat pemantau/ pengendali emisi udara dan air yang meliputi :
a. Cerobong yang vcukup tinggi pada semua unit, sehingga penebaran gas
buang yang sangat luas.
b. Netralisasi limbah cair, pemisah metal, pernormalan air sebelum di alirkan
kembali ke laut.
c. Oil Separator cair untuk memisahkan minyak pada air buang yang berasal
dari bunker.
d. Air pendingin keluar dari kondensor dibuat panjang dan bertingkat untuk
menurunkan suhu air pendingin.

Sebagai unit pembangkit UP Muara Tawar pun tidak melupakan untuk


bersahabat dengan lingkungan hal tersebut dilakukan dengan melaksanakan
pengelolaan lingkungan antara lain:
a. Pembersihan dan perawatan tanaman disekitar lokasi unit.
b. Melakukan pembersihan disekitar kanal.

2.1.4 Tujuan Perusahaan


Tujuan dari perusahaan adalah untuk menyelenggarakan usaha
ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas sebagai berikut :

1. Penyediaan tenaga listrik berupa kegiatan pembangkitan tenaga listrik yang


ekonomis, bermutu tinggi, dan dengan keandalan yang baik.
2. Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan.
3. Pemeliharaan dan pengoperasian peralatan ketenagalistrikan.
4. Usaha yang berkaitan dengan kegiatan dalam rangka memanfaatkan secara
maksimal potensi yang dimiliki.
10

2.1.5 Visi dan Misi Perusahaan


PJB menetapkan visi sebagai pedoman dalam arah pengembangan, posisi
bisnis yang akan dicapai dan bagaiamana harapan-harapan yang akan datang
diraih.
Sesuai kebijakan manajemen 6 Oktober 2009, maka PJB telah
memperbaharui Visi Misinya sebagai berikut:

1. VISI PT.PJB UP Muara Tawar


Menjadi perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan teristegritas
dengan standar kelas dunia.
Makna Visi :
Perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan terintegritas dengan
standar kelas dunia mengandung pengertia bahwa PJB merupakan suatu
badan hukum yang bergerak dalam bisnis pembangkit tenaga listrik yang
terintegritas (integrated pwer company) dan berkedudukan di indonesia.
Integrated pwer company mencakup bisnis pembangkit (asset owner), jasa
O&M (asset manager, asset operator), jasa EPC (asset Developer).
PJB bertekad untuk mampu tumbuh dan mencapai kenerja kelas dunia.
Pengertian tumbuh adalah mampu mengembangkan bisnis, sedangakn
pengertia dari kinerja kelas dunia adalah:

- Kinerja pembangkit PJB mampu mencapai top 10% pembangkit


terbaik didunia sesuai jenis dan kapasitas berdasarkan standar
NERC.
- PJB mampu mencapai band industry leader berdasarkan kriteria
kinerja ekselen Baldige.

2. Misi PT.PJB UP Muara Tawar


a. Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan
terintergritas untuk menjaga kedaulatan listrik nasional.
11

b. Menajalankan bisnis pembangkitan secaraberkualitas, berdaya saing


dan ramah lingkungan.
c. Mengembangkan kompetensi dan produktvitas Human Capital untuk
pertumbuhan yang berkesinambungan.

2.1.6 Budaya Perusahaan


Budaya perusahaan yang dijadikan landasan UP-Muara Tawar yaitu PJB Way :

• SEIRI
Membedakan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan serta
membuang yang tidak diperlukan.

• SEITON
Menentukan tata letak yang tertera rapi sehingga kita selalu menemukan
barang yang diperlukan.
• SEISIO
Menghilangkan sampah kotoran dan barang asing untuk memperoleh
tempat kerja yang lebih bersih.
• SEIKETSU
Memelihara barang dengan teratu rapid an bersih juga dalam aspek personal
dan kaitannya dengan polusi.
• SHITSUKE
Melakukan sesuatu yang benar sebagai kebiasaan (disiplin),mematuhi
dengan benar apa saja yang sudah diterapkan /diatur,menjaga dan
menerapkan dengan sungguh emapat komponen 5s yang lain.

2.1.7 Sistem Manajemen Mutu Perusahaan


Untuk mewujudkan perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang
terkemuka dengan standar kelas dunia dengan misinya, PT.PJB UP Muara
Tawar memiliki roadmap 7 tahunan. Road tersebut merupakan penjabaran
sasaran,strategi serta fokus yang harus dicapai, yang mana goal nya adalah
menjadi PLTGU dengan kinerja terbaik se Indonesia. Salah satu persyaratan
12

untuk menjadi perusahaan kelas dunia yaitu PT.PJB UP Muara Tawar harus
memenuhi 7 kriteria Malcolm Baldrige.

Kriteria Baldrige bertujuan mendiagnosa dan menilai bukan hanya


keberhasilan perusahaan atau unit-unit usaha dalam meraih sejumlah
tujuannya, namun juga mempertimbangkan cara-cara upaya atau proses
perusahaan atau unit usaha dalam mencapai hasil-hasil bisnisnya. Dalam
kriteria Baldrige, kinerja kriteria Baldrige mampu mengidentifikasi
kekurangan perusahaan. Kriteria Badrige digunakan untuk mengaudit atau
mengevaluasi kinerja perusahaan dalam 7 kategori penilaian, yaitu :

1. Kepemimpinan (leadership).
2. Perencanaan strategis (strategic plan).
3. Fokus pada pasar dan pelanggan (customer and market focus).
4. Pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan (measurement, analysis
and knowledge management).
5. Manajemen sumber daya manusia ( human resources management).
6. Manajemen proses (process management).
7. Hasil-hasil bisnis (business result).

Dalam menjalankan bisnis,PJB tidak memiliki kolaborator karena PJB


merupakan organisasi profit dan mekanisme penyampaian produk langsung
kepada pelanggan. PJB mendefinisikan pemasok dan mitra sebagai rekanan.
Mekanisme kunci adalah komunikasi dan mengelola hubungan dengan rekanan
dilakukan melalui kontraktual,surat menyurat (baik secara manual maupun
elektronik) dan tetap melakukan tatap muka secara periodic.

Melalui PJB Way yang merupakan tekad, sikap dan perilaku yang melekat
diseluruh insan PJB dalam melaksanakan misi untuk mencapai visi perusahaan
PJB perusahaan PJB Way dikenal dengan sebutan PJB Way satu,lima belas,
yang merupakan perwujudan dari satu tekad,lima sikap dan sebelas perilaku.

Satu Tekad ‘Menjadi produsen listrik terpecaya kini dan mendatang’


13

Lima Sikap (Tata Nilai PT.PJB)

1. Integritas
Kepribadian karyawan yang etis dan selalu memperjuangkan kebenaran
melalui kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi
dengan membela perusahaan dan memberikan teladan.
2. Keunggulan
Sikap professional setiap karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi
untuk mencapai hasil terbaik yang melampaui sasaran yang ditetapkan,
melalui inovasi serta perbaikan berkelanjutan.
3. Kerjasama
Usaha karyawan untuk menyatukan kemampuan dan menggali potensi setiap
orang melalui sinergi dan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan
berperilaku empati, proaktif, percaya dan terbuka.
4. Pelayanan
Sikap dan perilaku tenaga kerja yang ramah menebar salam, santun ikhlas dan
proaktif dalam melayani dalam kepuasan pelanggan.
5. Sadar Lingkungan
Peran aktif karyawan untuk melestarikan lingkungan alam, lingkungan kerja
dan lingkungan usaha, menjaga hubungan baik dengan mitra kerja,
masyarakat, menciptakan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan serta
mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.

