Instansi/
Lembaga
Diklat
(ANT-IV/ATT-IV)
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Khidmat dan Karunia-
Nya, sehingga penyusunan petunjuk teknis edisi pertama tata cara penulisan
proposal usulan pengesahan (approval) program diklat keahlian pelaut dapat
diselesaikan.
Para pembaca, pemrakarsa dan pengelola Lembaga Diklat Pelayaran yang kami
hormati, safety, security and efficient shipping adalah hasil dari pengelolaan
sumber daya yang bukan baru dimulai saat para pelaut pertama kali mulai bertugas
di kapal, tetapi sudah harus dimulai saat sumber daya manusia kepelautan diproses,
yaitu di Lembaga Diklat Pelayaran.
Oleh karena itu belajar dari pengalaman, arsip dokumen-dokumen proposal usulan
pengesahan program diklat keahlian pelaut dan hasil pengamatan dalam proses
adminsitrasi usulan pengesahan program diklat keahlian pelaut, yang ditujukan
kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan tembusan kepada Kepala
Badan Pengembangan SDM Perhubungan, melalui Pusat Pengembangan SDM
Perhubungan Laut, serta proses audit eksternal, maupun komunikasi antara auditor
dan auditee, yang menunjukan bahwa, hasil audit dan mutu proses audit masih
jauh dari harapan serta tujuan yang dimaksud, sebagaimana tercantum dalam
ketentuan peraturan perundangan tentang pengembangan SDM Transportasi bidang
pelayaran, khususnya sumber daya manusia kepelautan.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas, terlihat bahwa masih terlalu banyak yang perlu
segera dan terus harus diperbaiki, baik hal-hal yang menyangkut pemahamam dari
pengelola Lembaga Diklat Pelayaran, ketersediaan pedoman-pedoman untuk
mendapatkan pengesahan program diklat kepelautan maupun kompetensi petugas
dalam layanan adminsitrasi pengesahan program diklat kepelautan, termasuk
kapasitas auditor yang melaksanakan audit eksternal terhadap pemenuhan
standar mutu kepelautan, untuk mendapat pengesahan program diklat keahlian dan
audit internal yang dalam fungsinya untuk menjamin (ensure), bahwa suatu
Lembaga Diklat Pelayaran dalam penerapan sistem standar mutu kepelautan
mampu membuktikan bahwa standar mutu yang diterapkan adalah full compliance
and complite effect atau sebaliknya.
Konvensi Internasional STCW 1978 Amandemen 2010 Regulation I/6 Training and
Assessment mengungkapkan bahwa Pemerintah wajib menjamin bahwa Pelatihan
dan Penilaian Pelaut sebagaimana dipersyaratkan pada Konvensi, harus
diadministrasikan, disupervisi dan dimonitor dengan mengacu pada ketentuan
sebagaimana diatur pada Seksi A-I/6 STCW Code (Koda STCW).
Begitu pula pada Regulation I/8 Quality Standards, Pemerintah memiliki tanggung
jawab bahkan kewajiban untuk menjamin atau bahwa dengan mengacu pada
ketentuan Seksi A-I/8 dari STCW Code, maka semua aktifitas pelatihan, penilaian
kompetensi, sertifikasi termasuk sertifikasi kesehatan pelaut, pengukuhan
(endorsment) dan revalidasi oleh Lembaga Non Pemerintah atau Entitas yang
mendapat otoritas dari Pemerintah, secara kontinyu dimonitor melalui sistem standar
mutu untuk menjamin pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, termasuk perhatian
terhadap kualifikasi dan pengalaman dari Intruktur dan Penilai.
Hal tersebut juga dimaksud terhadap perwakilan Pemerintah atau entitas yang
melakukan kegiatan yang terkait kepelautan, wajib memiliki sistem standar mutu.
Dari uraian diatas, jelas memberi informasi secara lengkap betapa sistimatis dan
banyaknya ketentuan yang wajib dipenuhi oleh Lembaga Diklat Pelayaran dan
Pemerintah dalam penyelenggaraan pengembangan SDM Kepelautan, yang
kesemuanya harus dimulai dengan sistem standar mutu kepelautan dan
penyusunan proposal pengesahan program diklat kepelautan merupakan awal dari
penerapan sistem standar mutu kepelautan yang adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari penerapan sistim standar mutu kepelautan Indonesia.
Pada prinsipnya proposal usulan pengesahan program diklat keahlian pelaut ini,
digunakan sebagai media untuk mengukur secara garis besar pemahaman
pemrakarsa tentang jenis diklat keahlian pelaut, yang diusulkan untuk mendapat
pengesahan dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
Garis besar pemahaman dimaksud menjadi indikator pertama untuk petugas dan
audtor dalam menilai kemampuan pemrakarsa, dalam mempertimbangan
perencanaan SDM dengan kompetensinya, misalnya program diklat ANT-IV/ATT-
IV dengan persyaratan mulai dari calon peserta diklat, target lulusan serta lapangan
pekerjaan, standar - standar mutu kepelautan serta proses pemenuhannya, peran
manajemen mutu, penilaian kompetensi, sertifikasi, tarif dan pembiayaan.
Dalam hal ini, secara kesisteman memiliki keterkaitan erat dalam menghasilkan
lulusan, sesuai standar mutu yang dipersyaratkan dan menjadi jaminan bagi
Pemerintah kepada dunia kerja serta Internasional Maritime Organization (IMO).
Dengan demikian dalam kata pengantar proposal usulan pengesahan program diklat
keahlian pelaut, pemrakarsa wajib menjelaskan secara singkat isi uraian dari Bab I,
Bab II, Bab III, Bab IV dan Bab V agar petugas dan auditor mendapat gambaran
singkat, tentang sistem pembelajaran yang akan dibangunan dan apakah
pemrakarsa memiliki kemampuan pengelolaan yang disertai dengan ketersediaan
sumber daya diklat, bersama dokumen manajemen mutu sebagai metode
pelaksanaannya, untuk mencapai dan menjamin mutu lulusan sesuai tabel
kompetensi dari jenis Diklat Keterampilan Pelaut yang ditetapkan pada STCW Code.
Penilaian terhadap isi proposal dan sumber daya diklat dalam rangka penerbitan
surat hasil penilaian dapat diikuti dengan mencocokannya sesuai kondisi fisik
dilapangan, dan hasilnya disampaikan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut
tentang pemenuhan persyaratan proposal dan ketersediaan sumber daya diklat
yang telah memenuhi syarat, untuk selanjutnya dilaksanakan Audit Eksternal oleh
Tim Audit yang dibentuk oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
Demikian uraian tentang isi kata pengantar yang harus disusun oleh pemrakarsa
atau Lembaga Diklat Pelayaran yang akan menyusun proposal usulan pengesahan
program diklat kepelautan, semoga bermanfaat.