TUGAS KELOMPOK : 4
PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA
KERJA DI PT KALTIM PRIMA COAL (KPC)
SANGATTA, KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR
KELAS : D
NAMA : YUDHA ADHI PRADHANA / NIM : 122130212
MUH. AJI FEBRIYANTO / NIM : 122130052
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
NYA sehingga kami selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang " pendidikan,
pelatihan dan pengembangan tenaga kerja di PT Kaltim Prima Coal (KPC)", yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……1
1.2 VISI, MISI, DAN TUJUAN PERUSAHAAN…………………2
1.3 DESKRIPSI GEOGRAFIS PERUSAHAAN…………………..3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI-DEFINISI PENDIDIKAN………………………….3
2.2 DEFINISI-DEFINISI PELATIHAN……………………………5
2.3 DEFINISI-DEFINISI PENGEMBANGAN TENAGA KERJA..7
2.4 PENDIDIKAN TENAGA KERJA DI PERUSAHAAN……….8
2.5 PELATIHAN TENAGA KERJA DI PERUSAHAAN…………10
2.6 PENGEMBANGAN TENAGA KERJA DI PERUSAHAAN….14
2.7 DEFINISI-DEFINISI TENAGA KERJA………………………16
BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN PT KALTIM
PRIMA COAL
3.1 STRUKTUR ORGANISASI DAN DESKRIPSI TUGAS
JABATAN DI PT KALTIM PRIMA
COAL…………………………………………………………..18
3.2 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI PT KALTIM
PRIMA COAL…………………………………………………19
3.3 SISTEM PENDIDIKAN DI PT KALTIM PRIMA COAL……..23
3.4 SISTEM PELATIHAN DI PT KALTIM PRIMA COAL……....23
3.5 SISTEM PENGEMBANGAN TENAGA KERJA DI PT KALTIM
PRIMA COAL…………………………………………………24
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN………………………………………………...25
4.2 SARAN…………………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 VISI, MISI, DAN TUJUAN PERUSAHAAN
Visi
Produsen batubara terkemuka Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dunia, yang
memberikan nilai optimal bagi semua pemangku kepentingan.
Misi
Memupuk budaya yang mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan lingkungan
dalam segala tindakan:
1. Mematuhi peraturan perundangan keselamatan, kesehatan, dan lingkungan
yang berlaku..Berupaya tanpa henti mempromosikan budaya praktik terbaik
dalam pengelolaan keselamatan, kesehatan, dan lingkungan.
2. Memelihara tatakelola perusahaan yang baik dan mempromosikan
perusahaan sebagai warga yang baik:
3. Melaksanakan prinsip-prinsip transparansi, tanggung-gugat, tanggung-
jawab, integritas dan keadilan.
4. Peka terhadap falsafah bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
Menyediakan lingkungan belajar untuk mencapai keunggulan dan meningkatkan
kesejahteraan:
1. Mendorong pemberdayaan karyawan.
2. Memberikan pengakuan dan penghargaan atas kinerja yang unggul.
3. Mendorong terciptanya hubungan yang harmonis dan dinamis.
Mengoptimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan:
1. Memaksimalkan pengembalian investasi pemegang saham.
2. Memastikan para mitra diakui dan didorong memberikan pencapaian lebih
tinggi.
3. Mendorong terciptanya rasa memiliki, semangat kemitraan dan dukungan
masyarakat terhadap operasi KPC.
4. Menunjukkan kepemimpinan
Tujuan
Sebagai perusahaan ekstraktif batu bara terbesar di Kalimantan Timur, PT KPC
menyadari bahwa tujuan perusahaan bukan hanya mencari keuntungan semata tetapi
secara proporsional diharapkan perusahaan mampu memberikan manfaat kepada
masyarakat atas sumberdaya yang telah dimanfaatkan.
2
1.3 DESKRIPSI GEOGRAFIS PERUSAHAAN
Operasi KPC terletak di sekitar Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur
(Kutim), di provinsi Kalimantan Timur Indonesia. Kota ini di Sangatta, 50 km sebelah
utara khatulistiwa di pantai timur Pulau Kalimantan, 180 kilometer sebelah utara ibukota
propinsi Samarinda dan 310 km sebelah utara dari pusat penduduk utama Balikpapan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dan Negara. Undang – undang inilah yang menjadi dasar berdidirinya proses pendidikan
yang ada di Negara Indonesia.
Pengertian pendidikan berdasarkan apa yang di sampaikan oleh bapak pendidikan
Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara, adalah sebagai berikut :
“ Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.” Ki Hajar Dewantara.
Adapun pengertian-pengertian atau definisi pendidikan menurut pakar
dibidangnya antara lain:
1. Prof. H. Mahmud Yunus: Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang
dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa
mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh
kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
2. Prof. Dr. John Dewey: Menurutnya pendidikan merupakan suatu proses
pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka pendidikan berarti
membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan
adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam
perkembangan seseorang melalui pendidikan.
3. M.J. Langeveld: Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia
yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong
anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara
susila. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan
tanggung jawab.
4. Prof. Herman H. Horn: Beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu
proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik
dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam
sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.
5. Driyarkara: Pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan
manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani.
8. Stella van Petten Henderson: Pendidikan yaitu suatu kombinasai dari
pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.
4
9. Kohnstamm dan Gunning: Pendidikan merupakan suatu pembentukan hati
nurani manusia, yakni pendidikan ialah suatu proses pembentukan dan penentuan diri
secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
10. Horne: Menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan secara
terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang
secara fisik dan mentalnya.
11. Frederick J. Mc Donald: mengemukakan pendapatnya bahwa pendidikan ialah
suatu proses yang arah tujuannya adalah merubah tabiat manusia atau peserta didik.
12. Ahmad D. Marimba: Mengemukakan bahwa pendidikan ialah suatu proses
bimbingan yang dilaksanakan secara sadar oleh pendidik terhadap suatu proses
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, yang tujuannya agar kepribadian peserta
didik terbetuk dengan sangat unggul. Kepribadian yang dimaksud ini bermakna cukup
dalam yaitu pribadi yang tidak hanya pintar, pandai secara akademis saja, akan tetapi baik
juga secara karakter.
13. Carter V. Good: Mengartikan pendidikan sebagai suatu proses perkembangan
kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakat.
Proses dimana seseorang dipengaruhi oleh lingkungan yang terpimpin khususnya
didalam lingkungan sekolah sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan dapat
mengembangkan kepribadiannya.
14. Ensiklopedi Pendidikan Indonesia: Menjelaskan mengenai pendidikan, yaitu
sebagai proses membimbing manusia atau anak didik dari kegelapan, ketidaktahuan,
kebodohan, dan kecerdasan pengetahuan.
6
7. Menurut Never Ending Transfusing - Application Training (NET-at), Pelatihan
adalah kegiatan belajar dan praktik untuk sesuatu tujuan baik, dilakukan secara
berulang-ulang dan terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan
(continuously and never end) manusia, dan fitrahnya.
Cut Zurnali (2004) menjelaskan bahwa pengertian pelatihan yang dikemukakan
oleh para ahli di atas sering dijadikan acuan dalam riset-riset manajemen sumberdaya
manusia, psikologi industri, dan administrasi. Definisi-definisi para ahli tersebut dapat
dengan lengkap mendeskripsikan mengenai arti dan tujuan pelatihan.
8
4) Stabilitas Pegawai dan Penurunan Turn Over
Para karyawan yang telah memperoleh latihan atau pendidikan khusus berhasil sehingga
bisa berkembang tentunya mempunyai kecenderungan untuk bertahan diperusahaan yang
bersangkutan dan sebaliknya bagi perusahaan yang tidak mengembangkan karyawannya
akan memiliki kemungkinan yang besar untuk ditinggalkan.
Meskipun setiap Pendidikan dan Latihan memiliki tujuan yang berbeda-beda
menurut Wursanto (1996: 61) yang dikutip dalam T. Ine Hendriana (1998:14), bahwa
Pendidikan dan Latihan memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Menambah pengetahuan pegawai
2) Menambah keterampilan pegawai
3) Mengubah dan membentuk sikap pegawai
4) Mengembangkan keahlian pegawai sehingga pekerjan dapat diselesaikan dengan
lebih cepat dan efektif
5) Mengembangkan semangat, kemauan dan kesenangan kerja pegawai
6) Mempermudah pengawasan terhadap pegawai
7) Mempertinggi stabilitas pegawai
Menurut pendapat Handoko (2001:103) disebutkan :
“Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan karyawan, yaitu : untuk
menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan
serta untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai
sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.”
Berbeda dengan pendapat Moekijat (1993: 2), bahwa tujuan umum pelatihan adalah :
1) Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih
cepat dan efektif
2) Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara
rasional
3) Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan
teman-teman pegawai dan pimpinan
Menurut Moenir (1983:162) tujuan penyelenggaraan pendidikan dan atau latihan
dalam suatu organisasi adalah :
1) Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas/
pekerjaan, baik pekerjaan lama maupun baru, baik dari segi peralatan maupun metoda.
2) Menyalurkan keinginan pegawai untuk maju dari segi kemampuan dan memberikan
rasa kebanggaan kepada mereka.
9
Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat kemukakan, bahwa tujuan
pendidikan dan latihan yaitu untuk memelihara kemampuan yang telah dimiliki,
menambah pengetahuan, keterampilan serta perubahan sikap karyawan dalam mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan.
13
2.6 PENGEMBANGAN TENAGA KERJA DI PERUSAHAAN
Bagi perusahaan besar, karyawan adalah aset yang harus terus dikembangkan.
Tujuan pengembangan ini adalah meningkatkan produktivitas kerja, melakukan efisiensi,
memberikan kesempatan berkarier, atau menemukan potensi karyawan. Biasanya, atasan
langsung yang bertanggung jawab pada pengembangan tersebut. Masalahnya adalah
banyak atasan yang tidak tahu cara mengembangkan karyawan atau bawahannya.
Untuk pengembangkan tenaga kerja bias dilakukan 9 metode umum
pengembangan karyawan berikut.
1. Pelatihan
Pelatihan merupakan program umum untuk mengembangkan tenaga kerja.
Bentuknya bisa pelatihan di dalam perusahaan (internal training) atau di luar perusahaan
(external training).
Internal training yang jamak disebut juga in house training bisa menggunakan
pelatih dari perusahaan sendiri atau luar perusahaan. Sementara itu, external training
dilakukan dengan mengirimkan karyawan ke instansi atau lembaga pelatihan tertentu,
baik pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh, seorang pegawai mendapat external
training mengenai pengambilan dan pengujian contoh udara dari Pusat Penelitian Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong.
2. Pendidikan
Pengembangan karier karyawan melalui pendidikan biasanya bersifat khusus. Ini
ditujukan untuk karyawan terbaik yang dianggap perlu mengembangkan pendidikannya
karena pendidikan sebelumnya belum cukup. Sebagai contoh, seorang karyawan lulusan
D3 mendapat tugas kuliah S1 agar pengetahuan dan keterampilannya meningkat.
Untuk tempat kuliahnya, bergantung pada kebijakan perusahaan. Sebagai contoh
perusahaan besar yang ada di Sulawesi mengirimkan karyawannya untuk kuliah di
perguruan tinggi yang ada di Makassar, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.
3. Magang
Seperti halnya pelatihan, magang kerja bisa dilakukan di dalam perusahaan atau
di luar perusahaan. Magang di dalam perusahaan biasanya lintas departemen dengan
durasi satu sampai tiga bulan. Contohnya, karyawan di laboratorium magang kerja selama
sebulan di Departeman Mining untuk mempelajari proses pengambilan dan preparasi
contoh tanah yang dilakukan di departemen tersebut. Magang kerja internal ini ditujukan
untuk menyelaraskan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam
hal pengambilan dan preparasi contoh tanah. Di sisi lain, magang eksternal dilakukan di
perusahaan induk atau perusahaan lain.
14
4. Job enrichment
Pengembangan karyawan bisa juga dilakukan dengan job enrichment. Singkatnya,
program ini adalah penambahan tugas dan tanggung jawab di posisi yang sama. Beberapa
contohnya adalah:
Karyawan yang mendapat tugas tertentu (misalnya projek khusus) di
departemennya atau lintas departemen
Karyawan yang mengisi jabatan baru yang sebelumnya tidak ada dengan tingkat
yang sama
Karyawan mendapat tugas menggantikan atasannya yang sedang cuti atau dinas
luar kota
Biasanya, karyawan yang dilibatkan dalam program job enrichment ini adalah
karyawan yang menonjol di antara karyawan lain. Meskipun demikian, ada juga
perusahaan yang melakukan job enrichment pada semua karyawan yang berada dalam
satu tingkat (level) demi memeratakan kesempatan berkembang pada mereka.
5. Benchmark
Benchmark atau terkadang disebut juga studi banding adalah mengevaluasi atau
membandingkan sesuatu dengan standar. Cara ini dilakukan bila sesuatu di perusahaan
tersebut perlu ditingkatkan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan tambang yang hendak
membangun tanur peleburan baru, melakukan benchmark ke perusahaan tambang lain
yang memiliki pengalaman menggunakan tanur tersebut.
