Anda di halaman 1dari 37

1

PROPOSAL SKRIPSI
PERBANDINGAN DARI PENGGUNAAN SINGLE
INJEKTOR DAN DOUBLE INJEKTOR PADA MESIN
SEPEDAMOTOR EFI 110 CC MENGGUNAKAN BAHAN
BAKAR PERTAMAX

Disusun Oleh:

ALFIAN DWI PRAYOGO


1502618012

Proposal Ini Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
September 2021

1
i

HALAMAN PENGESAHAN
NAMA DOSEN TANDA TANGGAL
TANGAN
Dr. Darwin Rio Budi Syaka, S.T., M.T

NIP : 197604222006041001
(Dosen Pembimbing I) …………… ………

Drs. Sopiyan, M.Pd


NIP : 196412231999031002
(Dosen Pembimbing II) ………… ………

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SEMINAR PROPOSAL


Nama
NIP :
(Ketua Penguji)
.…………… .…….
Nama
NIP :
(Sekretaris)
……………. ……..
Nama
NIP :
(Dosen Ahli)
..…………… ……

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Negeri Jakarta

Dr. Eko Arif Syaefudin, M.T


NIP. 198310132008121002

i
ii

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Nama : Alfian Dwi Prayogo


No.Registrasi :1502618012
Progam Studi : Pendidikan Teknik Mesin
Jurusan : Teknik
Judul : ” PERBANDINGAN PENGGUNAAN SINGLE
INJEKTOR
DAN DOUBLE INJEKTOR PADA SEPEDAMOTOR EFI
110 CC MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR PERTAMAX ”

Draft Proposal Skripsi tersebut telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti


seminar proposal skripsi..

Pembimbing I Pembimbing II

12/03/2022

Dr. Darwin Rio Budi


Dr. Darwin Rio Budi Syaka, S.T., M.T Drs. Sopiyan, M.Pd

NIP. 197604222006041001
NIP. 196412231999031

ii
iii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin puji serta syukur saya panjatkan
kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan Rahmat dan
Nikmatnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini
dengan judul “PERBANDINGAN PENGGUNAAN SINGLE INJEKTOR
DAN DOUBLE INJEKTOR PADA SEPEDAMOTOR EFI 110 CC
MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR PERTAMAX ”.

Proposal skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang


diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin pada
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Jakarta.
Selama pelaksanaan penulisan proposal skripsi ini, Penulis telah
menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
Penulis mengucapkan banyak terimakasihkepada:
1. Orang tua dan keluarga, atas segala doa yang telah dipanjatkan dan
dukungan tiada henti yang telahdiberikan.
2. Dr. Eko Arif Syaefudin, M.T. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Teknik Mesin Unversitas NegeriJakarta.
3. Seluruh rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri
Jakarta, khususnya angkatan2018.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan
proposal skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis berharap adanya kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, Penulis mengucapkan Terima Kasih.

iii
iv

ABSTRAK

iv
v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.....................................ii


KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. LatarBelakang..........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................3
1.3 Pembatasan Masalah.................................................................................4
1.4 RumusanMasalah......................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian......................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian....................................................................................5
BAB II....................................................................................................................6
KAJIAN TEORITIK...........................................................................................6
2.1 Landasan Teori.........................................................................................6
2.1.1 Internal combustion engine 4 Stroke....................................................6
2.1.1 Injektor...............................................................................................10
2.1.3. Torsi......................................................................................................12
2.1.4 Daya....................................................................................................13
2.1.5 Bahan bakar Pertamax.....................................................................13
2.2. Penelitian yang relevan..........................................................................15
2.3. kerangka Konseptual.............................................................................16
2.4. Hipotesis Penelitian................................................................................18
BAB III................................................................................................................19
METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................19
3.1. Tempat dan Waktu.................................................................................19

v
vi

3.2. Populasi dan Sampel..............................................................................19


3.5. Metode, Rancangan dan Prosedur Pengujian.....................................21
3.6. Instrumen Penelitian..............................................................................23
3.7. Teknik Pengumpulan data.....................................................................24
3.8. Teknik Analisis Data..............................................................................24
3.9. Hipotesis Statistik...................................................................................28
Daftar Pustaka....................................................................................................30

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

[1] Mesin motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan


desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan
kinerja yang optimal. Jenis bensin tersebut biasanya diwakili dengan angka /
nilai oktan (RON), misalnya Premium ber-oktan 88, Pertamax ber-oktan 92.
Semakin tinggi angka oktan, maka harga per liternya pun umumnya lebih
tinggi (mahal). Cocok untuk mesin yang sudah injeksi atau mesin EFI
karena bahan bakar pertamax menghasilkan tenaga mesin yang lebih
maksimal dan BBM digunakan secara optimal. Sedangkan pada mesin yang
menggunakan Premium, BBM terbakar dan meledak, tidak sesuai dengan
gerakan . Gejala inilah yang dikenal dengan ‘knocking’. [2]Pada bahan
bakar pertamax ditambahkan aditif “Pertatec”. sehingga mampu
membersihkan mesin dari timbunan deposit pada fuel injector dan ruang
pembakaran.
[3] Pengembangan teknologi sangat cepat melalui penemuan metode
untuk memasukkan bahan bakar secara efektif dilakukan melalui injektor,
yang mampu mereduksi kekurangan-kekurangan pada kinerja engine motor
Otto yang telah ada. injection merupakan suatu sistem yang memungkinkan,
kendali yang tepat terhadap campuran bahan bakar dan udara untuk waktu
pengapian yang spesifik.
[4] Pada mesin dengan sistem injeksi bahan bakar, pengontrolan
debit bahan bakar dilakukan berdasarkan parameter beban dan kecepatan
mesin untuk setiap siklus. Sehingga sistem injeksi bahan bakar
memungkinkan pencampuran udara dan bahan bakar dapat lebih tepat dan
homogen. Disamping itu dengan penginjeksian bahan bakar di dekat katup
masuk losses pada aliran bahan bakar akibat berat jenis dan sifat
termodinamik bahan bakar dapat diminimalkan.

