Anda di halaman 1dari 77

SKRIPSI

RANCANG BANGUN ALAT PENCAMPUR PAKAN IKAN


DENGAN MEKANISME SISTEM GERAK ROTARY
MENGGUNAKAN METODE VDI 2221

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik Dari Universitas Nusa Cendana

Oleh: ARIANTO
SALEM NIM:
1606020025

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

“Rancang Bangun Alat Pencampur Pakan Ikan Dengan Mekanisme Sistem


Gerak Rotary Menggunakan Metode Vdi 2221”

Menyetujui,
Kupang, juli 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Daud Pulo Mangesa, S.T., M.T Dr.Ir.Erich U. K. Maliwemu. ST.,M. Eng


NIP. 19710910 200012 1 001 NIP. 19790421 200501 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknik Kordinator Program Studi Teknik Mesin
Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana

Dr. Drs. Hery Leo Sianturi, M.Si Dr.Ir.Erich U. K. Maliwemu. ST.,M. Eng
NIP. 19651205 199103 1 006 NIP. 19790421 200501 1 002

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi:

“Rancang Bangun Alat Pencampur Pakan Ikan Dengan Mekanisme Sistem Gerak Rotary Menggunakan Metode Vdi
Oleh
Arianto Salem NIM: 1606020025

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Ujian Skripsi


Pada tanggal : 20 Juni 2022

Wenseslaus Bunganaen, ST.,MT (................................................................)


NIP. 19691103 199802 1 001

Gusnawati, ST.,M.Eng (................................................................)


NIP. 19791120 200312 2 002

Adi Y. Tobe, S.T., M.T (................................................................)


NIP. 19800115 200812 1 002

Menyetujui,
Koordinator Program Studi Teknik Mesin

Dr.Ir.Erich U.K. Maliwemu, S.T., M. Eng


NIP. 19790421 200501 1 002

ii
HALAMAN PERNYATAAN REVISI SKRIPSI

Kami yang bertanda dibawah ini sealaku Tim Penguji Ujian Skripsi, menyatakan
bahwa skripsi “Rancang Bangun Alat Pencampur Pakan Ikan Dengan
Mekanisme Sistem Gerak Rotary Menggunakan Metode Vdi 2221” yang
dibuat oleh :

Nama : Arianto Salem Nim: 1606020025


Telah selesai melakukan revisi / perbaikan skripsi.

NO Tim Penguji Tanda Tangan

Wenseslaus Bunganaen, ST.,MT


1
NIP. 19691103 199802 1 001

Gusnawati, ST.,M.Eng
2
NIP. 19791120 200312 2 002

Adi Y. Tobe, S.T., M.T


3
NIP. 19800115 200812 1 002

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Teknik Mesin

Dr.Ir.Erich U.K. Maliwemu, S.T., M. Eng


NIP. 19790421 200501 1 002

i
RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Arianto Salem


Tempat Tanggal Lahir : Maumere, 10 Februari 1997
Jenis Kelamin : Laki-laki

: RT/RW 013/005, Kelurahan Naimata, Kecamatan


Alamat
Maulafa, Kota Kupang

Nomor Telepon/E-mail : 082235552561/ ariantosalem10@gmail.com


Nama Ayah/Ibu : Nitanel Salem /Yanti R. Bella

Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar : SDN Karanggi Rowa

Sekolah Menengah
: SMP Negeri Satap Karanggi Rowa
Pertama
SMA/U/K : SMK Negeri 1 MAUMERE
Perguruan Tinggi : Universitas Nusa Cendana Kupang

v
ABSTRAK

RANCANG BANGUN ALAT PENCAMPUR PAKAN IKAN DENGAN


MEKANISME SISTEM GERAK ROTARY MENGGUNAKAN METODE
VDI 2221

Oleh
Arianto Salem
NIM:1606020025

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang cocok dengan kebutuhan


masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan pada saat rentang waktu tertentu. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi inilah yang mendukung
untuk membuat Mesin Pencampur Pakan ikan. Tujuan utama dalam menciptakan
inovasi teknologi ini supaya hasil yang didapat lebih efektif, efisien dan
berkualitas. Pembuatan alat ini sudah melalui beberapa proses perhitungan secara
teoritis gaya-gaya yang terjadi pada saat mesin bekerja, pemilihan material
komponen, dan proses pengerjaan kemudian merakit komponen-komponen mesin,
menguji kinerja mesin sesuai perancangan dengan bahan pakan ternak. Hasil dari
pembuatan alat tersebut dapat langsung dimanfaatkan oleh para peternak yaitu
mesin Pencampur, alat ini mampu mencampur bekatul secara merata. Pada
perancangan ini akan merancang kembali mesin Pencampur pakan yang sudah
menggunakan motor untuk menggerakan poros Pencampur pakan yang dapat
diatur kerengganganya. Dalam perancangan ini system mekanis mesin Pencampur
pakan ikan sumber putaranya adalah motor gear yang menggerakan sabuk dan
puli yang terhubung langsung ke reduser yang kemudian menggerakan poros
Pencampur dengan rantai dan sprocket sebagai pengantar.

Kata kunci: Tepung Ikan, Tepung Tulang, Udang. Mesin Pencampur,Metode VDI
2221.

v
ABSTRACT

DESIGN A FISH FEED MIXER WITH ROTARY MECHANISM USING VDI


222I METHOD

BY
Arianto Salem
ID:1606020025

Appropriate technology is technology that fits the needs of the community so


that it can be used at a certain time. Along with the development of science and
technology, this is what supports making Animal Feed Mixer Machines. The main
goal in creating this technological innovation is so that the results obtained are
more effective, efficient and of high quality. The manufacture of this tool has gone
through several processes of theoretically calculating the forces that occur when
the machine is working, selecting component materials, and the process of
assembling the machine components, testing the performance of the machine
according to the design with animal feed ingredients. The results of the
manufacture of these tools can be directly used by farmers, namely a mixer
machine, this tool is able to stir the bran evenly. In this design, we will redesign
the feed mixer that already uses a motor to move the feed mixer shaft which can
be adjusted its slack. In this design, the mechanical system of the feed mixer
machine, the source of rotation is a gear motor that moves the belt and pulley
which is connected directly to the reducer which then moves the stirrer shaft with
a chain and sprocket as an introduction.

Key Words: Fish Meal, Bone Flour, Shrimp. Mixing Machine, VDI 2221 Method.

v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:
“Rancang Bangun Alat Pencampur Pakan Ikan Dengan Mekanisme
Sistem Gerak Rotary Menggunakan Metode Vdi 2221”

Adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan karya serupa dan
semua sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Yang memberikan pernyataan,


Nama : Arianto Salem
NIM 1606020025
Tanda Tangan :
Tanggal : 20 Juni 2022

Skripsi S1 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia diperpustakaan


Universitas Nusa Cendana, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak
cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di
Universitas Nusa Cendana. Referensi perpustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat serta dorongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. skripsi ini merupakan syarat tugas akhir yang harus ditempuh oleh
setiap mahasiswa untuk menyelesaikan studinya di Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Kupang NTT. Untuk
memenuhi syarat tersebut maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul
“Rancang Bangun Alat Pencampur Pakan Ikan Dengan Mekanisme Sistem
Gerak Rotary Menggunakan Metode VDI 2221” Namun sebelum penelitian ini
dilakukan, tugas pertama yang harus dilakukan penulis yaitu membuat sebuah
skripsi sebagai acuan awal penelitian yang akan dilaksanakan.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam menyusun skripsi ini,


dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. skripsi ini tidak dapat
tersusun dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman,
orang tua serta semua orang yang telah membantu dalam proses penyusunan
bahkan penyelesaian skripsi ini. Semoga kebaikan dan jasa-jasa mereka akan
mendapatkan balasan yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa, dan apabila terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi ini penulis memohon maaf.
Kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini sangat.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.

Kupang, Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN REVISI SKRIPSI...............................................iv

RIWAYAT HIDUP................................................................................................v

ABSTRAK.............................................................................................................vi

ABSTRACT..........................................................................................................vii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..............................................viii

KATA PENGANTAR...........................................................................................ix

DAFTAR ISI...........................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii

Bab I Pendahuluan.................................................................................................1

I.1. Latar Belakang..........................................................................................1

I.2. Rumusan Masalah.....................................................................................3

I.3. Batasan Masalah........................................................................................3

I.4. Tujuan Penulisan.......................................................................................3

I.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................3

I.6. Peta Payung Penelitian..............................................................................4

Bab II Tinjauan Pustaka.......................................................................................5

II.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu..................................................................5


II.2. Tinjauan Teori...........................................................................................7
II.2.1. Mesin Pencampur Pakan Ternak........................................................7
II.2.2. Bahan Baku Pakan Ikan.....................................................................8
II.2.3. Perencanaan Daya..............................................................................8
II.2.4 Perencanaan Elemen Mesin.............................................................10
II.2.5. Pemilihan Sabuk-V Dan Pulley.......................................................12

x
II.2.6. Pemilihan Bantalan (Bearing)..........................................................13
II.2.7. Pemilihan Gearbox Reducer............................................................16
II..3. Metode VDI 2221............................................................................16
II.3.1. Langkah-Langkah Kerja Metode VDI 2221....................................16
Bab III. Metodologi Penelitian............................................................................24

III.1. Lokasi Penelitian.....................................................................................24


