Disusun Oleh :
David Kencono
NIM 15010016
Disusun Oleh:
David Kencono
NIM 15010016
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal ………............
dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Ir. Bambang Suibya, M.T. ( )
NIP, 196207061989031004
Pembimbing II
Sudaryanto, S.T.,M.Eng ( )
NIP, 010904068
Penguji I
……………………………. ( )
Penguji II
……………………………. ( )
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat, hidayah, serta perlindungan tangan kasih-
Nya, yang tak pernah berhenti dicurahkan pada penulis dan keluarga.
Penulis mendapat kesempatan menyelesaikan penyusunan laporan
Skripsi yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM PENYEDOT
CAIRAN CARBON CLEANER PADA PROSES TUNE UP GURAH
MESIN MOBIL BERBASIS ARDUINO DAN INTERNET OF THINGS
(IOT)”.
Kepada ayah, ibu dan adik – adik tercinta, serta tidak ketinggalan juga
Bayu aji santoso, Skripsi ini penulis persembahkan. Serta ucapan terima
kasih atas segala doa dan kasih sayang yang diberikan, juga dukungan
secara moral maupun materi dan kepada keluarga yang selalu
memberikan dukungan baik secara jasmani maupun rohani.
Kepada Bapak Ir. Bambang sudibya, M.T., dan Bapak sudaryanto,
S.T.,M.Eng., selaku pembimbing satu dan pembimbing dua, yang telah
membimbing penulis selama penyelesaian Skripsi ini. Penulis ucapkan
terima kasih atas ilmu, nasihat, arahan serta waktunya yang telah
diberikan kepada penulis. Terima kasih atas kesabaran dan keikhlasan
bapak selama membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini walau banyak kekurangan dan kelalaian pada penulis.
Terima kasih kepada teman – teman yang telah memberikan doa,
dukungan, dan bantuan khususnya teman-teman seluruh mahasiswa
Teknik Elektro Angkatan 2015.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM PENYEDOT CAIRAN CARBON
CLEANER PADA PROSES TUNE UP GURAH MESIN MOBIL BERBASIS
ARDUINO DAN INTERNET OF THINGS (IOT)”. Maksud dari penyusunan skripsi
ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana teknik
pada program studi teknik elektro avionik di Institut Teknologi Dirgantara
Adisutjipto Yogyakarta. Dalam Penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang sangat
membantu penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Orangtua tercinta ibu Wasirah dan bapak Suyoto yang telah banyak
memberikan doa, motivasi, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan penulis.
2. Bapak Marsekal Pratama TNI. Dr. Ir. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari,
S.T., M.T., IPU, ASEAN Eng., ACPE. Selaku rektor Institut Teknologi
Dirgantara Adisutjipto.
3. Bapak Denny Dermawan, S.T., M.Eng. Selaku KetuaProgram studi
Teknik Elektro Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto.
4. Bapak Ir.Bambang sudibya, M.T. Selaku pembimbing I
5. Bapak sudaryanto, S.T.,M.Eng . Selaku pembimbing II
6. Seluruh dosen, staf, dan karyawan Institut Teknologi Dirgantara
Adisutjipto Yogyakarta.
7. Bayu aji santoso, S.T., selaku sahabat semasa di jogja, yang selalu
memberikan motivasi dan pengalaman hidup yang tidak akan pernah
penulis lupakan.
8. Seluruh teman – teman Teknik Elektro khususnya angkatan 2015 yang
telah banyak membantu saya dalam mengerjakan laporan ini,
menemani dan memberikan semangat kepada saya dari awal kuliah
iv
hingga saat ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat terbuka akan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.
David Kencono
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan
karya ilmiah yang lazim.
David kencono
NIM 1501016
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
2.2.6 Relay......................................................................................................15
vii
3.2 Studi Literatur...............................................................................................25
BAB V PENUTUP......................................................................................................65
5.1 Kesimpulan...................................................................................................65
5.2 Saran..................................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................65
viii
ABSTRAK
Carbon clean atau gurah mesin merupakan salah satu jenis tune up yang
berfungsi untuk membersihkan kotoran dalam mesin, adapun kotoran yang akan
dikeluarkan adalah timbunan karbon yang timbul dari sistem pembakaran. Jenis alat
yang saat ini digunakan untuk menyedot cairan carbon, yaitu vacum carbon cleaner
sebagai pengganti vacuum carbon cleaner maka dibuatlah “Rancang Bangun Sistem
Penyedot Cairan Carbon cleaner Pada Proses Tune up Gurah Mesin Mobil Berbasis
Arduino dan Internet of Things (IOT)”.