1
2

[5] Mesin EFI saat ini dituntut untuk menghasilkan performa yang
tinggi dengan konsumsi bahan bakar yang rendah dan gas emisi buang yang
rendah.Mesin yang sudah menggunakan kontrol dengan ECU, yaitu
komponen elektronika didalam kendaraan yang berfungsi untuk mengatur
frekwensi dan lebar pula pada fuel injector serta waktu pengapian untuk
mengatur jumlah Mesin bahan bakar dan semprotan pada injeksi ke ruang
bahan bakar. Pengaturan-pengaturan ulang dalam ECU disebut engine
remapping ini sangat penting dilakukan untuk mesin yang sudah digunakan
lebih dari 5 tahun, atau terjadi hal-hal kerusakan pada sensor dan actuator
pada mesin sehingga performa mesin mengalami penurunan atau
meningkatkan performa mesin lebih meningkat dari setingan awal
pabrik.Dalam melakukan remapping ECU perlu tindakan khusus, baik
secara mekanis maupun secara komputasi.

Dalam hal ini peneliti berinovasi dengan menambah satu injector


yang bertujuan untuk menambah suplay bahan bakar pada putaran tinggi
dengan harapan akan menambah daya maupun torsi pada sepeda motor
standar tersebut. Sepeda motor yang digunakan adalah Honda Beat 2018,
pada Honda Beat terdapat sistem PGM-FI ((Programed Fuel Injection)
Sebagai pengabut bahan bakarnya.  PGM-FI merupakan sistem suplai bahan
bakar dengan menggunakan kendali secara elektronik sehingga mampu
mengatur pasokan bahan bakar dan udara secara optimum yang dibutuhkan
oleh mesin pada setiap keadaan mesin, sehingga lebih efisien dan ramah
lingkungan.[6] Teknologi PGM-FI diklaim oleh Honda lebih irit dibanding
dengan teknologi sebelumnya yaitu sistem bahan bakar karburator hingga
10- 15, serta teknologi PGM-FI juga diklaim mampu menekan emisi gas
buang hingga 90 dan mampu menjaga campuran udara dan bahan bakar
selalu seimbang dan sama yaitu 14,7 : 1 pada setiap kondisi mesin. 

Pada penelitian sebelumnya oleh Irawan, A. (2019). dalam


skripsinya yang berjudul pengaruh penambahan injector terhadap performa
mesin sepeda motor Yamaha Mio J pada beberapa variasi penyemprotan
bahan bakar (Doctoral dissertation, UNNES). ini mampu memberikan data
3

tentang torsi dan daya pada kedua jenis injector tersebut dalam motor Mio J
dan pada penelitian oleh Shofiyulloh (2020) dalam skripsinya yang berjudul
Pengaruh Variasi Injektor Terhadap Peforma Mesin Vario 110 Fi juga
memberikan data berupa perbandingan antara Torsi dan daya namun
menggunakan variasi 3 injektor. Contoh dari hal ini, penulis ingin
membahas bagaimana jika kendaraan bermotor khususnya sepeda motor
injeksi berupa Honda Beat ini di compare antara memakai Single Injektor
dengan Double Injektor manakah yang performa dan torsi yang baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di


identifikasikan masalahnya sebagai berikut:

1. Tinggi harga bensin tergantung dari besarnya nilai oktan.

2. Kandungan Pertamax memiliki zat aditif Pertatec mampu membersihkan


mesin dari timbunan deposit pada fuel injector dan ruang pembakaran.

3. Memperbesar volume silinder adalah cara yang paling umum dilakukan,


akan tetapi cara ini mempunyai potensi kerusakan paling tinggi.

4. Banyaknya pengguna sepeda motor khususnya sepeda motor injeksi yang


ingin meningkatkan performa sepeda motornya dengan hanya mengganti
type dari injektor.

5. Penambahan suplay bahan bakar yang masuk dalam silinder dengan cara
mengatur debit bahan bakar yang masuk dengan menggunakan ECU
programmable.
4

1.3 Pembatasan Masalah

Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka


penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Performa mesin terhadap torsi di ukur menggunakan dynotest dengan


kondisi throttle terbuka penuh merujuk pada (SNI 7623:2010)

2. Hasil indetifikasi dari pengujian perbedaan RPM


3000,3500,4000,4500,5000 dengan menggunakan dynotest merujuk pada
( SNI 7553:2010 4.2.4)

3. Performa mesin terhadap daya di ukur berdasarkan spesifikasi sepeda motor


matif type PGM-FI dengan maksimum daya 80 % merujuk SNI (7553:2010)

4. Pengujian tidak menambahkan volume silinder / (Bore up) pada sepeda


motor yang diuji, hanya melakukan remaping ECU programmable.

5. Pengujian debit konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar pertamax


dengan metode Remapping ECU programmable.

