Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik Dari Universitas Nusa Cendana
Oleh: ARIANTO
SALEM NIM:
1606020025
SKRIPSI
Menyetujui,
Kupang, juli 2022
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknik Kordinator Program Studi Teknik Mesin
Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana
Dr. Drs. Hery Leo Sianturi, M.Si Dr.Ir.Erich U. K. Maliwemu. ST.,M. Eng
NIP. 19651205 199103 1 006 NIP. 19790421 200501 1 002
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi:
“Rancang Bangun Alat Pencampur Pakan Ikan Dengan Mekanisme Sistem Gerak Rotary Menggunakan Metode Vdi
Oleh
Arianto Salem NIM: 1606020025
Menyetujui,
Koordinator Program Studi Teknik Mesin
ii
HALAMAN PERNYATAAN REVISI SKRIPSI
Kami yang bertanda dibawah ini sealaku Tim Penguji Ujian Skripsi, menyatakan
bahwa skripsi “Rancang Bangun Alat Pencampur Pakan Ikan Dengan
Mekanisme Sistem Gerak Rotary Menggunakan Metode Vdi 2221” yang
dibuat oleh :
Gusnawati, ST.,M.Eng
2
NIP. 19791120 200312 2 002
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Teknik Mesin
i
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar : SDN Karanggi Rowa
Sekolah Menengah
: SMP Negeri Satap Karanggi Rowa
Pertama
SMA/U/K : SMK Negeri 1 MAUMERE
Perguruan Tinggi : Universitas Nusa Cendana Kupang
v
ABSTRAK
Oleh
Arianto Salem
NIM:1606020025
Kata kunci: Tepung Ikan, Tepung Tulang, Udang. Mesin Pencampur,Metode VDI
2221.
v
ABSTRACT
BY
Arianto Salem
ID:1606020025
Key Words: Fish Meal, Bone Flour, Shrimp. Mixing Machine, VDI 2221 Method.
v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:
“Rancang Bangun Alat Pencampur Pakan Ikan Dengan Mekanisme
Sistem Gerak Rotary Menggunakan Metode Vdi 2221”
Adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan karya serupa dan
semua sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat serta dorongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. skripsi ini merupakan syarat tugas akhir yang harus ditempuh oleh
setiap mahasiswa untuk menyelesaikan studinya di Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Kupang NTT. Untuk
memenuhi syarat tersebut maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul
“Rancang Bangun Alat Pencampur Pakan Ikan Dengan Mekanisme Sistem
Gerak Rotary Menggunakan Metode VDI 2221” Namun sebelum penelitian ini
dilakukan, tugas pertama yang harus dilakukan penulis yaitu membuat sebuah
skripsi sebagai acuan awal penelitian yang akan dilaksanakan.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT..........................................................................................................vii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..............................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................1
x
II.2.6. Pemilihan Bantalan (Bearing)..........................................................13
II.2.7. Pemilihan Gearbox Reducer............................................................16
II..3. Metode VDI 2221............................................................................16
II.3.1. Langkah-Langkah Kerja Metode VDI 2221....................................16
Bab III. Metodologi Penelitian............................................................................24
x
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
x
BAB I
Pendahuluan
1
Permasalahan yang timbul tersebut, membuat penulisan melakukan sebuat
observasi serta melakukan penelitian untuk proses pencampur pelet pakan ikan
secara manual. Sehingga akhirnya terciptalah ide perencanaan dan pembuatan
suatu mesin khususnya “Rancang Bangun alat Pencampur Pakan Ikan Dengan
Mekanisme sistem gerak rotary Menggunakan Metode VDI 2221” yang dapat
dilakukan secara maksimal dan dapat membantu mengatasi masalah para peternak
dalam pencampur bahan pelet. Dalam proses mesin pencampur makan ikan ini
bertujuan untuk mencampur bahan pelet agar menjadi homogen. Mesin ini
mempercepat proses pencampur jauh lebih efektif dan mempunyai kapasitas besar
dibandingkan pencampur secara manual. Dengan meningkatnya permintaan pelet
di pasar, membuat harga pelet tersebut semakin mahal. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk membuat sebuah mesin pencampur pakan ikan nila dan
ikan lele yang dapat dipergunakan oleh pengusaha budidaya perikanan, terutama
untuk kalangan masyarakat menengah kebawah.
