*
Koresponden email: ikramullah.zein@serambimekkah.ac.id
Abstract
Compressor at PT. Es Muda Perkasa that commonly failure is at unit D. So that need to optimize the compressor at unit
D with finding the failure of the parts of the compressor and making the schedule of maintenance program to minimize
the failure of the ice machine. This study using Reliability Centered Maintenance (RCM) method, which applicate Grey
FMEA to determine the priority of the machine maintenance. After conducting and implementing the RCM method, it
was found that the failure occurs at Low-Pressure and High-Pressure Pump at compressor unit D, and sub-part failure
happen on bearing, due to small coefficient, which is 0.566 where it become primarily failure component. For the next
maintenance, using schedule on condition task on bearing parts of the machine could minimize the failure of the parts on
the machine.
Keywords: Grey FMEA, maintenance, Reliability Centered Maintenance (RCM)
Abstrak
Mesin kompresor yang sering mengalami kerusakan pada PT. Es Muda Perkasa adalahkompresor pada unit D. Sehingga
perlu mengoptimalkan kinerja kompresor unit D dengan mencari penyebab terjadinya kegagalan fungsi yang diakibatkan
oleh komponen kritis dan sub komponennya, serta perbaikan program perawatan untuk meminimalisir kegagalan pada
mesin pembuatan es tersebut. Penelitian ini menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) yang
mengaplikasikan Grey FMEA untuk menentukan prioritas perbaikan pada mesin tersebut. Setelah dilakukannya penerapan
metode RCM tersebut,ditemukannya kegagalan fungsi yang terjadi pada mesin kompresor unit D yaitu pada komponen
Pompa Low Pressure (LP) & Hight Pressure (HP) dan sub komponennya yaitu bearing karena memiliki koefisien terkecil
sebesar 0,566 dimana yang menjadi komponen utama kegagalan. Untuk melakukan program perawatan selanjutnya, untuk
meminimalisir kegagalan pada komponen bearing pada mesin digunakan Schedule on Condition Task.
Kata Kunci: Grey FMEA, Perawatan, Reliability Centered Maintenance (RCM)
383
Serambi Engineering, Volume IV, No.1, Januari 2019 ISSN : 2528-3561
Tabel 1. Data waktu kerusakan (breakdown) mesin kompresor Preventive maintenance, breakdown maintenance,
PT. Es Muda Perkasa
schedule maintenance, predictive maintenance, dan
yang terakhir adalah corrective maintenance.
384
Serambi Engineering, Volume IV, No.1, Januari 2019 ISSN : 2528-3561
pengalaman atau rekomendasi dari pabrik pembuat yang harus dilakukan agar dapat mencegah terjadinya
mesin atau peralatan yang bersangkutan. kegagalan untuk memastikan bahwa alat atau mesin
dapat bekerja optimal saat di butuhkan (N.S., et al.,
2.4. Predictive Maintenance 2014) yang mana tujuan utama dari RCM adalah
Predictive maintenance melakukan kegiatan untuk mempertahankan fungsi mengidentifikasi mode
perawatannya berdasarkan hasil dari monitoring berkala kegagalan (failure mode) dan memprioritaskan tingkat
mesin atau komponen mesin. Sehingga, keandalan mesin kepentingan dari mode kegagalan. Lalu selanjutnya
ataupun komponen mesin dapat terus dijaga. dilakukan pemilihan tindakan perawatan pencegahan
yang efektif dan dapat diterapkan.
2.5. Corrective Maintenance
Corrective maintenance adalah kegiatan 3. Metode Penelitian
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah Penelitian ini dilakukan pada PT. Es Muda Perkasa
terjadinya kerusakan pada mesin atau peralatan, yang berlokasi di Jl. Cut Nyak Dhien, Desa Ajun, Kec.
