( )
Gambar 2.11 (a) sisi kiri adalah robek pada bagian pinggir plat sedangkan
(b) sisi kanan adalah robek pada garis sumbu lubang paku keling
Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (20
14
2.9.3 Shearing Of The Rivets
Kerusakan paku keling akibat beban geser. Pelat yang dihubungkan oleh paku
keling memiliki tegangan tarik pada paku keling, dan jika paku keling tidak dapat
menahan stres , paku keling akan terpotong (shearing off).
Gambar 2.12 kerusakan akibat beban geser
Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)
Ketahanan paku keling terhadap shear off dikenal sebagai shearing resistance
Jika : d = diameter lubang paku keling
Crushing resistance,
2.9.4 Effisiensi Paku Keling
Efisiensi dihitung berdasarkan perbandingan kekuatan sambungan dengan
kekuatan unriveted. Kekuatan sambungan paku keling tergantung pada
dan
diambil harga yang terkecil.
Kekuatan unriveted
Sehingga efisiensinya
16
Tabel 2.1 harga efisiensi paku keling
Sumber : Agustinus (2009)
Tabel 2.2 Diameter Paku Keling Standar
Sumber : Agustinus (2009)
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Paku Keling Buta
3.1.1 Bagaimana Paku Keling Buta Bekerja
Paku keling buta standar yang memiliki break-mandrel tediri dari dua
komponen, badan keling dan mandrel. Keling ini pertama ditempatkan ke alat instalasi
kemudian dapat digunakan. Mengaktifkan alat untuk menarik mandrel keling ini,
menempatkan kepala mandrel ke dalam blind-end dari tubuh keling. Tindakan ini
membentuk kepala memampat pada tubuh keling dan secara aman menjepit bahan
aplikasi bersama-sama. Akhirnya, mandrel mencapai break-beban yang telah
ditentukan, dengan porsi mandrel yang dihabiskan melepaskan diri dibuang dari set
paku keling. Cepat, mudah digunakan paku keling buta menawarkan kecepatan
perakitan, kinerja mekanik yang konsisten dan penampilan penerapan yang baik,
menjadikan paku keling buta sebagai metode perakitan yang handal dan ekonomis.
Gambar 3.1. Cara Kerja Paku Keling
Sumber : http://www.boltproducts.com/marson/general-information.html
18
Gambar 3.2. Diagram Tegangan-Regangan Paku Keling
Sumber : http://www.boltproducts.com/marson/general-information.html
3.1.2 Jenis jenis kepala paku keling
1. Kepala Kubah
Paku keling buta berkepala kubah adalah jenis kepala keling yang paling banyak
tersedia dan sering digunakan. Flange kepala kubah menawarkan permukaan bantalan
yang baik dan cocok untuk banyak aplikasi. Kepala keling ini memiliki diameter 3/32",
1/8" , 5/32" , 3/16" dan 1/4" dengan semua jenis material.
Gambar 3.3 Kepala Kubah
Sumber : http://www.boltproducts.com/marson/general-information.html
2. Flange besar
Kepala jenis ini menawarkan permukaan bantalan yang lebih besar dari pada Kepala
Kubah dan cocok untuk menggabungkan bahan yang kompresible maupun yang rapuh
pada struktur-strukturnya
19
Gambar 3.4 Flange besar
Sumber : http://www.boltproducts.com/marson/general-information.html
3. Kepala countersunk -
Kepala jenis digunakan pada pengaplikasian yang memerlukan permukaan flush .
Kepala countersunk tersedia dalam ukuran 1/8" , 5/32", and 3/16" , 1/4" dan ukuran khusus
sesuai dengan permintaan.
3.2 Pertimbangan Aplikasi
3.2.1 Kecocokan material
Paku keling buta yang digunakan harus sesuai dengan material yang akan
digabungkan. Ketidaksesuain material dapat menyebabkan kegagalan karena korosi
galvanic. Paku keling buta GESIPA tersedia dalam kombinasi material sebaagai berikut:
Aluminum Rivet/Aluminum Mandrel
Aluminum Rivet/Steel Mandrel
Aluminum Rivet/Stainless Steel Mandrel
Steel Rivet/Steel Mandrel
Stainless Steel Rivet/Steel Mandrel
Stainless Steel Rivet/Stainless Steel Mandrel
Plastic Rivet/Plastic Mandrel
3.2.2 Persyaratan Kekuatan
Kekuatan gabungan yang diperlukan akan menentukan diameter dan jarak dari paku
keling buta GESIPA.
20
3.2.3 Ketebalan Material
Setiap paku keling buta GESIPA direkayasa untuk berbagai spesifikasi ketebalan
material yang mana yang efektif. Rentang ketebalan material atau benda kerja ini adalah
kisaran grip paku keling buta.
3.2.4 Ukuran Lubang
Ukuran lubang yang tepat adalah penting untuk memastikan integritas sambungan
yang digabungkan. Ukuran lubang dan toleransi toleransi yang direkomendasikan
ditampilkan pada grafik data teknis. Lubang yang terlalu besar dapat menyebabkan
masalah pada sambungan paku keling buta. Solusinya adalah dengan memilih paku
keling buta yang menciptakan kepala yang oversized upset.
3.3 Pressure Vessel
3.3.1 Pengertian Pressure vessel
Pressure vessel (bejana bertekanan) adalah wadah tertutup yang dirancang untuk
menahan gas atau cairan yang berbeda tekanan nya. Adanya perbedaan tekanan sangat
berbahaya dan berakibat fatal. Biasanya pressure vessel berjenis thin wall pressure
vessel (THPV), THPV biasanya digunakan dalam berbagai aplikasi di dunia industri
misalnya pada boiler, tangki-tangki minyak, dan lain-lain. Pada makalah ini,
menjelaskan pressure vessel jenis thin wall pressure vessel pada tangki bermuatan aspal.
Pada bagian ini, kita akan menguraikan cara menentukan tegangan dan deformasi dalam
struktur seperti ini , karena ini adalah langkah pertama yang penting dalam merancang
terhadap kegagalan.
3.3.2 Bentuk Pressure Vessel
Bentuk Pressure vessel ada 2 yaitu
Cylindrical vessels
Spherical pressure vessel
21
3.3.3 Perhitungan Pressure Vassel
Gambar 3.5 Gaya-gaya tekan yang bekerja pada diding pressure vessel
Sumber :
http://www.colorado.edu/engineering/CAS/courses.d/Structures.d/IAST.Lect03.d/IAST.Lect03.pdf
a b
Gambar 3.6. a. Free-body diagram for axial stress in a closed-end vessel
b. Hoop stresses in a cylindrical pressure vessel
Sumber : David Roylance (2011)
1. Perhitungan tegangan pada shell (body pada pressure vassel)
Tegangan circumfential :
)
Tegangan longitudinal :
22
Tegangan radial :
)
Tegangan ekivalen von misses pada shell :
[( )
( )
( )
]
2. Perhitungan tegangan pada head
Tegangan tangensial :
)
Tegangan Radial :
)
Tegangan ekivalen von misses pada head :
[( )
()
( )
]
Keterangan :
F = Optimum L/D ratio
P = Pressure Design [Psi].
C = Corrosion Allowance [in].
S = Allowable Stress [Psi].
E = Efisiensi sambungan.
t = Tebal pelat minimum [in].
long = Tegangan kearah memanjang pressure vessel [Psi].
hoop = Tegangan kearah melingkar pressure vessel [Psi].
rad = Tegangan kearah tebal pressure vessel [Psi].
Ro = Jari-jari luar [in].
Ri = Jari-jari dalam [in].
a = Perbandingan jari-jari luar terhadap jari-jari dalam =
23
3.4 Perhitungan
Parameter parameter perhitungan :
Pada perencanaan ini kami meneliti sambungan paku keling jenis paku keling buta.
