Anda di halaman 1dari 75

RANCANG BANGUN SISTEM PENYEDOT CAIRAN CARBON

CLEANER PADA PROSES TUNE UP GURAH MESIN MOBIL


BERBASIS ARDUINO DAN INTERNET OF THINGS (IOT)
SKRIPSI

Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata 1

Disusun Oleh :

David Kencono
NIM 15010016

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI DIRGANTARA ADISUTJIPTO
YOGYAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANG BANGUN SISTEM PENYEDOT CAIRAN CARBON


CLEANER PADA PROSES TUNE UP GURAH MESIN MOBIL
BERBASIS ARDUINO DAN INTERNET OF THINGS (IOT)

Disusun Oleh:
David Kencono
NIM 15010016
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal ………............
dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Ir. Bambang Suibya, M.T. ( )
NIP, 196207061989031004

Pembimbing II
Sudaryanto, S.T.,M.Eng ( )
NIP, 010904068

Susunan Tim Penguji


Ketua Penguji
……………………………. ( )

Penguji I
……………………………. ( )

Penguji II
……………………………. ( )

Yogyakarta, 10 februari 2023

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Teknologi Industri Teknik Eletro

Hero Wintolo, S.T., M.Kom. Denny Dermawan, S.T., M.T.


NIP. 010303032 NIP. 197111112005011001

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat, hidayah, serta perlindungan tangan kasih-
Nya, yang tak pernah berhenti dicurahkan pada penulis dan keluarga.
Penulis mendapat kesempatan menyelesaikan penyusunan laporan
Skripsi yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM PENYEDOT
CAIRAN CARBON CLEANER PADA PROSES TUNE UP GURAH
MESIN MOBIL BERBASIS ARDUINO DAN INTERNET OF THINGS
(IOT)”.
Kepada ayah, ibu dan adik – adik tercinta, serta tidak ketinggalan juga
Bayu aji santoso, Skripsi ini penulis persembahkan. Serta ucapan terima
kasih atas segala doa dan kasih sayang yang diberikan, juga dukungan
secara moral maupun materi dan kepada keluarga yang selalu
memberikan dukungan baik secara jasmani maupun rohani.
Kepada Bapak Ir. Bambang sudibya, M.T., dan Bapak sudaryanto,
S.T.,M.Eng., selaku pembimbing satu dan pembimbing dua, yang telah
membimbing penulis selama penyelesaian Skripsi ini. Penulis ucapkan
terima kasih atas ilmu, nasihat, arahan serta waktunya yang telah
diberikan kepada penulis. Terima kasih atas kesabaran dan keikhlasan
bapak selama membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini walau banyak kekurangan dan kelalaian pada penulis.
Terima kasih kepada teman – teman yang telah memberikan doa,
dukungan, dan bantuan khususnya teman-teman seluruh mahasiswa
Teknik Elektro Angkatan 2015.

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM PENYEDOT CAIRAN CARBON
CLEANER PADA PROSES TUNE UP GURAH MESIN MOBIL BERBASIS
ARDUINO DAN INTERNET OF THINGS (IOT)”. Maksud dari penyusunan skripsi
ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana teknik
pada program studi teknik elektro avionik di Institut Teknologi Dirgantara
Adisutjipto Yogyakarta. Dalam Penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang sangat
membantu penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Orangtua tercinta ibu Wasirah dan bapak Suyoto yang telah banyak
memberikan doa, motivasi, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan penulis.
2. Bapak Marsekal Pratama TNI. Dr. Ir. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari,
S.T., M.T., IPU, ASEAN Eng., ACPE. Selaku rektor Institut Teknologi
Dirgantara Adisutjipto.
3. Bapak Denny Dermawan, S.T., M.Eng. Selaku KetuaProgram studi
Teknik Elektro Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto.
4. Bapak Ir.Bambang sudibya, M.T. Selaku pembimbing I
5. Bapak sudaryanto, S.T.,M.Eng . Selaku pembimbing II
6. Seluruh dosen, staf, dan karyawan Institut Teknologi Dirgantara
Adisutjipto Yogyakarta.
7. Bayu aji santoso, S.T., selaku sahabat semasa di jogja, yang selalu
memberikan motivasi dan pengalaman hidup yang tidak akan pernah
penulis lupakan.
8. Seluruh teman – teman Teknik Elektro khususnya angkatan 2015 yang
telah banyak membantu saya dalam mengerjakan laporan ini,
menemani dan memberikan semangat kepada saya dari awal kuliah

iv
hingga saat ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat terbuka akan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.

Yogyakarta, Februari 2023


Penulis

David Kencono

v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : DAVID KENCONO
Nomor Induk Mahasiswa : 15010016
Program studi : TEKNIK ELEKTRO
Judul Skripsi : RANCANG BANGUN SISTEM PENYEDOT
CAIRAN CARBON CLEANER PADA PROSES
TUNE UP GURAH MESIN MOBIL BERBASIS
ARDUINO DAN INTERNET OF THINGS (IOT)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan
karya ilmiah yang lazim.

Yogyakarta, Februari 2023


Yang menyatakan,

David kencono
NIM 1501016

vi
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2

1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................3

1.6 Sistematika Penulisan.....................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................5

2.1 Kajian Pustaka................................................................................................5

2.2 Landasan Teori...............................................................................................6

2.2.1 Pengertian Tune up..................................................................................6

2.2.2 Pengertian Gurah Mesin..........................................................................7

2.2.3 Mikrokontroler Wemos D1 Mini.............................................................8

2.2.4 Sensor Ultrasonik..................................................................................10

2.2.5 Liquid Crystal Display (LCD)...............................................................12

2.2.6 Relay......................................................................................................15

2.2.7 Motor DC...............................................................................................18

2.2.8 Catu Daya..............................................................................................19

2.2.9 Arduino IDE..........................................................................................20

2.2.10 Internet of Things (IoT).........................................................................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................24

3.1 Alur Metode Penelitian.................................................................................24

vii
3.2 Studi Literatur...............................................................................................25

3.3 Bahan dan Alat Penelitian.............................................................................26

3.4 Diagram Blok Sistem....................................................................................29

3.5 Perancangan Skematik Rangkaian Alat Secara Keseluruhan.......................30

3.6 Diagram Alir Kerja Alat...............................................................................32

3.7 Perancangan Desain Alat..............................................................................34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................36

4.1 Pengujian Secara Rangkaian.........................................................................36

4.1.1. Pengujian Rangkaian Step down...........................................................36

4.1.2 Pengujian Rangkaian Wemos dan Input/Output pada Sistem...............38

4.2 Pengujian Program pada Setiap Rangkaian Terpogram...............................43

4.2.1 Pengujian Program pada Rangkaian Wemos D1 Mini..........................44

4.2.2 Pengujian Program pada Rangkaian Sensor Flow meter......................47

4.2.3 Pengujian Program Modul Relay Untuk Mengendalikan Motor DC


Pump 51

4.2.4 Pengujian Program pada Rangkaian LCD 16x2....................................54

4.3 Pengujian Sistem Alat...................................................................................56

4.3.1 Pengujian Proses Penyedot Cairan Karbon...........................................57

4.3.2 Pengujian Waktu Transmisi Data Berdasarkan Jarak Wifi....................62

BAB V PENUTUP......................................................................................................65

5.1 Kesimpulan...................................................................................................65

5.2 Saran..................................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................65

viii
ABSTRAK

RANCANG BANGUN SISTEM PENYEDOT CAIRAN CARBON


CLEANER PADA PROSES TUNE UP GURAH MESIN MOBIL
BERBASIS ARDUINO DAN INTERNET OF THINGS (IOT)
Oleh :
David Kencono
NIM : 15010016
Program Setudi Teknik Elektro
Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto
Email : Davidkencono9@gmail.com

Carbon clean atau gurah mesin merupakan salah satu jenis tune up yang
berfungsi untuk membersihkan kotoran dalam mesin, adapun kotoran yang akan
dikeluarkan adalah timbunan karbon yang timbul dari sistem pembakaran. Jenis alat
yang saat ini digunakan untuk menyedot cairan carbon, yaitu vacum carbon cleaner
sebagai pengganti vacuum carbon cleaner maka dibuatlah “Rancang Bangun Sistem
Penyedot Cairan Carbon cleaner Pada Proses Tune up Gurah Mesin Mobil Berbasis
Arduino dan Internet of Things (IOT)”.
Dalam perancangan sistem digunakan lah arduino ide sebagai kontroler dan
juga teknologi IOT sebagai transfer data. Setelah dilakukan proses pengujian dan
juga pengambilan data, telah berhasil diciptakan sebuah Rancang Bangun Sistem
Penyedot Cairan Carbon cleaner Pada Proses Tune up Gurah Mesin Mobil Berbasis
Arduino dan Internet of Things (IOT). Alat tersebut bekerja sesuai dengan yang
diharapkan, mikrokontroler dapat bekerja dengan baik serta tingkat sistem eror dapat
diminimalkan.
Cara membuat alat penyedot cairan carbon cleaner tanpa menggunakan
kompresor yaitu dengan menggunakan motor dc mini pump yang terhubung dengan
modul relay. Modul relay ini dikendalikan oleh mikrokontroler Wemos D1 Mini
berdasarkan perintah dari input tombol. Cara memonitoring cairan carbon pada
tabung penampung saat proses penyedotan sedang berlangsung yaitu digunakan
sensor flowmeter untuk membaca aliran cairan karbon yang disedot oleh motor dc
mini pump.sedangkan penampil interface digunakan LCD yang terletak pada alat dan
juga aplikasi BLYNK untuk me-monitoring dari jarak jauh.

ix
ABSTRACT

RANCANG BANGUN SISTEM PENYEDOT CAIRAN CARBON


CLEANER PADA PROSES TUNE UP GURAH MESIN MOBIL
BERBASIS ARDUINO DAN INTERNET OF THINGS (IOT)
By :
David Kencono
NIM : 15010016
Department of Electrical Engineering
Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto
Email : Davidkencono9@gmail.com

Carbon clean or engine gurah is one type of tune up that functions to clean
dirt in the engine, while the dirt that will be removed is carbon deposits that arise
from the combustion system. The type of tool that is currently used to suck carbon
liquid, namely a vacuum carbon cleaner as a replacement for a vacuum carbon
cleaner, a "Design of a Carbon Cleaner Liquid Suction System in the Tune-up
Process of Car Engines Based on Arduino and the Internet of Things (IOT) is made".
The system uses Arduino Ide as a controller and IOT technology as data
transfer. After the testing process and data collection have been carried out, a
Carbon Cleaner Liquid Suction System Design has been successfully created in the
Arduino and Internet of Things (IOT)-Based Car Engine Tune-up Process.
The tool works as expected, the microcontroller can work well and the level of
system errors can be minimized. How to make a carbon cleaner liquid suction device
without using a compressor is to use a mini pump dc motor that is connected to the
relay module. This relay module is controlled by the Wemos D1 Mini
microcontroller based on commands from key inputs. The way to monitor the carbon
liquid in the reservoir tube when the suctioning process is in progress is to use a
flowmeter sensor to read the flow of carbon liquid that is sucked in by the mini pump
dc motor. While the interface display uses an LCD located on the tool and also the
BLYNK application for remote monitoring.

