Anda di halaman 1dari 45

i

TINDAKAN MELINDUNGI MUATAN DI TINJAU DARI LIMA


PRINSIP MEMUAT

Di susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan

Diploma III Pelayaran

MOCHAMAT FERI KURNIAWAN

05.17.035.1.53

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

2019
ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MOCHAMAT FERI KURNIAWAN

Nomor Induk Taruna : 05.17.035.1.53

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

TINDAKAN MELINDUNGI MUATAN DI TINJAU DARI LIMA PRINSIP

MEMUAT

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan

yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi

yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, …………………………2019

MOCHAMAT FERI KURNIAWAN


iii

PERSETUJUAN SEMINAR

KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : TINDAKAN MELINDUNGI MUATAN DI TINJAU

DARI LIMA PRINSIP MEMUAT

Nama Taruna : MOCHAMAT FERI KURNIAWAN

NIT : 05.17.035.1.53

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk di seminarkan.

SURABAYA,…………………………..

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

I’IE SUWONDO,S.Si.T,M.Pd. ARDHDIANA PUSPITACANDRI, S.Psi.,M.Psi.


Penata Tk.I (III/c) Penata Tk.1/3b
NIP. 19770214 200912 1 001 19800619 201502 2001

Ketua Jurusan Nautika

CAPT. DAMOYANTO PURBA,S.Si.T.,M.Pd


Penata (III/c)
NIP. 19730919 201012 1 001
iv

PENGESAHAN PROPOSAL

TINDAKAN MELINDUNGI MUATAN DI TINJAU DARI LIMA PRINSIP

MEMUAT

Disusun Dan Diajukan Oleh :

MOCHAMAT FERI KURNIAWAN

NIT. 05.17.035.1.53

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan

Politeknik Pelayaran Surabaya

Pada Tanggal, ......................... 2019

Menyetujui,
Penguji I Penguji II Pembimbing I

Capt. HERU SUSANTO,M.M. I’IE SUWONDO,S.Si.T,M.Pd. ARDHDIANA PUSPITACANDRI, S.Psi.,M.Psi.


Pembina (IV/a) Penata Tk.I (III/c) Penata Tk.1/3b
NIP. 19711003 200502 1 001 NIP. 19770214 200912 1 001 19800619 201502 2001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika Direktur

CAPT. DAMOYANTO PURBA,M.Pd Capt, HERU SUSANTO,M.M.


Penata TK.I (III/d) Pembina (IV/a)
NIP. 19800809 200502 2 001 NIP. 19711003 200502 1 001
v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “TINDAKAN MELINDUNGI MUATAN

DI TINJAU DARI 5 PRINSIP MEMUAT” guna memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan ijazah Program Diklat Pelaut Diploma III Mandiri Politeknik

Pelayaran Surabaya.

Penulisan ini berdasarkan data yang penulis telah kumpulkan pada saat

melaksanakan penelitian di Politeknik Pelayaran Surabaya serta berdasarkan

beberapa buku referensi yang penulis gunakan sebagai penunjangnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini masih

banyak terdapat banyak kekurangan baik dari segi bahasa,susunan kalimat

maupun cara penulisan serta pembahasan materi akibat keterbatasan penulis

dalam penguasaan materi,waktu dan data-data yang diperoleh.

Untuk itu penulis senantiasa menerima kritikan dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan serta

bantuan baik materiil maupun spirituil dari berbagai pihak, untuk itu dengan

segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua penyusun Bapak sunaryo dan Ibu Winarti.

2. Bpk Capt. Heru susanto, M.M. selaku Direktur Politeknik Pelayaran

Surabaya.
vi

3. Bpk. Capt. Damoyanto purba, M.Pd selaku ketua jurusan nautika.

4. Bpk. Ii’e suwondo S.Si.T,MPd. selaku dosen pembiming materi.

5. Ibu Ardhiana puspitacandri, S,SPsi.,M,Psi.

6. Para dosen di POLTEKPEL Surabaya pada umumnya dan para

dosen jurusan nautika yang pada khususnya telah memberikan

bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

7. Rekan-rekan taruna/i dan pihak yang membantu dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Akhirnya, Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Surabaya,………..…………….2019

MOCHAMAT FERI KURNIAWAN


vii

ABSTRAK

Mochamat Feri Kurniawan, 2019, “Tindakan melindungi muatan di tijau dari


lima prinsip memuat”. Nautika Program Diploma III Mandiri POLITEKNIK
PELAYARAN SURABAYA.
Pembimbing: (I) Ii’e Suwondo, S.Si.T,M.Pd. dan (II) Arhdiana puspitacandri
,S.Psi.,M.Psi.
Moda transportasi angkutan laut merupakan suatu peluang bisnis yang
memiliki keuntungan besar karena jumlah muatan yang di bawa sekali jalan
sangat besar, selain itu untuk melaksanakan bisnis ini juga mampu menyerap
tenaga kerja yang cukup besar contohnya mencangkup orang yang bekerja di
pelabuhan,di kapal maupun di agen pengiriman di dalam buku ini akan di bahas
secara detail bagaimana cara ilmu-ilmu agar dapat memberi muatan maksimal
pada kapal namun tidak mempercepat kerusakan pada kapal maupun
membahayakan keselamatan para pekerja yang ada di dalamnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian prosedur
dengan SOP yang ada pada saat sedang membawa ataupun sedang proses bongkar
muatan. Agar kapal tidak mengalami kerusakan dalam waktu pendek maupun
watu panjang yang dapat membahayakan seluruh awak kapal dan dapat
menghambat kapal tiba tepat pada waktunya. Beberapa faktor yang harus kita
ketahui ketika kapal akan melaksanakan proses bongkar muat yaitu:
memperhatikan jumlah muatan yang diangkut, memposisikan muatan sebaik
mungkin agar tidak hogging maupun sangging.
Kata kunci: Muatan, Melindungi kapal & crew.

ABSTRACK
viii

MOCHAMAT FERI KURNIAWAN, The act of protecting the load at the


green of the five principles of loading. Advisor by Mr. II'E SUWONDO, S.Si.T,
M.Pd. . and Ms. ARDHIANA PUSPITACANDRI, S.Psi., M.Psi.

The mode of sea transportation is a business opportunity that has a big


awdvantage because the amount of cargo carried on a road is very large, in
addition to carrying out this business it is also able to absorb a large enough
workforce for example involving people working in ports, ships or agents
shipping in this book will be discussed in detail how the sciences can provide
maximum load on the ship but do not accelerate damage to the ship or endanger
the safety of the workers inside.

The purpose of this study was to determine the suitability of the procedure
with the SOPs that existed when they were carrying or were loading and
unloading. So that the ship does not experience damage in short or long periods
of time which can endanger the entire crew and can prevent the ship from
arriving on time. Some of the factors that we must know when the ship will carry
out the loading and unloading process are: paying attention to the amount of
cargo being transported, positioning the cargo as best as possible so as not to
hogging or stirring.

When the ship is loading and unloading at the port, it must follow the
procedures set by the company and the port authority.

Keywords: Cargo, Protec ship & crew


ix

DAFTAR ISI

TINDAKAN MELINDUNGI MUATAN DI TINJAU DARI LIMA PRINSIP


MEMUAT.......................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN..........................................................................ii
PENGESAHAN PROPOSAL.........................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................x
BAB I............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................4
C. BATASAN MASALAH........................................................................................4
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN..........................................................4
E. MANFAAT PENELITIAN....................................................................................5
BAB II...........................................................................................................6
A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA............................................................6
B. LANDASAN TEORI.............................................................................................7
1. MUATAN..........................................................................................................7
a) Persiapan Pengapalan Barang (ekspor).............................................................15
b) Proses muatan import.......................................................................................15
c) Dokumen Masuk & Dokumen Keluar..............................................................15
d) Tata Letak Muatan...........................................................................................16
2. Kapal................................................................................................................20
C. KERANGKA PENELITIAN...............................................................................26
BAB III........................................................................................................27
A. JENIS PENELITIAN...........................................................................................27
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN..............................................................27
C. JENIS DAN SUMBER DATA.............................................................................28
D. PEMILIHAN INFORMAN..................................................................................28
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA....................................................................29
F. TEKNIK ANALISA DATA.................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................32
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ………………………………………………………….. 3

Gambar 2.1 ……………………………………………………….…. 8

Gambar 2.2 ……………………………………………………….…. 10

Gambar 2.3 ………………………………………………………….. 11

Gambar 2.4 ……………………………………………………….…. 12

Gambar 2.5 ……………………………………………………..…… 12

Gambar 2.6 ………………………………………………………….. 13

Gambar 2.7 ………………………………………………………….. 14

Gambar 2.8 ………………………………………………………….. 17

Gambar 2.9 ………………………………………………………….. 18

Gambar 2.10 ……………………………………………………….... 20

Gambar 2.11 ……………………………………………………….... 23

Gambar 2.12 ……………………………………………………….... 24

Gambar 2.13 ……………………………………………………….... 26

Gambar 2.14 ……………………………………………………….... 27


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Melihat keadaan teritorial Negara Indonesia yang merupakan Negara

kepulauan dan tersebar menjadi beberapa daerah namun tidak menghalangi

atau mengurangi tingkat perekonomian atau pun kerjasama antar daerah.

Tetapi faktor yang harus perhatikan yaitu bahwa tidak semua daerah di

Indonesia memiliki penghubung langsung antar pulau dan terpisah oleh

lautan, setiap daerah pun memiliki tingkat kedangkalan dasar laut yang

berbeda-beda dan tidak semua kapal bisa memasuki/melayari daerah sungai

yang dimiliki Indonesia. Dalam menunjang setiap kegiatan yang dilakukan

masyarakat khususnya masyarakat Indonesia di bagian kelautan, pemerintah

Indonesia telah memiliki dan membangun setiap perusahaan pelayaran

maupun berbagai macam kapal niaga seperti kapal tanker ship, general

cargo, container ship, passangger ship dan lain-lain namun setiap kapal pasti

memiliki kekuatan memuat yang berbeda-beda.

Salah satu insiden kesalahan dalam memuat yaitu saat peristiwa

robohnya sepuluh unit kontainer yang sedang dimuat ke kapal tongkang

Batamindo I ambruk atau roboh di ponton Salah Pelabuhan Batu Ampar,

pada hari Minggu (1/3/2015) malam sekitar pukul 23.45 WIB.

(http://www.tribunnews.com/regional/2015/03/03/10-kontainer-ambruk-di-

pelabuhan-batu-ampar).

Sepuluh unit kontainer yang sedang dimuat ke kapal tongkang

Batamindo I ambruk di ponton Pelabuhan Batu Ampar akibat kesalahan saat


2

penumpukan kontainer tepatnya saat akan menumpuk kontainer ke 10 selain

itu saat memuat ombak yang menerjang juga mempengaruhi sehingga kapal

miring. Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Tribun Batam di tempat

kejadian perkara, tongkang Batamindo I bermuatan 60 unit kontainer yang

berisi kelapa, coklat dan arang dan bahan makanan lainnya.

Tribun Batam melaporkan di pelabuhan Batu Ampar enam unit kontener

terjatuh ke ponton, sementara empat lainnya tergantung diantara tongkang

dan ponton. kondisi ke-10 kontainer tersebut penyok dan beberapa

diantaranya rusak sehingga muatannya berserakan di pelabuhan. Rencananya

setelah dimuat, tongkang tersebut akan mengangkut muatannya ke Singapura,

namun belum selesai dimuat, kontainer di bagian atas yang telah disusun

tiba-tiba terjatuh. Sepuluh unit kontainer ambruk di saat para pekerja hendak

memuat kontainer terakhir. Jatuhnya kontainer itu waktu loading muatan

itu menimbulkan kerugian yang di taksir sekitar Rp. 14.000,000, selain itu

juga mengakibatkan waktu bongkar muat yang lama karena harus menyusun

dan memenahi kontainer yang ambruk tersebut.


3

Gambar 1.1 kontainer roboh

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2015/03/03/10-kontainer-ambruk-
di-pelabuhan-batu-ampar

Sebagai bentuk sarana dan fasilitas distribusi barang dari tempat

yang satu ketempat yang lain maka sangatlah diperlukan alat bantu

transportasi yang efisien, Maka dari itu ilmu lima prinsip memuat sangat

penting untuk memanfaatkan palka semaksimal mungkin dan untuk

melindungi muatan agar tidak terjadi kerusakan pada muatan atupun

kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan korban jiwa maupun korban

materi.
4

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

karya ilmiah terapan dengan judul “Tindakan Melindungi Muatan Di

Tinjau Dari Lima Prinsi Memuat”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara memuat agar muatan tetap terjaga dari kerusakan ?

2. Bagaimana penempatan muatan agar palka dapat terisi muatan secara

maksimal ?

C. BATASAN MASALAH

Pada penelitian ini peneliti hanya membahas masalah seputar lima

prinsip memuat agar masalah yang di bahas tidak meluas maka peneliti

membuat batasan masalah yaitu bagaimana cara memaksimalkan jumlah

muatan yang diangkut namun tetap menjaga agar kapal tetap aman saat

berlayar maupun bongkar muat di pelabuhan dan tetap memperhatikan

keselamatan crew dengan memperhatikan lima prinsip memuat.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Sehubungan dengan masalah yang berkaitan dengan pemuatan di atas

maka tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana proses bongkar/memuat yang benar

agar muatan dapat terhindar dari segala jenis kerusakan.

2. Mengetahui tata cara bongkar/muat agar tidak terjadi broken stowage

atau palka yang tidak terisi muatan sehingga mengakibatkan kurang


5

maksimalnya jumlah muatan yang di angkut dan belum bisa memberi

keuntungan penuh bagi perusahaan tersebut.

E. MANFAAT PENELITIAN

1) Manfaat teoritis

Di harapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan dalam

perkembangan ilmu pelayaran tentang penanganan muatan dalam berlayar

khususnya pengaturan muatan dan diharapkan mampu memberikan

informasi pada peneliti selanjutnya tentang pengaturan muatan yang dapat

menunjang keselamatan dalam dunia pelayaran. Dalam penelitian ini

banyak pihak yang dapat memperoleh manfaatnya contohnya :

a. Mualim 1 : sebagai bahan pedoman untuk membuat planning

pengaturan muatan.

b. Juru mudi : sebagai pedoman keselamatan saat melaksanakan pekerjaan

langsung di palka.

c. Perusahaan pelayaran : jika broken stowage bisa di perkecil maka

keuntungan yang di peroleh semakin besar.

d. Peneliti selanjutnya. : sebagai refrensi untuk penelitian yang akan di

laksanakan.

2) Manfaat praktis

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi contoh untuk digunakan oleh

siapa saja yang bekerja di kapal saat menangani pengaturan pemuatan di

atas kapal secara benar dan aman sebagai fungsi bagi transportasi laut
6

untuk menetapkan jumlah barang yang dapat di angkut serta dapat

membantu meningkatkan keselamatan dalam sebuah pelayaran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Penelitian terkait dengan pemuatan telah dilakukan oleh beberapa peneliti,

Sebagai berikut :

Akbar (1993), berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama

praktek laut diatas kapal MV.PURNAMA dalam pelaksanaan pemuatan

kontainer yang diterapkan di kapal berdasarkan atas perintah nahkoda dan

mualim 1 sesuai dengan instruksi dari perusaaan pemilik kapal. Peneliti

membagi aspek yang dibahas yaitu masih terjadinya leaking kontainer.

Penggunaan kontainer dimaksud untuk memperlancar arus pengangkutan

muatan dalam jumlah yang banyak dengan cepat tanpa menimbulkan resiko

kerusakan barang yang tinggi. kontainer sangat berguna untuk mengangkut

barang-barang mutan kering ataupun juga muatan cair atau muatan dingin.

Penggunaan kontainer tidaklah berarti menghilangkan resiko-resiko kerusakan

dalam pengangkutan melainkan hanya memperkecil resiko kerusakan maupun

pencurian barang. pengangkutan yang sangat bergantung kepada cuaca selama

masa pengangkutan dilakukan dan system stowage atau penataan muatan

sangatlah penting guna memaksimallkan jumlah muatan yang dapat di angkut.

Pane (2003). berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis selama

praktek laut diatas kapal MV. FRANSISCA masih di temukannya kesalahan-

kesalahan pada saat pelaksanaan pemuatan contohnya pada saat berada di


7

pelabuhan Renus (Rotterdam) saat akan berangkat ke iceeland pada 23 juli

2002. Proses pengikatan muatan kontainer dilakukan oleh crew kapal dan

dipimpin oleh mualim 1 (chief officer) pada saat pemuatan sedang berlangsung

terjadi kerusakan pada twistlock atau alat untuk mengunci crane pada

kontainer agar tidak terlepas namun saat terjadi kerusakan semua pekerja yang

berada di atas kapal mengabaikan hal tersebut dan akibatnya salah satu

konteiner terjatuh dan merusak palka kapal bagian depan beserta muatan di

dalam konteiner tersebut. Melihat kejadian di atas kita bisa melihat betapa

pentingnya kita menerapkan prinsip memuat di atas kapal agar terjadinya

kecelakaan kerja di laut maupun di darat agar terhindar dari kerugian jiwa

maupun kerugian materi yang di sebabkan oleh keteledoran kita sendiri.

B. LANDASAN TEORI

1. MUATAN

a. Pengertian Muatan

Muatan yaitu segala macam barang dagangan (goods and merchandise)

yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal, guna

diserahkan kepada orang/barang dipelabuhan atau pelabuhan tujuan,

Menurut Sujatmiko (1995).

b. Pengelompokan muatan berdasarkan jenis kapal

1) Muatan Sejenis (Homogenous Cargo)

Adalah semua muatan yang dikapalkan secara bersamaan dalam

suatu kompartemen atau palka dan tidak dicampur dengan muatan

lain tanpa adanya penyekat muatan dan dimuat secara curah

maupun dengan kemasan tertentu.


