Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ANALISIS MATERIAL DAN PROSES

KARBURATOR DAN MOTOR BAKAR

Di Susun Oleh:

1. Kurnia Sandi : 210502001


2. Saipul Amri : 210502043
3. Frengki Marsaleno Hutabarat : 200502062
4. Rusna Bandi :210502018

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAMUDRA
KATA PENGANTAR

Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul" Tugas pemilihan material dan proses
analisis karburator motor bakar". Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan
nonmateril yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih

Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, dengan rendah hati penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk penyempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 3
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
2.1 Defenisi Karburator ..................................................................................................... 5
2.2 Fungsi karburator ......................................................................................................... 5
2.3 Prinsip Kerja karburator .............................................................................................. 6
2.4 Komponen Karburator ................................................................................................. 7
2.5 Sifat atau Syarat yang harus dimiliki oleh Karburator .............................................. 10
2.6 Definisi Zinc Alloy Seng ........................................................................................... 10
2.7 Karakteristik Seng ..................................................................................................... 11
2.7.1 Sifat Seng secara Umum .................................................................................... 11
2.7.2 Sifat Fisika Seng................................................................................................. 11
2.7.3 Sifat Kimia ......................................................................................................... 12
2.7.4 Sifat Mekanik ..................................................................................................... 13
2.8 Pemilihan Proses ( Die Casting ) ............................................................................... 13
2.8.1 Definisi Die Casting ........................................................................................... 13
2.8.2 Klasifikasi Die Casting....................................................................................... 14
2.9 Proses Pembuatan Karburator ................................................................................... 15
BAB III ..................................................................................................................................... 19
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang
dengan begitu pesatnya, tidak terkecuali pada teknologi industri maupun otomotif
yang telah berkembang sesuai perkembangan zaman, meskipun teknologi telah
berkembang pesat, pengetahuan setiap orang tentang teknologi berbeda antara satu
sama lainnya, ada yang memiliki pengetahuan luas dan ada yang memiliki
pengetahuan yang kurang dalam dunia industri, pengetahuan yang penting dimiliki
oleh orang yang berminat terhadap industri adalah komoponen materi yang
bermanfaat saat dalam proses produksi.
Salah satu komponen penting yang biasa dipakai dalam produksi industri
adalah logam seng, beradab – abad sebelum seng dikenal sebagai unsur tersendiri yang
unik, bijih seng telah digunakan dalam pembuatan kuningan, seng memiliki peran
penting dalam proses industri dan otomotif salah satunya adalah proses pembuatan
karburator sepeda motor.
Karburator adalah sebuah komponen dari sebuah mesin motor bakar atau alat
yang m,encampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam,
karburator masih digunakan dalam mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus
seperti yang dilarang untuk mobil balap, kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal
1980an telah menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi, Mayoritas
sepeda motor masiih menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan dan murah ,
namun pada 2005 sudah banyak model baru diperkenalkan dengan injeksi bahan
bakar.
Berawal dari hal tersebut penyusunan makalah ilmiah ini disusun, Hal tersebut
layak dan memang sepantasnya dikuak dan dipublikasiakan, agar mahasiswa tahu
bahwa manfaat dari Seng, karena sebagai manusia khalayaknya memiliki kesadaran
untuk yang telah diperbuat, Mahasiswa hatus mengembangkan manfaat seng dalam
industri dan otomotif untuk kepentingan manusia lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari karburator ?


2. Bahan Material apakah yang digunakan untuk membuat karburator ?
3. Persyaratan atau sifat apa saja yang harus dimiliki oleh karburator ?

3
4. Proses pemesinan apakah yang cocok untuk membuat karburator?
5. Bagaimana proses cara untuk membuat karburator ?

1.3 Tujuan

Penyusunan dari makalah ilmiah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
para mahasiswa terutama mahasiswa teknik mesin , diantaranya yaitu :
1. Mengetahui definisi dari karburator
2. Mengetahui Material yang digunakan untuk membuat karburator
3. Mengetahui sifat yang dimiliki karburator
4. Mengetahui proses dan cara pembuatan karburator

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Karburator
Karburator merupakan salah satu komponen Otomotif yang ada pada sistem
bahan bakar konvensional yang berfungsi sebagai pencampur udara dan bahan bakar
(bensin) dengan perbandingan tertentu, juga sebagai pengontrol aliran campuran udara
dan bahan bahan bakar yang akan masuk ke dalam silinder atau ruang bakar.
Karburator sendiri masih dipakai pada mesin kecil serta pada mobil khusus atau mobil
tua yang dirancang sebagai mobil balap. Kebanyakan kendaraan roda empat yang
diproduksi di awal tahun 1980-an sudah memakai sistem injeksi untuk bahan bakar
secara elektronik dan terkomputerisasi. Selain itu, mayoritas dari sepeda motor masih
memakai karburator sebab lebih murah dan lebih ringan. Akan tetapi di tahun 2005
sendiri telah banyak mobil yang baru diperkenalkan memakai sistem injeksi pada
bahan bakarnya. keseluruhan konstruksi dari karburator terbuat dari berbagai macam
bahan. sebagian besar karburator seperti float bowl (ruang pelampung) dan air horn
dibuat dari zinc alloy.

Gambar 2.1 Skematis Karburator


2.2 Fungsi karburator
Fungsi karburator secara umum ada dua yakni untuk mengatur RPM dan
mencampur udara dan bahan bakar sesuai dengan perbandingan. Karburator memiliki
komponen berupa katup gas yang tersambung ke stang untuk kita tarik ulur agar RPM
mesin bisa berubah. Selain itu, karbu juga harus mampu menyuplai bensin dengan
perbandingan yang ideal pada segala RPM.
Oleh karena itu, meski karburator motor berukuran kecil ada banyak
komponen didalamnya yang sangat penting. Tapi secara keseluruhan konstruksi

5
karburator motor lebih simpel dibandingkan karburator mobil. Hal itu dikarenakan
pada motor, tidak menuntut peforma mesin yang lebih dibandingkan sebuah mobil.
Karburator memegang peranan penting dalam kendaraan bermotor, karena
karburator dapat mengatur akselerasi (kecepatan) kendaraan pada tingkat beban
dankecepatan,kemudian dapat memudahkan mesin untuk hidup,dapat memberikan
tenagayang besar pada mesin untk hidup,dapat memberikan tenaga yang besar pada
mesindan kendaraan dapat bekerja dengan ekonomis.cara kerja secara singkat. Dapat
diuraikan fungsi karburator yaitu :
1. Untuk mengatur udara dan bahan bakar kedalam saluran isap
2. Untuk mengatur perbandingan bahan bakar udara pada berbagai beban
kecepatan motor
3. Mencampur bahan bakar dan udara secara merata

2.3 Prinsip Kerja karburator


Pada waktu sepeda motor dihidupkan, piston dalam silinder melakukan
langkah hisap, hisapan ini membuat udara dari luar masuk kedalam karburator,
kecepatan udara mengalir melewati spuyer kecil, sehingga mengakibatkan tekanan
udara menjadi rendah, akibatnya bensin dalam ruang pelampung ikut terhisap nak
keluar melalui spuyer kecil, bensin yang naik keluar bercampur dengan udara menjadi
kabut atau gasyang merupakan campuran udara dengan bensin, gas ini akan masuk
kedalam ruang bakar di mesin untuk kemudian dibakar, Dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Saat Mesin Idle
Ketika mesin dalam putaran idle atau kondisi skep masih tertutup, akan
ada aliran udara dari filter masuk ke air pilot. Disisi lain, hisapan dari piston
juga membuat bahan bakar dari mangkuk karbu naik melalui slow jet/pilot jet.
Bensin dari pilot jet bertemu dengan udara di saluran air pilot, sehingga
output dari saluran idle ini sudah berupa campuran bensin dan bahan bakar.
Jika saat ini kita aktifkan sistem choke dengan menarik tuas choke maka udara
yang masuk ke pilot jet akan tertahan sehingga hisapan mesin akan lebih
banyak mengangkat bensin dari mangkuk karbu, hal itu membuat campuran
bensin menjadi lebih kaya.

6
2. Saat Kita Tarik Gas
Ketika kabel gas kita tarik, otomatis skep terangkat. Sehingga saluran udara dari filter bisa
masuk ke venturi. Selain itu, karena skep terangkat jarum needle juga terangkat hal tersebut
membuat needle valve lebih terbuka lebar. Sehingga akan ada aliran udara dari filter masuk ke
venturi, dan secara otomatis bensin teranglat kedalam venturi melalui main jet.
Mengapa bensin bisa terangkat ke venturi ? hal itu karena fungsi venturi adalah untuk
menurunkan tekanan udara melalui peningkatan kecepatan aliran. Sehingga tekanan didalam
venturi lebih kecil dibandingkan tekanan didalam ruang pelampung, hal tersebut
menyebabkan bensin naik ke arah venturi dengan bentuk rintik-rintik karena desain main jet.

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Karburator

Desain needle jet adalah seperti jarum dengan ujung lancip dan bentuk tirus. Bentuk
tirus ini membuat needle valve bisa menentukan kerapatan suatu saluran, dalam sistem karbu
ujung lancip needle diletakan mengarah ke main jet. Sehingga semakin terangkat needle jet
ini semakin kecil juga diameter jarum yang berada pada ujung main jet hal tersebut membuat
suplai bensin juga bertambah seiring ditariknya kabel gas.

2.4 Komponen Karburator


beserta Fungsinya Pada ilustrasi dibawah bisa kita lihat konstruksi karburator pada
sepeda motor. Fungsi dari komponen dibawah adalah sebagai berikut.

7
Gambar 2.3 Komponen Karburator

1. Jarum Pelampung
Jarum pelampung adalah sebuah jarum berbentuk lancip seperti katup yang
menekan sebuah lubang. Lubang yang ditekan adalah lubang penyalur bensin,
sehingga ketika lubang ini tertekan katup otomatis suplai bensin akan terhenti. Hal
ini bertujuan untuk mengatur volume didalam ruang pelampung agar tidak
berlebihan, sehingga campuran yang keluar menuju intake manifold bisa
berlangsung normal.
2. Pelampung
Pelampung adalah sebuah komponen yang terbuat dari plastik ringan yang
mengambang pada zat cair khususnya bensin. Pelampung akan menggerakan
ujung jarum pelampung agar tertutup.
Mekanismenya ketika volume bensin diruang pelampung meningkat, otomatis
pelampung juga semakin naik. Kenaikan pelampung akan menggerakan jarum
pelampung sehingga menutup aliran bensin. Ini akan membuat suplai bensin
terhenti hingga volume bensin diruang pelampung berkurang.
3. Main Jet
Main jet adalah saluran utama didalam karburator motor yang menghubungkan
bensin didalam ruang pelampung ke dalam venturi di tengah saluran udara ke
intake. Disinal bensin akan tersuplai ke luar.
4. Needle Jet
Needle jet adalah jarum berbentuk tirus dengan ujung lancip, jarum ini dipakai
untuk mengatur volume bensin yang keluar dari main jet. Jarum ini digerakan oleh
skep atau katup gas, dimana gerakan naik turun skep akan menggerakan needle jet

8
untuk bergerak naik turun. Sesuai dengan bentuknya, gerakan naik turun needle jet
akan mempengaruhi besar kecilnya ujung saluran main jet.
5. Skep / Katup Gas
Katup gas pada motor bukan berbentuk koin seperti karburator mobil tapi
berbentuk tabung yang bergerak naik turun. Gerakan naik turun ini membuat
diameter venturi bervariasi, itulah sebabnya karburator pada motor masuk ke
dalam tipe Variable Ventury kecepatan konstan. Saat posisi skep ada dibawah
maka aliran udara akan terhambat sehingga menyebabkan RPM mesin menjadi
rendah, ketika posisi katup gas ini dinaikan maka saluran udara semakin membesar
sehingga RPM mesin semakin naik.
6. Pegas Katup
Gas Pegas ini terletak dibagian atas karburator tepat pada tutup pengatur katup
gas. Fungsi pegas ini adalah untuk menjaga katup tetap tertutup ketika kita tidak
menarik pedal gas dan membalikan posisi katup ketika kita melakukan deselerasi.
7. Pilot Jet
Pilot jet merupakan saluran yang menghubungkan bensin pada ruang
pelampung dengan ruang setelah katup gas sebelum intake manifold,. Fungsi pilot
jet adalah untuk mengakirkan bensin ketika mesin bekerja pada idle RPM.
8. Air Pilot
Saluran ini terletak memanjang dari ruang sebelum katup gas menuju ruang
setelah katup gas. Output dari air pilot ini akan menyatu dengan saluran pilot jet,
sehingga ketika ada aliran udara melewati air jet secara otomatis bensin akan
tercampur didalam saluran ini dan material yang keluar dari saluran pilot jet
setelah katup sudah berbentuk campuran udara bahan bakar. Fungsi air pilot
adalah menyuplai udara ketika katup gas tertutup rapat atau saat idle.
9. Choke Valve
Komponen ini dipakai untuk memperkecil volume udara yang masuk ke mesin
agar hisapan mesin mengangkat bahan bakar. Dengan demikian, campuran bensin
dan bahan bakar menjadi kaya. Sistem choke ini bekerja dengan menutup saluran
udara yang mengarah ke karburator menggunakan katup. Sistem ini dipakai ketika
kondisi mesin dingin, dimana banyak bahan bakar yang mengendap di dinding
intake dan menyebabkan sedikit bensin yang masuk ke ruang bakar.

9
10. Mangkuk Karburator
Mangkuk ini berfungsi untuk menampung bensin yang akan disuplai ke
venturi. Selain itu, mangkok ini juga dijadikan cover pelindung komponen karbu
seperti pelampung dan main jet. Mangkuk karbu diharuskan bisa menampung
bensin tanpa bocor dengan tekanan yang stabil.
11. Sekrup Penyetel
Ada dua buah sekrup penyetel pada karburator, yang pertama sekrup pengatur
udara pilot jet. Ini dipakai untuk menentukan jumlah udara yang masuk saat idle
tanpa memakai sistem choke. Sekrup kedua yakni sekrup gas yang dipakai untuk
mengatur idle RPM mesin.

2.5 Sifat atau Syarat yang harus dimiliki oleh Karburator


Sebelum masuk proses pembuatan, terlebih dahulu kita harus tahu karakter yang
harus dimiliki oleh karburator, karna akan menentukan material yang akan digunakan
serta proses pembentukan. Adapun sifat yang harus dimiliki oleh Karburator antara
lain :
1. Kuat dan Ringan
2. Tahan Korosi
3. Mudah dibuat atau Cor
4. Tahan Getaran
2.6 Definisi Zinc Alloy Seng
Zincum ( Zn ) adalah logam yang berwarna putih kebiruan memiliki titik cair 419 ⁰C,
sangat lunak dan lembek tetapi akan rapuh ketika dilakukan pembentukan dengan temperatur
pengerjaan antara 100 ⁰C sampai 150 ⁰C tetapi sampai temperatur ini masih baik dan mudah
untuk dikerjakan.
Maka untuk memperbaikinya dilakukan pemaduan dengan material lain, seperti
Alumunium untuk merubah sifat – sifat yang dimilikinya diantaranya menurunkan titik
cairnya serta meningkatkan tegangannya.
Paduan seng merupakan salah satu bahan cor yang baik dimana seng memiliki titik
cair yang rendah, sehingga dapat dibentuk dengan berbagai metoda pengecoran, pressure die
casting dengan “hot chamber system” merupakan proses pengecoran yang paling mudah dan
cepat, paduan seng yang dibentuk melalui proses pengecoran digunakan secara luas.
Dalam pembuatan peralatan rumah tangga, tempat peralatan optic, sound reproducing
instrument part, mainan dan komponen ringan dari kendaraan dan lain-lain. Paduan seng juga

10
dapat difinishing dengan pengecatan atau “electroplating” , dalam pelaksanaannya proses
sering ditambahkan unsur alumunium untuk menurunkan titik cairnya serta meningkatkan
tegangannya. Sebagaimana dilakukan pada beberapa jenis paduan lainnya dimana dilakukan
“ageing” untuk penuaan melalui pemadatan cepat dalam proses die casting, walaupun
mengakibatkan penurunan angka kekerasan, nilai impact sertaqa kekuatan tariknya akan tetapi
keuletan (ductility) nya akan meningkat secara actual tergantung pada lamanya proses dan
kondisi ageing tersebut, biasanya mencapai 5 minggu, dengan demikian akan diperoleh sifat
yang disebut “original properties”.
Setelah proses ageing ini, casting akan menyusut untuk waktu selama 8 tahun dengan
kehilangan dimensinya sebesar 0,0015 mm , akan tetapi keadaan ini dapat diprediksi dengan
proses stabilizing yakni memberikan pemanasan pada temperatur 1000 ⁰C sebelum
machining.

2.7 Karakteristik Seng


Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan lambang
kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama
golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan
magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain
itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling
melimpah ke 24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang
paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
2.7.1 Sifat Seng secara Umum
Seng memiliki sifat tahan terhadap korosi sehingga banyak digunakan
dalam pelapisan plat baja sebagai pelindung baja tersebut dari pengaruh
gangguan korosi, selain itu seng juga digunakan sebagai unsur paduan dan
sebagai bahan dasar paduan logam yang dibentuk melalui pengecoran.
2.7.2 Sifat Fisika Seng
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan
bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak
berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal
heksagonal.Lehto 1968, p. 826 Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan
suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C. Di atas
210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi
bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik.

11
Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C)
dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur
seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain
raksa dan kadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu
contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya
yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium,
antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt,
nikel, telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat
feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah
temperatur 35 K.
2.7.3 Sifat Kimia
Seng Reaktivitas seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan
merupakan unsur golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan
merupakan reduktor kuat.. Permukaan logam seng murni akan dengan cepat
mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika
berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi
lebih lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau
kebiruan dan mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam,
basa, dan non-logam lainnya Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi
secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida
maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan
reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa
dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s
akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi
[Ar]3d10. Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan
menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia
senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat
dikatakan sebagai sp3. Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal,
[Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan.
Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada
temperatur di atas 285 °C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk,

12
yakni senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng
berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui. Perhitungan teoritis
mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah
tidak memungkinkan terbentuk.
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama
seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.
Jari-jari ion seng dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam
kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Pada kasus di
mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan
sangat mirip. Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia
juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-.
Senyawa kompleks seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun
koordinasi 5 juga diketahui ada.
2.7.4 Sifat Mekanik
Seng Sifat Mekanik Seng mempunyai Modulus Young 108 GPa, Modulus
Geser 43 GPa, Modulus Ruah 70 GPa, Nisbah Poisson 0,25, Skala Kekerasan
2,5 dan Kekerasan Brinell 412 MPa.
2.8 Pemilihan Proses ( Die Casting )
2.8.1 Definisi Die Casting
Die casting adalah proses memaksa logam cair di bawah tekanan tinggi
ke dalam rongga cetakan (yang mesin menjadi die). Benda tuang Kebanyakan
terbuat dari logam non ferrous, khususnya seng, tembaga, aluminium,
magnesium, timbal, timah dan timah paduan berbasis, meskipun logam
mengandung besi tuang die yang mungkin dengan Metode die casting. Die
Casting sangat cocok untuk aplikasi di mana sejumlah besar bagian-bagian
berukuran kecil dan menengah diperlukan, memastikan kualitas permukaan
yang tepat dan konsistensi dimensi. Tingkat fleksibilitas telah menempatkan
benda tuang di antara produk yang dibuat volume tertinggi di industri
pengerjaan logam.

13
Gambar 2.4 Skematis Die Casting
Adapun Keunggulan dan Keterbatasan dari Pemilihan Proses Die Casting,
yaitu :
- Keunggulan Die Casting
1. Ukuran dan bentuk benda sangat tepat
2. Jarang menggunakan proses finishing
3. Baik untuk produksi massal
4. Waste material rendah

-Keterbatasan Die Casting


1. Harga mesin dan cetakan mahal
2. Bentuk benda kerja sederhana
3. Benda kerja harus segera dikeluarkan 4. Berat dan ukuran produk
terbatas 5. Umur cetakan menurun
2.8.2 Klasifikasi Die Casting
Berdasarkan prosesnya, Die casting dapat diklasifikasikan 2 jenis yaitu :
a. Hot Chamber Die Casting
Pada proses ini, tungku pencair logam jadi satu dengan mesin cetak dan
silinder injeksi terendam dalam logam cair, silinder injeksi digerakkan
secara pineumatik atau hidrolik, Pada umumnya Die Casting jenis ini
hanya cocok untuk Seng, timah putih, timbal dan paduannya.

14
Gambar 2.5 Skematis Hot Chamber Die Castin

b. Cold Chamber Die Casting


Pada mesin cetak ini, tungkunya terpisah dari mesinnya, Mesin
membutuhkan tekanan yang lebih besar untuk menutup cetakan dan
pengisian rongga cetakan

Gambar 2.6 Skematis Cold Chamber Die Casting

2.9 Proses Pembuatan Karburator


Pada proses pembuatan karburator tersebut Proses Hot Chamber Die Casting
yang memenuhi persyaratan yang diperlukan.
A. Sand Casting
Proses pengecoran logam cetak tekan logam cair ditekan masuk
kedalam cetakan logam. Logam membeku dibawah tekanan yang berkisar 0,6
– 275 Mpa, dengan demikian seluruh rongga cetakan terisi dan permukaan
benda sesuai dengan rongga cetakan. Tekanan yang lazim digunakan 10,2 – 14
Mpa.
Toleransi proses cetak tekan tergantung ukuran benda coran dan logam
yang digunakan. Untuk benda kecil toleransi berkisar 0,03 – 0,25 mm.
toleransi yang paling ketat dicapai pada paduan seng yaitu sekitar 2%.

15
Gambar 2.7 Simulasi Proses Pembuatan Karburator

Die Terbuka dan pin menjauh dari ruang cetak (cavity) , pada posisi ini
dilakukan untuk menjaga agar permukaan ruang cetak tetap bersih dan
menghindari kemungkinan material lengket pada cetakan. Disamping itu untuk
menjaga temperature permukaan tetap stabil sebelum diinject. Hal ini
berpengaruh pada waktu

Gambar 2.8 Simulasi Die terdorong oleh poros hidrolis

Die terdorong oleh poros hydrolis (kepala lepas) pada mesin sehingga
menutup. Pada posisi ini kondisi ruang cetak (cavity)harus dipastikan telah
bersih dari material lain dan suhu kamar harus dijaga agar keadaan tetap

16
stabil. Sehingga pada saat memasang die pada mesin diperlukan ketelitian
dan ketepatan dalam hal settingan.

Gambar 2.9 Simulasi Karburator setelah melaui proses Die Casting

Karburator yang setelah melalui tahap casting akan melalui tahap


selanjutnya, yaitu proses machining untuk sekaligus finishing dari produk
karburator tersebut.

B. Proses Machining Proses Machining,


Pada proses ini berfungsi untuk menghaluskan dan meratakan bagian
permukaan karburator yang telah melalui proses die casting dengan
menggunakan proses Milling

Gambar 2.10 Proses Machining Karburator


C. Assembling
Assembling berfungsi untuk menggambungkan bagian – bagian part
dan melengkapi bagian komponen – komponen karburator tersebut.

17
Gambar 2.11 Proses Assembling Karburator

18
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Jadi pada Makalah proses pembuatan Karburator ini kita dapat mengetahui
tahapan dari pembuatan, apa itu Karburator, apa fungsi dari karburator, apa saja
komponen karburaator, bagaimana prinsip kerja karburator, material apa yang
digunakan serta syarat atau sifat yang harus dimiliki oleh karburator tersebut agar
sesuai dengan kriteria produk yang akan dibuat dan mengetahui klasifikasi Die
Casting dari prosesnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

- http://agusagus640.blogspot.co.id/2013/04/makalah-karburator.html
- https://isnainiyappi.wordpress.com/karburator/
- http://redengenser.blogspot.co.id/2013/04/sistem-desain-teknik-pembuatan.html
- http://putrarajawali76.blogspot.co.id/2013/04/makalah-seng-dan-paduannya.html
- http://bilangapax.blogspot.co.id/2011/02/seng.html
- http://goldmining.grahachemical.co.id/2017/01/13/seng-zinc/
- http://motorsatria.com/cara-kerja-karburator/
https://www.researchgate.net/profile/Juliana_Anggono/publication/43329816_Studi_Perbandi
ngan_Kinerja_Anoda_Korban_Paduan_Aluminium_dengan_Paduan_Seng_dalam_Lingkunga
n_Air_Laut/links/0f3175388b8edc0f 97000000/

20

Anda mungkin juga menyukai