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi yang begitu pesat, berefek pada jumlah produksi mobil
yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut juga diikuti dengan jumlah
pengguna mobil yang terus bertambah hingga saat ini. Seiring dengan hal tersebut,
maka jumlah mobil yang mengalami gangguan juga meningkat. Oleh karena itu jasa
pelayanan servis mobil semakin banyak dibutuhkan. Jenis servis pada kendaraan
memiliki banyak jenis seperti servis mesin, servis sistem kelistrikan, servis chassis,
hingga servis badan/bodi mobil. Dari berbagai jenis macam servis mobil yang telah
disebutkan hal tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis servis, seperti
permasalahan pada masalah mesin terdapat radiator, overhaul kepala silinder,
overhaul total, overhaul kepala karburator, tune up, dan lain sebagainya.
Jenis servis mesin mobil yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu tune up
carbon clean/gurah mesin. Carbon clean atau gurah mesin merupakan salah satu jenis
tune up yang berfungsi untuk membersihkan kotoran dalam mesin untuk di dorong
keluar. Adapun kotoran yang akan dikeluarkan adalah timbunan karbon yang timbul
dari sistem pembakaran. Jenis alat yang saat ini digunakan untuk menyedot cairan
carbon, yaitu vacuum carbon cleaner. Cara kerja dari vaccum carbon cleaner
menggunakan sistem mekanik yaitu dengan memanfaatkan penyedotan angin pada
kompresor dengan menambahkan pneumatic vacuum valve. Sehingga selang pada
vacuum carbon cleaner akan menyedot apabila kran penghubung antara vacuum
carbon cleaner dengan kompresor dibuka. Sehingga kompresor memberikan tekanan
angin yang digunakan untuk menyedot cairan.
Harga kompresor yang cukup mahal dirasa kurang efisien dari segi biaya
ditambah ukurannya yang besar dan berat menambah semakin tidak efisiennya
apabila digunakan untuk melakukan tune up gurah mesin. Hal tersebut membuka
pikiran penulis untuk dapat membuat alat yang dapat melakukan proses gurah mesin
secara elektronik berbasis mikrokontroler. Sehingga tidak membutuhkan adanya

1
2

kompresor pada saat proses penyedotan cairan carbon cleaner. Adapun penelitian
yang akan dilakukan yaitu berjudul “Rancang Bangun Sistem Penyedot Cairan
Carbon cleaner Pada Proses Tune up Gurah Mesin Mobil Berbasis Arduino dan
Internet of Things (IOT)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari hasil identifikasi masalah yang didapatkan dari latar belakang masalah,
penulis telah merumuskan beberapa rumusan masalah penelitian. Adapun rumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat alat penyedot cairan carbon cleaner tanpa
menggunakan kompressor?
2. Bagaimana cara memonitoring cairan carbon pada tabung penampung saat
proses penyedotan sedang berlangsung ?
3. Bagaimana cara agar proses penyedotan dapat berhenti secara otomatis
apabila tabung penampung cairan carbon telah penuh ?
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar proses pembahasan yang dilakukan tidak
terlalu melebar dan tetap fokus pada judul dan tujuan alat dibuat. Adapun batasan
masalah dari penelitian yang akan dilakukan diuraikan sebagai berikut:
1. Mikrokontroler yang digunakan sebagai pusat kendali kontrol adalah Wemos
D1 Mini
2. Aplikasi yang digunakan untuk memantau level cairan carbon menggunakan
aplikasi BLYNK
3. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian cairan carbon pada
botol penampung menggunakan Sensor HC-SR04
4. Motor pompa yang digunakan untuk menyedot cairan carbon menggunakan
motor DC pump 12V merk “SAKAI”
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Mengetahui cara pembuatan alat penyedot cairan carbon cleaner berbasis
mikrokontroler dan tanpa menggunakan kompresor.
3

2. Dapat memonitoring cairan carbon pada tabung penampung saat proses


penyedotan sedang berlangsung.
3. Dapat membuat penyedot cairan carbon, yang dapat bekerja berhenti
menyedot secara otomatis apabila level cairan carbon pada penampung telah
penuh.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Mempermudah para pemilik mobil yang akan melakukan tune up gurah mesin
tanpa harus menggunakan mesin kompresor. Sehingga proses penyedotan
dapat dilakukan sendiri tanpa harus ke bengkel mobil.
2. Mempermudah para pekerja bengkel yang akan melakukan proses tune up
gurah mesin secara multitasking atau lebih dari 1 mobil untuk 1 orang
operator bengkel. Karena saat dilakukan proses penyedotan dan kondisi cairan
dalam tabung penampung telah penuh, maka proses penyedotan akan berhenti
secara otomatis
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan penulisan penelitian ini, penulis menjabarkan bab-bab
yang disesuaikan dengan sistematika penulisan diantaranya sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang kajian pustaka yang diperoleh serta
pengertian dasar mengenai komponen-komponen bahan yang
diaplikasikan pada perangkat keras dan perangkat lunak
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang penjelasan mengenai metode penelitian yaitu
tahapan jalannya proses penelitian, studi literasi, bahan dan alat
4

pendukung penelitian, diagram blok sistem, rencana perancangan alat m


dan jadwal rencana penelitian.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang proses pengujian yang didalamnya terdapat hasil
dan analisis dari hasil pengujian yang telah dilakukan.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam melakukan penelitian yaitu adalah
mengkaji hasil penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan judul
penelitian yang akan dilakukan. Hal tersebut dilakukan agar penulis memiliki
referensi yang cukup sebelum melakukan penelitian. Adapun hasil pengkajian
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh penulis dijelaskan sebagai berikut.
Penelitian yang dilakukan oleh (Rio,dkk) pada tahun 2015 dengan judul
“Pengaruh Penambahan Zat Aditif Carbon cleaner Terhadap Emisi Gas Buang
Sepeda Motor Suzuki Shogun 125”. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
yang dilakukan oleh jurusan otomotif. Objek penelitian pada penelitian yang
dilakukan yaitu adalah aditif carbon cleaner. Pada penelitian yang dilakukan data
yang akan diambil yaitu persentase kandungan emisi gas buang dari penggunaan
aditif Carbon cleaner dan tanpa penggunaan Carbon cleaner. Emisi gas buang
merupakan polutan yang mengotori udara yang dihasilkan dari gas buang kendaraan
bermotor, yaitu emisi gas Hidrokarbon (HC), Karbon Monoksida (CO), dan polutan
lainnya sehingga dapat menurunkan kualitas udara, mengganggu kesehatan, dan
menyebabkan terjadinya perubahan iklim serta pemanasan global. Teknik
pengumpulan data yaitu melalui pengambilan data secara langsung pada sepeda
motor Suzuki Shogun 125 yang sedang diuji dengan menggunakan alat uji four gas
analyzer yaitu mengukur kandungan emisi gas buang.
Penelitian yang dilakukan oleh ( Wahyu,dkk) pada tahun 2018 dengan judul
“The Effect of 10% Bioetanol and Carbon cleaner Mixtures With Engine Gurah
Technique On The Level of CO Emision In Corolla Twincam AE92”. Penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian yang dilakukan oleh jurusan Teknik Mesin.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan
apabila ingin mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap orang lain. Untuk itu
metode yang tepat adalah metode eksperimen. Percobaan yang direncanakan dalam

5
6

penelitian adalah penggunakan campuran bioetanol 10% menjadi bahan bakar


kendaraan dan proses penggunaan pembersih karbon dengan teknik gurah mesin
untuk menghilangkan kerak karbon di ruang bakar mesin. Penggunaan campuran
10% bioetanol dan pembersih karbon sebagai variabel bebas dan pengurangan emisi
gas CO sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data adalah dengan mengukur
kadar gas buang kendaraan Corolla twincam AE92 tahun 1991 menggunakan gas
analyzer STARGAS 898 Technotest.
Penelitian yang dilakukan oleh Farid pada tahun 2018, dengan judul
penelitian “Perancangan dan Pembuatan Alat Vakum Pembersih Engine Cleaner
Pada Ruang bakar Mobil”. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang
dilakukan oleh jurusan Teknik Industri. Penelitian ini membuat alat vakum pembersih
engine cleaner dengan sistem mekanik yaitu menggunakan shuttle valve, tabung
cairan, dan beberapa selang untuk aliran cairan engine cleaner.
2.2 Landasan Teori
Pada hal ini menjelaskan tentang pengertian alat-alat yang digunakan serta pengertian
dasar atau landasan teori tentang penyedot cairan carbon cleaner.
2.2.1 Pengertian Tune up
Tune up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk
mendapatkan performa mesin yang maksimal, dan juga menjaga agar mesin tetap
dalam kondisi yang baik dan prima. Karena mesin dioperasikan secara terus menerus,
maka akan memungkinkan terjadinya penurunan performa mesih. Oleh karena itu
agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimal, maka perlu dilakukan tune
up motor secara periodik. Pekerjaan tune up dilakukan sesuai prosedur dari pabrik
yang memproduksinya. Hal tersebut bertujuan untuk efisiensi proses kerja dan supaya
hasilnya sesuai standar yang telah direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya.
Sebelum kegiatan tune up dilakukan, lebih baiknya dilakukan pemanasan mesin
terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri.
Secara umum pengertian tune up merupakan suatu pekerjaan servis ringan
engine/mesin/mobil yang bertujuan agar performa mesin lebih maksimal, dan
pekerjannya dapat berupa pemeriksaan, pengukuran, dan pencocokan dengan standar
7

pabrik, penyetelan, perbaikan, perawatan, dan atau penggantian komponen jika


diperlukan. Oleh karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimal
seperti dalam keadaan standar, maka perlu dilakukan tune up motor secara periodik.
Tune up merupakan servis ringan pada mesin kendaraan yang pekerjaannya berupa
pemeriksaan, penyetelahm ganti komponen, dan perawatan mesin. Pekerjaan tune up
diperlukan ketika sebuah kendaraan mengalami gangguan pada mesinnya saat sedang
beroperasi, seperti ada bunti kasar, kurang tenaga, atau untuk perawatan berkala dan
sebagainya. (Martinus, 2014)
Pekerjaan tune up harus dilakukan oleh tenaga mekanik yang terampil dan
memiliki pengetahuan teknik otomotif minimal diantaranya yaitu :
a. Proses kerja motor 4 langkah 4 silinder
b. Sistem pendinginan mesin
c. Sistem pelumasan mesin
d. Urutan pengapian/Firing order( FO)
e. Top kompresi
f. Langkah penyetelan katup
g. Saat/derajat pengapian
h. Peralatan yang diperlukan
i. Urutan pengerjaan tune up
2.2.2 Pengertian Gurah Mesin
Gurah mesin merupakan usaha membersihkan kotoran kerak dalam lubang
piston tanpa membongkar mesin dengan cairan carbon cleaner yang dimasukkan
setelah busi dilepas kemudian disedot sampai bersih dan dikeringkan pasang kembali
businya. Banyaknya pengguna kendaraan motor dan mobil yang sering mengeluhkan
performa kendaraannya semakin turun seperti tenaga yang tidak maksimal, tarikan
turun, tarikan pada gas semakin berat sehingga membuat getaran pada mesin menjadi
kasar.
Sebuah inovasi baru ditetumkan untuk mampu mengembalikan performa
mesin kendaraan dengan cepat dan murah. Inovasi ini dikeluarkan oleh Femax
sebuah teknologi di bidang otomotif yang menerapkan sistem ramah lingkungan Di
8

awal bulan Januari 2015, Femax membuat sebuah terobosan baru dengan
menciptakan alat bernama gurah mesin. Sesuai dengan kata dasarnya “gurah”
memiliki fungsi untuk membersihkan sesuatu yang kotor dari dalam didorong untuk
keluar. Banyak penggunakan kendaraan, baik motor atau mobil, yang kurang
memperhatikan kebersihan mesin. Dalam waktu satu tahun kondisi mesin pasti kotor
akibat pembakaran yang kurang sempurna.
Dengan adanya alat gurah mesin, proses membersihkan mesin mobil hanya
membutuhkan waktu satu jam. Idealnya untuk mobil dilakukan pembersihan setengah
tahun sekali. Cara pengerjaan pembersihan mesin terbilang tidak rumit, yaitu dengan
menggunakan produk carbon cleaner untuk membersihkan timbunan kerak karbon di
dalam ruang bakar. Pengerjaannya dilakukan dengan cara memasukkan cairan carbon
cleaner melalui lubang busi. Dilanjutkan dengan cairan yang direndam selama 5-10
menit, selanjutnya cairan bersamaan dengan kerak karbon terlarut dihisap
menggunaka vaccum special tool. (Eko, 2019)
2.2.3 Mikrokontroler Wemos D1 Mini
Mikrokontroler Wemos D1 mini termasuk jenis mikrokontroler yang berbasis
Wifi berasal dari keluarga ESP8266 yang juga dapat diprogram dengan menggunakan
software Arduino IDE. Wemos D1 mini memiliki kelebihan yaitu adanya shield
module yang digunakan untuk mendukung perangkat keras sehingga dapat bekerja
secara plug dan play. Terdapat beberapa turunan dari keluarga Wemos D1 pada tahun
2018 yang beredar di pasar dunia elektronika yaitu sebagai berikut:
1. Wemos D1
2. Wemos D1 mini
3. Wemos D1 mini Lite
4. Wemos D1 mini Pro
Bentuk fisik dari komponen Wemos D1 Mini ditunjukkan oleh Gambar 2.1.
9