Berdasarkan uraian diatas untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi oleh pengusaha ikan, maka perlu di produksi pakan ikan secara mandiri
mengingat bahan-bahan lokal yang di gunakan untuk pembuatana pakan cukup
berlimpah. Untuk memproduksi pakan ikan secara mandiri maka diperlukan
mesin pencampur pakan ikan yang sederhana dan bervolume besar sehingga dapat
membantu para pengusaha tambak ikan dalam memenuhi kebutuhan pakan. Mesin
pencampur pakan sederhana yang di rancang oleh penelitian terdahulu sudah ada,
namun mesin pencampur tersebut masih terdapat kekurangan seperti tidak mereta
dalam pencampurnnya, diameter pakannya sama besar dan kapasitas mesin yang
di hasilkan cukup kecil yaitu 5 hingga 10 kg/jam.[2]
Dalam sebuah perancangan terdapat beberapa metode yang biasa
digunakan, salah satunya adalah metode VDI 2221. Metode VDI 2221
menggunakan pendekatan sistematik terhadap desain untuk sistem teknik dan
produk teknik. Metode VDI 2221 ini mempermudah perancang untuk membuat
suatu produk sihingga perancangan produk dapat tercapai. Oleh karena itu,
penulis mempunyai rencana untuk membuat mesin pencampur pakan ikan dengan
harapan agar bisa di jadikan alternativ untuk menghasilkan produk secara lebih
cepat dan lebih efisien.
2
Berdasarkan masalah di atas, alat pencampur pakan ikan masih jarang
digunakan untuk proses produksi. Untuk itu, maka dilakukan penelitian yang
berjudul “RANCANG BANGUN ALAT PENCAMPUR PAKAN IKAN
DENGAN MEKANISME SISTEM GERAK ROTARY MENGGUNAKAN
METODE VDI 2221”. Penelitian ini dilakukan agar pengusaha kecil dan
masyarakat bisa menghasilkan pakan ikan mandiri tanpa harus mengeluarkan
biaya yang cukup mahal dan mengadakan pakan maupun pencampur pakan.
3
I.6. Payung Penelitian
sesuai dengan
Mengembangkan IPTEK yang mendukung peningkatan produktivitas pertanian lahan kering, ketahanan pangan dan ak
Garis Relevansi Pengembangan mesin pencampur pakan ikan meng
sesuai dengan
Garis Penjabaran
Garis Penjabaran
Sasaran
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar II.1 Mesin Pengaduk Vertikal [3]
Vertical mixer biasanya digunakan pada pabrik kecil atau pada peternakan
yang mencampur pakan sendiri. Alat pencampur dapat berupa campuran screw
tunggal dan ganda. Mixer vertikal merupakan alat pencampur bahan pakan yang
memanfaatkan gaya gravitasi untuk mencampur bahan pakan. Pada bagian dalam
alat mixer vertikal terdapat pipa yang berisi as berulir (screw) sehingga ketika
berputar dapat mengangkat bahan pakan ujung atas pipa merupakan bagian yang
terbuka sehingga ketika bahan pakan naik akan tersebar dan jatuh pada semua
bagian dalam tabung penampung [3]
6
Gambar II.2 Rancang Mesin Baru
7
II.2.2 Bahan-baku pakan ikan
a) Tepung ikan
Berasal dari ikan sisa atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia,
atau sisa pengolahan industri makanana ikan, sehingga kandungan nutrisinya
beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60-70%. Tepung ikan merupakan
pemasuk iysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada
kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat
tinggi, karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan sangat
mahal.
b) Tepung Tulang
Bahan berasal dari tulang-tulang dengan sedikit daging yang melekat,
kemudian di keringkan dan di giling, di pasaran biasa disebut tepung
tulang.bahan ini digunakan antara 2,5 – 10% dalam formula pakan dan lebih
bersifat sebagai pendamping tepung ikan
c) Dedak
Bahan dedak padi ada dua, yaitu dedak halus (kantul) dan dedak kasar.
Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses
penyosohan beras.
d) Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perakat.[7]
Gaya dalam ilmu fisika diartikan dengan interaksi apapun yang dapat
menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam
bentuk arah, maupun konstruksi geometris.
8
Gaya dalam hal ini digunakkan untuk memutar poros dan pencampur
pakan, sehingga diperoleh persamaan berikut:
F = m.a (N)...............................................................................(II.1)
Keterangan:
F = Gaya (N)
m = Massa beban (kg)
a = Percepatan (m/s2)
Besarnya gaya pencampur dapat di dekati dengan rumus sebagai berikut:
FD = C D
1
𝜌. 𝑣2. A [9].........................................................(II.2)
Keterangan:
CD = Coefficient drag
FD = Gaya pencampur (N)
V = Kecepatan pengaduk (m/s)
A = Luasan yang menabrak bahan (m2)
𝜌 = Massa jenis (kg/m2)
Nilai Coefficient drag (CD) tergantung pada bentuk luasan yang mengenai
bahan yang dicampur.
Besarnya kecepatan pencampur didapat dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝜋.𝐷.𝑛
v= 1000.60 ................................................................................ (II.3)
Keterangan:
D =Diameter poros (mm)
n = Putaran (rpm)
Besarnya massa jenis adonan dapat di dekatahui dengan rumus sebagai
berikut:
....................................................................................
