Anda di halaman 1dari 64

Penyusun :

Hizkia Setya Simangunsong


(Keilmuan dan Keprofesian HIMITA)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Modul “Pengolahan Peta dengan Data Drone” oleh HIMITA dapat
terselesaikan dengan baik.
Terimakasih kepada disampaikan kepada semua pihak yang membantu dalam
penyelesaian modul ini. Modul ini dibuat sebagai dasar untuk membantu dan mempermudah
pembaca dalam memahami proses pembuatan peta dengan data drone. Saran dan kritik guna
perbaikan modul ini ke depan sangat diharapkan. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pengguna dan pembaca.

Yogyakarta,

September 2020

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... iii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iv
BAB I FastStone Photo Resizer ................................................................................................ 1
BAB II Agisoft Metashape ........................................................................................................ 5
BAB III PCI Geomatica .............................................................................................................. 16
BAB IV ArcGIS ........................................................................................................................... 20
A. Peta Foto Udara .......................................................................................................... 20
B. Peta Kontur .................................................................................................................. 40
C. Peta Kelas Lereng ........................................................................................................ 42
D. Peta Tutupan Lahan .................................................................................................... 49

iv
BAB I
FastStone Photo Resizer

FastStone Photo Resizer merupakan software untuk konversi gambar namun tidak mengurangi
kualitas. Konversi gambar dapat secara terukur sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.
Berikut langkah-langkahnya :
1. Buka FastStone Photo Resizer

2. Cari folder lokasi penyimpanan hasil gambar akuisisi data

1
3. Jika file sudah ketemu, klik Add all untuk input gambar yang ingin di resizer.

4. Atur Output Format yaitu JPEG, dan Output Folder pilih folder yang telah disiapkan tadi
untuk hasil Resizer, kemudian klik pada Browse.

2
5. Centang pada kolom Use Advenced Option agar muncul tampilan Advenced Options.

6. Klik Pada Advanced Option, akan muncul tampilan toolbox seperti pada gambar
dibawah ini.

7. Klik pada pilihan Resizer dan Contreng pada kolom Resizer, kemudian pilih In
percentage. Untuk pilihan jumlah persentase sesuai kebutuhan. Pada kolom filter
biarkan Default. Lalu klik OK. Disarankan untuk Ram 1-4 menggunakan resize dibawah
25%, Ram 4-8 menggunakan resize 25%, Ram 8-16 menggunakan resize 50%, dan Ram
16 keatas tidak perlu di resize.

3
8. Klik Convert untuk memulai resize foto.

9. Jika sudah selesai, tampilan akan seperti ini. Kemudian klik done.

4
BAB II
Agisoft Metashape

Agisoft Metashape adalah produk perangkat lunak yang berdiri sendiri yang
melakukan pemrosesan fotogrametrik gambar digital dan menghasilkan data spasial 3D
untuk digunakan dalam aplikasi GIS, dokumentasi warisan budaya, dan produksi efek
visual serta untuk pengukuran tidak langsung objek dari berbagai skala.

1. Buka Software Agisoft PhotoScane Professional. Kemudian pada Workspace


(lembar kerja), klik kanan pada Chunk 1.

2. Pilih Add -> Add Photos.

5
3. Cari folder penyimpanan hasil resize photo, kemudian masukkan semua hasil foto
tersebut dengan cara CTRL+A, kemudian klik Open.

4. Seluruh tahapan kerja selanjutnya berada pada Workflow. Klik Workflow -> Align
Photos.

6
5. Pilih Accuracy Medium -> klik OK

Hasil align photos :

7
6. Klik Workflow -> Build Dense Cloud

7. Pilih Quality yaitu Medium kemudian klik OK.

Hasil Build Dense Cloud seperti ini :

8
8. Klik Workflow -> Build Mesh

9. Quality dan Face count pilih Medium, kemudian klik OK.

Hasil Build Mesh seperti ini:

9
10. Klik Workflow -> Build Texture

11. Settingan pada bagian general yaitu Mapping mode, blending mode dan texture
size/count biarkan default, kemudian klik OK

Untuk menampilkan hasil klik sesuai anak panah pada gambar dibawah ini. Hasil
Build Texture akan seperti ini

10
12. Sebelum melanjutkan tahapan kerja selanjutnya, lakukan penyimpanan file project
ini dengan cara klik file-> save as

Kemudian pilih direktori penyimpanan dan beri nama file tersebut, lalu klik save.

13. Klik Workflow -> Build DEM

11
14. Pada settingan Projection ubah Type menjadi Geographic, kemudian pilih WGS 84,
Source data yaitu Dense cloud, Interpolation yaitu Enabled (default) kemudian klik
OK.

Hasil dari Build DEM seperti ini :

15. Klik Workflow -> Build Orthomosaic.

12
16. Settingan biarkan default, yaitu pada Projection, Type gunakan Geographic, dan
pada Parameter, Surface gunakan DEM, Blending mode pilih Mosaic (default),
ceklis Enable hole filling. Kemudian klik OK.

Hasil Build Orthomosaic seperti ini :

17. Simpan hasil Orthomosaic. Pada workspace (chunk 1) Klik kanan Orthomosaic->
Export Orthomosaic -> Export JPEG/TIFF/PNG…

13
Kemudian settingan biarkan default semua -> klik Export.

Pilih lokasi direktori penyimpanan kemudian beri file name, save as Type
TIFF/GeoTIFF(*.tiff) lalu klik Save.

18. Simpan hasil DEM. Pada workspace (chunk 1) Klik kanan DEM-> Export DEM ->
Export JPEG/BIL/XYZ…

14
Kemudian settingan biarkan default semua -> klik Export

Pilih lokasi direktori penyimpanan kemudian beri file name, save as Type
TIFF/GeoTIFF(*.tiff) lalu klik Save.

15
BAB III
PCI Geomatica
PCI Geomatica adalah paket perangkat lunak desktop penginderaan jauh untuk
memproses data pengamatan bumi, yang dirancang oleh PCI Geomatics. Dalam software
ini kita gunakan untuk filtering DSM to DTM. Berikut langkah-langkahnya :
1. Buka software PCI Geomatica. Tampilan awalnya seperti gambar di bawah ini. Kemudian
klik Open file.

2. Masukkan data DEM yang telah dibuat di Agisoft Metashape, kemudian klik open.

16
3. Klik kanan layer DEM -> Save As…

4. Klik browse untuk mengubah lokasi penyimpanan dan beri nama DSM_EDIT, kemudian
klik Save.

5. Klik Layer -> DEM Editing.

17
6. Klik Create Polygon layer -> New Polygon.

7. Mulai mendigitasi.

8. Pada operation ubah menjadi Terrain filter (flat) -> Klik Apply sebanyak 2 kali -> Close.

18
9. Klik kanan layer DSM_EDIT -> Save As

Kemudian ubah lokasi penyimpanan dan beri nama “DTM” dengan cara klik Browse,
kemudian ubah format menjadi TIFF 6.0 (tif) -> Klik Save.

Proses pembuatan DTM sudah selesai.

19
BAB IV
ArcGIS
ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat lunak
sistem informasi geografis yang diproduksi oleh Esri. Software ArcGIS akan kita gunakan
untuk analisis spasial dan pembuatan layout. Berikut tahapanya:
A. Peta Foto Udara
1. Buka ArcMap. Tampilan awal akan seperti ini:

Kemudian klik cancel.


2. Berikan sistem koordinat pada lembar kerja dengan cara klik kanan layer ->
Properties

20
Kemudian pilih Coordinate System -> Projected -> UTM -> WGS 1984 -> Southern
Hemisphere -> WGS 1984 UTM Zone 49S (Sesuai zona daerah yang dipetakan) -> OK

3. Tambahkan data ke layer. Klik kanan layer -> Add data

Kemudian koneksikan folder dengan ArcGIS dengan cara klik connect to folder

21
Kemudian pilih direktori penyimpanan-> klik OK.

Setelah itu tambahkan data Orthomosaic yang telah kita buat sebelumya. Klik file
Orhomosaic ->Add.

4. Buat boundary pada Orthomosaic dengan cara klik Polygon.

22
Kemudian digitasi dengan cara klik kiri dan mengakhiri digitasi dengan 2 kali klik kiri.

5. Buat boundary menjadi shp dengan cara klik Drawing -> Convert Graphic To
Features..

Kemudian beri centang pada “Automatically delete graphic after conversion” dan
ubah nama dengan cara klik ikon folder, jika sudah klik OK.

23
Setelah itu akan muncul toolbox seperti dibawah ini dan klik Yes.

6. Lakukan pemotongan dengan cara klik search -> Extract by Mask (Spatial Analyt)
(Tool).

Kemudian jika sudah muncul toolbox masukkan input raster file orthomosaic dan
input raster or feature mask data adalah shp yang sebelumnya telah kita buat -> klik
OK.

24
7. Buat titik pal batas dengan membuat titik di semua sudut wilayah yang dipetakan
dengan cara pilh marker.

Kemudian klik kiri pada sudut wilayah yang telah ditentukan.

Buat titik tersebut menjadi shp dan masuk ke layer agar dapat diketahui koordinat
nantinya dengan cara klik Drawing-> Convert Graphics To Features.

25
Kemudian beri centang pada “Automatically delete graphics after conversion” dan
klik ikon folder untuk mengubah nama dan lokasi penyimpanan, lalu klik OK.

8. Buat koordinat di setiap titik yang telah dibuat dengan cara klik kanan pal batas yang
telah kita buat shp pada layer -> Open Attribute Table.

Jika Table sudah muncul klik table option (pojok kiri atas) -> Add Field.

26
Beri nama X dan Type ubah menjadi Double -> klik OK.

Buat add field lagi dengan cara yang sama kemudian beri nama Y dan Type ubah
menjadi Double.

Lakukan secara bertahap pada Table X dan Y dengan klik kanan -> Calculate
Geometry.

27
Pada table X ubah Property menjadi X Coordinate of Point, sedangkan table Y pada
Property menjadi Y Coordinate of Point. Unit pilih Decimal Degrees. Lalu klik OK.

Lakukan tahapan ini pada semua titik yang telah dibuat.


9. Gabung shp titik pada layer agar menjadi satu dengan cara buka Search -> Merge
(Data Management) (Tool)

Kemudian pada Input Dataset masukkan semua shp titik yang telah dibuat (pada
gambar dibawah hanya contoh saja sehingga titik yang dimasukkan hanya 3),
kemudian ubah Output Dataset ke folder penyimpanan yang kita tentukan. Lalu klik
OK.

28
10. Export data Pal Batas dengan cara klik kanan layer pal batas yang baru saja dibuat -
> Data -> Export Data.

Setelah muncul toolbox seperti dibawah ini ubah nama dan ubah lokasi
penyimpanan dengan cara klik ikon folder kemudian klik OK.

Kemudian buka software excel -> masukkan pal batas yang telah kita export (format
dbf) -> buat tabel di excel -> simpan (lanjut pada tahapan layouting)

29
11. Beri nama (teks) pada semua pal batas, dengan cara klik teks.

12. Digitasi batas area yang dipetakan, dengan cara pilih polygon kemudian buat
boundary di area yang dipetakan.

Kemudian buat menjadi shp dengan cara klik Drawing -> Convert Graphics To
Features

30
Kemudian beri centang pada “Automatically delete graphics after conversion” dan
klik ikon folder untuk mengubah nama dan lokasi penyimpanan, lalu klik OK.

Kemudian untuk merubah tampilan area tersebut klik symbol selector kemudian
ubah sesuai keinginan -> klik OK.

13. Hitung luas area yang dipetakan tersebut, dengan cara klik kanan layer
Area_Wedomartani_AR -> Open Atribut Table -> Table Option -> Add Field -> Beri
nama ‘luas’ dan ubah Type menjadi Double -> klik kanan table ‘luas’ yang baru saja
dibuat -> Calculate Geometry -> pada property ubah menjadi Area, dan Unit
menjadi Hectares [ha] -> klik OK.

14. Kemudian dengan cara yang sama dengan langkah 12-13, digitasi semua
bangunan,petak lahan, dll yang terlihat dan hitung luasan. Kemudian beri nama

31
(teks) di atasnya.

15. Buat layout peta, dengan cara klik File -> Page and Print Setup

Ubah size menjadi A3, dan pilih Orientation antara potrait atau landscape -> klik OK.

32
16. Ubah menjadi Layout View.

17. Mengubah skala sesuai kebutuhan/ format (gambar dibawah hanyalah contoh)
kemudian menyesuaikan tata letak peta utama dalam lembaran layout.

18. Membuat grid pada peta utama dengan cara klik kanan -> properties

33
Kemudian pilih Grid -> New Grid

Kemudian jika telah muncul Grid and Graticules Wizard pilih Graticule, lalu klik Next.

Kemudian pada Appearance pilih Graticule and labels, pada Interval ubah seperti
gambar di bawah ini.

Pada tahapan selanjutnya klik next hingga selesai

34
Kemudian pilih properties, pilh Labels untuk merubah Format, font type, size dan
warna nya, juga posisi koordinat pada grid. Jika telah selesai klik Ok -> OK.

19. Buat space kotak untuk judul dengan cara klik rectangle kemudian buat di atas peta
utama

20. Ketik judul peta dengan cara buat teks kemudian atur posisi, font, dll sesuai
keinginan.

35
21. Tambahkan logo dengan cara klik insert -> picture

22. Buat legenda dengan cara klik insert -> legend -> setting sesuai kebutuhan kemudian
next hingga selesai -> Finish

Jika legenda sudah muncul di layout kemudian klik kanan -> Convert To Graphics

36
Kemudian klik kanan lagi -> ungroup -> blok semua legenda -> ungroup

23. Buat skala bar dengan cara klik insert -> skala bar -> Setting sesuai
kebutuhan/format -> klik OK. Sedangkan untuk skala teks menggunakan penulisan
manual (text) dengan mencocokkan skala di map scale.

24. Buat arah mata angin dengan cara klik insert -> North Arrow -> Setting sesuai
kebutuhan/format -> klik OK

37
25. Tambahkan informasi sistem koordinat dengan cara klik insert -> Dynamic Text ->
Coordinate System

Jika sudah muncul klik kanan -> Convert To Graphics -> klik 2 kali -> ubah sesuai
kebutuhan/ format -> klik OK.

26. Tambahkan metadata dengan cara tambahkan teks -> isi sesuai format

38
27. Buat inset peta dengan cara klik Insert -> Data Frame

Pada New Data yang telah muncul klik kanan lalu Add Data -> Masukkan file Inset
yang telah disiapkan -> Add

Kemudian atur grid pada inset dengan cara yang sama dengan peta utama, yaitu klik
kanan inset -> properties -> grids -> new grid -> settingan sama dengan peta utama,
hanya berbeda pada interval (seperti gambar di bawah) -> Klik next hingga selesai -
> finish -> Properties (untuk setting font, dll) -> Klik OK.

39
Tambahkan Area of interest (AOI) yaitu lokasi yang dipetakan pada inset dengan
cara men-drag ke New Data Frame -> kemudian atur zoom inset agar lebih presisi

28. Masukkan titik koordinat dari excel dengan cara copy kemudian paste kan ke ArcGIS

B. Peta Kontur
1. Buka software ArcGIS, kemudian pilih Recent -> Peta Foto Udara_Wedomartani ->
Open

40
2. Klik kanan pada layer -> Add data.

Pilih data DTM.tif -> Add

3. Konversi dengan cara buka search -> ketik contour -> pilih Contour (Spatial Analyst)
(Tool). Masukkan input raster Data DTM, dan contour interval 1 -> klik OK.

41
4. Munculkan label dengan cara klik kanan layer contour yang baru saja dibuat ->
properties -> Labels -> edit sesuai kebutuhan -> Klik OK.

5. Ubah layouting sesuai format Peta kontur seperti judul, legenda, dll.
C. Peta Kelas Lereng
1. Menambahkan data dengan cara Klik kanan layer -> Add Data -> Data DTM -> Add

42
2. Buat SHP untuk memotong/ merapikan data DTM tersebut, dengan cara klik
Polygon

Kemudian mulai mendigitasi

Ubah menjadi SHP dengan cara klik Drawing -> Convert Graphics To Features

43
Kemudian beri centang pada “Automatically delete graphics after conversion” dan
klik ikon folder untuk mengubah nama dan lokasi penyimpanan, lalu klik OK.

3. Lakukan Extract by mask (seperti tahapan di peta foto udara), dengan mencari fitur
tersebut di search.

4. Mengubah sistem koordinat, dengan cara buka search -> ketik Project Raster -> Pilih
Project Raster (Data Management) (Tool)

44
5. Buat Slope, dengan cara buka search -> ketik Slope -> pilih Slope (3D Analyst) (Tool)
Project Raster

6. Lakukan klasifikasi pada slope, dengan cara buka search -> ketik reclassify -> pilih
reclassify (3D Analyst) (Tool) -> masukkan input raster yaitu hasil slope, reclass field
yaitu Value -> buka Classify

Kemudian jika toolbox classification sudah terbuka, ubah Classes menjadi 5, pada
Method ubah manual -> klik lambang persentase -> ubah urutan angka klasifikasi
secara berurutan dari atas yaitu 5, 15, 25, 25, dan 100 -> klik OK -> jika sudah muncul
toolbox reclassify lagi kemudian klik OK

45
7. Ubah Slope menjadi Polygon, dengan cara buka search -> ketik Raster To Polygon -
> Pilih Raster To Polygon (Conversion) (Tool).

8. Lakukan Add fiel pada Attribute Table seperti peta-peta sebelumnya, dengan cara
Klik kanan layer hasil tahapan ke-7 -> Open Attribute Table -> Table Option -> Add
Field -> Beri nama keterangan dan type text -> klik OK.

46
9. Klik editor -> Start Editing

Gridcode Kemiringan Keterangan


1 0-8% Datar
2 8-15% Landai
3 15-25% Agak Curam
4 25-45% Curam
5 >45% Sangat Curam
Tabel acuan kelerengan
Kemudian klik kiri table kemiringan -> select by attribute -> ketik sesuaikan dengan
tabel acuan kelerengan diatas dengan, contoh: “gridcode”=1 -> klik apply

Kemudian klik kanan table kemiringan -> Field Calculator -> Ketik sesuai kemiringan
di tabel diatas yaitu “0-8%” -> OK -> klik kanan table keterangan -> isikan keterangan
sesuai tabel kelerengan diatas yaitu “Datar” -> Klik OK

47
Lakukan tahapan ini hingga gridcode ke-5
10. Atur symbology dengan cara klik kanan layer -> properties -> Symbology -> Pada
Categories pilih Unique Values -> pada value field pilih keterangan -> Add All Values
-> Kemudian urutkan klasifikasi seperti gambar dibawah ini -> ubah color ramp ->
masuk ke bagian display -> ubah transparent -> OK.

11. Klik kanan layer -> Properties -> Coordinate System -> WGS 1984 UTM Zone 49S.

12. Kemudian hitung luas pada layer reclass yang sudah ter klasifikasi, dengan cara
seperti hitung luas pada peta foto udara.
13. Pada layer tambahkan data orthomosaic dengan cara yang sama seperti tahapan
pertama di peta foto udara, yaitu klik kanan layer -> add data ->
Orthomozaic_Wedomartani-> Add
14. Tambahkan data polygon area wedomartani yang telah dibuat pada peta foto udara,
klik kanan layer -> add data -> Area_Wedomartani_AR -> Add. Kemudian atur
symbology menjadi hollow.
48
15. Lakukan layouting seperti tahapan peta foto udara.
D. Peta Tutupan Lahan
1. Buka software Arcgis. Tambahkan Data Orthomosaic dengan cara klik kanan layer -
> Add Data.

Pilih data Orthomozaic_Wedomartani.tif -> Add.

2. Buat shp dengan cara klik catalog -> klik kanan folder penyimpanan ->

49
Kemudian dapat memberi nama, pada feature type ubah menjadi Polygon, klik
Edit untuk merubah proyeksi koordinat menggunakan WGS_1984_UTM_Zone_49S
-> klik OK.

3. Klik kanan layer shp yang baru dibuat -> Open Attribute Table -> Table Option ->
Add Field -> Beri nama menjadi Tutupan Lahan dan Type yaitu Text -> klik OK.

4. Klik kanan layer shp yang yang baru dibuat sekali lagi -> Edit Features -> Start
Editing.

50
5. Klik Editor -> Editing Windows -> Create Features

6. Klik new shapefile -> mulai mendigitasi batas area yang akan digunakan (sama
seperti pembuatan shp area wedomartani)

7. Klik Select -> klik AOI yaitu batas area yang baru saja kita buat -> Cut Polygons Tool

51
8. Digitasi tutupan lahan yang satu jenis, contoh bangunan yang ada pada batas area
tersebut.

9. Beri attribute hasil digitasi dengan cara blok tabel hasil digitasi yang satu jenis
(contoh bangunan) -> Klik kanan Table Tutupan lahan -> Field Calculator.

Kemudian jika toolbox Field Calculator sudah muncul ketik “Bangunan”

52
10. Lakukan tahapan 8-9 pada tutupan lahan yang lain.
11. Buat symbology dengan cara klik kanan layer yang telah didigitasi -> Properties.

Pilih Symbology -> Categories Unique Values -> Value Field yaitu Tutupan_Lahan ->
Add All Values -> Ubah Color Ramp.

Kemudian Klik Display -> Beri persentase transparent (sesuai keinginan) -> klik OK

53
12. Kemudian lanjutkan dengan tahapan uji topologi dengan cara buka catalog -> klik
kanan folder penyimpanan -> New -> File Geodatabase.

13. Beri nama Topologi.

14. Klik kanan Geodatabase Topologi yang baru saja dibuat -> New -> Feature Dataset

54
15. Beri nama Uji_Topologi -> klik Next -> kemudian ubah koordinat sistem menjadi
WGS 1984 UTM Zone 49S -> Klik Next -> klik Next lagi -> kemudian klik finish

16. Buka search -> ketik Feature Class to Feature Class-> Pilih Feature Class to Feature
Class (Conversion) (Tool) -> Input features masukkan data layer shp yang telah
didigitasi, Output Location yaitu Uji_Topologi (Feature Dataset yang telah dibuat),
dan beri nama Output menjadi UJI_TOPOLOGI -> Klik OK.

55
17. Buka Catalog -> Klik kanan Uji_Topologi -> New -> Topology.

Setelah muncul toolbox pilih next -> Dapat merubah nama, lalu klik next ->

Beri Centang pada UJi_TOPOLOGI kemudian klik Next -> klik Next lagi ->

Klik Add Rule -> pada Features of feature data yaitu UJI_TOPOLOGI dan Rule ubah
menjadi Must Not Overlap -> Klik OK

56
Kemudian add rule lagi -> ubah rule menjadi Must Not Have Gaps -> Klik OK ->

Kemudian klik Next -> Klik Finish

Klik Yes

18. Topologi yang telah dibuat kemudian drag ke layer.

57
19. Untuk melihat eror yang ada klik Editor -> Start Editing

Kemudian klik Error Inspector

Kemudian pada show ubah menjadi UJI_TOPOLOGI - Must Not Overlap -> Search
Now -> Jika tidak ada berarti tidak ada Overlap.

58
Kemudian pada show ubah menjadi UJI_TOPOLOGI - Must Not Have Gaps ->
Search Now -> Pada gambar dibawah menunjukkan terdapat 2 eror.

20. Untuk memperbaiki gaps klik kanan pada eror yang terbaca -> Zoom To

Klik Fix Topology Error Tool -> klik kanan area yang eror -> Create Feature.

59
21. Untuk melihat rangkuman hasil uji topology klik layer Uji topology -> Properties -> Errors
-> Generate Summary

22. Kemudian untuk proses layouting sama dengan proses pada peta-peta sebelumnya.

60

Anda mungkin juga menyukai