Anda di halaman 1dari 21

UJIAN AKHIR SEMESTER

GEOSTATISTIKA

“LAPORAN ANALISIS DATA GEOSTATISTIK

BATUBARA MENGGUNAKAN KRIGING”

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Chairul Nas, M.Sc.

Disusun Oleh :
Hasyifa Amalia

(11170980000001)

Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2020
A. Metode Variogram dengan Variowin serta Kriging dengan SGEMS.

1. Langkah pertama yang harus dilakukan pastinya adalah menginstall software Variowin
pada Laptop/PC, kemudian di dalam satu folder variowin tersebut sudah terdapat semua
software bawaan yang kita butuhkan. Variowin ini hanya 2 dimensi (bidang x,y).
2. Setelah diinstal, langkah selanjutnya adalah membuka Prevar 2.D untuk membandingkan
data. Lalu klik OK untuk memilih data yang akan kita bandingkan.

3. Selanjutnya dipilih data yang akan dibandingkan. Pada Prevard 2.D hanya data format .dat
yang dapat dibaca. Data yang saya buat bernama data_uas.dat. Klik OK.
4. Akan muncul jumlah data (ada 457 data) dan jumlah kolom (Number of Variables) (ada 3
kolom).

5. Untuk menentukan koordinat bagi X dan Y, dipilih bagian Settings lalu XY


Coordinates. Untuk Koordinat X dipilih kolom Easting sementara koordinat Y dipilih
Kolom Northing, lalu Klik OK.
6. Dilakukan Running maka dipilih bagian Run untuk menghasilkan output dengan format
.pcf (pair comparison file). Setelah diRun akan terlihat jumlah data yang berpasangan
(Number Of Pairs) (104196 pasang).

7. Data berformat .pcf yang dihasilkan selanjutnya diolah di dalam Vario 2.D untuk
meghasilkan experimental variogram. Klik OK untuk memilih data yang akan diolah.

8. Selanjutnya dipilih data yang akan diolah. Pada Vario 2.D hanya data format .pcf yang
dapat dibaca. Sebelumnya telah dihasilkan data data_uas.pcf. Klik OK.
9. Setelah itu baru dibuat Variogramnya. Pilih Calculate, Directional Variogram. Akan
muncul box yang berisikan parameter dari variogram itu sendiri. Pada bagian variable
dipilih Thickness. Pada bagian Lag Parameters diisikan:
a. Lag Spacing (520). Pemilihan besarnya lag spacing melalui proses trial and error.
b. Number of lags (8). Pemilihan besarnya number of lags melalui proses trial and
error.
c. Lag Tolerance (default) atau bisa kita isi sendiri dengan memperhitungkan Lag
Tolerance = < ½ Lag Spacing.
d. Direction (0) menandakan bahwa arahnya dari Barat ke Timur.
e. Angular Tolerance (90) sehingga variogramnya nanti menjadi Omnidirectional
Variogram.
f. Maximum Bandwithnya (No Limits) karena variogramnya bukan tipe
Directdirectional Variogram.
g. Klik OK.
10. Maka akan dihasilkan Experimental Variogram seperti gambar di bawah ini.

11. Experimental selanjutnya disimpan. Pilih File, Save As. File dinamai dengan nama
uas_cipa.var.
Klik OK.
12. Data berformat .var yang dihasilkan selanjutnya diolah di dalam Model untuk
meghasilkan Model Variogram. Klik OK untuk memilih data yang akan diolah.

13. Selanjutnya dipilih data yang akan diolah. Pada Model hanya data format .var yang dapat
dibaca. Sebelumnya telah dihasilkan data uas_cipa.var. Klik OK.
14. Experimental Variogram yang tadi telah dibuat akan muncul data variablenya. Pilih
Thickness, Klik OK.

15. Akan muncul Box yang berisi parameter dari model, seperti sill, nugget effect, range, dsb.
Kita dapat mengatur besaran parameter-parameter tersebut agar dihasilkan model
variogram yang pas dan memenuhi kaidah positiveness definite. Bentuk model yang
digunakan adalah Spherical. Setelah melalui beberapa kali pengaturan, dihasilkan model
variogram seperti di bawah ini. Terdapat sedikit tips, jika diperkirakan sudah mendekati
bentuk model yang pas. Kita dapat memilih Best fit found agar secara otomatis model
yang dihasilkan sesuai.
16. Model Variogram selanjutnya disimpan. Pilih File, Save As

17. File dinamai dengan nama uas_cipa.mod. Klik OK.

18. Setelah dimodel, langkah selanjutnya adalah melakukan Kriging pada software SGems.
19. Membuka data yang akan dikriging. Pilih Objects, Load Object.

20. Dicari file tempat kita menyimpan datanya. Hanya data yang berformat .dat yang dapat
diproses oleh kriging. Sama dengan saat membuat variogram, data yang digunakan
bernama Coal_Data5.dat. Klik Open.
21. Selanjutnya akan muncul box dialog untuk mengatur jenis tipe objek yang akan diolah.
Pilih Point Set, Next, Point Set Name diberi nama (uas cipa). Dari File Preview kita
dapat mengetahui kolom yang berisi koordinat easting dan northing. Koordinat easting
pada kolom 3 dan koordinat northing pada kolom 4. Sehingga, Pada Colom for X
coordinate diisi (1) dan Colom for Y coordinate diisi (2). Klik Finish.

22. Data yang telah diolah akan ditampilkan secara 2D pada bagian Object. Parameter
objectnya pun dapat dipilih. Pada kriging kali ini kita akan melihat estimasi sumber daya
dengan menggunakan parameter dari Thickness batubaranya. Pilih Objects, uas cipa,
Thickness.
23. Untuk mengetahui besarnya ketebalan tiap daerah yang diwakili oleh warna. Pilih
Preferences, Show Colorbar Of, Object (uas cipa), Property (Thickness). Maka akan
terlihat daerah mana yang memiliki ketebalan paling besar. Pada object di bawah ini,
ketebalan paling besar diwakili oleh warna merah dengan range ketebalan dari 12,22 meter
– 14,54 meter.

24. Selanjutnya untuk mengetahui area mana saja yang akan dikriging dibuat gridnya. Pilih
Objects, New Cartesian Grid.
25. Parameter Cartesian harus diisi, agar menemukan kotak batasan daerah yang tepat. Klik
Create
Grid

a. Grid Name : uas cipa grid


b. Number of Cells in X and Y: 16 dan
16
c. Size in X and Y: 100, 100
d. Ox and Oy: 96000, 1194600

26. Klik uas cipa grid, Maka akan terlihat kotak yang menjadi batas dari searching area yang
akan dikriging.
27. Selanjutnya dilakukan estimasi menggunakan kriging. Pilih Estimation, kriging (SK,
OK, KT, and Block Kriging).

28. Akan muncul box yang berisikan parameter yang harus diisi untuk proses kriging.
A. Pilih General and Data.
B. Kriging Grid, Grid, Pilih Uas Cipa Grid.
C. Diberi nama Krigingnya pada New Property
Name (uas cipa kriging).
D. Pilih Ordinary Kriging (OK).
E. Pilih Block Kriging.
F. Diisi X dan Y nya. X = 5, Y=5, Z=5. Artinya
dalam satu blok yang akan dikriging
terdapat empat titik lubang bor yang akan
diestimasi.
29. Untuk Hard Data:
A. Bagian object Pilih Grid (Uas Cipa)
B. Bagian Property Pilih Thickness

30. Pada penentuan searching area diisikan pada Range dan Angle (500,500,500, dan 0,0,0).
Pengisian besaran searching area ini melalui proses trial and error. Awalnya dimasukkan
besaran range yang didapatkan dari model variogram akan tetapi hasil kriggingnya
menunjukkan pada daerah yang tidak terapat lubang bor juga ikut serta diestimasi,
sehingga akhirnya dicoba dengan beberapa besaran range di bawah range dari model
variogram.

31. Setelah parameter yang berada pada General and Data telah diisi, selanjutnya adalah
mengisi data parameter pada bagian Variogram. Dikarenakan kita tidak membuat
variogram di Software Sgems, maka parameter data variogram diisikan sesuai dengan data
model variogram yang telah dibuat sebelumnya. Jika membuat variogram pada Software
Sgems, dapat dipilih Load existing model. Besaran data parameter yang dimasukkan
antara lain:
Nugget Effect (2.4)
Nb of Structure (1)
Contribution(6.7)
(Contribution = Sill)
Type (Spherical)
Ranges (138,138,138)
Angel (0,0,0)
Setelah itu dipilih Run
Algorithm

32. Setelah proses running selesai, akan muncul hasil kriggingnya.


33. Terdapat pula error yang dihasilkan dari hasil krigging ini, untuk melihat besaran error dari
masing-masing area, Pilih pada Objects, uas cipa GRID, uas cipa
KRIGGING_krig_var.

Daerah yang berwarna biru menandakan daerah tersebut errornya kecil, sedangkan daerah
yang berwarna makin merah menunjukkan daerah tersebut errornya kecil. Untuk
menampilkan Color Bar caranya sama dengan step No.6 hanya saja saat memilih Property,
dipilih uas cipa KRIGGING_krig_var.

34. Setelah melakukan Krigging dan mendapatkan hasilnya. Langkah selanjutnya adalah
menyimpan hasil krigging tersebut. Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Pilih Objects pada bar paling atas
b. Pilih Save Object
c. Diberi nama Filenya (uas cipa
COALFIELD)
d. Tipe Filenya dipilih yang gslib
e. Pilih Grid to Save (uas cipa GRID)
f. Pilih Property to Save (uas cipa
KRIGGING)
g. Klik Save.
35. Menyimpan hasil krigging berupa errornya pun langkahnya sama hanya saja sebelum Save
Object, dicheck list dulu uas cipa KRIGGING_krig_var pada uas cipa GRID.
Penamaan filenya pun menjadi uas cipa COALFIELD 2 dan Properties to Save nya
adalah uas cipa KRIGGING_krig_var.
36. Data hasil krigging maupun variansnya dapat dilihat bentuk besaran angka pastinya pada
Notepad. Angka-angka inilah yang nanti akan diproses pada excel untuk mengetahui
jumlah sumber daya tertunjuk, terukur, dan tereka. Hanya angka yang bernilai positif yang
dimasukkan ke dalam perhitungan karena angka yang bernilai negative menandakan
daerah tersebut tidak ada lubang bornya atau pada gambar hasil krigging, bloknya
berwarna abu-abu.
B. Pembahasan

Proses dari awal membuat variogram pada Variowin dan sampai akhirnya mendapatkan hasil
kriging pada SGEMS dengan melakukan serangkaian proses. Sehingga proses yang dilkakukan
adalah menghitung sumber daya Batubara berdasarkan hasil kriging tersebut. Perhitungan dilakukan
dengan spread sheet atau Microsoft Excel. Adapum kriteria sumberdaya berdasarkan RKSD
(Relative Kriging Standar Deviasi), jika :
 RKSD < 0.5 artinya sumberdaya terukur,
 0.5 < RKSD < 1 artinya sumberdaya tertunjuk, dan
 RKSD > 1 artinya sumberdaya tereka.
Untuk menghitung RKSD rumusnya (RKSD = Standar Deviasi/Kriging) atau pada Excel dengan
menggunakan formula SQRT Varians/Kriging.

Setelah mengelompokkan jenis cadangan, dihitung tonase cadangannya. Menghitung besar


tonase dengan cara (searching area x jumlah ketebalan (kriging) x densitas batubara).
C. Kesimpulan

Dengan melalui serangkaian proses dari awal membuat variogram menggunakan Variowin
hingga akhirnya mendapatkan hasil kriging data pemboran di lapangan dengan SGEMS, didapatkan
bahwa sumber daya batubara kriteria terukur (Measured) berjumlah 16.466,358,97 ton, tertunjuk
(Indicated) berjumlah 5.468,239,335 ton, dan tereka (Infered) berjumlah 183.627,504 ton. Total dari
hasil sumberdaya tersebut berjumlah 22,118,225.8093 ton. Dari hasil sumberdaya terukur tersebut
dapat dihitung jumlah cadangan yang dapat ditambang (mineable reserve).

Anda mungkin juga menyukai