𝜌= 𝑚 (II.4)
𝑉
v = 𝜋. 𝑟2.t
9
Keterangan:
b. Torsi
Besarnya torsi dapat dinyatakan dengan rumus:
T ( I ) ( F r).......................................................................(II.5)
Keterangan:
T =Torsi (Nm)
I =Momen inersia (kgm2)
α =Percepatan sudut (rad/s2)
F =Gaya (N)
r = Jari-jari (m)
II.2.4 Perencanaan Elemen Mesin
II.2.4.1 Perencanaan Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting pada setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros [13].
a. Menentukan Daya Rencana [13].
Pd = fc.P (kW)..........................................................................(II.6)
Dimana:
Fc = Faktor koreksi daya yang ditransmisikan
P = Daya motor (kW)
1
Tabel II.2 Faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan.
Daya yang akan ditransmisikan Faktor Koreksi (fc)
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 - 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5
b. Momen Puntir
(T)
(Kg mm) [13].........................................................(II.7)
T = 9,74 . 105 Pd
n1
Dimana :
Pd = Daya rencana (kW)
n1 = Putaran Poros Motor (rpm)
Dimana:
𝜏a = Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2)
Kt = faktor koreksi 2
1,0 untuk beban yang dikenakan halus
1,0-1,5 jika beban yang diberikan terjadi sedikit kejutan
1,5-3,0 jika dikenakan dengan kejutan besar dan tumbukan
Cb = Faktor koreksi 3
1,2-2,3 jika poros dikenakan beban lentur
1,0 jika tidak terjadi pembebanan
T = Momen puntir
1
II.2.5 Pemilihan Sabuk-V dan Pulley
Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi
langsung dengan roda gigi. Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat
digolongkan atas transmisi sabuk, transmisi rantai, dan transmisi kabel atau tali.
Transmisi sabuk dengan penampang trapesium (sabuk-V) terbuat dari karet dan
dipasang pada pulley dengan alur. Sabuk-V dapat meneruskan momen antara dua
poros yang jaraknya sampai 5 meter dengan perbandingan putaran antara 1/1
sampai 7/1.
Maka Dp = dp. i
Keterangan :
dp = Diameter jarak bagi pulley kecil (mm)
Dp = Diameter jarak bagi pulley besar (mm)
I = Perbandingan putaran
Keterangan :
v = Kecepatan pulley
dp = Diameter pulley kecil (mm)
n1 = Putaran pulley kecil (rpm)
1
2
b+√b2−8(Dp−dp)
C= (II.13)
8................................................................................................
a. Klasifikasi Bantalan
Penggunaan bantalan disesuaikan dengan beban yang bekerja pada poros
tersebut, sehingga poros dapat bekerja dengan baik dan pemakaian bantalan
tahan lama, bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Gerakan Bantalan Terhadap Poros
a) Bantalan Luncur, pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara
poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh
permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.
b) Bantalan Gelinding, pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding
antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen
gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat
2. Berdasarkan Arah Beban Terhadap Poros
a) Bantalan Radial, arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah
tegak lurus sumbu poros.
b) Bantalan Axial, arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu
poros.
1
c) Bantalan Gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban
yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
a. Beban Rencana
b. Panjang Bantalan
W.N
l ≥ 1000 X 60 .( ) [14]..............................................................(II.16)
pv
a
Keterangan :
1 = Panjang Bantalan (mm)
N = Putaran poros (rpm)
(pv)a = Faktor tekanan maksimal yang diijinkan, bahan perunggu sebesar
0,2 kg m/mm2s
c. Diameter Bantalan
3
d ≥ √5,1 Wl [14] ..............................................................(II.17)
𝜎a
Keterangan :
d = Diameter Bantalan (mm)
𝜎a = Tegangan Lentur yang Diijinkan (kg/mm2)
𝜋.D.n
v = 60 . 1000
Keterangan :
p = Tekanan Permukaan (kg/mm2)
v = Kecepatan Keliling (m/s)
1
II.2.7 Pemilihan Gearbox Reducer
Gearbox reducer merupakan komponen utama motor yang diperlukan
untuk menyalurkan daya atau torsi (torque) mesin ke bagian mesin lainnya,
sehingga unit mesin tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah pergerakan baik
putaran maupun pergeseran, serta mengubah daya atau torsi (torque) dari motor
yang berputar menjadi tenaga yang lebih besar[14].Untuk memilih gearbox yang
sesuai untuk peredam kecepatan, perlu diketahui karakteristik teknis terperinci
dari mesin yang digerakkan oleh gearbox reducer. Hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih /menggunakan gearbox adalah :
1
1. Penjabaran Tugas (Clarification OofTask)
Penjabaran tugas ini meliputi informasi mengenai permasalahan dan
kendala-kendala yang dihadapi. Kemudian disusun suatu daftar persyaratan
mengenai rancangan yang akan dibuat.
