Anda di halaman 1dari 125

ALTERASI BATUAN

TKG 427
Mochammad Aziz

Program Studi Teknik Geologi


Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
E-mail : azis@geologist.com
Ruang lingkup
• Pendahuluan :
Aturan perkuliahan,
Tujuan Perkuliahan,
Literatur
• Larutan hidrotermal & Proses Hidrotermal :
Definisi
Prinsip-prinsip Proses Hidrotermal
Sifat dari larutan
Lokalisasi Mineralisasi Hidrotermal
● Tekstur Endapan Hidrotermal:
Cavity Filling
Metasomatic Replacement

● Alterasi hidrotermal:
Mineral Alterasi
Macam-macam zonasi alterasi

● Tipe Endapan Epitermal:


Sulfidasi Rendah
Sulfidasi Tinggi

● Tipe Endapan Porpiri:


Endapan Endo Skarn
Endapan Ekso Skarn
● Endapan Emas Mesotermal :
Definisi
Ciri-ciri Endapan Mesotermal

Beberapa metode analisis petrologi endapan :


Petrografi
Mineragrafi
Analisis mineral berat (grain counting)
Analisis difraksi sinar-X
Analisis PIMA

● Analisis Tekstur Urat Kuarsa :


Pemerian urat kuarsa
Tekstur, morfologi urat kuarsa
● Analisis Breksi Veins:
Pemerian breksi
Tekstur breksi
Genesis macam-macam breksi

● Pemetaan Alterasi:
Umum
Hubungan Alterasi dan Mineralisasi
Karakteristik Batuan dan larutan
Model Alterasi Terry Leach
● Quiz (Tiap Pertemuan???)

● Tugas Terstruktur

● Field Trip

● UTS (Open Book??)

● UAS (Presentasi Makalah?? Or Open Book??)


Tentatif Materi dan Pertemuan
Minggu TOPIK SUBSTANSI
I Pendahuluan Aturan perkuliahan
Tujuan kuliah
Literatur
II Larutan hidrotermal & Definisi
Proses Hidrotermal Prinsip-prinsip Proses Hidrotermal
Sifat dari larutan
Lokalisasi Mineralisasi Hidrotermal
III Tekstur Endapan Cavity Filling
Hidrotermal Metasomatic Replacement
IV Alterasi hidrotermal dan Terminologi
Tekstur Bijih Mineral Alterasi
Macam-macam zonasi alterasi
Kimia Alterasi
V Tipe Endapan Epitermal Sulfidasi Rendah
Sulfidasi Tinggi
VI Tipe Endapan Porpiri Endapan Endo Skarn
Endapan Ekso Skarn
VII Ujian Tengah Semester
VIII Endapan Emas Mesotermal Definisi
Ciri-ciri Endapan Mesotermal
IX Beberapa metode analisis Petrografi
petrologi endapan Mineragrafi

X Beberapa metode analisis Analisis mineral berat (grain


petrologi endapan counting)
Analisis difraksi sinar-X
Analisis PIMA

XI Analisis Tekstur Urat Kuarsa Pemerian urat kuarsa


Tekstur, morfologi urat kuarsa

XII Analisis Breksi Veins Pemerian breksi


Tekstur breksi
Genesis macam-macam breksi
XIII Pemetaan Alterasi Umum
Hubungan Alterasi dan Mineralisasi
Karakteristik Batuan dan larutan
Model Alterasi Terry Leach

XIV Ujian Akhir Semester


ATURAN PENILAIAN :

• Absensi (5%, kehadiran minimal 75%)


• UTS (25%)
• UAS (30%)
• Field Trip (20%)
• Tugas (15%)
• Kuis (5%)
BAHAN RUJUKAN BACAAN
1. Barnes, HL. (1979). Geochemistry of Hydrothermal Ore Deposits.

2. Bonham, H.F. Jr., and Giles, D.L., 1983. Epithermal Gold-Silver Deposits: The
Geothermal Connection. Geothermal Res. Council Spesial Report 13.

3. Buchanan, L.J., 1981. Precious Metals Deposits Associated with Volcanic Environments
in the Southwest: in W.R. Dickson and W.D. Payne (eds.), Realtions of Tectonics
to Ore Deposits in the Southern Cordillera, Arizona. Geol. Soc. Digest, 14.

4. Corbett, G,J., T.M. Leach (1995). Southwest Pacific Rim gold/copper systems :
Structure, alteration, and mineralization . A workshop presented for
the Society of Exploration Geochemists at Townville, 145pp.

5. Emmon, W.H., 1973. Gold Deposits of the World. McGraw-Hill Book Co., New York,
392p.

6. Evans, AM. (1993). Ore Geology and Industrial Minerals.

7. Guilbert, J., M., Charles F.P. Jr. (198 6). The geology of ore deposits.
Freeman, New York, 985pp.
7. Hedenquist, J.,W., E. Izawa, A. Arribas, N.C. White (1996). Epithermal deposits: styles,
characteristic, and exploration. Res. Geol. Spec. Publ., 1, Soc. Res. Geol.