Gambar 2.1 Wemos D1 Mini


(Datasheet Wemos D1 Mini)
Gambar 2.1 merupakan bentuk wujud/fisik rangkaian Wemos D1 Mini dari
tampak atas dan tampak bawah. Untuk spesifikasi dari rangkaian Wemos D1 Mini
ditunjukkan oleh Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Spesifikasi Wemos D1 Mini
(Datasheet Wemos D1 Mini)
Deskripsi Spesifikasi
Tegangan Operasi 3,3 volt
Pin Digital I/O 11 pin
Pin Analog 1 pin
Tipe konektor micro USB
Memory Flash 4 Mb
Dimensi 34,2 mm x 25,6 mm
Kecepatan Clock 80 MHz
Perangkat Komunikasi IC CH340G

Tabel 2.1 merupakan spesifikasi dari mikrokontroler Wemos D1 Mini, dengan


adanya spesifikasi rangkaian, maka akan memudahkan untuk mengetahui
karakteristik dan juga batas kemampuan rangkaian. Wemos D1 Mini memiliki 16 pin
yang masing memiliki keterangan pin mapping GPIO, adapun keterangan konfigurasi
pin GPIO Wemos D1 Mini, disajikan oleh Tabel 2.2.
10

Tabel 2.2 Konfigruasi Pin Map Rangkaian Wemos D1 mini


Nama Pin Pada Board Wemos D1 Mini
D0 GPIO 16
D1 GPIO 5
D2 GPIO 4
D3 GPIO 0
D4 GPIO 2
D5 GPIO 14
D6 GPIO 12
D7 GPIO 13
D8 GPIO 15

Dengan adanya konfigurasi pin map yang ditunjukkan oleh Tabel 2.2, maka
akan memudahkan dalam pengalamatan pin saat proses pemrograman.
2.2.4 Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sensor yang memiliki fungsi untuk mengkonversi
besaran fisis atau bunyi menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja dari sensor
ultrasonik yaitu dengan cara memanfaatkan pantulan suatu gelombang suara yang
dapat digunakan untuk menafsirkan eksistensi atau jarak suatu pada benda dengan
frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan
gelombang ultrasonik dalam mendeteksi suatu jarak benda. Pada penelitian ini jenis
sensor ultrasonik yang digunakan yaitu sensor ultrasonik HC-SR04. Wujud dari
sensor ultrasonik HC-SR04 ditunjukkan oleh Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Sensor Ultrasonik HC-SR04


(Datasheet Sensor HC-SR04)
Gambar 2.2 merupakan bentuk fisik dari sensor ultrasonik HC-SR04 yang
digunakan pada penelitian. Spesifikasi parameter elektrik dari sensor HC-SR04
disajikan oleh Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Spesifikasi Parameter Elektrik
11

(Datasheet Sensor HC-SR04)


Parameter Spesifikasi
Tegangan kerja 5 VDC
Arus kerja 15mA
Frekuensi kerja 40 Hz
Rentang/jarak maksimal 4 meter
Rentang/jarak minimal 2 cm
Derajat pendeteksian 15 derajat
Masukan sinyal trigger 10uS pulsa TTL
Keluaran sinyal echo Level sinyal masukan TTL
Dimensi 45 x 20 x 15 mm

Tabel 2.3 merupakan spesifikasi dari sensor ultrasonik HC-SR04, dengan


adanya detail spesfikasi seperti pada Tabel 2.3, maka akan memudahkan pengguna
untuk mengetahui fitur batas kemampuan dari sensor HC-SR04.
Cara kerja dari sensor ultrasonik HC-SR04 ditunjukkan oleh Gambar 2.3
sebagai berikut.

Gambar 2.3 Ilustrasi Cara Kerja Sensor Ultrasonik


Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah
alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik dapat
menghasilkan gelombang ultrasonik 40 KHz pada umumnya ketika sebuah osilator
diterapkan pada benda tersebut. Secara umum piezoelektrik akan menembakkan
gelombang ultrasonik menuju suatu ke area atau suatu target. Setelah gelombang
menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang
tersebut. Gelombang pantulan dari target yang selanjutnya akan ditangkao oleh
sesnor, yang kemudian sensor akan menghitung selisih waktu pengiriman gelombang
12

dan waktu gelombang pantul diterima. Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik
diuraikan sebagai berikut:
1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan menggunakan frekuensi
tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut memiliki frekuensi
kerja diatas 20 KHz. Untuk mengukur jarak benda, frekuensi yang umum
digunakan adalah 40 KHz
2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan
kecepatan mencapai 340 m/s. Saat mengenai suatu benda, maka sinyal akan
dipantulkan benda tersebut
3. Setelah gelombang pantulan sampai pada alat penerima, maka sinyal tersebut
akan diproses untuk menghitung jarak benda. Jarak benda dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.1, sebagai berikut:
t
S=340× (2.1)
2
Dengan keterangan :
S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul)
t = Selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu
ketika gelombang pantul diterima oleh receiver.

2.2.5 Liquid Crystal Display (LCD)

Liquid Crystal Display (LCD) yaitu salah satu jenis media display penampil
yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD biasa digunakan pada
berbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, jam digital,
hingga layar komputer. Secara umum penyusun LCD terdiri dari kristal cair yang
diapit oleh 2 buah elektroda transparan dan 2 buah filter polarisasi (polarizing filter).
Gambar penampang komponen penyusun LCD ditunjukkan pada Gambar 2.4.
(Kho,2020)
13

Gambar 2.4 Susuan Penampang LCD


(Kho,2020)
Untuk susunan penampang LCD yang ditunjukkan oleh Gambar 2.4, akan
diuraikan dan dijelaskan sebagai berikut:
1. Lapisan terpolarisasi
2. Elektroda positif
3. Lapisan kristal cair
4. Elektroda negatif
5. Lapisan terpolarisasi (2)
6. Backlight (Cermin)
Jenis LCD yang digunakan pada penelitian adalah LCD 16x2. LCD 16x2
merupakan modul penampil daya yang mempergunakan kristal cair sebagai bahan
untuk penampil data yang berupa tulisan maupun gambar. Pengaplikasian pada
kehidupan sehari-hari yang mudah dijumpai antara lain pada komputer, gamebot,
televisi, atau pun layar komputer. Bentuk fisik dari LCD 16x2 ditunjukkan oleh
Gambar 2.5. (Agus, 2017)
14

Gambar 2.5 LCD 16x2


(Datasheet LCD 16x2)
Gambar 2.5 merupakan bentuk fisik dari LCD 16x2 dengan jenis backlight
berwarna biru. LCD 16x2 memilih jumlah pin sebanyak 16 pin dengan konfigurasi
pin seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Konfigurasi Pin LCD 16x2


(Datasheet LCD 16x2)
Gambar 2.6 merupakan konfigurasi pin dari LCD 16x2. Setiap masing-masing
pin pada LCD 16x2 memiliki fungsinya sendiri-sendiri, seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 2.4.
15

Tabel 2.4 Fungsi Pin LCD 16x2


No Alamat Pin Fungsi
1 GND Catu daya 0 volt
2 VCC Catu daya positif 5 volt
3 Contrast Pengatur kontras tulisan pada LCD
High untuk mengirim data
4 RS (Register Select)
Low untuk mengirim isntruksi
High untuk mengirim data
5 R/W (Read/Write) Low untuk mengirim isntruksi
Disambungkan dengan Low untuk pengiriman data ke layar
Untuk mengendalikan LCD, ketika bernilai LOW, LCD tidak dapat
6 EN (Enable)
diakses
7 D0-D7 Data Bus 0-7
8 Backligth(+) Terhubung pin VCC untuk menyalakan lampu latar
9 Backligth(-) Terhubung pin GND untuk menyalakan lampu latar

Sedangkan untuk spesifikasi dari LCD 16x 2 disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Spesifikasi LCD 16x2
Parameter Spesifikasi

Tegangan kerja 4,7VDC hingga 5,3 VDC

Konsumsi arus tanpa lampu latar 1mA

Karakter tersimpan 192

Driver kontroler HD44780

Mode kerja 8 bit dan 4 bit

Dimensi 80 x 35 x 11 mm

Ukuran layar 64,5 x 16 mm

2.2.6 Relay
Relay merupakan saklar yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen elektromekanikal yang terdiri dari 2 bagian utama yakni elektromagnet
(koil) dan mekanikal (seperangkat kontak saklar). Relay menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang
16

kecil dapat menghantarkan listrik yang bertegangan tinggi. Contohnya, dengan rellay
yang menggunakan elektromagnet 5V dan 50mA mampu menggerakkan Armature
relay yang berfungsi sebagai saklarnya untuk menghantarkan listrik 220V/2A. (Kho,
2020)
Prinsip kerja relay, pada dasarnya terdiri dari 4 komponen dasar yaitu:
1. Koil
2. Armature
3. Saklar
4. Spring
Gambaran struktur bagian-bagian dari relay ditunjukkan oleh Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Struktur Sederhana Relay


Pada Gambar 2.7, terdapat 2 jenis kontak poin relay yaitu:
a. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi close (tertutup)
b. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi open (terbuka).
Merujuk pada Gambar 2.7, sebuah besi (iron core) yang dililit oleh sebuah
kumparan koil yang berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Jika kumparan koil
diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian menarik
17

armature untuk berpindah dari posisi sebelumnya (NC) ke posisi yang baru (NO)
sehingga menjadi saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya
(NO). Posisi dimana armature tersebut berada berada sebelumnya (NC) akan menjadi
open atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, armature akan kembali
lagi ke posisi awal (NC). Koil yang digunakan oleh relay untuk menarik kontak poin
ke posisi close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
Jenis relay yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebuah modul relay 1
channel, yang berarti memiliki 1 buah channel output. Bentuk fisik dari modul relay
1 channel yang digunakan pada penelitian ditunjukkan oleh Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Bentuk Fisik Modul Relay 1 Channel


Gambar 2.8 merupakan bentuk fisik dari modul relay 1 channel. Adapun
spesifikasi dari modul relay 1 channel disajikan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Spesifikasi Modul Relay 1 Channel
Parameter Spesifikasi
Jumlah channel 1 channel
Rentang tegangan kerja 5V-7,5 V
Indikator output Led merah dan hijau
Mendukung TTL logic
Fitur TTL interface dengan
mikrokontroler Arduino
Onboard optocoupler
Fitur optocoupler
isolation
Dilengkapi relay arus tinggi AC250V/10A, DC30V/10A
2.2.7 Motor DC
Motor DC merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk berbagai
hal seperti memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakkan kompresor,
mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Salah satu keuntungan utama motor DC
18

adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan


daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
1. Tegangan dinamo, meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan
2. Arus medan, menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Mekanisme kerja motor DC untuk seluruh jenis motor secara umum sama, yaitu
sebagai berikut:
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
2. Apabila kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran,
maka kedua sisi lingkaran, yaitu pada sudut kanan medan magnet akan
mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar untuk memutar kumparan
4. Motor-motor memiliki beberapa lingkaran pada dinamonya untuk
memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan emdan magnetnya
dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Motor DC memiliki banyak jenis, salah satunya yang akan digunakan pada
penelitian ini yaitu motor DC jenis pompa motor. Jenis pompa motor DC yang
digunakan pada penelitian adalah tipe pompa motor DC dengan merk “SAKAI”,
dengan bentuk fisik seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Motor DC Pump SAKAI


19

Gambar 2.9 merupakan pompa motor DC yang digunakan pada penelitian.


