Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Bentang Alam


Bentang Alam Bentang alam merupakan karakteristik dan juga bentuk permukaan
bumi yang disebabkan oleh proses perubahan kimia serta fisika. Beberapa contoh
yang dihasilkan dari bentang alam yaitu adalah gunung, bukit, lembah dan lain
sebagainya. Ada jenis bentang alam tingkat yang lebih tinggi yaitu samudra dan
benua. Lempeng tektonik, erosi dan seposisi merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap bentang alam.

Gambar 2.1. Contoh bentang alam yang ada di pantai dan laut

Proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi di bumi baik yang berasal dari
dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen). Gaya
endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi seperti orogenesa dan
epirogenesa, magmatisme dan aktivitas volkanisme, sedangkan gaya eksogen
adalah gaya yang bekerja di permukaan bumi seperti pelapukan, erosi dan mass-
wasting serta sedimentasi. Gaya endogen maupun eksogen merupakan gaya-gaya
yang memberi andil terhadap perubahan bentuk bentangalam ( landscape ) yang
ada di permukaan

5
Gambar 2.1.1 Proses-proses geologi (proses endogenik dan proses eksogenik)
dan perubahan bentang alam

6
2.2 Gaya Yang Berpengaruh Dalam Pembentukan Bentang Alam
2.2.1 Gaya Endogen

Gaya endogen merupakan gaya yang berasal dari dalam bumi. Gaya yang berasal dari
dalam bumi dapat berupa gempa bumi, magmatisme, volkanisme, orogenesa dan
epirogenesa. Aktivitas tektonik merupakan aktivitas yang berasal dari pergerakan
lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi (lithosphere). Hasil dari tumbukan antar
lempeng dapat menghasilkan gempa bumi, pembentukan pegunungan ( orogenesa ),
dan aktivitas magmatis atau aktivitas gunungapi ( volcanism ). Aktivitas magmatis
ini merupakan segala aktivitas magma yang berasal dari dalam bumi. Pada
hakekatnya aktivitas magmatis dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti tumbukan
lempeng baik secara convergent, divergent dan atau transform. Terdapat bentuk
bentang alam yang dikendalikan oleh gaya gaya endogen antara lain,meliputi :

a. Bentang Alam Struktural (Structural/Tectonic Landforms)

Bentang Alam Struktural adalah bentang alam yang proses pembentukannya


dikontrol oleh gaya tektonik seperti perlipatan dan atau patahan.

Gambar 2.2.1 Blok diagram dari suatu patahan sesar mendatar yang menghasilkan
bentang alam

7
Bagian-bagian dari bentang alam struktural, meliputi :

 Morfologi “Escarpments” (Morfologi Gawir Sesar)

Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit dimana salah satu lerengnya
merupakan bidang sesar.

 Morfologi “Pressure Ridge” (Morfologi Bukit Tertekan)

Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit dan terjadi karena gaya yang bekerja
pada suatu sesar mendatar dan akibat tekanan tersebut mengakibatkan batuan yang
berada disepanjang patahan terpatahkan menjadi beberapa bagian yang kemudian
menekan batuan tersebut kearah atas.

 Morfologi “Sag Basin” (Morfologi Cekungan Kantong)

Merupakan bentang alam yang terbentuk dari hasil pergeseran sesar mendatar (strike
slip fault), dengan bentuk relief yang lebih rendah dibandingkan dengan pasangannya.

 Morfologi “Shutter Ridge” (Morfologi Bukit Terpotong)

Pada umumnya juga dijumpai pada sesar mendatar dan ini terjadi apabila salah satu
sisi dari bidang sesar merupakan bagian permukaan tanah yang tinggi dan pada sisi
lainnya merupakan bagian permukaan yang lebih rendah dan akibat adanya
pergeseran ini dapat mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai.

 Morfologi Stream Offset (Morfologi Sungai Sigsag)

Merupakan bentang alam sungai yang arah alirannya berbelok secara tiba-tiba
mengikuti arah , arah bidang patahan dan perubahan arah aliran ini disebabkan oleh
pergeseran bukit disepanjang patahan mendatar.

8
 Morfologi “Folding Mountain” ( Morfologi Berbukitan Lipatan)

Merupakan bentang alam yang tersusun oleh batuan sedimen yang terlipat
membentuk struktur antiklin dan sinklin.

 Morfologi ”Anticlinal ridges” ( Morfologi Bukit Antiklin )

Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit , dimana litologi penyusunnya telah
mengalami perlipatan membentuk struktur antiklin.