Dalam perancangan sistem digunakan lah arduino ide sebagai kontroler dan
juga teknologi IOT sebagai transfer data. Setelah dilakukan proses pengujian dan
juga pengambilan data, telah berhasil diciptakan sebuah Rancang Bangun Sistem
Penyedot Cairan Carbon cleaner Pada Proses Tune up Gurah Mesin Mobil Berbasis
Arduino dan Internet of Things (IOT). Alat tersebut bekerja sesuai dengan yang
diharapkan, mikrokontroler dapat bekerja dengan baik serta tingkat sistem eror dapat
diminimalkan.
Cara membuat alat penyedot cairan carbon cleaner tanpa menggunakan
kompresor yaitu dengan menggunakan motor dc mini pump yang terhubung dengan
modul relay. Modul relay ini dikendalikan oleh mikrokontroler Wemos D1 Mini
berdasarkan perintah dari input tombol. Cara memonitoring cairan carbon pada
tabung penampung saat proses penyedotan sedang berlangsung yaitu digunakan
sensor flowmeter untuk membaca aliran cairan karbon yang disedot oleh motor dc
mini pump.sedangkan penampil interface digunakan LCD yang terletak pada alat dan
juga aplikasi BLYNK untuk me-monitoring dari jarak jauh.
ix
ABSTRACT
Carbon clean or engine gurah is one type of tune up that functions to clean
dirt in the engine, while the dirt that will be removed is carbon deposits that arise
from the combustion system. The type of tool that is currently used to suck carbon
liquid, namely a vacuum carbon cleaner as a replacement for a vacuum carbon
cleaner, a "Design of a Carbon Cleaner Liquid Suction System in the Tune-up
Process of Car Engines Based on Arduino and the Internet of Things (IOT) is made".
The system uses Arduino Ide as a controller and IOT technology as data
transfer. After the testing process and data collection have been carried out, a
Carbon Cleaner Liquid Suction System Design has been successfully created in the
Arduino and Internet of Things (IOT)-Based Car Engine Tune-up Process.
The tool works as expected, the microcontroller can work well and the level of
system errors can be minimized. How to make a carbon cleaner liquid suction device
without using a compressor is to use a mini pump dc motor that is connected to the
relay module. This relay module is controlled by the Wemos D1 Mini
microcontroller based on commands from key inputs. The way to monitor the carbon
liquid in the reservoir tube when the suctioning process is in progress is to use a
flowmeter sensor to read the flow of carbon liquid that is sucked in by the mini pump
dc motor. While the interface display uses an LCD located on the tool and also the
BLYNK application for remote monitoring.
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kompresor pada saat proses penyedotan cairan carbon cleaner. Adapun penelitian
yang akan dilakukan yaitu berjudul “Rancang Bangun Sistem Penyedot Cairan
Carbon cleaner Pada Proses Tune up Gurah Mesin Mobil Berbasis Arduino dan
Internet of Things (IOT)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari hasil identifikasi masalah yang didapatkan dari latar belakang masalah,
penulis telah merumuskan beberapa rumusan masalah penelitian. Adapun rumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat alat penyedot cairan carbon cleaner tanpa
menggunakan kompressor?
2. Bagaimana cara memonitoring cairan carbon pada tabung penampung saat
proses penyedotan sedang berlangsung ?
3. Bagaimana cara agar proses penyedotan dapat berhenti secara otomatis
apabila tabung penampung cairan carbon telah penuh ?
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar proses pembahasan yang dilakukan tidak
terlalu melebar dan tetap fokus pada judul dan tujuan alat dibuat. Adapun batasan
masalah dari penelitian yang akan dilakukan diuraikan sebagai berikut:
1. Mikrokontroler yang digunakan sebagai pusat kendali kontrol adalah Wemos
D1 Mini
2. Aplikasi yang digunakan untuk memantau level cairan carbon menggunakan
aplikasi BLYNK
3. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian cairan carbon pada
botol penampung menggunakan Sensor HC-SR04
4. Motor pompa yang digunakan untuk menyedot cairan carbon menggunakan
motor DC pump 12V merk “SAKAI”
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Mengetahui cara pembuatan alat penyedot cairan carbon cleaner berbasis
mikrokontroler dan tanpa menggunakan kompresor.
3
5
6
awal bulan Januari 2015, Femax membuat sebuah terobosan baru dengan
menciptakan alat bernama gurah mesin. Sesuai dengan kata dasarnya “gurah”
memiliki fungsi untuk membersihkan sesuatu yang kotor dari dalam didorong untuk
keluar. Banyak penggunakan kendaraan, baik motor atau mobil, yang kurang
memperhatikan kebersihan mesin. Dalam waktu satu tahun kondisi mesin pasti kotor
akibat pembakaran yang kurang sempurna.