1.4 RumusanMasalah

Uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di


atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Hasil dari torsi dan daya yang di dapatkan antara Single Injektor dan
Double Injektor pada kendaraan sepeda motor Honda Beat dengan
menggunakan bahan bakar Pertamax”.
5

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Menguji Torsi yang di dapatkan pada kedua jenis Injektor yang berbeda
menggunakan bahan bakar pertamax.

2. Mengindetifikasi pada perbedaan RPM dengan menggunakan dynotest pada


kedua injector tersebut.

3. Menguji Daya yang di dapatkan pada kedua jenis Injektor yang berbeda
menggunakan bahan bakar pertamax.

4. Menguji konsumsi debit bahan bakar pertamax pada motor EFI standar dan
dengan penambahan injector dengan menggunakan ECU programmable.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, penulis berharap hasil dari penelitian ini sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan Torsi dan Daya pada single
injector dan double injector pada sepeda motor injeksi 110 cc dengan bahan
bakar pertamax.

2. Untuk mengetahui konsumsi bahan yang di hasilkan dengan menggunakan


single injector dan double injector pada sepeda motor injeksi 110cc dengan
ECU programmable.

3. Jika hasil penggunaan double injector pada sepeda motor injeksi 110cc
berdampak menurunnya performa terhadap torsi dan daya, maka dapat di
jadikan sebuah informasi untuk pengguna lain.

4. Jika hasil penggunaan double injector pada sepeda motor injeksi 110cc
berdampak meningkatkan performa torsi dan daya, maka dapat dijadikan
sumber informasi untuk pengguna lain yang ingin menambahkan performa
mesinnya.
BAB II
KAJIAN TEORITIK

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Internal combustion engine 4 Stroke

a. Pengertian

Mesin atau engine dapat dibagi menjadi 2, berdasarkan sistem


pembakarannya yaitu sistem pembakaran dalam (internal combustion engines)
dan sistem pembakaran luar (external combustion engines). Pembagian mesin
menurut sistem pembakarannya didasarkan pada tempat proses pembakaran
yang terjadi. Contohnya pada mesin sepeda motor. Agar sebuah sepeda motor
dapat berjalan dengan normal, mesinnya memerlukan suatu proses pembakaran
untuk menghasilkan energi yang nantinya akan menggerakkan sepeda motor
tersebut. Suatu sistem pembakaran memerlukan 3 hal agar dapat menghasilkan
energi yang diperlukan oleh mesin, yaitu bahan bakar, media pembakarannya,
dan tempat terjadi pembakarannya. Pada sepeda motor, bahan bakar yang
dimaksud adalah bensin dan udara yang mengandung oksigen. Media
pembakarannya berupa busi (sparkplug) untuk menghasilkan api dan sistem
silinder sebagai alat kompresinya, sedangkan tempat terjadinya proses
pembakaran ada didalam suatu ruang bakar (combustion chamber).
Dikarenakan proses pembakarannya didalam combustion chamber (termasuk
ruang tertutup) maka mesin sepeda motor termasuk sistem pembakaran dalam.

Menurut sistem penyalaannya, internal combustion engine dibagi


menjadi dua jenis yaitu motor diesel dan motor bensin. Penyalaan pada motor
bensin terjadi karena loncatan bunga api listrik yang dipercikan oleh busi atau
juga sering disebut juga sparkplug. Motor bensin dapat juga disebut sebagai
motor otto. Motor tersebut dilengkapi dengan busi dan karburator. Busi
menghasilkan loncatan bunga api listrik yang membakar campuran bahan
bakar dan udara karena motor ini cenderung disebut spark ignition engine.

6
7

Pembakaran bahan bakar dengan udara ini menghasilkan daya.

B . Bagian – bagian Motor bensin 4 Langkah [4]

1. Cylinder bore adalah diameter dalam nominal dari silinder .


2. Luas , luas lingkaran berdiameter sama dengan cylinder bore.
3. Stroke atau langkah, jarak nominal yang dilalui saat bergerak antara 2 titik mati
.
4. Top Dead atau titik mati adalah posisi dan bagian-bagian yang bergerak yang
secara mekanis dihubungkan kepadanya sesaat ketika arah gerakan membalik
(pada titik ujung dari langkah). BDC (Bottom Dead Center) atau TMB (Titik
Mati Bawah) adalah titik mati ketika berada paling dekat dengan poros engkol
atau crankshaft. TDC (Top Dead Center) atau TMA (Titik Mati Atas) adalah
titik mati ketika posisi berada paling jauh dengan poros engkol .
5. Volume langkah/perpindahan atau volume yang tersapu (Vs) adalah volume
yang dihasilkan oleh ketika bekerja dari satu titik mati ke yang lain, dihitung
sebagai perkalian luas dan langkah .
6. Volume clearence/celah (Vc) adalah volume nominal dari ruang dalam ruang
bakar ketika berada di TDC .
7. Volume silinder adalah jumlah dari volume langkah dan volume clearence .
8. Perbandingan kompresi adalah nilai numerik hasil perbandingan nilai volume
silinder dan volume clearence
8

9. cyliinder bore adalah diameter dalam nominal dari silinder .


