Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KONSTRUKSI ENGINE

Disusun oleh:

Nama : Ahda Malik Al Ashari

NRP : 0121903005

Dosen Pengampu mata kuliah:


Matsuani S.pd, M.pd.

TUGAS KULIAH ONLINE TEKNIK MESIN OTOMOTIF


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2021
Konstruksi Engine
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat-nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Maksud dari penyusunan makalah ini
adalah sebagai salah satu komponen penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah satu
pegangan dalam proses belajar mengajar mata kuliah Konstruksi, serta dengan harapan
untuk memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi
yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Makalah ini, penulis sajikan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya
mempelajari proses pembelajaran, karena konsep-konsep pembelajaran ini akan sangat
membantu dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara belajar atau
aspek- aspek pembelajaran.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah Konstruksi atas bimbingannya, sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami semua dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Tangerang Selatan, 5 Juli 2021

(Ahda Malik Al Ashari)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
I.2 Permasalahan .................................................................................................. 2
I.3 Tujuan .............................................................................................................. 2
I.4 Manfaat ............................................................................................................ 2
I.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 4
II.1 Sistem Engine ................................................................................................ 4
II.2 Komponen Engine ………... ......................................................................... 5
II.3 Kapasitas Mesin .......................................................................................... 12
II.4 Torsi dan Horse Power…............................................................................ 13
II.5 Hubungan Antara Putaran Mesin Dan Horse Power (Tenaga)............... 14
II.6 Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan................................................... 15
II.7 Perhitungan................................................................................................. 19
BAB III PENUTUP ……............................................................................................. 22
III.1 Kesimpulan ................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Mesin mobil maupun motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan
desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja
yang optimal. Jenis bensin tersebut biasanya diwakili dengan angka / nilai oktan
(RON), misalnya Premium ber-oktan 88, Pertamax ber- oktan 92 dan seterusnya.
Semakin tinggi angka oktan, maka harga per liternya pun umumnya lebih tinggi
(mahal).
Dibandingkan dengan bensin premium yang memiliki nilai oktan 88,
Pertamax menghasilkan timbal dan kandungan Nox dan Cox yang lebih sedikit.
BBM ini telah dikembangkan untuk digunakan pada kendaraan yang diproduksi
setelah tahun 1990. Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang memiliki tekhnologi
setara Electronic Fuel Injection (EFI) dan catalyc converters (pengubah katalitik).
Dengan nilai oktan yang dikandung Pertamax terdapat beberapa keunggulan yang
dimiliki dibandingkan premium. Saat ini sudah banyak sekali produsen kendaraan
bermotor yang memproduksi kendaraan dengan teknologi EFI yang tujuannya
adalah agar lebih ramah lingkungan.
Perlu diketahui, bahwa setiap jenis mesin mobil ataupun sepeda motor
memiliki spesifikasi mesin yang berbeda-beda. Pada brosur yang baik akan
menampilkan informasi rasio kompresi (Compression Ratio / CR). Compression
Ratio ini adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan
volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik mati bawah ke titik
mati atas saat mesin bekerja. Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan oktan rendah
lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR pada mesin artinya membutuhkan
BBM bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat BBM cepat
terbakar (akibat tekanan yang tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika
BBM terbakar lebih awal (karena oktan rendah sedangkan CR tinggi) sebelum busi
memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala
mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar
tersebut, kejadian ini dinamakan detonasi / knocking.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
Pada motor bakar, unjuk kerja mesin sangat dipengaruhi oleh fenomena
pembakaran didalam mesin itu sendiri. Semakin sempurna proses pembakaran di
setiap kondisi kerja mesin pada mesin tersebut, semakin tinggilah prestasi mesin
yang dihasilkan. Beberapa hal yang menentukan kesempurnaan pembakaran adalah
perbandingan kompresi mesin (Compression Ratio), Ketepatan waktu pembakaran,
perbandingan campuran udara dan bahan bakar serta homogenitas campuran.
Kesalahan penggunaan bahan bakar bisa menyebabkan fenomena knocking yang
selanjutnya akan memperpendek usia komponen-komponen mesin itu sendiri.
Semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan dalam suatu bahan bakar
menunjukan semakin sempurna proses pembakarannya. Semakin tinggi rasio
kompresi kendaraan maka semakin tinggi pula nilai oktan yang dibutuhkan untuk
proses pembakaran.
I.2 Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian mesin mobil ?
2. Sebutkan komponen pada mesin mobil ?
3. Jelaskan fungsi dari komponen-komponen mesin mobil ?

I.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis pada penulisan tugas
Konstruksi engine yaitu untuk:
1. Mengenal apa itu engine ?
2. Menjelaskan nama dan fungsi komponen dalam engine ?
3. Menjelaskan prinsip dan cara kerja engine ?
I.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil setelah melakukan penelitian dan permasalahan
yangterjadi adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan mahasiswa terutama mahasiswa jurusan teknikmesin
otomotif tentang Engine kendaraan dan komponennya selain apa yang
diajarkan pada kegiatan pembelajaran di perkuliahan.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
2. Bagi Universitas
Dapat dimanfaatkan oleh universitas khususnya jurusan Teknik Mesin
Otomotif Fakultas Teknik sebagai referensi dan dokumentasi perpustakaan
Konstruksi engine pada Mobil.
3. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat tentang engine kendaraan terutama pelaku
usaha perbengkelan yang belum mengetahui tentang engine kendaraan.

I.5 Metode Pengumpulan Data


Selama menjalankan kuliah daring konstruksi otomotif penulis mengumpulkandata
dengan:
1. Metode Observasi yaitu salah satu cara pengumpulan data dengan cara terjun
langsung di lapangan tentang sesuatu yang akan diamati.
2. Metode Kepustakaan yaitu pencarian data dengan melihat buku-buku referensi
yang berhubungan dengan sesuatu yang diamati.
3. Metode Interview
yaitu metode pengumpulan data dengan menanyakanlangsung suatu yang
diamati kepada seseorang yang ahli dibidangnya.
4. Metode Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara
memfotolangsung ataupun mencari data yang berbentuk gambar pada buku
referensi.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Sistem Engine


Motor bakar adalah mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan
kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi
energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukankerja mekanik.
Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada masinitu sendiri. Jika
ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan bakar),
maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu
1. Mesin pembakaran luar (external combustion engine)

Gambar II.2.1 External Combustion Engine

yaitu suatu motor bakar dimana proses pembakaran atau perubahan


energi panasdilakukan diluar dari mekanisme/konstruksi mesin, dan dari
ruang pembakaranenergi panas tersebut dialirkan ke konstruksi mesin melalui
media penghubung.Contoh aplikasinya adalah pada: mesin uap / turbin uap.
Adalah suatu proses dimana energi gerak atau mekanis dibangkitkan atau
ditimbulkan di luarruang bakar. Dalam proses pembakaran tersebut, energi
dalam bahan bakar diubah menjadienergi panas yang terjadi di luar silinder
motor. Sebagai contoh adalah proses pembakaran yangterjadi pada turbin uap,
ketel uap, mesin-mesin torak uap, dimana proses pembakarannya berlangsung
di dalam ruang bakar ketel uap. Energi panas kemudian mengubah air
menjadi uap. Uap dari ketel tersebut kemudian disalurkan ke dalam silinder,

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
dan di dalam silinder inilah uaptersebut lalu menggerakkan torak atau piston,
sehingga timbul tenaga gerak atau mekanis.

2. Mesin pembakaran dalam (internal combustion engine)

Gambar II.2.2 internal combustion engine


Adalah suatu proses dimana energi gerak atau mekanis dibangkitkan atau
ditimbulkan didalam ruang bakar. Proses pembakaran terjadi di dalam
silinder motor. Sebagai contoh adalah motor bensin atau motor diesel. Di
dalam silinder itu juga energi mekanis dibangkitkan atauditimbulkan oleh
gerakan piston.secara umum, kendaraan bermotor menggunakan motor
pembakaran dalam ( InternalCombustion Engine), mengingat motor
pembakaran jenis dalam ini mempunyai kelebihan yang banyak dibandingkan
dengan motor pembakaran luar.yaitu hsuatu motor bakardimana proses
pembakaran atau perubahan energi panas dilakukan didalamkonstruksi mesin
itu sendiri, dan tempat terjadinya proses pembakaran itu disebut ruang bakar
(combustion chamber). Contoh aplikasinya adalah pada :
1.motor bensin
2.motor diesel
3.mesin jet
II.2 Komponen Engine
Komponen Mesin merupakan bagian-bagian utama dari mesin khususnya
yang dibahas disiniadalah mesin bensin/premium. Dimana komponen utama ini

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
merupakan suatu bentuk rangkaianmesin yang difungsikan sebagai pembuat
tenaga.Adapun yang utama dengan berurutan adalah sebagai berikut :

1. Blok Silinder

Gambar II.2.1 Blok Silinder


Blok silinder merupakan bentuk dasar dari mesin dan pada blok silinder
ini terdapat beberapa buah silinder mesin, pada tiap silinder terdapat sebuah
torak/piston yang dipasangkan pada salah satu ujung batang piston, sedangkan
ujung piston yang lain berhubungan langsungdengan poros engkol/crank shaft,
maka dengan demikian gerak naik turunnya piston dapat menggerakan poros
engkol. Sedangkan dibagian atas kepala silinder pada bagian dalamnya
berbentuk sebuah ruang bakar dan dilengkapi dengan katup-katup hisap dan
buang.
Blok silinder biasanya terbuat dari besituang/cor tetapi ada pula yang
terbuat dari paduan almunium dengan tujuan untuk mengurangi berat serta
menambah panas radiasi. Beberapa silinder disusun pada blok silinder, bagian
atasnyaditutup dengan kepala silinder sedangkan bagian bawah blok silinder

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
membentuk ruang engkol untuk penempatan dan pemasangan kelengkapan,
seperti dinamo starter (untuk start awal gerak poros engkol, alternator, pompa
bensin serta distributor.

2. Silinder

Gambar II.2.2 Silinder


Silinder, merupakan bagian yang memindahkan tenaga panas ke tenaga
mekanik dan untuk tujuan ini piston bergerak naik memadatkan gas. Untuk
memperoleh tenaga maksimum ataupun optimum diusahakan tidak
terdapat kebocoran-kebocoran pada gas-gas yang dibakar diantara piston
dan silinder. Gesekandan keausan diusahakan seminim mungkin yang
diakibatkan oleh gerakan-gerakan meluncur dari piston. Untuk memperkecil
hal ini, dinding silinder diperkeras dengan besi tuang/cor, ataudengan
diberikan khrom pada dinding-dinding silinder untuk membatasi keausan tadi.
Jikadinding silinder telah aus .. maka perbaikan yang dilakukan adalah dengan
mengebor kembalidinding silinder dengan bore tune, sehingga silinder ruang
menjadi lebih besar maka membutuhkan piston/torak jugalebih besar karena
bertambahnya diameter ukuran silinder (berhubungan dengan kecepatan
padasaat dragrace, dimana ruang silinder dan piston semakin besar dibutuhkan
suplay bahan bakarlebih besar sehingga digunakan karburator minimal 2
barrel atau 4 barrel) Untuk menghindarisemakin tipisnya dinding dalam dan
dinding luar silinder (ketebalan silinder) maka sebaiknyadinding dalam
diberikan pelapis khrom sehingga permanen karena meminimalisasi keausan
dan piston bisa dipertahankan tidak memerlukan penggantian piston yang
lebih besar.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
3. Bak engkol ( Karter )

Gambar II.2.3 Karter


Bak engkol (karter), terletak dibawah blok silinder digunakan sebagai
penampung oli mesinyang terbuat dari baja press. Pada karter ini juga
dilengkapi ventilasi untuk menghubungkan ruang dalam dengan udara luar.
Karter dibaut dibawah bak engkol dan diantaranya diberikan gasket (pelapis
karet) untuk menghindari kebocoran pada sambungan tersebut sehingga oli
mesintidak bocor merembes keluar.

4. Kepala Silinder

Gambar II.2.4 Kepala Silinder

Kepala Silinder, dibaut dengan blok silinder dibagian atas dan


diantaranya juga diberikan gasket, terdapat lubang-lubang untuk pemasangan

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
busi dan mekanik katup yang dilengkapi padamesin. Kepala silinder pada
umunya dibuat dari besi tuang campuran almunium untuk membatasi
pemuaian. Juga dilengkapi mantel pendingin yang berhubungan denga blok
silinderuntuk memberikan pendinginan pada katup-katup dan busi-busi.

5. Torak/piston

Gambar II.2.5 Torak

Torak/piston, komponen ini wajib mempunyai sifat tahan terhadap


tekanan dan suhu tinggidan dapat bekerja dengan kecepatan tinggi. Kepala
piston umumnya mempunyai permukaan yang datar tetapi ada pula yang
cembung atau cekung. Pada bagian atas torak terdapat 2-3 celah untuk
pemasangan pegas-pegas piston. Bahan dasar piston adalah campuran besi
tuang dan aluminium karena ringan dan mempunyai penghantar panas yang
baik. Paduan yang tidak seimbang akan berakibat buruk dimana pada suhu
yang sangat tinggi akan membuat piston memuai dan berubah bentuk. Oleh
sebab itu dijumpai diameter bagian atas torak agak lebih kecil dari bagian
bawahnya, dimana dalam keadaan suhu tinggi maka bagian atas dan bawah
akan menjadi sama besar.
Antara piston dan dinding harus diberikan kerenggangan tertentu karena
adanya pemuaian padawaktu mesin bekerja yang mana disebut renggang
piston/torak. Bila terlalu besar maka akan terjadi kebocoran gas yang keluar
dan minyak oli mesin akan masuk ke ruang piston dan silinder, sehingga suara

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
piston berisik. Bisa dilihat/dibuktikan jika asap kenalpot (gas buang) terdapat
asap putih. berarti kemungkinan oli mesin ikut terbakar karena terlalu besar
kerangganganini. Bila terlalu kecil akan menimbulkan gesekan yang akan
lebih besar sehingga pelumasan tidak sempurna. Pen piston, berguna untuk
menghubungkan piston dengan ujung batang piston, berbentuk pipa untuk
mengurangi berat dan pada kedua sisinya disangga oleh bos-bos yang terdapat
pada piston. Cincin piston, berguna untuk perapat dan menjaga agar gas-gas
tidak keluar selama langkah kompresi dan langkah kerja dalam ruang bakar.
Dan juga untuk mengikis oli pelumas dari dinding silinder, mencegah oli
masuk ke ruang bakar. Umumnya terbuat dari besi cor khusus dandiberi
potongan untuk memudahkan pemasangan ke dalam alur pegas yang terdapat
pada piston. Diameternya sedikit lebih besar dari diameter piston, dan setelah
terpasang maka kekenyalan pegas piston ini menekan dinding silinder.

6. Batang piston

Gambar II.2.6 BatangTorak

Batang piston, adalah komponen/part yang menghubungkan piston


dengan porosengkol/crankshaft dibuat dengan bentuk "I" , terbuat dari baja
spesial. Dalam sebuah mesin piston, batang piston menghubungkan piston ke
crank atau poros engkol. Bersama dengan crank, sistem ini membentuk
mekanisme sederhana yang mengubah gerak lurus/linear menjadi gerak

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
melingkar. Batang piston juga dapat mengubah gerak melingkar menjadi
gerak linear.

7. Poros engkol/crankshaft

Gambar II.2.7 Poros Engkol


Poros engkol/crankshaft, mempunyai tugas penting yaitu mengubah
gerakan lurus piston yang berada dalam silinder pada gerak kerja menjadi
gerak putar dengan melalui batang-batang pistonserta menjaga pergerakan
piston dalam lengkah-langkah selanjutnya. Poros engkol terdiri dari pusat
putaran dimana pada pena engkol dipasangkan batang piston. Bagian ujung
depan porosengkol dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pemasangan gigi pengatur (timing gear)yang berfungsi untuk menggerakan
sumbu nok dan puli untuk menggerakan pompa air/alternator(waterpump).
Sedangkan bagian ujung belakang dipasangkan dengan flens untuk
pemasanganroda penerus (roda gila).
8. Roda penerus/flywheel

Gambar II.2.8 Roda Penerus

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
Roda penerus/flywheel, merupakan piringan yang terbuat dari besi tuang
dan dibaut padaujung belakang poros engkol. Dimana poros engkol hanya
mendapatkan tenaga putaran darilangkah kerja saja, agar supaya dapat bekerja
pada langkah yang lainnya maka poros engkolharus dapat menyimpan day
putaran yang diperolehnya. Bagian yang menyimpan tenaga putaranini adalah
roda penerus yang juga dilengkapi dengan gigi ring yang dipasangkan di
bagian luaruntuk perkatian dengan starter pinion.
II.3 Kapasitas Mesin
Pada bagian sebelumnya, telah dibahas secara gamblang masalah konstruksi dan
jenis mesin mobil. Pada bagian tersebut disebutkan bahwa mesin mobil
menggunakan mensin 4 tak secara umum. Pada pembagiannya, mesin mobil ada
yang dibedakan dari susunan silinder misalnya inline dan tipe-V. Juga masuk di
dalamnya, pembagian mesin mobil didasarkan pada posisi klep atau katub yakni
yang sering kita kenal dengan OHV dan OHC/DOHC. Pada kesempatan ini, kita
akan menjelaskan yang dimaksud dengan kapasitas mesin mobil yang di dalamnya
meliputi masalah Bore, Displacement, dan beberapa hal penting lainnya. Berikut
adalah uraiannya.
1. Bore
Diameter silinder sebuah mesin disebut dengan bore. Semakin besar bore,
semakin besar area di mana gas harus bekerja. Tekanan diukur dalam satuan,
seperti pound per inci persegi (PSI/ per square inch). Semakin besar area (dalam
inci persegi), semakin tinggi gaya yang diberikan oleh piston untuk memutar
poros engkol/crankshaft.

Gambar II.3.1 Bore dan Stroke

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
2. Stroke
Stroke sebuah mesin adalah jarak „perjalanan‟ piston dari pusat/titik mati
atas (TDC/ top dead cente) ke pusat/titik mati bawah (BDC/ bottom dead
center). Jarak ini ditentukan oleh lemparan crankshaft. Lemparannya adalah
jarak dari garis tengah crankshaft ke garis tengah jurnal crankshaft rod.
Lemparan adalah setengah dari stroke.
Semakin panjang jarak ini, semakin besar jumlah campuran udara-bahan
bakar yang dapat ditarik ke dalam silinder. Semakin banyak campuran udara-
bahan bakar di dalam silinder, semakin banyak gaya akan terjadi ketika
campuran dinyalakan.

II.4 Torsi dan Horse Power


1. Torsi
Gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut torsi, sepeda motor
digerakan oleh torsi dari crankshaft. Jika gaya F (Kg) dikerjakan pada
pemutaran yang mempunyai panjang r (m) untuk mengencangkan baut, maka
torsi yang digunakan adalah F.r (kg m). Perubahan torsi (reduksi pertama dan
reduksi kecepatan dilakukan oleh gear box) seperti pada gambar jika torsi F
bekerja pada roda gigi A (dengan radius r) yang berhubungan dengan roda gigi
B (dengan radius 2r) torsi pada roda gigi A; TA = T F x r. torsi pada roda gigi B
; TB = F x 2r. makin banyak jumlah gigi pada roda gigi makin besar torsi yang
terjadi sehingga kecepatan direduksi menjadi separuhnya. Keadaan didalam
mesin
Panjang dari pemutaran (r) adalah disamakan dengan jarak dari
crankshaft ke crank pin, ini berarti separuh dari langkah piston. Gaya (F) yang
dikerjakan pada pemutar disamakan dengan tekanan kompresi yang dihasilkan
oleh gas hasil pembakaran yang mana akan mendorong piston kebawah oleh
karena itu torsi (T) berubah sesuai dengan besarnya gaya (F) selama r tetap.
Besarnya gaya F, berubah sesuai dengan perubahan kecepatan mesin ini berarti
dipengaruhi oleh efisiensi pembakaran demikian juga T juga ikut berubah.
Kenyataannya torsi diproduksi terlihat seperti pada gambar, pada kecepatan
specifik torsi menjadi maximum. Ini disebut torsi maximum tapi kenaikan

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
kecepatan mesin selanjutnya tidak akan menaikan torsi. Torsi maximum
ditunjukan pada catalog bersama-sama dengan kecepatan mesin yang mana
torsi maximum diteruskan, ketika sepeda motor bekerja dengan torsi maximum
gaya gerak roda belakang juga maximum.
2. Tenaga (Horse Power)
Kerja rata-rata diukur berdasarkan tenaga akhir (torsi dari crank shaft
menggerakan sepeda motor tapi ini hanya gaya untuk menggerakan sepeda
motor dan kecepatan yang menggerakan sepeda motor tidak di perhitungkan
tenaga adalah kecepatan yang mana menimbulkan kerja).
(Tenaga = kerja/waktu = kg.m/sec. (kerja perdetik)
Satuan Tenaga. PS ( prerd strarke in jerman ) 1 PS – 75 Kg m/sec adalah
tenaga untuk menggerakan obyek seberat 75 kg sejauh 1 m dalam 1 secon (
makin besar tenaga makin besar jumlah kerja persatuan waktu ).
II.5 Hubungan Antara Putaran Mesin Dan Horse Power (Tenaga)
Tenaga mesin berubah-ubah tergantung dari torsi dan kecepatan putar mesin-
mesin dengan putaran tinggi biasanya tenaga yang dihasilkan juga besar tapi jika
putaran terlalu tinggi tenaga yang dihasilkan akan menurun. Jika pada putaran
tertentulah tenaga maksimum dihasilkan hal ini disebut “maksimum power ‟‟
seperti terlihat pada gambar:

Gambar II.5.1 Poros engkol dan torak


Keterangan SI (Satuan)
 Isi atau kapasitas mesin 1 L ( 1.000 cm3 )
 Tekanan 1 kPa ( 0.01 Kg/cm2 )
 Tenaga 1 kW ( 1.360 PS )
 Torsi 1 Nm ( 0.1 Kg.m )
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III
Konstruksi Engine
II.6 Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Pertama adalah perawatan terencana atau yang juga sering disebut
perawatan berkala. Sesuai namanya, perawatan jenis ini dilakukan mengacu pada
jarak tempuh kendaraan atau masa pakainya. Umumnya perawatan berkala
dilakukan setiap 10.000 km.
Selain itu, ada pula yang dinamakan perawatan tidak terencana. Nah, jenis
perawatan seperti ini umumnya dilakukan ketika kendaraan mengalami kerusakan
sewaktu-waktu. Sehingga perlu menjalani perbaikan atau reparasi agar bisa
digunakan kembali.
 Perawatan Berkala, Dilakukan berdasarkan jarak tempuh kendaraan atau
masa penggunaan. Umumnya dilakukan setiap 10.000.
 Perbaikan Tidak Terencana, Dilakukan setiap ada kerusakan yang
mengharuskan kendaraan menjalani perbaikan atau reparasi.
a. Tahap Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Masih dari sumber yang sama, dijelaskan secara detail tahap-tahap yang perlu
dilakukan dalam pemeliharaan kendaraan ringan. Jadi bisa dibilang, bongkar
mobil juga ada langkah-langkahnya.

1. Persiapan
Ada beberapa hal yang mesti dilakukan dalam tahap persiapan, di antaranya
lokasi pengerjaan, kemudian peralatan yang dibutuhkan, dan buku manual
kendaraan jika memang dibutuhkan.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah semuanya persiapan beres, Carmudian bisa melakukan pengerjaan
terhadap bagian dari kendaraan. Disarankan untuk melakukan pengerjaan
sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) yang berlaku.

3. Tes Jalan dan Kontrol


Ketika sudah selesai, lakukan kontrol terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan. Misalnya, memeriksa kekencangan baut, memastikan tidak adanya

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
kebocoran dan sebagainya. Termasuk memastikan tidak ada peralatan yang
tertinggal di dalam mesin.

4. Pembersihan dan Penyerahan Kendaraan


Idealnya, setiap kendaraan yang keluar dari bengkel setelah menjalani
perawatan mesti dalam kondisi bersih. Maksudnya tidak ada bekas
pengerjaan, seperti oli atau grease yang menempel di body apalagi interior.

Setelah itu kendaraan pun siap diserahkan kepada konsumen atau Carmudian
gunakan kembali. Oiya, tak kalah penting adalah merapikan kembali
peralatan yang telah digunakan.

b. Jenis Pemeliharaan Mesin Kendaraan


Berikut pemeliharaan kendaraan sebagai berikut ini:
1. Memeriksa Air Radiator
Radiator memiliki peran penting sebagai bagian dari sistem
pendingin mesin kendaraan. Setiap pemilik mobil pun disarankan selalu
memeriksa jumlah air radiator pada kendaraannya secara rutin.
Jangan sampai air radiator di bawah batas minimum atau malah habis
karena bisa menyebabkan kerugian besar.
Hal penting sebelum melakukannya, pastikan mesin mobil berada
dalam kondisi dingin. Karena saat mesin masih panas maka temperatur
air radiator juga tinggi. Jangan sekali-sekali membuka tutup radiator
ketika mesin panas karena bisa mengakibatkan cidera serius. Jika mobil
habis digunakan, coba tunggu sekitar 30 menit sampai 45 menit untuk
mendinginkannya.

Gambar II.6.1 Batas Radiator

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
2. Memahami Sistem Pelumasan
Bisa dibilang ada dua jenis sistem pelumasan mesin kendaraan,
yaitu pelumasan campur dan pelumasan dengan memanfaatkan
tekanan.Pelumasan campur contohnya seperti yang digunakan pada sepeda
motor 2-tak. Tapi jenis pelumasan seperti ini sudah mulai ditinggalkan karena
tingginya polusi yang dihasilkan dan boros oli.
Sementara itu sistem pelumasan dengan tekanan bisa ditemui pada mobil-
mobil berbahan bakar bensin ataupun mesin diesel. Sistem pelumasan seperti
ini dinilai lebih baik karena kerjanya kontinyu, teratur, dan merata.
Oli yang digunakannya memiliki usia pakai tertentu dan mesin diganti
umumnya setiap 10.000 km.
Nah, oli atau pelumas yang ada di dalam mesin memiliki beberapa
fungsi sekaligus, di antaranya mengurangi gesekan sehingga komponen tidak
cepat aus, mendinginkan komponen, mengisi celah-celah antara komponen,
dan membersihkan komponen.
Dalam melakukan pemeliharaan mesin kendaraan ringan juga perlu
memilih oli yang tepat. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat kode SAE
(Society of Automotive Engineering).
Kode SAE sebuah oli bisa dilihat pada kemasannya. Sedangkan spesifikasi oli
yang dibutuhkan untuk setiap kendaraan tercantum dalam buku manual
pemilik.
Semakin besar kode SAE maka oli akan semakin kental. Sebagai
contoh SAE 20 (encer), SAE 30 (sedang), SAE 50 (kental).Kini di pasaran
kita bisa menemukan yang dinamakan oli multigrade. Ciri-cirinya, oli
semacam ini memiliki kode tambahan setelah kode SAE-nya, misal SAE
20W-50.
Untuk membaca kode tersebut, “SAE 20W” berarti pada kondisi
dingin kekentalan oli seperti pada umumnya oli SAE 20. Huruf “W” yang
terdapat pada kode tersebut memiliki arti “winter” atau musim dingin.
Kemudian, kode “50” yang ada di belakangnya berarti oli memiliki
kekentalan seperti oli SAE 50 pada kondisi panas. Dikatakan, penggunaan oli

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
multigrade tidak memberi banyak keuntungan untuk penggunaan kendaraan
di Indonesia. Hal ini dikarenakan suhu udara yang cenderung merata.
3. Mengetahui Kondisi Mesin dari Warna Busi
Hal itu dapat dilakukan dengan melihat warna atau kondisi dari
elektrodanya. Penjelasan detailnya bisa disimak di bawah ini:

Gambar II.6.2 Kondisi Busi


No. 1(normal): Isolator berwarna kuning atau coklat muda. Puncak isolator
bersih, permukaan rumah isolator kotor berwarna coklat muda atau abu-abu.
Artinya kondisi kerja mesin baik, pemakaian busi dengan nilai panas yang
tepat.

No. 2 (terbakar): Elektroda terbakar dan pada permukaan isolator terdapat


partikel kecil mengkilat dan menempel. Isolator berwarna putih atau kuning.
Penyebabnya nilai oktan bensin terlalu rendah, campuran bahan bakar terlalu
kering, pengapian terlalu awal, busi terlalu panas.

No. 3 (berkerak karena oli): Kaki isolator dan elektroda sangat kotor
berwarna coklat. Penyebabnya oli bocor, penghantar katup aus.

No. 4(berkerak karbon): Kaki isolator, elektroda, kaki busi berkerak karbon
atau jelaga. Penyebabnya campuran bahan bakar dan udara terlalu basah, tipe
busi terlalu dingin.

No. 5 (isolator retak): Percikan api bisa loncat dari isolator langsung ke
massa. Akibatnya tidak terdapat bunga api di celah busi. Penyebabnya jatuh,
kelemahan bahan.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
II.7 Perhitungan
Cara menghitung kapasitas mesin kendaraan atau CC, CC adalah sebutan
untuk volume ruang bakar pada setiap silinder, terkadang ada juga yang
menyebutnya kubikasi, tetapi pada intinya sama. CC adalah satuan untuk
perkalian Cm x Cm x Cm = Cm3 ( centimeter cubic ).

Gambar II.7.1 Rumus Volume Tabung dan Ruang Bakar

Setelah perhatikan gambar diatas, bahwa rumus yang digunakan oleh


keduanya ( menghitung rumus tabung dengan rumus menghitung volume ruang
bakar ) berbeda. Dari kedua rumus diatas kita akan coba untuk menghitung dan
membandingkannya. Adapun tabung yang akan kita hitung seperti pada gambar
dibawah ini.
a. Menghitung Volume Tabung
r = 5 cm
t = 15 cm
V??
Jawab
= 3,14 x (5×5) x 15
= 3,15 x 25 x 15
= 1177,5 CC

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
b. Menghitung Ruang Bakar
D = 10 cm
L = 15 cm
CC??
Jawab
= 3,14/4 x (10×10) x 15
= 0,785 x 100 x 15
= 1175,5 CC

Dan bisa lihat bahwa hasil dari perhitungan kedunya bahwa mempunyai
nilai yang sama. Jadi kesimpulan yang pertama adalah bahwa rumus untuk
menghitung volume dengan rumus untuk menghitung ruang bakar adalah sama.
Selanjutnya kita akan coba untuk menghitung volume ruang bakar yang
real. Perlu kita ketahui bahwa yang dihitung pada ruang bakar bukan keseluruhan
volume tabungnya, melainkan hanya volume langkah piston saja ( area yang
dilalui piston / stroke ) yang disimbolkan oleh huruf L.

Gambar II.7.2 Engine

Bagaimana, apakah kalian sudah bisa membedakan diantaranya keduanya.


Yang mana pada ruang bakar diameter disebut juga dengan ( Bore ), sedangkan
tinggi tabuang / langkah kerja piston disebut dengan stroke. Baiklah sekarang kita
akan coba menghitungnya,

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
D ( Bore ) = 86 mm , kita rubah ke satuan Cm ya, maka = 8,6 Cm
L ( Stroker ) = 86 mm, kita rubah ke satuan Cm ya, maka = 8,6 Cm
Jawab.
= 3,14/4 x ( 8,6 x 8,6 ) x 8,6
= 0,785 x 73,96 x 8,6
= 499,31 CC
Nilai CC diatas adalah hanya untuk 1 ( satu ) ruang bakar ( silinder ) saja. Karena
mobil tersebut mempunyai 4 silinder ( ruang bakar ), maka hasil dikali ( x ) 4.
499,31 x 4 = 1997,22 CC

Jadi pada kesimpulan kedua bahwa bisa kita lihat bahwa hasil perhitungan
dari kijang innova bensin adalah 1997,22 CC. Yang mana pada mobil biasanya
nilai ini digenapkan menjadi 2000 CC.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Laporan tugas akhir dari uraian yang telah di jelaskan pada bab-bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Mesin mobil maupun motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan
desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan
kinerja yang optimal.
2. Umumnya perawatan berkala dilakukan setiap 10.000 km. setiap telah
mencapai jarak tempuh tersebut segera lakukan pengecekan kendaraan.
3. Pada perawatan yang terpenting penggantian oli karena berfungsi sebagai
pelumas komponen mesin kendaraan dan juga sebagai pendingin mesin
kendaraan pada saat terjadi pembakaran agar tidak terjadi panas berlebih.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III


Konstruksi Engine
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2021. “Sistem engine dan komponennya”. Jakarta


https://www.academia.edu/36178088/SISTEM_ENGINE_DAN_KOMPONE
N_KOMPONEN_PADA_KENDARAAN_RINGAN, diakses pada 7 Juli
2021 pukul 09.07.

Anonim. 2019. “Komponen mesin mobil”. Jakarta


https://mobilupdate.net/flywheel-roda-gila-atau-roda-gaya-apa-itu-fungsinya/,
diakses pada 7 Juli 2021 pukul 10.40.

Anonim. 2019. “Perawatan mesin mobil”. Jakarta.


https://mobilmo.com/perawatan-mobil/mengetahui-fungsi-piston-mobil-dan-
perawatannya-aid3913, diakses pada 7 Juli 2021 pukul 10.37.

Marianto. 2019. “Cara Yang Benar Menghitung Torsi Dan Tenaga (Horse Power)”.
Jakarta
https://www.teknik-otomotif.co.id/ini-cara-yang-benar-menghitung-torsi/,
diakses pada 7 Juli 2021 pukul 10.15.

Anonim. 2019. “Begini Nih Rumus Cara Menghitung Cc Mesin”. Jakarta


https://fastnlow.net/begini-nih-rumus-cara-menghitung-cc-mesin/, diakses
pada 7 Juli 2021 pukul 10.27.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF D III

Anda mungkin juga menyukai