Adapun spesifikasi dari pompa motor DC SAKAI disajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Spesifikasi Motor DC Pump SAKAI
Parameter Spesifikasi
Tegangan kerja 12 VDC
Flow 4.0 Lpm
Konsumsi Arus 3,5A
Tekanan 0,6Mpa

Berdasarkan spesifikasi pompa motor DC SAKAI pada Tabel 2.7, maka


diperoleh informasi secara umum terkait standar teknikal penggunaan pompa motor
DC SAKAI tersebut.
2.2.8 Catu Daya
Catu daya atau sering disebut dengan power supply adalah suatu peralatan
listrik yang berperan menyediakan energi listrik dan mengolahnya pada perangkat
elektronika. Peran catu daya sangat dibutuhkan untuk komponen atau perangkat
elektronika yang memerlukan jenis tegangan khusus, seprti tegangan DC dan
kestabilan tegangan. Karena apabila tidak terpenuhi kondisi yang disebutkan, maka
perangkat elektronika tidak dapat bekerja secara maksimal. (Arga, 2020)
Prinsip kerja dari rangkaian catu daya dapat diketahui dengan memahami
fungsi dari setiap komponennya. Pada umumnya catu daya terdiri dari 4 komponen
utama yaitu transformator, dioda, kapasitor, dan IC regulator.
1. Transformator berfungsi mengubah tegangan listrik, jenis trafo yang
digunakan adalah jenis step down yang bertugas untuk menurunkan tegangan
listrik dari sumber listrik. Arus in/out dari sumber listrik yaitu 220 VAC
diturunkan oleh trafo menjadi arus AC dengan tegangan yang lebih kecil.
2. Dioda berperan untuk menyearahkan arus AC menjadi arus DC. Cara
kerjanya yaitu setengah gelombang arus AC diblok oleh dioda, sehingga akan
menghasilkan arus setengah gelombang DC.
3. Kapasiotr berperan untuk menyaring tegangan DC yang tidak stabil dari dioda
bridge . Sehingga sinyal arus yang keluar dari kapasitor rata dan stabil.
20

4. IC Regulator, berperan untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan yang


matang, stabil, dan siap didistribusikan oleh rangkaian elektronika.
2.2.9 Arduino IDE
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan
softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat populer
di seluruh dunia. Banyak pemula yang belajar mengenal robotika dan elektronika
lewat Arduino karena mudah dipelajari. Tapi tidak hanya pemula, para hobbyist atau
profesional pun ikut senang mengembangkan aplikasi elektronik menggunakan
Arduino. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan assembler yang relatif sulit,
tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka Arduino
(libraries). Arduino juga menyederhanakan proses bekerja dengan mikrokontroler,
sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan.
Software yang digunakan dalam pemrograman Arduino adalah Arduino IDE.
Arduino IDE (Integrated Development Environment), yaitu tools yang akan
digunakan pada semua proyek Arduino. Tools berfungsi untuk melakukan proses
compile, debugging, dan juga untuk upload program ke Arduino board. IDE Arduino
ini merupakan aplikasi yang mencakup editor, compiler dan uploader yang dapat
digunakan oleh semua seri modul keluarga Arduino, seperti Arduino Deumilanove,
Uno, Bluetooth, Mega. Kecuali ada beberapa tipe board produksi Arduino yang
memakai mikrokontroler di luar seri AVR, seperti mikroprosesor ARM. Editor sketch
pada IDE Arduino juga mendukung fungsi penomoran baris, syntax HIGH lighting
untuk pengecekan sintaksis kode sketch. Proses kompilasi IDE Arduino diawali
dengan proses pengecekan kesalahan sintaksis sketch, kemudian memanfaatkan
pustaka Processing dan avr-gcc sketch dikompilasi menjadi berkas objek, lalu berkas-
berkas objek digabungkan oleh pustaka Arduino menjadi berkas biner. Berkas biner
ini diunggah ke cip mikrokontroler via kabel USB, serial port DB9, atau Serial
Bluetooth.
21

Compiler Arduino IDE juga memanfaatkan pustaka open source AVRLibc


sebagai standar de-facto pustaka referensi dari fungsi register mikrokontroler AVR.
Pustaka AVRLibc ini sudah disertakan dalam satu paket program Arduino IDE.
Meskipun demikian, kita tidak perlu mendefinisikan directive #include dari pustaka
AVRLibc pada sketch karena otomatis compiler me-link pustaka AVRLibc tersebut.
Ukuran berkas biner HEX hasil ompilasi akan semakin besar jika kode sketch
semakin kompleks. Berkas biner memiliki ekstensi .hex beisi data intruksi program
yang bisa dipahami oleh mikrokontroler target. Selain itu, port parallel juga bisa
dipakai untuk mengunggah bootloader ke mikrokontroler. Meskipun demikian, cara
ini sudah jarang digunakan karena kini hampir tidak ada mainboard PC yang masih
menyediakan port paralel, dan pada notebook juga sudah tidak menyertakan port
paralel.

Gambar 2.10 Tampilan Arduino IDE


Berdasarkan Gambar 2.10 dapat dilihat terdapat beberapa tombol menu yang
mencakup tombol (file, edit, sketch, tool, dan help). Sedangkan untuk tombol
22

eksekusi terdapat tombol (verify, upload, new, open, save, dan tombol serial
monitor).
2.2.10 Internet of Things (IoT)
Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep dimana objek tertentu memiliki
kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya
interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.
Internet of Things sering disebut dengan singkatan IoT. Teknologi IoT ini telah
berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-
electromechanical system (MEMS), dan juga internet. Teknologi IoT juga kerap
diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Meski begitu, teknologi
IoT juga dapat mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, seperti teknologi
nirkabel hingga teknologi kode QR yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari. (Rachmadi, 2020)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alur Metode Penelitian
Alur metode penelitian merupakan urutan dari jalannya proses penelitian yang
dilakukan oleh penulis. Urutan jalannya proses penelitian akan disajikan dalam
bentuk gambar flowchart, sehingga akan memudahkan penulis dalam melakukan
setiap tahap dalam proses penelitian. Diagram alir dari metode penelitian ditunjukkan
oleh Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian

24
25

Gambar 3.1 merupakan diagram alir dari metode penelitian yang akan
digunakan sebagai acuan proses penelitian. Hal pertama yang dilakukan yaitu
melakukan studi literatur. Studi literatur merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
penulis dengan mencari referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Setelah dilakukan studi literatur, selanjutnya menentukan spesifikasi alat
dan bahan penelitian sesuai dengan hasil studi literatur yang dilakukan. Proses
berikutnya yaitu perancangan alat penelitian. Perancangan alat penelitian terdiri dari
dua jenis perancangan yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat
lunak. Setelah perancangan selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan proses
pengujian dan pengambilan data. Pengujian terdiri dari pengujian masing-masing
rangkaian, pengujian program, dan pengujian sistem secara terpadu/menyeluruh.
Masing-masing pengujian memiliki indikator pencapaiannya tersendiri, sehingga
diharapkan keluaran dari hasil pengujian akan diperoleh standarnya masing-masing.
Apabila proses pengujian berhasil maka akan dilakukan analisa hasil pengujian.
Namun apabila hasil dari proses pengujian belum sesuai dengan yang diharapkan,
maka akan dilakukan evaluasi pada tahap perancangan alat. Selanjutnya setelah hasil
pengujian di analisa, maka akan dibuatkan kesimpulan dari proses penelitian yang
telah dilakukan.
3.2 Studi Literatur
Studi literatur adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh penulis. Studi
literatur merupakan kegiatan mengkaji penelitian-penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Output dari studi
literatur ini diharapkan penulis mendapatkan referensi tentang proses tune up gurah
mesin. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh penulis dalam proses studi literatur
diuraikan sebagai berikut:
1. Mencari dan mempelajarai beberapa jurnal terkait yang telah terpubilkasi
2. Mencari informasi spesifikasi komponen yang akan digunakan pada alat
penelitian
3. Mempelajari informasi datasheet tentang rangkaian Wemos D1 Mini, sensor
HC-SR04, modul relay, motor DC pump SAKAI, dan LCD 16x2
26

4. Mempelajari tentang penggunaan software Arduino IDE.


3.3 Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat pendukung penelitian merupakan kebutuhan utama pada
proses penelitian. Tanpa adanya bahan dan alat pendukung penelitian, maka proses
perancangan dan implementasi sistem tidak akan dapat dilakukan. Adapun beberapa
bahan penelitian yang digunakan pada penelitian disajikan oleh Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Bahan Penelitian
No Bahan Gambar Kegunaan Jumlah
penelitian
1. Wemos D1
Mini Mikrokontroler utama
yang terhubung ke jaringan 1
internet sebagai pengendali
seluruh input dan output
rangkaian
2. Sensor HC – Sensor yang digunakan
SR04 untuk mendeteksi level 1
cairan karbon pada tabung
penampung cairan

3. LCD 16x2 Sebagai penampil menu 1


program yang digunakan
untuk mengatur beberapa
paramaeter saat proses
penyedotan berlangsung
4. I2C modul Digunakan untuk 1
PCF8574 menyederhanakan jumlah
pin output LCD
27

Tabel 3.1 Lanjutan


No Bahan Gambar Kegunaan Jumlah
penelitian
5. Button tag
switch Tombol pengatur menu
pada sistem 3

6. Adaptor 12 V Sumber tegangan catu daya 1


pada sistem

7. Step down Penurun tegangan adaptor, 1


LM2596 agar tegangan yang
dihasilkan dapat
didistribusikan ke seluruh
rangkaian pada sistema alat

8. Motor DC Penyedot cairan karbon 1


Pump SAKAI pada ruang pembakaran
mobil

Selain bahan penelitian, berikut ini penulis juga sertakan alat pendukung
penelitian yang akan digunakan selama proses penelitian dan disajikan pada tabel 3.2.
28

Tabel 3.2 Alat Pendukung Penelitian


No Tools Gambar Jumlah
1. Multimeter digital
1. 1

2. Multimeter analog
2. 1
3.
4.
5.

3. Solder listrik 1

4. Timah solder 10 meter

5. Tang kabel 1

3.4 Diagram Blok Sistem


Diagram blok sistem adalah bentuk gambaran dari sistem alat penelitian
secara keseluruhan yang ditampilkan dalam bentuk blok dengan arah panah yang
29

saling terkonfigurasi antara satu blok dengan blok lainnya. Diagram blok berfungsi
untuk menterjemahkan suatu sistem alat penelitian hanya dengan sebuah blok yang
saling terkonfigurasi satu sama lain. Diagram blok yang digunakan pada sistem alat
ditunjukkan oleh Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem


Gambar 3.2 adalah susunan diagram blok sistem dari alat penelitian. Pada
Gambar 3.2 dapat dilihat terdapat 5 buah blok utama yang terdiri dari catu daya,
proses, input, komunikasi interface, dan output. Masing-masing blok inti memiliki
sub-sub blok yang menjelaskan adanya suatu rangkaian pada blok tersebut. Blok
pertama yaitu blok catu daya yang terdiri dari AKI 12 VOLT dan blok step down
LM2596. Blok kedua merupakan blok proses yang berisikan blok Wemos D1 Mini
yang merupakan pusat kendali dari keseluruhan sistem. Selanjutnya untuk blok
ketiga, yaitu blok input terdapat blok sensor HC-SR04, button 1, button 2, dan button
3. Keempat blok ini merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai masukan dari
30