2. Penentuan Konsep Rancangan (Conceptual Design).
Pada penentuan konsep rancangan ini meliputi tiga langkah kerja, yaitu :
a. Menetukan fungsi dan strukturnya
b. Mencari prinsip solusi dan strukturnya
1
A. Penjabaran Tugas
Pada langkah kerja penjabaran tugas ini dilakukan perumusan dan daftar
persyaratan yang disesuaikan dengan kehendak konsumen dan perancang, yang
diharapkan dipenuhi oleh solusi akhir. Informasi ini akan menjadi acuan
penyusunan spesifikasi. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan meliputi:
a. Mengumpulkan informasi/data yang berhubungan dengan perencanaan,
memeriksa kendala apa saja yang dihadapi.
b. Memeriksa kehendak-kehendak yang lain, yang dapat menunjang
pekerjaan.
c. Merumuskan tugas yang dihadapi sehingga menjadi sesuai dengan
kacamata disainer.
Hasil kerja yang diperoleh ialah daftar kehendak/requirement list. Daftar
kehendak merupakan dokumen penting, merupakan dasar dalam melaksanakan
langkah kerja lainnya. Penemuan penting dapat timbul dalam proses sebagai
akibat modifikasi atau penambahan kehendak.
Pentingnya daftar kehendak menyebabkan penanganannya harus teratur
dan sistematik. Daftar kehendak yang sudah ditangani secara teratur dan
sistematik dalam suatu format dinamakan spesifikasi.
Untuk mempermudah penyusunan spesifikasi, dapat dilakukan dengan
meninjau aspek-aspek tertentu, seperti aspek geometri, kinematika, gaya, energi,
dan sebagainya. Dari aspek-aspek tersebut dapat diuraikan syarat-syarat yang
bersangkutan, selanjutnya merumuskan tugas yang harus dihadapi. Untuk
mempermudah pada tahap pekerjaan yang berikutnya, spesifikasi harus dilakukan
secara teratur dan sistematik.
1
Tabel II.1 Daftar Pengecekan Untuk Pedoman Spesifikasi
Material Aliran dan transportasi material, pengaruh fisika dan kimia dari
material pada awal dan akhir periodik, material tambahan
1
merupakan bagian penting dan berlaku umum. Pada saat melakukan langkah-
langkah abstraksi dan formulasi, hal penting yang harus diperhatikan adalah
membedakan sebuah persyaratan, apakah sebagai suatu tuntutan (Demand) atau
keinginan (Wishes).
1
Dasar-dasar pemecahan masalah diperoleh dengan mencari prisip-prinsip
solusi dari masing-masing sub fungsi. Dalam tahap ini dicari sebanyak mungkin
variasi solusi. Metode pencarian prinsip pemecahan masalah menurut Pahl-Beitz
dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:
1. Metode Konvensional
Metode ini meliputi pencarian dalam literatur, text book, jurnal-jurnal
teknik dan brosur yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Menganalisa
gejala alam atau tingkah laku makhluk hidup dengan membuat analogi atau
dibuat suatu model unik dapat mewakili karakteristik dari produk.
2. Metode Intuitif
Solusi dengan intuitif ini datang setelah periode pencarian dan
pemikiran panjang, solusi ini kemudian dikembangkan dan diperbaiki. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
intuitif ini antara lain dengan banyak melakukan diskusi dengan orang lain.
3. Metode Kombinasi
Metode ini mengkombinasikan kemungkinan solusi yang ada. Metode
yang digunakan adalah metode bentuk matrik, dimana subfungsi dan prinsip
solusi dimasukkan dalam kolom dan baris.
c) Mengurai Menjadi Varian Yang Dapat Direalisasi
Apabila kombinasi yang ada terlalu banyak, maka untuk memilih kombinasi
terbaik menjadi lama. Agar tidak terjadi hal tersebut maka apabila memungkinkan
jumlah kombinasi harus dikurangi. Prosedur yang dilakukan adalah dengan
mengeliminasi dan memilih yang terbaik.
Dibawah ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan diantaranya:
a. Kesesuaian dengan fungsi keseluruhan.
b. Terpenuhinya demand yang tercantum dalam daftar spesifikasi.
c. Dapat dibuat atau diwujudkan.
d. Pengetahuan atau informasi tentang konsep yang bersangkutan memadai.
e. Kebaikan dalam kinerja dan kemudahan produksi.
f. Kemudahan dirakit.
g. Kemudahan perawatan.