III.2. Waktu dan Jadwal Penelitian..................................................................24
III.3. Alat dan Bahan........................................................................................25
III.3.1. Alat...................................................................................................25
III.3.2. Bahan...............................................................................................25
III.4. Model Alat...............................................................................................26
III.5. Prosedur Penelitian..................................................................................26
III.5.1. Perancangan menggunakan metode VDI 2221................................26
III.5.2. Perancangan Mesin Pencampur Pakan Ikan....................................26
III.5.3. Tahap Persiapan...............................................................................30
III.5.4. Tahap Perancangan..........................................................................30
III.6. Diagram Alir Penelitian...........................................................................31
Bab IV. Hasil Dan Pembahasan..........................................................................32
IV.1. Mesin Pencampur Pakan Ikan Menggunakan Metode VDI 2221..............32
IV.2. Kapasitas Alat Yang Dirancang Menggunakan Metode VDI 2221...........38
IV.3. Hasil Analisa/Perhitungan..........................................................................39
IV.3.1. Daya Rencana.....................................................................................39
IV.3.2. Perencanaan poros..............................................................................39
IV.3.3. Perencanaan Puli Dan Sabuk-V.........................................................40
IV.3.4. Perencanaan Bantalan........................................................................40
IV.4. Pembahasan................................................................................................40
IV.4.1 Pembahasan alat Pencampur pakan ikan hasil rancangan...................40
IV.4.2 Pembahasan Hasil Pengujian Alat Pencampur Pakan Ikan................41
IV.4.3 Spesifikasi Alat...................................................................................44
Bab V Penutup.....................................................................................................45
V.1 Kesimpulan...................................................................................................45
V.2 Saran.............................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................46

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Mesin Pengaduk Vertikal.................................................................6


Gambar II.2 Rancang Mesin Baru........................................................................7
Gambar III.1 Alat pencampur pakan ikan prototype...........................................26
Gambar III.2 Sub struktur fungsi dari sebuah perancangan produk....................28
Gambar III.3 Grafik rencana pemilihan...............................................................29
Gambar III.4 Diagram alir penelitian...................................................................31
Gambar IV.1 Alat Pencampur pakan ikan prototype...........................................37
Gambar IV.2 Alat Pencampur pakan ikan hasil rancangan.................................38
Gambar IV.4. A Grafik kualitas hasil visual bolak balik......................................41
Gambar IV.4. B Grafik kapasitas putaran motor bolak balik...............................42
Gambar IV.5. A Grafik kualitas hasil visual putaran motor searah......................42
Gambar IV.5. B Grafik kapasitas produksi putaran motor searah........................42

x
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Faktor Koreksi Daya Yang Akan Ditransmisikan...............................11


Tabel II.2. Daftar Pengecekan Untuk Pedoman Spesifikasi.................................19
Tabel III.1 Jadwal Kegiatan Penelitian................................................................24
Tabel III..2 Daftar spesifikasi awal.......................................................................27
Tabel III..3 Prinsip solusi dan sub fungsi..............................................................28
Tabel IV.1. Daftar acuan spesifikasi awal............................................................32
Tabel IV.2. Prinsip Solusi Untuk Sub Fungsi Alat Pencampuran Pakan.............34
Tabel IV. 3. Alternatif varian solusi......................................................................35
Tabel IV.4. Grafik rencana pemilihan...................................................................36
Tabel IV.5 Data hasil pengujian pencampuran bahan pakan motor bolak balik 38
Tabel IV.5 Data hasil pengujian pencampuran bahan pakan motor se-arah.........39

x
BAB I

Pendahuluan

I.1. Latar Belakang


Dengan pesatnya perkembangan budidaya perikanan di indonesia
membuat kebetuhan pakan ikan tersebut menjadi meningkat. Sehingga apabila
hanya mengandalkan pakan alami saja, tidak akan mencukupi kapasitas pakan
ikan tersebut. Untuk itu, banyak petani budidaya ikan menggunakan pakan buatan
sebagai tambahan untuk pakan ikan. Pakan buatan tersebut biasa di kenal oleh
petani budidaya ikan dengan nama “ pellet”
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Khususnya di kabupaten kupang yang
sebagian masyarakatnya membudidaya ikan air tawar baik secara kelompok
maupun individu. Pasokan pakan yang di datangkan dari luar pulau timor
menyebabkan harga pakan terus meningkat. Saat ini harga pakan untuk pembesar
Rp.10000 hingga Rp.15000/ kg untuk kualitas biasa, sedangkan harga pakan
untuk kualitas tinggi harganya RP.17000 hingga Rp.20000/kg. Harga pakan ikan
ini tidak sebanding dengan ikan segar yang dijual dengan harga berkisar antara
Rp.30.000 hingga Rp.35.000/kg sehingga pengusaha tambak ikan sering
mengalami kerugian dalam hal waktu dan tenaga serta minimnya keuntungan
yang diperoleh dari usaha tambak ikan.
Seiring dengan tingginya harga pasaran pakan ikan menjadi masalah serius
bagi pengusaha tambak ikan dalam mencukupi kebutuhan pakan. Pakan yang di
gunakan adalah pakan pabrikan sehingga membuat biaya operasional menjadi
tinggi, dan keuntungan yang di peroleh sangatlah kecil jika di bandingkan dengan
biaya operasional yang di keluarkan. Selain itu para budidaya ikan membutuhkan
pakan dengan mengandung protein dan karbohidrat tinggi untuk mempercepat
pertumbuhan ikan. Sementara bahan baku lokal pembuatan pakan seperti dedak,
tepung jagung, tepung ikan, dll berlimpah. Besarnya biaya yang harus di
keluarkan untuk mengadakan pakan pabrikan sangat besar bila dibandingkan
biaya produksi lainnya yaitu mencapai 50-65 % dari total biaya produksi.

1
Permasalahan yang timbul tersebut, membuat penulisan melakukan sebuat
observasi serta melakukan penelitian untuk proses pencampur pelet pakan ikan
secara manual. Sehingga akhirnya terciptalah ide perencanaan dan pembuatan
suatu mesin khususnya “Rancang Bangun alat Pencampur Pakan Ikan Dengan
Mekanisme sistem gerak rotary Menggunakan Metode VDI 2221” yang dapat
dilakukan secara maksimal dan dapat membantu mengatasi masalah para peternak
dalam pencampur bahan pelet. Dalam proses mesin pencampur makan ikan ini
bertujuan untuk mencampur bahan pelet agar menjadi homogen. Mesin ini
mempercepat proses pencampur jauh lebih efektif dan mempunyai kapasitas besar
dibandingkan pencampur secara manual. Dengan meningkatnya permintaan pelet
di pasar, membuat harga pelet tersebut semakin mahal. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk membuat sebuah mesin pencampur pakan ikan nila dan
ikan lele yang dapat dipergunakan oleh pengusaha budidaya perikanan, terutama
untuk kalangan masyarakat menengah kebawah.
Berdasarkan uraian diatas untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi oleh pengusaha ikan, maka perlu di produksi pakan ikan secara mandiri
mengingat bahan-bahan lokal yang di gunakan untuk pembuatana pakan cukup
berlimpah. Untuk memproduksi pakan ikan secara mandiri maka diperlukan
mesin pencampur pakan ikan yang sederhana dan bervolume besar sehingga dapat
membantu para pengusaha tambak ikan dalam memenuhi kebutuhan pakan. Mesin
pencampur pakan sederhana yang di rancang oleh penelitian terdahulu sudah ada,
namun mesin pencampur tersebut masih terdapat kekurangan seperti tidak mereta
dalam pencampurnnya, diameter pakannya sama besar dan kapasitas mesin yang
di hasilkan cukup kecil yaitu 5 hingga 10 kg/jam.[2]
Dalam sebuah perancangan terdapat beberapa metode yang biasa
digunakan, salah satunya adalah metode VDI 2221. Metode VDI 2221
menggunakan pendekatan sistematik terhadap desain untuk sistem teknik dan
produk teknik. Metode VDI 2221 ini mempermudah perancang untuk membuat
suatu produk sihingga perancangan produk dapat tercapai. Oleh karena itu,
penulis mempunyai rencana untuk membuat mesin pencampur pakan ikan dengan
harapan agar bisa di jadikan alternativ untuk menghasilkan produk secara lebih
cepat dan lebih efisien.

2
Berdasarkan masalah di atas, alat pencampur pakan ikan masih jarang
digunakan untuk proses produksi. Untuk itu, maka dilakukan penelitian yang
berjudul “RANCANG BANGUN ALAT PENCAMPUR PAKAN IKAN
DENGAN MEKANISME SISTEM GERAK ROTARY MENGGUNAKAN
METODE VDI 2221”. Penelitian ini dilakukan agar pengusaha kecil dan
masyarakat bisa menghasilkan pakan ikan mandiri tanpa harus mengeluarkan
biaya yang cukup mahal dan mengadakan pakan maupun pencampur pakan.

I.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Bagaimana mendesain mesin Pencampur pakan ikan dengan mekanisme
sistem gerak rotary menggunakan metode VDI 2221.
I.3. Batasan Masalah
Dalam melaksana penelitian ini, batasan masalah yang diberikan sebagai
berikut:
1. Metode perancangan yang digunakan adalah motode VDI 2221
2. Gambar kerja menggunakan Software Solidworks 2019
3. Produksi dan perencanaan komponen elemen mesin seperti: alat
poros, rangka utama, as pencampur pakan, bantalan, mur dan baut,
sabuk, pully, drum, motor listrik.
I.4. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan alat pencampur pakan ternak
ikan skala rumah tangga.

I.5. Manfaat Penelitian


Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah :
1. Membantu masyarakat sentra produksi pakan ikan dan
menghasilkan rancangan alat pencampur pakan ikan yang dapat
meningkatkan produktivitasnya.
2. Memberikan kemudahan dalam melakukan proses produksi pakan
ikan dengan alat pencampur dan perawatan alat secara rutin.
3. Mempersingkat waktu proses produksi pencampur pakan ikan.