Dengan adanya alat gurah mesin, proses membersihkan mesin mobil hanya
membutuhkan waktu satu jam. Idealnya untuk mobil dilakukan pembersihan setengah
tahun sekali. Cara pengerjaan pembersihan mesin terbilang tidak rumit, yaitu dengan
menggunakan produk carbon cleaner untuk membersihkan timbunan kerak karbon di
dalam ruang bakar. Pengerjaannya dilakukan dengan cara memasukkan cairan carbon
cleaner melalui lubang busi. Dilanjutkan dengan cairan yang direndam selama 5-10
menit, selanjutnya cairan bersamaan dengan kerak karbon terlarut dihisap
menggunaka vaccum special tool. (Eko, 2019)
2.2.3 Mikrokontroler Wemos D1 Mini
Mikrokontroler Wemos D1 mini termasuk jenis mikrokontroler yang berbasis
Wifi berasal dari keluarga ESP8266 yang juga dapat diprogram dengan menggunakan
software Arduino IDE. Wemos D1 mini memiliki kelebihan yaitu adanya shield
module yang digunakan untuk mendukung perangkat keras sehingga dapat bekerja
secara plug dan play. Terdapat beberapa turunan dari keluarga Wemos D1 pada tahun
2018 yang beredar di pasar dunia elektronika yaitu sebagai berikut:
1. Wemos D1
2. Wemos D1 mini
3. Wemos D1 mini Lite
4. Wemos D1 mini Pro
Bentuk fisik dari komponen Wemos D1 Mini ditunjukkan oleh Gambar 2.1.
9
Dengan adanya konfigurasi pin map yang ditunjukkan oleh Tabel 2.2, maka
akan memudahkan dalam pengalamatan pin saat proses pemrograman.
2.2.4 Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sensor yang memiliki fungsi untuk mengkonversi
besaran fisis atau bunyi menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja dari sensor
ultrasonik yaitu dengan cara memanfaatkan pantulan suatu gelombang suara yang
dapat digunakan untuk menafsirkan eksistensi atau jarak suatu pada benda dengan
frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan
gelombang ultrasonik dalam mendeteksi suatu jarak benda. Pada penelitian ini jenis
sensor ultrasonik yang digunakan yaitu sensor ultrasonik HC-SR04. Wujud dari
sensor ultrasonik HC-SR04 ditunjukkan oleh Gambar 2.2.
dan waktu gelombang pantul diterima. Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik
diuraikan sebagai berikut:
1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan menggunakan frekuensi
tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut memiliki frekuensi
kerja diatas 20 KHz. Untuk mengukur jarak benda, frekuensi yang umum
digunakan adalah 40 KHz
2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan
kecepatan mencapai 340 m/s. Saat mengenai suatu benda, maka sinyal akan
dipantulkan benda tersebut
3. Setelah gelombang pantulan sampai pada alat penerima, maka sinyal tersebut
akan diproses untuk menghitung jarak benda. Jarak benda dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.1, sebagai berikut:
t
S=340× (2.1)
2
Dengan keterangan :
S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul)
t = Selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu
ketika gelombang pantul diterima oleh receiver.
Liquid Crystal Display (LCD) yaitu salah satu jenis media display penampil
yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD biasa digunakan pada
berbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, jam digital,
hingga layar komputer. Secara umum penyusun LCD terdiri dari kristal cair yang
diapit oleh 2 buah elektroda transparan dan 2 buah filter polarisasi (polarizing filter).
Gambar penampang komponen penyusun LCD ditunjukkan pada Gambar 2.4.
(Kho,2020)
13
Sedangkan untuk spesifikasi dari LCD 16x 2 disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Spesifikasi LCD 16x2
Parameter Spesifikasi
Dimensi 80 x 35 x 11 mm
2.2.6 Relay
Relay merupakan saklar yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen elektromekanikal yang terdiri dari 2 bagian utama yakni elektromagnet
(koil) dan mekanikal (seperangkat kontak saklar). Relay menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang
16
kecil dapat menghantarkan listrik yang bertegangan tinggi. Contohnya, dengan rellay
yang menggunakan elektromagnet 5V dan 50mA mampu menggerakkan Armature
relay yang berfungsi sebagai saklarnya untuk menghantarkan listrik 220V/2A. (Kho,
2020)
Prinsip kerja relay, pada dasarnya terdiri dari 4 komponen dasar yaitu:
1. Koil
2. Armature
3. Saklar
4. Spring
Gambaran struktur bagian-bagian dari relay ditunjukkan oleh Gambar 2.7.
armature untuk berpindah dari posisi sebelumnya (NC) ke posisi yang baru (NO)
sehingga menjadi saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya
(NO). Posisi dimana armature tersebut berada berada sebelumnya (NC) akan menjadi
open atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, armature akan kembali
lagi ke posisi awal (NC). Koil yang digunakan oleh relay untuk menarik kontak poin
ke posisi close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
Jenis relay yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebuah modul relay 1
channel, yang berarti memiliki 1 buah channel output. Bentuk fisik dari modul relay
1 channel yang digunakan pada penelitian ditunjukkan oleh Gambar 2.8.
eksekusi terdapat tombol (verify, upload, new, open, save, dan tombol serial
monitor).
