Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan besarnya persaingan usaha pelayaran, perusahaan pelayaran

dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang memuaskan pengguna jasa.

Upaya tersebut sudah diwujudkan dengan panggunaan teknologi pada kapal-kapal

diperusahaan pelayaran. Sebagai Taruna maritim yang disiapkan untuk bisa

mengoperasikan kapal sesuai dengan prosedur dan keselamatan awak kapal dan

muatan maka diperlukan berbagai pelatihan dan pendidikan dalam hal

pengoperasian kapal. Mesin Induk dalam sebuah kapal merupakan peran utama

kapal untuk kelancaran operasi kapal tersebut.

Bahan bakar adalah penunjang utama dalam operasi Mesin Induk. Apabila

bahan bakar lancar dan sesuai dengan ketentuan maka akan lancar pula mesin

tersebut.Namun bila terjadi ketidaklancaran bahan bakar, mesin akan bekerja tidak

maksimal / efisien. Kelancaran pada mesin induk juga didukung oleh pesawat-

pesawat lain yang menjadi sebuah sistem pada kapal.

Purifier (separator) adalah mesin putaran tinggi dengan cara kerja yang dapat

dipercaya, tetapi harus dioperasikan dan diawasi sesuai dengan instruksi

pengoperasaian dari pabrik. Kecepatan mangkuk telah diatur sedemikian rupa

untuk menjamin pengoperasian dengan aman.Ini tergantung pula pada berat jenis

dari cairan,berat dan sifat sentrifugal dari padatan. Untuk perbedaan berat jenis

cairan tersebut bisa diatur dengan penyesuaian gravity disc yang akan dipakai.

1
2

Cairan korosif dan cairan yang nengandung padatan abrasif apabila benar-

benar diproses pada suhu tinggi, kemungkinan akan memecahkan mangkuk

setelah melalui periode pengoperasian pendek sebagai akibat dari pengamanan

yang rusak. Untuk menghilangkan bahaya yang timbul akibat sistem pengamanan

yang jelek, maka dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh komponen mangkuk,

khususnya pada ulir dari dasar mangkuk dan gigi cincin pengaman. Pemeriksaan

demikian akan menjaga purifier (separator) dapat dilindungi dari kerusakan (shut

down) yang tidak diinginkan.

Gangguan dan hambatan pada saat barlayar akan terjadi terutama pada bahan

bakar, dan tentu saja akan sangat merugikan apabila tidak dapat diatasi dalam

waktu yang singkat. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis bergagasan

untuk membuat karya tulis dengan judul: PROSEDUR PERAWATAN DAN

PENGOPERASIAN FO PURIFIER DALAM MENGOPTIMALKAN

KINERJA MESIN INDUK DI KAPAL MV. TANTO NUSANTARA.

B. Identifikasi masalah

Adapun masalah-masalah yang diidentifikasikan dalam penulisan Tugas Akhir ini

adalah sebagai berkut:

1. Kurang pengetahuan tentang pentingnya service Purifier sebagai

pencegahan kecelakaan.

2. Pengolahan minyak hitam yang belum diketahui

3. Kurangnya pengetahuan tentang pengoperasian Purifier.

4. Kurangnya Pengetahuan perawatan Purifier dengan baik dan benar.


3

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang dikaji, maka penulis membatasi masalah

yang dikaji dalam Tugas Akhir ini sebagai berikut :

1. Pengoperasian Fo Purifier di MV. Tanto Nusantara.

2. Cara perawatan Fo Purifier MV. Tanto Nusantara.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka penulis

merumuskan beberapa masalah :

1. Bagaimana cara pengoperasian Fo Purifier dengan baik sesuai dengan petun-

juk?

2. Bagaimana cara perawatan Fo Purifier agar tidak terjadinya over flow?

E. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian bagi penulis adalah sebagi berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana cara pengoperasian Purifier sesuai dengan

petunjuk yang benar dan bagaimana cara perawatan Purifier agar tidak men-

galami over flow.

b. Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya di

Akademi Maritim Cirebon.


4

F. Sistematika Pembahasan

Dalam upaya penyusunan Tugas Akhir ini, penulis melakukan

penyusunan ke dalam beberapa bab yang terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN: Latar Belakang, Identifikasi Masalah,

Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Maksud dan tujuan

penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI: Pengoperasian Purifier, Perawatan

Purifier, Trouble Shooting, Permasalahan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN: Waktu dan Tempat

Penelitian, Metode Pendeatan dan teknik pengumpulan data,

Subjek Penelitian, Teknik analisa data.

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH: Permasalahan Lubricating Oil

Purifier, Permasalaha Fuel Oil Purifier.

BAB V :PENUTUP: Kesimpulan dan Saran.


5

BAB II.

LANDASAN TEORI

A. Pengoperasian Purifier (Separator)

1. Petunjuk Purifier (Separator)

Fuil Oil Purifier adalah mesin putaran tinggi dengan cara kerja

yang dapat dipercaya, tetapi harus dioperasikan dan diawasi sesuai dengan

instruksi pengoperasaian dari pabrik. Kecepatan mangkuk telah diatur

sedemikian rupa untuk menjamin pengoperasian dengan aman.Ini

tergantung pula pada berat jenis dari cairan,berat dan sifat sentrifugal dari

padatan. Untuk perbedaan berat jenis cairan tersebut bisa diatur dengan

penyesuaian gravity disc yang akan dipakai. Cairan korosif dan cairan

yang nengandung padatan abrasif apabila benar-benar diproses pada suhu

tinggi, kemungkinan akan memecahkan mangkuk setelah melalui periode

pengoperasian pendek sebagai akibat dari pengamanan yang rusak.

Untuk menghilangkan bahaya yang timbul akibat sistem

pengamanan yang jelek, maka dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh

komponen mangkuk, khususnya pada ulir dari dasar mangkuk dan gigi

cincin pengaman. Pemeriksaan demikian akan menjaga purifier (separator)

dapat dilindungi dari kerusakan (shut down) yang tidak diinginkan.

5
6

2. Petunjuk Penting Untuk Mencegah Kecelakaan

Pada pengoperasian purifier (separator) agar tidak terjadi

kecelakaan yang tidak diinginkan maka harus diperhatikan peringatan-

peringatan / instruksi pengoperasian yang telah ditetapkan oleh pabrik.

Adapun hal-hal penting yang harus dilakukan adalah :

a. Tidak melepas bagian apapun dari purifier(separator)atau sambungan

masuk dan keluar sebelum mangkuk benar-benar berhenti.

b. Pemeriksaan mangkuk dengan memutar mangkuk dengan tangan

mangkuk harus mudah berputar.

c. Jadwal pelumas harus diikuti dengan benar.

d. Jangan sekali – kali menggunakan nyala api untuk memanaskan

komponen mangkuk atau sebagainya.

e. Alat pengaman harus diperiksa secara teratur.

3. Purifier (separator)dengan Mangkuk Pemurnian

Prosedur mengoperasikan purifier (separator)dengan mangkuk

pemurnian:

a. Lepaskan rem dengan memutar tuas handle searah jarum jam

b. Kedudukan sekrup dari mangkuk bagian belakang

c. Periksa apakah mangkuk dapat diputar dengan tangan


7

d. Tutup kap dan kencangkanlah dengan sekrup

e. Periksa ketinggian permukaan minyak mencapai tingkat III pada kaca

lihat

f. Jalankan motor,tunggu 3-4 menit sampai mangkuk mencapai

kecepatan yang ditentukan (8000 rpm)

4. Menghentikan Purifier (separator)

Setelah mengoperasikan purifier (separator) baik purifier

(separator) dengan mangkuk pemurnian maupun dengan mangkuk

perubahan, haruslah menghentikan purifier (separator) tersebut dari

pengoperasiannya.

Prosedur atau langkah–langkah menghentikan purifier (separator)

adalah sebagai berikut:

a. Matikan pemanas awal minyak tetapi arus minyak tetap terbuka untuk

beberapa menit karena pemanas awal terus memberikan panas

b. Hentikan arus minyak kotor dengan menutup katup penutup di pipa

hisap ke pompa atau pipa masuk purifier(separator)

c. Hanya untuk purifier (separator) dengan mangkuk pemurniaan ;

hentikan arus panas dengan manutup katup jarum pada alat pengatur

air tambah

d. Matikan pemanas awal air


8

B. Perawatan Purifier (Separator)

Perawatan purifier (separator) berguna untuk kelancaran dari

pengoperasian separator itu sendiri, dengan separator yang baik maka akan

menerapka suasana kerja yang lancar karena purifier (separator) adalah mesin

penujang bagi keamanan dan kelancaran pelayaran kapal.

Di bawah ini adalah gambar bagian sistem piringan–piringan

(mangkuk) pada purifier (separator):

Gambar 1. Separator
9

Keterangan Gambar :

1. Manometer 5. Minyak masuk

2. Sigh Glass 6. Penahan

3. Air Keluar 7. Kotoran Padat

Keluar / sludge
4. Minyak Keluar

8. Elektromoto

Gambar 2.
Piringan-piringan (mangkok) purifier (separator)
10

Keterangan gambar 2 (Gambar bagian-bagian piringan / mangkuk separator /

purifier) :

1. Socket Cup Screw 16. Distributor

2. Knock pin 17. Key

3. Valve cylinder 18. Cup nut

4. Main Rubber Ring 19. Bowl Bush

5. Body Blow 20. Vertical Shaft

6. Knock pin 21. O ring 284

7. Bowl nut 22. Set Screw

8. O ring 23. Half

9. Disc 1

10. Disc 2

11. Bowl hood

12. Disc nut

13. O ring for gravity disk

14. Gravity Disc

15. For disc


Adapun perawatan – perawatan terhadap purifier (separator) adalah

sebagai berikut:

1. Membersihkan piringan komponen mangkuk

Komponen mangkuk harus dibersihkan setelah memberhentikan

dan selekas mungkin ruangan untuk lumpur terisi dengan kotoran

peralatan,untuk mengurangi waktu berhenti sebanyak mungkin mangkuk

dilengkapi dengan pengatur yang dapat ditukar dimana akan terkumpul

kotoran padat terpisah.

Pembersihan ringan dari komponen mangkuk mungkin diperlukan

sampai beberapa kali tiap hari, tergantung dari kadar kotoran dalam

minyak yang akan diolah, pada umumnya cukup dengan membersihkan

dan mengeluarkan pengantar Lumpur sebelum memasukan kembali

penghantar bersih, bersihkan mangkuk dasar dengan cukup hati-hati.

Sebagai tambahan pada pembersihan penghantar Lumpur dan

ruangan lumpur, cakera harus dicuci,jika cakera tidak terlalu kotor perlu di

cuci satu per satu.

Adapun langkah-langkah membersihkan ringan komponen

mangkuk dilakukan sebagai berikut:

a. Hentikan purifier (separator)

b. Lepaskan sekrup-sekrup kap dan buka kap tersebut dengan menahan

kap tersebut menggunakan cincin penahan


12

c. Lepas rem dengan memutar tangkai searah dengan jarum jam

d. Putar sekrup pengaman kedalam, lakukan dimangkuk dasar tanpa

paksaan.salah satu lakukan terdapat dibawah tanda ”O” pada mangkuk

atas

e. Lepaskan cincin pengaman (ulir kiri) dengan cara mengetuk tangkai

kunci pas

2. Membongkar komponen mangkuk sangat kotor,maka komponen mangkuk

harus dibongkar untuk pembersihan seluruhnya.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Sesudah memberhentikan purifier (separator), bongkar komponen

mangkuk

b. Buka cincin pengaman dengan kunci siku (ulir kiri) dan lepaskan

cincin pengaman

c. Sesudah melepaskan mangkuk dasar dari kerucut poros ulir, bersihkan

seluruh komponen

d. Gasket yang membesar harus dikeringkan ditempat panas, supaya

gasket tersebut mendapatkan kembali ukurun semula dan dapat dipakai

kembali.
13

3. Membersihkan pemisah purifier (separator) untuk jangka waktu lama.

Meskipun terpasang pemisah cadangan, pemisah dalam

pengoperasian harus dijalankan untuk waktu selama mungkin supaya

dapat menghindari kerjaan pembersihan dan perawatan yang diperlukan

sebelum pemberhentian waktu lama dari pemisah.Pemeliharaan tidak tepat

akan mengakibatkan korosi dari bagian-bagian mangkuk jika pemisah /

purifier (separator) tidak dijalankan.

Sebelum menghentikan pemisah untuk jangka waktu lama,

pemisah harus dibersihkan seluruhnya. Bagian komponen mangkuk yang

sudah bersih harus dikeringkan serta diberi gemuk untuk mencegah korosi.

Pemisah yang terpasang dikapal, komponen mangkuk harus dikunci

sesudah dibersihkan dan dipasang kembali, dengan memasang rem dan

kencangkan sekrup pengaman mangkuk untuk mencegah kerusakan pada

pada bantalan yang mungkin disebabkan oleh getaran kapal. Keluarkan

minyak pelumas dan isi minyak pencegah korosi, misalnya shell finisis oil

30 ke dalam ruang roda gigi. Tinggi permukaan harus rata pada tinggi

pertengahan, bahwa semua bagian roda gigi terendam dengan minyak

pencegah korosi. Minyak tersebut dikeluarkan lagi. Tindakan khusus

untuk menghilangkan pencegahan korosi tidak perlu. Periksa kebocoran

pipa hubungan antara katup, jika perlu lepaskan pipa hubungan antara

katup.Sebelum menjalankan kembali purifier, isi minyak pelumas sesuai

dengan spesifikasi. Tinggi dari permukaan minyak harus dari tanda tengah

dan kaca duga.jalankan pemisah tanpa mangkuk selama 10 menit.


14

FILTER OIL COOLER


TEKAN

MAIN
ENGINE

HEATER

OIL FILTER PURIFIER PURIFIER SUMP


PUMP HISAP (SEPARATOR) PUMP PUMP

Gambar 3.

Bagian Sistem Pelumasan pada Mesin Kapal


15

Frekuensi Pelumas 1)
Pelumas Jumlah Tipe Titik
No Sesudah 1 jam
Pelumas Pelumas pelumasan

Spesifikasi label Tiap Pengoperasian

1 Minyak roda Label 2x 100 jam 1000 cm3 Ruang roda


gigi sesuai C100 gigi
dengan DIN Biru
51517

2 2) K–F Jika perlu 3) 0.1 cm3 Sepatu


ungu 2g kopling

3 Gemuk K Ungu 2000 jam (jika 60 cm3 Bantalan


bantalan 120 3K mungkin motor
sesuai menggemuki)
dengan DIN
51825

4 2) K–F 3x Jika perlu 150 cm3 Ulir dan


Ungu 2g bidang geser

5 2) K–F Jika perlu 10 cm3 Ulir dari


Ungu 2g fiting

6 Minyak roda C100 2x Jika perlu 10 cm3 Bagian


sesuai Biru 2g digerakkan
dengan DIN dengan
51517 tangan
seperti
sekrup dan
lain-lain
16

Keterangan :

1) Untuk pengoperasian purifier jalan terus-menerus

2) K – F campuran gemuk bantalan 2g dan pasta MoS2 (rasio 4 : 1)

3) Lihat bagian 3.4, 4.3 dan No. 5

4) DIN : daftar list dari sparepart purifier

C. TROUBLE SHOOTING

Dalam pengoperasian purifier (separator) diatas tidaklah selalu

berjalan lancar, atau akan ada gangguan – gangguan pada pengoperasian

purifier (separator), maka untuk mengatasi gangguan tersebut kita harus

mengetahui terlebih duhulu penyebab dari gangguan tersebut maka dapat

melakukan langkah –langkah perbaikannya.

Adapun gangguan yang dapat terjadi pada purifier (separator) ini

adalah:

1. Mangkuk tidak mencapai kecepatan yang diperlukan atau membutuhkan

waktu terlalu lama untuk mencapai kecepatannya.

a) Kemungkinan penyebab dari gangguan tersebut adalah:

2) Rem terpasang

3) Sekrup penjamin mangkuk masuk

4) Hubungan listrik motor salah


17

5) Bidang gesekan sepatu kopling berminyak

6) Lapisan sepatu kopling aus

7) Jumlah sepatu kopling kurang

8) Cairan terkumpul dibagian atas dari rangka, dan memperlambat

putaran mangkuk

9) Plat klem kurang kencang gigi ulir selip pada poros roda ulir

b) Langkah –langkah perbaikanya:

1) Lepaskan rem dengan memutar tangkai searah jarum jam

2) Lepaskan sekrup penjamin mangkuk

3) Periksa hubungan kawat listrik

4) Keringkan bidang gesekan, jangan gunakan bensin atau

tricholorethylene atau cairan pelarut lain

5) Ganti sepatu kopling

2. Kecepatan mangkuk pada waktu pengoperasian melebihi kecepatan

ambang batas

a. Kemungkinan penyebab dari gangguan tersebut adalah:

1) Bidang gesekan sepatu kopling berminyak

2) Kecepatan motor berkurang waktu pengopersian


18

b. Langkah –langkah perbaikan :

10) Keringkan bidang gesekan, jangan gunakan bensin atau

trichloroethylene atau cairan pelarut lain.

11) Periksa tegangan listrik atau periksa motor

3. Mangkuk terlalu cepat mencapai kecepatan(kurang dari 2 menit beban

motor terlalu banyak tenaga lisrik.

a. Kemungkinan penyebab dari gangguan tersebut adalah:

Terlalu banyak sepatu kopling terpasang.perhatikan akibat gerak dari

sepatu baru akan lebih baik setelah beberapa saat.

b. Langkah –langkah perbaikannya:

Kurangi jumlah sepatu kopling sampai 3 atau 2,yakinkan sepatu

terbagi rata.

4. Perputaran dari mangkuk tidak seimbang (balance)

a. Kemungkinan penyebab kerusakan

1) Kemungkinan penyebab dilihat dari bagian mangkuk:

a) Padatan melekat dalam mangkuk tidak rata

b) Rakitan mangkuk tidak sempurna atau bagian-bagian dari

mangkuk lain(jika banyak pemisah terpasang)tertukar

c) Tekanan dalam susunan cakera berkurang


19

d) Bagian-bagian mangkuk rusak

e) Tabung karet metal dalam bantulan laher aus

f) Tekanan dalam bantalan dasar aus

g) Bantalan aus

2) Bagian roda gigi dalam kondisi buruk:

a) Aus normal

b) Aus premature disebabkan oleh:

- Tidak ada minyak pada umumnya bagian menjadi biru

warnanya

- Minyak dengan kekentalan terlalu rendah

- Partikel metal terdapat dalam minyak mungkin disebabkan

oleh penggantian satu roda gigi seharusnya dua roda gigi

c) Langkah-langkah perbaikannya:

1) Bagian Mangkuk

a) Berhentikan pemisah,pasang rem,tutup katup minyak

kotor masuk bersihkan mangkuk.

b) Rakit mangkuk dengan baik


20

c) Periksa apakah cincin pengaman mangkuk terpasang

kencang,periksa jumlah cakera,jika perlu ditambah

dengan cadangan atau cakera kompensasi

5. Pompa tidak menghisap

a. Kemungkinan Penyebab Kerusakan

1) Pompa rusak

2) Pipa hisap tersumbat atau bocor

3) Saringan awal tersumbat atau bocor

b. Langkah-langkah perbaikanya:

1) Periksa cincin perapat pada poros pompa .Periksa katup


tumpah ,jika perlu distel kembali

2) Bersihkan atau berikan perapat pada pipa hisap ,periksa katup


dasar

3) Bersihkan saringan awal, ganti gasket.

6. Putaran Tidak Senter

Gagalnya purifier distart kembali setelah terjadi automatic stop disebabkan

putarannya imbal (tidak senter) sehingga tidak mampu melampaui batas

kritis. Pertama kali putarannya jalan pelan-pelan semakin lama putaran

semakin cepat, untuk menuju putaran normal biasanya melalui putaran

yang diiringi dengan getaran, getaran inilah yang dinamakan putaran

kritis.
21

Putaran purifier yang imbal (tidak senter) sulit bahkan tidak mungkin

mencapai putaran normal, apabila putaran tidak normal, maka daya atau

tenaga untuk melempar dalam gaya sentrifugal tidak tercapai sehingga

bahan bakar dan air akan tercampur. Sebab-sebab purifier putarannya tidak

senter adalah:

a. Bowl Disc Kotor

Pada dinding bagian dalam bowl banyak kotoran-kotoran yang

menempel. Agar bowl disc tidak kotor seperti yang dianjurkan oleh

buku petunjuk purifier dilakukan pembersihan setiap 3000 jam pada

saat pencucian bowl (mangkuk), bowl hood (kap mangkuk), bowl

body (badan mangkuk) dan bowl disc (piringan mangkuk) serta dapat

diperiksa bagian-bagian lainnya seperti: O-ring packing atau seal ring.

b. Ball Bearing (Bantalan)

Kerusakan pada ball bearing ini disebabkan oleh putaran poros yang

tidak rata (senter) atau pemanasan bahan bakar yang terlalu tinggi,

pada saat masuk ke purifier temperatur bahan bakar maksimun adalah

100°C. Jika ball bearing rusak jalan satu-satunya cara adalah diganti

dengan yang baru.

c. Poros Purifier

Poros purifier yang bengkok disebabkan karena terlalu lama dipakai

sehingga mengalami perubahan bentuk, disamping itu ujung poros


22

bagian yang lurus permukaannya tidak rata lagi karena termakan

korosi dan aus karena gesekan. Apabila poros yang sudah bengkok

atau sudah aus, jalan terbaik yaitu harus diganti.

d. Drive Gear

Drive gear akan cepat rusak/aus bila system pelumasan kurang

diperhatikan.penggunaan minyak lumas yang tidak sesuai di Drive

gear dapat menyebabkan gear menjadi aus sehingga mempengaruhi

terhadap penyaluran tenaga motor secara maksimun sehingga putaran

motor akan berkurang, factor lain yang menyebabkan drive gear rusak

yaitu dalam pemasangan kurang hati-hati.

D. PERMASALAHAN

1. Masinis yang bertanggung jawab, dalam hal Fourth Engineer kurang

memahami dan mengerti kinerja dari purifier (separator).

2. Oiler jaga (crew mesin) kurang memperhatikan instruksi yang ada dalam

proses penghentian purifier.

3. Purifier (separator) tidak pernah dilakukan overhaul dan pembersihan,

dalam hal ini dilakukan oleh masinis yang bertanggung jawab Fourth

Engineer.

4. Kurangnya komunikasi dari oiler jaga terhadap masinis dalam pengecekan

berkala.
23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilakukan adalah pada saat penulis

melaksan akan praktek kerja nyata atau proyek laut (prala), terhitung mulai

tangga 29 Pebruari 2020 sampai dengan tanggal 05 Maret 2021. Selama

penulis mengadakan praktek kerja nyata atau proyek laut dengan posisi

sebagai engine cadet peneliti mengamati, mempelajari dan meneliti

permasalahan yang terjadi di atas kapal.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan penulis dalam penyusunan

Tugas Akhir ini adalah salah satu perusahaan PT. Tanto Intim Line dengan

nama kapal MV. TANTO NUSANTARA.

B. METODE PENDEKATAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam melaksanakan pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan

Tugas Akhir ini, ada beberapa metode penumpulan data yang digunakan data

dan informasi yang lengkap objektif, dan dapat dipertanggung jawabkan,

23
24

diperlukan untuk dapat diolah dan disajikan menjadi gambaran dan pandangan

yang benar untuk mendapatkan data empiris, maka digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan terhadap masalah

pengabut bahan bakar secara spontan, dan alamiah terhadap objek yang

diteliti yang kemudian hasilnya akan di analisis dan digunakan untuk

mendapatkan kesimpulan yang objektif.

Dalam hal ini, pengamatan dilakukan selama praktek laut di atas

kapal. Pengamatan yang dilakukan adalah secara langsung, yaitu berarti

pengamatan dilakukan langsung terhadap penanganan masalah pengabut

bahan bakar pada kapal MV. TANTO NUSANTARA

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari

data-data sekunder dari dokumen-dokumen yang tersedia di atas kapal MV.

TANTO NUSANTARA Khususnya dokumen-dokumen mengenai mesin

induk serta catatan-catatan atau arsip-arsip yang terdapat di ruang kontrol

mesin.

Adapun arsip-arsip maupun dokumen yang menjadi sumber dalam

penelitian yang diperoeh dari kapal adalah sebagai berikut :

a. Catatan harian kamar mesin (log book).

b. Catatan harian kepala kamar mesin (chief engineer log book).

c. Catatan manual mesin induk.


25

d. Catatan dan laporan perawatan pada mesin induk khususnya pada

pengabut bahan bakar yang sesuai dengan jam kerjanya.

e. Laporan penerimaan dan pemakaian spare part & running store.

f. Daftar permintaan suku cadang (purchase requestion).

g. Catatan jumlah suku cadang di kamar mesin (spare part list).

3. Studi Pustaka

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil referensi

dari buku-buku teori yang relevan dengan permasalahan yang akan

dibahas yang bertujuan dapat menemukan data-data tentang masalaha

yang akan diambil, dalam Tugas Akhir ini, penulis mengambil beberapa

buku referensi tentang pengabut bahan bakar dan kualitas bahan bakar.

Hal ini dimaksudkan agar buku-buku referensi tersebut dapat

mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penyusunan Tugas

Akhir ini dimana buku referensi tersebut dapat memberikan acuan-acuan

teoritis dalam melakukan suatu pembahasan terhadap masalah yang

diangkat meliputi penyebab kondisi tersebut serta hal-hal apa yang harus

dilakukan dalam menangani masalah tersebut.

C. SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus. Oleh karena

itu, tidak digunakan metode samping, sehingga tidak adanya populasi dan

sampel. Pengertian dari studi kasus adalah suatu metode penelitian yang

bertujuan untuk mengamati aspek tertentu atau secara spesifik untuk

memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan peneltian.


26

Berdasarkan masalah yang telah dipilih, maka yang akan menjadi objek

penelitian adalah mengoptimalkan perawatan pengabut bahan bakar pada

mesin induk guna menunjang kelancaran pengoperasian di kapal MV. TANTO

NUSANTARA

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisa data dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan hasil

pengolahan data sehingga mudah dipahami. Dalam Tugas Akhir ini jelas data

yang diperoleh adalah jenis data kualitatif, sehingga dalam proses analisis data

dilakukan dengan cara memahami data yang telah dikumpulkan.

Dalam metode analisis data, Tugas Akhir ini menggunakan analisis

data secara deskriptif kualitatif dimana dpaparkan semua kejadian atau

peristiwa yang terjadi diatas kapal yang berhubungan dengan kurang

optimalnya kinerja pengabut bahan bakar dalam mengabutkan bahan bakar.

Kemudian dianalisa dengan teori-teori yang relevan untuk mendapatkan

penyebab timbulnya masalah dan untuk mencari solusi yang tepat.


27

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

A. Permasalah Lubricating Oil  Purifier

1. Kurangnya pemahaman tetang cara pengoperasian  Lubricating Oil  Purifier.

Ahli Mesin Kapal atau Masinis yang diberi tanggung jawab untuk

mengoperasikan lubricating oil purifier sering kali menemui kesulitan dalam

melakukan pengoperasian pada pesawat tersebut, karena pada saat melakukan

pengoperasian awal dibutuhkan ketelitian dan kesabaran.  Pengoperasian

harus sesuai dengan urutan – urutan prosedur yang telah ditetapkan dalam

instruction manual book tentang pengoperasian lubricating oil purifier.

Kegagalan start pada awal pengoperasian sering terjadi  karena

keterbatasan kemampuan mengartikan buku petunjuk kedalam bahasa

Indonesia yang mana semua buku petunjuk pengoperasian mesin di atas kapal

ditulis dalam bahasa Inggris. Keadaan demikian yang menyebabkan

terjadinya proses pengoperasian Lubricating Oil Purifier yang kurang tepat

dan kadang terjadi over flow.

2. Tidak Tercapainya Putaran yang Maximal pada Lubricating Oil Purifier.

Dengan adanya putaran yang cukup dari purifier akan timbul gaya

sentrifugal yang mampu melempar keluar setiap cairan dalam partikel padat

yang tercampur atau  terkandung dengan minyak lumas. Mangkuk yang

dipasang pada bagian atas dari poros tegak yang berputar dengan putaran

tinggi, sesuai dengan buku petunjuk untuk, type purifier yang di pasang untuk

27
28

SJ 700 mempunyai kemampuan atau putaran maximal adalah 9000 putaran

per menit.

Tidak tercapainya putaran maksimal yakni 9000 putaran permenit

maka, gaya sentrifugal yang timbul tidak mamapuh melakukan pemisahan

dengan baik. Perihal menurunnya putaran dapat dilihat  dengan alat ukur yang

dipasang pada panel yakni ampere meter dimana, ampere meter tersebut akan

menunjukkan angka yang lebih rendah lebih kurang dari 10 ampere.

3. Sering Terjadinya Over Flow Pada Saat Lubricating Oil Purifier Di

Operasikan.

Keluarnya minyak lumas pada saluran pembuangan sisa pemisahan

(Lumpur) atau yang biasa disebut dengan over flow sering terjadi. Dimana hal

tersebut merupakan suatu gejalah atau suatu isyarat yang diberikan oleh

pesawat lubricating oil purifier untuk diketahui oleh masinis yang

bertanggung jawab untuk segera melakukan pemeriksaan penyebab terjadinya

over flow.

4. Pilot Valve Tidak Bekerja Dengan Baik

Pilot valve adalah katup laluan air yang masuk dari bagian bawah

melewati air distributor masuk ke bagian bawah bowl body. Ada dua aliran air

yang masuk melewati pilot valve sebut :

a. Air dengan tekanan rendah atau yang biasa juga disebut Operating water.

Air ini berfungsi untuk mendorong ke atas sliding bowl bottom agar kedua
29

sisi antara sliding bowl bottom dan bowl hood dapat menutup rapat pada

saat purifier dioperasikan.

b. Air dengan tekanan tinggi ( opening water) atau slugging water, yang

berfungsi untuk membuka sliding bowl guna membuang kotoran hasil

pemisahan (Slugging) yang dilakukan maximal empat (4) jam sekali pada

saat mau ganti jaga.

Pilot valve harus diperhatikan dan selalu dibersihkan dari kerak –

kerak yang diakibatka oleh pembetukan kandungan keasaman air tawar serta

kotoran lain yang bisa mengakibatkan kemacetan katup tersebut. Jika hal

tersebut terjadi maka penutupan kedua bagian antara bowl hood dan sliding

bowl  tidak akan sempurna, yang mengakibatkan hilangnya sealing water dan

tumpahnya minyak lumas masuk ke sludge tank.

5. Kurangnya Pemahaman Tentang Fungsi dan Cara Kerja dari Komponen

Lubricating Oil Purifier.

Sehubungan  dengan kemampuan melakukan tugas jaga (watch

keeping) tehadap seluruh pemesinan bantu diatas kapal utamanya pesawat

purifier yang diteliti dalam makalah ini, maka mengenal dan paham serta

mengerti fungsi dari setiap bagian atau komponen dari purifier merupakan

langkah awal yang harus menjadi modal dasar bagi setiap masinis yang

ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam mengoperasikan purifier.

Setiap komponen atau bagian yang dipasan disebuah system maupun

pesawat purifier  mempunyai fungsi, salah satu dari komponen atau bagian
30

tersebut tidak berfungsi maka, hasil dari proses pemisahan minyak lumas

yang diharapkan tidak akan tercapai. Minyak lumas yang telah menjalankan

fungsinya sebagai pelumas, pada saat mesin penggerak utama dioperasikan

akan jatuh ke tangki penampungan yang berada dibagian dasar sebuah mesin

yang disebut juga crank case tank.

Crank case tank, selain berfungsi sebagai penampung juga berfngsi

sebagai tangki pengendap dimana, minyak luamas akan terpisah kan sesuai

dengan berat jenisnya. Dari crank case tank minyak lumas selanjutnya

dilakukan proses purifikasi, minyak lumas dihisap oleh pompa (lubricating

oil feed pump) kemudian dialirkan masuk kedalam purifier melalui inlet pipe

dan masuk ke komponen – komponen lain. Proses purifikasi yang baik jika

semua kompnen yang ada dipurifier bekerja dengan baik.

6. Kurangnya Ketelitian Pada Saat Pelaksanaan Perawatan dan  Perbaikan

Pengaturan sisa – sisa kotoran minyak lumas setelah proses

pembersihan akan mengendap pada piringan – piringan dan bagian dasar

termasuk sliding bowl dan bowl body. Lumpur tersebut akan dikeluarkan

pada saat purifier di bongkar (over hole) untuk dibersihkan.

Hal ini dilakukan setelah purifier mencapai batas jam kerja yang telah

ditentukan sesuai dengan buku petunjuk perawatan manual (instruction

manual book) yakni 1.500 sampai dengan 2.000 jam. Pada saat membongkar

(over hole) untuk melaksanakan perawatan perbaikan seluruh bagian dalam


31

dari purifier, termasuk piringan – piringan (bowl disc) serta “ O “ ring dilepas

dan dibersihkan sekaligus memelakukan pengecekan pada bagian lain.

Masalah yang umumnya terjadi di atas kapal ketika, melakukan

perawatan perbaikan terhadap pesawat bantu purifier kurangnya ketelitian

pada saat membongkar serta pemasangan komponen yang tidak sesuai dengan

urutan – urutannya  serta ketidak  mampuan  masinis memahami fingsi dari

komponen yang dirawat dan diperbaiki. Hal tersebut yang mengakibatkan

purifier  tidak dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan fungsinya sebagai

pemisah minyak lumas dengan unsur air dan Lumpur.

      

7. Penggunaan Gravity Disc Yang Tidak Sesuai Dengan Buku Petunjuk.

Kemampuan purifier adalah memisahkan antara minyak air dan

lumpur. Ini sangat dipengaruhi oleh ukuran gravity disck karena, dalam

purifier minyak yang masuk akan berputar maka didalamnya dipasang gravity

disc. Hal ini bertujuan untuk mengatur cara pelemparan sehingga zat cair

yang masuk, yang mempunyai berat jenis (Bj) yang lebih berat akan ter

lempar lebih jauh sedangkan berat jenis yang lebih ringan ( minyak  lumas )

massuk atau turun melalui lubang – lubang piringan.

Jika berat jenis dari minyak lumas yang masuk kedalam purifier

berubah maka perbandingan garis tengah (diameter) harus drubah dan cincin

tersebut adalah gravity disc. Agar cairan minyak dan air serta lumpur tidak

bersatu atau tercampur kembali pada waktu air dan minyak keluar  maka

dipasang gravity disc. Namun sering kali ukuran ini kurang bahkan  tidak
32

diperhatikan sehingga penggunaanya kadang tidak tepat sesuai dengan

peningkatan atau penurunan berat jenis minyak lumas, kelalaian tersebut

dapat mengakibatkan proses purifikasi tidak sesuai yang diharapkan atau

kurang baik. Minyak lumas hasil purifikasi seharusnya tidak tercampur

dengan unsur lain tetapi kenyataanya masih mengandung air dan Lumpur, hal

ini dapat diketahui pada alat yang dipasang dikeluaran aliran yang disebut

Tranducer.

B. Proses  penentuan masalah 

pokok  melalui  analisis – U.S.G.

Metode USG adalah metode pendekatan yang dilakukan untuk menentukan

masalah pokok yang sangat berpegaruh terhadap suatu masah. Adapun

pengertian USG diuraikan sebagai berikut  :

U  ( Urgency )                 : Adalah masalah yang apabila tidak segera diatasi

akan berakibat kerusakan pada sebuah pesawat

atau mesin dalam waktu lama.

S  ( Seriusness )              : Adalah masalah yang apabila tidak segera diatasi

akan berdampak fatal tetapi berpengaruh dalam 

jangka waktu yang singkat.

G (Growth)           : Adalah masalah yang potensial tumbuh dan  

berkembannya masalah dalam jangka panjang dan

timbul masalah baru yang juga dalam waktu yang

panjang.
33

C. Permasalahan Fuel Oil

Purifier

1. Kurangnya pemahaman tetang cara pengoperasian  Fuel Oil Purifier.

Engineer atau Masinis yang diberi tanggung jawab untuk

mengoperasikan fuel oil purifier sering kali menemui kesulitan dalam

melakukan pengoperasian pada pesawat tersebut, karena pada saat melakukan

pengoperasian awal dibutuhkan ketelitian dan kesabaran.  Pengoperasian

harus sesuai dengan urutan – urutan prosedur yang telah ditetapkan dalam

instruction manual book tentang pengoperasian fuel oil purifier.

Kegagalan start pada awal pengoperasian sering terjadi  karena

keterbatasan kemampuan mengartikan buku petunjuk kedalam bahasa

Indonesia yang mana semua buku petunjuk pengoperasian mesin di atas kapal

ditulis dalam bahasa Inggris. Keadaan demikian yang menyebabkan

terjadinya proses pengoperasian Fuel Oil Purifier yang kurang tepat dan

kadang terjadi over flow.

2. Tidak Tercapainya Putaran yang Maximal pada Fuel Oil Purifier.

Dengan adanya putaran yang cukup dari purifier akan timbul gaya

sentrifugal yang mampu melempar keluar setiap cairan dalam partikel padat

yang tercampur atau  terkandung dengan bahan bakar. Mangkuk yang

dipasang pada bagian atas dari poros tegak yang berputar dengan putaran

tinggi, sesuai dengan buku petunjuk untuk, type purifier  SJ 2.000
34

mempunyai kemampuan atau putaran maximal adalah 8.000 putaran per

menit.

Tidak tercapainya putaran maksimal yakni 8.000 putaran permenit

maka, gaya sentrifugal yang timbul tidak mamapuh melakukan pemisahan

dengan baik. Perihal menurunnya putaran dapat dilihat  dengan alat ukur yang

dipasang pada panel yakni ampere meter dimana, ampere meter tersebut akan

menunjukkan angka yang lebih rendah lebih kurang dari 15 ampere.

3. Sering Terjadinya Over Flow Pada Saat Fuel Oil Purifier Di Operasikan.

Keluarnya bahan bakar pada saluran pembuangan sisa pemisahan

(Lumpur) atau yang biasa disebut dengan over flow sering terjadi. Dimana hal

tersebut merupakan suatu gejalah atau suatu isyarat yang diberikan oleh

pesawat fuel oil purifier untuk diketahui oleh masinis yang bertanggung

jawab untuk segera melakukan pemeriksaan penyebab terjadinya over flow.

Kejadian seperti ini adalah merupakan gejalah awal adanya kerusakan

pada fuel oil purifier, dimana keadaan tersesebut bila tidak segera dilakukan

pemeriksaan atau sekaligus perbaikan,  akan menyebabkan pemakaian bahan

bakar lebih boros. Mutu bahan bakar pada proses pembakaran bahan bakar

dalam silinder mesin penggerak utama yang tidak sempurna, mengakibatkan

daya yang dihasilkan oleh mesin akan tidak maksimal kerugian panas yang

ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar akan lebih besar, sehingga di

kuatirkan akan terjadi kerusakan yang serius pada mesin penggerak utama

dan dapat menyebabkan terganggunya operasional kapal. 


35

4. Pilot Valve Tidak Bekerja Dengan Baik

Pilot valve adalah katup laluan air yang masuk dari bagian bawah

melewati air distributor masuk ke bagian bawah bowl body. Ada dua aliran air

yang masuk melewati pilot valve sebut :

a. Air dengan tekanan rendah atau yang biasa juga disebut Operating water.

Air ini berfungsi untuk mendorong ke atas sliding bowl bottom agar kedua

sisi antara sliding bowl bottom dan bowl hood dapat menutup rapat pada

saat purifier dioperasikan.

b. Air dengan tekanan tinggi ( opening water) atau slugging water, yang

berfungsi untuk membuka sliding bowl guna membuang kotoran hasil

pemisahan (Slugging) yang dilakukan maximal empat (4) jam sekali pada

saat mau ganti jaga.

Pilot valve harus diperhatikan dan selalu dibersihkan dari kerak –

kerak yang diakibatka oleh pembetukan kandungan keasaman air tawar serta

kotoran lain yang bisa mengakibatkan kemacetan katup tersebut. Jika hal

tersebut terjadi maka penutupan kedua bagian antara bowl hood dan sliding

bowl  tidak akan sempurna, yang mengakibatkan hilangnya sealing water dan

tumpahnya minyak lumas masuk ke sludge tank.

5. Kurangnya Pemahaman Tentang Fungsi dan Cara Kerja dari Komponen Fuel

Oil Purifier.
36

Sehubungan  dengan kemampuan melakukan tugas jaga (watch

keeping) tehadap seluruh pemesinan bantu diatas kapal utamanya pesawat

purifier yang diteliti dalam makalah ini, maka mengenal dan paham serta

mengerti fungsi dari setiap bagian atau komponen dari purifier merupakan

langkah awal yang harus menjadi modal dasar bagi setiap masinis yang

ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam mengoperasikan purifier.

Setiap komponen atau bagian yang dipasan disebuah system maupun

pesawat purifier  mempunyai fungsi, salah satu dari komponen atau bagian

tersebut tidak berfungsi maka, hasil dari proses pemisahan bahan bakar yang

diharapkan tidak akan tercapai. Bahan bakar yang telah menjalankan

fungsinya pada saat mesin penggerak utama dioperasikan atau dijalankan

sisanya akan kembali ke tangki penyimpangan.

Settling tank, selain berfungsi sebagai penampung juga berfngsi

sebagai tangki pengendap dimana, minyak luamas akan terpisah kan sesuai

dengan berat jenisnya. Dari settling  tank bahan bakar selanjutnya dilakukan

proses purifikasi, bahan bakar dihisap oleh pompa (fuel oil feed pump)

kemudian dialirkan masuk kedalam purifier melalui inlet pipe dan masuk ke

komponen – komponen lain. Proses purifikasi yang baik jika semua kompnen

yang ada dipurifier bekerja dengan baik.

6. Kurangnya Ketelitian Pada Saat Pelaksanaan Perawatan dan  Perbaikan

Pengaturan sisa – sisa kotoran minyak lumas setelah proses

pembersihan akan mengendap pada piringan – piringan dan bagian dasar


37

termasuk sliding bowl dan bowl body. Lumpur tersebut akan dikeluarkan

pada saat purifier di bongkar (over hole) untuk dibersihkan.       

Hal ini dilakukan setelah purifier mencapai batas jam kerja yang telah

ditentukan sesuai dengan buku petunjuk perawatan manual (instruction

manual book) yakni 2000 sampai dengan 8.000 jam. Pada saat membongkar

(over hole) untuk melaksanakan perawatan perbaikan seluruh bagian dalam

dari purifier, termasuk piringan – piringan (bowl disc) serta “ O “ ring dilepas

dan dibersihkan sekaligus memelakukan pengecekan pada bagian lain.

Masalah yang umumnya terjadi di atas kapal ketika, melakukan

perawatan perbaikan terhadap pesawat bantu purifier kurangnya ketelitian

pada saat membongkar serta pemasangan komponen yang tidak sesuai dengan

urutan – urutannya  serta ketidak  mampuan  masinis memahami fingsi dari

komponen yang dirawat dan diperbaiki. Hal tersebut yang mengakibatkan

purifier  tidak dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan fungsinya sebagai

pemisah minyak lumas dengan unsur air dan Lumpur.

7. Penggunaan Gravity Disc Yang Tidak Sesuai Dengan Buku Petunjuk.

Kemampuan purifier adalah memisahkan antara minyak air dan

lumpur. Ini sangat dipengaruhi oleh ukuran gravity disc karena, dalam

purifier minyak yang masuk akan berputar maka didalamnya dipasang gravity

disc. Hal ini bertujuan untuk mengatur cara pelemparan sehingga zat cair

yang masuk, yang mempunyai berat jenis (Bj) yang lebih berat akan

terlempar lebih jauh sedangkan berat jenis yang lebih ringan ( bahan bakar )

masuk atau turun melalui lubang – lubang piringan.


38

Jika berat jenis dari bahan bakar yang masuk kedalam purifier berubah

maka perbandingan garis tengah (diameter) harus dirubah dan cincin tersebut

adalah gravity disc. Agar cairan minyak dan air serta lumpur tidak bersatu

atau tercampur kembali pada waktu air dan minyak keluar  maka dipasang

gravity disc. Namun sering kali ukuran ini kurang bahkan  tidak diperhatikan

sehingga penggunaanya kadang tidak tepat sesuai dengan peningkatan atau

penurunan berat jenis bahan bakar. kelalaian tersebut dapat mengakibatkan

proses purifikasi tidak sesuai yang diharapkan atau kurang baik. Bahan bakar

hasil purifikasi seharusnya tidak tercampur dengan unsur lain tetapi

kenyataannya masih mengandung air dan Lumpur, hal ini dapat diketahui

pada alat yang dipasang dikeluaran aliran yang disebut Tranducer.


39

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pada pengoperasian purifier (separator) agar tidak terjadi kerusakan yang

tidak diinginkan, maka harus diperhatikan peringatan-peringatan /

instruksi pengoperasian yang telah ditetapkan oleh pabrik.

2. Setelah pengoperasian purifier (separator) baik purifier (separator) dengan

mangkuk pemurnian maupun dengan mangkuk perubahan, haruslah

menghentikan purifier (separator) tersebut dari pengoperasiannya untuk

menghindari kerusakan yang tidak diinginkan pada purifier.

3. Perawatan purifier (separator) berguna untuk kelancaran dan

pengoperasian purifier (separator) itu sendiri, dengan pengoperasian dan

perawatan purifier (separator) yang baik maka akan menarapkan suasana

kerja yang lancar, karena purifier (separator) adalah mesin penunjang bagi

kelancaran kapal .

4. Sebelum mengatasi gangguan yang terjadi pada purifier (separator),

terlabih dahulu harus mengetahui penyebab dari gangguan tersebut.


40

39
41

B. SARAN

Dengan adanya Proyek Laut (Prala) ini, penulis dapat melihat,

mengerti, dan memperhatikan secara langsung dari dekat kegiatan yang

dilaksanakan di MV. TANTO NUSANTARA. Setelah penulis simpulkan,

maka penulis menyarankan:

1. Setiap personal yang mengoperasikan purifier (separator) harus mengerti

dan menguasai persyaratan-persyaratan dalam mengoperasikan purifier

(separator) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Untuk pengoperasiaan purifier (separator) dapat efesien dan efektif, maka

setelah pengoperasian purifier (separator) tersebut harus diperhatikan

prosedur menghentikan pengoperasiannya bilamana proses pemisahan

cairan telah selesai.

3. Untuk menerapkan suasana kerja yang lancar didalam pengoperasian

purifier (separator), didalam perawatan purifier dilakukan dengan baik

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pabrik.

4. Agar dalam perbaikan gangguan-gangguan dari purifier (separator) dapat

efisien dan efektif, maka penyebab dari gangguan tersebut harus diketahui

terlebih dahulu.
42

DAFTAR PUSTAKA

1. Instruction Manual Book of Samgong-Mitsubishi Self Jectort

2. Co. Ltd, Komata Internal Combution Engine Works, 1996.

3. Permasalahan FO dan LO Purifier, Dhika Enginerimg, 27 Februari

2011

4. Sujanti, Pesawat Kapal, Jakarta, 8 Juli 1983.

5. Teguh Purnomo, Teknik Listrik, Jakarta, 1976.

6. Samgong, Pengoperasian dan Perawatan Sistem LO dan FO

Purifier.

Anda mungkin juga menyukai