Disusun Oleh:
September 2021
HALAMAN PENGESAHAN
NIP : ……….
1976042220060410 …………
01 ………
(Dosen Pembimbing
I)
Drs. Sopiyan,
M.Pd
NIP :
………
1964122319990310
……….
02
…………
(Dosen Pembimbing ………
II)
Nama
NIP :
Nama
NIP :
Nama
NIP :
(Dosen
……………. ………
Ahli)
…….
Mengetahui,
No.Registrasi : 1502618012
Jurusan : Teknik
Pembimbing I Pembimbing II
1.1 LatarBelakang
[1]Mesin motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu
sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis
bensin tersebut biasanya diwakili dengan angka / nilai oktan (RON), misalnya
Premium ber-oktan 88, Pertamax ber-oktan 92.. Semakin tinggi angka oktan, maka
harga per liternya pun umumnya lebih tinggi (mahal). Cocok untuk mesin yang sudah
injeksi atau mesin EFI karena menghasilkan tenaga mesin Pertamax lebih maksimal
dan BBM digunakan secara optimal. Sedangkan pada mesin yang menggunakan
Premium, BBM terbakar dan meledak, tidak sesuai dengan gerakan . Gejala inilah
yang dikenal dengan ‘knocking’. [2] Sebagaimana kita tahu, motor-motor sekarang
sudah harus sistem injeksi. Mesin yang menggunakan sistem injeksi ini agar hemat
bahan bakar, rendah emisi dan power lebih besar di semua tingkat putaran mesin (rpm)
dibanding mesin yang masih karburator.
Namun belum tentu bahwa jika mengisi bensin ber-oktan tinggi pada motor
kita,kemudian akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi pula. Perlu diketahui,
bahwa setiap jenis mesin sepeda motor memiliki spesifikasi mesin yang berbeda-
beda, di dalam mesin ada beberapa bagian yang juga mempengaruhi tingkat
kecepatan dan daya yang dapat kita analisiskan. Pada penelitian sebelumnya oleh
Irawan, A. (2019). dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penambahan injector
terhadap performa mesin sepeda motor Yamaha Mio J pada beberapa variasi
penyemprotan bahan bakar (Doctoral dissertation, UNNES). ini mampu memberikan
data tentang torsi dan daya pada kedua jenis injector tersebut dalam motor Mio J dan
pada penelitian oleh Shofiyulloh (2020) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh
Variasi Injektor Terhadap Peforma Mesin Vario 110 Fi juga memberikan data berupa
perbandingan antara Torsi dan daya namun menggunakan variasi 3 injektor. Contoh
dari hal ini, penulis ingin membahas bagaimana jika kendaraan bermotor khususnya
sepeda motor injeksi berupa Honda Beat ini di compare antara memakai Single
Injektor dengan Double Injektor manakah yang performa dan torsi yang baik.
[3]Sistem injeksi atau yang juga dikenal dengan istilah fuel injection merupakan
teknologi pengontrol yang mampu mengatur campuran bahan bakar dan udara ke dalam
ruang pembakaran secara cepat, tepat, proporsional sekaligus optimal. Sistem injeksi
akan mengatur jumlah campuran bahan bakar dan udara sesuai perhitungan ECM
(Electronic Control Module).Perhitungan tersebut diperoleh ECM sesuai dengan keadaan
mesinyang terdeteksi oleh sensor. Keadaan mesin yang dimaksud yaitu jumlah udara
masuk, posisi katup gas, dan suhu mesin.
5. Terdapat perubahan bensin yang bertekanan dari fuel pump dari penggunaan
injector
1.3 Pembatasan Masalah
Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Perbandingan antara penggunaan Single Injektor dengan Double Injektor pada
sepedamotor.
2. Performa mesin dari penggunaan pertamax terhadap penggunaan injektor
jenis Single Injektor dan Double injektor.
3. Torsi dan Kecepatan yang di hasilkan pada sepeda motor merek Honda Beat
jika menggunakan Single Injektor dan Double Injektor.
1.4 RumusanMasalah
Uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Hasil dari kecepatan dan torsi yang di dapatkan antara Single Injektor dan
Double Injektor pada kendaraan sepeda motor Honda Beat dengan menggunakan
bahan bakar Pertamax.”.
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 ManfaatPenelitian
Dari penelitian ini, penulis berharap hasil dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan Torsi dan Daya pada masing-masing
injektor.
2. Untuk mengetahui performa mesin dari kedua jenis Injektor yang berbeda
menggunakan bahan bakarpertamax.
3. Mengetahui hasil dari identifikasi kedua injektor menggunakan dynotest.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Internal combustion engine 4 Stroke
a) Pengertian
3. Stroke atau langkah, jarak nominal yang dilalui saat bergerak antara 2 titik mati .
4. Top Dead atau titik mati adalah posisi dan bagian-bagian yang bergerak yang
secara mekanis dihubungkan kepadanya sesaat ketika arah gerakan membalik
(pada titik ujung dari langkah). BDC (Bottom Dead Center) atau TMB (Titik Mati
Bawah) adalah titik mati ketika berada paling dekat dengan poros engkol atau
crankshaft. TDC (Top Dead Center) atau TMA (Titik Mati Atas) adalah titik mati
ketika posisi berada paling jauh dengan poros engkol .
5. Volume langkah/perpindahan atau volume yang tersapu (Vs) adalah volume
yang dihasilkan oleh ketika bekerja dari satu titik mati ke yang lain, dihitung
sebagai perkalian luas dan langkah .
6. Volume clearence/celah (Vc) adalah volume nominal dari ruang dalam ruang
bakar ketika berada di TDC .
7. Volume silinder adalah jumlah dari volume langkah dan volume clearence .
11. Stroke atau langkah, jarak nominal yang dilalui saat bergerak antara 2
titik mati .
12. Top Dead atau titik mati adalah posisi dan bagian-bagian yang bergerak
yang secara mekanis dihubungkan kepadanya sesaat ketika arah gerakan
membalik (pada titik ujung dari langkah). BDC (Bottom Dead Center)
atau TMB (Titik Mati Bawah) adalah titik mati ketika berada paling
dekat dengan poros engkol atau crankshaft. TDC (Top Dead Center) atau
TMA (Titik Mati Atas) adalah titik mati ketika posisi berada paling jauh
dengan poros engkol .
13. Volume langkah/perpindahan atau volume yang tersapu (Vs) adalah
volume yang dihasilkan oleh ketika bekerja dari satu titik mati ke yang
lain, dihitung sebagai perkalian luas dan langkah .
14. Volume clearence/celah (Vc) adalah volume nominal dari ruang dalam
ruang bakar ketika berada di TDC .
15. Volume silinder adalah jumlah dari volume langkah dan volume clearence .
b. Katup masuk dan katup buang kedua-duanya tertutup sehingga gas yang
telah diisap tidak keluar pada waktu ditekan oleh yang mengakibatkan
tekanan gas akan naik
c. Beberapa saat sebelum pistorn mencapai TDC (1) busi mengeluarkan
bunga api listrik
d. Gas bahan bakar yang telah mencapai tekanan tinggi terbakar
2.1.2 Injektor
[6] Salah satu komponen penting dalam mesin sepeda motor
berteknologi injeksi adalah injektor. Komponen yang satu memiliki tugas
menyemprotkan bensin ke ruang baka dengan cara pengabutan. Performa
maupun daya tahan injector ini sangat bergantung pada pemakaian jenis
bahan bakar namun banyak pemilik motor injeksi saat ini hanya
mengandalkan bensin dengan oktan rendah, padahal sebenarnya bensin
beroktan tinggi lebih disarankan untuk sepeda motor yang sudah dilengkapi
dengan teknologi injeksi. [7] Satu hal yang pasti, pengaruh memakai bensin
beroktan rendah pasti ada, terutama karena tingkat ’kebersihan’ bensin yang
menjadi kurang baik bisa menyebabkan komponen FI (fuel injection) yang
sensitif menjadi lebih mudah tersumbat .maka akan semakin butuh bahan
bakar berkualitas.Dengan memakai bensin beroktan rendah, gejala detonasi
(ngelitik)cepat atau lambat akan muncul.
[8] Jenis – jenis injektor dengan sifat pengabutan dan karateristik yang
berbeda, maka untuk fungsi pemakaiannya juga berbeda dimana bergantung
pada proses pembakarannya. Proses pembakaran ini, ditentukan oleh bentuk
ruang bakarnya.Dari segi karateristik dan modelnya, injektor terdiri atas :
1. Injektor berlubang
2.1.3 Torsi
[9] Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja yakni
menggerakkan atau memindahkan mobil atau motor dari kondisi diam hingga
berjalan, jadi torsi adalah suatau energi. Besarnya torsi adalah besaran
turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari
benda yang berputar pada porosnya. Adapun perumusan dari torsi adalah
sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya
sentrifugal seperti sebesar F, benda berputar pada porosnya dengan jari-jari
sebagai b, dengan data tersebut torsinya adalah
T = F x b (N.m)
dimana :
T = Torsi benda berputar (N.m)
2.1.4 Daya
Putra Nurliansyah (2014) mengungkapkan bahwa daya menjelaskan
besarnya output kerja mesin yang berhubungan dengan waktu, atau rata-rata
kerja yang dihasilkan. Penjelasan tersebut diperjelas oleh Wiratmaja (2010 :
20) yang mendefinisikan daya sebagai hasil dari kerja, atau dengan kata lain
daya merupakan kerja atau energi yang dihasilkan mesin per satuan waktu
mesin itu eroperasi.
[10]Menurut Darmawansyah (2015) untuk menghitung besarnya daya motor
digunakan rumus :
2. π . n .T
P= Nm/s (Watt)
60
Dimana :
P = Daya (Watt)
n = Putaran mesin (rpm)
T = Torsi mesin (Nm)
Dilakukan dengan cara yang sama seperti perhitungan di atas, dengan
menggunakan daya dari mesin itu dan didapatlah torsi dengan gaya dari
timbangan dan hasil menggunakan pengereman secara bertahap-tahap.
2.1.5 Bahan bakar Pertamax
[1] Pertamax (RON 92), Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang
mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi tanpa timbal
(unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang
diproduksi diatas tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi
setara dengan electronic fuel injectiondan xatalytic converters. Pertamax,
seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi.
Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses
pengolahannya di kilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan pada
tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya
bagi lingkungan. Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan Premium. Pertamax Plus (RON 95), jenis BBM ini
mempunyai nilai oktan tinggi (95). Pertamax dan Pertamax Plus dipasarkan
sejak 10 Desember 2002. Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan
berteknologi mutakhir yang mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan
tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk
kendaraan yang memiliki kompresi ratio lebih besar dari 10,5 dan
menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable valve timing
(VVT-I pada Toyota, VVT pada Suzuki, VTEC pada Honda dan
VANOS/Valvetronic pada BMW), turbochargers, serta catalic converters.
(Mahdiansah, 2010).
Single Injector
( X1 )
Double Injector
( X2 )
Keterangan :
X = Variabel bebas yakni kedua jenis injektor
Z = Variabel terikat yakni Torsi dan Daya Pengeraman
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam laporan ini penulis telah menetukan populasi dan sampel pada penelitian
yang akan digunakan. Pada populasi target yaitu torsi dan daya pada mesin.
Dimana sampel dalam populasi tersebut berupa kecepatan motor yang akan diuji
pada Rpm 3000- 5000. Sedangkan untuk populasi terjangkau adalah kedua jenis
injektor yaitu single injector dan double injector dengan sampel dengan waktu 15
detik.
Pada laporan penelitian ini, penulis juga memberikan Teknik pengumpulan sampel
dengan melakukan pengujian terhadap kedua injektor untuk torsi dan daya yang
efisien pada mesin, sekaligus menentukan injektor mana yang lebih baik digunakan
untuk sepeda motor 110 cc.
3.3 Diagram AlirPenelitian
Mulai
Studi Literatur
Pengujian dan
pengambilan data
Analisis Analisis
Studi Komparasi
Kesimpulan
3.4 Definsi Operasional
Menurut Sugiyono (2015), Pengertian definisi operasional dalam variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. [19]. Dalam penelitian ini,
penulis telah membuat definisi operasionl yang meliputi beberapa variabel.
Berikut ini adalah variable tetap pada penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
b. berat injektor = 1 kg
akselerasi antara single injektor dan double injektor dua dari hasil
pengukuran torsi dan daya dalam akselerasi kendaraan pada sepeda motor
110 CC.
Y0
X0 Y1 Y2
X1 X1 Y1 X1 Y2
X2 X2 Y1 X2 Y2
Keterangan variable:
X0 = Jenis Injektor
X1 = Single injector
X2 = Double injector
Y0 = Aspek Pengujian
Y1 = Torsi Kendaraan
Y2 = Daya Pengereman
Penulis juga menyusun rancangan dan prosedur penelitian pada
laporan Proposal Skripsi ini. Berikut ini adalah rancangan dan prosedur
penelitian sebagai berikut :
1. Persiapan dimulai dengan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan seperti
kedua jenis injector (single injector dan double injector ), meteran,
stopwatch, stopper, bahan bakar pertamax, dan dyno test untuk
pengujian akselerasi kendaraan.
2. Pengambilan data dilakukan pada waktu pagi hari dan sore hari,
3. Melakukan pengujian pada single injector dengan menejkan gas selama
10-15 detik dengan kecepatan RPM yang bervariasi dari 3000 – 5000
RPM.
4. Melakukan pengujian pada double injector dengan penekanan gas
selama 10 – 15 detik dengan kecepatan RPM yang bervariasi dari 3000
– 5000 RPM.
5. Data hasil pengukuran torsi dan daya didapatkan dari dyno test pada alat
Perangkat Lunak
1. Perangkat Keras
a. Laptop
d. meteran,
e. Stopwatch
g. stopper
h. dyno test
penggunaan single injector maupun double injector pada sepeda motor 110
cc.
digunakan yaitu meliputi pengukuran torsi dana daya pada akselerasi sepeda
motor 110 cc. Pengambilan data ini dilakukan menggunakan alat ukutr
meteran dan stopwatch serta bantuan dari indicator motor berupa dynotest
untuk mengetahui torsi dana daya. Dan waktu yang digunakan pada
hasil efisiensi dari torsi dan daya yang dapat menyimpulkan jenis injector
manakah yang lebih baik digunakan pada sistem injeksi sepeda motor 110
CC.
3.8 Teknik Analisis Data
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data maka metode
pengumpulan data merupakan langkah yang paling vital dalam suatu
penelitian. Peneliti yang melakukan penelitian tidak akan mendapatkan data
yang diinginkan jika tidak mengetahui metode dalam pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2018:224) pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari
settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada laboratorium
dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada
suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sekunder. [16]. Dalam laporan penelitian ini, penulis telah menentukan jenis
data yang akan dianalisis berupa data kuantitatif.
Teknik analisis ini akan memberi deskripsi awal untuk setiap
variabel untuk penelitian yang penulis teliti. Di mana dalam laporan
penelitian ini, setiap variabelnya bisa dilihat dari nilai mean (rata-rata) untuk
setiap hasil pengukuran injektor , maksimum – minumum, dan standar
deviasi dari suatu pengereman serta data yang dikelola menggunakan
metode visual berupa diagram batang dan table distribusi frekuensi dari
hasil perbandingan suatu pengukuran antara single injector dan double
injector terhadap akselerasi sepeda motor 110 cc.
single injector
( Torsi (m) )
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM
10 detik 15 detik
Gambar 3.2.1. Contoh bagan Pengukuran torsi kendaraan untuk single
injector.
Single injector
( Daya (s) )
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM
10 detik 15 detik
Gambar 3.2.2. Pengukuran daya kendaraan untuk single injector.
Double injector
( Torsi (m) )
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM
10 detik 15 detik
Gambar 2.2.3.Contoh bagan Pengukuran torsi kendaraan untuk double
injector.
Double injector
( Daya (s) )
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3000 RPM 3500 RPM 4000 RPM 4500 RPM 5000 RPM
10 detik 15 detik
Gambar 3.2.4. pengukuran daya kendaraan untuk double injector.
Dari suatu diagram tersebut, dapat diketahui hasil dari suatu
pengukuran antara single injector dan double injector terhadap torsi dan
daya injeksi sepeda motor 110 cc.
Dalam laporan penelitian ini, penulis telah menentukan jenis
statistik inferensial yang akan digunakan untuk dianalisis yaitu jenis analisis
komparatif.
Jenis analisis komparasi adalah Menurut Nazir (2005: 58)
penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari
jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-
faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Bersifat membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu [17]. Jenis teknik analisis data tersebut sesuai dengan jenis
penelitian pada laporan yang akan penulis teliti tersebut. karena pada
laporan ini, penulis akan membandingkan antara single piston caliper
dengan double piston caliper terhadap efisiensi jarak tempuh dan waktu
pengereman di sepeda motor 110 cc.
Tabel 3 2. Aspek pengujian komparatif
Aspek Pengujian
(Y0)