Anda di halaman 1dari 145

HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

1. MACAM KONDISI PENYERAHAN PRODUK


1.1 Beberapa macam cara penyerahan barang ke Pelanggan adalah :
A. Loko Pabrik,
B. FOT,
C. FOB,
D. Door to port,
E. Franco site.
Hal yang harus diperhatikan dalam setiap penyerahan barang/produk
adalah:
1. Lokasi terjangkau dan bisa dilalui kendaraan alat angkut (didahului
survey)
2. Hal yang harus dipastikan saat survey adalah :
 jalur distribusi yang akan di lalui,
 kondisi akses jalan dan jembatan,
 jarak angkut,
 perijinan-perijinan,
 sosial lingkungan dan lain-lain.
3. Harus jelas tanggung jawab tiap tahapan kerja dan skope pekerjaan
Wika Beton (trucking, handling, shipping, asuransi, dll)
4. Ada (dibuat) jadwal tertulis yang disepakati bersama dengan pelanggan
5. Secara internal rencana delivery di koordinasikan dengan Keuangan, PEO
(adm distribusi) dan Pabrik
6. Secara external dikoordinasikan dengan sub angkutan dan pelanggan,
Antara lain :
 Dengan Sub. Angkutan sehubungan dengan ketersediaan kendaraan
yang memenuhi syarat dan sejumlah volume yang dibutuhkan,
tongkang / kapal yang akan digunakan (jika lousing)
 Dengan pelanggan :
- (untuk darat) sehubungan dengan kesiapan lapangan, alat
penurunan dll
- (untuk laut / loussing) :
+ sehubungan dengan waktu sandar kapal dan waktu yang yang
tersedia untuk pemuatan
+ Mengetahui kapal atau tongkang yang dipakai dan data versel
particulars.
+ Koordinasi jadwal muat dan perkiraan sampai tujuan.

1
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

+ Rencana penyediaan alat angkut pada saat pembongkaran di


pelabuhan tujuan (harus truck lousing sehingga pembongkaran
selesai 4 x 24 jam).
+ Pengawasan selama penyusunan produk di atas kapal atau
tongkang mulai awal sampai akhir.
+ Disertakan packing list pada saat pengiriman.
+ Memonitoring posisi kapal secara berkala baik dengan pihak Sah
bandar atau melalui GPS kapal.
+ Usia kapal atau tongkang tidak boleh lebih dari 20 tahun.
7. Monitoring saat pelaksanaan berjalan agar terhindar dari idle alat /
kendaraan / kapal yang mengakibatkan claim biaya sewa dan
demurrage kapal
8. Dibuat Berita Acara Serah Terima Barang (BAST) setelah selesai
pengiriman, sesuai progress dalam kontrak.

A. Loko Pabrik
Adalah penyerahan barang/produk di lokasi pabrik tempat produksi,
di atas kendaraan / alat angkut (truck atau trailer) dan kendaraan dari
pelanggan.

B. Franco On Truck (FOT)


Penyerahan barang/produk di atas truck di lokasi yang di tentukan,
tanpa penurunan (lokasi proyek, gudang pelabuhan, pelabuhan muat
dll)

C. Franco On Boat (FOB)


Penyerahan barang/produk di pelabuhan muat kapal, diatas kapal
dengan termasuk penurunan dari kendaraan dan penyusunan nya
diatas kapal (louding – unloading)

D. Door To Port (CFR / CNF (C & F) / CIF, Cost and Freigh)


Penyerahan barang ini dilaksanakan sampai di atas kapal/tongkang
pelabuhan tujuan, barang harus diasuransikan. (Biaya Asuransi Marine
Cargo atau CIF (Cost Insurance & Freight).
o Apabila alat angkut menggunakan tongkang, pastikan telah disurvey
oleh surveyor.
o Spesifikasi teknis (manual handling) perlu disampaikan ke vendor
sebagai lampiran kontrak.

E. Franco Site (Sampai lokasi proyek / Door to Door)

2
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Penyerahan barang/produk sampai di lokasi Proyek berada

F. KONDISI SAMPAI DI PELABUHAN TUJUAN

Hal-hal sehubungan dengan Persyaratan Asuransi :


1. Ada Ship Particular.
2. ICCA dengan syarat Umur Tug Boat dan Tongkang tidak lebih dari
20 tahun.
3. Ada BKI.
4. Ada Sertifikat Survey Lasing.
5. Abk Lengkap dan sesuai dengan Ship Particular
6. Ada SIB (Surat Ijin Berlayar).

G. KONDISI TERPASANG
Kondisi penyerahan sampai dengan produk terpasang atau terpancang.
o Seluruh resiko selama pelaksanaan menjadi tanggungjawab PT.
Wijaya Karya Beton.
o Untuk pekerjaan jembatan wajib diasuransikan All Risk.

PT. Wijaya Karya Beton harus melakukan inspeksi dan meminta


checklist serta kelayakan seluruh peralatan dan personil yang
digunakan.

3
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

T E R M OF DE L IV E R Y
-. OPTP -. OPT
-. Load ing -. Ar r ival
-. Lassing -. Unloading
-. Por t Clear ance

Fac tor y Loading Por t Off Load ing Por t


Site

Land
1. Loko
2. FOT

3. FOB

4. C & F

5. C I F ( Door to Por t )

6 Fr ank o Site
( Door to Door )

Gambar 1.1 Jenis-Jenis Pengiriman

1.2. Macam Angkutan Distribusi

1.2.1 Angkutan Darat

Pengangkutan pada umumnya menggunakan truck, tronton, trailer,


sesuai dengan macam produk yang akan di delivery

1.2.2 Dengan Alat Angkut Laut

Tabel 1.1 Ukuran dan Kapasitas Tongkang

Type PxLxD Draf DWT GRT NRT


(FEET) (M) Max (TON) (TON) (TON)
(M)
100 28.8x10x2.5 1.5 m 450 270 99
180 52.6x15.2x3.0 2.2 m 1600 634 191
220 64.37x18.29x4.27 2.5 m 2800 1270 381
230 67.3x18.2x3.6 3.0 m 3500 1376 413
270 79.0x21.4x4.9 4.0 m 5500 2132 639
300 91x21.3x5.4 5.5 m 7500 2729 818
Sumber : PT. Dayatara Mitra Sena E.10.SBY

4
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

GRT :Gross Register Ton


adalah jumlah dari semua ruangan kapal yang tertutup atau yang
dapat ditutup secara kedap air, baik yang dibawah geladak
maupun yang berada diatasnya (deck line).
Satuan 1 register ton=100 cft (cubic feet) dan
100 cft=2.83 M3
GRT adalah total ruangan dalam cubic feet (dibagi 100).
NRT :Net Register Ton
adalah ruangan yang tersedia untuk barang dan penumpang,
atau juga daya angkut kapal
NRT = GRT dikurangi dengan ruang untuk bunker dan air ballast
DWT : Dead Weight Ton
adalah daya angkut kapal termasuk didalamnya muatan, bahan
bakar, air dan seluruh perlengkapan kapal.

2. TIANG BETON

2.1. PRA STAKING (Sebelum Penandaan)


- Gambar layout titik tanam dari PLN
- Start Pole atau titik acuan awal
- Panjang total jalur titik tanam
- Masuk atau end pole.

5
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Jalan Utama

Desa A
Start

Gambar 2.1 Denah Pra Stacking

Hasil dari Pra Staking antara lain :


o Jumlah dan type tiang beton (TM atau TR)
o Jenis jaringan.
o Kondisi lapangan.
o Tingkat kesulitan.
o Kendaraan yang digunakan.
o Metode Penegakan (menggunakan crane atau manual)
o Perijinan Lokasi titik tanam dan akses.
o Pemadaman jika diperlukan.

2.2 STAKING ( Penandaan )


Penandaan ini dilakukan dengan memberikan tanda gambar atau
kode dan jenis atau type tiang beton yang akan dipasang dititik yang
telah ditentukan.

6
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Desa Maju 7
GBR.001/LISDES/07A.PLN

7 7 9 9 9 9

Gambar 2.2 Denah Stacking

Hasil dari Staking antara lain :


o Tanda atau arah masuk atau no gambar.
o Tanda patok dengan meni merah atau tali
o Gambar lapangan yang di approve rayon atau area PLN.

Pada saat proses stacking tiang listrik harus diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Tiang listrik yang melewati lembah/jurang dengan jarak >100 meter
harus menggunakan tiang ganda, apabila >150 meter
menggunakan tiang triple.
2. Tiang listrik yan g melewati bukit harus diperhatikan jarak
clearence kabel dengan tanah harus >2,5 meter.
Pemasangan tiang listrik di pinggir jalan harus dipastikan berada diluar
DMJ(Daerah milik jalan)

7
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 2.3 Penempatan Tiang Ganda

Gambar 2.4 Staking di pinggir jalan

8
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

2.3 PENGIRIMAN TIANG BETON DENGAN ANGKUTAN DARAT

Ketentuan – Ketentuan dengan angkutan darat :


 Umur produk minimal yang diijinkan untuk diangkut adalah 7
hari.
 Bak trailer & kayu landasan harus rata. Trailer dilengkapi tacuk
(tiang penahan tumpukan). Tinggi tacuk disesuaikan tinggi
tumpukan.
 Tumpukan di atas trailer diberi landasan kayu 6/12 cm dan
spi/ganjal kayu segitiga dari kayu 6/12 cm.
 Jarak antar landasan adalah maksimal 4 M dan panjang bebas
(tidak tertumpu)
 Pengikatan menggunakan rantai ukuran 12 mm atau sling ½
Inchi dengan alat pengeras, jumlah ikatan pada 2 (dua) tempat
untuk trailer dan 3 (tiga) untuk truck.
 Posisi landasan antar tumpukan tersusun segaris lurus
 Perhatikan administrasi (Sptb) yang dibawa kelokasi proyek
harus sesuai dengan produk yang diangkut dan kendaraan.

landasan
sling / segaris
rantai

landasan
kayu 6/12
a b b b a a≤1m
b≤4m
tacuk

landasan
rata

spi
kayu 5/7

9
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 2.5 Pengangkutan Tiang Beton dengan Truck

 Jumlah tumpukan maksimal & landasan adalah :


TB 7M = 6 Tumpukan, 2 Landasan
TB 9M = 6 Tumpukan, 3 Landasan
TB 11M = 5 Tumpukan, 3 Landasan
TB 12M = 5 Tumpukan, 4 Landasan
TB 13M = 4 Tumpukan, 4 Landasan
TB 14M = 4 Tumpukan, 4 Landasan

Tumpukan bila menggunakan truck :


TB 7M = 4 Tumpukan, 2 Landasan
TB 9M = 3 Tumpukan, 3 Landasan
TB 11M = 2 Tumpukan, 3 Landasan
TB 12M = 2 Tumpukan, 4 Landasan
TB 13M = 2 Tumpukan, 4 Landasan
TB 14M = 2 Tumpukan, 4 Landasan

 Pada saat penumpukan di site tanah dasar harus rata dan padat
serta menggunakan kayu ganjal.
 Tidak diperbolehkan meletakan benda berat diatas tumpukan tiang
beton.
 Baris tumpukan kanyu ganjal di site berjumlah genap.
 Jumlah tumpukan maksimum di site yaitu 2 tumpukan dan diletakan
sejajar jalan.

10
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

maksimum 2 tumpukan
ganjal kayu

tanah rata & padat Diletakan di tanah yang rata dan padat

Kayu sebagai perata tanah

tanah tidak rata

Gambar 2.6 Penumpukan di Site

2.4 TYPE PONDASI TIANG BETON

Type pondasi untuk tiang beton ini sangat berfungsi,jika kondisi


tanah jelek. Berikut type atau jenis pondasi untuk tiang beton :
1. Pondasi tanah urug.
o Digunakan pada tiang distribusi (TM dan TR).
o Pondasi tanah urug dipakai jika kondisi tanah baik.
o Pastikan tiang tertanam sedalam 1/6 L

Gambar 2.7 Pondasi Tanah Urug

11
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

2. Pondasi Pelat Beton


o Digunakan pada tiang lampu.
o Pondasi pelat beton digunakan untuk tanah baik.
o Pastikan Posisi Plat Landasan rata.

Gambar 2.8 Pondasi Pelat Beton

3. Pondasi sumuran.
o Digunakan pada tiang distribusi (TM dan TR) atau lampu.
o Pondasi sumuran digunakan untuk tanah jelek (tanah Berpasir qc
0).Pada pondasi sumuran digunakan Buis Beton/drum sebagai
cashing.

Gambar 2.9 Pondasi Sumuran

12
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

4. Pondasi dengan pelat landasan ( Base Plate )


o Digunakan pada tiang transmisi atau Antena atau lampu stadion
dengan tinggi 30 meter.
o Pondasi untuk pilecap menggunakan beton bertulang (K-225)
o Pada tahapan pemasangan tiang transmisi dan angkur dipastikan
tegak lurus dan kuat.

Gambar 2.10 Pondasi Base Plate

5. Pondasi Transmisi Tunggal / pada Tanah Gambut


o Digunakan pada tiang transmisi atau antena atau lampu stadion.
o Untuk kondisi tanah yang jelek harus diberi cerucuk.
o Tiang tertanam harus sedalam 1/6 L
o Plat beton landasan dipastikan rata.
o Pengisi bekisting dapat menggunakan lime stone atau tanah urug.

13
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 2.11 Pondasi Transmisi Tunggal

6. Pondasi transmisi ganda


o Digunakan pada tiang transmisi ganda.
o Untuk kondisi tanah yang jelek harus diberi cerucuk.
o Tiang tertanam harus sedalam 1/6 L
o Plat beton landasan dipastikan rata.
o Untuk tiang transmisi ganda dilakukan pekerjaan menset (Cor
beton).

Gambar 2.12 Pondasi transmisi ganda

14
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

2.5 Pemasangan Tiang Beton

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan Tiang Beton,

o Kategori JTM (jaringan Tegangan Menengah) tiang beton >= 12 m


o Kategori JTR (Jaringan Tegangan Rendah) tiang beton <= 11 m
o Pemasangan tiang harus tegak lurus (tidak miring)
o Penanaman tiang sampai dengan batas tanam (ground level) yang sudah
di marking dari pabrik ( Batas tanam 1/6 L)
o Lubang tembus atau traves harus segaris dengan lubang tembus lainnya
sehingga saat pemasangan jaringan bisa lurus segaris.
o Logo WIKA BETON harus menghadap ke jalan.
o Penempatan tiang dibatas kavling tanah dan diupayakan tidak di depan
rumah.
o Penempatan tiang selain memperhatikan jarak antar tiang juga
memperhatikan kontur tanah atau tinggi andongan kabel.
o Titik pasang diupayakan diluar DMJ (Daerah Milik Jalan) atau RMJ
(Ruang Milik Jalan)

2.6 Pelangsiran Tiang Beton

Pekerjaan pelangsiran tiang beton diperlukan apabila lokasi penanaman


tiang beton tidak dapat dijangkau oleh trailer atau truck. Pekerjaan
pelangsiran dapat dilakukan dengan metode berikut ini :

a. Langsir Menggunakan Roller

Tiang Beton Aksesoris roller


Arah langsir

Roller

Gambar 2.13 Langsir Menggunakan Roller

15
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

b. Langsir Menggunakan Grobak dengan Kendaraan sebagai pendorong

gerobak Aksesoris gerobak Arah langsir


Ge
ro
ba
k Gambar 2.14 Langsir Dengan Grobak Dengan kendaraan pendorong

c. Langsir menggunakan gerobak dengan tenaga manusia / hewan


ternak sebagai pendorongan

Aksesori Grobak Arah Langsir


Gerobak

Gambar 2.15 Langsir Dengan Gerobak Tenaga Manusia

16
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

3. TIANG PANCANG

3.1 Pengiriman Tiang Pancang Dengan Angkutan Darat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengiriman Tiang Pancang


dengan Angkutan Darat :

 Umur produk minimal yang diijinkan untuk diangkut adalah 7 hari.


 Bak trailer & kayu landasan harus rata. Trailer dilengkapi tacuk (tiang
penahan tumpukan). Tinggi tacuk disesuaikan tinggi tumpukan.
 Pengikatan menggunakan rantai ukuran 12 mm, tacip.
 Jumlah ikatan minimal pada 2 titik (pada titik landasan tepi).
 Tumpukan diatas trailer diberi landasan kayu 6/12 cm dan spi /ganjal
kayu segitiga dari kayu 6/12 cm dipaku oleh supir.
 Jarak antar landasan adalah maksimal 4 M dan panjang TP bebas (tidak
tertumpu) maksimal 1 M.
 Tiang yang lebih pendek atau diameter lebih kecil diletakkan di atas.
 Posisi landasan kayu antar tumpukan tersusun segaris lurus (arah
vertikal).

sling / tacuk
rantai

landasan landasan
kayu 6/12 rata

Spi :
 < 50 : kayu 5/7
 > 50 : kayu 6/12

a b b b a
a≤1m landasan
b≤4m segaris

Gambar 3.1 Pengangkutan Tiang Pancang dengan Trailer

 Jumlah tumpukan maksimal :


TP Ø 30 = 5 Tumpukan,

17
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

 Pada saat penumpukan di site dasar harus rata, serta menggunakan


kayu ganjal.
 Tidak diperbolehkan meletakkan benda berat diatas tumpukan tiang
pancang.
 Baris tumpukan kayu ganjal di site berjumlah genap.
 Jumlah tumpukan maksimum yaitu 2 tumpukan.
o TP Ø 30 - 45 = 4 Tumpukan,
o TP Ø 50 - 60 = 3 Tumpukan,
o TP Ø 80 – 120 = 2 Tumpukan.

maksimum 2 tumpukan
ganjal kayu sebagai perata tanah

` rata & padat


tanah tanah tidak rata

Gambar 3.2 Penumpukan di Site

3.2. Pengiriman Dengan Angkutan Laut

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengiriman Tiang Pancang


dengan Angkutan Laut :

 Lantai tongkang harus rata


 Kapasitas crane untuk loading minimal 5 kali berat produk.
 Pengikatan menggunakan sling berukuran minimal 5/8 Inch (u/
tongkang) dan dilengkapi tambatan sling (kupingan) pada ujung ikatan.
 Tumpukan di atas kapal/tongkang diberi landasan kayu 6/12 cm dan
spi/ganjal kayu segitiga dari kayu 5/7 cm (min. kayu klas 2).
 Jarak antar landasan adalah maksimal 4 M dan panjang tp bebas (tidak
tertumpu) maksimal 1 M.