10. Luas , luas lingkaran berdiameter sama dengan cylinder bore .
11. Stroke atau langkah, jarak nominal yang dilalui saat bergerak antara 2
titik mati .
12. Top Dead atau titik mati adalah posisi dan bagian-bagian yang bergerak
yang secara mekanis dihubungkan kepadanya sesaat ketika arah gerakan
membalik (pada titik ujung dari langkah). BDC (Bottom Dead Center) atau
TMB (Titik Mati Bawah) adalah titik mati ketika berada paling dekat dengan
poros engkol atau crankshaft. TDC (Top Dead Center) atau TMA (Titik Mati
Atas) adalah titik mati ketika posisi berada paling jauh dengan poros engkol .
13. Volume langkah/perpindahan atau volume yang tersapu (Vs) adalah volume
yang dihasilkan oleh ketika bekerja dari satu titik mati ke yang lain, dihitung
sebagai perkalian luas dan langkah .
14. Volume clearence/celah (Vc) adalah volume nominal dari ruang dalam
ruang bakar ketika berada di TDC .
15. Volume silinder adalah jumlah dari volume langkah dan volume clearence
.
16. Perbandingan kompresi adalah nilai numerik hasil perbandingan nilai
volume silinder dan volume clearence.
9

c. Prinsip kerja torak 4 langkah : [5]

Keterangan: [4]

1. Langkah hisap (induction) : A

a. bergerak dari TDC (1) ke BDC (2)

b. Katup masuk terbuka, katup buang tertutup campuran bahan bakar dengan udara
yang telah tercampur didalam karburator masuk kedalam silinder melalui katup
masuk
c. Saat torak berada di BDC (2) katup masuk akan tertutup

2. Langkah kompresi (compression) : B

a. bergerak dari BDC (2) ke TDC (1)

b. Katup masuk dan katup buang kedua-duanya tertutup sehingga gas yang telah
diisap tidak keluar pada waktu ditekan oleh yang mengakibatkan tekanan gas akan
naik
c. Beberapa saat sebelum pistorn mencapai TDC (1) busi mengeluarkan bunga api
listrik
d. Gas bahan bakar yang telah mencapai tekanan tinggi terbakar

e. Akibat pembakaran bahan bakar, tekanannya akan naik menjadi kira-kira tiga kali
lipat
10

3. Langkah pembakaran (ignition) : C

a. Saat ini kedua katup masih dalam keadaan tertutup

b. Gas terbakar dengan tekanan yang tinggi akan mengembang kemudian menekan
turun kebawah dari TDC (1) ke BDC (2)
c. Tenaga ini disalurkan melalui connecting rod, selanjutnya oleh poros engkol atau
crankshaft diubah menjadi gerak rotasi
4. Langkah pembuangan (exhaust) : D

a. Katup buang terbuka, katup masuk tertutup

b. Torak bergerak dari BDC (2) ke TDC (1)

c. Gas sisa pembakaran terdorong oleh keluar melalui katup buang

2.1.1 Injektor

[6] Salah satu komponen penting dalam mesin sepeda motor berteknologi
injeksi adalah injektor. Komponen yang satu memiliki tugas menyemprotkan
bensin ke ruang baka dengan cara pengabutan. Performa maupun daya tahan
injector ini sangat bergantung pada pemakaian jenis bahan bakar namun
banyak pemilik motor injeksi saat ini hanya mengandalkan bensin dengan
oktan rendah, padahal sebenarnya bensin beroktan tinggi lebih disarankan
untuk sepeda motor yang sudah dilengkapi dengan teknologi injeksi. [7] Satu
hal yang pasti, pengaruh memakai bensin beroktan rendah pasti ada, terutama
karena tingkat ’kebersihan’ bensin yang menjadi kurang baik bisa
menyebabkan komponen FI (fuel injection) yang sensitif menjadi lebih mudah
tersumbat .maka akan semakin butuh bahan bakar berkualitas.Dengan memakai
bensin beroktan rendah, gejala detonasi (ngelitik)cepat atau lambat akan
muncul.

[8] Jenis – jenis injektor dengan sifat pengabutan dan karateristik yang
berbeda, maka untuk fungsi pemakaiannya juga berbeda dimana bergantung
pada proses pembakarannya. Proses pembakaran ini, ditentukan oleh bentuk
11

ruang bakarnya.Dari segi karateristik dan modelnya, injektor terdiri atas :


1. Injektor berlubang

a. Injektor berlubang satu (single hole)

b. Injektor berlubang banyak (multi hole)

Injektor berlubang satu (single hole) proses pengabutannya sangat baik


tetapi memerlukan tekanan injection pump yang tinggi. Demikian halnya
dengan injektor berlubang banyak (multi hole) pengabutannya sangat baik.
Injektor ini sangat tepat digunakan pada injektor langsung (direct injection).
Injektor berlubang banyak tipe ini digunakan pada ruang bakar valve pada
nozzle tipe ini mempunyai bentuk kerucut pada ujungnya yang didudukkan
dengan tipe direct injection. Needle pada valve seat. Pada ujung valve body
terdapat beberapa lubang yang dibuat secara simetris. Diameter lubangnya ber-
kisar antara 0.2-0.4 mm. Tekanan injeksi pada nozzle tipe ini berkisar antara
150-300 kg/cm2 . Untuk mencegah terjadinya keausan pada nozzle, maka
diantara guide hole (pada nozzle body) dan permukaan luar dari needle valve
diberikan celah sebesar 2-4.5 microns)
2. Injektor model pin atau throttle
12

 Injektor model throttle atau Injektor model pintle

Injektor model throttle dan model pintle lebih tepat digunakan pada
motor diesel dengan ruang bakar yang memiliki combustion chamber, kamar
muka maupun kamar pusar (turbulen) . Sedangkan dari segi pemakaian dan
posisi injektor terdiri dari injektor tidak lansung (precombustion chamber) dan
injektor langsung (direct injection). Kedua jenis injektor ini sering digunakan,
karena keduanya memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing. Adapun
perbedaan antara injector langsung dan tidak langsung adalah :
a. Injektor jenis tidak langsung ( precombustion chamber ) Pada sistem ini bahan
bakar tidak langsung disemprotkan langsung ke dalam silinder (ruang bakar
utama), melainkan terlebih dahulu melalui suatu kamar muka atau
precombustion chamber (PC), sehingga proses pembakaran terjadi secara
menjalar ke ruang bakar utama.
b. Injeksi langsung (direct injection) Injeksi langsung pada motor diesel cara
kerjanya adalah nozzle menyemprotkan bahan bakar dalam bentuk kabut ke
dalam silinder (ruang bakar) sehingga proses pembakaran terjadi secara
serempak.

