Anda di halaman 1dari 11

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER

Vol. 5. No. 1, 14 - 24, April 2002, ISSN : 1410-8518


__________________________________________________________________

METODE ELEMEN HINGGA UNTUK MASALAH SYARAT BATAS


DARI OPERATOR DIFERENSIAL POSITIF

Sutrima
Jurusan matematika FMIPA UNS

Abstract

The purpose of this research is to investigate numerical solutions


of boundary value problems of positive differential operator by
finite-element methods. The results showed that the finite-element
methods can be implemented to obtained numerical solutions of
boundary value problems of second-order positive differential
operator. Moreover, rate of convergence of Ritz finite-element
with Lagrange quadratic interpolation be α = 3 in the the L2 -norm
and α = 2 in the energy norm.

Keywords : boundary problems, positive differential operator


finite-element methods.

1. PENDAHULUAN
Banyak permasalahan-permasalahan praktis dalam kehidupan nyata yang
dapat diformulasikan ke dalam model matematika, khususnya Persamaan
Diferensial (PD). Misalnya masalah yang dapat dimodelkan menjadi PD
d  du 
−  p +q u = f , 0< x< L (1)
dx  dx 
dengan p fungi yang mempunyai turunan kontinu, q fungsi kontinu, dan f fungsi
yang diketahui. Misalkan dari masalah (1) dilengkapi masalah syarat batas
Dirichlet atau campuran di 0 dan L.
Pada kenyataannya banyak model dari masalah syarat batas (1) tidak dapat
diselesaikan secara analitis. Oleh karena itu metode penyelesaian secara numerik
akan berperan dalam kasus ini. Metode variasional merupakan salah satu metode
yang efektif dalam analisis fungsional untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan operator positif pada ruang Hilbert. Metode variasional ini
didasarkan kepada minimisasi dari fungsional kuadratik terkait dari masalah yang

14
Metode Elemen Hingga … ( Sutrima )
__________________________________________________________________

diberikan. Dari metode variasional inilah metode lemen hingga dikembangkan.


Salah satu metode variasional yang terkenal adalah metode variasional Ritz.
Berdasarkan algoritma metode variasional Ritz (Reddy, 1986), untuk
kasus masalah kontinu
Au = f pada Ω (2)
dengan A operator linear yang definit positif pada DA dalam ruang Hilbert H ..

Penyelesaian persamaan (2) yaitu u ∈ DA dapat diperoleh dengan meminimumkan


fungsional kuadratik
J (u ) =< Au , u > -2 < f , u >
= B (u , u ) - 2 < f , u > H
atau oleh Bader (2001) dapat dinyatakan dengan formulasi variasional.
B (v, u ) =< v, f > H , ∀v ∈ H (3)

dengan B : H × H → R fungsi bilinear yang simetris kontinu dan definit positif


sehingga
B (u , v) = l (v), untuk setiap v didalam H .
untuk suatu fungsional linear kontinu l pada H .
Widianto (2001) telah menggunakan metode elemen hingga yang
merupakan pengembangan dari metode variasional untuk menyelesaikan masalah
persamaan (1) dengan fungsi hampiran untuk tiap-tiap elemen menggunakan
interpolasi Lagrange linear. Secara umum prinsip dari metode elemen hingga
untuk persamaan (1) adalah membagi domain Ω menjadi beberapa subdomain,
dalam setiap subdomain digunakan formulasi variasional sesuai dengan metode
variasional yang digunakan.
Untuk kasus-kasus tertentu seperti yang telah diberikan oleh Reddy (1984)
yaitu persamaan diferensial order empat, penggunaan basis dari interpolasi
Lagrange linear lebih sulit untuk digunakan. Sehingga perlu cara lain yang lebih
mudah untuk menyelesaikannya. Cara tersebut antara lain adalah menggunakan
interpolasi Lagrange kuadratik. Dengan menggunakan interpolasi Lagrange
kuadratik diharapkan hasil yang diperoleh lebih baik dari interpolasi Lagrange
linear.

