Proyek :
Pembangunan Jembatan Panel DSR 30 M
DAFTAR ISI
1. Gambaran Umum
2. Lingkup Pekerjaan
3. Daftar Alat & Material
4. Metodologi
4.1 Bagan Alir Pekerjaan Engineering (Shop Drawing)
4.2 Bagan Alir Pekerjaan Fabrikasi
5. Tahapan Pelaksanaan
5.1 Pekerjaan Engineering
5.1.1 Pemodelan Jembatan Panel DSR 30 M
5.1.2 Pembuatan Shop drawing
5.1.3 General Report
5.1.4 Nesting Material (Manajemen Material)
5.2 Pekerjaan Fabrikasi
5.2.1 Incoming Material
5.2.2 Marking
5.2.3 Cutting
5.2.4 Drilling
5.2.5 Fitting
5.2.6 Welding
5.2.7 Galvanize
5.2.8 Packing
5.2.9 Delivery
5.2.10 General Toleransi
6. Lampiran
• Inspection and Test Plan
• Quality Inspection Plan
1. Gambaran Umum
Fabrikasi Jembatan panel adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah produk
berupa konstruksi baja dengan mutu sesuai yang direncanakan. Produk konstruksi baja
ini akan dipasang dan dipakai untuk Proyek bangunan Jembatan panel type DSR 30 M.
2. Lingkup Pekerjaan
Fabrikasi jembatan panel type DSR 30 M mencakup pekerjaan :
1. Shop Drawing
2. Pengadaan Bahan (Raw Material)
3. Fabrikasi
4. Galvanize
5. Pengiriman
3. Daftar Alat & Material
Kebutuhan alat pada pekerjaan Fabrikasi :
1. Overhead Crane kapasitas 5 ton
2. Overhead Crane Kapasitas 10 ton
3. Fork Lift kapasitas 5 ton
4. Mesin Potong (Flame Cutting)
5. Mesin Bor Radial
6. Mesin Bor Portable
7. Mesin Las GMAW
8. Mesin Las SMAW
9. Mesin Las SAW
10. Galvanize Plant
4. Metodologi
Perencanaan yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan
fabrikasi mutlak diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan. Selain menjamin mutu yang dihasilkan, perencanaan juga harus
memperhitungkan keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses pelaksanaan
pekerjaan sehingga tercapai Zero Accident. Untuk itu perlu dibuatkan tahapan pekerjaan
yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaannya.
5. Tahapan Pelaksanaan
5.1 Pekerjaan Engineering (Shop drawing)
5.1.1 Pemodelan Produk
Pada tahap ini akan dibuat model produk dalam bentuk 3 Dimensi dengan
menggunakan software Tekla Structure. Pemodelan mengacu pada gambar
desain yang disiapkan oleh konsultan perencana, adapun tahapan dari proses
pemodelan adalah sebagai berikut:
• 3D X-Y-Z Grid data inputting.
• Menggambar penyelarasan geometris dan garis ruang, dalam hal ini dengan
titik kontrol setiap bagian dengan jarak 1m longitudinal.
• Semua komponen dan koneksi gambar sesuai dengan gambar kontrak.
(Steel profile, Built-up member, polygon plate, knuckle line, welding line, joint
line, bolt holes dll). Nomor identifikasi (tanda) setiap komponen ditentukan
selama fase ini dan terakhir urutan penomoran dari setiap bagian dan rakitan
akan dilakukan secara otomatis.
• Secara visual dan secara otomatis memeriksa pemodelan 3 dimensi
(Spacing, interfering, access route, clash between components dll.).
juga sebagai dasar pelaporan proses fabrikasi khususnya kontrol kuantitas dan
progress pekerjaan.
5.1.4 Nesting Material (Manajemen Material)
Nesting material dilakukan untuk optimasi penggunaan material, hasil dari Nesting
Material ini akan dijadikan acuan alokasi penggunaan material dalam setiap lembar
atau setiap batang material baja yang akan difabrikas
f. Bila tidak sesuai spesifikasi maka QC Inspector akan memberi tanda IQC
ditolak pada surat jalan dan garis warna merah pada material dan akan dibuat
laporan ketidak sesuaian (NCR) dengan Form No. : ITK/IV/MR/01.
Material yang telah tersimpan melalui NCR tidak boleh digunakan untuk
fabrikasi dan laporan akan diterbitkan kepada PPC dengan tembusan ke
Departemen Quality Control, material-material tersebut harus diidentifikasi
dan disimpan secara terpisah untuk menghindari penyalahgunaan..
g. Setelah selesai melakukan pemeriksaan incoming material, Storage SPV.
bertanggung jawab untuk masalah GRD dan Quality Control SPV
bertanggung jawab untuk mempublikasikan Rekaman Inspeksi.
Penyimpanan Material
a. Setiap material yang disimpan harus telah diidentifikasi dengan menulis
dimensi dan grade pada setiap material secara jelas untuk mencegah
kesulitan dalam identifikasi selama penerbitan material ke workshop..
b. Identifikasi dilakukan berdasarkan jenis material, grade, ketebalan, dan
dicatat pada permukaan material.
c. Setiap material akan dipecah dan disimpan sesuai dengan wilayah tertentu
dan ditempatkan berdasarkan pada spesifikasi khusus untuk setiap material.
d. Material harus ditempatkan pada balok persegi yang terbuat dari kayu untuk
menghindari kontak langsung ke tanah.
e. Stacked material harus memiliki jarak inline dan sama bar persegi dari kayu
untuk menghindari kerusakan yang disebabkan oleh defleksi berlebihan.
f. Material disimpan di halaman yang terbuka dengan penutup agar terhindar
dari sinar matahari dan hujan untuk mencegah dari karat.
Penerbitan Material
Permintaan material akan diterbitkan kepada Dispatcher yang akan
mengkonfirmasi stock dan masalah ke workshop, prosedur pengendalian
material merujuk ke dokumen lain yang diterbitkan secara terpisah.
5.2.2 Marking
Proses Marking pola cutting hanya dilakukan pada material yang akan
dipotong menggunakan mesin manual, untuk pemotongan menggunakan
mesin CNC hanya melakukan input NC file pada perangkat mesin CNC.
5.2.3 Cutting
Setelah lembaran pelat sesuai dengan ketebalan, grade dan dimensi, maka
material yang telah diberi marking siap untuk dilakukan proses cutting dengan
menggunakan mesin Flame Cutting. Mesin flame cutting yang dipakai bisa
Staight Cutting, Semi Automatis atau CNC Flame Cutting.
Bila Produk diterima, akan ditempatkan pada tempat dengan label OK,
sedangkan bila produk ditolak/reject maka akan dilakukan perbaikan (Rework).
5.2.4 Drilling
Setelah plate dipotong sesuai dengan bagian-bagian komponen jembatan
yang telah direncakan, maka proses selanjutnya adalah pengeboran.
Pengeboran menggunakan alat drilling machine (Radial Drilling & Maghneting
Drilling) yang ditempatkan pada bagian yang telah dimarking sesuai dengan
gambar kerja yang telah direncanakan. Setelah pengeboran selesai maka QC
Inspector akan melakukan pengecekan sesuai dengan Work Instruction.
2. Letakan benda kerja pada posisi stopper satu persatu dan ukur kembali.
3. Mulai dengan pengelasan tag weld pada posisi benda yang akan disambung,
agar tidak berubah.
4. Periksa dimensi secara keseluruhan, setelah selesai pemeriksaan perkuat
sambungan las agar Fit Up tidak berubah.
Setelah proses Fit up selesai dilakukan oleh Fitter, maka QC Inspector akan
melakukan pengecekan dengan langkah sebagai berikut :
1. Periksa shop drawing
- Beri stempel pada shop drawing / gambar kerja :
For : “ QC INSPECTION “
- Lingkari point – point yang akan diperiksa dan tentukan kolomnya
- Petunjuk bevel
- Pembuatan lubang / jarak lubang
2. Periksa sudut bevel / kedalaman
Periksa kedalaman lubang, diameter dan jarak lubang (bila ada)
3. Setting
- Periksa ukuran yang diminta
- Periksa diagonal
- Periksa gap untuk lasan
4. Frequency Checking : 100 %
5. Bila OK, beri tanda ( √ ) denga marker warna hijau.
Setelah komponen material terbentuk, tahap selanjutnya dilakukan pengeboran
pada sambungan utama dengan memposisikan panel 30 m sesuai elevasi
camber rencana guna memastikan semua lubang baut sambungan utama
presisi.
5.2.6 Welding
Setelah komponen-komponen selesai di fitup, untuk menyatukan komponen-
komponen tersebut secara permanen dilakukan pengelasan pada semua
sambungan atau pertemuan komponen yang satu dengan yang lainnya.
Pengelasan mengacu pada gambar kerja untuk ukuran dan jenis pengelasan.
3. Jika tidak cukup periksa “ LEG “ dan “ Throat “ sesuai ketebalan material
4. Frequency Checking : 100 %, Pembuatan laporan per Type Part No.
Bila OK, beri tanda ( √ ) dengan marker warna hijau dan buat laporan Form No.
ITKI/IV/QC/14, Bila tidak, beri tanda panah pada benda kerja dengan marker
berwarna kuning dan buat laporan Form No. ITK/IV/MR/01.
5.2.7 Galvanize
Proses galvanize adalah proses pelapisan permukaan produk untuk
perlindungan terhadap korosi atau karat melalui proses pencelupan benda kerja
terhadap zinc cair pada suhu sekitar 450°C.
Tahapan Proses Galvanize
• Degreasing
Yaitu Proses untuk menghilangkan kotoran minyak yang menempel pada
produk dengan direndam dalam bak degreasing yang berisikan larutan
caustic soda (NaOH) dan Air (H2O). Suhu larutan berkisar 70°C sampai 90°C
dengan PH dikisaran 10 sampai 14.
• Rinsing
Yaitu proses pembilasan untuk menghilangkan caustic soda (NaOH) yang
menempel dari proses sebelumnya dengan memasukan produk pada bak
yang berisi air panas dengan suhu 65°C sampai 75°C.
• Pickling
Yaitu proses penghilangan karat dengan cara merendam produk pada bak
yang berisi larutan HCL dengan PH asam 2 sampai 6.
• Rerinsing
Pada proses ini dilakukan pembilasan untuk menghilangkan larutan HCL
yang menempel dari proses sebelumnya dengan merendam dalam air.
5.2.8 Packing
Pengamanan pada penanganan dan penyimpanan komponen material harus
dilaksanakan dengan baik sehingga terhindar dari kerusakan akibat gesekan
atau benturan yang mengakibatkan rusaknya lapisan permukaan.
Komponen produk yang sudah siap dikirim dikelompokan dan dipacking
berdasarkan indentitas atau kode marking masing-masing komponen sehingga
lebih memudahkan dalam identifikasi baik dalam proses pengiriman maupun
proses penerimaan.
5.2.9 Delivery
Pada proses delivery, proses loading akan dilakukan dengan prosedur yang
berlaku di PT. INDO TRANS KONSTRUKSI, sesuai dengan persyaratan standar
keamanan dan penyesuaian penggunaan armada yang mempertimbangkan
type produk yang akan dikirim, rute dan loksi penerimaan produk.
1 of 3
DESKRIPSI CEK POIN TOLERANSI ALAT KERJA SAMPLING IDENTIFIKASI
(6) a. Periksa kebersihan (SA) Sesuai spesifikasi Alat ukur : Frequency Checking Bila OK :
BLASTING - Table Metabrasive n = 100% - Ceklist (OK) Warna Hijau
FABRIKASI Pemeriksaan per Unit (Pcs) - Buat laporan pada form
"Painting Inspection Report"
Judgement :
Ac = 0, Re = 1 Bila Tidak :
- R (NG) Marker kuning
2 of 3
DESKRIPSI CEK POIN TOLERANSI ALAT KERJA SAMPLING IDENTIFIKASI
INCOMING
3 of 3