2.1.3. Torsi

[9] Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja


yakni menggerakkan atau memindahkan mobil atau motor dari kondisi diam
hingga berjalan, jadi torsi adalah suatau energi. Besarnya torsi adalah besaran
turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari
benda yang berputar pada porosnya. Adapun perumusan dari torsi adalah
sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya
sentrifugal seperti sebesar F, benda berputar pada porosnya dengan jari-jari
sebagai b, dengan data tersebut torsinya adalah

T = F x b (N.m)
13

dimana :

T = Torsi benda berputar (N.m)

F = Gaya keliling dari benda yang berputar (N) b = Jarak benda ke pusat rotasi
(m)

Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar terhadap


porosnya, dan benda akan berhenti apabila ada usaha melawan torsi dengan
besar sama dengan arah yang berlawanan.

2.1.4 Daya

Putra Nurliansyah (2014) mengungkapkan bahwa daya menjelaskan


besarnya output kerja mesin yang berhubungan dengan waktu, atau rata-rata
kerja yang dihasilkan. Penjelasan tersebut diperjelas oleh Wiratmaja (2010 :
20) yang mendefinisikan daya sebagai hasil dari kerja, atau dengan kata lain
daya merupakan kerja atau energi yang dihasilkan mesin per satuan waktu
mesin itu eroperasi.
[10] Menurut Darmawansyah (2015) untuk menghitung besarnya daya
motor digunakan rumus :

P= 2.n.n.T
Nm/s (Watt)
60

Dimana :
P = Daya (Watt)
n = Putaran mesin (rpm)

T = Torsi mesin (Nm)

Dilakukan dengan cara yang sama seperti perhitungan di atas, dengan


menggunakan daya dari mesin itu dan didapatlah torsi dengan gaya dari
timbangan dan hasil menggunakan pengereman secara bertahap-tahap.
14

2.1.5 Bahan bakar Pertamax


[1] Pertamax (RON 92), Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang
mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi tanpa timbal
(unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi
diatas tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan
electronic fuel injectiondan xatalytic converters. Pertamax, seperti halnya
Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi pertamax
dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di
kilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai
pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan.
Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
Premium. Pertamax Plus (RON 95), jenis BBM ini mempunyai nilai oktan
tinggi (95). Pertamax dan Pertamax Plus dipasarkan sejak 10 Desember 2002.
Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan berteknologi mutakhir yang
mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan.
Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki
kompresi ratio lebih besar dari 10,5 dan menggunakan teknologi electronic fuel
injection (EFI), variable valve timing (VVT-I pada Toyota, VVT pada Suzuki,
VTEC pada Honda dan VANOS/Valvetronic pada BMW), turbochargers, serta
catalic converters. (Mahdiansah, 2010).
15

2.2. Penelitian yang relevan


Pada penelitian sebelumnya oleh Irawan, A. (2019). dalam skripsinya
yang berjudul pengaruh penambahan injector terhadap performa mesin sepeda
motor Yamaha Mio J pada beberapa variasi penyemprotan bahan bakar
(Doctoral dissertation, UNNES). Ini mampu memberikan data tentang torsi dan
daya pada kedua jenis injector tersebut dalam motor Mio J dan pada penelitian
oleh Shofiyulloh (2020) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Variasi
Injektor Terhadap Peforma Mesin Vario 110 Fi juga memberikan data berupa
perbandingan antara Torsi dan daya namun menggunakan variasi 3 injektor.
dari 2 penelitian tersebut sangat relevan dengan masalah- masalah dalam
penelitian ini sehingga, 2 penelitian tersebut menjadi referensi penulis untuk
melanjutkan beberapa penelitian yang sudah ada sebelumnya untuk peneliti
kembangkan dengan yang melibatkan beberapa aspek yang sudah peneliti tulis
dalam laporan ini. Oleh karena itu penulis ingin mengembangkan dan
membandingkan penelitian sebelumnya dengan yang sekarang.

