Anda di halaman 1dari 11

TUGAS GEOLOGI LINGKUNGAN : RANGKUMAN MATERI

PROSES-PROSES GEOLOGI DAN PERUBAHAN BENTANG


ALAM (ENDOGEN, EKSOGEN)

Oleh,
Nama : Chairian Ariq Hanifa
NIM : 21040122130092
Mata Kuliah : Geologi Lingkungan
Dosen Pengampu :

KELAS A
PROGRAM STUDI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
Pendahuluan

Proses-proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi di bumi baik yang berasal dari
dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen). Gaya endogen adalah
gaya yang berasal dari dalam bumi, sedangkan gaya eksogen adalah gaya yang bekerja di
permukaan bumi.

Gaya Endogen

Gaya endogen adalah gaya yang berasa dari dalam bumi. Gaya yang berasal dari dalam bumi
dapat berupa gempa bumi, magmatisme (aktivitas magma dari dalam bumi), volkanisme
(aktivitas gunung api), orogenesa (pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan
meliputi wilayah yang sempit) dan epirogenesa (pergerakan lempeng tektonis yang relatif
lambar dan meliputi wilayah yang luas).

Bentang Alam Endogen

Bentang alam endogen adalah bentangalam yang proses pembentukannya dikontrol oleh gaya
endogen (aktivitas gunung api, magma, tektonik. Bentuk bentangalam endogen secara
geomorfologi dikenal sebagai bentuk bentangalam kontruksional (konstruksional landforms).

1. Bentangalam Struktural (Structural/Tectonic Landforms)

Bentangalam yang pembentukannya dikontrol oleh gaya tektonik seperti perlipatan


atau patahan.

a. Morfologi lipatan (folding mountain)


Dicirikan oleh susunan perbukitan dan lembah-lembah yang berpola
sejajar, terbentuk dari batuan sedimen yang terlipat membentuk struktur
sinklin antiklin.
1. Morfologi pegunungan antiklin
a. Berbentuk bukit dimana litogoli penyusun telah terlipat membentuk
struktur antiklin
b. Dijumpai di daerah cekungan sedimen yang mengalami
pengangkatan perlipatan
c. Jentera geomorfik “punggung antiklin ” diklasifikasikan dalam
jentera geomorfik muda
d. Proses-prosses eksogenik yang terjadi pada morfologi belum
sampai merubah bentuk awal yang berupa bukit.
2. Morfologi lembah antikluin
a. Berbentuk lembah yang diapit oleh sepasang bukit tersusun dari
batuan sedimen yang berstruktur antiklin.
b. Diklasifikasikan dalam jentera geomorfik dewasa
c. Proses eksogenik yang terjadi mengubah bentuk dari bukit menjadi
lembah.
3. Morfologi ppunggung sinklin
a. Berbentuk bukit
b. Diklasifikasikan dalam jentera geomorfik dewasa.
c. Proses eksogenik yang terjadi telah mengubah bentuk lembah
menjadi bukit.
4. Morfologi lembah siklin
a. Berbentuk lembah yang tersusun dari batuan sedimen dengan
struktur siklin.
b. Diklasifikasikan kedalam jentera geomorfik muda.
c. Proses eksogenik belum merubah bentuk aslinya dari lembah
menjadi bukit
5. Morfologi plateau
a. Berbentuk dataran dengan batuan penyusun horizontal menyerupai
meja.
b. Dijumpai pada daerah relatif stabil terhadap pengaruh tektonik.
c. Plateau berukuran luas, masa lebihh kecil sedangkan bette bagian
terkecil dan dikenal dengan sisa bentang alam masa.
6. Morfologi mesa dan butte
a. Morfologi mesa, berbentuk daratan, proses kejadian dikontrol oleh
struktur pelapisan mendatar dengan elevasi lebih tinggi dari
sekitarnya. • Morfologi butte, berbentuk datar dengan elevasi lebih
tinggi dari sekitarnya dan merupakan sisa dari hasil erosi masa
dengan dimensi lebih kecil.
7. Morfologi bukit monoklin
a. Berbentuk bukit
b. Tersusun dari batuan sedimen dengan keiringan seragam
c. Dapat berupa bagian sayap dari suatu lipatan antiklin atau siklin
b. Bentang alam patahan (blokc fauting landforms)
Terjadi di daerah patahan khususnya daerah yang terkena sasar mendatar
(strike slip fault).
1. Morfologi gawir sesar
a. Berbentuk bukit dengan satu lereng merupakan bidang sesar.
b. Dicirikan oleh bukit yang memanjang.
c. Bagian lereng sesar diendapkan oleh talus membentuk morfologi
lereng denggan relief landai.
d. Sesaar mendatar
2. Morfologi punggungan/ bukit linier
a. Berbentuk bukit dan terjadi apabila bidang patahan satu sesar strike
slip fault melalui bukit tersebut dan menggeser ke arah
berlawanan, membentuk bukityang lurus.
3. Morfologi lembah linier
a. Berbentuk lembah/ cekungan yang terbentuk disepanjang jalur
patahan strike slip fault.
4. Morfologi punggungan tertekan
a. Berbentuk bukit dan terjadi karena gaya yang bekerja pada suatu
sesar mendatar dan akibat tekanan tersebut mengakibatkan batuan
terpatahkan menjadi bagian yang kemudian menekan keatas.
5. Morfologi lembah cekungan
a. Dari hasil pergeseran sesar mendatar.
b. Bentuk relif rendah dibanding pasangannya
c. Sag basing pasangan dari pressure ridge.
6. Morfollogi bukit terpotong
a. Pada sesar mendatar
b. Terjadi jika salah satu bidang sesar merupakan permukaan tanah
yang tinggi dan sisi lainya merupakan bagian permukaan yang
lebih rendah dan mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai.
7. Morfologi stream offset
a. Bentang alam yang aliran sungainya berbelok secara tiba-tiba
mengikuti arah bidang patahan dan perubahan arah aliran akibat
ergeseran bukit disepanjang patahan mendatar.
b. Bentuk sungai zigzag akibat pergeseran bukit dari pergeseran
lateral suatu sesar mendatar.
8. Morfologi punggungan hogback
a. Membentuk bukit memanjang searah jurus pelapisan buatan dan
kemiringan lebih dari 45 derajat.
b. Karena sesar memotong searah bidang pelapisan
9. Morfologi punggungan/bukit hors
a. Berbentuk bukit
b. Bagian yang menonjol dan dibatasi bidang sesar
10. Morfologi lembah graben
a. Berbentuk lembah
b. Dipisahkan oleh bidang patahan.