3
I.6. Payung Penelitian

Rencana Induk Penelitian Usulan Penelitian

Payung Tema Penelitian

Pengembangan pertanian lahan kering dan wisata pertanian


Garis (agrotourisme)di wilayah kepulauan tropika semi-arid menu
Relevansi
Pengembangan nilai ekonomi dan teknologi perikan

sesuai dengan

Garis Penjabaran Garis Penjabaran

Tujuan Fokus penelitian

Mengembangkan IPTEK yang mendukung peningkatan produktivitas pertanian lahan kering, ketahanan pangan dan ak
Garis Relevansi Pengembangan mesin pencampur pakan ikan meng

sesuai dengan

Garis Penjabaran
Garis Penjabaran
Sasaran

Dalam 5 tahun kedepan akan sasaran


meningkatkan upaya: Garis Relevansi Mesin pencampur pakan
1. Penelitian pertanian, peternakan, ternak ikan menggunakan
perikanan dan kehutanan lahan metode VDI 2221 dapat
kering yang mengarah pada meningkatkan kapasitas
penemuan teknologi sarana produksi sesuai dengan proses produksi pakan ternak
pertanian termasuk guna dengan ukuran mesin yang
mewujudkan ketahanan pangan, sedang dan harga yang muda
keamanan pangan dan asesibilitas dijangkau dari semua
pangan serta teknologi hasil kalangan masyarakat
khususnya yang
pertanian(pascapanen, pengemasan);
berkecimpungan dalam usaha
2. Penelitian potensi pangan
kecil.
lokal, rekayasa genetik dan
breeding jenis budidaya;
3. Penelitian perlindungan
tanaman budidaya, perikanan dan
kesehatan ternak

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tinjauan PenelitianTerdahulu


Pakan atau makanan ternak adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan
dapat digunakan oleh ternak. Secara umum bahan makanan ternak adalah bahan
yang dapat dimakan oleh ternak, tetapi tidak semua komponen dalam bahan
makanan ternak tersebut dapat dicerna oleh ternak. Bahan makanan ternak
mengandung zat makanan dan merupakan istilah umum, sedangkan komponen
dalam bahan makanan ternak tersebut dapat digunakan oleh ternak disebut zat
makanan. Selanjutnya Badan Standarisasi Nasional juga mendefinisikan bahan
pakan adalah bahan-bahan hasil pertanian, perikanan, peternakan dan hasil
2ndustry yang mengandung zat gizi dan layak dipergunakan sebagai pakan, yang
telah diolah maupun belum diolah. [16]
Penerapan teknologi sangatlah berkembang pesat diera sekarang, salah
satunya yaitu pencampur. Alat pencampur telah mengalami beberapa inovasi
sesuai dengan keperluan yang dinginkan. Namun semakin bagus perkembangan
yang dilakukan maka harga dari mesin tersebut akan semakin tinggi juga. Oleh
karena itu beberapa peneliti mulai berpikir untuk merancang mesin pencampur
pakan ikan yang lebih sederhana dengan fungsi dasar yang sama sehingga dapat
digunakan untuk pembutan pakan ikan.
Menurut Utomo, Permasalahan yang sering timbul dalam proses
pencampur pakan ikan adalah pencampur yang menggunakan cara manual atau
tenaga manusia yang kurang efektif. Hal tersebut diketahui dari hasil pencampur
pakan dalam jumlah yang relatif banyak memerlukan waktu pencampur yang
relatif lama sehingga pemenuhan kebutuhan pakan untuk hewan ternak dalam
jumlah banyak kurang maksimal. Selain proses pencampur masalah yang sering
timbul adalah hasil dari pencampur dan pencampuran pakan yang kurang merata
karena pencampur pakan dalam jumlah banyak dengan menggunakan cara
manual. [17]

5
Gambar II.1 Mesin Pengaduk Vertikal [3]

Vertical mixer biasanya digunakan pada pabrik kecil atau pada peternakan
yang mencampur pakan sendiri. Alat pencampur dapat berupa campuran screw
tunggal dan ganda. Mixer vertikal merupakan alat pencampur bahan pakan yang
memanfaatkan gaya gravitasi untuk mencampur bahan pakan. Pada bagian dalam
alat mixer vertikal terdapat pipa yang berisi as berulir (screw) sehingga ketika
berputar dapat mengangkat bahan pakan ujung atas pipa merupakan bagian yang
terbuka sehingga ketika bahan pakan naik akan tersebar dan jatuh pada semua
bagian dalam tabung penampung [3]

Berbeda dengan mesin vertikal yang menggunakan bantuan gaya gravitasi,


Mixer horisontal sepenuhnya memanfaatkan tenaga motor. Motor menggerakan
screw (as) yang terpasang horisontal pada bagian tengah tabung dan memiliki
pencampur. Berputarnya screw (as) dan pencampur akan menyebabkan
perputaran bahan pakan dalam tabung dimana alur pencampur menjadi
berlawanan antara alur dalam dan luar. Urutan pemasukan bahan dalam mixer
adalah bahan baku mayor, bahan baku minor, bahan adiktif, dan cairan [3]

6
Gambar II.2 Rancang Mesin Baru

II.2 Tinjauan Teori


II.2.1 Mesin Pencampur Pakan Ternak
Pembuatan mesin dari merancang mekanisme pencampur. Mencari
besarnya gaya pencampur yang terjadi pada bahan pakan ikan (melalui percobaan)
digunakan (poros, pengaduk, belt, pully), besarnya daya motor yang digunakan
dan besarnya kapasitas. Hasil pengujian menunjukan bahwa penggerak motor
besar 1 HP dihasilkan putaran mesin 1400 rpm dan kapasitas yang dihasilkan 120
kg/jam. [6].
Mekanisme mesin kerja pencampur merupakan bagian dari suatu proses
kerja mesin pencampur dan merupakan salah satu step dalam pembuatan pakan
ternak berupa pellet. Mesin pencampur bekerja dengan cara horizontal.
Mekanisme kerja mesin pencampur adalah menggerakan pencampur untuk
menghancurkan material padat sehingga memiliki ukuran yang sesuai kemudian
dicampur dengan bahan pendukung produksi. Kerja mesin berdasarkan putaran
motor yang ditransmisikan ke belt yang kemudian menggerak pencampur. [6]

7
II.2.2 Bahan-baku pakan ikan
a) Tepung ikan
Berasal dari ikan sisa atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia,
atau sisa pengolahan industri makanana ikan, sehingga kandungan nutrisinya
beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60-70%. Tepung ikan merupakan
pemasuk iysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada
kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat
tinggi, karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan sangat
mahal.
b) Tepung Tulang
Bahan berasal dari tulang-tulang dengan sedikit daging yang melekat,
kemudian di keringkan dan di giling, di pasaran biasa disebut tepung
tulang.bahan ini digunakan antara 2,5 – 10% dalam formula pakan dan lebih
bersifat sebagai pendamping tepung ikan
c) Dedak
Bahan dedak padi ada dua, yaitu dedak halus (kantul) dan dedak kasar.
Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses
penyosohan beras.
d) Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perakat.[7]

II.2.3. Perencanaan Daya


Daya adalah laju energi yang dihantarkan selama melakukan usaha dalam
periode waktu tertentu. Pada mesin pencampur pakan ikan, daya berasal dari
motor listrik yang digunakan untuk menggerakkan poros utama. Berikut
persamaan-persamaan dalam perencanaan daya:
a. Perhitungan Gaya (F) (Cutnell Dan Johnson, 2003)

Gaya dalam ilmu fisika diartikan dengan interaksi apapun yang dapat
menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam
bentuk arah, maupun konstruksi geometris.

8
Gaya dalam hal ini digunakkan untuk memutar poros dan pencampur
pakan, sehingga diperoleh persamaan berikut:
F = m.a (N)...............................................................................(II.1)
Keterangan:
F = Gaya (N)
m = Massa beban (kg)
a = Percepatan (m/s2)
Besarnya gaya pencampur dapat di dekati dengan rumus sebagai berikut:

FD = C D
1
𝜌. 𝑣2. A [9].........................................................(II.2)

Keterangan:
CD = Coefficient drag
FD = Gaya pencampur (N)
V = Kecepatan pengaduk (m/s)
A = Luasan yang menabrak bahan (m2)
𝜌 = Massa jenis (kg/m2)
Nilai Coefficient drag (CD) tergantung pada bentuk luasan yang mengenai
bahan yang dicampur.
Besarnya kecepatan pencampur didapat dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

𝜋.𝐷.𝑛
v= 1000.60 ................................................................................ (II.3)
Keterangan:
D =Diameter poros (mm)
n = Putaran (rpm)
Besarnya massa jenis adonan dapat di dekatahui dengan rumus sebagai
berikut:
....................................................................................
𝜌= 𝑚 (II.4)
𝑉

v = 𝜋. 𝑟2.t

9
Keterangan:

P = Massa adonan (kg)


r = Jari-jari penampang adonan (m)
t = Tinggi adonan (m)
v = Volume adonan (m3)

b. Torsi
Besarnya torsi dapat dinyatakan dengan rumus:
T ( I )  ( F r).......................................................................(II.5)

Keterangan:

T =Torsi (Nm)
I =Momen inersia (kgm2)
α =Percepatan sudut (rad/s2)
F =Gaya (N)
r = Jari-jari (m)
II.2.4 Perencanaan Elemen Mesin
II.2.4.1 Perencanaan Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting pada setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros [13].
a. Menentukan Daya Rencana [13].
Pd = fc.P (kW)..........................................................................(II.6)
Dimana:
Fc = Faktor koreksi daya yang ditransmisikan
P = Daya motor (kW)

Faktor koreksi diperlukan karena pada poros biasanya terjadi kejutan


pada saat meneruskan daya.

