Oleh
Roro Rasi Putra
1302672
Teknik Pertambangan (S1)
Seksi : 100352
Proses - proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi di bumi baik yang
berasal dari dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi
(eksogen). Berikut ini disajikan suatu bagan yang memperlihatkan proses-proses
geologi (endogen & eksogen) sebagai agen dalam perubahan bentuk bentang
alam.
B. Gaya Endogen
Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi. Gaya yang
berasal dari dalam bumi dapat berupa gempa bumi, magmatisme, volkanisme,
orogenesa dan epirogenesa. Aktivitas Tektonik adalah aktivitas yang berasal
dari pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi (lithosphere).
Hasil dari tumbukan antar lempeng dapat menghasilkan gempa bumi,
pembentukan pegunungan (orogenesa), dan aktivitas magmatis/aktivitas
gunungapi (volcanism).
C. Bentangalam Endogen
2. Bentangalam Gunungapi
D. Gaya Eksogen
Gaya eksogen adalah gaya yang dipengaruhi oleh energi matahari dan gaya
tarikbumi (gravitasi). Proses-proses yang dipengaruhi oleh gaya eksogen adalah
pelapukan, erosi, mass wasting, dan sedimentasi.
1. Pelapukan
adalah gerakan batuan, regolith, dan tanah kearah kaki lereng sebagai akibat dari
pengaruh gaya berat (gravity) melalui proses rayapan (creep), luncuran (slides), aliran
(flows), rebah (topples), dan jatuhan (falls).
4. Sedimentasi
adalah suatu proses pengendapan material yang ditranport oleh media air, angin,
es/gletser di suatu cekungan.
E. Bentangalam Eksogenik
a) Pengikisan sungai
b) Pengangkutan oleh sungai
2. Pola Pengaliran Sungai
a) Pola Aliran Dendritik : Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-
cabang sungainya menyerupai struktur pohon.
b) Pola Aliran Radial : pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir
intrusi.
c) Pola Aliran Rectangular : pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur
geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan).
d) Pola Aliran Trellis : pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan
dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin.
e) Pola Aliran Centripetal : Pola aliran centripetal merupakan pola aliran yang
berlawanan dengan pola radial, dimana aliran sungainya mengalir kesatu
tempat yang berupa cekungan (depresi).
f) Pola Aliran Annular : pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah downstream aliran
kembali bersatu.
g) Pola Aliran Paralel : Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang
terbentuk oleh lereng yang curam/terjal.
3. Genetika Sungai
1) Sungai Superposed
2) Sungai Antecedent
3) Sungai Konsekuen
4) Sungai Subsekuen
5) Sungai Resekuen.
Tahapan perkembangan suatu sungai dapat dibagi menjadi 5 (lima) stadia, yaitu
stadia sungai awal, satdia muda, stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaja kembali
(rejuvination).
5. Morfologi Pantai
II. GEOMORFOLOGI
Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang
romanmuka bumi beserta aspek aspek yang mempengaruhinya. Kata Geomorfolo
gi(Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu:
Geos(erath/bumi), morphos (shape/bentuk),logos (knowledge atau ilmu pengetahua
n). Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian geomorfologi merupakan
pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Model geomorfik yang
pertama kali diperkenalkan adalah model tentang siklusgeomorfik atau siklus erosi,
dikembangkan oleh William Morris Davis (1884–1899).Siklus geomorfik terinspirasi
dari teori uniformitarianisme yang pertama kalinyadikenalkan oleh James Hutton
(1726-1797). Berkaitan dengan bentuk-bentuk lembahyang terdapat dimuka bumi,
siklus geomorfik mampu menjelaskan urut-urutan dari suatusungai yang mengikis
lembah yang mengakibatkan kedalaman suatu lembah menjadilebih dalam lagi,
sedangkan proses erosi yang terjadi pada kedua sisi lembah yangterjadi secara teratur
akan membuat lembah menjadi landai kembali dan elevasinyamenjadi semakin lebih
pula. Siklus ini akan bekerja kembali ketika terjadi pengangkatandari daratan.
5. Disebabkan karena tenaga erosional yang bekerja di permukaan bumi itu berbeda –
beda maka terjadi suatu tingkat urutan perkembangan bentuklahan.
6. Evolusi geomorfik yang kompleks itu lebih umum terjadi daripada yang
sederhana.
7. Bentuklahan di permukaan bumi yang berumur lebih tua dari tersier jarang
dijumpai dan kebanyakan berumur kuarter.
8. Penafsiran secara tepat terhadap bentangalam saat ini tidak mungkin dilakukan
tanpa mempertimbangkan perubahan iklim dan geologi yang terjadi selama zaman
kuarter.
9. Pemahaman iklim dunia sangat penting untuk memahami proses geomorfk yang
berbeda – beda.
10. Walaupun fokus geomorfologi pada bentuklahan masa kini, namun untuk
mempelajarinya diperlukan pengetahuan sejarah perkembangannya.
Relief Bumi
Depositional forms seperti : alluvial forms, flood plains and deltas Bentuk
yang diciptakan oleh Glaciers yaitu :
a. Struktur
Struktur geologi adalah factor penting dalam evolusi land forms dan struktur itu
terlukiskan pada muka bumi, maka jelas bahwa land forms sesuatu daerah itu
dijiwai oleh struktur geologinya.
b. Proses
Menurut W. D. Trunbury, bahwa proses geomorfologi ialah semua perubahan fisic
dan kimiawi yang berpengaruh pad bentuk permukaan bumi. Perubahan-
perubahan mana dapat disebabkan oleh proses-proses yang
terjadi diluar atau didalam kerak bumi.
c. Stadia / tingkatan bentang alam (jentera geomorfik) dinyatakan untuk mengetahui
seberapa jauh tingkat kerusakan yang telah terjadi dan dalam tahapan / stadia apa
kondisi apa kondisi bentang alam saat ini. Untuk menyatakan tingkatan (jentera
geomorfik) di gunakan istilah: (1) muda, (2) dewasa dan (3) tua. Tiap-tiap
tingkatan dalam geomorfologi itu ditandai oleh sifat-sifat tertentu yang spesifik,
bukan ditentukan oleh umur bentang alam.
III. PENGINDERAAN JAUH
A. Prinsip Dasar
f. Morfologi Karst
Bentang alam yang berasal dari hasil pelarutan batuan karbonat banyak kita
jumpai diberbagai tempat di dunia. Berbagai bentuk bentang alam topografi karst,
seperti lembah lembah hasil pelarutan, sink hole, gua-gua karbonat dan tower-
tower batuan karbonat yang terbentuk akibat reaksi kimiawi pada batu gamping.
Pelarutan seringkali dimulai dari bagian rekahan yang ada pada batu gamping.
Pelarutan yang terjadi pada rekahan rekahan batugamping kemudian akan meluas
hingga membentuk lembah lembah yang semakin lama semakin bertambah luas
g. Pemetaan Ketinggian (Elevasi) dan Gradient Sungai
Dengan menggunakan piranti lunak pengolah citra, kita dapat memetakan
ketinggian dan kemiringan lereng suatu wilayah.
B. Differential Stress
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja dan bisa juga
dari atau ke segala arah,tetapi salah satu arah kekuatannya ada yang lebih dominan.
Pengenalan struktur geologi secara tidak langsung dapat dilakukan melalui cara-cara
berikut ini :
Umumnya struktur geologi terbentuk oleh differential stress. Dari aspek arah
kerjanya,ada 3 macam Differential stress,yaitu :
1. Compressional stress
2. Tensional stress
3. Shear stress
Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau mengalami
perubahan,dalam geologi struktur hal ini disebut “Deformasi”. Tahapan-tahapan
Deformasi adlah sebagai berikut :
Rekahan pada batuan bukan merupakan gejala yang kebetulan.Umumnya hal ini
terjadi akibat hasil kekandasan akibat tegangan (stress),karena itu rekahan akan
mempunyai sifat-sifat yang menuruti hukum fisika. Kekar adalah Struktur rekahan
dalam blok batuan dimana tidak ada atau sedikit sekali mengalami pergeseran (hanya
retak saja),umumnya terisi oleh sedimen setelah beberapa lama terjadinya rekahan
tersebut.Rekahan atau struktur kekar dapat terjadi pada batuan beku dan batuan
sedimen. Pada batuan beku, kekar terjadi karena pembekuan magma dengan sangat
cepat (secara mendadak). Pada batuan sedimen,Kekar terjadi karena :
a) Intrusi/ekstrusi
b) . Pengaruh iklim/musim
Dalam batuan sedimen umunya kekar juga dapat terbentuk mulai dari saat
pengendapan atau segera terbentuk setelah pengendapannnya.dimana sedimen
tersebut masih sedang mengeras.
Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah
yang sejajar dengan bidang patahan.Hal ini terjadi apabila blok batuan yang
dipisahkan oleh rekahan telah bergeser sedemikian rupa hingga lapisan batuan
sediment pada blok yang satu terputus atau terpisah dan tidak bersambungan lagi
dengan lapisan sediment pada blok yang lainnya.Ukuran panjang maupun kedalaman
sesar dapat berkisar antara beberapa centimeter saja sampai mencapai ratusan
kilometer. Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan gejala sesar antara lain :
1. Bidang Sesar Merupakan bidang rekahan pada batuan yang telah mengalami
pergeseran.
2. Bagian-bagian yang tersesarkan (tergeser)Bagian ini terdiri dari Hanging Wall dan
Foot Wall.
a) Hanging Wall (Atap sesar) Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian
atas bidang sesar.
b) Foot Wall (Alas sesar) Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian
bawah bidang sesar.
1. Sesar Normal (Gravity Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall turun terhadap Foot
Wall.Disebut juga sebagai Sesar Turun.
2. Sesar Naik (Reverse Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall naik terhadap Foot
Wall.Posisi Hanging Wall lebih tinggi daripada Foot Wall.Namun jika Hanging Wall
bergeser naik hingga menutupi Foot Wall,maka sesar tersebut.
3. disebut Thrust Fault yang bergantung pada kuat stress horizontal dan dip
(kemiringan bidang sesar).
Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan oleh
lengkungan atau melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu tegangan (gaya)
yang bekerja pada batuan tersebut yang umunya refleksi perlengkungannya
ditunjukkan oleh perlapisan pada batuan sedimen serta bisa juga pada foliasi batuan
metamorf. Secara umum,jenis-jenis lipatanyang terpenting adalah sebagai berikut :
V. STRATIGRAFI
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan
sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat
dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil
(biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita
pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.
A. Sandi Stratigrafi
Pada hakekatnya ada hubungan tertentu antara kejadian dan aturan batuan di
alam, dalam kedudukan ruang dan waktu geologi. Stratigrafi membahas aturan,
hubungan, kejadian lapisan serta tubuh batuan di alam. Sandi stratigrafi dimaksudkan
untuk memberikan pengarahan kepada para ahli geologi yang bekerja mempunyai
persepsi yang sama dalam cara penggolongan stratigrafi. Sandi stratigrafi
memberikan kemungkinan untuk tercapainya keseragaman dalam tatanama satuan-
satuan stratigrafi. Pada dasarnya, Sandi Stratigrafi mengakui adanya satuan
lithostratigrafi, satuan litodemik, satuan biostratigrafi, satuan sekuen stratigrafi,
satuan kronostratigrafi dan satuan geokronologi. Sandi ini dapat dipakai untuk semua
macam batuan. Berikut ini pengertian pengertian mengenai Sandi Stratigrafi sebagai
berikut:
- Batas Satuan Stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan
tersebut sebagaimana didefinisikan.
- Tatanama Satuan Stratigrafi Resmi dan Tak Resmi. Aturan pemakaian satuan
resmi dan tak resmi masing-masing satuan stratigrafi, menganut batasan satuan yang
bersangkutan. Penamaan satuan tak resmi hendaknya jangan mengacaukan yang
resmi.
- Stratotipe atau Pelapisan Jenis adalah tipe perwujudan alamiah satuan stratigrafi
yang memberikan gambaran ciri umum dan batas-batas satuan stratigrafi. Tipe ini
merupakan sayatan pangkal suatu satuan stratigrafi. Stratotipe hendaknya
memberikan kemungkinan penyelidikan lebih lanjut.
- Facies adalah aspek fisika, kimia, atau biologi suatu endapan dalam kesamaan
waktu. Dua tubuh batuan yang diendapkan pada waktu yang sama dikatakan berbeda
facies, kalau kedua batuan tersebut berbeda ciri fisik, kimia atau biologinya.
B. Satuan-Satuan Stratigrafi
1. Satuan Litostratigrafi adalah menggolongkan batuan di bumi secara bersistem
menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi.
2. Satuan Litodemik adalah menggolongkan batuan beku, metamorf dan batuan
lain yang terubah kuat menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi kepada ciri-
ciri litologinya.
3. Satuan Biostratigrafi adalah menggolongkan lapisan-lapisan batuan di bumi
secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama berdasar kandungan dan
penyebaran fosil
4. Satuan Sikuenstratigrafi adalah penggolongan lapisan batuan batuan di bumi
secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama berdasarkan gerak relatif muka
laut.
5. Satuan Kronostratigrafi adalah penggolongan lapisan-lapisan secara bersistem
menjadi satuan bernama berdasarkan interval waktu geologi.
6. Satuan Tektonostratigrafi adalah menggolongkan suatu kawasan di bumi, yang
tergolong pinggiran lempeng aktif, baik yang menumpu (plate convergence)
ataupun memberai (plate divergence) menjadi mintakat-mintakat (terrances).
C. Pengukuran Stratigrafi
Menurut ahli paleontologi ada beberapa jenis fosil tetapi secara umum ada dua
macam jenis fosil yang perlu diketahui, yaitu: fosil yang merupakan bagian dari
organisme itu sendiri dan fosil yang merupakan sisa-sisa aktifitasnya.
Hukum suksesi fauna (fosil) sangat penting bagi para ahli geologi yang ingin
mengetahui umur batuan saat melakukan penelitian. Kehadiran fosil pada suatu
singkapan batuan atau batuan yang berasal dari inti bor dapat dipakai untuk
menentukan umur batuan secara akurat. Kajian yang rinci dari berbagai macam jenis
batuan yang diambil di berbagai lokasi akan menghasilkan beberapa jenis fosil yang
mempunyai kisaran hidup yang relatif pendek dan fosil jenis ini disebut sebagai fosil
indek.
Pada hakekatnya untuk mempelajari sejarah bumi kita secara tidak langsung
mempelajari rekaman dari peristiwa-peristiwa masa lalu yang tersimpan dan
terawetkan di dalam batuan. Perlapisan batuan disini dapat diumpamakan sebagai
halaman-halaman dari suatu buku. Hampir semua singkapan batuan yang ada
dipermukaan bumi adalah batuan sedimen. Sebagaimana diketahui bahwa batuan
sedimen terbentuk dari partikel-partikel batuan yang lebih tua yang hancur akibat
gerusan air atau angin. Partikel-partikel yang berukuran kerikil, pasir, dan lempung
ini melalui media air atau angin diangkut dan kemudian diendapkan di dasar-dasar
sungai, danau, atau lautan. Endapan sedimen kemungkinan dapat mengubur binatang
atau tanaman yang masih hidup atau yang sudah mati di dasar danau atau lautan.
Dengan berjalannya waktu serta sering terjadinya perubahan lingkungan kimiawinya,
maka endapan sedimen ini kemudian akan berubah menjadi batuan sedimen dan
rangka binatang dan tumbuhan akan menjadi fosil.
Untuk dapat menyatakan umur suatu lapisan batuan, maka kita harus
mempelajari fosil-fosil yang ada pada batuan tersebut. Pada hakekatnya, fosil
menyediakan bukti-bukti dan peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi di bumi
serta kapan peristiwa tersebut berlangsung. Istilah fosil seringkali mengingatkan
orang pada Dinosaurus. Dinosaurus yang kita kenal saat ini sebenarnya adalah
gambar-gambar yang hanya ada di dalam buku, film dan program televisi, serta
tulang belulang yang dipajang di banyak Musium. Reptil Dinosaurus merupakan
binatang yang mendominasi lebih dari 100 juta tahun diatas bumi, mulai dari zaman
Trias hingga Akhir zaman Kapur. Banyak diantara Dinosaurus berukuran relatif lebih
kecil, namun demikian pada pertengahan Masa Mesozoikum, beberapa spesies
Dinosaurus memiliki bobot hingga mencapai 80 ton. Sekitar 65 juta tahun yang lalu
(zaman Kapur), seluruh Dinosaurus yang ada di bumi punah. Alasan yang mendasari
kepunahan Dinosaurus secara cepat masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli.
Paleogeografi.
Super benua Rodinia adalah benua yang tertua yang terbentuk pada masa Proterozoic
Tengah (~1100 juta tahun lalu) dimana pada zaman itu posisi Amerika Utara berada di
tengah, Amerika Selatan di sebelah timur, Australia dan Antartika berada di sebelah
barat. Ketika lautan Panthalassic terbentuk kurang lebih 750 juta tahun lalu, benua
Radinia pecah menjadi dua bagian. Bagian pertama (Amerika Utara) bergeser kearah
selatan melewati kutub, sedangkan bagian lainnya, yaitu Antartika, Australia, India,
Arabia, dan sebagian Cina bergeser ke arah kutub utara. Pada akhir Pra-kambrium
(~600 juta tahun lalu), kedua bagian ini bertabrakan yang menyebabkan terbentuknya
kraton baru yang bernama kraton Congo serta terbentuknya superbenua Pannotia.
Paleontologi.
Binatang binatang dengan tulang yang keras pertama kali muncul pada zaman
Kambrium dan keanekaragaman organisme diatas bumi mulai meningkat dengan
cepat. Karena hampir semua binatang phyla yang pertama kali terekam sebagai fosil
pada batuan berumur Kambrium mempunyai interval waktu hidup yang sangat
pendek, maka orang sering menamakannya sebagai “Cambrian Explosion”. Hal ini
menandai bahwa batuan Kambrium berisi fosil yang pertama dan yang tertua, akan
tetapi kita juga mengetahui bahwa sejarah kehidupan telah dimulai sejak ~3,5 milyar
tahun lalu, mendekati permulaan zaman Prakambrium. Trilobites dan Brachiopoda,
seperti juga archeocyathids dan sejumlah echinodermata yang masih primitif mengisi
laut dangkal pada zaman Kambrium. Batu serpih dibagian barat Kanada merupakan
pengecualian dimana fosil dari bagian tubuh organisme yang lunak jarang dijumpai
dan terawetkan dalam batuan, diantaranya kemungkinannya adalah chordate, Pikaia.
Paleontologi.
Paleontologi Akhir zaman Kapur dapat diketahui dan dikenal dengan sangat
baik dan zaman ini merupakan batas antara masa Mesozoikum dengan masa
Kenozoikum. Akhir dari zaman Kapur dibatasi oleh punahnya satu kehidupan
organisme yang sangat terkenal di dalam sejarah kehidupan diatas bumi. Sudah
diperkirakan sekitar 60%-70% dari seluruh spesies laut dan 15% dari semua
spesies darat, termasuk mammalia punah pada akhir zaman Kapur. Dan barangkali
hal yang sangat terkenal adalah punahnya Dinosaurus. Hanya spesies burung yang
dapat bertahan. Pada kenyataannya, seluruh binatang darat yang lebih besar dari 20
Kg ikut punah. Banyaknya spesies yang punah, seperti echinodermata, brachiopoda,
dan mollusca, termasuk ammonites dan terumbu yang tersusun dari rudist
bivalves.
2. Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat
menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, misalnya untuk
penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana
longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi,
manajemen lahan dan perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya. Informasi
yang ada pada peta geologi sangat dibutuhkan bagi para pengambil kepurtusan, baik
untuk keperluan sektor publik maupun swasta, seperti misalnya dalam penentuan
rencana rute suatu jalan, sistem "cut and fill" pada pembutan jalan di medan yang
berbukit-bukit. Peta geologi juga dipakai dalam "benefit-cost analysis" untuk
memperkecil ketidak pastian dan potensi penambahan biaya.
Pada dasarnya tahapan kerja pemetaan geologi lapangan dapat dibagi menjadi 4
(empat) tahap yaitu: 1). Tahap Persiapan; 2). Tahap Penelitian; Lapangan; 3). Tahap
Kegiatan Studio; dan 4). Tahap Pelaporan.
Gambar Cara Penggambaran Kedudukan Lapisan Secara Skala Azimut dan Kwadran