Anda di halaman 1dari 31

PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG

LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geological Database terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel memiliki jenis
data tertentu. Dalam tiap tabel terdiri dari beberapa kolom data. Tiap tabel juga
memiliki isi berupa data. Surpac menggunakan model database relasional dan
mendukung beberapa jenis database, termasuk oracle, paradox dan microsoft
access. Surpac juga mendukung open connectivity database (ODBC) dan dapat
terhubung ke database di seluruh jaringan. Surpac database bisa berisi maksimum
50 tabel dan tiap tabel maksimum terdiri dari 60 kolom (field). Surpac membutuhkan
2 tabel wajib dalam database yaitu tabel collar dan tabel survey. 
Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara
lain untuk membuat pemodelan geologi, rencana pembuatan pit dan penambangan.
Surpac database pensurvei visi mengijinkan kamu untuk menciptakan dan
memelihara permukaan kedua-duanya dan database kendali survei bawah tanah.
Sekali ketika survei setasiun telah disimpan database, kamu dapat masuk
pengamatan bidang mu yang manapun, menggunakan papan tombol atau melalui
suatu variasi perekam data. Ini memastikan dengan tepat file yang dibentuk
kemudian bisa digunakan untuk kalkulasi volume, merencanakan, visualisasi dan 3D
model ciptaan.
Surpac mengadopsi satu set struktur database wajib untuk semua dari
databasenya, masih membiarkan fleksibilitas beberapa untuk meliputi pemakai
tambahan menggambarkan bidang di dalam masing-masing database ini yang ada
bidang tertentu yang harus ada di dalam database, seperti suatu nama setasiun, tetapi
bidang ekstra yang berisi segala hal informasi dapat diciptakan dan digunakan.
Dalam praktikum ini aplikasi yang digunakan yaitu surfac untuk block model,
menggunakan data pengeboran dari suatu wilayah yang terindikasi adanya mineral
berharga (ekonomis).

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini yaitu untuk membuat block modeling dari
berbagai data yang ditentukan dengan aplikasi surfac, sehingga block model yang
telah dibuat bisa menginformasikan kadar maupun data yang terdapat dalam block
model tersebut.
1.2.2 Tujuan
1. Membuat basis data untuk pemodelan (assay, geology, survey, collar).
2. Mengimport data bor kemudian mengkorelasikannya.
3. Membuat block modeling.

1.3 Alat Dan Bahan

1.1.1 Alat
1. Laptop;
2. Terminal;
3. Mouse.
1.1.2 Bahan
1. Data assay, colar, geology, survey;
2. Kertas hvs A4.

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Genesa Umum Nikel Laterit

Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik
pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai
dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses
pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur
memiliki endapan nikel laterit. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit
dikendalikan oleh beberapa faktor yaitu, batuan dasar, iklim, topografi, airtanah,
stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang berpengaruh
terhadap tingkat kelarutan mineral. Dengan kontrol tersebut akan didapatkan tiga tipe
laterit yaitu oksida, lempung silikat dan hidrosilikat.
       Air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfer dan terkayakan kembali
oleh material-material organis di permukaan meresap ke bawah permukaan tanah
sampai pada zona pelindihan, dimana fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat
fluktuasi ini air tanah yang kaya akan CO 2 akan kontak dengan zona saprolit yang
masih mengandung batuan asal dan melarutkan mineral-mineral yang tidak stabil
seperti olivin atau serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa
sesuai dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral-mineral baru pada
proses pengendapan kembali (Hasanudin dkk, 1992).
       Boldt (1967), menyatakan bahwa proses pelapukan dimulai pada batuan
ultramafik (peridotit, dunit, serpentin), dimana pada batuan ini banyak mengandung
mineral olivin, magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya banyak
mengandung 0,30% nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan
lateritik. Air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara luar dan tumbuh-
tumbuhan, akan menghancurkan olivin. Terjadi penguraian olivin, magnesium, besi,
nikel dan silika kedalam larutan, cenderung untuk membentuk suspensi koloid dari
partikel-partikel silika yang submikroskopis. Didalam larutan besi akan bersenyawa
dengan oksida dan mengendap sebagai ferri hidroksida. Akhirnya endapan ini akan
AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

menghilangkan air dengan membentuk mineral-mineral seperti karat, yaitu hematit


dan kobalt dalam jumlah kecil, jadi besi oksida mengendap dekat dengan permukaan
tanah.
Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut dan
silika pada profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam dan lembab serta
membentuk konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe,
Cr, Al, Ni dan Co (Rose et al., 1979 dalam Nushantara 2002) .
Proses pelapukan dan pencucian yang terjadi akan menyebabkan unsur Fe,
Cr, Al, Ni dan Co terkayakan di zona limonit dan terikat sebagai mineral-mineral
oksida atau hidroksida seperti limonit, hematit dan Goetit (Hasanudin, 1992).
2.1.1 Secara mineralogi nikel laterit dapat dibagi dalam tiga kategori
1. Hydrous Silicate Deposits
Profil dari type ini secara vertikal dari bawah ke atas yaitu ore horizon
pada lapisan saprolite (Mg - Ni silicate), kadar nikel antara 1,8% - 2,5%.
Pada zona ini berkembang box-works, veining, relic structure, fracture dan
grain boundaries. Dapat terbentuk mineral yang kaya dengan nikel yaitu
Garnierite (max. Ni 40%). Ni terlarut (leached) dari fase limonite (Fe-
Oxyhydroxide) dan terendapkan bersama mineral silika hydrous atau
mensubstitusi unsur Mg pada serpentinite yang teralterasi (Pelletier,1996).
Jadi, meskipun nikel laterit adalah produk pelapukan, tapi dapat dikatakan
juga bahwa proses meningkatkan supergen sangat penting dalam
pembentukan formasi dan nilai ekonomis dari endapan hydrous silicate. Tipe
ini dapat ditemui di beberapa tempat seperti di new caledonia, indonesia,
philippina, dominika dan columbia.
2. Clay Silicate Deposits
       Pada jenis endapan ini, Si hanya sebagian terlarut melalui air tanah,
sisanya akan bergabung dengan Fe, Ni, dan Al membentuk mineral lempung
seperti Ni-rich Nontronite pada bagian tengah profil saprolite (lihat profil).
Ni-rich serpentine juga dapat digantikan oleh smectite atau kuarsa jika profil
deposit ini tetap kontak dalam waktu lama dengan air tanah. Kadar nikel pada

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

endapan ini lebih rendah dari endapan hydrosilicate yakni sekitar 1,2%
(Brand et al,1998).

3. Oxide Deposits
Tipe terakhir adalah oksida deposit. Berdasarkan profil yang
ditampilkan bagian bawah profil menunjukkan protolith dari jenis
harzburgitic peridotite (sebagian besar terdiri dari mineral jenis olivin,
serpentine dan piroksen). Endapan ini angat rentan terhadap pelapukan
terutama di daerah tropis. Di atasnya terbentuk saprolite dan mendekati
permukaan terbentuk limonit dan ferricrete. Kandungan nikel pada tipe
oksida deposit ini berasosiasi dengan goethite (FeOOH) dan Mn-Oxide.
Sebagai tambahan, nikel laterit sangat jarang atau sama sekali tidak terbentuk
pada batuan karbonat yang mengandung mineral talk.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Bijih Nikel Laterit

1. Batuan asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya
endapan nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam
hal ini pada batuan ultra basa tersebut terdapat elemen Ni yang paling banyak
di antara batuan lainnya yaitu mempunyai mineral-mineral yang paling
mudah lapuk atau tidak stabil seperti olivin dan piroksin juga mempunyai
komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan
pengendapan yang baik untuk nikel.
2. Iklim
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana
terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan
terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan
temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis,
dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah
proses atau reaksi kimia pada batuan.

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

3. Reagen-reagen kimia dan vegetasi


Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang
membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO 2
memegang peranan penting di dalam proses pelapukan kimia. Asam-asam
humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat mengubah pH larutan
serta asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah.
4. Struktur
Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah pomala ini
adalah struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya.
Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang
kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-
rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses
pelapukan akan lebih intensif.
5. Topografi
Keadaan topografi setempat akan sangat memengaruhi sirkulasi air
beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak
perlahan-lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan
penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan.
Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai
sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan
mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah
air yang meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat
menyebabkan pelapukan kurang intensif.
6. Waktu
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup
intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.

2.3 Profil Nikel Laterit

Profil secara keseluruhan dari nikel laterit terdiri dari 5 zona gradasi sebagai
berikut :
1. Iron Capping 

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit.


Komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa
organik lainnya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan bersifat
gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil dalam
penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m.
berwarna merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan limonite. Iron
capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang rendah.
Terkadang terdapat mineral-mineral hematite yaitu chromiferous.
2. Limonite Layer 
Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa.
Komposisinya meliputi oksida besi yang dominan, goethit dan magnetit.
Ketebalan lapisan ini rata-rata 8-15 m. Dalam limonit dapat dijumpai adanya
akar tumbuhan, meskipun dalam persentase yang sangat kecil. Kemunculan
bongkah-bongkah batuan beku ultrabasa pada zona ini tidak dominan atau
hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral di batuan beku basa-ultrabasa
telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari pelapukan yang belum tuntas
yaitu fine grained merah coklat atau kuning, lapisan kaya besi dari limonit
soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal dan
sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini hadir di dalam
mineral mangan oxide lithiophorite. Terkadang terdapat mineral talc,
tremolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite.
3. Silika Boxwork 
Putih-orange chert, quartz, mengisi sepanjang fractured dan sebagian
menggantikan zona terluar dari unserpentine fragmen peridotite, sebagian
mengawetkan struktur dan tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat
mineral opal, magnesite. Akumulasi dari garnierite-pimelite di dalam
boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang kaya silika. Zona boxwork
jarang terdapat pada bedrock yang serpentinized.
4. Saprolite 
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa
oksida besi, serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

yang masih terlihat. Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan


bongkah-bongkah sangat sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal
dijumpai magnesit, serpentin, krisopras dan garnierit. Bongkah batuan asal
yang muncul pada umumnya memiliki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta
Ni dan Fe yang rendah. campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus
limonite, saprolitic rims, vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz,
mangan dan pada beberapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu
zona transisi dari limonite ke bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz
yang mengisi rekahan, mineral-mineral primer yang terlapukkan yaitu
chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi sebagai kolloidal talc
dengan lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan
asal masih terlihat.
5. Bedrock 
Bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih
besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah
tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau
sama dengan batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan asal dari nikel
laterit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa yaitu harzburgit dan
dunit yang pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-10%, garnierit
minor dan silika >35%. Permeabilitas batuan dasar meningkat sebanding
dengan intensitas serpentinisasi. Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang
membuka, terisi oleh mineral garnierite dan silika. Frakturisasi ini
diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high grade Ni,
akan tetapi posisinya tersembunyi.

2.4 Potensi Sumberdaya Mineral Nikel Laterit di Indonesia

Sebagian besar sumber nikel dunia yang telah diketahui terkandung dalam tipe
deposit laterit. Sekitar 72% sumber nikel dunia ditemukan terutama di daerah tropis
seperti indonesia, kuba, kaledonia baru, filipina dan australia. Sisanya sebesar 28%
adalah tipe deposit sulfida terutama terdapat di kanada dan rusia.Walaupun mayoritas
sumber nikel dunia yang diketahui terkandung dalam laterit, produksi nikel dari

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

sulfida lebih dominan karena kadar nikel yang lebih tinggi dan pengolahan yang
lebih mudah dibandingkan dengan tipe deposit laterit. Kadar nikel dalam tipe deposit
sulfida secara komersial bervariasi antara 0,5-8,0%, sedangkan dari tipe deposit
laterit sekitar 1,0-2,0%. Saat ini, Indonesia mempunyai cadangan laterit nikel
terindetifikasi sekitar 1.576 juta ton dengan total kandungan nikel sebanyak 25 juta
ton.

2.5 Produksi Nikel

Variasi sumber nikel dan produk serta ketersediaan teknologi proses


pengolahan menghasilkan beberapa alternatif proses pengolahan yang berbeda
tergantung pada bahan baku dan produk yang ingin dihasilkan. Umumnya produk
nikel dapat dibagi menjadi tiga (3) kelompok:
1. Nikel murni (kelas I), mengandung 99% atau lebih nikel, seperti
nikelelektrolitik, pelet, briket, granul, rondel dan serbuk.
2. Charge nickel (kelas II), mengandung nikel lebih kecil dari 99%,
seperti ferronickel,nickel matte, sinter nikel oksida.
3. Bahan kimia, seperti nikel oksida, sulfat, klorid, karbonat, asetat
hidroksid, danlain-lain.

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Langkah-langkah dalam software surfac

Yaitu dimana pada tahap praktikum dilakukan pencari materi-materi yang


dapat menunjang hal-hal tentang rencana tambang database dan solid modelling
tambang. Pada tahap ini pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa
Pengaplikasian Terhadap software berupa surfac.

1. Pertama-tama buka aplikasi Surpac pada laptop dan tentukan folder kerja dengan
cara klik kanan pada folder yang akan dijadikan folder kerja lalu pilih set as work
directory

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Gambar 3.1 Langkah 1

2. Langkah selanjutnya yaitu membuat database dengan cara masuk pada menu
database pilih database lalu pilih open/new

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Gambar 3.2 Langkah 2


3. Selanjutnya pada menu yang muncul isi seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 3.3 Langkah 3

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

4. Pada menu yang muncul untuk geology, isi seperti gambar 4

Gambar 3.4 Langkah 4


5. Pada menu assay, isi seperti pada gambar 5 setelah itu klik apply

Gambar 3.5 Langkah 5

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

6. Langkah berikutnya yaitu memasukkan data yang akan dijadikan data pembuatan
geological database dan block modelling dengan cara masuk pada menu database
lalu pilih import data

Gambar 3.6 Langkah 6


7. Selanjutnya, pada menu ini hapus centang pada translation dan styles karena tidak
digunakan lalu klik apply

Gambar 3.7 Langkah 7

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

8. Pada menu selanjutnya cocokkan kolom berdasarkan data yang dimiliki lalu klik
apply

Gambar 3.8 langkah 8


9. Kemudian selanjutnya masukkan data csv berdasarkan nama yang ada lalu apply

Gambar 3.9 Langkah 9

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

10. Selanjutnya yaitu menampilkan lubang bor dengan cara masuk pada database
yang telah dibuat lalu pilih display drillholes

Gambar 3.10 Langkah 10


11. Selanjutnya pada menu yang muncul bagian trace styles isi seperti pada gambar
berikut

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Gambar 3.11 Langkah 11

12. Pada collar styles isi seperti pada gambar berikut

Gambar 3.12 Langkah 12


13. Pada geology patterns isi seperti pada gambar berikut

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Gambar 3.13 Langkah 13

14. Pada labels isi seperti gambar berikut lalu klik apply

Gambar 3.14 Langkah 14


15. Langkah selanjutnya yaitu menampilkan zona pada lubang bor dengan cara
masuk pada database lalu pilih drillhole display styles

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Gambar 3.15 langkah 15

16. Setelah itu masuk pada geology lalu klik kanan pada lithology dan pilih add new
styles, lalu masukkan zona yang akan ditampilkan kemudian apply

Gambar 3.16 Langkah 16

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

17. Selanjutnya yaitu membuat batas atas dan bawah zona saprolit dengan cara
masuk pada menu database pilih extract lalu pilih zone thickness and depth

Gambar 3.17 Langkah 17

18. Pada menu yang muncul isikan seperti pada gambar untuk bagian atas
sedangkan untuk bagaian bawah centang bottom pada bagian required co-
ordinate position lalu apply

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Gambar 3.18 Langkah 18


19. Pada menu yang muncul isi seperti pada gambar berikut lalu apply

Gambar 3.19 Langkah 19

20. Selanjutnya yaitu membuat file solid dari file string batas atas dan bawah zona
saprolit yang telah dibuat dengan cara masuk pada menu surfaces kemudian
pilih DTM file functions lalu pilih create DTM from string file

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Gambar 3.20 Langkah 20


21. Pada menu yang muncul masukan string file yang telah dibuat pada location lalu
apply

Gambar 3.21 Langkah 21

22. Selanjutnya yaitu membuat block model dengan cara masuk pada menu block
model lalu pilih block model kemudian pilih new/open

Gambar 3.22 Langkah 22


AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

23. Pada menu yang muncul masukkan data x, y dan z sesuai data lubang bor yang
ada lalu apply

Gambar 3.23 Langkah 23

24. Langkah selanjutnya yaitu membuat constraint pada block model dengan cara
masuk pada menu constraint pilih constraint lalu pilih new constraint file

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Gambar 3.24 Langkah 24


25. Pada menu yang muncul isi pada constrain type dengan DTM, pada DTM file
masukkan file DTM batas bawah saprolit dan centang above lalu add kemudian
masukkan lagi DTM batas atas tetapi pada bagian above tidak dicentang, beri
nama file pada save constraint to lalu klik apply

Gambar 3.25 Langkah 25

26. Selanjutnya yaitu menambahkan attribute pada block model dengan cara masuk
pada menu block model lalu pilih attributes lalu pilih new

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Gambar 3.26 Langkah 26


27. Pada menu yang muncul isi seperti pada gambar berikut lalu apply

Gambar 3.27 Langkah 27

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

28. Selanjutnya memasukkan assign value dengan cara masuk pada menu block
model kemudian pilih estimation lalu pilih assign value, kemudian isikan seperti
pada gambar berikut lalu apply

Gambar 3.28 Langkah 28


29. Langkah selanjutnya yaitu composite downhole dengan cara masuk pada menu
database pilih composite lalu pilih downhole, kemudian isikan seperti pada
gambar berikut dan apply

Gambar 3.29 Langkah 29

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

30. Pada menu yang muncul isi seperti gambar berikut lalu apply

Gambar 3.30 Langkah 30


31. Selanjutnya yaitu estimasi menggunakan inversi distance dengan cara masuk
pada menu block model pilih estimation lalu pilih inverse distance. Kemudian isi
seperti gambar berikut lalu apply

Gambar 3.31 Langkah 31

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

32. Pada menu yang muncul isi seperti pada gambar berikut lalu apply

Gambar 3.32 Langkah 32


33. Selanjutnya tampilkan hasil akhir volume dan tonase

Gambar 3.33 Langkah 32

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Hasil geological database dan block modeling


Gabungan dari data yang diolah dalam software surfac hingga
membentuk block modeling dapat menentukan hasil akhirnya yaitu volume,
density dan tonase.

Gambar 4.1 Hasil akhir dari pembuatan block modeling

4.2 Pembahasan

Sebelum merancang database dan block modeling dengan surfac, kita harus
melengkapi data-data yang kita mau olah seperti data geology, assay, survey dan collar data-
data tersebut adalah pendukung dari pembuatan block modeling.

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

Pada hasil akhir yang telah dibuat kita bisa menentukan nilai volume, density dan
tonase pada block modeling. Pada block modeling juga kita bisa membuat kontur ataupun
topografi yang bisa kita gabungkan pada block modeling yang telah dibuat.
Manfaat dari block modeling yaitu kita bisa menentukan kadar yang terdapat pada
daerah yang terindikasi adanya bahan galian berharga, yang nantinya bisa kita lakukan
tahapan selanjtnya untuk penambangan.

BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Surfac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara lain
untuk membuat pemodelan geologi, design pit dan aktivitas utama dari integritas
database.
Pendukung dari pembuatan block modeling yaitu data collar,survey, geology
dan assay. Pada data-data tersebut bisa menghasilkan suatu block modeling yang
dapat menginformasikan mengenai block modeling yang terlah jadi. Pada block
modeling yang dibuat, bisa juga mengkorelasikannya dengan kontur dan topografi
yang ada pada aplikasi surfac tersebut.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk laboratorium


Agar bisa membuat miniatur yang dibuat untuk perencanaan agar bisa
menambah wawasan melalui miniatur tersebut.
5.2.1 Saran untuk asisten
Lebih tegas lagi kepada praktikan yang tidak disiplin pada batas waktu acc
yang telah disepakati bersama.

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GEOLOGICAL DATABASE & BLOCK MODELING

DAFTAR PUSTAKA

Modul praktikum perencanaan tambang, 2020


Sagminer, 2011, “Block modelling”,
Moelhim Karthodharmo., Irwandy Arif., Suseno Kramadibrata., 1984
“JurusanTeknikPertambangan,FakultasTeknologi Mineral, Institut
Teknologi Bandung.
Koesnaryo, S. Ir. 1988. Jurusan Teknik Pertambanagan, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta.

AMRAN KAFILA HALIM A.FANI ANUGRAH T

09320160077 09320170163

Anda mungkin juga menyukai