 Morfologi ”Anticlinal valleys” (Morfologi Lembah Antiklin

Merupakan bentang alam yang berbentuk lembah yang diapit oleh sepasang bukit
tersusun dari batuan sedimen yang berstruktur antiklin.

 Morfologi ”Synclinal ridges” (Morfologi Bukit Sinklin)

Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit, tersusun dari batuan sedimen yang
membentuk struktur sinklin.

 Morfologi ”Synclinal valleys” (Morfologi Lembah Sinklin )

Merupakan bentang alam yang berbentuk lembah yang tersusun dari batuan sedimen
dengan struktur sinklin.

 Morfologi Plateau

Merupakan bentang alam yang berbentuk dataran dengan batuan penyusunnya relatif
horisontal dan bentuknya menyerupai meja.

 Morfologi Hogback (Morfologi Hogbag)

Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit yang memanjang searah dengan jurus
perlapisan batuan dan mempunyai kemiringan lapisan yang lebih besar 45°.

9
 Morfologi Mesa

Merupakan bentang alam yang berbentuk dataran dan proses kejadiannya dikontrol
oleh struktur perlapisan mendatar dengan elevasi yang lebih tinggi dari sekitarnya.

 Morfologi ”Monoclinal ridges” (Morfologi Bukit Monoklin)

Merupakan bentang alam yang berbentuk bukit, tersusun dari batuan sedimen dengan
arah kemiringan yang seragam.

 Morfologi Block Faulting ridges (Morfologi Perbukitan Patahan)

Merupakan bentuk bentang alam yang terdiri dari bukit-bukit yang dibatasi oleh
bidang-bidang patahan (gawir sesar).

 Morfologi Graben (Amblesan) dan Horst (Tonjolan)

Merupakan bentang alam yang berbentuk depresi dipisahkan dengan morfologi


lainnya oleh bidang patahan.

 Morfologi Intrusi (Morfologi Intrusive)

Merupakan bentang alam berbentuk bukit terisolir yang tersusun oleh batuan beku
dan genesanya dikontrol oleh aktivitas magma.

b. Bentang alam Gunung Api

Merupakan bentang alam yang merupakan produk dari aktivitas gunung api. Bagian
bagian dari morfologi gunung api meliputi :

 Volcanic Landform (Morfologi gunung api)

Merupakan bentang alam gunung api dimana proses pembentukannya dikontrol oleh
aktivitas vulkanisme.

 Volcanic Footslope Landforms (Morfologi Kaki Gunungapi)

Merupakan bentang alam gunung api yang merupakan bagian kaki dari suatu tubuh
gunung api.

10
 Crater Landforms (Kawah Gunungapi)

Merupakan bentang alam gunung api yang lubang tempat keluarnya material gunung
api ketika terjadi erupsi.

 Caldera Landforms (Morfologi Kaldera Gunungapi)

Merupakan bentang alam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api tipe
explosive yang mengakibatkan bagian kepundannya runtuh sehingga membentuk
bentuk kawah yang sangat luas.

 Volcanic-neck Landforms (Morfologi Jenjang Gunungapi)

Merupakan bentang alam yang berbentuk seperti leher atau tiang merupakan sisa dari
proses denudasi gunung api.

 Parasitic Cone Landforms (Morfologi Gunungapi Parasit)

Merupakan bentang alam yang berbentuk kerucut yang keberadaannya menumpang


pada badan dari induk gunungapi, sering juga disebut sebagai anak gunungapi.

 Lava Plug Landforms (Morfologi Sumbat Lava)

Merupakan bentang alam yang berbentuk pipa atau bantal berupa lava yang membeku
pada lubang kepundan.

 Morfologi Maar

Merupakan bentang alam berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunung api hasil
erupsi preatomagmatik, letusannya disebabkan oleh air bawah tanah yang kontak
dengan magma.

 Volcanic Remnant Landforms (Morfologi Sisa Gunungapi)

Merupakan sisa-sisa dari suatu gunung api yang telah mengalami proses denudasi.

11
2.2.2 Gaya Eksogen

Bentang alam eksogenik merupakan bentuk-bentuk bentang alam yang proses


pembentukannya atau genetiknya dikontrol oleh gaya eksogen. Bentang alam
eksogen dikenal juga sebagai bentang alam destruksional (destructional landforms).
Berikut ini proses proses eksogen yang merubah bentuk bentang, meliputi :

 Bentang Alam Hasil Aktivitas Sungai (Landforms of Fluvial Processes)

Sistem Fluviatil ini disebut sekumpulan alur-alur sungai yang membentuk jaringan
yang komplek dan luas dimana air yang berasal dari permukaan daratan mengalir dan
sistem pengaliran sungai dalam suatu watershed dapat dipisah-pisahkan berdasarkan
ukuran alur sungainya dan dikenal sebagai stream ordering. Secara umum, sungai
yang mempunyai order yang lebih tinggi akan mempunyai batas pemisah air
(watershed) yang lebih luas dan sudah barang tentu akan membawa air permukaan
yang lebih banyak.