Pada penelitian sebelumnya oleh Irawan, A. (2019). dalam skripsinya


yang berjudul pengaruh penambahan injector terhadap performa mesin sepeda
motor Yamaha Mio J pada beberapa variasi penyemprotan bahan bakar
(Doctoral dissertation, UNNES). dan pada penelitian oleh Shofiyulloh (2020)
dalam skripsinya yang berjudul Skripsi Pengaruh Variasi Injektor Terhadap
Peforma Mesin Vario 110 Fi memiliki beberapa persamaan dalam laporan
penelitian yang akan penulis uji karena sama-sama membandingkan
penambahan injector dan juga pada pengujian torsi, daya dan konsumsi bahan
bakar. Perbedaanya dari kedua penelitian tersebut dengan yang penulis
tuangkan dalam laporan proposal skripsi ini adalah pada penelitian pertama
oleh Irawan, A. (2019). dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penambahan
injector terhadap performa mesin sepeda motor Yamaha Mio J mampu
memberikan data tentang torsi, daya dan konsumsi bahan bakar, akan tetapi
tidak terdapat kapasitas CC kendaraan dan juga tidak terdapat waktu
peyemprotan dari single injector dan double injector pada saat dilakukan
16

pengujian. dan pada jurnal penelitian kedua oleh Shofiyulloh (2020) dalam
skripsinya yang berjudul Pengaruh Variasi Injektor Terhadap Peforma Mesin
Vario 110 Fi hanya menjelaskan variasi 3 injektor motor tetapi tidak
menjelaskan perbandingan antara single dan double injector, dan juga pada
penelitian tidak menjelaskan ukuran diameter dari injector yang di uji. Oleh
karena itu pada laporan proposal skripsi yang penulis teliti ini bertujuan untuk
menyempurnakan penelitian sebelumnya dengan memberikan beberapa data
rinci dan lengkap pada laporan proposal skripsi ini mengenai beberapa unsur
berupa aspek dalam penelitian yang penulis usung seperti penambahan berat
pada jenis injector yang uji pada sepeda motor Honda Beat 110 CC, serta
penambahan beberapa rumus dalam segi torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar
dan juga penulis ingin meneliti pada rpm 40 km/h, 60 km/h, dan 80 km/h pada
pengujian perbandingan single injector dengan double injector untuk
mempengaruhi torsi, daya dan konsumsi bahan bakar menggunakan pertamax.
karena terdapat permasalahan pada bab 1 mengenai akselerasi kendaraan serta
pengaruh konsumsi bahan bakar pada penggunakan injektor. maka penelitian
yang penulis usung dalam laporan proposal skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui perbandingan antara single injector dengan double injector pada
sepeda motor 110 cc menggunakan pertamax dilihat dari segi pengujian daya,
torsi dan konsumsi bahan bakar yang dipakai.

2.3. kerangka Konseptual


Dalam laporan ini, penulis akan memberikan konsep untuk penelitian
berupa kerangka yang disusun berdasarkan variabel bebas dan terikat. Dimana
variabel bebas tersebut berupa torsi dan daya single dan double injector yang
merupakan suatu variabel penting dalam penelitian untuk menemukan suatu
kinerja yang lebih baik dalam performa mesin tersebut dilihat dari akselerasi
kendaraan. Serta variable terikat berupa single injector dan double injector
yang merupakan fokus dalam penelitian tersebut dimana terdapatbuah injektor
yang lebih baik pada akselerasi kendaraan. Oleh karena itu dua unsur variabel
tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi untuk mencapai suatu hasil
17

dari penelitian tersebut.

Single Injector ( X1 )

Torsi dan Daya


mesin
( Z1 ) Performa Mesin
( Z2 )

Double Injector
( X2 )

Gambar 2.1. Diagram konsep

Berdasarkan diagram konsep tersebut bahwa variablel menjadi fokus


dalam penelitian untuk mencapai suatu tujuan yang menghasilkan data dari
sebuah analisis perbandingan dan pada penelitian ini hanya melakukan
pengambilan data pada saat proses penelitian atau pengujian yang kemudian
hasil penelitian dianalisis.. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan daya
dan torsi pada perfoma mesin sepeda motor injeksi 110 cc menggunakan bahan
bakar pertamax. Oleh karena itu penulis akan memberikan suatu kerangka
konsep yang dapat memudahkan untuk dimengerti dalam laporan proposal
skripsi tersebut.
18

2.4. Hipotesis Penelitian


( Menurut Suharsimi Arikunto (1995:71)) hipotesis ini didefinisikan
ialah sebagai alternative dugaan jawaban yang dibuat oleh penelitian bagi
problematika yang diajukan di dalam penelitian.Dugaan jawaban itu adalah
suatu kebenaran yang sifatnya sementara,yang tentu akan diuji kebenarannya
itu dengan data yang dikumpulkan dengan melalui penelitian. [16]
Dalam laporan ini penulis akan memberikan gambaran mengenai
hipotesis penelitian yang sesuai dengan kerangka konseptual berupa analisis
perbandingan (proporsi) yang akan diteliti pada bagian torsi dan daya di sepeda
motor 110 CC dengan menggunakan perbandingan antara yaitu double injektor
dan single injektor untuk mengukur jenis injektor mana yang cocok digunakan
dilihat dari akselerasi kerja mesin pada kendaraan saat bergerak. Penelitian ini
termasuk kedalam penelitian komparatif dengam metode eksperimental semu
(quasi-experimental research). Dimana, pada hipotesis ini akan
membandingkan 2 variabel yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
dalam bentuk tabel untuk mendapatkan hasil penelitian. [1].