Wemos D1 Mini. Blok keempat, yaitu blok komunikasi interface yang berisikan
smartphone Android. Smartphone Android pada penelitian ini akan saling bertukar
data informasi dengan Wemos D1 Mini melalui jaringan internet untuk menampilkan
hasil monitoring level cairan karbon pada tabung penampung. Blok kelima, yaitu blok
output yang berisikan rangkaian modul I2C PCF 8574 yang digunakan untuk
mengurangi jumlah pin I/O LCD 16x2 dengan menggunakan komunikasi I2C. Selain
itu juga terdapat modul relay 1 channel yang berfungsi untuk mengendalikan motor
dc pump sesuai keinginan.
3.5 Perancangan Skematik Rangkaian Alat Secara Keseluruhan
Bagian ini akan membahas tentang perancangan skematik alat secara
keseluruhan. Pembuatan skematik rangkaian alat secara keseluruhan merujuk pada
susunan diagram blok. Pada skematik rangkaian alat secara keseluruhan ini,
konfigurasi wiring akan lebih detail seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Skematik Alat Secara Keseluruhan


Gambar 3.3 merupakan desain skematik rangkaian alat secara keseluruhan.
Dari skematik rangkaian yang ditunjukkan oleh Gambar 3.3 dapat dilihat secara detail
31

konfigurasi wiring antar setiap rangkaian. Adapun cara kerja dari skematik alat pada
Gambar 3.3 dijelaskan sebagai berikut. Sistem alat di supply dengan menggunakan
catu daya aki 12 volt. Tegangan keluaran dari adaptor akan masuk ke dalam
rangkaian step down LM2596. Rangkaian step down LM2596 berfungsi menurunkan
tegangan dari 12 volt menjadi 5 volt yang dapat di atur dengan menggunakan
potensiometer pada modul step down LM2596. Tegangan yang dihasilkan oleh
rangkaian step down LM2596 akan didistribusikan ke rangkaian Wemos D1 Mini
melalui pin 5V dan GND. Setelah Wemos D1 Mini mendapatkan supply tegangan
dari adaptor yang telah diturunkan melalui step down LM2596, maka seluruh
rangkaian input dan output akan aktif. Pada bagian input terdapat sensor ultrasonik
flow meter, yang terhubung dengan pin D5. Selanjutnya juga terdapat 3 buah tombol
menu yang terhubung ke pin GPIO D3, D4, dan D7. Pada bagian output terdapat
modul relay 1 channel yang digunakan untuk mengendalikan motor dc pump. Pin
masukan sinyal modul relay terhubung ke pin GPIO D5. Output dari modul relay ini
terhubung ke aki 12 volt kedua yang berfungsi untuk memberikan catu daya tegangan
ke motor dc pump. Pin input adaptor 12 volt kedua tersebutlah yang akan di
kendalikan secara otomatis oleh modul relay melalui pin NO dan COM.
3.6 Diagram Alir Kerja Alat
Bagian ini akan membahas tentang diagram alir kerja dari sistem alat
penelitian. Diagram alir merupakan alur jalannya program alat dari dimulai hingga
alat selesai digunakan. Pembuatan diagram alir merupakan salah cara yang dilakukan
oleh penulis sebelum melakukan proses pemrograman. Hal ini bertujuan agar
program yang dibuat lebih terarah. Adapun diagram alir yang digunakan pada
penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 3.4.
32

Gambar 3.4 Diagram Alir Sistem Kerja Alat


33

Gambar 3.4 merupakan diagram alir dari sistem kerja alat yang akan
diimplementasikan melalui program yang dibuat pada Arduino IDE. Perintah pertama
yang dijalankan oleh mikrokontroler saat alat telah mulai aktif yaitu melakukan
pendeklarasian global variabel dan pendefinisian pin input dan output. Selanjutnya
mikrokontroler akan menjalankan perintah yang berada pada fungsi void setup yaitu
melakukan proses inisialisasi input/output. Setelah melakukan inisialisasi I/O,
mikrokontroler akan melakukan proses menghubungkan ke jaringan wifi internet
yang digunakan. Apabila perangkat wemos berhasil terhubung ke jaringan internet,
maka aplikasi BLYNK akan menampilkan tampilan GUI yang telah didesain.
Bersamaan dengan aktifnya aplikasi BLYNK, maka program mikrokontroler akan
masuk ke fungsi menu program. Pada fungsi menu ini terdapat beberapa proses
pengaturan untuk mengatur cara kerja alat dengan menekan tiga buah tombol push
button yang memiliki fungsi masing-masing. Setelah dilakukan proses pengaturan,
maka data pengaturan akan disimpan di memori internal mikrokontroler. Perintah
berikutnya yaitu proses penekanan tombol start untuk memulai proses penyedotan
cairan karbon. Saat tombol start telah ditekan, maka relay aktif dan motor DC pump
juga akan aktif untuk melakukan proses penyedotan cairan karbon pada area mesin
mobil. Saat proses penyedotan berlangsung sensor ultrasonik melakukan pengolahan ,
dengan membaca ketinggian level cairan karbon pada tempat penampung cairan.
Apabila terjadi kondisi, level cairan karbon melebihi batas limit ketinggian yang telah
ditentukan pada tempat penampung, maka relay akan mengeluarkan output OFF dan
motor DC pump akan berhenti menyedot dengan diiringi adanya notifikasi pada
aplikasi BLYNK.

3.7 Perancangan Desain Alat


Perancangan desain alat merupakan rancangan gambar 3D yang digunakan
sebagai acuan pembuatan desain alat dimulai dari desain box dan desain tabung
penampung cairan karbon. Desain alat yuang telah dibuat oleh penulis ditunjukkan
oleh Gambar 3.4.
34

Gambar 3.4 Desain Mekanik Alat


Gambar 3.4 merupakan desain mekanik alat yang nanti akan direalisasikan
dalam bentuk jadi. Pada area box rangkaian elektrnonik terdapat LCD 16x2 yang
menempel disisi luar body box dan dibawahnya juga terdapat tiga buah tombol push
button yang digunakan untuk proses pengaturan pada fungsi menu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan penyajian hasil dari pengujian yang telah dilakukan pada
saat proses penelitian. Selain hasil pengujian, dalam bab ini juga disajikan
pembahasan dari hasil pengujian yang telah dilakukan. Proses pengujian terbagi ke
dalam tiga kategori pengujian diantaranya pengujian secara rangkaian, pengujian
secara program pada rangkaian yang terprogram, dan pengujian sistem secara
terpadu.
4.1 Pengujian Secara Rangkaian
Pengujian rangkaian merupakan bagian dari pengujian hasil dari perancangan
skematik rangkaian. Pengujian ini bertujuan untuk menguji kinerja rangkaian dengan
parameter tegangan masuk dan keluar. Adapun pengujian dilakukan pada setiap
rangkaian yang berada pada sistem seperti tegangan keluaran step down, tegangan
masuk pada wemos, tegangan masuk pada sensor flow, tegangan masuk pada modul
relay, dan tegangan masuk pada rangkaian LCD. Proses pengujian diuraikan sebagai
berikut:
4.1.1. Pengujian Rangkaian Step down
Rangkaian step down adalah rangkaian yang pertama kali menerima sumber
tegangan dari aki. Pada sistem yang dibuat ini, catu daya utamanya adalah
menggunakan aki 12 volt. Pengujian dilakukan untuk menguji keluaran tegangan dari
rangkaian step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan ke seluruh
rangkaian pada sistem termasuk wemos, modul relay, dan LCD. Proses pengukuran
tegangan ditunjukkan oleh Gambar 4.1 sebagai berikut.

36
37

Gambar 4.1 Pengujian Rangkaian Step down


Gambar 4.1 merupakan mekanisme dari pengujian rangkaian step down.
Proses pengukuran tegangan dilakukan dengan meneggunakan multimeter digital.
Adapun hasil pengujian yang telah dilakukan direpresentasikan pada Tabel 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Step down
Hasil
No Subjek Pengujian Pengujian
(volt)
1 5,00
2 5,00
Pengukuran tegangan
3 4,99
output step down
4 4,98
5 5,00

Pembahasan:
Dari hasil pengujian yang tersaji pada Tabel 4.1, maka diperoleh hasil
keluaran tegangan dengan rata-rata tegangan sebagai berikut:

Rata−rataVout Step down=


∑ Hasil Pengujian
Jumlah data uji
5+5+ 4,99+ 4,98+5
Rata−rataVout Step down=
5
24,97
Rata−rataVout Step down=
5
Rata−rataVout Step down=¿ 4,99 volt
Dari hasil perhitungan rata-rata tegangan keluaran step down, maka diperoleh
rata-rata tegangan sebesar 4,99 volt. Tegangan ini yang nantinya akan digunakan
38

sebagai pembanding untuk mencari persentase error pada tegangan yang diterima
oleh rangkaian wemos dan input/outputnya. Tegangan diatas diperoleh dari proses
penurunan tegangan yang dikerjakan oleh IC LM2596.

Gambar 4.2 Skematik Rangkaian Step down LM2596


Gambar 4.2, merupakan skematik rangkaian step down LM2596 yang
digunakan pada sistem alat. Variabel resistor (RV1) digunakan untuk mengatur
tegangan keluar dari IC LM2596 dengan membandingkan nilai antara pin feedback
dan pin output IC LM2596 hingga diperoleh tegangan ± 5 volt.

4.1.2 Pengujian Rangkaian Wemos dan Input/Output pada Sistem


Pengujian ini merupakan pengujian yang dilakukan guna menguji tegangan
masukan pada masing-masing rangkaian seperti wemos, sensor flow, modul relay,
dan LCD 16x2. Proses pengujian rangkaian secara keseluruhan ditunjukkan oleh
Gambar 4.3 sebagai berikut.
39

Gambar 4.3 Proses Pengukuran Tegangan Secara Keseluruhan


Gambar 4.3, merupakan proses pengukuran tegangan masukan pada rangkaian
wemos d1 mini dan input/output. Hasil dari pengujian yang telah dilakukan
direpresentasikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tegangan Rangkaian Secara Keseluruhan
Hasil Uji Hasil Uji
Subjek Hasil Uji Hasil Uji
No Sensor Flow Modul Relay
Pengujian Wemos (volt) LCD (volt)
(volt) (volt)
1 4,99 4,96 4,99 4,97
Pengukuran
2 4,99 4,97 4,98 4,97
tegangan
3 4,99 4,97 4,98 4,97
wemos dan
4 input/output 4,98 4,96 4,98 4,96
5 4,98 4,98 4,99 4,98

Pembahasan:
Tabel 4.2, merupakan hasil pengujian pada masing-masing rangkaian yang
telah dilakukan sebanyak 5 kali pengujian. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan
akan dilakukan perhitungan persentase error hasil pengukuran masing-masing
tegangan dengan tegangan pembanding menggunakan tegangan keluaran dari modul
step down LM2596. Adapun nilai rata-rata tegangan dari rangkaian step down adalah
4,99 volt. Proses perhitungan dijabarkan sebagai berikut:
1. Proses perhitungan persentase error tegangan masukan wemos :
40

Nilai perkiraan−Nilai eksak


Persentase error=¿ ∨× 100 %
Nilai eksak
4,99−4,99
 Persentase error 1=¿ ∨×100 %
4,99
Persentase error 1=0 %
4,99−4,99
 Persentase error 2=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 2=0 %
4,99−4,99
 Persentase error 3=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 3=0 %
4,98−4,99
 Persentase error 4=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 4=0,20 %
4,98−4,99
 Persentase error 5=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 5=0,20 %

2. Proses perhitungan persentase error tegangan masukan sensor flow:


Nilai perkiraan−Nilai eksak
Persentase error=¿ ∨× 100 %
Nilai eksak
4,96−4,99
 Persentase error 1=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 1=0,6 %
4,97−4,99
 Persentase error 2=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 2=0,4 %
4,97−4,99
 Persentase error 3=¿ ∨×100 %
4,99
Persentase error 3=0,4 %
4,96−4,99
 Persentase error 4=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 4=0,6 %
41

4,98−4,99
 Persentase error 5=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 5=0,2%