Sebelas Perilaku
1. Kepemimpinan yang visioner.
2. Keunggulan menurut pelanggan.
3. Pembelajaran perorangan dan perusahaan.
4. Menghargai tenaga kerja dan mitra.
5. Kegesitan.
6. Fokus pada masa depan.
7. Mengelola inovasi.
8. Manajemen berdasarkan fakta.
14

9. Pertanggungjawaban kemasyaratan.
10. Fokus kepada hasil penciptaan nilai.
11. Perspektif kesisteman.

2.2 Proses Produksi PLTG UP Muara Tawar Blok 3 dan 4


Berada disebelah utara Jakarta tepatnya disebelah timur sungai Muara
Tawar, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Unit
Pembangkit Muara Tawar mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas dan
uap (PLTGU) serta pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).

Gambar 2.2 Unit Pembangkit PLTGU Muara Tawar

PT. PJB UP Muara Tawar adalah salah satu pembangkit listrik milik PT.
Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB). UP Muara Tawar merupakan Unit
Pembangkit listrik yang terdiri dari 5 Blok. Blok 1 dan Blok 5 merupakan Blok
yang sudah combined cycle, sementara Blok 2, 3, dan 4 saat ini masih open cycle
dan dalam tahap add on untuk pembangunan HRSG dan Steam Turbine. Energi
listrik yang di bangkitkan dari Muara Tawar di salurkan ke jaringan listrik
interkoneksi JawaMadura-Bali melalui Saluran Udara Teganagan Ekstra Tinggi
(SUTET) 500 kV.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) blok 3 dan 4 merupakan salah satu
unit pembangkit yang dimiliki oleh PT.PJB UP Muara Tawar yang
menggunakan bahan bakar gas dan minyak HSD. Proses pembakaran bahan
15

bakar terjadi diruang bakar atau combustion chumber. Didalam ruang bakar
terjadi pembakaran antara bahan bakar gas dan udara yang dikompresi yang
kemudian dibakar oleh pemantik (igniter). Uap panas hasil pembakaran akan
digunakan untuk memutar turbin yang seporos dengan generator.

Proses produksi energy listrik pada PLTG PJB UP Muara Tawar blok 3 dan
4 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada saat kondisi stand by turbin gas tidak menghasilkan daya listrik.
Namun posisi turbin masih berputar untuk menghindari blending pada
turbin gas ketika turbin gas berhenti beroperasi atau shut down.
2. Putaran turbin dihasilkan dari lube oil yang ditembakan dari rotor lifting
pump.
3. Ketika poros turbin berputar maka sangat dibutuhkan sistem pelumasan.
Pelumasan disuplai dari lube oil tank.
4. Untuk memutar poros turbin di posisi stand by pompa yang digunakan
untuk melumasi bearing yaitu main oil pump dan auxiliary oil pump.
5. Pengoperasian turbin gas diatur oleh P2B, ketika P2B menyatakan
membutuhkan suplai listrik maka unit PLTG akan beroperasi sesuai
dengan jumlah beban yang dibutuhkan.
6. Pada saat akan melakukan pengoperasian turbin gas blok 3 dan 4 maka
kecepatan turbin gas dalam kondisi standby sebesar 1.7 rps akan
dinaikan sebesar 38 rps (posisi sinkron) dengan bantuan SFC (static
frequency converter). SFC berfungsi untuk mengubah fungsi generator
menjadi motor untuk pemutar awal poros turbin.
7. Selanjutnya katup gas propane dibuka untuk menyuplai aliran baan
bakar menuju combustion chumber dengan tekanan berkisar 3 bar dan
kompressor menyuplai udara intake menuju combustion chumber.
8. Bahan bakar yang digunakan untuk penyalaan pertama yaitu gas
propane hal ini dilakukan untuk memperoleh penyalaan yang lebih
cepat. Setelah penyalaan awal terjadi baru digunakan aliran bahan bakar
dari natural gas atau HSD.
16

9. Combustion chumber pada PLTG blok 3 dan 4 berbentuk silo yang


terdiri dari 2 chumber, kanan dan kiri. Dan memiliki 4 igniter yang
disusun melingkar pada bagian atas chamber.
10. Aliran bahan bakar diatur ole 2 sistem pembagian bahan bakar yaitu
premix dan diffusion. Masing-masing memiliki fungsi yang sama namun
cara kerjanya berbeda.
11. Diffusion bekerja pada tekanan rendah sedangkan premix mampu
bekerja pada tekanan tinggi. Selain itu pada sistem diffusion bahan
bakar tidak bercampur dengan udara sedangkan pada sistem premix
udara bercampur dengan bahan bakar yang diatur oleh pilot valve.
12. Kompressor akan menyuplai udara pembakaran yang berasal dari air
intake. Udara terlebih dahulu disaring oleh filter.
13. Pada combustion chamber terjadi pembakaran yang disebabkan adanya
segitiga api yaitu adanya udara, bahan bakar dan pemantik.
14. Aliran gas propane pun akan diputus, maka akan masuk aliran bahan
bakar dari gas propane menjadi natural gas.
15. Terdapat tuas pengatur dan regulator yang mengubah bahan bakar dari
gas propane menjadi natural gas.
16. Setelah terjadi pembakaran di combustion chamber maka udara panas
hasil pembakaran digunakan untuk memutar turbin gas.
17. Putaran turbin disesuaikan dengan jumlah beban atau daya listrik yang
dibutuhkan.
18. Pada saat kecepatan poros turbin mencapai 38 rps, SFC akan terputus
otomatis, maka generator akan kembali berfungsi sebagai generator
penghasil energy listrik bukan sebagai motor penggerak.
19. Putaran rotor terhadap stator pada generator menghasilkan energi panas
bersuhu tinggi. Oleh sebab itu dibutuhkan udara pendingin untuk
mendinginkan generator.
20. Udara pendingin yang mulai panas akan didinginkan oleh air.
21. Udara pendingin yang mulai panas didinginkan oleh udara pada
generator cooler.
17

22. Air yang berfungsi untuk mendinginkan udara pendingin pada


generator cooler berasal dari water treatment tank. Air dari water
treatment tank merupakan hasil pengolahan air raw menjadi make up
water.
23. Air raw berasal dari air laut yang diolah pada desalination plant.
24. Selain pendingin generator,bearing-bearing turbin dan kompresor juga
perlu didinginkan untuk menghindari suhu yang semakin tinggi.
25. Pendinginan bearing dilakukan oleh minyak pelumas atau lube oil. Suhu
lube oil akan semakin tinggi karena mendinginkan bearing-bearing
yang bersuhu sangat tinggi sehingga lube oil juga membutuhkan
pendinginan. Pendinginan lube oil terjadi pada lube oil cooler.
26. Turbin gas dikopel dengan generator sehingga generator berputar dan
terjadi eksitasi yang akan menghasilkan energy listrik.
27. Energi listrik yang dihasilkan dari generator akan menghasilkan
tegangan sebesar 500 kv pada 3 fasa yaitu RST. Listrik akan menuju
generator CB. generator CB berfungsi sebagai breaker bila terjadi short
circuit. Lalu menuju trafo dan disalurkan ke jaringan melalui bus bar.
28. Sisa pembakaran akan dibuang ke udara melalui stack namun masih
mempertimbangkan faktor keamanan lingkungan.