Beberapa bentuk bentang alam (morfologi) hasil dari proses fluviatil (sungai) antara
lain adalah morfologi kipas aluvial (Alluvial fan), merupakan bentuk bentang alam
yang tersusun dari material endapan sungai yang menyerupai bentuk kipas dan
umumnya terjadi dibagian muka lereng perbukitan dan daerah beriklim arid. Kipas
alluvial terbentuk pada sungai yang mengalir dari suatu lembah berbukitan dengan
gradien lereng yang curam ke arah lereng yang landai dari suatu dataran dan material
material lepas yang diangkut oleh air sungai diendapkan.

Gambar 2.2.2 Bentang Alam Kipas Alluvial

12
 Bentang Alam Hasil Aktivitas Pesisir (Landforms of Coastal Processes)

Pada dasarnya ada perbedaan antara antara wilayah pantai (shore) dan pesisir
(coast), pantai adalah daerah dimana air laut dan daratan bertemu. Pantai berupa
dartan yang sempit atau lebar dimana pengaruh air laut berpengaruh dalam cara
pembentukkannya. Daratan pantai di bentuk oleh perbedaan pasang surut air laut
atau kegiatan maksimum ombak mencapai daratan.

Morfologi pantai merupakan bentuk-bentuk bentang alam yang terjadi sebagai


akibat dari aktivitas air yang berada di wilayah pantai. Berbagai macam bentuk
bentang alam dijumpai di wilayah pantai, kebanyakan bentuk bentang alam pantai
sebagai hasil perubahan gelombang air laut. Singkapan-singkapan batuan yang
berada disepanjang pantai dikenal sebagai muka daratan (headlands) ter-erosi,
menghasilkan pasir yang kemudian diangkut di sepanjang garis pantai dan
diendapkan di wilayah pantai membentuk bentuk-bentuk bentang alam tertentu.

Gambar 2.2.2 Bentang Alam Pantai dan Pesisir

 Bentang Alam Hasil Aktivitas Angin (Landforms Eolian Processes)


Aktivitas dimana partikel-partikel lepas yang berukuran lempung, lanau dan pasir
mudah sekali berpindah oleh tiupan angin, sehingga daerah-daerah yang tidak
bervegetasi, arid (kering) dan kaya sedimen akan dipengaruhi oleh aktivitas angin
dan angin akan menjadi faktor yang sangat penting sebagai media/agent pada
proses erosi dan sedimentasi.

13
Angin yang sangat kuat dapat meng-erosi dan mengangkut sedimen lebih banyak,
partikel pasir halus dapat berpindah hingga ratusan kilometer, sedangkan partikel
lempung dan lanau dapat dibawa hingga ribuan kilometer.

14
2.3 Jenis-Jenis Bentang Alam Berdasarkan Genesa
2.3.1 Bentang Alam Fluvial

Seluruh bentukan geomorfologi di permukaan bumi akibat aktifitas sungai yang


menyebabkan terjadinya erosi, pengangkutan dan pengendapan material di permukaan
bumi. Meliputi :

 Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan
bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar, aliran sungai merupakan aliran
yang bersumber dari limpasan. Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif
kencang, dengan kecepatan berkisar antar 0,1–1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhi
oleh waktu, iklim, dan pola drainase.
 Genetika sungai dapat dibagi sebagai berikut:
a. Sungai Superposed
Sungai yang terbentuk diatas permukaan bidang struktur dan dalam
perkembangannya erosi vertikal sungai memotong ke bagian bawah hingga mencapai
permukaan bidang struktur agar supaya sungai dapat mengalir ke bagian yang lebih
rendah. Dengan kata lain sungai superposed merupakan sungai yang berkembang
belakangan dibandingkan pembentukan struktur batuannya.

Gambar 2.3.1 Sungai Superposed


b. Sungai Antecedent
Sungai ini merupakan sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan
keberadaan struktur batuanya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis

15
hingga ke bagian struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi
karena erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah lateral.

Gambar 2.3.1 Sungai Anteseden


c. Sungai Konsekuen
Sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng topografi aslinya, sungai ini
sering diasosiasikan dengan kemiringan asli dan struktur lapisan batuan yang ada
dibawahnya.

