TAHAP PERSIAPAN
Bahan galian menurut pemanfaatannya dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Bahan galian logam, yaitu bahan galian yang diambil logamnya untuk dimanfaatkan, contoh :
pasir besi, nikel, tembaga, emas, perak, dll.
2. Bahan galian energi, yaitu bahan galian umumnya untuk energi / bahan bakar, contoh
batubara.
3. Bahan galian industri, merupakan bahan galian yang dapat dimanfaatkan untuk industri,
contoh : batugamping, kaolin, bentonit, kuarsa, dolomit, dll.
PREPARASI KIMIA
Pyrometallurgy adalah proses ekstraksi metal dari bijih ataupun konsentrat dengan jalan melebur
(smelting) dilakukan proses oksida pada temperatur tinggi sampai didapat crude metal maupun
metal murni. Panas yang digunakan adalah berasal dari bahan bakar padat, cair maupun gas.
Pada peleburan dibutuhkan suatu tanur yang dilapisi dengan refractory sehingga mampu
menahan panas, reaksi kimia/korosi selama proses peleburan berlangsung. Pada umumnya
dilakukan preparasi/masa persiapan baik secara fisik maupun kimia.
Preparasi kimia adalah pekerjaan persiapan umpan agar dapat dengan mudah membantu proses
selanjutnya yang berkaitan dengan proses kimia. Misalnya umpan/bijih berupa sulfida yang akan
dilarutkan harus kondisinya oksida, maka bijih tersebut dapat dilakukan pemanggangan oksida.
Beberapa preparasi yang sering dlakukan dalam preparasi kimia :
1. PENGERINGAN
Pengeringan bertujuan menghilangkan kandungan air bebas (moisture) dalam
konsentrat/bijih. Pengeringan dilakukan dengan memanaskan bijih sampai 110 C. Proses
pengeringan dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penguapan air dalam jumlah besar
secara mendadak pada waktu peleburan bijih, yang kemungkinan akan membawa sebagian
logam berharga. Disamping itu sebagian kalor yang disediakan untuk peleburan digunakan
untuk penguapan air. Dalam praktek pengeringan dapat dilakukan sebagai pekerjaan
tersendiri maupun bagian dari awal proses pra-olahan. Pengeringan dilakukan dengan
menggunakan gas buang dari suatu proses, sehingga tidak menambah bahan bakar.
Pengubahan air menjadi uap air dibutuhkan panas sebesar 10,5 Kcal, dengan reaksi :
H2O(cair) H2O(uap)
Panas yang diberikan berfungsi untuk : menaikkan temperatur kamar ke temperatur didihnya
dan perubahan fase cair ke fase gas. Alat yang digunakan adalah rotary kiln (tanur putar),
fixed bed, fluidized bed. Agar terjadi penguapan maka tekanan uap air harus lebih besar dari
tekanan parsiel air di atmosfer.
Pengeringan dapat dilakukan :
a. dalam tekanan atmosfer
b. di bawah tekanan atmosfer
2. KALSINASI
Kalsinasi merupakan suatu proses dengan temperatur tinggi tanpa terjadi peleburan dan tanpa
penambahan reagen, dengan tujuan mengubah bentuk senyawa yang terkandung dalam
konsentrat/bijih. Sehingga terjadi penguraian senyawa kimia (karbonat, air kristal,
hidroksida).
a. Penguraian karbonat
Reaksi :
MCO3(p) MO(p) + CO2(g)
CaCO3 CaO + CO2 (900C)
FeCO3 FeO + CO2 (200C)
Secara termodinamika kalsinasi karbonat dapat berlangsung apabila P.CO2 (dissosiasi) >
P.CO2 (atm).
P.CO2 (atm) parsial CO2 dalam atmosfer.
Contoh : dalam proses kalsinasi batugamping
CaCO3 CaO + 3CO2
Anggapan karbonat dan oksidasi logam padatan adalah murni, maka
GT = GTo + RT ln PCO2
GTo = (40.250 – 43,4 T) Kal/mol
Apabila atmosfer tanur mengandung 20 % CO2, kesetimbangan akan dicapai bila :
40.250 34,4 T = - RT ln PCO2 (atm)
= - 4,575 T log 0,2
37,6 T – 40.250 = 0
T = 1.070,5oK (797,5oC)
Kalsinasi CaCO3 berlangsung pada suhu 717,5oC, kenyataannya > 900 C. Sehingga
untuk mengatasinya PCO2(diss) > 1 atm.
Kalsinasi adalah proses endothermik, sehingga laju proses akan tergantung pada
penyediaan kalor untuk reaksi penguraian. Berdasarkan atas beberapa penelitian, laju
reaksi penguraian batugamping pada 900C. Laju reaksi berbanding terbalik dengan
ukuran butir, sedangkan waktu kalsinasi akan sebanding dengan diameter ukuran butir.
Temperatur yang terlalu tinggi juga tidak menguntungkan karena lapisan luar akan
mengalami pemanasan yang berlebihan. Sehingga akan menurunkan kualitas kapur bakar
yang dihasilkan.
Kalsinasi karbonat dapat dilakukan tersendiri atau bergabung bersama dengan dengan
proses yang lain. Misalnya dalam peleburan besi yang ditambahkan batugamping, maka
sewaktu batugamping dimasukkan lewat bagian atas tanur dan pada zona tertentu yang
mempunyai temperatur sesuai akan terjadi proses kalsinasi karbonat.
Kalsinasi terhadap kalamin (ZnCO3) harus dilakukan secara terpisah, hal ini disebabkan :
a. kalamin tidak membutuhkan panas yang tinggi sehingga dengan menggunakan
panas buangan saja suda dapat dilakukan kalsinasi (menghemat bahan bakar.
b. perlu penghilangan sebagian besar CO2, sebab akan mengganggu proses reduksi.
Reaksi : ZnCO3 ZnO + CO2
ZnO + CO Zn + CO2
3. PEMANGGANGAN (Roasting)
Proses pemanasan terhadap bijih tanpa terjadi pelelehan yang disertai dengan penambahan
reagen (gas), tujuannya mengubah senyawa yang terkandung dalam bijih (sulfida) menjadi
senyawa lain yang memenuhi persyaratan untuk proses selanjutnya. Bijih yang umumnya
dilakukan pemanggangan adalah Pb, Fe, Cu, dan Zn dengan temperatur sekitar 500 oC –
1000oC.
Meskipun pemanggangan digolongkan sebagai proses pra-olahan, akan tetapi dapat pula
khusus dapat pula berfungsi sebagai proses ekstraksi, bahkan dapat juga berfungsi sebagai
proses pemurnian.
a. Macam pemanggangan
Didasarkan tujuannya ada 4 :
1. Pemanggangan Oksida
Untuk mengubah mineral sulfida menjadi oksida agar mudah direduksi oleh karbon pada
temperatur relatif rendah, atau menghasilkan sulfat gunanya mudah dilarutkan oleh air
dalam proses hydrometallurgy.
Reaksi pemanggangan :
2ZnS + 3O2 2 ZnO + 2SO2
2FeO + 5,5 O2 Fe2O3 + 4SO2
Didasarkan untuk produk yang dihasilkan : pemanggangan menghasilkan oksida,
temperatur pemanggangan temperatur penguraian sulfat.
Pemanggangan oksida ada 2 :
- Pemanggangan oksida sempurna
Menghilangkan semua kandungan belerang pada bijih sulfida, umumnya bertujuan :
- bijih / konsentrat yang logam berharganya kaya akan sulfida, dimana hasilnya akan di
ekstraksi dengan cara reduksi (contoh : ZnS dan PbS)
- bijih / konsentrat yang logam berharganya jika membentuk oksida bersifat mudah
menguap, sehingga dapat dipisahkan dari mineral pengotornya (contoh : Sb2O2 dan
As2O3). Namun harus dijaga jangan sampai membentuk oksida yang lebih tinggi
sebab akan stabil dan wujudnya dalam keadaan padat.
- Pemanggangan Metalisasi
Pemanggangan terhadap sulfida agar didapat logam dengan cara oksida pada suhu
tinggi.
Syarat pemanggangan metalisasi :
- Logam yang akan dipanggang harus lebih stabil daripada logam oksida maupun sulfat.
HgS + O2 Hg + SO2
Hg lebih stabil dari HgO maupun HgSO4
- Tekanan uap logam harus cukup tinggi
Hg pada temperatur 500ºC – 800ºC berupa uap. Pemisahan uap Hg dari gas dengan
cara kondensasi.
2. Pemanggangan Reduksi
Pemanggangan dengan penambahan reduktor (C, H2, CH4) dengan tujuan menurunkan
derajat oksidasi atau menurunkan oksida dengan logam.
Reaksi besi spon dengan proses HYL dengan reduktor gas alam CH4
CH4 + H2O CO + 3H2
CO + H2O CO2 + H2
Fe2O3 + 3H2 2Fe + 3H2O
Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
4. Pemanggangan Khusus
Penerapan pada proses pemanggangan nikel dengan cara “Mond Process” pada
temperatur menghasilkan gas CO pada temperatur 43ºC membentuk uap nikel karbonil.
Ni + 4CO Ni(CO)4
Reaksinya bersifat eksotermis.
c. Peralatan Roasting
Multiple hearth roasting furnace, suspension roaster, dwihgt lloyd sintering machine,
fluidized bed reaktor for roasting.
Grate Sintering
b. Pembriketan (briquetting)
Pembriketan adalah material halus yang tercampur dengan bahan pengikat (binder) yang
berupa : oil, ter, dan coke (organik). Bahan anorganik : lime, clay, dan semen.
Binder organik digunakan untuk memproduksi metal oksida.
Contoh :
2ZnS + C + 4O2 2ZnO + CO2 + 2SO2
c. Peletisasi (pelletizing)
Proses penggumpalan material halus berukuran 200 # (mesh) menjadi ukuran 10 – 30 mm atau
paling kecil 3 mm.
Proses peletisasi ada 2 tahap :
- rolling, tahap ini material ditambah air dan perekat (biasanya dipakai clay mineral), alat
digerakkan “rotary disc” atau “pan pelletize”
- pembakaran, dilakukan pada temperatur 1200 – 1300 C, agar uap air keluar dan menjadi
porous.
Gerakan pada Pan Pelletizer
d. Nodulasi (nodulizing)
Pengerjaannya seperti pembuatan klinker semen, dengan cara pemanasan didalam tanur putar.
2Zn(OH)2 ZnO + H2O
halus kasar
ZnO dipanaskan agar kulitnya meleleh sehingga terjadi penggumpalan yang porous.