.......…………………
SKKNI
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
2011
KATA PENGANTAR
Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu Jabatan
Kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk
kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat
mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
kompetensinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) merupakan suatu hal yang sangat
penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja
sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi
disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku
pelaksana langsung di lapangan dan para ahli dari jabatan kerja yang bersangkutan.
Kegiatan menyusun SKKNI ini diawali dengan desk study, survei, wawancara dan workshop.
Dari hasil tersebut, yang masih dalam format DACUM, kemudian ditransformasi ke dalam
format RMCS, selanjutnya dibahas dalam pra konvensi. Selanjutnya finalisasi konsep
SKKNI tersebut dilaksanakan dalam suatu Konvensi Nasional yang melibatkan para Pakar
dan Narasumber yang berkaitan dengan Jabatan Kerja tersebut.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk jabatan kerja Estimator Biaya
Jalan ini merupakan review dari jabatan kerja yang sama, dan disusun berdasarkan format
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : PER.21/MEN/X/2007
Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Penyusunan
Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
acuan dalam peningkatan dan pengukuran tingkat kompetensi pada jabatan kerja Estimator
Biaya Jalan.
Diharapkan adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) tersebut dapat
meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan. Di sisi
lain standar kompetensi kerja ini tetap masih memerlukan penyempurnaan sejalan dengan
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri Jasa
Konstruksi, sehingga setiap masukan untuk penyempurnaan sangat diperlukan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ini, kami ucapkan terima kasih.
(………...........................................)
NIP …………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan
pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan atau
ketrampilan.
1. Pasal 3, Prinsip dasar pelatihan kerja adalah, huruf (b) berbasis pada kompetensi
kerja.
2. Pasal 4 ayat (1), Program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI, Standar
Internasional dan/atau Standar Khusus.
Jadi apabila seseorang atau sekelompok orang telah mempunyai kompetensi kemudian
dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, maka akan
dapat menghasilkan atau mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan tertentu
yang seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut: dalam kondisi
tertentu, mampu dan mau melakukan suatu pekerjaan, sesuai volume dan dimensi yang
ditentukan, dengan kualitas sesuai standar dan mutu / spesifikasi, selesai dalam tempo
yang ditentukan.
Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas dan terukur,
serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan perhitungan biaya
pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.
B. Tujuan
C. Pengertian
1. Kompetensi Kerja
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Konsep SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut SKKNI
adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan / atau keahlian, sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan
tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
D. Penggunaan SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah disusun dan telah
mendapatkan pengakuan oleh para pemangku kepentingan akan dirasa bermanfaat
apabila telah terimplementasi secara konsisten. Standar Kompetensi Kerja digunakan
sebagai acuan untuk :
STANDAR KOMPETENSI
Terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu
UNIT KOMPETESI
Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung
tercapainya standar kompetensi, setiap unit kompetensi memiliki sejumlah
elemen kompetensi
ELEMEN KOMPETENSI
Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung
ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati
BATASAN VARIABEL
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana kriteria unjuk kerja
tersebut diaplikasikan
PANDUAN PENILAIAN
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian
KOMPETENSI KUNCI
Merupakan persyaratan kemampuan yang harus dimiliki untuk mencapai
unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan tugas pada unit kompetensi
yang terdistribusi dalam 7 (tujuh) kriteria kompetensi kunci
.
BIDANG KEAHLIAN
ATAU PEKERJAAN
UNIT-UNIT
KOMPETENSI
KOMPETENSI KUNCI
KUALIFIKASI
KUALIFIKASISI
KUALIFIKASISI
ELEMEN
KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK
KERJA
BATASAN
VARIABEL
PANDUAN
PENILAIAN PANDUAN PENILAIAN
Batasan Variabel : Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria unjuk
kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit dan
memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat
otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin
digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang
ditetapkan, termasuk peraturan dan produk atau jasa
yang dihasilkan.