18
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

 Tiang yang lebih pendek atau diameter lebih kecil diletakkan di atas.
 Posisi landasan kayu antar tumpukan tersusun segaris lurus (arah
vertikal).
 Plat sambung wajib di cat meni atau setara.
 Perhatikan administrasi (Sptb) yang dibawa kelokasi proyek harus
sesuai dengan produk yang diangkut dan kendaraan.

sling baja /
alat ikat

side board

a b b b a
segaris
a≤1m lurus
b≤4m

Gambar 3.3 Pengangkutan Tiang Pancang dengan Ponton

 Jumlah tumpukan maksimal :


TP  30 = 10 Tumpukan,
TP  35 = 10 Tumpukan
TP  40 = 8 Tumpukan,
TP  45 = 8 Tumpukan,
TP  50 = 6 Tumpukan,
TP  60 = 6 Tumpukan.
 Apabila menggunakan landasan sekam dapat menambahkan jumlah
tumpukan 1,5 kali dari landasan kayu (diantisipasi terhadap
kemudahan pembongkaran).
 Kondisi penumpukan di tongkang disesuaikan dengan tipikal arus laut
yang dilalui.

19
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

3.3. PEMANCANGAN TIANG PANCANG

A. Pemancangan di Darat dengan Disel Hammer


1. Pemilihan alat pancang
Faktor-faktor yang menentukan :
o Jenis tiang pancang (Bulat, Kotak).
o Dimensi tiang dan Klas (panjang & berat).
o Daya dukung rencana.
o Alat-alat yang tersedia.
o Kondisi lapisan tanah.
o Lingkungan (Kebisingan, Getaran).

2. Kondisi tanah.
o Daya redam/non-rebound (disusun dari yang tertinggi).
 Lempung.
 Lanau.
 Pasir.
o Nilai gesekan (disusun dari yang tertinggi).
 Lempung plastis.
 Lempung lanau bercampur pasir.
 Batu gamping, pasir berkarang.
 Pasir bersih.
o Tahanan ujung/conus (disusun dari yang tertinggi).
 Batu gamping, pasir berkarang.
 Pasir bersih.
 Lempung lanau bercampur pasir.
 L empung plastis.

3. Metode Pemancangan dengan Hammer


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemancangan
menggunakan Hammer;
o Umur produk minimal yang diijinkan untuk dipancang adalah
minimal 14 hari atau Mutu Beton 480kg/cm 2.
o Pengangkatan tiang harus pada titik angkat (gambar segitiga
pada tiang) dan sling pengangkat harus bebas karat dan bebas
rantas.

20
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

pengangkatan tiang pada


tanda segitiga

1
2 /3 L
/3 L
Gambar 3.4 Pengangkatan Tiang Pancang pada saat Pemancangan

o Pemilihan Diesel Hammer dan Hydro Hammer.

Tabel 2. Pemilihan Diesel Hammer dan Hydro Hammer


Diameter
Type of Diesel Hammer1) Type of Hydro Hammer2)
Tiang
Pancang
Single Pile Jointed Pile Single Pile Jointed Pile
(mm)
300 K13 K13 S35 S35
350 K13 K13 / K25 S35 S35
400 K25 K25 / K35 S35 S35 / S60 / S70
450 K25 / K35 K35 S35 / S60 / S70 S60 / S70
500 K35 K35 / K45 / KB45 S60 / S70 S60 / S70 / S90
600 K45 / KB45 K45 / KB45 / KB60 S60 / S70 S60 / S70
Note : Tambahan Dia 800,1000,1200+Type Hammer DD
Sumber : 1) Kobe Diesel Pile Hammer Manual
2) The IHC Hydro Hammer Manual

o Berat Hammer = 0,5*Berat Tiang + 0,6 (ton)


o As hammer dan as leader harus sejajar dengan as tiang
pancang.
o Leader mengikuti kemiringan tiang yang disyaratkan, jika
pemancangan diharuskan miring.

21
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

as hammer Leader
sejajar dengan mengikuti
as leader kemiringan
tiang yang
diisyaratkan.

Gambar 3.5 Posisi Tiang dan Leader saat Pemancangan.

o Sumbu tiang pancang harus sejajar dengan hammer dan leader,


untuk memastikannya digunakan alat :
 Theodolit + theodolit = baik
 Unting-unting + theodolite + Waterpass = cukup
Setelah ada penetrasi ≥ 1 meter, operator theodolit tidak
diperkenankan mengarahkan kelurusan tiang pancang.

crane pancang

posisi operator
theodolit

Gambar 3.6 Penempatan Theodolit.

o Untuk Drop Hammer and Hydraulic Hammer, harus


menggunakan pile cushion dengan tebal minimum 10 cm dengan
diameter menyesuaikan diameter tiang terbuat dari papan kayu
lunak/multipleks (setiap selesai 2 segmen harus diganti). Bila pile
cushion terbakar atau rusak harus diganti.

22
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

o Space antara dinding dalam helm (kondom) dgn dinding luar


tiang pancang ≤ 1 cm.

hammer

hammer cushion

hemlet

pile cushion Setiap


memancang
dua segmen
pile cushion
pile
harus diganti.
 1 cm
Gambar 3.7 Posisi dalam Helm / Kondom.

o Untuk memulai pengambilan data kalendering dilihat


berdasarkan tinggi jatuh hammer yang disyaratkan / ram stroke.

ABCDE FGHH
A C E G
B D F

Gambar 3.8 Posisi Ram Stroke.

23
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Tabel 3. Ram Stroke (H).

Tinggi Ram Stroke (m)


K 13 K 25 K 35 K 45
O 1.105 0.977 0.966 1.100
A 1.630 1.642 1.616 1.690
B 1.705 1.762 1.766 1.865
C 1.865 1.892 1.916 2.400
D 1.925 1.997 1.966 2.110
E 2.020 2.097 2.066 2.210
F - 2.197 2.166 2.310
G 2.595 2.997 2.866 2.870
H 2.685 3.097 2.966 2.970
Sumber : Kobe Drop Hammer

24
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Sumber Dongtai Juli Machinery Manufacturing Co., Ltd.

o Untuk pengendalian proses pemancangan dibuat rekaman


pemancangan.
- Form Pile Driven Record per Titik harus di approve oleh
konsultan dan pengawas setiap selesai pemancangan.

25
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 3.9 Contoh Pile Driven Record

- Alur Pemancangan/Trase untuk kemudahan pelaksanaan


pekerjaan.
- Monitor progress pemancangan per hari dilampiri PDR yang
sudah di approve konsultan dan pengawas.
- Shop Drawing dan As Built Drawing untuk lampiran.

Gambar 3.10 Contoh Pile Driven Record

o Rekaman pemancangan berupa pencatatan jumlah pukulan


hammer tiap 50 cm penetration dan pencatatan final set pada
pemancangan terakhir, umumnya 10 pukulan terakhir
(Kalendering) 3x Pengambilan. Nilai final set ini digunakan untuk
dijadikan parameter perhitungan daya dukung tiang pancang
empiris berdasarkan formula dinamik.

26
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

o Rumus untuk mengetahui nilai daya dukung tiang :


Hilley Formula :
2 W  H W  e2 P
Ru 
SK W P
dimana :
H : ram stroke
S : penetration per blow
K : rebound
k  1 C1  C 2  C 3
2
C1 : Temporary elastic compression of the cap
(in.)
C2 : Temporary elastic compression of the pile
(in.)
C3 : Temporary elastic compression of the ground
(in.)
W : berat ram
P : berat tiang
e : koefisien restitusi
0,25 (concrete pile dengan cushion kayu)
0,32 (steel pile dengan cushion kayu)
0,4 (hammer pada beton tanpa cap)
0,55 (hammer pada besi tanpa cap)
SF : 2 (bangunan permanen dengan pengawasan
baik)
2,5 ( bangunan permanen dengan
pengawasan normal)
Estimasi nilai S min
2 W  H W  e2 P 
S   K
 Ru W P 
Contoh :
Diameter tiang pancang 50 cm
Jenis tanah SPT 35
W = berat hammer = 5,5 ton
P = berat tiang = 32 x 0,3 ton/m = 9,6 ton
H = tinggi ram stroke = D = 196.6 cm (asumsi)
Rdesain = 130 ton
Ru = 2 x R desain = 260 ton

27
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

p = Ru / Atp = 260000 / 1159


= 224,3 kg/cm2 Very Hard driving
C1 = 2,54 mm
C2 = 20 mm
= (Qu x L) / (Atp x Epile)
C3 = 1 mm (Hard ground SPT 35)
K = 1/2 x (C1 + C2 + C3) = 11,77 mm
Maka :
 2  5,5  196,6 5,5  0,2529,6 
s   1,177
 260 5,5  9,6 
= 2,1831 cm

3.4. Welding/Pengelasan Joint Tiang Pancang.


o Sebelum pengelasan, permukaan plat yang akan dilas harus
dibersihkan dengan sikat kawat.
o Untuk memudahkan proses penyambungan digunakan “pengarah”
pada plat sambung tiang yang sudah terpancang.
o Kawat las yang digunakan kelas E 6013 / type RB 26, diameter 3,2
mm dan 4 mm.
o Pengelasan secara bertahap dimulai dari kawat las diameter kecil ke
kawat las diameter besar.
o Setiap tahapan pengelasan di awali dengan pembersihan kerak las
sampai bersih.
o Digunakan penetran test secara random untuk memastikan kualitas
hasil pengelasan.
o Pengelasan dilakukan oleh pengelas yang bersertifikat.
o Pemakaian cat meni setelah pengelasan.

28
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

1. Persiapan peralatan : 2. Pengangkatan tiang


pancang segmen
Mesin las, kawat berikutnya :
baja, kacamata las,
kabel, martil lancip, Masing-masing tiang
dan sarung tangan. mempunyai plat

3.
sambung. Tiang
bagian upper tetap
4. dipegang oleh crane.

Pada
3. Pengelasan :
Pembe
Daya : Arus listrik : AC 4. Pembersihan kerak
saat Tegangan rsihan : 220 V/
380 V
las :
5. Pengecatan dengan

pengel kerak
Kuat Arus : 300 A cat meni / yang
diisyaratkan :

asan las

Gambar 3.11 Pengelasan Plat Sambung.

o Perhitungan Tebal Las Plat Sambung Tiang Pancang


(Contoh perhitungan Las)
Data Tiang Pancang :
Diameter : 300 mm
Kelas : A2
M ult. : 3.75 Ton.m (Design) ≈ 375000 kg.cm
Data electrode yang dipakai :
Jenis electrode =
- RB. 26 atau RD. 260 (AWS A5.1 E6013)
- NIKKO STEEL RD-260, Ø 3.2x350 mm (JIZ Z 3211
D4313)
- Yield strenght (σy) = 331 Mpa (ANSI/AWS D1-11-
1990)
= 3375.27 kg/cm2
digunakan (σy) reduksi
= 0.75 x σy .…… Faktor reduksi tegangan = 0.75
= 2531.45 kg/cm2

29
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Keterangan :
D = Diameter Luar 29.4 cm
d = Diameter dalam
t = Tebal las

Rumus yang digunakan :


σy =
dimana : M = Momen (kg.cm)
W = Modulus penampang (cm3)
σy =

2531.45 =

d4 = 702756 cm
d = 28.954 cm

t = 0.5 x ( D –d )
t = 0.223 cm

Digunakan tebal las (t) minimum = 3.00 mm


(Hasil dari perhitungan diatas di lampiri dengan referensi tebal las
minimum menurut AWS)

30
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

31
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

3.5 Pemancangan di Laut dengan Hammer

Hal-hal yang perlu diperhatikan pemancangan di laut adalah :

A. Ponton yang digunakan harus berkapasitas cukup untuk menahan


crane dan tiang pancang yaitu minimal 5 kali.
B. Tambatan ponton minimal pada 4 (empat) titik dapat berupa jangkar
atau patok baja.
C. Untuk mengimbangi jatuhnya hammer pada bagian belakang ponton
diberi counter weight (dapat berupa tiang pancang atau berupa beban
lain).

32
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

rol

tiang pancang Mak counter


leader weight
simu
mTa2
nah
tum
rat
puka
an&
pad
rol
at
R
batter pile
patok
baja
BAT (4 titik)
O
TER
L
Gambar 3.12 Pemancangan
PIL di Laut
D. Disediakan alat melangsir di air (ponton langsir).
E.
E
Disediakan penarik ponton, dapat berupa river tag, excavator long arm,
kapal kayu atau hand win yang ditambatkan (dipertimbangkan aspek
lokasi dan biaya).
F. Pemancangan miring perlu memperhatikan pasang-surut untuk
mengatur kemiringan leader.

3.6 Pemancangan dengan Sistem Injection.

Cara kerja alat injection (HSPD)

3.6.1 Alat pancang dijalankan dan diletakkan pada posisi di As titik


pancang. Tiang pancang yang akan diangkat diberi marking per
meter.

33
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 3.13 Penandaan Tiang Per Meter

Gambar 3.14 Penitiang dan Penomoran Titik Rencana

34
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 3.15 Alat Pancang Injection

3.6.2 Memasukkan tiang pancang kedalam alat pancang dengan


bantuan Mobile Crane atau crane pada alat inject tersebut. Tiang
pancang diatur sehingga posisi as tiang tepat pada titik

3.6.3 Pancang. Serta diatur kelurusan/verticallity. Sebelum memulai


pemancangan alat dipastikan levelnya menggunakan Nivo yang
ada pada mesin operator.

Gambar 3.16 Loading Tiang pancang ke Alat Pancang Injection

35
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

3.6.4 Proses Pemancangan dimulai sebagai berikut :


- Tiang pancang dijepit oleh penjepit yang ada di dalam box
clamp
- Tiang pancang ditekan ke dalam tanah ( Penampang
cengkraman/jepit bisa dirubah sesuai bentuk penampang
tiang pancang)

Gambar 3.17 Penetrasi Tiang Pancang

o Gaya reaksi dari tanah ditahan oleh berat sendiri alat


pancang.
o Area penjepitan harus terjepit 100%, dan penjepit harus
bersih dari sisa material yang menempel.
o Posisi jepitan ± 1 meter dari top kepala tiang pancang.
o Pemancangan dihentikan setelah gaya reaksi sesuai dengan
daya dukung yang diijinkan.(Terlihat pada dial manometer
di operator).
o Apabila dikehendaki tiang pancang rata tanah atau di
bawah permukaan tanah, maka dilakukan pemancangan
dengan alat tambahan berupa tiang baja / dolly.

Gambar 3.18 Pemancangan Dengan Alat Dolly (Rata Tanah)

36
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 3.19 Pile Driven Record Alat Inject

3.7 Pemancangan menggunakan Flying Hammer

Metode flying hammer adalah metode pemancangan tanpa


menggunakan rig/tangga. Metode ini mengandalkan unting-unting dan 2
buah theodolit untuk melakukan level kelurusan tiang pancang. Cara kerja
alat Flying hammer

A. Alat pancang dijalankan dan diletakkan pada posisi di As titik pancang.


Tiang pancang yang akan diangkat diberi marking per meter.
B. Memasukkan tiang pancang kedalam alat pancang dengan bantuan
Mobile Crane atau crane pada alat inject tersebut. Tiang pancang diatur
sehingga posisi as tiang tepat pada titik Pancang. Serta diatur kelurusan/
ketegakannya. Sebelum memulai pemancangan alat dipastikan levelnya
menggunakan Nivo yang ada pada mesin operator.

37
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 3.20 Alat Flying Hammer

3.8 metode pemancangan dengan pre-boring

Metode pre-boring dapat digunakan sebagai alternative metode jacking


pile di lokasi yang padat penduduk/perkantoran. Metode preboring juga
dapat digunakan sebgai alternative dari bored pile apabila terdapat data
sondir yang mengindikasikan adanya lapisan lensa tanah keras.

Kelebihan metode preboring adalah sebagai berikut:


A. Tingkat kebisingan rendah
B. Jumlah pukulan lebih sedikit
C. Kecepatan pengerjaan bersaing dengan bored pile (rata-rata 4 titik
untuk 1 alat pancang)

3.3.1.

