Anda di halaman 1dari 11

PROSEDUR KERJA

PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku : Hal. : 1 dari 10


 

LEMBAR PENGESAHAN

Disusun Oleh Disahkan Oleh


Kelompok QA Proyek EPC Manajemen Proyek EPC
QA Specialist EPC Kepala Divisi

L.Harsi Suryawan Yaqub

 
PROSEDUR KERJA
PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku : Hal. : 2 dari 10


 
LEMBAR REVISI

REV. TANGGAL KETERANGAN

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

 
PROSEDUR KERJA
PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku : Hal. : 3 dari 10


 
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................................................................... 2


Lembar Revisi .......................................................................................................................................... 3
Daftar Isi ................................................................................................................................................... 4

I.  TUJUAN ....................................................................................................................................................................... 4 


II.  LINGKUP KERJA ...................................................................................................................................................... 4 
3.  DEFINSI ....................................................................................................................................................................... 4 
4.  REFERENSI ................................................................................................................................................................ 5 
5.  PERSIAPAN PROSEDUR PEKERJAAN BORE PILE ........................................................................................ 5 
6.  PERSIAPAN PROSEDUR PEKERJAAN PILING DENGAN DIESEL HAMMER ........................................... 6 
7.  INSPEKSI .................................................................................................................................................................... 8 
8.  HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT ............................................................................................................. 9 
9.  DOKUMENTASI ......................................................................................................................................................... 9 
10.  RESIKO POTENSIAL ................................................................................................................................................ 9 
Commented [IPM1]: Sesuaikan dengan content hasil revisi 

 
PROSEDUR KERJA
PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku : Hal. : 4 dari 10


 
I. TUJUAN
Memberikan panduan umum mengenai pekerjaan pemancangan untuk proyek Liquid Natural Gas
(LNG).

II. RUANG LINGKUP


Lingkup kerja dokumen ini adalah mendeskripsikan kebutuhan minimum untuk melaksanakan
pekerjaan/aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan pemancangan berikut: Commented [IPM2]: Sebagai berikut 

a. Metode Bore Pile Commented [IPM3]: Drilling Bored Pile 

 Persiapan pekerjaan bored pile


 Metode pemasangan Rig Commented [IPM4]: Pekerjaan pemasangan 

 Pemasangan besi beton


 Pengecoran
 Pembongkaran peralatan
b. Metode Wash Bored Commented [IPM5]: Metode Wash Bored 
‐Pekerjaan persiapan 
c. Metode Jack in Pile ‐Pemasangan tripod  penopang alat 
‐Pemasangan alat wash bored 
d. Metode Diesel Hammer ‐Pekerjaan tampungan air dan jalur pembuangan lumpur 
‐Pemasangan casing bila diperlukan 
 Persiapan pekerjaan diesel hammer ‐Pemasangan besi beton 
‐Pekerjaan pengecoran 
 Penanganan dan pengaturan pile ‐Pembongkaran peralatan 