15
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER
Vol. 5. No. 1, 14 - 24, April 2002, ISSN : 1410-8518
__________________________________________________________________
Untuk mengukur besar error dalam elemen hingga dapat digunakan norma
kuadrat rata-rata atau norma energi, lihat (Reddy, 1984, 1986) dan (Akin, 2000).
Hasil pendekatan elemen hingga U H dapat dikatakan konvergen dalam norma
energi ke u jika berlaku

u −U H m
≤ cH α untuk α > 0 (4)

dengan c adalah konstanta yang besarnya tidak bergantung pada u dan U H


(Reddy, 1984). Konstanta α disebut laju konvergensi.
Eksperimen numerik menunjukkan bahwa laju konvergensi elemen hingga
Galerkin yang menggunakan interpolasi Lagrange linear adalah α = 2 terhadap
norma kuadrat rata-rata dan α = 1 terhadap norma energi, lihat Widianto (2001),
Reddy dan Volpi (1992).
d  d 
Dengan mendefinisikan operator A≡−  p  + q , maka dapat
dx  dx 
dibuktikan operator ini adalah operator linear simetri dan definit positif pada DA .
Dari fakta-fakta ini layak untuk diteliti tentang aplikasi dari metode elemen
hingga untuk menyelesaikan masalah syarat batas (1).

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

Misal Ω = Ω ∪ Γ domain dari (1) dengan Ω = (0, L) dan Γ himpunan

titik-titik limit dari Ω . Misal domain Ω dibagi menjadi E subdomain


Ωe , e = 1, 2,..., E . Jika digunakan interpolasi Lagrange kudratik sebagai fungsi

hampirannya, maka setiap subdomain Ωe , e = 1, 2,..., E mempunyai sifat

Ωe =  x1e , x3e  dengan x11 = 0 , x3E = L, dan x3e −1 = x1e untuk indeks e = 2,..., E .

Panjang elemen ke-e adalah h1e + h2e dengan h1e = x2e − x1e dan h2e = x3e − x2e . Karena

dalam penelitian ini diambil subdomain yang seragam, maka h e cukup ditulis
dengan h . Untuk lebih jelasnya lihat pada Gambar 1.

16
Metode Elemen Hingga … ( Sutrima )
__________________________________________________________________

Elemen ke-1 Elemen ke-2 Elemen ke-E

• • • • • • • •
E −1
x =0
1
1 x 1
2 x = x12
1
3 x 2
2 x = x13
2
3 ……… x 3 = x1E x E
2 x =L
E
3

Gambar 1. Pembagian subdomain untuk tiap-tiap elemen.


Dengan demikian untuk subdomain ke-e berlaku
d  du 
−  pe  + qe u = f e , x1e ≤ x ≤ x3e (5)
dx  dx 
dengan pe , qe dan f e secara berurutan adalah fungsi p , q dan f yang

terdefinisi pada domain Ωe .


Dengan algoritma metode variasional Ritz diperoleh
0 =< Au − f , v >
x3e
d  du 
= ∫[−  pe  + qe u − f e ]v dx
x1e
dx  dx 
x3e x3e
du dv   du  
= ∫ ( pe + qe u v − f e v)dx + v  − pe  .
x1e
dx dx   dx   x1e

 du   du 
Dengan mengambil Q1e =  − pe  dan −Q2 =  − pe
e
 , maka hasil terakhir
 dx  x1e  dx  x3e

menjadi
x3e
du dv
0 = ∫ ( pe + qe u v − f e v)dx − Q1e v( x1e ) − Q2e v( x3e )
x1e
dx dx

atau dapat ditulis dalam bentuk


0 = Be (u , v) − le (v) (6)
dengan
xe3 3 xe
du dv
Be (u , v) = ∫ ( pe + qe u v)dx dan le (v) = ∫ f e v dx + Q1e v( x1e ) + Q2e v( x3e ) .
xe
dx dx xe
1 1

Mudah ditunjukkan bahwa Be (u , v) suatu fungsi bilinear yang simetris.

17
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER
Vol. 5. No. 1, 14 - 24, April 2002, ISSN : 1410-8518
__________________________________________________________________
n
Dikonstruksikan penyelesaian Ritz •e ( x) = ∑ • jeψ ej ( x) pada domain Ωe .
j =1

Jika diambil v = ψ ie , sehingga dari persamaan (6) diperoleh


n
0 = ∑ kijeν ej − f je , i = 1,2,…, n
j =1

dengan

dψ ie dψ j
x3e e x3 e

k = ∫ ( pe
e
ij + qeψ ieψ ej )dx dan f i e = ∫ f eψ ie dx + Q1eψ ie ( x1e ) + Q2eψ ie ( x3e ) .
x1e
dx dx x1e

Untuk selanjutnya bentuk tersebut dapat disajikan dalam persamaan matriks


K eu e = f e (7)
dengan K e =  kije  , f e =  f i e  dan u e = • je  .

Jika digunakan ide interpolasi Lagrange kuadratik maka fungsi •e ( x)


menjadi
3
•e ( x) = ∑ •i eψ ie (8)
i =1

3 x − x ej
dengan basis ψ = ∏ e
. Anggota basis ψ ie ini sering juga disebut dengan
xie − x ej
i
j =1
j ≠i

0 untuk i ≠ j
fungsi bentuk, dan bersifat ψ i ( xi ) =  . Selanjutnya, jika diambil
1 untuk i = j

transformasi x = x1e + ξ dengan he = x2e − x1e = x3e − x2e dan 0 < ξ < 2he , dan

disubtitusikan kedalam basis akan diperoleh entri-entri dari K e dan f e ,

dψ ie dψ j
2 he e 2 he 2 he

k =e
∫ ( pˆ e + qe ψ i ψ j )dξ , f1 = ∫ f e ψ 1 dξ + Q1 , f 2 = ∫ fˆe ψ 2e dξ ,
ˆ e e e ˆ e e e

dξ dξ
ij
0 0 0

2 he

dan f =
3
e
∫ fˆe ψ 3e dξ + Q2e (9)
0

dengan pˆ e ≡ pe ( xe + ξ ) , qˆe ≡ qe ( xe + ξ ) dan fˆe ≡ f e ( xe + ξ ) .

18
Metode Elemen Hingga … ( Sutrima )
__________________________________________________________________

Perakitan dari semua matriks K eu e = f e , e = 1, 2,..., E diperoleh

k111 k121 k131 0 0 0 ⋯ 0 0 0   U1   f11 


 1 1 1    
k21 k22 k23 0 0 0 ⋯ 0 0 0   U2   f21 
k31
1
k321 k331 + k112 k122 k132 0 ⋯ 0 0 0   U3   f31 + f12 
 2 2 2    
0 0 k21 k22 k23 0 ⋯ 0 0 0   U4   f22 
0 0 2
k31 k32 k33 + k11 k123
2 2 3
⋯ 0 0 0   U5   f32 + f13 
  = 
0 0 0 0 k213 k223 ⋯ 0 0 0   U6   f23 
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋯ ⋮ ⋮ ⋮  ⋮   ⋮ 
    
0 0 0 0 0 0 ⋯ k33E−1 + k11E k12E k13E  U2E−1   f3E−1 + f1E 
   
0 0 0 0 0 0 ⋯ k21E k22E k23E   U2E   f2E 
 0 0 0 0 0 0 ⋯ k31E k32E k33E  U2E+1   f3E 
atau dapat ditulis
Ku = f (10)
yang berlaku pada domain Ω = [ 0, L ] . Matriks K dalam persamaan (10) sering

disebut sebagai matriks kekakuan. Dengan menerapkan syarat batasnya terhadap


(10) akan diperoleh penyelesaian hampiran elemen hingga.

3. IMPLEMENTASI KASUS
Kasus 1. Perhatikan masalah syarat batas
d  2 du 
−  ( x + 1)  + 12 u = 18 x, 0 < x <1 (11)
dx  dx 
dengan syarat batas Dirichlet u (0) = 0 dan u (1) = 1 . Penyelesaian eksak dari
3 1
masalah ini adalah u ( x) = x − x 3 , ( Reddy, 1986).
2 2
Dalam hal ini DA = {v ∈ C 2 [ 0,1] : v(0) = 0 dan v(1) = 1} . Pada artikel ini

pembagian domain seragam, artinya panjang karakteristik H dari semua


subdomain sama. Misal banyaknya elemen adalah E . Dapat ditentukan
 e −1 e  1
subdomain ke-e adalah Ωe =  ,  , e = 1, 2,.., E dan h = h e = . Jelas
 E E 2E
1
panjang karakteristik dari tiap subdomain adalah H = 2h e = .
E