Uraian diatas adalah uraian proses produksi energy listrik PLTG blok 3 dan
4 UP Muara Tawar yang menggunakan siklus combine cycle.
18

2.3 Struktur Organisasi dan Manajemen PT.PJB UP Muara Tawar


Struktur Organisasi PT PJB UP Muara Tawar

General
Manager

Manager Manager Manager Manager


Manager
Engineering Operasi Pemeliharaan CNG &
Logistik
& Quality Manager Bahan
Keuangan & Bakar
SPV Senior SPV SPV Senior Administrasi
SPV
System Senior Rendal Senior
Owner Rendal Pemeliharaan Pengadaan SPV
PLTGU dan Senior
Operasi
SPV Senior Rendal
SPV Senior SPV Senior
SPV CNG &
SPV Rendal Pemeliharaan Administrasi
Senior Bahan
Senior Operator Mesin Gudang
SDM Bakar
System Blok 3,4,5
Owner SPV
Common SPV Senior
SPV Senior SPV Senior
CNG Pemliharaan SPV
Prod Blok Senior Inventory
Kontrol & Senior
SPV Senior 1,2 tdd Umum& Kontrol &
Instrumen Operasi &
Technology regu A, B , CSR Katalog Pemelihar
Owner C, dan D SPV Senior aan CNG
Outage SPV
Managemen Senior
SPV Senior SPV Senior Keuangan
Manager Prod 3,4
Mutu tdd regu A, SPV
Risiko & B, C dan D Senior K3
Keputusan
Spv Senior SPV
Prod 5 tdd Senior
regu A, B, Lingkunga
C, dan D n
SPV Senior
SPV Senior Sarana
Kimia &
Labor
19

Secara umum, gambar diatas merupakan struktur organisasi ditempat kerja


magang penulis yaitu di PT.PJB UP Muara Tawar yang diketuai oleh General
Manager. General Manager di PT. Pembangkit Muara Tawar membawahi
Dept. Engineering & Quality Assurance, Dept. Operasi, Dept. Pemeliharaan,
Dept. CNG & Bahan bakar, Dept. Logistic, Dept. Keuangan & Administrasi.
Pada bagian Dept. Engineering & Quality Assurance terbagi menjadi Dept.
System Owner, Teknologi Informasi, Manajemen Mutu, Risiko & Kepatuhan
yang diketuai oleh seorang Supervisor Senior.

1. General Manager
General manager adalah pemimpin tertinggi di PT.PJB UP Muara
Tawar yang bertugas memastikan berjalannya kegiatan pembangkitan
yang meliputi kegiatan operasi & pemeliharaan, enjiniring,logistic dan
administrasi berjalan efektif dan efisien.

2. Manager Enjinering dan Quality Assurance

Manager enjinering dan Quality assurance bertugas memastikan


berjalannya kegiatan Enjinering dan Quality Assurance yang dapat
menunjang kinerja operasi dan pemeliharaan.

3. Manager Operasi

Manager Operasi bertugas memastikan berjalannya kegiatan operasi


yang efektif dan efisien terkait kimia dan laboratorium yang dapat
menunjang kegiatan operasi.

4. Manger Pemeliharaan

Manager pemeliharaan bertugas memastikan berjalannya kegiatan


pemeliharaan yang efektif dan kegiatan terkait sarana yang dapat
menunjang kegiatan operasi.
20

5. Manager CNG & Bahan Bakar

Manager CNG & bahan bakar bertugas untuk merencanakan serta


mengendalikan kegiatan operasi dan pemeliharaan Unit CNG Plant
agar berjalan dengan optimal.

6. Manager Logistik

Memastikan kegiatan pengadaan, iventori dan pergudangan dapat


menunjang kegiatan operasi pembangkit secara optimal.

7. Manger Keuangan & Administrasii

Memastikan berjalannya kegiatan SDM, keuangan, sekretariat,


Humas, CSR dan Keamanan yang dapat sepenuhnya menunjang
kegiatan operasi pembangkit.

2.4 SISTEM MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN KEPEDULIAN


LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

2.4.1. KEPEDULIAN LINGKUNGAN


PT. PJB UP Muara Tawar melakukan upaya pengendalian polusi
dan pengelolaan lingkungan dengan alat pengendali emisi udara dan air
yang meliputi:

a. Cerobong asap (stack) yang sesuai dengan Amdal pada semua unit
pembangkit untuk mendapatkan distribusi penyebaran gas buang
yang luas.

b. Netralisasi limbah cair sebelum dibuang ke laut, dengan pengolahan


limbah terlebih dahulu pada Wate Water Treatment plant (WWTP
Plant).

c. Saluran inlet dan outlet pendinginan kondensor yang memiliki


panjang mencapai 1 km untuk menurunkan suhu air setelah proses
pendinginan.
21

Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan :

a. Pembersihan/perawatan tanaman di lokasi unit.

b. Optimalisasi pemakaian bahan bakar gas alam pada semua unit.

c. Melaksanakan program penghijauan pada tanah – tanah yang kosong untuk


menciptakan suasana lingkungan yang indah dan hijau.

2.4.2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Usaha keselamatan kerja bertujuan untuk mengendalikan terjadinya
kecelakaan yang berkaitan dengan lingkungan kerja. Kecelakaan merupakan
suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan terjadinya cidera
terhadap manusia dan atau kerusakan terhadap benda. Umumnya hal ini
diakibatkan oleh sumber tenaga misalnya tenaga gerak, listrik, kimia, panas
diatas ambang batas tubuh atau suatu bangunan.

Kecelakaan kerja merupakan suatu keadaan yang terjadi pada


seseorang yang terjadi pada seseorang karena hubungan kerja dan
kemungkinan besar disebabkan bahaya pekerjaan. Oleh karena itu, kecelakaan
harus dicegah dengan usaha keselamatan kerja yang mempengaruhi tingkat
kualitas kerja. Kualitas kerja semakin baik jika angka-angka kecelakaan akibat
aktifitas atau hasil interkasi antara manusia dan faktor-faktor tersebut dapat
ditekan sedemikian rupa bahkan sangat baik sehingga mencapai kondisi tidak
ada faktor kecelakaan (zero accident).
2. BAB III
PENEMPATAN

3.1 Uraian Kegiatan


Uraian kegiatan yang dilakukan selama kerja magang di PT. IP UJP
Cilegon selama 3 bulan mulai 11 Februari – 10 Mei 2019 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Magang

No Hari/T Uraian Kegiatan Lampiran


anggal
Minggu ke-1
1 Senin/ Pengenalan k3 oleh Bapak
11-02- Satrio di ruang k3 dan
2019 penempatan di bagian
pengoperasian blok 3 dan 4

2 Selasa Belajar sistem kerja pada


/ 12- PLTG oleh Bapak Lukfianto
02-
2019

22
23

3 Rabu/ Mengikuti rapat upgrade


13-02- system muara tawar diruang
2019 CCR blok 3-4

4 Kamis Pengenalan S.O.P pada ruang


/ 14- operator oleh mas Yudika
02-
2019

5 Jumat/ Mengikuti start-up mesin di


15-02- unit 3.2 dan pengecekan
2019 perfoma pada lube oil system
bersama bapak reza

