Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL SKRIPSI

PERBANDINGAN DARI PENGGUNAAN SINGLE


INJEKTOR DAN DOUBLE INJEKTOR PADA
SEPEDAMOTOR EFI 110 CC MENGGUNAKAN BAHAN
BAKAR PERTAMAX

Disusun Oleh:

ALFIAN DWI PRAYOGO

Proposal Ini Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam


Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

September 2021
HALAMAN PENGESAHAN

NAMA DOSEN TANDA TANGG


TANGAN AL

Dr. Darwin Rio


Budi Syaka, S.T.,
M.T ………

NIP : ……….

1976042220060410 …………
01 ………

(Dosen Pembimbing
I)

Drs. Sopiyan,
M.Pd
NIP :
………
1964122319990310
……….
02
…………
(Dosen Pembimbing ………
II)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SEMINAR PROPOSAL

Nama

NIP :

(Ketua …………….. ………


Penguji) …….

Nama

NIP :

(Sekretari ……………. ………


s) …….

Nama
NIP :

(Dosen
……………. ………
Ahli)
…….

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri


Jakarta

Dr. Eko Arif Syaefudin, M.T


NIP. 198310132008121002
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Nama : Alfian Dwi Prayogo

No.Registrasi : 1502618012

Progam Studi : Pendidikan Teknik Mesin

Jurusan : Teknik

Judul : PERBANDINGAN PENGGUNAAN SINGLE


INJEKTOR DAN DOUBLE INJEKTOR PADA
SEPEDAMOTOR EFI 110 CC MENGGUNAKAN BAHAN
BAKAR PERTAMAX

Draft Proposal Skripsi tersebut telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti


seminar proposal skripsi..

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Darwin Rio Budi Drs. Sopiyan, M.Pd

Syaka, S.T., M.T


NIP.
NIP.
196412231999031002
197604222006041001
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin puji serta syukur saya panjatkan kehadirat


Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan Rahmat dan Nikmatnya,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul
“PERBANDINGAN PENGGUNAAN SINGLE INJEKTOR DAN DOUBLE
INJEKTOR PADA SEPEDAMOTOR EFI 110 CC MENGGUNAKAN BAHAN
BAKAR PERTAMAX . ”. Proposal skripsi ini merupakan salah satu persyaratan
yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin pada
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Jakarta.
Selama pelaksanaan penulisan proposal skripsi ini, Penulis telah menerima
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis mengucapkan
banyak terimakasihkepada:
1. Orang tua dan keluarga, atas segala doa yang telah dipanjatkan dan dukungan tiada
henti yang telahdiberikan.
2. Ibu Aam Amaningsih Jumhur, Ph.D. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Teknik Mesin Unversitas NegeriJakarta.
3. Seluruh rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta,
khususnya angkatan2018.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan proposal
skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, Penulis mengucapkan Terima Kasih.

Jakarta, 22 Januari 2022

Alfian Dwi Prayogo


NIM. 1502618012
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

[1]Mesin motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu
sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis
bensin tersebut biasanya diwakili dengan angka / nilai oktan (RON), misalnya
Premium ber-oktan 88, Pertamax ber-oktan 92.. Semakin tinggi angka oktan, maka
harga per liternya pun umumnya lebih tinggi (mahal). Cocok untuk mesin yang sudah
injeksi atau mesin EFI karena menghasilkan tenaga mesin Pertamax lebih maksimal
dan BBM digunakan secara optimal. Sedangkan pada mesin yang menggunakan
Premium, BBM terbakar dan meledak, tidak sesuai dengan gerakan . Gejala inilah
yang dikenal dengan ‘knocking’. [2] Sebagaimana kita tahu, motor-motor sekarang
sudah harus sistem injeksi. Mesin yang menggunakan sistem injeksi ini agar hemat
bahan bakar, rendah emisi dan power lebih besar di semua tingkat putaran mesin (rpm)
dibanding mesin yang masih karburator.

Namun belum tentu bahwa jika mengisi bensin ber-oktan tinggi pada motor
kita,kemudian akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi pula. Perlu diketahui,
bahwa setiap jenis mesin sepeda motor memiliki spesifikasi mesin yang berbeda-
beda, di dalam mesin ada beberapa bagian yang juga mempengaruhi tingkat
kecepatan dan daya yang dapat kita analisiskan. Pada penelitian sebelumnya oleh
Irawan, A. (2019). dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penambahan injector
terhadap performa mesin sepeda motor Yamaha Mio J pada beberapa variasi
penyemprotan bahan bakar (Doctoral dissertation, UNNES). ini mampu memberikan
data tentang torsi dan daya pada kedua jenis injector tersebut dalam motor Mio J dan
pada penelitian oleh Shofiyulloh (2020) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh
Variasi Injektor Terhadap Peforma Mesin Vario 110 Fi juga memberikan data berupa
perbandingan antara Torsi dan daya namun menggunakan variasi 3 injektor. Contoh
dari hal ini, penulis ingin membahas bagaimana jika kendaraan bermotor khususnya
sepeda motor injeksi berupa Honda Beat ini di compare antara memakai Single
Injektor dengan Double Injektor manakah yang performa dan torsi yang baik.
[3]Sistem injeksi atau yang juga dikenal dengan istilah fuel injection merupakan
teknologi pengontrol yang mampu mengatur campuran bahan bakar dan udara ke dalam
ruang pembakaran secara cepat, tepat, proporsional sekaligus optimal. Sistem injeksi
akan mengatur jumlah campuran bahan bakar dan udara sesuai perhitungan ECM
(Electronic Control Module).Perhitungan tersebut diperoleh ECM sesuai dengan keadaan
mesinyang terdeteksi oleh sensor. Keadaan mesin yang dimaksud yaitu jumlah udara
masuk, posisi katup gas, dan suhu mesin.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan
masalahnya sebagai berikut:

1. Tinggi harga bensin tergantung dari besarnya nilai oktan.


2. Kandungan pertamax mempengaruhi tenaga mesin pada motor injeksi.
3. Terjadinya knocking akibat kesalahan menggunakan bahan bakar premium
pada motor injeksi.
4. Banyaknya pengguna sepeda motor khususnya sepeda motor injeksi yang ingin
meningkatkan performa sepeda motornya dengan hanya mengganti type dari
injektor.

5. Terdapat perubahan bensin yang bertekanan dari fuel pump dari penggunaan
injector
1.3 Pembatasan Masalah
Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Perbandingan antara penggunaan Single Injektor dengan Double Injektor pada
sepedamotor.
2. Performa mesin dari penggunaan pertamax terhadap penggunaan injektor
jenis Single Injektor dan Double injektor.
3. Torsi dan Kecepatan yang di hasilkan pada sepeda motor merek Honda Beat
jika menggunakan Single Injektor dan Double Injektor.

4. Hasil indetifikasi dengan menggunakan perbedaan RPM dengan


menggunakan dynotest

1.4 RumusanMasalah

Uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Hasil dari kecepatan dan torsi yang di dapatkan antara Single Injektor dan
Double Injektor pada kendaraan sepeda motor Honda Beat dengan menggunakan
bahan bakar Pertamax.”.
1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:


1. Menganalisis perbandingan antara dua injektor yang berbeda tesebut dengan
menghitung torsi dan kecepatannya pada kendaraan sepeda motor Honda Beat
dengan bahan bakarPertamax.
2. Mengindetifikasi dengan menggunakan perbedaan RPM dengan menggunakan
dynotest dengan kedua injector tersebut.
3. Menentukan Performa mesin dari kedua jenis Injektor yang berbeda
menggunakan bahan bakar pertamax.

1.6 ManfaatPenelitian

Dari penelitian ini, penulis berharap hasil dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan Torsi dan Daya pada masing-masing
injektor.
2. Untuk mengetahui performa mesin dari kedua jenis Injektor yang berbeda
menggunakan bahan bakarpertamax.
3. Mengetahui hasil dari identifikasi kedua injektor menggunakan dynotest.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Internal combustion engine 4 Stroke

a) Pengertian

Mesin atau engine dapat dibagi menjadi 2, berdasarkan sistem pembakarannya


yaitu sistem pembakaran dalam (internal combustion engines) dan sistem pembakaran
luar (external combustion engines). Pembagian mesin menurut sistem pembakarannya
didasarkan pada tempat proses pembakaran yang terjadi. Contohnya pada mesin
sepeda motor. Agar sebuah sepeda motor dapat berjalan dengan normal, mesinnya
memerlukan suatu proses pembakaran untuk menghasilkan energi yang nantinya akan
menggerakkan sepeda motor tersebut. Suatu sistem pembakaran memerlukan 3 hal
agar dapat menghasilkan energi yang diperlukan oleh mesin, yaitu bahan bakar, media
pembakarannya, dan tempat terjadi pembakarannya. Pada sepeda motor, bahan bakar
yang dimaksud adalah bensin dan udara yang mengandung oksigen. Media
pembakarannya berupa busi (sparkplug) untuk menghasilkan api dan sistem silinder
sebagai alat kompresinya, sedangkan tempat terjadinya proses pembakaran ada
didalam suatu ruang bakar (combustion chamber). Dikarenakan proses
pembakarannya didalam combustion chamber (termasuk ruang tertutup) maka mesin
sepeda motor termasuk sistem pembakaran dalam.

Menurut sistem penyalaannya, internal combustion engine dibagi menjadi dua


jenis yaitu motor diesel dan motor bensin. Penyalaan pada motor bensin terjadi karena
loncatan bunga api listrik yang dipercikan oleh busi atau juga sering disebut juga
sparkplug. Motor bensin dapat juga disebut sebagai motor otto. Motor tersebut
dilengkapi dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan bunga api listrik
yang membakar campuran bahan bakar dan udara karena motor ini cenderung disebut
spark ignition engine. Pembakaran bahan bakar dengan udara ini menghasilkan daya.
b) Bagian – bagian Motor bensin 4 Langkah [4]

1. Cylinder bore adalah diameter dalam nominal dari silinder .

2. Luas \ , luas lingkaran berdiameter sama dengan cylinder bore .

3. Stroke atau langkah, jarak nominal yang dilalui saat bergerak antara 2 titik mati .
4. Top Dead atau titik mati adalah posisi dan bagian-bagian yang bergerak yang
secara mekanis dihubungkan kepadanya sesaat ketika arah gerakan membalik
(pada titik ujung dari langkah). BDC (Bottom Dead Center) atau TMB (Titik Mati
Bawah) adalah titik mati ketika berada paling dekat dengan poros engkol atau
crankshaft. TDC (Top Dead Center) atau TMA (Titik Mati Atas) adalah titik mati
ketika posisi berada paling jauh dengan poros engkol .
5. Volume langkah/perpindahan atau volume yang tersapu (Vs) adalah volume
yang dihasilkan oleh ketika bekerja dari satu titik mati ke yang lain, dihitung
sebagai perkalian luas dan langkah .
6. Volume clearence/celah (Vc) adalah volume nominal dari ruang dalam ruang
bakar ketika berada di TDC .
7. Volume silinder adalah jumlah dari volume langkah dan volume clearence .

8. Perbandingan kompresi adalah nilai numerik hasil perbandingan nilai volume


silinder dan volume clearence .
9. Cylinder bore adalah diameter dalam nominal dari silinder .

10. Luas , luas lingkaran berdiameter sama dengan cylinder bore .

11. Stroke atau langkah, jarak nominal yang dilalui saat bergerak antara 2
titik mati .
12. Top Dead atau titik mati adalah posisi dan bagian-bagian yang bergerak
yang secara mekanis dihubungkan kepadanya sesaat ketika arah gerakan
membalik (pada titik ujung dari langkah). BDC (Bottom Dead Center)
atau TMB (Titik Mati Bawah) adalah titik mati ketika berada paling
dekat dengan poros engkol atau crankshaft. TDC (Top Dead Center) atau
TMA (Titik Mati Atas) adalah titik mati ketika posisi berada paling jauh
dengan poros engkol .
13. Volume langkah/perpindahan atau volume yang tersapu (Vs) adalah
volume yang dihasilkan oleh ketika bekerja dari satu titik mati ke yang
lain, dihitung sebagai perkalian luas dan langkah .
14. Volume clearence/celah (Vc) adalah volume nominal dari ruang dalam
ruang bakar ketika berada di TDC .
15. Volume silinder adalah jumlah dari volume langkah dan volume clearence .

16. Perbandingan kompresi adalah nilai numerik hasil perbandingan nilai


volume silinder dan volume clearence .

c) Prinsip kerja torak 4 langkah : [5]


Keterangan: [4]

1. Langkah hisap (induction) : A

a. bergerak dari TDC (1) ke BDC (2)

b. Katup masuk terbuka, katup buang tertutup

c. Campuran bahan bakar dengan udara yang telah tercampur didalam


karburator masuk kedalam silinder melalui katup masuk
d. Saat torak berada di BDC (2) katup masuk akan tertutup

2. Langkah kompresi (compression) : B

a. bergerak dari BDC (2) ke TDC (1)

b. Katup masuk dan katup buang kedua-duanya tertutup sehingga gas yang
telah diisap tidak keluar pada waktu ditekan oleh yang mengakibatkan
tekanan gas akan naik
c. Beberapa saat sebelum pistorn mencapai TDC (1) busi mengeluarkan
bunga api listrik
d. Gas bahan bakar yang telah mencapai tekanan tinggi terbakar

e. Akibat pembakaran bahan bakar, tekanannya akan naik menjadi kira-kira


tiga kali lipat
3. Langkah pembakaran (ignition) : C

a. Saat ini kedua katup masih dalam keadaan tertutup

b. Gas terbakar dengan tekanan yang tinggi akan mengembang kemudian


menekan turun kebawah dari TDC (1) ke BDC (2)
c. Tenaga ini disalurkan melalui connecting rod, selanjutnya oleh poros
engkol atau crankshaft diubah menjadi gerak rotasi
4. Langkah pembuangan (exhaust) : D

a. Katup buang terbuka, katup masuk tertutup

b. Torak bergerak dari BDC (2) ke TDC (1)