19
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER
Vol. 5. No. 1, 14 - 24, April 2002, ISSN : 1410-8518
__________________________________________________________________
Untuk mencari penyelesaiannya digunakan persamaan (9) dan (10) dengan
syarat batas terkait. Misal banyaknya elemen adalah 2, sehingga dari proses
 1 1  1
pembagian subdomain diperoleh Ω1 = 0,  , Ω 2 =  ,1 dan h = . Dengan
 2 2  4
menerapkan persamaan (9) dan (10) diperoleh
 224 −
29
0
   2 
 15 5  U   3 
  2  
 − 29 U3  =   .
202 107   3
− (11)
 5 15 15     5 
 107 304
    409 
 0 −  U 4   
 15 15     30 

Dengan menyelesaikan persamaan (11) ini diperoleh U 2 = 0.367363,


U 3 = 0.687234, U 4 = 0.914586 dan dari syarat batas diketahui U1 = 0 dan

U5 = 1. Dalam hal ini telah ditentukan bahwa

•11 = U1 , •21 = U 2 , •31 = U 3 = •1 2 , •22 = U 4 , dan •3 2 = U 5 . Sehingga penyelesaian


hampiran adalah
 1
1.5644 x − 0.3799 x ,0 < x ≤
2

2
U H ( x) =  .
 −0.1933 + 2.3288 x − 1.1355 x 2 , 1 < x < 1
 2
Untuk banyaknya elemen E =2, E =4, E =8, E =16, E = 32 hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 1 dan besar error dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. u dan U H dengan E =2 , E = 4, E = 8, E = 16, dan E = 32 untuk Kasus 1.

x E=2 E=4 E=8 E=16 E=32 u ( x)


0 0 0 0 0 0 0
0.25 0.367363 0.367176 0.367187 0.367187 0.367187 0.367188
0.5 0.687234 0.687483 0.687499 0.687500 0.687500 0.687500
0.75 0.914586 0.914049 0.914062 0.914062 0.914062 0.914063
1 1 1 1 1 1 1

20
Metode Elemen Hingga … ( Sutrima )
__________________________________________________________________

Tabel 2. Error U H untuk Kasus 1.

E u −UH 0
u −U H 1

2 0.002174 0.028140
4 0.000270 0.007001
8 0.000033 0.001748
16 4.212 × 10−6 0.000437
32 5.265 × 10 −7 0.000109

Untuk mencari laju konvergensi error dari Kasus 1 dapat digunakan ide
dari Reddy dan Volpi [1992], sehingga dapat ditentukan Y1 = Log u − U H 0
dan

Y2 = Log u − U H 1 . Dari Gambar 2 terlihat bahwa Y1 dan Y2 bentuknya mendekati

garis lurus. Dengan data error dari Tabel 3 dan menggunakan metode pendekatan
kuadrat terkecil dapat diperoleh bahwa
Y1 = Log u − U H 0
≈ 3.0027 Log H − 4.0502

dan
Y2 = Log u − U H 1
≈ 2.0022 Log H − 2.1846. (12)

Y
Y2
-4 Y1
-6

-3.5 -2.5 -2 -1.5 -1 Log H


-10

-12

-14

Gambar 2. Plot Y1 dan Y2 terhadap Log H untuk Kasus 1.


Berdasarkan persamaan (12) dapat diketahui bahwa gradien Y1 terhadap Log H
mendekati 3 dan Y2 terhadap Log H mendekati 2. Dengan kata lain konvergensi

21
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER
Vol. 5. No. 1, 14 - 24, April 2002, ISSN : 1410-8518
__________________________________________________________________
error untuk Kasus 1 adalah α = 3 terhadap norma kuadrat rata-rata dan α = 2
terhadap norma energi.

Kasus 2. Perhatikan masalah syarat batas


d  du 
−  ( x + 1)  + x u = −2e − 2 x,
x
0 < x <1 (13)
dx  dx 

dengan syarat batas campuran u (0) = 0 dan u '(1) = e − e −1 . Penyelesaian eksak

dari (13) adalah u ( x) = e x + e− x − 2 , [Reddy, 1986].