2
h. Faktor biaya.
i. Segi keamanan dan kenyamanan.
j. Kemungkinan pengembangan lebih lanjut.
1. Pembuatan Varian Konsep
2
C. Perancangan Wujud
Perancangan wujud dimulai dengan konsep produk teknik, kemudian
dengan menggunakan kriteria teknik dan ekonomi, perancangan dikembangkan
dengan menguraikan struktur fungsi kedalam struktur modul untuk memperoleh
elemen-elemen pembangun struktur fungsi yang memungkinkan dapat dimulainya
perancangan yang lebih rinci.
Tahap perancangan wujud ini meliputi beberapa langkah perancangan,
yaitu menguraikan menjadi modul-modul, memberi bentuk pada modul, memberi
bentuk pada seluruh modul.
Pada langkah kerja ini dilakukan dengan mengembangkan
rancangan/layout dari modul-modul, ukuran-ukuran geometri dan perincian-
perincian lainnya mula-mula dicantumkan pada modul- modul utama, terbatas
hanya untuk memperoleh modul yang terbaik.
D. Perancangan Rinci
Tahap ini merupakan akhir metode perancangan sistematis yang berupa
presentasi hasil. Pada langkah ini, dilakukan pekerjaan-pekerjaan merinci gambar
akhir, termasuk gambar terperinci mengenai tiap-tiap bagian/elemen dari produk.
Merinci setiap data dan data-data lain yang berhubungan dengan persiapan
produksi/pembuatan.
Pada akhir tahap ini dievaluasi kembali untuk melihat apakah produk
mesin atau sistem teknik tersebut benar-benar sudah memenuhi spesifikasi dan
semua gambar-gambar dokumen produk lainya telah selesai dan lengkap.
2
BAB III
METODE PENELITIAN
Bulan ke-
No pelaksanaan I II III IV
-Study puataka
-Pembuatan,
1 pemilihan dan
penentuan
konsep desain
-Pembuatan
gambar kerja
2 desain
pemilihan
-Persiapan alat
dan bahan
Pembuatan dan
3 perakitan alat
yang dibuat
-Pembahasan
4 hasil pengujian
dan kesimpulan
-seminar hasil
2
III.3 Alat dan Bahan
III.3.1.Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Gurinda tangan
2. Kunci pas
3. Tang
Palu
Jangka
Timbangan bahan
Mesin las
Mesin bor tangan
Meter
Penyiku
Tang rivet
Stopwatch
Alat ukur kadar air
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
Besi siku
Plat besi,
Elektroda,
Besi siku,
Cat,
Poros
Besi hollow
Kawat las
9. Rivet
10. Motor listrik
11. Gear box reducer
12. Pulley dan Sabuk-V
13. Baut dan mur
14. Kabel listrik
2
III.4 Model Alat
Pengait
Tabung pencampur
Pulley Besar
Cororng Output
V. Belt
Rangka
Pulley Kecil
Motor Pengerak
Prosedur Penelitian
Perancangan menggunakan metode VDI 2221
Dalam perancangan alat pencampur pakan ikan dengan alat rotary
menggunakan metode VDI 2221, ada beberapa langkah umum yang harus dilakukan yaitu sebagai
2
ikan tersebut terutama menghitung laju pencampuran pada pakan dan efesiensi
dari mesin pencampur pakan ikan tersebut
2
Gambar III.2 Sub struktur fungsi dari sebuah perancangan produk
Prinsip Solusi
NO Produk
A B C
1 A1 B1 C1
2 A2 B2 C2
Sub Fungsi
3 A3 B3 C3
4 A4 B4 C4
5 A5 B5 C5
6 A6 B6 C6
Setelah prinsip solusi sub fungsi telah dibuat, maka perlu dilakukan
kombinasi yang mungkin, sehingga terbentuk suatu sistem yang paling menunjang
2
dalam bentuk beberapa varian. Berdasarkan prinsip-prinsip solusi yang telah
dilakukan di atas, dapat diperoleh beberapa kombinasi atau variasi. Contoh hasil
kombinasi atau variasi dapat yang ditentukan:
1. Varian 1 : C1 → A2 → A3 → A4 → A5 → B6
2. Varian 2 : B1 → A2 → B3 → C4 → C5 → B6
3. Varian 3 : A1 → A2 → A3 → B4 → B5 → A6
4. Varian 4 : A1 → A2 → A3 → B4 → B5 → A6
D. Membuat Selection Chart Untuk Memilih Varian
Untuk menentukan varian yang mungkin dilanjutkan dalam proses perancangan ini, harus dilakukan
Selection Chart
Varian Dievaluasi Dengan Kriteria
Keputusan Tanda Solusi Varian (SV)
Solusi
(+) ( + ) Meningkatkan Solusi
Ya
( - ) Tidak ( - ) Menghilangkan Solusi
( ? ) Kekurangan Informasi ( ? ) Mengumpulkan Informasi
( ! ) Periksa Spesifikasi ( ! ) Memeriksa Spesifikasi Untuk Perubahan
Sesuai Dengan Fungsi Keseluruhan
Sesuai Dengan Daftar Kehendak
Secara Prinsip Dapat Diwujudkan
Dalam Batasan Biaya Produksi
Pengetahuan Tentang Konsep Memadai
Sesuai Dengan Keinginan Pembuat
Memenuhi Syarat Keamanan
Keterangan SV
1 + + + - + +
+ Sesuai
2
III.5.3.Tahap Persiapan
1. Desain gambar kerja yang sudah ditentukan di cetak untuk digunakan
sebagai acuan dalam pembuatan alat.
2. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
3.
4.
5.
6.
2
III.6. Diagram Alir Penelitian
Mulai
Analisis situasi
Studi literatur
Perancangan
Desain rangka
Perancangan elemen mesin Pencampur
Daya motor Tabung Pencampur
Sabuk V dan Pulley
Poros
Bantalan
Rancang bangun
NO
Peensgujian alat
Yes
pembahasan
kesimpulan
Selesai
3
BAB IV
Penelitian ini terdapat dua hal pokok yaitu hasil rancang bangun alat
pencampuran pakan ikan dengan mekanisme sistem rotari menggunakan metode
VDI 2221 dan hasil kinejer alat pencampur pakan.
A. Spesifikasi Awal
Sebagian acuan awal dalam perancangan alat pencampur pakan ikan menggunakan metode V
Tabel IV.1. Daftar acuan spesifikasi awal
3
7 Peralatan W Mudah dilepas perbagian
W Mudah dirakit ulang
8 Estetika W Mempunyai bentuk atau desain yang indah
Bentuk pengelasan bagus dan kuat
9 Perawatan W Mudah perawatanya
Part mudah didapat dan dibuat
10 Kemampuan W Mampu mengaduk pakan 75 kg/jam
Operasi
11 Transportsi W Alat mudah dipindahkan
B. Sub Fungsi
Dalam bagian ini menjelaskan bagian alur kerja atau struktur fungsi dari
alat pencampur pakan ikan yang dirancang.
3
Tabel IV.II. Prinsip Solusi Untuk Sub Fungsi Alat Pencampur Pakan.
NO Unsur 1 2 3
Mesin
A Rangka Besi kotak Stainles steel Besi siku
G
Reduser 1 : 40 1 : 50 1 : 60
H Material Pipa Baja Pipa aluminium Plat besi
Tabung
3
Setelah prinsip solusi sub fungsi telah dibuat, maka perlukan dilakukan
kombinasi yang mungkin, sehingga terbentuk suatu sistem yang paling menunjang
dalam bentuk varian. Berdasarkan prinsip-prinsip solusi yang telah dilakukan di
atas, dapat diperoleh kombinasi atau variasi.
Varian 1 : A3 – B1 – C1 – D1 – E1 – F1 – G1 – H1 – I3.
NO Unsur 1 2 3
Mesin
A Rangka Besi kotak Stainles steel Besi siku
G
Reduser 1 : 40 1 : 50 1 : 60
H Material Pipa Baja Pipa aluminium Plat besi
Tabung
3
Varian 1 : Rangka menggunakan besi siku, poros pencampur dari besi baja,
pencampur dari besi plat baja, penerus daya menggunaka sabuk dan
puli, putaran menggunakan motor listrik, sirip pencampur dari besi
plat baja, penurusana menggunakan reduser, material tabung dari
drum dan material hopper dari besi plat.
solusi yang akan digunakan dalam perancangan mesin pencampur pakan. Disini prinsip solusi tadi ak
Tabel IV.4. Grafik rencana pemilihan
Selection
Varian Dievaluasi Dengan
Keputusan Tanda Solusi Varian (SV)
Kriteria
Solusi
( + ) Ya (+) Meningkatkan Solusi
( - ) Tidak (-) Menghilangkan Solusi
( ? ) Kekurangan Informasi (?) Mengumpulkan Informasi
( ! ) Periksa Spesifikasi (!) Memeriksa Spesifikasi Untuk
Perubahan
Sesuai Dengan Fungsi Keseluruhan
Sesuai Dengan Daftar Kehendak
Secara Prinsip Dapat Diwujudkan
Dalam Batasan Biaya Produksi
Pengetahuan Tentang Konsep Memadai
Sesuai Dengan Keinginan Pembuat
Memenuhi Syarat Keamanan
Keterangan SV
V1 + + + + + + + Sesuai +
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa varian yang masuk dalam
kriteria perancangan adalah varian 1 .Dengan mempertimbangkan kemungkinan
3
untuk direalisasikan dalam bentuk propotype sesuai batasan perancangan yang
sudah dibahas maka varian 1 menggunakan besi siku untuk kostruksi rangka,
poros pencampur menggunakan besi baja, dies pencampur dari plat baja, penerus
daya menggunakan sabuk dan puli, putaran menggunakan motor listrik, sirik
pencampur dari besi plat baja, penurunan menggunakan reduser 1 : 40, material
tabung dari drum dan material dari plat besi.
1. Pembuatan prototype alat pencampur pakan ikan menggunakan metode VDI 2221
Setelah varian terbaik diperoleh, kemudian melakukan perancangan detail.
Perancangan detail meliputi perancangan konstruksi, penyedian alat dan bahan, perhitungan dan pe
alat pencampur pakan ikan menggunakan metode VDI 2221.
3
Gambar IV. 2 Alat pencampur pakan ikan hasil rancangan
Tujuan melakukan pengujian alat hasil rancang ini adalah untuk mengetahui kapasitas produksi alat
Tabel IV.5 Data hasil pengujian pencampuran bahan pakan dengan putaran motor bolak-balik
3
Tabel IV.5 Data hasil pengujian pencampuran bahan pakan dengan putaran motor
se-arah
2 15 10 2 180 Merata
15 2 120 Merata
Hasil Analisa/Perhitungan
Hasil analisa pada bagian ini adalah perhitungan perencanaan elemen mesin. Hasil perhitungan dapa
Daya Rencana
3
b) Tegangan geser yang di ijinkan (†𝑎) = 3,055 kg/mm2
c) Momen puntir (T) = 129,75 kg/mm2
d) Diameter poros (ds) = 17,921 mm
IV. 3.3 Perencanaan Puli Dan Sabuk-V
IV.4 Pembahasan
3
komponen yang paling penting dalam proses pencampur pakan ikan adalah poros
sirip. Poros sirip yang dipakai pada varian 1 adalah dari besi baja karena material
mudal di dapat, harga relatif murah dan mudah dalam pembuatan. Untuk
memperoleh hasil pencampur yang merata sesuai yang diinginkan, maka pada
varian 1 memiliki poros yang terbuat dari bahan stainlessteel.
Berikut ini adalah grafik kualitas hasil visual dan kapasitas produksi pada
putaran 47 rpm dengan massa pakan 10 kg, 15 kg dan 20 kg.
4
Gambar IV.5.B Grafik kapasitas putaran motor bolak balik.
4
ikan jadi yang diperoleh dari toko penjual pakan ikan. Pada putaran 47 rpm
dengan lama waktu proses pencampuran 5 menit, kualitas hasil pencampuran
tidak merata. Hal ini disebabkan putaran poros pencampur belum maksimal untuk
lama waktu proses tersebut. Penambahan lama waktu proses menjadi 10 menit
pencampuran pakan masih kurang merata.
Pada putaran 47 rpm poros pencampur sudah mulai bekerja secara stabil,
namun hasil pencampuran untuk lama waktu proses 10 menit belum terlalu
merata. Penambahan lama waktu proses menjadi 15 menit hasil pencampuran
sudah merata dengan baik, begitu pun untuk waktu 15 menit. Sedangkan
pengujian pada putaran 47 rpm hasil pencampuran pakan yang diperoleh merata
karena putaran yang cukup bagus, namun pada saat proses pencampuran beban
mesin cukup tinggi dan bahan pakan yang mengalami proses pencampuran dalam
bak penampung terkadang sebagian terhambur keluar.
Berdasarkan data pengujian tersebut maka putaran dan waktu terbaik yang
dipilih dalam mencampurpakan yaitu putaran 47 rpm dan lama waktu
pencampuran 15 menit untuk jumlah pakan sebanyak 15 kg atau dengan kapasitas
produksi 15 kg/15 menit atau 120 kg/jam. Hasil ini jauh lebih baik bila
dibandingkan dengan alat sebelumnya yang hanya mampu menghasilkan produksi
pencampuran bahan pakan sebesar 60 kg/jam dengan kapasitas produksi 10 kg
pada waktu 10 menit. Hal ini dimungkinkan dengan adanya modifikasi sistem
pencampuran yang lebih baik seperti desain alat yang dibuat horizontal dan
konstruksi pelat pencampur yang dibentuk bersilangan secara unik.
Dari segi kualitas hasil pencampuran bahan pakan yang dihasilkan mesin
pencampur horizontal ini, juga memberikan hasil yang lebih merata dibanding
mesin sebelumnya. Hal ini karena pada mesin sebelumnya pelat pencampur pada
bagian bawah bak penampung bekerja kurang maksimal, sebagian bahan pakan
tidak teraduk sehingga pencampuran bahan pakan kurang merata.
Dengan demikian kinerja mesin yang dibuat cukup baik bila dibandingkan
dengan mesin yang dibuat sebelumnya. Mesin pencampur bahan pakan ternak
dengan sistem horizontal ini dapat memberikan waktu pencampuran yang lebih
singkat dengan kualitas hasil pencampuran yang lebih merata, serta kapasitas
produksi yang jauh lebih baik 120 kg/jam.
4
IV.4.3 Spesifikasi Alat
1. Dimensi
• Tinggi 1 cm
• Lebar 70 cm
• Panjang 76 cm
2. Material
• Rangka besi siku galvanis
• Poros besi baja
• Corong in put dan out put besi plat
3. Kelengkapan Alat
• Sebuah motor listrik 0,75kW
• Sebuah gearbox reducer 1 :40
4. Kapasitas alat = 120 kg /jam
5. Biaya pengeluaran listrik dalam rupiah =Rp.1.083/jam
4
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
4
DAFTAR PUSTAKA
[1] Beni Junaedi Hilimi. membuat rancang bangun mesin pencampur pakan ikan
dengan kapsitas 5 kg /jam atau 10 Kg/jam”. hlm.2.
[12] Sularso dan K. Suga. (2002). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
[13] Sularso. (1997). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
Pradnya Paramita.
4
[15] Tillman 1989. Ilmu makanan ternak dasar. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta. Hlm.6.
[16] Utomo, 2011 Peta potensi wilayah sumber bibit sapi potong lokal dan
rencana pengembangannya.http://www.ditjennak.go.id/publi.hlm.6.
4
LAMPIRAN
5
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN PERENCANGAN ELEMEN MESIN
1. Daya rencana
F=mxg
= 286,65 N
T = F x r ( poros )
= 286,65 N x 10 mm
=2866,5N.mm
Pd = Fc x P
= 1 x 750 watt
Pd = 750 watt
Faktor koreksi ( Fc) diambil pada daya normal (1)
2. Perencanaan Poros
5
Faktor Keamanan (Sf)
Pd = P x Fc
= 0,75 x 1
= 0,75 kW
τa = ]𝑏
𝑆𝐹1 𝑥𝑆𝐹2
55
τa =
6K3
τa = 3,055 kg/mm2
𝑃𝑑
𝑇 = 9, 74 𝑥 105
𝑛
0,75
𝑇 = 9, 74 𝑡 105
1400
T = 521,785 kg.mm
5
Ds = [5,1 𝐾𝑡. 𝐶𝑏. 𝑇] 1/3
𝜏a
Ds = [ 5,1
3,055 3,0. 2,2. 521,785] 1/3
Ds = [5747,670] 1/3
Ds = 17,921 mm
2 4.800
L = 1.600 + 549,5
+19,531
L =2169,031
Maka sabuk yang digunakan adalah tipe A dengan panjang 2169,031 mm
5
5. Perencanaan Bantalan
Jenis bantalan yang digunakan adalah jenis bantalan gelinding bola dengan sudut
dalam tipe 6005 ZZ dengan spesifikasi :
Bantalan yang digunakan adalah bantalan radial dengan besaran X,V, dan Y. X = 1 untuk Fa/V.Fr ≤ e
V = 1 (beban putar pada cincin dalam)
Y = 0 untuk Fa/V.Fr ≤ e
P = (X × V × Fr) + (Y × Fa)
P = (1 × 1 × 51,15) + (0 × 0)
P = 51,15 kg
5
33
𝐹𝑛 = ( 1/3
)
𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑎𝑠
1/3
𝐹𝑛 = (33)
24
𝐹𝑛 = (1,375)1/3
Fn = 2,18 rpm
𝐹ℎ = 𝐹𝑛 X 𝐶
𝑃
𝐹ℎ = 2,18 𝑥 790
51,15
Fh = 31,11
Umur nominal bantalan (Lh) Lh = 500 × Fh3
Lh = 500 × 31,113
Faktor kerja (a3) = 0,2 (karena ada kondisi tertentu yang merugikan)
Ln = a1 × a2 × a3 × Lh
Ln = 632.249,389 jam
Ln = 73,17 Tahun
5
LAMPIRAN B
5
Gambar B. 2 Proses Pemotongan Drum
5
Gambar B.3 Proses Pemotongan Besi Plat
5
Gambar B. 4 Proses Pengecetan Rangka,Tabung,Dan Sirip Pencampur
5
Gambar B.5 Hasil Perakitan Alat Pencampur Pakan Ikan
6
Gambar .B.6 Hasil Pencampuran Pakan Ikan
6
LAMPIRAN C
6
6
6
6
6
6