Anda di halaman 1dari 23

Nomor Regristrasi :

SKKNI
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

OPERATOR BATCHING PLANT


(BATCHING PLANT OPERATOR)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Tahun 2007
KATA PENGANTAR

Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu Jabatan
Kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk
kepentingan penempatan ke luar negeri diperlukan adanya perangkat standar yang dapat
mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi kebutuhan pasar sesuai dengan
kompetensinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) merupakan suatu hal yang sangat
penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja
sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi
disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku
pelaksana langsung dilapangan dan ahlinya dari jabatan kerja yang bersangkutan.
Selanjutnya finalisasi konsep SKKNI tersebut dilaksanakan dalam suatu Konvensi Nasional
yang melibatkan para Pakar dan Nara Sumber yang berkaitan dengan Jabatan Kerja
tersebut.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Operator Batching Plant
pada Pekerjaan sub bidang Jalan dan Jembatan ini disusun dengan mengacu pada format
dan ketentuan yang diatur dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor : Kep. 227 / MEN / 2003, tanggal 31 Oktober 2003 tentang cara Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan perubahannya No. KEP. 69/MEN/V/2004, tanggal
4 Mei 2004 untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam pembinaan dan penetapan
persyaratan pada Jabatan tersebut dan berlaku secara nasional.
Diharapkan dengan adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) tersebut
dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan.
Disisi lain standar kompetensi kerja ini tetap masih memerlukan penyempurnaan sejalan
dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan Industri
Jasa Konstruksi, sehingga setiap masukan untuk penyempurnaan sangat diperlukan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ini, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, .............................................
Departemen Pekerjaan Umum
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia

(Ir. Iwan Nursyirwan Diar Dipl. HE)


NIP. : 110018127

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2

A. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1. Latar Belakang ....................................................................................................... 3
2. Studi Penyusunan Standar Kompetensi................................................................... 4
2.1 Studi Literatur .................................................................................................. 4
2.2 Penyusunan Standar Kompetensi setiap Jabatan Kerja .................................. 4
3. Penyusunan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)...................... 5
3.1 Dasar Hukum dan Referensi .......................................................................... 5
3.2 Pengkodean Jabatan Kerja Sub Bidang Jalan dan Jembatan ......................... 5
3.3 Posisi Jabatan Kerja ...................................................................................... 7
3.4 Kegiatan Analisis Kompetensi ......................................................................... 7
3.5 Perumusan dan Konsensus ........................................................................... 7

B. JABATAN KERJA .......................................................................................................... 10


1. Nama Jabatan Kerja .............................................................................................. 10
2. Nomor Kode .......................................................................................................... 10
3. Uraian Jabatan Kerja ............................................................................................. 10
4. Syarat Jabatan Kerja ............................................................................................. 10

C. KOMPETENSI KERJA ................................................................................................. 10


D. URAIAN UNIT-UNIT KOMPETENSI ............................................................................ 11
E. PENUTUP.................................................................................................................... 22

2
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Undang-undang No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan
pelaksanaannya tersurat dan tersirat bahwa tenaga kerja yang melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat
keahlian dan atau keterampilan.
Keharusan memiliki “SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN ATAU KETERAMPILAN” :
mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang betul-betul dapat diandalkan.
Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar
baku) yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas tenaga kerja jasa konstruksi.
Sesuai dengan Keputusan Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nasional (LPJKN) No. 71/KPTS/D/VIII/2001 : pasal 2 ayat (1). Tujuan sertifikat adalah
memberikan informasi objektif kepada para pengguna jasa bahwa kompetensi tenaga
kerja yang bersangkutan memenuhi bakuan kompetensi yang ditetapkan untuk
klasifikasi dan kualifikasinya, dan pasal 9 ; ayat (1) : Untuk setiap kualifikasi dalam suatu
klasifikasi harus dibuat bakuan kompetensinya secara jelas termasuk tata cara
mengukur.
Selain itu undang-undang nomor 13 tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, terutama
pasal 10 ayat (2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang
mengacu pada Standar Kompetensi Kerja.
Dua Undang-undang tersebut diatas menyebut tentang “kompetensi” yaitu suatu
ungkapan kualitas SDM yang terbentuk dengan menyatunya 3 ranah (domain) terdiri :
Ranah Pengetahuan (domain kognitif), Ranah Keterampilan (domain psychomotorik),
dan Ranah Sikap Perilaku (domain affektif), atau secara definitif pengertian kompetensi
ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan menerapkan
metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku yang tepat, guna mencapai dan atau
mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam
penyelenggaraan tugas pekerjaan.
Jadi apabila seseorang atau berkelompok telah mempunyai kompetensi kemudian
dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, maka akan
dapat menghasilkan atau mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan (X), yang
seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut : dalam kondisi (K) mampu
dan mau melakukan (X) sebanyak (Y) dengan kualitas (Z) selesai dalam tempo (T).

Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas dan terukur,
serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan perhitungan biaya
pekerjaan yang dapat menentukan daya saing

3
2. Studi Penyusunan Standar Kompetensi
2.1 Studi Literatur
Kegiatan studi literatur mengacu sumber-sumber dari dalam negeri maupun luar
negeri antara lain :
1. Malaysia, dengan model NOSS (National Occupational Skill Standard) atau
SKPK (Standar Kemahiran Pekerjaan Kebangsaan).
2. ILO (International Labour Organization) dengan MOSS (Model Occupational
Skill Standard).
3. RMCS (Regional Model Competency Standard) dengan referensi utama dari
ITABs (Industry Training Advisory Bodies) dan ANTA (Australia National
Training Authority) Australia.
4. Indonesia, LPJKN (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional)
bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi.
Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia - Departemen
Pekerjaan Umum dengan pola gabungan dari MOSS dan RMCS

2.2 Penyusunan Standar Kompetensi Setiap Jabatan Kerja


Sesuai hasil studi literatur, konsep standar kompetensi mencakup semua aspek
kinerja tugas/ pekerjaan untuk membangun wawasan yang tidak terbatas hanya
kemampuan tugas secara sempit.
Empat komponen kompetensi utama yang perlu dikembangkan adalah :
1. Kemampuan dalam tugas (task skill)
2. Kemampuan mengelola tugas (task management skill)
3. Kemampuan mengatasi suatu masalah dengan tepat (contingency
management skill)
4. Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan kerja (job/role environments
skill)
Sementara itu tidak semua unit terdiri dari semua keempat komponen tersebut
diatas dalam satu group unit, tetapi komponen kompetensi tersebut harus dicakup
secara efektif.
Empat komponen kompetensi dapat muncul dalam kegiatan yang berbeda dari
format standar, misalnya dapat berada dalam elemen kompetensi, kriteria unjuk
kerja, dan batasan variabel.

4
3. Penyusunan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)
3.1 Dasar hukum dan referensi penyusunan SKKNI adalah :
1. Undang-undang Nomor : 18, tahun 1999 tentang : Jasa Konstruksi beserta
peraturan pelaksanaannya.
2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang : Ketenagakerjaan.
3. Keputusan Menteri NAKERTRANS.
a. No. Kep. 227/MEN/2003, tentang : Tata Cara Penetapan Standard
Kompetensi Kerja Nasional untuk format SKKNI.
b. No. Kep. 69/MEN/2004, tentang Perubahan Lampiran Kep.Men No. Kep.
277/MEN/2003 untuk uraian setiap unit kompetensi.
4. Kesesuaian CPC (Central Product Classification United Nation) – 1997, Katalog
BPS : 1160 Buku : 2, Harmonized System (HS) dengan 9 digit untuk
pengkodean dan acuan analisis detail struktur jasa konstruksi.
5. KJN (Kamus Jabatan Nasional) untuk pengkodean.

3.2 Pengkodean Jabatan Kerja


a. Pemberian Kode Jabatan Kerja
INA 5 2 1 0 0 0 0 0 0
2
Nomor Jabatan Kerja 2 digit nomor urut

Nomor Jabatan Kerja 2 digit nomor urut


 Keahlian (1)
Utama (1) setara KKNI – level VI
Madya (2) setara KKNI – V
Muda (3) setara KKNI – level IV
 Keterampilan (2)
Teknisi Senior (1) setara KKNI – level III
Teknisi Yunior (2) setara KKNI – level II
Tenaga Terampil (3) setara KKNI – level I
Fungsi Utama
 Perencana (1)
 Pelaksana (2)
 Pengawas (3)
Bagian Sub Bidang
 Untuk semua unsur Transportasi (0)
 Jalan (1)
 Jembatan (2)
 Jalan Layang (3)
 Jalan Terowongan (4)
 Landasan Terbang (5)
 Jalan Rel (6)
Sub Bidang :
 Untuk semua Sub Bidang (0)
 Untuk Transportasi (1)
 Sumber Daya Air (2)
Sub Sektor / Bidang
 Sipil (2)
Sektor
 Jasa Konstruksi (5)

INDONESIA
b. Pemberian kode unit kompetensi ditambah :
0 0 0 0

Versi tahun pembuatan atau revisi, 2 digit

2 digit nomor urut unit kompetensi

5
3.3 Posisi Jabatan Kerja
Analisis kompetensi merupakan langkah utama untuk penyusunan “Standar
Kompetensi Kerja” bidang pekerjaan tertentu antara lain bidang pekerjaan
Pengoperasian Batching Plant dipersiapkan untuk pegangan atau tolok ukur
penilaian kapasitas kemampuan untuk menduduki jabatan kerja Operator
Batching Plant. Jabatan kerja dimaksud harus jelas dan pasti posisinya dalam
klasifikasi dan kualifikasinya, pada umumnya di lingkungan jasa konstruksi dapat
digambarkan seperti tipikal struktur organisasi sebagai berikut :