Proses pembagian domain dilakukan sama seperti pada Kasus 1.
 e −1 e  1
Subdomain ke-e adalah Ωe =  ,  , e = 1, 2,.., E dengan h = h e = dan E
 E E 2E
banyaknya elemen.
Fungsi hampiran untuk setiap elemen dipilih sesuai persamaan (8).

Selanjutnya dapat diterapkan persamaan (9) dan (10) untuk mencari

penyelesaiannya. Untuk nilai E =2, E =4, E = 8, E =16, dan E = 32 hasilnya dapat

dilihat pada Tabel 3. Sedangkan besar errornya disajikan pada Tabel 4.

Tabel 3. u dan U H dengan E =2 , E = 4, E = 8, E = 16, dan E = 32 untuk Kasus 2.

x E=2 E=4 E=8 E=16 E=32 u ( x)


0 0 0 0 0 0 0
0.25 0.062637 0.06286 0.062826 0.062826 0.062826 0.062826
0.5 0.255224 0.25525 0.255252 0.255252 0.255252 0.255252
0.75 0.58897 0.589363 0.589366 0.589367 0.589367 0.589367
1 1.08606 1.08606 1.08606 1.08606 1.08606 1.08606

Tabel 4. Error U H untuk Kasus 2.

E u −UH 0
u −U H 1

2 0,0008875 0.0114916
4 0,0001137 0.0029463
8 0,0000143 0.0007412
16 1.7964 × 10 −6 0.0001856
32 2.2211 × 10−7 0.0000464

22
Metode Elemen Hingga … ( Sutrima )
__________________________________________________________________

Y
Y2
-6
Y1
Log H
-3.5 -2.5 -2 -1.5 -1
-10

-12

-14

Gambar 3. Plot Y1 dan Y2 terhadap Log H untuk Kasus 2.

Dengan data error dari Tabel 4 disimpulkan bahwa


Y1 = Log u − U H 0
≈ 2.992 Log H − 4.943

dan Y2 = Log u − U H 1
≈ 1.99 Log H − 3.008. (14)

Dari persamaan (14) dapat diketahui bahwa gradien Y1 terhadap Log H


mendekati 3 dan gradien Y2 terhadap Log H mendekati 2, lihat Gambar 3.
Dengan kata lain laju konvergensi error untuk Kasus 2 ini adalah α = 3 terhadap
norma kuadrat rata-rata dan α = 2 terhadap norma energi.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari yang telah diuraikan bahwa :
1. Metode elemen hingga Ritz dengan interpolasi Lagrange kuadratik dapat
diterapkan untuk menyelesaikan masalah syarat batas (1).
2. Berdasarkan eksperimen numerik dalam implementasi kasus, laju konvergensi
elemen hingga Ritz dengan interpolasi Lagrange kuadratik adalah α = 3
terhadap norma kuadrat rata-rata dan α = 2 terhadap norma energi.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Artikel ini adalah sebagain dari hasil penelitian hibah dari Proyek DUE
UNS Tahun 2001. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada Proyek
DUE UNS atas dana yang dipercayakan kepada peneliti.

23
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER
Vol. 5. No. 1, 14 - 24, April 2002, ISSN : 1410-8518
__________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

1. Akin J. E, Finite Element Analysis with Error Estimation, Rice, University,


Department of Mechanical Enginering and Materials Science, Houston, 2000.

2. Bader, Mathias, Energy Minimization Methods for Feature Displacements in


Map Generalization, Dissertation zur Erlanggung der naturwissenschaftlichen
Doktorwurde vorgelegtde Mathemathisch - naturwissenschaftlichen Fakultat
der Universitat Zurich, Zurich, 2001.

3. Dwi Widianto, Analisis Elemen Hingga Galerkin untuk Persamaan Aliran


Laminer, Skripsi Mahasiswa FMIPA UNS, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2001.

4. Reddy B.D, Volpi, M. B, Mixed Finite Element Methods for the Circular Arch
Problem, Computer Methods in Applied Mechanics and Zengineering Elsevier
Science Publishers, North-Holland, 1992, 97 : 125 - 145.

5. Reddy J. N, An Introduction to The Finite Element Method, Mc Graw-Hill Inc,


New York, 1984.

6. Reddy J. N, Applied Functional Analysis and Variational Method in


Engineering, Mc Graw-Hill Inc, Singapore, 1986.

24

Anda mungkin juga menyukai