Anda di halaman 1dari 52

ERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN ENGINE STAND

TOYOTA KIJANG 4 K

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

Oleh :

ENDIKA

NIM. 18074013/2018

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF


DEPARTEMEN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

Judul : Perawatan Dan Perbaikan Sistem Pengapian

Engine Stand Toyota Kijang 4K

Nama : Endika

Nim/BP : 18074013/2018

Program Studi : D3 Teknik Otomotif

Jurusan : Teknik Otomotif

Fakultas : Teknik

Padang, Agustus 2022

Disetujui Oleh:

Ketua Program Studi Pembimbing Tugas Akhir

Teknik Otomotif

Wawan Purwanto, S.Pd., M.T., Ph.D Drs. M. Nasir, M.Pd


NIP. 198409152010121006 NIP. 195903171980101001

i
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Endika

NIM : 18074013/2018

Dinyatakan Lulus Setelah Mempertahankan Tugas Akhir di Depan Tim Penguji


Program Studi Teknik Otomotif Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang

Dengan Judul :

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN ENGINE


STAND TOYOTA KIJANG 4 K

Padang, Agustus 2022

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Drs.M.Nasir,M.Pd. 1……………….

2. Sekretaris : M. Yasep Setiawan, S.Pd, MT 2……………….

3. Anggota : Wagino, S.Pd, M.Pd.T 3……………….

ii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Endika

NIM/Bp :18074013/2018

Jurusan : Teknik Otomotif

Program Studi : Teknik Otomotif (DIII)

Fakultas : Teknik
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir penulis yang
berjudul: “Perawatan Dan Perbaikan Sistem Pengapian Engine Stand
Toyota Kijang 4 K“ adalah asli karya penulis sendiri dan bukan
merupakan plagiat dari karya orang lain. Dalam Tugas Akhir ini, tidak
terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang
lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan
didalam naskah dengan menyebut pengarang dan dicantumkan pada
kepustakaan.

Pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya dan apabila


terdapat penyimpangan di dalam pernyataan ini, penulis bersedia diproses
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena tugas akhir ini, serta sanksi lainnya sesuai norma dan
ketentuan hukum yang berlaku.

Padang, Agustus 2022


Yang membuat pernyataan,

ENDIKA
NIM: 18074013

iii
ABSTRAK

ENDIKA (18074013/2018): Perbaikan dan Perawatan Rangkaian Pengapian


Toyota Kijang 4K.
Tujuan utama dari sistem pengapian engine stand toyota kijang 4k ini
adalah sebagai sarana pendukung bagi mahasiswa untuk memudahkan dan
menguasai mata kuliah motor bensin terutama pada sistem pengapian. Maka tugas
akhir ini bertujuan agar engine stand toyota kijang 4k bisa digunakan kembali
pada saat praktikum serta menambah media pembelajaran agar dapat
memudahkan mahasiswa pada saat praktikum dalam menganalisa sistem
pengapian. Pada tugas akhir ini mengkaji sistem pengapian adalah untuk memasok
percikan didalam silinder, didekat ujungnya dari langkah kompresi, untuk
menyalakan yang terkompresi biaya uap udara bahan bakar.Agar percikan
melompati celah udara 0,6 mm dalam kondisi atmosfer normal (1 bar),tegangan
diperlukan 2-3 KV. Untuk percikan melompati celah serupa di silinder mesin,
memiliki kompresi rasio 8:1, sekitar 8 KV diperlukan.
Masalah keadaan mesin sebelum di lakukan perawatan dan perbaikan
adalah:Keadaan mesin hidup tidak normal(stabil), Engine stand nya sudah tidak
rapi dan tidak bersih, Kebocoran pada packing mesin, Kerusakan pada komponen
sistem pengapian, Kerusakan pada vakum advancer.
Cara mengatasi masalah dari engine stand tersebut adalah : Melakukan
pengecekan terhadap komponen-komponen sistem pengapian kijang 4k,
Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap komponen-komponen yang sudah
di buka jika rusak, Mengganti komponen-komponen yang sudah tidak bisa di
gunakan seperti : busi,platina,dan alat lainnya.
Setelah dilakukan pemasangan dan pengecatan engine stand. Maka
diharapkan sistem pengapian engine toyota kijang 4k kembali seperti semula
dan dapat digunakan kembali untuk praktikum pada Jurusan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

Kata Kunci: Perbaikan, Perawatan Sistem Pengapian, engine stand Kijang 4K

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

nikmat serta karunia-Nya, sehingga tugas akhir dengan judul “Perbaikan dan

Perawatan Rangkaian Pengapian Kijang 4K” telah dapat diselesaikan. Shalawat

dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa revolusi kepada

kehidupan umat manusia kearah kebenaran dalam ajaran Islam. Tugas akhir ini

diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Teknik Otomotif,

Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang.

Penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat kesulitan.

Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan penulis baik

pengalaman maupun pengetahuan. Berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis

dapat mengatasi kesulitan tersebut dan akhirnya dapat menyelesaikan laporan

tugas akhir ini, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Fahmi Rizal, M.Pd., M.T, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang.

2. Bapak Prof. Dr. Wakhinuddin S, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik

Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang.

3. Bapak Wawan Purwanto, S.Pd, M.T., Ph.D., selaku Ketua Program Studi

Teknik Otomotif, Jurusan Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Padang.

v
4. Bapak Wagino, S.Pd., M.Pd.T., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Otomotif

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang.

5. Ibuk Milana, ST.,M.Sc., selaku dosen Penasehat Akademik.

6. Bapak Drs. M. Nasir, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

7. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas teknik,

Universitas Negeri Padang yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

pengalaman berharga.

8. Teristimewa kedua orang tua tercinta yang selalu dengan ikhlas memberikan

dukungan, doa dan materi.

9. Seterusnya kepada semua pihak yang telah membantu demi kelancaran tugas

akhir dan penulisan laporan ini.

Penulis berharap semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan

kepada penulis mendapatkan imbalan pahala yang setimpal dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan informasi yang bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa serta para

pembaca pada umumnya.

Padang, Agustus 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ................................................. i

PENGESAHAN TIM PENGUJI ......................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT.....................................................iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 2

C. Batasan Masalah ......................................................................................... 2

E. Tujuan Tugas Akhir .................................................................................... 2

F. Manfaat Tugas Akhir .................................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Perawatan .................................................................................. 4

B. Pengertian Perbaikan................................................................................... 6

C. Sistem Pengapian ........................................................................................ 6

D. Syarat Sistem Pengapian ........................................................................... 11

E. Komponen Sistem Pengapian ................................................................... 12

F. Cara Kerja Sistem Pengapian konvensional ............................................. 18

vii
BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Kerusakan ................................................................................... 21

B. Langkah Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Pengapian ......................... 21

C. Langkah Pembongkaran Sistem Pengapian Konvensional ....................... 29

D. Perakitan Kembali Sistem Pengapian ....................................................... 31

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 33

B. Saran ......................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35

LAMPIRAN ......................................................................................................... 36

viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. sistem pengapian konvensioanl ........................................................................... 7
2. Semi Transistor ................................................................................................... 8
3. Full Transistor ..................................................................................................... 9
4. Distributor Less Ignition ( DLI ) ....................................................................... 11
5. Baterai ............................................................................................................... 12
6. Distributor ......................................................................................................... 13
7. Sentrifugal advancer.......................................................................................... 15
8. Koil pengapian. ................................................................................................. 16
9. Kondensor. ........................................................................................................ 16
10. Kabel Tegangan Tinggi ................................................................................... 17
11. Busi ................................................................................................................. 18
12. Sistem Pengapian Konvensional ..................................................................... 20
13. Tahanan Kabel Tegangan Tinggi .................................................................... 21
14. Mengatur Celah Elektroda .............................................................................. 24
15. Tahanan Ignition Coil Primer.......................................................................... 25
16. Tahanan Ignition Coil Sekunder ..................................................................... 26
17. Celah Platina ................................................................................................... 26
18. Pemeriksaan Sudut Pengapian ........................................................................ 27
19. Pemeriksaan Sudut dwell ................................................................................ 28
20. Kabel Tegangan Tinggi ................................................................................... 29
21. Buka Tutup Distributor ................................................................................... 30
22. Buka Ignition Coil ........................................................................................... 30
23. Buka Condenser .............................................................................................. 31
24. Kabel Distributor ............................................................................................. 32
25. Ignition Coil .................................................................................................... 33
26. Kabel Tegangan Tinggi ................................................................................... 33

ix
DAFTAR TABEL
Halaman

1. Analisis Kerusakan............................................................................................ 21
2. Pemeriksaan tahanan kabel tegangan tinggi. .................................................... 22
3. Pemeriksaan busi ............................................................................................... 23
4. Celah Elektroda ................................................................................................. 24
5. Pemeriksaan Ignition Coil Primer. .................................................................... 25
6. Pemeriksaan ignition coil sekunder. ................................................................. 26
7. Pemeriksaan Distributor .................................................................................... 27
8. Pemeriksaan Sudut Pengapian. ......................................................................... 27
9. Pemeriksaan sudut dwell ................................................................................... 28

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang pesat ini menuntut terjadinya sumber

daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Mutu dan kualitas

tersebut bisa didapatkan dari seringnya melakukan praktikum di lapangan dan

pendidikan yang baik. Salah satu penyebab rendahnya kualitas sumber daya

manusia adalah kurangnya sarana praktikum pada dunia pendidikan. Apabila

ilmu yang didapat secara teori tidak dibarengi dengan praktikum,maka akan

berakibat tidak cakap nya peserta didik setelah dilapangan atau dunia industri.

Pada saat setengah perjalanan perkuliahan saat itu,kita semua seluruh

dunia dilandanya dengan datang wabah virus Covid-19. Sehingga dalam

perkulihan tidak boleh diadakan tatap muka dan beralih ke perkuliahan

online(daring),ini mengakibat semua peralatan engine trainer yang berada di

Work Shop otomotif UNP terbangkalai karena proses perkulihan pratikum

separuh jalan.

Untuk itu dalam pengerjaan tugas akhir ini dilakukan karena kondisi

peralatan engine trainer tidak berfungsi dengan baik sehingga melakukan

perawatan dan perbaikan untuk penunjang praktek terdapat masalah sebagai

berikut :

1. Engine stand nya sudah tidak bersih dan kotor.

2. Keadaan mesin hidup tidak normal (kurang stabil).

3. Keadaan oil filternya bocor

1
4. Kebocoran pada packing mesin.

5. Kerusakan pada komponen sistem pengapian.

Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan perbaikan dan

perawatan pada engine stand mobil toyota kijang 4K. Perbaikan dan

perawatan engine stand mobil kijang 4K ini diangkat langsung sebagai tugas

akhir yang diberi judul “Perbaikan dan Perawatan Rangkaian Pengapian

Toyota kijang 4K”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka didapat identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Masih belum terawat engine stand Toyota kijang 4 K sebagai penunjang

praktek khususnya pada mata kuliah motor bensin karena masa pandemi

Covid-19.

2. Terdapat komponen-komponen dalam engine stand Toyota kijang 4 K

sudah tidak berfungsi dengan baik.

3. Kurangnya pengetahuan mahasiswa terhadap rangkaian pengapian mobil

dan cara kerja sistem perawatan rangkaian pengapian mobil.

2
2

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, biaya, pengetahuan, serta pengalaman

yang penulis miliki maka penulis membatasi masalah tugas akhir ini tentang

’’Bagaimana cara melakukan perbaikan dan perawatan sistem pengapian

Engine Stand Toyota kijang 4K?”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang di paparkan di dalam latar belakang maka di

ambil permasalahan sebagai berikut :

1. Apa saja perbaikan dan perawatan pada pengapian mobil toyota kijang

4K?

2. Bagaimana cara memperbaiki Engine Stand toyota kijang 4 K ?

3. Bagaimana cara menganalisa kerusakan sistem pengapian kijang 4 K?

E. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan disusunnya tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Jurusan Teknik Otomotif

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Tujuan yang ingin di capai dari

Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui komponen komponen sistem pengapian Toyota Kijang

4 K.

2. Mengetahui cara kerja sistem pengapian Toyota Kijang 4 K.

3. Mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan sistem

pengapian Toyota Kijang 4 K.


3

F. Manfaat Tugas Akhir

Manfaat yang diperoleh dari pembahasan perawatan dan perbaikan

sistem pengapian toyota kijang 4 K adalah sebagai berikut :

1. Dapat menambah pengetahuan penulis tentang sistem pengapian toyota

kijang 4 K.

2. Merupakan salah satu persyaratan yang arus dipenuhi penulis dalam

menyelesaikan program diploma D3 di JurusanTeknik Otomotif FT-UNP.

3. Untuk melengkapi media penunjang praktikum di workshop Jurusan

Teknik Otomotif FT-UNP.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Perawatan

Menurut Budi Kho (2018) perawatan kendaraan adalah suatu kegiatan

untuk merawat atau memelihara dan menjaga mesin peralatan dalam kondisi

yang terbaik supaya dapat digunakan untuk melakukan produksi sesuai

dengan perencanaan.

Pada dasarnya perawatan (maintenance) kendaraan atau mesin atau

peralatan kerja memerlukan beberapa kegiatan seperti dibawah ini :

1.Kegiatan pemeriksaan.

2.Kegiatan melumasi (lubrication).

3.Kegiatan perbaikan atau reparasi pada kerusakan.

4.Kegiatan pergantian suku cadang (spare part) atau komponen

Jenis-jenis perawatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Perawatan saat terjadi kerusakan (Breakdown maintenace)

Perawatan saat terjadi kerusakan adalah perawatan yang

dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja

sehingga mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau

terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak.

Breakdown maintenance harus dihindari karena akan merugikan akibat

berhentinya mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapainya

kualitas ataupun output produksi.

4
5

b. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Perawatan pencegahan adalah jenis maintenance yang dilakukan

untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi

berlangsung. Contoh preventive maintenance adalah melakukan

penjadwalan untuk pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning)

atau pergantian suku cadang secara rutin dan berkala. Preventive

Maintenance terdiri dari dua jenis, yakni :

1) Perawatan berkala (Periodic Maintenance)

Perawatan berkala ini diantaranya adalah perawatan berkala

yang terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin, inspeksi

mesin, melumasi mesin dan juga pergantian suku cadang yang

terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak

yang dapat menganggu kelancaran produksi. Periodic maintenance

biasanya dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan ataupun

tahunan.

2) Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)

Perawatan prediktif adalah perawatan yang dilakukan untuk

mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive

Maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan

pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa

trend perilaku mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan periodic

maintenance yang dilakukan berdasarkan waktu (Time Based),


6

Predictive Maintenance lebih menitik beratkan pada kondisi mesin

(Condition Based).

c. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)

Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan dengan cara

mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya

sehingga mesin atau peralatan produksi dapat beroperasi normal

kembali. Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau

peralatan produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (mesin

masih dapat beroperasi tetapi tidak optimal). Kendaraan yang melaju

tentunya perlu suatu sistem yang berguna.

B. Pengertian perbaikan

Perbaikan adalah tindakan untuk mengembalikan kondisi struktur dan

komponen struktur kepada kondisi semula supaya peralatan bisa di gunakan

dengan baik.

C. Sistem Pengapian

1. Fungsi Sistem Pengapian

Menurut Broto Setya B (2016) “untuk menghasilkan pembakaran

diperlukan campuran bahan bakar dengan udara yang dihasilkan oleh sistem

pengapian, yakni busi pada ruang bakar pembakaran mesin. Loncatan listrik

pada busi menghasilkan voltase yang sangat tinggi kira-kira sampai 8.000 volt

yang terjadi karena adanya gap atau celah dari ujung elektroda busi. Voltase

yang sangat tinggi itu harus diisi dari penyuplai/pemasok yang baik, yakni dari

sebuah baterai kendaraan sekitar 12 volt. Untuk menghasilkan tegangan yang


7

tinggi untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga

campuran bahan bakar dan udara dibakar secara sempurna walaupun kecepatan

berubah-ubah.”

2. Jenis dan Macam-Macam Sistem Pengapian

Menurut Abdullah Ginanjar (2021) “Sistem pengapian secara

umum di bedakan menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Sistem Pengapian Konvensional

Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang

mengunakan kontak pemutus sebagai komponen pemutus dan

penghubung arus pada kumparan primer koil. Ciri khusus sistem

pengapian konvensional ini adalah proses pemutus arus primer

dilakukan secara mekanik, yaitu dengan proses membuka dan

menutupnya kontak pemutus. Kontak pemutus bekerja seperti saklar di

mana pada saat tertutup arus dapat mengalir dan pada saat kontak

pemutus terbuka arus akan terhenti.

Gambar 1. sistem pengapian konvensioanl


Sumber : www.bisaotomotif.com/sistem-pengapian-
konvensional/
8

b. Semi Transistor

Sistem pengapian semi transistor menggunakan transistor untuk

memutus dan menghubungkan arus menuju kumparan primer koil,

sedangkan untuk menghidupkan transistor menggunakan breaker point.

Sistem ini relatif lebih bagus apabila dibandingkan dengan sistem

pengapian konvensional karena breaker point tidak menghubungkan

arus yang besar, sehingga relatif lebih tahan terhadap keausan.

Gambar 2. Semi Transistor


Sumber : www.totalotomotif.com/sistem-pengapian-semi-
transistor/

c. Full Transistor

Sistem pengapian full transistor dikembangkan untuk

menghapuskan perlunya biaya pemeliharaan berkala karena sistem

pengapian ini sudah tidak menggunakan breaker point seperti pada

sistem 10 pengapian yang sebelumnya (sistem pengapian konvensional

dan sistem pengapian semi transistor). Sinyal generator dipasang untuk

menggantikan breaker point dan cam, sedangkan transistor digunakan

untuk memutuskan aliran arus primer koil dengan tidak mengadakan

kontak logam dengan logam.


9

Gambar 3. Full Transistor


Sumber: www.teknik-otomotif.com/2017/12/cara-kerja-sistem-
pengapian-full.html

d. Capasitor Discharge Ignition ( CDI )

Capasitor Discharge Ignition (CDI) bekerja dengan prinsip kerja

yang berbeda dengan sistem pengapian yang telah dijelaskan

sebelumnya. Pengapian ini dikembangkan untuk mesin yang mempunyai

unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan sistem pengapian

elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul

elektronik.

1) Sistem CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell), dan untuk

memastikan magnetic koil pengapian terpenuhi sepenuhnya.

2) Dapat bekerja pada frekuensi yang lebih dibandingkan dengan sistem

konvensional.
10

Gambar 4. Capasitor Discharge Ignition ( CDI )


Sumber: www.meisetio.com/2018/10/30/prinsip-kerja-sistem-
pengapian-cdi-capasitor-discharge-ignition-pada-mobil/

e. Distributor Less Ignition ( DLI )


Distributor Less Ignition (DLI) disebut juga sebuah pengapian

tanpa distributor. Sistem ini menggunakan sebuah Ignition koil untuk

setiap dua buah busi. ECU (Electronic Control Unit) mendistribusikan

arus primer ke setiap Ignition coil secara langsung dan menyebabkan

busi meloncatkan bunga api. Sistem ini mempunyai keuntungan pada

ignition koil dapat ditempatkan di dekat busi dan kabel tegangan tinggi

dapat diperpendek, jadi dapat mengurangi suara berisik. Dengan

ditiadakannya distributor, maka kerugian internal discharge dan

kebisingan dapat dihilangkan. Dengan adanya pengurangan komponen

yang bergerak, maka kemungkinan ganggguan pada komponen-

komponen akan menjadi lebih sedikit. Karena tidak ada pengaturan fisik

terhadap saat pengapian, seperti jarak side electrode, maka saat

pengapian akan diatur pada skala lebih besar”.


11

Gambar 5. Distributor Less Ignition ( DLI )


Sumber:www.sekolahkami.com/2019/07/sistem-pengapian-
elektronik-distributor-less-ignition.html

D. Syarat Sistem Pengapian

Menurut Ipna Pinandar (2020) “pengapian pada mesin berfungsi untuk

membangkitkan bunga api yang dapat membakar campuran bahan bakar-udara

di dalam silinder. Oleh karena itu syarat - syarat berikut harus dipenuhi:

1. Bunga api yang kuat

Pada saat campuran bahan bakar udara dikompresikan didalam

silinder, sangat sulit bagi bunga api untuk melewati udara (hal ini

disebabkan karena udara mempunyai tahanan listrik dan efeknya tahanan

ini naik pada saat udara dikompresikan). Dengan alasan ini, maka

tegangan yang diberikan pada busi harus cukup tinggi untuk dapat

membangkitkan bunga api yang kuat,di antara elektroda busi.

2. Saat pengapian yang tepat

Untuk memperoleh pembakaran campuran bahan bakar udara yang

paling efektif, harus dilengkapi beberapa peralatan tambahan yang dapat

merubah saat pengapian sesuai dengan rpm dan beban mesin (perubahan

sudut poros engkol di mana masing - masing busi menyala). Disebut


12

pembakaran jika campuran udara dan bahan bakar terkena loncatan bunga

api dari busi. Pada saat bunga api melalui campuran udara-bahan bakar

dari elektroda, massa, busi, campuran udara bahan bakar sepanjang

loncatan api diaktifkan dan terjadi inti api (flamenucleus). Molekul-

molekul campuran udara-bahan bakar disekitar flame nucleus terjadi

akibat kejutan yang ditimbulkan oleh loncatan api, kemudian molekul-

molekul keluar dari pusat pembakaran.

E. Komponen Sistem Pengapian

1. Baterai

Gambar 4. Baterai
Sumber: www.semi-yanto.blogspot.com/2011/07

Baterai adalah alat yang dapat diisi kembali yang berperan

menyuplai tenaga bagi part-part kelistrikan saat mesin mati. Saat mesin

hidup, ia menyimpan listrik yang digunakan. Bagian-bagian dari baterai

adalah :
13

a. Terminal negatif yaitu bagian baterai dimana kabel negatif dihubungkan.

b. Sumbat ventilasi yaitu mengeluarkan uap gas selama pengisian.Isi untuk

menyuplai elektrolit.

c. Indikator digunakan untuk memeriksa kondisi pengisian atau permukaan

elektrolit.

d. Terminal positif bagian baterai tempat dimana kabel positif

dihubungkan.

e. Elektrolit bereaksi secara kimia dengan plat-plat kutub untuk mengisi

dan mengosongkan listrik.

f. Sel setiap sel membangkitkan listrik sebesar kira-kira 2.1V. Plat kutub

terdiri dari plat negatif dan positif.

2. Distributor

Gambar 5. Distributor
Sumber: Referensi kijang 4K

Distributor adalah komponen yang vital. Fungsi Distributor sendiri

mendistribusikan arus tegangan tinggi ke busi pada tiap- tiap silinder


14

dengan urutan pengapian sesuai Firing Order. Komponen-komponen pada

distributor adalah :

a. Rotor koil.

Berfungsi mendistribusikan arus listrik tegangan tinggi yang

dihasilkan koil pengapian ke masing-masing silinder sesuai dengan

Firing Order ( urutan penyalaan api ).

b. Signal generator.

Perbedaan utama pada sistem pengapian transistor dengan

sistem pengapian konvensional adalah pada signal generator dan

igniter yang menggantikan breaker point dan cam. Signal generator

adalah semacam generator arus bolak balik yang berfungsi untuk

menghidupkan power transistor di dalam igniter untuk memutuskan

arus primer pengapian pada saat pengapian yang tepat. Signal

generator terdiri dari magnet permanen yang member garis gaya

magnet kepada pick up koil yang berfungsi untuk membangkitkan arus

AC dan signal rotor yang menginduks tegangan AC di dalam pick up

koil sesuai dengan saat pengapian.

Signal rotor mempunyai jumlah gigi sebanyak jumlah silinder.

Pemeriksaan pada signal generator meliputi pemeriksaan celah udara

dan pemeriksaan tahanan pick up koil. Tahanan pick up koil 185- 275

_ pada G+ dan G-,370-550_ pada N+ dan N-,celah udara 0,2 - 0,4 mm

16.
15

c. Sentrifugal advancer.

Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran

mesin,yaitu saat putaran mesin naik maka sentrifugal akan menggeser

base plate untuk memajukan saat pengapian.

Gambar 6. Sentrifugal advancer.


Sumber : www.cronyos.com/fungsi-sentrifugal-advancer-vacum-
advancer-dan-octan-selector/

d. Vacuum advancer.

Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai beban

mesin, yaitu saat kevakuman di dalam karburator naik, maka tekanan

di dalam diafragma bertambah dan menekan spring serta controler rod

sehingga akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian.

e. Koil pengapian.

Berfungsi untuk menaikan tegangan baterai dari 12 volt

menjadi ± 12 KV agar mampu menjadi percikan bunga api pada

elektroda busi. Pemeriksaan pada koil pengapian meliputi pemeriksaan

tahanan kumparan primer dan tahanan kumparan sekunder. Spesifikasi

koil pengapian tahanan kumparan primer 1,1-1,75 ohm dan tahanan

kumparan sekunder 9 - 15,7 k.ohm.


16

Gambar 7 Koil pengapian.


Sumber: Panjaitan (2014).
f. Kondensor.

Kondensor berfungsi untuk menyimpan sementara arus listrik

kumparan primer pada saat terjadi self induction pada pemutusan arus

primer. Pemutusan arus primer secara tiba-tiba menyebabkan efek self

induction sehingga tegangan primer naik, untuk itulah digunakan

kondensor untuk menyimpan sementara arus yang muncul tersebut dan

melepaskannya saat arus primer terhubung kembali.

Gambar 8 Kondensor.
Sumber : www.doktermobil.com/cara-kerja-kondensor/
17

3. Kabel tegangan tinggi

Gambar 9 Kabel Tegangan Tinggi


Sumber: Tom Dentom,1995:173

Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik

tegangan tinggi dari distributor ke busi. Pemeriksaan pada kabel tegangan

tinggi meliputi pemeriksaan cap terhadap keretakan dan pemeriksaan

tahanan kabel tegangan tinggi. Tahanan kabel tegangan tinggi yaitu 25

k.ohm.

4. Busi

Menurut Mohammad Nuryasin (2012) busi berfungsi sebagai

penghasil loncatan bunga api dari tegangan tinggi yang dihasilkan oleh

koil pengapian. Pemeriksaan pada busi meliputi pemeriksaan keausan

pada elektroda busi, standart ukuran celah busi 0,8-1,1mm. Spesifikasi

Busi yang digunakan yaitu NGK : BKR5EY11 dan Nippon Denso : K16R-

U11.
18

Gambar 10. Busi


Sumber :Panjaitan (2014)

F. Cara Kerja Sistem Pengapian konvensional

Menurut Muslim Abusyah (2021) cara kerja sistem pengapian yaitu:

1. Saat kunci kontak “ON” mesin mati.

Pada waktu kunci kontak pada posisi ON, arus listrik dari baterai

akan menuju terminal B pada kunci kontak lalu keluar dari terminal IG2

kunci kontak menuju tahanan lalu menuju terminal positif coil dan keluar

ke negatif coil dan akhirnya bercabang ke platina dan kondensor.

Sementara itu, arus juga mengalir ke distributor tetapi dalam bentuk

tegangan rendah. Yang terjadi pada coil pengapian akibat arus ini adalah

terbangkitnya medan magnet (platina dalam posisi menutup) medan

magnet ini akan menghasilkan tegangan tinggi yang dibutuhkan pada

pengapian hanya jika terjadi pemutusan kontak poin (platina terbuka).

2. Saat kunci kontak posisi “START”

Pada saat kunci kontak diputar ke posisi start, arus listrik dari

batrai akan menuju terminal B pada kunci kontak dan menuju terminal
19

IG1 kunci kontak, langsung menuju terminal positif coil tanpa melalui

tahanan kemudian keluar dari terminal negatif coil menuju platina yang

mengakibatkan platina terbuka dan tertutup karena poros distributor

berputar yang diputar oleh poros engkol dikarenakan sedang sistem

starting, akibat terbuka dan tertutupnya kontak poin pada platina adalah

bangkitnya tegangan tinggi, pada waktu kontak poin platina tertutup, arus

listrik akan menuju rangkaian massa (ground) dan mengakibatkan medan

magnet terbentuk dalam kumparan primer coil, sementara itu pada saat

kontak poin platina terbuka, arus listrik akan terputus secara tiba- tiba dan

mengakibatkan medan magnet di kumparan primer koil juga akan

menghilang pada saat kondisi tersebutlah tegangan tinggi yang berupa

gaya elektromotif (electromotive force) pada kumparan sekunder koil

terbangun dengan sendirinya, tegangan ekstra tinggi inilah yang kemudian

akan dialirkan ke busi.

3. Saat kunci kontak “ON” mesin hidup

Saat kunci kontak di putar kembali ke posisi ON setelah mesin

hidup, arus dari baterai menuju ke terminal B pada kunci kontak dan

dikarenakan mesin sudah hidup, maka arus yang ke sistem pengapian

diambil melalui IG2 terus ke hambatan menuju terminal positif coil

kemudian keluar ke terminal negatif koil dan masuk ke platina melalui

distributor, kemudian di paralel dengan condenser yang berfungsi untuk

mencegah terjadinya percikan api yang besar di platina, itu semua disebut

dengan aliran arus primer aliran arus bertegangan 12 V sedangkan di


20

dalam aliran arus skunder terdapat tegangan ribuan V (15K-20K V) yang

dimana saat platina menutup maka di dalam coil akan terjadi kemagnetan

dan pada saat platina membuka maka di dalam coil akan terjadi induksi

yang menciptakan arus bertegangan tinggi dan kemudian disalurkan ke

kabel tegangan tinggi output coil lalu ke tutup distributor dan masuk ke

rotor yang akan membagikan kemana arus tegangan tinggi ini akan

dibagikan sesuai dengan urutan pengapian busi. Kondisi kerja sistem

pengapian ini akan berlangsung terus menerus selama mesin hidup (kunci

kontak pada posisi ON).

Gambar 11. Sistem Pengapian Konvensional


Sumber : bisaotomotif.com
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisis Kerusakan

Sebelum melakukan analisis kerusakan mahasiswa melakukan

pengujian mesin pada kijang 4K. Pengujian tersebut untuk menganalisis

menemukan gejala awal dan menentukan area yang dicurigai sebagai sumber

yang mengalami kerusakan. Dari hasil analisis yang dilakukan didapat:

Tabel 1. Analisis Kerusakan


No Gejala Area yang di curigai
1. Tidak ada keluar 1. Coil pengapian
percikan bungaapi pada 2. Distributor
busi. 3. Kabel tegangantinggi
4. Busi

B. Langkah Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Pengapian

1. Periksa tahanan kabel tegangan tinggi Dengan menggunakan ohmmeter,

ukur tahanannya.

Gambar 12. Tahanan Kabel Tegangan Tinggi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

21
22

Tabel 2. Pemeriksaan tahanan kabel tegangan tinggi.


Komponen Hasil Spesifikasi Kesimpulan Keterangan
Tahanan Tahanan Tahanan Tahanan Kabel
kabel kabel kabel kabel tegangan
tegangan tegangan tegangan tegangan tinggi tidak
tinggi tinggi : tinggi : tinggi perlu diganti
2,8 K Ω 25 K Ω masih masih bisa
Maksimum bagus digunakan
Tahanan Tahanan Tahanan Tahanan Kabel
kabel kabel kabel kabel tegangan
tegangan tegangan tegangan masih tinggi tidak
tingi busi tinggi : tinggi : bagus perlu diganti
1 1,3 K Ω 25 K Ω masih bisa
Maksimum digunakan
Tahanan Tahanan Tahanan Tahanan Kabel
kabel kabel kabel kabel tegangan
tegangan tegangan tegangan masih tinggi tidak
tingi busi tinggi : tinggi : bagus perlu diganti
2 1,5 K Ω 25 K Ω masih bisa
Maksimum digunakan
Tahanan Tahanan Tahanan Tahanan Kabel
kabel kabel kabel kabel tegangan
tegangan tegangan tegangan masih tinggi tidak
tingi busi tinggi : tinggi : bagus perlu diganti
3 1,6 K Ω 25 K Ω masih bisa
Maksimum digunakan
Tahanan Tahanan Tahanan Tahanan Kabel
kabel kabel kabel kabel tegangan
tegangan tegangan tegangan masih tinggi tidak
tingi busi tinggi : tinggi : bagus perlu diganti
4 1,7 K Ω 25 K Ω masih bisa
Maksimum digunakan

Semakin besar tahanan kabel tegangan tinggi maka semakin kecil

keluar nya arus,begitu juga sebalik nya semakin kecil tahanan kabel

tegangan tinggi maka semakin besar arus yang keluar

Dari pemeriksaan di atas dapat di simpulkan bahwa kabel tegangan

tinggi masih bagus atau layak di gunakan


23

2. Secara visual periksalah busi businya

Periksalah busi apakah ada kerusakan pada elektroda, kerusakan pada

insulator.

Tabel 3. Pemeriksaan busi

Kompoen Hasil Spesifikasi Kesimpulan Keterangan


Busi I Busi Busi layak Busi tidak
kotor 0,7 – 0,8 mm dipakai dan perlu
lakukan diganti
pembersihan karna
pada elektroda masih
busi bagus
Busi Busi layak Busi tidak
Busi II kotor 0,7 – 0,8 mm dipakai lagi perlu
dan lakukan diganti
pembersihan karna
pada elektroda masih
busi bagus
Busi Busi layak Busi tidak
Busi III kotor 0,7 – 0,8 mm dipakai perlu
dengan diganti
melakukan karena
penyetelan masih bisa
kembali melakukan
penyetelan
Busi Busi layak Busi tidak
Busi IV bagus 0,7 – 0,8 mm dipakai dan perlu
lakukan diganti
pembersihan karena
masih bagus

3. Atur celah elektrodanya.

Hati-hati ketika membengkokkan elektroda bagian luar untuk

mendapatkan celah elektroda yang tepat.


24

Gambar 13 Mengatur Celah Elektroda


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tabel 4. Celah Elektroda

Kompoen Hasil Spesifikasi Kesimpulan Keterangan


Busi I 0.7 mm 0,7 – 0,8 mm Busi masih Busi tidak
bagus perlu diganti
karena masih
bagus.
Busi II 0,8 mm 0,7 – 0,8 mm Busi masih Busi tidak
bagus perlu diganti
karena masih
bagus.
Busi III 0.4 mm 0,7 – 0,8 mm Busi terlalu Busi sebaiknya
rapat dilakukan
dengan Langkah
penyetelan
kembali
Busi IV 0.8 mm 0,7 – 0,8 mm Busi bagus Busi tidak
perlu diganti
karena masih
bagus

Pada pemeriksaan celah elektroda dari busi I-IV disimpulkan

bahwa busi baik tidak perlu diganti karna bisa melakukan langkah

penyetelan Kembali.
25

4. Ignition coil:

Periksa tahanan coil primer. Dengan menggunakan ohmmeter, ukur

tahanan antara terminal positif dan negatif.

Gambar 14. Tahanan Ignition Coil Primer


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tabel 5. Pemeriksaan Ignition Coil Primer.

Komponen Hasil Spesifikasi Kesimpulan Keterangan


Ignition Dingin : Dingin : 1.11- Tahanan Ignition coil
Coil 1,20 Ω 1.75 Ω primer masih bagus
Panas : Panas : 1.41- Masih bagus Karena belom
1,72 Ω 2.05Ω melewati
spesifikasi
standarnya

5. Periksa tahanan coil sekunder

Dengan menggunakan ohm meter,ukur tahanan antara terminal positif dan

terminal tegangan tinggi.


26

Gambar 15. Tahanan Ignition Coil Sekunder


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tabel 6. Pemeriksaan ignition coil sekunder.


Komponen Hasil Spesifikasi Kesimpulan Keterangan
Ignition Dingin : Dingin : Tahanan Ignition coil
Coil 1.5Ω 1.11-1.75 Ω sekunder masih bagus
Panas: Panas: masih bagus karna belom
1.72Ω 1.41-2.05 Ω melebihi
spesifikasi
standarnya

6. Distributor

Periksa celah platina. Dengan menggunakan feeler gauge ,ukur celah

platina antara signal rotor dan pickup coil projection.

Gambar 16. Celah Platina


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
27

Tabel 7. Pemeriksaan Distributor

Komponen Hasil Spesifikasi Kesimpulan Keterangan


Distributor 0.40 0.45 mm Celah platina Celah platina
Platina mm masih masih bagus dan
bagus dan melakukan
melakukan penyetelan sesuai
penyetelan spesifikasi
Pada pemeriksaan celah platina jika celah nya terlalu renggang atau terlalu

rapat, hidup dari mesin mobil menjadi tidak normal.maka serbaiknya

lakukan penyetelan sesuai spesifikasi.

7. Pengukuran Sudut Pengapian

Pemeriksaan timing pengapian menggunakan timing light dengan cara

kabel timing light dipasang ke busi no 1.

Gambar 17. Pemeriksaan Sudut Pengapian


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tabel 8. Pemeriksaan Sudut Pengapian.

Komponen Hasil Spesifikasi Kesimpulan Keterangan


Sudut 5° 5° ± 2° seb Sudut pengapian Tidak perlu
Pengapian TMA masih bagus lagi lakukan
Perbaikan
28

8. Pengukuran Sudut Dwell

Pemeriksaan sudut dwell dengan menggunakan dwell tester dengan cara

kabel berwarna merah dihubungkan ke negatif coil dan kabel berwarna

hitam dihubungkan pada massa.

Gambar 18. Pemeriksaan Sudut dwell


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

Tabel 9. Pemeriksaan sudut dwell

Komponen Hasil Spesifikasi Kesimpulan Keterangan


Sudut 50° 52° ± 2° Sudut dwell Tidak perlu
dwell Bagus lagi lakukan
Perbaikan
29

C. Langkah Pembongkaran Sistem Pengapian Konvensional

1. Lepas kabel tegangan tinggi

2. Buka coil Dengan menggunakan obeng, angkat klip pengunci dan

lepaskan holder tegangan tinggi dari distributor cap dan lepas kabel

tegangan tinggi pada grommet.

Gambar 19. Kabel Tegangan Tinggi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Buka tutup distributor

Buka 2 buah baut mounting.

a. Buka rotor

b. Buka penutup debu ignition coil


30

Gambar 20. Buka Tutup Distributor


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4. Buka distributor

Buka 1 buah mur, lepaskan 4 buah kabel dari termila ignition coil.

Gambar 21. Buka Ignition Coil


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

5. Buka rotor

6. Buka klem kabel dan kabel distributor


31

Lepaskan 2 buah konektor dari klem kabel kemudian buka kabel

distributor dari rumah distributor.

7. Buka condenser

Buka sekrup dan condenser.

Gambar 22. Buka Condenser


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

D. Perakitan Kembali Sistem Pengapian

1. Pasang condenser

2. Pasang kabel distributor dan klem kabel

Pasang gromet kabel kerumah distributor kemudian pasang klem kabel

dan 2 buah konektor ke klem kabel.


32

Gambar 23. Kabel Distributor


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Pasang distributor

Pasangkan 2 buah mur pada distributor

4. Pasang tutup distributor

Pasangkan rotor dan pasangkan 2 buah baut mounting

5. Pasang ignition coil

Pasangkan ignition coil beserta sekrupnya dan hubungkan 4 buah kabel ke

terminal ignition coil dengan 2 buah sekrupnya.


33

Gambar 24. Ignition Coil


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

6. Pasang kabel tegangan tinggi

Pasangkan kabel tegangan tinggi pada tutup disributor ke ignition coil.

Gambar 25. Kabel Tegangan Tinggi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan pembuatan tugas akhir ini dengan

judul Perawatan Dan Perbaikan Sistem Pengapian Engine Stand Kijang 4k,

maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :

1. Dari proses pengujian tersebut didapatkan hasil pengujian

komponen, pengujian kinerja sistem pengapian engine stand kijang 4k.

Berdasarkan hasil pengujian komponen, dapat disimpulkan bahwa

komponen sistem pengapian masih dalam kondisi sesuai standard yang

terdapat pada manual book Toyota Kijang 4K dan layak untuk

digunakan. Dari hasil pengujian kinerja sistem pengapian dapat

disimpulkan bahwa semua sistem pengapian engine stand kijang 4k

bekerja sesuai standard yang ada pada manual book Toyota Kijang

4K dan sesuai dengan fungsi kerjanya. Selanjutnya dari hasil pengujian

ketahanan kerja sistem pengapian engine stand kijang 4k tetap berada

pada standard yang ada walaupun digunakan berkali- kali. Dari hasil-

hasil pengujian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

pengapian engine stand Toyota Kijang 4K sangat layak digunakan.

2. Perawatan dan pemeriksaan komponen sistem pengapian Engine stand

kijang 4k dilakukan untuk melihat kondisi dari masing-masing

komponen sistem pengapian agar umur pemakaian masing-masing

komponen menjadi lama. Perawatan dan pemeriksaan harus dilakukan

33
34

3. pada masing-masing komponen antara lain : pemeriksaan tahanan kabel

tegangan tinggi, pemeriksaan koil, pemeriksaan busi, pemeriksaan

distributor dan pemeriksaan pemeriksaan platina.

4. Kemungkinan kerusakan yang sering terjadi pada sistem pengapian

Engine stand kijang 4k adalah :

a. Kerusakan pada busi yang telah aus atau jarak antara kepala dan

sumbu busi terlalu renggang, maka di lakukan penggantian pada

busi tersebut.

b. Kerusaka pada qoil yang tahanan nya sudah tidak sesuai dengan

spesifikasi

c. Kerusakan pada platina yang tidak tepat dan sesuai spesifikasi

ukuran celah platina,maka dilakukan penyetelan pada celah

platina sesuai spesifikasi

A. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan mengenai sistem pengapian kijang

4K sebagai berikut :

1. Setiap melakukan perawatan kelistrikan kijang 4K sebaiknya

berpedomanlah pada buku panduan agar bisa dikerjakan dengan baik.

2. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya dan menggunakan SST

(Special Service Tools) untuk membuka komponen yang memerlukan alat

khusus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, G. R. (2013). Troubleshooting sistem pengapian integrated ignition


assembly (IIA) pada Toyota Great corolla 1600 tahun 1992 (doctoral
dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Denton Tom. (1995).Automobile Electrical and Electrinic systems. Inggris:


Charon Tec Pvt. Ltd.

Harianto,K., &Ramelan,U. (2018). Rancang bangun media pembelajaran


integrated ignitin assembly (IIA). Bagi smk program keahlian teknik
kendaraan ringan.jurnal autindo,4(2) 45-55.

Kho, Budi. 2016. Jenis-jenis maintenance (perawatan)mesin/peralatan kerja.


http://ilmumanajemenindustri.com.

Mesin, Muh N.”Sistem Pengapian Konvensional Baterai.


” Nozzle,

Panjaitan,T. Sistem Pengapian Mesin Toyota kijang 4K. Universitas Negeri


Padang.2014. Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir/Skripsi. Padang:
UNP

35
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing

36
Lampiran 2. Dokumentasi Engine Stand Sebelum Diperbaiki

Tampak Samping Kanan. Tampak Samping Kiri.


(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tampak Depan Atas.


(Sumber :Dokumentasi Pribadi)

37
Lampiran 3. Dokumentasi Perbaikan Engine Stand.

Pengecatan Engine Stand Pengecatan Engine Stand


(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentas Pribadi)

38
Lampiran 3. Dokumentasi Engine stand sesudah diperbaiki.

Tampak Samping Kanan. Tampak Samping Kiri.


(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tampak Depan. Tampak Belakang.


(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

39

Anda mungkin juga menyukai