c. Gas sisa pembakaran terdorong oleh keluar melalui katup buang

2.1.2 Injektor
[6] Salah satu komponen penting dalam mesin sepeda motor
berteknologi injeksi adalah injektor. Komponen yang satu memiliki tugas
menyemprotkan bensin ke ruang baka dengan cara pengabutan. Performa
maupun daya tahan injector ini sangat bergantung pada pemakaian jenis
bahan bakar namun banyak pemilik motor injeksi saat ini hanya
mengandalkan bensin dengan oktan rendah, padahal sebenarnya bensin
beroktan tinggi lebih disarankan untuk sepeda motor yang sudah dilengkapi
dengan teknologi injeksi. [7] Satu hal yang pasti, pengaruh memakai bensin
beroktan rendah pasti ada, terutama karena tingkat ’kebersihan’ bensin yang
menjadi kurang baik bisa menyebabkan komponen FI (fuel injection) yang
sensitif menjadi lebih mudah tersumbat .maka akan semakin butuh bahan
bakar berkualitas.Dengan memakai bensin beroktan rendah, gejala detonasi
(ngelitik)cepat atau lambat akan muncul.
[8] Jenis – jenis injektor dengan sifat pengabutan dan karateristik yang
berbeda, maka untuk fungsi pemakaiannya juga berbeda dimana bergantung
pada proses pembakarannya. Proses pembakaran ini, ditentukan oleh bentuk
ruang bakarnya.Dari segi karateristik dan modelnya, injektor terdiri atas :
1. Injektor berlubang

a. Injektor berlubang satu (single hole)


b. Injektor berlubang banyak (multi hole)
Injektor berlubang satu (single hole) proses pengabutannya sangat baik tetapi
memerlukan tekanan injection pump yang tinggi. Demikian halnya dengan
injektor berlubang banyak (multi hole) pengabutannya sangat baik. Injektor
ini sangat tepat digunakan pada injektor langsung (direct injection). Injektor
berlubang banyak tipe ini digunakan pada ruang bakar valve pada nozzle tipe
ini mempunyai bentuk kerucut pada ujungnya yang didudukkan dengan tipe
direct injection. Needle pada valve seat. Pada ujung valve body terdapat
beberapa lubang yang dibuat secara simetris. Diameter lubangnya ber-kisar
antara 0.2-0.4 mm. Tekanan injeksi pada nozzle tipe ini berkisar antara 150-
300 kg/cm2 . Untuk mencegah terjadinya keausan pada nozzle, maka diantara
guide hole (pada nozzle body) dan permukaan luar dari needle valve
diberikan celah sebesar 2-4.5 microns)
2. Injektor model pin atau throttle
a. Injektor model throttle
b. Injektor model pintle
Injektor model throttle dan model pintle lebih tepat digunakan pada motor
diesel dengan ruang bakar yang memiliki combustion chamber, kamar muka
maupun kamar pusar (turbulen) . Sedangkan dari segi pemakaian dan posisi
injektor terdiri dari injektor tidak lansung (precombustion chamber) dan
injektor langsung (direct injection). Kedua jenis injektor ini sering digunakan,
karena keduanya memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing.
Adapun perbedaan antara injector langsung dan tidak langsung adalah :
a. Injektor jenis tidak langsung ( precombustion chamber ) Pada sistem ini
bahan bakar tidak langsung disemprotkan langsung ke dalam silinder (ruang
bakar utama), melainkan terlebih dahulu melalui suatu kamar muka atau
precombustion chamber (PC), sehingga proses pembakaran terjadi secara
menjalar ke ruang bakar utama.
b. Injeksi langsung (direct injection) Injeksi langsung pada motor diesel cara
kerjanya adalah nozzle menyemprotkan bahan bakar dalam bentuk kabut ke
dalam silinder (ruang bakar) sehingga proses pembakaran terjadi secara
serempak.

2.1.3 Torsi
[9] Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja yakni
menggerakkan atau memindahkan mobil atau motor dari kondisi diam hingga
berjalan, jadi torsi adalah suatau energi. Besarnya torsi adalah besaran
turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari
benda yang berputar pada porosnya. Adapun perumusan dari torsi adalah
sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya
sentrifugal seperti sebesar F, benda berputar pada porosnya dengan jari-jari
sebagai b, dengan data tersebut torsinya adalah

T = F x b (N.m)
dimana :
T = Torsi benda berputar (N.m)

F = Gaya keliling dari benda yang berputar (N)


b = Jarak benda ke pusat rotasi (m)

Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar terhadap


porosnya, dan benda akan berhenti apabila ada usaha melawan torsi dengan
besar sama dengan arah yang berlawanan.