Minggu Ke-2
6 Senin/ Mengikuti patrol pengegecekan
18-02- ruang bakar bersama bapak ferdy
2019

7 Selasa Pengecekan rutin alat-alat turbin


/ 19- gas bersama bapak Yudika
02-
2019
24

8 Rabu/ Ikut patroli pengecekan sistem


20-02- pada GT 3-4 bersama bapak
2019 Reza

9 Kamis Pengecekan suhu alat-alat


/ 21- pendukung yang terdapat pada
02- lube oil tank bersama bapak
2019 Reza

10 Jumat/ Perbaikan pipa aliran bahan bakar


22-02- tim HAR 3-4 bersama
2019 pendamping bapak Tryas

Minggu ke-3
11 Senin/ Menuju ruang breaker untuk
25-02- pengecekan monitoring digital
2019 mesin turbin gas blok 3.2
bersama bapak Falan
25

12 Selasa Ikut patrol rutin dan melakukan


/ 26- pengecekan temperature cooling
02- water pump pada GT 3.1 - 3.3
2019
bersama bapak Reza

13 Rabu/ Perbaikan compressed air system


27-02- di GT 3.3 oleh HAR 3-4 dan
2019 dengan bapak Falan

14 Kamis Pengecekan pengelasan pipa


/ 28- bahan bakar minyak dengan
02- bapak Reza
2019

15 Jumat/ Mencatat performance test fuel


01-03- gas flow GT 4.1
2019
26

Minggu Ke-4
16 Senin/ Mengikuti presentasi elektrik
04-03- power industri 3.0 bersama
2019 bapak Lukfianto

17 Selasa Melakukan pembersihan filter


/ 05- pada cooling water blok 5
03- bersama team HAR blok 5
2019

18 Rabu/ Perbaikan cooler fan pada


06-03- cooling tower blok 5 oleh team
2019 HAR blok 5 dan pihak ketiga

19 Kamis Hari raya nyepi


/ 07-
03-
2019
27

20 Jumat/ Pembelajaran tentang prosedur


08-03- start-up GT dengan bapak
2019 Lukfianto

Minggu ke-5
21 Senin/ Pengenalan sistem HRSG yang
11-03- baru di bangun pada PLTG blok 3
2019 bersama bapak Yudika

22 Selasa
/ 12- Melakukan pengecekan
03- performance test fuel gas flow
2019 meter bersama bapak Tryas

23 Rabu/ Mengunjungi blok 5


13-03- pemeliharaan dan melihat
2019 penggantian blade pendingin
cooling tower oleh pihak ketiga
28

24 Kamis Mengunjungi blok 2 untuk


/14- melihat Turbin inspection
03-
2019

25 Jumat/ Mengunjungi blok 5


15-03- pemeliharaan dan ikut dalam
2019 perawatan intercooler B dengan
cara cleaning tube bersama bapak
Arif dan team

Minggu Ke-6
26 Senin/ Mengunjungi blok 2 untuk
18-03- melihat pembongkaran bearing
2019 turbin

27 Selasa Ikut dalam tim blok 5


/19- pemeliharaan dan melihat
03- penggantian karet fanbelt wwsp
2019 air blower dengan bapak mulya
dan pak panskinti

28 Rabu/ Perawatan intercooler A dengan


20-03- cara cleaning tube bersama
2019 bapak Arif dan team blok 5
pemeliharaan
29

29 Kamis Melihat pergantian pipa pada


/21- lube oil tank di GT blok 2
03- bersama team HAR mesin 1-2
2019

30 Jumat/ Pembersihan vapor ekstractor


22-03- lube oil tank oleh HAR mesin
2019 blok 1-2 di GT blok 2

Minggu Ke-7
31 Senin/ Pelapisan batang dan impeler
25-03- agitator coagulant dengan
2019 lapisan resin bersama bapak
Panskinti team blok 5
pemeliharaan

32 Selasa Pemasangan agitator coagulant


/26- bersama bapak Suwoko dan team.
03-
2019

33 Rabu/ Rutin ke lokal turbin gas bersama


27-03- pak Ferdy
2019
30

34 Kamis Mengikuti pelatihan TOSS di


/28- kampus STT-PLN lantai 4
03-
2019

35 Jumat/ Mencari referensi skripsi ke


29-03- perpustakaan STT-PLN
2019

Minggu Ke-8
36 Senin/ Mengikuti pelatihan skripsi
01-04-
2019

37 Selasa Pemasangan pipa dan impeler


/02- wash water pump yang sudah
04- terpasang ke dalam air laut
2019 bersama bapak Suwoko dan
team.

38 Rabu/ Libur Isra Mi’raj Nabi


03-04- Muhammad ‫ﷺ‬
2019
31

39 Kamis Melihat proses pengelasan pada


/04- badan turbin oleh pihak ketiga di
04- blok 2
2019

40 Jumat/ Pengelasan pipa pendingin rotor


05-04- impeler yang patah bersama
2019 bapak Qomar dari team
pemeliharaan blok 5

Minggu Ke-9
41 Senin/ Berkunjung dan belajar
08-04- kechlorination plant bersama
2019 bapak Suwoko

42 Selasa Mengunjungi gedung MCR


/09- untuk menanyakan data
04- spesifikasi turbin blok 3-4
2019
32

43 Rabu/ Pemberian lapisan pipa PVC


10-04- bersama bapak Qomar dan
2019 Bapak Rendra team
pemeliharaan blok 5

44 Kamis Cleaning area filter air intake


/11- bersama bapak Mulya dan bapak
04- Rendra team pemeliharaan blok
2019 5

45 Jumat/ Presentasi bersama bapak Willy


12-04- CCR Blok 5
2019

Minggu Ke-10
46 Senin/ Patroli rutin, pengecekan
15-04- temperature pipa generator
2019 cooling bersama pak Ferdy

47 Selasa Pemberian ulang lapisan pipa


/16- PVC bersama bapak Qomar dan
04- Bapak Rendra dan bapak Mulya
2019 team dari HAR blok 5
33

48 Rabu/ Libur Pilpres


17-04-
2019

49 Kamis Mencari referensi skripsi di


/18- perpustakaan STTPLN
04-
2019

50 Jumat/ Libur Wafat Isa Al Masih


19-04-
2019

Minggu Ke-11
51 Senin/ Pemasangan insulation pada
22-04- Turbin oleh team HAR blok 2
2019

52 Selasa Pengelasan pipa SWRO yang


/23- bocor bersama bapak Arif
04- setiawan
2019
34

53 Rabu/ Patroli rutin, pengecekan system


24-04- pada GT 4.3
2019

54 Kamis Izin persiapan sidang proposal


/25-
04-
2019

55 Jumat/ Sidang Proposal di kampus STT-


26-04- PLN
2019

Minggu Ke-12
56 Senin/ Patroli rutin, pengecekan
29-04- performa lube oil cooler pada GT
2019 3.1 bersama bapak yudika