KUALIFIKASI
TIPIKAL ORGANISASI PERUSAHAAN KKNI JAKONS

CONTOH BATCHING PLANT

K AHLI
VI UTAMA
PLANT MANAGER E

H
MAINTENANCE PRODUCTION LOGISTIC QUALITY AHLI
SUPERVISOR SUPERVISOR QONTROL V L MADYA

A
KEPALA KEPALA AHLI
KEPALA
UNIT MEKANIK UNIT ELEKTRIK IV N MUDA
UNIT
PRODUKSI

K
MEKANIK MEKANIK OPERATOR III E TEKNISI
BATCHING PLANT LISTRIK BATCHING
T SENIOR
SENIOR SENIOR PLANT
E
R
A
MEKANIK MEKANIK OPERATOR OPERATOR M TEKNISI
BATCHING PLANT LISTRIK WHEEL LOADER FORK LIFT II P YUNIOR
YUNIOR YUNIOR I
L
A
PEMBANTU PEMBANTU N TENAGA
OPERATOR OPERATOR I TERAMPIL

3.4 Kegiatan Analisis Kompetensi


Analisis kompetensi jabatan kerja selain menggunakan metodologi penelitian
literatur, dilakukan juga dengan metodologi : DACUM (Developing A Curriculum),
melalui proses workshop (lokakarya) yang dihadiri ahlinya atau pelaku langsung di
bidang substansi yang dianalisis, yang dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu :

3.4.1 Workshop Tahap I


a. Dilaksanakan pada tanggal : 10 – 12 Mei 2007 di Bekasi.
b. Dilaksanakan pada tanggal : 11 – 13 Juni 2007 di Serang - Banten

3.4.2. Workshop Tahap II


Dilaksanakan pada tanggal : 16 – 18 Juli 2007 di Jakarta

6
Nama - nama Pengarah, Fasilitator dan Nara Sumber sebagai berikut :

1. Pengarah :
 Prijo Sambodo, M.Eng Pusbin KPK Dep. PU
 Drs. Krisna Nur Miradi, M.Eng Pusbin KPK Dep. PU
 Ir. Supangat, M.Eng Pusbin KPK Dep. PU
 B. Abdurachman, M.Eng.Sc PT. Virama Karya

 Roesnadi, M.Eng PT. Virama Karya

2. Fasilitator / Curriculum
Development :
 Ir. Hidayat PT. Virama Karya
 Drs. Sugiri PT. Virama Karya

3. Nara Sumber :
1) Ir. Suprayogi PT. Adhimix Precast Indonesia
2) Sih Susanto PT. Adhimix Precast Indonesia
3) Ahmad Khoeri Junaedi PT. Adhimix Precast Indonesia
4) Puguh Karseno PT. Adhimix Precast Indonesia
5) Indra Hendrawan PT. Adhimix Precast Indonesia
6) Misran PT. Adhimix Precast Indonesia
7) Abil Sitepu, ST PT. Duta Sarana Perkasa (Dusaspun)
8) Sunardi PT. Duta Sarana Perkasa (Dusaspun)
9) Ir. Ribut Wahyudi PT. Arthamixerindo
10) Ade PT. Arthamixerindo
11) Kiswantoro PT. Arthamixerindo
12) Syaeful Anwar PT. Arthamixerindo
13) Kusmadi PT. Arthamixerindo
14) Rojiun PT. Arthamixerindo
15) Suwito Seman PT. Yasa Patria Perkasa
16) Abue Ahmad Buari PT. Yasa Patria Perkasa
17) Supardi, B PT. Yasa Patria Perkasa
18) Slamet PT. Jaya Readymix
19) Iwan, S PT. Jaya Readymix
20) Sidal PT. Perkasa Adipura Sembada
21) Yunus PT. Perkasa Adipura Sembada
22) Suyoto Barata Praktisi Perusahaan Batching Plant
23) Sihono, ST Praktisi Perusahaan Batching Plant
24) S. Sahlan Santoso Praktisi Perusahaan Batching Plant
25) Ir. Amar Sukirno Universitas Krisnadwipayana
7
26) Ir. Lestari, MT Dinas PU Prov. Banten
27) Ir. Darjo Djaenudin, BE Dinas PU Prov. Banten
28) Ahmad Jalaludin Dinas PU Prov. Banten
29) Andi Supriyadi, ST Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
30) Ir. Sumarno, MSi Dinas PU Prov. Banten
31) Dody Priatna, ST BBWS Cidanau, Ciujung, Cidurian
32) Suyatno BBWS Cidanau, Ciujung, Cidurian
33) Tubagus Saefudin Dinas PU Prov. Banten
34) Heri Sutana Dinas PU Prov. Banten
35) Dedi Djahudi Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
36) Undang Misja Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
37) Edwin MS Zuhri, ST Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
38) Hartono, ST Subdin Bina Marga DPU Prov. Banten
39) Eka Mery Dinas PU Prov. Banten

3.5 Perumusan dan Konsensus


Setelah dilakukan workshop (loka karya) dapat dihasilkan dan dirumuskan :
- Uraian jabatan
- Pekerjaan-pekerjaan
- Setiap pekerjaan diurai tugas-tugasnya
- Setiap tugas diurai langkah-langkah kerjanya
- Setiap langkah kerja dikaji kriteria-kinerjanya dan persyaratan kompetensi yaitu
kebutuhan pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku

Rumusan hasil workshop tersebut sebagai acuan menyusun SKKNI dengan pola
gabungan pola MOSS (Model Occupational Skill Standard) dan pola RMCS
(Regional Model Competency Standard).
Transformasi hasil workshop dalam penyusunan SKKNI dirumuskan sebagai
berikut:
- Pekerjaan sebagai : Unit Kompetensi
- Tugas sebagai : Elemen Kompetensi
- Langkah Kerja, dirumuskan menjadi Kriteria Unjuk Kerja.

Pembahasan dan konsensus SKKNI melalui Konvensi Nasional dilaksanakan :


- Pada tanggal : 6,7 dan 9 Agustus 2007 di Bekasi.
- Tim Pengarah, Tim Presenter dan Tim Teknis Konvensi.

8
I. Tim Pengarah
1. Ir. Djoko Subarkah, Dipl.HE Pusbin KPK Dep. PU
2. DR. Ir. Soenarno, MSc Profesional Teknik Sipil
3. DR. (Eng) A Hafied A Gany,MSc, IPU Dep. PU
4. B. Abdurachman, M.Eng.Sc PT. Virama Karya
5. Ir. Ronny Trianggono, MM PT. Virama Karya
6. DR. Endang Pipin Tachyan, ME Dep. PU
II. Tim Pelaksana
1. Ir. Drs Asrizal Tatang Dewan Pengurus LPJKN
2. Drs. Krisna Nur Miradi, ME Pusbin KPK Dep. PU
3. Ir. Sumaryanto, MM Bapel LPJKN
4. Roesnadi, ME PT. Virama Karya
5. Hafis Qiswiny Zarkasyi, SE Bapel LPJKN
6. Herry Buchairi PT. Virama Karya

III. Presenter / Curricullum Devepolment


1. Ir. Hidayat PT. Virama Karya
2. Drs. Sugiri PT. Virama Karya

IV. Tim Teknis Konvensi


- Ketua kelompok :
Abil Sitepu, ST PT. Duta Sarana Perkasa
- Anggota :
1) Ir. Lestari, MT Dinas PU Prov. Banten
2) Ir. Sarimun, CES Pusdiklat, Dep. PU
3) Ir. Amar Sukirno Universitas Krisnadwipayana
4) Irika Widiastuti, MT Universitas Negeri Jakarta
5) Hotben Sinaga APPAKSI
6) Ir. Gusti Hermasyah ASTTI
7) Ir. Ribut Wahyudi PT. Hutama Karya-Beton
8) Sihono, ST PT. Piranti Karya Prima
9) Ahmad Khoeri Junaedi PT. Adhimix Precast Indonesia
10) Sih Susanto PT. Adhimix Precast Indonesia
11) Suwito Siman PT. Yasa Patria Perkasa
12) Kiswantoro PT. Arthamixerindo
13) Syaiful Anwar PT. Arthamixerindo
14) Slamet PT. Jaya Readymix
15) Marzuki, F PT. Jaya Readymix
16) Suyoto Bharata PT. Piranti Karya Prima
17) Sahlan Santoso PT. Piranti Karya Prima

9
B. JABATAN KERJA
1. Nama Jabatan : Batching Plant Operator (Operator Batching Plant )
2. Nomor Kode : INA. 5200.222.08
3. Uraian Jabatan : Mengoperasikan batching plant dengan benar dan aman,
melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur dan
membuat laporan operasi.
4. Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan minimal : SLTA sederajat
b. Pengalaman Kerja : - SMK jurusan mesin / listrik / sipil : telah mengoperasikan
batching plant minimal 1000 jam
- SMU/ sederajat : telah mengoperasikan batching plant
minimal 2500 jam
c. Kesehatan : Sehat fisik dan mental, dinyatakan dengan keterangan
dokter
d. Sertifikat : Memiliki Sertifikat Kompetensi Teknisi Senior Operator
Batching Plant

C. KOMPETENSI KERJA
Kompetensi Kerja terdiri dari :

No. No. Kode Unit Kompetensi

I KOMPETENSI UMUM

1. INA.5200.222.08.01.07 Menerapkan ketentuan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) dan pengendalian dampak
lingkungan selama melaksanakan pemeliharaan
dan pengoperasian batching plant

II KOMPETENSI INTI

1. INA.5200.222.08.02.07 Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan


prosedur

2. INA.5200.222.08.03.07 Mengoperasikan batching plant sesuai dengan


prosedur.

3. INA.5200.222.08.04.07 Membuat laporan operasi

III KOMPETENSI PILIHAN/ __


KHUSUS

10
D. URAIAN UNIT-UNIT KOMPETENSI
Uraian unit-unit kompetensi sebagai berikut:

KODE UNIT : INA.5200.222.08.01.07


JUDUL UNIT : Menerapkan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan pengendalian dampak lingkungan selama
melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian batching
plant
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang diperlukan untuk menerapkan
ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
pengendalian dampak lingkungan selama pemeliharaan
dan pengoperasian batching plant

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Memakai Alat 1.1 Alat Pelindung Diri (APD) diperiksa dari kemungkinan
Pelindung Diri rusak atau ketidak sesuaiannya dengan standar K3
(APD) sesuai (tidak laik pakai)
standar K3 1.2 Pakaian kerja dipakai selama operator melakukan
pengoperasian dan pemeliharaan batching plant
1.3 Safety shoes dan helmet dipakai selama operator
melakukan pengoperasian dan pemeliharaan batching
plant
1.4 Masker, ear plug, kaca mata dan sarung tangan dipakai
sesuai dengan kondisi kerja.

2. Memeriksa dan 2.1 Alat pemadam kebakaran diperiksa ketersediaannya


menggunakan dan diperiksa batas waktu pakainya untuk meyakinkan
perlengkapan belum kadaluarsa.
keselamatan 2.2 Kotak P3K diperiksa penempatan dan kelengkapan
kerja isinya.
2.3 Alat pemadam kebakaran digunakan bila terjadi
kebakaran sesuai dengan prosedur memadamkan
kebakaran
2.4 Obat-obatan digunakan sesuai prosedur untuk tindakan
pertolongan pertama pada kecelakaan
2.5 Emergency lamp diperiksa ketersediaan dan fungsinya

3. Melaksanakan 3.1 Kondisi lingkungan kerja diperiksa dari kemungkinan


pemeliharaan adanya bahan yang dapat menimbulkan bahaya.
dan 3.2 Tempat pijakan (lantai dan tangga) diperiksa dari
pengoperasian kemungkinan adanya material yang akan
batching plant membahayakan operator (jatuh / tergelincir)
dengan prosedur 3.3 Naik dan turun pada alat melalui tangga dilakukan
yang aman dengan benar sesuai dengan prosedur (tiga titik tumpu
anggota tubuh dan menghadap ke alat)
3.4 Peraturan dan rambu-rambu keselamatan kerja dipatuhi
selama melakukan pemeliharaan dan pengoperasian
untuk keselamatan operator, alat dan lingkungan kerja

11
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

4. Melaksanakan 4.1 Kondisi lingkungan kerja diperiksa dari kemungkinan


pengendalian adanya potensi pencemaran lingkungan
dampak lingku- 4.2 Pan mixer, bin, silo dan komponen lain diperiksa dari
ngan selama kemungkinan adanya kebocoran material beton
pemeliharaan 4.3 Lantai tempat pengisian beton diperiksa dari
dan pengopera- kemungkinan adanya beton yang tercecer
sian batching 4.4 Kondisi dan fungsi dust collector diperiksa untuk
plant memastikan berfungsi dengan baik

BATASAN VARIABEL
1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok
2. Alat Pelindung Diri dan perlengkapan keselamatan kerja yang memenuhi persyaratan
(standar K3) telah disiapkan
3. Prosedur pemeliharaan dan pengoperasian yang menjadi pedoman pelaksanaan
pemeliharaan dan pengoperasian dengan aman telah tersedia.
4. Peraturan, pedoman dan ketentuan terkait dengan K3 dan pengendalian dampak
lingkungan telah tersedia

PANDUAN PENILAIAN
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan
di bidang :
1.1 Penggunaan Alat Pelindung Diri
1.2 Pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian unit alat/plant dengan aman
1.3 Pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan di tempat kerja

2. Konteks penilaian
2.1 Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja
2.2 Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja
2.3 Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

3. Aspek penting penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Tertib dalam menerapkan ketentuan K3 dan pengendalian dampak lingkungan di
tempat kerja
3.2 Tertib dalam memakai Alat Pelindung Diri
3.3 Disiplin dalam melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian batching plant batu
dengan prosedur yang aman

4. Kaitan dengan unit kompetensi lain


Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator batching
plant, yaitu terkait dengan unit :
4.1 Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur
4.2 Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur

12
KOMPETENSI KUNCI
TINGKAT
NO. KOMPETENSI KUNCI
KINERJA
1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi 1
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 2
5. Menggunakan ide dan teknik matematika 1
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1

13
KODE UNIT : INA.5200.222.08.02.07
JUDUL UNIT : Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan
prosedur
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
pemeliharaan harian sebelum mengoperasikan batching
plant sesuai dengan prosedur.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi 1.1 Komponen utama diidentifikasi untuk dipastikan telah


komponen diperiksa/dipelihara sebelum batching plant
utama yang dioperasikan
harus diperiksa 1.2 Semua baut-baut diperiksa dari kemungkinan kendor
dan melakukan atau rusak yang akan mengganggu operasi atau
pemeriksaan keselamatan kerja.
keliling (walk 1.3 Semua titik / tempat pelumasan diperiksa dari
around kemungkinan adanya pelumas yang tercecer akibat
inspection) kebocoran
1.4 Kondisi anak tangga dan pegangannya diperiksa dari
kemungkinan adanya kerusakan atau baut yang longgar
atau hilang
1.5 Kondisi panel monitor di ruang operator diperiksa dari
kemungkinan adanya kerusakan sebelum batching plant
dihidupkan.
1.6 Jenis material pada setiap bin diperiksa untuk
memastikan memenuhi job mix yang telah ditentukan

2. Memeriksa 2.1 Kondisi fisik sabuk (belt) dari konveyor diperiksa dari
konveyor dan kemungkinan rusak/sobek atau masih adanya material
perlengkapannya yang masih melekat
2.2 Rantai penggerak konveyor diperiksa kondisinya dari
kemungkinan rusak atau kurang pelumasannya
2.3 Roller (idler) diperiksa kondisinya dari kemungkinan
rusak atau macet yang akan mengganggu kelancaran
operasi konveyor

3. Memeriksa 3.1 Drum penarik trolley diperiksa dari kemungkinan rusak


bucket (skip) yang akan mengganggu kelancaran penyaluran material
trolley dan 3.2 Tali baja diperiksa kondisinya dari kemungkinan adanya
perlengkapannya kerusakan dan kekurangan pelumasannya
(jika ada) 3.3 Bucket (skip) diperiksa dari kemungkinan adanya
kerusakan dan adanya material yang masih tersisa

4. Memeriksa 4.1 Mixing arms dan mixing shoes diperiksa dari


kondisi pan kemungkinan rusak / aus dan dari adanya baut pengikat
mixer (jika ada) yang rusak atau longgar serta adanya beton yang masih
melekat pada komponen tersebut

14
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

4.2 Bagian dalam dari pan mixer khususnya dinding mixer


diperiksa kondisinya dari kemungkinan adanya
kerusakan atau masih adanya kotoran / sisa beton
4.3 Baut pengikat motor penggerak dan pengikat gear
reducer diperiksa dari kemungkinan longgar atau hilang
4.4 Pintu (gates) pan mixer diperiksa kondisinya dari
kemungkinan rusak atau macet untuk menjaga
kelancaran proses produksi

5. Memeriksa 5.1 Gelas ukur diperiksa kondisinya untuk dapat


kondisi alat menghasilkan pembacaan ukuran dan jumlah air atau
timbang/ukur additive yang tepat sesuai dengan job mix
5.2 Load cell diperiksa kondisinya dan posisinya untuk
memastikan dalam kondisi baik / normal
5.3 Penggantung load cell diperiksa kondisinya untuk
memastikan masih terpasang dengan baik
5.4 Link timbangan diperiksa untuk memastikan load cell
dapat berfungsi dengan benar
5.5 Bin (hopper) penampung material yang akan ditimbang
diperiksa kondisinya untuk memastikan tidak ada
kebocoran atau kemacetan gate

BATASAN VARIABEL
1. Kompetensi ini harus diterapkan dalam satuan kerja berkelompok
2. Prosedur pemeliharaan batching plant yang menjadi pedoman pemeliharaan harian
harus tersedia.
3. Konsultasi dengan unit kerja terkait lain dalam kegiatan pemeliharaan harian batching
plant.

PANDUAN PENILAIAN
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan
di bidang :
1.1 Pemeliharaan harian sebelum mengoperasikan batching plant
1.2 Disiplin dalam menerapkan prosedur pemeliharaan harian
1.3 Ketelitian dalam melaksanakan setiap langkah pemeliharaan harian

2. Konteks penilaian
2.1 Unit ini dapat dinilai didalam maupun diluar tempat kerja
2.2 Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja maupun melalui
simulasi
2.3 Unit ini harus didukung serangkaian metode untuk menilai pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

3. Aspek penting penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Pelaksanaan pemeliharaan batching plant dengan benar sesuai dengan prosedur
3.2 Penerapan keselamatan kerja selama pelaksanaan pemeliharaan harian

15
4. Kaitan dengan Unit
Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator batching
plant yaitu terkait dengan :
4.1 Menerapkan K3 dan pengendalian dampak lingkungan selama pemeliharaan dan
pengoperasian batching plant
4.2 Melaksanakan pengoperasian batching plant sesuai dengan prosedur
4.3 Membuat laporan operasi

KOMPETENSI KUNCI
TINGKAT
NO. KOMPETENSI KUNCI
KINERJA
1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi 1
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 2
5. Menggunakan ide dan teknik matematika 1
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1

16
KODE UNIT : INA.5200.222.08.03.07
JUDUL UNIT : Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang diperlukan untuk mengoperasikan
batching plant sesuai dengan prosedur

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi 1.1 Komponen utama batching plant dipastikan kesiapan


komponen operasinya sebelum menghidupkan batching plant
utama dan dengan memeriksa kembali hasil pemeliharaan harian
melaksanakan (check list)
persiapan 1.2 Tegangan listrik pada panel listrik diperiksa untuk
sebelum operasi meyakinkan bahwa tegangan listrik telah mencukupi
sesuai dengan kebutuhan operasi
1.3 Tekanan udara pada sistem pneumatik diperiksa untuk
memastikan tekanannya telah mencukupi sesuai
dengan kebutuhan operasi
1.4 Komponen batching plant dihidupkan sesuai prosedur
1.5 Fungsi dan kondisi semua indikator pada panel monitor
diperiksa setelah batching plant dihidupkan
1.6 Semua komponen operasi batching plant dicoba
gerakannya untuk memastikan dapat berfungsi dengan
baik
1.7 Setiap adanya kelainan pada indikator dan komponen
operasi dilaporkan kepada atasan langsung untuk
perbaikan

2. Melakukan 2.1 Kondisi material di dalam setiap bin dan semen di


penimbangan dalam silo diperiksa untuk memastikan kecukupannya
dan penyaluran 2.2 Penimbangan material beton dilakukan sesuai dengan
material beton job mix yang telah ditentukan
2.3 Material yang telah ditimbang disalurkan ke dalam pan
mixer atau truck mixer sesuai dengan prosedur
(urutannya)
2.4 Pencampuran (mixing) material beton di dalam pan
mixer dilakukan sesuai dengan prosedur

3. Melakukan 3.1 Ketepatan posisi alat angkut terhadap corong (chute)


penyaluran dari mixer dipantau secara terus menerus untuk
beton ke dalam mencegah tercecernya beton keluar dari alat angkut
alat angkut 3.2 Putaran drum truck mixer dipantau agar selalu berada
pada putaran yang telah ditentukan
3.3 Aba-aba/tanda untuk mengeluarkan beton dari pan
mixer diberikan agar setiap petugas terkait memusatkan
perhatian pada penyaluran beton
3.4 Beton dari pan mixer disalurkan ke dalam alat angkut
sesuai dengan prosedur
3.5 Aba-aba/tanda diberikan, bahwa penyaluran beton
sudah selesai

17
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4. Melakukan 4.1 Kondisi semua indikator pada panel instrumen dipantau
pemeliharaan untuk memastikan berfungsi dengan baik
selama 4.2 Penyaluran material dari setiap bin dipantau kondisinya
pengoperasian untuk memastikan dapat berlangsung dengan lancar
batching plant tanpa hambatan
4.3 Penyaluran semen dari silo ke hopper penimbang
dipantau untuk memastikan dapat berlangsung dengan
lancar tanpa hambatan
4.4 Penyaluran air dan aditif ke dalam pan mixer dipantau
kondisinya untuk memastikan berjalan dengan lancar
4.5 Sistem pneumatik/hidrolik dipantau untuk memastikan
dapat berfungsi dengan baik
4.6 Setiap ada kelainan pada komponen alat yang terjadi
dilaporkan sesuai dengan prosedur
4.7 Dalam kondisi darurat batching plant dimatikan sesuai
dengan prosedur

5. Melakukan 5.1 Pan mixer dibersihkan dari kemungkinan adanya beton


pemeliharaan yang masih melekat pada arm, shoes dan dinding pan
setelah selesai mixer
pengoperasian 5.2 Lantai ruang operator dan tangga dibersihkan dari
batching plant bahan / material yang berpotensi menimbulkan bahaya
5.3 Konveyor dan bucket diperiksa kondisinya dari
kemungkinan rusak atau masih adanya material/beton
yang masih melekat
5.4 Komponen yang mendapat pelumasan diperiksa dari
kemungkinan adanya kebocoran setelah dioperasikan
5.5 Sistem hidrolik/pneumatik diperiksa dari kemungkinan
adanya kebocoran setelah dioperasikan.
5.6 Batching plant dimatikan sesuai dengan prosedur
setelah selesai pengoperasian
5.7 Tekanan udara di dalam tabung kompresor
dikosongkan untuk mencegah terjadinya kondensasi di
dalam sistem pneumatik

BATASAN VARIABEL
1. Kompetensi ini harus diterapkan dalam satuan kerja berkelompok
2. Prosedur pengoperasian batching plant telah tersedia
3. Koordinasi dengan unit kerja lain yang terkait dalam kegiatan pengoperasikan batching
plant.
4. Ketentuan jenis beton yang akan diproduksi berdasarkan job mix telah tersedia

PANDUAN PENILAIAN
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan
di bidang :
1.1 Pengoperasian batching plant telah sesuai dengan prosedur
1.2 Pemeliharaan selama dan setelah pengoperasian batching plant
1.3 Penerapan keselamatan kerja dan pengendalian dampak lingkungan

18
2. Konteks penilaian :
2.1 Unit ini dapat dinilai didalam atau diluar tempat kerja
2.2 Penilaian harus mencakup peragaan praktek baik di tempat kerja maupun melalui
simulasi
2.3 Unit ini harus didukung serangkaian metode untuk menilai pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

3 Aspek penting penilaian


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1 Urutan menghidupkan batching plant sesuai prosedur
3.2 Pelaksanaan pemeliharaan setelah batching plant dihidupkan, selama dan setelah
batching plant dioperasikan
3.3 Pelaksanaan penimbangan material beton sesuai dengan job mix yang telah
ditentukan dan penyalurannya ke dalam pan mixer/truck mixer
3.4 Pelaksanaan pencampuran beton di dalam pan mixer
3.5 Pelaksanaan penyaluran beton ke dalam alat angkut
3.6 Penerapan keselamatan kerja selama pemeliharaan dan pengoperasian batching
plant
3.7 Penerapan pencegahan pencemaran di lingkungan kerja

4 Kaitan dengan Unit


Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator batching
plant yaitu terkait dengan :

4.1 Menerapkan K3 dan pengendalian dampak lingkungan selama pemeliharaan dan


pengoperasian batching plant
4.2 Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur
4.3 Membuat laporan operasi

KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi 2
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 2
5. Menggunakan ide dan teknik matematika 2
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 2

19
KODE UNIT : INA.5200.222.08.04.07
JUDUL UNIT : Membuat laporan operasi
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang diperlukan untuk membuat laporan
operasi

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Membuat 1.1 Laporan kondisi alat dibuat dengan cara mengisi form
laporan harian laporan yang telah ditetapkan setiap hari
operasi pada 1.2 Laporan jam operasi alat dibuat dengan cara mengisi
form laporan form laporan yang telah ditetapkan setiap hari
yang telah 1.3 Laporan penggunaan bahan / material yang digunakan
ditetapkan dibuat dengan cara mengisi form laporan yang telah
ditetapkan setiap hari.
1.4 Laporan hasil produksi dibuat dengan cara mengisi form
laporan yang telah ditetapkan setiap hari
1.5 Laporan kondisi lingkungan / cuaca dibuat dengan cara
mengisi form laporan yang telah ditetapkan setiap hari
1.6 Serah terima penggantian shift dilakukan dengan
membuat laporan / berita acara yang ditanda tangani
kedua pihak (shift pertama dan shift berikutnya)

2. Mengisi laporan 2.1 Laporan potensi kecelakaan kerja selama pemeliharaan


K3 pada format dan pengoperasian batching plant dibuat dengan cara
yang telah mengisi form laporan yang telah ditetapkan
ditetapkan 2.2 Laporan pelaksanaan K3 dibuat dengan cara mengisi
daftar simak yang telah ditetapkan
2.3 Laporan potensi pencemaran lingkungan di tempat kerja
dibuat dengan cara mengisi daftar simak yang telah
ditentukan
2.4 Laporan terjadinya kecelakaan kerja diberikan kepada
petugas terkait secara lengkap dan benar
2.5 Laporan kehilangan dibuat berdasarkan kondisi
sebenarnya yang dituangkan dalam berita acara sesuai
prosedur

3. Menyampaikan 3.1 Laporan operasi diteliti ulang untuk memastikan


laporan kepada kebenaran pengisiannya
atasan langsung 3.2 Laporan operasi ditandatangani setelah diyakini
kebenaran pengisiannya
3.3 Laporan operasi yang telah ditandatangani disampaikan
kepada atasan langsung tepat waktu

BATASAN VARIABEL
1. Kompetensi diterapkan dalam satuan kerja berkelompok
2. Pedoman dan format pembuatan laporan harian operasi dan K3 telah tersedia
3. Konsultasi dengan unit kerja lain yang terkait dengan kegiatan pembuatan laporan harian
operasi dan K3

20
PANDUAN PENILAIAN
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan
dibidang :
1.1 Pembuatan laporan harian operasi, K3 dan pencegahan pencemaran lingkungan
kerja
1.2 Pengoperasian batching plant
1.3 Pemeliharaan harian batching plant

2. Konteks penilaian :
2.1 Unit ini dapat dinilai didalam maupun diluar tempat kerja
2.2 Penilaian harus mencakup peragaan praktek baik ditempat kerja maupun melalui
simulasi
2.3 Unit ini harus didukung serangkaian metode untuk menilai pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

3. Aspek penting penilaian :


Aspek yang harus diperhatikan
3.1 Kebenaran data yang diisikan pada format laporan
3.2 Disiplin dalam pengisian dan penyampaian laporan

4. Kaitan dengan Unit lain :


Unit mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator batching
plant yaitu terkait dengan :
4.1. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pengendalian dampak
lingkungan selama melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian batching plant
4.2. Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan prosedur
4.3. Mengoperasikan batching plant sesuai dengan prosedur

KOMPETENSI KUNCI
TINGKAT
NO. KOMPETENSI KUNCI
KINERJA
1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi 2
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 2
5. Menggunakan ide dan teknik matematika 1
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1

21
E. PENUTUP
SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) disusun berdasarkan suatu
proses yang telah dipolakan dengan urutan kegiatan yang logis dan jelas ketergantungan
satu dengan lainnya, sehingga seluruh proses harus dilalui sebelum sampai kepada
proses perumusannya.
Kegiatan dimulai dengan penetapan jabatan kerja yang kemudian dianalisis
kompetensinya melalui studi literatur dan dimantapkan dalam suatu workshop
(lokakarya) yang menghadirkan para pelaku langsung jabatan kerja yang dianalisis dan
atau para ahli dibidangnya, dimana dari setiap jabatan kerja dapat dirumuskan :
 Uraian jabatan kerja
 Pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dilakukan, kemudian setiap pekerjaan
ditransformasikan sebagai unit kompetensi
 Setiap pekerjaan dianalisis tugas-tugasnya, setiap tugas ditransformasikan sebagai
elemen kompetensi
 Setiap tugas dianalisis langkah-langkah kerjanya, kemudian dirumuskan sebagai
KUK (Kriteria Unjuk Kerja).

Proses selanjutnya adalah penganalisa setiap langkah kerja untuk menentukan kriteria
kinerjanya (performance criteria) yang menjadi tolok ukur penilaian, bahwa perumusan
langkah kerja telah dilakukan dengan benar dan dilakukan pengkajian persyaratan
kompetensinya yang dituangkan dalam persyaratan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan untuk melakukan setiap langkah kerja.

Berdasarkan hasil analisis kompetensi setiap jabatan kerja inilah SKKNI dapat disusun
dengan pola gabungan dari MOSS (Model Occupational Skill Standar) dan RMCS
(Regional Model Competency Standard).

22

Anda mungkin juga menyukai