2.1.4 Daya
Putra Nurliansyah (2014) mengungkapkan bahwa daya menjelaskan
besarnya output kerja mesin yang berhubungan dengan waktu, atau rata-rata
kerja yang dihasilkan. Penjelasan tersebut diperjelas oleh Wiratmaja (2010 :
20) yang mendefinisikan daya sebagai hasil dari kerja, atau dengan kata lain
daya merupakan kerja atau energi yang dihasilkan mesin per satuan waktu
mesin itu eroperasi.
[10]Menurut Darmawansyah (2015) untuk menghitung besarnya daya motor
digunakan rumus :
2. π . n .T
P= Nm/s (Watt)
60
Dimana :
P = Daya (Watt)
n = Putaran mesin (rpm)
T = Torsi mesin (Nm)
Dilakukan dengan cara yang sama seperti perhitungan di atas, dengan
menggunakan daya dari mesin itu dan didapatlah torsi dengan gaya dari
timbangan dan hasil menggunakan pengereman secara bertahap-tahap.
2.1.5 Bahan bakar Pertamax
[1] Pertamax (RON 92), Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang
mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi tanpa timbal
(unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang
diproduksi diatas tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi
setara dengan electronic fuel injectiondan xatalytic converters. Pertamax,
seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi.
Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses
pengolahannya di kilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan pada
tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya
bagi lingkungan. Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan Premium. Pertamax Plus (RON 95), jenis BBM ini
mempunyai nilai oktan tinggi (95). Pertamax dan Pertamax Plus dipasarkan
sejak 10 Desember 2002. Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan
berteknologi mutakhir yang mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan
tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk
kendaraan yang memiliki kompresi ratio lebih besar dari 10,5 dan
menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable valve timing
(VVT-I pada Toyota, VVT pada Suzuki, VTEC pada Honda dan
VANOS/Valvetronic pada BMW), turbochargers, serta catalic converters.
(Mahdiansah, 2010).

2.2 Penelitian yang relevan


Pada penelitian sebelumnya oleh Irawan, A. (2019). dalam skripsinya yang
berjudul pengaruh penambahan injector terhadap performa mesin sepeda
motor Yamaha Mio J pada beberapa variasi penyemprotan bahan bakar
(Doctoral dissertation, UNNES). Ini mampu memberikan data tentang torsi
dan daya pada kedua jenis injector tersebut dalam motor Mio J dan pada
penelitian oleh Shofiyulloh (2020) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh
Variasi Injektor Terhadap Peforma Mesin Vario 110 Fi juga memberikan data
berupa perbandingan antara Torsi dan daya namun menggunakan variasi 3
injektor. dari 2 penelitian tersebut sangat relevan dengan masalah- masalah
dalam penelitian ini sehingga, 2 penelitian tersebut menjadi referensi penulis
untuk melanjutkan beberapa penelitian yang sudah ada sebelumnya untuk
peneliti kembangkan dengan yang melibatkan beberapa aspek yang sudah
peneliti tulis dalam laporan ini. Oleh karena itu penulis ingin mengembangkan
dan membandingkan penelitian sebelumnya dengan yang sekarang.
Pada penelitian sebelumnya oleh Irawan, A. (2019). dalam skripsinya yang
berjudul pengaruh penambahan injector terhadap performa mesin sepeda
motor Yamaha Mio J pada beberapa variasi penyemprotan bahan bakar
(Doctoral dissertation, UNNES). dan pada penelitian oleh Shofiyulloh (2020)
dalam skripsinya yang berjudul Skripsi Pengaruh Variasi Injektor Terhadap
Peforma Mesin Vario 110 Fi memiliki beberapa persamaan dalam laporan
penelitian yang akan penulis uji karena sama-sama membandingkan
penambahan injector dan juga pada pengujian torsi, daya dan konsumsi bahan
bakar. Perbedaanya dari kedua penelitian tersebut dengan yang penulis
tuangkan dalam laporan proposal skripsi ini adalah pada penelitian pertama
oleh Irawan, A. (2019). dalam skripsinya yang berjudul pengaruh
penambahan injector terhadap performa mesin sepeda motor Yamaha Mio J
mampu memberikan data tentang torsi, daya dan konsumsi bahan bakar, akan
tetapi tidak terdapat kapasitas CC kendaraan dan juga tidak terdapat waktu
peyemprotan dari single injector dan double injector pada saat dilakukan
pengujian. dan pada jurnal penelitian kedua oleh Shofiyulloh (2020) dalam
skripsinya yang berjudul Pengaruh Variasi Injektor Terhadap Peforma Mesin
Vario 110 Fi hanya menjelaskan variasi 3 injektor motor tetapi tidak
menjelaskan perbandingan antara single dan double injector, dan juga pada
penelitian tidak menjelaskan ukuran diameter dari injector yang di uji. Oleh
karena itu pada laporan proposal skripsi yang penulis teliti ini bertujuan untuk
menyempurnakan penelitian sebelumnya dengan memberikan beberapa data
rinci dan lengkap pada laporan proposal skripsi ini mengenai beberapa unsur
berupa aspek dalam penelitian yang penulis usung seperti penambahan berat
pada jenis injector yang uji pada sepeda motor Honda Beat 110 CC, serta
penambahan beberapa rumus dalam segi torsi, daya, dan konsumsi bahan
bakar dan juga penulis ingin meneliti pada rpm 40 km/h, 60 km/h, dan 80
km/h pada pengujian perbandingan single injector dengan double injector
untuk mempengaruhi torsi, daya dan konsumsi bahan bakar menggunakan
pertamax. karena terdapat permasalahan pada bab 1 mengenai akselerasi
kendaraan serta pengaruh konsumsi bahan bakar pada penggunakan injektor.
maka penelitian yang penulis usung dalam laporan proposal skripsi ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara single injector dengan
double injector pada sepeda motor 110 cc menggunakan pertamax dilihat dari
segi pengujian daya, torsi dan konsumsi bahan bakar yang dipakai.
2.2 kerangka Konseptual