Gambar 2.3.1 Sungai Konsekuen

16
d. Sungai Subsekuen
Sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atau zona yang resisten. sungai
ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurus perlapisan batuan yang
resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir.
e. Sungai Resekuen
Sungai resekuen sebagai sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan
lapisan batuan sama seperti tipe sungai konsekuen. Perbedaanya adalah sungai
resekuen berkembang belakangan.
f. Sungai Obsekuen
Sungai obsekuen sebagai sungai yang mengalir berlawanan arah terhadap arah
kemiringan lapisan dan berlawanan terhadap sungai konsekuen. Penjelasan ini
juga mengatakan bahwa sungai konsekuen mengalir searah dengan arah lapisan
batuan.
g. Sungai Insekuen adalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lereng
tidak dikontrol oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.

Gambar 2.3.1 Sungai Obsekue,sungai konsekuen ,sungai subsekuen dan sungai


resekuen

17
2.3.2 Bentang Alam Glasial

Gletser merupakan massa es yang mampu bertahan lama dan mampu bergerak karena
pengaruh gravitasi. Gletser terbentuk karena salju yang mengalami kompaksi dan
rekristalisasi. Gletser dapat berkembang di suatu tempat setelah melewati beberapa
periode tahun dimana es terakumulasi dan tidak melebur atau hilang.
Ada dua tipe bentang alam glasial :
 Alpine Glaciation → terbentuk pada daerah pegunungan.
 Continental Glaciation → bila suatu wilayah yang luas tertutup gletser.
Gletser terbentuk di daerah kutub yang tingkat peleburannya pada musim panas sangat
kecil.
2.3.3 Bentang Alam Denudasional

Denudasi merupakan kumpulan proses yang mana, jika dilanjutkan cukup jauh, akan
mengurangi semua ketidaksamaan permukaan bumi menjadi tingkat dasar seragam.
Dalam hal ini, proses yang utama adalah degradasi, pelapukan, dan pelepasan
material, pelapukan material permukaan bumi yang disebabkan oleh berbagai proses
erosi dan gerakan tanah. Kebalikan dari degradasi adalah agradasi, yaitu berbagai
proses eksogenik yang menyebabkab bertambahnya elevasi permukaan bumi karena
proses pengendapan material hasil proses degradasi.

Proses yang mendorong terjadinya degradasi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Pelapukan, produk dari regolith dan saprolite ( bahan rombakan dan tanah)

2. Transport, yaitu proses perpindahan bahan rombakan terlarut dan tidak terlarut
karena erosi dan gerakan tanah.

a. Pelapukan

Pelapukan merupakan proses perubahan keadaan fisik dan kimia suatu batuan pada
atau dekat dengan permukaan bumi [tidak termasuk erosi dan pengangkutan hasil
perubahan itu. Ketika batuan tersingkap, mereka akan menjadi subjek dari semua
hasil proses pemisahan atau dekomposisi batuan insitu, pemisahan batuan umumnya

18
disebabkan karena pengaruh kimia, fisika, organisme, ataupun kombinasi dari
ketiganya.

Tipe proses pelapukan pada kenyataan dan tingkat aktivitasnya dipengauhi oleh :

 Sort / pemilahan
 Iklim
 Topografi / morfologi
 Proses geomorfologi
 Vegetasi dan tata guna lahan

b. Erosi Air Permukaan

Erosi merupakan suatu kelompok proses terlepasnya material permukaan bumi hasil
pelapukan yang dipengaruhi tenaga air, angin, dan es. Termasuk perpindahan partikel
dengan pemisahan karena pengaruh turunnya hujan dan terbawa sepanjang aliran
sebagaiman suatu arus melalui darat. Ketika arus menjadi seragam secara relatif dan
tipis sempit, partikel dipindahkan dari permukaan tanpa adanya konsentrasi erosi

Erosi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

 Erosi normal
 Erosi dipercepat

c. Gerakan Tanah

Perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau miring dari
kedudukannya semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu.

d. Beberapa bentuklahan degradasi


 Footslopes
 Inselberg/ pemandangan bersifat sisa
 Peneplain

19
e. Beberapa Bentuk lahan Agradasi
 Kipas
 Lembah Infilled
2.3.4 Bentang Alam Vulkanik

Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol
oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam
vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik. Gunung-gunung api
biasanya dijumpai di depan zona penunjaman (subduction zone).

Berdasarkan proses terjadinya ada tiga macam vulkanisme,yaitu :

 Vulkanisme Letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam yang kaya akan
gas, bersifat kental dan ledakan kuat. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan
material piroklastik dan membentuk gunung api yang tinggi dan terjal.
 Vulkanisme Lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa, sedikit
mengandung gas, magma encer dan ledakan lemah. Vulkanisme ini biasanya
menghasilkan gunung api yang rendah dan berbentuk perisai, misalnya Dieng,
Hawai.
 Vulkanisme Campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang agak kental.
Vulkanisme ini menghasilkan gunungapi strato, misalnya Gunung Merapi dan
Merbabu.

2.3.5 Bentang Alam Eolian

Merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas angina, bentang alam ini
banyak dijumpai pada daerah gurun pasir. Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya
pengaruh iklim, dan dapat diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-
rata kurang dari 26 cm/tahun.

20
a. Macam-Macam Bentang Alam Eolian
Dilihat dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu bentang alam akibat proses erosi oleh angin dan bentang alam akibat
prose pengendapan oleh angin.
2.3.6 Bentang Alam Kars
Karst adalah Suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan
yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang tidak teratur, aliran
sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan lembah kering
untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air yang besar.
Proses Pembentukan Topografi Kars.
Von Engeln (1942) menyebutkan bahwa kondisi batuan yang menunjang terbentuknya
topografi kars ada 4 , yaitu :
 Mudah larut dan berada dipermukaan atau dekat dengan permukaan
 Masif, tebal dan terkekarkan
 Berada pada daerah yang curah hujannya sedang sampai tinggi
 Dikelilingi oleh lembah sehingga air permukaan dapat melalui rekahan-rekahan
2.3.7 Bentang Alam Marine
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan
terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan
pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan
kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana
efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini,
tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan
pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air
laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.

21
2.4 Kenampakan Bentang Alam Di Peta
Acuan pembagian klasifikasi bentang alam ini akan mengikuti beberapa kriteria di
bawah ini:
1. Secara umum dibagi berdasarkan satuan bentang alam yang dibentuk akibat
proses-proses endogen/struktur geologi, yang kemudian dibagi ke dalam satuan
bentuk muka bumi lebih detil yang dipengaruhi oleh proses-proses eksogen.
2. Dalam satuan pegunungan akibat proses endogen, termasuk di dalamnya adalah
lembah dan dataran yang bisa dibentuk baik oleh proses endogen maupun oleh
proses eksogen.
3. Pembagian lembah dan bukit adalah batas atau titik belok dari bentuk
gelombang sinusoidal ideal. Di alam, batas lembah dicirikan oleh tekuk lereng
yang umumnya merupakan titik-titik tertinggi endapan koluvial dan/atau
alluvial.
4. Penamaan satuan paling sedikit mengikuti prinsip tiga kata, atau paling banyak
empat kata bila ada kekhususan; terdiri dari bentuk / geometri / morfologi,
genesa morfologis (prosesproses endogen – eksogen), dan nama geografis.
5. Klasifikasi Bentuk Bentang alam menurut (Brahmantyo,B.,1992) , meliputi :
a.

Gambar 2.4 Bentang Alam Pegunungan Lipatan

22
b.

Gambar 2.4 Bentang Alam Pegunungan Sesar


c.

Gambar 2.4 Bentang Alam Pegunungan Gunung Api


d.

Gambar 2.4 Bentang Alam Pegunungan Karst

23
e.

Gambar 2.4 Bentang Alam Daratan Sungai dan Pantai

24
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari laporan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa bentang alam merupakan
karakteristik dan juga bentuk permukaan bumi yang disebabkan oleh proses
perubahan kimia serta fisika dan beberapa contoh yang dihasilkan dari bentang alam
yaitu adalah gunung, bukit, lembah dan lain sebagainya. Gaya yang terdapat pada
bentang alam meliputi gaya endogen dan gaya eksogen, dengan gaya yang berasal
dari dalam bumi(endogen) dapat berupa gempa bumi, magmatisme, volkanisme,
orogenesa dan epirogenesa dan eksogen yang bentuk-bentuk bentang alam yang
proses pembentukannya atau genetiknya dikontrol oleh gaya eksogen sendiri.
Dengan jenis-jenis bentang alam yang beragam meliputi : bentang alam fluvial,
glasial, denudasional, vulkanik, eolian, karst, marine dan lain sebagainya dengan
kenampakan bentang alam yang terdapat di peta juga beragam .

25
DAFTAR PUSTAKA
1. Noor, Djauhari. 2010” Geomorfologi “ Bogor : Universitas Pakuan Bogor
2. Suharjo, Arozaq Miftahul., Sunarhadi Amin Moh. 2017”Geomorfologi dasar”
Surakarta: Muhammadiyah University Press

26

Anda mungkin juga menyukai