Keterangan :
Tingkat 1 : Kemampuan untuk mengerjakan tugas rutin menurut cara yang telah
ditentukan, bersifat sederhana dan merupakan pengulangan, serta sewaktu-
waktu sering diperiksa perkembangannya. Unjuk kerja tingkat 1 adalah
kemampuan yang dibutuhkan untuk menyebutkan pekerjaan sederhana
berulang-ulang secara efisien dan memuaskan berdasar pada kriteria atau
prosedur yang telah ditetapkan dengan kemampuan mandiri.
Untuk itu tingkat 1 ini harus mampu:
1). Melakukan proses yang sederhana dan telah ditentukan.
2) Menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Tingkat 3 : Kemampuan untuk mengerjakan kegiatan rumit dan tidak rutin yang
dikerjakan sendiri dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang lain.
Unjuk kerja tingkat 3 merupakan tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi dan merancang kembali proses, menetapkan dan
menggunakan prinsip-prinsip dalam rangka menentukan cara yang terbaik
dan tepat untuk menetapkan kriteria penilaian kualitas.
Untuk itu, pada tingkat 3 ini harus mampu:
1) Menentukan prinsip dasar dan proses
2) Mengevaluasi dan mengubah bentuk proses atau membentuk ulang
proses
3) Menentukan kriteria untuk mengevaluasi dan/atau penilaian prose
c. TIM TEKNIS
JABATAN
JABATAN DALAM
No. NAMA DALAM
DINAS/LEMBAGA
PANITIA/TIM
1. Aca Ditamihardja, ME Ketua
2. Ir. Ati Nurzamiati HZ,MT Sekretaris
3. Ronny Adriandi, ST,MT Anggota
4. Harry Setyawan, ST Anggota
5. Drs.J. Untung Aribowo Anggota
6. Dr.Ir.Deddy Maryadi, Dipl,HE Anggota
7. Ir.John Hendry, M,E Anggota
d. TIM PENYUSUN
JABATAN
JABATAN DALAM
No. NAMA DALAM
DINAS/LEMBAGA
PANITIA/TIM
1. Ade Wahid, S.Pd Ketua
4. Ir.Suyata Anggota
5. Ir.Yungki Virwandi Anggota
e. PESERTA WORKSHOP
g. PESERTA KONVENSI
No. Nama Instansi/Perusahaan Jabatan
1 Ir.Eddy Subyanto, MM,MT Tenaga Ahli
2 Dwiyanto Eko Winaryo, ST,MT PT.Thiess Contractor
Indonesia
3 Asdian Akbar, ST PT.Adhi Karya
4 Santi Kristiawati Wardoyo, ST PT.Adhimix Precast
Indonesia
5 Agus Hatomo, ST PT.Adhimix Precast
Indonesia
6 Ridy Chandra W, ST PT.Adhimix Precast
Indonesia
7 Drs.Prihantono. ST,M.Eng Universitas Negeri
Jakarta
8 Taryudi, ST,MT Universitas Negeri
Jakarta
9 Ardian Rahmatullah, ST PT.Adhimix Precast
Indonesia
10 Drs.R.Karsono, Mpd Universitas Negeri
Jakarta
11 Sopian Anwar PT.Adhimix Precast
Indonesia
Penetapan jenjang kualifikasi jabatan kerja / profesi kerja mengacu pada Kerangka
Kualifikasi Jasa Konstruksi (KKJK). Sesuai hasil studi literatur, konsep standar
kompetensi mencakup semua aspek kinerja tugas/pekerjaan untuk membangun
wawasan yang tidak terbatas hanya kemampuan tugas secara sempit tetapi mencakup
5 (lima) dimensi kompetensi yang perlu dikembangkan yaitu :
1. Kemampuan dalam tugas (task skill).
2. Kemampuan mengelola tugas (task management skill).
3. Kemampuan mengatasi suatu masalah tak terduga dengan cermat dan tepat
(contingency management skill).
4. Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan kerja (job/ role environments skill).
5. Kemampuan mentransfer atau adaptasi dalam situasi kerja yang berbeda/ baru
(transferable management skill).