Material paku keling , body nya terdiri dari aluminium dan mandrel terbuatd ari steel
Dimensi paku keling yang digunakan adalah:
- Diameter = 5 mm
- Pitch dekat = 5 cm
- Pitch jauh = 15 cm
Material plat pada tabung bertekanan ( pressure vessel ) adalah aluminium, dengan
dimensi:
- Tebal = 1,6 mm
- Diameter = 2222 mm
- Panjang = 7420 mm
Paku keling ( Blind rivet, Mushroom head )
- Diameter : 5 mm
- Pitch dekat : 5 cm
- Pitch jauh : 15 cm
Tabel 3.1 Standar Blind Rivet Berdiameter Kepala 5 Mm
Sumber : http://www.shop4fasteners.co.uk/rivets/blind-rivets/dome-head-
rivets/aluminium-steel-dome-head-tube-rivets/c-24/p-484
Jumlah Paku Keling Pada
- circumferential = 22 paku
- longitudinal = 74 paku
Diamete
r
d1
Drill
Size
Flange dia.
d2
Flange
thick.
K
Mandrel
dia.
W
Grip
Range
E
Rivet
Length
L
Shear
Stengt
h
Tensile
Strength
5.0mm 5.1m
m
9.5mm 1.1mm 2.65mm 0.5 -
45.0mm
6.0 -
50.0mm
2250N 3000N
24
Analisa ketahanan terhadap tegangan tarik, tegangan geser dan tegangan robek pada
sambungan paku keling dengan material plat yang digunakan yaitu Alumunium 6061-O
dengan :
(i) Tearing resistance of the plate :
( )
( )
(ii) Shearing resistance of the rivets :
(iii) Crushing resistance of the rivets :
Efficiency of the joint :
Perancangan pressure vessel berdasarkan ASME VII div I untuk menghitung internal
pressure pada presurre vessel adalah
25
Dengan, Pd = pressure design
Ps = Pressure static head
Static Head yaitu tekanan yang terjadi akibat elevasi yang dimiliki fluida didalam
vessel, rumusnya adalah
dengan :
P = tekanan (pressure) (Pa, Psi)
= density (massa jenis (
)
g = gaya gravitasi (9,8
)
h = tinggi pressure vessel (m)
Diketahui :
= 1027
h =
sehingga
Setelah mengetahui static head, langkah selanjutnya adalah mencari Pd yaitu pressure
design. Pd pada cylindrical shell dapat dicari dengan rumus :
Gambar 3.7 Keterangan Jari-Jari Dan Ketebalan Pressure Vessel
Sumber : Buthod, Paul (2011)
Ket : h = tinggi fluida di dalam
tabung
26
Dengan :
P = design pressure atau tekanan kerja ijin maksimal
S = stress value of material (Pa, Psi)
E = efisiensi sambungan paku keling
t = tebal plat
R = radius luar
diketahui
S =
E = 0.17
t =
R = 1.111
Sehingga , internal pressurre pada pressure vessel bermuatan asphalt adalah
o Perhitungan Kekuatan Pressure Vessel
Perhitungan ini menggunakan dua metode yaitu dengan perhitungan manual dan
menggunakan software finite element method atau NASTAN 2010.
1. Tegangan pada Shell
a) Tegangan circumferential :
)
27
()
(
()
()
()
b) Tegangan longitudinal :
()
c) Tegangan radial :
()
(
()
()
()
d) Tegangan Ekivalen Von Mises pada Shell :
*(
((
)+
[( )
( )
(( )
)]
28
2. Tegangan pada Head
a) Tegangan tangensial :
()
(
()
()
b) Tegangan radial :
()
(
()
()
c) Tegangan Ekivalen Von Mises pada Head :
[(
((
)]
Rekomendasi Perencanaan Paku Keling Pada Pressure Vessel (Bejana
Bertekanan) Bermuatan Aspal
Tabel 3.2 Efisiensi Paku Keling Berdasarkan Jenis Sambungan
Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)
29
Dari hasil analisa kita dapatkan bahwa perencanaan sambungan paku keling
pada pressure vessel yang berisikan aspal tidak aman dikarenakan efisiensi pada
pressure vessel ini hanya sebesar 17%, Efisiensi yang kecil disebabkan oleh jarak pitch
terlalu jauh. Oleh karena itu penulis merekomendasikan agar pitch jangan terlalu jauh.
