Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL

ANALISA TERJADINYA OVER FLOW PADA FUEL OIL PURIFIER


DI KAPAL

OLEH:

MUHAMMAD IRVANDY SETYAWAN


NIT: 16.42.120
TEKNIKA

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, oleh karena limpahan
berkat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat mengerjakan skripsi dengan judul "Analisa
Terjadinya Over Flow Pada Fuel Oil Purifier Di Kapal”

Tugas ini merupakan salah satu persyaratan bagi taruna jurusan teknika dalam
menyelesaikan studinya pada program Diploma IV Politeknik Ilmu pelayaran Makassar.
Tujuan penulisan skripsi ini untuk mengaplikasikan pengetahuan teori yang diperoleh
dalam pendidikan dalam penyelesaian masalah yang timbul sesuai dengan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan-
kekurangan baik dari segi bahasa, susunan kalimat, maupun cara penulisan serta
pembahasan materi akibat keterbatasan penulis dalam penguasaan materi, waktu dan data-
data yang di peroleh. Untuk penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Ahirnya semoga Allah. Swt selalu melindungi dan memberkati kita semua, hinga
penulisan skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan dan khususnya bagi
penulis sendiri.

i
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan masalah ...............................................................................1
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.............................................................2
D. Hipotesis ..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Purifier................................................................................3
B. Prinsip Pemisahaan Minyak .................................................................5
C. Prinsip Kerja Purifier.............................................................................5
D. Komponen-Komponen Purifier Dan Fungsinya ....................................6
E. Komponen Dalam Purifier ....................................................................8
F. Prosedur Pengoprasian Dan Penghentian Purifier ...............................9
G. Faktor-Faktor Penyebab Peluberan Bahan Bakar ................................10
H. Pernanan Operating Water terhadap Proses Purifikasi ........................13
I. Kerangka Fikir.......................................................................................14

BAB III METOE PENELITIAN

A. Survey Deskriptif ..................................................................................15


B. Metode Pengumpulan Data...................................................................15
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................15
D. Tempat dan waktu penelitian ...............................................................16
E. Langkah-Langkah Analisa Perencanaan ..............................................16

ii
BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITAN

A. Ship Particular MT.KEJORA ONE.........................................................17


B. Spesifikasi FO Purifier ..........................................................................18
C. Gambaran Umum Operasi ...................................................................18
D. Validasi System Perawatan Purifier.......................................................21
E. Validasi Penggunaan Purifer ................................................................21
F. Penemuan Kerusakan ..........................................................................22
G. Rangkaian System Tindakan Dalam Meneliti Over Flow ......................22
H. Gambar FO Purifier ..............................................................................23
I. Terminology..........................................................................................26
J. Analisa..................................................................................................28
K. Pemecahan Masalah.............................................................................29

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Kesimpulan...........................................................................................32
B. Saran-saran..........................................................................................32

Daftar Pustaka

Daftar Tabel

Lampiran Gambar

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dalam kelancaran pengoperasian mesin induk, perlu didukung oleh pesawat


bantu, yang dalam pengoperasian mesin induk dan pesawat bantu menggunakan bahan
bakar minyak sebagai sumber penghasil tenaga. Oleh sebab itu kondisi bahan bakar
perlu dijaga kebersihannya agar dalam pemakaiannya tidak mempengaruhi daya kerja
dari mesin-mesin tersebut. Untuk menghindari terjadinya gangguan pada daya kerja
mesin, maka perlu diadakan suatu sistim pembersihan pada bahan bakar yang dimulai
dari bahan bakar yang ada pada tangki dasar berganda, pengendapan dalam setling
tank, dan service tank.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas penulis menuangkan dalam bentuk karya


ilmiah atau skripsi dengan suatu permasalahan dan penanganan masalah secara teoritis
sesuai dengan pengetahuan penulis dari salah satu pesawat bantu yang menunjang
kelancaran pengoperasian mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar di kapal, maka
purifier dapat membantu kelancaran dari mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar,
karena purifier tersebut berfungsi untuk memisahkan bahan bakar dari air dan kotoran
sebelum digunakan dalam pembakaran mesin-mesin tersebut. Namun pada
kenyataannya untuk pembersihan bahan bakar tidak tercapai karena adanya gangguan
yang dialami pesawat purifier yang menyebabkan secara tiba-tiba purifier stop dan
setelah di periksa ternyata penyebabnya adalah terjadinya over flow pada fuel oil purifire

Dari masalah tersebut maka perlu diadakan atau dilakukan suatu penanganan
terhadap gangguan yang timbul pada pesawat purifier tersebut.

B. Rumusan Masalah
Sebagai mana telah di jelaskan pada latar belakang diatas yaitu secara tiba-tiba
purifier stop dan setelah di periksa ternyata penyebabnya adalah terjadinya over flow
pada fuel oil purifire

Adapun rumusan masalah pada kondisi di atas yaitu :

1. Apa yang menyebabkan terjadinya over flow pada fuel oil purifire?

1
2. Apa dampak yang di timbulkan pada fuel oil purifire?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun Tujuan dan manfaat dari hasil pembahasan ini adalah:

1. Tujuan.
a. Tujuan dari karya ilmiah ini untuk menambah wawasan dan memberikan
gambaran teoritis kepada rekan taruna, pembaca dan khususnya untuk penulis
sendiri yang nantinya akan bekerja di atas kapal, apabila nantinya mendapatkan
masalah tentang purifier yaitu buntunya screw with nozzle sehingga akan mampu
mengatasi masalah tersebut secara efektif dan efisien.
b. Untuk mengetahui penyebab keausan pada main seal ring.
2. Manfaat.

a.Apa yang menyebabkan terjadinya over flow pada fuel oil purifier?

b.Apa dampak yang di timbulkan pada fuel oil purifier?

D. Hipotesis

Adapun jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya adalah:

1. Buntunya screw with nozzle sehingga menyebabkan over flow

2. kerusakan pada main seal ring sehingga menyebabkan over flow

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang mendukung variable penelitian sehingga
dapat memperjelas masalah-masalah penelitian yang menjadi dasar untuk perumusan
masalah.

A. Pengertian Purifier

Pengetian purifier menurut Suparwo Sp.I, Permesinan Bantu Dalam System


Permesinan di Atas Kapal adalah suatu alat pembersih / pemisah (separator) cairan (dalam
hal di atas kapal adalah bahan bakar dan minyak lumas) yang bekerja secara sentrifuse.

Dalam pemisahan yang dilaksanakan oleh purifier, selain memisahkan minyak lumas
atau bahan bakar dari kotoran yang berbentuk cair juga memisahkan kotoran yang
berbentuk padat (lumpur).

Gambar 2.1 purifier


Sumber : httpswww.google.comsearchq=purifier+kapal&client

3
HFO ( Heavy Fuel Oil ) yang merupakan minyak residu dari hasil pengolahan
minyak bumi, bahan bakar ini memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan bahan
bakar yang lainnya sehingga pengolahannya harus benar-benar diperhatikan.

Gambar 2.2 Diagram Purifier


Sumber:
https://www.facebook.com/MaritimeAndOffshoreInstitute/photos/a.1802662870050197/183658420665
8063/?type=3&theater

Dalam dunia Perkapalan Klasifikasi Bahan Bakar Sebagai Berikut :

1. MGO (Marine gasoil)


2. MDO (Marine diesel oil)
3. IFO (Intermediate fuel oil)
4. MFO (Medium fuel oil
5. HFO (Heavy fuel oil)

Sifat bahan bakar sebagai berikut :

1. Penguapan
2. Residu karbon

4
3. Viskositas
4. Kandungan blerang
5. Abu
6. Air dan endapan
7. Titik nyala

B. Prinsip Pemisahan Minyak

Berdasarkan kutipan dari ,Buku Permesinan Bantu menjelaskan bahwa prinsip


pembersihan minyak terdiri dari beberapa jenis. Hal ini disebabkan karena perbedaan berat
jenis (BJ) zat cair tersebut. Namun yang sering dipakai dikapal yaitu :

1. Metode Gaya Grafitasi


Metode gaya grafitasi adalah cara pembersihan minyak dengan menggunakan gaya
berat, yaitu bahan bakar dari tangki dasar berganda dialirkan ketangki penyimpanan
bahan bakar dalam waktu tertentu untuk mengendapkan air dan lumpur yang dikandung
oleh bahan bakar.

Contoh :

Suatu cairan yang mengandung minyak jika diendapkan pada suatu wadah atau tangki
maka dengan gaya grafitasi bumi cairan yang mempunyai berat jenis yang lebih besar
akan ketitik pusat bumi dari pada cairan yang mempunyai berat jenis lebih kecil.

2. Metode Pembersihan Sentrifugal


Mesin pemisah kotoran yang lazim disebut separator (purifier) yaitu pemisah dengan
putaran untuk melakukan pemisahan dengan pengendapan di bidang sentrifugal.

Jika pemisahan dengan gaya sentrifugal bekerja sesuai dengan 1500-1900 rpm, maka
pemisahan dan pembersihannya jauh lebih besar daripada pengendapan grafitasi bumi.

3. Metode Filter (Saringan)


Untuk pembersihan bahan bakar dengan pemakaian saringan dibagi dalam dua kali
penyaringan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal, untuk
setiap saringan yang dipergunakan untuk menyaring bagian kotoran yang besar
sedangkan saringan (super filter) dipergunakan untuk menyaring bagian kotoran yang
lebih kecil.

5
C. Prinsip Kerja Purifier

Menurut Van Maaen (1983), Prinsip Kerja Purifier adalah memisahkan minyak dan
air, lumpur dan kotoran lainnya dengan gaya sentrifugal berdasarkan berat jenisnya
sehingga partikel yang mempunyai berat jenis yang lebih besar akan berada jauh
meninggalkan porosnya, sedangkan partikel yang mempunyai berat jenis lebih kecil akan
selalu berada mendekati porosnya.

Tujuan pemisahan minyak dengan putaran sentrifugal adalah :

1. Lumpur-lumpur dapat dipisahkan dengan mudah dan dibuang dengan cara


diblow up.
2. Gerakan pembuangan lumpur dilakukan dalam suatu waktu yang singkat
dengan pembersihan yang tinggi.
3. Proses pembersihan jauh lebih efisien dan ekonomis.

D. Komponen-Komponen Purifier Dan Fungsinya

Menurut instruction manual book MITSUBISHI SELFJECTOR purifier model SJ-700,


menyebutkan bahwa komponen dari purifier adalah sebagai berikut :

1. Automatic Control Panel


Automatic control panel berfungsi sebagai tempat untuk mengontrol pengoperasian
purifier secara otomatis.

2. Leakage monitor
Leakage monitor berfungsi sebagai alat pendeteksi terjadinya kebocoran minyak yang
terbuang ke sludge tank.

3. Discharge detector
Discharge detector merupakan alat pendeteksi apabila bowl tidak membuka pada saat
kotoran dalam bowl tidak dapat dibuang ketika proses pembuangan kotoran
berlangsung.

4. Flow meter
Flow meter berfungsi sebagai alat control kecepatan aliran minyak

selama pengoperasian purifier berlangsung.

6
5. Presure gauge
Pressure gauge berfungsi untuk mendeteksi tekanan minyak bersih yang keluar dari
purifier menuju ketangki harian.

6. Thermometer
Thermometer berfungsi untuk mendeteksi temperature dalam purifier selama
pengoperasian purifier berlangsung.

7. Gear pump
Gear pump berfungsi untuk mensuplai bahan bakar dari settling tank kedalam purifier
untuk dipisahkan dari air dan kotoran lainnya.

8. Safety joint
Safety joint merupakan bagian purifier yang akan menghubungkan secara otomatis
tenaga dari motor ke gear pump ketika purifier dioperasikan.

9. Plug
Plug berfungsi sebagai katup pembuangan kotoran dari dalam bowl ke sludge tank.

10. 3-way cylinder valve


3-way cylinder valve berfungsi sebagai saluran masuk minyak dari tangki penampungan
ke dalam purifier dan saluran balik ke dalam tangki ketika proses pembuangan terjadi.

11. Pressure control valve


Pressure control valve berfungsi untuk membuka katup pembuangan sesuai dengan
tekanan kotoran yang keluar ke sludge tank.

12. By-pass valve


By-pass valve berfungsi sebagai saluran balik bahan bakar dari gear pump ke settling
tank.

13. 3-way solenoid valve


3-way solenoid valve berfungi untuk membuka dan menutup kran sesuai dengan sinyal
dari automatic control untuk mensupplay air pengoperasian ke dalam purifier. (high
pressure, sealing water, low pressure).

14. Oil heater

7
Oil heater berfungsi untuk memanaskan bahan bakar yang disupplai dari gear pump ke
dalam purifier.

15. Reducing valve


Reducing valve berfungsi untuk mensupplai dan mereduksi air pengoperasian tekanan
tinggi untuk penutupan bowl.

E. Komponen Dalam Purifier

1. Disc
Disc adalah komponen dalam purifier yang berfungsi untuk menahan aliran minyak yang
akan dibersihkan secara perlahan-lahan sehingga minyak keluar menuju ke tangki
harian.

2. Bold body
Berfungsi sebagai tempat dudukan bowl hood purifier.

3. Bold nut
Berfungsi untuk mengunci atau menahan bold hood agar tidak terlepas dari dudukannya.

4. Bowl hold
Berfungsi untuk tempat letaknya disc-disc yang merupakan tempat terjadinya proses
pembersihan minyak.

5. Main seal ring


Main seal ring berfungsi untuk pelapis atau penyekat antara bold body dan bold hood
agar minyak tidak terbuang ke sludge tank pada saat purifier sedang beroperasi.

6. Distributor

Distributor adalah komponen dalam purifier yang berfungsi sebagai tempat saluran
masuk bahan bakar kotor yang akan dibersihkan.

7. Main cylinder

Main cylinder berfungsi sebagai komponen pelengkap pada disc dalam bold.

8. Pilot valve

Pilot valve berfungsi untuk membuka katup saluran air pembuangan menuju sluge tank.

8
9. Gravity disc

Gravity disc adalah sebuah cincin yang dipasang dalam purifier untuk menghinari agar
minyak dan air tidak bersatu kembali pada saat minyak dan air keluar.

F. Prosedur Pengoperasian Dan Penghentian Purifier

Cara pengoperasian dan penghentian purifier terdiri atas dua, yaitu :

i. Pengoperasian secara manual


Menurut Suparwo (2002), pengoperasian purifier secara manual yaitu :

Setelah memastikan system sudah siap untuk di operasikan, (pemanasan bahan


bakar telah mencapai suhu yang dikehendaki, saluran bahan bakar yang menuju ke tangki
harian telah terbuka ) maka tombol “on” pada purifier. Apabila putaran bowl sudah mencapai
putaran normal dengan melihat jarum penunjukan amperemeter (sudah normal), maka :

1. Isi air lewat corong air yang berada di atas cover, air akan masuk lewat saluran
distributor yang selanjutnya melalui lubang masuk di kaki distributor, air akan
terlempar keluar menempel di dinding bowl. Maksud pengisian air adalah untuk
membuat water seal yang dapat menahan minyak terbuang ke saluran air.
2. Cek saluran air, apakah kelebihan air sudah mengalir keluar. Kalau sudah keluar,
ini berarti water dam ring water seal telah terbuka.
3. Bila system air tawar sudah bekerja dengan baik maka buka kran bahan bakar
untuk dialirkan ke dalam purifier.
4. Adakan pengecekan terhadap proses purifikasi, bila bahan bakar keluar melalui
pipa keluar bahan bakar maka proses pemisahan telah berjalan dengan normal,
tetapi bila terdapat kelainan, stop purifier dan lakukan pengecekan terhadap
komponen-komponennya yang dapat mengakibatkan proses purifikasi berjalan
dengan normal.
Prosedur untuk menghentikan purifier :

a. Tutup kran pemanas minyak.


b. Tutup kran masuk dan keluar bahan bakar pada purifier.
c. Adakan blow-up dengan menggunakan air tawar untuk proses pembilasan.

9
d. Tekan tombol stop pada motor untuk menghentikan pengoperasian motor.
e. setelah motor stop, maka tutup kran pembuangan ke sludge tank.
ii. Pengoperasian secara otomatis
Menurut Instruction Manual Book Samgong-Mitshubishi Selfjector purifier
Model SJ-10F (1997), prosedur untuk pengoperasian purifier secara otomatis yaitu:

Prosedur menjalankan :

1. Sebelum menjalankan purifier, pastikan kran-kran atau valve pada purifier


terbuka penuh.
2. Jalankan pemanas minyak.
3. Tekan tombol start pada automatic control panel.
4. Pada saat pertama start karena beban untuk berputar agak berat, maka
penunjukan jarum 10 ampere. Tetapi bila putaran motor sudah normal maka
penunjukan jarum ampere meter akan bergerak turun hingga mencapai sekitar
lima ampere.
5. Setelah putaran motor normal, maka adakan pengaturan waktu untuk proses
blow-up.
6. Seteleh memastikan perifuler jalan dengan normal,maka adakan pengaturan
tekanan minyak masuk dan keluar dari purifuler.
7. Putar switch kontrol keposisi automatic control maka purifier akan bekerja secara
otomatis untuk melakukan otomatis untuk melakukan proses pemisahan.
Prosedur Menghentikan:

a. Tutup kran pemanas minyak (oil heater)


b. Tekan tombol auto stop pada panel program control.
c. Secara otomatis akan memblow-up sendiri dan menghentikan pengoperasian
purifler. Setelah lampu merah pada panel menyala menandakan bahwa purifler
sudah selesai dalam pengoperasian dan aman untuk menurunkan saklarnya.
d. Tutup kran masuk dan keluar bahan bakar pada purifler.

G. Faktor-Faktor Penyebab Peluberan Bahan Bakar

Menurut dalam buku Permesinan Bantu (2002),menjelaskan bahwa faktor yang


memungkinkan terjadinya peluberan bahan bakar dari dalam purifier antara lain:

10
1. Pengaruh gravity disc
Kemampuan purifier untuk memisahkan bahan bakar dari air dan kotoran
(lumpur) sangat dipengaruhi oleh ukuran gravty disc. Dalam purifier, minyak yang
masuk akan berputar, hal ini bertujuan untuk mengatur cara pelemparan, sehingga
zat cair yang mempunyai berat jenis lebih besar akan terlempar jauh, sedangkan zat
cair yang berat jenisnya ringan akan berada dekat dengan sumbu putaran. Jika berat
jenis minyak bahan bakar yang masuk ke purifier berubah-ubah, maka perbandingan
garis tengah (garis tengah) harus diubah. Untuk itu setiap purifier dipasang cincin
yang mana garis tengah luar dari saluran pembuangan air dapat diubah.dan cincin
itu adalah gravity disc yang berfungsi untuk menjaga agar cairan minyak dan air tidak
bersatu atau bercampur pada waktu air dan minyak itu keluar.

2. Pemilihan gravity disc


Gravity yang akan digunakan pada purifier, terlebih dahulu diadakan
pemilihan yang tepat agar mengurangi terjadinya peluberan bahan bakar. Hal ini
perlu dilakukan karena perbedaan berat jenis dari bahan bakar yang tidak sama.

3. Persediaan gravity disc


Jenis gravity disc ditentukan pada table dibawah ini. Hal ini memperhatikan
perbedaan gravity disc pad diameternya dari bermacam-macam gravity disc.

Diameter
gravity disc 63 64,5 60,5 68 70 73 78 84
(mm)

Perbandingan
0,999 0,985 0,956 0,930 0,920 0,88 0,870 0,840
(berat jenis)

Tabel: 2.1 Persedian Gravity disc


Sumber: http//gravity disc.com

4. Petunjuk umum pemilihan gravity disc


Untuk mendapatkan gravity disc yang cocok pada purifier yang dipakai harus
memenuhi 4 (empat) macam syarat yang diperlukan, antara lain :

a. spesifik gravity (berat jenis)


b. viscosity (kekentalan)

11
c. table seleksi gravity disc
d. suhu pemanasan
e. Putaran tidak senter

Gagalnya purifier distart kembali setelah terjadi automatic stop disebabkan


putarannya imbal (tidak senter) sehingga tidak mampu melampaui batas kritis.
Pertama kali putarannya perlahan-lahan, semakin lama putarannya semakin cepat
untuk menuju putaran normal biasanya melalui putaran yang diiringi dengan
getaran, getaran inilah yang dinamakan putaran kritis.

Putaran purifier yang imbal (tidak senter) sulit bahkan tidak mungkin mencapai
putaran normal. Apabila putaran normal, tidak normal maka daya atau tenaga untuk
melempar dalam gaya sentrifugal tidak tercapai sehingga bahan bakar dan air akan
tercampur. Sebab-sebab purifier putarannya tidak senter :

a. Bowl disc kotor


Pada dinding bagian dalam bowl banyak kotoran yang menempel. Agar bowl
disc tidak kotor seperti yang dianjurkan oleh buku petunjuk, pembersihan
dilakukan setiap 3000 jam. Pada saat pencucian bowl (mangkuk), bowl hood
(kap mangkuk), bowl bod (badan mangkuk), dan bowl disc (piringan mangkuk),
juga diperiksa bagian-bagian lainnya seperti O-ring packing atau seal ring. Bila
pada bagian tersebut rusak harus segera diganti untuk mencegah kebocoran
pada purifier tersebut.

b. Ball bearing (bantalan)


Kerusakan pada ball bearing ini disebabkan oleh putaran poros yang tidak
rata (senter) atau pemanasan bahan bakar yang terlalu tinggi. Pada saat masuk
ke purifier temperature bahan bakar maksimum adalah 100 0cc. jika ball bearing
rusak, jalan satu-satunya adalah diganti dengan yang baru.

c. Poros purifier
Purifier yang bengkok disebabkan karena terlalu lama dipakai sehingga
mengalami perubahan bentuk. Disamping itu, ujung poros bagian yang lurus,
permukaannya tidak rata lagi karena termakan oleh korosi dan aus karena

12
gesekan. Apabila poros sudah bengkok atau sudah aus, jalan yang terbaik yaitu
harus diganti.

d. Drive gear
Drive gear akan cepat rusak atau aus bila system pelumasannya kurang
diperhatikan. Penggunaan minyak lumas yang tidak sesuai di drive gear dapat
menyebabkan gear menjadi aus dan mempengaruhi penyaluran tenaga motor
secara maksimum sehingga putaran motor menjadi berkurang. Faktor lain yang
menyebabkan drive gear rusak yaitu dalam pemasangan kurang hati-hati.

H. Peranan Operating Water Terhadap Proses Purifikasi

Menurut Instruction Manual Book Mitsubishi selfjector purifier model SJ-700, ada 3
fase pengaliran air yaitu : proses opening bowl, closing bowl dan sealing water. Ketiga
proses ini sangat mempengaruhi purifikasi bahan bakar pada purifier. Dimana proses
pertama yang terjadi adalah proses penutupan bowl, closing water masuk melalui screw
with hole dan menekan sliding bowl bottom ke atas sehingga bowl tertutup. Selanjutnya
sealing water masuk untuk pembilasan dan sebagai interface.

Proses yang terakhir yaitu proses opening water masuk ke dalam ruang di atas
operating slide, sehingga operating slide mengalahkan tekanan spring dan bergerak
kebawah dan menyebabkan drain valve plug terbuka dan closing water keluar melalui
drain channel. Dengan keluarnya closing water maka sliding bowl akan bergerak
kebawah dan bowl terbuka.

Bowl merupakan wadah penampungan kotoran dan lumpur yang berasal dari proses
purifikasi minyak. Di dalam bowl terdapat komponen-komponen seperti :

1. Disc
Disc mempunyai fungsi utama menahan tekanan minyak. Minyak yang
merambat pada disc dengan perlahan akan naik untuk dipompakan oleh centripental
pump keluar melalui outlet purifier dengan perambatannya akan perlahan naik maka
untuk memisahkan minyak tersebut dari kotoran menjadi lebih mudah akibat adanya
gaya sentrifugal yang terjadi di dalam bowl.

13
2. Pilot valve
Setelah proses purifikasi terjadi di dalam bowl, maka air dan kotoran yang sudah
dipisahkan di dalam bowl akan dikeuarkan menuju tangki lumpur. Air pengoperasian
akan menekan pilot valve ke dalam sehingga air yang berada di bawah main
celynder akan keluar melalui celah yang telah dibuka oleh pilot valve sehingga main
celynder bergerak ke bawah dan membuka sludge port untuk mengeluarkan air dan
kotoran hasil pemisahan. Pilot valve merupakan alat yang bekerja dengan dua cara
yaitu :

a. Membuka akibat adanya tekanan air pembukaan (opening water)


b. Menutup akibat adanya gaya sentrifugal yang membuat pilot valve secara
otomatis terdorong keluar.
I. Kerangka Pikir

ANALISA TERJADINYA OVER FLOW PADA


FUEL OIL PURIFIER

FAKTOR YANG MEMPENGAUHI

BUNTUNYA SCREW KERUSAKAN PADA


WITH NOZZLE YANG MAIN SEAL RING
MENYEBABKAN OVER SEHINGGA
FLOW MENYEBABKAN OVER
FLOW

PENGAMBILAN DATA

14
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Survey Descriptive

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis menggunakan cara
atau metode dalam mengamati permasalahan yang ada yaitu : Metode subjektif
deskriptif dimana penulis melakukan pemeriksaan terhadap data–data yang diperoleh
dari hasil observasi atau pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

B. Metode Pengumpulan Data

Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini dikumpulkan melalui :

1. Metode lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan peninjauan langsung pada objek yang diteliti. Data dan informasi yang
dikumpulkan melalui :
a. Observasi,
b. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para
perwira yang ada dilingkungan Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
2. Tinjauan kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan
cara membaca dan mempelajari buku refrensi dan manual book berhubungan
dengan masalah yang dibahas, untuk memperoleh landasan teori yang akan
digunakan dalam membahas masalah yang diteliti.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari tempat penelitian yang terdiri
atas observasi secara langsung dan wawancara di tempat penelitian.

a. Observasi, yaitu metode yang dilakukan penulis dengan cara mengadakan


pengamatan secara langsung pada bagian dan unit–unit instalasi purifier
khususnya bagian yang merupakan kaitan dari judul yang penulis angkat pada
penulisan kertas kerja skripsi ini.

15
b. Interview, yaitu metode yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengadakan
tanya jawab dengan masinis yang bertangung jawab atas purifier dan para crew
diatas kapal pada bagian engine departement yang terlibat langsung pada
proses penanganan purifier.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari
sumber kepustakaan seperti literatur, bahan kuliah serta hal–hal lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.

D. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan selama peneliti melaksanakan prala (praktek laut) selama
1 tahun (12 bulan), dengan melakukan pengambilan data – data penelitian terhadap
permasalahan yang terjadi pada diesel engine di atas kapal

E. Langkah-Langkah Analisa Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan setelah memulai langkah–langkah untuk menganalisa


yaitu untuk mengadakan penelitian di kapal untuk mengetahui situasi dengan bekal
pengetahuan dari apa yang didapatkan dari studi kepustakaan. Selanjutnya kita memulai
indentifikasi masalah–masalah yang kita temui, maka kita dapat menemukan metode
penelitian yang sesuai.

Dari apa yang kita peroleh sesuai dengan langkah–langkah di atas, maka kita
dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

16
BAB IV
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

A. Ship Particular MT.Kejora One


Data-data dari kapal di tempat penulis melakukan penelitian selama bekerja diatas
kapal MT.Kejora One adalah sebagai berikut

Ship Particular MT.Kejora One

NAME OF SHIPS MT.Kejora One


NATIONALITY MALABO
PORT OF REGISTRY MALABO
OWNER CENTRAL BLUE SHIPPING Pte/ltd
CALL SIGN 3CQY
GROOS TONAGE 1979 TON
NET TONNAGE 1196 TON
DWT 3850 TON
LOA 78.60 M
LBP 74.01 M
BREADTH 14.60 M
DEPTH 7.00 M
DRAFT (T) 5.948 M
DRAFT (S) 5.827 M
DRAFT (LIGHTSHIP) 1.801 M
TYFE OF VESSEL OIL TANKER
SPEED 10 KNOTS
R.P.M 750 RPM (MAX)
C.O.T CAPACITY 4351 M3
F.O.T CAPACITY 160 M3
BALLAST TANKS 508 M3
FRESH WATER 133.916 M3
BUNKER TANKS 130.234 M3
CARGO PUMP 2x750 M3 (5 WINGS)

17
CLASSIFICATION SOCIETY MARITIM SURVEY ORPORATION
LIFTING CAPACITY 1x0,9 M3
I.M.O NO 9083378
M.M.S.I NO 631-726-000
DISPLACEMENT (S) 51439.5 TON
DISPLAEMENT(LIHTSHIP) 1265.58 T
TPC CONSTANT 10.2 Mts
FWA 126 mm
HIGH 27.00 M
BUILD 1994
BUILDER ANG SIN LIU PTE LTD
TYPE OF ENGINE YANMAR,883 KW x2
BOW THRUSTER 1x294 kw
Table:4.1 Ship Particular MT.Kejora One
Sumber:mt.kejora one

B. Spesifikasi FO Purifier
Spesifikasi FO Purifier penulis ambil datanya pada tahun 1998.

Spesifikasi FO Purifier

Nama FO purifier
Make Mitsubishi Kakoki Kaisha, Ltd. Tokyo Japan
Model Selfjector
Type SJ 700
Tabel: 4.2 Spesifikasi FO purifier
Sumber: mt. kejora one

C. Gambaran Umum Operasi

Pada sistem penataan pipa yang berhubungan dengan purifier harus dapat
diketahui dengan benar, sebab tanpa mengetahuinya pengoperasian purifier tidak akan
berjalan dengan lancar. Baik pada bagian motor atau pada proses pemisahannya. Pada
saat pengoperasian harus terlebih dahulu memeriksa bagian yang dianggap penting
guna menjaga hal-hal yang dapat membuat purifier tidak berjalan dengan normal,
adapun yang harus dilakukan sebelum pengoperasian yaitu :

1. Penegasan sebelum pengoperasian

18
Sebelum melakukan pengoperasian pastikan hal-hal berikut telah dilakukan dengan
benar :

a. Pastikan bowl terpasang secara tepat.


b. Mengoperasikan semua air dengan membuka selenoid valve (sv) serta memeriksa
apakah air pengoperasian dapat mengalir keluar dari peralatan pensuply air pada
water chamber.
c. Pastikan apakah cap nut telah ditetapkan pada poros vertikal.
d. Lepaskan tutup gigi lalu putar dengan tangan pastikan bahwa mangkoknya dapat
berotasi dengan lembut.
e. Rem harus dalam keadaan bebas.
f. Hendel/pegangan pengunci harus diikat dengan kuat.
g. Pastikan ukuran minyak sesuai jumlah bahan bakar yang ditentukan sudah tersuply
ke gear case.
h. Mangkok dapat diputar secara manual di mana arah rotasi (putaran) harus searah
dengan jarum jam.
i. Pastikan bahwa semua valve terbuka dan menutup sesuai dengan fungsinya.
j. Aliran air pengoperasian bertekanan rendah disuply dengan air yang cukup. Air
bertekanan tinggi dipertahankan pada tekanan yang telah ditetapkan.
k. Pastikan motor dapat bekerja secara normal.
2. Cara Menjalankan Purifier
Adapun petunjuk-petunjuk dalam menjalankan purifier adalah :

a. Jalankan purifier
b. Buka kran atau katup air bilas untuk pembuangan ke sludge tank.
c. Buka kran bahan bakar yang sudah panas dari heater dengna perlahan sambil
melihat pada gelas duga bila terlihat tumpahan F.O menetes pada gelas duga, keran
air bilas segera ditutup secara perlahan.
d. Carilah perbandingan antara FO yang masuk ke heater 28ºc dan yang keluar 90ºc
sampai 110ºc. Keluar dari heater lalu dihisap pompa masuk ke purifier dengan keran
di buka ¼ putaran. Menetapkan angka perbandingan tekanan masuk dan tekanan
keluar dari purifier.
e. Setelah semua kran dalam keadaan terbuka, maka langkah selanjutnya adalah
periksa lubricating oil pada rumah worm gear yang dapat dilihat pada gelas duga, bila
kurang segera ditambah.

19
f. Cara blow up atau sludging. Setelah putaran normal dan maksimum maka dapat di
lakukan blow up secara manual dengan menggunakan air tawar 2-3 kali dengan
tujuan membuang sisa-sisa kotoran yang menempel pada bowl disc.
g. Bila sistem air tawar sudah bekerja dengan baik maka purifier sudah siap untuk
melaksanakan pemisahan bahan bakar dengan air dan kotoran, dengan menekan
tombol on pada panel kontrol purifier maka purifier akan bekerja secara otomatis
untuk melakukan pemisahan bahan bakar.
3. Tindakan pada saat pengopersian
a. Jika terjadi kebisingan yang tidak normal, maka segera hentikan pengoperasian
untuk memeriksa penyebabnya. Setelah mengambil tindakan yang tepat, jalankan
mesin kembali.Bowl biasanya akan menimbulkan getaran ketika melalui kecepatan
kritis pertama sebelum mencapai ukuran kecepatan yang diinginkan, tapi ini bukan
merupakan kerusakan.Jika bowl tidak mencapai kecepatan setelah melalui waktu
yang ditetapkan, maka segera hentikan pengopersian dan cari penyebabnya.
a. Periksa jumlah minyak yang masuk ke purifier tidak seimbang dengan yang keluar ke
service tank.
b. Selama pengisian minyak, periksa tekanan dan besar arus listrik dan pastikan bahwa
tidak ada minyak yang bocor dari saluran keluar lumpur.
c. Apabila diraba temperatur terlalu panas segera dibantu dengan air pancingan,
apabila dingin segera bantu dengan heater dan apabila normal perlu diperiksa yang
keluar ke slugde tank atau hasil purifikasi.
4. Cara pembilasan
a. Naikan temperatur heater dari 90ºc menjadi 110ºc.
b. Tutup keran bahan bakar yang masuk ke service tank.
c. membilas sisa-sisa minyak dengan membuka keran by pass.
d. Matikan heater, buka keran air tawar yang panas serta keran keservice tank hampir
bersamaan secara perlahan.
5. Cara menghentikan purifier
a. Jalankan air bilas dengan menutup keran ke service tank.
a. Matikan purifier dengan menekan tombol off pada panel.
b. Tutup keran air panas dan jalankan air bilas yang dingin untuk pendinginan.
c. Gunakan rem secara perlahan guna menghindari timbulnya getaran purifier akibat
tanpa beban.
6. Tindakan setelah dimatikan

20
a. Mensirkulasikan sisa-sisa FO pada heater dengan menjalankan pompa dan
membuka keran by pass agar sisa-sisa kotoran atau kerak pada heater kembali ke
setlink tank.
b. Membuka pentilasi pada slugde.
c. Rem dalam posisi terikat.

D. Validasi System perawatan Purifier

1. Selama waktu pengopersian dari seluruh bowl sesuai dengan yang akan diuji,maka
pemeriksaan seharusnya dilakukan sesuai dengan waktu atau jadwal pembersihan
bowl.

2. Hal ini sebaiknya dilakukan setelah enam bulan dari waktu ketika kapal naik dock
untuk diperbaiki.

3. Waktu pemeriksaan untuk bagian poros pertikal dan horizontal seharusnya satu atau
dua tahun berturut-turut.

4. Poros vertikal utamanya didesain untuk perputaran kecepatan tinggi dan yang
diperoleh sangat dipengaruhi oleh macam-macam pengisian dan selanjutnya salah
satu bantalan rusak. Ini sangat menpengaruhi bagian yang lain jadi bantalan untuk
bagian poros vertikal seharusnya diganti dengan yang baru setiap satu tahun atau
8000 jam.

5. Demikian pula halnya dengan poros horizontal yang memiliki kecepatan perputaran
yang rendah dan kurangnya variasi pengisian,maka bearing seharusnya diganti setiap
dua tahun atau 16000 jam.

6. Macam-macam kerusakan besar sesuai dengan jumlah waktu menjalankan dan


menghentikan serta frekwensi penggunaan jadi periode pemeriksaan seharusnya
dilakukan sesuai dengan hasil yang sebenarnya.

E. Validasi Penggunaan Purifier

1. Interval waktu untuk pemisahan Lumpur.

Waktu yang lebih adalah pengoperasian yang lebih efektif bisa diperoleh.

2. Pengujian suhu

Jumlah pengisian yang diatur dengan kekentalan minyak. Jadi untuk memperoleh
efisiensi selfjector yang terbaik maka kekentalan harus dikurangi dengan pemanasan

21
3. Ukuran Pegisian

4. Pemisahan dengan air pencucian

F. Penemuan kerusakan

Dalam menemukan kerusakan, peneliti mengadakan pembongkaran terhadap purifier


dan ternyata peneliti menemukan bahwa main seal ring telah rusak atau aus dan terjadi
penyumbatan terhadap lubang screw with nozzle yang mengakibatkan bowl tidak
tertutup secara penuh.

G. Rangkaian system tindakan dalam meneliti over flow

1. Penyebab over flow


a. Jumlah seal water sangat sedikit
b. Salahnya pemilihan gravity disc.
c. Temperatur minyak sangat rendah.
d. Suplai dari pengisian sangat cepat.
e. Jumlah perputaran bowl sangat edikit.
f. Seal water bocor.
g. Bowl tidak tertutup dengan sempurna.

2. Cara meneliti over flow

a. Periksa tekanan dari seal water.

b. Periksa temperatur minyak dan specific gravity dan periksa juga ukuran pengisian.

c. Lakukan perbaikan pada heater dan klep pengatur temperatur serta periksa listrik
dan sistem uap.

d. Periksa kondisi keausan dari bagian yang lurus.

e. Periksa apakah ada kebocoran dari seal oil pada roda gigi.

f. Periksa peningkatan skala dan percampuran benda asing.

3. Tindakan yang diambil setelah over flow

a. Menghitung jumlah air.


b. Ganti dengan gravity disc yang sesuai.
c. Naikkan teperatur unuk pengukuran suhu pada wakt gravity disc telah diganti.
d. Atur pengoperasian dari klep pengisian dengan pengatur kecepatan.

22
e. Block friction seharusnya distel ulang atau diganti dengan yang baru.
f. Ganti ”o” ring dengan yang baru.
g. Ganti main seal ring.
h. Perbaiki permukaan yang rusak pada permukaan seal klep silinder.
i. Ganti ”o” ring dari gravity disc.
j. Bersihkan disc dari air pengoperasian.
k. Kurangi tekanan dari air pengoperasian bertekanan rendah.
l. Bersihkan lubang screw with nozzle.
m. Ganti “o” ring dengan yang baru.
n. Bersihkan saringan.

H. Gambar FO Purifier

Berikut adalah gambar FO Purifier yang di overhaul:

a. Pada gambar di bawah ini overhaul dilakukan apa bila mesin dan komponentransmisi
mengalami kerusakan berat atau pembongkaran seluruh mesin.

Gambar: 4.1 Overhaul Purifier


Sumber: https://docplayer.info/195546065-Identifikasi-terjadinya-overflow-pada-fuel-oil-purifier-di-mt-
olympus-1.html

b. Mengapa kita perlu membersihkan disc bowl karena dalam proses ini partikel-partikel
berat terdesak keluar sedangkan minyak yang memiliki partikel ringan terdesak kebagian
dalam dan mengalir keluar melalui saluran minyak,sedangkan lumpur yang berasal dari
kotoran-kotoran padat akan terkumpul di dinding dari bowl.

23
Gambar:4.2 Cleaned disc bowl (pembersihan disc bowl)
Sumber: https://docplayer.info/195546065-Identifikasi-terjadinya-overflow-pada-fuel-oil-purifier-di-mt-
olympus-1.html

c. Rusaknya main seal ring karena faktor usia yang sudah lewat batas jam kerja namun
masih di pergunakan makanya di adakan pembaharuan terhadap omponen main seal ring
yang sudah rusak.

Gambar: 4.3 Renewed Main seal ring (Perbaruan main seal ring)
Sumber: https://docplayer.info/195546065-Identifikasi-terjadinya-overflow-pada-fuel-oil-purifier-di-mt-
olympus-1.html

d. Pada gambar dibawah ini dilakukan pembersihan sub bowl karena banyaknya kotoran-
kotoran sisa yang menempel di sub bowl.

24
Gambar: 4.4 Cleaned Sub bowl (pembersihan sub bowl)
Sumber: https://docplayer.info/195546065-Identifikasi-terjadinya-overflow-pada-fuel-oil-purifier-di-mt-
olympus-1.html

e. Nozzle adalah alat yang di rancang untuk mengontrol arah atau karakteristik dari aliran
fluida saat keluar sebuah ruang tertutp atau pipa, pada gambar dibawah ini dilakukan
pengecakan pada nozzle karena tersumbatnya lubang pada screw with nozzle sehingga
nozzle buntu.

Gambar: 4.5 Checked Nozzle (pengecekan nozzle)


Sumber: https://docplayer.info/195546065-Identifikasi-terjadinya-overflow-pada-fuel-oil-purifier-di-mt-olympus-1.html

I. Terminology

25
1. Grafity Disc
Berfungsi untuk memisahkan zat cair yang berlainan berat jenisnya pada
bahan bakar sesuai spesifik grafity yang digunakan menurut dengan tabel yang
telah ditetukan.

2. Bowl Disc
Piringan-piringan yang berfungsi sebagai pemisah minyak, air dan kotoran
menurut struktur dan susunan dari mangkok tersebut.

3. Screw with hole pada bowl body


Berfungsi untuk mengalirkan closing water (air penutup) pada bowl body
sehingga sliding bowl bottom terdorong atau terangkat.

4. Slidding Bowl Bottom


Berfungsi untuk membuka kemudian membuang kotoran-kotoran yang ada di
dalam bowl lewat sludge port.

5. Sludge space
Adalah ruang tempat dimana kotoran-kotoran terkumpul.

6. Operating Slide
Berfungsi sebagai tempat dudukkan springs dan drain valve plug yang terletak
di bawah bowl body.

7. Sludge Port
Berfungsi untuk membuang kotoran-kotoran melalui lubang pembuangan ke
sludge tank.

8. Drain Valve Plug


Drain valve berfungsi untuk membuka dan menutup drain channel.

9. Distributor
Distributor berfungsi untuk membagi menyak ke tiap-tiap bagian bowl disc
melalui lubang distributor.

10. Drain Channel


Drain channel berfungsi sebagai saluran pembuangan pada closing water.

11. Oil Paring Chamber

26
Oil paring chamber berfungsi untuk memompa bahan bakaryang naik melalui
level ring dan keluar ke pipa outlet.

12. Water Paring Chamber


Water paring chamber berfungsi untuk memompa air yang naik melalui pinggir
top disc keluar sludge tank.

13. Gear Pump


Gear pump berfungsi ganda yaitu untuk menghisap dan menekan bahan
bakar yang sudah di purifikasi dimasukkan ke service tank

14. Redacting Gear


Redak ting gear berfungsi untuk menghubungkan dengan putaran antara
horizontal shaft dan vertical shaft.

15. Shaft
Shaft disini ada dua buah yaitu shaft horizontal dan shaft vertical sebagai
penghubung putaran dari motor bowl.

16. Bowl Body


Sebagai wadah penampungan kotoran-kotoran dan lumpur jyang berasal dari
proses pemisahan bahan bakar.

17. Bowl Hood


Bowl hood berfungsi untuk menutup bagian atas bowl body dan perapat seal
ring dan sliding bowl bottom.

18. Purifier
Salah satu pesawat Bantu diatas kapal yang berfungsi untuk memisahkan
minya, air dan kotoran.

19. Over Flow


Proses terjadinya tumpahan minyak yang terjadi akibat kelebihan beban/batas
daya tampung yang melebihi batas.

20. Fuel Oil


Jenis bahan bakar untuk putaran tinggi yang dipakai pada mesin diesel.

J. Analisa.

27
Di bawah ini adalah penyebab terjadinya over flow bahan bakar pada F.O purifier
diakibatkan karena purifier tidak bekerja secara optimal dikarenakan adanya bagian
komponen dalam purifier tidak bekerja dengan sempurna, adapun bagian dari komponen
tersebut adalah :

1. Buntunya Screw With Nozzle pada Bowl Body

Dimana alat ini berfungsi untuk memasukan air pada bowl body sehingga
mengangkat atau mendorong sliding bowl bottom keatas sebagai saluran air, akan
tetapi buntunya screw with nozzle mengakibatkan sliding bowl bottom tidak dapat
terangkat atau terdorong keatas karena adanya kerak-kerak yang menempel dan
menutupi lubang screw pada bowl body. Kerak-kerak ini berasal dari air yang
digunakan untuk pengopersian penekanan pada sliding bowl bottom pada saat
pengopersian yang disebabkan oleh karena adanya zat kapur yang terkandung dalam
air tersebut sehingga menyumbat lubang pada screw tersebut. Proses terjadinya
kerak-kerak ini berlangsung lama karena kurangnya pembersihan dan perawatan
lubang screw pada bowl body sehingga menyumbat dan menghambat penyaluran air
(closing water). Oleh karena itu pentingnya perawatan dan penanganan secara rutin
pada screw with nozzle dalam proses pengoperasian penutupan bowl agar purifier
dapat berjalan dengan normal.

2. Kerusakan atau Keausan pada Main Seal Ring

Seal ring adalah sebuah perangkat bowl body dengan main silinder agar pada saat
terjadinya proses pengoperasian purifier, secara normal air (closing water) dapat
mendorong/menekan main silinder keatas untuk menutup sludge port. Jika main seal
ring mengalami kerusakan dan keausan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
maka bahan bakar akan keluar diantara bowl hood dengan sliding bowl bottom menuju
kesaluran pembuangan kotoran. Ada dua penyebab rusaknya seal ring yaitu:

a. Faktor pemasangan

Pada saat pemasangan sebuah seal ring harus disertai dengan ketelitian dan
teknik yang benar. Pemasangan dari seal ring yang terpasang rapat dan
sebagian melintir (berputar) itu akan mengakibatkan bowl body dengan main
silinder tersebut tidak rapat, sehingga bahan bakar yang belum sempat
dipisahkan dengan air dan kotoran akan keluar melewati celah-celah antara bowl

28
body dan main silinder sehingga bahan bakar yang masih bersih terikut keluar
melalui sludge port atau mengakibatkan over flow.

b. Faktor Usia

Kerusakan pada seal ring bisa dipengaruhi oleh faktor usia sebab komponen ini
terbuat dari bahan karet yang lama kelamaan akan menjadi renggang dan bila
sudah melewati batas kerja maksimum secara otomatis sifat-sifat mekanis yang
akan ditimbulkan oleh seal ring akan berkurang dan mengakibatkan seal ring
tidak lagi berfungsi sebagai perapat yang baik. Terkadang meskipun usia dari
seal ring belum melewati dari batas maksimum seudah mengalami kerusakan
atau sudah tidak berfungsi dengan baik ini dikarenakan kwalitas dan bahan dari
seal ring kurang mempunyai mutu yang tinggi atau kurangnnya perawatan
secara rutin, maka pada saat pengopersian akan terjadi over flow.

K. Pemecahan masalah

Adapun pemecahan masalah yang akan dibahas mengenai penyebab terjadinya over
flow bahan bakar pada F.O purifier :

1. Tersumbatnya Screw With Nozzle pada Bowl Body

Penyebab tersumbatnya screw with Nozzle pada bowl body karena air yang masuk
ke dalam purifier mengandung zat kapur yang lama kelamaan akan menumpuk
menjadi kerak-kerak dan akan menutupi lubang screw with Nozzle. Dengan
menumpuknya kerak-kerak yang mengganggu proses jalannya air menuju bowl body
maka perlu dilakukan penanganan untuk menanggulangi masalah tersebut yaitu
dengan cara :

a.Lepas screw with nozzle pada bowl body.

b.Rendam dengan larutan kimia chemical sebagai pelunak kotoran yang menempel
agar mudah lepas dari lubang screw bowl body.

c.Bersihkan sisi luar dengan wire brush atau sikat kawat kecil kemudian bersihkan
lubang screw bowl body, tusuk dengan kawat dalam lubang tersebut sampai
lubang tersebut bebas dari kotoran dan kerak.

29
d.Keringkan dengan menggunakan semprotan angin kemudian beri gemuk (grease)
pada ulir supaya pada pemasangan tidak terjadi cacat atau rusak pada bowl body.

e.Setelah dilakukan pembersihan maka lakukan pemasangan kembali menurut


aturan pemasangan pada instruction manual book.

f. Lakukan pengetesan kembali setelah pemasangan dengan mengetes tekanan


suplai air yang akan menekan atau mendorong sliding bowl bottom.

Adapun dampak daripada buntunya screw with nozzle adalah sebagai berikut :

a.Dengan buntunya screw with nozzle maka proses penutupan bowl tidak dapat
bejalan dengan baik.

b.Dengan buntunya screw with nozzle maka air tidak dapat mengalir untuk menutup
bowl sehingga menyebabkan terjadinya luber.

c.Sliding bowl bottom tidak dapat terangkat atau terdorong keatas untuk menutup
sehingga dapat menyebabkan luber.

2.Kerusakan Main Seal Ring.

Adapun factor penyebab kerusakan main seal ring yaitu:

a. Faktor pemasangan

Pemasangan seal ring harus dengan teknik yang baik dan cara pemasangan
yang benar yaitu :

1) Pemasangan seal ring harus dipasang hati-hati agar tidak melintir (berputar).

2) Dalam menggabungkan main seal cylinder pada bowl body

berikan minyak pelumas untuk menggeser bagian/komponen main cylinder


sehingga permukaan penyegel tidak rusak, apabila main cylinder yang
menyentuh ring sulit bergeser, lebih baik mengetuk luar dari bowl body dengan
kayu.

3) Berikan silikon ke masing-masing bagian seal ring dengan rata agar kerapatan
dapat terjaga serta kebocoran dapat terhindari.

30
b. Faktor usia

Apabila seal ring sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena


lamanya pemakaian maka tidak ada jalan lain kecuali seal ring tersebut harus diganti
dengan yang baru, penggantian seal ring tersebut harus sesuai dengan ukuran
sebelumnya dan mempunyai type untuk purifier SJ-700. Hal ini juga dapat
menghindari ketidak cocokan komponen dalam pemasangan main cylinder nantinya.

BAB V
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Kesimpulan

31
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada halaman sebelumnya maka dapat
diambil kesimpulan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada
halaman pembahasan makalah ini :
1. Tersumbatnya screw with nozzle mengakibatkan closing water mengalir keluar dari
dalam bowl body sehingga tidak ada lagi tekanan yang mendorong main silinder
keatas untuk menutup bowl body akibatnya bahan bakar di dalam bowl body keluar
melalui sludge pot masuk ke dalam sludge tank sehingga produktifitas FO Purifier dalam
menghasilkan minyak bersih menjadi turun.
2. Keausan atau kerusakan pada main seal ring disebabkan oleh pemasangan yang
kurang tepat atau kurang teliti dan pemakain yang sudah lama atau kelebihan jam
kerja main seal ring sesudah expayer yang dapat menyebabkan main seal ring luka atau
tergores.

B. Saran-Saran
Berikut saran-sarannya adalah sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan supaya screw with nozzle tersebut betul-betul dijaga terutama
kebersihannya dari kerak-kerak dan kotoran-kotoran yang dapat menimbulkan
kebuntuhan pada screw with hole dan pabila terjadi kebuntuhan maka segeralah
dibersihkan dan dirawat supaya proktivitas FO Purifier dalam menghasilkan minyak
bersih dapat normal dan maksimal.
2. Didalam pemasangan mail seal ring supaya betul-betul teliti dan tepat posisinya
supaya main seal ring tidak cepat aus atau rusak dan apabila keausan dan kerusakan
main seal ring tersebut disebabkan karena kelebihan jam kerja maka secepatnya
dilakukan penanganan yaitu dengan cara menggantinya seperti main seal ring
sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

 Permesinan Bantu, Oktober 2002, Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar

32
 Suparwo, Teknik Pembersihan bahan bakar dan minyak lumas kapal
niaga,2000,Jakarta
 Van Maaen¸1983 prinsip kerja purifier
 Suparwo, Penoperasian Purifier secara manual,2002,Jakarta
 Intruction, Manual Book SAMGONG-MITSUBISHI SELFJECTOR Model SJ-
10F,1997
 Vladimir,Intruction Manual Book MITSUBISHI SELFJECTOR Model SJ-
700,1987,Germany

DAFTAR TABEL

33
No Teks Halaman

1. Table 2.1 Persediaan Gravity Disc .............................................................11


2. Table 4.1 Ship Particular MT.Kejora One ....................................................18
3. Table 4.2 Spesifikasi F.O Purifier................................................................18

Lampiran Gambar

34
No Teks Halaman

1. Gambar 1.2 Purifier...................................................................................3


2. Gambar 1.2 Diagram Purifier ...................................................................4
3. Gambar 4.1 Overhaul Purifier...................................................................23
4. Gambar 4.2 Cleaned disc bowl.................................................................24
5. Gambar 4.3 Renewed Main seal ring.......................................................24
6. Gambar 4.4 Cleaned Sub bowl.................................................................25
7. Gambar 4.5 Checked Nozzle....................................................................25

35

Anda mungkin juga menyukai