3. Proses perhitungan persentase error tegangan masukan modul relay:


Nilai perkiraan−Nilai eksak
Persentase error=¿ ∨× 100 %
Nilai eksak
4,99−4,99
 Persentase error 1=¿ ∨×100 %
4,99
Persentase error 1=0 %
4,98−4,99
 Persentase error 2=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 2=0,2 %
4,98−4,99
 Persentase error 3=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 3=0,2%
4,98−4,99
 Persentase error 4=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 4=0,2 %
4,99−4,99
 Persentase error 5=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 5=0 %
4. Proses perhitungan persentase error tegangan masukan LCD 16x2:
Nilai perkiraan−Nilai eksak
Persentase error=¿ ∨× 100 %
Nilai eksak
4,97−4,99
 Persentase error 1=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 1=0,4 %
4,97−4,99
 Persentase error 2=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 2=0,4 %
4,97−4,99
 Persentase error 3=¿ ∨×100 %
4,99
42

Persentase error 3=0,4 %


4,96−4,99
 Persentase error 4=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 4=0,6 %
4,98−4,99
 Persentase error 5=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 5=0,2%
Dari hasil perhitungan persentase error pada hasil pengujian rangkaian
wemos dan input/output maka diperoleh rangkuman data yang direpresentasikan pada
Tabel 4.3 hingga Tabel 4.6.
Tabel 4.3 Persentase Error Tegangan Masukan Wemos D1 Mini
Rata-Rata
Hasil Uji (%)
No Output Step Selisih
Wemos (volt) Error
down (volt)
1 4,99 4,99 0,00 0,00%
2 4,99 4,99 0,00 0,00%
3 4,99 4,99 0,00 0,00%
4 4,99 4,98 0,01 0,20%
5 4,99 4,98 0,01 0,20%
Rata-Rata Error 0,08%

Tabel 4.4 Persentase Error Tegangan Masukan Sensor Flow


Rata-Rata Hasil Uji
(%)
No Output Step Sensor Flow Selisih
Error
down (volt) (volt)
1 4,99 4,96 0,03 0,60%
2 4,99 4,97 0,02 0,40%
3 4,99 4,97 0,02 0,40%
4 4,99 4,96 0,03 0,60%
5 4,99 4,98 0,01 0,20%
Rata-Rata Error 0,44%

Tabel 4.5 Persentase Error Tegangan Masukan Modul Relay


Rata-Rata Hasil Uji
(%)
No Output Step Modul Relay Selisih
Error
down (volt) (volt)
1 4,99 4,99 0,00 0,00%
2 4,99 4,98 0,01 0,20%
3 4,99 4,98 0,01 0,20%
43

4 4,99 4,98 0,01 0,20%


5 4,99 4,99 0 0,00%
Rata-Rata Error 0,12%

Tabel 4.6 Persentase Error Tegangan Masukan LCD 16x2


Rata-Rata
Hasil Uji LCD (%)
No Output Step Selisih
(volt) Error
down (volt)
1 4,99 4,97 0,02 0,40%
2 4,99 4,97 0,02 0,40%
3 4,99 4,97 0,02 0,40%
4 4,99 4,96 0,03 0,60%
5 4,99 4,98 0,01 0,20%
Rata-Rata Error 0,40%

Berdasarkan sajian hasil perhitungan persentase error pada Tabel 4.3 hingga
Tabel 4.6, maka nilai rata-rata persentase error pada setiap pengujian diuraikan
sebagai berikut:
- Rata persentase error tegangan masukan wemos d1 mini sebesar 0,08 %
- Rata persentase error tegangan masukan sensor flow sebesar 0,44%
- Rata persentase error tegangan masukan modul relay sebesar 0,12%
- Rata persentase error tegangan masukan rangkain LCD 16x2 sebesar 0,4%

4.2 Pengujian Program pada Setiap Rangkaian Terpogram


Pengujian ini merupakan pengujian yang dilakukan guna menguji fungsi
rangkaian berdasarkan program yang diperintahkan pada masing-masing rangkaian.
Pengujian program dilakukan pada rangkaia wemos, rangkaian sensor flow, rangkaian
modul relay, dan rangkaian LCD.
44

4.2.1 Pengujian Program pada Rangkaian Wemos D1 Mini


Pengujian program yang pertama pada penelitian ini adalah pengujian
program pada rangkaian wemos d1 mini. Berdasarkan tujuan dari pemilihan
mikrokontroler wemos d1 mini, yang mana mikrokontroler ini dipilih agar dapat
menghubungkan ke jaringan internet secara langsung tanpa menggunakan tambahan
modul rangkaian Wifi eksternal. Sehingga pengujian dilakukan untuk menguji
kemampuan wemos d1 mini dalam menjalankan perintah untuk terhubung jaringan
Wifi.
Bahan pengujian yang digunakan pada penelitian ini berupa sketch program
yang direpresentasikan pada Program 4.1, sebagai berikut:
#include <ESP8266Wifi.h>
char ssid[] = "Wifi_David";
char pass[] = "1234567890";
WifiClient client;
void setup() {
Serial.begin(9600);
Wifi.begin(ssid, pass);
while ( Wifi.status() != WL_CONNECTED ) {
delay( 500 );
Serial.println("Connecting..");}
Serial.print("Detected IP Address: ");
Serial.print(" ");
Serial.println(Wifi.localIP());
Serial.print("Connected to SSID:");
Serial.println("Wifi_David");}
void loop() {}

Program 4.1 Program Pengujian Wemos D1 Mini


Program 4.1 merupakan sketch program yang digunakan pada pengujian
rangkaian mikrokontroler wemos d1 mini. Tujuan dari pengujian ini yaitu wemos d1
mini dapat terhubung dengan jaringan Wifi yang digunakan sebagai sumber jaringan.
Hasil dari pengujian ditampilkan pada layar serial monitor seperti yang ditunjukkan
oleh Gambar 4.4.
45

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Program Wemos D1 Mini dengan Tampilan Serial
Monitor
Pembahasan:
Setelah dilakukan pengujian menghubungkan wemos ke jaringan internet,
maka telah diperoleh hasil dimana wemos dapat terhubung dengan SSID Wi_Fi
David. Adapun penjelasan dari sketch program 4.1, dijelaskan sebagai berikut:
1. #include <ESP8266Wifi.h> -> Penyertaan pustaka ESP8266 Wifi
2. char ssid[] = "Wifi_David"; -> Pendeklarasian variabel untuk ss
id Wifi
3. char pass[] = "1234567890"; -> Pendeklarasian variabel untuk pa
ssword Wifi
4. WifiClient client; -> Pendeklarasian variabel objek library WifiCli
ent dengan nama variabel client
5. void setup() { -> Fungsi yang berisi inisialisasi pada program
6. Serial.begin(9600); -> Perintah yang digunakan untuk memulai kom
unikasi serial dengan alamat baudrate 9600 bps
7. Wifi.begin(ssid, pass); -> Perintah inisialisasi Wifi dengan mema
sukkan variabel ssid dan password yang digunakan
8. while ( Wifi.status() != WL_CONNECTED ) { -> Perintah unt
uk menghubungkan ke jaringan Wifi, dengan kondisi jika fungsi bawaan librar
y Wifi.status() tidak sama dengan WL_Connected
46

9. delay( 500 ); -> Perintah untuk memberikan jeda program selama 500
ms pada mikrokontroler
10. Serial.println("Connecting.."); } -> Menampilkan tulisan be
rupa pesan “”Connecting..” pada layar serial monitor Arduino IDE
11. Serial.print("Detected IP Address: "); -> Menampilkan tul
isan “Detected IP Address “ pada layar serial monitor Arduino IDE
12. Serial.print(" "); -> Perintah untuk membersihkan tulisan pada lay
ar serial monitor
13. Serial.println(Wifi.localIP());-> Menampilkan alamat IP pera
ngkat
14. Serial.print("Connected to SSID:"); -> Menampilkan tulisan
“Connected to SSID: “
15. Serial.println(ssid); -> Menampilkan nama ssid Wifi
Dari penjelasan program yang digunakan pada pengujian ini, maka dapat dipe
roleh informasi terkait poin utama untuk menghubungkan Wemos ke jaringan Wifi ad
alah sebagai berikut:
1. Menyertakan library esp8266Wifi
2. Mendeklarasikan ssid dan password Wifi
3. Melakukan inisialisasi ssid dan password Wifi
4. Melakukan proses menghubungkan ke jaringan internet
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh rangkuman hasil y
ang disajikan dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Pengujian Program pada Wemos


Realisasi yang
No Subjek pengujian diharapkan/indikator Hasil Pengujian Kesimpulan
pencapaian
Melakukan pengujian Wemos dapat terhubung Wemos d1 mini berhasil
wemos d1 mini dengan ke jaringan Wifi dengan terhubung dengan
[√] Berhasil
1 program untuk output hasil yang jaringan Wifi yang
[] Gagal
menghubungkan ke ditampilkan pada serial memiliki identitas alamat
jaringan Wifi monitor IDE SSID: Wifi_David
47

4.2.2 Pengujian Program pada Rangkaian Sensor Flow meter


Pengujian program yang kedua yaitu melakukan uji coba program pada rangk
ai sensor flow. Sensor flow meter digunakan untuk mengukur cairan yang ditampung
oleh tabung cairan. Proses pengujian dilakukan dengan melewatkan cairan air pada se
nsor flow dengan wadah berubah gelas ukur untuk mengukur akurasi deteksi dari sens
or flow meter. Sketch program yang digunakan pada pengujian ini disajikan oleh Prog
ram 4.2 sebagai berikut:
int pinflow = D5;

unsigned long counter;


unsigned int ml;

ICACHE_RAM_ATTR void ISRext(){


counter++;
}

void setup() {
// put your setup code here, to run once:
Serial.begin(9600);
pinMode(pinflow,INPUT);
attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(pinflow), ISRext, FALLING);
}

void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
ml = (float)counter / 5.12;
Serial.print("Cairan:");
Serial.print(ml);
Serial.println("ml");}
Program 4.2 Program Pengujian Sensor Flow Meter
Sketch program 4.2, merupakan program yang digunakan pada saat proses
pengujian program sensor flow meter. Pengujian ini dilakukan guna menguji
kemampuan sensor flow meter dalam mendeteksi jumlah cairan yang melewati
48

ssensor dengan menggunakan wadah berupa gelas ukur. Hasil pengujian tersaji pada
tampilan layar serial monitor seperti pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Tampilan Serial Monitor Hasil Pengujian Sensor Flow


Pembahasan:
Gambar 4.5 merupakan tampilan serial monitor hasil dari uji coba sensor flow
meter. Pada tampilan serial monitor nilai cairan yang terbaca yaitu mencapai 49,8 ml.
Adapun untuk penjelasan sketch program yang digunakan pada pengujian ini
dijelaskan sebagai berikut:
1. int pinflow = D5; -> Pengalamatan pin sensor flow pada pin D5 wemos
d1 mini
2. unsigned long counter; -> Pendeklarasian variabel counter dengan meng
gunakan tipe data unsigned long
3. unsigned int ml; -> Pendeklarasian variabel ml dengan menggunakan tipe
data unsigned int
4. ICACHE_RAM_ATTR void ISRext(){-> Fungsi untuk menjalankan counter int
errupt pada esp8266
49

5. counter++;} -> Kondisi increment pada variabel counter dalam fungsi count
er interrupt
6. void setup() { -> Fungsi inisialisasi pada mikrokontroler
7. Serial.begin(9600); -> Memulai komunikasi serial dengan baudrate 9600
bps
8. pinMode(pinflow,INPUT); -> Mengatur pin sensor flow sebagai input
9. attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(pinflow), ISRext, FALLIN
G);} -> Mengatur jenis counter interrupt untuk pin flow dengan jenis Falling
edge
10. void loop() { -> Fungsi utama pada program
11. ml = (float)counter / 5.12; -> Rumus untuk memperoleh mililiter ya
itu variabel counter dengan pemberian tipe data float (sebagai pecahan) di bag
i 5,12
12. Serial.print("Cairan:"); -> Perintah menampilkan teks “Cairan:” pad
a serial monitor IDE
13. Serial.print(ml); -> Menampilkan hasil perhitungan variabel “ml” pada s
erial monitor
14. Serial.println("ml");} -> Menampilkan teks dengan tulisan “ml” pada s
erial monitor.
Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan program 4.2, diperoleh has
il aktual pada gelas ukur, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Cairan Pada Gelas Ukur


50

Pada Gambar 4.6, terlihat cairan yang berada pada gelas ukur terukur 50ml. S
edangkan untuk hasil pembacaan sensor flow meter terbaca 48,8 ml. Dari nilai yang t
erbaca oleh sensor, maka diperoleh persentase error hasil pembacaan sensor flow seb
agai berikut:
Nilai perkiraan−Nilai eksak
Persentase error=¿ ∨× 100 %
Nilai eksak

Persentase error sensor flow = |49,8−50


50 |
×100 %

Persentase error sensor flow =0,2 %


Dari hasil perhitungan persentase error sensor flow yang telah dilakukan,
maka diperoleh nilai persentase error sebesar 0,2%. Adapun rangkuman hasil
pengujian program pada rangkaian sensor flow disajikan pada Tabel 4.8 sebagai
berikut:
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Pengujian Program pada Sensor Flow
Realisasi yang
No Subjek pengujian diharapkan/indikator Hasil Pengujian Kesimpulan
pencapaian
Sensor flow dapat
Sensor flow dapat
membaca banyak cairan
membaca cairan yang
Melakukan pengujian yang melewati sensor
melewati sensor dengan
sensor flow untuk dengan satuan mililiter
hasil yang ditampilkan [√] Berhasil
1 mengukur banyak (ml) serta
pada layar serial monitor [] Gagal
cairan yang melewati membandingkan dengan
48,8 ml dan memiliki
sensor banyak cairan pada gelas
nilai persentase error
ukur untuk memperoleh
sebesar 3,00%
persentase error

4.2.3 Pengujian Program Modul Relay Untuk Mengendalikan Motor DC Pump


Pengujian program ketiga adalah pengujian program untuk mengendalikan
motor dc pump dengan menggunakan modul relay. Pada penelitian ini motor dc pump
digunakan untuk menyedot kotoran/kerak yang berada di dalam lubang piston mobil.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan sketch program berikut:
51

int pinrelay = D6;


int pinstop = D7;
int pinstart = D3;

void setup() {
// put your setup code here, to run once:
Serial.begin(9600);
pinMode(pinrelay,OUTPUT);
}

void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:

if(digitalRead(pinstart)==0) {
digitalWrite(pinrelay, 1);
Serial.println("BUTTUN START ON PUSH");
Serial.println("MOTOR DC MINI PUMP ON!!!");
}
if(digitalRead(pinstop)==0) {
digitalWrite(pinrelay, 0);
Serial.println("BUTTUN STOP ON PUSH");
Serial.println("MOTOR DC MINI PUMP OFF!!!");
}}
Program 4.3 Program Pengujian Modul Relay
Sketch program 4.3, merupakan program yang digunakan pada saat proses
pengujian program pada rangkaian modul relay. Pengujian ini dilakukan guna
menguji kemampuan modul relay untuk mengendalikan motor dc mini pump. Hasil
dari pengujian program modul relay ditunjukkan oleh Gambar 4.7.
52

Gambar 4.7 Serial Monitor Kondisi Motor DC Mini Pump ON

Gambar 4.8 Serial Monitor Kondisi Motor DC Mini Pump OFF


Gambar 4.7 merupakan tampilan serial monitor saat kondisi modul relay
closed sehingga motor dc mini pump menyala. Sedangkan Gambar 4.8 adalah
tampilan serial monitor saat kondisi modul relay open sehingga motor dc mini pump
mati. Untuk penjelasan listing program yang digunakan sebagai bahan pengujian
dijelaskan sebagai berikut:
1. int pinrelay = D6; // Pendeklarasian variabel pinrelay pada pin D6
2. int pinstop = D7; // Pendeklarasian variabel pinstop pada pin D7
3. int pinstart = D3; // Pendeklarasian variabel pinstart pada pin D3
4. void setup() { // Fungsi inisialisasi
5. Serial.begin(9600); // Memulai komunikasi serial dengan kecepatan
9600 bps
6. pinMode(pinrelay,OUTPUT); // Mengatur mode pin relay sebagai output
7. }
53

8. void loop() { // Fungsi utama pada program yang dijalankan secara terus
menerus
9. if(digitalRead(pinstart)==0) { // Kondisi jika pin start ditekan
10. digitalWrite(pinrelay, 1); // Perintah memberikan logic 1 pada output
digital pin relay
11. Serial.println("BUTTUN START ON PUSH"); // Menampilkan teks
“BUTTON START ON PUSH” pada serial monitor IDE
12. Serial.println("MOTOR DC MINI PUMP ON!!!"); // Menampilkan teks
“MOTOR DC MINI PUMP ON” pada serial monitor IDE
13. }
14. if(digitalRead(pinstop)==0) { //Kondisi jika pin stop ditekan
15. digitalWrite(pinrelay, 0); // Perintah memberikan logic 0 pada output
digital pin relay
16. Serial.println("BUTTUN STOP ON PUSH"); // Menampilkan teks
“BUTTON STOP ON PUSH” pada serial monitor IDE
17. Serial.println("MOTOR DC MINI PUMP OFF!!!"); // Menampilkan teks
“MOTOR DC MINI PUMP OFF” pada serial monitor IDE
Berdasarkan penjelasan program yang telah dijelaskan, maka motor dc mini
pump akan aktif ketika tombol start ditekan dan motor dc mini pump akan mati ketika
tombol stop ditekan. Dari hasil pengujian yang diperoleh, maka modul relay dapat
berfungsi dengan baik. Adapun rangkuman hasil pengujian program modul relay,
dirangkum pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Program pada Modul Relay
Realisasi yang
No Subjek pengujian diharapkan/indikator Hasil Pengujian Kesimpulan
pencapaian
Motor dc mini pump
Melakukan pengujian
Modul relay dapat berhasil menyala saat
modul relay untuk
menghidupkan dan tombol start ditekan dan [√] Berhasil
1 mengendalikan motor
mematikan motor dc mini motor dc mini pump akan [] Gagal
dc mini pump melalui
pump mati saat tombol stop
input push button
ditekan
54

4.2.4 Pengujian Program pada Rangkaian LCD 16x2


Pengujian program keempat adalah pengujian program untuk menguji kinerja
LCD 16x2 dalam menampilkan pesan berupa teks yang diperintahkan dari Arduino
IDE. LCD 16x2 pada penelitian ini digunakan sebagai penampil jumlah cairan yang
berhasil disedot oleh alat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sketch program
berikut:
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C LCD(0x3F,16,2);
void setup()
{
LCD.init();
LCD.init();
LCD.backlight();
LCD.setCursor(0,0);
LCD.print(" LCD IS READY ");
LCD.setCursor(0,1);
LCD.print("---------------");
}
void loop()
{
}
Program 4.4 Program Pengujian Rangkaian LCD 16x2
Program 4.4 merupakan program yang digunakan untuk menguji rangkaian
LCD 16x2. Pengujian dilakukan untuk menguji kemampuan LCD 16x2 dalam
menampilkan pesan sesuai dengan teks yang diperintah melalui perintah LCD.print
LCD 16x2. Untuk hasil pengujian yang telah dilakukan ditunjukkan oleh Gambar 4.9
sebagai berikut.
55

Gambar 4.9 Hasil Pengujian LCD 16x2


Dari hasil pengujian yang ditunjukkan oleh Gambar 4.9, maka tampak LCD
menampilkan teks berupa tulisan “LCD IS READY”. Adapun untuk penjelasan
sketch program yang digunakan pada pengujian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. #include <Wire.h> // Penyertaan pustaka wire.h untuk menggunakan
komunikasi I2C pada mikrokontroler
2. #include <LiquidCrystal_I2C.h> // Penyertaan pustaka LCD_I2C untuk
menggunakan perangkat LCD yang terhubung dengan modul I2C
3. LiquidCrystal_I2C LCD(0x27,16,2); // Pendeklarasian variabel objek
library LiquidCrytal_I2C dengan menggunakan variabel LCD yang berisi
alamt I2C dan jenis karakter LCD yang digunakan
4. void setup() // Fungsi inisialisasi
5. {
6. LCD.init(); // Memulai inisialisasi LCD ke-1
7. LCD.init();// Memulai inisialisasi LCD ke-2
8. LCD.backlight(); // Mengaktifkan lampu latar pada LCD 16x2
9. LCD.setCursor(0,0); // Perintah untuk meletakkan kursor LCD pada
kolom ke-0 dan baris ke-0
10. LCD.print(" LCD IS READY "); // Menampilktan tulisan LCD IS
READY pada LCD 16x2
11. LCD.setCursor(0,1); // Perintah untuk meletakkan kursor LCD pada
kolom ke-0 dan baris ke-1
12. LCD.print("---------------"); // Menampilkan tulisan berupa karakter
“---------------”
13. }
56

Setelah penjelasan program yang digunakan sebagai bahan pengujian


rangkaian LCD 16x2, maka hasil pengujian LCD 16x2 telah sesuai dengan hasil
penjelasan, dimana output indikator pencapaian dari pengujian ini yaitu LCD 16x2
yang menampilkan tulisan “LCD IS READY” pada kolom ke-0 dan baris ke-0.
Adapun rangkuman hasil pengujian disajikan pada Tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Program LCD 16x2
Realisasi yang
No Subjek pengujian diharapkan/indikator Hasil Pengujian Kesimpulan
pencapaian
LCD 16x2 menampilkan
tulisan “LCD IS
LCD 16x2 dapat
READY” pada kolom ke-
Melakukan pengujian menampilkan tulisan [√] Berhasil
1 0 dan baris ke-0 dan
program LCD 16x2 sesuai dengan perintah [] Gagal
menampilkan karakter
pada program 4.4
“-------------” pada kolom
ke-0 dan baris ke-1

4.3 Pengujian Sistem Alat


Setelah melalui dua tahap pengujian yaitu pengujian secara rangkaian dan
pengujian program pada masing-masing rangkain dan telah diperoleh hasil yang
sesuai dengan indikator pencapaian. Pada pengujian kali ini akan dilakukan pengujian
sistem alat secara fungsi dari alat yang dibuat. Seperti yang telah diuraikan pada poin
tujuan penelitian, bahwasanya penelitian ini memiliki tujuan antara lain:
1. Mengetahui cara pembuatan alat penyedot cairan carbon cleaner berbasis
mikrokontroler dan tanpa menggunakan kompresor.
2. Dapat memonitoring cairan carbon pada tabung penampung saat proses
penyedotan sedang berlangsung.
3. Dapat membuat penyedot cairan carbon, yang dapat bekerja berhenti
menyedot secara otomatis apabila level cairan carbon pada penampung telah
penuh.
Dari tujuan penelitian diatas, maka proses pengujian sistem ini akan merujuk
pada tujuan penelitian yang telah dijelaskan.
57

4.3.1 Pengujian Proses Penyedot Cairan Karbon


Pada pengujian ini akan dilakukan uji coba proses penyedotan cairan karbon
pada lubang piston mobil. Untuk jenis mobil yang digunakan pada pengujian adalah
mobil Toyota Ayla. Adapun proses pengujian yang dilakukan diurutkan seperti
berikut:
1. Proses pembukaan lubang piston di area mesin bagasi depan mobil

Gambar 4.10 Pembukaan Lubang Piston


2. Pemberian cairan penghancur kerak karbon pada dinding dalam mesin

Gambar 4.11 Pemberian Cairan Penghancur Kerak Karbon


3. Persiapan peletakan alat pada area mesin depan mobil
58

Gambar 4.12 Peletakan alat pada area mesin depan mobil


4. Proses penyedotan cairan karbon

Gambar 4.13 Penyedotan Cairan Karbon


5. Tampilan alat saat proses penyedotan sedang berlangsung

Gambar 4.14 Tampilan Alat Saat Proses Penyedotan Berlangsung


59

6. Cairan karbon yang berhasil disedot oleh alat, ditunjukkan berupa tabung
botol yang telah berisi cairan karbon

Gambar 4.15 Hasil Penyodotan Cairan Karbon


7. Tampilan aplikasi BLYNK saat selesai proses penyedotan cairan karbon

Gambar 4.16 Tampilan Aplikasi BLYNK


Setelah dilakuan proses pengujian dengan urutan yang ditunjukkan oleh poin
nomor 1 hingga 7, maka alat telah berhasil melakukan proses gurah mesin secara
otomatis. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan jumlah cairan karbon yang
berhasil disedot oleh alat yaitu sebanyak 193 ml.
60

Sistem monitoring yang dilakukan pada alat ini, menggunakan teknologi


jaringan Wifi yang terhubung dengan smartphone yang telah terinstal aplikasi
BLYNK. Proses monitoring dapat dilakukan secara jarak jauh dan bekerja secara
otomatis sehingga pekerja yang sedang melakukan proses penggurahan mesin dapat
mengerjakan pekerjaan yang lain sambil menunggu proses penggurahan mesin
selesai.
Untuk mengukur tingkat akurasi alat dalam membaca cairan karbon yang
telah tersedot ke dalam tabung botol cairan, maka dilakukan perhitungan
perbandingan antara cairan karbon yang terbaca oleh alat dengan gelas ukur. Hasil
perbandingan kedua data disajikan dalam Tabel 4.11sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Tingkat Akurasi Sistem Alat Dalam Mendeteksi Cairan
Karbon
Cairan terbaca
Cairan terbaca Cairan terbaca oleh
oleh alat pada
No Subjek pengujian pada gelas ukur alat pada LCD 16x2
aplikasi BLYNK
(ml) (ml)
(ml)
Menguji persentase
tingkat akurasi kinerja
1 184 193 193
alat dalam membaca
cairan karbon
Persentase Error (%) 4,891% 4,891%
Tingkat Akurasi (%) 95,109% 95,109%

Data hasil perhitungan tingkat akurasi sistem alat dalam mendeteksi cairan
karbon yang disajikan oleh Tabel 4.11, diperoleh dari hasil perhitungan berikut ini:

Persentase error ( % )=| Nilai pekiraan−Nilai


Nilai eksak
eksak
|× 100 %
Persentase error ( % )=|
184 |
193−184
×100 %

Persentase error ( % )=4,891 %

Akurasi keberhasilan ( % ) =100 %− persentase error (%)


Akurasi keberhasilan ( % ) =100 %−4,891 %
61

Akurasi keberhasilan ( % ) =95,109 %


Berdasarkan hasil perhitungan persentase error dan persentase akurasi
keberhasilan dari uji coba alat yang telah dilakukan, maka diperoleh tingkat
persentase error sebesar 4,891% dan persentase akurasi keberhasilan 95,109%.
Dari hasil yang diperoleh, maka apabila dibandingkan antara pembacaan
sistem alat dalam mendeteksi cairan karbon dengan cairan air biasa, diperoleh selisih
persentase error sebagai berikut:
Selisih=error deteksi cairan karbon−error deteksi cairan biasa
Selisih=4,891 %−0,20 %
Selisih=4,691 %
Apabila dilakukan analisa terhadap nilai selisih perbedaan hasil pembacaan
sensor flow saat membaca aliran cairan biasa dengan cairan karbon. Hal yang
menyebabkan terjadinya persentase error pada pembacaan sensor flow yaitu
timbunan karbon yang timbul dari sistem pembakaran sehingga mengurangi
sensitivitas sensor flow dalam membaca cairan.
Secara keseluruhan sistem yang dibuat telah mampu menggantikan peran
vaccuum carbon cleaner, dimana alat yang dibuat ini hanya menggunakan sebuah
motor dc mini pump untuk melakukan proses penyedotan cairan karbon dari dalam
mesin mobil yang kotor berisikan timbunan karbon sisa proses pembakaran. Selain
itu alat ini juga dapat melakukan monitoring dari jarak jauh saat proses penyedotan
sedang berlangsung, sehingga tidak harus ditunggu saat proses penyedotan karena
penyedotan dapat berhenti dengan sendirinya apabila cairan di dalam tabung botol
telah penuh.
4.3.2 Pengujian Waktu Transmisi Data Berdasarkan Jarak Wifi
Pengujian sistem yang kedua adalah pengujian waktu transmisi data
berdasarkan jarak Wifi. Dalam sebuah alat yang berbasis Internet of Things (IoT)
pengujian waktu transmisi data perlu dilakukan guna memperoleh kelancaran dalam
hal pertukaran data antar device/perangkat. Skenario pengujain dilakukan dengan
membandingkan mengatur jarak sumber jaringan dengan box kontrol alat. Ilustrasi
pengujian ditunjukkan oleh Gambar 4.17 sebagai berikut.
62

Gambar 4.17 Ilustrasi Pengujian Waktu Transmisi Data


Gambar 4.17 merupakan gambaran/ilustrasi pengujian waktu transmisi data
transfer berdasarkan jarak. Proses pengujian juga dilakukan dengan membandingkan
dua buah sumber data yaitu hotspot smartphone dengan provider Telkomsel dengan
jaringan Wifi dari perangkat Wifi.id. Hasil dari pengujian yang telah dilakukan
ditunjukkan oleh Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Grafik Perbandingan Waktu Transmisi Data Berdasarkan Jarak
Waktu transmisi
Waktu transmisi data
data menggunakan
Jarak uji menggunakan jaringan
No hostpot smartphone Selisih
(meter) wifi dari perangkat
provider Telkomsel
wifi.id (detik)
(detik)
1 1 2 1 1
2 2 2 1 1
3 3 3 1 2
4 4 4 3 1
5 5 4 3 1
6 6 7 5 2
7 7 9 6 3
8 8 11 8 3
9 9 14 8 6
10 10 15 9 6
Rata-rata selisih waktu (detik) 2,6

Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan dengan parameter jarak 1
meter hingga 10 meter, maka diperoleh bentuk perbandingan grafik seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 4.18.
63

Grafik perbandingan waktu


transmisi berdasarkan jarak
20

Waktu (detik)
15 14 15
10 11
9 8 8 9
7 6
5 4 4 5
2 2 3 3 3
0 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urutan pengujian

Gambar 4.18 Grafik Perbandingan Waktu Transmisi Berdasarkan Jarak


Dari hasil pengujian yang tersaji dalam bentuk grafik dapat dilihat perbedaan
jarak dan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mengirimkan notifikasi ke aplikasi
blynk. Hal tersebut terjadi dikarenakan hubungan antara waktu, jarak dan kecepatan.
Dalam hal ini kecepatan yang digunakan adalah kecepatan data spesifikasi
Wifi dengan frekuensi 2,4GHz, dimana kecepatan maksimal mencapai 150MBps
(MegaByte/Second). Selain itu untuk perbandingan penggunaan sumber jaringan
antara hostpot provider telkomsel dengan jaringan wifi.id diperoleh rata-rata selisih
waktu 2,6 detik.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses pengujian dan juga pengambilan data, baik
pengujian secara non terpadu maupun secara terpadu, telah berhasil diciptakan
sebuah Rancang Bangun Sistem Penyedot Cairan Carbon cleaner Pada Proses Tune
up Gurah Mesin Mobil Berbasis Arduino dan Internet of Things (IOT). Adapun
kesimpulan dari hasil perancangan dan pengujian yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan hasil perancangan penelitian ini, cara membuat alat penyedot
cairan carbon cleaner tanpa menggunakan kompresor yaitu dengan
menggunakan motor dc mini pump yang terhubung dengan modul relay.
Modul relay ini dikendalikan oleh mikrokontroler Wemos D1 Mini
berdasarkan perintah dari input tombol.
2. Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian, cara memonitoring cairan
carbon pada tabung penampung saat proses penyedotan sedang berlangsung
yaitu digunakan sensor flowmeter untuk membaca aliran cairan karbon yang
disedot oleh motor dc mini pump. Selanjutnya sebagai penampil interface
digunakan LCD 16x2 yang terletak pada box alat dan juga digunakan aplikasi
BLYNK untuk me-monitoring dari jarak jauh.
3. Dari hasil perancangan dan pengujian cara agar proses penyedotan dapat
berhenti secara otomatis apabila tabung penampung cairan carbon telah
penuh, yaitu dengan memberikan kondisi program pada hasil baca sensor
flowmeter, dengan kondisi seperti berikut:

65
66

Gambar 5.1 Potongan Program Kondisi Saat Kondisi Cairan dalam Tabung
Penambung Telah Penuh

5.2 Saran
Saran yang diusulkan penulis berdasarkan hasil dari pembuatan alat ini guna
pengembangan sistem agar didapatkan hasil dengan performa yang lebih baik adalah
sebagai berikut:
1. Dapat ditambahkan sebuah mekanik untuk selang penyedot cairan karbon,
dimana guna dari mekanik ini adalah untuk melepaskan secara otomatis
selang dari lubang piston ketika proses penyedotan cairan karbon telah selesai
2. Dapat ditambahkan sensor pendeteksi cairan karbon yang berada di dalam
mesin sehingga dapat memastikan dengan benar jika kondisi cairan karbon
benar-benar bersih.
3. Motor DC mini pump dapat diganti dengan spesifikasi yang lebih kencang,
sehingga proses penyedotan dapat lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Datasheet Wemos D1 Mini. Diakses pada 13 September 2021 dari link:


https://www.wemos.cc/en/latest/d1/d1_mini.html

Datasheet Sensor HC-SR04. Diakses pada 13 September 2021 dari link:


https://cdn.sparkfun.com/datasheets/Sensors/Proximity/HCSR04.pdf

Faudin, A. (2017). Cara mengakses modul display LCD 16x2. Diakses pada 14
September 2021 dari link: https://www.nyebarilmu.com/cara-mengakses-modul-
display-LCD-16x2/

Hariadi, E. (2019). Pengertian Gurah Mesin. Diakses pada 13 September 2021 dari
link: https://www.mekanikprofesional.com/2019/11/pengertian-gurah-mesin.html

Kho, D. (2020). Pengertian LCD (Liquid Crystal Display) dan Prinsip Kerja LCD.
Diakses 14 September 2021 dari link: https://teknikelektronika.com/pengertian-LCD-
liquid-crystal-display-prinsip-kerja-LCD/

Kho, D. (2020). Pengertian Relay dan Fungsinya. Diakses 14 September 2021 dari
link: https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

Mansuri, M. F. (2018). Perancangan dan pembuatan alat vakum pembersih engine


cleaner pada ruang bakar mobil. Skripsi). Universitas, 17.

Martinus. (2014). Makalah Tune up. Diakses 13 September 2021 dari link:
https://www.slideshare.net/MartinusMT/makalah-tune-up-kendaraan

Materi motor DC. Diakses pada 14 September 2021 dari link:


http://eprints.polsri.ac.id/1146/3/BAB%20II.pdf

Mengenal Apa itu Internet Of Things. (2020). (n.p.): TIGA Ebook.


Nugraha, R., Alwi, E., & Fernandez, D. (2015). Pengaruh Penambahan Zat Aditif
Carbon cleaner Terhadap Emisi Gas Buang Sepeda Motor Suzuki Shogun 125.
Automotive Engineering Education Journals, 2(1).

Pengertian sensor ultrasonik. Diakses pada 13 September 2021 dari link:


http://eprints.umk.ac.id/9894/3/BAB%20II.pdf

Wahyu, M., & Rahmad, H. (2018). The Effect Of 10% Bioetanol And Carbon
cleaner Mixtures With Engine Gurah Technique On The Level Of Co Emission In
Corolla Twincam Ae 92. VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education,
3(2).

Anda mungkin juga menyukai