1
Tabel II.2 Faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan.
Daya yang akan ditransmisikan Faktor Koreksi (fc)
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 - 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5

b. Momen Puntir
(T)
(Kg mm) [13].........................................................(II.7)
T = 9,74 . 105 Pd
n1

Dimana :
Pd = Daya rencana (kW)
n1 = Putaran Poros Motor (rpm)

c. Tegangan Geser yang Diizinkan (𝜏a)


𝜎b
𝜏 = Sf1 .Sf2 (kg/mm2) [13]..................................................................(II.8)
a
Dimana :
𝜎b = Kekuatan Tarik Bahan (kg/mm2)
Sf1 = Faktor keamanan yang bergantung pada jenis bahan
Sf2 = Faktor keamanan yang bergantung dari bentuk poros

d. Diameter Poros (Ds)

Ds = [(5,1) x Kt x Cb x T ]1/3 [13].....................................................(II.9)


𝜏a

Dimana:
𝜏a = Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2)
Kt = faktor koreksi 2
1,0 untuk beban yang dikenakan halus
1,0-1,5 jika beban yang diberikan terjadi sedikit kejutan
1,5-3,0 jika dikenakan dengan kejutan besar dan tumbukan
Cb = Faktor koreksi 3
1,2-2,3 jika poros dikenakan beban lentur
1,0 jika tidak terjadi pembebanan
T = Momen puntir

1
II.2.5 Pemilihan Sabuk-V dan Pulley
Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi
langsung dengan roda gigi. Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat
digolongkan atas transmisi sabuk, transmisi rantai, dan transmisi kabel atau tali.
Transmisi sabuk dengan penampang trapesium (sabuk-V) terbuat dari karet dan
dipasang pada pulley dengan alur. Sabuk-V dapat meneruskan momen antara dua
poros yang jaraknya sampai 5 meter dengan perbandingan putaran antara 1/1
sampai 7/1.

a. Diameter lingkaran jarak bagi pulley (dp, Dp)


n1 Dp
=i= = 1 ; u = 1 [14].................................................(II.10)
n2 dp u i

Maka Dp = dp. i
Keterangan :
dp = Diameter jarak bagi pulley kecil (mm)
Dp = Diameter jarak bagi pulley besar (mm)
I = Perbandingan putaran

b. Kecepatan Sabuk (v)


dpn1
v= [14]...............................................................(II.11)
60 .1000

Keterangan :
v = Kecepatan pulley
dp = Diameter pulley kecil (mm)
n1 = Putaran pulley kecil (rpm)

c. Panjang keliling (L)


1
L = 2C + (Dp + dp) + [14].......................................(II.12)
2 4C

d. Jarak sumbu poros (C) [14]

1
2
b+√b2−8(Dp−dp)
C= (II.13)
8................................................................................................

e. Sudut kontak (θ)


57(Dp−dp)
𝜃 = 180 − [14]..................................................(II.14)
C

II.2.6 Pemilihan Bantalan (Bearing)


Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak dapat berfungsi
dengan baik maka kerja seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja
secara semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya
dengan pondasi pada gedung.[14]

a. Klasifikasi Bantalan
Penggunaan bantalan disesuaikan dengan beban yang bekerja pada poros
tersebut, sehingga poros dapat bekerja dengan baik dan pemakaian bantalan
tahan lama, bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Gerakan Bantalan Terhadap Poros
a) Bantalan Luncur, pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara
poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh
permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.
b) Bantalan Gelinding, pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding
antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen
gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat
2. Berdasarkan Arah Beban Terhadap Poros
a) Bantalan Radial, arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah
tegak lurus sumbu poros.
b) Bantalan Axial, arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu
poros.

1
c) Bantalan Gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban
yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
a. Beban Rencana

W = W0.fc (N) [14]...........................................................................(II.15)


Keterangan :
W0 = Beban rencana (kg)
fc = Faktor koreksi

b. Panjang Bantalan
W.N
l ≥ 1000 X 60 .( ) [14]..............................................................(II.16)
pv
a
Keterangan :
1 = Panjang Bantalan (mm)
N = Putaran poros (rpm)
(pv)a = Faktor tekanan maksimal yang diijinkan, bahan perunggu sebesar
0,2 kg m/mm2s

c. Diameter Bantalan
3
d ≥ √5,1 Wl [14] ..............................................................(II.17)
𝜎a

Keterangan :
d = Diameter Bantalan (mm)
𝜎a = Tegangan Lentur yang Diijinkan (kg/mm2)

d. Tekanan Permukaan dan Kecepatan Keliling


p= W
[14]............................................................................(II.18)
1d

𝜋.D.n
v = 60 . 1000
Keterangan :
p = Tekanan Permukaan (kg/mm2)
v = Kecepatan Keliling (m/s)

1
II.2.7 Pemilihan Gearbox Reducer
Gearbox reducer merupakan komponen utama motor yang diperlukan
untuk menyalurkan daya atau torsi (torque) mesin ke bagian mesin lainnya,
sehingga unit mesin tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah pergerakan baik
putaran maupun pergeseran, serta mengubah daya atau torsi (torque) dari motor
yang berputar menjadi tenaga yang lebih besar[14].Untuk memilih gearbox yang
sesuai untuk peredam kecepatan, perlu diketahui karakteristik teknis terperinci
dari mesin yang digerakkan oleh gearbox reducer. Hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih /menggunakan gearbox adalah :

1. Power gearbox reducer (dalam kw ataupun HP)


2. Ratio atau perbandingan gearbox reducer (perbandingan)
3. Output speed gearbox reducer (kecepatan akhir)
4. Output torsi gearbox reducer (besaran torsi / Nm)
5. Mounting position gearbox reducer (arah penempatan / posisi)
6. Application gearbox reducer (aplikasi / kegunaan)
Rumus untuk menghitung rasio gearbox adalah :

II.3 Metode VDI 2221


Mendesain berarti menjabarkan ide yang dimiliki untuk menyelesaikan
suatu masalah. Dengan diperolehnya ide diperlukan suatu metode yang dapat
dipergunakan untuk mewujudkan ide tersebut hingga menghasilkan sebuah karya
yang riil dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Hal ini mendorong persatuan insinyur jerman (Verein Deutscher
Ingenieure/ VDI) membuat suatu metode perancangan produk yang dikenal
dengan metode VDI 2221. Metode tersebut adalah ”Pendekatan sistematik
terhadap desain untuk sistem teknik dan produk teknik” (Systematic Approach To
The Design Of Technical System and Product) yang dijabarkan oleh G.pahl dan
W.Beitz.

II.3.1 Langkah – Langkah Kerja Metode VDI 2221


Secara keseluruhan langkah kerja yang terdapat dalam VDI 2221
dikelompokan menjadi 4 fase yaitu :

1
1. Penjabaran Tugas (Clarification OofTask)
Penjabaran tugas ini meliputi informasi mengenai permasalahan dan
kendala-kendala yang dihadapi. Kemudian disusun suatu daftar persyaratan
mengenai rancangan yang akan dibuat.
2. Penentuan Konsep Rancangan (Conceptual Design).
Pada penentuan konsep rancangan ini meliputi tiga langkah kerja, yaitu :
a. Menetukan fungsi dan strukturnya
b. Mencari prinsip solusi dan strukturnya

c. Menguraikan menjadi varian yang dapat direalisasika.


3. Perancangan Wujud (Embodoment Design)

perancangan wujud ini dimulai dengan menguraikan rancangan kedalam


modul-modul yang diikuti oleh desain awal dan desain jadi. Perancangan Rinci
(Detail Design) Perancangan rinci ini merupakan proses perancangan dalam
bentuk gambar. Yang meliputi gambar yang tersusun dan gambar yang detail
termasuk daftar komponen, spesifikasi bahan, toleransi dan lain sebagainya. Pada
fase ini semua pekerjaan didokumentasikan sehingga pembuatan produk dapat
dilaksanakan oleh operator atau inysinyiur lain yang ditunjuk.
4. Perancangan Rinci (Detail Design)

Perancangan rinci ini merupakan proses perancangan dalam bentuk gambar.


Yang meliputi gambar yang tersusun dan gambar yang detail termasuk daftar
komponen, spesifikasi bahan, toleransi dan lain sebagainya. Pada fase ini semua
pekerjaan didokumentasikan sehingga pembuatan produk dapat dilaksanakan oleh
operator atau insinyur lain yang ditunjuk.

1
A. Penjabaran Tugas
Pada langkah kerja penjabaran tugas ini dilakukan perumusan dan daftar
persyaratan yang disesuaikan dengan kehendak konsumen dan perancang, yang
diharapkan dipenuhi oleh solusi akhir. Informasi ini akan menjadi acuan
penyusunan spesifikasi. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan meliputi:
a. Mengumpulkan informasi/data yang berhubungan dengan perencanaan,
memeriksa kendala apa saja yang dihadapi.
b. Memeriksa kehendak-kehendak yang lain, yang dapat menunjang
pekerjaan.
c. Merumuskan tugas yang dihadapi sehingga menjadi sesuai dengan
kacamata disainer.
Hasil kerja yang diperoleh ialah daftar kehendak/requirement list. Daftar
kehendak merupakan dokumen penting, merupakan dasar dalam melaksanakan
langkah kerja lainnya. Penemuan penting dapat timbul dalam proses sebagai
akibat modifikasi atau penambahan kehendak.
Pentingnya daftar kehendak menyebabkan penanganannya harus teratur
dan sistematik. Daftar kehendak yang sudah ditangani secara teratur dan
sistematik dalam suatu format dinamakan spesifikasi.
Untuk mempermudah penyusunan spesifikasi, dapat dilakukan dengan
meninjau aspek-aspek tertentu, seperti aspek geometri, kinematika, gaya, energi,
dan sebagainya. Dari aspek-aspek tersebut dapat diuraikan syarat-syarat yang
bersangkutan, selanjutnya merumuskan tugas yang harus dihadapi. Untuk
mempermudah pada tahap pekerjaan yang berikutnya, spesifikasi harus dilakukan
secara teratur dan sistematik.

1
Tabel II.1 Daftar Pengecekan Untuk Pedoman Spesifikasi

Judul utama Contoh-contoh

Geometri Lebar, tinggi, panjang, diameter, jarak

Kinematik Tipe gerakan, arah gerakan, kecepatan, percepatan

Gaya Arah gaya, besar gaya, frekuensi, berat, eformasi, kekuatan,


elastisitas, gaya inersia

Energi Output, efisiensi, kerugian energi, gesekan tekanan, temperatur,


pemanasan, pendinginan, kapasitas

Material Aliran dan transportasi material, pengaruh fisika dan kimia dari
material pada awal dan akhir periodik, material tambahan

Sinyal Input, output, bentuk, display, peralatan control

Keselamatan Sistem proteksi langsung, keselamatan operasional dan


lingkungan

Ergonomi Hubungan operator mesin, tipe pengoperasian, penerangan dan


keserasian bentuk.