Hard soil layer

Gambar 3.21 Pemancangan Sistem Pre-Boring

38
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

3.9. Rumus – rumus untuk perhitungan Daya dukung tiang Pancang

a. Hiley's Formula

RUT =

Sumber : Manual Pondasi Tiang - Univ. Katolik Parahyangan, Magister


Teknik Sipil
eh = Efisiensi alat (0.85 - 1.00 untuk diesel hammer), diambil eh =
0.85
Eh = Energi hammer = 2 x Wr x Cx (ton.mm)
Wr = Berat hammer (Ton)
Wp = Berat tiang (Ton)
n = Koefisien restitusi, (diambil = 0.5 "tiang beton dengan bantalan")
s = Set (mm)
Cx = Rebound dari pukulan terakhir (mm)

b. Alfred Hiley (1930)

Qu =

Sumber : "Daya Dukung Pondasi Dalam", Dr. Ir. Herman Wahyudi. Jurusan
Teknik Sipil - FTSP ITS. 1999
Dimana :
Qu = Ultimate resistance (bearing capacity) of pile (Ton)
α = Efisiensi hammer ( 0.85 untuk diesel hammer )
H = Tinggi jatuh hammer, untuk diesel hammer nilai H dikalikan
2.
W = Berat hammer (Ton)
Wp = Berat tiang (Ton)

39
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

n = Coefisien of restitution, (diambil = 0.50 "Conc pile with


wooden cap")
S = Set atau pile penetration for last blow (mm/blow).
C = Total temporary compression (mm), C = C1 + C2 + C3
C1 = Temporary compression of cushion (pile head & cap) =
C2 = Temporary compression of pile = 8.3 mm
C3 = Temporary compression of soil = 2.5 mm

Catatan : Parameter α, n, C1, C2, & C3 diambil dari buku


"Foundation Analysis and Design - 4th Editions", Joseph E.
Bowles - McGraw Hill International.

d. Gates Formula

Ru = 9
Sumber : PT Virama Karya
Dimana : Ru = Daya dukung dinamik tiang (Ton)
SF = Safety factor, ( diambil = 3 )
W = Berat Ram (Ton)
Rs = Ram stroke/tinggi jatuh hammer (inchi)
Fs = Final set (inchi)
K = Rebound (inchi)

e. Gates Formula
Ru = 10.45

Sumber : 'Manual Pondasi Tiang - Univ. Katolik Parahyangan,


Pascasarjana Magister Teknik Sipil
Dimana :
RUT = Daya dukung dinamik tiang (Ton)

40
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

eh = Efisiensi alat (0.85 - 1.00 untuk diesel hammer), diambil eh


= 0.85
Eh = Energi hammer (Ton.mm), Eh = 2 x Wr x Rs
s = set (mm)

f. Gates Formula
Pu = 104.5
Sumber : Foundation Analysis and Design - 4th Editions", Joseph E.
Bowles - McGraw Hill International.

Dimana :
Pu = Ultimate pile capacity (kN)
eh = Hammer effisiency, diambil eh = 0.85 (for all hammer tipe
accept drop hammer)
Eh = Manufactures' hammer energy rating (kN.m). For diesel
hammer K.45, Eh = 123.51 kN.m
s = Amount of point penetration per blow (m)

g. FHWA Gates Formula (Hannigan et al., 1997)


Rn = 1.75
Sumber : 'Final Research Report "Development of the WSDOT Pile
Driving Formula and Its Calibration for Load and
Resistance Factor Design (LRFD)", Washington State -
Departement of Transportation. 2005
Dimana :
Rn = Nominal pile resistance (kips)
E = Developed hammer energy (ft - lbs)
Hammer efficiency, taken = 0.6 (asumsi)
N = Number of hammer blows for 1 in of pile permanent set
(blows/in)

41
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

h. Modified ENR (Engineering News Record)

Pu =

Sumber : Foundation Analysis and Design - 4th Editions", Joseph E.


Bowles - McGraw Hill International.L. B. Foster Co
Dimana:
Pu = Ultimate pile capacity
eh = Hammer effisiency, diambil eh = 0.85
Eh = Manufactures' hammer energy rating. For diesel hammer
K.45, Eh = 123.5 kN.m = 12598 ton.mm
Wr = Weight of ram
Wp = Weight of pile
n = Coefisienof restitution, diambil n = 0.50 "tiang beton dengan
bantalan"
s = Amount of point penetration per blow

i. Navy - McKay Formula

Pu =

C1 =

Sumber : Foundation Analysis and Design - 4th Editions", Joseph E.


Bowles - McGraw Hill International.
Pu = Ultimate pile capacity
eh = Hammer effisiency, diambil eh = 0.85
Eh = Manufactures' hammer energy rating. For diesel hammer K.45,
Eh = 123.5 kN.m = 12598 ton.mm

42
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Wr = Weight of ram
Wp = Weight of pile
s = Amount of point penetration per blow

C1 = = 1.22

j. Pacific Coast Uniform Building Code (PUBC)

Pu =

Sumber : Foundation Analysis and Design - 4th Editions", Joseph E.


Bowles - McGraw Hill International.

C1 =

k = 0.25 for steel piles


= 0.10 for all piles
C1 = 0.50

C2 =

k. Eytelwein Formula

Pu =

Sumber : Foundation Analysis and Design - 4th Editions", Joseph E.


Bowles - McGraw Hill International.
Pu = Ultimate pile capacity
eh = Hammer effisiency, diambil eh = 0.85
Eh = Hammer energy
Wr = Weight of ram

43
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Wp = Weight of pile
s = Amount of point penetration per blow
l. Danish Formula (Olson and Flaate (1967))

Pu =

C1 =

Sumber : Foundation Analysis and Design - 4th Editions", Joseph E.


Bowles - McGraw Hill International.
Pu = Ultimate pile capacity
Eh = Hammer efficiency, diambil eh = 0.85
Eh = Hammer energy
A = Pile cross section area
L = Pile legth
S = Amount of poin penetration per blow

m. Kobelko Diesel hammer

Qu =

Sumber : "Daya Dukung Pondasi Dalam", Dr. Ir. Herman Wahyudi.


Jurusan Teknik Sipil - FTSP ITS. 1999
Dimana :
Qu = Ultimate resistance (bearing capacity) of pile (Ton)
S = Final set (mm / blow)
H = Tinggi jatuh hammer
W = Hammer weight (Ton)
Wp = pile weight (Ton)

44
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

K = Hammer rebound (mm)

n. Hiley Formula
Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang Hydraulic Hammer 7 ton
(dimensi tiang Ø 400 mm – 30 m)

Tabel.4 Perhitungan Daya Dukung Tiang pancang HH 7 Ton

Ram (cm) 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120


Stroke (inch) 11.81 15.75 19.69 23.62 27.56 31.50 35.43 39.37 43.31 47.24

S/Blow + c/2 Driving Resistance / Daya Dukung Ultimate

(cm) (inch) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
0.1 0.04 992.73 1323.64 1654.55 1985.45 2316.36 2647.27 2978.18 3309.09 3640.00
0.2 0.08 496.36 661.82 827.27 992.73 1158.18 1323.64 1489.09 1654.55 1820.00
0.3 0.12 330.91 441.21 551.52 661.82 772.12 882.42 992.73 1103.03 1213.33
0.41 0.16 242.13 322.84 403.55 484.26 564.97 645.68 726.39 807.10 887.80
0.5 0.20 198.55 264.73 330.91 397.09 463.27 529.45 595.64 661.82 728.00
0.6 0.24 165.45 220.61 275.76 330.91 386.06 441.21 496.36 551.52 606.67
0.7 0.28 141.82 189.09 236.36 283.64 330.91 378.18 425.45 472.73 520.00
0.8 0.31 124.09 165.45 206.82 248.18 289.55 330.91 372.27 413.64 455.00
0.9 0.35 110.30 147.07 183.84 220.61 257.37 294.14 330.91 367.68 404.44
1 0.39 99.27 132.36 165.45 198.55 231.64 264.73 297.82 330.91 364.00
1.1 0.43 90.25 120.33 150.41 180.50 210.58 240.66 270.74 300.83 330.91
1.25 0.49 79.42 105.89 132.36 158.84 185.31 211.78 238.25 264.73 291.20
1.3 0.51 76.36 101.82 127.27 152.73 178.18 203.64 229.09 254.55 280.00
1.4 0.55 70.91 94.55 118.18 141.82 165.45 189.09 212.73 236.36 260.00
1.5 0.59 66.18 88.24 110.30 132.36 154.42 176.48 198.55 220.61 242.67
1.6 0.63 62.05 82.73 103.41 124.09 144.77 165.45 186.14 206.82 227.50
1.7 0.67 58.40 77.86 97.33 116.79 136.26 155.72 175.19 194.65 214.12
1.8 0.71 55.15 73.54 91.92 110.30 128.69 147.07 165.45 183.84 202.22
1.9 0.75 52.25 69.67 87.08 104.50 121.91 139.33 156.75 174.16 191.58
2 0.79 49.64 66.18 82.73 99.27 115.82 132.36 148.91 165.45 182.00
2.1 0.83 47.27 63.03 78.79 94.55 110.30 126.06 141.82 157.58 173.33
2.2 0.87 45.12 60.17 75.21 90.25 105.29 120.33 135.37 150.41 165.45
2.3 0.91 43.16 57.55 71.94 86.32 100.71 115.10 129.49 143.87 158.26
2.4 0.94 41.36 55.15 68.94 82.73 96.52 110.30 124.09 137.88 151.67
2.5 0.98 39.71 52.95 66.18 79.42 92.65 105.89 119.13 132.36 145.60
2.6 1.02 38.18 50.91 63.64 76.36 89.09 101.82 114.55 127.27 140.00
2.7 1.06 36.77 49.02 61.28 73.54 85.79 98.05 110.30 122.56 134.81
2.8 1.10 35.45 47.27 59.09 70.91 82.73 94.55 106.36 118.18 130.00
2.9 1.14 34.23 45.64 57.05 68.46 79.87 91.29 102.70 114.11 125.52
3 1.18 33.09 44.12 55.15 66.18 77.21 88.24 99.27 110.30 121.33
3.1 1.22 32.02 42.70 53.37 64.05 74.72 85.40 96.07 106.74 117.42
3.2 1.26 31.02 41.36 51.70 62.05 72.39 82.73 93.07 103.41 113.75
3.3 1.30 30.08 40.11 50.14 60.17 70.19 80.22 90.25 100.28 110.30
3.4 1.34 29.20 38.93 48.66 58.40 68.13 77.86 87.59 97.33 107.06
3.5 1.38 28.36 37.82 47.27 56.73 66.18 75.64 85.09 94.55 104.00
3.6 1.42 27.58 36.77 45.96 55.15 64.34 73.54 82.73 91.92 101.11
3.7 1.46 26.83 35.77 44.72 53.66 62.60 71.55 80.49 89.43 98.38
3.8 1.50 26.12 34.83 43.54 52.25 60.96 69.67 78.37 87.08 95.79

45
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

3.9 1.54 25.45 33.94 42.42 50.91 59.39 67.88 76.36 84.85 93.33
4 1.57 24.82 33.09 41.36 49.64 57.91 66.18 74.45 82.73 91.00
4.1 1.61 24.21 32.28 40.35 48.43 56.50 64.57 72.64 80.71 88.78
4.2 1.65 23.64 31.52 39.39 47.27 55.15 63.03 70.91 78.79 86.67
4.3 1.69 23.09 30.78 38.48 46.17 53.87 61.56 69.26 76.96 84.65
4.4 1.73 22.56 30.08 37.60 45.12 52.64 60.17 67.69 75.21 82.73
4.5 1.77 22.06 29.41 36.77 44.12 51.47 58.83 66.18 73.54 80.89
4.6 1.81 21.58 28.77 35.97 43.16 50.36 57.55 64.74 71.94 79.13
4.7 1.85 21.12 28.16 35.20 42.24 49.28 56.32 63.37 70.41 77.45
4.8 1.89 20.68 27.58 34.47 41.36 48.26 55.15 62.05 68.94 75.83
4.9 1.93 20.26 27.01 33.77 40.52 47.27 54.03 60.78 67.53 74.29
5 1.97 19.85 26.47 33.09 39.71 46.33 52.95 59.56 66.18 72.80

o. Hiley Formula
Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang Diesel Hammer DD - 53 (dimensi
tiang Ø 400 mm – 30 m)

Tabel.5 Perhitungan Daya Dukung Tiang pancang DD-53


Ram (cm) 100 125 150 175 200 225 250
Stroke (inch) 39.37 49.213 59.06 68.8976 78.74 88.58 98.43

s + k / blow Driving Resistance / Daya Dukung Ultimate

(cm) (inch) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)


0.1 0.00 1197.9 1497.35 1796.82 2096.3 2395.76 2695.23 2994.7
0.2 0.01 798.59 998.23 1197.88 1397.5 1597.17 1796.82 1996.5
0.3 0.01 598.94 748.67 898.41 1048.1 1197.88 1347.61 1497.3
0.4 0.02 479.15 598.94 718.73 838.52 958.30 1078.09 1197.9
0.5 0.02 399.29 499.12 598.94 698.76 798.59 898.41 998.2
0.6 0.02 342.25 427.81 513.38 598.94 684.50 770.06 855.6
0.7 0.03 299.47 374.34 449.20 524.07 598.94 673.81 748.7
0.8 0.03 266.20 332.74 399.29 465.84 532.39 598.94 665.5
0.9 0.04 239.58 299.47 359.36 419.26 479.15 539.05 598.9
1 0.04 217.80 272.25 326.69 381.14 435.59 490.04 544.5
1.1 0.04 199.65 249.56 299.47 349.38 399.29 449.20 499.1
1.2 0.05 184.29 230.36 276.43 322.51 368.58 414.65 460.7
1.3 0.05 171.13 213.91 256.69 299.47 342.25 385.03 427.8
1.4 0.06 159.72 199.65 239.58 279.51 319.43 359.36 399.3
1.5 0.06 149.73 187.17 224.60 262.04 299.47 336.90 374.3
1.6 0.06 140.93 176.16 211.39 246.62 281.85 317.09 352.3
1.7 0.07 133.10 166.37 199.65 232.92 266.20 299.47 332.7
1.8 0.07 126.09 157.62 189.14 220.66 252.19 283.71 315.2
1.9 0.07 119.79 149.73 179.68 209.63 239.58 269.52 299.5
2 0.08 114.08 142.60 171.13 199.65 228.17 256.69 285.2
2.1 0.08 108.90 136.12 163.35 190.57 217.80 245.02 272.2
2.2 0.09 104.16 130.20 156.25 182.29 208.33 234.37 260.4
2.3 0.09 99.82 124.78 149.73 174.69 199.65 224.60 249.6
2.4 0.09 95.83 119.79 143.75 167.70 191.66 215.62 239.6

46
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

2.5 0.10 92.14 115.18 138.22 161.25 184.29 207.33 230.4


2.6 0.10 88.73 110.91 133.10 155.28 177.46 199.65 221.8
2.7 0.11 85.56 106.95 128.34 149.73 171.13 192.52 213.9
2.8 0.11 82.61 103.27 123.92 144.57 165.22 185.88 206.5
2.9 0.11 79.86 99.82 119.79 139.75 159.72 179.68 199.6
3 0.12 77.28 96.60 115.92 135.24 154.57 173.89 193.2
3.1 0.12 74.87 93.58 112.30 131.02 149.73 168.45 187.2
3.2 0.13 72.60 90.75 108.90 127.05 145.20 163.35 181.5
3.3 0.13 70.46 88.08 105.70 123.31 140.93 158.54 176.2
3.4 0.13 68.45 85.56 102.68 119.79 136.90 154.01 171.1
3.5 0.14 66.55 83.19 99.82 116.46 133.10 149.73 166.4
3.6 0.14 64.75 80.94 97.13 113.31 129.50 145.69 161.9
3.7 0.15 63.05 78.81 94.57 110.33 126.09 141.85 157.6
3.8 0.15 61.43 76.79 92.14 107.50 122.86 138.22 153.6
3.9 0.15 59.89 74.87 89.84 104.81 119.79 134.76 149.7
4 0.16 58.43 73.04 87.65 102.26 116.87 131.47 146.1
4.1 0.16 57.04 71.30 85.56 99.82 114.08 128.34 142.6
4.2 0.17 55.72 69.64 83.57 97.50 111.43 125.36 139.3
4.3 0.17 54.45 68.06 81.67 95.29 108.90 122.51 136.1
4.4 0.17 53.24 66.55 79.86 93.17 106.48 119.79 133.1
4.5 0.18 52.08 65.10 78.12 91.14 104.16 117.18 130.2
4.6 0.18 50.97 63.72 76.46 89.20 101.95 114.69 127.4
4.7 0.19 49.91 62.39 74.87 87.35 99.82 112.30 124.8
4.8 0.19 48.89 61.12 73.34 85.56 97.79 110.01 122.2
4.9 0.19 47.92 59.89 71.87 83.85 95.83 107.81 119.8
5 0.20 46.98 58.72 70.46 82.21 93.95 105.70 117.4

3.9.1. Contoh Perhitungan Lain

a. Contoh Perhitungan Kapasitas Geser dan Titik Angkat


Tiang Pancang Diameter 500 MM (untuk tipe CO)
Spesifikasi tiang pancang :
Diameter (D) = 500 mm R2 = 250 mm
Tebal (t) = 500 mm R1 = 160 mm
L penampang (Ac) = 0.1159 m 2

Bw = 500 mm

Jarak titik pusat tul. Tarik


Ke serat luar (d) = 250 mm

Teg. Efektif (fpe) = 44.92

47
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

M crack (M cr) = 17 Ton.m

90 500

Beton
Kuat tekan beton umur 28 hari :

K = 600

f’c = 528,25 = 7513,4 psi

fpe = 44,92 = 638,91 psi

f’ce = 162,19 = 2306,9 psi


(f’ce=0,33 f’c – 0,27 fpe)

Berat vol. beton (w) = 2500 = 156,1


Diameter TP (Dc) = 500 mm
Spiral reinforcement

Teganagan tarik spiral (fy) = 2400


Spiral reinforcement :

Tegangan tarik spiral (fy) = 2400 = 34136 psi


D. lingkaran luar (Ds) = 52 cm = 20.472 in

48
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Perhitungan Kapasitas Geser :


Kuat geser beton (Vc):
Vc = 0,3 x (f’c 0,5 + fpe) x bw x d (SKSNI T15-1991-03)
= 441002 N
= 44100 kg
Kuat geser spiral (Vs)

Vs = As × fy × (SKSNIT15-1991-03)
As=Luas Penampang Spiral
Vs = As×fy× (SKSNI T15-1991-03)
As = Luas penampang spiral
S = Spasi antar
Kapasitas geser penampang (Vu)

Vu =f
f = 0,6 (factor redusi geser)

Tabel 5
Posisi
Spiral
Item Satuan KM L1 L2 L3
Panjang (mm) 740 1000 1000
Dia. Spiral (mm) 5.5 5.5 5.5 4
S (mm) 45 45 60 120
As (mm2) 23.758 23.7583 23.7583 12.566
Vc kg 44100 44100.2 44100.2 44100
Vs kg 3231.1 3231.13 2423.35 640.88
Vu kg 28399 28398.8 27914.1 26845

Dimana :

49
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

KM = Kepala massif
L1, L2, L3 = Panjang posisi spiral dengan spasi s

Perhitungan Gaya Geser dan Momen :


1, Saat Pengangkatan/Handling :
Posisi pengangkatan I
Panjang tiang = 20 m

a b
4 12 4
L/5 3L/5 L/5

q = 0,28981 Ma =0,5xqx 2

Faktor kejut (k) = 1,3 =2,3185ton.m


V a, b = 2,89812 ton M max =qx
Vu a, b = k*V ab =2,8981 ton.m
= 3,76755 ton Mu max =3,7676 ton.m
Kapasitas geser (Vu)= 26845 ton M crack =17 ton.m

Posisi pengangkatan II
Panjang tiang

a b
4 16

Va= 2,61736 Ton M max = qx


Vb= 2,30944 Ton = 8,151
Vu a= 3,40257 Ton Mu max = 10,596 ton.m
Kapasitas geser (Vu)= 26845Ton Mcrack= 17ton.m
b. Contoh perhitungan pemancangan miring tiang pancang

50
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Analisa Pemancangan Miring TP Dia 60 A1


Produk Tiang Pancang Type 60 A1
Spesifikasi Teknis :
Allowable Moment = 17 ton.m
Ultimate Moment = 25,5 ton.m
-Alat pancang = Ham.Diesel K-45
-Kemiringan pancang = 1:6
-P(Berat Hammer) = 4,5 ton
P = 4.5 Ton

a
6

1
L
H

S1
S2

Momen yang diterima Produk :


L = 26 m
tg a = 0,167
Cos a = 0,986

51
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Cos a =
H = 25,65 m
S1 =1
0,5 H 6
S1 = 2,14 m
S2 = 1
H 6
S2 = 4,27 m

Beban merata TP = 0.4


W = 10,4 ton (berat produk)

Tinjau momen terhadap titik O


Faktor kejut (fk) = 1,3
Mo = W x S1 + FK x P x S2
Mo = 47,23183 ton.m ⇢ NOT OK

c. Perhitungan Perbaikan Tiang Pancang


Tiang Pancang dia. 600.CO
Perbaikan Plat Sambung Tipe Beban Momen/Tarik
Data Tiang Pancang
Tipe Tiang Pancang = 60.CO
M Ultimate = 58 t.m
= 5800000 kg.cm
M crack = 29 t.m
= 2900000 kg.cm
All.Axial load = 29 t.m
= 229000 kg

52
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Hubungan antara pembebanan luar dan tegangan dalam ditentukan


rumus :
Digunakan :
16D16 AS ⟶ = 32.15 cm2

U39 = 3390

qtot =

qtot =

qot = 0,08

Dari grafik perhitungan kekuatan batas oleh Ir. Wiratman


Wangsadinata, diperoleh nilai Cu = 3.6

Cu = = 3.6

3.6 = = Mult 1342592.5 kg.cm

Mult = = = 75.6 tm
M.all ( repair ) > M ( ultimate capacity ) Dia.600 mm type CO
75.6 t.m > 58 t.m

Periksa Kapasitas :
Allowable tension Load = 54,56 ton
= 54,560 ton

Perhitungan panjang penyaluran tulangan ( PBI NI - 2 - 1971 )


'- Panjang penyaluran tulangan tarik :

53
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Ld’ = 0.7 ≥ 0,0065 x d x s’bk


=0,07 x 2,27 x ≥ 0,0065 x 1,3 x 3390

Digunakan panjang penyaluran = 60 cm

Periksa kapasitas tarik beton perbaikan ( PBI NI - 2-1971)


Mutu Beton = K-600
Luas Penampang beton(Ac) = π × d x l
= 3,14 x15 x 35
= 3297 cm2

Tegangan geser beton(τ) = 35


Kemampuan tarik beton(P) = τ x A

= 230,906

= 230,91 ton > P(ok)


Dari perhitungan diatas, ditetapkan Ld' = 60 cm

Skets gambar

54
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Perbaikan plat sambung tipe beban tekan :


Panjang penyaluran tulangan tekan

Ld’ = 0,09 ≥ 0,005 x d x σ’bk

= 0,09 x 1,3 x ≥ 0,005 x 1,3 x 3390


= 17,74 cm ≥ 22,035
Ld’ = 22,05 cm
panjang penyaluran lentur :
Ld’ = 12 x d
= 12 x 1,3
= 15,6 cm
Minimal panjang tulang = 20 cm
Digunakan panjang tulangan = 60 cm

3.10. Pengujian Tiang Pancang

A. Static Loading Test


Tujuan dilakukan tes ini adalah untuk menentukan daya
dukung tiang serta mengamati penurunan pondasi akibat
beban kerja

Untuk Static load test dilakukan pengecoran Cap pada tiang


yang akan di test.

55
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Standard untuk pengujian SLT ASTM D. 1143 - 81 (Reapproved


1994).
Pembebanan dapat dilakukan pada Single Pile atau Group pile.

Gambar 3.22 Pengujian Single Pile

Gambar 3.23 Pengujian Group Pile

Alat yang dibutuhkan untuk pengujian :


 Hidraulik jack & pump
 Preasure Gauge (Manometer)
 Dial Gauge
 Reference Beam
 Test Plate

56
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Syarat dan ketentuan pengujian SLT

 Alat Hydraulic jack dilengkapi dengan plat agar tetap tegak.


Plat sebagai landasannya diletakkan diatas pile yang di test.
 Tiang Pancang yang akan di test di GROUTING terlebih
dahulu untuk menguatkan dan meratakan Pile / Spun Pile
dengan Sika Grouting 215.
 Pemasangan REFERENCE BEAM (tumpuan balok acuan)
pada kedua sisi Pile, ditempatkan sedemikian agar tidak
berubah kedudukan pada saat tiang dibebani.
 Pemasangan secara diagonal 4 (empat ) buah DIAL GAUGE
(arloji ukur) dengan tingkat ketelitian 0.01–50mm, yang
berfungsi untuk mengukur pergerakan tiang, Dial Gauge
terletak diatas REFERENCE BEAM (tumpuan balok acuan).
 Semua reaksi pembebanan harus Stabil dan Seimbang,
selama test loading berlangsung gerakan reaksi dari beban
yang terbaca pada saat alat gauge harus dimonitor atau
diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang teliti.
 Selama pelaksanaan, di sekitar lokasi pengujian tidak
diperbolehkan ada kegiatan yang menimbulkan getaran
karena hal tersebut akan mempengaruhi ketelitian
pembacaan pengujian.
 Diperlukan HYDRAULIC JACK ( Dongkrak Hidrolis ) yang
mempunyai kapasitas minimal sebesar beban percobaan.
Pada saat percobaan harus terlindung dari matahari.
 Pelaksanaan Loading Test dianggap GAGAL, apabila terjadi
penurunan sebesar 15% dari diameter atau lebar diagonal
dimensi Pile

Hasil Test yang didapat dari Static Loading Test

1. Data hasil Record / pembacaan dilapangan.


2. Evaluasi hasil record
a. Grafik Load vs Settlement
b. Grafik Load vs Time
c. Grafik Time vs Settlement

Contoh Prosedur Pembebanan Axial Compression Loading Test

57
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

METODE CYCLIC LOADING - ASTM D. 1143 - 81 (Reapproved


1994)

PROYEK : GEDUNG TRESHING PURWOTENGAH – KEDIRI (PT.


KARYA DIBYA MAHARDHIKA)

Beban Kerja : 25 Ton

Beban Puncak : 200%x Beban Kerja : 50 Ton

Beban
Percobaan Beban
Cycle (%) (ton) Lama Pembebanan (menit)
0 0 0
25 6.25 A
I 50 12.5 0-10-20-30-40-50-60
25 6.25 0-10-20
0 0 0-10-20-30-40-50-60
50 12.5 0-10-20
75 18.75 A
II 100 25 0-10-20-30-40-50-60
75 18.75 0-10-20
50 12.5 0-10-20
0 0 0-10-20-30-40-50-60
50 12.5 0-10-20
100 25 0-10-20
125 31.25 A
III 150 37.5 0-10-20-30-40-50-60
125 31.25 0-10-20
100 25 0-10-20
50 12.5 0-10-20
0 0 0-10-20-30-40-50-60
IV 50 12.5 0-10-20

58
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

100 25 0-10-20
150 37.5 0-10-20
175 43.75 A
200 50 B
175 43.75 0-10-20-30-40-50-60
150 37.5 0-10-20-30-40-50-60
100 25 0-10-20-30-40-50-60
50 12.5 0-10-20-30-40-50-60
0 0 C

KETERANGAN :
A : Minimum 1 jam dengan ketentuan rate penurunan tiang ≤0.25
mm/jam dan maksimum 2 jam
B : Minimum 12 jam dengan ketentuan rate penurunan tiang ≤0.25
mm/jam dan maksimum 24 jam
C : Minimum 2 jam dengan ketentuan rate penurunan tiang ≤0.25
mm/jam

PROSEDUR PEMBACAAN :
- Untuk lama pembebanan A, C, 1 jam dan 20 menit; pembacaan
segera setelah kenaikan / penurunan beban dan setiap 10 menit.
- Untuk lama pembebanan B; dilakukan seperti point 1 diatas untuk 2
jam pertama dan selanjutnya tiap interval 1 jam.

ALAT YANG DIPAKAI:


1 Bh Jack ENERPAC-CLR 8006, Kapasitas = 150 Ton
KRITERIA KEGAGALAN :
Pekerjaan loading test akan kami hentikan apabila :
1. Dial gauge berputar terus tanpa dapat dikendalikan
2. Penurunan sudah mencapai 15% dari diameter/diagonal dimensi
Tiang Pancang

59
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 3.24 Kurva beban terhadap Waktu

Gambar 3.25 Kurva Beban terhadap Settlement

60
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 3.26 Kurva Settlement terhadap waktu

Metode untuk menginterpretasikan kurva terhadap hasil ada beberapa


metode antara lain:
 Metode Chin
 The Davisson Offset Limit Load
 Mazurkiewicz
 Chin-Kondner Extrapolation
 De Beer Yield Load
 The Hansen 80-% Criterion
 Decourt Extrapolation
 dll

61
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Interpretasi dengan metode Chin

Interpretasi dengan metode Mazurkiewicz


B. PDA Test (Pile Driving Analyzer)

Dari PDA Test dengan menggunakan "Case Method" kita akan


dapat mengetahui :

 Daya dukung pondasi tiang tunggal


 Integritas atau keutuhan tiang dan sambungan
 Efisiensi dari transfer energi pukulan hammer/alat pancang

62
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Analisa lanjutan yang dilakukan bersama dengan pengujian PDA


adalah analisa CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program) yang
merupakan salah satu metoda signal matching analysis (SMA).

Dari analisa CAPWAP kita akan mengetahui lebih rinci data yang
diperoleh dari pengujian PDA Test, dengan tambahan informasi :

 tahanan ujung pondasi tiang tunggal


 tahanan friksi pondasi tiang tunggal
 simulasi statik loading test

Contoh Hasil Pengujian PDA Test (Case Method) dan


CAPWAP

Dari beberapa data yang diambil pada waktu pelaksanaan pengujian


PDA, pada umumnya akan diambil satu grafik dan data yang
paling baik dalam mewakili dan menggambarkan kekuatan
atau daya dukung pondasi tiang yang diuji.

63
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Penentuan data tersebut pada umumnya diambil data dari transfer


energi atau energi tersalurkan (EMX) yang paling
besar/maksimum selama pelaksanaan re-strike dan terdata
dalam program yang digunakan.

Berikut ini contoh hasil pengujian PDA Test dan CAPWAP (klik untuk
memperbesar gambar) :

64
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

65
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

66
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

67
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

68
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Safety Factor

Safety Factor yang digunakan untuk pengujian PDA pada umumnya


adalah 2,0

69
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Beberapa penyimpangan yang sering terjadi diantaranya :


o Gaya axial yang terlalu besar / over driving (over axial
force) :
pecah di kepala
tiang (rata)

o Tiang pancang miring / cushion tidak rata ( excentrisitas


axial force), dan leader dan tiang pancang tidak segaris
akibatnya retak pada bagian kepala tiang :

pecah di kepala
tiang (miring)
Solusi : pemancangan dihentikan, perbaikan tiang
pancang.

o Gaya axial yang terlalu besar / over driving (over axial


force) :
pecah di badan
(rata)

o Tiang pancang yang sudah tertanam sebagian didorong


oleh crane (over combine shear moment & axial)
akibatnya retak pada badan tiang :

pecah di badan
(miring)

Solusi : jika posisi di kedalaman < 1 M maka digali,


dipotong, perbaikan tiang pancang.
jika posisi di kedalaman >2 M maka titik tidak
dipakai.
jika posisi pecah di atas tanah maka dipotong
dan perbaikan tiang pancang.

o Gaya axial yang terlalu besar / over driving, adanya


bolder / batu (over axial force) :

pecah di sepatu

70
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Solusi : cek daya dukung tiang, titik tidak dipakai.

o Pecah/retak diposisi badan tiang pancang.


Dikarenakan cengkraman/jepit oleh Jacking Pile
Solusi : - Produk jangan oval
3.8.1.1 Cek permukaan clamp
3.8.1.2 Menggunakan 8 clamp.

3.11 Metode perbaikan / repair dilakukan sebagai berikut :

1. 2.
 Siapkan crane  Potong
 Tahan tiang tiang
dengan 25 cm  25 cm
menggunakan
crane
retak /
patah

3. 4.
 Ratakan PC  Pasang bekisting seng dan
Wire (siku stopper multiplek
terhadap  Pasang plat sambung khusus
badan tiang) yang telah diberi angkur &
spiral.
 Grout dengan material non
shrinkage + agregat
cor grouting
5. bekisting seng plat
sambung
khusus
 Pasang bekisting seng dan stopper PC wire
multiplek
 Pasang plat sambung khusus yang
telah diberi angkur & spiral. 60 cm
 Grout dengan material non
shrinkage + agregat

multiplek

Gambar 3.27 Metode Perbaikan Tiang Pancang

71
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

4. BANTALAN JALAN REL

Hal yang penting dilakukan saat peninjauan kontrak adalah mengetahui


jenis penambat dan type rel.

72
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

73
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 4.1 Bantalan Jalan Rel Type KA-Clips

74
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Pandrol

Gambar 4.2 Bantalan Jalan Rel Type Pendrol

4.1. PENGIRIMAN DENGAN ANGKUTAN DARAT


Ketentuan :
 Setiap pengiriman berdasarkan permintaan tertulis dari owner, dan
hasil pengiriman terdokumentasikan dengan baik (tanda terima /
BAST)
 Umur produk minimal yang diijinkan untuk diangkut adalah 7 hari.
 Pengangkatan dilakukan pada titik angkat yang selalu berada di
antara dua shoulder berdekatan atau shoulder dalam.
 Tali pengangkat harus memiliki safety factor minimal 3

75
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

140
Plat Tebal 1 cm x 2
Besi D 13

200

200
INP 150
Dibelah

75

75
90

90
Lubang Ø 2 cm

80
Baut 34 x 7 cm
1210
Plat Tebal 1 cm

450
Pengait

Tampak Depan

60
Tampak Samping
100

Plat Tebal 1 cm
Hook Plat
Besi D 13
INP 150
200

200
Hook
Dibelah 2

Lubang Ø 2 cm
75

75
Rantai INP 150 dibelah
Rantai
220 220 220 280 220 220 220 50

1700
Tampak Depan
Tampak Samping
E.10.SBY

2 1
2
tali
pengangkat

Gambar 4.3. Pengangkatan Bantalan Jalan Rel

 Tumpuan menggunakan kayu 5/7 cm kelas 2 pada dua tumpuan di


posisi antara dua shoulder.
 BJR diletakkan melintang atau sejajar bak trailer disesuaikan
buka’an bak.
 BJR diletakkan melintang bak truck.
 Pengikatan dari depan ke belakang menggunakan rantai berukuran
12 mm atau sling ½ Inchi dengan alat pengeras (kecuali alat
angkut yang ada bak-nya).
 Tumpukan maksimal 7 tumpukan.

76
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

 Perhatikan administrasi (SPtB) yang dibawa kelokasi proyek harus


sesuai dengan produk yang diangkat dan kendaraan.
sling tumpuan
½ Inchi kayu 5/7 cm

sling
½ Inchi

kayu
panahan

Gambar 4.4 Pengangkutan Bantalan Jalan Rel

77
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

5. BALOK JEMBATAN

Pedoman ini dibuat untuk digunakan menjadi acuan dalam


pelaksanan pekerjaan distribusi, stressing, dan erection balok jembatan
dengan metode dan perlakuan yang benar.

Produk balok terdiri dari:


 U – Girder
 I – Girder
 Tee Girder
 Double Tee
 Box Girder
 dll

Pedoman ini mencakup kegiatan :


- Pekerjaan persiapan
- Delivery
- Setting dan stressing
- Erection
- Finishing

5.1. pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan adalah identifikasi untuk perencanaan
pekerjaan, mulai pendistribusian segmental balok sampai dengan
tererectionnya balok dengan memperhatikan keselamatan pekerjaan di
lapangan.
Kegiatan persiapan termasuk melakukan Preconstruction Meeting
dengan pelanggan, kontraktor, konsultan dan owner. Untuk
kesepakatan Metode kerja, lingkup pekerjaan dan Schedule
Pelaksanaan.

Hal-hal yang harus dibahas Ketika Preconstruction Meeting:


 Metode Erection yang Digunakan.
 Pengecoran Back Wall dan stopper abutment agar dilakukan setelah
erection selesai (untuk area kerja setting balok).
 Survey akses dan memastikan ukuran realisasi lapangan (CTC,
Panjang As Girder, Sudut Skew, dan Kedudukan Balok Super elevasi
Crown)

78
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

 Identifikasi Hambatan Lingkungan antara lain Instalasi Kabel Listrik,


Pipa dan Gas Serta Pohon sekitar untuk dilakukan pemindahan atau
penggeseran.
 Kondisi akses menuju proyek agar dapat dilalui kendaraan alat angkut
dan angkat termasuk area lokasi bekerja erection.
 Dibuat Schedule Pekerjaan secara keseluruhan yang saling berkaitan
(Pondasi, Abutment/Pier dan Erection) dan disepakati bersama.
 Kebutuhan sarana penunjang pekerjaan erection (Pondasi,dudukan
alat, bed stressing, dll)
 Pembuatan Bad Stressing (Lampiran 1)

5.2 Delivery Balok

A. Pemuatan Balok

Distribusi segmen balok Postention dan Balok Pretention


dilaksanakan dari pabrik menuju ke lokasi proyek dengan memperhatikan
aspek keamanan balok di atas kendaraan saat delivery. Kendaraan pada
umumnya menggunakan tronton, trailer dan Bogie. Umur beton saat
delivery minimal 7 hari dan handling mengikuti manual WIKA.
Sebelum pelaksanaan delivery harus didahului survey untuk
memastikan al. Jalan akses, lokasi proyek, lokasi pelabuhan muat / bongkar,
alat bongkar di pelabuhan dan lapangan, perijinan-perijinan, kendaraan
yang sesuai dll.
Memastikan kelengkapan sarana pemuatan pada kendaraan untuk
distribusi:
a. Rantai 12mm / seling pengikat 1/2 inch jumlah minimal 3set yang
dilengkapi dengan jarum keras (span scrup)
b. Tie rod
c. Kayu 6/12 jumlah minimal 3 set ( landasan balok )
d. Karet ban/papan/kayu untuk bantalan antara rantai/seling dengan
produk.

Untuk pemuatan balok ada beberapa ketentuan yang harus


diperhatikan antara lain :
- Dibuat Layout penempatan balok.
- Pemuatan balok sesuai nomor urut segmen pada layout agar tidak
terjadi kesalahan pada waktu penyusunan kembali di lokasi.
- Untuk landasan segmen balok atau balok diatas bak trailer, kapal
maupun di lapangan menggunakan kayu ukuran 6/12 cm.

79
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Segmen balok di atas kendaraan disusun berjajar searah panjang


kendaraan (trailer maupun kapal) dan diikat ke badan kendaran
menggunakan rantai ukuran minimal 12 mm atau Sling 0,5 inc dan
dikencangkan dengan jarum keras.
- Syarat kondisi dalam keadaan baik
(angkutan darat): ban roda tidak gundul, tekanan angina pada ban
sama, tiga axle (gandar).
(angkutan laut) : mempunyai SIB
- Untuk pengikat kesatuan balok segmental maupun post tention
menggunakan rantai ukuran 12 mm yang dilengkapi jarum keras
atau menggunakan seling ukuran 0,5 inc
- Untuk menghindari terjadinya singgungan atau kontak secara
langnsung yang berakibat retak atau gompal, maka antara pengikat
dengan produk dipasang sisipan kayu atau karet ban.
- Untuk menghindari agar segmen balok tidak roboh maka diberi
penyangga atau skoor (kayu/baja) di sisi terluar susunan balok dan
di bracing dengan besi beton yang dilas pada stek besi tiap - tiap
segmen balok.
- Jumlah bracing untuk tiap segmen balok minimal 2 buah.
- Jumlah bracing untuk balok pretention minimal 4 titik (kedua ujung
dilas dilantai kapal).
- Pemuatan segmen Balok harus Sejajar arah memanjang tongkang
(mengantisipasi gerakan badan kapal karena gelombang).
- Memasang sekat ganjal antara Flange Segmen Balok menggunakan
Kayu 5/7 cm yang dibentuk huruf T.
- Lubang tendon ditutup dengan busa atau kayu.
- handling harus pada titik angkat atau dikalungkan (digendong) disisi
tumpuan menggunakan webbing sling.
- Panjang maksimum balok pretension 25 meter yang masih bisa
dimuat di pelabuhan.
- Balok ditumpu ujung-ujung dan kantilever ditumpuan maksimum 1
meter.
- Periksa penulisan tipe produk dan jumlah pada SPtB (Surat
Pengantar Barang) sesuai produk yang diangkut.

80
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 5.1 Pengangkutan 2 Baris

Gambar 5.2 Pengangkutan 3 Baris

Seling pengikat
Tumpuan
kayu

Gambar 5.3 Pengangkutan Balok

81
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 5.4 Penyusunan Balok diatas kapal

Gambar 5.5 Pemuatan Balok di darat

82
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 5.6 Pemuatan Balok Menggunakan Bogie

B. Penurunan Balok

1. Penurunan Balok Menggunakan Crane

Catatan yang perlu diperhatikan dalam unloading balok dengan


menggunakan crane adalah sebagai berikut :
- Kapasitas Crane menyesuaikan dengan tonase Balok setelah
dikalikan Safety Factor.
- Posisikan trailler atau truck mendekati crane yang telah disediakan.
- Pasang kayu ganjal pada bak trailer sebagai landasan segmental
atau pretension.
- Jangkauan crane diupayakan tidak terlalu jauh dari produk yang
akan dibongkar.
- Saat penurunan segmental balok ke Bed Stressing harus dilakukan
perlahan - lahan dan juga dipersiapkan tumpuan kayunya dengan
tinggi ± 40 cm yang sudah dipasang plat luncur yang dilapisi
dengan pelumas atau grase.Susunan segmental balok tidak boleh

83
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

tertukar dan harus sesuai urutan yang ditentukan dan diberi jarak
±10cm antar segmen.
- Perhatikan juga untuk keselamatan pekerja dilapangan dengan
menggunakan peralatan (APD).

PCI Girder PCI Girder

Trailler

Bracing

BED STRESSING

Gambar 5.7 Gambar 5.8


Tampak Belakang Penurunan segmental balok Tampak Samping Penurunan Segmental Balok

Titik angkat

Gambar 5.9 Tampak Samping Penurunan Pretension Balok

b) Penurunan Balok Menggunakan Portal

Catatan yang perlu diperhatikan dalam unloading balok


dengan menggunakan portal adalah sebagai berikut :
- Tonase sesuai kebutuhan kapasitas dan acesoris angkat harus
lengkap.
- Posisikan trailler / truck mendekati abutment dalam keadaan
mundur, ujung balok tetap dibawah portal yang telah
disediakan.
- Kaitkan chain block rantai pada titik angkat segmen balok,
angkat segmen balok +/- 15 cm dari dasar bak trailer kemudian
majukan tailler / truck hingga bebas dari balok.

84
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Turunkan balok segmen perlahan - lahan sehingga posisi diatas


kura - kura ( alat geser ).
- Geser segmen balok kelokasi bed stressing yang sudah
ditentukan kemudian diganti dengan landasan dari kayu
setinggi ±40 cm yang sudah diberi landasan plat luncur dan
pelumas / grase supaya untuk mempermudah penggeseran
balok segmen pada saat perapatan.
- Susunan segmental balok tidak boleh tertukar dan harus sesuai
urutan yang ditentukan dan diberi jarak 10 cm antar segmen.
- Peralatan yang dipakai :
1. Portal kapasitas 20 ton jumlah 2 unit.
2. Balok kayu / tumpuan ukuran 20x20x100, 10x20x100 atau
yang tersedia di pasaran sesuai kebutuhan dilapangan.
3. Chain block 10 ton jumlah 4 unit
4. Troli geser (Kura-kura) jumlah 4 unit.
5. Plat landasan untuk troli geser ukuran 5mmx50cmx120cm
jumlah 10 unit.
6. Engine Wind beserta rol dan asesorisnya jumlah 1 unit.
- Perhatikan juga untuk keselamatan pekerja dilapangan dengan
menggunakan peralatan (APD).

Motor Geser

Portal Ganda A

lok lok Pier. 5 / 6


r Ba r Ba
ese ese
hG hG
Ar a Ara
Pci Girder
L = 20.6 m, H = 1.25 m

Arah Geser Portal Arah Geser Portal

Gambar 5.10 Gambar 5.11


Penurunan Balok Segmental Menggunakan Portal Penurunan Balok Monolith Menggunakan Portal

85
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

5.3 Setting Dan Stressing

A. Setting dan Levelling Balok

Pada pekerjaan setting dan levelling, segmen balok dibuat level satu
sama lain dan tegak vertical. Berikut tahapan -tahapan yang harus
dilakukan :
1. Segmental balok disusun diatas bed stressing sesuai nomor urut segmen
(nomor produksi yang sama).
2. Pasang benang arah memanjang untuk acuan penyusunan
kelurusan antar segmen balok.
3. Setting naik turun level segmen balok menggunakan alat dongkrak.
4. Untuk acuan dan control vertical digunakan unting-unting yang
dipasang pada ujung segmen balok.
5. Tiap-tiap sambungan dipasang plat luncur / multipleks.
6. Saat dilaksanakan Setting dan Leveling segmen balok diatas
Cremona / perancah maka pada balok harus dipasang bracing
dengan menggunakan sling yang diikat ke rangka.

Peralatan - peralatan yang digunakan untuk pekerjaan levelling sebagai


berikut :
1. Dongkrak 30 Ton dan 50 Ton minimal 4 Buah
2. Plat luncur (ukuran 5mm x 10cm x 60cm) sesuai kebutuhan
lapangan.
3. Benang nylon sebagai alat bantu levelling.
4. Waterpass tukang.
5. Balok kayu untuk ganjal sementara levelling.

Gambar 5.12 Susunan Balok

86
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

B. Pekerjaan Install Pc-Strand

Pekerjaan install PC-Strand dilakukan setelah segmen balok


selesai di setting (kondisi lurus, level, dan tegak arah vertical).
Tahapan - tahapan yang harus dilakukan sebelum pekerjaan install
PC-Strand sebagai berikut :
1. Memotong PC-Strand sesuai kebutuhan.
2. Rumus panjang potong PC-Strand adalah sebagai berikut :
 Tahap Perapatan
L strand = L Balok + L Jack Penarikan + [(n-1) x 0.10]
………(meter)
 Tahap setelah perapatan
L strand = L Balok + L Jack Penarikan ……(meter)
dimana : L = Panjang alat penarik (jack) = 1.00 meter
n = jumlah segmen

3. Panjang potong strand untuk balok tanpa balanced.


 L strand = L Balok + 1,4 m........(untuk tendon yang ditarik
pertama)
 L strand = L Balok + 1,2 m....(untuk tendon yang ditarik
selanjutnya)

4. Panjang potong strand untuk balok dengan balanced.


 L strand = L Balok + 2,4 m.........(untuk tendon yang ditarik
pertama)
 L strand = L Balok + 2,2 m....(untuk tendon yang ditarik
selanjutnya)

5. Install PC-Strand ke tiap-tiap tendon sesuai jumlah yang


direncanakan.
6. Media untuk menggelar strand harus permukaan yang bersih (jika
perlu menggunakan terpal atau bahan alas lain).
7. Dilakukan proteksi material strand terhadap udara dan air dengan
Packing yang baik.

C. Pekerjaan Pengeleman (Epoxy)

a) Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan pengeleman dilakukan jika peralatan stressing sudah
diposisi siap untuk stressing, berikut tahapan pekerjaannya :

87
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

1. Pemasangan busa untuk mencegah kebocoran pada lubang


tendon antar segmen (dipasang pada segmental balok saat
proses setting).
2. Pencampuran epoxy sesuai aturan dan mengaduk sampai
homogen.
3. Oleskan lem pada permukaan sambungan antar segmen
dengan merata menggunakan sarung tangan atau alat bantu
lain.

b) Material Pengeleman
Material yang diperlukan untuk pekerjaan pengeleman antara lain :
1. Lem beton.
a. Cardolite NX-4821 & Epikote 828 Resin (Produk United
Chemical)
- Perbandingan 2 : 1 kondisi cuaca panas
- Perbandingan 1 : 1 Kondisi cuaca cerah/tidak panas
b. Sikadur 31 CF Normal (Produk Sika)
- Perbandingan langsung pakai 1set = 6kg

c. Sikadur 732 (Produk Sika)


- Perbandingan langsung pakai 1 set = 5kg
d. Fosroc

2. Sarung tangan.
3. Pembersih setelah pengeleman.

D. Pekerjaan Stressing

Balok dengan Bentang <35 m dapat menggunakan stressing


satu arah dan bentang ≥35 m stressing balok harus dilakukan
dengan 2 arah (balanced).

Tahapan stressing adalah sebagai berikut :

a) Persiapan

88
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

1. Komunikasi dengan pihak pelanggan dan konsultan


2. Melakukan pemeriksaan bersama dengan pihak kontraktor pada
material dan alat yang digunakan (masa berlaku kalibrasi dial
alat ukur dan sertifikat material strand).
3. Menyampaikan Dokumen pendukung dan perhitungan stressing
yang harus diapproval oleh konsultan/pelanggan sebelum
pelaksanaan. Antara lain : proposal stressing, job mix grouting,
project planning.

b) Stressing

1. Pasang pengaman / penutup belakang berupa plat baja saat


kegiatan stressing dilaksanakan.
2. Pasang jack stressing untuk tarikan awal / perapatan dengan
tekanan manometer 1000 psi/ 10 Mpa, untuk pembacaan
elongation dimulai setelah perapatan.
3. Lakukan penarikan sesuai tahapan sesuai perhitungan yang
disyaratkan (sesuai proposal stressing)
4. Toleransi perhitungan elongasi bisa mengikuti standar ACI ±7%
atau sesuai spesifikasi Binamarga ±5%.
5. Jika terjadi penyimpangan pada hasil stressing, maka dibuatkan
Metode Statement untuk dijadikan sebagai solusi.
6. Finishing pertemuan sambungan antar segmen balok sehingga
rapat.

c) Sarana dan alat Stressing

Peralatan - peralatan yang digunakan untuk mendukung pekerjaan


stressing sebagai berikut :

1. Jack Stressing
o Jack stressing type K-200 ( Tendon type 7K13 dan 12K13 ).
o Jack stressing type K-350 ( Tendon type 19K13 ).
o Jack stressing type K-450 (Tendon type 19K13)
o Jack Stressing type K-500 (Tendon type 19K16 ).
2. Three pod / scafholding (alat peggantung jack stressing).
3. Chain block 1.5 Ton.
4. Genset 20 KVA 3 phase.
5. Panel Listrik

89
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

6. Meteran atau pengaris logam.


7. Pilox
8. Gerinda potong.
9. Pump stressing.
10. Unting-unting / Waterpass
11. Benang

Gambar 5.13 Detail bagian Aksesoris Stressing

d) Material Stressing

Material yang digunakan untuk pekerjaan stressing sebagai berikut


:

1. PC - Strand 12.7 mm atau 15.24 mm.


2. Steel anchorages block.
3. Wedges.
4. Epoxy Resin.
5. Lakban atau selotip.
6. Busa
7. Dromus (jika diperlukan)

e) Metode Stressing

Metode Stressing Dibagi menjadi dua metode, yaitu metode


stressing di luar jembatan dan metode stressing di dalam jembatan.

1. Stressing Diluar Jembatan (menggunakan Bed Stressing)


Hal-hal yang harus diperhatikan :

90
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Permukaan tanah Rata dan padat (mampu memikul beban


balok dan peralatan yang bekerja di atasnya)
- Lokasi bed stressing aman dan terhindar dari bahaya longsor,
banjir, dsb.
- Daya dukung tanah dengan CBR Minimum 60%.
- Lokasi Dekat dengan Abutment jembatan (sejajar), atau
lokasi lain yang aman sehingga memudahkan pekerjaan
erection.

- Pembuatan Bed Steressing (tepi dan tengah) :


Syarat-syarat bed stressing tepi – tepi antara lain:
- Dibuat bed stressing dengan kondisi permukaan tanah rata
dan level.
- Jarak antar As Balok minimum 50 cm atau pada area
bonggol.
- Bed stressing dapat dibuat dari beton bertulang, tiang
pancang kotak, tiang pancang kotak berongga, sheet pile, H
beam, balok kayu, dll.
- Lokasi bed stressing sedekat mungkin dengan posisi
Abutment jembatan dan dibuat dengan arah sejajar
abutment sehingga memudahkan pekerjaan saat erection.
- Landasan stressing sudah ready sebelum pendatangan
segmen.
- Pembuatan pondasi bed stressing direncanakan mampu
memikul beban maksimum yang akan timbul dari balok
yang distressing.
- Digunakan Shim Plate untuk meng-Adjust Level dan
Menghaluskan Pergeseran Segmen ketika Stressing.
- Daya dukung tanah cukup baik dan kuat.

91
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

an
eng
nD
s uaika uhan
e t
Dis Kebu

Bed Beton Bertulang


atau Tiang Pancang
45 x 45
20 80 20

20
120
40

BED BETON BERTULANG ( TEPI )

Gambar Bed Beton

Disesuaikan Dengan Plat Luncur Atas Bawah


Kebutuhan Kayu 20 x 20 x 100
Dst

Landasan
15

100
60
75

100
20
20

BED KAYU 20 x 20 x 100


( TEPI )

Gambar 5.14 Bed Kayu

gan Disesuaikan Dengan Plat Luncur Atas Bawah


Den Kebutuhan
ikan han
Kayu 20 x 20 x 100
u a
e s tu
Di s K e b u
Dst

Bed Beton Bertulang


atau Tiang Pancang
45 x 45 100
20
20 80 20
20
20

120
40

BED KAYU 20 x 20 x 100


BED BETON BERTULANG ( TEPI ) ( TENGAH )

92
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

375 Balok Segmen Balok Segmen


350
Plat dilas
Plat dilas
Siku.L 100x100x10
Siku.L 100x100x10
Plat luncur Plat

75
Plat dilas Cincin Plat luncur

25
Siku.L 100x100x10
Cincin 10
35

Pipa Ø

60
TAMPAK SAMPING 60
75
TAMPAK ATAS
TAMPAK DEPAN
BED MEJA STRESSING TENGAH

Gambar 5.15 Meja Stressing

2. Stressing Diluar Jembatan

 Stressing Diatas Perancah/Cremona.


Stressing diatas perancah ini dilaksanakan karena lahan disekitar
proyek tidak memenuhi persyaratan untuk stock segmental balok,
atau karena pemilihan metode yang tepat.

Hal hal yang perlu diperhatikan :


- Posisi perancah dibuat di samping jembatan atau di antara
abutment.
- Lendutan perancah dicek secara berkala, dan tidak boleh lebih
dari 1/800 L.

93
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Perancah harus benar-benar kuat, jika jarak perancah ke sungai


terlalu tinggi maka perkuatan untuk kaki penyangga
diperbanyak dan diberi ikatan angin antar kaki penyangga.
- Safety factor perancah harus lebih besar 2 kali beban balok
utuh
- Pondasi penyangga perancah di perkuat dengan cara
o penampang kaki diperlebar
o penyangga perancah dipancang atau ditanam,
o diberi perlindungan (fender) menggunakan bronjong untuk
sungai dengan arus yang deras.

Tahapan – tahapan metode stressing di atas perancah:


- Siapkan perancah, rel dan troli untuk menggeser balok sesuai
urutan nomor.
- Letakan segmen balok diatas troli dengan dibracing dan geser
ke arah posisi urutan segmen.
- Segera setelah semua segmen masuk diatas perancah dilakukan
Proses Stressing.
- Standar perancah memiliki jalan kerja dan berpengaman
terhadap orang yang bekerja.

Gambar 5.16 Stressing di atas perancah

 Stressing Diatas Cremona.


Stressing diatas cremona ini dilaksanakan karena lahan disekitar
proyek tidak memenuhi persyaratan untuk stock segmental balok.

94
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Metode ini digunakan jika kondisi sungai tidak bisa dijangkau


dengan pembuatan pilar dan beban balok sangat besar.

Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat stressing di atas


Cremona
- Posisi Cremona dan rel harus benar lurus.
- Kapasitas Cremona terhadap beban balok yang timbul harus
memenuhi safety factor 2 kali dari beban balok utuh.
- Bracing dengan Jarum Keras (root) antar segmen pada posisi
diatas Cremona sebelum dilakukan proses Stressing
Catatan : Untuk stressing diatas cremona tahapan sama dengan
metode stressing diatas perancah.

Gambar 5.17 Stressing di atas perancah

Gambar 5.18 Stressing di atas perancah

95
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

f) Tahapan Penarikan Stressing

Prinsip penarikan stressing adalah memberikan tarikan secara


bertahap dengan smooth terutama pada tendon trase parabolic arah
kanan dan arah kiri dengan tahapan tarikan per-25% kecuali untuk
tendon trase lurus.
Tahapan stressing dibagi berdasarkan kategori di bawah ini:

1. Penarikan menggunakan 1 alat :


 H = 0.90m, L = ≤20 meter, Jumlah 3 tendon, Penarikan 1 sisi
dari arah ujung balok sebelah kanan.
- Penarikan tahap 1 tendon lurus ( C1 ) 100%.
- Penarikan tahap 2 tendon parabolik ( C2 ) 50%.
- Penarikan tahap 3 tendon parabolik ( C3 ) 100%.
- Penarikan tahap 4 tendon parabolik (C2) 100%

Tabel 1. Tahapan Stressing 3 Tendon Penarikan 1 sisi.


Tahapan C1 C2 C3
Stressing
Tahap.1 100% - -
Tahap.2 - 50% -
Tahap.3 100%
Tahap.4 - 100%
 H = 1.25m, L =≤25 meter, Jumlah 4 tendon, 1 arah
H = 1.60 & 1.70 m, L = ≤35 meter, Jumlah 4 tendon, 1 arah
- Penarikan Tahap 1 tendon lurus (C1) 100 %
- Penarikan Tahap 2 tendon lurus (C2) 100%
- Penarikan Tahap 3 tendon parabolik (C3) 50%
- Penarikan Tahap 4 tendon parabolik (C4) 100%
- Penarikan Tahap 5 tendon parabolik (C3) 100%

Tabel 2. Tahapan Stressing 4 Tendon 1 arah


Tahapan
C1 C2 C3 C4
Stressing
Tahap.1 100% - - -
Tahap.2 - 100% - -
Tahap.3 - - 50% -
Tahap.4 - - - 100%
Tahap.5 - - 100% -

96
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

2. Penarikan menggunakan 2 alat :

 H = 2.10 m, L = ≥35 meter, Jumlah 5 tendon


- Penarikan tahap 1 tendon lurus tarikan dari ujung Kanan ( C3 )
ujung kiri (C3) masing-masing 100%
- Penarikan tahap 2 tendon sebelah kiri ( C2 ) & sebelah kanan
(C1) 100%.
- Penarikan tahap 3 tendon sebelah kanan ( C2 ) & sebelah kiri
(C1) Balance 100%.
- Penarikan tahap 4 tendon sebelah kiri ( C5 ) & sebelah kanan
(C4) Balance 100%.
- Penarikan tahap 5 tendon sebelah kanan ( C5 ) & sebelah kiri
(C4) Balance 100%.

Tabel 4. Tahapan Stressing 5 Tendon 2 alat


Tahapan C1 C2 C3 C4 C5
Stressing Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
Tahap.1 - - - - 100% 100% - - - -
Tahap.2 - 100% 100% - - - 100% - - 100%
Tahap.3 100% - - 100% - - - - - -
Tahap.4 - - - - - - - 100% 100% -
Tahap.5 - - - - - - 100% - - 100%
Cat : Penarikan tendon untuk C4 & C5 bersamaan, Perhitungan terlampir

Tahap. 3
C1 C1

C2 C2
Tahap. 2
C3 C3
Tahap. 1
C4 C4
Tahap. 4
C5 C5
Tahap. 5

Gambar 5.19
Tahapan Penarikan Tendon

 H = 2.10 m, L = ≥ 45 meter, Jumlah 6 tendon


- Penarikan pertama tendon sebelah kanan ( C4 ) & sebelah
kiri (C4) Perapatan 100%.

97
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Penarikan kedua tendon sebelah kiri ( C3 ) & sebelah kanan


(C3) Balance 100%.
- Penarikan ketiga tendon sebelah kanan ( C2 ) & sebelah kiri
(C2) Balance 100%.
- Penarikan keempat tendon sebelah kiri ( C1 ) & sebelah
kanan (C1) Balance 100%.
- Penarikan kelima tendon sebelah kanan ( C6 ) 100% &
sebelah kiri (C5) 100% Balance.
- Penarikan keenam tendon sebelah kiri ( C6 ) & sebelah
kanan (C5) 100%.

Tabel 5. Tahapan Stressing 6 Tendon 2 alat


Tahapan C1 C2 C3 C4 C5 C6
Stressing Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
Tahap.1 100% 100%
Tahap.2 100% 100%
Tahap.3 100% 100%
Tahap.4 100% 100%
Tahap.5 100% 100%

Tahap.6 100% 100%

Cat : Penarikan tendon untuk C1, C2, C3, C4, C5, dan C6 sesuai perhitungan pada
jacking force.

Tahap. 4
C1 Tahap. 3 C1

C2 Tahap. 2 C2

C3 Tahap. 1 C3

C4 Tahap. 5 C4

C5 C5

C6 C6

Tahap. 6
Gambar 5.20
Tahapan Penarikan Tendon

E. Pemotongan Pc-Strand pada ujung Balok terstressing.


Untuk pekerjaan pemotongan PC - Strand ada beberapa tahapan
sebagai berikut :

98
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Pemotongan bisa dilaksanakan setelah stressing record sudah


di tanda tangani oleh konsultan dan owner.
- Pemotongan strand dilaksanakan 1 hari setelah pekerjaan
stressing balok.
- Pemotongan PC - Strand sejarak ± 4 cm dari wedges.

F. Pekerjaan Patching
Untuk pekerjaan Patching balok dikerjakan setelah Pemotongan
strand selesai, tahapannya sebagai berikut :
- Pasang bekisting pada block tendon ujung balok kanan dan
kiri dengan terlebih dahulu dipasang pipa untuk grouting.
- Siapkan material patching dengan mutu K-125.
- Lakukan pengecoran patching pada kedua ujung balok dan
buka setelah beton mengeras.
- Jika pekerjaaan grouting mendesak maka patching dapat
berupa mortar penutup (konde) angkur block.
- Finishing permukaan patching.

G. Pekerjaan Grouting.
Untuk pekerjaan Grouting balok dan diafragma tahapannya
sebagai berikut :
- Inspeksi dan periksa kelayakan grout pump (di uji coba dengan
menggunakan air untuk mengindikasikan adanya kebocoran dan
tekanan).
- Sambung selang dengan pipa grout pump.
- Sebelum dilaksanakan pekerjaan grouting terlebih dahulu tendon
dibersihkan dengan jalan menyemprotkan air ke tiap-tiap lubang
tendon sampai air keluar dari sisi lain balok.
- Siapkan material grouting dengan komposisi sebagai berikut :
o Semen 40 kg/zak atau 50 kg/zak.
o Air bersih ± 20 Liter (W/C±0,4).
o Grout Additive (Cebex 100 (225 gram) atau Intraplast type
Z).
- Aduk material tersebut diatas sampai merata dengan
menggunakan grouting pump.
- Urutan grouting dimulai dari tendon paling bawah.
- Laksanakan grouting dengan cara memasukkan material
grouting yang telah diaduk ke tiap-tiap lubang tendon sampai
material grouting keluar pada ujung lainnya, dengan tekanan 3
s/d 5 bar dan setelah itu selang pada balok ditutup dan diikat.

99
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Setelah adukan grouting diperkirakan keras potong pipa grouting


dan lakukan finishing bekas pipa grouting.
- Setelah umur grouting minimal 3 hari atau mutu = 17
mPa balok dapat dierection.

Perhitungan kebutuhan material grouting untuk balok.

Contoh : Balok L – 46 Meter ; H – 2.10 Meter


Jumlah Tendon 5 dengan konfigurasi sebagai berikut :
Tendon 1 = 17 Strand.
Tendon 2 = 19 Strand.
Tendon 3 = 12 Strand.
Tendon 4 = 17 Strand.
Tendon 5 = 17 Strand.
Untuk tendon 1,2,4 dan 5 memakai anchorages type 19K13
Untuk tendon 3 memakai anchorages type 12K13

Penyelesaian :
o Tendon 1,2,4 & 5 (menggunakan anchorages type 19K13)
Diameter = 8.5 cm……..( Lihat type anchorages
freysinet )
Luas Tendon = 3.14 x (4.25)2
= 56.7 cm2 ≈ 57 cm2
Luas Strand = 3.14 x (0.64)2 x 17
= 21.86 cm2 ≈ 22 cm2
Luas kosong tendon = Luas Tendon – Luas Strand
= 57 cm2 - 22 cm2
= 35 cm2

L Balok = 46 Meter.
1 zak PC + AIR (50 kg) = 0.026
3 Tendon @ 17 Strand = 35 cm2 x 3
= 105 cm2 ≈ 0.0105 m2
= 0.0105 m2 x 46 m
= 0.48 m3 / 0.026
= 18.5 Zak

o Tendon 2 ( Menggunakan anchorages type 19K13 )


Diameter = 8.5 cm ……..( Lihat type anchorages freysinet )
Luas Tendon = 3.14 x (4.25)2

100
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

= 56.7 cm2 ≈ 57 cm2

Luas Strand = 3.14 x (0.64)2 x 19


= 24.4 cm2 ≈ 24 cm2

Luas kosong tendon = Luas Tendon – Luas Strand


= 57 cm2 - 24 cm2
= 33 cm2

L Balok = 46 Meter.
1 zak PC + AIR (50 kg) = 0.026
1 Tendon @ 19 Strand = 33 cm2 x 1
= 33 cm2 ≈ 0.003 m2
= 0.003 m2 x 46 m
= 0.14 m3 / 0.026
= 5.34 Zak

o Tendon 3 ( Menggunakan anchorages type 12K13 )


Diameter = 5.5 cm ……..( Lihat type anchorages freysinet )
Luas Tendon = 3.14 x (3.25)2
= 33.2 cm2 ≈ 33 cm2

Luas Strand = 3.14 x (0.64)2 x 12


= 25.4 cm2 ≈ 15 cm2

Luas kosong tendon = Luas Tendon – Luas Strand


= 33 cm2 - 15 cm2
= 18 cm2

L Balok = 46 Meter.
1 zak PC + AIR (50 kg) = 0.026
1 Tendon @ 12 Strand = 18 cm2 x 1
= 18 cm2 ≈ 0.0018 m2
= 0.0018 m2 x 46 m
= 0.0828 m3 / 0.026
= 3.18 Zak

Total kebutuhan semen = 18.5 Zak + 5.34 Zak + 3.18 Zak


= 27.02 zak
Catatan : perhitungan tersebut belum termasuk waste 5%.

101
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

5.4 Pekerjaan Erection.

Pekerjaan erection adalah pekerjaan memindahkan balok dari


tempat stressing ke titik tumpuan perletakan di jembatan.
Metode erection ditentukan berdasarkan kesesuaian kondisi
lokasi, ukuran balok, dan tipe balok.
Adapun macam balok antara lain Balok I, Balok T, Balok U,
Double Tee, Box Girder, Voided Slab, dll.
Beberapa metode erection balok adalah sebagai berikut:
A. Metode Manual
B. Metode Menggunakan Alat Angkat

A. Metode Manual
Penggeseran balok manual, macamnya:
1. Balok yang digeser
Untuk balok dengan bentang ≤ 40 meter dapat menggunakan
perancah tetap dan penggeserannya secara manual.

2. Perancah yang digeser


Untuk balok dengan bentang > 40 meter dapat menggunakan
perancah geser. Erection menggunakan perancah geser ini
dilakukan jika ruang gerak terbatas (sempit), pemakaian alat berat
terbatas kapasitasnya.

Hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan erection


manual adalah sebagai berikut:
1. Cek analisa teknis perancah dan peralatan lainnya terhadap
berat balok (didukung perhitungan).
2. Kondisi troly dan rel lurus ( horizontal dan vertikal ), tidak
bergelombang.
3. Katrol rol saat penarikan segmen balok dalam kondisi lurus
sejajar rel dengan titik tarik pada bagian bawah.
4. Saat melakukan stressing salah satu sisi balok di ikatkan pada
abutment
5. Kontrol lendutan perancah secara berkala (L/800) dan
sambungan perancah.
6. Permukaan bawah balok yang akan menumpu harus mendekati
level bearing pad agar tidak ada pekerjaan menurunkan balok
yang cukup tinggi.

102
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

7. Penggeseran balok secara manual ke tumpuannya


menggunakan plat luncur, balok tetap di ikatkan ke plat
luncurnya sembari balok di geserkan ke tumpuannya.

Gambar 5.21 Perancah

Gambar 5.22 Cremona

B. Metode Menggunakan Alat Angkat

B.1 Crane
o Erection Satu Crane
Pekerjaan erection menggunakan satu crane dapat dilakukan untuk
bentang balok <12 meter.

103
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

o Erection Dua Crane


Pekerjaan erection menggunakan dua crane dilakukan jika bentang
balok >12 meter.
Hal yang perlu diperhatikan dengan menggunakan metode crane ini
adalah :
1. Kapasitas crane minimal 2 kali dari berat produk yang diangkat
pada posisi jangkauan boom terjauh.
2. Sudut angkat terhadap produk (H:V) = 1 : ≥2 (≥ 45⁰), atau
dapat menggunakan alat bantu tambahan lifting beam.
3. Alat dan operator crane memiliki Sertifikasi (SIA & SIO)
4. Dilakukan load test sebelum mulai erection (sesuai Disnaker
tinggi angkat minimal 5cm dengan durasi 3 x 5 menit)
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengangkatan balok:
- Diameter sling sesuai kapasitas beban produk yang diangkat

dengan keamanan 2,5 kali.


- Panjang sling kanan kiri harus sama dan menggunakan
aksesoris pengaman (D-Cycle, Hook), penyambungan sling di
anyam dan klem.
- Hindarkan hentakan dan benturan pada produk.

- Diharuskan ada personel komando (Rigger)

6. Pengangkatan segmen produk harus pada lifting point, dan


untuk balok terstressing pengangkatan dikalungkan di daerah
bonggol (penebalan)
7. Untuk pemilihan crane disesuaikan dengan kondisi tanah. Jika
tanah CBR dibawah 60%, maka harus dilandasi dengan plat
baja minimal tebal 12mm. Area kerja dapat mengcover
kebutuhan luasan jack crane.
8. Jika balok harus diangkat dengan crane dalam kondisi berjalan
dan lebih dari 40 m, maka hal yang perlu diperhatikan:
a. Balok harus diberi perkuatan stiffner (pengaku) horizontal
untuk balok dengan panjang ≥ 35 meter.
b. Umur grouting minimum 3 hari atau mutu grouting
mencapai 17 Mpa.
9. Harus dilakukan kick of meeting setelah proyek didapat
sebelum pelaksanaan.

104
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 5.23 Erection 1 crane

Gambar 5.24 Erection 2 crane

105
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

ERECTION 2 CRANE

B.2 Gantry / Launcher

Pekerjaan erection menggunakan Gantry Crane ini dilakukan jika


bentang balok panjang, kondisi lalu lintas dibawah jembatan yang
akan dierection tidak boleh ditutup. Gantry crane saat erection tidak
membutuhkan waktu yang lama karena alat ini bisa maju-mundur
dan geser kekanan – kekiri

Hal yang perlu diperhatikan,jika menggunakan metode ini adalah :


1. Inspeksi dan analisa kondisi fisik serta check analisa Teknis
Kekuatan Gantry crane.
2. Sertifikat kapasitas Hoist
3. Kapasitas Gantry crane harus 2 kali berat produk yang diangkat.
4. Kondisi sling angkat harus benar - benar sesuai dengan kapasitas
yang dibutuhkan.
5. Load test angkat, launching, geser, dan turun dengan tinggi
angkat 10 cm selama 5 menit (3 siklus).

106
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

6. Tower leg harus kuat menahan beban diatasnya (Girder +


Launchernya).
7. Pergerakan hoist saat erection harus smooth dan bersama-sama.
8. Proses pengangkatan balok maksimum kemiringan = 6%.

Gambar 5.25 Foto Metode Gantry

107
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 5.26 Tampak Samping Gantry

Gambar 5.27 Gantry Crane

B.3 Portal Crane


Pekerjaan erection menggunakan Portal ini dilakukan jika bentang
balok panjang, tidak ada arus air dibawah jembatan.
Hal yang perlu diperhatikan jika menggunakan metode ini adalah :
1. Inspeksi dan analisa kondisi fisik serta check analisa Teknis
Kekuatan Portal.
2. Kapasitas hoist atau motor geser 2 kali beban produk.
3. Sistem Pengelasan dan Sambungan Komponen Portal serta Hoist
(dilakukan uji penetran).
4. Tinggi portal dapat mengcover jarak untuk pengangkatan balok
beserta aksesoris alat angkat sampai dengan penurunan di atas
tumpuan pier/abutment tertinggi.
5. Saat pengangkatan balok, roda portal harus diberi tumpuan
kayu.
6. Saat pengangkatan dan geser balok diupayakan tiap hoist harus
bergerak bersamaan dengan kecepatan yang sama

108
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Motor Geser
Hbeam

Arah Geser Balok

KEND. UMUM

TROTOAR TROTOAR

SAAT ERECTION BALOK

Gambar 5.28 Erection Menggunakan Portal

B.4. Bridge Launching

Pekerjaan erection menggunakan Bridge launching dilakukan jika


bentang balok panjang dengan keadaan:
1. Kondisi sungai beraliran deras dan/atau ada beberapa bentang
yang tidak memungkinkan menggunakan crane
2. Adanya aktivitas yang tidak dapat dihentikan dibawah
jembatan yang dikerjakan (lintasan kereta api, lalu lintas, dll)
Hal yang perlu diperhatikan dengan menggunakan metode ini
adalah :
1. Kondisi troli harus benar rigid (kaku) untuk perputaran
rodanya.
2. Kondisi sling penarik kuat dan mampu menarik beban balok
tesebut.
3. Kondisi perancah mampu menahan beban balok yang akan
digeser.

109
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

4. Untuk menaikan Segmen balok keatas Perancah dapat


menggunakan Portal atau Crane.
5. Segmen balok saat diluncurkan diatas troli harus di bracing
terhadap troli.
6. Setelah semua segmen tersusun diatas perancah, segera
dilakukan leveling segmen Balok.
7. Lakukan Install Strand.
8. Stressing harus segera dilakukan setelah semua strand
terinstall.
9. Setelah stressing dilakukan proses patching dan grouting.
10.Balok-balok diluar standard dengan mutu beton lebih besar dari
K-700 dan/atau Bentang lebih dari sama dengan 40 m harus
Dipasang stiffner Horizontal berfungsi sebagai pengaku.
Sekaligus Aisan (Skoor) untuk pengaman ketika pergeseran
balok secara manual.
11.Kebutuhan Pekerja
- Geser = Minimal 12 orang.
- Penurunan = Minimal 8 orang.
12.Maksimalkan Fungsi plat peluncur mencegah Dongkrak terlalu
tinggi ketika penurunan.
13.Syarat unting-unting vertikal maksimum 1.5 cm untuk tinggi
balok H-210. Pada saat penurunan dan geser. Jika kemiringan
melebihi 1.5 cm dilakukan dongkrak ulang.
14.Segera turunkan balok ke posisi As tumpuan Balok di abutment
setelah dilakukan pergeseran balok.
15.Bracing Untuk Balok Pertama dan Balok Tanpa Diafragma
(Stek) menggunakan Skoor atau H-Beam (Tarik Tekan) di
pasang pada 2 ujung balok.
16.Dan untuk balok selanjutnya menggunakan Diafragma sebagai
Pengaku.

110
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 5.29 Bridge Launching

5.5 Metode Bracing / Pengaman

Bracing ini dimaksudkan untuk pengaman balok setelah


ditempatkan pada posisi tumpuannya.
a) Kondisi Balok Tunggal
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bracing balok tunggal
adalah sebagai berikut:
- Dipasang bracing berupa jack brace yang dikaitkan pada
angkur yang ditanam pada abutment pada kedua ujung
tumpuan balok. (gambar terlampir)
- Dipasang pengikat balok berupa rantai atau seling yang
dikaitkan ke abutment (tulangan abutment atau angkur yang
dipasang).
- Untuk menahan guling pada tumpuan, digunakan pengaman
berupa balok kayu ukuran minimum 5/10 atau menyesuaikan
ketinggian bearing pad dengan permukaan bawah balok yang
diletakan di depan elastomer.

b) Kondisi Balok Ganda atau Lebih


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bracing balok ganda atau
lebih adalah sebagai berikut:

111
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Jika balok menggunakan diafragma pracetak maka langsung


dipasang saat balok telah dierection minimal dua buah
(diafragma ujung-ujung dan diafragma tengah).
- Jika balok tidak menggunakan diafragma pracetak maka
harus dipasang bracing tekan dan bracing tarik.
o Untuk menahan gaya tarik digunakan besi beton diameter
minimal D16 mm setiap jarak 5 meter, yang dilas pada stek
tulangan atas balok.
o Untuk menahan gaya tekan digunakan balok kayu minimal
6/12 disela-sela antar balok ataupun pada coakan balok
setiap jarak 5 meter.
- Untuk menahan guling pada tumpuan, digunakan pengaman
berupa balok kayu ukuran minimum 5/10 atau menyesuaikan
ketinggian bearing pad dengan permukaan bawah balok yang
diletakan didepan elastomer.
Catatan : Untuk balok yang disetressing di atas bed stressing dan balok
pretension yang dikirim ke lapangan dapat menggunakan metode
bracing diatas.

Gambar 5.30 Bracing Tekan (jack brace)

112
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 5.31 Bracing Tarik Pengaman Balok

113
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

5.6. Pemasangan Diafragma

Hal yang perlu diperhatikan adalah :


a. Stock diafragma dekat dengan lokasi balok yang sudah
dipasang.
b. Lakukan pemasangan diafrgama pracetak pada posisi sesuai
dengan type (tepi/tengah).
c. Angkat diafragma searah balok dan pada posisi perletakannya
diafragma dimasukan dan setting dengan memutar 90
derajat, sehingga lubang diafrgama segaris dengan lubang
yang ada di balok.
d. Setelah diafragma terpasang dilakukan pengganjalan dengan
baji/beton tahu dan masukan strand kemudian dikunci
sementara.
e. Setelah pemasangan diafragma dan Install strand secara
keseleuruhan selesai lakukan stressing, potong ujung,
patching pot dan grouting.

114
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 5.32 pemasangan diafragma dan patching

Gambar 5.33 Pemasangan Diafragma

5.7 Finishing Balok

Prinsip pelaksanaan finishing adalah perapihan atas hasil kerja


pelaksanaan erection pada balok secara keseluruhan antara lain :
a. Finishing pada sambungan segmen balok
b. Finishing pada patching pot dan patching ujung balok
c. Pembersihan kotoran yang menempel pada balok

115
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Lampiran 1 : PENENTUAN TYPE CRANE.


Dalam pekerjaan erection menggunakan crane, penentuan dan type
crane sangat berpengaruh terhadap keberhasilan erection dilapangan,
berikut perhitungan kapasitas crane :

Tabel Type Crane angkat dengan 1 crane

Tabel Type Crane angkat dengan 2 crane

116
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Tabel Type Crane (Angkat dengan 2 crane)

117
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

118
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

6. DOUBLE TEE

6.1 Pendahuluan
Pracetak Double Tee ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan
waktu singkat dan tidak perlu menutup jalur lalu lintas (kondisional).
Tahapan – tahapan pekerjaan erection double tee ini juga cukup mudah
dan praktis dilaksanakan di proyek.

Tahapan – tahapan pekerjaan pracetak double tee adalah sebagai


berikut
- Persiapan dilapangan.
- Distribusi dan Penyusunan double tee.
- Erection double tee.
- Stressing rangkaian double tee.
- Grouting tendon double tee.
- Pengecoran shear connector

6.2 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan ini digunakan untuk mempermudah awal


pekerjaan mulai penentuan dimensi produk, pendistribusian dan
erection double tee. Pelaksanaan erection harus memperhatikan
persyaratan K3.
Hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :

- Pengukuran dimensi (panjang, lebar, tebal lantai terhadap H-beam


existing).
- Untuk menentukan double tee tipe tepi dilakukan Pengukuran jarak
backwall jembatan dengan cross beam span kedua
- Untuk menentukan double tee tipe tengah dilakukan pengukuran
jarak antar cross beam ditambah 3 cm untuk tumpuan ujung-ujung
double tee.
- Selama proses produksi lakukan monitoring dan checklist hasil
produksi terhadap kepresisian dimensi.
- Pembongkaran lantai beton jembatan existing bias dilakukan satu sisi
(jalur) sesuai dengan rencana metode kerja.
- Pemasangan konsol pada rangka melintang jembatan untuk
pengaman produk saat erection

119
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

6.3 Pendistribusian Double Tee


Pendistribusian segmental double tee ini dilaksanakan atau dimuat
dari pabrik menuju ke lokasi proyek dengan susunan sesuai urutan
layout produk yang akan dierection.

Distribusi Double Tee


Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
- Pendistribusian Double tee dilakukan secara bertahap ( satu jalur
) sesuai dengan rencana dan metode kerja.
- Penyusunan diatas trailler sesuai nomor urut dan layoutnya.
- Penyusunan diatas trailler max 3 tumpukan.
- Periksa administrasi (Sptb) yang dibawa kelokasi proyek harus
sesuai dengan produk yang diangkut dan kendaraan.

PEMUATAN PRECAST DOUBLE TEE

Gambar 6.1 Pemuatan Double TEE

6.4 Penurunan Dan Pemasangan Double Tee

W. 1 . K . A

Tamp. Belakang Tamp. Samping


PEMASANGAN PORTAL KE TITIK ANGKAT PRECAST

Gambar 6.2 Penurunan Double TEE

120
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Peralatan yang dipakai :

a. Metode portal
1. Portal kapasitas 15 ton jumlah 2 unit
2. Balok kayu / tumpuan ukuran 20x20x100, 10x20x100 atau
yang tersedia di lapangan sesuai kebutuhan dilapangan.
3. Hoist atau chain block kapasitas 10 ton jumlah 2 unit.
4. Troli geser (Kura-kura) jumlah 4 unit (metode portal diam)
5. H-Beam 300 dan Rel 2 unit ( sepanjang jembatan ).
6. Engine Wind beserta rol dan asesorisnya jumlah 1 unit.

b. Metode Crane
1. Menggunakan crawler crane (rafter) 1 unit.

Penurunan double tee dan erection, tahapan sebagai berikut :


- Posisikan trailler dalam kondisi mundur dan mendekati abutment.
- Siapkan unit portal atau crane untuk penurunan dari kendaraan
dan erection balok pada jembatan.
- Kaitkan seling ke titik - titik angkat double tee dan majukan trailler
sampai bebas dari portal yang mengangkat double tee (metode
portal).
- Turunkan dengan hati-hati sehingga produk pada posisi
penempatannya.
- selanjutnya penurunan dan erection dilaksanakan sesuai metode
dan urutan nomor balok pada layoutnya.
- (Metode portal) Setelah double tee posisi di portal / perancah,
langsir sampai pada titik yang sudah ditentukan.
- Posisikan double tee pada jembatan sesuai marking - marking
yang telah dibuat.
- (Metode crane) setelah double tee diangkat dari kendaraan maka
langsung dilaksanakan penurunan pada posisi penempatan di
jembatan sesuai marking yang telah dibuat.
- Posisikan double tee satu dengan yang lainnya dan rapikan stek
penghubungnya.
- Lakukan pengelasan antar stek produk sebagai pengaman yang
sudah terpasang.

121
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

6.5 Stressing Double Tee

a. Pemasangan PC-Strand.
- potong Strand dengan panjang sesuai kebutuhan.
- Strand dimasukan ke dalam tendon sesuai jumlahnya.

Gambar 6.3 Pemasangan Strand

b. Pengeleman.
- Bersihkan permukaan pertemuan produk (female male joint)
dan pasang busa pada lingkaran lubang tendon.
- Aduk epoxy (contoh : sikadur 731) dengan perbandingan
sesuai referensi produk epoxy dan oleskan pada permukaan
sambungan segmen sampai rata.

122
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Gambar 6.4 Pengeleman (epoxy)

c. Stressing
Untuk pelaksanaan stressing Produk double tee dilaksanakan
sesuai dengan tahapannya.

- Stressing awal dilakukan untuk menggabungkan 2 precast (


DT. 1 & DT. 2 )
- Stressing akhir dilakukan setelah DT-3 & DT-4 terpasang
(menggabungkan DT-1 s/d DT-4)
- Laksanakan penarikan sesuai tahapan dan perhitungan
- Setelah penarikan selesai 100 %, maka lakukan pembesian
pada joint antar DT

Gambar 6.5 Pemasangan Strand

6.6 Grouting Dan Patching

- Potong strand sisa penarikan setelah umur stressing 1 x 24 jam,


dengan panjang potong ± 4 cm dari wedges
- Patching pada semua angkur block, serta dipasang selang pada
lubang grouting.

123
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Setelah umur patching 1 x 24 jam lakukan pekerjaan grouting


(komposisi sesuai material yang digunakan)
- Tutup rumah lubang tendon dan lakukan finishing.

Gambar 6.6 Finishing

6.7 PENGGECORAN CROSS JOINT

a. Penambahan Tulangan memanjang


- Lakukan pemasangan tulangan memanjang dan sengkang
serta conector pada cros joint antar double tee (sesuai rencana
kerja).

Gambar 6.7 Penambahan tulangan memanjang

b. Penggecoran cross joint

124
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

- Lakukan pembersihan cross joint sebelum dilakukan


pengecoran/grouting.
- Sebelum melakukan grouting permukaan dilapisi dengan
bounding agent.
- Lakukan pencampuran grouting sesuai dengan perbandingan
material pabrikan yang digunakan.
Contoh :
 Pacthroc RSP 30 kg
 Screen (0,5) = 5 kg
 Air es 10 liter (menyesuaikan)
- Penggecoran pada cross joint ini harus dilakukan pada malam
hari mengingat persyaratan suhu yang diijinkan +/- 27 derajat.
- Pada saat pekerjaan penggecoran di upayakan lalu lintas
jangan terlalu padat
- Setelah pekerjaan cor pada cross joint selesai, lakukan
perawatan/curing.
- Material dan peralatan yang dipakai :
a) Material grouting
b) Air
c) karung goni
d) Mixer pengaduk grouting ( bor dan asesorisnya )
e) Tempat adukan
f) Kayu Kaso
g) Genset & lampu
h) Alat pemadatan
- Jembatan dapat dilalui setelah umur cor cross joint 2 x 24 jam

Gambar 6.8 Pengecoran Cros joint

125
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

7. CORRUGATED CONCRETE SHEET PILE (CCSP)

7.1 PENGIRIMAN DENGAN ANGKUTAN DARAT

Ketentuan :
 Umur produk minimal yang diijinkan untuk diangkut adalah 7
hari.
 Sling angkat harus mempunyai faktor keamanan (FS)  3,
bebas karat dan bebas rantas dan diperhatikan kapasitas
angkat harus lebih besar dari berat sheet pile.

lifting beam

> 60o

0.2L 0.6L 0.2L 0.2L 0.6L 0.2L

L L

Gambar 7.1 Pengangkatan CCSP

 Bak trailer harus rata.


 Pengikatan menggunakan rantai ukuran 12 mm, tacip.
 Pengikatan menggunakan sling berukuran minimal ½ Inchi
dan dilengkapi jarum keras.
 Untuk menghindari terjadinya singgungan antara pengikat
dengan produk, diberi sisipan kayu (baji atau karet ban
bekas).
 Kayu landasan paling bawah melintang bak trailer berukuran
6/12 cm, landasan di atas-nya menggunakan balok kayu
tinggi 8 x 20 25 cm.
 Posisi landasan kayu antar tumpukan tersusun segaris lurus.
 Jarak antar landasan adalah maksimal 4 M dan panjang
bebas (tidak tertumpu) maksimal 3 M.
 Tumpukan satu dengan yang lain diberi kayu
pembatas/penyekat ukuran 5/7 cm.

126
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

 Jika dikirim 2 type sheet pile, maka posisi corrugated type


harus berada di atas dan flat type di bawah

tumpukan disesuaikan
dengan type

sling ½ inchi
dilengkapi jarum keras

kayu landasan 6/12 cm,


di atasnya balok kayu tinggi
15 cm.
kayu pembatas/penyekat
5/7 cm.

Jika dikirim 2 type sheet pile,


maka posisi corrugated type
harus berada di atas dan flat
type di bawah

Gambar 7.2 Pengangkutan CCSP dengan Trailer

 Jumlah tumpukan maksimal :


CCSP W325 = 6 Tumpukan,
CCSP W350 = 6 Tumpukan,
CCSP W400 = 5 Tumpukan,
CCSP W450 = 5 Tumpukan,
CCSP W500 = 4 Tumpukan.
CCSP W600 = 3 Tumpukan.

 Alternatif landasan dapat menggunakan sekam yang


diletakkan pada punggung ccsp (jarak dekat) dan ditambah
sayap (jarak jauh).

127
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

7.2 PENGIRIMAN DENGAN ANGKUTAN LAUT

Ketentuan :
 Lantai tongkang harus rata (dimasukkan dalam klausal
kontrak bahwa tongkang harus bersih).
 Kayu landasan paling bawah berukuran 6/12 cm, landasan di
atas-nya menggunakan balok kayu tinggi 8 x 20 x 25 cm.
 Posisi landasan kayu antar tumpukan tersusun segaris lurus.
 Landasan kayu untuk tumpuan pada 3 titik tumpu, diusulkan
hanya 2 titik tumpu dengan meningkatkan kualitas kayu
(dimensi).
 Tumpukan satu dengan yang lain diberi kayu pembatas /
penyekat kayu ukuran 5/7 cm.
 Pengikatan menggunakan sling berukuran minimal ½ Inchi
dan dilengkapi tambatan sling (kupingan) pada ujung ikatan.

sling baja, diberi


sekam dalam karung

a = 0,75
b <m4
m a b b b a

sling baja, diberi


sekam dalam karung
tumpuan
pada sayap

side board
kayu landasan 6/12 cm,
di atasnya balok kayu tinggi
15 cm.

Gambar 7.3 Pengangkutan CCSP dengan Ponton/Kapal

128
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

 Jumlah tumpukan maksimal :


CCSP W325 = 10 Tumpukan,
CCSP W350 = 10 Tumpukan,
CCSP W400 = 8 Tumpukan,
CCSP W450 = 8 Tumpukan,
CCSP W500 = 7 Tumpukan,
CCSP W600 = 6 Tumpukan.
 Spesifikasi teknis dimasukan dalam kontrak dengan vendor.
 Alternatif landasan dapat menggunakan sekam yang diletakkan
pada punggung CCSP dan sayap

7.3 PEMANCANGAN CCSP

Hal yang penting dilakukan saat survey lokasi adalah menetapkan


titik awal pemancangan dan arah pemancangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


 Arah pemancangan adalah sesuai posisi tirus bagian bawah CCSP
(sepatu).
 Sisi punggung atau bagian yang kasar menghadap ke sisi
sungai/laut/sisi luar.

Optional Standar produk Wika Optional


Untuk Arah Pemancangan Untuk Arah Pemancangan Dipasang Pada Titik
Awal Pemancangan

Gambar 7.4 Arah Pemancangan CCSP

129
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

 Untuk menjamin kelurusan dan kerapatan dibuat guide beam


dilengkapi sling dan takel penarik.

penggetaran dilakukan
CCSP dipancang dengan berkala (sequence), pada 8
menggunakan sampai 10 buah sheetpile
vibro hammer baru kemudian digetarkan

8-10 buah
dirapatkan
dg trek beam

1-2 M
guide beam (h-beam)

guide beam kedalaman yang diinginkan


2 (dua) set!

Gambar 7.5 Arah Pemancangan CCSP

 Untuk menjamin kelurusan hasil pemancangan dari titik awal


sampai titik terakhir digunakan theodolit atau 3 buah unting-unting
yang masing-masing diletakkan di depan titik awal, di titik awal dan
di titik akhir.
arah pemancangan

menggunakan theodolit

arah pemancangan

menggunakan 3 buah unting-unting

Gambar 7.6 Pengendalian Kelurusan Pemancangan CCSP

 Pemilihan jenis vibro hammer didasarkan atas berat CCSP,


kedalaman dan jenis kondisi tanah.

130
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

o Ditentukan berat CCSP dan kedalaman penetrasi lalu ditarik


garis.
o Ditentukan kesulitan pemancangan (E, N, H atau VH).
o Intercept antara kedua garis tersebut akan diperoleh dynamic
force yang kemudian diperoleh jenis vibro hammer.
o pemancangan CCSP dapat dilakukan dengan syarat :
- Menggunakan vibro untuk kondisi tanah normal atau lumpur.
- Menggunakan vibro + water jet (eksternal maupun internal) untuk
kondisi tanah berpasir.
- Menggunakan hammer yang telah dimodifikasi chusionnya untuk
kondisi tanah keras.

Kondom Pancang

45
22 Plat T = 3 cm

Sheet Pile Plat Sirip


Pipa Bulat
54

17 T= 0.5 cm

Plat T = 4 cm
4
28

Plat T = 3 cm
A
43

Plat Sirip T = 3 cm Plat T = 3 cm


25

28
28

40
33 Plat Bulat T = 4 cm
77

Pot. A - A Topi CCSP E.10.SBY


Non Scale Non Scale

Gambar 7.7 Alternatif Modifikasi Topi Hammer untuk CCSP

131
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Note: Taken from MGF Hydraulic


Pemilihan Jenis Vibro Hammer
Vibratory Pile Drivers / Extractors

Dynamic Force (kN)


0 400 800 1200 1600 2000 2400 2800 3200 3600 4000
0 E N H VH 0

5 1

10 2
Kedalaman Penetrasi CCSP (m)

15 3

Berat Sheet Pile (ton)


20 4

25 5

30 6

35 7

40 8

45 9

50 10

55 11
E = easy pilling N = normal pilling H = heavy pilling works VH = very heavy pilling

Gambar 7.8. Grafik Pemilihan Jenis Vibro Hammer

o Kapasitas crane yang akan digunakan 50 ton mampu


mengangkat CCSP sesuai kondisi lapangan.
o Untuk pemancangan di pasir menggunakan alat bantu water jet
(internal / eksternal).
o Apabila pada awal pemancangan menemui hambatan (CCSP
sulit masuk) maka dapat dibantu dengan rojokan atau
penggalian sedalam hambatan tersebut.
o Apabila dengan cara di atas tidak masuk maka pemancangan
dapat menggunakan hammer (dengan topi pancang yang
bentuknya sesuai penampang CCSP).

132
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

8. PIPA

8.1 PENGIRIMAN DENGAN ANGKUTAN DARAT

Ketentuan :
 Umur produk minimal yang diijinkan untuk diangkut adalah 7
hari.
 Bak trailer harus rata.
 Tumpukan pada 2 titik dengan landasan paling bawah berupa
kayu 6/12 cm yang diberi karet ban luar, untuk landasan di
atas-nya menggunakan karet ban luar.
 Posisi landasan antar tumpukan tersusun segaris lurus.
 Pengikatan dari depan ke belakang menggunakan rantai
berukuran 12 mm atau sling ½ Inchi dengan alat pengeras.
 Penguatan akan lebih baik menggunakan sling belt.

sling / alat
rantai pengeras

karet ban
luar
landasan
kayu 6/12

karet ban
luar

landasan
rata

Gambar 8.1 Pengangkutan Pipa dengan Truck

 Jumlah tumpukan maksimal :


  60 = 3 Tumpukan,
  80 = 3 Tumpukan,
  70 = 3 Tumpukan,

133
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

  90 = 2 Tumpukan,
  100 = 2 Tumpukan,
  110 = 2 Tumpukan,
  120 = 2 Tumpukan.

134
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

LAMPIRAN
Tabel 1. Konversi
Mpa Psi Kg / cm2 Bar
Mpa 1 0.009 0.981 0.1
Psi 145.0377 1 14.223 14.504
Kg / cm2 10.1972 0.0703 1 1.0197
Bar 10 0.0689 0.9807 1

Tabel.1 Berat Produk Tiang Beton


Panjang Diameter Tebal Beton PC Wire Volume Berat
No Tipe (m) Atas Bawah Atas Bawah Jmlh Dia Beton Nominal
(mm) (mm) (mm) (mm) (bh) (mm) (m3) (kg)
1 7/100 (124) 7 124 202 40 50 3 7 0.118 295
2 9/100 (157) 9 157 257 40 55 4 7 0.217 543
3 9/200 (157) 9 157 257 40 55 5 7 0.217 543
4 9/350 (190) 9 190 290 45 60 8 7 0.281 703
5 9/200 (190) 9 190 290 45 60 12 7 0.281 703
6 11/200 (190) 11 190 338 45 70 5 7 0.419 1047.5
7 11/350 (190) 11 190 338 45 70 8 7 0.419 1047.5
8 11/500 (190) 11 190 338 45 70 12 7 0.419 1047.5
9 12/200 (190) 12 190 351 45 75 5 7 0.488 1220
10 12/350 (190) 12 190 351 45 75 8 7 0.488 1220
11 12/500 (190) 12 190 351 45 75 12 7 0.488 1220
12 13/350 (190) 13 190 363 45 80 8 7 0.563 1408
13 13/500 (190) 13 190 363 45 80 12 7 0.563 1408
14 14/350 (190) 14 190 383 45 90 8 7 0.675 1688
15 14/500 (190) 14 190 383 45 90 12 7 0.675 1688

135
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Tabel.2 Berat Produk Tiang Telepon


Diameter Tebal Beton PC Wire Volume Berat
No Tipe Atas Bawah Atas Bawah Jmlh Dia Beton Nominal
(mm) (mm) (mm) (mm) (bh) (mm) (m3) (kg)
1 7-124-100 124 202 40 52 4 7 0.12 288
2 7-124-150 124 202 40 52 4 7 0.12 288
3 7-157-200 157 235 40 56 6 7 0.158 379
4 7-157-300 157 235 40 56 8 7 0.158 379
5 7-190-350 190 268 40 59 8 7 0.197 473
6 7-190-500 190 268 49 59 12 7 0.197 473
7 8-124-100 124 213 40 53 4 7 0.145 348
8 8-124-150 124 213 40 53 5 7 0.145 348
9 8-157-200 157 246 40 58 6 7 0.19 456
10 8-157-300 157 246 46 58 8 7 0.19 456
11 8-190-350 190 279 49 62 8 7 0.238 571
12 8-190-500 190 279 49 62 12 7 0.238 571
13 9-124-100 124 224 40 55 4 7 0.173 415
14 9-124-150 124 224 40 55 5 7 0.173 415
15 9-157-200 157 257 40 60 6 7 0.226 542
16 9-157-300 157 257 46 60 8 7 0.226 542
17 9-190-350 190 290 49 65 8 7 0.283 679
18 9-190-500 190 290 49 65 12 7 0.283 679
19 13-190-350 190 290 49 80 8 7 0.563 1351

Tabel 3. Berat Produk Tiang Transmisi

136
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Tabel 4. Berat Produk Tiang Pancang Bulat

137
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

138
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Tabel.5 Spesifikasi Produk Tiang Pancang Bulat (PC BAR)


Jacking Momen Lentur
Dia Tebal Luas Kelas Jumlah Aksial
Tiang Beton Tul Prestressed Force Crack Ultimate Ijin
(mm) (mm) (cm2) PC BAR (Kg) (Tm) (Tm) Ton
300 60 452 A2 PC Bar : 6  7.1 26,100 2.60 4.43 72.68
A3 PC Bar : 8  7.1 34,800 3.00 5.50 70.67
B PC Bar : 12  7.1 52,200 3.70 6.96 67.40
C PC Bar : 10  9.0 69,600 4.30 8.52 64.36

350 65 582 A1 PC Bar : 8  7.1 34,800 4.00 6.92 93.42


A3 PC Bar : 10  7.1 43,500 4.40 8.17 91.68
B PC Bar : 14  7.1 60,900 5.20 10.03 88.48
C PC Bar : 12  9.0 83,520 6.10 11.93 84.93
400 75 766 A2 PC Bar : 10  7.1 43,500 5.90 
9.97 123.01
A3 PC Bar : 12  7.1 52,200 6.50 11.47 121.06
B PC Bar : 20  7.1 87,000 8.60 15.66 113.73
C PC Bar : 16  9.0 111,360 9.90 18.17 109.03
450 80 930 A1 PC Bar : 10  7.1 43,500 7.60 11.73 151.58
A2 PC Bar : 14  7.1 60,900 8.80 15.43 147.71
A3 PC Bar : 18  7.1 78,300 10.00 18.40 144.01
B PC Bar : 22  7.1 95,700 11.10 20.71 140.49
C PC Bar : 20  9.0 139,200 14.10 25.56 131.65
500 90 1159 A1 PC Bar : 14  7.1 60,900 11.10 17.97 187.19
A2 PC Bar : 18  7.1 78,300 12.50 21.94 183.24
A3 PC Bar : 24  7.1 104,400 14.50 26.72 177.53
B PC Bar : 18  9.0 125,280 16.20 25.56 172.97
C PC Bar : 24  9.0 167,040 19.30 34.08 164.68
600 100 1571 A1 PC Bar : 18  7.1 78,300 18.10 28.43 254.39
A2 PC Bar : 20  7.1 87,000 19.00 31.06 252.35
A3 PC Bar : 18  9.0 125,280 22.80 30.67 243.68
B PC Bar : 24  9.0 167,040 26.80 40.89 234.72
C PC Bar : 22  10.7 215,325 31.30 52.71 224.99

Tabel.6 Spesifikasi Produk Tiang Pancang Bulat (PC WIRE)


Dia Tebal Luas Kelas Jumlah Momen Lentur Aksial
Tension
Tiang Beton Tul Prestressed Crack Ultimate Ijin
(mm) (mm) (cm2) PC WIRE (Tm) (Tm) Ton Ton
300 60 452 A2 PC Wire : 67 2.5 3.75 72.60 23.11
A3 PC Wire : 87 3.0 4.50 70.75 29.86
B PC Wire : 12  7 3.5 6.30 67.50 41.96
C PC Wire : 10  9 4.0 8.00 65.40 49.66
350 65 582 A1 PC Wire : 87 3.5 5.25 93.10 30.74
A3 PC Wire : 10  7 4.2 6.30 89.50 37.50
B PC Wire : 14  7 5.0 9.00 86.40 49.93
C PC Wire : 12  9 6.0 12.00 85.00 60.87
400 75 766 A2 PC Wire : 10  7 5.5 8.25 121.10 38.62
A3 PC Wire : 12  7 6.5 9.75 117.60 45.51
B PC Wire : 20  7 7.5 13.50 114.40 70.27
C PC Wire : 16  9 9.0 18.00 111.50 80.94
450 80 930 A1 PC Wire : 10  7 7.5 11.25 149.50 39.28
A2 PC Wire : 14  7 8.5 12.75 145.80 53.39

139
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

A3 PC Wire : 18  7 10.0 15.00 143.80 66.57


B PC Wire : 22  7 11.0 19.80 139.10 78.84
C PC Wire : 20  9 12.5 25.00 134.90 10.45
500 90 1159 A1 PC Wire : 14  7 10.5 15.75 185.30 54.56
A2 PC Wire : 18  7 12.5 18.75 181.70 68.49
A3 PC Wire : 24  7 14.0 21.00 178.20 88.00
B PC Wire : 26  7 15.0 27.00 174.90 94.13
C PC Wire : 24  9 17.0 34.00 169.00 122.04
600 100 1571 A1 PC Wire : 18  7 17.0 25.60 252.70 70.52
A2 PC Wire : 20  7 19.0 28.50 249.00 77.68
A3 PC Wire : 28  7 22.0 33.00 243.20 104.94
B PC Wire : 24  9 25.0 45.00 238.30 131.10
C PC Wire : 32  9 29.0 58.00 229.50 163.67

Tabel.7 Ketentuan Kekhususan Produk Tiang Pancang


NO Kode Kekhususan
1 K1.1 Sepatu Mamira
2 K1.2 Sepatu Baja Type I
3 K1.3 Sepatu Baja Type II
4 K1.4 Sepatu Baja Type III
5 K2 Tambahan besi parsial
6 K3.2 Semen khusus type II
7 K3.5 Semen khusus type V
8 K4 Jumlah PC Wire tidak standar
9 K5 Panjang tidak kelipatan 1m
10 K6 Tebal beton khusus
11 K7 Komposisi khusus
12 K8 Penggunaan spiral tidak standar
13 K9 kekhususan lebih dari satu
14 K10 kekhususan lain
Tabel 8. Spesifikasi tiang pancang segitiga

140
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Tabel 9. Spesifikasi tiang pancang kotak berongga

Tabel 10. Spesifikasi Tiang Pancang Kotak Masif

141
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Tabel 10. Berat Produk Bantalan Jalan Rel

Tabel 11. Berat Produk Balok Jembatan

Tinggi (cm) Satuan Berat (Kg)


90 M 643 L + 530
12 M 793 L + 850
160 M 1193 L + 2560
170 M 1710 L + 4260
210 M 1910 L + 5980
230 M 2093 L + 6560

KLASIFIKASI BALOK JEMBATAN BM 100


BEAM SPACING (cm)
PCI GIRDER - BM 100
Span A - Klas Mutu Beton K - 800 A - Klas Mutu Beton K - 500
(m) 90 125 160 210 90 125 160 170 210
16 230 185 230
17 230 185 230
18 230 185 230
19 230 185 230
20 230 140 230
21 230 140 185 230
22 230 185 230
23 185 230 185 230
24 185 230 140 230
25 140 230 140 230
26 140 230 140 230
27 140 230 140 230
28 140 230 230

142
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

KLASIFIKASI BALOK JEMBATAN BM 100


BEAM SPACING (cm)
PCI GIRDER - BM 100
Span A - Klas Mutu Beton K - 800 A - Klas Mutu Beton K - 500
(m) 90 125 160 210 90 125 160 170 210
29 185 230 230
30 185 230 185 230
31 185 230 185 230
32 140 230 140 230
33 140 230 140 185 230
34 140 230 140 185 230
35 140 230 140 185 230
36 230 185 230
37 185 140 230
38 185 140 230
39 185 140 230
40 185 140 230
41 140 230 140 185
42 140 230 185
43 140 230 185
44 140 230 140
45 230 140
46 185 140
47 185 140
48 185
49 140
50 140
51 140
52 140

143
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Tabel 12. Spesifikasi Produk Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP)

Tabel 13. Spesifikasi Produk Flat Sheet Pile

144
HAND BOOK PELAKSANAAN Februari 26 , 2018

Tabel 14. Berat Produk Pipa

Tabel 15. Berat Produk Pipa Prestress

145

Anda mungkin juga menyukai