Untuk mendapatkan efisiensi sambungan paku keling sebesar 60% maka memerlukan
pitch sepanjang :
Untuk meningkatkan faktor keamanan pada pressure vessel dengan mendapatkan
efisiensi sambungan paku keling sebesar 60% maka memerlukan pitch sepanjang 14
mm.
Maka dibutuhkan paku keling buta sebanyak
circumferential = 158 paku
longitudinal = 530 pak
30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisa, kita dapatkan bahwa perencanaan sambungan paku keling
pada presssure vessel yang berisikan aspal dengan plat bermaterial alumunium yang
memiliki tebal 0.16 mm dan diameter tangki sebesar 2222 mm yang memiliki
sambungan paku keling jenis buta (blind riveted) memiliki tearing resistance of the
plate (Pt) sebesar 8908.16 N, shearing resistance of the rivets (Ps) sebesar 1688.55 N,
dan crushing resistance of the rivets (Pc) sebesar 1860,48 sehingga mendapatkan
efisiensi sambungan paku keling sebesar 17% (0.17). Dalam hal ini, berarti sambungan
paku keling tidak aman. Hal yang menyebabkan efisiensi sambungan pressure vessel ini
kecil adalah jarak pitch antar paku keling. Pressure vessel ini juga memiliki tekanan
internal sebesar . Pressure vessel bermuatan asphal juga banyak terdapat
tegangan-tegangan yang terjadi pada head dan shell. Tegangan yang terdapat pada shell
yaitu tegangan circumferential sebesar 72758127.049 Pa, tegangan longitudinal sebesar
36330018 Pa, tegangan radial = -98091.048 Pa dan tegangan ekivalen von mises
sebesar 63095335.69 Pa sedangkan tegangan pada head yaitu tegangan tangensial
36345975.135 Pa, tegangan radial -96.783.23 Pa. Tegangan ekivalen von mises
36442758.365 Pa. Oleh karena itu penulis merekomendasikan agar pitch jangan terlalu
jauh. Untuk mendapatkan efisiensi sambungan paku keling sebesar 60% maka
memerlukan pitch sepanjang :
Untuk meningkatkan faktor keamanan pada pressure vessel dengan mendapatkan efisiensi
sambungan paku keling sebesar 60% maka memerlukan pitch sepanjang 14 mm. Mka
dibutuhkan paku keling buta pada circumferential sebanyak 158 paku sedangkan pada
longitudinal sebanyak 530 paku.
31
4.2 SARAN
1. Untuk meminimalisir kerusakan pada paku keling dan plat sebaiknya perhatikan pitch
paku keling, semakin dekat jarak pitch semakin baik efisinesi sambungan paku keling
tersebut.
2. Untuk memaksimalkan hasil perancangan sambungan paku keling, sebaiknya
melakukan perancangan dengan pitch paku keling harus sama satu sama lainnya.
32
LAMPIRAN GAMBAR
33
DAFTAR PUSTAKA
R.S. Khurmi, J.K. Gupta. A textbook of Machine DesignI. New Delhi Eurasia
Publishing House (Pvt). Ltd. 2005
Buthod, Paul. 2011. Pressure Vessel Handbook 12
th
Edition. United States of America
Cobden, Ron. 1994. Alumunium: Physical Properties, Characteristics and Alloys.
TALAT.
Fari. 2009. Perancangan Pressure Vessel berdasarkan ASME VIII Div I.
http://farisaja.blogspot.com/2009/11/perancangan-pressure-vessel.html. Diakses
tanggal 3 mei 2014.
ASME Boiler & Pressure Vessel Code VIIO/Div.1. http://www.lv-
soft.com/software/fachbereiche/apparate/ASMEVIIIDiv1.html. Diakses tanggal 1
mei 2014
Stersses in Thin-Walled Pressure
Vessel.http://www.amesweb.info/stressstraintransformation/StressInThinWallPress
ureVessel/StesseInThinWallPressureVessel.aspx. Diakses tanggal 1 mei 2014
Rolamce, David. 2001. Preesure Vessel. Cambrid
34