8. Jensen, ML., Bateman, AM. (1981). Economic Mineral Deposits.

9. Lawless, J.V., P.J. White, I. Bogie, L.A Peterson, A.J. Cartwright, eds. (1997).
Epigenetic magmatic-related rnineral deposits. Exploration based on
mineralization models. Kingston Morrison, 1,2,3.

10. Leeuwen, T.M., J.W. Hedenquist, L.P. James, J.AS. Dow (Eds) 1994.
Joumal of geochemical exploration. Special issue, 50, Elsevier, Amsterdam, 500pp.

11. Meyer, C. and Hemley, J.J., 1967. Wall Rocks Alteration. In Geochemistry of Hydrothermal
Ore Deposits, by H.L. Barnes (ed.), Holt, Rinehart, and Winston, 166-235.

12. Nelson, C.E. and Giles, D.L., 1985. Hydrothermal Eruption and Gold Deposits. Econ. Geol.

13. Ohmoto, H., and Skinner (eds.), 1983. The Kuroko and Related Volcanogenic Massive
Sulphide Deposits. Econ. Geol. Monograph 5, 604p.
Terminologi
• Pengetahuan tentang alterasi hidrotermal, larutan
hidrotermal dan deposit endapan bijih berdasarkan mineral
primer (hipogen), mineral sekunder (supergene), dan
mineral gangue yang dihasilkan.
• Memberikan pengetahuan tentang cara-cara mengenal
endapan mineral sistem hidrotermal secara mikroskopik dan
menginterpretasi lingkungan terbentuknya alterasi batuan
dalam tatanan tektonik yang ada.
• Mengetahui proses-proses dan karakteristik tipe alterasi,
terutama endapan bijih emas/ tembaga dan mineral logam
lainnya yang terjadi berdasarkan kondisi batuan dan
lingkungan tektoniknya.
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami karakteristik


batuan alterasi dari berbagai tipe, jenis dan tingkatannya, mekanisme
pembentukannya, dan hubungannya dengan mineralisasi batuan yang
mengandung endapan mineral ekonomis terutama endapan bijih emas/
tembaga
HARAPAN DAN TARGET

Setelah mengikuti kuliah Alterasi Batuan :

• Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang batuan ubahan (alterasi) dan


batuan samping sebagai ilmu petrologi endapan

• Memiliki kemampuan memahami dan menganalisis tipe dan jenis batuan


yang terubah (altered), hubungan dengan mineralisasi (sulfida), serta
faktor-faktor mekanisme pembentukannya.
PENDAHULUAN
Terminologi
Kenampakan: penggantian mineral dari kelompok mineral
awal menjadi kumpulan mineral baru yang relatif lebih
stabil pada kondisi hidrotermal
Kondisi hidrotermal:
– Suhu;
– Tekanan;
– Komposisi larutan
Untuk apa belajar alterasi? Alterasi hidrotermal → larutan
hidrotermal melewati batuan; larutan hidrotermal
biasanya mengangkut baik kation maupun anion
termasuk beberapa jenis logam.
Perpindahan massa
Perpindahan material yang terjadi pada alterasi batuan
dinding, meliputi cara sebagai berikut:
•Infiltrasi (massa bergerak karena larutan mengalir melalui
batuan)
•Difusi (perpindahan akibat difusi spesies kimia tertentu
melalui pori-pori batuan)
•Kedua-duanya
Kimia alterasi
• Alterasi pada batuan dinding dan pengendapan bijih
merupakan suatu proses pertukaran kimia yang tidak
dapat dibalik.
• Komponen tertentu akan dilepaskan secara selektif dan
ditambahkan pada larutan.
• Hasil tergantung kepada:
– Kondisi fisik pada permukaan batas batuan dinding
– larutan,
– Komposisi batuan dinding dan larutan, serta
– Jumlah relatif larutan dan batuan yang ikut pada
proses pertukaran.
Perubahan komposisi fluida
1.00 Aliran fluida

Ortoklas
mKCl

0.90 + kuarsa Muskovit + kuarsa


+ larutan C + larutan B
Profilit
+ kuarsa
+ larutan A

0.80
Jarak dari sumber
Kimia alterasi
• Beberapa jenis alterasi hidrotermal hanya termasuk
pemindahan massa satu arah dari larutan ke batuan
atau sebaliknya.
• Contoh:
– hidrasi/dehidrasi,
– karbonasi/dekarbonasi,
– oksidasi/reduksi,
– sulfidasi/reduksi.
• Operator: H2O, CO2, O2, dan S2
• Parameter: tekanan, fugasitas, konsentrasi, aktivitas dan
potensial kimia
Reaksi kimia
• Dehidrasi → muskovit-kuarsa-andalusit-K-feldspar
• Dekarbonasi → Ca-Al-silikat bereaksi dengan CO2 untuk
membentuk kalsit
• Hidrolisis → stabilitas feldspar, mika, dan lempung
dikontrol oleh hidrolisis: K+, Na+, Ca2+, Mg2+, etc. →
larutan; H+ → fase padat.
• Oksidasi → unsur-unsur Fe, Mn, S, C, dan H.
KFe32+AlSi3O10(OH)2 + ½O2 = KAlSi3O8 + Fe2O3 + H2O
• Sulfidasi → jika baik oksida dan sulfida hadir:
KFe32+AlSi3O10(OH)2 + Fe3O4 + 6S2 =
KAlSi3O8 + 6FeS2 + H2O + 5/2O2
Mengenal alterasi
• Apakah batuan teralterasi?
• Apa jenis batuan asalnya?
• Bagaimana mineral baru terbentuk dari
batuan asalnya?
• Kelompok mineral alterasi apa saja yang
dapat dijumpai?
• Perubahan tekstur apa saja yang terliput di
dalam proses alterasi?
• Bagaimana larutan mendapatkan
kesempatan?
adularia
• Apakah ada perubahan komposisi kimia?
Ciri-ciri alterasi
Apakah batuan teralterasi? Alterasi dapat
dikenal melalui beberapa macam
kenampakan:
•Halo di sekitar mineralisasi tipe urat;
•Kehadiran batuan yang teralterasi
sebagian baik pada atau sekitar
mineralisasi;
•Kehadiran mineral-mineral penciri
alterasi;
•Kehadiran tekstur pengisian (infill
silisic textures) pada batuan.
Macam-macam alterasi
• Argilik lanjut (advanced argillic) → dickite,
kaolinit, pirofilit, dan kuarsa.
• Serisitisasi → serisit dan kuarsa.
• Argilik menengah (intermediate argillic) →
mineral grup kaolin dan montmorilonit
sebagai alterai dari plagioklas.
• Propilitik → klorit, epidot, albit, dan
karbonat (kalsit, dolomit atau ankerit).
• Kloritisasi → klorit dengan atau tanpa
kuarsa dan turmalin.
• Karbonatisasi → dolomit, rodokrosit
clay-carbonate
Macam-macam alterasi
• Potasik → K-feldspar atau biotit se-kunder,
sedikit klorit. Anhidrot kadang ditemukan.
• Silisifikasi → peningkatan kehadiran kuarsa
dan silika kripto-kristalin.
• Felspatisasi → sebagai akibat dari
metasomatik K/Na, yang dicirikan oleh
kehadiran K-feldspar atau albit. Mineral
penciri alterasi potasik tidak dijumpai.
• Turmalinisasi → berasosiasi dengan endapan
bersuhu menengah sampai tinggi, seperti
pada endapan porfiri Sn.
potassic
Zonasi alterasi
• Propyllitic
Qtz-K-feld stabil, plag – mineral mafik
teralterasi menjadi plag ab, chl, ep,
carb, mont, trem, act
Tingkat hidrolisis

• Argillic
Qtz, kao, chl, sedikit mont
• Phyllic
Qtz, ser yang disertai dengan py
• Potassic
Qtz, K-feld, bio, interm plag (ol-and) dan
anh sericite-silica
Zonasi alterasi

Penampang ideal zonasi alterasi pada endapan epitermal sulfida tinggi (HS),
Summitville/Colorado, USA.
HIMPUNAN MINERAL ALTERASI LEACH
• MINERAGRAFI

 Pirit (FeS2)

Pirit (kuning pucat) yang sebagian besar diganti oleh kovelit (biru)
• Sfalerit
(Zn,Fe)S

Sfalerit (abu-abu kecoklatan) yang bersifat translusen berikatan


dengan galena (putih metalik) yang melapisi bagian luarnya dan
terlihat inklusi kalkopirit dan kuarsa di dalamnya
• Galena

(PbS)

Galena (putih metalik) yang memperlihatkan tekstur triangular pits


• Kovelit (CuS)

Kovelit (biru) yang berbutir halus tampak terlihat


berikatan dengan galena (putih metalik, berukuran besar)
• Kalkopirit
(CuFeS2)

Kalkopirit (kuning) yang berbentuk anhedral, berukuran


cukup besar (1mm) hadir pada masa kuarsa dan berikatan
dengan kovelit (biru)
• Hematit
(Fe2O3)

Hematit (abu-abu terang) hadir sebagai


butiran tunggal di dalam masa kuarsa
• Limonit
(2Fe2O3).3H2O

Limonit (abu-abu gelap) yang memberikan kenampakan


tekstur colloform yang tersebar pada urat bersama pirit
- ANALISIS PIMA
Assemblage Histogram
50

Match

50
% Matches

100
25

150

200

250

>250
0

Kaolinite Halloysite Illite Muscovite Montmorill... Pyrophillite Talc Magnesiu... Calcite Jarosite Gypsum Epidote Zoisite
Probable TSA Mineral
Feature Frequency Chart
7
Binned Depths
3.5
0

1300 1600 1900 2200 2500


Wavelength in nm

Grafik kelimpahan mineral-mineral pada batuan alterasi


STUDI KASUS
ALTERASI DAN MINERALISASI

Daerah X terdapat 5 (lima) zona alterasi hidrotermal,


yakni :

 Zona Kuarsa – Biotit – Magnetit – Tremolit/


Aktinolit
 Zona Kuarsa – Epidot – Klorit – Aktinolit +
Magnetit + Adularia
 Zona Kuarsa – Serisit – Lempung
 Zona Kuarsa – Klorit – Kalsit
 Zona Kuarsa – Lempung
ZONA POTASIK
Zona Kuarsa – Biotit – Magnetit – Tremolit/ Aktinolit

Berwarna abu-abu gelap, terdapat veinlets kuarsa dan magnetit dengan


struktur belalit (stockwork). Mineralisasi terdiri dari pirit dan kalkopirit.
Tersingkap sebagai jendela-jendela singkapan yang terdapat pada
lembah-lembah sungai (S. Ciparay)
Dijumpai pada satuan lava andesit, intrusi diorit, dan intrusi andesit.

140 180 220 260 300 340


Mineral
Ubahan
                       

Perajahan kisaran Kuarsa                                                


temperatur Magnet
it                                                

Tremoli
t                                                

Biotit                                                
Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)
Kisaran temperatur : 280 – 360 C o        

Disebandingkan
 
dengan Zona Potasik
 
(Corbett dan Leach,2801998)
C - 360 C o o
Shear joint pada intrusi diorit yang
mengalami alterasi potasik di S.
Ciparay
Cross cut veinlets kuarsa pada
intrusi diorit di S. Ciparay
ZONA PROPILITIK
Zona Kuarsa – Epidot – Klorit – Aktinolit + Magnetit + Adularia

Berwarna abu-abu kehijauan sampai hijau terang, terdapat veinlets kuarsa


dan magnetit dengan struktur belalit (stockwork)
Mineralisasi terdiri dari pirit.

220 260 300 340


Mineral
Ubahan
               

Perajahan kisaran Aktinolit                                

temperatur Kuarsa                                
Klorit                                
Epidot                                
                               
    280oC-340oC    
Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)
Kisaran temperatur : 280 – 340oC
Disebandingkan dengan Zona Propilitik (Corbett dan Leach, 1998)
Zona Propilitik di S. Cisanggiri

Pengambilan sampel batuan propilitik dengan Rock


Magnetic Core di S. Cisanggiri
ZONA FILIK
Zona Kuarsa – Serisit – Lempung

Berwarna putih kekuningan dan telah tersilisifikasi secara intensif, yang


dicirikan dengan kehadiran urat-urat kuarsa dan serisit. Kaya akan pirit
(15-20%) dan sulfur, mineral lempung yang hadir berupa ilit.

50 90 130 170 220 260 300


M
i
n
Perajahan kisaran e
r
temperatur a
l
U
b
a
h
a
n Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)
Kisaran temperatur : 270 –  310 C  
o                       

Disebandingkan denganK Zona Filik (Corbett dan Leach, 1998)


u
a
Si - Ser

Si - Ser
Propilitik
ZONA SUB-PROPILITIK
Zona Kuarsa – Klorit – Kalsit

Berwarna hijau gelap sampai hijau terang, terdapat urat serta urat halus
kalsit dengan tebal 0,1 cm – 5cm. Mineral ubahan didominasi oleh klorit
sedangkan mineralisasi didominasi oleh pirit

220 260 300 340


Mineral
Ubahan
               
Perajahan kisaran
temperatur Kuarsa                                

Klorit                                

Kalsit                                

  < 340oC    

Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)


Kisaran temperatur : <340 C
o

Disebandingkan dengan Zona Sub-Propilitik (Corbett dan Leach, 1998)


Lava andesit vesikuler yang mengalami
alterasi sub-propilitik di S. Cisanggiri

Shear joint pada lava andesit yang


mengalami alterasi sub-propilitik di S.
Cibatu
ZONA ARGILIK
Zona Kuarsa – Lempung

Berwarna putih sampai abu-abu kekuningan, Sebagian telah teroksidasi kuat


dan tersilisifikasi dicirikan oleh litologi yang bertambah keras. Mineralisasi dominan
berupa pirit dan mineral lempung yang hadir berupa ilit dan kaolinit

140 180 220 260 300 340


Minera
l
Ubaha
Perajahan kisaran n
                       
temperatur Kuars
a                                                

Illit                                                
Kaolini
t                                                
Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)
Kisaran temperatur : 200 –  230oC     200oC - 230oC

Disebandingkan dengan Zona Argilik (Corbett dan Leach, 1998)


Silika (kuarsa) – lempung tipe alterasi
argilik di S. Cihijau

Alterasi argilik pada S. Cihijau


MEKANISME MINERALISASI

3
2

TAHAPAN PEMBENTUKAN ZONA UBAHAN


DAERAH PENELITIAN
(Corbett and Leach, 1998)
ENDAPAN EPITERMAL

LECTURE 4
DEFINISI

►Terbentuk pada kedalaman yang dangkal dari suatu


sistem hidrothermal (~50 s/d ~1500 m)
 
►Pada bentangan temperatur (~150° s/d ~300°).
Logam ekonomis utama adalah Emas (Au).

►Berdasarkan mineral-mineral alterasi dan mineral


bijih-nya, terdapat 2 (dua) sub-type,
– Epithermal low sulfidasi
– Epithermal high sulfidasi
Endapan epitermal
• Karakteristik
– Suhu relatif rendah (50-250°C) dengan salinitas
bervariasi antara 0-5 wt.%
– Terbentuk pada kedalaman dangkal (~1 km)
– Jenis air: air meteorik dengan sedikit air magmatik
• Klasifikasi:
– High sulfidation (acid sulfate type)
– Low sulfidation (adularia-sericite type)
• Disseminated (misalnya pada epitermal Ag-(Sn-Pb-Zn))
Apakah endapan epitermal
berarti?
• Alasan keilmuan
– Berhubungan dengan volkanik dan
lingkungan volkanik
– Dimungkinkan untuk mempelajari
lingkungan pembentukan bijih
• Alasan ekonomis (lihat tabel)
– 13% dari endapan emas (12.300 ton Au)
Macam-macam endapan emas
dunia
Tipe Au (ton) Persentase
Witwatersrand 49000 50
Epitermal 12300 13
Porfiri/intrusi 10000 10
Greenstone/lode 8900 9
Sedimentary hosted vein 7600 8
Carlin (sedimentary) 2400 3
Lain-lain (termasuk
BIF, VMS) 6700 7
Contoh endapan epitermal
(high sulfidation)
Endapan Au (ton) Umur
Yanacocha/Peru 820 M/P
Pueblo Viejo 680 Cret
Pascua 640 M/P
Pienina/Peru 250 M/P
Lepanto 210 Quat
El Indio 190 M/P
Chinquashih 150 Quat
Summitville 20 M/P
Rodalquilar 10 N/P
Contoh endapan epitermal
(low sulfidation)
Endapan Au (ton) Umur
Lihir 924 Quat
Porgera 600 M/P
Round Mountain 443 M/P
Baguio District 300 Quat
Hishikari 250 Quat
Kelian 180 M/P
Gunung Pongkor 175 M/P
Dukat 150 Cret
Cerro Korikollo 147 M/P
Cerro Vanguardia 100 Jura
Penampang ideal endapan
epitermal
Evolusi endapan epitermal high
sulfidation
Jenis-jenis pengisian

Jenis dan geometri


endapan epitermal yang
menggambar-kan secara
skematis struktur, hidro-
termal, dan litologi
mengontrol perme-
abilitas.
Alterasi hidrotermal
• Endapan Ag-Sn
• Endapan Au-Ag-Cu
– Silisifikasi (silica
– Silisifikasi sinter)
– Argilik lanjut – Argilik lanjut
– Serisitisasi – Serisitisasi
– Potasik – Turmalinisasi

Catatan: Ketidakhadiran silisifikasi tidak terlalu penting


untuk mencirikan suatu endapan epitermal. Contoh:
Kelian
Zona Alterasi
• Lateral: residual silica – qtz-alu – qtz-kao –
kao-ill – ill/sme
• Vertikal:
– Residual silica – py – en
– Qtz – alu – pyroph – kao – py

Depth
– Qtz – kao – ser, py, ccp
– Qtz – ser – py, ccp
– Bio, or, cpy, bn, mag
Alterasi hidrotermal
Alterasi hidrotermal
Mineralogi Alterasi

• Silisifikasi: residual silica-quartz


• Argilik lanjut: qtz, alu, py, kao, dic, en
• Argilik menengah: ser/ill, chl, sme, py (ccp)
• Propilitik: chl, epi, cc, py
• Serisitik: qtz, ser, py
• K-silicate: bio, orth, act, cpy, bn, mag
Mineralisasi
• Endapan Ag-Au-Cu • Endapan Ag-Sn
Pirit, kalkopirit, galena, arsenopirit, frankeit,
enargit, luzonit, kovelit, pirotit, kalkopirit, stanit,
famatinit, sfalerit galena, goldfildit
tetrahedrit-tenantit, kasiterit, tetrahedrit-
freibergit tenantit
emas, perak, elektrum
Stabilitas emas

Solubilitas (daya
larut) Au, Ag,
dan Zn sebagai
fungsi dari
konsentrasi S dan
Cl pada pH dan
redox dari
kumpulan
mineral pada
sistem Low
Sulfidation.
Deposisi emas pada geotermal
aktif
Kandungan emas pada
tekstur kuarsa
Lingkungan
Tekstur kuarsa
Epitermal Porfiri
Fiber --- ---
Comb
- kasar --- ---
- medium --- ---
- halus ° °°°
Banded
- crustiform ° ---
- colloform ° ---
- cockade --- ---
Breccia
- infill °°° ---
- aggregate --- ---
Replacement ° ---
Dowling & Morrison, 1989
OVEN-VEIN TYPE
OVEN-VEIN TYPE
DISSEMINATED-REPLACEMENT
OVEN-VEIN TYPE TYPE
DISSEMINATED-REPLACEMENT
DISSEMINATED-REPLACEMENTTYPE
TYPE
Endapan epitermal
• Karakteristik
– Suhu relatif rendah (50-250°C) dengan
salinitas bervariasi antara 0-5 wt.%
– Terbentuk pada kedalaman dangkal (~1 km)
– Jenis air: air meteorik dengan sedikit air
magmatik
• Klasifikasi:
– High sulfidation (acid sulfate type)
– Low sulfidation (adularia-sericite type)
• Disseminated (misalnya pada epitermal
Ag-(Sn-Pb-Zn))
Apakah endapan epitermal
berarti?
• Alasan keilmuan
– Berhubungan dengan volkanik dan
lingkungan volkanik
– Dimungkinkan untuk mempelajari
lingkungan pembentukan bijih
• Alasan ekonomis (lihat tabel)
– 13% dari endapan emas (12.300 ton Au)
Macam-macam endapan emas
dunia
Tipe Au (ton) Persentase
Witwatersrand 49000 50
Epitermal 12300 13
Porfiri/intrusi 10000 10
Greenstone/lode 8900 9
Sedimentary hosted vein 7600 8
Carlin (sedimentary) 2400 3
Lain-lain (termasuk
BIF, VMS) 6700 7
Contoh endapan epitermal
(high sulfidation)
Endapan Au (ton) Umur
Yanacocha/Peru 820 M/P
Pueblo Viejo 680 Cret
Pascua 640 M/P
Pienina/Peru 250 M/P
Lepanto 210 Quat
El Indio 190 M/P
Chinquashih 150 Quat
Summitville 20 M/P
Rodalquilar 10 N/P
Contoh endapan epitermal
(low sulfidation)
Endapan Au (ton) Umur
Lihir 924 Quat
Porgera 600 M/P
Round Mountain 443 M/P
Baguio District 300 Quat
Hishikari 250 Quat
Kelian 180 M/P
Gunung Pongkor 175 M/P
Dukat 150 Cret
Cerro Korikollo 147 M/P
Cerro Vanguardia 100 Jura
Penampang ideal endapan
epitermal
Evolusi endapan epitermal high
sulfidation
Jenis-jenis pengisian
Jenis dan geometri
endapan epitermal
yang menggambar-kan
secara skematis
struktur, hidro-termal,
dan litologi
mengontrol perme-
abilitas.
Alterasi hidrotermal
• Endapan Au-Ag-Cu
• Endapan Ag-Sn
– Silisifikasi
– Silisifikasi
– Argilik lanjut (silica sinter)
– Serisitisasi – Argilik lanjut
– Potasik – Serisitisasi
Catatan: Ketidakhadiran silisifikasi tidak terlalu
penting untuk mencirikan suatu–endapan
Turmalinisasi
epitermal.
Contoh: Kelian
Zona alterasi
• Lateral: residual silica – qtz-alu – qtz-kao
– kao-ill – ill/sme
• Vertikal:
– Residual silica – py – en

Depth
– Qtz – alu – pyroph – kao – py
– Qtz – kao – ser, py, ccp
– Qtz – ser – py, ccp
Alterasi hidrotermal
Alterasi hidrotermal
Mineralogi alterasi
• Silisifikasi: residual silica-quartz
• Argilik lanjut: qtz, alu, py, kao, dic, en
• Argilik menengah: ser/ill, chl, sme, py
(ccp)
• Propilitik: chl, epi, cc, py
• Serisitik: qtz, ser, py
• K-silicate: bio, orth, act, cpy, bn, mag
Mineralisasi
• Endapan Ag-Au-Cu
• Endapan Ag-Sn
Pirit, kalkopirit,
galena, enargit, arsenopirit, frankeit,
luzonit, kovelit, pirotit, kalkopirit,
famatinit, sfalerit stanit, galena,
goldfildit
tetrahedrit-tenantit,
freibergit kasiterit,
tetrahedrit-
emas, perak, tenantit
elektrum
Stabilitas emas
Solubilitas (daya
larut) Au, Ag,
dan Zn sebagai
fungsi dari
konsentrasi S dan
Cl pada pH dan
redox dari
kumpulan
mineral pada
sistem Low
Sulfidation.
Deposisi emas pada geotermal
aktif
Kandungan emas pada tekstur
kuarsa
Lingkungan
Tekstur kuarsa
Epitermal Porfiri
Fiber --- ---
Comb
- kasar --- ---
- medium --- ---
- halus ° °°°
Banded
- crustiform ° ---
- colloform ° ---
- cockade --- ---
Breccia
- infill °°° ---
- aggregate --- ---
Replacement ° ---
Dowling & Morrison, 1989
Endapan logam
• Endapan logam dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu:
– Logam mulia → Au, Ag, kelompok Pt (PGM, platinum
group metals);
– Logam bukan besi → Cu, Pb, Zn, Sn, Al (empat yang
pertama dikenal dengan istilah logam dasar, base-
metals);
– Besi dan logam campurannya → Fe, Mn, Ni, Cr, Mo, W,
V, dan Co;
– Logam jarang → Sb, As, Be, Cd, Mg, Hg, REE, Se, Ta, Te,
Ti, Zr, dll;
Proses pembentukan

• Logam emas dapat ter-


bentuk dari bermacam-
macam proses geologi.
Mulai dari peleburan
mantel, magmatisme,
pelapukan dan sedi-
mentasi maupun meta-
morfisme.
• Masing-masing proses
Siklus endapan emas menghasilkan tipe
endapan emas yang ber-
beda-beda.
Pembentukan endapan logam
• Magmatik
– Nikel/kromit,
– PGM
– Bijih besi
• Hidrotermal
– Porfiri dan skarn,
– Mesotermal/shear zone
– Epitermal
– Sulfida masive pada batuan volkanik
KONSENTRASI MAGMATIK (MAGMATIC CONCENTRATION) :

• Sangat berkaitan dengan batuan beku intrusif dalam atau menengah.


• Sebagian atau seluruh batuan beku adalah tubuh bijih.
• Sering juga disebut dengan istilah magmatic segregations, magmatic injections,
atau igneous syngenetic deposits.
• Terbentuk dari kristalisasi atau konsentrasi akibat diferensiasi magma pada suatu
batuan beku intrusif dalam.
• Dibagi atas endapan magmatik awal (early magmatic deposits) dan endapan
magmatik akhir (late magmatic deposits).
• Sering disebut sebagai orthotectic atau orthomagmatic (istilah oleh Niggli).
ENDAPAN MAGMATIK (MAGMATIC DEPOSITS) :
1. Kristalisasi sederhana tanpa adanya konsentrasi.
2. Segregasi dari kristal yang terbentuk pertama kali.
3. Injeksi dari konsentrasi material di tempat lain oleh proses diferensiasi.
Beberapa endapan hidrothermal yang berasosiasi dengan
magmatisme yang berhubungan dengan subduksi
Sumber (Asal) Logam Pada Magma

Secara umum, logam-logam dapat berada (terdapat) di dalam


magma melalui beberapa proses, antara lain :

ò peleburan selubung bumi ‰ mantle melting,


ò perpindahan masa dari bidang/ bagian tumbukan pada
kerak bumi ‰ subducting slab, serta
ò peleburan pada kerak bumi ‰ partial melting
Klasifikasi teori pembentukan
Teori Proses alamiah
Asalmula akibat proses internal
Kristalisasi magma Presipitasi mineral bijih sebagai komponen utama
atau minor dari batuan beku, seperti endapan intan
pada kimberlit, REE pada karbonatit di Zimbabwe
Segregasi magma Separasi akibat kristalisasi sebagian dan proses yang
berhubungan selama diferensiasi magma, seperti
lapisan kromit, Bushfeld complex, RSA
Liquasi, ketidakbercampuran cairan. Pelepasan
sulfida, sulfida-oksida, atau lelehan oksida dari
magma, yang terakumulasi pada di bawah lelehan
silikat, seperti endapan Cu-Ni di Sudbury, Canada
Segregasi magma

• Segregasi magma akan mengendapkan logam sulfida yang


lebih berat dibandingkan Mineral Pembentuk Batuan (MPB)
pada bagian dasar.
Klasifikasi teori pembentukan
Teori Proses alamiah
Asalmula akibat proses internal
Hidrotermal Pengendapan dari larutan air panas, yang melalui
permukaan tubuh magma atau batuan metamorf atau
sumber lainnya. Contohnya Porfiri Cu-Au Grasberg/
Irian Jaya, Batu Hijau/Sumbawa.
Sekresi lateral Difusi material bijih atau pengotor dari batuan asal
ke suatu patahan atau celah. Contohnya Yellowknife
gold deposits, Canada.
Metamorfisme Pyrometasomatik (skarn) yang terbentuk oleh proses
penggantian batuan dinding. Contohnya
Ertsberg/Irian Jaya
Magmatisme
Magma dan hidrotermal
Pemadatan magma hydrous
Granodiorit porfir
hipotetik
•D1 = dyke
•S1 menunjukkan batas
saturasi H2O
Pemadatan magma hydrous
Granodiorit porfir
hipotetis
•Tahap kedua
pendinginan lelehan
jenuh H2O, yang disebut
sebagai “second boiling”
(resurgent boiling)
•BP2 dan D2 adalah pipa
breksi dan dyke
Pemadatan magma hydrous
Granodiorit porfir
hipotetis
•Second boiling.
•BP2 dan D2 adalah pipa
breksi dan dyke.
•Aktivitas magmatik
pada pembentuk-an
sistem porfiri Cu-Mo.
Skarn
• Proses mineralisasi skarn
sering berasosiasi dengan
jenis porfiri Cu-(Au-Mo).
• Skarn terbentuk akibat
reaksi metasomatik antara
intrusi yang mengandung
logam dengan batuan
karbonat, yang
menyebabkan pengkayaan
akan logam Fe dan Cu.
Klasifikasi teori pembentukan

Teori Proses alamiah


Asalmula akibat proses eksternal
Pengkayaan sekunder Pelepasan unsur-unsur bernilai dari bagian atas dari
atau supergen suatu endapan mineral dan terpresipitasi kembali di
bagian yang lebih dalam, sehingga membentuk
konsentrasi yang lebih tinggi. Contoh: endapan
emas-perak epitermal Pongkor/Jawa Barat; porfiri
Cu-Mo Chuquicamata/Chile
Ekshalasi volkanik Ekshalasi larutan hidrothermal pada permukaan,
(= ekshalasi biasanya di bawah kondisi laut. Contoh: endapan
sedimenter) Kuroko/Jepang.
Ekshalasi (VMS)

Sulfida masif pada batuan Volkanik


Exhalasi (VMS)
• Endapan logam
jenis ini
umumnya
menghasilkan
logam Cu, dan
Fe; sedangkan
Au hanya
sebagai hasil
sampingan.

Pembentukan endapan logam pada MOR


Klasifikasi teori pembentukan

Teori Proses alamiah


Asalmula akibat proses eksternal
Akumulasi mekanis Konsentrasi mineral berat ke dalam endapan placer.
Contohnya Timah placer di Bangka &
Belitung/Sumatera, Emas placer di Yukon, Canada
Presipitasi sedimenter Presipitasi unsur-unsur tertentu pada suatu
lingkungan sedimen tertentu, baik dengan atau tanpa
intervensi organisme tertentu. Contohnya BIF di
Brazili, endapan mangan di Chiaturi, Rusia.
Proses residual Pelepasan unsur yang mudah larut dari batuan.
Contohnya Nikel laterit di Soroako/Sulawesi,
Bauksit/Pulau Bintan
Ukuran & bentuk tubuh bijih

• Ukuran, bentuk dan karakteristik alamiah endapan bijih


→ terhadap kadar yang dapat diambil.
• Endapan permukaan dengan sebaran luas meskipun
kadarnya rendah dapat ditambang dengan metode
tambang terbuka,
• Endapan berbentuk urat yang tipis sangat mahal dengan
tambang bawah permukaan,
• Bentuk endapan yang beraturan dapat ditambang lebih
murah dibandingkan yang tidak beraturan.
• Pada tambang terbuka, bentuk dan kedalaman endapan
berpengaruh kepada jumlah bahan yang dibuang selama
Morfologi endapan

• Tubuh bijih diskordan → tubuh bijih yang memotong


perlapisan batuan,
– Bentuk tabular, seperti urat
– Bentuk tak teratur, seperti diseminasi (porfiri,
epitermal), stokwork (porfiri, epithermal)
• Tubuh bijih konkordan → tubuh bijih yang searah
dengan perlapisan batuan,
– Batugamping, seperti skarn, manto
– Argilaceous, seperti serpih, argilit, mdst, batusabak
– Batuan volkanik, seperti VMS
Bentuk bijih diskordan

Diagram yang menggambarkan istilah yang digunakan dalam


pencandraan tubuh bijih.
Bentuk urat
• Urat biasanya mengisi
celah pada suatu
batuan, atau host
rock/wallrock.
• Seperti halnya minyak
bumi, endapan logam
juga membutuhkan
tempat yang dapat
menjebaknya.
• Proses penjebakan
Pongkor/Jawa Barat
tergantung kepada P,
T, dan X larutan.
Bentuk stockwork

a) Collahuasi/Chile
b) Grasberg/Irian Jaya
Bentuk bijih konkordan

Argilaceous rocks
Bentuk bijih konkordan

Manto deposit: Miluni/Bolivia


Tektonik lempeng
• Continental interior basins, intracontinental rifts dan
aulacogens → Witwatersrand/SA;
• Oceanic basins and rises → beberapa VMS tipe
Cyprus;
• Passive continental margins → pada platform karbonat,
seperti MVT;
• Subduction-related basins → beberapa endapan yang
berhubungan dengan porfiri-epitermal;
• Strike-slip settings → Salton Sea geothermal system
• Collision-related settings → beberapa endapan Sn-W-
(U) yang berhubungan dengan granit tipe S.
Tektonik vs mineralisasi
Provinsi metalogenik
• Provinsi metalogenik merupakan suatu daerah khusus, yang
memiliki konsentrasi endapan logam tertentu
• Daerah ini dapat didelineasi dengan referensi suatu logam
tunggal atau beberapa logam atau asosiasi logam.
• Daerah ini barangkali menunjukkan suatu zona distribusi
beberapa endapan logam.
• Beberapa logam dan mineral terkonsentrasi dalam ruang
dan waktu.
• Memiliki implikasi pada program eksplorasi mineral.
Asosiasi endapan logam

Anda mungkin juga menyukai