c. Morfologi instrusi
Berbentuk bukit terisolisir yang tersusun oleh batuan beku dan genesanya
dikontrol oleh aktivitas magma. Seiring waktu mengalami pelapukan dan
erosi maka bagian tanah yang menutupi tubuh batuan intruksi akan tererosi
dan akhirnya akan menyisakan tubuh batuan beku yag membentuk morfologi
yang lebih menonjol.

2. Batuan Gunung Api


Batuan gunung api sepenuhnya dikendalikan oleh proses geologi yaitu gaya
endogenik
a. Morfologi gunung api perisai
i. Kelerengan landai ± 5°-10°
ii. Tersusund dari aliran lava yang tipis
iii. Terbentuk o;eh magma viskositas rendah
iv. Lava bergerak kearah kaki lereng
v. Material piroklastik jarang dijumpai
vi. Non explosive
b. Magma kerucut gunung api strato
i. Sudut lereng antara 6º-10º bagiian kaki dan 30º kearah puncak.
ii. Keterjangan lereng dekat puncak disebapkan aliran lava vikolatisitas
rendah.
iii. Kelerengan rendah di kaki gunung karena akumulasi material hasil
erosi gunung api dan piroklastik.
iv. Tersusun dari peselingan lava dan material piroklastik
v. Eksplosif
c. Morfologi kerucut cinder
i. Volume kecil didominasi oleh tephra dasil erupsi stromboli.
ii. Endapan hasil jatuhan material erupsi sekitar lubang kepundan
iii. Kelerengan kerucut dikontrol oleh kesetabilan material yang bersifat
lepas 25°-35°
iv. Tersusun dari perailangan lapisan piroklasstik karena intensitas letusan
yang berbeda.
v. Lava diemisikan dari kerucut tepehra.
vi. Terbentuk disekitar lubang kepundan dan badan gunungapi dan badan
gunung api starto.
vii. Terbentuk dalam kelompok
d. Morfologi kawah maar
i. Memiliki relief rendah dan luas dari suatu kawah gunung api hasil
erupsi preaktif atau preatomagnetik.
ii. Lubang kawah terisi material lepas
e. Morfologi kubah gunung api/sumbat lava
i. Hasil ektrusi lava yang berkomposisi rhyolitic atau andestic dengan
viskositas tinggi dan kandungan gas yang kecil
ii. Permukaan kubah sangat kasar dengan sejumlah sepines yang
mengalami tekanan oleh magma.
f. Morfologi kawah dan kaldera
i. Kawah, cekungan berbentuk melingkar. Diameter < 1 km.
ii. Kaldera, cekungan berbentuk melingkar dengan luas 1-50 km.
iii. Berupa cekungan tertutup, sering membentuk danau.
g. Morfologi plateau basalt
i. Aliran magma basaltic yang sangat encer dengan viskositas rendah
h. Morfologi jenjang gunung api
i. Berbentuk bukit yang menyerupaib leher atau tiang merupakan sisa
denudasi
i. Morfologi perbukitan sisa gunung api
i. Berbentuk perbukitan sisa denudasi
j. Morfologi aliran lava
i. Berbentuk datar karena pengendapan lava
k. Morfologi punggungan aliran piroklastik
i. Berupa pegunungan atau bukit proses pengendapan lahar
l. Morfologi dataran/ kipas aliran lava
i. Bentuk menyerupai kipas hasil pengendapan lava.
m. Morfologi dataran/ kipas aliran piroklastik
i. Bentuk datar atau menyerupai kipas hasil pengendapan piroklastik.
n. Morfologi dataran anntargunungapi
i. Dataran yang berada diantara kumpulan gunungapi.

Gaya Eksogen

Dipengaruhi oleh energi matahari dan gaya tarik bumi. Dipengaruhi oleh pelapukan, erosi,
mass wasting dan sedimentasi.

1. Pelapukan
Proses desitegrasi secara berangsur dari aterial penyusun kulit bumi berupa batuan. -
Pelapukan mekanis, semua mekanisme yang dapat mengakibatkan terjadinya proses
pelapukan.
- Pelapukan kimiawi, pecahan batuan seperti kkarbonasi, hidrasi, hidrolisis, oksidasi,
dan pertukaran ion-ion larutan.
- Pelapukan organis, pelapukan biologis pada penghancuran batuan, penetrasi akar.
2. Erosi
Penghancuran batuan dan pengangkatan hasil penghancuran batuan.
- Erosi alur, disebapkan air berbentuk alur.
- Erosi berlembar, pada perukaan tanah yang searah.
- Erosi drainase, disebapkan oleh kerja air membentuk saluran berukuran beberapa
cm-1m.
- Erosi saluran, disebapkan hasil kerja air membentuk saluran berukuran 1m beberapa
cm.
- Erosi lembah, hasil kerja air berbentuk saluran dengan ukuran >10m.
3. Gerakan Tanah
Gerakan material batuan, regolith, dan tanah ke arah lereng akibat gaya berat melalui
rayapan, luncuran, sliran, rebah, dan jatuhan.
4. Sedimentasi
Pengendapan material yang ditransportasikan oleh media air, angin, es di suatu
cekungan.
5. Bentangalam eksogenik

Proses pembentukan dikontrol oleh gaya eksogen.

a. Bentang alam hasil aktivitas sungai


i. Pengikisan sungai
ii. Pengangkutan oleh sungai
b. Pola pengaliran sungai
i. Pola aliran dendritik
ii. Pola aliran radial
iii. Pola aliran recrangular
iv. Pola aliran trellis
v. Pola aliran centripetal
vi. Pola aliran annular
vii. Pola aliran paralel
c. Genetika sungai
i. Sungai superposed
ii. Sungai antecedent
iii. Sungai konsekuen
iv. Sungai resekuen
v. Sungai obesekuen
vi. Sungai insekuen
d. Tahapan perkembangan sungai
i. Tahap awal
ii. Tahap muda
iii. Tahap tua
iv. Peremajaan sungai
e. Bentuk-bentuk morfologi sungai
i. Morfologi kipas alluvial
ii. Morfologi sungai bersirat
iii. Morfologi tekuk sungai
iv. Morfologi danau tapal kuda
v. Morfologi gosongpasir
vi. Morfologi udah sungai
vii. Morfologi tanggul alam
f. Bentangalam hasil aktivitas pesisir
i. Unsur-unsur dalam sifat gelombang
ii. Bentuk-bentuk pantai
g. Morfologi pantai
i. Morfologi dekta
ii. Morfologi tanjung
iii. Morfologi teluk
iv. Morfologi menara dan busur
v. Morfologi paparan erosi gelombang
vi. Morfologi tanggul pantai
vii. Morfologi danau pantai
viii. Morfologi pantai submergent
ix. Morfologi pantai emergent
h. Bentang alam hasil aktivitas angin
i. Morfologi gumuk pasir
ii. Morfologi dataran loess
iii. Morfologi kipas talus
iv. Morfologi dataran arroyos
v. Morfologi bukit pediment
vi. Morfologi bukit inselberg
i. Bentang alam hasil aktivitas gletser/es
i. Morfologi perbukitan karst
ii. Morfologi perbukitan kerucut karst
iii. Morfologi lembah polje
iv. Morfologi lembah sinkhole
v. Morfologi perbukitan menara karst
Daftar Pustaka

Teknik, F., & Pakuan, U. (2012). G e o l o g i.

Anda mungkin juga menyukai