sehingga peralatan dan mesin dapat berfungsi dengan Peukan Bada Aceh Besar. Data yang diambil untuk
baik (Ansori, et al., 2013) penelitian ini adalah data waktu downtime kerusakan
komponen mesin yang terjadi pada tahun 2017 yang
2.6. Reliability Centered Maintenance dimulai dari bulan Jauuari sampai dengan Desember
Reabililty centered maintenance adalah suatu Tabel 4. Nilai perhitungan seri perbandingan
proses yang dilakukan untuk menentukan apa saja
Tabel 3. System Work Breakdown Structure
385
Serambi Engineering, Volume IV, No.1, Januari 2019 ISSN : 2528-3561
Tabel 5. Nilai perhitungan perbendaan antara seri standar dan seri Tabel 7. Nilai perhitungan derajat hubungan grey
perbandingan
386
Serambi Engineering, Volume IV, No.1, Januari 2019 ISSN : 2528-3561
3.4.5 Menghitung Derajat Hubungan Grey ( ) 4.1 Grey Failure Mode dan Effect Analysis
Langkah kelima dilakukan untuk mengetahui nilai Setelah mendapatkan sub komponen kritis
prioritas untuk masing-masing komponen: dengan diagram pareto, maka langkah selanjutnya
adalah membuat Failure Mode Effects And Analysis
…………………….. (2) (FMEA) yaitu membuat pembobotan pada Severity
(tingkat bahaya), Occurrence (tingkat kejadian) dan
3.4.6 Pemilihan Tindakan Detectability (tingkat deteksi) untuk mendapatkan
Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dari besarnya nilai Risk Priority Number (RPN). RPN
proses RCM. Dari tiap mode kerusakan dibuat daftar merupakan produk matematis dari keseriusan effect
tindakan menggunakan RCM II Decision Worksheet (severity), kemungkinan terjadinya cause akan
yang mungkin untuk dilakukan dan selanjutnya menimbulkan kegagalan yang berhubungan dengan
memilih tindakan yang paling efektif. Berdasarkan effect (occurrence), dan kemampuan untuk mendeteksi
langkah-langkah sebelumnya yang telah dilakukan, kegagalan sebelum terjadi (detection) yang digunakan
maka diperoleh komponen yang paling kritis yang sebagai input perhitungan grey FMEA.
tergolong time directed maintenance atau kegiatan Mengurutkan tingkat resiko berdasarkan prioritas
perawatan yang dilakukan berdasarkan variabel
387
Serambi Engineering, Volume IV, No.1, Januari 2019 ISSN : 2528-3561
Tabel 9. Rangking prioritas kerusakan mesin berdasarkan hubungan antara dapat dilihat di Tabel 10. maka selanjutnya akan
nilai derajat hubungan dan derajat hubungan
direncanakan perawatan menggunakan RCM II
Decision Worksheet, yaitu merupakan dokumen
lembar kerja kedua dalam pengerjaan RCM. Dalam
membantu proses pengambilan keputusan, RCM
menggunakan dua dokumen utama, yakni lembar
informasi RCM dan lembar keputusan RCM.
388
Serambi Engineering, Volume IV, No.1, Januari 2019 ISSN : 2528-3561
389
Serambi Engineering, Volume IV, No.1, Januari 2019 ISSN : 2528-3561
html [Accessed 26 November 2016]. Iriawan, N., 2006. Mengolah Data Statistik dengan
Ansori, Nachnul, Mustajib & Imron, M., 2013. Sisteem Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta:
Perawatan Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu. Andi.
Ben-Daya, M., 2000. You May Need RCM to Enhance Kurniawan & Fajar, 2013. Manajemen Perawatan
TPM Implementation. Journal of Quality in Industri; Teknik dan Aplikasi. Jakarta: Graha
Maintenance Engineering, pp. 82-85. Ilmu.
Daryus, A., 2007. Manajemen Pemeliharaan Mesin, Lange, K. A., Legget, S. C. & Baker, B., 2001.
Jakarta: Suryabrata. Potential Failure and Effect Analysis. Michigan:
Ebeling, C. E., 1997. An Introduction to Reliability AIAG Press.
and Maintainability Engineering. Singapore: Manzini, R., 2010. Maintenance for Industrial System.
The Mc. Graw Hills Company. London : Springer.
Eddy, W., 2015. Perancangan Preventive Maintenance Masruroh, N., 2008. Perencanaan Kegiatan Perawatan
pada Mesin Produksi di PT. Kharisma Abadi pada Unit Produksi Butiran (Padat) dengan
Sejati. Medan: Sekolah Tinggi Teknik Harapan. Basic RCM (Reliabbility Center Maintenance)
Fitri, P., 2010. Optimasi Preventive Maintenance dan di PT. Petrokimia Gresik. Surabaya: Universitas
Penjadwalan Penggantian Komponen Mesin Pembangunan Nasional.
Kompressor dengan Menggunakan Mixed Moubray, J., 1997. Reliability Center Maintenance.
Integer Non Linier Programming dari Kamran. New York: Industrial Press.
Jakarta: Universitas Indonesia. N.S., A., Harsono, A. & Mustofa, F. H., 2014. Usulan
Gaspersz, V., 2002. Pedoman Implementasi Program Kebijakan Perawatan Lokomotif Jenis CC201
Six Sigma Terintegrasi dengn ISO 9001: 2000 dengan Menggunakan Metode Reliability
MBNQA dan HCCP. Jakarta: PT. Gramedia Centerd Maintenance di PT. Kereta Ai Indonesia
Pustaka Utama. DIPO Bandung. Jurnal Teknik Industri Institute
390
Serambi Engineering, Volume IV, No.1, Januari 2019 ISSN : 2528-3561
391