Dalam laporan ini, penulis akan memberikan konsep untuk penelitian


berupa kerangka yang disusun berdasarkan variabel bebas dan terikat. Dimana
variabel bebas tersebut berupa torsi dan daya single dan double injector yang
merupakan suatu variabel penting dalam penelitian untuk menemukan suatu
kinerja yang lebih baik dalam performa mesin tersebut dilihat dari akselerasi
kendaraan. Serta variable terikat berupa single injector dan double injector
yang merupakan fokus dalam penelitian tersebut dimana 2 buah injektor yang
lebih baik pada akselerasi kendaraan. Oleh karena itu dua unsur variabel
tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi untuk mencapai suatu hasil
dari penelitian tersebut.

Single Injector
( X1 )

Torsi dan Daya


mesin Performa Mesin
( Z1 ) ( Z2 )

Double Injector
( X2 )

Gambar 2.1. Diagram konsep

Berdasarkan diagram konsep tersebut bahwa variablel menjadi fokus dalam


penelitian untuk mencapai suatu tujuan yang menghasilkan data dari sebuah
analisis perbandingan dan pada penelitian ini hanya melakukan pengambilan
data pada saat proses penelitian atau pengujian yang kemudian hasil
penelitian dianalisis.. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan daya dan
torsi pada perfoma mesin sepeda motor injeksi 110 cc menggunakan bahan
bakar pertamax. Oleh karena itu penulis akan memberikan suatu kerangka
konsep yang dapat memudahkan untuk dimengerti dalam laporan proposal
skripsi tersebut.
2.3 Hipotesis Penelitian
( Menurut Suharsimi Arikunto (1995:71)) hipotesis ini didefinisikan ialah
sebagai alternative dugaan jawaban yang dibuat oleh penelitian bagi
problematika yang diajukan di dalam penelitian.Dugaan jawaban itu adalah
suatu kebenaran yang sifatnya sementara,yang tentu akan diuji kebenarannya
itu dengan data yang dikumpulkan dengan melalui penelitian. [16]
Dalam laporan ini penulis akan memberikan gambaran mengenai hipotesis
penelitian yang sesuai dengan kerangka konseptual berupa analisis
perbandingan (proporsi) yang akan diteliti pada bagian torsi dan daya di
sepeda motor 110 CC dengan menggunakan perbandingan antara yaitu
double injektor dan single injektor untuk mengukur jenis injektor mana yang
cocok digunakan dilihat dari akselerasi kerja mesin pada kendaraan saat
bergerak. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian komparatif dengam
metode eksperimental semu (quasi-experimental research). Dimana, pada
hipotesis ini akan membandingkan 2 variabel yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi dalam bentuk tabel untuk mendapatkan hasil penelitian.
[1].

Tabel 2.1. Variabel Bebas dan Variabel Terikat


Injektor Pengontrol Torsi dan Daya Pengereman
X1 Z1 Y1
X0 Z0 Y0

Keterangan :
X = Variabel bebas yakni kedua jenis injektor
Z = Variabel terikat yakni Torsi dan Daya Pengeraman

Dari tabel tersebut. Penulis mendapatkan perbedaan antara double injektor


dan single injektor pada pada akselerasi motor 110 CC serta mendapatkan
hasil dari perbandingan antara kedua injektor tersebut untuk torsi dan daya
pada pengereman sepeda motor 110 CC.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat danWaktu

1. Tempat Penelitian : Sportisi Motorsport, Jalan Tenggiri No.4 A

Kota Jakarta Timur.

2. Waktu : Maret - April 2022

3.2 Populasi dan Sampel

(Menurut Hadari Nawawi ) Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang


terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai
test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik
tertentu di dalam suatu penelitian. [13] (Menurut Sugiyono) Sampel merupakan
suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah
Populasi. Apabila Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak
memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang ada pada populasi tersebut
beberapa kendala yang akan di hadapi di antaranya seperti dana yang terbatas,
tenaga dan waktu maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang di ambil
dari populasi itu. Selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan
mendapatkan kesimpulan yang nantinya di berlakukan untuk Populasi. [14]

Dalam laporan ini penulis telah menetukan populasi dan sampel pada penelitian
yang akan digunakan. Pada populasi target yaitu torsi dan daya pada mesin.
Dimana sampel dalam populasi tersebut berupa kecepatan motor yang akan diuji
pada Rpm 3000- 5000. Sedangkan untuk populasi terjangkau adalah kedua jenis
injektor yaitu single injector dan double injector dengan sampel dengan waktu 15
detik.

Pada laporan penelitian ini, penulis juga memberikan Teknik pengumpulan sampel
dengan melakukan pengujian terhadap kedua injektor untuk torsi dan daya yang
efisien pada mesin, sekaligus menentukan injektor mana yang lebih baik digunakan
untuk sepeda motor 110 cc.
3.3 Diagram AlirPenelitian

Mulai

Studi Literatur

Menentukan definsi, metode, prosedur dan


indikator pengujian yang tepat

Persiapan alat dan bahan-bahan untuk


melakukan proses pengujian

Pengujian dan
pengambilan data

Single Injektor Double Injektor

Analisis Analisis

Studi Komparasi

Kesimpulan
3.4 Definsi Operasional
Menurut Sugiyono (2015), Pengertian definisi operasional dalam variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. [19]. Dalam penelitian ini,
penulis telah membuat definisi operasionl yang meliputi beberapa variabel.
Berikut ini adalah variable tetap pada penelitian ini, yaitu sebagai

berikut :

a. RPM = 3000, 3500, 4000,4500, 5000

b. berat injektor = 1 kg

Pada penelitian ini variable bebas yang di uji adalah:

a. waktu operasional kendaraan sekitar 10 – 15 detik.

b. jarak tempuh kendaraan sekitar 10 m – 15 m.

Dari kedua variable tersebut. Sesuai pada definisi konseptual yang

penulis tuangkan dalam laporan ini. Maka, penulis dapat menentukan

akselerasi antara single injektor dan double injektor dua dari hasil

pengukuran torsi dan daya dalam akselerasi kendaraan pada sepeda motor

110 CC.

3.5 Metode, Rancangan dan Prosedur Pengujian


Dalam laporan ini penulis akan memberikan metode yang akan
digunakan berupa analisis perbandingan (proporsi) yang akan diteliti pada
bagian sitem injeksi di sepeda motor 110 CC dengan menggunakan
perbandingan antara yaitu single injector dan double injector untuk
mengukur jenis injector mana yang cocok digunakan dilihat dari segi
efisiensi torsi dan daya injeksi. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian
komparatif dengam metode eksperimental semu (quasi-experimental
research). Dimana, pada metode ini akan membandingkan 2 variabel yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam bentuk tabel untuk
mendapatkan hasil penelitian [1].
Tabel 3.1. Hubungan Variabel Bebas dan Terikat

Y0
X0 Y1 Y2
X1 X1 Y1 X1 Y2
X2 X2 Y1 X2 Y2
Keterangan variable:
X0 = Jenis Injektor
X1 = Single injector
X2 = Double injector
Y0 = Aspek Pengujian
Y1 = Torsi Kendaraan
Y2 = Daya Pengereman
Penulis juga menyusun rancangan dan prosedur penelitian pada
laporan Proposal Skripsi ini. Berikut ini adalah rancangan dan prosedur
penelitian sebagai berikut :
1. Persiapan dimulai dengan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan seperti
kedua jenis injector (single injector dan double injector ), meteran,
stopwatch, stopper, bahan bakar pertamax, dan dyno test untuk
pengujian akselerasi kendaraan.
2. Pengambilan data dilakukan pada waktu pagi hari dan sore hari,
3. Melakukan pengujian pada single injector dengan menejkan gas selama
10-15 detik dengan kecepatan RPM yang bervariasi dari 3000 – 5000
RPM.
4. Melakukan pengujian pada double injector dengan penekanan gas
selama 10 – 15 detik dengan kecepatan RPM yang bervariasi dari 3000
– 5000 RPM.
5. Data hasil pengukuran torsi dan daya didapatkan dari dyno test pada alat

pengujian kendaraan, meteran dan stopwatch berupa data kuantitatif.

6. Hasil Perbandingan pada kedua jenis injektor di uji sesuai dengan

kriteria secara visual.


3.6 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan berupa alat dan bahan untuk

melakukan Perbandingan antara kedua jenis injektor dengan pengujian

torsi dan daya akselerasi pada sepeda motor 110 CC :

Perangkat Lunak

a. Microsoft Office Word

b. Microsoft Office Excel

c. Microsoft Office Power Point

1. Perangkat Keras

a. Laptop

b. Sepeda motor Honda Beat Efi 110 CC.

c. kedua jenis injector (Single injector dan Double injector)

d. meteran,

e. Stopwatch

f. Bahan bakar pertamax

g. stopper

h. dyno test

i. Buku dan jurnal yang digunakan sebagai referensi


3.7 Teknik Pengumpulan data
Penelitian ini hanya melakukan pengambilan data pada saat proses

penelitian atau pengujian yang kemudian hasil penelitian dianalisis.

Penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan torsi dan daya pada

penggunaan single injector maupun double injector pada sepeda motor 110

cc.

Pengambilan data hasil pengujian untuk kedua jenis injector yang

digunakan yaitu meliputi pengukuran torsi dana daya pada akselerasi sepeda

motor 110 cc. Pengambilan data ini dilakukan menggunakan alat ukutr

meteran dan stopwatch serta bantuan dari indicator motor berupa dynotest

untuk mengetahui torsi dana daya. Dan waktu yang digunakan pada

pengujian kedua injector yang berbeda jenis tersebut dengan stopwatch..

Kemudian, dilakukannya beberapa analisis dari pengujian tersebut berupa

perbandingan torsi dan daya pada kecepatan RPM 3000,

3500,4000,4500,5000 dengan bantuan stopper untuk menghitung lama

penekanan gas . Sehingga hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan

hasil efisiensi dari torsi dan daya yang dapat menyimpulkan jenis injector

manakah yang lebih baik digunakan pada sistem injeksi sepeda motor 110

CC.
3.8 Teknik Analisis Data
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data maka metode
pengumpulan data merupakan langkah yang paling vital dalam suatu
penelitian. Peneliti yang melakukan penelitian tidak akan mendapatkan data
yang diinginkan jika tidak mengetahui metode dalam pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2018:224) pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari
settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada laboratorium
dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada
suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sekunder. [16]. Dalam laporan penelitian ini, penulis telah menentukan jenis
data yang akan dianalisis berupa data kuantitatif.
Teknik analisis ini akan memberi deskripsi awal untuk setiap
variabel untuk penelitian yang penulis teliti. Di mana dalam laporan
penelitian ini, setiap variabelnya bisa dilihat dari nilai mean (rata-rata) untuk
setiap hasil pengukuran injektor , maksimum – minumum, dan standar
deviasi dari suatu pengereman serta data yang dikelola menggunakan
metode visual berupa diagram batang dan table distribusi frekuensi dari
hasil perbandingan suatu pengukuran antara single injector dan double
injector terhadap akselerasi sepeda motor 110 cc.

single injector
( Torsi (m) )
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM

10 detik 15 detik
Gambar 3.2.1. Contoh bagan Pengukuran torsi kendaraan untuk single
injector.
Single injector
( Daya (s) )
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM

10 detik 15 detik
Gambar 3.2.2. Pengukuran daya kendaraan untuk single injector.

Double injector
( Torsi (m) )
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM

10 detik 15 detik
Gambar 2.2.3.Contoh bagan Pengukuran torsi kendaraan untuk double
injector.
Double injector
( Daya (s) )
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM

10 detik 15 detik
Gambar 3.2.4. pengukuran daya kendaraan untuk double injector.
Dari suatu diagram tersebut, dapat diketahui hasil dari suatu
pengukuran antara single injector dan double injector terhadap torsi dan
daya injeksi sepeda motor 110 cc.
Dalam laporan penelitian ini, penulis telah menentukan jenis
statistik inferensial yang akan digunakan untuk dianalisis yaitu jenis analisis
komparatif.
Jenis analisis komparasi adalah Menurut Nazir (2005: 58)
penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari
jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-
faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Bersifat membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu [17]. Jenis teknik analisis data tersebut sesuai dengan jenis
penelitian pada laporan yang akan penulis teliti tersebut. karena pada
laporan ini, penulis akan membandingkan antara single piston caliper
dengan double piston caliper terhadap efisiensi jarak tempuh dan waktu
pengereman di sepeda motor 110 cc.
Tabel 3 2. Aspek pengujian komparatif

Aspek Pengujian
(Y0)

Jenis injektor Torsi kendaraan Daya kendaraan


(X0) (Y1) (Y2)

Single injector (X1) X1 Y1 X1 Y2

Double injector (X2) X2 Y1 X2 Y2


Keterangan variable:
X0 = Jenis injektor
X1 = Single injector
X2 = Double injector
Y0 = Aspek Pengujian
Y1 = Torsi kendaraan
Y2 = Daya kendaraan

3.9 Hipotesis Statistik


Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji
kebenarannya. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian
yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis [18].
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis
nol dan alternatif. Pada statistik, hipotesis nol Merupakan hipotesis yang
menyatakan hubungan atau pengaruh antar variabel sama dengan nol. Atau
dengan kata lain tidak terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar
variabel. Dan Hipotesis Alternatif Merupakan hipotesis yang menyatakan
adanyaperbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel tidak sama dengan
nol. Atau dengan kata lain terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh
antar variabel (merupakan kebalikan dari hipotesis Nol) [18].

Berdasarkan pernyataan diatas mengenai hipotesis statistik untuk


mengetahui jawaban sementara dari hasil penelitian dalam laporan ini,
penulis berasumsi bahwa :

Ho : tidak terdapat perbedaan antara single injector dan double injector


terhadap waktu start engine di sepeda motor 110 cc.

H1 : terdapat perbedaan antara single injector dengan double injector


terhadap torsi dan daya injeksi di sepeda motor 110 cc.

Dari asumsi diatas. Penulis dapat mengetahui jawaban sementara


atas pernyataan penelitian yang penulis teliti sesuai dengan hipotesis
penelitian yang ada pada laporan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai