SKRIPSI
Disusun Oleh:
FIRHAND ALIF
NIT.50134749.N
SEMARANG
2017
1
2
SKRIPSI
Disusun Oleh:
FIRHAND ALIF
NIT.50134749.N
SEMARANG
2017
3
SEMARANG
2017
4
5
SEMARANG
2017
6
7
SEMARANG
2017
8
HALAMAN PERNYATAAN
NIT : 50134749 N
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “OPTIMALISASI KESELAMATAN
PADA CREW DAN BURUH SAAT KEGIATAN BONGKAR MUAT MENGGUNAKAN CRANE
BARGE DI KAPAL MV. PULAU NUNUKAN” adalah benar hasil karya saya bukan
salinan/plagiat skipsi dari orang lain dan saya bertanggung jawab kepada judul maupun isi
dari skripsi ini. Bilamana terbukti merupakan penyalinan dari orang lain maka saya bersedia
untuk membuat skripsi dengan judul baru atau menerima sanksi lain.
FIRHAND ALIF
NIT. 50134749 N
9
SEMARANG
2017
10
MOTTO
“Orang yang dekat hubungannya dengan Tuhan yang maha penyayang dan maha
pemurah,tidak akan kehabisan harapan”(Irwan, ayahanda penulis).
11
SEMARANG
2017
12
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Allah SWT atas segala rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
Pelayaran Semarang.
5. Seluruh Dosen, khususnya bapak Capt. Samsul Huda, M.M., M.Mar., dan Ibu
6. Senior, Junior dan sahabat angkatan L, khususnya Kasta Sumatera dan Nautika
VIII Alfa, terima kasih atas kerjasamanya dan semua pengalaman bersama
7. Para pembaca yang budiman serta seluruh orang yang telah membantu,
SEMARANG
2017
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“OPTIMALISASI KESELAMATAN PADA CREW DAN BURUH SAAT KEGIATAN BONGKAR MUAT
memperoleh gelar Profesional Sarjana Terapan Pelayaran (S. Tr. Pel) dalam bidang Nautika
skripsi ini sebaik mungkin dengan keadaan yang sebenar–benarnya berdasarkan penelitian
saran serta bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Pelayaran Semarang.
2. Bapak Capt. Samsul Huda, M.M., M.Mar., selaku Dosen Pembimbing Materi.
3. Ibu Nur Rohmah, S.E., M.M., selaku Pembimbing Metodologi dan Penulisan.
5. Kedua orang tua seluruh beserta keluarga penulis yang telah memberikan doa
dan dukungan, terima kasih atas kasih sayang, doa, dukungan dan kepercayaan
6. Yang terhormat seluruh jajaran direksi dan staff PT. Salam Pacific Indonesia
laut.
skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung baik secara moril maupun
materiil yang tidak dapat penulis sebut satu persatu sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk
permohonan maaf. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna,
untuk itu penulis mohon pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Penulis
16
SEMARANG
2017
17
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
MASALAH
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 69
B. Saran .......................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA
SEMARANG
2017
21
22
23
DAFTAR TABEL
SEMARANG
2017
25
26
DAFTAR GAMBAR
SEMARANG
2017
29
DAFTAR LAMPIRAN
SEMARANG
2017
32
ABSTRAKSI
SEMARANG
2017
34
ABSTRACT
Firhand Alif, 2017, NIT: 50134749. N, “of Optimization safety of crew and labor during
loading and unloading activities using crane barge on MV. Pulau
Nunukan”, Nautical Thesis, Diploma IV Program, Semarang Merchant
Marine Polytechnic, Material Adviser (I): Capt. Samsul Huda, M.M.,
M.Mar. and as Methodologi and Writing Adviser (II): Nur Rohmah, S.E.,
M.M.
Based on the observation and analysis of the authors concluded that safety
equipment on MV. Pulau Nunukan is inadequate, and knowledge of crew and labor
about safety regulation is still lacking. Efforts that can be used to improve the safety
of lading and unloading with crane barge currently include an increase in work
management, fitness and health control crew, job readiness checks and surveillance
at work.
Key words: Safety, crew, labor, loading and unloading, crane barge
35
SEMARANG
2017
36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bentuk kecelakaan. Dengan sikap yang hati–hati dan tidak ceroboh dalam
crew kapal dan buruh yang bekerja hanya sekedar memenuhi kewajiban
orang lain dan lingkungannya. Ada yang mementingkan diri sendiri tanpa
waktu penulis melaksanakan praktek laut, ada crew kapal yang sengaja
terluka dan harus dijahit. Oleh karena itu peranan alat keselamatan sangatlah
merupakan jenis kapal peti kemas yaitu kapal yang khusus digunakan untuk
mengangkut barang atau muatan dalam bentuk container. Peti kemas atau
dan sekaligus mengangkut muatan yang ada di dalamnya. Pada awalnya yang
kamera, dan peralatan laboratorium yang kecil tetapi mempunyai nilai yang
seperti minyak dalam tank container, minuman dalam kaleng, textil, pakaian
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya
turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas pelabuhan yang memadai baik dari crane darat, peralatan bongkar
kedalaman perairan yang mencukupi untuk kapal, dan container yard yang
luas untuk dapat menyimpan container dalam jumlah besar. Tetapi dalam
kasus ini, MV. Pulau Nunukan memasuki daerah Indonesia bagian timur,
tersebut tidak memiliki crane darat serta container yard yang luas. Di
ini terlihat kurang terjaminnya keselamatan crew dan buruh pada saat
Gambar 1.1
tampak beberapa orang buruh yang sedang membantu dalam proses bongkar
Gambar 1.2
Buruh membantu dalam proses bongkar container dan
tidak menggunakan alat keselamatan
Kondisi kegiatan bongkar muat di pelabuhan Timika, Mimika Papua.
tidak memakai safety helmet, warepack, safety shoes dan glove. Hal-hal
container, dan tertimpa oleh benda yang jatuh. Kondisi itu dapat
menyebabkan kerugian bagi semua pihak mulai dari crew kapal atau buruh
itu sendiri sampai pihak perusahaan. Kerugian itu berupa penderitaan dan
kerugian yang bersifat ekonomis, dalam bentuk luka atau memar pada
harus dijahit, hal itu mengakibatkan pekerjaan di atas kapal harus di hentikan
tidak mengedepankan keselamatan dalam bekerja. Oleh karena itu peran dari
perwira jaga sangat penting dalam menjamin keselamatan crew atau buruh
ketika proses bongkar muat, Seorang perwira jaga harus dapat mengingatkan
crew atau buruh agar dapat memakai alat kesealamatan yang telah tersedia
Nunukan”.
42
B. Perumusan Masalah
C. Batasan Masalah
tujuan yang ingin dicapai, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah
yaitu pada saat penulis melaksanakan praktek laut di atas kapal MV. Pulau
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan yang di tuangkan dalam skripsi ini adalah :
bongkar muat
E. Manfaat Penelitian
mengutamakan keselamatan.
2. Institusi/Lembaga
sumber daya manusia yang benar–benar handal dan terampil dan juga
3. Penulis
kapal.
F. Sistematika Penulisan
Bab I. PENDAHULUAN
konsep-konsep.
data
masalah.
Bab V. PENUTUP
45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SEMARANG
2017
47
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan teori
a. Bongkar :
Gambar 2.1
Gantry crane
b. Crane kapal
Crane kapal berfungsi sebagai alat bongkar muat di kapal.
Biasanya kapal container memiliki beberapa crane yang
terletak di antara palka atau di tengah-tengah badan kapal.
Crane kapal dapat menjadi alat utama bongkar muat ketika
kapal melakukan kegiatan bongkar muat container di
pelabuhan yang tidak tersedia gantry crane.
49
Gambar 2.2
Crane kapal
Gambar 2.3
Container hook sling
d. Container spreader
Container spreader adalah alat yang khusus
dirancang untuk mengangkat container dimana konstruksi
alat ini yang berbentuk segi empat dan ada yang terbentuk
dari sebuah batang baja panjang, sepanjang container dan
ujung-ujungnya terdapat batang-batang melintang yang
lebarnya selebar container.
Gambar 2.4
Container spreader
Gambar 2.5
Container chasis atau trailer
f. Mobil crane
Mobil crane atau disebut juga crane darat adalah alat
bongkar muat multipurpose yang dapat bergerak dimana saja
bila dibutuhkan. Pergerakan ini dapat dilakukan karna mobil
crane memiliki roda untuk kapasitas yang besar. Pada
umumnya mobil crane beroperasi dilapangan penumpukan
ataupun dermaga konvensional yang membutuhkan kapasitas
kurang dari 25 ton.
Gambar 2.6
Mobil crane
g. Crane barge
52
Gambar 2.7
Crane bsrge
3. Keselamatan kerja
hidupnya.
kerja crew dan buruh adalah pengaruh manfaat dari kegunaan dari
b. Panas
55
c. Sesak
f. Berat
g. Menganggu pekerjaan
crew kapal juga merasa mereka selama ini tidak pernah di berikan
sanksi oleh Nahkoda maupun perwira kapal jika crew kapal tidak
diantaranya:
tetap diberlakukan.
teratur.
Gambar 2.8
Safety helmets
c. Pelindung pendengaran.
Tiap orang yang tidak terlindungi dari kebisingan
tingkat tinggi seperti di kamar mesin, harus menggunakan
pelindung telinga dari type yang telah direkomendasikan yang
cocok untuk keadaan khusus. Pelindung pendengaran terdiri
dari tiga bentuk, Ear Plugs (penyumbat telinga), Permanen
(type yang dapat dibuang setelah dipakai), Ear Muff (Penutup
telinga). Bentuk paling sederhana dari pelindung telinga
adalah Glass-down earplug. Bagaimanapun juga bentuk ini
mempunyai kelemahan dari keterbatasan kemampuan untuk
mengurangi tingkat kebisingan. Earplug dari karet atau
plastik juga mempunyai keterbatasan pada suara tinglkat yang
sangat tinggi atau frekwensi yang sangat rendah yang
menyebabkan terjadinya getaran pada saluran telinga. Pada
umumnya, ear muff merupakan bentuk yang lebih effektif,
ear muff terdiri dari sepasang rigit cups (mangkok kaku) yang
didesain untuk melengkapi untuk menutup telinga, dipaskan
dengan cincin penyegel yang lembut agar busa dirapatkan
diseputar telinga. Ear cup (mangkok telinga) dihubungkan
dengan sebuah spring loaded head band (neck band) yang
memastikan bahwa sound seal disekitar telinga tetap terjaga.
Untuk itu diperlukan saran dari para ahli mengenai
penggunaannya.
60
Gambar 2.9
Pelindung pendengaran
d. Pelindung Muka dan Mata
Dalam memilih pelindung muka dan mata, harus
diperhatikan bentuk dan tingkat bahayannya yang dihadapi
dan kemampuan pelindung. Penyebab utama kecelakaan pada
mata adalah:
1) Sinar infra merah (gas pengelasan).
2) Sinar ultra violet (las listrik).
3) Terkena bahan kimia.
4) Terkena partikel.
Gambar 2.10
Alat pelindung muka dan mata
61
Gambar 2.11
safety gloves
2) Footwear (Alas kaki)
Kecelakaan pada kaki biasanya disebabkan karena
pemakaian alas kaki yang tidak cocok, meskipun begitu
dirasakan kepada semua personil yang bekerja diatas
kapal untuk menggunakan footwear yang tepat.
Kecelakaan biasanya disebabkan karena tumbukan.
62
Gambar 2.12
Safety shoes
f. Perlindungan badan
Setiap pelaut yang sedang bekerja diatas, diluar atau
di bawah deck atau tempat lain yang mempunyai resiko
terjatuh dari ketinggian 2 m atau lebih, harus menggunakan
safety harness (sabuk dengan penahan goncangan) yang
diikat dengan tali keselamatan.
Gambar 2.13
a. Crew
Menurut Wikipedia, crew adalah seorang awak, dimana
seseorang yang bertugas di kegiatan umum, umumnya dalam
organisasi terstruktur atau hirarkis. Lokasi dimana crew
bekerja disebut crewyard atau workyard. seorang awak kapal
(crew) terdiri dari beberapa bagian, masing-masing bagian
mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri.
jawab masing-masing.
terdiri dari:
proses keselamatan.
b. Buruh
Menurut Wikipedia, buruh, pekerja, worker, laborer,
tenaga kerja atau karyawan pada dasarnya
adalah manusia yang menggunakan tenaga dan
kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa
pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainya kepada
Pemberi Kerja atau pengusaha atau majikan.
pada proses dan bersifat mandiri. Bisa saja pekerja itu bekerja
B. Kerangka Pikir
Penyebab : Penyebab :
Upaya : Upaya :
Gambar 2. 14
Kerangka pikir
68
SEMARANG
2017
69
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Laut (Prala) di kapal MV. Pulau Nunukan selama 1 tahun 1 hari, dimulai
tentang optimalisasi alat keselamatan bagi crew dan buruh ketika kegiatan
yang diteliti.
menentukan suatu masalah yang prioritas dan terdapat tiga faktor yang perlu
Suatu masalah dengan total skor tertinggi merupakan masalah yang prioritas.
Tabel 3.1
Skala penilaian metode USG
Skala Penilaian
1 Sangat kecil
2 Kecil
3 Sedang
4 Besar
5 Sangat besar
itu.
penelitian, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses
perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus sesuai
1. Data Primer
2. Data Sekunder
penelitian.
D. Pengumpulan Data
langkah–langkah :
1. Riset Lapangan
pertanyaan.
b. Observasi
tertentu.
Pulau Nunukan.
2. Metode Kepustakaan
3. Dokumentasi
apa yang hendak ditelusuri baik itu obyek, gejala maupun tanda-
tanda.
Tahap analisa data adalah tahap paling penting dan menentukan dalam
data yang sudah tersedia kemudian diolah dengan daftar dan dapat
77
demikian, teknis analisis data dengan tujuan mengolah data tersebut untuk
kapal, untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada sehingga bisa
beberapa bulan penulis menemukan ada beberapa sikap dan tindakan saat
keseluruhan.
78
SEMARANG
2017
79
BAB IV
merupakan salah satu armada kapal milik PT. Salam Pacific Indonesia
Lines. Kapal ini dibangun pada tahun 2011 oleh perusahaan Jianghai
dengan panjang kapal 119,20 meter dan lebar 20,80 meter. Berikut
Tabel 4.1
FLAG INDONESIA
CLASIFICATION B.K.I
FREEBOARD 2132 mm
F.W.A 129 mm
NO. OF HOLDS 3
Gambar 4.1
81
Selain data–data kapal di atas, masih ada data-data para awak kapal
(crew list) yang terdiri dari 20 (dua puluh) orang. Data–data tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2
B. Analisis Data
oleh setiap awak kapal demi kelancaran kerja dan mencegah terjadinya
mengadakan safety meeting setiap satu bulan sekali, namun masih ada
sebagian crew kapal yang karena kurangnya kedisiplinan dan kesadaran diri,
dalam pekerjaan tersebut. Tidak ada suatu pekerjaan pun yang lepas sama
berikut:
Gambar 4.2
Diagram fishbone
crane barge di MV. Pulau Nunukan masih kurang, karena masih terdapat
kerja disebabkan oleh faktor crew dan buruh yang bekerja di dalam
peralatan apa yang diperlukan sebagai alat pengaman diri beserta cara
saat kegiatan bongkar muat dan menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh
salah yang tidak menunjang keselamatan dari crew dan buruh dalam
oleh crew kapal dan buruh dalam bekerja terkait dengan penggunaan
alat-alat keselamatan.
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian / organizing
c. Staffing
bongkar muat.
d. Influencing
e. Controlling
berikut:
mempunyai jam kerja 12 jam per hari dan di beri minimal 10 jam
hari.
oleh pekerjaan.
C. Pembahasan Masalah
kerja seperti helmet, safety shoes, dan gloves. Hal ini didukung oleh
kerja yang tidak diinginkan oleh crew dan buruh itu sendiri
maupun orang lain. Maka dari itu diperlukan perhatian dari pihak
crew kapal pada saat bekerja. Berikut adalah tabel ketersediaan alat
Tabel 4.3
Daftar inventaris Alat Keselamatan Kerja
M.V Pulau Nunukan
KONDISI
NO NAMA ALAT QTY
BAIK RUSAK
1 Safety helmet 25 20 5
2 Safety shoes 19 19 -
3 Safety belt 3 2 1
4 Gloves 50 50 -
5 Eyes protector 19 19 -
6 Ear protector 10 10 -
muat di mulai.”
keadaan yang ada di tempat itu. Oleh karena itu crew dan buruh
a. Urgency
tadi.
b. Seriousness
c. Growth
94
ada.
Table 4.4
ANALISIS NILAI
PRIORIT
MASALAH PERBANDINGA U S G
U S G T AS
N
A-B BBA
Kurangnya A-C CCA
komunikasi
A. antara crew A-D DDD 1 - 2 3 V
dengan
operator A-E AE E
B-C BB C
alat B-D DDB
keselamatan
B. yang 3 3 1 7 II
kurang memadai B-E BB E
kurang C-E CC E
akan
pentingnya
keselamata
n
karena ia berpikir bahwa hal itu tidak perlu, hal ini menjelaskan
97
bersikap acuh, Maka dari itu perlu dibuat sanksi bagi crew dan
sikap, tindakan dan cara crew dan buruh dalam bekerja untuk
Gambar 4.3
Alat keselamatan yang harus di kenakan crew dan buruh
melalui:
1) Safety meeting
3) Poster
b) Muster station
c) Pintu masuk
f) Galley
104
g) Anjungan
Gambar 4.4
d. Pengawasan
anak buah kapal yang baru dan terhadap anak buah kapal yang
e. Peranan Perusahaan
untuk crew dan buruh yang ada di darat dengan kualitas yang
menjamin:
SEMARANG
2017
109
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kurang memadai hal itu dikarenakan alat pelindung diri dari sebagian
buruh yang sulit di atur, Hal itu di sebabkan oleh kurang baiknya
manajemen kerja yang ada di atas kapal pada saat kegiatan bongkar
B. Saran
peralatan yang sudah rusak atau tidak layak pakai dapat segera diganti
dengan alat-alat keselamatan yang baru dan seharusnya para crew benar-
berlangsung.
dilakukan oleh crew kapal dan buruh dalam bekerja terkait dengan
SEMARANG
2017
113
DARTAR PUSTAKA
Bungin. Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
http://www.anneahira.com/teorikeselamatan-kerja.htm/,
H.W.Heinrich,kecelakaan kerja, diaskes pada Maret 2017.
https://rurabakara1.wordpress.com/2010/05/10/aturan-keselamatan-pelayaran/,
Juneiro, Aturan Mananajemen Keselamatan Pelayaran, Oktober 2016,
diaskes pada Maret 2017.
http://tuloe.wordpress.com/2009/07/12/dasar-dasar-kesehatan-dan-
keselamatan-kerja-k3/ America Society of Safety and Engineering
(ASSE), Keselamatan Kerja & Bahaya, diakses pada Maret 2017.
115
SEMARANG
2017
116
Lampiran Hasil wawancara dengan Chief officer Budi wibowo (pada tanggal
10 februari 2016).
kecelakaan kerja?
Jawab:
keterampilan pekerja.
Jawab:
Saya rasa mereka tidak mengenakan alat pelindung diri dengan lengkap
alat pelindung diri untuk keselamatan kerja, alat pelindung diri mereka
sudah rusak/hilang tetapi tidak melapor dan ada juga anggapan dari para
pekerja pada saat itu memang siap secara fisik dan mental, pekerja dalam
tempat cleaning yang licin karena batu bara, kesigapan dan kecakapan saat
bekerja.
117
3. Apakah maksud dari kurang nyaman apabila mengenakan alat pelindung diri
Jawab:
tidak menggunakan safety googles, masker, ear plug karena tidak terbiasa,
Jawab:
kerja
5. Apakah ada sanksi bila crew tidak disiplin saat menggunakan peralatan
tersebut?
Jawab:
SEMARANG
2017
119
120
.
121
LSA CHECKLIST
Note: Please refer to the file “Manufacturer’s Repair and maintenance guidelines for life boat, rescue
boat, life raft & launching appliances” for weekly checklist as provided pursuant to MS.1/Circ.1206
superseding Circ.1049, Circ,1093, Circ.1136 & Circ.1137 . All items listed in weekly checklists to be
checked and any maintenance / repair/ replacement carried out to be entered in following remarks
column.
Weekly Checks: (As required by SOLAS CH III regulation 20: Life-saving appliances and
arrangements.)
No ITEM DATES OF WEEKLY TEST
All Survival Craft, Rescue boat and launching appliance
A shall be visually inspected to ensure that they are ready Verified by: ____________________
for use. (Signature)
1 Life boat No 1
2 Life boat No 2
3 Rescue boat
4 Life raft 1
5 Life raft 2
6 Life raft 3
7 Life raft 4
8 Life raft 5
Testing life boat and rescue boat engines for a minimum
B Verified by: ____________________
period of 3minutes.
(Signature)
1 Life boat No 1
2 Life boat No 2 (not in case of free fall life boat)
3 Rescue boat
Testing of general emergency alarm system.
C Verified by: ____________________
(locations as per vessel)
(Signature)
1 Location 1: BRIDGE
2 Location 2:
3 Location 3:
Boat hooks and on-load release gear has been properly
and completely reset. (This is necessary to avoid Verified by: ____________________
D
accidental release. See boat manual for correct resetting (Signature)
procedure.)
1 Life boat No 1
2 Life boat No 2 (not applicable, if free fall life boat)
3 Rescue boat
Weekly inspection of following equipments to be carried
E out as per manufacturer’s guidelines and weekly check Verified by: ____________________
lists. (Signature)
1 Life boat No 1
2 Life boat No 2 (not applicable if fitted free fall life boat)
3 Rescue boat
122
Monthly Checks: (As required by SOLAS CH III regulation 20.7 and regulation 36)
No. ITEM
C Life Raft 1 2 3 4 5
Location: BOAT STB/S BOAT P/S BOAT STB/S BOAT P/S FORECASTLE
Makers name: FUJIKURA FUJIKURA FUJIKURA FUJIKURA FUJIKURA
Serial number: SN. 57166 SN. 154006 SN. 154184 SN. 154185 SN. 64279
Life Raft serviced: JUNE 15 JUNE 15 JUNE 15 JUNE 15 JUNE 15
HRU serviced (as
applicable)
HRU expiry (for non-
serviceable type- Hammer)
L/raft ration expiry:
L/raft pyrotechnics expiry:
L/raft first aid kit expiry:
Approving authority:
Capacity: 15 PERSON 15 PERSON 15 PERSON 15 PERSON 6 PERSON
Type of emergency pack:
Length of painter:
Permitted height of stowage
position:
aa Container 1 2 3 4 5
Checks had been carried out as per
manufacturer’s guidelines and schedule.
bb Lashing Wire
Checks had been carried out as per
manufacturer’s guidelines and schedule.
cc Cradle
124
H SART 1 2
1 Maker / Model SAB 300 SAB 300
2 Serial Number 3640998 3640997
3 Battery Expiry APRIL 2019 APRIL 2019
SART to be tested every month and entry made in
4
GMDSS log book
Caution: SART can be damaged by RADAR output if testing is not carried outside the safe distance prescribed by
SART manufacture. Example: For JRC, JQX-30A it is 5 to 20mtrs horizontally from scanner and 2-8mtrs vertically
distance fwd of scanner and 1-2mtrs vertical distance aft of scanner.
J EPIRB
1 Maker / Model KANAD-406 WH
2 Serial Number 327499
3 HRU unit Expiry date
4 Battery Expiry date DEC 16
Inspect EPIRB that it is in armed condition
(automatic position) and housed in float free position
5
prior departure from every port and make entry in
GMDSS log book
Test monthly as per makers instruction and make
6
entry in GMDSS log book
EPIRB to be annual serviced and tested by shore Last Annual testing date :
technician (Test to be carried out according to IMO Place :
7
guidelines, IMO/MSC/Circ 1040). Keep test record in Authorized person :
certificate file. Authorized Company :
Shore based maintenance in accordance with flag Last Shore based maintenance date:
state requirement or 5 yearly, complying guidelines Place :
8 sated in IMO/MSC/Circ.1039. (Shore based Authorized person :
maintenance recommended to carry out during renewal Authorized Company :
EPIRB battery). Keep test record in certificate file
Caution: To read maker instructions to avoid accidental transmission when removing the EPIRB from
stowage position and for testing. Do not test longer than necessary to avoid actual transmission.
126
K Life Jackets
1 Maker: FUJIKURA
Is the inventory of lifejackets prepared showing
2
location and expiry dates.
3 Check condition of each life jacket including whistle
4 Check battery expiry dates. JAN 2020
Check condition of donning instruction posted in
5
accommodation space.(for each maker/type)
1 Condition
2 Have they been updated
Entry in log book: “Monthly inspection as per SOLAS CH III regulation 20.7 of Life-saving
appliances and lifeboat equipment carried out”
Note: Please refer to the file “Manufacturer’s Repair and maintenance guidelines for life boat, rescue
boat, life raft & launching appliances” for monthly checklists. All items listed in monthly checklists
to be checked and any maintenance/repair/replacement carried out to be entered in following remark
column.
PELABUHAN : TUAL
Semua cargo gear berfungsi normal. Batas keselamatan sudah dites dan
berfungsi penuh.
di dalam palka.
7. Stevedore tidak boleh membawa senjata, obat-obatan dan alkohol di
atas kapal.
8. Stevedore tidak terlibat dalam tindakan yang tidak aman, seperti berdiri
di atas palka yang terbuka, berdiri di atas gunwale kapal, bersandar
pada palka muatan kapal, dll.
B) PEKERJAAN MUATAN
1. Jangan melebihi SWL beban kerja crane.
2. Jangan melebihi SWL beban rantai, kabel, sling atau komponen pengangkat
lain.
3. Saat mengangkat beban (muatan) orang dilarang lewat dibawahnya.
4. Jangan melewati batas keselamatan crane.
5. Crane harus digunakan/dioperasikan dengan pelan dan tanpa sentakan.
6. Jangan biarkan tali pengangkat menggesek hatch coaming.
7. Tandil/seseorang yang memberi aba-aba harus terlihat oleh operator crane
dan berdiri di tempat yang aman selama pekerjaan bongkar muat.
8. Sling, rantai pengangkat dan alat pengangkat lain harus diamankan dan
dipasang di atas hook sebelum mengangkat beban.
9. Sebisa mungkin, hoisting harus langsung diatas lifting poin beban sebelum
menaikkan.
10. Jangan menyeret beban atau mengangkat dari sisi samping.
11. Pastikan jika tidak ada halangan untuk mengangkat beban sebelum
mengayunkan/sway crane.
12. Jangan meninggalkan kendali crane tanpa operator saat crane beroperasi.
13. Operator crane harus mengetahui emergency stop dan emergency escape
sebelum memulai pekerjaan.
14. Jika terjadi kesalahan daya listrik, langsung matikan crane.
15. Jangan biarkan sampah tertimbun di muatan.
16. Jangan merusak inventaris/ fasilitas di kabin crane dan tidak boleh
membuang sampah di dalam kabin crane.
17. Awak kapal harus diberitahu sebelum menyalakan dan mematikan crane.
18. Muatan harus dimuat/ dibongkar tepat di palka muatan.
19. Ketidakfungsian dan/ atau kerusakan cargo gear harus segera dibertahukan
kepada perwira kapal yang bertugas atau Mualim I.
Pastikan jika kapal dan pemilik akan memberikan tanggung jawab penuh atas
semua kerusakan, penundaan, biaya, kecelakaan dan konsekuensinya, yang
diakibatkan oleh tidak terpenuhi dengan ketentuan diatas.
131
BUDI WIBOWO
MUALIM I
Diketahui oleh:
Agen Kapal:
132
SEMARANG
2017
133
9. c. Alamat Orang Tua : JL. Sumbawa V/40 Komp. Marelan Indah Kel.
Rengas Pulau Kec. Medan Marelan, Medan
Sumatera Utara
10.Riwayat Pendidikan
a. SD : SD Dr. Wahidin Sudirohusodo, tahun 2001 – 2007
b. SMP : SMP Pertiwi, tahun 2007 - 2010
c. SMA : SMA Dharmawangsa, tahun 2010 - 2013
d. Perguruan Tinggi : PIP Semarang, tahun 2013 - sekarang
11.Pengalaman Pratek Laut
a. Perusahaan Pelayaran : PT. Salam Pacific Indonesia Line
SEMARANG
2017
135