Dimensi kompetensi tersebut di atas dapat muncul dalam kegiatan yang berbeda dari
format standar, misalnya dapat berada dalam elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja,
dan batasan variabel.
Kodefikasi unit kompetensi dan kualifikasi pada SKKNI Jasa Konstruksi pada dokumen
ini, berdasar pada Permenakertrans No. 21 Tahun 2007.
Kodefikasi setiap unit kompetensi mengacu pada format kodefikasi SKKNI sebagai
berikut :
X X X • X X 0 0 • 0 0 0 • 0 0
KELOMPOK
dst.
VERSI UNIT
Jabatan Kerja ini adalah jabatan yang terdapat di dalam struktur penugasan di dalam
organisasi di lingkungan kontraktor selaku penyedia jasa.
Jabatan Kerja ini adalah jabatan yang terdapat di dalam struktur penugasan di dalam
organisasi pelaksanaan proyek di lingkungan kontraktor selaku penyedia jasa. Jika
ditinjau secara keseluruhan, di dalam penyelenggaraan proyek dikenal bentuk-bentuk
organisasi garis lurus, organisasi segitiga dan organisasi dengan menggunakan
manajemen konstruksi seperti tersebut dalam Bagan Organisasi tersebut di bawah :
Berikut ini adalah tipikal organisasi pelaksana proyek jika skala proyeknya sedemikian
sehingga memerlukan Estimator Biaya Jalan, sebagai berikut:
Jabatan Kerja “Estimator Biaya Jalan” berada di dalam struktur organisasi Kontraktor
utama. Bentuk dan susunan organisasi Kontraktor utama di lapangan disesuaikan
dengan kebutuhan lapangan, yaitu sesuai dengan skala proyek yang menjadi tanggung
jawabnya.
Jika ditinjau dari skala proyek yang harus dipikulnya, maka kita dapat membagi tingkat
keahlian jabatan kerja Estimator Biaya Jalan menjadi 3 tingkatan, yaitu: Ahli Utama, Ahli
Madya dan Ahli Muda.
Jika ditinjau dari skala tugas dan tanggung jawab yang harus dipikulnya, maka kita
dapat membagi tingkat keahlian jabatan kerja Estimator Biaya Jalan menjadi 3
tingkatan, yaitu : Ahli Utama, Ahli Madya dan Ahli Muda.
Ahli Utama
Mampu melakukan perhitungan biaya jalan dengan tingkat kesulitan tinggi dan
kompleks dengan kemampuan menganalisa pekerjaan dengan metode yang ada.
(Ruang lingkup pekerjaan menyusun penawaran harga proyek jalan mulai dari
persiapan, menghitung volume pekerjaan sesuai gambar kerja yang ditetapkan,
melakukan survei, menyusun analisa harga, menghitung biaya upah, bahan, alat,
overhead, sampai dengan tersusunnya laporan perhitungan biaya jalan).
Ahli Madya
Mampu melakukan perhitungan biaya jalan dengan tingkat kesulitan sedang dengan
kemampuan menghitung dan menganalisa pekerjaan tertentu didasarkan pada
metode yang ada.
Ahli Muda
(Ruang lingkup pekerjaan level ini memberi kontribusi pada penyusunan penawaran
harga proyek jalan mulai dari persiapan, melakukan survei, menghitung volume
pekerjaan sesuai gambar kerja yang ditetapkan).
D. Jabatan Kerja
4. Persyaratan Jabatan
b. Pengalaman Kerja : D3, 5 tahun efektif dalam Proyek Jalan sebagai staf
Engineer pada Proyek Jalan,
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dengan kemampuan individu dan atau
diterapkan dengan cara memimpin suatu Tim sesuai dengan rencana.