Produksi Batasan pabrik, kemungkinan dimensi maksimum, produksi yang


dipilih.

Kontrol Kemungkinan dilakukan kalibrasi dan standarisasi.


kualitas

Perakitan Aturan khusus, instalasi, pondasi

Perawatan Jangka waktu service, penggantian dan reparasi, pengecatan dan


pembersihan

Biaya Biaya maksimum produksi

Setelah spesifikasi diperoleh dilakukan langkah-langkah abstraksi dan formulasi.


Tujuan dari abstraksi adalah untuk menentukan bagaimana dari spesifikasi yang

1
merupakan bagian penting dan berlaku umum. Pada saat melakukan langkah-
langkah abstraksi dan formulasi, hal penting yang harus diperhatikan adalah
membedakan sebuah persyaratan, apakah sebagai suatu tuntutan (Demand) atau
keinginan (Wishes).

Demand (keharusan) adalah persyaratan yang harus terpenuhi pada setiap


kondisi, atau dengan kata lain apabila persyaratan itu tidak terpenuhi maka
perancangan dianggap tidak benar/gagal. Wishes (keinginan) adalah persyaratan
yang diinginkan apabila memungkinkan. Sebagai contoh suatu persyaratan
membutuhkan biaya yang tinggi tanpa memberi pengaruh teknik yang besar, maka
persyaratan tersebut dapat dihilangkan/diabaikan. Abstraksi dan formulasi akan
mempermudah menentukan fungsi dan struktur fungsi.

B. Penentuan Konsep Rancangan (Conceptual Design)


Adapun yang dibahas dalam perancangan konsep ini ialah:
a) Menentukan Fungsi Dan Strukturnya
Dalam menentukan fungsi dan strukturnya hal-hal yang dibahas meliputi
struktur fungsi keseluruhan dan sub fungsi.
1. Struktur Fungsi Keseluruhan
Setelah masalah utama diketahui, kemudian dibuat struktur fungsi
secara keseluruhan. Struktur fungsi ini digambarkan dengan blok diagram
yang menunjukkan hubungan input dan output. Input dan output berupa
aliran energi, material atau sinyal.
2. Sub Fungsi
Apabila fungsi keseluruhan cukup rumit, maka cara
mengantisipasinya adalah membagi menjadi beberapa sub fungsi.
Pembagian ini akan memberikan keuntungan:
a. memberikan kemungkinan untuk melakukan pencarian solusi lebih
lanjut.
b. Memberikan beberapa buah kemungkinan solusi dengan melihat
kombinasi solusi sub fungsi.
b) Mencari Prinsip Solusi Dan Strukturnya

1
Dasar-dasar pemecahan masalah diperoleh dengan mencari prisip-prinsip
solusi dari masing-masing sub fungsi. Dalam tahap ini dicari sebanyak mungkin
variasi solusi. Metode pencarian prinsip pemecahan masalah menurut Pahl-Beitz
dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:

1. Metode Konvensional
Metode ini meliputi pencarian dalam literatur, text book, jurnal-jurnal
teknik dan brosur yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Menganalisa
gejala alam atau tingkah laku makhluk hidup dengan membuat analogi atau
dibuat suatu model unik dapat mewakili karakteristik dari produk.
2. Metode Intuitif
Solusi dengan intuitif ini datang setelah periode pencarian dan
pemikiran panjang, solusi ini kemudian dikembangkan dan diperbaiki. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
intuitif ini antara lain dengan banyak melakukan diskusi dengan orang lain.
3. Metode Kombinasi
Metode ini mengkombinasikan kemungkinan solusi yang ada. Metode
yang digunakan adalah metode bentuk matrik, dimana subfungsi dan prinsip
solusi dimasukkan dalam kolom dan baris.
c) Mengurai Menjadi Varian Yang Dapat Direalisasi
Apabila kombinasi yang ada terlalu banyak, maka untuk memilih kombinasi
terbaik menjadi lama. Agar tidak terjadi hal tersebut maka apabila memungkinkan
jumlah kombinasi harus dikurangi. Prosedur yang dilakukan adalah dengan
mengeliminasi dan memilih yang terbaik.
Dibawah ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan diantaranya:
a. Kesesuaian dengan fungsi keseluruhan.
b. Terpenuhinya demand yang tercantum dalam daftar spesifikasi.
c. Dapat dibuat atau diwujudkan.
d. Pengetahuan atau informasi tentang konsep yang bersangkutan memadai.
e. Kebaikan dalam kinerja dan kemudahan produksi.
f. Kemudahan dirakit.
g. Kemudahan perawatan.

2
h. Faktor biaya.
i. Segi keamanan dan kenyamanan.
j. Kemungkinan pengembangan lebih lanjut.
1. Pembuatan Varian Konsep

Informasi lebih lanjut sangat diperlukan untuk pembuatan varian konsep


yang akan dilakukan. Informasi ini dapat diperoleh dari:
a. Gambar atau sketsa untuk melihat kemungkinan keserasian.
b. Perhitungan kasar berdasarkan asumsi yang dipakai
c. Pengujian awal berupa pengujian model untuk menemukan sifat utama
atau pendekatan kuantitatif untuk persyaratan kualitatif mengenai kinerja
dari suatu produk jadi.
d. Konstruksi model untuk visualisasi dan analisis.
e. Analogi model dan simulasi yang sering dilakukan dengan bantuan
komputer.
f. Penelitian lebih lanjut dari literatur
2. Evaluasi
Evaluasi berarti menentukan nilai, kegunaan atau kekuatan yang kemudian
dibandingkan dengan sesuatu yang dianggap ideal. Secara garis besar, langkah
yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kriteria evaluasi yang didasarkan pada spesifikasi yang
dibuat.
b. Pemberian bobot kriteria. Langkah ini merupakan kriteria yang dipilih
yang mempunyai tingkat varian konsep. Sebaiknya evaluasi dititik
beratkan pada sifat utama yang diinginkan pada solusi akhir.
c. Menentukan parameter kriteria evaluasi. Agar perbandingan sifat varian
konsep dapat dilihat dengan jelas, maka dipilih sesuatu parameter atau
besaran yang dipakai oleh varian konsep.
d. Memperkirakan ketidakpastian evaluasi. Kesalahan evaluasi bisa
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
1) Kesalahan subjektif. Seperti kurangnya informasi.
2) Kesalahan perhitungan parameter.

2
C. Perancangan Wujud
Perancangan wujud dimulai dengan konsep produk teknik, kemudian
dengan menggunakan kriteria teknik dan ekonomi, perancangan dikembangkan
dengan menguraikan struktur fungsi kedalam struktur modul untuk memperoleh
elemen-elemen pembangun struktur fungsi yang memungkinkan dapat dimulainya
perancangan yang lebih rinci.
Tahap perancangan wujud ini meliputi beberapa langkah perancangan,
yaitu menguraikan menjadi modul-modul, memberi bentuk pada modul, memberi
bentuk pada seluruh modul.
Pada langkah kerja ini dilakukan dengan mengembangkan
rancangan/layout dari modul-modul, ukuran-ukuran geometri dan perincian-
perincian lainnya mula-mula dicantumkan pada modul- modul utama, terbatas
hanya untuk memperoleh modul yang terbaik.

D. Perancangan Rinci
Tahap ini merupakan akhir metode perancangan sistematis yang berupa
presentasi hasil. Pada langkah ini, dilakukan pekerjaan-pekerjaan merinci gambar
akhir, termasuk gambar terperinci mengenai tiap-tiap bagian/elemen dari produk.
Merinci setiap data dan data-data lain yang berhubungan dengan persiapan
produksi/pembuatan.
Pada akhir tahap ini dievaluasi kembali untuk melihat apakah produk
mesin atau sistem teknik tersebut benar-benar sudah memenuhi spesifikasi dan
semua gambar-gambar dokumen produk lainya telah selesai dan lengkap.

2
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1. Lokasi penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Program Studi Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Kupang.
III.2. Waktu dan Jadwal Penelitian
Penelitian dan penyusunan tugas akhir ini selama empat bulan, dengan perinciannya disajikan da
Tabel III.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan ke-
No pelaksanaan I II III IV
-Study puataka
-Pembuatan,
1 pemilihan dan
penentuan
konsep desain
-Pembuatan
gambar kerja
2 desain
pemilihan
-Persiapan alat
dan bahan
Pembuatan dan
3 perakitan alat
yang dibuat
-Pembahasan
4 hasil pengujian
dan kesimpulan
-seminar hasil

2
III.3 Alat dan Bahan

III.3.1.Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Gurinda tangan
2. Kunci pas
3. Tang
Palu
Jangka
Timbangan bahan
Mesin las
Mesin bor tangan
Meter
Penyiku
Tang rivet
Stopwatch
Alat ukur kadar air
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
Besi siku
Plat besi,
Elektroda,
Besi siku,
Cat,
Poros
Besi hollow
Kawat las

9. Rivet
10. Motor listrik
11. Gear box reducer
12. Pulley dan Sabuk-V
13. Baut dan mur
14. Kabel listrik

2
III.4 Model Alat

Pengait

Agiator Spiral Tutupan Tabung

Tabung pencampur

Pulley Besar
Cororng Output

V. Belt
Rangka
Pulley Kecil

Motor Pengerak

Gambar IV. 1 Alat pencampur pakan ikan prototype.

Prosedur Penelitian
Perancangan menggunakan metode VDI 2221
Dalam perancangan alat pencampur pakan ikan dengan alat rotary
menggunakan metode VDI 2221, ada beberapa langkah umum yang harus dilakukan yaitu sebagai

III.5.2 Perancangan Mesin Pencampur Pakan


Adapun tahapan perancangan mesin pencampur pakan ikan sebagai

berikut: Penelitian diawali dengan proses desain kemudian dilanjutkan dengan


pembuatan alat pencampur pakan ikan. Hasil pembuatan tersebut akan dilakukan
pengujian pencampuran pakan ternak dengan menggunakan putaran poros yaitu
dengan cara horizontal agar hasil 3 jenis pakan ikan tersebut pengolahannya
tercampur bagus. Selanjutnya akan dievaluasi kinerja mesin pencampur pakan

2
ikan tersebut terutama menghitung laju pencampuran pada pakan dan efesiensi
dari mesin pencampur pakan ikan tersebut

A. Menentukan Spesifikasi Awal


Sebagai acuan awal dalam perancangan ini, ditetapkan spesifikasiawal
dengan memperhatikan persyaratan apakah keharusan (demand) atau keinginan
(wishes).

Tabel III.2 Daftar spesifikasi awal

Parameter Spesifkasi Demand (D) / Wish (W)


Dimensi perancangan D
Panjang D
Geometri
Lebar D
Tinggi D
Kekakuan yang tinggi D
Titik berat yang tepat D
Gaya Mempergunakan motor listrik D
Bentuk rancangan hemat
D
material
Energi berasal dari Listrik D
Energi
Energi yang digunakan kecil D
Komponen tidak mudah rusak D
Material Material mudah didapat D
Material tahan lama D
Bentuk proporsional W
Ergonomi
Bentuk tidak kaku W
Perakitan Mudah untuk dibongkar pasang W
Biaya produksi Biaya pembuatan cukup murah W

B. Membuat Struktur Fungsi


Setelah daftar spesifikasi awal dibuat langkah selanjutnya adalah
menentukan struktur fungsi dari produk yang akan dibuat yang menyatakan
bagaimana alur kerja dari produk tersebut.

2
Gambar III.2 Sub struktur fungsi dari sebuah perancangan produk

C. Prinsip Solusi Sub Fungsi


Daftar prinsip solusi sub fungsi dibuat untuk menyeleksi komponen yang mungkin digunakan dalam
selanjutnya tidak terlalu banyak evaluasi yang harus dilakukan.

Tabel III.3 Prinsip solusi dan sub fungsi

Prinsip Solusi
NO Produk
A B C
1 A1 B1 C1
2 A2 B2 C2
Sub Fungsi

3 A3 B3 C3
4 A4 B4 C4
5 A5 B5 C5
6 A6 B6 C6

Setelah prinsip solusi sub fungsi telah dibuat, maka perlu dilakukan
kombinasi yang mungkin, sehingga terbentuk suatu sistem yang paling menunjang

2
dalam bentuk beberapa varian. Berdasarkan prinsip-prinsip solusi yang telah
dilakukan di atas, dapat diperoleh beberapa kombinasi atau variasi. Contoh hasil
kombinasi atau variasi dapat yang ditentukan:

1. Varian 1 : C1 → A2 → A3 → A4 → A5 → B6
2. Varian 2 : B1 → A2 → B3 → C4 → C5 → B6
3. Varian 3 : A1 → A2 → A3 → B4 → B5 → A6
4. Varian 4 : A1 → A2 → A3 → B4 → B5 → A6
D. Membuat Selection Chart Untuk Memilih Varian
Untuk menentukan varian yang mungkin dilanjutkan dalam proses perancangan ini, harus dilakukan

Selection Chart
Varian Dievaluasi Dengan Kriteria
Keputusan Tanda Solusi Varian (SV)
Solusi
(+) ( + ) Meningkatkan Solusi
Ya
( - ) Tidak ( - ) Menghilangkan Solusi
( ? ) Kekurangan Informasi ( ? ) Mengumpulkan Informasi
( ! ) Periksa Spesifikasi ( ! ) Memeriksa Spesifikasi Untuk Perubahan
Sesuai Dengan Fungsi Keseluruhan
Sesuai Dengan Daftar Kehendak
Secara Prinsip Dapat Diwujudkan
Dalam Batasan Biaya Produksi
Pengetahuan Tentang Konsep Memadai
Sesuai Dengan Keinginan Pembuat
Memenuhi Syarat Keamanan
Keterangan SV
1 + + + - + +
+ Sesuai

Gambar III.3 Grafik rencana pemilihan

2
III.5.3.Tahap Persiapan
1. Desain gambar kerja yang sudah ditentukan di cetak untuk digunakan
sebagai acuan dalam pembuatan alat.
2. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan

III.5.4. Tahap Perancangan


1.Membuat konsep rancangan
Konsep rancangan ini dibuat berdasarkan kebutuhan atau jenis mesin yang akan dirancang. Konsep
Pemilihan konsep desain
Metode pemilihan konsep desain instrumen ini menggunakan konsep
Weight Decision Matrix
Pemilihan konsep mesin pencampur pakan Perancangan kerangka
Perancangan bantalan dan bearing Perancangan pulley dan V-Belt
2.

3.
4.
5.
6.

2
III.6. Diagram Alir Penelitian
Mulai

Analisis situasi

Studi literatur

Perancangan

Desain rangka
Perancangan elemen mesin Pencampur
Daya motor Tabung Pencampur
Sabuk V dan Pulley
Poros
Bantalan

Rancang bangun

NO

Peensgujian alat

Yes

pembahasan

kesimpulan

Selesai

Gambar III.4 Diagram alir penelitian

3
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini terdapat dua hal pokok yaitu hasil rancang bangun alat
pencampuran pakan ikan dengan mekanisme sistem rotari menggunakan metode
VDI 2221 dan hasil kinejer alat pencampur pakan.

IV.1Mesin Pencampur Pakan Ikan Menggunakan Metode VDI 2221

A. Spesifikasi Awal
Sebagian acuan awal dalam perancangan alat pencampur pakan ikan menggunakan metode V
Tabel IV.1. Daftar acuan spesifikasi awal

NO Judul Utama D/W Persyaratan


1 Geometri W Ukuran rangka
1. Panjang 76 cm
2. Lebar 70 cm
3. Tinggi 1 m
Poros pengaduk
1. Panjang 86 cm
2. Diameter luar 56 cm
3. Diameter dalam 21 cm
Diameter drum 53 cm
Panjang drum 64 cm
Rantai dan gear

2 Kinematik D Rangka harus kuat


3 Energi D Menggunakan motor listrik 1400 rpm
4 Material W Menggunakan besi siku untuk rangka
D Material yang kuat dan kokoh
W Material banyak di pasaran
5 Keselamatan D Bagian yang bahaya diberi pengamanan

6 Pemakaian W Digunakan untuk skala kecil

3
7 Peralatan W Mudah dilepas perbagian
W Mudah dirakit ulang
8 Estetika W Mempunyai bentuk atau desain yang indah
Bentuk pengelasan bagus dan kuat
9 Perawatan W Mudah perawatanya
Part mudah didapat dan dibuat
10 Kemampuan W Mampu mengaduk pakan 75 kg/jam
Operasi
11 Transportsi W Alat mudah dipindahkan

B. Sub Fungsi
Dalam bagian ini menjelaskan bagian alur kerja atau struktur fungsi dari
alat pencampur pakan ikan yang dirancang.

Material pakan Proses pencampur adonan

C. Prinsip Solusi Sub Fungsi


Dibuat daftar prinsip solusi sub fungsi untuk mengetahui
komponen apa saja yang dapat digunakan dalam meralisasikan desain dari
alat pencampur pakan ikan dengan menggunakan motode VDI 2221.
Dalam membuat daftar prinsip solusi sebaiknya memilik sebanyak
mungkin variasi. Jika prinsip solusi telah diperoleh, maka prinsip-prinsip
solusi tersebut perlu dianalisasi kembali agar memudahkan dalam tahap
perancangan konsep selanjutnya.

3
Tabel IV.II. Prinsip Solusi Untuk Sub Fungsi Alat Pencampur Pakan.

NO Unsur 1 2 3
Mesin
A Rangka Besi kotak Stainles steel Besi siku

B Poros ulir Besi baja Stainles steel Aluminium

C Dies Besiplat/plat Plat aluminium Plat stainles


Pencampur baja steel

D Penerus Sabuk dan Rantai dan Roda gigi


puli sproket
Daya

E Penggerak Motor listrik Mesin diesel Manual

F Material Besiplat/plat Plat aluminium Plat stainles


baja steel
Pisau

G
Reduser 1 : 40 1 : 50 1 : 60
H Material Pipa Baja Pipa aluminium Plat besi
Tabung

I Material Plat Plat stainles steel Plat besi


Hopper aluminium

3
Setelah prinsip solusi sub fungsi telah dibuat, maka perlukan dilakukan
kombinasi yang mungkin, sehingga terbentuk suatu sistem yang paling menunjang
dalam bentuk varian. Berdasarkan prinsip-prinsip solusi yang telah dilakukan di
atas, dapat diperoleh kombinasi atau variasi.

Varian 1 : A3 – B1 – C1 – D1 – E1 – F1 – G1 – H1 – I3.

Tabel IV. III. Aternatif varian solusi

NO Unsur 1 2 3
Mesin
A Rangka Besi kotak Stainles steel Besi siku

B Poros ulir Besi baja Stainles steel Aluminium

C Die Besi Plat aluminium Plat stainles steel


Pengaduk plat/platbaja

D Penerus Sabuk dan puli Rantai dansproket Roda gigi


Daya

E Penggerak Motor listrik Mesin diesel Manual

F Material Besi plat/plat Plat aluminium Plat stainles steel


baja
pencampur

G
Reduser 1 : 40 1 : 50 1 : 60
H Material Pipa Baja Pipa aluminium Plat besi
Tabung

I Material Plat aluminium Plat stainles steel Plat besi


Hopper

3
Varian 1 : Rangka menggunakan besi siku, poros pencampur dari besi baja,
pencampur dari besi plat baja, penerus daya menggunaka sabuk dan
puli, putaran menggunakan motor listrik, sirip pencampur dari besi
plat baja, penurusana menggunakan reduser, material tabung dari
drum dan material hopper dari besi plat.

D. Membuat selection chart untuk memilih varian


Setelah prinsip solusi subfungsi dibuat, maka perlu memilih variasi prinsip

solusi yang akan digunakan dalam perancangan mesin pencampur pakan. Disini prinsip solusi tadi ak
Tabel IV.4. Grafik rencana pemilihan

Selection
Varian Dievaluasi Dengan
Keputusan Tanda Solusi Varian (SV)
Kriteria
Solusi
( + ) Ya (+) Meningkatkan Solusi
( - ) Tidak (-) Menghilangkan Solusi
( ? ) Kekurangan Informasi (?) Mengumpulkan Informasi
( ! ) Periksa Spesifikasi (!) Memeriksa Spesifikasi Untuk
Perubahan
Sesuai Dengan Fungsi Keseluruhan
Sesuai Dengan Daftar Kehendak
Secara Prinsip Dapat Diwujudkan
Dalam Batasan Biaya Produksi
Pengetahuan Tentang Konsep Memadai
Sesuai Dengan Keinginan Pembuat
Memenuhi Syarat Keamanan
Keterangan SV
V1 + + + + + + + Sesuai +

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa varian yang masuk dalam
kriteria perancangan adalah varian 1 .Dengan mempertimbangkan kemungkinan

3
untuk direalisasikan dalam bentuk propotype sesuai batasan perancangan yang
sudah dibahas maka varian 1 menggunakan besi siku untuk kostruksi rangka,
poros pencampur menggunakan besi baja, dies pencampur dari plat baja, penerus
daya menggunakan sabuk dan puli, putaran menggunakan motor listrik, sirik
pencampur dari besi plat baja, penurunan menggunakan reduser 1 : 40, material
tabung dari drum dan material dari plat besi.

1. Pembuatan prototype alat pencampur pakan ikan menggunakan metode VDI 2221
Setelah varian terbaik diperoleh, kemudian melakukan perancangan detail.

Perancangan detail meliputi perancangan konstruksi, penyedian alat dan bahan, perhitungan dan pe
alat pencampur pakan ikan menggunakan metode VDI 2221.

Gambar IV. 1 Alat pencampur pakan ikan prototype.

3
Gambar IV. 2 Alat pencampur pakan ikan hasil rancangan

IV.2Kapasitas Alat Yang Dirancang Menggunakan Metode VDI 2221.

Tujuan melakukan pengujian alat hasil rancang ini adalah untuk mengetahui kapasitas produksi alat
Tabel IV.5 Data hasil pengujian pencampuran bahan pakan dengan putaran motor bolak-balik

NO Massa Waktu Kualitas hasil Kapasitas


pakan proses secara visual produksi(kg/
Keterangan
(kg) (menit) (index 1-2) jam)

5 1 120 Tidak merata


10
1 10 1 60 Tidak merata
15
1 40 Tidak merata

5 1,5 270 Cukup merata


2 15 10 1,5 180 Merata
15 2 120 Merata

5 1,5 360 Merata terhambur

3 20 10 1,5 180 Merata terhambur


15 1,5 160 Merata terhambur

Keterangan: 1 = tidak merata 1,5 = cukup merata 2 = merata 1,5 = merata


terhambur

3
Tabel IV.5 Data hasil pengujian pencampuran bahan pakan dengan putaran motor
se-arah

NO Massa Waktu Kualitas hasil Kapasitas


pakan proses secara visual produksi(kg/
Keterangan
(kg) (menit) (index 1-3) jam)

5 1 120 Tidak merata


10
1 10 1,5 90 Tidak merata
15
1,5 60 Tidak merata

5 1,5 270 Cukup merata

2 15 10 2 180 Merata

15 2 120 Merata

5 2 480 Merata terhambur

3 20 10 2,5 300 Merata terhambur


Keterangan: 1 = tidak merata 1,5 = cukup merata 3 = merata terhambur 2= merata Dari tabel hasil uj
bahwa kapasitas yang15dihasilkan mesin
3 adalah 120 kg/jam. Merata terhambur
240

Hasil Analisa/Perhitungan

Hasil analisa pada bagian ini adalah perhitungan perencanaan elemen mesin. Hasil perhitungan dapa
Daya Rencana

a) Gaya pada mesin (F) = 286,65 N


b) Torsi yang diperlukan (T) = 2866,5 N
c) Daya yang diperlukan (P) = 0,750 kW

IV. 3.2 Perencanaan poros


a) Daya rencana (Pd) =0,75 kW

3
b) Tegangan geser yang di ijinkan (†𝑎) = 3,055 kg/mm2
c) Momen puntir (T) = 129,75 kg/mm2
d) Diameter poros (ds) = 17,921 mm
IV. 3.3 Perencanaan Puli Dan Sabuk-V

a. Menentukan diameter pulley (D1 dan D2)


b. Perencanaan sabuk – V :

 Daya motor (P) = 0,75 Kw/ (1 Hp)

 Putaran out put gearbox (n1) = 24 rpm

 Jarak sumbu poros (C) = 600 mm

 Jenis sabuk – V Tipe A

IV.3.4 Perencanaan Bantalan


a. Beban radial (Fr) = 51,15 kg
b. Beban ekuivalen (P) = 51,15 kg
c. Faktor kecepatan putaran bantalan (Fn) =2,18 rpm
d. Faktor umur bantalan (Fh) =31,11
e. Umur nominal bantalan (Lh) =15.054.628,3 jam

IV.4 Pembahasan

IV.1.1 Pembahasan alat pencampur pakan ikan hasil rancangan


menggunakan metode VDI 2221.
Proses perancangan alat pencampur pakan ikan menggunakan metode VDI
2221 memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai dari penjabaran
tugas sampai pada pembuatan prototype. Tahapan yang berperan penting dalam
metode ini adalah pembuatan dan pemilihan varian konsep yang pada akhirnya
varian terbaik yang akan direalisasikan. Dalam penelitian ini terdapat 4 varian
yang berbeda, dari ke 4 varian tersebut varian 1 yang dipilih. Alasan kriteria
pemilihan varian 1 dapat dilihat pada tabel grafik rencana pemilihan.
Dalam varian 1 sumber putaran sebagai penggerak poros terdapat beberapa
pilihan seperti motor listrik, mesin diesel dan manual. Berdasarkan beberapa
pertimbangan maka sumber putaran yang digunakan motor listrik. Salah satu

3
komponen yang paling penting dalam proses pencampur pakan ikan adalah poros
sirip. Poros sirip yang dipakai pada varian 1 adalah dari besi baja karena material
mudal di dapat, harga relatif murah dan mudah dalam pembuatan. Untuk
memperoleh hasil pencampur yang merata sesuai yang diinginkan, maka pada
varian 1 memiliki poros yang terbuat dari bahan stainlessteel.

IV.4.2 Pembahasan Hasil Pengujian Alat Pencampur Pakan Ikan


Sebelum melakukan pengujian alat perlu disiapkan beberapa material
pakan seperti, tepung jagung, tepung ikan, dedak padi dan tepung tapioka. Bahan-
bahan di atas sudah disediakan dan dihaluskan dengan tujuan untuk proses
pencampurannya merata. Pada saat proses pencampuran pakan ikan berlangsung
perlu mencatat waktu dan hasil pencampur alat, hal ini bertujuan untuk
mengetahui kapasitas yang dihasilakan alat hasil rancangan. Di bawah ini adalah
grafik hasil uji coba kapasitas alat pencampur pakan ikan.

Berikut ini adalah grafik kualitas hasil visual dan kapasitas produksi pada
putaran 47 rpm dengan massa pakan 10 kg, 15 kg dan 20 kg.

Gambar IV.A Grafik kualitas hasil visual bolak balik.

4
Gambar IV.5.B Grafik kapasitas putaran motor bolak balik.

Gambar IV.4.A Grafik kualitas hasil visual putaran motor searah.

Gambar IV.4.B Grafik kapasitas produksi putaran motor searah.

Berdasarkan data pengujian di atas, hasil pengujian pencampuran


dilakukan dengan membandingkan secara visual hasil pencampuran dengan pakan

4
ikan jadi yang diperoleh dari toko penjual pakan ikan. Pada putaran 47 rpm
dengan lama waktu proses pencampuran 5 menit, kualitas hasil pencampuran
tidak merata. Hal ini disebabkan putaran poros pencampur belum maksimal untuk
lama waktu proses tersebut. Penambahan lama waktu proses menjadi 10 menit
pencampuran pakan masih kurang merata.
Pada putaran 47 rpm poros pencampur sudah mulai bekerja secara stabil,
namun hasil pencampuran untuk lama waktu proses 10 menit belum terlalu
merata. Penambahan lama waktu proses menjadi 15 menit hasil pencampuran
sudah merata dengan baik, begitu pun untuk waktu 15 menit. Sedangkan
pengujian pada putaran 47 rpm hasil pencampuran pakan yang diperoleh merata
karena putaran yang cukup bagus, namun pada saat proses pencampuran beban
mesin cukup tinggi dan bahan pakan yang mengalami proses pencampuran dalam
bak penampung terkadang sebagian terhambur keluar.
Berdasarkan data pengujian tersebut maka putaran dan waktu terbaik yang
dipilih dalam mencampurpakan yaitu putaran 47 rpm dan lama waktu
pencampuran 15 menit untuk jumlah pakan sebanyak 15 kg atau dengan kapasitas
produksi 15 kg/15 menit atau 120 kg/jam. Hasil ini jauh lebih baik bila
dibandingkan dengan alat sebelumnya yang hanya mampu menghasilkan produksi
pencampuran bahan pakan sebesar 60 kg/jam dengan kapasitas produksi 10 kg
pada waktu 10 menit. Hal ini dimungkinkan dengan adanya modifikasi sistem
pencampuran yang lebih baik seperti desain alat yang dibuat horizontal dan
konstruksi pelat pencampur yang dibentuk bersilangan secara unik.

Dari segi kualitas hasil pencampuran bahan pakan yang dihasilkan mesin
pencampur horizontal ini, juga memberikan hasil yang lebih merata dibanding
mesin sebelumnya. Hal ini karena pada mesin sebelumnya pelat pencampur pada
bagian bawah bak penampung bekerja kurang maksimal, sebagian bahan pakan
tidak teraduk sehingga pencampuran bahan pakan kurang merata.
Dengan demikian kinerja mesin yang dibuat cukup baik bila dibandingkan
dengan mesin yang dibuat sebelumnya. Mesin pencampur bahan pakan ternak
dengan sistem horizontal ini dapat memberikan waktu pencampuran yang lebih
singkat dengan kualitas hasil pencampuran yang lebih merata, serta kapasitas
produksi yang jauh lebih baik 120 kg/jam.

