PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Foto 2.1
Open Pit Tambang Terbuka
2
Pemetaan Geoteknik akan mempermudah dalam rencana pengendalian
sistem lereng seiring dengan kemajuan tambang, berikut data yang dibutuhkan
antara lain :
1. Rock Mass Strength Estimation
Rock mass strength merupakan asumsi serta pendekatan ilmiah mengenai
kekuatan batuan melalui pengujian lab beserta nilai index beberapa
parameter mengenai sifat batuan diperlukan, dalam hal ini beberapa
pengujian kuat tarik dan kuat tekan diperlukan beserta parameter penilaian
batuan seperti RMR, rock strength index, joint spacing serta derajat
pelapukan. Beberapa parameter pengujian tersebut akan dikumpulkan
serta berkesinambungan mengikuti mine development.
2. Historical Slope Performance
Historical slope performance merupakan aspek penilai terhadap seberapa
sering suatu lereng front kerja tambang tersebut longsor. Data historical
slope performance dijadikan dasar untuk mencari jalan keluar bahkan
rencana design baru untuk mencapai kestabilan lereng yang diingkinkan.
3. Drill Core Logging
Drill core logging merupakan kegiatan pemboran yang bertujuan untuk
mengambil sample cutting dari alat bor, selanjutnya data tersebut di
analisis oleh wall site geologist untuk menentukan RQD dari alat bor
beserta penentuan terhadap arah umum dari oreintasi bidang
diskontinuitas serta memberikan informasi lain mengenai kondisi batuan.
4. Seismicity dan Stress Regime
Seismicity dan Stress Regime merupakan data yang diperlukan dalam
pengujian tingkat kestabilan lereng terhadap getaran baik getaran alami
yaitu akibat pengaruh tektonik ataupun getaran akbiat aktivitas
penambangan serta peledakan.
5. Hidrology dan Geohidrology
Hidrology dan geohidrology juga merupakan salah satu sumber kebutuhan
data yang diperlukan dalam mengetahui kondisi tanah pada keadaan jenuh
yang bersumber dari air hujan terutama untuk meterial penyusun tanah
yang berpori besar karena akan cepat jenuh dan menyebabkan
bertambahnya berat lereng akibat density dari tanah basah, menambah
tekanan yang diterima oleh permukaan tanah dan menyebabkan tingkat
3
erosi semakin besar sehingga material pada tanah tersebut akan mudah
lapuk dan lepas.
4
2.4 Metode Analisis Kestabilan Lereng
Metode analisis kestabilan lereng dapat dilakukan dengan berbagai
metode dan dibagi kedalam tiga kelompok yaitu :
2.4.1 Metode Pengamatan Visual
Metode pengamatan visual merupakan metode yang dilakukan dengan
cara mengamati langsung kondisi batuan pada lereng serta memperkirakan
batuan tersebut bergerak dengan memanfaatkan pengalaman di lapangan.
Metode ini dianggap kurang teliti karena hanya memanfaatkan perkiraan saja
tanpa perhitungan yang pasti.
2.4.2 Metode Grafik
Metode grafik merupakan metode konvensional yang umum digunakan
dalam menganalisa kestabilan lereng. Ada beberapa standar yang sering
digunakan pada metode ini seperti Tylor, Hoek & Bray, Cousins dan morgenstren.
Metode ini menjelaskan secara grafik keadaan suatu lereng dimana medianya
dengan menggunakan streonet yaitu diagram schmidt. Diagram schmidt tersebut
dapat menjelaskan arah longsoran serta bidang lemah pada lereng dengan cara
melakukan pengukuran pada arah umum kekar dan melakukan ploting arah umum
kekar tersebut pada diagram schmidt. Berdasarkan penelitian serta asumsi para
ahli geoteknik faktor keamanan lereng ditinjau dari intensitas longsornya dan di
kelompokan dalam 3 kelompok (table 2,1)
Table 2.1
Nilai Faktor Keamanan Lereng
Nilai Faktor Keamanan Kejadian Intensitas Longsor
F < 1.07 Sering terjadi loongsor
F 1.07 sampai 1.25 Longsor pernah terjadi
F > 1.25 Lereng stabil
5
Metode perhitungan dapat dilakukan apabila data yang diperlukan lengkap berikut
data yang diperlukan :
1. Data geometri lereng meliputi overall slope, tinggi jenjang¸ luas penampang
lereng dll.
2. Data uji sifat fisik dan mekanik batuan maupun tanah.
Berikut beberapa metode perhitungan yang sering digunakan dalam
menganalisis kestabilan suatu lereng :
1. Metode Biasa (Fellenius)
Metode ini merupakan metode yang sederhana dimana prosedurnya
adalah suatu persamaan faktor keamanan linier dimana gaya antar irisan
jenjang dapat diabaikan karena karena gaya- gaya ini paralel dengan dasar
tiap irisan. Dimana bisa menggunakan persamaan sebagai berikut :
Dimana:
c = kohesi (kN/m2)
f = sudut geser dalam (o)
a = sudut bidang gelincir pada tiap sayatan (0)
m = tekanan air pori (kN/m2)
l = panjang bidang gelincir pada tiap sayatan (m);
L = jumlah panjang bidang gelincir
mi x li = tekanan pori di setiap sayatan (kN/m)
W = luas tiap bidang sayatan (M2) X bobot satuan isi tanah (g, kN/m3)
2. Metode Bishop
Metode bishop memiliki prinsip hampir sama dengan cara fellenius akan
tetapi memiliki perbedaan yaitu metode memperhitungkan segmen dan
besarnya gaya dorong dari setiap jenjang, dengan asumsi bidang longsor
berbentuk lingkaran melakukan perkiraan terhadap pusat bidang gilincir
dengan mempergunakan grafik. Metode bishop merupakan metode yang
sederhana akan tetapi memiliki ketelitian yang cukup besar karena gaya
dorong dan bidang gelincir dari setiap segmen jenjang diperhitungkan
6
dengan detail serta cocok untuk mencari bidang longsor yang sebenarnya,
tetapi metode ini memiliki kelamahaan karena hanya mampu menjabarkan
bidang gelincir pada longsoran bertipe busur.
3. Metode Janbu
Metode janbu merupakan metode yang menganalisis kestabilan suatu
lereng dengan dasar mencari zona lemah yang terdapat pada massa
batuan atau tanah, kemudian melakukan perhitungan untuk mendapatkan
faktor keamanan terendah.
2.4.4 Metode Dengan Menggunakan Software
Kemajuan teknologi menggiring suatu aspek yang dilakukan dengan waktu
yang lam dan tidak praktis akan terganti dengan suatu kemudahan dengan
pengerjaan yang cepat termasuk dalam bidang geoteknik. Pada dekade terakhir
ini metode analisis lereng sudah menggunakan software dengan sistem berbasis
komputer yang dapat meningkatkan kecepatan kerja serta ketelitian dalam
merencanakan dan mengevaluasi keadaan suatu lereng tambang. Berikut adalah
beberapa software yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng :
1. Geostudio
GeoStudio merupakan sofware yang dapat menganalisis hampir semua
masalah yang ditemui dalam design geoteknik dalam perekayasaan lereng
tambang, dimana ruang llingkup yang mampu dicapai oleh software ini adalah :
a. Masalah stabilitas lereng lerengn yang memperhitungkan aktivitas
tektonik maupun penambangan.
b. Rembesan yang dipengaruhi oleh infiltrasi, saluran air, dan sumur
injeksi serta keadaan dari muka air tanah.
c. Deformasi akibat pembebanan bertahap, penggalian, dan mengisi
penempatan atau penghapusan.
2. Slide
Rocscience Slide adalah salah satu software geoteknik yang mempunyai
spesialisasi sebagai software perhitungan kestabilan lereng yang
didalamnya terisi satu paket jenis metode perhitungan kestabilan lereng
seperti Swedge, Fellenius, Bishop dan phase2. Secara umum tahapan
dalam menganalisis kestabilan suatu lereng harus melalui tahapan yaitu
pemodelan, identifikasi metode dan parameter perhitungan, identifikasi
material, penetuan bidang gelincir, running/kalkulasi, dan interpretasi
7
nilai FoS dengan software komplemen Slide bernama Slide Interpretasi.
Mengingat dalam perhitungan kestabilan lereng banyak faktor dan variable
yang harus dipenuhi oleh sebab itu kebutuhan data sangat berarti untuk
dapat mengoptimalkan kinerja software ini dalam menganalisa suatu
lereng.
3. Phase2
Merupakan software yang hampir sama dengan slide karena dalam
menganalisis suatu lereng menggunakan metode perhitungan yang sama akan
tetapi memilik perbedaan yaitu Slide lebih cocok digunakan untuk material yang
lunak atau bersifat homogen sementara Phase2 lebih cocok digunakan untuk
material yang keras, ada kekar serta memiliki tekstur berlapis.
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10