57 Selasa Penggantian baut motor SWRO


/30- bersama bapak Suwoko team
04- pemeliharaan blok 5
2019
35

58 Rabu Hari buruh


01/23-
05-
2019

59 Kamis Pengecekan poros module


/02- cleaning pump bersama bapak
05- Suwoko
2019

60 Jumat/ Izin libur pelatihan wab


03-05- programming
2019

Minggu ke-13
61 Senin/ Mengunjungi gedung MCR dan
06-05- bertemu team rendal untuk
2019 membahas analisa data yang
kurang

62 Selasa Penggantian catridge filter water


/07- threatment plant bersama bapak
05- Asja dan bapak Qomar team
2019 pemeliharaan blok 5
36

63 Rabu/ Cleaning semua katup steam


08-05- turbine bersama bapak Panskinti
2019 dan bapak Asja

64 Kamis Pembekalan tentang generator


/09- cooler fan bersama bapak Roshi
05-
2019

65 Jumat/ Pengecekan perbaikan pada


10-05- genset generator GT blok 3
2019
37

3.2 DAFTAR NAMA DAN JABATAN CCR BLOK 3-4 A

Lukfianto
(Supervisor Operator)
3-4 A

3
Tray Adytia Falanstya Kurnia Yudika Farindra Yuda

(Assistant Operator) (Assistant Operator) (Assistant Operator)


3-4 A 3-4 A 3-4 A

Ferdy Hardyanto Reza Savana


(Assistant Operator) (Assistant Operator)
3-4 A 3-4 A
3. BAB IV
KONSEP TEORI DAN PENERAPAN

4.1 Tinjauan Pustaka


4.1.1 Lube Oil System
Prinsip dasr lube oil system yaitu memberikan pelumasan untuk mengurangi
gesekan antara dua material dan pendinginan pada bearing-bearing yang terdapat
pada kompresor,turbin dan generator, serta untuk mensupply minyak pelumas ke
Jacking Oil System dan Power Oil System.[3]
Prinsip dasar lube oil system dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Pelumasan batas
Sistem pelumasan yang tipis di beberapa titik pada permukaan
material yang masih bersentuhan. Contohnya : pada gear,bearing
dengan bantalan peluru, dll.
2. Pelumasan film
Sistem pelumasan dengan memberikan pelumas yang tebal antara dua
benda yang tidak bersentuhan antara permukaan benda yang dilumasi
seperti melayang. Conthnya : pada bearing poros turbin.
Lube Oil System merupakan salah satu sistem pendukung untuk
beroperasinya gas turbin. Tujuan Lube Oil System pada gas tubin adalah
untuk mensirkulasikan lube oil menuju ke turbine bearing (MBD 11),
kompresor bearing (MBD 12) dan generator bearing (MKD11, MKD 12).
Sistem ini berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bearing,
menghilangkan panas pada bearing (cooling), pelumas, mengurangi gesekan
(anti wear), pencegah korosi, melindungi dari pengaruh senyawa sulfur dan
oxidasi, pembersih lumpur yang terlarut pada lube oil. [2]

38
39

MKD 12 MKD 11 MBD 12 MBD 11

Gambar 4.1 Bearing

Lube Oil System ini dilengkapi dengan beberapa komponen utama


diantaranya adalah lube oil tank, main lube oil pump, auxiliary lube oil
pump, emergency lube oil pump, rotor lift pump, lube oil cooler, three way
valve, lube oil filter, vapour extractor dan peralatan pendukung lainnya.

LUBE OIL COOLER 50 °C

DP > MAX 3.01 bar

40 °C

DP > MAX

LEVEL TANK

LUBE OIL HEATING >> MAX

> MAX
69
< MIN
MAIN LUBE AUX LUBE EMERGENCY LUBE ROTOR LIFT
OIL PUMP OIL PUMP << MIN

Gambar 4.2 Diagram Lube Oil System

4.1.2 Komponen Lube Oil System


Lube oil system terdiri dari berbagai komponen utama yang mengatur
system kerja dari lube oil. Komponen utama tersebut terdiri dari :

1. Lube Oil Tank


Lube Oil Tank berfungsi untuk menampung minyak pelumas yang digunakan
untuk sistem pelumasan bearing pada gas turbine. Kapasitas dari lube oil tank
40

mencapai 11.5m3. Untuk memantau kondisi Lube Oil tank dilengkapi dengan
indikator level, temperature dan pressure. Lube Oil tank menyediakan basket
strainer sebelum jalur suction pompa yang berfugsi untuk menyaring pelumas
sebelum disirkulasikan.[1]

Gambar 4.3 Level Lube Oil Tank

Gambar 4.4 Lube Oil Tank


41

2. Vapor Extractor
Pada lube oil system terdapat dua buah vapour extractor yang
beroperasi 2x50%, berfungsi untuk membuang udara panas yang ada pada
lube oil tank dan mengkondisikan pressure di tangki lebih rendah daripada
pressure yang ada di sistem pipa return. Hal ini bertujuan untuk membantu
mempercepat proses aliran lube oil return menuju ke tangki. Sebelum
vapour extractor terdapat oil mist dengan ukuran mesh 0,3 micron yang
berfungsi untuk memisahkan lube oil dan uap lube oil.[1]
Selain itu ada beberapa peralatan yang membantu dalam proses kerja
vapor extractor, yaitu :
1. Oil Separator
Peralatan ini terpasangsebelum vapor extractor yang berfungsi
untuk mencegah terbuangnya oli ke area sekitar.
2. Check Valve
Check valve dipasang setelah oil separator pada bagian kanan dan
kiri yang berfungsi untuk mencegah terjadinya sirkulasi fluida pada
saat dua vapor extractor running dan masuknya udara dalm lube oil
system.

Gambar 4.5 Vapor Extractor


42

3. Lube Oil Filter


Lube Oil filter berfungsi untuk menyaring kotoran/partikel yang terlarut
dalam lube oil sebelum dialirkan menuju ke bearing. Filter yang digunakan
adalah duplex filter stainless stell dengan ukuran 25 micron. Terdapat dua
buah lube oil filter yang beroperasi 2x100%. Lube oil filter dilengkapi
dengan differential pressure switch (MBV25CP001) yang berfungsi untuk
memantau perbedaan pressure inlet dan outlet filter. Jika differensial
pressure/DP melebihi batas maksimal yang ditentukan (>0.5 bar), maka
akan mengaktifkan alarm. Ketika filter sudah kotor filter harus dichange
over ke filter yang standby. Swing Check Valve (MBV25AA201) yang
berada setelah duplex filter berfungsi untuk mencegah aliran balik lube oil
masuk ke dalam filter dan pompa.[1]

Gambar 4.6 Lube Oil Filter

4. Lifting Oil System


Lift Oil System berfungsi untuk mengangkat shaft gas turbine dan
membuatnya melayang dalam lapisan film pada saat putaran rendah.karena
pada putaran rendah, lube oil supply tidak mampu menciptakan lapisan film
pada bearing.[1]
Kompenen-komponen dari Iifting oil system :
43

1. Lifting Oil Pump (MBV30AP001) merupakan vane pump yang


digerakkan motor AC 3 Phase berfungsi menarik lube oil dari tanki dan
menguatkan tekanannya sampai sekitar 140 bar.
2. Safety Valve (MBV30AA191) membatasi tekanan jacking oil disisi
hulu dengan mengalirkannya balik ke tanki ketika terjadi filter mampet
atau kegagalan pressure control valve.
3. Lifting Oil Filter (MBV30AT001) untuk menyaring kekotoran dalam
Lifting oil, indikasi kekotoran filter ini ditunjukkan oleh DP switch
(MBV30CP002).
4. Pressure Switch (MBV30CP001) memantau pressure lifting oil
sebelum filter dan aktif pada tekanan dibawah 130 bar.
5. Sebelum masuk ke bearing, tekanan jacking oil dibatasi oleh pressure
control valve (MBV31AA151). Pada jalur di masing-masing bearing,
disediakan adjustable flow restrictor (MBV31AA281/282) untuk
menyesuaikan kondisi masing-masing bearing.