Tabel 2.1. Variabel Bebas dan Variabel Terikat


Injektor Pengontrol Torsi dan Daya Pengereman
X1 Z1 Y1
X0 Z0 Y0

Keterangan :
X = Variabel bebas yakni kedua jenis injektor
Z = Variabel terikat yakni Torsi dan Daya Pengeraman
Dari tabel tersebut. Penulis mendapatkan perbedaan antara double
injektor dan single injektor pada pada akselerasi motor 110 CC serta
mendapatkan hasil dari perbandingan antara kedua injektor tersebut untuk torsi
dan daya pada pengereman sepeda motor 110 CC.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian : Sportisi Motorsport, Jalan Tenggiri No.4 A


Kota Jakarta Timur.
2. Waktu : Maret - April 2022

3.2. Populasi dan Sampel

(Menurut Hadari Nawawi ) Populasi adalah keseluruhan objek


penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. [13] (Menurut
Sugiyono) Sampel merupakan suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik
yang dimiliki oleh sebuah Populasi. Apabila Populasi tersebut besar, sehingga
para peneliti tentunya tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan
yang ada pada populasi tersebut beberapa kendala yang akan di hadapi di
antaranya seperti dana yang terbatas, tenaga dan waktu maka dalam hal ini
perlunya menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Selanjutnya,
apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan mendapatkan kesimpulan
yang nantinya di berlakukan untuk Populasi. [14]

Dalam laporan ini penulis telah menetukan populasi dan sampel pada
penelitian yang akan digunakan. Pada populasi target yaitu torsi dan daya pada
mesin. Dimana sampel dalam populasi tersebut berupa kecepatan motor yang
akan diuji pada Rpm 3000- 5000. Sedangkan untuk populasi terjangkau adalah
kedua jenis injektor yaitu single injector dan double injector dengan sampel
dengan waktu 15 detik.

19
20

3.3. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Menentukan definsi, metode, prosedur dan indikator


pengujian yang tepat

Persiapan alat dan bahan-bahan untuk


melakukan proses pengujian

Pengujian dan pengambilan data

Single Injektor Double Injektor

Analisis Analisis

Studi Komparasi

Kesimpulan
21

3.4. Definsi Operasional


Menurut Sugiyono (2015), Pengertian definisi operasional dalam
variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. [19]. Dalam penelitian
ini, penulis telah membuat definisi operasionl yang meliputi beberapa variabel.
Berikut ini adalah variable tetap pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
a. RPM = 3000, 3500, 4000,4500, 5000
b. berat injektor = 1 kg

Pada penelitian ini variable bebas yang di uji adalah:


a. waktu operasional kendaraan sekitar 10 – 15 detik.
b. jarak tempuh kendaraan sekitar 10 m – 15 m.

Dari kedua variable tersebut. Sesuai pada definisi konseptual yang


penulis tuangkan dalam laporan ini. Maka, penulis dapat menentukan
akselerasi antara single injektor dan double injektor dua dari hasil pengukuran
torsi dan daya dalam akselerasi kendaraan pada sepeda motor 110 CC.

3.5. Metode, Rancangan dan Prosedur Pengujian


Dalam laporan ini penulis akan memberikan metode yang akan
digunakan berupa analisis perbandingan (proporsi) yang akan diteliti pada
bagian sitem injeksi di sepeda motor 110 CC dengan menggunakan
perbandingan antara yaitu single injector dan double injector untuk mengukur
jenis injector mana yang cocok digunakan dilihat dari segi efisiensi torsi dan
daya injeksi. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian komparatif dengam
metode eksperimental semu (quasi- experimental research). Dimana, pada
metode ini akan membandingkan 2 variabel yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi dalam bentuk tabel untuk mendapatkan hasil penelitian
[1].
22

Tabel 3.1. Hubungan Variabel Bebas dan Terikat

Y0
X0 Y1 Y2
X1 X1 Y1 X1 Y2
X2 X2 Y1 X2 Y2

Keterangan variable:

X0 = Jenis Injektor X1 = Single injector X2 = Double injector


Y0 = Aspek Pengujian Y1 = Torsi Kendaraan Y2 = Daya Pengereman
Penulis juga menyusun rancangan dan prosedur penelitian pada laporan
Proposal Skripsi ini. Berikut ini adalah rancangan dan prosedur penelitian
sebagai berikut :
1. Persiapan dimulai dengan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan seperti kedua
jenis injector (single injector dan double injector ), meteran, stopwatch,
stopper, bahan bakar pertamax, dan dyno test untuk pengujian akselerasi
kendaraan.
2. Pengambilan data dilakukan pada waktu pagi hari dan sore hari,

3. Melakukan pengujian pada single injector dengan menejkan gas selama 10-15
detik dengan kecepatan RPM yang bervariasi dari 3000 – 5000 RPM.
4. Melakukan pengujian pada double injector dengan penekanan gas selama 10 –
15 detik dengan kecepatan RPM yang bervariasi dari 3000 – 5000 RPM.
5. Data hasil pengukuran torsi dan daya didapatkan dari dyno test pada alat
pengujian kendaraan, meteran dan stopwatch berupa data kuantitatif.
6. Hasil Perbandingan pada kedua jenis injektor di uji sesuai dengan kriteria
secara visual.
23

3.6. Instrumen Penelitian


Instrument penelitian yang digunakan berupa alat dan bahan untuk
melakukan Perbandingan antara kedua jenis injektor dengan pengujian torsi
dan daya akselerasi pada sepeda motor 110 CC :
Perangkat Lunak

a. Microsoft Office Word

b. Microsoft Office Excel

c. Microsoft Office Power Point

Perangkat Keras

a. Laptop

b. Sepeda motor Honda Beat Efi 110 CC.