 Driving pile dengan diesel hammer Commented [IPM6]: Persiapan pekerjaan 


Instalasi alat jack in pile 
 Menyambung pile Penanganan dan pengaturan pile 
Pemancangan dengan tekanan hidroulik 
 Pemeriksaan kerusakan pile Penyambungan pile 
Pemotongan pile permukaan tanah 
Pemeriksaan kerusakan pile 
Commented [IPM7]: Tambahkan Pekerjaan instalasi diesel 
III. DEFINSI hammer 
Commented [IPM8]: Tambahkan Pekerjaan pemotongan pile 
permukaan tanah 
a. Bore Pile adalah Metode pemancangan dengan cara pengeboran dan dicor ditempat (lokasi
Commented [IPM9]: Drilling Bored Pile 
pemancangan). Commented [IPM10]: Pengeboran dengan menggunakan 
mesin drilling, dilakukan pada area yang loggar baik dari sisi akses 
b. Wash bored maupun bahaya dari pemakaian alat 
c. Jack in Pile Commented [IPM11]: Wash bored adalah metode 
pemancangan dengan menggunakan injeksi air untuk pengeboran 
d. Diesel Hammer adalah Mesin pancang dengan metode menjatuhkan beban ke atas tiang dan dicor di tempat, digunakan pada area dengan akses terbatas 
dan lokasi dengan potensi bahaya tertentu 
pancang.
Commented [IPM12]: Pekerjaan pemancangan dengan 
e. SIO adalah Surat Izin Operasi yang dikeluarkan oleh Depnaker ataupun MIGAS yang menggunakan tekanan hidraulik untuk memancang pile. Dapat 
dilakukan pada daerah yang longgar, atau daerah yangterbatas 
menunjukkan orang tersebut berkompeten dan diperbolehkan mengoperasikan perlatan tertentu terutama dari dampak getar dan terangkatnya  muka tanah 
(heaving) 
f. SILO adalah Surat Izin Layak Operasi yang dikeluarkan oleh Depnaker ataupun MIGAS yang Commented [IPM13]: Metode pemancangan dengan 
menjatuhkan beban keatas kepala tiang pancang untuk menekan 
menunjukkan sebuah peralatan layak dipergunakan setelah proses pemeriksaan.
masuk kedalam tanah. Pekerjaan dapat dilakukan pada daerah yang 
bebas terhadap dampak getar 

 
PROSEDUR KERJA
PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku : Hal. : 5 dari 10


 
IV. REFERENSI Commented [IPM14]: ASTM A615 Spesification for Deformed 
and Plain Billet Steel Bars for concrete reinforcement 
1. AWS D1.1 – Structural Welding Code. ASTM C94 Standard Specification for Ready Mix Concrete 
ASTM D1143 Metod of Testing Piles Under Static Axial Compessive 
2. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997 tentang Load 
ACI 301 Spesification for Structural Concrete 
Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi; JIS A5335 Prestressed Spun Concrete Pile 

3. JIS A7201 – Piling Procedure for Concrete Pile


4. Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2018, Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan
Peralatan Pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi;
5. ASTM A252 , Standard Spesification for Welded and Seamless Steel Pipe Pile;
6. ASTM D4945, Test Method for High Strain Dynamic Testing Pile
7. ASTNT-TC-1A, American Society for Non Destructive Testing
8. Panduan Desain LNG General Specification O-LNG-003/100.19
V. PERSIAPAN PROSEDUR PEKERJAAN BORE PILE Commented [IPM15]: Hapus kata persiapan 

1. Pemasangan Rig. Commented [IPM16]: BORED PILE 


Commented [IPM17]: DRILLING BORED PILE 
- Surveyor harus mengukur dan memberi tanda posisi bore pile sebelum aktifitas dimulai.
Commented [IPM18]: Gunakan bullet/ tanda strip didepan, 
Pastikan tidak ada fasilitas bawah tanah di posisi bore pile. untuk setiap tahapan pekerjaan di bab V 

- Rig akan dipasang secara vertical pada posisi bore pile. Level horizontal dan vertical
selalu dicheck oleh surveyor.
- Pemasangan Rig akan menggunakan excavator atau alat angkat lainya. Pastikan
sambungan rig sudah terpasang dengan kuat.
- Pasang mesin bor di tengah rig dan pastikan sambungan dan level dari mesin bor.
- Peralatan pendukung lainya seperti hand tools, tangka air, dll harus disiapkan dan
diperiksa sebelum aktifitas dimulai. Re-bar pile harus sudah difabrikasi dan dirangkai
terlebih dahulu sebelum proses pengeboran dimulai.
2. Proses pengeboran
- Tanah akan dibor dengan metode pengeboran kering menggunakan mesin bor.
- Tanah akan dibor dengan interval 0.5 – 1 meter hingga kedalaman +1 meter dari
kedalaman design engineering.
- Pastikan selalu kelurusan mata bor selama aktifitas boring dilakukan. Mata bor yang Commented [IPM19]: Tegak dan kelurusan 

dipakai harus lebih besar dari desain diameter bore pile untuk memudahkan proses
pemasangan re-bar dan pengecoran.
- Setelah kedalaman pengeboran tercapai, Tarik mata bor dengan menggunakan mesin
katrol untuk mengurangi gesekan dengan tanah.

 
PROSEDUR KERJA
PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku : Hal. : 6 dari 10


 
3. Pemasangan Commented [IPM20]: Pemasangan Besi Beton dan Pengecoran

- Masukkan pipa casing sesuai dengan diameter desain, setiap pipa akan diangkat Commented [IPM21]: Pengangkatan pipa casing dapat 
dilakukan jika 
menggunakan sling yang disambungkan ke rig. Pipa casing akan disambung dengan
Commented [IPM22]: Pengangkatan pipa casing dan pipa tremi 
metode intermittent fillet weld. dilakukan secara bertahap untuk setiap kedalaman bersamaan 
dengan penuangan beton cor. 
- Masukkan re-bar yang sudah difabrikasi ke dalam pipa casing. Untuk menjaga ketebalan
Commented [IPM23]: ‐Untuk kasus dimana tanah rawan 
minimum dari selimut beton, pengganjal beton akan dipasang dan diikat di re-bar. longsor dan daya dukung tanah kecil pipa casing dapat 
ditinggalkan/ tidak diangkat. 
- Masukkan pipa tremie kedalam lubang pengeboran yang sudah dilengkapi corong ‐Zat additive untuk menopang longsoran tanah dapat digunakan 
diarea pengeboran dengan kondisi tanah lunak 
diatasnya. Tuangkan beton secara perlahan kedalam tremie untuk mencegah beton ‐Batas atas pengecoran harus sesuai dengan elevasi dari 
persyaratan yang telah ditentukan. 
terpisah dan tremie tidak terisi sepenuhnya. Commented [IPM24]: Tambahkan dan lengkapi 
- Cabut pipa casing jika penuangan beton sudah selesai dilakukan. Commented [IPM25]: ‐Meratakan lokasi kerja agar mesin 
bor bisa duduk dengan baik dan tegak lurus 
- Pengangkatan awal pipa tremie yang berlebihan akan mengakibatkan beton keropos. ‐Menutup dan mengamankan fasilitas sekitar agar terhindar dari 
kotoran lumpur 
Bagian bawah pipa tremie harus selalu berada dibawah beton yang baru dituangkan. Jika ‐Pasang rangka tripod sebagai penopang mesin bor pada elevasi 
yang stabil 
beton tidak bisa dimasukkan dengan mudah kedalam pipa tremie, pipa tremie bisa ‐Siapkan bak penampung air sebagai sumber injeksi saat 
pengeboran 
digerakkan naik turun tidak lebih dari 30 cm secara vertical, pipa tremie tidak boleh ‐Siapkan bak penampung zat additive cair sebagai penopang 
dinding tanah, terutama untuk tanah lunak 
digerakkan secara horizontal.  
- Pada area dengan level air yang tinggi, beton harus dituangkan sampai diatas level air Commented [IPM26]: ‐Pasang alat bor dan arahkan mesin 
bork e lokasi titik bor, tempatkan mata bor pada titik bor arah 
sebelum pipa casing bisa dicabut vertikal 
‐Pasang water swivel dibawah motor dan disambungkan ke 
- Untuk master rod 
‐Pasang selang water input di sisi samping swivel 
4. Pembongkaran Peralatan ‐Hubungkan pompa air ke sumber air 

- Setelah melakukan pengeboran di satu lokasi, rig harus dibongkar untuk berpindah Commented [IPM27]: ‐Pembuatan bak penampung lumpur 
diarea sekitar pengeboran dengan volume yang sesuai 
kelokasi lainya. ‐Jalur pebuangan lumpur harus dibuat agar tidak meluap dan 
mengototi area sekitar 
VI. PROSEDUR PEKERJAAN WASH BORED ‐Jalur pembuangan lumpur dapat berupa saluran drainase 
sementara satau dengan selang yang sesuai 
1. Persiapan dan Pemasangan tripod penopang alat
Commented [IPM28]: ‐Mulai proses pengeboran dengan 
2. Pemasangan alat wash bored memutar motor dan secara perlahan rod Kelly bar diturunkan 
3. Pekerjaan tampungan air dan jalur pembuangan lumpur ‐Top casing dipasang sebelum pengeboran lebih dalam sebagai 
penopang tanah permukaan sekaligus sebagai penggantung besi 
4. Pekerjaan pengeboran tulangan 
5. Pemasangan besi beton dan Pengecoran ‐Cairan additive sebagai penopang longsoran dinding tanah 
samping lubang bor dapat dialirkan ke lubang bored pile melalui 
6. Pembongkaran peralatan swivel dan drilling rod 
VII. PROSEDUR PEKERJAAN PILING DENGAN DIESEL HAMMER Commented [IPM29]: ‐Pemasangan pipa tremi dilakukan 
1. Material dan Fabrikasi setelah pekerjaan pengeboran selesai dilakukan. Sambungan pipa 
tremi dilakukan dengan sambungan system drat. 
2. Persiapan area kerja ‐Pemasangan corong diatas pipa tremi untuk akses pengecoran 
... [1]
3. Pemancangan Tiang dengan Jack in Pile Commented [IPM30]: ‐Tripod dan mesin pengeboran dapat 
dipindahkan ke area selanjutnya dengan penambahan jalur 
VIII. PROSEDUR PEKERJAAN PILING DENGAN DIESEL HAMMER buangan lumpur untuk penampung lumpur diarea selanjutnya. 

1. Material dan Fabrikasi Commented [IPM31]: Tambahkan material dan Fabrikasi untuk 


Jack in Pile 
- Material pile harus berumur 28 hari minimum sesuai dengan kekuatan uji specimen dari Commented [IPM32]: Tambahkan Persiapan area kerja Jack in 
Pile 
vendor. Ukuran pile harus sesuai dengan desain engineering. Kawat las harus sesuai
Commented [IPM33]: ‐Peralatan pancang jack in pile harus 
dengan standart AWS D1.1. memiliki spesifikasi tekanan minimum 2 kali kapasitas axial tiang 
panvanh yang akan digunakan  ... [2]

 
PROSEDUR KERJA
PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku : Hal. : 7 dari 10


 
- Semua material yang diterima tidak boleh diletakkan pada genangan air, area rendah atau
dalam galian. Material harus disimpan dengan baik untuk mencegah kontaminasi
berlebihan dan munculnya kerusakan ataupun penurunan kualitas. Setiap material pile
akan diberi tanda setiap 25 cm dan dinomori setiap 1 meter untuk mempermudah
pengawasan dan pemeriksaan selama proses pemancangan dilakukan.

2. Persiapan Area Kerja


- Surveyor harus selalu mendampingi untuk memastikan titik piling sudah sesuai desain dan
bebas dari fasilitas bawah tanah.
- Peralatan piling akan ditempatkan sesuai dengan titik piling yang sudah disetujui pada
gambar desain.
- Ujung pile harus diletakkan persis dititik yang sudah ditentukan surveyor.
- Sebelum pemasangan hammer crane, pastikan lokasi kerja sudah disiapkan dengan
kondisi yang cukup rata. Jika area kerja merupakan tanah keras, penggalian manual akan
dilakukan di titik piling untuk mempermudah setup dan penetrasi piling.
3. Proses Piling dengan Diesel Hammer
 Penanganan dan pengaturan pile
Pile dipindahkan dari stockyard ke lokasi kerja dengan menggunakan trailer. Pile akan
diangkat ke titik piling dengan menggunakan crane. Ikatkan tali tag di ujung tiang pancang. Commented [IPM34]: Buat system penulisan dengan bullet ( 
tanda strip) untuk setiap tahapan pekerjaan : 
Atur tiang pancang pada lubang titik pancang. Tiang pancang harus diatur kelurusan ‐ Pile dipindahkan dari stockyard ke lokasi kerja dengan 
menggunakan trailer 
vertical dan horizontal oeh surveyor sebelum dilakukan pemancangan ‐ Pile akan diangkat ke titik piling dengan menggunakan crane 
‐ Dst… 
 Proses pemancangan.
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan diesel hammer. Surveyor akan
melakukan pengecekan terhadap kelurusan tiang pancang, sedangkan QC akan
mencatat penetrasi tiang pancang. Supervisor akan memberitahu pihak terkait jika proses
pemancangan terganggu atau driving resistance sudah tercapai sebelum kedalaman
desain tercapai.
Anomaly pemancangan (pergeseran titik tengah, vertical dan horizontal) tidak boleh
melebihi ukuran yang sudah ditetapkan atau disetujui oleh klien. Saat tiang pancang
sudah terpancang dan menyisakan 1 meter diatas tanah lepaskan hook dan atur untuk
tiang pancang berikutnya yang sudah dipasang clamp /alat bantu untuk mempermudah
penyambungan dengan tiang pancang sebelumnya. Commented [IPM35]: Pencatatan nilai beban penetrasi dari 
hammer harus dicatat untuk setiap kedalaman dengan interval yang 
 Penyambungan Tiang Pancang. dipersyaratkan yang selnjutnya digunakan untuk perhitungan 
kekuatan penetrasi akhir dihentikannya pemancangan.  
Pengelasan harus sesuai dengan AWS D1.1 Structural Welding Code. Penyambungan
bagian kedua tiang pancang dilakukan dengan bantuan clamp/guide yang sudah dipasang

 
PROSEDUR KERJA
PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku : Hal. : 8 dari 10


 
sebelumnya. Sambungan yang sudah dilas diinspeksi secara visual dan dilapisi
cat/coating sebelum pemancangan dilanjutkan. Surveyor akan mengawasi kelurusan
tiang pancang baik secara vertical maupun horizontal dan berkoordinasi terus menerus
dengan supervisor.
 Penyelesaiaan Pekerjaan
Saat tiang pancang mencapai kedalaman desain hentikan pemancangan, dan pindahkan
peralatan ke titik pancang berikutnya. Potong bagian atas tiang pancang sesuai dengan
level pada gambar desain.
IX. INSPEKSI Commented [IPM36]: Tambahkan PIT (Pile Integrity Test) yaitu 
pengujian nilai kerapatan beton cor yang dilakukan pengecoran 
Pile Capasity Test with PDA Test dilapangan terutama untuk pekerjaan bored pile. 
Pengujian PIT dilakukan dengan system rambat gelombang untuk 
Jumlah PDA test ditentukan pada fase engineering dan disetujui oleh klien. Penggalian manual menentukan kerapatan beton minimum yang dapat diterima 
kemudian dilakukan PDA Test untuk menentukan kapasitas dukung 
disekitar titik test harus dilakukan untuk menampakkan tiang pancang sedalam 1.5 diameter atau 1 pile. 

meter, dipilih yang paling besar. Tiang pandu akan dipasang pada tiang pancang yang berfungsi
untuk mengarahkan beban agar tepat jatuh pada tiang pancang. Plat baja diletakkan diatas pile
head untuk melindungi dari kerusakan akibat jatuhnya beban pada tiang pancang.
Bor 3 lubang pada tiang pancang untuk tempat memasang alat ukur. Dua pasang transducer dan
accelerometer dibaut pada tiang pancang yang dihubungkan dengan kabel ke alat PDA. Gaya dan
kecepatan akan direkam oleh alat ukur pada tiang pancang. Data ini akan diproses oleh alat PDA
untuk memperoleh hasil yang test yang cepat di lapangan.
Setiap tumbukan yang dimonitor oleh PDA akan ditampilkan pada LCD screen dalam bentuk gaya
dan kecepatan untuk perhitungan data yang cepat. PDA juga menyediakan beberapa hasil seperti
berikut:
 Mobilized static load capacity berdasarkan pada CASE method.
 Pile Integrity – lokasi dan tingkat kerusakan
 Pile Stresses – maksimum gaya kompresi diatas tiang pancang.
 Hammer performance – maksimum energi yang berpindah ke tiang pancang
Transducer dan accelerometer akan dibongkar setelah pengujian dilakukan. Data PDA akan
dipindah dan disimpan dalam disk untuk Analisa dan pelaporan. Langkah diatas akan diulang untuk
pengujian berikutnya. Laporan PDA minimum harus meliputi/mencakup beberapa hal berikut:
 Lokasi Proyek ;
 Pile Capacity; Pile Stress
 Pemilik
 Soil Dynamic Characteristic.

 
PROSEDUR KERJA
PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku : Hal. : 9 dari 10


 
X. HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT
1. Semua personel termasuk pihak ketiga, subkontraktor harus menerima safety induction
sebelum memasuki area proyek.
2. Semua alat dan peralatan harus dicek setiap hari oleh personel yang kompeten dan pastikan
SILO masih berlaku (jika ada).
3. Jika ada peralatan yang rusak, tidak boleh dipakai. Perlatan tersebut harus ditandai,
disingkirkan dari lokasi kerja dan diganti dengan alat yang kondisinya bagus.
4. Semua personel yang bekerja disekitar kabel tegangan tinggi harus sadar akan kondisi dan
bahaya yang ada.
5. Pastikan operator sudah berpengalaman dan memiliki SIO yang masih berlaku.
6. Pastikan PTW (Permit to Work) dan JSA (Job Safety Analysis) telah disetujui dan ditanda
tangani sebelum memulai pekerjaan.
7. Gunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai dengan Pekerjaan.
8. Lakukan Safety Talk/Tool Box Meeting sebelum pekerjaan dimulai.
9. Perhatikan area pekerjaan dari bahaya.
10. Lakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.
11. Gunakan Rambu-rambu keselamatan dan Barikade jika diperlukan untuk membatasi yang
tidak berkepentingan.
12. Lakukan pembersihan dari bahan-bahan sisa pekerjaan.
13. Semua pekerjaan mengacu pada prosedur K3 Pelaksana Pekerjaan

XI. DOKUMENTASI
Berikut ini yang harus diukur dan dicatat untuk pancang pada kedalaman desain atau yang
mendekati:
a. Rebound (tolakan).
b. Final set.
c. Penetrasi dengan informasi sebagai berikut:
 Identifikasi nomor pancang
 Tipe dan Panjang tiang pancang
 Tipe mesin pancang
 Berat hammer atau kapasitas mesin pancang
Subkon harus melaporkan laporan yang diperlukan kepada Engineer setiap hari.

XII. RESIKO POTENSIAL


Potensial resiko yang terjadi dalam menerapkan Prosedur Kerja ini adalah :

 
PROSEDUR KERJA
PEMANCANGAN
PT PGAS SOLUTION

Hal. : 10 dari
No Dok. : I-LNG-001/100.19 Rev. : A Tgl. Berlaku :
10
 
No. Tujuan Resiko Potensial dan Rencana Mitigasi
1. Memastikan pekerjaan pemancangan Pekerjaan Pemancangan tidak berjalan lancar Commented [IPM37]: Mendapatkan pekerjaan pemancangan 
yang berjalan baik tanpa hambatan 
berjalan dengan baik karena tiang pancang patah, untuk itu
Commented [IPM38]: Resiko potensial : Tiang pancang patah 
dipastikan kekuatan tiang pancang sudah sehingga menghambat progress pekerjaan, Peralatan mudah rusak 
Rencana Mitigasi : Pengecekan material dan peralatan sebelum 
sesuai dengan desain. dimulai nya pekerjaan terkait kualitas, dan sertifikasi. 

2. Memastikan pekerjaan pemancangan Hasil pemancangan tidak sesuai desain (miring, Commented [IPM40]: Resiko potensial : Tiang pancang miring, 
beton bored pile terjadi kretakan dan tidak rapat, penyambungan las 
dilakukan dengan benar oleh personel patah, dll) , untuk itu dipastikan personel yang tidak baik 
Rencana Mitigasi : memastikan personel pekerjaan adalah personel 
yang berpengalaman bekerja sudah berpengalaman dan mempunyai
yang berpengalaman dan bersertifikat, membuat prosedur kerja 
syarat kelengkapan seperti sertifikat atau SIO. yang disetujui sebagai acuan bersama untuk setiap tahapan 
pekerjaan 
Commented [IPM39]: Dilakukan dengan benar dan sesuai 
prosedur 

3. Memastikan pekerjaan pemancangan Pada saat pekerjaan pemancangan terdapat Commented [IPM42]: Resiko potensial : suara bising dan 
getaran yang menganggu lingkungan apabila memakai diesel 
bisa berjalan lancar dan tidak merusak potensi bahaya terhadap fasilitas eksisting. hammer, terjadi pengangkatan permukaan tanah (heaving) pada 
area sekitar, bahaya ledakan di hazardous area, Hambatan 
fasilitas lain. Maka sebaiknya dalam melakukan
pekerjaan di area dengan akses terbatas 
pemancangan, melakukan komunikasi terlebih Rencana Mitigasi : menggunakan metode yang ssuai dilapangan, 
data dan informasi yang lengkap terhadap lokasi pekerjaan 
dahulu dengan pemilik pekerjaan sehingga
Commented [IPM41]: Melakukan pekerjaan tiang pancang 
pemilik pekerjaan bisa memberikan informasi yang dapat menghindari kerusakan atau menganggu area sekitarnya

yang detail mengenai kondisi area pekerjaan


dan juga identifikasi awal terhadap fasilitas
eksisting.

 
Page 6: [1] Commented [IPM29] IPM 06/09/2021 11:48:00
‐ Pemasangan pipa tremi dilakukan setelah pekerjaan pengeboran selesai dilakukan. Sambungan pipa tremi 
dilakukan dengan sambungan system drat. 

‐ Pemasangan corong diatas pipa tremi untuk akses pengecoran 

‐ Pemasangan baja tulangan dapat dilakukan dan baja tulangan dapat di ikat pada pipa casing bagian atas 
yang menahan tanah bagian atas. 

‐ Setelah semua siap selanjutnya pompakan beton cor kedalam lubang bored pile melalui pipa tremi 

‐ Lanjutkan pekerjaan pengecoran hingga beton segar keluar dari lubang bored pile 

‐ Pengangkatan pipa tremi dapat dilakukan secara bersamaan dengan pengecoran namun pipa tremi tetap 
harus tertanam minimal 2 m dalam beton segar di lubang bored pile. 

‐ Selama proses pengecoran, maka beton cor akan mendorong zat additive peopang dinding tanah lunak 
keluar dari lubang bored pile. Selanjutnya pompa zat additive tersebut ke bak penampungan 

Page 6: [2] Commented [IPM33] IPM 06/09/2021 14:42:00


‐ Peralatan pancang jack in pile harus memiliki spesifikasi tekanan minimum 2 kali kapasitas axial tiang 
panvanh yang akan digunakan 

‐ Pemindahan tiang pancang ke alat jack in pile harus dilakukan dengan bantuan alat crane yang memadai 

‐ Apabila terdapat lapisan tanah keras pada lapisan atas permukaan yang harus ditembus, maka pekerjaan 
preboring harus dilakukan menggunakan continuous flying auger 

‐ Setiap tiang pancang yang akan dipancang harus dalam kondisi tegak dan lurus, penyimpangan tidak 
boleh melebihi batas yang telah ditentukan 

‐ Semua tiang pancang dengan jack in pile harus dipancang secara kontinyu tanpa terputus sampai 
mencapai penetrasi berdasar syarat yang telah ditentukan 

‐ Nilai penetrasi harus dicatat untuk setiap interval 0,5 m kedalaman 

‐ Pengelasan harus sesuai dengan AWS D1.1 Structural Welding Code. Penyambungan bagian kedua tiang 
pancang dilakukan dengan bantuan clamp/guide yang sudah dipasang sebelumnya. Sambungan yang 
sudah dilas diinspeksi secara visual dan dilapisi cat/coating sebelum pemancangan dilanjutkan. Surveyor 
akan mengawasi kelurusan tiang pancang baik secara vertical maupun horizontal dan berkoordinasi terus 
menerus dengan supervisor. 

‐ Apabila pemancangan dihentikan sebelum penetrasi akhir tercapai maka,pencatatan penetrasi tidak 
boleh diambil sebelum penetrasi mencapai sedikitnya 300‐mm pemancangan ulang (redriving). 

‐ Apabila sebelum kedalaman yang ditentukan namun nilai resistance sudah tercapai sesuai yang 
disyaratkan maka pemancangan dapat dihentikan 

‐ Pemotongan bagian atas pile dilakukan dengan ketentuan tinggi minimum dari muka tanah sesuai yang 
disyaratkan 

Anda mungkin juga menyukai