2.2.10 Internet of Things (IoT)
Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep dimana objek tertentu memiliki
kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya
interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.
Internet of Things sering disebut dengan singkatan IoT. Teknologi IoT ini telah
berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-
electromechanical system (MEMS), dan juga internet. Teknologi IoT juga kerap
diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Meski begitu, teknologi
IoT juga dapat mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, seperti teknologi
nirkabel hingga teknologi kode QR yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari. (Rachmadi, 2020)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alur Metode Penelitian
Alur metode penelitian merupakan urutan dari jalannya proses penelitian yang
dilakukan oleh penulis. Urutan jalannya proses penelitian akan disajikan dalam
bentuk gambar flowchart, sehingga akan memudahkan penulis dalam melakukan
setiap tahap dalam proses penelitian. Diagram alir dari metode penelitian ditunjukkan
oleh Gambar 3.1.
24
25
Gambar 3.1 merupakan diagram alir dari metode penelitian yang akan
digunakan sebagai acuan proses penelitian. Hal pertama yang dilakukan yaitu
melakukan studi literatur. Studi literatur merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
penulis dengan mencari referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Setelah dilakukan studi literatur, selanjutnya menentukan spesifikasi alat
dan bahan penelitian sesuai dengan hasil studi literatur yang dilakukan. Proses
berikutnya yaitu perancangan alat penelitian. Perancangan alat penelitian terdiri dari
dua jenis perancangan yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat
lunak. Setelah perancangan selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan proses
pengujian dan pengambilan data. Pengujian terdiri dari pengujian masing-masing
rangkaian, pengujian program, dan pengujian sistem secara terpadu/menyeluruh.
Masing-masing pengujian memiliki indikator pencapaiannya tersendiri, sehingga
diharapkan keluaran dari hasil pengujian akan diperoleh standarnya masing-masing.
Apabila proses pengujian berhasil maka akan dilakukan analisa hasil pengujian.
Namun apabila hasil dari proses pengujian belum sesuai dengan yang diharapkan,
maka akan dilakukan evaluasi pada tahap perancangan alat. Selanjutnya setelah hasil
pengujian di analisa, maka akan dibuatkan kesimpulan dari proses penelitian yang
telah dilakukan.
3.2 Studi Literatur
Studi literatur adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh penulis. Studi
literatur merupakan kegiatan mengkaji penelitian-penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Output dari studi
literatur ini diharapkan penulis mendapatkan referensi tentang proses tune up gurah
mesin. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh penulis dalam proses studi literatur
diuraikan sebagai berikut:
1. Mencari dan mempelajarai beberapa jurnal terkait yang telah terpubilkasi
2. Mencari informasi spesifikasi komponen yang akan digunakan pada alat
penelitian
3. Mempelajari informasi datasheet tentang rangkaian Wemos D1 Mini, sensor
HC-SR04, modul relay, motor DC pump SAKAI, dan LCD 16x2
26
Selain bahan penelitian, berikut ini penulis juga sertakan alat pendukung
penelitian yang akan digunakan selama proses penelitian dan disajikan pada tabel 3.2.
28
2. Multimeter analog
2. 1
3.
4.
5.
3. Solder listrik 1
5. Tang kabel 1
saling terkonfigurasi antara satu blok dengan blok lainnya. Diagram blok berfungsi
untuk menterjemahkan suatu sistem alat penelitian hanya dengan sebuah blok yang
saling terkonfigurasi satu sama lain. Diagram blok yang digunakan pada sistem alat
ditunjukkan oleh Gambar 3.2.
Wemos D1 Mini. Blok keempat, yaitu blok komunikasi interface yang berisikan
smartphone Android. Smartphone Android pada penelitian ini akan saling bertukar
data informasi dengan Wemos D1 Mini melalui jaringan internet untuk menampilkan
hasil monitoring level cairan karbon pada tabung penampung. Blok kelima, yaitu blok
output yang berisikan rangkaian modul I2C PCF 8574 yang digunakan untuk
mengurangi jumlah pin I/O LCD 16x2 dengan menggunakan komunikasi I2C. Selain
itu juga terdapat modul relay 1 channel yang berfungsi untuk mengendalikan motor
dc pump sesuai keinginan.
3.5 Perancangan Skematik Rangkaian Alat Secara Keseluruhan
Bagian ini akan membahas tentang perancangan skematik alat secara
keseluruhan. Pembuatan skematik rangkaian alat secara keseluruhan merujuk pada
susunan diagram blok. Pada skematik rangkaian alat secara keseluruhan ini,
konfigurasi wiring akan lebih detail seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.3.
konfigurasi wiring antar setiap rangkaian. Adapun cara kerja dari skematik alat pada
Gambar 3.3 dijelaskan sebagai berikut. Sistem alat di supply dengan menggunakan
catu daya aki 12 volt. Tegangan keluaran dari adaptor akan masuk ke dalam
rangkaian step down LM2596. Rangkaian step down LM2596 berfungsi menurunkan
tegangan dari 12 volt menjadi 5 volt yang dapat di atur dengan menggunakan
potensiometer pada modul step down LM2596. Tegangan yang dihasilkan oleh
rangkaian step down LM2596 akan didistribusikan ke rangkaian Wemos D1 Mini
melalui pin 5V dan GND. Setelah Wemos D1 Mini mendapatkan supply tegangan
dari adaptor yang telah diturunkan melalui step down LM2596, maka seluruh
rangkaian input dan output akan aktif. Pada bagian input terdapat sensor ultrasonik
flow meter, yang terhubung dengan pin D5. Selanjutnya juga terdapat 3 buah tombol
menu yang terhubung ke pin GPIO D3, D4, dan D7. Pada bagian output terdapat
modul relay 1 channel yang digunakan untuk mengendalikan motor dc pump. Pin
masukan sinyal modul relay terhubung ke pin GPIO D5. Output dari modul relay ini
terhubung ke aki 12 volt kedua yang berfungsi untuk memberikan catu daya tegangan
ke motor dc pump. Pin input adaptor 12 volt kedua tersebutlah yang akan di
kendalikan secara otomatis oleh modul relay melalui pin NO dan COM.
3.6 Diagram Alir Kerja Alat
Bagian ini akan membahas tentang diagram alir kerja dari sistem alat
penelitian. Diagram alir merupakan alur jalannya program alat dari dimulai hingga
alat selesai digunakan. Pembuatan diagram alir merupakan salah cara yang dilakukan
oleh penulis sebelum melakukan proses pemrograman. Hal ini bertujuan agar
program yang dibuat lebih terarah. Adapun diagram alir yang digunakan pada
penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 3.4.
32
Gambar 3.4 merupakan diagram alir dari sistem kerja alat yang akan
diimplementasikan melalui program yang dibuat pada Arduino IDE. Perintah pertama
yang dijalankan oleh mikrokontroler saat alat telah mulai aktif yaitu melakukan
pendeklarasian global variabel dan pendefinisian pin input dan output. Selanjutnya
mikrokontroler akan menjalankan perintah yang berada pada fungsi void setup yaitu
melakukan proses inisialisasi input/output. Setelah melakukan inisialisasi I/O,
mikrokontroler akan melakukan proses menghubungkan ke jaringan wifi internet
yang digunakan. Apabila perangkat wemos berhasil terhubung ke jaringan internet,
maka aplikasi BLYNK akan menampilkan tampilan GUI yang telah didesain.
Bersamaan dengan aktifnya aplikasi BLYNK, maka program mikrokontroler akan
masuk ke fungsi menu program. Pada fungsi menu ini terdapat beberapa proses
pengaturan untuk mengatur cara kerja alat dengan menekan tiga buah tombol push
button yang memiliki fungsi masing-masing. Setelah dilakukan proses pengaturan,
maka data pengaturan akan disimpan di memori internal mikrokontroler. Perintah
berikutnya yaitu proses penekanan tombol start untuk memulai proses penyedotan
cairan karbon. Saat tombol start telah ditekan, maka relay aktif dan motor DC pump
juga akan aktif untuk melakukan proses penyedotan cairan karbon pada area mesin
mobil. Saat proses penyedotan berlangsung sensor ultrasonik melakukan pengolahan ,
dengan membaca ketinggian level cairan karbon pada tempat penampung cairan.
Apabila terjadi kondisi, level cairan karbon melebihi batas limit ketinggian yang telah
ditentukan pada tempat penampung, maka relay akan mengeluarkan output OFF dan
motor DC pump akan berhenti menyedot dengan diiringi adanya notifikasi pada
aplikasi BLYNK.
36
37
Pembahasan:
Dari hasil pengujian yang tersaji pada Tabel 4.1, maka diperoleh hasil
keluaran tegangan dengan rata-rata tegangan sebagai berikut:
sebagai pembanding untuk mencari persentase error pada tegangan yang diterima
oleh rangkaian wemos dan input/outputnya. Tegangan diatas diperoleh dari proses
penurunan tegangan yang dikerjakan oleh IC LM2596.
Pembahasan:
Tabel 4.2, merupakan hasil pengujian pada masing-masing rangkaian yang
telah dilakukan sebanyak 5 kali pengujian. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan
akan dilakukan perhitungan persentase error hasil pengukuran masing-masing
tegangan dengan tegangan pembanding menggunakan tegangan keluaran dari modul
step down LM2596. Adapun nilai rata-rata tegangan dari rangkaian step down adalah
4,99 volt. Proses perhitungan dijabarkan sebagai berikut:
1. Proses perhitungan persentase error tegangan masukan wemos :
40
4,98−4,99
Persentase error 5=¿ ∨× 100 %
4,99
Persentase error 5=0,2%
Berdasarkan sajian hasil perhitungan persentase error pada Tabel 4.3 hingga
Tabel 4.6, maka nilai rata-rata persentase error pada setiap pengujian diuraikan
sebagai berikut:
- Rata persentase error tegangan masukan wemos d1 mini sebesar 0,08 %
- Rata persentase error tegangan masukan sensor flow sebesar 0,44%
- Rata persentase error tegangan masukan modul relay sebesar 0,12%
- Rata persentase error tegangan masukan rangkain LCD 16x2 sebesar 0,4%
Gambar 4.4 Hasil Pengujian Program Wemos D1 Mini dengan Tampilan Serial
Monitor
Pembahasan:
Setelah dilakukan pengujian menghubungkan wemos ke jaringan internet,
maka telah diperoleh hasil dimana wemos dapat terhubung dengan SSID Wi_Fi
David. Adapun penjelasan dari sketch program 4.1, dijelaskan sebagai berikut:
1. #include <ESP8266Wifi.h> -> Penyertaan pustaka ESP8266 Wifi
2. char ssid[] = "Wifi_David"; -> Pendeklarasian variabel untuk ss
id Wifi
3. char pass[] = "1234567890"; -> Pendeklarasian variabel untuk pa
ssword Wifi
4. WifiClient client; -> Pendeklarasian variabel objek library WifiCli
ent dengan nama variabel client
5. void setup() { -> Fungsi yang berisi inisialisasi pada program
6. Serial.begin(9600); -> Perintah yang digunakan untuk memulai kom
unikasi serial dengan alamat baudrate 9600 bps
7. Wifi.begin(ssid, pass); -> Perintah inisialisasi Wifi dengan mema
sukkan variabel ssid dan password yang digunakan
8. while ( Wifi.status() != WL_CONNECTED ) { -> Perintah unt
uk menghubungkan ke jaringan Wifi, dengan kondisi jika fungsi bawaan librar
y Wifi.status() tidak sama dengan WL_Connected
46
9. delay( 500 ); -> Perintah untuk memberikan jeda program selama 500
ms pada mikrokontroler
10. Serial.println("Connecting.."); } -> Menampilkan tulisan be
rupa pesan “”Connecting..” pada layar serial monitor Arduino IDE
11. Serial.print("Detected IP Address: "); -> Menampilkan tul
isan “Detected IP Address “ pada layar serial monitor Arduino IDE
12. Serial.print(" "); -> Perintah untuk membersihkan tulisan pada lay
ar serial monitor
13. Serial.println(Wifi.localIP());-> Menampilkan alamat IP pera
ngkat
14. Serial.print("Connected to SSID:"); -> Menampilkan tulisan
“Connected to SSID: “
15. Serial.println(ssid); -> Menampilkan nama ssid Wifi
Dari penjelasan program yang digunakan pada pengujian ini, maka dapat dipe
roleh informasi terkait poin utama untuk menghubungkan Wemos ke jaringan Wifi ad
alah sebagai berikut:
1. Menyertakan library esp8266Wifi
2. Mendeklarasikan ssid dan password Wifi
3. Melakukan inisialisasi ssid dan password Wifi
4. Melakukan proses menghubungkan ke jaringan internet
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh rangkuman hasil y
ang disajikan dalam Tabel 4.7.
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
Serial.begin(9600);
pinMode(pinflow,INPUT);
attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(pinflow), ISRext, FALLING);
}
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
ml = (float)counter / 5.12;
Serial.print("Cairan:");
Serial.print(ml);
Serial.println("ml");}
Program 4.2 Program Pengujian Sensor Flow Meter
Sketch program 4.2, merupakan program yang digunakan pada saat proses
pengujian program sensor flow meter. Pengujian ini dilakukan guna menguji
kemampuan sensor flow meter dalam mendeteksi jumlah cairan yang melewati
48
ssensor dengan menggunakan wadah berupa gelas ukur. Hasil pengujian tersaji pada
tampilan layar serial monitor seperti pada Gambar 4.5.
5. counter++;} -> Kondisi increment pada variabel counter dalam fungsi count
er interrupt
6. void setup() { -> Fungsi inisialisasi pada mikrokontroler
7. Serial.begin(9600); -> Memulai komunikasi serial dengan baudrate 9600
bps
8. pinMode(pinflow,INPUT); -> Mengatur pin sensor flow sebagai input
9. attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(pinflow), ISRext, FALLIN
G);} -> Mengatur jenis counter interrupt untuk pin flow dengan jenis Falling
edge
10. void loop() { -> Fungsi utama pada program
11. ml = (float)counter / 5.12; -> Rumus untuk memperoleh mililiter ya
itu variabel counter dengan pemberian tipe data float (sebagai pecahan) di bag
i 5,12
12. Serial.print("Cairan:"); -> Perintah menampilkan teks “Cairan:” pad
a serial monitor IDE
13. Serial.print(ml); -> Menampilkan hasil perhitungan variabel “ml” pada s
erial monitor
14. Serial.println("ml");} -> Menampilkan teks dengan tulisan “ml” pada s
erial monitor.
Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan program 4.2, diperoleh has
il aktual pada gelas ukur, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.6.
Pada Gambar 4.6, terlihat cairan yang berada pada gelas ukur terukur 50ml. S
edangkan untuk hasil pembacaan sensor flow meter terbaca 48,8 ml. Dari nilai yang t
erbaca oleh sensor, maka diperoleh persentase error hasil pembacaan sensor flow seb
agai berikut:
Nilai perkiraan−Nilai eksak
Persentase error=¿ ∨× 100 %
Nilai eksak
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
Serial.begin(9600);
pinMode(pinrelay,OUTPUT);
}
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
if(digitalRead(pinstart)==0) {
digitalWrite(pinrelay, 1);
Serial.println("BUTTUN START ON PUSH");
Serial.println("MOTOR DC MINI PUMP ON!!!");
}
if(digitalRead(pinstop)==0) {
digitalWrite(pinrelay, 0);
Serial.println("BUTTUN STOP ON PUSH");
Serial.println("MOTOR DC MINI PUMP OFF!!!");
}}
Program 4.3 Program Pengujian Modul Relay
Sketch program 4.3, merupakan program yang digunakan pada saat proses
pengujian program pada rangkaian modul relay. Pengujian ini dilakukan guna
menguji kemampuan modul relay untuk mengendalikan motor dc mini pump. Hasil
dari pengujian program modul relay ditunjukkan oleh Gambar 4.7.
52
8. void loop() { // Fungsi utama pada program yang dijalankan secara terus
menerus
9. if(digitalRead(pinstart)==0) { // Kondisi jika pin start ditekan
10. digitalWrite(pinrelay, 1); // Perintah memberikan logic 1 pada output
digital pin relay
11. Serial.println("BUTTUN START ON PUSH"); // Menampilkan teks
“BUTTON START ON PUSH” pada serial monitor IDE
12. Serial.println("MOTOR DC MINI PUMP ON!!!"); // Menampilkan teks
“MOTOR DC MINI PUMP ON” pada serial monitor IDE
13. }
14. if(digitalRead(pinstop)==0) { //Kondisi jika pin stop ditekan
15. digitalWrite(pinrelay, 0); // Perintah memberikan logic 0 pada output
digital pin relay
16. Serial.println("BUTTUN STOP ON PUSH"); // Menampilkan teks
“BUTTON STOP ON PUSH” pada serial monitor IDE
17. Serial.println("MOTOR DC MINI PUMP OFF!!!"); // Menampilkan teks
“MOTOR DC MINI PUMP OFF” pada serial monitor IDE
Berdasarkan penjelasan program yang telah dijelaskan, maka motor dc mini
pump akan aktif ketika tombol start ditekan dan motor dc mini pump akan mati ketika
tombol stop ditekan. Dari hasil pengujian yang diperoleh, maka modul relay dapat
berfungsi dengan baik. Adapun rangkuman hasil pengujian program modul relay,
dirangkum pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Program pada Modul Relay
Realisasi yang
No Subjek pengujian diharapkan/indikator Hasil Pengujian Kesimpulan
pencapaian
Motor dc mini pump
Melakukan pengujian
Modul relay dapat berhasil menyala saat
modul relay untuk
menghidupkan dan tombol start ditekan dan [√] Berhasil
1 mengendalikan motor
mematikan motor dc mini motor dc mini pump akan [] Gagal
dc mini pump melalui
pump mati saat tombol stop
input push button
ditekan
54
6. Cairan karbon yang berhasil disedot oleh alat, ditunjukkan berupa tabung
botol yang telah berisi cairan karbon
Data hasil perhitungan tingkat akurasi sistem alat dalam mendeteksi cairan
karbon yang disajikan oleh Tabel 4.11, diperoleh dari hasil perhitungan berikut ini:
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan dengan parameter jarak 1
meter hingga 10 meter, maka diperoleh bentuk perbandingan grafik seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 4.18.
63
Waktu (detik)
15 14 15
10 11
9 8 8 9
7 6
5 4 4 5
2 2 3 3 3
0 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urutan pengujian
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses pengujian dan juga pengambilan data, baik
pengujian secara non terpadu maupun secara terpadu, telah berhasil diciptakan
sebuah Rancang Bangun Sistem Penyedot Cairan Carbon cleaner Pada Proses Tune
up Gurah Mesin Mobil Berbasis Arduino dan Internet of Things (IOT). Adapun
kesimpulan dari hasil perancangan dan pengujian yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan hasil perancangan penelitian ini, cara membuat alat penyedot
cairan carbon cleaner tanpa menggunakan kompresor yaitu dengan
menggunakan motor dc mini pump yang terhubung dengan modul relay.
Modul relay ini dikendalikan oleh mikrokontroler Wemos D1 Mini
berdasarkan perintah dari input tombol.
2. Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian, cara memonitoring cairan
carbon pada tabung penampung saat proses penyedotan sedang berlangsung
yaitu digunakan sensor flowmeter untuk membaca aliran cairan karbon yang
disedot oleh motor dc mini pump. Selanjutnya sebagai penampil interface
digunakan LCD 16x2 yang terletak pada box alat dan juga digunakan aplikasi
BLYNK untuk me-monitoring dari jarak jauh.
3. Dari hasil perancangan dan pengujian cara agar proses penyedotan dapat
berhenti secara otomatis apabila tabung penampung cairan carbon telah
penuh, yaitu dengan memberikan kondisi program pada hasil baca sensor
flowmeter, dengan kondisi seperti berikut:
65
66
Gambar 5.1 Potongan Program Kondisi Saat Kondisi Cairan dalam Tabung
Penambung Telah Penuh
5.2 Saran
Saran yang diusulkan penulis berdasarkan hasil dari pembuatan alat ini guna
pengembangan sistem agar didapatkan hasil dengan performa yang lebih baik adalah
sebagai berikut:
1. Dapat ditambahkan sebuah mekanik untuk selang penyedot cairan karbon,
dimana guna dari mekanik ini adalah untuk melepaskan secara otomatis
selang dari lubang piston ketika proses penyedotan cairan karbon telah selesai
2. Dapat ditambahkan sensor pendeteksi cairan karbon yang berada di dalam
mesin sehingga dapat memastikan dengan benar jika kondisi cairan karbon
benar-benar bersih.
3. Motor DC mini pump dapat diganti dengan spesifikasi yang lebih kencang,
sehingga proses penyedotan dapat lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Faudin, A. (2017). Cara mengakses modul display LCD 16x2. Diakses pada 14
September 2021 dari link: https://www.nyebarilmu.com/cara-mengakses-modul-
display-LCD-16x2/
Hariadi, E. (2019). Pengertian Gurah Mesin. Diakses pada 13 September 2021 dari
link: https://www.mekanikprofesional.com/2019/11/pengertian-gurah-mesin.html
Kho, D. (2020). Pengertian LCD (Liquid Crystal Display) dan Prinsip Kerja LCD.
Diakses 14 September 2021 dari link: https://teknikelektronika.com/pengertian-LCD-
liquid-crystal-display-prinsip-kerja-LCD/
Kho, D. (2020). Pengertian Relay dan Fungsinya. Diakses 14 September 2021 dari
link: https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
Martinus. (2014). Makalah Tune up. Diakses 13 September 2021 dari link:
https://www.slideshare.net/MartinusMT/makalah-tune-up-kendaraan
Wahyu, M., & Rahmad, H. (2018). The Effect Of 10% Bioetanol And Carbon
cleaner Mixtures With Engine Gurah Technique On The Level Of Co Emission In
Corolla Twincam Ae 92. VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education,
3(2).