c. kedua jenis injector (Single injector dan Double injector)

d. meteran,

e. Stopwatch

f. Bahan bakar pertamax

g. stopper

h. dyno test

i. Buku dan jurnal yang digunakan sebagai referensi


24

3.7. Teknik Pengumpulan data


Penelitian ini hanya melakukan pengambilan data pada saat proses
penelitian atau pengujian yang kemudian hasil penelitian dianalisis. Penelitian
ini dimaksudkan untuk membandingkan torsi dan daya pada penggunaan
single injector maupun double injector pada sepeda motor 110 cc.
Pengambilan data hasil pengujian untuk kedua jenis injector yang
digunakan yaitu meliputi pengukuran torsi dana daya pada akselerasi sepeda
motor 110 cc. Pengambilan data ini dilakukan menggunakan alat ukutr meteran
dan stopwatch serta bantuan dari indicator motor berupa dynotest untuk
mengetahui torsi dana daya. Dan waktu yang digunakan pada pengujian kedua
injector yang berbeda jenis tersebut dengan stopwatch.. Kemudian,
dilakukannya beberapa analisis dari pengujian tersebut berupa perbandingan
torsi dan daya pada kecepatan RPM 3000, 3500,4000,4500,5000 dengan
bantuan stopper untuk menghitung lama penekanan gas . Sehingga hasil dari
perbandingan tersebut menunjukkan hasil efisiensi dari torsi dan daya yang
dapat menyimpulkan jenis injector manakah yang lebih baik digunakan pada
sistem injeksi sepeda motor 110 CC.

3.8. Teknik Analisis Data


Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data maka metode
pengumpulan data merupakan langkah yang paling vital dalam suatu
penelitian. Peneliti yang melakukan penelitian tidak akan mendapatkan data
yang diinginkan jika tidak mengetahui metode dalam pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2018:224) pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari
settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada laboratorium
dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu
seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. [16].
Dalam laporan penelitian ini, penulis telah menentukan jenis data yang akan
dianalisis berupa data kuantitatif.
25

Teknik analisis ini akan memberi deskripsi awal untuk setiap variabel
untuk penelitian yang penulis teliti. Di mana dalam laporan penelitian ini,
setiap variabelnya bisa dilihat dari nilai mean (rata-rata) untuk setiap hasil
pengukuran injektor , maksimum – minumum, dan standar deviasi dari suatu
pengereman serta data yang dikelola menggunakan metode visual berupa
diagram batang dan table distribusi frekuensi dari hasil perbandingan suatu
pengukuran antara single injector dan double injector terhadap akselerasi
sepeda motor 110 cc.

single injector
( Torsi (m) )
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM

10 detik15 detik

Gambar 3.2.1. Contoh bagan Pengukuran torsi kendaraan untuk single injector.

Single injector
( Daya (s) )
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM
10 detik15 detik

26

Gambar 3.2.2. Pengukuran daya kendaraan untuk single injector.

Double injector
( Torsi (m) )
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM

10 detik15 detik

Gambar 2.2.3.Contoh bagan Pengukuran torsi kendaraan untuk double


injector.

Double injector
( Daya (s) )
1

0,8

0,6

0,4

0,2

0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM

10 detik15 detik

Gambar 3.2.4. pengukuran daya kendaraan untuk double injector.

Dari suatu diagram tersebut, dapat diketahui hasil dari suatu


27

pengukuran antara single injector dan double injector terhadap torsi dan daya
injeksi sepeda motor 110 cc.
Dalam laporan penelitian ini, penulis telah menentukan jenis statistik
inferensial yang akan digunakan untuk dianalisis yaitu jenis analisis
komparatif.
Jenis analisis komparasi adalah Menurut Nazir (2005: 58) penelitian
komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban
secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor
penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Bersifat
membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu
[17]. Jenis teknik analisis data tersebut sesuai dengan jenis penelitian pada
laporan yang akan penulis teliti tersebut. karena pada laporan ini, penulis akan
membandingkan antara single piston caliper dengan double piston caliper
terhadap efisiensi jarak tempuh dan waktu pengereman di sepeda motor 110 cc.

Tabel 3 2. Aspek pengujian komparatif


Aspek Pengujian
(Y0)
Jenis injektor (X0) Torsi kendaraan (Y1) Daya kendaraan (Y2)
Single injector (X1) X1 Y1 X1 Y2

Double injector (X2) X2 Y1 X2 Y2

Keterangan variable:
X0 = Jenis injektor
X1 = Single injector
X2 = Double injector
Y0 = Aspek Pengujian
28

Y1 = Torsi kendaraan
Y2 = Daya kendaraan

3.9. Hipotesis Statistik


Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji
kebenarannya. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian yang
bersifat eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis [18]. Dalam
statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan
alternatif. Pada statistik, hipotesis nol Merupakan hipotesis yang menyatakan
hubungan atau pengaruh antar variabel sama dengan nol. Atau dengan kata lain
tidak terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel. Dan
Hipotesis Alternatif Merupakan hipotesis yang menyatakan adanyaperbedaan,
hubungan atau pengaruh antar variabel tidak sama dengan nol. Atau dengan
kata lain terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel
(merupakan kebalikan dari hipotesis Nol) [18].

Berdasarkan pernyataan diatas mengenai hipotesis statistik untuk


mengetahui jawaban sementara dari hasil penelitian dalam laporan ini, penulis
berasumsi bahwa

Ho : tidak terdapat perbedaan antara single injector dan double injector


terhadap waktu start engine di sepeda motor 110 cc.

H1 : terdapat perbedaan antara single injector dengan double injector terhadap


torsi dan daya injeksi di sepeda motor 110 cc.

Dari asumsi diatas. Penulis dapat mengetahui jawaban sementara atas


pernyataan penelitian yang penulis teliti sesuai dengan hipotesis penelitian
yang ada pada laporan penelitian ini.
29
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai