Anda di halaman 1dari 76

ANALISIS PELAKSANAAN INSPEKSI KAPAL TB.

KSA 91 UNTUK
MEMENUHI SOP DI PT. BORNEO INDOBARA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Terapan Pelayaran pada


Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Disusun Oleh :

ILHAM WIRA BAKTI


NIT: 531611306257 K

PROGRAM STUDI
KETATALAKSANAAN ANGKUTAN LAUT DAN KEPELABUHANAN
DIPLOMA IV POLITEKNIK ILMU PELAYARAN
SEMARANG
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS PELAKSANAAN INSPEKSI KAPAL TB. KSA 91


UNTUK MEMENUHI SOP DI PT. BORNEO INDOBARA

Disusun Oleh:

ILHAM WIRA BAKTI


531611306257 K

Telah disetujui dan diterima, selanjutnya dapat diujikan di depan Dewan Penguji

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Semarang, ……………………………

Dosen pembimbing I Dosen pembimbing II


Materi Penulisan

Dr. Riyanto,S.E, M.Pd Capt. Dwi Antoro, MM, M.Mar


Pembina Tk. I (IV/d) Penata Tk. I (III/d)
NIP. 196001231986031002 NIP. 197406141998081001

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan

Nur Rohmah, SE., MM


Penata Tk. I (III/d)
NIP 187503182003122001
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ilham Wira Bakti

NIT : 531611306257 K

Program Studi : Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “ Analisis

Pelaksanaan Inspeksi Kapal TB. KSA 91 Untuk Memenuhi SOP di PT. Borneo

Indobara” adalah bener hasil karya saya sendiri bukan jiplakan skripsi dari orang lain

dan saya pertanggung jawabkan kepada judul maupun isi dari skripsi ini. Bilamana

terbukti merupakan jiplakan dari orang lain saya bersedia untuk membuat skripsi

dengan judul baru dan atau menerima sanksi lain.

Semarang,.....................2020

ILHAM WIRA BAKTI


NIT. 531611306257 K
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
Belajarlah Dari Bawah, Ketika Anda Sudah Diatas Maka Anda Akan

Merasakan Susahnya Saat Dibawah”

(Ilham Wira Bakti 2020)

Persembahan

Berkat rahmat allah SWT, skripsi ini dapat terselesaikan tanpa adanya

hambatan suatau apapun. Banyak pihak yang memberikan moril maupun material

yang sangat membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini, untuk itu skripsi

ini penulis persembahkan untuk:

1. Ibu dan bapak tercinta ibu Sri Martini Sulistyowati dan Bapak Muhammad Ainur

Rofiq terimakasih atas kasih sayang yang berlimpah mulai saya lahir, hingga saya

sudah sebesar ini dan atas limpahan doa yang tak berkesudahan. Kakak tersayang,

Ravi Pagas Makalosa atas supportnya dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Riyanto, S.E,M.Pd dan Capt. Dwi Antoro,M,M.Mar , selaku dosen

pembimbing skripsi yang dengan sabar membimbing penulis dalam proses

menyelesaikan skripsi ini.


3. Rekan-rekan program studi Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan

dan taruna angkatan 53 yang saya cintai dan saya banggakan.

4. Seluruh Mess kedu 53 – yang berbahagia , terimakasih selalu membantu untuk dan

mengingatkan dalam pengerjaan skripsi.

5. Bapak Risky Widya Saputra selaku pemberi motivasi pada saat melaksanakan

praktek darat di PT. Borneo Indobara.

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas segala

bantuan, dukungan, dan juga doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas segala

ramat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Pelaksanaan

Inspeksi Kapal TB. KSA 91 Untuk Memenuhi SOP di PT. Borneo

Indobara” guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Terapan Pelayaran (S.Tr.Pel) delam bidang KALK (Ketataksanaan

Angkutan Laut dan Kepelabuhanan) program D.IV di Politeknik Ilmu

Pelayaran Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan, dukungan, dan saran saran serta bentuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan

ucapan terimakasih kepada Yth:

1. Bapak Dr. Capt. Mashudi Rofik, M.Se, selaku Direktur Politeknik

Ilmu Pelayaran Semarang.

2. Ibu Nurohmah, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi Ketata

Laksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan Politeknik Ilmu

Pelayaran Semarang.

3. Bapak Riyanto , S.E,M.Pd selaku Dosen Pembimbing Materi Skripsi.

4. Bapak Capt. Dwi Antoro ,M,M.Mar selaku Dosen Pembimbing

Metodologi Penelitian dan Penulisan.


5. Seluruh Jajaran Dosen, Staff dan Pegawai Politeknik Ilmu
Pelayaran Semarang.

6. Seluruh Jajaran Perwira PUSBANGKATARSIS (Pusat Pembangunan

Karakter Taruna dan Siswa).

7. Seluruh Pegawai PT. Borneo Indobara yang sangat membantu dan

memberikan kesempatan serta pengetahuan kepada penulis pada saat

melaksanakan Praktek Darat.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Akhirnya, tersirat harapan semoga kedepannya, isi yang terkandung

dalam skripsi ini dapat memberikan pengetahuan baru yang

bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi pembaca.

Semarang,.....................2020

ILHAM WIRA BAKTI


NIT. 531611306257 K
INTISARI

Bakti Ilham Wira, 2020, NIT 531611306257 K,”Analisis Pelaksanaan


Inspeksi Kapal TB. KSA 91 Untuk Memenuhi SOP di PT. Borneo
Indobara”, Skripsi Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan,
Program Diploma IV, Politeknik Ilmu Pelayaran Semerang, Pembimbing I :
Dr Riyanto S.E,M.Pd, Pembimbing II:Capt. Dwi Antoro,M,M.Mar
Dalam perjanjian charter kapal, Pencharter harus mengetahui kondisi
kapal yang akan dicharter. Untuk mengetahui kondisi kapal tersebut, maka
pencharter harus melakukan inspeksi terlebih dahulu. Pelaksaan inspeksi
harus mengacu kepada Standart Operasional Prosedur. Tujuan penelitian
tersebut untuk mengetahui bagaimana pelaksaan inspeksi, kendala yang
dihadapi, dan upaya untuk mengatasi kendala pada saat inspeksi kapal.
Penelitian ini mengguanakan metode deduktif kualitatif dengan
mendiskripsikan secara terperinci pelaksanaan inspeksi kapal TB KSA 91
untuk memenuhi SOP di PT Borneo Indobara. Pengumpulan data dilakukan
dengan studipustaka, wawancara, observasi, dan dokumentasi
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan inspeksi kapal TB
KSA 91 berupa pengecekan dokumenkapal, pengecekan alat-alat pelindung
diri, dan pengecekan alat-alat navigasi. Adapun kendala yang dihadapi saat
inspeksi kapal yaitu tidak adanya pemberitahuan dari kapal kedapa
perusahaan tentang dokumen expired dan banyaknya alat pelindung diri yang
tidak sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). Kemudian upaya
untuk mengatasi kendala kendala tersebut adalah dengan pihak kapal segera
menghubungi pihak kantor untuk memperpanjang sertifikat yang expired dan
pengadaan alat pelindung diri untuk kapal oleh pihak kantor.
Kata kunci: Analisis , inspeksi kapal, SOP.
ABSTRACT
In the ship charter agreement, the Charterer must know the condition of the
ship to be chartered. To find out the condition of the ship, the charterer must conduct
an inspection first. The inspection must refer to Standard Operating Procedures. The
purpose of this research is to find out how the inspection is carried out, the obstacles
faced, and the efforts to overcome the obstacles during the inspection of the ship. This
study used a qualitative deductive method by describing in detail the inspection of the
TB KSA 91 vessel to comply with the SOP at PT Borneo Indobara. Data collection
was carried out by library studies, interviews, observation, and documentation The
results showed that the implementation of inspection of TB KSA 91 ships was in the
form of checking ship documents, checking personal protective equipment, and
checking navigation tools. There are obstacles faced during ship inspection, namely
the absence of notification from the company ship about expired documents and the
number of personal protective equipment that is not in accordance with the SOP
(Standard Operating Procedure). Then an effort to overcome these obstacles is by the
ship to immediately contact the office to extend the expired certificate and the
procurement of personal protective equipment for ships by the office.
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................i

Halaman Persetujuan ..........................................................................................ii

Halaman Pernyataan ..........................................................................................iii

Halaman Moto dan Persembahan.......................................................................iv

Motto...................................................................................................................v

Kata Pengantar...................................................................................................vi

Intisari .............................................................................................................viii

Abstract..............................................................................................................ix

Daftar Isi..............................................................................................................x

Daftar Tabel........................................................................................................xi

Daftar Gambar...................................................................................................xii

Daftar Lampiran...............................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Perumusan Masalah..........................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................5
1.5 Sistematika Penelitian.......................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka...............................................................................11


2.2 Kerangka Pikir .................................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Desain Penelitian....................................................28


3.2 Fokus dan Lokus Penelitian..............................................................30
3.3 Sumber Data Penelitian....................................................................31
3.4 Teknik Pengumpulan Data...............................................................32
3.5 Teknik Keabsahan Data....................................................................37
3.6 Teknik Analisis Data........................................................................38

xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum.............................................................................40


4.2 Pembahasan Masalah........................................................................46

BAB V KESIMPULAN

5.1 Simpulan...........................................................................................60
5.2 Saran.................................................................................................61

Daftar Pustaka

Lampiran

Riwayat Hidup

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Armada Kapal PT. KSA ............................................................39

Tabel 4.2 Daftar Armada Kapal PT. DCA............................................................40

Tabel 4.3 Daftar Armada Kapal PT. TPM ...........................................................42

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penulis......................................................................5

Gambar 4.1 Kantor PT. Borneo Indobara ............................................................27

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Borneo Indobara ........................................70

Gambar 4.3 Pemeriksaan Alat-Alat Pelindung Diri .............................................70

Gambar 4.4 Pemeriksaan Alat-Alat Navigasi ......................................................70

Gambar 4.5 Form Checklist Inspeksi Kapal .........................................................70

Gambar 4.6 Form Checklist Temuan Inspeksi .....................................................70

i xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara...............................................................................69

Lampiran 2 Foto-Foto Inspeksi Kapal...................................................................70

Lampiran 3 Form Inspeksi Kapal..........................................................................74

Lampiran 4 Hasil Temuan Inspeksi Kapal............................................................78

i xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini kemajuan transportasi dunia mengalami

perkembangan. Salah satunya adalah transportasi laut yakni kapal yang saat ini

sedang mengalami kenaikan pesat. Kapal merupakan alat transportasi lintas laut

yang biasa digunakan untuk mengangkut barang dari satu wilayah ke wilayah

lainnya. Tak hanya untuk mengangkut barang saja, kapal juga bisa digunakan

manusia untuk melakukan penyeberangan ke wilayah lain. Penumpang ataupun

crew kapal banyak menghabiskan waktu di dalam kapal saat perjalanan, maka

dari itu pengecekan kapal harus dilakukan secara terus menerus. Kegiatan

pengecekan seluruh bagian kapal biasa disebut sebagai inspeksi kapal. Inspeksi

kapal ini dilakukan untuk melihat kelayakan suatu kapal untuk beroperasi.

Keadaan kapal yang baik perlu dijaga dan dipantau terus menerus demi

keamanan dan keselamatan para penumpang maupun crew kapal.

Inspeksi merupakan kegiatan yang detail, hati-hati, formal dan lebih

spesifik kepada suatu benda atau alat tertentu. Kegiatan inspeksi kapal perlu

memiliki pelatihan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam melakukan

penilaian terperinci dari kondisi kapal tersebut. Inspeksi kapal harus dilakukan

1
2

untuk memenuhi standar operasional prosedur atau disingkat SOP. Hal ini

bertujuan untuk memberi pelayanan yang efektif dan efisien, bagi para

penumpang maupun crew kapal. Dalam kegiatan penyusunan dan implementasi

SOP memerlukan partisipasi dari semua pihak yang ada di dalam institusi kapal

tersebut, karena merekalah yang paling tahu kondisi yang terjadi di lapangan

serta merekalah yang akan langsung terkena dampak dari penerapan SOP

tersebut. SOP yang dibuatpun harus disesuaikan dengan kondisi dimana SOP itu

akan diberlakukan. Secara sederhana, standar operasional prosedur atau SOP

merupakan sebuah panduan yang dikemukakan secara jelas tentang apa yang

diharapkan dan diisyaratkan dari semua crew dalam menjalankan kegiatan

sehari- hari. Selain itu SOP juga merupakan acuan bagi semua crew dalam

menjalankan tugas demi terciptanya keamanan atau keselamatan kerja. Sebagai

contoh, dalam bidang pelayanan jasa lewat laut. Dalam hal ini PT. Borneo

Indobara harus memperhatikan beberapa hal penting atau apa saja yang

menyangkut tentang keamanan dan keselamatan crew kapal.

PT. Borneo Indobara adalah salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang pertambangan, merupakan anak perusahaan Sinar Mas yang berlokasi

di Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. PT.

Borneo Indobara mulai aktif melakukan tahapan eksplorasi dan pembangunan

insfratruktur pada tahun 2006 dan mulai melakukan tahapan eksplorasi batubara

pada tahun 2008 dengan wilayah perjanjian Karya Pengusaha Batubara

(PKP2B) dengan luasan konsesi 24.100 Ha yang terbagi menjadi 4 blok

penambangan yaitu
3

blok Batulaki, blok Sebamban Bawah (Bunati), blok Sebamban Atas

(Kusan), dan blok Girimulya. Dari ke-empat blok ini, hanya Blok Girimulya

yang belum memasuki tahapan eksploitasi. Dalam operasi produksinya, terdapat

beberapa kontraktor yang ikut bekerja sama dengan PT. Borneo Indobara, yaitu

PT. Sapta Indra Sejati (PT. SIS), PT. Wira Bhumi Sejati (PT. WBS), dan PT.

Bangun Arta Hutama (PT. BAMA), dengan target produksi batubara sebesar

20,000,000 ton pertahun.

PT. Borneo Indobara juga bekerja sama dengan PT. Dian Ciptamas

Agung (PT. DCA) yang merupakan perusahaan pelayaran yang bergerak dalam

bidang pengoperasian kapal, pengawakan, dan bongkar muat batubara. Dalam

hal ini PT. Dian Ciptamas Agung adalah sebagai owner kapal yang bekerja

sama dengan PT. Borneo Indobara dalam bidang pengangkut muatan batubara.

Sebagai owner kapal, PT. Dian Ciptamas harus mengikuti SOP dari perusahaan

PT. Borneo Indobara agar dapat melakukan charter party. Dua perusahaan

saling bekerja sama untuk memperhatikan keamanan dan keselamatan crew

kapal. Inspeksi kapal harus dilakukan sebelum perjanjian (off hire) terjadi untuk

memenuhi SOP PT. Borneo Indobara yang harus dilaksanakan PT. Dian

Ciptamas sebagai owner kapal. Permasalahan yang terjadi adalah kapal milik

PT. Dian Ciptamas yaitu Kapal TB. KSA 91 tidak memenuhi SOP PT. Borneo

Indobara.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik

mengangkat masalah tersebut untuk mengambil topik skripsi dengan judul,“


4

ANALISIS PELAKSAAN INSPEKSI KAPAL TB. KSA 91 UNTUK

MEMENUHI SOP DI PT. BORNEO INDOBARA”

1.2. Perumusan Masalah

Dalam penulisan karya ilmiah, suatu rumusan masalah menjadi bagian

yang sangat penting. Karena dengan perumusan masalah tersebut akan mencari

jawaban yang tepat dan sesuai untuk pemecahan dari masalah tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

menuangkan beberapa rumusan masalah:

1.2.1 Bagaimana pelaksanaan inspeksi kapal TB. KSA 91 untuk memenuhi

SOP di PT. Borneo Indobara?

1.2.2 Apa saja kendala yang terjadi dalam pelaksanaan inspeksi kapal TB.

KSA 91 untuk memenuhi SOP di PT. Borneo Indobara?

1.2.3 Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala yang terjadi saat

pelaksanaan inspeksi kapal TB. KSA 91 di PT. Borneo Indobara?

1.3. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai,

adapun tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Untuk mengetahui pelaksanaan inspeksi kapal TB. KSA 91 sesuai SOP

di PT. Borneo Indobara


5

1.3.2 Untuk mengetahui kendala yang terjadi dalam ispeksi kapal TB. KSA 91

di PT. Borneo indobara

1.3.3 Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi kendala yang terjadi saat

pelaksanaan inspeksi kapal TB. KSA 91 di PT. Borneo Indobara

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan

masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan dunia pelayaran, dunia keilmuan

dan pengetahuan serta bagi individu, seperti :

1.4.1 Secara Teoritis

1.4.1.1 Bagi Penulis

1.4.1.1.1 Sebagai bekal pengalaman yang berharga yang

diharapkan bermanfaat pada masa-masa mendatang

untuk membantu kelancaran kerja saya setelah

wisuda.

1.4.1.1.2 Membandingkan antara teori yang telah diterima di

bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan .

1.4.1.1.3 Melatih peneliti untuk bersikap kritis dalam

mencermati masalah yang ditemui khususnya objek

pada penelitian.

1.4.1.1.4 Sebagai penambah ilmu dan wawasan yang lebih

bagi penulis tentang inspeksi kapal.


6

1.4.1.2 Bagi Pembaca

1.4.1.2.1 Dapat menambah pengetahuan dan wawasan

terhadap pembaca tentang inspeksi kapal

1.4.1.2.2 Dapat mengetahui prosedur tentang cara inspeksi

kapal.

1.4.2 Secara Praktis

1.4.2.1 Bagi Masyarakat

1.4.2.1.1 Untuk memberikan masukan tentang SOP

perusahaan untuk kelancaran kegiatan inspeksi

kapal serta hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti

berikutnya sehingga dapat menyajikan hasil

penelitian sebagai bahan acuan bagi peneliti

berikutnya agar dapat menyajikan hasil penelitian

yang lebih baik..

1.4.2.2 Bagi Lembaga Pendidikan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

1.4.2.2.1 Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan adik – adik dan dapat menjadi sumber

bacaan bagi taruna – taruni.

1.4.2.2.2 Dapat dijadikan panduan atau informasi untuk

pengetahuan taruna/i dalam menerapkan ilmu yang


7

diperoleh selama masa perkuliahan maupun selama

praktek di masa yang akan datang.

1.5. Sistematika Penulisan

Agar diperoleh gambaran yang jelas, nyata dan muidah dipahami maka

dalam pembahasan ini penulis akan uraikan sesuai dengan sistematika. Adapun

sistematika penulisan yang disusun adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab 2 ini memuat dasar teori tentang teori yang akan di

jadikan landasan dan definisi konsepsional dalam penulisan laporan

tugas akhir ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan memuat hal-hal tentang tempat penelitian, data

yang diperlukan dan metoda pengumpulan data dalam rangka

memperoleh data yang akurat guna menyelesaikan permasalahan yang

ada di dalam skripsi ini.


8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab 4 ini memuat hasil penelitian yang dilakukan penulis

untuk membahas hasil penelitian yang penulis lakukan selama

penelitian yang bertujuan untuk membahas tentang judul yang di

angkat oleh penulis.

BAB V PENUTUP

Bab 5 ini merupakan bab terakhir yang menyajikan tentang

kesimpulan dan kemudian di berikan saran yang dikemukakan oleh

penulis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan

dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka disusun seperti pada usulan penelitian.

LAMPIRAN

Lampiran dipakai untuk menempatkan data atau keterangan lain yang berfungsi

melengkapi urain yang telah disajikan dalam bagian sama.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Berisikan data diri penulis


10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung pembahasan mengenai analisis pelaksanaan inspeksi

kapal untuk memenuhi SOP, maka peneliti akan menambahkan teori-teori

penunjang dan definisi berbagai istilah agar mempermudah pemahaman

dalam penulisan skripsi ini.

2.1.1 Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:205), analisis

berasal dari kata analisa, definisi analisa adalah penyelidikan

terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya)

untuk mengetahui keadaan yang sebernarnya (sebab musabab, duduk

perkaranya, dan sebagainya), sedangkan analisis penguraian suatu

pokok atas berbagai bagian dan penelaahan bagian itu sendiri serta

hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan. Analisis dapat juga diartikan sebagai

kemampuan memecahkan atau menguraikan suatu materi atau

informasi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah

dipahami. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola

secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan

diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.

11
12

Selain penjelasan diatas, para ahli dan pakar memiliki

pandangan yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa itu analisis.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini pengertian analisis menurut para

ahli. Menurut Komaruddin (2001:306) dalam sebuah jurnal yang

ditulis olehnya menyatakan bahwa :

“Analisis menurut Komaruddin adalah kegiatan berpikir untuk


menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehinga dapat
mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan
fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu”.
Selain itu , menurut Menurut Harahap (2004:107) dalam jurnal

menyatakan bahwa “Pengertian analisis menurut Harahap adalah

suatu upaya untuk memecahkan atau menguraikan sesuatu unit

menjadi berbagai unit terkecil”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis

adalah proses pencarian jalan keluar (pemecahan masalah) yang

mulanya dari dugaan akan kebenarannya, penyelidikan terhadap

suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta

hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan

pemahaman makna dari kesuluruhan dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis dalam penelitian ini menganalisis atau mengupas suatu

masalah dalam pelaksanaan inspeksi kapal untuk memenuhi SOP

perusahaan.
13

2.1.2 Inspeksi Kapal

Teori yang digunakan untuk penelitian kali ini salah satunya

yakni tentang pengertian inspeksi kapal. Dalam bab ini akan

dijelaskan tentang pengertian Inspeksi Kapal. Berikut penjelasan

teori tentang Inspeksi Kapal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kho,2019:108),

Inspeksi diartikan sebagai pemeriksaan seksama, pemeriksaan secara

langsung tentang peraturan, tugas dan lain sebagainya. Jika kata

Inspection atau Inspeksi ini kita aplikasikan ke dalam pengendalian

kualitas maka dapat diartikan bahwa Inspeksi atau Inspection adalah

pemeriksaan secara seksama terhadap suatu produk yang dihasilkan

apakah sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan

padanya.

Inspeksi adalah suatu ilmu untuk menentukan kondisi atau

keadaan suatu benda, proses fabrikasi atau pengolahan, serta

lingkungan. Inspeksi merupakan gabungan antara ilmu Engineering

(ilmu ke-teknik-an), management, process dan craftmenship

(keahlian kejuruan) yang hanya dapat dilaksanakan setelah melalui

beberapa tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan fisik, pelaporan,

sertifikasi dan recording atau pendataan (Thahir, 2017:68).

Dari beberapa teori yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan

pengertian dari Inspeksi Kapal. Inspeksi Kapal yakni pengecekan

secara visual di bagian tertentu kapal sesuai dengan ketentuan yang


14

telah ditetapkan untuk pengontrolan kondisi kapal tersebut.

Inspeksi Kapal hanya dapat dialksanakan setelah melalui beberapa

tahap yait pesiapan, pelaksanaan fisik, pelaporan, sertifikasi, dam

pendataan.

2.1.3 Pengertian standar operasional prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur atau yang disingkat dengan SOP

merupakan panduan bagi pelaksana kerja atau petugas dalam

menjalankan tugasnya, sebagai panduan yang diharapkan mampu

mempermudah kegiatan dalam mencapai tujuan dengan hasil yang

diinginkan. SOP adalah panduan hasil kerja yang diinginkan serta

proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat didokumentasikan

secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) kerja secara rinci

dan sistematis. Alur kerja (prosedur) tersebut haruslah mudah

dipahami dan dapat diimplementasikan dengan baik dan konsisten

oleh pelaku. Implementasi SOP yang baik akan menunjukkan

konsistensi hasil kerja, hasil produk dan proses pelayanan dengan

mengacu kepada kemudahan, pelayanan dan pengaturan yang

seimbang.

2.1.3.1 SOP adalah suatu set instruksi (perintah kerja) terperinci

dan tertulis yang harus diikuti demi mencapai keseragaman

dalam menjalankan suatu pekerja tertentu (detailed, written,

instructions to achieve uniformity of the performance of a

specific function) dengan berpedoman pada tujuan yang

harus dicapai.
15

2.1.3.2 SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang

dibakukan (terdokumentasi) mengenai berbagai proses

penyelenggaraan administrasi perusahaan, bagaimana dan

kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

SOP adalah serangkaian instruksi yang menggambarkan

pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara

berulang pada sebuah organisasi (EPA, 2001).

2.1.3.3 SOP adalah suatu panduan yang mnjelaskan secara

terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan

(FEMA, 1999).

2.1.3.4 SOP adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk

memecahkan suatu masalah (Lingappan,2000).

2.1.3.5 SOP adalah sebuah panduan yang dikemukakan secara jelas

tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua

majikan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari

(“Developing standard operating procedures in Wildland

Fire Management”,2003)

2.1.3.6 SOP adalah suatu standar/pedoman tertulis yang

dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu

kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.3.7 SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan

yang harus dilalui untuk untuk menyelesaikan suatu proses

kerja tertentu.
16

Dalam kegiatan penyusunan dan implementasi SOP ini

memerlukan partisipasi dari semua pihak terkait, karena merekalah

yng paling tahu kondisi yang terjadi di lapangan serta merekalah

yang akan langsung terkena dampak dari penerapan SOP tersebut.

SOP yang dibuat pun harus disesuaikan dengan kondisi dimana SOP

itu akan diberlakukan, berdasar pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No 35

Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional

Prosedur Administrasi Pemerintahan, tujuan dari pedoman ini adalah

member panduan bagi seluruh instansi pemerintahan pusat dan

daerah dalam mengidentifikasi, menyusun dan mendokumentasikan,

mengembangkan, memonitor serta mengevaluasi SOP sesuai dengan

tugas dan fungsi aparatur pemerintah.

2.1.4 Peran standar operasional prosedur (SOP)

Sesuai dengan perkembangan perusahaan dan kompleksitas

bisnis serta dinamika yang ada, peran SOP semakin dibutuhkan

dalam perusahaan sebagai pedoman dalam menjalankan suatu proses

pekerjaan. Bisa dibayangkan, tanpa pedoman yang baku tentunya

akan menimbulkan diantara karyawan. Seringnya timbul

permasalahan yang selau berulang-ulang membuat banyak karyawan

frustasi, sementara pimpinan sibuk dengan pekerjaanya dan tidak ada

waktu untuk mengurusi masalah yang terjadi di dalam unit bisnisnya.

Selain itu pedoman dalam melaksanakan tugas, Standar Operasional


17

Prosedur atau SOP dapat mengefektifkan serta

mengefesienkan setiap rentetan kegiatan petugas di lapangan. Di

Negara kita, semua instansi diwajibkan memiliki SOP, seperti halnya

di instansi yang mempunyai mitra kerja. Didalam prosedur SOP

terdapat beberapa pengertian defisini operasional, shipper, owner

dan charter kapal yaitu:

2.1.4.1. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penentuan construct,

sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Indriantoro

2009)

2.1.4.2. Shipper

Shipper adalah nama lain dari exporter atau pengirim

barang. Istilah shipper ini sebagai pengganti kata

exporter/pengirim barang/penjual.

2.1.4.3. Owner

Definisi owner adalah lebih mengarah ke pemilik usaha,

bisa perorangan atau kelompok. Kelompok atau grup

biasanya ada investasi dari beberapa investor namun

pemilik usaha tetap jadi owner atau investor pun bisa

dikatakan owner.

2.1.4.4. Charter Kapal

Definisi charter kapal adalah merupakan kegiatan sewa-

menyewa kapal. Dalam dunia pelayaran, charter kapal

dapat kita ketahui ada tiga jenis sistem charter kapal yaitu :
18

2.1.4.4.1. Time Charter

System penyewaan kapal antara pemilik kapal

(ship’s owner) dengan penyewa (charterer)

yang didasarkan pada jangka waktu.(lama

penyewaan) yang disetujui oleh kedua belah

pihak.

2.1.4.4.2. Voyage Charter

Suatu system penyewa kapal antara pemillik

dan penyewa kapal atas dasar satu atau

beberapa trayek angkutan. Perjalan kapal

dimana untuk trayek dimaksud, pemilik kapal

akan mennyerahkan seluruh atau sebagian

“Ruang Muatan” (Ruang Space Available)

kepada penyewa setelah yang bersangkutan

membayar tarif sewa per voyage.

2.1.4.4.3. Bareboat Charter

Suatu sistem sewa menyewa kapal dimana

pihak pemilik kapal menyerahkan kapal dalam

keadaan kosong, tanpa anak buah kapal tetapi

lengkap dengan sarana/peralatan dan

perlengkapan kapal untuk berlayar secara

aman,setelah menerima uang sewa (Hire Rate)

dan pihak penyewa (Charterer)


18

2.2. Kerangka Pikir

Untuk mempermudah pembahasan skripsi mengenai “Analisis

Pelaksanaan Inspeksi Kapal TB.KSA 91 untuk memenuhi SOP di PT.

Borneo Indobara”. Maka peneliti membuat kerangka pikir sebagai berikut

Analisis Pelaksanaan Inspeksi Kapal TB.KSA 91


untuk memenuhi SOP di PT. Borneo Indobara

SHIPPER OWNER
Persiapan dokumentasi dan informasi. 1. Membawa alat tulis untuk mencatat
Pemeriksaan dan pengetesan peralatan apa saja yang kurang maka akan dipenuhi.
navigasi.

Melakukan Inspeksi Kapal


Pengecekan dokumen kapal.
Pengecekan alat pelindung diri (APD).
Pengecekan alat navigasi kapal.

Kendala
Tidak ada pemberitahuan dari kapal kepada kantor tentang dokumen yang akan
expired.
Banyaknya alat pelindung diri yang tidak sesuai dengan SOP.

Dampak
Menimbulkan kapal tidak dapat beroperasi karena sertifikat mati.
Dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

Tindakan
Pihak kapal segera menghubungi kantor untuk memperpanjang sertifikat kapal.
Pihak kantor segera pengadaan barang alat pelindung diri.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penulis


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Desain penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis didalam

menyampaikan masalah adalah deskriptif kualitatif untuk menggambarkan dan

menguraikan objek yang diteliti, atau gambaran tentang fakta-fakta tentang

yang ada dilapangan. Dengan pendekatan ini peneliti melakukan penelitian

dengan latar belakang yang sesuai dengan konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2018:109).

Penulisan kualitatif lebih menekankan analisis pada pengumpulan data

deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antara

fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini

menunjukan bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan

dukungan data kuantitatif, akan tetapi penekanan tidak pada pengkajian

hipotesis, melainkan pada usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian

melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif. Penelitian kualitatif tidak

dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan

berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya

dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus

menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu

peristiwa situasi yang dialami. Jenis penelitian yang digunakan adalah

deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga

dapat lebih muda dipahami dan disimpulkan.

28
29

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan yang

data-datanya berupa kata-kata (bukan angka-angka) yang berasal dari

wawancara, catatan, laporan dokumen, dan lain-lain, atau penelitian yang

didalamnya mengutamakan untuk pendeskripsian secara analisis suatu

peristiwa atau proses sebagaimana adanya dalam lingkungan yang dialami

untuk memperoleh makna yang mendalam dari proses tersebut. Pendekatan ini

merupakan suatu proses pengumpulan data secara sistematis dan intensif

untuk memperoleh pengetahuan tentang “Analisis Pelaksanaan Inspeksi Kapal

Untuk Memenuhi SOP di PT. Borneo Indobara”. Menurut Bogdan dan Taylor

(dalam buku Lexy J. Moleong) mendefinisikan metode kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghadirkan data deskriptif beberapa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati. Pendekatan

kualitatif digunakan untuk mengungkapkan daya deskriptif dan informasi

tentang apa yang mereka lakukan dan yang mereka alami terhadap fokus

penelitian.

Desain penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa mendatang. Tujuan penelitian

deskriptif adalah untuk membuat skripsi terpapar secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan, data tersebut berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, foto, dokumen pribadi. Oleh karena itu, didalam

pembahasan
30

masalah, peneliti berusaha untuk memaparkan hasil dari semua studi dan

penelitian yang diperoleh selama melaksanakan praktek darat.

3.2 Fokus dan Lokus Penelitian

3.2.1 Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah sebuah bentuk pemusatan fokus kepada

sebuah intisari dari penelitian yang akan dilakukan, serta merupakan

sebuah bentuk dari garis yang terbesar ke dalam sebuah jantung

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini menjadikan

sebuah metode observasi dan juga analisa dari hasil penelitian

sehingga akan dapat menjadi lebih terarah dalam hal melakukan

penelitian. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan memfokuskan

permasalahan serta membatasi penelitian guna membatasi studi untuk

memenuhi kriteria inklusi atau kriteria masuk-keluar (inclusion-

exclusion criteria) suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan.

Dalam penelitian ini akan memfokuskan permasalahan dalam

pelaksanaan inspeksi kapal TB. KSA 91

3.2.2 Lokus Penelitian

Lokasi penelitian adalah suatu tempat atau wilayah dimana

penelitian tersebut akan dilaksanakan. Berdasarkan judul “Analisis

Pelaksanaan Inspeksi Kapal TB.KSA 91 untuk Memenuhi SOP di PT.

Borneo Indobara”. Makan penulis menetapkan lokasi penelitian

dilokasi Bunati, Kalimantan Selatan, tepatnya di PT. Borneo Indobara

sebagai instansi yang terkait dengan masalah yang diangkat oleh


31

penulis untuk mendapatkan data dan melakukan penelitian atas

rumusan masalah yang diteliti oleh penulis.

3.3 Sumber Data Penelitian

Sumber data merupakan informasi yang berisikan data-data yang

berkaitan dengan penelitian yang diambil oleh penulis guna membantu penulis

dalam melakukan penulisan skripsi ini. Sumber data yang dimaksud yaitu

semua informasi yang diperoleh penulis, baik dari yang merupakan benda

nyata, sesuatu yang abstrak, maupun peristiwa yang terjadi pada waktu penulis

melakukan praktek darat. Data dapat dikelompokkan berdasarkan cara

pengumpulannya, yaitu dibagi menjadi 2 (dua) yang pertama adalah data

primer dan yang kedua adalah data sekunder. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan 2 (dua) jenis sumber data yaitu:

3.3.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui

kuisioner, kelompok, fokus dan panel, atau juga data hasil wawancara

peneliti dengan narasumber. Data diperoleh dari data primer harus

diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Surjarweni, 2014). Dalam skripsi ini data primer

yang digunakan adalah data yang didapat secara langsung dari

sumbernya, dengan cara pengamatan dan wawancara terhadap orang-

orang yang terlibat secara langsung terhadap topik pembahasan.

Pada umumnya sumber data primer selalu dianggap lebih baik dari

sumber data sekunder. Hal ini didukung dengan beberapa karakteristi

pada saat dilakukanya wawancara terhadap HSE dan shipper


36

dari data primer dimana umumnya data primer bersifat lebih terperinci

dari data sekunder. Istilah-istilah dan unit pengukuran yang digunakan

dalam data primer selalu dirumuskan secara lebih sempurna. Dalam hal

ini data yang terlibat secara langsung pada materi atau hal-hal yang

berhubungan dengan materi yang penulis perlukan. Oleh sebab itu data

primer adalah data utama bagi penulis sebagai sumber informasi dalam

penyusunan skripsi ini.

3.2.1 Data sekunder

Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2015:88) data sekunder adalah

sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Dari pengertian itu

dapat disimpulkan data sekunder adalah data yang didapat dari sumber

lain seperti dari catatan, buku, laporan, majalah, artikel, buku-buku

sebagai teori, dan lain sebagainya. Daya yang diperoleh dari data

sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Pengumpulan data-data dari data

sekunder mempunyai kategori atau klarifikasi dan maksud tertentu

menurut kebutuhan pengumpul data. Dalam skripsi sumber-sumber

data sekunder dapat diperoleh oleh peneliti dari buku, jurnal , novel ,

dan sebagainya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang

relevan, akurat, dan nyata. Dalam penyampaian hasil penelitian kedalam

sebuah tulisan tentunya harus disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan

penelitian. Masing- masing bagian dari tulisan tersebut memiliki keterkaitan

satu sama lain. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan data-data yang akurat. Untuk

memperoleh data-data tersebut secara akurat dan bisa dijamin tingkat


37

validitasnya, maka diperlukan beberapa metode pengumpulan data. Metode

pengumpulan data ada beberapa macam tergantung dari bagaimana

penyampaian hasil penelitian tersebut nantinya.

Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2015:194), menjelaskan bahwa metode

pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil wawancara (interview),

observasi, dan dokumentasi. Setiap metode mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode pengumpulan data lebih dari satu sehingga dapat saling

melengkapi satu sama lain untuk menuju kesempurnaan penelitian. Teknik

pengumpulan yang digunakan oleh penulis antara lain yaitu:

3.4.1 Riset lapangan

Riset lapangan merupakan metode penelitian dimana peneliti

langsung melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang

diamati, sehingga data-data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan

kenyataan yang terjadi. Dalam penelitian lapangan dapat dilakukan

dengan beberapa cara:

3.4.1.1. Observasi

Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd ( 2012:46),

menjelaskan bahwa observasi adalah proses pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang

nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur-

unsur yang nampak itu disebut dengan data atau informasi

yang harus diamati dan dicatat secara benar dan lengkap.

Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2015:204), adapun

jenis- jenis observasi tersebut diantaranya observasi berperan

serta (participant observation), observasi nonparticipant,

observasi terstruktur, dan observasi tidak terstruktur. Penulis


38

melakukan pengamatan maka penulis menjadi partisipan dan

berperan sebagai partisipatif yaitu terlibat dalam kegiatan

penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan mengamati

langsung objek penelitian yaitu dengan mengamati kejadian-

kejadian yang terjadi saat proses pelaksanaan inspeksi kapal,

dan penulis dapat menentukan narasumber yang akan

memberikan informasi tentang gambaran permasalahan.

3.4.1.2. Wawancara (interview)

Prof. Dr. Sugiyono (2015:231), menjelaskan bahwa

wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila akan melakukan studi pendahuluan untuk

menentukan permasalahan yang harus diteliti, serta

wawancara juga digunakan peneliti untuk mengetahui hal-

hal yang lebih mendalam dari responden. Teknik

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang

diri sendiri atau self- report, atau setidaknya pada

pengetahuan dan keyakinan pribadi.

Jadi dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-

hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

memberikan informasi situasi dan fenomena yang terjadi,

dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Dalam

hal ini penulis memerlukan adanya kontak langsung dengan

narasumber.

3.4.2 Studi pustaka


39

Studi pustaka merupakan salah satu teknik

pengumpulan data dan informasi dengan menelaah sumber-

sumber tertulis seperti jurnal ilmiah, buku referensi, literatur,

ensiklopedia, karangan ilmiah, serta sumber-sumber lain yang

terpercaya baik dalam bentuk tulisan atau dalam format

digital yang relevan dan berhubungan dengan objek yang

sedang diteliti. Dari buku- buku referensi peneliti bisa

memecahkan masalah berdasarkan teori- teori an rumus-

rumus yang telah diuji kebenarannya dan diakui secara

umum. Hal ini juga dapat untuk menelaah penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan objek yang

sedang diteliti melalui jurnal ilmiah dimana mempunyai

referensi- referensi yang akurat. Studi pustaka menjadi

landasan teori ketika peneliti akan mengambil kesimpulan

berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Studi pustaka dilakukan sebelum atau saat melakukan

penelitian, sehingga peneliti dapat menemukan informasi

yang relevan sesuai dengan objek penelitian serta menambah

pengetahuan mengenai masalah yang diteliti. Dengan

melakukan studi pustaka peneliti juga dapat menemukan

masalah yang akan dijadikan objek penelitian, dalam hal ini

peneliti telah menemukan objek permasalahan selama

melakukan praktek darat. Dengan begitu penulis akan

mengumpulkan berbagai informasi-informasi dari berbagai

sumber serta membaca buku-buku atau jurnal-jurnal yang

berkaitan dengan inspeksi kapal.

3.4.3 Dokumentasi
40

Dalam penelitian dokumentasi berperan penting karena

dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data yang berkaitan

dengan objek yang diteliti dapat dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Menurut Prof. Dr.

Sugiyono (2015:240) dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu, Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar


39

atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan

(life histories), biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan

lain- lain. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya

seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode-

metode dokumentasi diatas selama praktek darat guna

mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai penunjang

objek penelitian.

3.5 Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar kebenaran suatu data hasil

penelitian yang lebih menekankan pada data / informasi. Salah satu teknik

keabsahan data yang dapat digunakan yaitu triangulasi. Dalam skripsi ini

penulis menggunakan teknik triangulasi untuk pengumpulan data. Menurut

Prof. Dr. Sugiyono (2015: 241), dalam teknik pengumpulan data, triangulasi

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Penelitian

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi maka peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yangberbeda dalam metode kualitatif, hal tersebut dapat dicapai melalui

beberapa cara seperti membandingkan data hasil pengamatan dengan data


40

hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan keadaan dan

perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti

rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi,

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Tujuan pengumpulan data dengan cara-cara tersebut digunakan oleh peneliti

sebagai pengumpulan data yang valid dimana kepercayaan dan ketepatan

informasi yang didapatkan bersifat paling tepat untuk digunakan sebagai

penunjang penelitian.

3.6 Teknik Analisa Data

Proses pengumpulan dan analisa data dilakukan pada waktu bersamaan

dengan proses pengumpulan data berlangsung secara terus menerus sampai

pada titik kejenuhan data. Pada tahap ini dilakukan suatu proses penyeleksian,

pemfokusan, penyederhanaan, pengabstraksian data dari field note dan

transkrip hasil wawancara. Proses ini berlangsung sepanjang penelitian

dilakukan dengan membuat singkatan, kategorisasi, memusatkan tema,

menentukan batas-batas permasalahan dan menulis memo. Pada tahap ini,

setelah mendapatkan data dari hasil wawancara yang berupa, field note, dan

pengamatan lainnya, penulis langsung melakukan transfer data kedalam

sebuah tulisan yang lebih teratur dan sistematis. Sebagai upaya

meminimalisasi reduksi data karena keterbatasan ingatan. Selanjutnya penulis

melakukan pengkategorisasian data menurut kebutuhan penelitian. Hal ini

dilakukan untuk membantu penulis dalam menganalisa data dan

memasukkannya kedalam bab pembahasan pada penulisan hasil penelitian.

Hal itu akan diverifikasi dengan temuan-temuan data selanjutnya dan

akhirnya sampai pada penarikan kesimpulan akhir.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Borneo Indobara adalah perusahaan yang bergerak

dibidang pertambangan yang menjual batubara ke luar maupun

dalam negeri yang memiliki pusat di Sinarmas Land Plaza, Tower 2

Lantai 7, JL. M.H. Thamrin No.51 Jakarta 10350. Kantor ini

memiliki lokasi pertambangan di desa Angsana , Bunati , Kalimantan

Selatan. PT. Borneo Indobara merupakan pemegang Perjanjian

Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan izin

tentang permulaan tahap kegiatan produksi dan Keputusan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral No.10.K/40/DJB/2006. Dengan

Riadi Simka Pinem sebaga Kepala Teknik Tambang (KTT). PT.

Borneo Indobara memiliki Standar Operasional Prosedur yang harus

di patuhi.

15

Gambar 4.1 Kantor PT. Borneo Indobara

40
41

4.1.2. Struktur Organisasi

Branch Manager
Suharisto Rio Ambowo

Barging Safety Officer Doc & Crewing Technical


Scheduler Tri Kurnia Section Head Section
Randy Mamola Welfianto Robertus Tando

Doc & Crewing Technical


Officer Arfan Tio
M. Rudini

Document Staff
M Khoirul Asror

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Broneo Indobara


Secara garis besar tugas daripada masing-masing divisi sebagai

berikut:

4.1.2.1. Branch Manager

4.1.2.1.1. Mengatur dan mengawasi keseluruhan terhadap

pengoperasian armada kapal.

4.1.2.1.2. Mengawasi pekerjaan semua staff operasional.

4.1.2.1.3. Memonitor dan menilai hasil kerja semua staff

kantor dan Anak Buah Kapal (ABK).


42

4.1.2.1.4. Mengawasi dan mengendalikan anggaran


biaya.

4.1.2.1.5. Menjamin bahwa kecelakaan diperiksa dan

dilaporkan ke kantor pusat.

4.1.2.1.6. Memastikan komunikasi di kapal berjalan

dengan baik.

4.1.2.1.7. Menandatangani surat perjanjian kerja laut.

4.1.2.2. Barging scheduler

4.1.2.2.1. Mengatur tujuan pelabuhan bongkar muat kapal.

4.1.2.2.2. Membuat barging report atau laporan harian

kapal.

4.1.2.2.3. Mengontrol dan mengawasi operasinal kapal di

wilayah bunati.

4.1.2.3. Doc&crewing section head

4.1.2.3.1. Memonitor kondisi crew kapal.

4.1.2.3.2. Bertanggung jawab dalam memanggil awak kaal

yang telah standby setelah mendapatkan

persetujuan dari ship owner.

4.1.2.4. Safety officer

4.1.2.4.1. Melakukan inspeksi setiap bulan untuk

memastikan crew kapal keadaan sehat.

4.1.2.4.2. Membuat dan memelihara dokumen yang

berkaitan dengan K3.

4.1.2.4.3. Mengevaluasi insiden kecelakaan.


43

4.1.2.5. Technical Section

4.1.2.5.1. Bertanggung jawab atas docking di dockyard

4.1.2.5.2. Mengurus pengadaan barang.

4.1.3. Gambaran Umum Kapal

PT. Borneo Indobara melakukan kerja sama dengan beberapa

perusahaan pelayaran yang bergerak dalam bidang jasa

pengangkutan batubara yang bergerak dalam bidang pemasaran dan

penjualan batubara harus mengunakan kapal tongkang yang ditarik

oleh kapal tug boat sebagai alat angkut untuk mendistribusikan

batubaranya di area perairan dan mengunakan bantuan floating crane

sebagai alat alih muat batubara dari tongkang ke palka mother vessel,

Apabila mother vessel tersebut tidak dilengkapi dengan alat alih

muat (crane) sendiri. Berikut beberapa perusahaan pelayaran yang

yang melayani distribusi batubara PT. Borneo Indobara di area

perairan :

4.1.2.1. PT. Kartika Samudra Adijaya

PT. Kartika Samudra Adijaya adalah perusahaan

pelayaran yang bergerak dalam bidang jasa pengangkutan

menggunakan kapal tongkang yang ditarik oleh kapal tug

boat selain itu perusahaan ini juga melayani jasa alih muat

dengan memiliki beberapa floating crane. PT. Kartika

Samudra Adijaya merupakan perusahaan yang memilki

armada yang cukup banyak dan sudah mempunyai nama di

kalangan perusahaan-perusahaan pelayaran yang bergerak

dalam
44

bidang tug and barge. Perusahaan ini memiliki

beberapa cabang yang besar dan salah satu cabangnya

berada di Desa Bunati Kecamatan Angsana Kabupaten

Tanah Bumbu Kalimantan Selatan untuk melayani

transhipment batubara PT. Borneo Indobara. Berikut adalah

armda kapal tunda dan tongkang milik PT. Kartika

Samudra Adijaya yang beroperasi untuk PT. Borneo

Indobara :

Tabel 4.1 : Daftar Armada Kapal PT. KSA

Kapal Tunda Tongkang

TB. KSA 06 BG. RMN 2717


TB. KSA 77 BG. RMN 4321
TB. KSA 16 BG. KOMPAS 3001
TB. KSA 17 BG. RMN 2720
TB. KSA 27 BG. RMN 378
TB. KSA 29 BG. RMN 346
TB. KSA 31 BG. RMN 2714
TB. KSA 33 BG. RMN 384
TB. KSA 34 BG. RMN 2714
TB. KSA 42 BG. RMN 2712
TB. KSA 44 BG. RMN 2719
TB. KSA 49 BG. RMN 2716
TB. KSA 72 BG. RMN 2719
TB. KSA 76 BG. TBG 303
TB. KSA 78 BG. RMN 2721
TB. KSA 84 BG. RMN 370
TB. KSA 87 BG. ATK 310
TB. KSA 88 BG. RMN 2713
TB. KSA 89 BG. ATK 316
TB. KSA 12 BG. RMN 2718
TB. KSA 94 BG. RMN 2711
TB. KSA 96 BG. ISA 308
TB. KSA 98 BG. ISA 308
45

4.1.2.2. PT. Dian Ciptamas Agung

PT. Dian Ciptamas Agung merupakan perusahaan

pelayaran yang bergerak dalam bidang jasa pengangkutan

batu bara dengan mengunakan kapal berjenis tongkang

yang ditarik oleh tug boat. Perusahaan ini didirikan pada

tahun 2015 dan kantor pusatnya terletak di Jakarta Pusat.

Hingga saat ini PT. Dian Ciptamas Agung memiliki 16 set

armada kapal tunda dan kapal tongkang yang beroperasi di

beberapa perusahaan pertambangan batubara, salah satunya

perusahaan yang dilayani oleh PT. Dian Ciptamas Agung

adalah PT. Borneo Indobara. Selain mengunakan kapal

yang mereka miliki, PT.Dian Ciptamas Agung juga

melakukan kerjasama dengan perusahaan pelayaran lainya

dengan menyewa kapal dengan mengunakan sistem

perjanjian sewa berdasarkan waktu atau biasa disebut time

charter. Berikut adalah Tug Boat dan kapal tongkang PT.

Dian Ciptamas Agung yang beroperasi untuk PT. Borneo

Indobara :

Tabel 4.2 : Daftar Armada Kapal PT. DCA

Kapal Tunda Tongkang

TB. TENANG 1601 BG. TERANG 3001


TB. TENANG 2001 BG. TERANG 3006
TB. HARLINA 9 BG. TERANG 3003
TB. HARLINA 23 BG. TERANG 3005
TB. KSA 91 BG. RMN 2718
TB. KSA 55 BG. RMN 376
TB. KSA 59 BG. 2715
46

TB. KSA 82 BG. RMN 387


TB. KSA 52 BG. RMN 383

4.1.2.3. PT. Trans Power Marine Tbk

PT. Trans Power Marine Tbk merupakan

perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang transportasi

barang curah, terutama batubara. Perusahaan ini juga

melayani pengapalan batubara PT. Borneo Indobara.

Perusahaan ini lebih fokus melayani pengapalan batubara

PT. Borneo Indobara yang sifatnya long towing atau port to

port tetapi tidak menutup kemungkinan untuk tetap

melakukan transhipment. Perusahaan ini hanya memiliki

dua (2) set kapal tunda dan tongkang yang beroperasi di

area transhipment PT. Borneo Indobara , perusahaan ini

juga memiliki 2 floating crane Berikut daftar nama kapal

perusahaan PT. Trans Power marine yang beroperasi di area

transhipment PT. Borneo Indobara :

Tabel 4.3 : Daftar Armada Kapal PT. Transpower Marine

Kapal Tunda Tongkang

TB. TRANS POWER 242 BG. GOLD TRANS 3006


TB. MC 08 BG. K VIII

4.2. Pembahasan Masalah

Berdasarkan observasi, dokumentasi , dan wawancara maka diperoleh

beberapa pemecahan masalah yang menyebabkan TB. KSA 91 dilakukan


47

inspeksi untuk meningkatkan operasional batubara terhadap konsumen.

Inspeksi kapal dilaksanakan untuk mengelemintasi terhadap ketidaksesuaian

unit atau suatu kegiatan dalam proses transhipment batubara yang berbahaya

dan dapat menghambat proses operasional batu bara. Pada kegiatan

transhipment batubara. Implementasi dilakukan pada saat on hire yang

dilaksanakan oleh inspektor dari pihak PT. Borneo indobara sebelum kapal

di charter untuk masuk kedalam line up muat, selain sebelum proses.

Dalam upaya peningkatan kinerjanya PT. Borneo Indobara terus

mengembangkan diri terutama dalam sistem operasional kapal yang terus

terpusat pada SOP perusahaan. Adapun beberapa poin-poin penting dalam

SOP yang harus diperhatikan seperti:

1. Crew kapal harus sesuai dengan jumlah crew

2. Crew kapal harus menggunakan alat pelindung diri lengkap

3. Crew kapal mempersiapkan alat tulis untuk mencatat temuan-

temuan yang ada pada saat inspeksi

4. Inspector melakukan pengecekan kapal sesuai dengan SOP.

4.2.1 Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi adapun

beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam inspeksi kapal

TB. KSA 91, Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi didapatkan faktor yang mempengaruhi dalam inspeksi

kapal TB. KSA 91 sebagai berikut:


48

4.2.1.1. Faktor Operasional Batu Bara

Proses operasional batubara di area peraiaran dengan

mengunakan kapal tongkang yang ditarik oleh tugboat

merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan melibatkan

banyak pihak, batubara melalui proses yang panjang

sebelum tiba di masing-masing kapal yang sudah menunggu

pada tiap-tiap titik alih muat batubara dari tongkang ke

palka kapal besar. Proses ini diawali dengan dimuatnya

batubara dari stokpile ke kapal tongkang yang disandarkan

di pelabuhan khusus, proses pemindahan dilakukan dengan

mengunakan sarana pelabuhan seperti conveyor atau truck,

dalam proses ini ada beberapa hal harus diperhatikan yakni

stabilitas kapal pada saat selesai muat, kesesuaian kuantitas

dan kualitas batubara yang dimuat, waktu pemuatan, pasang

surut air laut, dan kondisi cuaca pada saat pemuatan, setelah

proses pemuatan selesai dilakukan, kapal tunda akan

menarik tongkang yang telah berisi batubara menuju kapal

besar yang sudah ditentukan sebelumnya dengan jarak

tempuh kurang lebih 12 mil sampai 18 mil dan memerlukan

waktu kurang lebih 6 hingga 8 jam untuk tiba di kapal

besar, setelah tiba tongkang akan disandarkan pada lambung

kapal besar atau floating crane apabila kapal besar tidak

dilengkapi dengan crane untuk proses alih muat batu

baranya.
49

Dari rangkaian proses transhipment batubara

diatas dapat diketahui bahwa proses pemuatan,

pengangkutan, dan pengalihan muatan dilakukan dengan

sangat terencana setiap harinya. Dalam proses operasional

batubara di area perairan dikenal istilah demurage.

Demurage merupakan Pengenaan denda kepada penyewa

kapal jika dalam pelaksanaan pekerjaan pemuatan atau

pembongkaran muatan kapal terjadi keterlambatan

penyelesaian pekerjaan berdasarkan Voyage Charter Party

(Surat kontrak perjanjian sewa menyewa kapal untuk satu

kali perjalanan). Setiap hambatan yang terjadi pada kegiatan

transhipment batubara akan menimbulkan keterlambatan

yang dapat merugikan perusahaan secara finansial. Pada

saat inspeksi dilakukan diatas kapal inspektor akan

melakukan pemeriksaan terhadap beberapa aspek yang

dapat menunjang kelancaran distribusi batubara di area

perairan. Berikut penulis sebutkan aspek-aspek yang dapat

menunjang kelancaran proses distribusi batubara di area

perairan:

4.2.1.1.1. Pemeriksaan kelayakan Tugboat

Tugboat selaku kapal yang menarik kapal

tongkang menjadi objek utama dalam proses

distribusi batubara di area perairan sehingga

dalam pemeriksaan Tugboat lebih banyak objek

yang
50

diuji oleh inspektor pada saat inspeksi agar

Tugboat dapat beroperasi secara maksimal dan

menghindari kendala pada saat menarik tongkang.

Tugboat merupakan kapal yang dirancang untuk

menarik dan mendorong kapal atau segala sesuatu

yang mengapung.

4.2.1.1.2. Pemeriksaan fisik tongkang

Tongkang merupakan kapal dengan

lambung datar dan tidak memiliki

sistem propulsi (pendorong) yang

digunakan untuk mengangkut batubara

dari jetty hingga kapal besar. Agar

dapat mengangkut batubara secara

maksimal tongkang harus berada pada

kondisi yang laik laut. Pada saat

dilakukan inspeksi, inspektor akan

memeriksa kelayakan tongkang,

bagian-bagian tongkang yang akan

diperiksa oleh inspektor secara visual

meliputi: kondisi plat lambung

tongkang, main deck (geladak

tongkang), man hole, draft mark

tongkang, plimsol mark tongkang,

tulisan nama tongkang, plat

sideboard
51

tongkang, stanchion tongkang,

longitudinal stanchion tongkang, beam

dudukan pintu tongkang, bolard (tiang

ikat tongkang), fender (daprah

tongkang), wire breeder tongkang, bull

walk tongkang. Dari uraian diatas dapat

dipahami bahwa inspeksi sesuai dengan

standar operasional prosedur dapat

melakukan pencegahan terhadap

hambatan yang terjadi pada tongkang

dalam proses operasional batubara.

4.2.1.2. Faktor Keselamatan Kesehatan Tenaga Kerja

Keselamatan kesehatan dalam bekerja merupakan

jaminan utama yang harus diberikan perusahaan kepada

setiap karyawannya. Pengawasan aspek keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja itu sangat penting. Pengawasan

terhadap tenaga kerja tidak hanya dilakukan pada saat jam

kerja, pengawasan juga dapat dilakukan pada saat jam

istirahat. Untuk memastikan bahwa tenaga kerja dalam

keadaan sehat atau fit to work. Tujuannya agar kita dapat

memastikan bahwa tenaga kerja dapat menghindari

kecelakaan kerja atau zero accident. Selain melakukan

pengawasan, perusahaan juga memberikan kewajiban


52

untuk melakukan perlindungan kepada seluruh pekerja

yang dianggap membahayakan bagi pekerja. Aspek

keselamatan dan kesehatan kerja juga dapat

mempengaruhi izin produksi yang dikeluarkan pemerintah

melalui perusahaan karena angka kecelakaan kerja yang

dilaporkan dapat mempengaruhi izin produksi yang telah

diberikan sebelumnya, dalam kata lain setiap perusahaan

yang bergerak dalam bidang pemasaran dan penjualan

batubara harus melakukan pencegahan dan perlindungan

terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Dalam melakukan

identifikasi bahaya kerja perlu dilakukan sebagai berikut :

4.2.1.2.1 Berkeliling tempat kerja dan perhatikan hal – hal

yang dapat menyebabkan kecelakaan.

4.2.1.2.2 Jangan mengabaikan hal sepele dan konsentrasi

pada bahaya yang menyebabkan cedera serius.

4.2.1.2.3 Cermati instruksi kerja lembaran data – data

yang berkaitan dengan peralatan dan lainnya.

4.2.1.2.4 Cermati catatan inspeksi dan hasil pengamatan

sebelumnya.

4.2.1.3. Berdasarkan aspek keselamatan kesehatan kerja adapun hal

– hal yang disurvey sesuai standar operasional prosedur

oleh inspector :

4.2.1.3.1 Kelengkapan alat emergency


53

Alat Emergency merupakan peralatan

dan barang keperluan yang dapat digunakan

pada situasi darurat tertentu, keperluan darurat

dapat terjadi karena adanya suatu hal yang

mendesak, situasi bahaya, kebakaran atau

bencana alam. alat-alat emergency yang

diperiksan oleh inspektor meliputi :list

emergency contact (daftar panggilan darurat),

muster list (daftar cara mengatasi keadaan

darurat), first aid kit (kotak P3K), smoke signal

(sinyal asap), red hand flare (kembang api

darurat), paracute signal (pemancar meminta

bantuan), life raft (rakit penolong darurat),

transponder radar (pemancar radio darurat), life

bouy (pelampung darurat), evacuation route

(rambu rute evakuasi), emergency light (senter).

Sedangkat peralatan darurat untuk

kebakaran yang diperiksa oleh inspektor

meliputi: fire plan (peta letak alat pemadam

kebakaran), fire hydrant box (kotak

perlengkapan alat pemadam kebakaran), fire

extinguisher (alat pemadam api ringan), fire

blanket (selimut
55

pemadam api), sopep box (perlengkapan

mengatasi tumpahan minyak)

Berdasarkan pemaran data

mengenai pengecekan alat pelindung diri

dan alat-alat emergency diatas dapat

dipahami bahwa dengan inspeks dapat

melakukan perlindungan kesehatan dan

keselamatan terhadap tenaga kerja PT.

Borneo Indobara.

4.2.2 Pelaksanaan inspeksi kapal kapal TB. KSA 91 untuk

memenuhi SOP di PT. Borneo Indobara

Hasil dari pengamatan penulis mengenai pelaksanaan

inspeksi kapal TB. KSA 91 sebagai berikut :

4.2.2.1. Pengecekan dokumen kapal

Pengecekan dokumen kapal adalah

pengecekan yang dilakukan pada saat inspeksi agar

perusahaan dapat mengetahui apa saja dokumen

yang sudah expired. Pada saat inspeksi , inspector

berpacu pada SOP dari perusahaan.

4.2.2.2. Pengecekan alat pelindung diri

Dalam pelaksanaan inspeksi kapal tidak lepas

dari pengecekan alat pelindung diri seperti safety


56

helmet (pelindung kepala), safety glasses (pelindung

mata), ear muff/ear plug (pelindung pendengaran),

safety gloves (pelindung tangan), safety shoes

(pelindung kaki), safety mask (pelindung

pernapasan), wearpack (pakaian kerja berleflektor), life

jacket (perlindungan dari bahaya tenggelam), full body

harness (perlindungan dari bahaya terjatuh). Karena alat

pelindung diri termasuk bagian penting untuk menunjang

kinerja crew kapal dalam kegiatan operasional kapal.

Gambar 4.3 Pemeriksaan Alat-alat pelindung diri

4.2.2.3. Pengecekan alat-alat navigasi kapal.

Sebagai penunjang dalam operasional kapal,

kondisi alat – alat navigasi kapal sangatlah penting.

Maka dari itu pihak inspector harus memastikan

bahwa alat navigasi kapal harus berfungsi dalam


57

keadaan baik untuk menghindari kecelakaan kerja.

Seperti dapat melihat titik koordinat transhipment

point.

Gambar 4.4 Pemeriksaan Alat – alat Navigasi

Gambar 4.5 Form Checklist Inspeksi Kapal.

Setelah dilakukan inspeksi oleh shipper maka

adapun hasil temuan.


58

4.6 Form ceklist temuan inspeksi kapal TB. KSA 91

4.2.3 Kendala – kendala yang terjadi pada saat inspeksi kapal TB.

KSA 91 untuk memenuhi SOP di PT. Borneo indobara.

Dalam pelaksanaan inspeksi kapal TB. KSA 91 terdapat

kendala – kendala yang terjadi, sebagai berikut:

4.2.3.1. Tidak adanya pemberitahuan dari kapal kepada

kantor tentang dokumen yang akan expired.

Sering terjadi dalam kegiatan inspeksi adanya

dokumen yang expired dikarenakan kurangnya

kordinasi antara kapal,


59

kantor terkait dokumen expired. Hal tersebut akan menghambar

dalam operasional batubara yang akan menyebabkan kapal

akan di off hire.

4.2.3.2. Banyaknya alat pelindung diri yang tidak sesuai dengan SOP.

Adanya alat pelindung diri dengan kualitas dan jumlah

yang tidak sesuai dengan SOP dapat membahayakan crew dan

dapat menimbulkan kecelakaan kerja saat berlangsungnya

kegiatan operasional kapal seperti bongkar muat, transhipment,

long towing dan sebagainya, Seperti alat pelindung diri yang

sudah tidak layak pakai.

4.2.4 Upaya untuk mengatasi kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan

inspeksi kapal TB. KSA 91 di PT. Borneo indobara.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan menulis mendapatkan

upaya untuk mengatasi kendala yang terjadi sebagai berikut:

4.2.4.1.Pihak kapal segera menghubungi pihak kantor untuk

memperpanjang sertifikat yang expired.

Untuk kendala yang terjadi mengenai kurangnya

koordinasi antara kapal dan kantor perihal sertifikat expired

dapat diatasi dengan cara pihak kapal sesegera mungkin

menghubungi pihak kantor agar sertikat dapat diperpanjang,

dikarenakan untuk menghindari kapal di off hire ketika kapal

sedang beroperasi. Di sisi lain memperpanjang sertifikan.

sebelum expired juga sebagai syarat kelaiklautan kapal agar

mempermudah kapal untuk beroperasi secara berkelanjutan.

4.2.4.2.Pihak kantor segera pengadaan alat pelindung diri.

Ketersediaan alat pelindung diri dengan kualitas baik

dan jumlah memadai sangat berpengaruh terhadap kinerja crew


60

kapal dalam hal pelaksanaan operasional kapal, seperti

kesehatan dan keselamatan kerja guna menciptakan terjadinya

zero accident. Terciptanya zero accident sangat mempengaruhi

proses kinerja operasional kapal dari pihak crew, disisi lain

meningkatkan produktivitas kapal dan menciptakan minimnya

biaya operasional dikarenakan jarang melakukan maintenance

atau perbaikan karena kecelakaan kerja.


BAB V

Simpulan dan Saran

5.1. Simpulan

Simpulan dari penelitian “Analisis pelaksanaan inspeksi kapal TB. KSA

91 untuk memenuhi SOP di PT. Borneo indobara” adalah:

5.1.1.Pelaksanaan inspeksi kapal TB. KSA 91 untuk memenuhi SOP di PT.

Borneo Indobara yaitu pengecekan dokumen kapal untuk mengetahui

dokumen kapal yang sudah expired, selain itu inspeksi kapal juga tidak

lepas dari pengecekan alat pelindung diri. Memastikan bahwa kondisi

kapal dan tongkang dalam keadaan baik atau laiklaut.

5.1.2.Kendala yang dihadapi pada saat inspeksi kapal yaitu kurangnya

kordinasi antara pihak kapal dan kantor tentang dokumen kapal yang

expired. Kendala yang dihadapi alat pelindung diri yang sudah tidak

layak pakai dan tidak sesuai dengan jumlah crew kapal membuat kapal

di off hire.

5.1.3.Upaya untuk mengatasi kendala yang terjadi pada saat inspeksi kapal

TB. KSA 91 yaitu pihak kapal harus berkordinasi dengan pihak kantor

apabila dokumen kapal akan expired , dan juga dalam pengadaan

barang. Pihak kapal harus membuat list daftar apa saja alat pelindung

diri yang sudah tidak layak pakai, agar pihak kantor langsung

mengadaan barang.

60
5.2. Saran

Berdasarkan simpulan dan pembahasan yang penulis uraikan diatas

mengenai Analisis Pelaksaan Inspeksi Kapal TB. KSA 91 Untuk Memenuhi

SOP di PT. Borneo Indobara, maka penulis menyampaikan saran sebagai

berikut:

5.2.1. Pelaksanaan inspeksi kapal sebaiknya dilakukan dengan lebih ketat dan

lebih intensif. Agar perusahaan dapat mengetahui kondisi kapal dan

dokumen kapal.

5.2.2. Sebaiknya kordinasi antara crew kapal dan pihak kantor dijalin dengan

lebih baik, agar tidak ada miss komunikasi. Pihak barging scheduler

juga selalu berkordinasi dengan crew kapal.

5.2.3. Diharapkan pihak kapal lebih memperhatikan lagi tentang alat-alat

pelindung diri, Apabila alat pelindung diri yang jumlahnya kurang atau

sudah tidak layak segera dilaporkan sehingga pihak kantor dapat

mengetahui dan segera dilakukan pengadaan barang.


DAFTAR PUSTAKA

Arti Kata – Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Onlie, [online],

(http://www.kbbi.web.id/stiker, diakses tanggal 18 Mei 2020).

Bambang Supomo, dan Indriantoro, Nur, (2009), Metodologi Penelitian Bisnis

untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Caballero, Rich, dkk. (2003). Developing Standard Operating Procedures in

Wildland Fire Management.

Departemen Pendidikan Indonesia (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

EPA, (2001), Guidance for Preparing Standard Operating Procedures (SOPs).

FEMA. (1999). Guide To Developing Effective Standard Operating Procedures for

Fore and EMS Departments.

Harahap. (2004). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada.

Komaruddin. (2001). Ensiklopedia Manajemen, Edisi ke 5. Jakarta. Bumi Aksara.

Lingappan, Anbu, dkk. (2000). Developing Online Templates for ISO 9000 Based

Standard Operating Procedures.

Moleong, Lexy J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Rosdakarya.

Permenpan & RB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan SOP AP.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:

Alfabeta.

62
Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah

Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Thahir Andi. (2014).Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol 69, No 12 2014.

Widoyoko, Eko Putro. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

63
64

Lampiran 1

Hasil wawancara 1
Ilham : Selamat sore pak. Shipper : Selamat sore mas.

Ilham : Mohon ijin bertanya pak , apa saja sih pak yang dipersiapkan sebelum

melakukan inspeksi?

Shipper : Sebelum melaksanakan inspeksi biasanya kita membawa form inspeksi

agar kita dapat mengecek apa saja yang ada di kapal.

Ilham : Apa sih pak yang membuat kapal TB. KSA 91 dilakukan inspeksi?

Shipper : Kapal TB. KSA 91 dilakukan inspeksi karena akan dilakukan charter,

maka dari itu dari pihak pencharter akan melakukan inspeksi kapal sesuai

dengan standart operasional prosedur.

Ilham : Apa saja pak poin-poin yang biasanya dicek pada waktu inspeksi ?

Shipper : Untuk poin – poin inspeksi nanti kita dari perusahaan mengacu kepada

SOP.

Ilham : Apabila kapal tidak sesuai dengan SOP bagaimana pak ?

Shipper : Jika kapal tidak sesuai dengan SOP maka kapal akan di off hire atau

tidak jadi di charter sebelum dilakukan pemenuhan.

Ilham : Terima kasih atas informasinya pak.


66

Wawancara 2
Ilham : Selamat sore pak

HSE : Selamat sore mas.

Ilham : Mohon ijin bertanya pak , apa saja yang dilakukan sebelum melakukan

inspeksi pak ?

HSE : Sebelum melakukan inspeksi biasanya kita membawa dokumen –

dokumen dan form inspeksi.

Ilham : Apa saja pak prosedur kerja aman di dalam kapal ?

HSE : Prosedur kerja aman didalam kapal harus menggunakan alat pelindung

diri yang lengkap , karena apabila tidak menggunakan alat pelindung diri

lengkap dapat membahayakan crew kapal.

Ilham : Apakah jumlah dan kualitas alat pelindung diri juga mempengaruhi dalam

inspeksi pak ?

HSE : Sangat mempengaruhi mas , apabila alat pelindung diri tidak sesuai

dengan jumlah crew dikapal maka akan dijadikan temuan pada saat

inspeksi.

Ilham : Terima kasih pak atas informasinya.


66

Lampiran 2

Pemeriksaan alat navigasi kapal


67

Lampiran 2

Pengecekan di kamar mesin


68

Lampiran 2

Breafing sebelum pelaksaan inspeksi kapal


69

Lampiran 3

Form inspeksi kapal.


70

Lampiran 4

Hasil temuan inspeksi TB. KSA 91.


71
1

Lampiran 4

Hasil temuan inspeksi TB. KSA 91


72

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1 Nama : Ilham Wira Bakti

2 NIT : 531611306257 K

3 Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 22 Juli 1997

4 Alamat :

5 Agama : Islam

6 Nama Orang Tua :

Ayah : Muhammad Ainur Rofiq

Ibu : Sri Martini Sulistyowati

7 Riwayat Pendidikan :

SD : SD Negeri Gelangan 5

SMP : SMP Negeri 11 Magelang

SMP Negeri 109 Jakarta Timur

SMP Negeri 5 Magelang

SMA : SMA Muhammadiyah 1 Magelang

DIPLOMA IV : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

( 2016- 2020 )

8 Pengalaman Praktek : PT. Dian Ciptamas Agung

(Agustus 2018-Agustus 2019)

Anda mungkin juga menyukai