8

Gambar 2.1 kapal LNG

Sumber : https://www.google.com/search?
q=gambar+kapal+lng&safe=strict&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fi
r=N23sxadAO_lGEM%253A%252CgJcka587m9KhFM
%252C_&vet=1&usg=AI4_-.
2) Muatan campuran (Heterogenous Cargo)

Muatan ini terdiri dari berbagai jenis dan sebagian besar

menggunakan kemasan atau dalam bentuk satuan unit (bag, pallet,

drum) disebut juga dengan muatan general cargo.

c. Macam-macam janis muatan :

1) Muatan unitized

yaitu muatan dalam unit-unit dan terdiri dari beberapa jenis muatan

dan digabung dengan menggunakan pallet,bag,karton,karung atau


9

pembungkus lainnya sehingga dapat disusun dengan menggunakan

pengikat.

2) Muatan curah (bulk cargo)

Muatan curah (bulk cargo) adalah muatan yang diangkut

melalui laut dalam jumlah besar. muatan Curah (bulk cargo)

adalah muatan yang terdiri dari suatu muatan yang tidak

dikemas yang dikapalkan sekaligus dalam jumlah besar”.

Muatan curah pun di bagi menjadi muatan curah kering,curah

cair dan muatan curah gas. muatan curah Kering Merupakan

muatan curah padat dalam bentuk biji-bijian, serbuk, bubuk,

butiran dan sebagainya yang dalam pembuatan atau

pembongkaran dilakukan dengan mencurahkan muatan ke

dalam palka dengan menggunakan alat-alat khusus. Contoh

muatan curah kering antara lain biji gandum, kedelai, jagung,

pasir, semen, klinker, soda dan sebagainya. Selanjutnya muatan

curah cair (liquid bulk cargo) yaitu muatan curah yang

berbentuk cairan yang diangkut dengan menggunakan kapal-

kapal khusus yang disebut kapal tanker.

Contoh muatan curah cair ini adalah bahan bakar, crude palm oil

(CPO), produk kimia cair dan sebagainya. Dan yang terakhir

adalah muatan curah gas yaitu muatan curah dalam bentuk gas

yang dimampatkan, contohnya gas alam (LPG).

3) Muatan Peti Kemas


10

Sebuah tempat muatan berupa wadah yang dari baja, besi,

aluminium yang digunakan untuk menyimpan atau menghimpun

barang atau muatan dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain,

manfaat menggunakan peti kemas adalah matan terlindung dari

kerusakan akibat benturan, isi dapat tersusun lebih

rapi,pemanfaatan palka lebih maksimal dan lain-lain.

d. Alat – alat untuk membongkat/memuat

Pada saat memuat/membongkar di pelabuhan kita juga memerlukan alat

bantu seperti di bawah ini :

1) Crane

a) Mobile Crane

Mobile Crane adalah alat bongkar muat berbentuk truk yang

menggendong crane pada punggungnya. Alat ini dapat digunakan

untuk melakukan kegiatan bongkar/muat barang berupa kontainer

maupun bag cargo. Umumnya mobile crane digunakan untuk

menggantikan peran crane kapal (ship gear). Kapasitas mobile

crane bervariasi, bahkan ada yang mencapai 65 Ton atau dengan

kata lain sanggup mengangkat container berukuran 20 ft full.

Kato,Tadano, Sumitomo dan IHI adalah beberapa merk monile

crane yang biasa digunakan.

Gambar 2.2 Mobil Crane


11

Sumber : https://mdk16.wordpress.com/2013/10/12/alat-
bantu-bongkar-muat/

b) Crane kapal

untuk kepraktisan, kapal kargo umumnya dilengkapi dengan

crane kapal (ship gear). Crane kapal harus dapat digunakan dalam

melakukan kegiatan stevedoring baik untuk barang berjenis

kontainer, maupun bag cargo (dengan menggunakan jala-jala).

Gambar 2.3 Crane pada Kapal

Su
mber : https://mdk16.wordpress.com/2013/10/12/alat-
bantu-bongkar-muat/\

c) Gantry Crane (kontainer Crane)

Gantry crane merupakan alat bongkar muat yang khusus untuk

menangani container. Dengan menggunakan gantry crane,

kegiatan bongkar muat jauh lebih cepat dibandingkan

menggunakan mobile crane maupun crane kapal. Dengan


12

menggunakan gantry crane, produktivitas bongkar muat jauh

lebih tinggi, karena dengan menggunakan gantry crane

sanggup untuk mengangkat 2 s/d 4 container ukuran 20 feet

sekaligus.

Gambar 2.4 Gantry crane

Sumber : https://mdk16.wordpress.com/2013/10/12/alat-
bantu-bongkar-muat/

d) Level Luffing Gantry Crane (LLGC)

Merupakan jenis lain dari alat bongkar muat di pelabuhan.

berbentuk seperti crane kapal, namun terletak di dermaga.

Beberapa menggunakan rel atau roda sebagai sarana untuk

berpindah tempatnya. Alat ini dapat digunakan untuk

berbagai jenis cargo, seperti Kontainer, bag carge, maupun

curah kering (dengan penambahan alat tertentu).

Gambar 2.5 (LLGC)


13

Sumber :
https://mdk16.wordpress.com/2013/10/12/alat-bantu-
bongkar-muat/
2) Pipa-Pipa

pada kapal tanker untuk cara pemuatan maupun

pembongkarannya di lakkukan dengan cara

menyambungkan pipa/selang yang berada di pelabuhan

dengan du kapal namu sebelum melakukan hal tersebut ada

prosedur yang harus di laksanakan contohnya tank cleaning,

barikut tata cara melakukan tank cleaning, jika tank

cleaning ini tidak dilakukan dengan prosedur yang benar

maka dapat menimbulkan kematian bagi para abk yang

melakuka tank cleaning di dalam ruangan ini karena mereka

mengirup gas-gas beracun.


14

Gambar 2.6 Tank Cleaning

sumber:https://www.google.com/search?
q=tank+cleaning&safe=strict&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=0ahUKEwib0ObQobHiAhXae30KHZhD
CjYQ_AUIDigB&biw=1242&bih=528#imgrc=Ez2hO
7DkraCuQM:.

a) Pompa minyak

Fungsi dari pompa adalah untuk membongkar

muatan, membongkar sisa-sisa muatan atau

pengeringan serta tank washing, ballast dan

deballasting, kapasitas efektip suatu pompa

dipengaruhi oleh tahanan pada pipa dan kerangan,

kecepatan dari aliran, Viscosity dari cairan muatan,

jarak ketempat penampungan serta Kavitasi di dalam

pompa.

Gambar 2.7 Gambar pompa kapal


15

Sumber:https://www.google.com/search?
q=kapal+tanker+bongkar+muat&
=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUK
Ewi-
_pz5o7HiAhUF448KHZk0DvoQ_AUIDigB&biw=1242
&bih=528#imgdii=3WG2DARDqiDEDM:&imgrc=Ml
eMZllT-Ioe6M:

e. Prosedur Bongkar Muat

1) Muatan kapal terdiri dari dua jenis utama yaitu barang keluat dan

barang masuk. Barang keluar disebut juga sebagai muatan ekspor

dan barang masuk disebut juga sebagai muatan impor. Berikut ini

adalah proses pemuatan barang ekspor dan pembongkaran barang

impor dari kapal yang harus di perhatikan oleh keagenan kapal.

Dibawah ini merupakan susunan prosedur bongkar muat yang

benar.

a) Persiapan Pengapalan Barang (ekspor)

Proses pengapalan barang dimulai pada saat pengirim

mengeluarkan shipping instruction untuk muatan ekspor.


16

b) Proses muatan import

Sebelum kapal datang membawa muatan yang akan di bongkar,

dokumen-dokumen barang sebelumnya telah disampaikan ke

agen perkapalan. dokumen tersebut mencakup manifest, salinan

B/L, loading list dari barang yang hendak di bongkar oleh kapal

yang mengangkut. Penyampaian dokumen dapat melalui pos

atau melalui perwakilan pemilik kapal. Atas dasar dokumen

tersebut, maka agen akan hemberitahu kepada para consignee;

ETA kapal, kapan mulai dan kapan selesai bongkar. Tuntutan

claim diajukan paling lambat 3 hari setelah selesai bongkar.

c) Dokumen Masuk & Dokumen Keluar

Sebelum kapal tiba di pelabuhan, agen menyiapkan dokumen-

dokumen sebagai berikut :

1) PKKA (Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing)

2) PPKB (Permohonan Pelayaran Kapal dan Barang)

3) RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut)

4) Memorandum pemeriksaan dokumen kapal

5) Letter of Appointment dari owners / kapal

6)  Master Cable

7)  ISSC (International Ship Security Certificate)

8) Ship Particulars dari owners / kapal

9) Crew List dari kapal

10) Manifest dan copy B.L


17

f. Tata Letak Muatan

Tata letak muatan berarti menciptakan suatu keadaan di

tetap dalam kondisi yang baik, aman, serta layak laut, untuk dapat

mencapai maksud tujuan ini, maka yang perlu untuk mendapatkan

perhatian adalah mengenai pembagian muatan yang harus

proporsional dalam peraturannya baik pembagian muatan secara

tegak, melintang, membujur serta pembagian muatan secara khukus

pada mana dalam melaksanakan kegiatan penanganan dan pengaturan

muatan, kapal senantiasa geladak.

1) Pembagian muatan secara tegak (Vertikal)

jika pembagian muatan secara tegak terkonsentrasi pada bagian

bawah, maka kapal memiliki nilai GM yang besar, dan akibatnya

kapal mempunyai sifat yang kaku (Stiff). jika pembagian muatan

secara tegak terkonsentrasi pada bagian atas, maka kapal akan

memiliki nilai GM yang kecil, dan akibatnya kapal mempunyai

yang langsar ( Tender ). Jika sang mualim 1 bisa mengatur muatan

semaksimal mungkin maka muatan yang bias di angkut akan

semakin banyak dan tentu keuntungan yang di dapat perusahaan

semakin banyak.

Gambar 2.8 Pembagian muatan secara tegak


18

Sumber :
http://perikanan38.blogspot.com/2018/06/pengatura
n- dan-penanganan-muatan-kapal.html
Gambar di atas merupakan gambar pembagian muatan secara tegak

dan hanya muatan container yang bias di muat secara vertical

efeknya jika salah pada pemuatan ini yaitu muatan akan ambruk

saat terkena ombak maupun terkena angina di laut, selain itu jika

penyusunan muatan ini berat sebelah maka kapal akan miring.

2) Pembagian muatan secara membujur (Longitudinal)

Gambar 2.9 Pembagian muatan secara merata

Sumber:https://www.google.com/search?
q=gambar+memuat+pada+kapal&safe=strict&sou
rce=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiOoc3
vwqHiAhUIPI8KHau0BfAQ_AUIDigB&biw=1242
&bih=577
19

Gambar di atas yaitu pemuatan secara merata atau biasa di sebut

longitudinal prinsip memuat ini membutuhkan pemerataan

penempatan muatan yang sama baik ukuran maupun berat muatan

tersebut prinsip memuat ini di butuhkan di atas kapal tanker/kapal

bulk carier dan kapal curah, jika sampai terjadi kesalahan pada saat

melakukan pemuatan pada prinsip ini maka efeknya kapal akan

miring ke kiri ke kana kapal akan hogging dan sangging, selain itu

jika kapal miring ke kanan atau ke kiri saat kapal di hantam ombak

maka kapal tersebut akan susah mendapat keseimbangannya

kembali dan kemungkinan kapal akan terbalik.

Jika pembagian muatan secara membujur terkonsentrasi

pada : bagian depan, maka kapal akan memiliki kondisi Trim depan

( Trim by the head ) forward draught lebih besar dari after draught

( F>A). demikian sebaliknya, jika pembagian muatan secara

membujur terkonsentrasi pada bagian belakang, maka kapal akan

memiliki kondisi Trim belakang ( Trim by the stern ). After draught

lebih besar dari Forward draught. jika pembagian muatan secara

membujur terkonsentrasi pada bagian tengah-tengah kapal, maka

kapal akan memiliki kondisi sagging. amidships draught lebih

besar dari Mean fore and aft, demikian sebaliknya, jika pembagian

muatan secara. Membujur Terkonsentrasi pada bagian ujung-ujung,

maka kapal akan memiliki kondisi hogging.

3) Pembagian muatan secara melintang

Menyangkut masalah kemiringan dan rolling kapal. jika pembagian


20

muatan secara transversal tidak berimbang terhadap center line,

maka sudah tentu mengakibatkan kapal mengalami kondisi yang

miring ( List ). jika pembagian muatn secaraa transversal

berhimbang terhadaap center line namun terpusat pada bagian

wing-wing maka rollingnya kapal akan pelan/langsar ( Tender )

demikian sebaliknya terpusat pada center line, maka rolling kapal

akan cepat/kaku ( Stiff ).

Gambar 2.10 Pembagian melintang

Sumber:https://www.google.com/search?
q=gambar+memuat&safe=strict&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi91fDpwaHiAhU
OfX0KHZmaB-
EQ_AUIDigB&biw=1242&bih=577
Gambar di atas merupan contoh pemuatan secara ke samping

pemuatan ini biasannya di lakukan di atas kapal container

pemuatan ini di lakukan jika jumlah berat muatan antara satu

container dengan container lainnya berbeda tujuan pemuatan ini

yaitu untuk memperoleh kesimbangan agar kapal dapat

memperoleh titik keseimbangannya secara cepat saat di hantam

ombak.

4) Pembagian muatan secara khusus


21

Pada geladak antara ( Tween Deck ) menyangkut masalah kekuatan

gaya tampung geladak ( Deck Load Capacity ). pengaturan muatan

pada geladak antara, perlu mendapat perhatian khusus, terutama

pada pengaturan muatan-muatan berat, sehingga konsentrasi berat

muatan pada bagian deck tidak melewati batas kemampuan daya

tampung geladaak itu. oleh karenanya para mualim daan nakhoda

harus mengetahui atau dapat menghitung besarnya daya tampung

setiap gelatak agar tidak menimbulkan kerusakan pada geladak

tersebut. Kemampuan daya tampung geladak ( Deck Load

Capacity ) dinyatakan dalam satuan Ton/m2, yang artinya besarnya

jumlah berat muatan yaang dapat di tampung sebuah geladak untuk

luas setiap meter persegi.

2. Kapal

a. Pengertian kapal

Merupakan kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut

(sungai dsb) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil.

Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti

sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship

yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya

kapal dapat membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa

kapal.

b. Jenis-Jenis Kapal

1) Kapal penumpang yaitu Kapal penumpang adalah kapal yang

digunakan untuk angkutan penumpang. Untuk meningkatkan


22

effisiensi atau melayani keperluan yang lebih luas

kapal penumpang dapat berupa kapal Ro-Ro, ataupun untuk

perjalanan pendek terjadwal dalam bentuk feri.

Di Indonesia perusahaan yang mengoperasikan kapal

penumpang adalah PT. Pelayaran Nasional Indonesia yang

dikenal sebagai PELNI, sedang kapal Ro-Ro penumpang dan

kendaraan dioperasikan oleh PT ASDP, PT Dharma Lautan

Utama, PT Jembatan Madura dan berbagai perusahaan

pelayaran lainnya.

Gambar 2.11 kapal pelni

Sumber:https://www.google.com/search?
q=apa+itu+kapal+penumpang&safe=strict&source=lnms
&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjj2Kv1pbPiAhXZdn
0KHW0GDwMQ_AUIDigB&biw=1366&bih=667#imgr
c=JOWz0kjzFJfKUM

2) Kapal tanker

Kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak atau produk

turunannya. Jenis utama kapal tanker termasuk tanker minyak,

tanker kimia, dan pengangkut LNG. Di antara berbagai jenis


23

kapal tanker, supertanker dirancang untuk mengangkut minyak

sekitar Tanduk Afrika dan Timur Tengah. Supertanker Knock

Nevis adalah pengangkut terbesar di dunia. Di samping

mengangkut pipa saluran, kapal tanker juga kendaraan untuk

mengangkut minyak mentah, yang kadang-kadang dapat

menimbulkan malapetaka lingkungan akibat tumpahan

minyaknya ke laut. Untuk malapetaka yang terkenal yang

diakibatkan oleh kapal tanker, lihat Torrey Canyon, Exxon

Valdez, Amoco Cadiz, Erika, Prestige.

Berikut adalah pengelompokan kapal tanker menurut

kapasitasnya:

a) ULCC (Ultra Large Crude Carrier), berkapasitas 500.000

ton

b) VLCC (Very Large Crude Carrier/Malaccamax),

berkapasitas 300.000 ton

c) Suezmax, yang dapat melintasi Terusan Suez dalam muatan

pnuh, berkapasitas 125.000-200.000 to

d) Aframax (Average Freight Rate Assessment) berkapasitas

80.000-125.000 ton

e) Panamax, yang dapat melintasi pintu di Terusan Panamá,

berkapasitas 50.000-79.000 ton.

Gambar 2.12 Kapal tanker


24

Sumber:https://upload.wikimedia.org/wikipedia/comm
ons/7/75/Supertanker_AbQaiq.jpg.

3) Kapal kargo

yaitu jenis kapal yang membawa barang-barang dan muatan dari

suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. ribuan kapal jenis ini

menyusuri lautan dan samudra dunia setiap tahunnya - memuat

barang-barang perdagangan internasional. Kapal kargo pada

umumnya didesain khusus untuk tugasnya, dilengkapi

dengan crane dan mekanisme lainnya untuk bongkar muat, serta

dibuat dalam beberapa ukuran. Jenis-jenis pengangkutan kargo

termasuk kapal kontainer dan pengangkutan massal. Catatan

terawal mengenai aktivitas pengangkutan laut menyebut

pengangkutan barang-barang untuk perdagangan bukti-bukti

sejarah dan arkeologi membuktikan bahwa kegiatan ini sudah

meluas pada awal abad ke-1 SM. Keinginan untuk

mengoperasikan rute perdagangan untuk jarak yang lebih jauh

dan pada lebih banyak musim memotivasi perbaikan dalam

desain kapal pada masa  Zaman Pertengahan. Sebelum


25

pertengahn abad ke-19,kasus-kasus pembajakan mengakibatkan

kapal-kapal harus dipersenjatai, kadang dengan berat, seperti

pada kasus Galleon Manila dan East Indiamen. Pembajakan

masih sering terjadi di lautan sekitar Asia, terutamanya di Selat

Malaka.

Gambar 2.13 Kapal kargo

sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Colombo.Express.wmt
.jpg
4) Kapal bulk carrier

Bulk Carrier adalah jenis kapal yang paling besar populasinya.

Tercatat 16.892 unit di seluruh dunia, Sesuai dengan namanya,

kapal ini utamanya untuk membawa kargo curah (seperti

batubara, bijih besi, biji-bijian, mineral, dan lain-lain). Berbeda

dengan kapal general cargo yang dapat memuat beberapa jenis

kargo berbeda, Bulk Carrier biasanya mengangkut satu jenis

(homogen) kargo. Bulk Carrier termasuk tipe single decker dan

tidak dapat mengangkut kontainer. Cargo hold (bagian untuk

menempatkan kargo) dilengkapi Hatches (penutup) untuk


26

melindungi kargo. Hatches didesain dengan bukaan yang luas

agar tidak menghalangi perpindahan cargo. Cargo hold

dirancang “self trimming” agar bongkar muat menjadi mudah

dan cepat. Bulk Carrier, sering disebut “Bulker”, dibedakan

berdasarkan ukurannya. Tabel berikut memuat berbagai jenis

bulker berdasarkan bobot mati, Draft, dimensi panjang dan lebar

(LOA x Beam), keberadaan crane kapal, dan jumlah cargo hold.

Mini Bulker (sekitar 15.000 dwt) terutama digunakan dalam

pelayaran jarak pendek. Namun, kebanyakan kapal dengan

ukuran ini adalah jenis kapal general cargo atau kargo khusus.

Gambar 2.14 Kapal bulk carrier

Sumber : https://jurnalmaritim.com/sekilas-tentang-bulker-
kapal-pengangkut-kargo-curah-kering/

C. KERANGKA PENELITIAN

TINDAKAN MELINDUNGI MUATAN DI TINJAU


DARI LIMA (5) PRINSI MEMUAT
27

OPTIMALISASI PENGETAHUAN KURANGNYA PEMAHAMAN


PERWIRA AGAR MAMPU DAN PERWIRA SAAT
MENGERTI AKAN PENTINGNYA MELAKSANAKAN BONGKAR
ILMU PEMUATAN MUAT

KURANGNYA
MEMPELAJARI LIMA PRINSIP PENGETAHUAN AKAN
MEMUAT BAIK TEORI MAUPUN BAHAYA YANG DI
PRAKTEK TIMBULKAN TENTANG
MUATAN

MENGETAHUI PENTINGNYA
ILMU MEMUAT UNTUK KURANG EFISIENNYA
MENCEGAH KECELAKAAN JUMLAH MUATAN YANG
DI LAUT MAUPUN DI BIASA DI ANGKUT DALAM
PELABUHAN SATU KALI PELAYARAN

PENINGKATAN KESELAMATAN
DAN JUMLAH MUATAN YANG
DAPAT DI MUAT NAMUN TIDAK
MERUSAK KAPAL
BAB III

METODE PENELITIAN
28

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian pada karya tulis ilmiah ini adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. terdapat beberapa faktor pertimbangan dalam menggunakan deskriptif

kualitatif yaitu (Molleong, 2002)

1. Metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara

peneliti dengan objek peneliti (praktek langsung).

2. Metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri

dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi karena si

peneliti berinteraksi langsung dengan narasumber ataupun merasakan

langsung yang terjadi di lapangan.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel.

Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian Menurut Arikunto

(2006) Lokasi penelitiannya adalah di salah satu kapal niaga dimana penulis

nanti akan melaksanakan praktek kerja laut (PRALA) selama 1 tahun.

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data diperoleh

(Arikunto, 2006:) Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang


29

akan penulis teliti. Perlunya sumber data yang akan memeberikan informasi

diantaranya yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang hanya dapat diperoleh dari sumber asli atau

pertama melalui narasumber yang tepat dan yang penulis jadikan responden

dalam penelitian. Peneliti mendapatkan data primer ini melalui wawancara

langsung ke responden bagaimana peran lima prinsip memuat dalam sebuah

proses bongkar muat di pelabuhan maupun keselamatan saat berlayar.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti

tinggal mencari dan mengumpulkan informasi-informasi yang sudah

tersedia. Data ini di peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah

tersedia. Data yang peneliti peroleh berupa data-data yang nyata sesuai

dilokasi, karena di kapal sudah tersedia data-data yang ada, seperti

contohnya data tentang alat pemindah muatan dari kapal ke pelabuhan

ataupun sebaliknya,perilaku pekerja saat melakukan tugasnya da lain

sebagiannya.

D. PEMILIHAN INFORMAN

Pemilihan informan berdasarkan pengalaman layar dari crew kapal yang

melakukan pengamatan terhadap atau dalam hal ini berhubungan langsung

dengan perwira yang berada di anjungan.


30

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan

dua teknik pengumpulan data yakni:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. (Molleong, 2009) Teknik ini dilakukan untuk

mengetahui kemampuan awak kapal dalam melaksanakan bongkar muat.

Wawancara yang saya lakukan merupakan jenis wawancara terbuka yaitu

wawancara yang dilakukan dengan tidak merahasiakan informasi mengenai

narasumbernya dan juga memiliki pertanyaan yang tidak terbatas atau tidak

terikat jawabannya. Contohnya adalah wawancara yang meminta

narasumber untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai suatu hal.

2. Dokumentasi

Merupakan catatan peristiwa yang berbentuk tulisan seperti catatan-catatan

kecil yang berupa informasi dari hasil wawancara sedangkan dokumen yang

berbentuk gambar seperti foto. (Sugiyono, 2009). Dokumen yang berbentuk

karya misalnya gambar tentang kejadian yang berhubungan dengan proses

bongkar muat atau reaksi kapal saat di berisi muatan. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian ini.


31

3. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis,

mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan

pencatatan. (Joko, 1997). Dalam penelitian ini peneliti memilih pengamatan

denaga teknik Education And Vocational Guidance yaitu teknik sebuah teknik

yang fokus pemeriksaannya ataupun penelitiannya lebih ditekankan dalam bidang

pengembangan studi dan kerja, yang nantinya pengembangan dan studi kerja

tersebu dapat digunakan untuk menyempurnakan hasil penelitian selanjutnya agar

hasil penelitiannya semakin valid.

F. TEKNIK ANALISA DATA

Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data

yang diperoleh kedalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan di

interpretasikan, yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mencari

jawaban atas permasalahan yang ada. Sesuai dengan metode penelitian

deskriptif, maka data akan diuraikan sedetail mungkin dengan uraian – uraian

kualitatif. Artinya dari data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta

interpretasi secara mendalam. Selanjutnya data yang ada dianalisis serinci

mungkin dengan cara mengabstraksikan secara teliti setiap informasi yang

diperoleh selama dilapangan, sehingga dapat diperoleh kesimpulan.

Dalam penulisan ini penulis menggunakan 3 macam metode analisa dat

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul


32

dari catatan- catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu

bentuk analisis menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu dan mengkoordianasikan data dengan cara sedemikan rupa

sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun secara

terpadu dan mudah untuk dapat dipahami yang memberikan kemungkinan

adanya penarikan suatu kesimpulan dan kemungkinan adanya pengambilan

suatu tindakan.

3. Menarik Simpulan atau Verifikasi

Menarik simpulan merupakan kemampuan seorang peneliti dalam

menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama penelitian

berlangsung. metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah analisis kualitatif, dimana data – data yang diperoleh selama

penelitian berlangsung disusun secara sistematis dan teratur, kemudian

penulis akan membuat analisis agar diperoleh kejelasan tentang masalah

yang dibahas dalam penelitian ini. Alasan penulis membuat analisis

kualitatif adalah supaya dalam penelitian ini diperoleh pengertian dan

pemahaman tentang masalah agar dapat menjelaskan suatu kebenaran. dari

data – data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Penulis menganalisis data tersebut sehingga dapat diperoleh mengenai

pembahasan masalah – masalah yang didapat, kemudian dari pembahasan

masalah tersebut dapat diambil kesimpulannya dan penulis dapat

memberikan saran –saran yang di perlukan


33

DAFTAR PUSTAKA

Arso Martopo,Giyanto hery. 2000. Pengoperasian Pelabuhan Laut. Politeknik

Ilmu Pelayaran Semarang

Ebta Setiyawan. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

http://kbbi.web.id/lalai. [Serial Online]. Di akses pada 6 Desember 2015.

News. 2010. Landasan Teoritis dan Hipotesis Penelitian. http://news-

chosledttm.blogspot.co.id/. [Serial Online]. Di akses pada 6 Desember

2015.

Sumardi. 2000. Referensi Kepelabuhan, Seri Kesepuluh, Terminologi

Kepelabuhan dan Pelayaran, Pelabuhan Indonesia. Jakarta.

_______. 2000. Referensi Kepelabuhan, Seri Kelima, Sumber Daya Manusia

Pelabuhan Indonesia. Jakarta.

Tim POLTEKPEL SURABAYA 2017. “Penanganan Dan Pengaturan Muatan”.

Surabaya: Politeknik Pelayaran Surabaya

Isotopo. 2000.Refrensi buku Penanganan dan Pengaturan Muatan.Sekolah Tinggi

Ilmu Pelayaran Jakarta.

_______Materi Refrensi buku Kapal dan Muatannya. Sekolah Tinggi Ilmu

Pelayaran Jakarta.

http://www.tribunnews.com/regional/2015/03/03/10-kontainer-ambruk-di-

pelabuhan-batu-ampar

https://www.google.com/search?

q=gambar+kapal+lng&safe=strict&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=N23sxa

dAO_lGEM%253A%252CgJcka587m9KhFM%252C_&vet=1&usg=AI4_-.
34

https://mdk16.wordpress.com/2013/10/12/alat-bantu-bongkar-muat/

sumber:https://www.google.com/search?

q=tank+cleaning&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUK

Ewib0ObQobHiAhXae30KHZhDCjYQ_AUIDigB&biw=1242&bih=528#i

mgrc=Ez2hO7DkraCuQM:.

https://www.google.com/search?q=kapal+tanker+bongkar+muat&

=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi-

_pz5o7HiAhUF448KHZk0DvoQ_AUIDigB&biw=1242&bih=528#imgdii

=3WG2DARDqiDEDM:&imgrc=MleMZllT-Ioe6M:

http://perikanan38.blogspot.com/2018/06/pengaturan- dan-penanganan-muatan-

kapal.html

https://www.google.com/search?

q=gambar+memuat+pada+kapal&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa

=X&ved=0ahUKEwiOoc3vwqHiAhUIPI8KHau0BfAQ_AUIDigB&biw=

1242&bih=577

https://www.google.com/search?

q=gambar+memuat&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0a

hUKEwi91fDpwaHiAhUOfX0KHZmaB-

EQ_AUIDigB&biw=1242&bih=577

https://www.google.com/search?

q=apa+itu+kapal+penumpang&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=

0ahUKEwjj2Kv1pbPiAhXZdn0KHW0GDwMQ_AUIDigB&biw=1366&bih=667

#imgrc=JOWz0kjzFJfKUM.
35

Anda mungkin juga menyukai