5. Lube Oil Cooler


Lube Oil Cooler berfungsi untuk mengkondisikan temperatur lube oil yang
akan disirkulasikan ke bearing. Lube Oil Cooler ini berada pada jalur suplai
setelah pompa dan sebelum filter. Lube Oil Cooler berjumlah tiga group
dengan operasi 3x50%. Untuk memantau temperatur dan menentukan kerja
dari ketiga group maka dilengkapi dengan control pressure MBV23CT010
yang ditempatkan pada jalur output cooler.[1]
44

Gambar 4.7 Lube Oil Cooler

6. Three Way Valve


Three Way Valve yang berlokasi di jalur suplai setelah pompa dan sebelum
filter, berfungsi untuk mengatur kondisi temperatur lube oil yang akan
disirkulasikan ke bearing. Jika temperatur lube oil yang terbaca pada
thermostatic three way valve dibawah 40ºC maka lube oil yang dialirkan
menuju bearing akan sepenuhnya diambilkan dari jalur by pass, jika lebih
dari 50ºC maka sepenuhnya diambilkan dari jalur cooler dan jika antara 40-
50ºC maka aliran diambilkan dari campuran jalur bypass dan cooler.[1]

Gambar 4.8 Three Way Valve


45

7. Turning Gear System


Turning gear system berfungsi untuk memutar shaft gas turbine pada saat
gas turbine shut down, bertujuan untuk memastikan adanya pendinginan
secara merata dan mencegah terjadinya bending pada shaft gas turbin.
Turning gear akan beroperasi pada putaran 3 rps selama 1x24 jam setelah gas
turbin shut down. [1]

Gambar 4.9 Turning Gear


8. Lube Oil Pump
Lube Oil Pump berfungsi sebagai backup atau pompa cadangan dari main
pump dan auxiliary pump. Digerakan oleh motor DC dengan tipe pompa
single stage centrifugal pump. Lube Oil Pump ini beroperasi jika dalam lube
oil system terjadi pressure drop.[1]
1. Main Lube Oil Pump
Adalah pompoa utama yang berfungsi untuk menjaga tekanan pada
lube oil system (>3.3 bar). Selain menajaga tekanan pompa ini juga
merupakan pompa utama yang memompakan lube oil keseluruh area
bearing. Main lube oil pump digerakkan oleh motor AC.
46

Gambar 4.10 Main Lube Oil Pump

2. Auxiliary Lube Oil Pump


Auxiliary Lube Oil Pump diputar oleh motor AC seperti halnya main
lube oil pump. Pompa ini berfungsi sebagai pompa cadangan main lube
oil pump dan akan berfungsi ketika tekanan lube oil line (sebelum filter)
kurang dari 3.7 bar. Tekanan yang berkurang akan dikontrol oleh
pressure switch (MBV21CP001) yang akan mengaktifkan auxiliary
pump dan emergency pump. Axuliary pump dan main lube oil pump
akan berkerja bersamaan pada saat setelah turbin shutdown yaitu untuk
memutar turning gear dengan putaran pada 120 rpm.

Gambar 4.11 Auxiliary Lube Oil Pump


47

3. Emergency Lube Oil Pump


Merupakan pompa cadangan yang langsung berfungsi
menggantikan main lube oil pump dan auxiliary pump ketika
mengalami masalah, seperti :
- Jika tekanan lube oil pump (sebelum filter) kurang dari 3,7 maka,
auxiliary oil pump dan emergency pump akan bereperasi secara
bersamaan.
- Jika tekanan lube oil line sebelum bearing (setelah filter) dibawah
1,5 bar maka, emergency pump akan segera beroperasi.

Emergency lube oil pump akan langsung memompakan minyak


pelumas ke area bearing tanpa melewati lube oil filter untuk
menghindari trip pada turbin gas ketika terjadi masalah pada main
lube pump dan auxiliary pump.

Gambar 4.12 Emergency Lube Oil Pump

4.1.3 Proteksi Lube Oil System


Untuk menjaga dan menghindari kerusakan ataupun masalah dalam
peralatan sistem minyak pelumas, maka setiap peralatan utama dan peralatan
pendukung dilengkapi dengan alarm atau sistem proteksi.
1. Sistem Proteksi Lube Oil Tank
Untuk memantau level lube oil, digunakan 2 cara:
48

1. Sight glass off reading : menggunakan level indikator sight glass


(MBV10CL501). Sight glass ini bersatuan mm, dengan range
pengukuran 0 – 650 mm.
2. Continues Monitoring menggunakan level switch MBV10CL001.Ada 4
setting proteksi untuk level switch ini :
- MBV10CL001-S03>max ( >525 mm) mengaktifkan alarm.
- MBV10CL001-S04>max ( >590 mm) memicu trip dan interlock
GT untuk tidak bisa start.
- MBV10CL001-S01<min ( <125 mm) memicu alarm.
- MBV10CL001-S02<min ( <60 mm) memicu GT trip, Main
Lube Oil Pump&Auxiliary Lube Oil Pump shutdown dan
emergency Lube Oil Pump start.

2. Sistem Proteksi Vapor Extractor


Untuk mencegah terjadinya sirkulasi fluida pada saat 2 vapor extractor
running dan masuknya udara dalam sistem lube oil , maka dipasang 2 check
valve MBV50AA201/202 setelah oil separator.

3. Sistem Proteksi Lube Oil Filter


Tingkat kekotoran lube oil filter yang beroperasi dimonitor melalui
Differential Pressure switch MBV25CP001 yang mengukur perbedaan
pressure antara sebelum filter dengan setelah filter. Jika penurunan pressure
melebihi setpoint ( > 0.5 bar ) maka akan mengaktifkan alarm. Ketika filter
telah kotor, maka sebelum di change over, filter yang dalam kondisi standby
harus diisi/dipastikan terisi lube oil dengan membuka valve MBV25AA252.
Kemudian pengalihan flow lube oil diarahkan ke filter yang telah standby
melalui valve MBV25AA251.

4. Sistem Proteksi Lifting Oil


49

Lifting oil pump akan otomatis start pada saat kecepatan turbin dibawah
8.35 rps = 500 rpm dan shutdown ketika kecepatan turbin melebihi 8.35 rps
= 500 rpm.

5. Sistem Proteksi Lube Oil Cooler


Bila fungsi lube oil cooler gagal yang disebabkan oleh tingginya
temperatur lube oil sebelum masuk bearing, hali ini akan mengaktifkan
temperature tranducer MBV26CT101 dan memicu munculnya pretrip
alarm “Lube oil temperature high”

6. Sistem Proteksi Turning Gear


Turning gear akan shutdown apabila fase cooldown turning selesai.
Ketika shaft mencapai kondisi standstill ( putaran lebih rendah dari 6 rpm
)selama lebih dari 10 menit. Maka jacking oil pump dan lube oil pump akan
shutdown.

7. Sistem Proteksi Temperature Lube Oil


Pada saat kondisi turbin gas dalam kondisi standstill (turbin gas tidak
berputar), makan temperatur lube oil dalam tank dijaga dalam suu yang
aman sekitar 15ºC – 25ºC agar tidak mempengaruhi viskositas lube oil. Jika
temperatur lube oil dibawah standard ( 15ºC ) maka lube oil didalam tank
akan dipanasi dengan cara menjalankan main lube oil pump dan auxiliary
lube oil pump. Kedua pompa tersebut akan mati secara otomatis pada saat
temperatur lube oil mecapai (20ºC).
Jika temperatur lube oil turun mencapai (10ºC) maka sinyal alarm akan
muncul dan mencegah GT start. Demikian juga sebaliknya, jika
temperaturnya lube oil naik mencapai (58ºC) maka sistem proteksi akan
memunculkan sinyal alarm.
50

8. Sistem Poteksi Lube Oil Pump


1. Apabila tekanan lube oil line ( sebelum memasuki filter ) kurang dari 3.7
bar ( Pressure Switch MBV21CP001 aktif ) maka akan mengakibatkan
gas turbine trip.
2. Apabila tekanan lube oil supply bearing yang diukur oleh transducer
MBV21CP101 turun dibawah 1.7 bar dalam jangka waktu lebih lama
dari 3 detik maka akan mengakibatkan gas turbine trip.
3. Jika tekanan lube oil line sebelum bearing atau setelah lube oil memasuki
filter dibawah 1.5 bar dalam jangka waktu lebih lama dari 3 detik maka
akan mengaktifkan alarm peringatan.

4.1.4 Persiapan Pengoperasian Lube Oil System


1. Persiapan Kelengkapan APD 7& Persiapan Kegiatan Perkerjaan
- Menyiapkan APD ( Alat Pelindung Diri ) sesuai lokasi perkerjaan
- Pakaian kerja
- Safety helmet
- Safety shoes
- Ear plug
- Safety glass dan HT ( alat komunikasi)
- Memastikan keadaan di area lube oil system aman dan tidak ada
kegiatan maintenance yang berlangsung.
- Memastikan semua peralatan lube oil sytem ready dengan ceklis
persiapan start system lube oil dan komunikasikan ke CCR.

2. Pelaksaan Perkerjaan
- Pastikan lube oil tank level di atas minim >40 bendera.
- Pastian breaker main lube oil pump, auxiliary lube oil pump,
emergency lube oil pump, rotor lift pump, vapor extractor fan, lube
oil heating dan turning gear sudah energized.
51

- Pastikan salah satu filter lube oil di posisi in service dan valve arah ke
filter lube oil sudah open .
- Pastikan temperature lube oil tank 15ºC – 30ºC
- Pastikan open katup inlet dan outelt cooler lube oil
- Setelah perispan kegiatan perkerjaan sudah selesai, kita koordinasikan
dengan operator CCR bahwa sistem lube oil sudah siap untuk di
operasikan.
- Start manual main lube oil pump dan secara langsung vapor extractor
fan akan jalan otomatis (CCR), kita amati secara visual keadaan
dipompa (vibrasi, kavitasi, kebocoran, pressure dan suara kasar)
dengan mengisi data cek list.
- Start emegerncy lube oil pump untuk menjaga flow lube oil tetap
aman (CCR), kita amati secara visual keadaan dipompa (vibrasi,
kavitasi, kebocoran, pressure dan suara kasar) dengan mengisi data
check list.
- Start manual auxiliary lube oil pump (CCR) untuk memback up
pressure discharge main lube oil pump jika di bawah batas aman 3,3
bar kita amati secara visual keadaan di pompa (vibrasi,kavitasi,
kebocoran, pressure dan suara kasar) dengan mengisi chek list.
- Stop manual emergency ube oil pump jika tekanan di bearing lube oil
lebih dari 1,3 bar/ pressure discharge min lube oil pimp dan auxiliary
lube oil pump lebih dari 3,3 bar.
- Open valse turning gear (CCR) dan pastikan kecepatan naik menjadi
1,6 rps.
- Kembalikan lagi SGC lube oil system ke posisi auto
- Final patrol cek di area pelumasan dan pastikan sistem pelumasan
tidak ada kelianan atau aman.
- Komunikasikan dengan CCR bahwa peralatn pelumasan berjalan
dengan aman dan handal.
52

4.1.5 Sistem Keja Lube Oil


Lube oil system bekerja ketika turbin gas beroperasi maupun dalam kondisi
standby.
1. Lube Oil System Ketika Turbin Gas Beroperasi
Ketika turbin gas beroperasi maka main lube oil pump akan
memompakan lube oil ke area bearing-bearing untuk melumasi dan
mendinginkan suhu area bearing. Lube oil akan bersirkulasi melewati
area bearing-bearing dan akan kembali lagi kedalam tanki lube oil.
Sebelum lube oil dipompakan ke area bearing, lube oil terlebih dahulu
melewati filter untuk menyaring kotoran- kotoran yang terbawa oleh
lube oil dari area bearing-bearing ketika sedang melumasi sehingga
tidak kemabli lagi ke area bearing. Uap panas yang dibawa oleh lube
oil kedalam tanki lube oil akan dibuang melalui vapor extractor yang
ada didalam tanki lube oil. Ketika suhu lube oil meningkat maka lube
oil akan didinginkan terlebih dahulu di lube oil cooler, lube oil cooler
akan aktif secara otomatis ketika suhu lube oil terlalu panas. Pengaturan
lube oil bersuhu panas dingin dan sedang diatur oleh three way valve.
Three Way Valve memiliki 3 kriteria, yaitu: by pass ketika suhu lube oil
<40ºC, maka lube oil akan langsung masuk ke lube oil filter tanpa
proses pendinginan, karena suhu dari lube oil sudah tepat untuk
langsung ke area bearing. Lube oil cooler ketika suhu lube oil >50ºC,
maka lube oil perlu didinginkan terlebih dahulu di lube oil cooler
sebelum masuk ke lube oil filter, dan mix ketika suhu lube oil
40ºC<MIX<50ºC.

2. Sistem Kerja Lube Oil Ketika Turbin Gas Standby (Turning Gear)
Kondisi standby adalah kondisi dimana turbin gas tidak beroperasi
akan tetapi turbin gas tetap berputar dengan putaran dibawah 3rps atau
kondisi ini sering juga disebut dengan turbin gas dalam kondisi turning
gear. Ketika turbin gas shutdown dan kecepatan turbin dibawah 8.35
53

rps= 500 rps maka rotor lifting oil pump akan ON. Rotor lifting pump
akan memompakan lube oil dengan tekanan sekitar 140bar untuk
mengangkat shaft gas turbin. Ketika turbin gas berputar dengan
kecepatan 3 rps maka turning gear akan ON dan valve turning gear
akan terbuka. Hal ini akan memberikan aliran udara melalui gas turbin
sehingga terjadi pendinginan yang merata. Kerena bila terjadi
pendinginan yang tidak merata pada bagian shaft gas turbin, maka shaft
gas turbin akan bengkok. Shaft gas turbin yang dikopling dengan
turning gear akan diputar oleh main lube oil pump yang sudah
beroperasi lebih dulu dan dibantu oleh auxiliary lube oil pump untuk
menaikkan tekanan lube oil. Jadi, supply lube oil yang ada dipakai
selain untuk pelumasan bearing juga dipakai untuk menggerakan
turning gear, turning gear akan shutdown apabila fase cooldown
turning selesai dan valve turning gear akan menutup.

Gambar 4.13 Sistem Kerja Lube Oil Ketika Turbin Gas Standby
54

4.2 Penerapan Kerangka Teori


4.2.1 Spesifikasi Main Lube Oil Pump Auxiliary Lube Oil Pump

Tabel 4.1 Spesifikasi Main Lube Oil Pump dan Auxiliary Lube Oil Pump

Spesifikasi Pompa
Jenis pompa Vertical centrifugal pump
Pressure 5 bar
Debit 1500L/min
Spesifikasi Motor
Series Siemens 1LA52072AA64-Z
Frekuensi 50 Hz
Tegangan nominal 400/690 VAC
(Delta/Wye)
Daya 37 Kw
Arus nominal 65/38 A
(Delta/Wye)
Phase 3 fasa
Rpm 2950 rpm
Power factor (cos 0,89
phi)

4.2.2 Spesifikasi Emergency Lube Oil Pump


Tabel 4.2 Spesifikasi Emergency Lube Oil Pump

Spesifikasi Pompa
Jenis pompa Vertical centrifugal pump
Pressure 1,2 bar
Debit 632 L/min
Spesifikasi Motor
Type Winkelmann GNFZE 132/2
Tegangan nominal 220 VDC
55

Daya 6 kW
Arus nominal 39 A
Tegangan excitation 220 V
Arus excitation 0,84 A
Rv 1,37 Ohm
Rpm 2900 rpm
Insulation class F

4.2.3 Spesifikasi Lifting Oil Pump


Tabel 4.3 Spesifikasi Lifting Oil Pump

Spesifikasi Pompa
Jenis pompa Vane pump
Pressure 160 bar
Debit 38 L/min
Spesifikasi Motor
Type/Series Siemens 1LG4 186-4AA66-Z
Tegangan nominal 400/690 VAC
(Delta/Wye)
Daya 22 kW (29.5 hp)
Arus nominal (Delta/Wye) 41,5/24 A
Phase 3 fasa
Power factor (cos phi) 0,84
Efisiensi 91%
Torsi 143 Nm
Rpm 1465 rpm

4.2.4 Spesifikasi Vapor Extractor


Tabel 4.4 Spesifikasi Vapor Extractor

Type/Series Elektror EN60034-1


Daya 0,37 kW
56

Cos phi 0,83


Tegangan nominal 230/400 VAC
(Delta/Wye)
Arus Nominal (Delta/Wye) 1,73/1,00 A
Phase 3 Fasa
Frekuensi 50 Hz
Rpm 2825 rpm
Vaccum Pressure 2,00 kPa
Debit 11,0 m3/min

4.2.5 Spesifikasi Cooler Fan


Tabel 4.5 Cooler Fan

Type/Series Fimet MA 160 MC 8


Daya 4 kW
Cos phi 0,67
Phase 3 fasa
Tegangan nominal 230/400 VAC
(Delta/Wye)
Arus Nominal (Delta/Wye) 18,5/10,5 A
Rpm 710 rpm

4.2.6 Spesifikasi Lube Oil Filter


Tabel 4.6 Lube oil filter

Type/Series HYDAC RFLD MM 2500 BAV 20


VZ1.0/-Z
Volume 2 x 40 L
Pressure max 10 bar
Temperature -10oC / 100oC
Mesh 20 micron
57

4.2.7 Spesifikasi Lifting Oil Filter


Tabel 4.7 Lifting oil filter

Type/Series HYDAC MDF BN/HC160


OE20LE1.0/-LK
Pressure max 280 bar
Volume 0,55 L
Mesh 20 micron
Filter materilal of element Betamicron

4.3 Analisis dan Tanggapan


Pada saat pengoperasian pada lube oil system terdapat permasalahan yang
dapat mengganggu keoptimalan kinerja unit. Indikasi tersebut membuat
sistemkerja pelumasan gas turbine tidak dapat bekerja secara optimal.
Lube oil system pada gas turbine menyuplai lube oil menuju bearing-
bearing kompresor, turbine dan generator. Lube oil system mempunyai
beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai pelumasan, untuk mengurangi
gesekan antara shaft dan bearing, sebagai media cooling/pendingin, untuk
mengurangi panas yang timbul akibat gesekan, menyuplai rotor lift system
untuk membuat shaft gas turbine dalam kondisi melayang pada lapisan film
dan sebagai penggerak turning gear system pada saat proses cooling down
gas turbine. Jika lube oil system mengalami masalah maka harus segera
dilakukan trouble shooting dan perlu diidentifikasi permasalahannya mulai
dari penyebab dan dampak yang terjadi.
Pada lube oil system, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah handle
valve change over filter harus dikondisikan agar selalu mudah untuk
dioperasikan (tidak sulit/berat saat dioperasikan). Hal ini diharapkan agar
operator dapat mudah memastikan kondisi valve full open/close, sehingga
memperkecil kemungkinan terjadinya lube oil passing saat change over filter.
BAB V
TANGGAPAN DAN SARAN

5.1 Tanggapan
Berdasarkan penulisan diatas dapat diambil beberapa tanggapan sebagai
berikut:
1. Pengoperasian lube oil system dengan pengecekan rutin temperature lube
oil, filter pada lube oil, pressure transmitter dan lain nya sudah effisien
karna telah terjaga performa nya dengan pengecekan rutin oleh operator.
2. Melakukan pembersihan fan pada lube oil cooler akan meningkatkan
kinerja dari lube oil cooler dalam melakukan pendinginan pada lube oil.
3. Proses pelumasan pada gas turbin merupakan hal yang sangat vital
peanan nya pada PLTG Muara Tawar sehingga harus selalu diperhatikan
perawatan dan pemeliharaannya.
4. Saat melakukan heating pada lube oil dapat menjaga viskositas pada lube
oil tersebut.
5. Proses pemeliharaan dan pengoperasian yang dilakukan haruslah sesuai
dengan Standart Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan serta
harus sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) dan Instruksi Kerja (IK)
agar terciptanya kondisi yang aman dan meminimalisasi resiko
kecelakaan saat bekerja.
5.2 Saran
1. Beberapa kebocoran-kebocoran pada valve agar segera diperbaiki
walaupun hanya kebocoran kecil tapi sangat berpengaruh ketika turbin
beroperasi
2. Pengecekan rutin yang dilakukan oleh tim Operator dan tim Har mesin
sudah baik. Hal ini akan membuat komponen-komponen pada lube oil
terjaga performa nya.
3. Alangkah baiknya jika lifting oil pump disediakan dua buah (operasi dan
standby),untuk mencegah turbin trip ketika lifting oil bermasalah.

58
DAFTAR PUSTAKA

[1] F. Hardiyanto, “Lube oil system,” 2016.


[2] Alstom, “lube oil system and emergency.”
[3] manual book Alstom, “Technical Description of the Lube and Control Oil
Supply Systems,” pp. 1793–1810.

59
60

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai