Anda di halaman 1dari 14

TUGAS LAPORAN GEOSTATISTIK

PERHITUNGAN CADANGAN MENGGUNAKAN


GEOSTATISTIK
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
LUKMAN ALI
152860026

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE
MEDAN
2019
PERHITUNGAN CADANGAN MENGGUNAKAN
GOSTATISTIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Investasi di bidang pertambangan memerlukan jumlah dana yang sangat


besar yaitu puluhan sampai ratusan miliar dolar. Agar investasi yang akan
dikeluarkan tersebut menguntungkan maka komoditas endapan mineral yang
keterdapatannya masih insitu harus mempunyai kualitas maupun kuantitas yang
cukup untuk mempengaruhi keputusan investasi. Sistem penambangan dan
pengolahan yang digunakan untuk mengekstrak komoditas insitu tersebut harus
dapat beroperasi dengan baik untuk menghasilkan pendapatan. Disamping itu
semua teknologi dan pembiayaan yang direncanakan dengan matang juga
dipertimbangkan terhadap aset mineral yang dimiliki. Dengan demikian
perhitungan cadangan mineral harus dapat dilakukan dengan derajat kepercayaan
yang dapat diterima dandipertanggungjawabkan.

Perhitungan cadangan merupakan sebuah langkah kuantifikasi formal


terhadap suatu material yang keterdapatannya secara alamiah. Perhitungan
dilakukan dengan berbagai metode/prosedur yang didasarkan pada pertimbangan
empiris maupun teoritis. Volume, tonase, kadar, dan kuantitas mineral merupakan
atribut-atribut (variabel/parameter) umum yang diperhitungkan. Perhitungan
atribut tersebut harus optimal dalam arti takbias dan kesalahan acak tidak melebihi
kriteria yang dapatdipertanggungjawabkan.

Metode perhitungan dapat berbeda untuk endapan yang akan ditambang


secara terbuka dengan endapan yang akan ditambang secara underground
mine.Metodeperhitungancadanganjugaberbedasesuaidengantujuanpenambangan,
maksudnya apakah jumlah cadangan yang diperoleh akan dipergunakan untuk
perencanaan tambang jangka panjang, jangka pendek atau untuk keperluan lain.

Perhitungan secara global diaplikasikan untuk memperoleh kadar rata-


rata dan tonase dari sebuah volume endapan yang sangat besar. Umumnya
digunakan untuk memperkirakan kontinuitas produksi tambang dalam kaitannya
dengan perencanaan jangka panjang. Perhitungan ini masih bersifat insitu karena
hanya berdasar pada faktor ekonomi yang masih bersifat umum. Hasil perhitungan
dalam tahapan ini umumnya dikategorikan sebagai sumberdaya dan masih
membutuhkan tambahan dataeksplorasi.

Perhitungan cadangan merupakan proses yang kompleks, karena itu


membutuhkan ahli-ahli yang profesional. Sebuah tim yang besar dibutuhkan
untuk proses ini, tidak hanya ahli eksplorasi, teknisi pertambangan dan ahli
metalurgi tetapi juga melibatkan ahli ekonomi mineral, keuangan dan lain
sebagainya.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai


pengertian dan perhitungan cadangan dengan menggunakan perhitungan
geostatistik dalam kegiatan penambangan atau pun dalam dunia pertambangan,
maupun pedoman ilmu untuk para pembaca dalam penelitian ini.

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Pengertian perhitungan cadangan menggunakan perhitungan geostatistik.


2. Perhitungan cadangan menggunakanperhitungan geostatistik

1.4. Manfaat
Manfaat penelitian ini menghasilkan memberikan hasil perhitungan
perhitungan cadangan dengan menggunakan perhitungan geostatistik.

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Konsep Dasar Perhitungan Cadangan


2.1.1. Bijih

Definisi bijih telah dipublikasikan oleh banyak pengarang buku maupun


lembaga. Taylor (1986) mendefinisikan bijih sebagai mineral berharga yang dicari
dan kemudian diekstrak dalam kegiatan pertambangan dengan harapan (meskipun
tidak selalu tercapai) mendapatkan keuntungan untuk penambang maupun untuk
komunitas masyarakat. Sedangkan menurut Kamus Pertambangan Umum
(PPPTM, 1997) bijih diartikan sebagai mineral yang mengandung satu logam
berharga atau lebih yang dapat diolah dan diambil logamnya secara
menguntungkan sesuai dengan kondisi teknologi dan ekonomi pada waktuitu.

Istilah bijih diaplikasikan pada mineralisasi batuan dalam tiga


pemahaman yaitu pemahaman geologi dan keilmuan (sains), kontrol kualitas pada
cadangan bijih, dan bagian termineralisasi pada front tambang. Dalam perhitungan
cadangan, pemahaman kedua sangat penting dalam menunjukkan perbedaan yang
jelas antara bijih dan waste (overburden).

2.1.2. Cut Off Grade

Pengertian dasar dari cutoff grade (COG) adalah kadar batas dimana
kadar di bawahnya mempunyai kandungan logam atau mineral dalam batuan yang
tidak memenuhi syarat-syarat keekonomian. Cog digunakan untuk membedakan
blok-blok bijih dengan blok-blok waste dalam perhitungan cadangan. Dalam
membedakan antara bijih dan waste tersebut didasarkan pada kadar taksiran yang
masih mengandung beberapa kesalahan, sedangkan kadar sebenarnya belum
diketahui kecuali jika sudah dilakukan penambangan.

Konsep cog juga berhubungan dengan konektivitas blok-blok


penambangan yang diklasifikasikan sebagai bijih pada tahap produksi. Apabila
cog naik maka volume bijih akan turun dan akan membuat blok kadar rendah
semakin besar, disamping itu blok-blok bijih akan terpisahkan. Cog
merepresentasikan batas ekonomis untuk membuat deliniasi zona kadar mineral
atau logam yang potensial untuk ditambang. Pembatasan zona bijih dan waste
tersebut dapat berupa kontur cog atau blok-bloktaksiran.

2.1.3. Kontinuitas

Istilah kontinuitas dalam endapan mineral diartikan menjadi dua yaitu


untuk mendeskripsikan bentuk fisik dari komponen geologi yang mengontrol
proses mineralisasi. Disamping itu istilah kontinuitas juga dapat diartikan sebagai
kemenerusan nilai kadar endapan.

2.1.4. Dilusi

Dilusi adalah hasil pencampuran dari material bukan bijih (waste) ke


dalam material bijih dalam rangkaian kegiatan pertambangan yang akan
menaikkan tonase dan menurunkan secara relatif rata-rata kadar. Dilusi tidak
hanya terjadi pada tahap eksplorasi saja melainkan terjadi hingga proses
pengolahan mineral.

Dilusi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dilusi internal dan eksternal.
Dilusi internal adalah apabila material kadar rendah terletak di dalam material
kadar tinggi, sedangkan dilusi eksternal adalah apabila material kadar rendah
terpisah dengan material kadar tinggi. Lebih jauh lagi, dilusiinternal dapat dibagi
menjadi dua, pertama material kadar rendah mempunyai batas yang jelas dengan
material kadar tinggi (dilusi geometri) dan kedua material kadarrendahtidak
mempunyai batas yang jelas dengan kadar tinggi (dilusi inheren). Dilusi internal
geometri hadir sebagai waste yang dibedakan dengan jelas di dalam endapan bijih,
misalnya barren dike yang menerobos zona bijih. Dilusi internal inheren dapat
terjadi karena bertambahnya ukuran blok yang digunakan untuk memisahkan bijih
terhadap waste.

Dilusi eksternal terjadi karena reruntuhan dinding, kesulitan teknis


mengambil batas bijih dalam open pit, atau kurang hati-hatinya pemisahan batas
bijih dan waste. Dilusi tersebut juga bisa terjadi dalam hal membuka stope dimana
lebar bijih kurang dari lebar minimum penambangan. Dilusi eksternal akan
semakin kurang berarti pada endapan yang besar dengan batas bijih dan waste
yang bergradasi karena jumlah dilusi akan menjadi bagian kecil dari tonase
penambangan.

2.1.5. Variable Trigonal


Variabel teregional adalah variabel yang terdistribusi dalam ruang yang
mempunyai struktur teratur sedemikian rupa sehingga terdapat autokorelasi1
dalam variabel tersebut. Sifat-sifat terstruktur disebut regionalisasi dan dicirikan
bahwa sampel-sampel yang dekat lebih mempunyai nilai yang mirip daripada
sampel-sampel yang terletak lebih berjauhan. Umumnya variabel-variabel yang
berhubungan dengan endapan mineral adalah variabel yang teregional misalnya
tebal urat, kadar, kerapatan rekahan,dll.

Secara umum variabel teregional setidaknya terdiri dari dua komponen


yaitu komponen acak dan komponen terstruktur. Komponen acak umumnya
menyertai komponen terstruktur dengan semakin jauhnya jarak antar titik
informasi. Fungsi matematis autokorelasi dapat dipergunakan untuk
mengkarakterisasi variabel teregional dan kemudian diaplikasikan dalam
perhitungan cadangan. Sebaliknya, statistik variabel acak (independen)
mengabaikan efek spasial korelasi sehingga tidak akan sepenuhnya bermanfaat
dalam perhitungancadangan.

2.1.6. Selective Mining Unit

Selective mining unit (SMU) adalah blok terkecil dimana penentuan bijih
dan waste umumnya dibuat. Ukuran dari SMU ditentukan berdasarkan metode
penambangan dan juga skala operasi yang akan dilakukan. Untuk tujuan
perencanaan, endapan mineral dapat dibuat menjadi blok-blok 3 dimensi. Masing-
masing blok ditentukan harga kadar logam atau parameter yang lain.Penentuan
SMU merupakan hal yang sangat kritis dalam kaitannya dengan perhitungan
cadangan karena SMU akan menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi
sumberdaya (terukur, terindikasi, atau tereka) dan cadangan (terbukti dan terkira).

Blok-blok perhitungan cadangan umumnya akan dipergunakan sebagai


SMU, oleh karena itu dimensi blok harus ditentukan dengan cermat. Dalam
menentukan dimensi tersebut harus memperhatikan faktor-faktor seperti: spasi
lubang peledakan, spesifikasi alat tambang, tinggi bench dan juga karakteristik
peledakan.
2.1.7. Akurasi Dan Ketepatan

Akurasi adalah kedekatan dengan kenyataan, ketidakakuratan yang


signifikan akan menghasilkan bias (nilai yang menjauhi dari sebenarnya). Presisi
adalah ukuran kemampuan untuk mereproduksi (reproduksibilitas) hasil dengan
percobaan yang berulang. Dalam suatu hal mungkin mempunyai reproduksibilitas
yang baik tetapi akurasi yang kurang bagus, dengan demikian keduanya harus
diperhatikan dengan detil.

Terdapat beberapa penyebab kesalahan dalam perhitungan cadangan diantaranya:

1. Kesalahan pengambilan sampel (samplingerror).


2. Kesalahan analisis termasuk kesalahan reduksisampel.
3. Kesalahan penaksiran, yaitu kesalahan yang terjadi ketika mengekstensikan
kadar titik sampel menjadi suatuvolum.
4. Kesalahan asumsi bulk density (semua bagian endapan
dianggap mempunyai bulk density yangseragam).
5. Kesalahan geologi, yaitu kesalahan dalam mengasumsikan kontinuitas bijih
dan geometriendapan.
6. Metode penambangan yang tidak sesuai dengan geometri endapan, yaitu
pemisahan antara bijih dan waste yang tidakoptimal.
7. Dilusi variabel dari batuan dinding disekitarnya.
8. Kesalahan manusia, misalnya plot data yang kurang tepat, penentuan
ketelitian desimal,dll.

Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan penaksiran menjadi tidak


akurat maupun tidak presisi. Hasil yang tidak akurat dapat diperoleh walaupun
dengan presisi yang baik, misalnya jika bias (kesalahan sistematis) terjadi pada
prosedur sampling, metode analisis, atau prosedur pemilihan data. Meskipun
metode analisis atau penaksiran sudah dilakukan dengan akurat akan selalu
terdapat kesalahan acak pada data ataupenaksiran.

Kesalahan-kesalahan dalam perhitungan cadangan tidak semuanya dapat


dikuantifikasi. Terdapat beberapa kesalahan penaksiran akibat terlalu kecilnya
sampel untuk menaksir suatu volume yang besar. Selain itu terdapat kesalahan
yang besar sebagai akibat ketidakpastian interpretasi geologi mengenai geometri
dan kontinuitas internalbijih.

2.2. Persyaratan Perhitungan Cadangan

Dalam melakukan perhitungan sumberdaya harus memperhatikan


persyaratan tertentu, antara lain :

1. Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan secara tepat kondisi


geologi dan karakter/sifat dari endapan bahangalian.
2. Selain itu harus sesuai dengan tujuan evaluasi. Suatu model sumberdaya
yang akan digunakan untuk perancangan tambang harus konsisten dengan
metode penambangan dan teknik perencanaan tambang yang akan
diterapkan.
3. Taksiran yang baik harus didasarkan pada data aktual yang diolah/
diperlakukan secara objektif. Keputusan dipakai-tidaknya suatu data dalam
penaksiran harus diambil dengan pedoman yang jelas dan konsisten. Tidak
boleh ada pembobotan data yang berbeda dan harus dilakukan dengan
dasar yang kuat.

Metode perhitungan yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat


diuji ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah perhitungan sumberdaya
selesai, adalah memeriksa atau mengecek taksiran kualitas blok (unit
penambangan terkecil). Hal ini dilakukan dengan menggunakan data pemboran
yang ada di sekitarnya. Setelah penambangan dimulai, taksiran kadardari model
sumberdaya harus dicek ulang dengan kualitas dan tonase hasil penambangan
yang sesungguhnya.
BAB III

DASAR TEORI

3.1. Perhitungan Cadangan Menggunakan Geostatistik

Geostatistik merupakan cabang daripada statistik terapan yang dibantu


dengan deskripsi matematik dan analisa (observasi) geologi. Pada dasarnya
geostatistik dapat digunakan dapat digunakan untuk estimasi dan penelaahan
variabel, faktor atau keadaan yang ada kaitannya dengan ilmu kebumian.
Variogram atau semivariogram merupakan alat utama dalam perhitungan
melalui geostatistik, selain itu dapat juga untuk mengukur variansi (mean
squarred error) dalam estimasi nilai Z(x+h) dengan Z(x). Jika sampel pada posisi
x+h nilainya sama dengan sampel pada posisi x, maka kesalahan adalah Z(x) –
Z(x+h), yang kuadrat rata-ratanya bernilai 2(h). Persamaan semivariogram
eksperimentalnya adalah ;

1 n( h)
    
2
 ( h)   Z xi  Z xi  h 
2n( h) i 1  

Model variogram eksperimental yaitu variogram yang diperoleh dengan


memasukkan nilai sampel dalam rumus variogram merupakan realisasi daripada
sifat-sifat spasial dari regionalized variabel. Hal ini dilakukan agar variogram
tersebut dapat digunakan untuk alat estimasi nilai suatu dimensi yang lebih besar
daripada ukuran sampel sehingga perlu adanya model teoritis yang cocok dengan
realisasi sifat – sifat spasial berkaitan dengan regionalized variabel yang sedikit
memperlihatkan keadaan statis.

Variogram yaitu representasi hubungan antar data secara spasial (ruang)


pada suatu arah tertentu. Di mana dapat dirumuskan dalam rumus umum di bawah
ini ;

 [ z( x i )  z ( xi  h )]2
 ( h)  i 1
2. N ( h )

Di mana :

(h) : nilai variogram untuk arah tertentu dan jarak h

h : 1d, 2d, 3d, 4d, (d=jarak k antar conto)

z(xi) : harga (data) pada titik xi

z(xi+h) : data pada titik yang berjarak h dari xi

N(h) : jumlah pasangan data


3.1.1. Metode Seperjarak (Invers Distance Method)

Metode matematik banyak diterapkan pada tahap awal evaluasi mineral


deposit. Metode dan teknik perhitungan dipengaruhi oleh kondisi geologi lokal,
metode penambangan dan lain sebagainya. Metode yang diterapkan, dalam
praktek yang sebenarnya selalu sesuai dengan teori yang diberikan. Salah satu
metode perhitungan tersebut adalah metode Invers Distance.

Prinsip penaksiran metode Invers Distance adalah dilakukan teknik


pembobotan titik data yang didasarkan pada:

 Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data conto
 Kecenderungan penyebaran data kualitas
 Orientasi setiap conto yang menunjukkan hubungan letak ruang antar conto

Pemecahan masalah dalam metode bijih ini dengan metode yang didasari
pada jarak sample satu dengan sample lainnya dalam satu blok.Umumnya
pembobotan jarak dengan metode menurutsample yang ditampilkan dan cara
penerapannya:

a. Invers Distance
b. Invers Distance Squared
c. Invers Distance Cubed

a. Invers Distance
Rumus UmumInversDistance :

1 1 1
g1+ g +. . . . . . . g
d1 d2 2 dn n
Ḡ=
1 1 1
+ +. . . . .
d1 d2 dn

Persamaan Pembobotannya:
1 1
d1 d2
( g1 )+ ( g2 )+. . .. .
1 1 1 1 1 1
+ +. . .. . + +. .. ..
d1 d2 dn d1 d2 dn

Faktor Pembobotan:

1
dj
j
1
∑d
i =1 i

b. Invers Distance Squared


Rumus Umum Invers Distance Squared :
1 1 1
g1 + 2 g2 +. . . . . . . 2 gn
d2
1 d2 dn
Ḡ=
1 1 1
2 + 2 +. . . . . 2
d1 d2 dn

Persamaan Pembobotannya:

1 1
2
d2
1 d2
( g1 )+ ( g2 )+. . .. .
1 1 1 1 1 1
2
+ 2 +. . .. . 2 2
+ 2 +. .. . . 2
d1 d2 dn d1 d2 dn

Faktor Pembobotan:

1
d 2j
j
1
∑ d2
i =1 i
c. Invers Distance Cubed
Rumus Umum Invers Distance Cubed:
1 1 1
g1+ 3 g2 +. . . . . . . 3 gn
d3
1 d2 dn
Ḡ=
1 1 1
3
+ 3 +. . . . . 3
d1 d2 dn

Persamaan Pembobotannya:

1 1
3
d 31 d2
( g 1 )+ ( g2 )+ .. .. .
1 1 1 1 1 1
3
+ 3 +. . .. . 3 3
+ 3 +. . .. . 3
d1 d2 dn d1 d2 dn

Faktor Pembobotan:

1
d 3j
j

∑ d1 3
i=1 i

Perinciannya adalah sebagai berikut :

a. Sudut perubah yang maksimum


b. Dimensi ruang sesuai dengan pola penyelidikan yaitu :
 Square
 Circle
 Rectangle
 Ellips
c. Jika titik sample nyatanya terdapat pada tengah-tengah blok maka
diperkirakan keadaan ini d=0, menyebabkan nilai d kecil yaitu 1 m.
d. Hal yang mencirikan titik minimum dalam ruang maka diijinkan untuk
melakukan interpolasi
e. Jika jumlah titik tersebut tidak cukup memadai maka penyelidikannya
diperluas hingga jumlahnya cukup memadai ruang tersebut. Contoh untuk
perluasan bentuk rectangle dengan perluasan 25% panjang dan lebar

Pada metode invers distance :


a. Memperhitungkan adanya hubungan letak ruang (jarak).
b. Merupakan kombinasi linier atau harga rata-rata tertimbang (weighting
average) dari titik-titik data yang ada disekitarnya.
c. Pada titik data yang terdekat dengan titik yang ditaksir akan memberikan
bobot yang lebih besar daripada titik data yang lebih jauh.
d. Efek penghalusan (pemerataan) dilakukan dengan faktor pangkat.
e. Pada pangkat yang sangat besar akan menghasilkan pendekatan metode
poligon.
f. Pangkat semakin besar maka bobot (pengaruh) dari titik terdekat semakin
besar pula.

Kelemahannya:
a. Tidakadahubungan antara jarak dan range a pada variogram.
b. Pada deposit irregular dengan range kecil akan diperlakukan sama dengan
pada deposit reguler dengan luas.
c. Jika titik referensi adalah lubang bor, kemudian faktor pembobotan tak
berhingga, maka metode ini tidak dapat diterapkan.
d. Metode ini didasarkan pada estimasi titik dan tidak bergantung pada ukuran
blok.
e. Invers Distance hanya memperhatikan jarak dan belum memperhatikan efek
pengelompokan data.
f. Sehingga data dengan jarak yang sama namun mempunyai pola sebaran
yang berbeda masih akan memberikan hasil yang sama.
g. Metode ini belum memberikan korelasi ruang antara titik data dengan titik
data yang lain.

Anda mungkin juga menyukai