Anda di halaman 1dari 34

MODUL DASAR PENGOLAHAN

BAHASAN
DATA PEMETAAN
MENGGUNAKAN WAHANA
TANPA AWAK

Log Data Penerbangan Geotaging

Mosaicking

Digital elevation model

model

SAMPAN KALIMANTAN AND THE ASIA FOUNDATION 2015

3D

PENYUSUN
Erlangga Rizky Ananta
Ridwan
2015

SETAPAK
SAMPAN KALIMANTAN 2015
SUPPORTED BY THE ASIA FOUNDATION

Rekaman data penerbangan (Log)


Tlog (telemetry log) dan log autopilot
Dua sumber data ini yang dapat kita gunakan untuk melakukan geotagging foto. Setiap kali
kita melakukan penerbangan.

Tlog dan Autopilot Log


GCS akan merekam data penerbangan melalui telemetry sejak pertama kali telemetry
dikoneksikan ke WTA dalam bentuk Tlog. log ini berisi berbagai informasi mengenai
informasi dan kondisi WTA. TLog akan tersimpan secara otomatis ke perangkat yang kita
gunakan sebagai GCS. Autopilot sendiri juga akan secara otomatis menyimpan lohg
penerbangan ke memorinya yang kapasitasnya terbatas, file tersebut tersimpan dengan
ekstensi .Bin.

GEOTAGGING FOTO WTA


Geotagging adalah proses dimana dilakukan sinkronisasi data dari foto dengan informasi
posisi yang terekam oleh log penerbangan baik melalui Tlog(Log telemetry) maupun Log
dari autopilot, sehingga foto-foto tersebut memiliki informasi posisi. Sinkronisasi antara log
penerbangan dengan foto yang diambil oleh kamera di WTA dilakukan dengan pendekatan
waktu.

Langkah Geotagging foto :


1. Buka Mission Planer

2. kemudian tekan CTRL + F

3. Pilih Geo Ref Image lalu pilih di Browse Log pilih folder log penerbangan WTA

4. Pilih browse picture dari folder penyimpanan gambar yang sesuai dengan log
penerbangan WTA

5. Pilih Time off sheet


6. Klik Pre-Procces Mission planner akan melakukan perhitungan untuk sinkronisasi foto
dengan log penerbangan menggunakan pendekatan waktu. Jika sebagian foto tidak
tersinkronisasi dengan log penerbangan, lakukan estimasi offset untuk menentukan
selisih waktu antara kamera dan waktu di log penerbangan WTA.

7. klik Geo-Tag image tunggu proses hingga tulissan Done / Finish setelah itu Close
kemudian buka folder poto geotagging, akan timbul folder geotagging secara otomatis
di folder foto yang digeotagging.

Mosaicking
Microsoft ICE
Image Composite Editor (ICE) is an advanced panoramic image stitcher created by the
Microsoft Research Computational Photography Group. Given a set of overlapping
photographs of a scene shot from a single camera location, the app creates a highresolution panorama that seamlessly combines the original images. ICE can also create a
panorama from a panning video, including stop-motion action overlaid on the background.
Finished panoramas can be shared with friends and viewed in 3D by uploading them to the
Photosynth web site. Panoramas can also be saved in a wide variety of image formats,
including JPEG, TIFF, and Photoshops PSD/PSB format, as well as the multiresolution tiled
format used by HD View and Deep Zoom (http://research.microsoft.com/enus/um/redmond/projects/ice/)
Microsoft ICE adalah software opensource yang dikembangkan oleh Microsoft Research
Computational Photography Group

Langkah Mosaicking dengan Microsot ICE


1. Buka Microsoft ICE

2. Pilih New Panorama


3. Pilih foto-foto yang akan kita olah untuk digabungkan (Stiching)

4. Seleksi foto
Lakukan seleksi foto dengan menseleksi foto-foto yang tidak blur dan foto yang tidak
pada posisi pesawat sedang melakukan manuver sehingga foto diambil dengan sudut
yang relatif tidak tegak lurus menghadap permukaan tanah.

5. Stich foto
Proses stiching adalah proses dimana dilakukan proses penyusunan foto-foto yang
diinput menjadi sebuah hamparan gambar utuh dari foto-foto tersebut.

6. Crop Foto
Proses cropping dilakukan untuk menseleksi dengan cara memotong bagian yang tidak
diperlukan untuk menhasilkan sebuah Mosaick foto yang lebih rapi.

7. Export Foto
Setelah melakukan proses stiching dan cropping, hasil data yang telah berupa mosaick
foto dapat diexport kedalam berbagai jenis ekstensi file. Diantaranya .tif, .png, dan
.jpeg.

Agisoft Photoscan (Premium Software)


Agisoft PhotoScan is a stand-alone software product that performs photogrammetric
processing of digital images and generates 3D spatial data (http://www.agisoft.com).
Mosaicking dengan Agisoft photoscan
Langkah Processing data dengan Agisoft Photoscan :
1. Buka Agisoft Photoscan

2. Pada halaman kerja (workspace) pilih Add Chunk untuk membat kolom kerja.

3. Klik kanan pada chunk yang telah dibuat dan pilih Add Photos untuk menambahakan
foto-foto yang akan diolah.

4. Setelah foto terinput ke Photoscan lakukan proses seleksi foto dengan pendekatan
posisi dan ketinggian pengambilan gambar.

5. Pilih Rectangle Selection lalu di Blok pilih area yang akan di seleksi klik Remove Camera
untuk menghapus foto-foto dari area yang telah terseleksi .

Seleksi data yang akan diolah dengan menghapus overshoot, gambar blur, dan foto
yang relatif tidak flat/Tegak lurus
6. Menentukan Sistem Kordinat
Alihkan tab workspace ke tab Groundcontrol, pilih icon setting dan tentukan koordinat
yang akan digunakan. Settingan default dapat digunakan option camera accuracy.

7. Import Log Location


log location dapat dimanfaatkan pada tahap pairing pre-selection untuk mempercepat
proses penyusunan foto. Pilih icon import pada tab groundcontrol untuk mengimport
file log location dari hasil proses geotagging yang telah dilakukan. file ini tersimpan
dengan ekstensi .csv.

Pilih option spasi (space) sebagai delimiter antar kolom data dari file location yang
telah diimport. Gunakan settingan default untk urutan kolom-kolom data. Kemudian
pilih ok

a. Alignment (Penyusunan foto)

Kembali ke tab Workspace, Klik kanan pada Chunk, arahkan ke process dan pilih
align photos

Set Ground Control pada pair preselection untukmenggunakan log location


sebagai parameter alignment.
Pilih ok untuk melanjutkan ke proses alignment photos.

b. Selection
Setelah proses Alignment selesai gunakan tools rectangle selection untuk menseleksi
hamparan gambar yang telah terbentuk dari proses alignment.

c. Membuat Marker / GCP (ground Control Point)

Marker/GCP berfungsi sebagai titik ikat pada proses georeferencing dan untuk
mengoptimalkan proses alignment dan georeferencing yang dilakukan oleh
Photoscan. Gunakan setidaknya 5-9 Markers sebagai GCP

Interpret GCP
Letakkan beberapa marker/GCP sebagai titik ikat yang akan mengoptimalkan
proses Mosaicking data
Pada tab Groundcontrol, klik kanan pada tab marker dan pilih add marker
Letakkan beberapa marker pada GCP yang telah dibuat ke objek statis yang
mudah dikenali (atau menggunakan Model GCP dengan GPS Geodetik)
Photoscan akan secara otomatis melakukan estimasi lokasi marker tersebut di
foto-foto lainnya.
Input Koordinat pada masing-masing GCP

Lakukan penyesuaian posisi marker pada foto-foto lain dimana terdapat marker
yang telah dibuat dengan cara memindahkan marker tersebut ke lokasi yang
sesuai.

Koreksi posisi marker pada foto lainnya, sehingga pada posisi yang sesuai dengan
foto lainnya

Setelah memberikan beberapa marker, lakukan proses Optimize Alignment


dengan memilih icon optimize alignment pada tab Groundcontrol bagian atas.
Centang seluruh option dimensi optimalization, dan pilih ok untuk melanjutkan
proses optimalisasi penyusunan foto berdasarkan marker/GCP yang telah kita
tambahkan.

d. Build Dense Cloud


PhotoScan allows to generate and visualise a dense point cloud model. Based on the
estimated camera positions the program calculates depth information for each camera to be
combined into a single dense point cloud. PhotoScan tends to produce extra dense point
clouds, which are of almost the same density, if not denser, as LIDAR point clouds. A dense
point cloud can be edited and classified within PhotoScan environment or exported to an
external tool for further analysis. (http://fieldofviewllc.com/wp-content/uploads/bsk-pdfmanager/27_AGISOFT%20PHOTOSCAN%20PRO%20USER%20GUIDE.PDF)

Pada tab Workspace, klik kanan pada chunk, arahkan pada process dan pilih Build
dense Cloud

Setelah proses selesai, klik pada dense cloud view untuk melihat hasil

e. Build Mesh
New when the dense point cloud has been generated it is possible to generate
polygonal mesh model based on the certain point classes. To produce Digital Terrain

Model (DTM) on ground point class should be used for mesh reconstruction.
(http://www.agisoft.com/index.php?id=35)
Klik kanan pada chunk
Pilih process Build Mesh

Pilih Dense Cloud sebagai source data untuk Mesh Processing

Setelah Proses selesai, Hasil Mesh processing dapat dilihat melalui Shaded View

Gunakan Rectangle selection untuk menghapus area yang tidak diperlukan


sebelum data di export

f. Export Data
GeoTiff
Pada halaman utama Agisoft Photoscan, Klik file
Pilih menu export Orthophoto
Dan pilih Export JPEG/TIFF/PNG

Centang pada option Geographic untuk mengexport hasil olahan dalam bentuk
Geotiff yang memiliki informasi spasial (Posisi)

Tentukan lokasi penyimpanan file yang akan di export

DEM (Digitalk Elevation Model)


Pada halaman utama Agisoft Photoscan, Klik file
Pilih menu export DEM

Centang pada option Geographic untuk mengexport hasil olahan dalam bentuk
DEM yang memiliki informasi spasial (Posisi)

3D Model

GENERATE REPORT
Klik Kanan pada file, dan pilih Generate report
Laporan akan di export dalam format Pdf

Contoh contoh post-processing data hasil pemetaan menggunakan WTA


-

Input Mosaick as layer

Input DEM dan DSM as Layer

Overlay and Layout

Output

Anda mungkin juga menyukai