Anda di halaman 1dari 14

GANESHA MINERAL PADA LINGKUNGAN MAGMATIK

Pengertian Lingkungan Magmatik :

Lingkungan magmatik dikarakteristik oleh temperatur tinggi hingga menengah


dan tekanan dengan variasinya cukup lebar. Mineral yang terbentuk
berhubungan dengan aktivitas magma yaitu cairan silikat panas yang menjadi
bahan induk batuan beku.

Batuan beku merupakan hasil kristalisasi magma, suatu lelelhan panas yang
mengandung unsur - unsur penting secara kuantitatif yaitu O, Si, Al, Ca, Mg,
Na, dan K dan dalam jumlah kecil hampir semua unsur - unsur lainnya
kristalisasi mineral dan magma menghasilkan konsentrasi unsur - unsur minor
dalam cairan sisa dan konsentrasi zat – zat volatile, seperti H 2O, CO3, N2,
senyawa sulfur dan boron serta HCl dan HF.

Larutan sisa tersebut menghasilkan pegmatite dan vein hidrotermal (urat - urat
hidrotermal ) kadang – kadang terbentuk di dalam batuan beku yang telah
memadat dan dalam rekahan. Rekahan dan batuan sampingnya, bahkan dapat
mencapai permukaan berupa gas - gas menimbulkan fumarol – fumarol atau
larutan – larutan membentuk hot spring.

Dalam lingkungan magmatik ada ada empat tipe mineral yaitu :


 Batuan beku
 Pegmatit
 Vein Hidrotermal
 Endapan – endapan hot spring serta fumarol

1. Batuan Beku

Mineralogi batuan beku cukup sederhana hanya 7 mineral atau grup mineral
yang umumnya terdapat dalam jumlah banyak di dalam batuan beku yaitu
kuarsa, feldspar, felsparthoid, hornblende, biotit dan olivine dan dapt
diklasifikasikan sebagai mineral pembentuk utama ( essential constituens ).
Beberapa mineral lain terdapat dalam jumlah kecil, antara lain magnetit, ilment,
dan apatit dan diklasifiksikan sebagai pembentuk (accessory constituens ).

Mineral – mineral batuan beku baik utama maupun tambahan juga sebagai
leucocratic ( batuan terang ) dan melanocratic ( batuan gelap ). Penggolongan
ini juga dapat merupakan penggolongan secara kimia, memisahkan kuarsa dan
sodium, potassium serta kalsium aluminosilikat dan mineral – mineral
ferromagnesian ( piroksen, hornblende, bioti, dan olivine).
Tabel Mineralogi batuan beku

Leucocratic Melanocratic
Utama SiO2
Kuarsa, tridimit, dan kristobalit Olivin
Felspar Piroksen
K-Felspar : Ortoklas, mikrolin Enstatit
Perthit : K-Felspar – albit Hipersin
intergrowth
Na – Ca Felspar : Plagioklas Augit
Felsparthoid
Nephelin Hornblende
Leusit
Sodalit Biotit
Kankrinit
Pada beberap batuan vulkanik
Tambahan Apatit Ilmenit
Muskovit Magnetit
Korundum Pirit
Sphene Piorit
Zirkon
Tabel Klasifikasi batuan beku secara mineralogy

Mineral K-Felspar/pertit K-Felspar Plagioklas Se


Pembent terbanyak plagioklas feldspar terbanyak tan
uk ± sama An <50% An 50 %
Ada A. Granit A. Grano diorite A. Diorit A. Gabro
kuarsa B. Rhiyolit B. Latit kuarsa Kw (tonalit) Kuarsa
B. Dasit B. Basalt
kuarsa
A. Syent A. Monozit C. Gabro A. Diorit A.
B. Tracyt B. Latit D. Basalt B. Latit Pe
diatas Du
B

A. Nefeline C. Nepheline, E. Essexit, Theralit A.


syent Menzonit F. Tephirit, Basanit B.
B. Phonolit D. Latit funolit da

Keterangan A. ( Tipe Plutonik)


B. ( Tipe Vulkanik )

Pengaruh lingkungan geologi terhadap batuan akan terefleksi pada ukuran


butiran mineralnya. Mineral pada batuan tipe vulkanik berbutir halus karena
melalui proses pendinginan yang cepat kadang terdapat mineral butiran agak
kasar disebut fenokris. Pada batuan plutonik mineral berbutiran kasar, karena
pendinginan yang perlahan sehingga memberikan kesempatan Kristal tumbuh
besar.

