SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar akademik Sarjana Teknik
DENDI SETIAWAN
181106021211
Konsentrasi Sistem Kontrol dan Nano Teknologi
Benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dendi Setiawan
NPM 181106021211
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Disetujui Oleh:
Mengetahui:
iii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas nikmat, rahmat dan kekuatan yang
telah diberikan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih yang seikhlas-ikhlasnya, penulis ucapkan kepada Dr. Setya
Permana Sutisna ,S.TP.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan serta arahan kepada penulis demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada:
1. Dr. Ir. H M. Nanang Prayudyanto, M. Sc. Selaku Dekan Fakultas Teknik
dan Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor.
2. Dwi Yuliaji, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor.
3. Roy Waluyo, S.T.,M.T.selaku Sekretaris Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor.
4. Dr. Tika H Siregar, S.TP., M.Si. selaku Kepala Laboratorium Sistem
Kontrol dan Nano Teknologi Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor.
5. Staff dan dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Ibn Khaldun
Bogor, yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan kepada
penulis.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa, semangat, motivasi
dukungan serta segala materi yang tak henti tercurah kepada penyusun.
7. Keluarga Besar Bapak Sodik yang selalu memberikan semangat, motivasi,
dukungan, do’a serta segala materi yang tak henti tercurah kepada
penyusun.
8. Rekan–rekan Angkatan 2018 yang telah berjuang bersama dan
membangun inspirasi serta sharing untuk membangun insan-insan muda
yang berkualitas sebagai generasi penerus bagi kemajuan bangsa
Indonesia.
iv
9. Rekan–rekan Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) yang selalu
memberikan motivasi dan inspirasi, SALAM SOLIDARITY FOREVER.
10. Nisa Nashirulhaq sebagai support system dalam pengerjaan skripsi ini.
Dendi Setiawan
NPM 1811106021211
v
ANALISA SUSPENSI PADA MOBIL LISTRIK
Dendi Setiawan
181106021211
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
vii
2.10Shackle.......................................................................................................12
2.11Hanger Pin..................................................................................................12
2.12U-Bolt.........................................................................................................13
2.13Suspensi......................................................................................................13
2.13.1 Fungsi Suspensi................................................................................13
2.13.2 Model dan Karakterteristik Suspense..............................................14
2.14Getaran.......................................................................................................15
2.15Getaran Bebas (Free Vibration).................................................................16
2.16Getaran Paksa (Forced Vibration).............................................................18
2.17Periode........................................................................................................20
2.18Frekuensi Getaran......................................................................................21
2.19Amplitudo Getaran.....................................................................................21
2.20Kecepatan...................................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................25
3.1 Waktu dan penelitian...................................................................................25
3.2 Bahan Peralatan Dan Metode......................................................................25
3.1.1 Peralatan dan Metode...............................................................................26
3.3 Variabel Yang Diamati................................................................................27
3.4 Teknik Pengukuran, Pengolahan Dan Analisa Data...................................27
3.5 Kerangka Konsep........................................................................................27
3.6 Kebutuhan Perangkat Keras........................................................................29
3.7 Kebutuhan Perangkat Lunak.......................................................................29
3.8 Tahapan Pengujian......................................................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................31
4.1 Pengujian Mobil Listrik Otonom...............................................................31
4.2 Hasil Pengujian Amplitudo.......................................................................32
4.3 Hasil Pengujian Jalan yang Berlubang.......................................................33
4.4 Hasil Perhitungan Kecepatan,Frekuensi dan Amplitudo Getaran..............34
4.5 Hasil Amplitudo pengukuran dan kecepatan.............................................46
4.5.1 Jalan Datar...........................................................................................46
4.5.2 Jalan berlubang....................................................................................48
viii
4.1 Hasil Keseluruhan dari Perhitungan dan Pengukuran................................50
BAB V PENUTUP...............................................................................................52
5.1 Kesimpulan................................................................................................52
5.2 Saran...........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................53
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................55
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 4. 4 Kecepatan Vs Pengukuran Massa 90 Kg..........................................38
Gambar 4. 5 Kecepatan Vs Pengukuran Massa 100 Kg........................................42
Gambar 4. 6 Kecepatan Vs Pengukuran Massa 120 Kg........................................45
Gambar 4. 7 Hasil Amplitudo Pengukuran Dan Kecepatan Massa 90 Kg Di Jalan
Datar...............................................................................................................46
Gambar 4. 8 Hasil Amplitudo Pengukuran Dan Kecepatan Massa 100 Kg Di Jalan
Datar...............................................................................................................47
Gambar 4. 9 Hasil Amplitudo Pengukuran Dan Kecepatan Massa 120 Kg Di Jalan
Datar...............................................................................................................48
Gambar 4. 10 Hasil Amplitudo Pengukuran Dan Kecepatan Massa 90 Kg Di Jalan
Berlubang.......................................................................................................49
Gambar 4. 11 Hasil Amplitudo Pengukuran Dan Kecepatan Massa 100 Kg Di
Jalan Berlubang..............................................................................................49
Gambar 4. 12 Hasil Amplitudo Pengukuran Dan Kecepatan Massa 120 Kg Di
Jalan Berlubang..............................................................................................49
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perpindahan arah vertikal yang diakibatkan oleh kontur jalan yang diterima oleh
ban. Desain suspensi bergantung pada jenis dan penggunaan kendaraan. Untuk
mengembangkan suspensi hingga sesuai dengan permintaan diperlukan pengujian
baik secara langsung pada kendaraan atau pengujian di laboratorium. Sebuah tren
yang penting di industri adalah dengan memanfaatkan lebih dalam ruangan tes
laboratorium berbasis peralatan. Pengujian di lingkungan laboratorium
memungkinkan untuk kontrol yang lebih besar di setiap percobaan (Nyoman .S,
2001).
Suspensi digunakan untuk mengontrol gerakan roda sehingga dapat
bergerak ke atas dan ke bawah pada pegas untuk meredam ketidakrataan yang
dilalui, lengan suspensi dapat mengarahkan dengan tepat dan benar sesuai arah
perjalanan (Daryanto, 2004).
Suspensi terdiri dari dua elemen utama, yaitu pegas dan peredam. Pegas
berfungsi untuk menerima getaran – getaran dari ketidakrataan permukaan jalan
dan meneruskannya pada badan kendaraan. Sedangkan peredam berfungsi untuk
meredam getaran – getaran yang diteruskan oleh pegas, sehingga pegas kembali
pada posisi awalnya. Pada akhirnya, banyak sekali model – model suspensi yang
telah dikembangkan untuk mencapai kenyamanan yang maksimal, baik yang
menggunakan sistem hidrolik maupun yang menggunakan sistem gas
(Gandhi .H,1986). Suspensi independent adalah istilah untuk sistem suspensi
mobil yang memungkinkan setiap roda pada poros yang sama untuk bergerak
secara vertikal (yaitu bereaksi terhadap gundukan di jalan) independent (bebas)
tidak bergantung satu sama lain. Perhatikan bahwa "independent" mengacu pada
gerakan atau jalur pergerakan roda / suspensi. Secara 3 umum untuk sisi kiri dan
kanan dari suspensi untuk dihubungkan dengan anti-roll bar atau mekanisme
seperti lainnya. Dewasa ini hampir semua kendaran Penumpang mengunakan
Suspensi Independent di roda depan, dan beberapa diantaranya sekarang malah
sudah mengunakan independent juga diroda belakangnya (Iwan S, 2013).
2
1.2 Rumusan Masalah
3
1) Kendaraan tersebut di batasi sehingga merupakan sistem dengan satu
derajat kebebasan
2) Kekakuan roda di anggap tak hingga sehingga ketidakrataan jalan
langsung di transmisikan ke sistem suspense.
3) Roda bergerak mengikuti permukaan jalan yang di anggap sinusodial
Penulisan naskah usulan tugas akhir ini dibagi ke dalam empat bab yang
terdiri dari beberapa sub-sub bab. Sebagai berikut:
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2
2.1 Mobil Listrik
2.2 P egas
Pegas
atau per adalah
benda elastis
yang di gunakan
untuk
5
Konstruksi pegas ini terdiri dari plat baja yang d ikat atau di susun
menjadi satu. Keuntungan pegas daun adalah mampu meredam
pembebanan yang bsar,oleh karena itu penggunaaan.nya terdapat pada
kendaraan angkutan, dan biasnya di gabungkan dengan pegas coil.
6
Gambar 2. 3 Pegas Coil
Pegas ini umumnya di gunakan paa mobil – mobil kecil pada suspense
depan. Pegas batang torsi ini bahannya terbuat dari baja elastis yang
mampu menahan puntiran yang terjadi.
2.3 Damper
7
Gambar 2. 5 Damper
2.4 Arm
Arm salah satu bagian dari system suspense yang bertugas untuk
menghubungkan bagian knuckle arm dengan bodi mobil,sehingga pada roda akan
terpasang di knuckle arm. Pada dasarnya tidak semua system suspensi akan
memiliki upper arm,namun akan tetap memiliki lower arm.
Arm memang diibaratkan akan bekerja bagaikan tangan manusia yang bisa
bergerak naik dan turun dalam sebuah suspense mobil. Dalam istilah mekanik,
komponen ini terkenal dengan sebutan wishbone atau a-arm. Upper dan Lower
arm membuat mobil bisa berbelok dengan stabil.
Gambar 2. 6 Arm
2.5 Knuckle Arm
8
Knuckle arm adalah salah satu komponen dalam suspense mobil. Sistem
suspensi kendaraan sendiri berfungsi menyerap getaran yang ditimbulkan oleh
mobil saat berjalan di atas berbagai permukaan medan jalanan. Tujuan dari system
suspensi adalah untuk mencegah bodi mobil tidak bergetar sehingga menambah
aspek kenyamanan pengendara. Lalu, apa fungsi knuckle arm yang menjadi salah
satu bagiannya.
Salah satu bagian penting dari sistem suspensi mobil ini terhubung
langsung pada lower arm dan upper arm, dengan ball joint sebagai
penghubungnya. Fungsi knuckle arm adalah sebagai tempat dudukan dari roda,
bearing roda, hingga perangkatremcakram ataupun tromol.
Dengan adanya knuckle arm, roda-roda mobil Toyota bisa dengan bebas
bergerak dan berbelok ke segala arah. Pergerakan ini tentu saja tetap sesuai
dengan ketersediaan sudut putar dari ball joint pada masing-masing arm.
Sebaliknya, tanpa knuckle arm, gerak roda mobil mungkin saja tidak terkontrol
alias tidak bisa dibelokkan atau malah berbelok melebihi sudut yang
Ball Joint adalah engsel yang dapat berputar ke segala arah dengan sudut
360 derajat. Terletak pada ujung lower arm yang terhubung dengan roda, ball joint
berfungsi memastikan roda agar mampu bergerak ke segala arah. Khususnya
9
suspensi depan di mana roda selain harus bisa bergerak ke atas dan bawah, juga ke
kiri dan kanan.
10
2.8 Sturt Bar
Strut Bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju
atau mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata
atau dorongan akibat terjadinya pengereman.
11
Gambar 2. 11 Lateral Control Rod
2.10 Shackle
Gambar 2. 12 Shackle
12
2.12 U-Bolt
U-bolt adalah yang menahan poros roda pada pegas daun. U-bolt
mengikatporos roda dan pegas daun dengan cara idi mur pada spreang seat. Pegas
daun memerlukan perawatan,perawatannya yaitu denga meneberikan lembar
pegas daun satu dengan yang lainnya.
Gambar 2. 14 U-Blot
2.13 Suspensi
13
Selain meredam tekanan dan getaran, suspensi juga berfungsi
sebagai penyeimbang. Suspensi membantu menyeimbangkan dan
menopang body mobil baik saat mobil melaju maupun diam.
14
ada halangan, roda kiri depan tidak akan bergerak kebawah ataupun
keatas mengikuti gerakan roda kanan dengan catatan dibagian roda kiri
tidak ada halangan serupa.
Ini berbeda dengan suspensi rigid, dimana ada efek silang. Saat
roda kanan terangkat karena melewati halangan, maka roda kiri
cenderung bergerak kebawah. Suspensi independen secara umum
bekerja seperti sistem suspensi lainnya, dalam hal ini suspensi akan
bekerja ketika ada perubahan beban pada mobil.
Contoh perubahan beban tersebut, ada saat mobil melewati
tanggul. Saat mobil melewati tanggul, harusnya mobil ikut terangkat,
gerakan mobil yang terangkat ini menambah beban mobil sehingga saat
seperti ini suspensi bekerja.
Suspensi independen akan menyerap gerakan yang seharusnya
mengangkat mobil. Caranya dengan memanfaatkan pegas yang mampu
memanjang dan memendek apabila diberikan beban bervariasi. Saat
mobil melewati tanggul, maka gerakan keatas dari roda akan membuat
panjang pegas menjadi lebih pendek. Sehingga, mobil pun tidak ikut
terangkat keatas.
Tapi ada yang spesial pada suspensi independen, kalau tinggi
tanggul kiri dan kanan berbeda biasanya mobil akan miring ke salah
satu sisi rendahnya. Namun pada suspensi independen, gerakan naik
antara roda kiri dan kanan dapat berbeda. Sehingga posisi body mobil
dapat tetap lurus.
2.14 Getaran
Getaran adalah suatu peristiwa gerak bolak balik secara teratur suatu
benda melalui satu titik seimbang. Karena terjadi dengan teratur, getaran sering
juga disebut dengan gerak periodik. Kuat atau lemahnya pergerakan benda
tersebut dipengaruhi oleh jumlah energi yang diberikan. Semakin besar energi
yang diberikan maka semakin kuat pula getaran yang terjadi. Satu Getaran sama
dengan satu kali gerakan bolak balik penuh dari benda tersebut. Contoh sederhana
15
getaran yaitu gerakan pegas yang diberikan beban, misalnya pemanfaatan pegas
untuk menjadi ayunan anak.
Gerak harmonik sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak pada lingkaran.
16
Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada satu atau lebih frekwensi
naturalnya yang merupakan sifat dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa
dan kekakuannya.
X(t)
17
KΔ = w = mg …………………………………………..(2.6)
Hukum Newton II untuk gerak pada massa m :
To
2
m (Kt−(J01+J02)ϖ ) = Σ F = w - k (Δ + x) ……………………………….(2.7)
Dan karena kΔ = w, maka diperoleh :
To
2
m 01+J02)ϖ )
( Kt − ( J = - kx …………………………………………………..(2.8)
Frekwensi lingkaran ωn2 = k /m, sehingga persamaan (2.8) dapat ditulis:
To
(Kt−(J01+J02)ϖ2) + ωn2 x = 0 …………………………………………….(2.9)
Sehingga persamaan umum persamaan differensial linier orde kedua yang
homogen :
X = A sin ωn t + β cos ωn t …………………………………(2.10)
Periode natural osilasi dibentuk dari
18
Persamaan differensialnya adalah:
.. .
. m. x + c x +kx = Fo Sin ω t ……………………………...(2.13)
Solusi khusus persamaan keadaan tunak (steady state) dengan frekwensi ω yang
sama dengan frekwensi eksitasi dapat diasumsikan berbentuk :
x = X sin ( ωt - Φ ) ………………………………..( 2.14)
Dengan x adalah amplitude osilasi dan φ adalah perbedaan fase simpangan
terhadap gaya eksitasi, sehingga diperoleh :
fo
√ ω ) + (c ω )
2
2 2
x = ( k −m …………………………………….(2.15)
dan
√
..
x
ϖ =−
φ = tan . -1 x ……………………………………………..(2.16)
Dengan membagi pembilang dan penyebut persamaan (2.15) dan (2.16) dengan k,
akan diperoleh :
Fo/k
x = √(1−mw 2 /k )2+(cw/k )2 …………………………………..(2.17)
cw/k
tan φ = 1−mw/k …………………………………….................(2.18)
Persamaan-persamaan selanjutnya dapat dinyatakan dalam besaran-besaran
sebagai berikut :
19
Xk
Fo =
√
1/ (1−(
ϖ
)
ϖ
ϖn 2 )2 + (2 ς ( ϖn ))2 ………………………………..
(2.19)
20
n k / m
r / n
X 1 (2r ) 2
Y 1 r (2r )
2 2 2
2.17 Periode
T = t / n…………………………………………………………… (2.30)
Keterangan:
T = Periode (Satuannya Sekon disingkat s)
t = Waktu (Satuannya Sekon disingkat s)
n = Jumlah Getaran
F=n/t………………………………………………………………………. (2.31)
21
Dengan
F= Frekuensi (Hz)
T= Waktu (Satuan detik)
N= Jumlah Getaran
Jenis-Jenis Amplitudo:
Gambar 2. 20 Amplitudo
Sebenarnya jenis amplitudo itu ada banyak sekali, tapi cuma dibagi menjadi 3
jenis yang utama diantaranya yaitu:
22
Mempunyai simpangan yang paling besar dan terjauh dari titik
kesetimbangan dalam gelombang dan getaran.
y = A sin ω (t – x/y)
y = A sin 2π/y (t – x/v)
y = A sin 2π (t/T – x/λ)
dimana:
k = 2π/λ dan ω = 2πf = 2π/T………………………………………………….(2.32)
jadi persamaan tersebut menjadi:
y = ± A sin 2π (t/T +- x/λ)
y = ± A sin (ωt +- kx)
Keterangan:
Y = Simpangan (m)
A = Amplitudo (m)
ω = Frekuensi sudut
k = Bilangan gelombang
x = Jarak titik ke sumber (m)
t = Waktu (s)
2.20 Kecepatan
23
dalam satuan meter per sekon (m/s). Untuk menentukan sebuah kecepatan kamu
dapat menggunakan rumus kecepatan rata – rata seperti di bawah ini:
V=S/t
Keterangan :
V = kecepatan (km/jam)
S = jarak (km)…………………………………………………………(2.33)
t = waktu tempuh (jam)
Untuk menentukan sebuah jarak, kamu dapat menggunakan rumus jarak
yakni seperti di bawah ini :
S=txv
Keterangan :
S = jarak (km)
t = waktu tempuh (jam)
v = kecepatan (km/jam)
t=S/v
Keterangan :
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3
4
5
3.1 Waktu dan penelitian
Waktu dan tempat penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Agustus
2022 dilakukan di lab Sistem Kontrol dan Nano Teknologi dan program studi
Teknik Mesin Fakultas Teknik dan sains Universitas Ibn Khaldun Bogor.
3.2.1. Bahan
25
3. Perhitungan kecepatan,amplitudo dan frekuensi getaran
4. Pemasangan vibration meter pada body depan mobil listrik
5. Pengujian dengan menggunakan vibration meter.
6. Pengumpulan data.
3.1.1 Peralatan dan Metode
1. Vibration Meter
Vibration Meter adalah instrumen untuk mengukur getaran sebuah benda,
misalnya motor, pompa, screen, atau benda bergetar lainnya terutama dalam dunia
industri. Teknik yang digunakan untuk mengkalibrasi vibration meter adalah
dengan cara membandingkan vibration meter UUT dengan standar
Spesifikasi :
Amplitude Ranges
Displacement 0,1 – 1999 μ m ( or 200 mil) peak-peak
Overall Accurary ± 5 %
26
Temperature range 0 – 40 oC
Frequency Response
Displacement 10 – 500 HZ
Velocity 10 – 1000 HZ
1. Displacement atau simpangan dari empat titik dan dua arah pengukuran.
Secara garis besarnya, metode penelitian ini dapat digambarkan seperti pada
27
Tahapan penelitian dijelaskan pada gambar dibawah ini:
Mulai
Kesimpulan
Selesai
28
berupa sistem pengukuran untuk mencari getaran yang terjadi dari mobil listrik
otonom.
29
Arduino digunakan untuk mengisikan program pada memori flash pada
arduino Atmega 2560 yang ada pada Mobil listrik otonom.
Pada tahapan pengujian ada beberapa tahapan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini yaitu mempersipakan mobil listrik yang telah dipasang sensor
getaran pada Vibration Meter:
10
20
50
30
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Pada mobil listrik Otonom ini yaitu meneliti getaran sebuah
suspense. salah satu sistem suspensi pada mobil listrik adalah menggunakan
suspense doble wishbone yang dihubungkan langsung pada mobil, dan Pada
sistem suspensi menggunakan doble wishbone sebagai penyeimbang untuk
membuat mobil lebih nyaman dan seimbang. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan getaran untuk sisem suspense ini.
32
1.) Sistem Suspensi Mobil Listrik
33
Tabel 4. 1 Data Amplitudo Pengujian Jalan Datar
34
Permodelan mobil dan jalan
Asumsi:
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa kecepatan dalam penelitian ini, dapat
dicari kecepatan pada setiap nilai kecepatan secara teori dengan rumus
Kecepatan Speed I
Diket: S: 10 m
T: 18 s
S
V=
T
35
10
V=
18
m
V =0,555
s x 3.600
m
¿ 1.998
Km
h=1,9
h
Kecepatan Speed II
Diket : S : 10 m
T : 14 s
S
V=
T
10
V=
14
m s
V =0,714 x 3600
s h
m
¿ 2,570
Km
h=2,5
h
Kecepatan Speed III
Diket : S : 10 m
T:9s
s
v=
T
10 m
V = =1,111
9 s
s x 3.600
h
m
V =¿ 3.999 Km
h=3,9
h
Konstanta Pegas
∆ L=(25−22)cm
¿ 3 cm=0,03 m
N
K=
M
4.10n
¿
0,03
36
¿¿ x 4
N
¿ 5.332
m
r =ω/ω n
X
=
√ 1+¿❑(2 δr)2
¿
Y √ (1−r 2 )²+( 2δr )2
r =0,001/7,697=0,0001
37
X
=√ 1+¿ ¿ ¿
Y
X 2,066
=
Y 1,461
¿ 1,414
r =0,014 /7,697=0,0018
X
=√ 1+¿ ¿ ¿
Y
X 20,195
=
Y 19,221
¿ 1,050
Frekuensi Pribadi Speed III
ω n=√ k/ m
r =ω/ω n
= √ 2
❑ 2
X 1+¿ (2 δr)
¿
Y √ (1−r ) ²+( 2δr )2
ω n=√5.332 /90=7,697
r =0,022/7,697=0,0028
X
=√ 1+¿ ¿ ¿
Y
X 30,859
=
Y 29,875
¿ 1,032
Tabel 4. 4 Kecepatan vs Pengukuran Massa 90 kg
r x=X/Y Y,km/h
0,0001 1,414 1,9 Speed I
0,0018 1,050 2,5 Speed II
0,0028 1,032 3,9 Speed III
38
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa kecepatan dan frekuensi pribadi
dengan massa mobil 90 kg dan dari tabel tersebut dengan bertambahnya kecepatan
maka rasio amplitudo naik.
Massa Mobil 90 kg
1.6
1.4
1.2
1
x=X/Y
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3
km/h
r x=X/Y
39
m
¿ 1.634
Km
h=1,6
h
Kecepatan Speed II
Diket : S : 10 m
T : 18 s
S
V=
T
10
V=
18
m
V =0,555
s x 3.600
m
¿ 1.998
Km
h=1,9
h
Kecepatan Speed III
Diket : S : 10 m
T : 14 s
S
V=
T
10
V=
14
m
V =0,714
s x 3.600
m
¿ 2.570
Km
h=2,5
h
Konstanta Pegas
∆ L=(25−22)cm
¿ 3 cm=0,03 m
N
K=
M
n
4.10
¿
0,03
¿¿ x 4
N
¿ 5.332
m
40
v 1
ω=2 π rad /s
3600 L
1,6 1
ω=2 π rad / s
3.600 3
¿ 1,074 rad / s
r =ω/ω n
X
=
√ 1+¿❑(2 δr)2 ¿
Y √ (1−r 2 )²+( 2δr )2
r =1,074/7,302=0,147
X
=√ 1+¿ ¿ ¿
Y
X 1,567
=
Y 1,567
¿1
41
r =ω/ω n
X
=
√ 1+¿❑(2 δr)2 ¿
Y √ (1−r 2 ) ²+( 2δr )2
r =0,905/7,302=0,123
X
=√ 1+¿ ¿ ¿
Y
X 1,312
=
Y 1,311
¿ 1,000
r =ω/ω n
X
=
√ 1+¿❑ (2 δr)2
¿
Y √ (1−r 2 ) ²+( 2δr )2
r =1,453/7,302=0,198
X
=√ 1+¿ ¿ ¿ 0,9231289536
Y
X 2,112
=
Y 2,111
¿ 1,000
r x=X/Y Y,km/h
0,147 1 1,6 Speed I
0,123 1000 1,9 Speed II
0,198 1,000 2,5 Speed III
42
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa kecepatan dan frekuensi pribadi
dengan massa mobil 100 kg dan dari tabel tersebut dengan bertambahnya
kecepatan maka rasio amplitudo naik.
1000
800
x=X/Y
600
400
200
0
1 2 3
km/h
r x=x/y
43
m
V =0,3
s x 3.600
m
¿ 1.080
Km
h=1,0
h
Kecepatan Speed II
Diket : S : 10 m
T : 26 s
S
V=
T
10
V=
26
m
V =0,384
s x 3.600
m
¿ 1.382
Km
h=1,3
h
44
N
¿ 5.332
m
Frekuensi Eksitasi Speed I
v 1
ω=2 π rad /s
3600 L
1,0 1
ω=2 π rad / s
3.600 3
¿ 1,719 rad /s
r =ω/ω n
X
=
√ 1+¿❑ (2 δr)2
¿
Y √ (1−r 2 ) ²+( 2δr )2
r =1,719/6,665=0,257
X
=√ 1+¿ ¿ ¿
Y
X 2,740
=
Y 2,740
45
¿1
r =ω/ω n
X
=
√ 1+¿❑(2 δr)2 ¿
Y √ (1−r 2 )²+( 2δr )2
r =0,755/6,665=0,113
X
=√ 1+¿ ¿ ¿
Y
X 1,205
=
Y 1,205
¿1
r =ω/ω n
= √ 2
❑ 2
X 1+¿ (2 δr)
¿
Y √ (1−r ) ²+( 2δr )2
r =0,988/6,665=0,148
X
=√ 1+¿ ¿ ¿ 0,9566717852
Y
X 1,579
=
Y 1,578
¿ 1000
Tabel 4. 8 Kecepatan vs Pengukuran Massa 120 kg
r X=X/Y Y=km/h
0,257 1 1,0 Speed I
0,113 1 1,3 Speed II
46
0,148 1000 1,7 Speed III
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa kecepatan dan frekuensi pribadi
dengan massa mobil 120 kg dan dari tabel tersebut dengan bertambahnya
kecepatan maka rasio amplitudo naik.
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3
km/h
r x=X/Y
Gambar 4. 6 Kecepatan vs Pengukuran Massa 120 kg
x y
50,4 1,9 Speed I
49,9 2,5 Speed II
54,7 3,9 Speed III
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa amplitudo dan kecepatan dengan
massa mobil 90 kg
47
Grafik Amplitudo vs Kecepatan mobil
dengan massa 90 kg
56
55
54
53
52
mm
51
50
49
48
47
1 2 3
km
x y
59,7 1,6 Speed I
51,6 1,9 Speed II
60,7 2,5 Speed III
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa amplitudo dan kecepatan dengan
massa mobil 100 kg
52
50
48
46
1 2 3
km/h
48
Gambar 4. 8 Hasil Amplitudo Pengukuran dan Kecepatan Massa 100 kg di
Jalan Datar
Tabel 4. 11 Hasil Amplitudo Pengukuran dan Kecepatan Massa 120 kg di
Jalan Datar
x y
61,6 1,0 Speed I
60,5 1,3 Speed II
64,2 1,7 Speed III
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa amplitudo dan kecepatan dengan
massa mobil 100 kg.
61
60
59
58
1 2 3
km/h
x y
51,4 1,9 Speed I
55,8 2,5 Speed II
66,7 3,9 Speed III
49
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa amplitudo dan kecepatan dengan
massa mobil 90 kg
30
20
10
0
1 2 3
km/h
x y
68,7 1,6 Speed I
69,6 1,9 Speed II
76,7 2,5 Speed III
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa amplitudo dan kecepatan dengan
massa mobil 100 kg
50
Grafik Amplitudo vs Kecepatan mobil
dengan Massa 100 kg
78
76
74
72
mm
70
68
66
64
1 2 3
km/h
x y
78,6 1,0 Speed I
79,5 1,3 Speed II
84,2 21,7 Speed III
Pada tabel diatas dengan mengetahui berapa amplitudo dan kecepatan dengan
massa mobil 120 kg
51
Grafik Amplitudo vs Kecepatan Mobil
dengan massa 120 kg
85
84
83
82
81
80
mm
79
78
77
76
75
1 2 3
km/h
V K ωn ω C Cc δ r x
y
Spee 1,9 5,332 0,066 0,001 51,22 1,300 0,03 0,052 0,897
d1
Spee 2,5 5,332 0,019 0,014 51,22 1,300 0,03 0,736 0,998
d2
Spee 3,9 5,332 0,243 0,022 51,22 1,300 0,03 0,090 1,4
d3
52
V K ωn ω C Cc δ r x
y
Spee 1,6 5,332 0,719 0,230 51,22 1,032 0,20 4,669 0,922
d1
Spee 1,9 5,332 0,755 0,230 51,22 1,032 0,20 3,934 0,995
d2
Spee 2,5 5,332 0,988 0,230 51,22 1,032 0,20 6,317 1,0
d3
V K ωn ω C Cc δ r x
y
Spee 1,0 5,332 0,230 1,719 51,22 1,131 0,20 4,669 1,007
d1
Spee 1,3 5,332 0,230 0,755 51,22 1,131 0,20 3,934 0,979
d2
Spee 2,7 5,332 0,230 0,988 51,22 1,131 0,20 6,317 0,995
d3
53
BAB V
PENUTUP
4
1
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut:
5.2 Saran
Dengan dilakukannya penelitian ini penulis merasa perlu untuk menyarank
an kepada rekan-rekan peneliti berikutnya:
54
DAFTAR PUSTAKA
55
Design of Formula Garuda 16 ( Fg16 ) Car Suspesion System Considered
By. 16(1), 46–55
[12.] Yuhardono Hardin; R. Danardono Agus Sumarsono,Supervisor. (1997).
Fakultas Teknik Univesitas Indonesia.
[13.] William, T, Prasetyo, I, Teori Getaran dengan Penerapan, Penerbit
Erlangga, 1995.
[14.] Zessar, F., & Wasiwitono, U. (2012). Desain dan Analisa Sistem
Suspensi Kendaraan Multiguna Pedesaan. 6(2).
56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
57
Lampiran 1. Surat Keterangan Penunjukkan Pembimbing
58
59
Lampiran 2. Surat Keterangan Seminar Proposal
60
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
61
Jalanan Bergelombang Jalanan Datar
62