Tentu saja, studi banding ini tidak melulu terhadap peralatan, namun bisa juga
pada apa pun yang menyangkut kepentingan perusahaan. Beberapa di antaranya adalah:
Keselamatan kerja
Prosedur kerja baku
Situasi kerja
Perjanjian kerja bersama antara perusahaan dengan karyawan
6. Uji kompetensi
Uji kompetensi atau uji kemampuan dilakukan juga untuk mengembangkan
karyawan. Uji ini bisa dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri atau Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) yang telah diakreditasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Uji kompetensi internal biasanya berupa program tahunan yang dijalankan suatu
departemen yang menjalankan suatu standar internasional. Sebagai contoh, laboratorium
yang menjalankan ISO/IEC 17025:2005 melakukan uji kompetensi tahunan terhadap
15
analis sebagai bagian dari jaminan mutu pengujian atau kalibrasi. Pada praktiknya,
penyelia yang ditunjuk akan menguji analis dalam hal pengujian atau pengoperasian alat.
Sementara itu, uji kompetensi oleh LSP setahap lebih maju karena sertifikat yang
dikeluarkan untuk karyawan yang diuji kompetensi akan diakui secara nasional.
Kelemahannya adalah perlu biaya yang tidak sedikit untuk melakukannya.
7. Rotasi kerja
Metode lain pengembangan karyawan adalah rotasi kerja. Metode ini bisa di satu
departemen atau antardepartemen dengan waktu mingguan atau bulanan. Tujuannya
antara lain menyiapkan karyawan yang akan mendapat promosi, memberikan tantangan
baru, atau menambah keterampilan karyawan.
Sekadar contoh, seorang Manajer Mutu sebuah laboratorium yang menerapkan
ISO/IEC 17025:2005 dirotasi menjadi Manajer Teknis. Hal yang sama terjadi pada
Manajer Teknis yang ditugaskan menjadi Manajer Mutu.
8. Coaching
Coaching (bimbingan) bisa diberlakukan pada karyawan berkinerja baik atau
berkinerja buruk. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja, transfer
pengetahuan, menambah keterampilan bawahan, dan mendekatkan hubungan kerja
atasan-bawahan.
Misalnya, seorang atasan yang memiliki keterampilan mengkalibrasi
spektrometer X-ray fluorescence (XRF) membimbing satu atau lebih bawahannya agar
mampu mengkalibrasi peralatan tersebut.
9. Promosi
Metode pengembangan yang terakhir adalah promosi. Selain menghargai kinerja
bagus karyawan, promosi ini bertujuan mengembangkan keterampilan karyawan dan
mempertahankan karyawan bertalenta dan berkinerja baik agar tidak mengundurkan diri
atau pindah ke perusahaan lain. Biasanya, promosi dilakukan bila ada posisi yang lowong,
posisi baru, atau karyawan bersangkutan telah memenuhi kualifikasi posisi di atasnya.
Sebagai contoh, setelah tiga tahun di posisi Assistant Chemist seorang pekerja mendapat
promosi menjadi Chemist.
17
3. Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan
nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang
tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan
secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya:
apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya
mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan
sebagainya.
BAB III
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN PT KALTIM PRIMA
COAL (KPC)
18
5. Wawan Setiawan sebagai General Manager External Affairs & Sustainable
Development mengelola dan memastikan operasional dan program KPC dapat
berjalan dengan baik.
6. Asmit Abdullah sebagai General Manager Supply Chain yang bertanggung jawab
atas rantai pasok dari hulu ke hilir.
7. Adri Kurnia sebagai General Manager Legal yang mengurusi hukum-hukum
pertambangan atas KPC.
8. Khudori sebagai General Manager Human Resources yang bertanggung jawab
atas sumber daya manusia termasuk perekrutan tenaga kerja.
9. Hendrawan sebagai General Manager Business & Performance Improvement
yang mengelola peningkatan performansi perusahaan.
10. Immanuel Manege sebagai General Manager Health Safety Environment &
Security yang bertanggung jawab atas aspek K3 perusahaan.
11. Armstrong Tobing sebagai General Manager Contract Mining yang
bertanggunga jawab atas kontrak pertambangan.
12. Herlan Siagian sebagai General Manager Marketing yang mengelola operasi
penjualan, dan hal-hal seputar marketing serta memasarkan batubara KPC untuk
semua wilayah di seluruh dunia.
13. Rio Supin sebagai General Manager Finance yang mengelola bidang akunting
dan pajak, kebendaharaaan, manajemen aset dan finance.
14. Hendro Ichwanto sebagai General Manager Mining Operation Division yang
mengambil peran pada divisi operasi pertambangan.
15. Untung Prihardiyanto sebagai General Manager Mining Support Division yang
bertugas memantain management pada semua alat berat dan mobile beroperasi
dengan PT Kaltim Prima Coal seperti penggali, truk, alat berat, peralatan
pendukung, dan fasilitasnya, serta distribusi BBM ke seluruh armada mereka.
16. Poltak Sinaga sebagai General Manager Coal Processing & Handling yang
bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemrosesan batu bara.