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi
dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar
tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah:
2.1 Test tertulis dan
2.2 Test lisan (Wawancara)
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi terkait dengan jabatan kerjanya
5.2 Ketelitian dalam melakukan pengendalian lingkungan dan situasi kerja, dengan
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan aman dengan meminimalkan
terjadinya kecelakaan kerja
5.3 Kecermatan dalammengelola dan memantau lingkungan di lokasi pekerjaan serta
menjaga mutu lingkungan secara konsisten
KOMPETENSI KUNCI
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan sebagai landasan dalam melakukan komunikasi, baik
dalam menerima informasi dari atasan maupun menyampaikannya kepada para
pihak yang terkait dengan prosedur pekerjaan.
1.2 Kompetensi ini diterapkan kepada estimator biaya jalan agar mereka mampu
bekerja sama dengan pihak terkait
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait:
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi
dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar
tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
5. Aspek kritis
a. Kekompakkan dalam berkoordinasi / berkomunikasi dan sikap kerja yang
professional dengan tim kerja dan pihak-pihak terkait
b. Ketelitian mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis dan metoda
estimasi biaya jalan
c. Kekompakkan melakukan kerja sama, baik 27esame tim kerja maupun dengan pihak
terkait lainnya
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen
beserta perubahanya, yang digunakan untuk Membuat Ringkasan Data dari
Dokumen Lelang untuk Menyusun Estimasi Biaya pada bidang konstruksi.
1.2 Unit ini berlaku untuk Mengidentifikasi kesesuaian antara dokumen, gambar,
spesifikasi, Bill of Quantity (BOQ) ke dalam tabel telusur, yang digunakan
untuk Membuat Ringkasan Data dari Dokumen Lelang untuk Menyusun
Estimasi Biaya pada bidang konstruksi.
1.3 Unit ini berlaku untuk Membuat ringkasan dokumen yang telah diverifikasi
dan digunakan untuk menyusun estimasi biaya jalan dalam bentuk Ringkasan
Data dari Dokumen Lelang untuk Menyusun Estimasi Biaya pada bidang
konstruksi.
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi
dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar
tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah:
2.1. Test Tertulis;
2.2. Test Lisan (Wawancara)
5. Aspek Kritis
5.1 Ketelitian mengidentifikasi dokumen gambar, spesifikasi, BOQ di dalam tabel
telusur.
5.2 Ketelitian mengidentifikasi informasi terkait estimasi biaya pada dokumen
lelang untuk setiap item pekerjaan.
5.3 Ketelitian dalam menyusun pertanyaan tertulis untuk bahan melakukan
verifikasi dalam rapat kantor / lapangan.
KOMPETENSI KUNCI
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk menentukan metode survei, yang digunakan untuk
melakukan survei lapangan termasuk survei quarry, akses jalan kerja dan
bangunan sementara yang dibutuhkan pada bidang konstruksi.
1.2 Unit ini berlaku untuk melakukan survei lapangan termasuk survei quarry,
akses jalan kerja dan bangunan sementara yang dibutuhkan pada bidang
konstruksi.
1.3 Unit ini berlaku untuk membuat laporan hasil survei yang digunakan untuk
melakukan survei lapangan termasuk survei quarry, akses jalan kerja dan
bangunan sementara yang dibutuhkan pada bidang konstruksi.
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen
kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat
kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja
normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah:
2.1 Test Tertulis
2.2 Test Lisan (Wawancara)
2.3 Praktek/Simulasi
5. Aspek Kritis
5.1 Ketelitian dalam mengidentifikasi kondisi lingkungan (dimana proyek berada).
5.2 Kecakapan dalam berkomunikasi dengan masyarakat setempat dalam rangka
mendapatkan informasi yang diperlukan.
5.3 Kecermatan mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk melakukan survei.
KOMPETENSI KUNCI
3.3
Volume pekerjaan rekondisi dihitung
4. Melakukan perhitungan 4.1 Pekerjaan persiapan perhitungan volume tanah
volume untuk dasar dilakukan
pekerjaan tanah.
4.2 Area pekerjaan top soil dihitung volumenya.
4.3 Volume timbunan dihitung berdasarkan cross
section.
4.4 Volume galian dihitung berdasarkan
crosssection.
4.5 Volume pemanfaatan dihitung berdasarkan hasil
galian.
5. Melakukan perhitungan 5.1 Volume Pekerjaan lapis pondasi bawah (sub
volume untuk base) dihitung.
pekerjaan lapis
perkerasan. 5.2 Volume pekerjaan lapis pondasi atas (base)
dihitung.
5.3 Volume pekerjaan lapis penutup dihitung.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk melakukan perhitungan volume untuk pekerjaan
persiapan dan pekerjaan rekondisi, kantor dan lapangan, yang digunakan
untuk menghitung volume pekerjaan sesuai gambar rencana pada bidang
konstruksi.
1.2 Unit ini berlaku untuk melakukan perhitungan volume pekerjaan tanah, yang
digunakan untuk menghitung volume pekerjaan sesuai gambar rencana pada
bidang konstruksi.
1.3 Unit ini berlaku untuk melakukan perhitungan volume pekerjaan lapis
perkerasan, yang digunakan untuk menghitung volume pekerjaan sesuai
gambar rencana pada bidang konstruksi.
1.4 Unit ini berlaku untuk melakukan perhitungan volume pekerjaan drainase,
yang digunakan untuk menghitung volume pekerjaan sesuai gambar
rencanapada bidang konstruksi.
1.5 Unit ini berlaku untuk melakukan perhitungan volume pekerjaan bangunan
dan fasilitas pelengkap jalan, yang digunakan untuk menghitung volume
pekerjaan sesuai gambar rencana pada bidang konstruksi.
1.6
2. Perlengkapan yang diperlukan
2.1 Prosedur yang terkait dengan pekerjaan Menghitung Volume Pekerjaan
Sesuai Gambar Rencana.
2.2 Form – form yang dipakai untuk melakukan perhitungan volume.
PANDUAN PENILAIAN :
1. Penjelasan Penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait:
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
1.1.1 F45.EST EBJ.01.001.01 Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (SMK3-L).
1.1.2 F45.EST EBJ.01.002.01 Melaksanakan Komunikasi dengan
Pihak Terkait.
1.1.3 F45.EST EBJ.02.001.01 Melakukan Persiapan Pekerjaan
Estimasi Biaya Jalan
1.1.4 F45.EST EBJ.02.002.01 Melakukan Survei Lapangan
1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain:
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen
kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat
kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja
5. Aspek Kritis
5.1 Ketelitian dalam melakukan perhitungan volume pekerjaan jalan.
5.2 Kecermatan dalam membaca dan menterjemahkan metode kerja yang
dipakai.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk Membuat Work Breakdown Structure (WBS) yang
digunakan untuk Melakukan Perhitungan Estimasi Biaya pada bidang
konstruksi.
1.2 Unit ini berlaku untuk melakukan perhitungan rencana anggaran biaya proyek
dalam penawaran harga.
PANDUAN PENILAIAN :
1. Penjelasan Penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait:
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen
kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat
kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja
normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah:
2.1 Test Tertulis;
2.2 Test Lisan (Wawancara);
2.3 Praktek / simulasi / penugasan
5. Aspek Kritis
5.1 Kecermatan dalam memilih parameter yang dipakai untuk melakukan
perhitungan estimasi biaya.
5.2 Kecermatan menyusun analisa biaya pekerjaan, baik biaya langsung maupun
tidak langsung.
KOMPETENSI KUNCI
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit ini berlaku untuk Melakukan penyusunan laporan estimasi biaya jalan
sesuai Gambar Rencana pada bidang konstruksi.
PANDUAN PENILAIAN :
1. Penjelasan Penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait
2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen
kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat
kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja
normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan adalah:
2.1 Test Tertulis;
2.2 Test Lisan (Wawancara)
5. Aspek Kritis
5.1 Ketelitian dalam menyusun secara terstruktur dan terintegrasi setiap dokumen
yang diperlukan dalam mendukung perhitungan estimasi biaya.
5.2 Kecermatan memahami dokumen kontrol.
KOMPETENSI KUNCI
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal ....................................... 2011
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA