NIM : 21040122120038
Kelas : B
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari asal usul dan perkembangan bentang alam
mulai dari perbukitan, lembah, gua, bukit pasir, dan masih banyak lainnya. Geomorfologi
berasal dari kata Yunani yaitu geo yang memiliki arti bumi, morf yang memiliki arti
membentuk, dan logo yang memiliki arti belajar. Sehingga Geomorfologi merupakan ilmu
studi yang mempelajari bentang alam dan proses yang menciptakannya.
Proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi di bumi baik yang berasal dari dalam bumi
(endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen). Gaya endogen merupakan gaya
yang berasal dari dalam bumi seperti aktivitas tektonik, vulkanisme, dan juga magmatis.
Sedangkan gaya eksogen merupakan gaya yang bekerja di permukaan bumi seperti
pelapukan, sedimentasi, dan juga erosi. Salah satu kejadian yang termasuk proses geologi
adalah perubahan bentang alam. Bentang alam adalah ciri fisik atau fitur bumi secara alami
yang dapat terlihat di permukaan bumi dan dapat terjadi dimanapun.
2. Bentang alam gunung api (volcanic landforms), yaitu bentang alam yang terjadi akibat
dari aktivitas gunung api.
Kerucut gunung api (volcanic cones) : merupakan bentang alam yang memiliki
bentuk kerucut dan juga termasuk ke dalam bagian dari gunung api
Kaki gunung api (volcanis footslopes) : merupakan bentang alam yang memiliki
bentuk landai dan juga termasuk ke dalam bagian dari gunung api
Kaldera (calderas) : merupakan bentang alam yang memiliki kawah sangat luas,
yang terbentuk dari proses erupsi berupa ledakan-ledakan (explosive). Kaldera
juga termasuk ke dalam bagian gunung api
Kawah (craters) : merupakan bentang alam yang berupa kepundan dari gunung
api, terbentuk dari hssil eksplosi ketika melepaskan gas atau tephra. Kawah juga
termasuk ke dalam bagian gunung api
Jenjang gunung api (volcanis-necks) : merupakan bentang alam yang memiliki
bentuk seperti tiang atau leher, dapat terbentuk dari sisa-sisa hasil denudasi
gunung api
Gunung api parasite (parasitic cones) : merupakan bentang alam yang memiliki
bentuk seperti kerucut, dan keberadaannya menumpang pada badan gunung api
3. Bentang alam instrusi (intrusive landforms), yaitu bentang alam yang morfologi
berbentuk bukit terisolir yang tersusun oleh batuan beku dan genesanya dikontrol oleh
aktivitas magma sehingga membentuk morfologi yang lebih menonjol dibandingkan
dengan daerah sekitarnya.
Bukit intrusi, merupakan bentang alam yang berbentuk bukit. Memiliki material
penyusun yaitu intrusi batuan beku
Plateau basalt, merupakan bentang alam yang berbentuk dataran. Memiliki
material penyusun batuan beku basalt
4. Bentang Alam Patahan, yaitu terjadi di daerah patahan yang khususnya berada di
wilayah yang terkena sesar mendatar.
Morfologi Gawir Sesar: berbentuk bukit dimana salah satu lerengnya merupakan
bidang sesar.
Morfologi Bukit Linear: berbentuk bukit dan terjadi apabila bidang patahan suatu
sesar strike slip fault melalui bukit tersebut dan menggesernya ke arah yang
saling berlawanan sehingga membentuk bukit yang lurus.
Morfologi Lembah Linear: berbentuk lembah linear yang terbentuk di sepanjang
jalur patahan strike slip fault.
Morfologi Punggungan Tertekan: berbentuk bukit dan terjadi karena gaya yang
bekerja pada suatu sesar mendatar sehingga menyebabkan batuan yang berada
disepanjang patahan terpatahkan menjadi beberapa bagian yang kemudian
menekan batuan tersebut kearah atas.
Morfologi Bukit Horst: berbentuk bukit dan menonjol dibandingkan dengan
sekitarnya yang dibatasi oleh bidang sesar.
Morfologi Lembah Graben: berbentuk lembah yang dipisahkan dengan morfologi
lainnya oleh bidang patahan.
5. Morfologi Karst
Merupakan bentang alam yang termasuk dalam Order 3 yang terbentuk sebagai hasil
dari proses erosi pada batu gamping. Sedangkan karst adalah suatu bentang alam yang
tersusun dari batuan karbonat (CaCO₃, MgCO₃ atau campuran keduanya) yang telah
mengalami proses pelarutan akibat interaksi air hujan dengan CO₂ atmosferik
maupun oleh CO₂ biogenik, yang berasal dari sisa tanaman yang membusuk di atas
permukaan tanah. Kawasan karst menampakkan karakteristik relief dan drainase yang
khas, terutama disebabkan oleh derajat pelarutan batu-batuannya di dalam air yang
lebih tinggi dari kawasan lain.
Proses-proses eksogen akan bekerja di atas permukaan bumi seperti pelapukan, sedimentasi,
erosi/mass wasting
Pelapukan
Merupakan proses desintegraso atau dekomposisi dari suatu material penyusun kulit
bumi yang berupa batu-batuan. Proses pelapukan ini akan dipengaruhi oleh kondisi
iklim, temperature, dan juga komposisi kimia dari minerak penyusunnya. Terdapat 3
jenis pelapukan yaitu pelapukan mekanis, kimiawi, dan juga biologis.
Pelapukan mekanis adalah pelapukan yanag bekerja dengan mekanis akibat dari
perubahan temperature yang cukup ekstrim pada batuan. Perubahan beban pada batu
akan mengakibatkan batu mengalami desintegrasi. Pelapukan kimiawi adalah
pelapukan yang terjadi akibat dari reaksi kimia yang terjadi antar unsur-unsur kimmia
yang ada di dalam batuan. Akibat yang dapat terjadi dari proses ini adalah batu akan
dapat mengalami dekomposisi menjadi bagian yang lebih kecil. Pelapukan biologis
adalah pelapukan yang terjadi akibat adanya aktivitas biologis seperti aktivitas
binatang, tumbuhan yang kemudian mengalami desintegrasi menjadi bagian lebih
kecil. Aktivitas yang biasanya dilakukan seperti pembangunan jalan, penggalian
bahan tambang, dll.
Sedimentasi
Merupakan proses pengendapan material-material yang di salurkan dengan media air,
angin, es/gletser pada suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut sungai merupakan
hasil dari pengendapan material yang dibawa oleh air sungai, sand dunes yang
terdapat pada gurun dan tepi pantai merupakan hasil pengendapan material yan
dibawa oleh angin.
Erosi/mass wasting
Merupakan proses pengikisan yang terjadi pada batuan atau pelapukan batuan (tanah)
melalui media air, angin, es/gletser. Berdasarkan bentuk dan ukuranya erosi dibagi
menjadi 5 jenis yaitu :
1. Erosi alur (riil erosion), merupakan erosi yang berbentuk alur dengan memiliki
ukuran lebar lembah sekitar milimeter hingga centimeter
2. Erosi lembar (sheet erosion), merupakan erosi yang berbentuk lembaran dengan
memiliki ukuran sesuai dengan bidang yang dierosi
3. Erosi drainase (ravine erosion), merupakan erosi yang berbentuk saluran-saluran
dengan memiliki ukuran lebar lembahnya sekitar centimeter hingga meter
4. Erosi saluran (gully erosion), merupakan erosi yang berbentuk saluran dengan
memiliki ukuran lebar lembahnya lebih besar dari 1 meter hingga beberpa meter
5. Erosi lembah (valley erosion), merupakan erosi yang berbentuk lembah dengan
memiliki ukuran lebar lembahnnya diatas 10 meter
DAFTAR PUSTAKA