19
KPC menyadari bahwa kesuksesan perusahaan adalah buah dari kinerja dan kerja
keras dari para karyawan perusahaan. Oleh sebab itu, KPC terus berkomitmen untuk
memberikan pengalaman kerja yang berharga, aman, adil, dan nyaman. Perusahaan
memfasilitasi setiap karyawan dapat berkembang dan mencapai potensi terbaiknya
melalui berbagai kebijakan dan program yang bertujuan untuk mengembangkan potensi,
bakat, minat, serta karakter dari setiap karyawan.
Melalui Human Resources Division, KPC membangun berbagai program
pengembangan karyawan serta seluruh fasilitas penunjang sumber daya manusia agar
setiap insan KPC dapat memaksimalkan talenta, kinerja dan performa terbaik mereka.
Kebijakan sumber daya manusia KPC dikembangkan sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Untuk melakukan manajemen sumber daya manusia, perusahaan menerapkan
Good Mining Practice pada Aspek Ketenagakerjaan. Prinsip-prinsip ketenagakerjaan
GMP perusahaan wujudkan melalui proses rekrutmen berdasarkan kompetensi dan
keahlian, program-program pengembangan dan pelatihan karyawan, evaluasi kinerja
berkala, jenjang karir, serta paket remunerasi.
Jenjang Karir
Seluruh karyawan perusahaan senantiasa menerima evaluasi kinerja berkala untuk
memastikan pengembangan karir dan personal. Lebih dari itu, KPC mengapresiasikan
setiap karyawan yang memiliki kinerja yang baik dan berkontribusi secara postif bagi
Perusahaan. Dalam mendukung pengembangan karyawan, KPC mengembangkan
program Dual Career Ladder, yang berguna untuk pengembangkan jalur karir fungsional.
Berbagai program telah direncanakan dan disusun, mulai dari pelatihan kepemimpinan
dasar, pelatihan tindak disiplin, hingga pelatihan HR untuk profesional non-HR.
21
Tingkat Perputaran Karyawan
Beberapa hal yang melatarbelakangi hal ini adalah mencapai usia pensiun normal,
berakhir masa kontrak, diberhentikan, mengundurkan diri sampai alasan kesehatan dan
yang lainnya. Sesuai dengan UU Ketenagakerjaan no. 13 dan PKB yang berlaku, surat
pengunduran diri atau pemberhentian harus disampaikan kepada atasan minimal selama
1 bulan sebelumnya.
23
Absenteeism Project
Absenteeism Project merupakan salah satu pelatihan yang KPC berikan untuk
menanamkan perilaku disiplin dalam setiap insan KPC. Dengan adanya pelatihan ini,
KPC berharap bahwa tingkat kehadiran karyawan dapat meningkat sehingga aktivitas
operasional KPC dapat berjalan dengan baik. Ketika operasi KPC dapat berjalan baik,
tentu saja produktivitas dapat lebih ditingkatkan.
24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Sistem pendidikan di PT Kaltim Prima Coal adalah dengan memberikan fasilitas
beasiswa dari SD-S3 pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, peningkatan
fasilitas pendidikan, Prestasi Junior Indonesia (PJI), komunitas masyarakat peduli
pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi calon tenaga kerja.
PT Kaltim Prima Coal menerapkan sistem pelatihan yang diharapkan akan
membuahkan hasil yang lebih efektif dengan cara budaya disiplin karyawan KPC dan
Absenteeism Project.
Sedangkan untuk melakukan pengembangan tenaga kerjanya, PT Kaltim Prima
Coal melakukan beberapa hal diantaranya melalui peningkatan Overall Equipment
Effectiveness – OEE. Melalui OEE, KPC dapat memantau dan memastikan seluruh aspek
yang terkait dengan peralatan produksi, yakni penggunaan, perawatan dan operator
dilaksanakan secara baik dan tepat guna. Selain melalui OEE, PT Kaltim Prima Coal juga
menerapkan Working Area Management (WAM) dan Pelatihan Kinerja Unggul.
4.2 SARAN
Untuk pengembangan maupun peningkatan kualitas perusahaan lebih lanjut,
adapun saran untuk makalah ini adalah diharapkan pihak manajemen bisa memberikan
sistem pendidikan kepada karyawan secara khusus untuk peningkatan skill untuk
produktivitas kerja karyawan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Bagus. Denny, 2010, Pelatihan Tenaga Kerja : Definisi, Tujuan, Manfaat dan Metode
Pelatihan Kerja, http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/11/pelatihan-tenaga-
kerja-definisi-tujuan_11.html, Diakses 6 Maret 2017.
26