Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI

Pekerjaan:
TAMBANG TERBUKA NIKEL LATERITE
PT. ANTAM (PERSERO) TBK. UBPN SULAWESI TENGGARA

Topik Bahasan:
MEKANISME PENGAMBILAN DAN PREPARASI SAMPEL SELECTIVE
MINING PADA PT. ANTAM (PERSERO) TBK. UBPN
SULAWESI TENGGARA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Dalam Menyelesaikan Program S-1 Teknik Pertambangan

Oleh:

MUHAMMAD IKMAL
TM/NIM : 2014/14137085

Konsentrasi : Pertambangan Umum


Program Studi : S-1 Teknik Pertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI

Lapran Ini Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Penyelesaian


Kegiatan Praktek Lapangan Industri
Fakultas Teknik tIIttP
Semester Juli - Desember 2017

Diperiksa dan Disyahkan Oleh :


Supervisor:

wl
IYPP.309370 s89s

Pimpinan/lVlanajer Perusahaan

7y,

F{PP. 1010817374
L&W&b&WWruGA#AElAT!"
KECEA?AH P&AI{TEK LA TAF{CAF{ IF{I}LJSTEI

V. ag *r *x* I * i Bisaaea p *ika e Llyet*k M ew*lr'zaFli $eb a gian * *rt 3 *.rxy *rntsn
?*xy*Y**xlr.rK*gi*f am?r*ktxkLapaxagawlxd;zzstea
,Ew**saa. Teknlk Fertarxlh*n g*xr
Fakult*s Tek*ik L.tiYF
Ser*ees€er "{rafi * l}*s*rx&*r 2ff14

Wip*rlfulsw &** WZ*y *fuE,ara *E*kz

ruAY " 1979t 3{34 Z,**8*7 2 *1$

a.m llekam F?-{-jNf

Kepala tleri? ${* ba *gax tr*&uwtrzt

$rA
{h?i fra*rah 3#(wgg*;,5?", M?.}
i HW W741Ze\ tCItr3t2 t fi$Z
i

111
BIODATA

I. Data Diri

Nama : Muhammad Ikmal


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 04 April 1996
Alamat : Jalan Swadaya No. 4B RT 3/ RW 5, Kel.
Dadok Tunggul Hitam, Kec. Koto Tangah,
Padang
Agama : Islam
Nama Bapak : Rusli, S.Pd
Nama Ibu : Yunismar
Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga)
Golongan Darah : O+
Nomor Hp : 081267867838
E-mail : ikmal_muhammad@yahoo.com
Asal Universitas : Universitas Negeri Padang
Program : Teknik Pertambangan (S1)

II. Latar Belakang Pendidikan

2002 - 2008 SD Negeri 23 Ujung Gurun, Padang


2008 - 2011 SMP Negeri 15 Padang
2011 - 2014 SMA Negeri 2 Padang
2014 - Sekarang Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Negeri Padang
III. Laporan PLI

Tempat PLI : PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis


Penambangan Nikel Sulawesi Tenggara
Tanggal PLI : 24 Juli – 25 Agustus 2017

iv
Topik Studi Kasus : Mekanisme Pengambilan dan Preparasi
Sampel Selective Mining pada PT. ANTAM
(Persero) Tbk. UBPN SULAWESI
TENGGARA

Padang, 3 Desember 2017

(Muhammad Ikmal)
(NIM/TM. 14137086 / 2014)

v
RINGKASAN
PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara adalah badan usaha
milik Negara yang bergerak di sektor pertambangan dan pengolahan bijih nikel
yang memiliki wilayah IUP yang berlokasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten
Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Daerah front penambangan terdiri atas 4
wilayah yaitu tambang utara, tambang tengah, tambang selatan, dan Pulau Maniang
dengan daerah kuasa penambangan seluas 6324 hektar. Metode penambangan yang
diterapkan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara adalah open
pit dan open cast.
Penambangan dan pengolahan bijih nikel dari beberapa front penambangan
tentunya memerlukan perhitungan yang matang. Bijih nikel yang terdapat didalam
wilayah penambangan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara
memiliki kadar yang berbeda-beda. Untuk produk yang akan dipasarkan sangat
tergantung dengan keadaan kadar dari bijih nikel tersebut dan disesuaikan dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan. Satuan Kerja Quality Control bertugas untuk
memastikan kadar dari ore, memberikan treatment pada ore hasil produksi tambang
dan juga memberikan sasaran mutu kepada satuan kerja material handling sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan pabrik FeNi.
Satuan kerja Quality Control dibagi menjadi empat bagian yakni preparasi
sampel, laboratorium instrumen, laboratorium kimia, dan Quality Assurance.
Seluruh satuan kerja tersebut sangat berperan penting dalam menjamin kualitas
bijih atau kadar nikel yang akan ditambang dan diolah. Preparasi sampel merupakan
suatu pekerjaan untuk mempersiapkan sampel yang akan dikirim ke laboratorium
untuk dianalisis kadar unsur Ni, Fe, SiO2 dan beberapa unsur lain yang dibutuhkan.
Pada dasarnya kegiatan preparasi sampel bertujuan untuk menghomogenkan
material-material dan mereduksi ukuran butir dari sampel yang akan di preparasi.

Kata kunci : Quality control, Preparasi sampel, Ore

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-

Nya, sehingga Praktek Lapangan Industri (PLI) di PT. ANTAM (Persero) Tbk.

UBPN Sulawesi Tenggara ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun tujuan dari

laporan PLI ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

teknik pada program Studi S1 Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik

Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Laporan PLI ini

berjudul “Mekanisme Pengambilan dan Preparasi Sampel Selective Mining

pada PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN SULAWESI TENGGARA”.

Selama proses pengambilan data hingga penulisan Laporan PLI ini penulis

mendapatkan banyak bantuan, ilmu dan pengalaman dari berbagai pihak, untuk itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Raimon Kopa, MT. selaku ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Universitas Negeri Padang.

2. Ibu Yoszi Mingsi Anaperta, ST., MT. selaku dosen Pembimbing PLI Teknik

Pertambangan Universitas Negeri Padang.

3. Bapak La Ode Muhammad Mustakim, S.T selaku Mining Manager PT.

ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara.

4. Bapak Ivan Satriadi, S.T selaku Asisten Manager Mine Production PT.

ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara.

5. Bapak Djumanuddin Balha, A.Md selaku pembimbing selama pelaksanaan PLI

yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membimbing penulis.

vii
6. Segenap staff dan karyawan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara atas segala bantuannya.

7. Teman-teman Garasi Utara yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan

ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan PLI ini

masih jauh dari titik kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun dari segi isinya.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari para pembaca.

Akhir kata besar harapan penulis semoga dengan adanya laporan PLI ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak, yaitu menjadi acuan untuk terus menggali

pengetahuan ataupun menambah wawasan.

Padang, 3 Desember 2017

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN DESIMINASI PLI .......................... iii
BIODATA ....................................................................................................... iv
RINGKASAN ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengalaman Lapangan Industri (PLI) ................... 1
B. Deskripsi Perusahaan ..................................................................... 4
C. Deskripsi Kegiatan Industri .......................................................... 12
D. Perencanaan Kegiatan PLI ............................................................. 23
E. Pelaksanaan Kegiatan PLI ............................................................. 24
F. Hambatan dan Penyelesaian ........................................................... 42
G. Temuan Menarik ............................................................................ 44

BAB II. TOPIK BAHASAN


A. Latar Belakang Penulisan Topik .................................................... 46
B. Kajian Teoritis ................................................................................ 47
C. Proses Pelaksanaan Kegiatan ......................................................... 51
D. Pembahasan .................................................................................... 55

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................... 67
B. Saran ............................................................................................... 68

ix
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Perencanaan Kegiatan PLI ................................................................. 24

Tabel 2 Kegiatan PLI di Perusahaan .............................................................. 24

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 Lokasi PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN SULTRA ............... 13

Gambar 2 Peta Kesampaian Daerah Pomalaa ............................................. 14

Gambar 3 Bulldozer Komatsu D85ESS ...................................................... 16

Gambar 4 Excavator Komatsu PC-200 ...................................................... 18

Gambar 5 Dumptruck Hino FM260TI ........................................................ 18

Gambar 6 Motor Grader Komatsu GD505 ................................................ 19

Gambar 7 Breaker Komatsu PC-200 HRB .................................................. 20

Gambar 8 Water Tank Hino FM260TI ........................................................ 20

Gambar 9 Kegiatan Pengupasan Overburden di bukit Everest ................... 22

Gambar 10 Kegiatan Penambangan Bijih...................................................... 23

Gambar 11 Pemboran Geomin Wilayah Tambang Tengah ........................... 25

Gambar 12 Survey Kemajuan Tambang di Bukit Everest............................. 28

Gambar 13 Kegiatan Produksi Ore................................................................ 30

Gambar 14 Kegiatan Produksi Overburden .................................................. 30

Gambar 15 Satuan Kerja Unit Preparasi Sampel ........................................... 31

Gambar 16 Pengambilan sampel Selective Mining ....................................... 33

Gambar 17 Recheck di Stockyard Pelabuhan ................................................ 34

Gambar 18 Kegiatan Regrading .................................................................... 36

Gambar 19 Kegiatan Top Soiling .................................................................. 36

Gambar 20 Kegiatan Penirisan ...................................................................... 37

xii
Gambar 21 Kegiatan Pengajiran .................................................................... 38

Gambar 22 Rumput Tetenggala ..................................................................... 39

Gambar 23 Penanaman Cover Crop .............................................................. 40

Gambar 24 Tanaman Penutup Gamal dan Sengon Laut ................................ 40

Gambar 25 Kegiatan Pemboran Inpit ............................................................ 44

Gambar 26 Alat Muat yang Menunggu Saat Kegiatan Produksi .................. 45

Gambar 27 Boulder pada Wilayah tambang selatan Bukit QT ..................... 45

Gambar 28 Kegiatan Preparasi Sampel ........................................................ 52

Gambar 29 Pengumpulan Sampel di Sample Preparation ............................ 55

Gambar 30 Pengelompokan Sampel Berdasarkan Patok ............................... 55

Gambar 31 Ayakan Ukuran -20mm .............................................................. 56

Gambar 32 Proses Crushing .......................................................................... 56

Gambar 33 Mixing Sampel ............................................................................ 57

Gambar 34 Proses Matriks 4x5 dengan Sekop 20 D ..................................... 57

Gambar 35 Proses Screening -10mm ............................................................ 57

Gambar 36 Jaw Crusher -10mm ................................................................... 58

Gambar 37 Matriks 4x5 dengan Sekop 15D.................................................. 58

Gambar 38 Proses Screening -3mm .............................................................. 59

Gambar 39 Crushing dengan Roll Crusher -3mm ......................................... 59

Gambar 40 Mixing sampel dengan Sekop Riffle ........................................... 59

Gambar 41 Matriks 4x5 dengan sekop 10 D ................................................. 60

Gambar 42 Proses Pengeringan Sampel ........................................................ 60

Gambar 43 Proses Reduksi Sampel dengan Top Grinding ........................... 61

xiii
Gambar 44 Penyaringan Sampel dengan Save Shaker Gyro Sifter ........... 61

Gambar 45 Penghalusan Sampel dengan Disc Mill ................................... 61

Gambar 46 Mixing in Plastic Bag ............................................................. 62

Gambar 47 Matriks 4x5 dengan sekop 1D ................................................ 62

Gambar 48 Sampel yang akan Diuji Kadarnya ......................................... 63

Gambar 49 Pemisahan Sampel .................................................................. 64

Gambar 50 Tutup Botol Sebagai Wadah Sampel ...................................... 64

Gambar 51 Mesin Press Pallet & Contoh Sampel yang Sudah di Press .. 65

Gambar 52 Pengeringan Sampel ............................................................... 65

Gambar 53 Mesin XRF MagiX Fast .......................................................... 66

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Hasil Pengujian Ore Selective Mining

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pengalaman Lapangan Industri (PLI)

Pengalaman Lapangan Industri (PLI) merupakan salah satu syarat

yang harus dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Program Studi D3 dan S1

Teknik Pertambangan Jurusan Teknik Pertambangan FT UNP untuk

menyelesaikan program studinya. PLI merupakan matakuliah wajib pada

semester akhir dengan bobot 4 sks, dimana pelaksanaannya meliputi tiga

kegiatan pokok yaitu, kegiatan pengalaman lapangan, penyusunan laporan

ilmiah serta ujian/sidang.

Tujuan umum kegiatan PLI untuk mendapatkan/menggali

pengetahuan dan pengalaman praktis di lapangan/industri, memupuk sikap

dan etos kerja sebagai calon tenaga kerja profesional yang siap kerja, serta

mampu membahas suatu topik yang ditemui di lapangan melalui metode

analisis ilmiah ke dalam bentuk suatu laporan Pengalaman Lapangan

Industri (PLI). Kegiatan PLI dilaksanakan di Perusahaan Pertambangan,

labor-labor Dinas Pertambangan, dan Konsultan yang bergerak dibidang

Pertambangan.

1. Fungsi kegiatan PLI

Adapun fungsi dilaksanakannya kegiatan PLI ini yaitu :

a. Mengetahui kegiatan nyata di lapangan setelah mempelajari materi

perkuliahan secara formal

b. Mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan (alur

kegiatan perusahaan setiap harinya)

1
2

2. Tujuan PLI

a. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan/menggali pengetahuan dan

pengalaman praktis di lapangan/industri, memupuk sikap dan etos

kerja mahasiswa sebagai calon tenaga kerja profesional yang siap

kerja, serta mampu membahas suatu topik yang ditemui di

lapangan melalui metode analisis ilmiah ke dalam bentuk suatu

laporan PLI.

b. Tujuan Khusus

1) Mendapat pengetahuan dan pengalaman praktis di lapangan

tentang teknis perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan

pekerjan teknik pertambangan dalam rangka melengkapi

pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan dalam

perkuliahan.

2) Mampu mengintegrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan

dan keterampilan yang didapatkan dalam perkuliahan dengan

pengetahuan dan keterampilan praktis yang ada di lapangan

industri pertambangan.

3) Mampu menulis suatu laporan kegiatan pengalaman lapangan

industri yang berisi pengetahuan dan pengalaman lapangan

yang diperolehnya serta menganalisisnya.

4) Mampu mempresentasikan laporan kegiatan yang telah

dibuatnya didepan dosen dan mahasiswa.


3

3. Peserta Kegiatan PLI

Berdasarkan surat balasan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN

Sulawesi Tenggara tanggal 21 Maret 2017 dengan nomor surat

229/603/NHR/2017 mengenai izin PLI, perusahaan bersedia menerima

kami untuk mengikuti PLI di perusahaan yang bersangkutan yang

beranggotakan 3 orang, yaitu:

a. Suryadi Putra (14137006)

b. Andre Agusli (14137068)

c. Muhammad Ikmal (14137085)

4. Tempat Pelaksanaan PLI

Lokasi tempat pelaksanaan PLI ini yaitu di PT. ANTAM

(Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara, Kecamatan Pomalaa,

Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

5. Langkah-langkah Pelaksanaan PLI

Sebelum melakukan pelaksanaan PLI ada beberapa langkah

yang harus dilakukan, yaitu:

a. Mempersiapkan dan melengkapi surat menyurat yang dirasa perlu.

b. Mengajukan surat permohonan untuk PLI ke Jurusan Teknik

Pertambangan dan Unit Hubungan Industri Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang.

c. Mengirim surat permohonan untuk mengikuti Praktek Lapangan

Industri ke Perusahaan yang diinginkan.


4

d. Menerima surat balasan dari perusahaan, bahwasanya mahasiswa

tersebut bersedia diterima untuk mengikuti Praktek Lapangan

Industri.

e. Minggu pertama di perusahaan adalah masa pengurusan

administrasi dan orientasi lapangan dengan melihat-lihat

bagaimana kondisi lapangan dan perkenalan dengan staf.

f. Minggu ke-2 sampai ke-4 mengamati lapangan dan mengambil

data yang dirasa perlu.

g. Minggu ke-5 menyusun laporan dan presentasi hasil Praktek

Lapangan Industri di perusahaan.

B. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Singkat PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara

Indonesia memiliki kekayaan alam berupa bahan galian

berlimpah serta tersebar di seluruh pelosok nusantara, diantaranya

adalah bijih nikel di Sulawesi Tenggara yang mulai dieksploitasi sejak

tahun 1964 oleh PT. Nikel (Pertambangan Nikel Indonesia).

Sebelumnya pada tahun 1909, bijih nikel di Pomalaa dieksploitasi oleh

dan ditambang oleh E.C Abendanon. Kemudian beralih ke eksploitasi

berikutnya oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM) dan Bone Tolo

Maatschappij. Kegiatan eksplorasi di Pomalaa tersebut menemukan

endapan endapan bijih nikel berkadar 3,00-3,50 % Ni. Proses

penambangan dilakukan oleh OBM dan hasilnya diekspor ke Jepang


5

sebanyak 150.000 ton bijih nikel dan hal ini berlangsung sampai tahun

1942.

Pada masa Perang Dunia II tahun 1942-1945 Indonesia

diduduki oleh Jepang. Penambangan bijih nikel di Pomalaa dikelola

oleh Sumitomo Metal Mining Corp. (SMM) yang berhasil membangun

sebuah pabrik pengolahan yang menghasilkan nickel matte. Selama

masa tersebut, pabrik tersebut menghasilkan 351 ton matte, dimana 30

ton diantaranya berhasil dikapalkan dan sisanya ditinggalkan di

Pomalaa. Hal ini terjadi karena pengolahan nikel di Pomalaa hancur

oleh serangan sekutu, sehingga seluruh instalasi yang ada pada saat itu

hancur.

Pada tahun 1957, usaha penambangan bijih nikel dapat

diulangi lagi. Usaha pertambangan dimulai oleh NV. PERTO yang

mengekspor stok bijih nikel yang sudah ada ke Jepang. Pada tahun

1959-1960, perusahaan ini baru melakukan penggalian di Pulau

Maniang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1960 dan

Undang-Undang Pertambangan No. 37 tahun 1960 yang menyatakan

bahwa nikel sebagai bahan galian strategis, maka pada tahun 1960

usaha NV. PERTO diambil alih oleh pemerintah, kemudaian dibentuk

sebuah perusahaan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah yang berstatus Perseroan Terbaras (PT) yang bernama PT.

Pertambangan Nikel Indonesia (PNI).


6

Akhir tahun 1962 BPU Pertambun menandatangani kontrak

dengan Sulawesi Nickel Development Corporation Limited

(SUNIDECO) suatu perusahaan yang dibentuk oleh para pemakai bijih

nikel dan beberapa Trading Companies di Jepang. Kemudian

berdasarkan PP No. 22 tahun 1968, PT. Pertambangan Nikel Indonesia

bersama BPU Pertambun beserta PT/PN dan proyek di jajarannya

disatukan menjadi PN. Aneka Tambang di Pomalaa selaku unit

produksi dengan nama Unit Bisnis Penambangan Nikel Pomalaa. Pada

30 Desember 1974, status PN berubah menjadi PT. Aneka Tambang

(Persero).

Untuk memperpanjang jangka waktu penambangan nikel di

Pomalaa, serta mengingat cadangan bijih nikel laterit berkadar rendah

(<1,82% Ni) yang dapat dimanfaatkan cukup besar, sedangkan bijih

nikel laterit yang berkadar tingggi (2,30%) semakin menipis jumlah

cadangannya. Agar bijih nikel kadar rendah tersebut dapat bernilai,

kemudian didirikan pabrik peleburan bijih nikel menjadi produk logam

FeNi.

Pelaksanaan pembangunan pabrik unit I dimulai pada 12

Desember 1973 dengan pemancangan tiang pertama dan selesai

dikerjakan selama dua tahun. Tanggal 14 Agustus 1976 dapur listrik

Unit I dengan daya 20 MVA (18 MW) mulai produksi secara

komersial dan selanjutnya pabrik FeNi diresmikan oleh Wakil Presiden

Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 23 Oktober 1976.


7

Pabrik FeNi Unit II mulai dibangun pada 2 November 1992 dan sekitar

bulan Februari 1995 sudah mulai produksi. Pabrik FeNi II diresmikan

oleh Presiden RI, Bapak Soeharto pada 11 Maret 1996. Untuk

meningkatkan mutu dan kualitas produksi dalam pasar internasional,

pabrik FeNi III dibangun pada bulan Desember 2003 dengan kepala

proyek pembangunan pabrik FeNi III adalah Ir. Martinur Rongre dan

selesai dibangun pada Februari 2006, tetapi FeNi III resmi beroperasi

pada 29 Januari 2007.

Akan tetapi pabrik FeNi I telah dihentikan pada tahun 2013

seiring dimulainya P3FP yang bertujuan sebagai proyek perluasan

untuk membangun pabrik peleburan FeNi IV dan bertepatan pada 29

Maret 2015, PT. ANTAM (Persero), Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara

melakukan preheating Furnace-4 yang berada di pabrik peleburan

FeNi IV agar dapat melakukan proses switch on pada pertengahan

bulan April 2015 dan menggantikan operasi Furnace-1 yang dimana

sebelumnya pabrik FeNi I hanya berkapasitas 17 MW menjadi

berkapasitas 38 MW.

Untuk menjalankan pabrik FeroNikel, digunakan mesin diesel

sebagai pembangkit listrik yang terdiri dari 3 unit yaitu PLTD I, PLTD

II, dan PLTD III yang berinterkoneksi paralel sebelum didistribusikan

ke masing-masing peralatan. Setiap PLTD I dan PLTD II terdiri dari

masing-masing 5 unit mesin diesel dimana tiap unitnya memiliki

kapasitas daya 5,8 MW. Sedangkan PLTD III terdiri dari 6 unit,
8

dengan kapasitas daya 17 MW untuk masing-masing unit. Lalu pada

17 Desember 2012 PT. ANTAM (Persero), Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara telah melakukan penandatanganan kontrak EPC

(Engineering, Procurement, and Construction) sebagai bagian dari

proyek modernisasi dan optimasi pabrik FeroNikel Pomalaa, dengan

membangun PLTU Batubara dengan tipe CFB (Circulating Fluidised

Bed) dengan kapasitas 2 x 30 MW dan telah dioperasikan secara

komersial pada akhir 2016. Penambangan bijih nikel UBPN Pomalaa

mencakup daerah KP (Kuasa Penambangan) seluas 6324 hektar.

Keempat daerah penambangan PT. ANTAM (Persero), Tbk.

UBPN Sulawesi Tenggara masing-masing mempunyai luas wilayah

sebagai berikut:

1. Tambang Utara

Berdasarkan IUP WSPM 016 SK Bupati Kolaka No. 198

Tahun 2010 dengan luas 1954 hektar meliputi wilayah

penambangan sekitar bukit-bukit Pomalaa sebelah utara, batas

wilayah daerah utara yaitu sungai Huko-Huko, sedangkan batas

sebelah selatan adalah sungai Komoro.

2. Tambang Tengah

Berdasarkan IUP WSPM 014 SK Bupati Kolaka No. 202

Tahun 2010 dengan luas 2712 hektar.


9

3. Tambang Selatan

Berdasarkan pada 2 (dua) IUP, yakni WSPM 05 dengan

luas 584,3 hektar dan IUP WSPM 017 dengan luas 878,2 hektar

meliputi gugusan bukit-bukit dibagian utara sungai Oko-Oko,

Tanjung Batu Kilat, Kajuangin, Tanjung Lepe. Sedangkan batasan

sebelah utara daerah selatan adalah sungai Sapuran dan batasan

sebelah selatan adalah sungai Oko-Oko.

4. Pulau Maniang

Berdasarkan IUP WSPM 003 dengan 192 hektar.

2. Visi dan Misi PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara

a. Visi ANTAM 2030

“Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan

imigrasi usaha berbasis Sumber Daya Alam”

b. Misi ANTAM 2030

1) Menghasilkan produk-produk berkualitas dengan

memaksimalkan nilai tambah melalui praktek-praktek industri

terbaik dan operasional yang unggul.

2) Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan

keberlanjutan, keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan.

3) Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan

pemangku kepentingan.
10

4) Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan serta

kemandirian masyarakat di sekitar wilayah operasi.

3. Struktur Organisasi PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara

Untuk penjabaran dalam struktur organisasi, adalah sebagai berikut:

a. Kepala Biro HSE membawahi:

1) Kepala Departemen Keselamatan Pabrik.

2) Kepala Departemen Keselamatan Tambang.

3) Kepala Departemen Kesehatan Kerja.

4) Kepala Departemen Pengelolaan Lingkungan Pabrik.

5) Kepala Departemen Pengelolaan Lingkungan Tambang.

b. Wakil Kepala Divisi Pabrik FeNi membawahi:

1) Kepala Biro Material Handling.

2) Kepala Departemen Transfer Material.

3) Kepala Departemen Ore Blending.

4) Kepala Departemen Proses Produk Lain.

c. Kepala Biro Ore Preparation yang membawahi:

1) Kepala Departemen Rotary Dryer 1&2.

2) Kepala Departemen Rotary Dryer 3 & 4.

3) Kepala Departemen Rotary Kiln 1&2.

4) Kepala Departemen Rotary Kiln 3 & 4.

d. Kepala Biro Smelting yang membawahi:

1) Kepala Departemen Transportasi Kalsin.


11

2) Kepala Departemen Smelting 1&2.

3) Kepala Departemen Smelting 3 & 4.

4) Kepala Departemen Water Plant.

e. Kepala Biro Pemurnian dan Pengecoran yang membawahi:

1) Kepala Departemen Pemurnian.

2) Kepala Departemen Pengecoran.

3) Kepala Departemen Production Finishing.

4) Kepala Departemen Lining Work.

f. Kepala Biro Mechanical Maintenance yang membawahi:

1) Kepala Departemen Perencanaan Pemerliharaan.

2) Kepala Departemen Mechanical Maintenance.

3) Kepala Departemen Perlakuan Logam.

4) Kepala Departemen Product Equipment Workshop.

g. Kepala Biro Electrical Maintenance yang membawahi:

1) Kepala Departemen Electrical and Instrument Planning.

2) Kepala Departemen Electrical Maintenance.

h. Wakil Kepala Divisi Pertambangan dan Pendukung Operasi

membawahi:

1) Kepala Biro Pertambangan yang membawahi:

a) Kepala Departemen Survey, Perencanaan Tambang, dan

Eksplorasi.

b) Kepala Departemen Produksi Tambang.


12

2) Kepala Biro Shipping yang membawahi:

a) Kepala Departemen Agency.

b) Kepala Departemen Barging.

i. Kepala Biro Utility yang membawahi:

1) Kepala Departemen Perencanaan Sipil.

2) Kepala Departemen Pengelolaan Energi.

3) Kepala Departemen Produksi Oksigen.

4) Kepala Departemen Pengelolaan Air.

5) Kepala Departemen Shipyard.

6) Kepala Departemen Distribusi Elektris dan Telekomunikasi.

7) Kepala Biro Outsource Controlling.

j. Kepala Biro Quality Control Membawahi:

1) Kepala Departemen Preparasi Sampel.

2) Kepala Departemen Laboratorium Kimia.

3) Kepala Departemen Peralatan Laboratorium.

4) Kepala Departemen Asuransi Kualitas Bijih.

C. Deskripsi Kegiatan Industri

1. Keadaan Umum Daerah Pertambangan

a. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi pelaksanaan PLI ini dilaksanakan di PT. ANTAM

(Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara, secara administratif

terletak di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi

Sulawesi Tenggara. Dimana jarak yang yang ditempuh dari


13

Kabupaten Kolaka ke Pomalaa yaitu sekitar 30 km, sedangkan

secara geografis terletak pada garis 04°00’00” Lintang Selatan -

04°30’00” Lintang Selatan dan 121°15’00” Bujur Timur -

121°45’03” Bujur Timur. PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN

Sulawesi Tenggara berbatasan dengan:

1) Disebelah Utara berbatasan dengan sungai Huko-huko

2) Disebelah Timur berbatasan dengan Bukit Maniang

3) Disebelah Barat berbatasan dengan Teluk Mekongga

4) Disebelah Selatan berbatasan dengan sungai Oko-oko

Gambar 1. Lokasi PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN, Kecamatan


Pomalaa, Sulawesi Tenggara

Lokasi menuju PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN

Sulawesi Tenggara dapat ditempuh melalui jalur udara atau jalur

laut. Jalur udara yang ditempuh mulai dari Bandara Internasional

Minangkabau (Sumatera Barat) menuju Bandar Udara


14

Internasional Soekarno-Hatta (Tangerang) memakan waktu tempuh

perjalanan 1 jam 45 menit, kemudian perjalanan dilanjutkan

menuju Bandara Sultan Hasanuddin (Makassar) dengan waktu

tempuh 2 jam 40 menit, selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju

Bandara Sangia Nibandera (Pomalaa) dengan waktu tempuh 45

menit. Kemudian dari Bandara Sangia Nibandera (Pomalaa)

menuju PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN menggunakan jalur

darat dengan waktu tempuh 30 menit. Jalur laut melalui pelabuhan

tanjung priok Jakarta menuju Makassar memakan waktu ±3 hari,

kemudian menuju Kendari dari Makassar ±1 hari, dan dilanjutkan

jalur darat dari Kendari menuju Pomalaa dengan waktu tempuh

perjalanan selama 4 jam.

Gambar 2. Peta Kesampaian Daerah Pomalaa

b. Keadaan Lingkungan Daerah

Keadaan sekitar PT ANTAM (persero) Tbk. UBPN

Sulawesi Tenggara umumnya adalah gunung, perbukitan, dan


15

beberapa sungai untuk menunjang kebutuhan warga seperti

persawahan dan lainnya.

c. Penduduk

Penduduk sekitar PT ANTAM (persero) Tbk. UBPN

Sulawesi Tenggara adalah masyarakat asli dan pendatang.

Masyarakat asli merupakan masyarakat suku Tolaki, Bugis dan

Toraja. Masyarakat pendatang umumnya berasal dari pulau jawa,

sumatera dan lainnya.

d. Iklim

Wilayah PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara yang terletak di kabupaten Kolaka berada di sekitar garis

katulistiwa dan dekat dengan laut memiliki suhu maksimum 32°C

dan suhu minimum 12°C dengan suhu rata-rata 25-30°C.

Dengan iklim Tropis, Indonesia khususnya Sulawesi

Tenggara memiliki dua musim yaitu, musim panas dan musim

hujan. Kedua iklim tersebut sangat menguntungkan dalam

pembentukan unsur nikel, karena pembentukannya membutuhkan

pelapukan yang baik.

2. Peralatan Penambangan

Adapun peralatan yang digunakan dalam kegiatan

penambangan di PT.ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara yaitu:
16

a. Bulldozer Komatsu D85ESS

Bulldozer adalah salah satu alat berat yang mempunyai

roda rantai (track shoe) untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki

kemampuan traksi yang tinggi. Bisa digunakan untuk menggali,

mendorong, menggusur, meratakan, menarik beban, menimbun

dan lain-lain. Mampu beroperasi di daerah yang lunak hingga

keras. Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan

traktor sebagai penggerak utamanya, artinya traktor yang

dilengkapi dengan perlengkapan berupa pisau atau yang lebih

sering disebut blade.

Gambar 3. Bulldozer Komatsu D85ESS

b. Excavator Komatsu PC-200

Backhoe adalah alat dari golongan shovel yang khusus

dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah atau di

bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini

misalnya parit, lubang untuk pondasi bangunan, lubang galian


17

pipa dan sebagainya. Ciri khas dari backhoe yang

membedakannya dengan power shovel adalah arah bucket yang

mengarah masuk ke arah mesin penggerak yang disebut hydraulic

excavator. Karakteristik penting dari alat ini adalah pada

umumnya menggunakan tenaga mesin diesel dan sistem hidrolik

penuh. Operasional penggalian yang paling efisien adalah dengan

menggunakan metode ujung dan pangkal, mulai dari atas

permukaan sampai ke bagian bawah.

Dalam konfigurasi backhoe, ukuran lengan lebih panjang

sehingga jangkauan lebih jauh, tetapi ukuran bucket lebih kecil.

Ukuran ini bukan berarti produksi lebih rendah, karena

putarannya bisa lebih kecil yang berarti cycle time alat akan lebih

cepat. Backhoe dapat menggali sambil mengatur kedalaman

galian yang lebih baik. Karena jangkauan konstruksinya, backhoe

ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat

dan memuat hasil galian ke truk. Faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan excavator adalah dalam hal

kapasitas bucket dan kondisi kerja.


18

Gambar 4. Excavator Komatsu PC-200

c. Dumptruck Hino FM260TI

Dump truck adalah sebuah kendaraan bermotor yang

digunakan sebagai alat angkut endapan atau bijih dari tempat

tambang ke tempat pengolahan. Alat ini digunakan untuk

memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh

(500 meter atau lebih). Muatan diisi oleh alat gali-muat,

sedangkan untuk membongkar muatannya alat ini dapat bekerja

sendiri.

Gambar 5. Dumptruck Hino FM260TI


19

d. Motor Grader Komatsu GD505

Motor grader digunakan untuk mengupas, memotong,

meratakan suatu pekerjaan tanah dan untuk membuat kemiringan

tanah atau badan jalan serta untuk membuat parit-parit kecil. Pada

proses penambangan, alat ini berfungsi memelihara jalan tambang

dan jalan produksi yang tidak dilakukan pengerasan seperti jalan-

jalan di dekat front.

Gambar 6. Motor Grader Komatsu GD505

e. Breaker Komatsu PC-200 HRB

Breaker adalah peralatan yang dipasang pada excavator

yang berfungsi memecah batu. Alat ini dipasang pada bagian

depan arm, menggantikan bucket. Breaker digunakan bila tanah

yang akan digali oleh alat gali-muat terlalu keras atau berbatu.

Pada dasarnya spesifikasi mesin penggerak breaker tetap sama

dengan backhoe yaitu hydraulic excavator.


20

Gambar 7. Breaker Komatsu PC-200 HRB

f. Water Tank Hino FM260TI

Peralatan lain yang dibutuhkan dalam proses

penambangan yaitu truk tangki air (Water Tank Truck). Truk

tangki air digunakan untuk mengurangi intensitas debu tambang

dengan cara melakukan penyiraman pada tempat-tempat di lokasi

tambang yang memiliki intensitas debu tinggi. Hal ini juga untuk

mencegah kondisi tidak aman yaitu kondisi gelap di tambang

karena debu tambang. Kondisi ini dapat menyebabkan kecelakaan

tambang seperti tabrakan antar unit alat berat maupun mobil

operasional dan lain-lain.

Gambar 8. Water Tank Hino FM260TI


21

Penyiraman oleh truk tangki air dilakukan pada lokasi

jalan angkut, disposal, front penambangan, area parkir alat-alat

berat dan sebagainya. Penyiraman ini tidak boleh dilakukan

berlebihan pada daerah turunan atau tanjakan untuk mencegah

potensi terjadinya slip pada kendaraan yang lewat.

3. Kegiatan Penambangan

a. Land Clearing

Kegiatan land clearing merupakan tahap awal dari

penambangan yaitu membersihkan lahan dari semak-semak belukar

dan pohonan, target pekerjaan ini didasarkan atas rencana Land

Clearing Plan dari perusahaan.

b. Top Soil Removal

Kegiatan penggalian lapisan top soil ini dilakukan dalam

ketebatan tertentu. Top soil merupakan lapisan tanah penutup

bagian atas yang mengandung unsur hara yang berguna sebagai

media tumbuh dari tanaman.

Top soil ini harus diperlakukan secara baik dan akan

ditempatkan pada top soil stock area, dimana nantinya akan

dipergunakan dan disebar untuk reklamasi rambang. Penimbunan

top soil peletakkannya harus diatur dengan ketinggian maksimum 2

meter berjajar, dan timbunan diusahakan harus tetap stabil.


22

Peralatan yang dipergunakan untuk operasi pekerjaan

pemindahan top soil adalah excavator untuk alat gali/muat dan

dump truck sebagai alat angkutnya.

c. Overburden dan Waste Removal

Overburden merupakan lapisan diantara lapisan atas/top

soil dan lapisan bijih/ore, lapisan overburden ini mayoritas terdiri

dari tanah laterit dan batuan lempungan yang mudah untuk digali.

Untuk operasi pekerjaan pemindahan overburden akan

dipergunakan bulldozer dan excavator sebagai alat gali/muat dan

peralatan angkut yang digunakan yaitu dump truck.

Gambar 9. Kegiatan pengupasan overburden di bukit Everest

d. Nickel Ore Mining (Penambangan Bijih Nikel)

Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore

utama, yaitu limonit dan saprolit. Sedangkan 1 jenis kualitas ore

lagi yaitu low grade saprolit ore (LGSO) dan high grade saprolite

ore (HGSO) dimana kualitas ore merupakan transisi antara


23

saprolite dan limonite. Ketiga jenis ore tersebut ditentukan oleh

Tim Eksplorasi dan Perencanaan Tambang.

Gambar 10. Kegiatan Penambangan Bijih

e. Jam Kerja

Jam kerja kegiatan penambangan PT. ANTAM (Persero)

Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara dimulai dari pukul 07.00 WITA

sampai dengan pukul 16.00 WITA. Namun ada beberapa pit

tambang di PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara

menambah shift malam di mulai dari pukul 19.00 WITA hingga

23.00 WITA.

D. Perencanaan Kegiatan PLI

Adapun rencana kegiatan yang penulis lakukan selama di

perusahaan dalam kegiatan PLI yaitu pada tanggal 18 Juli 2017 sampai

dengan 8 September 2017 dengan perincian kegiatan yang akan

dilaksanakan adalah sebagai berikut :


24

Tabel 1. Perencanaan kegiatan PLI

Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi Lapangan

2 Pengamatan Lapangan
Pengumpulan Data
3 Lapangan
Penyusunan Laporan
4 dan Presentasi

Aktivitas selama dilapangan sesuai dengan jadwal yang di setujui

oleh pihak perusahaan seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Kegiatan PLI di Perusahaan

E. Pelaksanaan Kegiatan PLI

Kegiatan PLI di PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara dilakukan mulai dari kegiatan Mine Surveying, Pemboran Inpit,

Mine Production, Quality Control, hingga kegiatan Reklamasi Pasca

Tambang.
25

1. Unit Geomin Nikel

Kegiatan pada Unit Geomin dilakukan pada tanggal 24 dan 25

Juli 2017. Geomin merupakan salah satu unit yang bekerja sama

dengan PT. ANTAM (Persero) Tbk. Sulawesi Tenggara yang bergerak

dibidang eksplorasi. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh unit

Geomin dimulai dari studi literatur, eksplorasi regional, hingga

eksplorasi detail.

Gambar 11. Pemboran Geomin Wilayah Tambang Tengah

Pemboran pada unit Geomin dilakukan setelah patok titik bor

dipasang sesuai dengan koordinat drill plan nya, pada kali ini kami

mengikuti pengamatan di titik PML 3760 grid D023228 dengan titik

koordinatnya yaitu X: 343775; Y: 9535075; Z : 63 serta di titik PML

3759 grid B02D023427 dengan koordinat yaitu X: 343825; Y:

9535100; Z : 68. Karena jumlah kami bertiga, maka kami di pecah

menjadi dua tim untuk dapat mengikuti kedua titik bor yang sedang

beroperasi. Tujuan dari pemboran ini yaitu:


26

a. Mengetahui litologi tanah di lokasi

b. Mengetahui ketebalan tiap zona (top soil, limonit, saprolit, dan bed

rock)

c. Mendapatkan sampel untuk proses lanjutan pengujian pada

laboratorium

d. Mengetahui persebaran cadangan

Pemboran pada kegiatan eksplorasi Geomin menggunakan alat

SJR sebagai mesin bor serta mesin penggerak menggunakan

YANMAR TF105MR-di, dan menggunakan mata bor Widya.

Eksplorasi ini bukanlah tahapan eksplorasi awal akan tetapi merupakan

inovasi unit Geomin sendiri untuk menemukan data diantara titik

pemboran yang tidak memiliki indikasi, metode Scout Drill dengan

jarak spasi antar bor yang tidak menentu (200 m, 100 m, 50 m, 25 m)

2. Mine Surveying

Surveying adalah pengukuran di lapangan dari pada keadaan

fisik yang akan digambarkan. Di dalam praktek, surveying meliputi

pengukuran-pengukuran jarak, sudut, beda tinggi, kontur pada

permukaan bumi atau tanah dan perhitungan areal atau luas.

Kegunaan surveying adalah untuk pengumpulan data yang

nantinya akan diolah kembali atau yang akan digambarkan pada peta

dan lain-lain.

Surveying biasanya diarahkan untuk sebagai survey data

processing untuk pengolahan selanjutkan ke perhitungan volume,


27

perhitungan cadangan, desain jalan, dan malah banyak pula yang

merangkap ke mine plan, untuk menghitung kapasitas alat untuk

menghitung target bulanan atau ke design tambang untuk

merencanakan bentuk tambang, kemana arah jalan, berapa jumlah

bench yang di perlukan, sudut kemiringan design tambang agar tidak

terjadi longsoran, dan menentukan berapa kapasitas tanah penutup

(overburden & interburden). Akan tetapi output dari kegiatan

surveying yang penulis ikuti yaitu mengetahui kemajuan tambang dari

suatu pit.

Pada kegiatan tambang di PT. ANTAM (Persero) UBPN Tbk.

Sulawesi Tenggara menggunakan metode Resection. Metode Resection

adalah metode pengukuran dengan memposisikan Total Station secara

sembarang, dengan syarat Total Station masih dapat menembak

minimal 2 titik patok yang telah diketahui koordinatnya yang

kemudian dikalkulasikan untuk mendapatkan koordinat Total Station

berdiri.

Data yang didapat dari alat Total Station berupa koordinat

Easting, Northing, dan Elevasi (x, y, z). Data-data tersebut kemudian

di input ke dalam Microsoft Excel untuk diolah dan dapat diinput

kedalam software SURPAC. Data yang telah diinput ke dalam software

SURPAC akan menjadi suatu blok model 3D yang menggambarkan

kondisi di lapangan.
28

Gambar 12. Survey Kemajuan Tambang di Bukit Everest

Kegiatan Mine Surveying dilakukan selama 3 hari dimulai dari

tanggal 26, 27, dan 28 Januari 2017 dengan rincian kegiatan:

a. Rabu, 26 Juli 2017, berlokasi di Tambang Utara yaitu Bukit

Everest dan bukit Strada. Kegiatan survey pada lokasi ini

dilakukan untuk mengetahui kemajuan tambang.

b. Kamis, 27 Juli 2017, berlokasi di Tambang Utara yaitu Bukit Hilux

dan Bukit Cherokee. Kegiatan Survey pada lokasi ini dilakukan

untuk mengetahui kemajuan tambang.

c. Jum’at, 28 Juli 2017, berlokasi di kantor satuan kerja bagian

Survey. Kegiatan mengolah data yang telah di dapat di lapangan

dengan 1 orang pembimbing dari lapangan dengan menggunakan

software Surpac.

3. Mine Production

Kegiatan Mine Production dilaksanakan pada tanggal 31 Juli –

10 Agustus 2017. Lokasi penambangan di PT. ANTAM (Persero) Tbk.

UBPN Sulawesi Tenggara terbagi atas 4 lokasi penambangan, yaitu


29

Tambang Utara, Tambang Selatan, Tambang Tengah, dan Tambang

Pulau Maniang. Namun untuk saat ini hanya dua lokasi penambangan

yang sedang aktif dalam kegiatan produksi yaitu pada Tambang Utara

dan Tambang Selatan. Dimana pada tambang utara, wilayah yang aktif

produksi saat ini yaitu Everest, Strada, Cherokee, Hilux, dan Bukit IV

sedangkan pada wilayah tambang selatan yaitu Land Cruiser, Oscar 1,

Oscar 2, Fortuner, dan QT. Pada kegiatan praktek ini, penulis berfokus

terhadap bukit yang ada baik itu di utara maupun selatan. Pada

tambang utara seperti Everest dan Hilux sedangkan pada tambang

selatan berfokus kepada Land Cruiser dan QT.

Bukit Everest kegiatan yang dilakukan yaitu produksi ore dan

overburden sedangkan pada bukit Hilux kegiatan yang dilakukan yaitu

produksi ore dan overburden juga. Untuk pada bukit Land Cruiser

kegiatan yang dilakukan yaitu produksi ore dan pada bukit Hilux

kegiatan yang dilakukan juga ore saja.

Metode penambangan yang terdapat pada PT. ANTAM

(Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara terdiri dari open pit dan open

cast. Dimana metode open pit dilakukan di bukit Everest dan bukit

Hilux yaitu dengan bentuk seperti cekungan yang dibuat kedalam

sedangkan metode open cast dilakukan di bukit Land Cruiser dan

bukit QT dengan cara pengupasan pada lereng bukitnya saja dengan

cara melingkari bukit baik itu dari atas ke bawah maupun sebaliknya.
30

Gambar 13. Kegiatan produksi ore

Gambar 14. Kegiatan produksi overburden

4. Quality Control

Kegiatan di satuan kerja Quality Control dilaksanakan pada

tanggal 14 – 15 Agustus 2017. Quality Control merupakan satuan

kerja pada PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara,

yang memastikan dan menangani kadar dari ore. Quality Control

bertugas untuk memberikan treatment pada ore hasil produksi

tambang dan juga memberikan sasaran mutu kepada satuan kerja


31

material handling sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

pabrik FeNi.

Satuan kerja Quality Control dibagi menjadi empat bagian

yakni preparasi sampel, Laboratorium Instrument, Laboratorium

Kimia, dan Quality Assurance. Satuan kerja tersebut saling berkaitan

dalam memastikan kadar yang didapat sesuai dengan Cut Of Grade

(COG).

Preparasi sampel adalah tahap awal persiapan sampel sebelum

masuk ketahap selanjutnya untuk dilakukan analisis di laboratorium.

Sampel yang akan diolah bersal dari sampel selective mining, recheck

dan ore pabrik. Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan

observasi dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif

dari suatu populasi. PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara dalam kegiatan sampling bermitra dengan PT. Dewi Jaya.

Kegiatan sampling dilakukan untuk mensupport kegiatan satuan kerja

quality control.

Gambar 15. Satuan Kerja Unit Preparasi Sampel


32

Sampel yang digunakan pada kegiatan sample preparation

adalah ore yang diambil Selective Mining, Recheck, dan ore pabrik.

Adapun Work Instruction (Prosedur Kerja) dari setiap tempat tersebut,

adalah sebagai berikut:

a. Selective Mining

Kegiatan SM dilakukan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN

Sulawesi Tenggara setiap hari produksi. Kegiatan ini bertujuan

untuk meyakinkan kadar Fe dan Ni mendekati data eksplorasi yang

telah ada. Dan apabila kadar Fe dan Ni-nya di nilai baik sesuai

dengan sasaran mutu maka pada titik pengambilan sampel tersebut

penambangan akan dilaksanakan. Sasaran mutu yang dibebankan

sebagai umpan pabrik FeNi PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN

Sulawesi Tenggara adalah kadar Ni > 1,80% dan kadar Fe <16%.

Selective mining juga dilakukan dengan dasar untuk menghindari

terjadinya dilusi yang dapat menurunkan kadar Ni. Dengan adanya

analisis sampling ini dapat ditentukan arah penambangan

selanjutnya dan diharapkan mendekati data eksplorasi terdahulu.

Sampel diambil pada titik-titik bor yang telah diketahui

kadarnya sesuai peta topografi tambang dengan dibantu excavator

PC 200 untuk menggali titik titik bor yang telah ditentukan. Ore

hasil penggalian kemudian ditumpuk di samping area kerja, dalam

satu tumpukan sehingga membentuk kerucut, dari tumpukan

tersebut diambil 4-5 increment (1 increment di estimasikan ±20kg)


33

sesuai dengan instruksi dari pengawas front. Cara pengambilannya

adalah dengan sekop 120D dan diambil dari 1/3 bagian dari bawah

timbunan yang telah digali oleh PC.

Gambar 16. Pengambilan sampel Selective Mining

b. Recheck

Kegiatan recheck merupakan proses pengambilan ore yang

telah dianalisis kadarnya pada saat selective mining namun recheck

dilakukan setelah ore dipindahkan ke area stockyard. Kegiatan ini

bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar-kadar ore setelah di

ekstrak. Analisis antara SM dan recheck terkadang mendekati dan

juga menjauh nilai kadarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, yaitu :

1) Pada saat proses produksi terjadi dilusi yang tinggi

2) Kesalahan analisis SM

3) Terjadi pencampuran yang tidak diinginkan di area stockyard.

Sampel recheck diambil berdasarkan titik patok produksi

sehingga analisis SM dan recheck dapat dibandingkan.


34

Pengambilan sampel dilakukan tiap ritase pengangkutan produksi.

Metode pengambilan sampel yang digunakan ialah dengan

increment, pengambilan sampel dengan posisi 1/3 dari dasar

tumpukan.

Gambar 17. Recheck di Stockyard Pelabuhan

c. Ore Pabrik

Pada ore pabrik, sampel diambil di dua tempat, bisa

dilakukan pada stockpile dan di stockyard. Sesuai dengan Work

Instruction di tempat pengambilan.

5. Reklamasi

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan

usaha pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki

kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai

peruntukannya. (Pasal 1 Ayat 26 UU No.4 Tahun 2009)

Kegiatan reklamasi yang penulis ikuti selama 2 hari yaitu pada

tanggal 21 dan 22 Agustus 2017. Metode penanaman di PT. ANTAM

(Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara yaitu metode handseeding.


35

Metode handseeding adalah metode penanaman secara konvensional

atau ditanam secara manual, dimana PT. ANTAM (Persero) Tbk.

UBPN Sulawesi Tenggara bekerja sama dengan warga sekitar dalam

proses penanaman tersebut

Kegiatan reklamasi dilakukan setelah tambang dinyatakan

mine out atau sudah tidak ditambang lagi dan kegiatan penambangan

tidak dilanjutkan.

Adapun tahapan-tahapan dari kegiatan reklamasi ini adalah

sebagai berikut:

a. Regrading

Regrading merupakan tahapan awal kegiatan reklamasi

dalam penyiapan lahan agar area kerja tidak licin dan curam akibat

penambangan yang telah dilakukan. Kegiatan regrading meliputi

perbaikan area pasca tambang sehingga menyerupai bukit (gunung

tiruan), pembuatan tanggul, batas area kerja serta drainase.

Kegiatan regrading bertujuan untuk menata permukaan

lahan yang tidak beraturan, menimbun cebakan-cebakan yang

berpotensi menimbulkan genangan air dengan material berupa

tanah dan batu. Selanjutnya mengurangi tingkat kemiringan lereng

yang curam dengan memotong bagian puncak kemudian

menimbunnya ke bagian kaki lereng.


36

Gambar 18. Kegiatan Regrading

b. Top Soiling

Tahap top soiling adalah penimbunan top soil pada lahan

setelah regrading. Top soiling yang digunakan adalah top soil

bekas pembongkaran lahan penambangan yang disimpan di

stockpile berdasarkan lokasi tambang tersebut. Ketebalan top soil

tergantung pada ketersediaan top soil.

Ketebalan minimal top soil yang akan ditimbun adalah 50

cm dan maksimal 60 cm. Ketebalan ini berpengaruh pada

kesuburan tanaman karena daya ikat akar akan semakin kuat bila

top soil-nya tebal.

Gambar 19. Kegiatan Top Soiling


37

c. Penirisan

Penirisan yaitu upaya pengontrolan air, dengan metode

mine dewatering (upaya mengeluarkan air yang telah masuk) dan

mine drainage (upaya pencegahan air masuk). Diawali dengan

penentuan elevasi terendah dari catchment area atau daerah

tangkapan hujan, sehingga didapat lokasi ideal untuk

checkdumpnya. Tujuan pembuatan checkdump yaitu untuk

menetralisasikan air sehingga bisa dilepas ke laut.

Gambar 20. Kegiatan Penirisan

d. Pengajiran

Pengajiran merupakan pemasangan patok tanaman sebelum

melakukan penanaman sehingga terdapat jarak antar tanaman. Ada

beberapa keuntungan dari pengajiran, yaitu:

1) Dapat mengetahui luas lahan

2) Dapat mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan

3) Dapat mengetahui jumlah tanaman yang akan ditanam


38

Pada musim kemarau, kegiatan pengajiran lebih banyak

dilakukan, karena pada musim penghujan kegiatan penanaman

lebih diutamakan. Prosedur kegiatan pengajiran adalah Ajir (patok)

yang terbuat dari potongan bambu yang telah dibelah dan

berbentuk lurus dengan panjang 30-40 cm dan lebar 0,5-1 cm.

Ditancapkan dengan interval 3x3 meter. Proses pengukuran di

lapangan menggunakan tolak ukur tiga langkah kaki orang dewasa

agar proses lebih cepat atau sesuai dengan jenis tanaman dan

kondisi medan tanam. Pada daerah curam tidak dipasangkan ajir

karena menimbang keselamatan pekerja, sehingga dilakukan

penaburan bibit tanaman dengan memperkirakan tiap interval 2-2,5

meter.

Gambar 21. Kegiatan Pengajiran

e. Revegetasi

Kegiatan penanaman kembali dilakukan setelah lahan bekas

tambang melakukan kegiatan top soiling. Ada tiga tahapan

kegiatan penanaman, yaitu:


39

1) Penanaman Cover Crop

Penanaman cover crop dilakukan agar tidak terjadi

longsor dan sebagai penahan air. Jenis tanaman cover crop

yang digunakan adalah rumput-rumputan dan biasanya

menggunakan rumput lokal atau rumput tatenggala.

Gambar 22. Rumput tetenggala

Metode penanaman yang digunakan adalah dengan

metode membaringkan dengan jarak ± 1 meter agar

menghasilkan kerapatan dan rimbunnya tanaman penutup,

pembuatan lubang cover crop sedalam ± 10 cm lalu ditabur

algosob sebagai penyedia air. Setelah itu ditaburi tanah yang

dicampur pupuk kandang.


40

(a) (b)

Gambar 23. Penanaman cover crop. (a) Tanah dicampur


algosob, (b) setelah itu dicampur pupuk.

2) Penanaman Tanaman Penutup

Tanaman penutup ini berguna untuk melindungi

tanaman inti dari sinar matahari secara langsung agar dapat

tumbuh. Ukuran tanaman ini tidak lebih besar dari tanaman

inti, tetapi sifatnya yang fast grow sehingga dapat melindungi

tanaman inti. Jenis tanaman ini yaitu seperti Gamal dan Sengon

dengan spasi 3 x 3 m.

Gambar 24. Tanaman Penutup Gamal dan Sengon Laut


41

3) Penanaman Tanaman Inti

Penanaman tanaman inti dilakukan ± 1 bulan setelah

penanaman tanaman pelindung. Adapun jenis tanaman inti

seperti tanaman lokal, mangga-mangga, tirotastik, cemara,

kayu kuku, mahoni, trambesi, dengen. Sedangkan tanaman luar

seperti jati, bitti, sengon buto, dan pohon afrika.

f. Pemeliharaan

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam

pemeliharaan tanaman hasil dari reklamasi yaitu :

1) Penyiangan

Penyiangan perlu dilakukan sesering mungkin agar

tanaman inti tidak sampai terganggu tanaman liar. Penyiangan

dilakukan dengan membersihkan atau mencabuti tanaman liar,

terutama jenis-jenis rumput yang berbahaya bagi tanaman inti.

2) Pemupukan lanjutan

Pemupukan bertujuan untuk menambah atau

mencukupi zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman inti

dari dalam tanah.

3) Penyulaman

Penyulaman atau penggantian tanaman yang mati

dalam kurun waktu sekali dalam 6 bulan sejak bibit utama

pertama ditanam, lalu setelah itu perawatan dilakukan

berdasarkan faktor cuaca yang terjadi, seperti jika musim hujan


42

berarti perawatan dilakukan 1 kali dalam setahun, dan jika

musim kemarau berarti tiap hari akan dilakukan pengecekan

dan penyiraman secara berkala.

g. Pemantauan

Pemantauan mulai dilakukan saat satu bulan tanaman mulai

ditanam, kemudian dibuat plot pemantauan dengan ukuran grid

20x20 meter pada titik tertentu. Plot pemantauan harus mewakili

semua tanaman yang ditanam agar setiap jenis tanaman dapat

terpantau perkembangannya. Bagian tanaman yang dijadikan

parameter pada saat pemantauan, yaitu:

1) Tinggi tanaman

2) Diameter batang

3) Lebar tajuk

Apabila hasil dari ketiga parameter sesuai dengan target,

maka pemantauan dilakukan empat bulan berturut-turut.

Selanjutnya waktu pemantauan semakin dikurangi yaitu empat

bulan sekali, hingga tiga tahun kedepan, dan setelah itu tanaman

dbiarkan tumbuh secara alami karena dianggap telah mandiri.

F. Hambatan dan Penyelesaian

Berdasarkan pengamatan penulis selama kegiatan PLI ada beberapa

hambatan yang terjadi, yaitu :

1. Lokasi pengeboran geomin di hutan yang bisa dikatakan masih virgin

mengakibatkan kesulitan akses alat berat untuk masuk ke lokasi


43

tersebut, sehingga sulit pada proses moving alat pengeboran dari satu

titik ke titik yang lainnya.

2. Tidak adanya tote (bak penyimpan air) pada lokasi pemboran inpit.

3. Adanya air yang menggenangi pit di Bukit Everest.

4. Tidak adanya data bor di wilayah tambang selatan, sehingga

menyulitkan pengawas dalam kegiatan penambangan ore.

5. Banyaknya boulder yang ada pada pit tambang selatan sehingga

menghambat produksi.

6. Jalan tambang yang sering berdebu akibat cuaca yang cukup panas

sehingga penglihatan supir dumptruck terbatas.

Penyelesaian dari hambatan-hambatan tersebut:

1. Pada proses moving alat pemboran, seluruh perangkat alat bor

dibongkar terlebih dahulu lalu diangkat bersama-sama oleh pekerja.

2. Mencari sumber air terdekat dari lokasi pemboran inpit. Di dekat

lokasi pemboran ada sebuah checkdump, sehingga operator pemboran

mengambil air dari checkdump tersebut dan menunggu water tank

datang untuk mengambil air.

3. Untuk mengambil ore yang berada dibawah genangan air dilakukan

pemompaan air dari pit ke checkdump yang berada di dekat pit bukit

Everest.

4. Menggunakan pengalaman dan keahlian pengawas tambang di

wilayah tambang selatan dengan berpedoman pada warna dan lokasi

ore untuk mencapai target produksi yang telah ditentukan.


44

5. Pengawas mengarahkan operator alat rock breaker untuk

menghancurkan boulder terlebih dahulu kemudian dilanjutkan proses

produksi.

6. Pengawas tambang harus terus koordinasi dengan supir water tank

untuk mengurangi abu di jalan tambang.

G. Temuan Menarik

Adapun temuan menarik yang penulis temukan di lapangan yaitu:

1. Adanya kegiatan pemboran inpit, dimana kegiatan ini bukanlah untuk

mencari keterdapatan ore, melainkan lokasi yang telah pasti ada

kandungan ore-nya dibor kembali guna mendapatkan data yang lebih

akurat serta memudahkan pengawas dalam melakukan kegiatan

produksi ore karena sistem penambangan yang digunakan yaitu

selective mining.

Gambar 25. Kegiatan Pemboran Inpit


45

2. Penentuan arah pada kegiatan inpit drill menggunakan GPS,

sedangkan untuk menentukan jarak menggunakan langkah kaki.

Akibatnya letak titik bor kurang akurat.

3. Match Factor yang kurang dari 1 tetapi tetap mampu melebihi target

produksi.

Gambar 26. Alat muat yang menunggu saat kegiatan produksi

4. Banyaknya boulder yang terdapat di wilayah tambang selatan

sehingga tingkat produksi tidak sebesar wilayah tambang utara

Gambar 27. Boulder pada wilayah tambang selatan Bukit QT

5. Kandungan Ni yang rendah pada wilayah selatan, tetapi tetap

dilakukan kegiatan penambangan, karena kandungan Fe-nya juga


46

rendah sehingga saat di blending atau saat menjadi umpan pabrik

dapat menurunkan kadar Fe-nya.

6. Alat pendukung pada kegiatan preparasi sampel seperti lori (gerobak

dorong) yang kurang jumlahnya mempengaruhi lama kerja prepman

(pekerja yang melakukan preparasi) karena saling menunggu untuk

membuang remind (sisa-sisa sampel preparasi).

7. Remind masih dapat digunakan kembali untuk di preparasi dan

dianalisis kadarnya.

8. Proses blending yang tidak sesuai di area stockyard yang

mengakibatkan terjadinya dilusi dan nilai kadarnya menjauh.

Dari beberapa temuan menarik di atas, selanjutnya penulis tertarik

untuk membahas tentang mekanisme preparasi sampel pada PT. ANTAM

(Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara.


BAB II
TOPIK BAHASAN

A. Latar Belakang Penulisan Topik

Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. ANTAM

(Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara terbagi dalam beberapa daerah

seperti yang sudah penulis bahas sebelumnya yaitu terletak pada Pulau

Maniang, Wilayah Utara, Wilayah Selatan, Wilayah Tengah PT. ANTAM

(Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara dalam menambang dan

mengolah bijih nikel dari beberapa front penambangan tersebut tentunya

dengan perhitungan yang matang. Seperti yang telah diketahui bahwa bijih

nikel yang terdapat dalam wilayah penambangan PT. ANTAM (Persero)

Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara memiliki kadar bijih yang berbeda-beda.

Untuk bijih dengan kadar nikel rendah (< 1,8%) akan dilakukan

pengapalan dan diekspor ke Jepang, Australia, Ukraina, Korea Selatan,

Taiwan dan Macedonia. Sedangkan bijih dengan kadar nikel tinggi

(≥1,8%) dibawa ke pabrik untuk diolah dan diproses lebih lanjut. Untuk

produksi hasil yang akan dipasarkan sangat tergantung dengan kadar dari

bijih nikel yang akan diolah nantinya. Dengan tugas untuk memastikan

kadar bijih yang akan ditambang apakah dapat atau mampu memenuhi

spesifikasi ekspor dan umpan pabrik, Quality Control sangat dibutuhkan.

Divisi ini bertugas dalam menerima bijih dari luar,

mengelompokkannya di stockyard serta menyimpan data bijih. Divisi ini

juga yang menjamin karakteristik bijih yang diumpankan ke dalam proses

pengolahan pabrik telah sesuai dengan kapasitas peralatan pabrik.

46
47

Dalam Quality Control terdapat beberapa satuan kerja, satuan kerja

tersebut yaitu satuan kerja Quality Assurance, Sample Preparation, satuan

kerja Laboratorium Kimia dan satuan kerja Laboratorium Instrument.

Seluruh satuan kerja tersebut sangat berperan penting dalam menjamin

kualitas bijih atau kadar nikel yang akan ditambang dan diolah. Untuk

keakuratan kualitas bijih, satuan kerja tersebut harus saling berkoordinasi

dengan baik.

Untuk itu dalam kegiatan PLI ini penulis mengambil judul

“Mekanisme Pengambilan dan Preparasi Sampel Selective Mining

pada PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN SULAWESI TENGGARA”.

B. Kajian Teoritis

Endapan nikel laterite terbentuk akibat pelapukan batuan

ultramafik seperti peridotite, dunite, dan hornblendite yang disebabkan

oleh pengaruh perubahan cuaca (iklim). Cuaca telah merubah komposisi

batuan dan melarutkan unsur-unsur yang mudah larut seperti Ni, Co dan

Fe.

Air hujan yang mengandung CO2 dari udara meresap ke bawah

sampai ke permukaan air tanah sambil melindih mineral primer yang tidak

stabil seperti olivine, serpentin, dan piroksin. Air tanah meresap secara

perlahan dari atas ke bawah sampai ke batas antara zona limonite dan zona

saprolite, kemudian mengalir secara lateral dan selanjutnya lebih banyak

didominasi oleh transportasi larutan secara horizontal. Magnesium dan

silika termasuk nikel terlindih dan terbawa bersama larutan residual,


48

demikian hingga memungkinkan terbentuknya mineral baru melalui

pengendapan kembali dari unsur-unsur yang telah larut. Proses ini

menghasilkan Ca dan Mg yang larut disusul dengan Si yang cenderung

membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus sehingga

memungkinkan terbentuknya mineral baru melalui pengendapan kembali

unsur-unsur tersebut. Semua hasil pelarutan ini terbawa turun ke bagian

bawah mengisi celah-celah dan pori-pori batuan.

Berikut pembagian zona pada nikel laterite dan penjelasan dari

bawah ke atas, urutan sebenarnya dimana zona ini berkembang.

1. Zona Bedrock

Bagian paling bawah dari zona profil laterite, zona batuan

dasar yang ditandai dengan batuan ultramafik yang belum terpengaruh

oleh proses pelapukan kimia dan fisika. Komposisi kimia pada batuan

ini belum mengalami perubahan. Kekar dan patahan masih dalam

kondisi yang baru terbentuk dan belum membuka secara signifikan

karena tekanan hidrostatis material diatasnya. Air tanah yang meresap

telah kehilangan hampir semua kadar asamnya pada saat mencapai

zona batuan dasar dan tidak mampu mengkontaminasi komponen-

komponen mineral pada tingkat yang signifikan. Unsur yang banyak

terkandung dalam batuan ini yaitu Mg. Keberadaan Fe dan Ni sudah

berkurang. Kadar unsur mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu

dengan kadar Fe ±5% serta Ni dan Co antara 0,01 – 0,30%.


49

2. Zona Boulder

Zona ini merupakan transisi dari saprolite menuju bedrock.

Pada zona ini kandungan nikel mulai turun. Namun tidak tertutup

kemungkinan ditemukan kembali saprolite setelah zona ini.

3. Zona Saprolite

Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa

bongkah-bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai

kehijauan. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat, tetapi

mineral-mineralnya pada umumnya sudah terubah. Pada beberapa

endapan nikel laterite, zona ini dicirikan dengan keberadaan pelapukan

mengulit bawang yang terjadi sepanjang joint dan fracture yang

memperlihatkan bagian batuan yang masih segar dikelilingi oleh

material teralterasi (boulder saprolite).

Perubahan geokimia zona saprolite yang terletak di atas batuan

asal ini tidak banyak, H2O dan Nikel bertambah, dengan kadar Ni

keseluruhan lapisan antara 2 - 4 %, sedangkan Magnesium dan Silikon

hanya sedikit yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein

Garnierite, Mangan, Serpentin, Kuarsa sekunder bertekstur

boxwork, Ni-Kalsedon, dan dibeberapa tempat sudah terbentuk

limonite yang mengandung Fe- hidroksida. Klasifikasi zona saprolite

menurut Golightly (1972) : Fe (<25%), MgO (>5%), dan Ni (>1,5%).


50

Perbedaan pada tiap daerah menyebabkan kandungan unsur-

unsur akan berbeda. Namun klasifikasi ini tidak selalu berlaku pada

keadaan sebenarnya karena di lapangan banyak anomali yang terjadi,

sehingga perlu diadakan penyesuaian. Pada keadaan di lapangan

setelah diuji kadar nikelnya, pada zona ini beragam dengan kadar nikel

lebih dari 1,5%, terkadang ditemukan beberapa zona dengan kadar

hingga 3%.

4. Zona Limonite

Zona limonite merupakan hasil terakhir dari pelapukan

kimiawi pada batuan ultramafik dan konsentrasi residual unsur-unsur

non-mobile. Leaching menyeluruh dari komponen-komponen yang

dapat larut telah meninggalkan material lemah dan pada akhirnya

menyebabkan keruntuhan. Pada zona ini kandungan Fe sangat tinggi.

Hal tersebut dikarenakan pada zona ini banyak ditemukan unsur

pembawa Fe seperti Gotit. Selain Fe juga ditemukan mineral Mg

namun dalam jumlah sedikit. Hal tersebut dikarenakan Mg terbawa

oleh mineral seperti olivin yang jarang namun ada dalam zona ini.

Unsur Ni juga tidak banyak ditemukan pada zona ini (1,2 – 1,5%)

karena unsur tersebut memiliki kelarutan yang terbatas.

5. Zona Top Soil

Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang

laterite. Komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi, dan

sisa-sisa organik lainya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan
51

bersifat gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil

dalam penambangan dan pengolahan. Tetapi disimpan ditempat yang

aman, untuk nantinya akan digunakan pada saat reklamasi.

C. Proses Pelaksanaan Kegiatan

Preparasi sampel yaitu pekerjaan mempersiapkan sampel yang

diambil dari lokasi produksi (selective mining) dan stockyard (recheck)

sebelum dikirim ke laboratorium untuk dianalisis kadarnya. Sampel yang

akan dianalisis kadarnya dimasukkan ke preparasi sampel terlebih dahulu

untuk direduksi sesuai dengan persyaratan laboratorium, baik jumlah

maupun ukuran butir dari sampel tersebut, sehingga didapat sampel setelah

dianggap homogen. Boulder-boulder sampel dimasukkan kedalam

pengecilan ukuran sehingga menjadi ukuran yang lolos ayakan yang telah

ditentukan.

Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi dengan

tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dari suatu populasi.

Hasil sampel yang telah direduksi jumlah maupun ukuran butirnya dibagi

dalam dua laboratorium yang berbeda, sampel yang telah melalui tahap

preparasi dibawa ke laboratorium instrument, laboratorium kimia dan

disimpan sebagai arsip.


52

Gambar 28. Kegiatan preparasi sampel

Faktor lain yang patut untuk diperhatikan yaitu kontaminasi dari

material lain terhadap sampel, oleh karena itu sampel harus dijaga

sedemikian rupa sehingga dari material yang lain mungkin menyebabkan

perubahan nilai kadar terutama dari zat cair.

1. Peralatan yang Digunakan

Alat-alat yang diperlukan dalam pekerjaan preparasi sampel hasil

penambangan adalah sebagai berikut :

a. Ayakan (screener) ukuran -20mm, -10mm, -3mm

b. Jaw Crusher -20mm, -10mm

c. Roll Crusher -3mm

d. Drying Oven

e. Top grinder

f. Save Shaker 100mesh

g. Disc mill

h. Sekop matriks ukuran 125D, 20D, 15D, 10D, 1D

i. Kompresor
53

j. Sekop mixing

k. Balok

l. Karung

m. Talang

n. Plastik

Untuk tahapan dalam preparasi sampel pada satuan kerja Quality

Control nengikuti prosedur seperti pada skema berikut:


54

SELEKTIVE MINING,
PRODUKSI & RE-CHECK

GROSS SAMPLE GROSS SAMPLE


(10 lncr) (10 lncr)

SCREENING SCREENING
-20 mm -20 mm

JAW CRUSHER JAW CRUSHER


-20 mm -20 mm

MIXING 3x MIXING 3x

MATRIKS 4X5 MATRIKS 4X5


SCOP 20 D SCOP 20 D
(6500 g) (6500 g)

SCREENING -10 mm

JAW CRUSHER -10 mm

MIXING 3x

MATRIKS 4X5 SCOP


15 D (4000 g)

SCREENING -3 mm

ROLL CRUSHER -3 mm

MIXING 3x

MATRIKS 4X5 SCOP


10 D(2500 g)

DRYING OVEN temp.


105oC (30 menit)

TOP GRINDING 200 Mesh

MIXING IN PLASTIC(10 menit)

MATRIKS 4X5 SCOP 1D(160 gram)

LAB.INSTRUMENT A (160 gram) LAB.KIMIA B (160 gram) ARSIP C


55

D. Pembahasan

Gambar 29. Pengumpulan sampel di sample preparation

Sampel diambil dari tempat produksi ore yaitu dari kegiatan

Selective Mining dan dari lokasi stockyard untuk sampel recheck dan umpan

pabrik

a. Gross sample. Pengelompokan sampel berdasarkan patok. Sesuai dengan

warna ikatan. 1 gross terdiri dari 4-5 increment

Gambar 30. Pengelompokkan sampel berdasarkan patok


56

b. Screening -20mm, screening dilakukan untuk menyeragamkan ukuran

sampel dengan ayakan agar mendapatkan ukuran material -20mm.

Gambar 31. Ayakan Ukuran -20mm

c. Crushing, material yang tidak lolos pada proses screening -20mm akan

dipecahkan dengan jaw crusher machine ukuran -20mm

Gambar 32. Proses Crushing

d. Mixing, kegiatan mencampur adukkan sampel yang telah lolos screening

dan melalui tahap crushing sebanyak 3x menggunakan alat bantu sekop,

agar sampel homogen.


57

Gambar 33. Mixing sampel

e. Matriks, kegiatan membagi sampel menjadi 4x5. Pada setiap kolomnya

diambil materialnya menggunakan sekop 20D, berat sampel menjadi

6500 gram

Gambar 34. Proses Matriks 4x5 dengan sekop 20D

f. Screening, -10mm, penyeragaman ukuran sampel dengan alat ayakan

agar mendapat ukuran material -10mm

Gambar 35. Proses Screening -10mm


58

g. Crushing, material yang tidak lolos pada proses screening -10mm akan

dipecahkan dengan jaw crusher machine ukuran -10mm

Gambar 36. Jaw Crusher -10mm

h. Mixing, kegiatan mencampur adukkan sampel yang telah lolos screening

dan melalui tahap crushing sebanyak 3x menggunakan alat bantu sekop,

agar sampel homogen

i. Matriks, kegiatan membagi sampel menjadi 4x5. Pada setiap kolomnya

diambil materialnya menggunakan sekop 15 D, berat sampel menjadi

4000 gram.

Gambar 37. Matriks 4x5 dengan sekop 15D

j. Screening -3mm, penyeragaman ukuran sampel dengan alat ayakan agar

didapat ukuran material -3mm


59

Gambar 38. Proses Screening -3mm

k. Crushing, material yang tidak lolos pada proses screening -3mm akan

dipecahkan dengan Roll crusher machine

Gambar 39. Crushing dengan Roll Crusher -3mm

l. Mixing, kegiatan mencampur adukkan sampel yang telah lolos screening

dan melalui tahap crushing sebanyak 3x menggunakan alat bantu sekop

riffle, agar sampel homogen,

Gambar 40. Mixing sampel dengan sekop riffle


60

m. Matriks, kegiatan membagi sampel menjadi 4x5. Pada setiap kolomnya

diambil materialnya menggunakan sekop 10 D, berat sampel menjadi

2500 gram.

Gambar 41. Matriks 4x5 dengan sekop 10 D

n. Drying Oven, material dimasukkan ke dalam oven dengan suhu

maksimum 105°C selama ±30menit (relatif, sesuai kandungan air yang

terdapat didalam material).

Gambar 42. Proses Pengeringan sampel

o. Top grinding, mereduksi material dengan top grinding ukuran -200 mesh
61

Gambar 43. Proses reduksi sampel dengan top grinding

p. Save Shaker Gyro Sifter, material yang telah direduksi dengan top

grinding disaring dengan menggunakan save shaker gyro sifter

Gambar 44. Penyaringan sampel dengan Save Shaker Gyro Sifter

q. Disc mill, material yang tidak lolos pada penyaringan save shaker di

haluskan menggunakan disc mill.

Gambar 45. Penghalusan sampel dengan Disc Mill


62

r. Mixing in plastic bag, dilakukan secara manual oleh pekerja, tujuan agar

sampel tersebut homogen

Gambar 46. Mixing in plastic bag

s. Matriks, kegiatan membagi sampel menjadi 4x5. Pada setiap kolomnya

diambil materialnya menggunakan sekop 1 D, dalam satu kolom diambil

2 sendok, masing masing dipisahkan untuk ke Laboratorium Instrument

(A) sebanyak ±160 gram dan untuk Arsip (C)

Gambar 47. Matriks 4x5 dengan sekop 1D


63

t. Sampel yang sudah di matriks dengan berat ±160 gram dimasukkan ke

dalam plastik berlabel yang akan ditujukkan ke laboratorium instrument,

laboratorium kimia, dan disimpan untuk arsip.

Gambar 48. Sampel yang akan diuji kadarnya

Pada kegiatan penambangan yang telah dijelaskan sebelumnya, cara

pengambilan sampel ada 3 dengan tujuan yang berbeda-beda yaitu, selective

mining (SM), recheck, dan umpan pabrik. Sampel tersebut akan dipreparasi

sehingga dapat dihitung kadar unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Kegiatan

preparasi sampel dilakukan setiap harinya.

Departemen sample preparation bertanggung jawab atas sampel yang akan

diuji. Sampel yang akan diuji harus sesuai dengan standar alat yang digunakan.

Oleh sebab itu sebelum diuji sampel haruslah dalam keadaan standar uji. Sampel

yang telah dipreparasi langsung dibawa ke laboratorium instrument.

Laboratorium instrumen bertugas untuk penentuan kadar sampel dari

sample preparation dengan sampel berkode A. Instansi laboratorium instrumen

bertujuan untuk mengetahui kadar Ni, Fe, CO, SiO2, CaO, dan MgO dari suatu

sampel. Alat yang digunakan dalam penentuan kadar ini adalah XRF (Xray
64

Fluorescence Spectometry) MagiX Fast. Tahapan proses penentuan kadar di

laboratorium instrumen:

a. Sampel dipisahkan sesuai dengan spesifikasi yang tertulis pada kertas di

dalam plastik

Gambar 49. Pemisahan sampel

b. Sampel dimasukkan ke tutup botol sebagai wadah

Gambar 50. Tutup botol sebagai wadah sampel untuk dilakukan


pemadatan

c. Proses pemadatan sampel dilakukan dengan menggunakan mesin Press

Pallet yang bekerja dangan memberikan tekanan sebesar 40Psi pada

sampel sehingga membuat sampel pada wadah tutup botol menjadi lebih

padat dan kompak. Proses press pallet bertujuan agar kadar sampel dapat

terbaca oleh mesin XRF MagiX Fast


65

Gambar 51. Mesin Press Pallet & contoh sampel yang sudah di press

d. Pengeringan sampel, sampel yang telah di press sebelumnya dikeringkan

dengan menggunakan oven pada suhu ±200°C selama 10 – 15 menit.

Tujuannya untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam sampel

Gambar 52. Pengeringan sampel

e. Menganalisis unsur kadar sampel, sampel yang sudah di keringkan

sebelumnya dimasukkan ke dalam mesin XRF MagiX Fast untuk

ditembak dengan sinar X-Ray ke permukaan sampel sehingga dapat

diketahui kadar dari masing-masing unsur yang akan terbaca otomatis

oleh komputer.
66

Gambar 53. Mesin XRF Magix Fast

Dari penembakan sinar X-Ray dengan menggunakan mesin XRF MagiX

Fast ke sampel yang telah melalui tahapan pemadatan dan pengeringan

sebelumnya maka hasil analisis langsung otomatis akan terbaca pada komputer.

Salah satu hasil dari analisis kadar ore terlampir di lampiran A.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan dan

pembahasan dari bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan preparasi sampel bertujuan untuk menghomogenkan material-

material di alam yang bersifat heterogen. Karena tujuan dasar preparasi

untuk mengetahui nilai bahan galian (sampling) tetapi diambil dalam

jumlah kecil dengan mewakili jumlah material yang begitu banyak

jumlahnya.

2. Preparasi sampel merupakan suatu pekerjaan untuk mempersiapkan

sampel yang akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis kadar unsur

Ni, Fe, SiO2 dan beberapa unsur lain yang dibutuhkan.

3. Sebelum sampel dianalisis, terlebih dahulu dilakukan preparasi dengan

tujuan untuk mereduksi baik jumlahnya maupun ukuran butirnya sampai

dengan kehalusan 200 mesh yang representatif dari sampel itu sendiri.

4. Langkah-langkah dan urutan dalam melakukan preparasi sampel adalah

sebagai berikut:

a. Gross Sample, pengelompokam sampel sebanyak 10 increment

b. Screening, pemisahan sampel yang tidak seragam atau berukuran

besar yaitu dengan ukuran -20mm, -10mm, dan -3mm.

c. Jaw Crusher, pengecilan ukuran sampel mencapai -20mm, -10mm,

dan -3mm.

67
68

d. Mixing, pencampuran sampel berukuran -20mm, -10mm, dan -3mm

sampai ukuran 200mesh untuk tahap finishing.

e. Matriks, pengambilan sampel sesuai ukuran material yakni -20mm

dengan berat 6500 gram, -10mm dengan berat 4000 gram, dan -3mm

dengan berat 2500 gram, serta pada tahap finishing 200mesh dengan

berat 160 gram.

f. Drying oven, pengeringan dan pengurangan kadar air pada sampel

dengan suhu 1050C selama ± 30 menit.

g. Top grinding, penghalusan sampel setelah melalui pengeringan

mencapai ukuran 200mesh. Dengan beberapa tahapan penghalusan

yaitu: roll mill, save shaker, dan disc mill. Sehingga sampel yang

dihasilkan ukurannya akan sangat halus.

h. Pembungkusan sampel (pulp), mempermudah menganalisis sampel,

yang terbagi menjadi 3 pengambilan yakni untuk Lab. Instrument,

Lab. Kimia dan sebagai arsip.

i. Analisis laboratorium, mendapatkan hasil kadar Ni, Co, Fe, SiO2,

CaO, MgO, dan Al2O3 dari sampel.

B. Saran

1. Sebaiknya pada tahap proses finishing sampel preparasi disiapkan

masker khusus, karena terdapat banyak debu halus yang berterbangan

pada alat Top Grinding.

2. Alat Pendukung yang digunakan dalam preparasi sebaiknya

diperbanyak, salah satunya lori (gerobak dorong) karena kurangnya alat


69

tersebut dapat mempengaruhi lama kerja prepman (orang preparasi)

sebab saling menunggu untuk membuang remind (sisa-sisa sampel

preparasi)

3. Lebih diperhatikan lagi kebersihan setiap alat preparasi, karena kurang

bersihnya alat akan mempengaruhi hasil kadar sampel yang akan

dianalisis.

4. Selalu lebih tegas lagi pada karyawan, agar selalu memakai Alat

Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja. Salah satunya pakaian seragam

yang sering dibuka pada proses kerja berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. “Nikel Laterite”. http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-


gdl-rikonatane-30942-4-2008ta-3.pdf di akses tanggal 11 Agustus 2017.

Anonim. 2008. “Nikel Laterite”. http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/620/jbptitbpp-


gdl-anasabdull-30964-4-2008ts-3.pdf di akses tanggal 11 Agustus 2017.

Dosen Jurusan Pertambangan. 2014. “Buku Panduan Pelaksanaan Praktek


Lapangan Industri (PLI)”. Buku tidak diterbitkan. Padang: Universitas
Negeri Padang.

Ikmal, Muhammad, dkk. 2017. ”Laporan Kerja Praktek Studi Kegiatan


Penambangan Nikel Laterite PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi
Tenggara”. Laporan tidak diterbitkan. Pomalaa.
LAMPIRAN 1

Analisa Hasil Pengujian Ore SELECTIVE MINING

Tanggal ANALISA UNSUR (%)


Shift KODE SAMPLE NO SP INCR Fe/Ni BC KET
Sampel Ni Co Fe SiO2 Cao MgO Al2O3
16-08-2017 I EVR226A029 SM 14642 4 1.64 0.04 15.03 43.80 0.94 21.67 2.17 9.18 0.51 SM UTARA
16-08-2017 I EVR215A029 SM 14643 4 1.90 0.02 11.82 46.83 0.65 27.13 1.92 6.23 0.59 SM UTARA
16-08-2017 I EVR215B029 SM 14644 4 2.13 0.02 8.98 51.40 0.53 29.09 1.17 4.22 0.57 SM UTARA
16-08-2017 I EVR203A029 SM 14645 4 1.94 0.03 12.44 46.64 0.37 26.56 1.13 6.42 0.58 SM UTARA
16-08-2017 I EVR203B029 SM 14646 4 2.27 0.02 11.42 47.75 0.34 27.03 0.99 5.04 0.57 SM UTARA
16-08-2017 I EVR171A028 SM 14647 4 1.51 0.02 11.18 44.20 0.77 28.44 1.59 7.43 0.66 SM UTARA
16-08-2017 I EVR171B028 SM 14648 4 1.57 0.02 10.86 44.19 0.70 28.59 1.43 6.94 0.66 SM UTARA
16-08-2017 I CRK63A167 SM 14649 4 1.57 0.03 13.72 42.10 0.70 25.74 1.70 8.72 0.62 SM UTARA
16-08-2017 I CRK63B167 SM 14650 4 1.37 0.02 11.77 42.29 0.73 28.45 1.48 8.60 0.69 SM UTARA
16-08-2017 I CRK63C167 SM 14651 4 1.41 0.03 13.11 41.45 0.66 26.36 1.65 9.28 0.65 SM UTARA
16-08-2017 I CRK80A164 SM 14652 4 2.27 0.05 19.88 36.60 0.67 18.99 2.24 8.78 0.53 SM UTARA
16-08-2017 I CRK80B164 SM 14653 4 2.51 0.04 19.49 36.81 0.50 19.89 2.16 7.77 0.55 SM UTARA
16-08-2017 I CRK80C164 SM 14654 4 2.61 0.04 18.56 39.33 0.94 20.30 1.77 7.10 0.53 SM UTARA
16-08-2017 I CRK80D164 SM 14655 4 2.64 0.04 18.31 39.30 0.95 20.41 1.75 6.95 0.54 SM UTARA
16-08-2017 I STD250A166 SM 14656 4 2.11 0.03 12.65 48.82 0.93 22.99 1.73 5.98 0.48 SM UTARA
16-08-2017 I STD250B166 SM 14657 4 1.51 0.03 13.75 48.02 1.41 21.23 1.90 9.08 0.46 SM UTARA
16-08-2017 I STD250C166 SM 14658 4 0.99 0.03 14.13 48.53 0.56 22.09 1.34 14.27 0.46 SM UTARA
16-08-2017 I STD250D166 SM 14659 4 1.08 0.03 14.12 48.50 0.78 21.33 1.47 13.07 0.45 SM UTARA
16-08-2017 I STD250E166 SM 14660 4 1.63 0.04 15.52 49.08 0.78 17.96 1.55 9.54 0.38 SM UTARA
16-08-2017 I BIV39A214 SM 14661 4 1.93 0.06 20.83 42.27 0.23 13.91 2.15 10.80 0.33 SM UTARA
16-08-2017 I BIV39B214 SM 14662 4 1.36 0.03 12.74 44.82 0.40 26.12 1.33 9.40 0.59 SM UTARA
16-08-2017 I BIV39C214 SM 14663 4 2.20 0.06 17.49 37.94 0.30 19.78 2.34 7.94 0.53 SM UTARA
16-08-2017 I BIV39D214 SM 14664 4 1.98 0.03 14.13 46.07 0.28 22.77 1.41 7.14 0.50 SM UTARA
16-08-2017 I BIV39E214 SM 14665 4 1.95 0.06 21.10 42.00 0.24 13.81 2.15 10.82 0.33 SM UTARA
16-08-2017 I BIV39F214 SM 14666 4 2.13 0.06 20.67 39.88 0.32 15.45 2.58 9.68 0.39 SM UTARA
16-08-2017 I BIV39G214 SM 14667 4 2.07 0.04 16.29 43.54 0.35 20.44 1.75 7.87 0.48 SM UTARA
16-08-2017 I HLX047A029 SM 14672 4 1.35 0.14 34.52 26.27 0.05 3.28 4.91 25.53 0.13 SM UTARA
16-08-2017 I HLX047B029 SM 14673 4 1.38 0.14 34.97 25.86 0.06 3.31 4.99 25.27 0.13 SM UTARA
Analisa Hasil Pengujian Ore SELECTIVE MINING

16-08-2017 I HLX047C029 SM 14674 4 1.46 0.16 41.20 16.96 0.08 3.32 5.78 28.32 0.20 SM UTARA
16-08-2017 I HLX047D029 SM 14675 4 1.19 0.10 29.92 34.26 0.08 3.98 3.71 25.10 0.12 SM UTARA
16-08-2017 I HLX047E029 SM 14676 4 1.37 0.11 33.26 26.83 0.09 4.22 4.39 24.29 0.16 SM UTARA
16-08-2017 I HLX047F029 SM 14677 4 1.40 0.11 33.84 26.32 0.09 4.80 4.45 24.25 0.18 SM UTARA
16-08-2017 I HLX047G029 SM 14678 4 1.22 0.10 30.44 33.60 0.08 4.14 3.79 24.89 0.12 SM UTARA
16-08-2017 I LCR1079K90 SM 14675 4 2.00 0.03 12.43 46.13 0.51 24.69 1.77 6.22 0.54 SM UTARA
16-08-2017 I LCR1079L90 SM 14676 4 1.95 0.03 11.73 46.71 0.53 24.91 1.65 6.00 0.54 SM UTARA
16-08-2017 I LCR1079M90 SM 14677 4 1.98 0.03 12.54 47.59 0.33 25.29 1.56 6.35 0.54 SM UTARA
16-08-2017 I LCR1079N90 SM 14678 4 2.03 0.03 12.66 47.29 0.34 24.29 1.54 6.25 0.52 SM UTARA
16-08-2017 I LCR1079O90 SM 14679 4 1.84 0.03 12.39 49.90 0.40 24.99 1.70 6.72 0.51 SM UTARA
16-08-2017 I LCR1079P90 SM 14680 4 2.20 0.03 13.28 46.60 0.40 24.44 1.59 6.04 0.53 SM UTARA
16-08-2017 I LCR1079Q90 SM 14681 4 2.16 0.03 13.18 46.91 0.32 25.94 1.59 6.11 0.56 SM UTARA
16-08-2017 I LCR1079R90 SM 14682 4 1.95 0.03 11.41 46.52 0.55 26.41 1.58 5.84 0.56 SM UTARA
16-08-2017 I LCR1079S90 SM 14683 3 2.10 0.03 11.24 48.46 0.50 27.99 1.45 5.35 0.58 SM SELATAN
16-08-2017 I O1A1301A102 SM 14684 4 2.50 0.03 12.78 47.58 0.24 23.68 1.08 5.11 0.50 SM SELATAN
16-08-2017 I O1A1301B102 SM 14685 3 2.19 0.03 12.69 46.41 0.38 23.84 1.40 5.79 0.52 SM SELATAN
16-08-2017 I O1A1301C102 SM 14686 3 2.65 0.02 11.62 48.44 0.32 25.50 1.10 4.39 0.53 SM SELATAN
16-08-2017 I O1A1301D102 SM 14687 3 2.21 0.03 12.47 49.48 0.26 24.77 1.22 5.83 0.50 SM SELATAN
16-08-2017 I O1A1301E102 SM 14688 3 2.10 0.03 11.57 46.79 0.27 26.30 0.92 5.52 0.57 SM SELATAN
16-08-2017 I O1A1301F102 SM 14689 3 2.21 0.02 11.32 46.12 0.30 27.04 1.00 5.13 0.59 SM SELATAN
16-08-2017 I O1A1301G102 SM 14690 3 2.24 0.03 11.79 47.82 0.26 26.63 1.14 5.28 0.56 SM SELATAN
16-08-2017 I O1A1301H102 SM 14691 3 1.89 0.03 12.67 49.27 0.28 26.14 1.35 6.71 0.53 SM SELATAN
16-08-2017 I O1A1301I102 SM 14692 3 1.71 0.04 15.11 46.53 0.35 21.31 1.78 8.83 0.46 SM SELATAN
16-08-2017 I O2A721A99 SM 14693 4 1.73 0.03 12.80 51.78 0.44 21.08 1.65 7.38 0.41 SM SELATAN
16-08-2017 I O2A721D99 SM 14694 3 1.63 0.03 12.03 52.57 0.47 22.38 1.39 7.38 0.43 SM SELATAN
16-08-2017 I O2A721C99 SM 14695 3 1.83 0.03 12.52 52.22 0.53 21.51 1.48 6.85 0.42 SM SELATAN
16-08-2017 I O2A721D99 SM 14696 3 1.80 0.03 12.58 51.44 0.48 22.46 1.56 6.99 0.44 SM SELATAN
16-08-2017 I O2A721E99 SM 14697 3 1.91 0.03 12.27 50.90 0.49 22.12 2.03 6.41 0.44 SM SELATAN
16-08-2017 I O2A721F99 SM 14698 3 1.84 0.03 12.57 51.22 0.50 23.43 1.66 6.84 0.46 SM SELATAN
16-08-2017 I O2A721G99 SM 14699 3 1.80 0.03 12.26 53.38 0.46 21.02 1.41 6.82 0.40 SM SELATAN
16-08-2017 I O2A721H99 SM 14700 3 1.84 0.03 11.97 51.14 0.57 23.00 1.43 6.52 0.46 SM SELATAN
16-08-2017 I O2A721I99 SM 14701 3 1.66 0.03 12.99 49.71 0.42 22.68 1.47 7.85 0.46 SM SELATAN
Analisa Hasil Pengujian Ore SELECTIVE MINING

16-08-2017 I QT045A039 SM 14702 4 1.99 0.04 16.22 46.36 0.36 19.95 2.64 8.15 0.44 SM SELATAN
16-08-2017 I QT045B039 SM 14703 4 2.08 0.03 15.16 45.71 0.34 21.04 2.62 7.27 0.47 SM SELATAN
16-08-2017 I QT045C039 SM 14704 4 1.97 0.04 16.08 45.83 0.38 19.18 2.59 8.17 0.42 SM SELATAN
16-08-2017 I QT045D039 SM 14705 4 2.00 0.04 15.40 46.44 0.42 20.12 2.44 7.72 0.44 SM SELATAN
16-08-2017 I QT045E039 SM 14706 4 2.03 0.04 16.75 45.91 0.38 18.62 2.44 8.24 0.41 SM SELATAN
16-08-2017 I QT045F039 SM 14707 4 1.99 0.03 14.61 46.90 0.38 22.56 2.04 7.34 0.49 SM SELATAN
16-08-2017 I QT045G039 SM 14708 4 1.96 0.04 15.52 46.66 0.38 20.48 2.59 7.91 0.44 SM SELATAN
16-08-2017 I FTR150A029 SM 14709 5 1.93 0.03 12.78 48.85 0.52 24.32 1.90 6.64 0.51 SM SELATAN
16-08-2017 I FTR150B029 SM 14710 5 2.01 0.03 12.99 49.11 0.72 23.83 1.91 6.46 0.50 SM SELATAN
16-08-2017 I FTR150C029 SM 14711 5 2.06 0.03 14.03 46.66 0.39 24.03 1.67 6.82 0.52 SM SELATAN
16-08-2017 I FTR150D029 SM 14712 5 1.96 0.03 12.00 50.47 0.55 25.00 1.49 6.13 0.50 SM SELATAN
16-08-2017 I FTR150E029 SM 14713 4 1.89 0.03 12.41 50.14 0.54 24.90 1.40 6.58 0.50 SM SELATAN
16-08-2017 I FTR150F029 SM 14714 4 1.81 0.03 12.18 48.23 0.65 24.98 1.47 6.75 0.53 SM SELATAN
16-08-2017 II LCR105A90 SM 14715 4 1.74 0.02 10.42 50.11 0.33 28.69 1.37 5.99 0.58 SM SELATAN
16-08-2017 II LCR105B90 SM 14716 3 1.71 0.02 10.42 48.49 0.33 27.66 1.34 5.98 0.58 SM SELATAN
16-08-2017 II LCR105C90 SM 14717 3 1.73 0.02 10.42 49.88 0.33 28.58 1.38 6.02 0.58 SM SELATAN
16-08-2017 II LCR105D90 SM 14718 3 1.74 0.02 10.47 49.87 0.33 28.58 1.38 6.01 0.58 SM SELATAN
16-08-2017 II LCR105E90 SM 14719 3 1.70 0.02 10.23 49.95 0.33 28.75 1.38 6.02 0.58 SM SELATAN
16-08-2017 II LCR105F90 SM 14720 3 1.72 0.02 10.34 50.10 0.33 28.78 1.38 6.02 0.58 SM SELATAN
16-08-2017 II LCR105G90 SM 14721 3 1.79 0.02 11.10 50.03 0.37 27.85 1.44 6.20 0.56 SM SELATAN
16-08-2017 II LCR105H90 SM 14722 3 1.74 0.02 10.91 49.62 0.38 27.61 1.45 6.26 0.56 SM SELATAN
16-08-2017 II LCR105I90 SM 14723 3 1.76 0.02 10.99 49.54 0.37 27.69 1.42 6.25 0.56 SM SELATAN
16-08-2017 II QT044A040 SM 14742 4 1.76 0.03 13.63 49.69 0.23 26.40 1.84 7.73 0.53 SM SELATAN
16-08-2017 II QT044B040 SM 14743 4 1.74 0.03 13.50 49.29 0.23 26.35 1.81 7.74 0.54 SM SELATAN
16-08-2017 II QT044C040 SM 14744 4 1.76 0.03 13.62 49.55 0.23 26.52 1.83 7.73 0.54 SM SELATAN
16-08-2017 II QT044D040 SM 14745 4 1.68 0.03 13.09 47.67 0.22 25.72 1.75 7.78 0.54 SM SELATAN
16-08-2017 II QT044E040 SM 14746 4 1.72 0.03 13.31 49.01 0.23 26.49 1.80 7.73 0.54 SM SELATAN
16-08-2017 II QT044F040 SM 14747 4 1.75 0.03 13.53 49.46 0.23 26.63 1.81 7.72 0.54 SM SELATAN
16-08-2017 II QT044G040 SM 14748 4 1.77 0.03 13.58 49.82 0.23 26.74 1.82 7.69 0.54 SM SELATAN
16-08-2017 II FTR067A020 SM 14749 5 1.39 0.13 36.20 21.31 0.12 10.04 3.48 26.05 0.48 SM SELATAN
16-08-2017 II FTR067B020 SM 14750 5 1.39 0.14 36.28 20.95 0.13 9.71 3.49 26.18 0.47 SM SELATAN
16-08-2017 II FTR067C020 SM 14751 5 1.39 0.13 36.44 21.10 0.13 9.72 3.50 26.31 0.47 SM SELATAN
Analisa Hasil Pengujian Ore SELECTIVE MINING

16-08-2017 II FTR067D020 SM 14752 5 1.40 0.14 36.31 21.02 0.12 9.62 3.53 25.82 0.46 SM SELATAN
16-08-2017 II FTR067E020 SM 14753 4 1.34 0.13 35.96 19.81 0.12 8.87 3.47 26.80 0.45 SM SELATAN
16-08-2017 II FTR067F020 SM 14754 4 1.40 0.20 44.95 11.48 0.09 5.08 4.24 32.11 0.45 SM SELATAN
16-08-2017 II CRK110A162 SM 14755 4 1.83 0.03 15.71 39.08 0.71 23.76 1.60 8.61 0.62 SM UTARA
16-08-2017 II CRK110B162 SM 14756 4 1.86 0.03 15.94 38.61 0.71 23.57 1.49 8.56 0.62 SM UTARA
16-08-2017 II CRK110C162 SM 14757 4 1.87 0.03 15.87 39.45 0.73 24.20 1.46 8.49 0.63 SM UTARA
16-08-2017 II CRK110D162 SM 14758 4 1.85 0.04 15.81 39.59 0.72 24.19 1.56 8.53 0.62 SM UTARA
16-08-2017 II CRK124A162 SM 14759 4 1.83 0.04 15.70 38.56 0.71 23.57 1.55 8.59 0.62 SM UTARA
16-08-2017 II CRK124B162 SM 14760 4 1.83 0.04 15.69 38.89 0.72 23.80 1.54 8.56 0.63 SM UTARA
16-08-2017 II CRK124C162 SM 14761 4 1.79 0.03 15.35 38.33 0.71 23.50 1.49 8.60 0.63 SM UTARA
16-08-2017 II EVR130A039 SM 14762 4 1.75 0.09 28.12 27.23 1.24 12.06 4.58 16.05 0.48 SM UTARA
16-08-2017 II EVR130B039 SM 14763 4 1.74 0.08 27.39 27.93 1.33 12.33 4.45 15.78 0.48 SM UTARA
16-08-2017 II EVR130C039 SM 14764 4 1.61 0.15 42.03 13.87 0.21 3.98 6.51 26.17 0.30 SM UTARA
16-08-2017 II EVR130D039 SM 14765 4 1.62 0.15 42.15 14.29 0.20 4.28 6.52 25.97 0.31 SM UTARA
16-08-2017 II EVR115A039 SM 14766 4 1.60 0.15 42.01 13.69 0.21 3.71 6.62 26.28 0.28 SM UTARA
16-08-2017 II EVR115B039 SM 14767 4 1.60 0.15 41.15 14.41 0.21 4.23 6.45 25.75 0.30 SM UTARA
16-08-2017 II EVR115C039 SM 14768 4 1.60 0.15 41.90 13.63 0.20 3.73 6.55 26.17 0.28 SM UTARA
16-08-2017 II STD240A177 SM 14769 4 1.49 0.03 12.88 47.92 0.43 23.24 1.10 8.68 0.49 SM UTARA
16-08-2017 II STD240B177 SM 14770 4 1.47 0.03 12.84 48.53 0.43 23.37 1.04 8.74 0.49 SM UTARA
16-08-2017 II STD240C177 SM 14771 4 1.49 0.03 12.80 49.07 0.45 23.80 1.01 8.61 0.49 SM UTARA
16-08-2017 II STD240D177 SM 14772 4 1.48 0.03 12.68 49.24 0.45 23.96 1.01 8.59 0.49 SM UTARA
16-08-2017 II STD240E177 SM 14773 4 1.49 0.03 12.59 49.47 0.46 24.41 0.99 8.46 0.50 SM UTARA
16-08-2017 II HLX050A031 SM 14774 4 1.97 0.06 28.67 30.04 0.76 10.10 3.05 14.58 0.35 SM UTARA
16-08-2017 II HLX050B031 SM 14775 4 1.96 0.06 28.51 29.56 0.75 9.72 3.03 14.56 0.35 SM UTARA
16-08-2017 II HLX050C031 SM 14776 4 1.96 0.06 28.54 29.65 0.76 9.61 3.06 14.58 0.34 SM UTARA
16-08-2017 II HLX050D031 SM 14777 4 1.99 0.06 29.05 29.64 0.75 9.78 3.03 14.63 0.35 SM UTARA
16-08-2017 II HLX050E031 SM 14778 4 1.98 0.06 28.73 29.70 0.76 9.69 3.05 14.52 0.34 SM UTARA
16-08-2017 II HLX050F031 SM 14779 4 1.99 0.06 28.86 29.79 0.76 9.76 3.07 14.54 0.35 SM UTARA
16-08-2017 II HLX050G031 SM 14780 4 1.67 0.09 34.86 21.33 0.24 5.58 3.90 20.87 0.27 SM UTARA
16-08-2017 II BIV30A217 SM 14781 4 1.96 0.03 13.20 45.95 0.32 24.52 1.47 6.73 0.54 SM UTARA
16-08-2017 II BIV30B217 SM 14782 4 1.87 0.03 12.96 46.26 0.35 25.21 1.36 6.95 0.55 SM UTARA
16-08-2017 II BIV30C217 SM 14783 4 1.95 0.03 13.13 46.41 0.33 24.90 1.43 6.73 0.54 SM UTARA
Analisa Hasil Pengujian Ore SELECTIVE MINING

16-08-2017 II BIV30D217 SM 14784 4 1.90 0.03 13.04 45.71 0.34 24.70 1.41 6.85 0.55 SM UTARA
16-08-2017 II BIV30E217 SM 14785 4 1.87 0.03 13.15 45.82 0.36 24.92 1.42 7.05 0.55 SM UTARA
16-08-2017 II BIV30F217 SM 14786 4 1.98 0.03 13.20 46.40 0.33 24.98 1.41 6.68 0.54 SM UTARA
16-08-2017 II BIV30G217 SM 14787 4 1.92 0.03 13.26 45.64 0.35 24.69 1.45 6.92 0.55 SM UTARA

Anda mungkin juga menyukai