2. Pegmatit

Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagian
kristalisasi magmatik awal dan tekanan di sekeliling magma, maka cairan
residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan sekeliling sebagai
dike, sill, stokework.
Proses kristalisasi fraksional pada magma akan membentuk suatu cairan sisa
berupa cairan silikat. Cairan ini tidak selalu cai karena adanya konsentrasi
volati. Bila tekanan volatile mencukupi akan menyebabkan cairan terinjeksi di
sepanjang permukaan lemah pada batuan sekeliling yang mungkin merupakan
bagian dari batuan beku intrusi yang sama. Dengan jalan inilah pegmatite dan
vein hidrotermal terbentuk.

Pegmatite dijumpai berasosiasi dengan batuan – batuan plutonik (umumya


granit). Pegmatite – pegmatite granit umumnya terdiri dari kuarsa dan alkali
feldspar, dan sedikit muskovit dan biotit. Pegmatit mempunyai tekstur besar
butir kasar dan biasanya berbentuk tabular atau pipa.

Pegmatite sangat sederhana dalam hal kimiawi maupun mineralogy tapi


pegmatite komplek disebabkan oleh kandungan unsure yang jarang dan mineral
yang tak umum. Pegmatite penting secara ekonomi dan telah dimanfaatkan
untuk keperluan industri mineral seperti : feldspar, muskovit, plugopit, turmalin,
dan kuarsa.

3. Endapan Hidrotermal

Endapan hidrotermal merupakan pengembangan pegmatik dan terbentuk dari


larutan yang lebih dingin dan encer. Ciri khas endapan hidrotermal adalah urat –
urat ( vein ) yang mengandung sulfide, yang terbentuk karena pengisian rekan
atau celah – celah pada batuan semula. Namun banyak juga yang berupa suatu
massa tak teratur, yang telah mengganti sebagian atau seluruhnya.

Secara luas, endapan hidrotermal dibagi menjadi 3 tipe :

 Endapan hipotermal terbentuk antara 300 – 500 0C


 Endapan mesotermal terbentuk antara 200 – 300 0C
 Endapan epitermal terbentuk antara 50 – 200 0C
Endapan hipotermal dicirikan oleh mineral kasiterit, skhelit, wolframit, dan
molidenit. Kuarsa adalah geng utama yang diikuti pula oleh turmalin, topas, dan
mineral silikat lainnya.

Endapan mesotermal, mineral yang mencirikannya adalah mineral sulfide( pirit,


markasit, galena, sfalerit, khlakosit, bornit, enargit, tetrahedrit, urat kuarsa
mengandung emas yang merupakan endapan penting.

Endapan epitermal, dicirikan oleh mineral stibirit, sinobar, perak native, sulfide
perak, atau argenit, emas native, dan mineral – mineral emas lain seperti
krenerit, kalaverit, dan silvanit, yang berturut – berturut menghasilkan antimon,
air raksa, perak, dan emas mineral gengnya adalah kuarsa, opal, kalsit,
aragonite, dolomt, fluorit, dan barit.

4. Endapan – Endapan Hidrotermal

Larutan hidrothemal kadang kala dapt permukaan dan muncul sebagai air panas.
Pada umumya larutan – larutan mempunyai kadar mineral yang rendah. Mineral
yang sering terdapat di sekeliling air panas adalah silica dan opalin. Namun
kadang – kadang dapat dijumpai pada sejumlah kecil sulfida – sulfida.

Endapan Fumarol yang terpenting adalah endapan yang tedapat pada gunung
api yang masih aktif , dengan gas –gas panas yang sangat aktif mengendapkan
mineral – mineral seperti sulfur dan mineral – mineral lain seperti magnetit,
molibdenit, realgan, galena, dan sfalerit.
Diposkan oleh pris mark di 08.52
Genesa Mineral
Genesa/Genesis mineral merupakan tempat atau lingkungan dimana suatu
mineral terbentuk. Ada 3 macam genesa mineral, yaitu:

 Lingkungan magmatik
 Lingkungan sedimen
 Lingkungan metamorfik
A. Lingkungan Magmatik
Lingkungan ini mempunyai karakter yang sangat khas, yaitu memiliki tekanan
dan temperatur yang sangat tinggi, dan tentunya sangat berhubungan dengan
aktivitas magma. Berdasarkan keterjadiannya, lingkungan magmatik ini dibagi
menjadi empat tipe, yaitu Batuan beku, Pegmatit, Urat
hidrotermal, dan Deposit mata air panas.
1. Batuan Beku
Tersusun atas mineral-mineral yang sederhana. Terdapat 7 kelompok mineral
yang terdapat pada batuan beku, yaitu : kelompok kuarsa, feldspar, feldspatoid,
piroksen, hornblende, biotit, dan olivin. Kisaran jumlah dari mineral-mineral
penting yang terdapat dalam batuan beku sangat lebar. Ada juga batuan beku
yang mengandung hampir 100% mineral yang sama, contohnya
seperti Dunityang hampir seluruhnya tersusun atas mineral olivine.
Berdasarkan warnanya, mineral batuan beku dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu Leucocratic (terang),Mesocratic (sedang), dan Melanocratic (gelap).Peng
elompokkan ini didasarkan pada kandungan dari mineral fero-magnesium.
Semakin banyak kandungan mineral tersebut, maka warna nya akan semakin
gelap.
Lingkungan geologi tertentu akan memberikan pengaruh tertentu yang
tercermin terhadap ukuran butir mineralnya. Selain itu tekstur pada batuan beku
juga mencerminkan kondisi pembekuannya, urutan kristalisasi, komposisi,
viskositas magma, kecepatan pembekuan, dan pertumbuhan kristalnya.

Pembekuan kristal yang cepat akan menghasilkan kristal yang kecil. Hal ini
disebabkan karena tidak tersedia waktu yang cukup untuk membentuk kristal
yang sempurna. Biasanya terjadi di permukaan saat kontak langsung dengan air
ataupun udara saat magma keluar. Tekstur yang dihasilkan
adalah afanitik (halus). Sedangkan, pembekuan yang lambat akan menghasilkan
membentuk kristal yang besar, karena masih memiliki waktu yang cukup untuk
membentuk itu. Pembekuan yang lambat ini terjadi di dalam perut bumi, dan
menghasilkan batuan beku dengan tekstur faneritik(kasar).
Berdasarkan kandungan SiO2 nya, batuan beku dibedakan menjadi 4 jenis.
Batuan beku asam yang mengandung lebih dari 65% silika, ex: Granit.

Batuan beku menengah (intermediate) yang mengandung silika antara 53%-


65%, ex: Diorit, Syenit.
Batuan beku basa dengan kandungan silika antara 45%-53%, ex: Gabbro.

Batuan beku ultrabasa yang mengandung silika <45%, ex: Dunit, Peridotit.

2. Pegmatit dan Urat-Urat Hidrotermal


Pegmatit ini terbentuk dari cairan silikat sisa proses kristalisasi fraksional yang
kaya akan kandungan alkali, alumunium, mengandung air, dan zat volatil.
Cairannya tidak selalu berbentuk cair disebabkan karena konsentrasi volatil.
Apabila mencukupi, tekanan volatil akan menginjeksi cairan di sepanjang
permukaan lemah pada batuan yang merupakan bagian dari batuan beku intrusi
yang sama, ataupun batuan lain yang sudah terbentuk lebih awal.

Kebanyakan pegmatit yang dijumpai berasosiasi dengan batuan plutonik,


umumnya granit. Pegmatit granit terutama tersusun oleh kuarsa dan feldspar
alkali, serta sejumlah muskovit dan biotit. Dengan demikian, komposisinya
mirip dengan granit, namun berbeda dalam tekstur. Pegmatit bertekstur khusus,
yaitu berbutir sangat kasar, dan berbentuk tabular.

3. Deposit Hidrotermal
Merupakan pengembangan dari pegmatit. Ciri-cirinya adalah urat-urat yang
mengandung sulfida, yang mengisi rekahan pada batuan semula. Namun juga
dapat berupa suatu massa tak teratur, yang mengganti seluruh atau sebagian
batuan. Proses hidrotermal ini merupakan suatu proses yang penting dalam
pembentukan mineral-mineral bijih. Berdasarkan tingkat kedalaman dan
suhunya, deposit hidrotermal dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

 Deposit hidrotermal : suhu antara 300-500 derajat C, dan terbentuk di


kedalaman yang sangat dalam. Dicirikan oleh mineral Molibdenit[MoS2],
Kasiterit [SnO2], Skhelit [CaWO4].
 Deposit mesotermal : suhu antara 200-300 derajat C, dengan kedalaman
yang menengah. Mineral yang mecirikannya adalah mineral-mineral
sulfida seperti Pirit [FeS2], Galena[PbS]. Urat kuarsa mengandung emas
yang merupakan suatu deposit penting, mungkin adalah deposit
mesotermal.
 Deposit epitemal : terbentuk pada temperatur rendah, antara 50-200
derajat C. Mineral pencirinya adalah Perak native [Ag], Emas
native [Au], Silvanit [(Au,Ag)Te2].
4. Deposit Air Panas dan Fumarol
Deposit air panas merupakan hidrotermal yang sampai ke permukaan. Mineral
yang dijumpai adalah silika opal, sejumlah kecil sulfur, dan sulfida.
Sedangkan, deposit fumarol terdapat pada gunungapi yang masih aktif. Gas-gas
panasnya mengendapkan mineral-mineral seperti sulfur, dan khlorida,
terutama Khlorida Amonium [NH3Cl]. Selain itu, mungkin juga
terdapat Magnetit [Fe3O4], Hematite[Fe2O3], dan Realgar [AsS].
ENDAPAN PEGMATIT
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat
kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang
mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan
stockwork.
Pegmatit adalah suatu batuan beku yang memiliki ukuran kristal yang (sangat) kasar,
memiliki diameter > 1 cm, dan individual crystals dapat mencapai ukuran 10 m, itukarena tidak
adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya,
sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logam-
logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn,
Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti),
batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock
crystal).

pegmatit dapat terbentuk dari 2 jalan, yaitu:

1.  Metamorphic : metamorfisme regional menyebabkan batuan menuju fase granitization.


Magma tidak terbentuk sehingga granite dan pegmatite merupakan produk akhir dari metamorfisme
regional ini.
2.  Igneous Activity : magma terbentuk, sehingga terjadi differensiasi, kandungan volatil tinggi
dan terinjeksikan pada batuan sekitarsehingga terbentuk pegmatite.

- Material yang diinjeksikan pada sistem tertutup (sistem kimia) sehingga terbentuk simple pegmatite
(Simple pegmatites ; mengandung albite, quartz, microcline and possible minor muscovite).
- Ada interaksi dengan dapur magma sehingga terjadi replacement membentuk complex pegmatite
(Complex pegmatites ; membawa mineral-mineral jarang (rare minerals) seperti columbite, beryl,
zircon, monazite, polycrase and uraninite).

adapun genesa pegmatit menurut Bateman 1981 ialah

Pada larutan sisa kristalisasi, kandungan silikat rendah  memungkinkan


meningkatnya keterdapatan air & volatile  menurunkan viskositas larutan dan titik beku mineral-
mineral sehingga menyebabkan pegmatitik terbentuk (Bateman, 1981). Lebih jauh, mungkin saja
terbentuk suatu zona transisi (Aqueo-igneous stage) pegmatitic quartz  lebih lanjut dapat
menyebabkan terbentuknya hydrothermal quartz vein carrying ore minerals.

A. Lingkungan Magmatik

Lingkungan ini mempunyai karakter yang sangat khas, yaitu memiliki


tekanan dan temperatur yang sangat tinggi, dan tentunya sangat
berhubungan dengan aktivitas magma. Berdasarkan keterjadiannya,
lingkungan magmatik ini dibagi menjadi empat tipe, yaitu Batuan beku,
Pegmatit, Urat hidrotermal, dan Deposit mata air panas.

1. Batuan Beku

Tersusun atas mineral-mineral yang sederhana. Terdapat 7 kelompok


mineral yang terdapat pada batuan beku, yaitu : kelompok kuarsa,
feldspar, feldspatoid, piroksen, hornblende, biotit, dan olivin. Kisaran
jumlah dari mineral-mineral penting yang terdapat dalam batuan beku
sangat lebar. Ada juga batuan beku yang mengandung hampir 100%
mineral yang sama, contohnya seperti Dunityang hampir seluruhnya
tersusun atas mineral olivine.

Berdasarkan warnanya, mineral batuan beku dibagi menjadi 3 kelompok,


yaitu Leucocratic (terang),Mesocratic (sedang), dan Melanocratic (gelap).
Pengelompokkan ini didasarkan pada kandungan dari mineral fero-
magnesium. Semakin banyak kandungan mineral tersebut, maka warna
nya akan semakin gelap.

Lingkungan geologi tertentu akan memberikan pengaruh tertentu yang


tercermin terhadap ukuran butir mineralnya. Selain itu tekstur pada
batuan beku juga mencerminkan kondisi pembekuannya, urutan
kristalisasi, komposisi, viskositas magma, kecepatan pembekuan, dan
pertumbuhan kristalnya.

Pembekuan kristal yang cepat akan menghasilkan kristal yang kecil. Hal
ini disebabkan karena tidak tersedia waktu yang cukup untuk membentuk
kristal yang sempurna. Biasanya terjadi di permukaan saat kontak
langsung dengan air ataupun udara saat magma keluar. Tekstur yang
dihasilkan adalah afanitik (halus). Sedangkan, pembekuan yang lambat
akan menghasilkan membentuk kristal yang besar, karena masih memiliki
waktu yang cukup untuk membentuk itu. Pembekuan yang lambat ini
terjadi di dalam perut bumi, dan menghasilkan batuan beku dengan
tekstur faneritik(kasar).
Berdasarkan kandungan SiO2 nya, batuan beku dibedakan menjadi 4
jenis.
Batuan beku asam yang mengandung lebih dari 65% silika, ex: Granit.

Batuan beku menengah (intermediate) yang mengandung silika antara


53%-65%, ex: Diorit, Syenit.

Batuan beku basa dengan kandungan silika antara 45%-53%, ex:


Gabbro.

Batuan beku ultrabasa yang mengandung silika <45 dunit="dunit"


ex:="ex:" peridotit.="peridotit." span="span">

2. Pegmatit dan Urat-Urat Hidrotermal

Pegmatit ini terbentuk dari cairan silikat sisa proses kristalisasi fraksional
yang kaya akan kandungan alkali, alumunium, mengandung air, dan zat
volatil. Cairannya tidak selalu berbentuk cair disebabkan karena
konsentrasi volatil. Apabila mencukupi, tekanan volatil akan menginjeksi
cairan di sepanjang permukaan lemah pada batuan yang merupakan
bagian dari batuan beku intrusi yang sama, ataupun batuan lain yang
sudah terbentuk lebih awal.

Kebanyakan pegmatit yang dijumpai berasosiasi dengan batuan plutonik,


umumnya granit. Pegmatit granit terutama tersusun oleh kuarsa dan
feldspar alkali, serta sejumlah muskovit dan biotit. Dengan demikian,
komposisinya mirip dengan granit, namun berbeda dalam tekstur.
Pegmatit bertekstur khusus, yaitu berbutir sangat kasar, dan berbentuk
tabular.

3. Deposit Hidrotermal

Merupakan pengembangan dari pegmatit. Ciri-cirinya adalah urat-urat


yang mengandung sulfida, yang mengisi rekahan pada batuan semula.
Namun juga dapat berupa suatu massa tak teratur, yang mengganti
seluruh atau sebagian batuan. Proses hidrotermal ini merupakan suatu
proses yang penting dalam pembentukan mineral-mineral bijih.
Berdasarkan tingkat kedalaman dan suhunya, deposit hidrotermal dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu :

 Deposit hiotermal : suhu antara 300-500 derajat C, dan terbentuk di


kedalaman yang sangat dalam. Dicirikan oleh mineral Molibdenit[MoS2],
Kasiterit [SnO2], Skhelit [CaWO4].
 Deposit mesotermal : suhu antara 200-300 derajat C, dengan kedalaman
yang menengah. Mineral yang mecirikannya adalah mineral-mineral
sulfida seperti Pirit [FeS2], Galena[PbS]. Urat kuarsa mengandung emas
yang merupakan suatu deposit penting, mungkin adalah deposit
mesotermal.
 Deposit epitemal : terbentuk pada temperatur rendah, antara 50-200
derajat C. Mineral pencirinya adalah Perak native [Ag], Emas
native [Au], Silvanit [(Au,Ag)Te2].
Gambar 1. Sistem hydrothermal magmatik(Corbett & Leach, 1995)
Seperti pada gambar 2.1 Larutan hidrothermal tersebut naik ke atas permukaan
melalui zona struktur seperti patahan, sesar, rekahan maupun kontak litologi, yang
kemudian bercampur dengan air meteorik sehingga mengalami proses pendinginan
yang akan membentuk urat-urat (vein) yang bentuknya tergantung dari rongga yang
dihasilkan oleh struktur. Selama terjadi proses ini batuan yang diterobos akan
mengalami ubahan (alterasi) yang diikuti oleh perubahan sifat fisik dan komposisi
kimia. Perubahan meliputi: perubahan warna, porositas dan tekstur. Zona alterasi
sendiri terdiri dari :

 Zona silisifikasi
Zona ini biasanya sangat keras, banyak mengandung kuarsa berukuran
kriptokristalin, berwarna putih agak bening, mineral pengikutnya saponit, khlorit,
anhidrit, gypsum dan andalusit.

 Zona argilik
Dicirikan oleh kehadiran mineral lempung (kaolinit), pirit (FeS2), kalkopirit, kuarsa
selalu hadir dan biasanya terbentuk di dekat vein. Warnanya putih- kuning
muda kecoklatan, permeabilitas cukup besar, jika dipegang agak lunak.
 Zona potasik
Terbentuk karena adanya penambahan unsur Fe dan Mg yang diikuti oleh adanya
sulfida dengan kadar rendah.
 Zona propilit
Zona terluar dari sistem hidrothermal, warnanya hijau dan cukup keras, dengan
mineral pengikutnya klorit, epidot, kalsit, pirit, sedangkan mineral bijih yang sering
terkandung adalah galena, sphalerit sinabar.

Sistem hidrothermal berdasarkan tingkat kedalaman, tekanan dan


temperaturnya, dikelompokkan menjadi 3 sistem :

o Hipothermal
o Mesothermal
o Epithermal
Endapan emas epithermal merupakan endapan hidrothermal yang terbentuk
pada temperatur rendah (50 0–300°C) pada kedalaman antara 0-1000m (Hedenquist,
1985). Ditinjau dari macam batuan yang ditempatinya (host rock), dibagi menjadi :
o Batuan vulkanik
o Batuan sedimen
Daerah pengendapan yang luas nilainya tidak terlalu ekonomis, endapan
ekonomis emas hanya dapat terbentuk melalui beberapa mekanisme yang
menyebabkan peningkatan pengendapan dan pengkonsentrasian dalam suatu wilayah
yang terbatas mengingat kandungan emas yang sangat kecil. Ada beberapa tahapan
yang memungkinkan hal ini dapat terjadi :
o Pendinginan
o Interaksi air dengan batuan samping
o Pencampuran fluida
o Pendidihan fluida

4. Deposit Air Panas dan Fumaro

l
Deposit air panas merupakan hidrotermal yang sampai ke permukaan.
Mineral yang dijumpai adalah silika opal, sejumlah kecil sulfur, dan
sulfida. Sedangkan, deposit fumarol terdapat pada gunungapi yang masih
aktif. Gas-gas panasnya mengendapkan mineral-mineral seperti sulfur,
dan khlorida, terutama Khlorida Amonium [NH3Cl]. Selain itu, mungkin
juga terdapat Magnetit [Fe3O4], Hematite[Fe2O3], dan Realgar [AsS].

Anda mungkin juga menyukai