4
IV.4.3 Spesifikasi Alat

Spesifikasi alat yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut:

1. Dimensi
• Tinggi 1 cm
• Lebar 70 cm
• Panjang 76 cm
2. Material
• Rangka besi siku galvanis
• Poros besi baja
• Corong in put dan out put besi plat
3. Kelengkapan Alat
• Sebuah motor listrik 0,75kW
• Sebuah gearbox reducer 1 :40
4. Kapasitas alat = 120 kg /jam
5. Biaya pengeluaran listrik dalam rupiah =Rp.1.083/jam

4
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembuatan dan pengujian alat pencampur pakan ikan


menggunakan metode VDI 2221 dan hasil pengujian kapasitas alat, maka dapat
disimpulkan bahwa wujud alat pencampur pakan ikan dengan menggunakan
metode VDI 2221 berhasil dibuat menggunakan varian terbaik dan kapasitas alat
yang dihasilkan mengalami peningkatan produksi dari 10 kg/jam menjadi 120
kg/jam.

V.2 Saran

Adapun saran yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Perlu melakukan penelitian pada komposisi material pakan agar hasil


campuran merata.
2. Sebelum pengoperasian mesin, pastikan sabuk dan puli terpasang dengan
baik agar tidak terjadi slip pada saat proses pencampuran. Setelah selesai
pengoperasian, bagian dalam silinder pencampur harus dibersihkan agar tidak
mudah berkarat. Lakukan pengecekan dan perawatan secara berkala,
khususnya pada bagian-bagian yang berputar dan sistem transmisi.

4
DAFTAR PUSTAKA

[1] Beni Junaedi Hilimi. membuat rancang bangun mesin pencampur pakan ikan
dengan kapsitas 5 kg /jam atau 10 Kg/jam”. hlm.2.

[2] CV. REKATEHNIKNDO (Rekatehnikindo.2015).hlm.7.

[3] Dharmawan, B. 2010. Usaha Pembuatan Pakan Ikan Konsumsi. Pustaka


Baru Press, Yogyakarta.

[4] Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama,


Yogyakarta.

[5] Fauzi, A. 2005. Peluang Pengembangan Industri Fishmeal di IndonEsia:


Perspektif Sumberdaya Perikanan dalam Kebijakan Perikanan dan Kelautan
Isu, Sintesis dan Gagasan. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.hlm.8.

[6] Ilmu Ternak. (2015). “Dedak Padi Untuk Pakan


Ternak”.Https://www.ilmuternak .com.hlm.9

[7] Jack, A. Collins, Henry R. Busby, George H. Staab. 2009. Mechanical


Design of Machine Elements and Machines. New York: John Willey &
Sons.

[8] McDonald, 1997 Introduction to Fluid Mechanics,

[9] Mujiman, A.1994. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.hlm.9.

[10] PENULISAN TUGAS AKHIR (SKRIPSI) PROGRAM SARJANA. Kupang:


Jurusan Teknik Mesin PEDOMAN UNDANA, 2019.

[11] Purnomo, P.D.2012. Pengaruh Penambahan Karbohidrat pada Media


Pemeliharaan terhadap Produksi Budidaya Intensif Nila
(Oreochromisniloticus). Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

[12] Sularso dan K. Suga. (2002). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.

[13] Sularso. (1997). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
Pradnya Paramita.

[14] Takeshi, G. Sato, N. Sugiarto H. 1999. Mechanical DrawingAccording to


ISO Standards. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

4
[15] Tillman 1989. Ilmu makanan ternak dasar. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta. Hlm.6.

[16] Utomo, 2011 Peta potensi wilayah sumber bibit sapi potong lokal dan
rencana pengembangannya.http://www.ditjennak.go.id/publi.hlm.6.

4
LAMPIRAN

5
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN PERENCANGAN ELEMEN MESIN

1. Daya rencana

a. Gaya pada mesin

F=mxg

= ( massa poros + massa pakan merata terhambur ) x (Percepatan


gravitasi)

= (9,25+20) kg x 9,8 m/s2

= 286,65 N

b. Torsi yang diperlukan

T = F x r ( poros )

= 286,65 N x 10 mm

=2866,5N.mm

c. Daya yang diperlukan

Pd = Fc x P

= 1 x 750 watt
Pd = 750 watt
Faktor koreksi ( Fc) diambil pada daya normal (1)

2. Perencanaan Poros

Bahan poros baja standar S40C dengan spesifikasi :

Daya yang tersedia (P) = 0,75 kW

Faktor Koreksi (Fc) = 1 (Karena daya normal)

Kekuatan Tarik (τb) = 55 kg/mm2

5
Faktor Keamanan (Sf)

Sf1 = 6 (Untuk bahan baja paduan S-C dengan pengaruh massa)

Sf2 = 2 (Diambil dari rentang 1,3 – 3,0)

Faktor koreksi tumbukan / momen puntir (Kt)

Kt = 3 (Karena terjadi sedikit kejutan)

Faktor koreksi beban lentur (Km)

Km = 2,2 (Karena beban ringan)

a. Daya rencana (Pd)

Pd = P x Fc

= 0,75 x 1

= 0,75 kW

b. Tegangan geser yang diijinkan (τa)

τa = ]𝑏
𝑆𝐹1 𝑥𝑆𝐹2

55
τa =
6K3

τa = 3,055 kg/mm2

c. Momen puntir (T)

𝑃𝑑
𝑇 = 9, 74 𝑥 105
𝑛
0,75
𝑇 = 9, 74 𝑡 105
1400
T = 521,785 kg.mm

d. Diameter poros (ds)

5
Ds = [5,1 𝐾𝑡. 𝐶𝑏. 𝑇] 1/3
𝜏a

Ds = [ 5,1
3,055 3,0. 2,2. 521,785] 1/3

Ds = [5747,670] 1/3

Ds = 17,921 mm

4. Perencanaan pulley dan sabuk-V

a. Menentukan diameter pulley

Putaran output gearbox (n1) = 24 rpm

Putaran poros ulir (n2) = 50 mm


Diameter pulley output gearbox (D1) = 300 mm
b. Perencanaan sabuk-V

Daya motor (P) = 0, 75 kW (1 Hp)

Putaran output gearbox (n1) = 24 rpm

Jarak sumbu poros (C) = 600 mm

Jenis Sabuk-V = Tipe A

c. Jarak Sumbu Poros (C)


𝜋 1
L = 2C + (D + d ) + (D − d )2
1 2 2 1
2 4C
3,14
L = 2.800 + (50 + 300) + (300 − 50)2
1

2 4.800
L = 1.600 + 549,5
+19,531
L =2169,031
Maka sabuk yang digunakan adalah tipe A dengan panjang 2169,031 mm
5
5. Perencanaan Bantalan

Jenis bantalan yang digunakan adalah jenis bantalan gelinding bola dengan sudut
dalam tipe 6005 ZZ dengan spesifikasi :

Diameter luar bantalan (D) = 35 mm

Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 790 kg

Kapasitas nominal dinamis spesifik (Co) = 530 kg

Lebar bantalan (B) = 12 mm

Chamfer bantalan (r) = 1 mm

Beban radial (Fr) Fr = RA + RB


Fr = 67,9052469 + 433,705247 Fr = 501,610494 N = 51,15 kg
Beban aksial (Fa)

Fa = 0 (Karena tidak terjadi beban aksial)

Bantalan yang digunakan adalah bantalan radial dengan besaran X,V, dan Y. X = 1 untuk Fa/V.Fr ≤ e
V = 1 (beban putar pada cincin dalam)

Y = 0 untuk Fa/V.Fr ≤ e

Beban ekuivalen (P)

P = (X × V × Fr) + (Y × Fa)
P = (1 × 1 × 51,15) + (0 × 0)

P = 51,15 kg

d. Faktor kecepatan putaran bantalan (Fn)

5
33
𝐹𝑛 = ( 1/3
)
𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑎𝑠
1/3
𝐹𝑛 = (33)
24
𝐹𝑛 = (1,375)1/3

Fn = 2,18 rpm

e. Faktor umur bantalan (Fh)

𝐹ℎ = 𝐹𝑛 X 𝐶
𝑃
𝐹ℎ = 2,18 𝑥 790
51,15
Fh = 31,11
Umur nominal bantalan (Lh) Lh = 500 × Fh3
Lh = 500 × 31,113

Lh = 500 × 30109,25 Lh = 15.054.628,3 jam


Faktor keandalan umur bantalan

(Ln) Faktor keandalan (a1) = 0,21 (faktor keandalan 99%)

Faktor bahan (a2) = 1 ( bantalan baja yang dicairkan secara terbuka)

Faktor kerja (a3) = 0,2 (karena ada kondisi tertentu yang merugikan)

Ln = a1 × a2 × a3 × Lh

Ln = 0,21 × 1 × 0,2 × 15.054.628,3

Ln = 632.249,389 jam

Ln = 73,17 Tahun

5
LAMPIRAN B

DESAIN DAN GAMBAR

Lampiran 1 desain gambar yang direncanakan

Gambar B.1 Gambar Mesin Pencampur Pakan Ikan

5
Gambar B. 2 Proses Pemotongan Drum

Gambar B.3 Proses Pengelasan Drum

5
Gambar B.3 Proses Pemotongan Besi Plat

Gambar B. 4 Proses Pengukuran Dan Pemotongan Beji Untuk Corong

5
Gambar B. 4 Proses Pengecetan Rangka,Tabung,Dan Sirip Pencampur

5
Gambar B.5 Hasil Perakitan Alat Pencampur Pakan Ikan

6
Gambar .B.6 Hasil Pencampuran Pakan Ikan

6
LAMPIRAN C

GAMBAR TEKNIK DAN PERANCANGAN

6
6
6
6
6
6

Anda mungkin juga menyukai