Anda di halaman 1dari 15

A.

PENDAHULUAN

Bentang alam (Inggris: landform) adalah suatu unit geomorfologis yang


dikategorikan berdasarkan karateristik seperti elevasi, kelandaian, orientasi,
stratifikasi, paparan batuan, dan jenis tanah. Jenis-jenis bentang alam antara
lain adalah bukit, lembah, tanjung, dan lain-lain, sedangkan samudra dan benua
adalah contoh jenis bentang alam tingkat tertinggi.

Bentang alam terjadi akibat aktifitas yang terjadi di bumi baik yang berasal dari
dalam bumi (endogen), diantaranya gempa bumi, magmatisme, vulkanisme,
orogenesa dan epirogenesa. Disamping itu, ada pula aktifitas yang
mempengaruhi bentang alam dari luar bumi (eksogen), diantaranya pelapukan,
erosi, mass wasting dan sedimentasi. Proses ekstraterestrial, yaitu proses
geomorfik dari angkasa luar juga termasuk prose yang mengakibatkan variasi
bentuk permukaan bumi.

Beberapa faktor biologi dapat pula memengaruhi bentang alam, contohnya


adalah peranan tumbuhan dan ganggang dalam
pembentukan rawa serta terumbu karang. Fitur hasil aktifitas manusia tidak
termasuk bentang alam, juga fitur geografis tidak termasuk di dalamnya.

Istilah bentang alam tidak hanya biasa digunakan untuk bumi saja, tetapi biasa
digunakan dalam planet di alam semesta. Sebagai contoh gunung, lembah,
gunung berapi juga ditemukan di planet yang berbeda di alam semesta.

Angin, air dan es ,pergerakan lempeng tektonik bumi adalah beberapa


pembentuk utama bentang alam. Butuh jutaan tahun untuk membentuk bentang
alam, tapi beberapa darinya terbentuk dalam waktu 10.000 tahun sampai
beberapa jam. Bentang alam vulkanik terbentuk dengan cepat. Pemandangan
luas adalah kelompok dari bentang alam. Sebuah bentangan yang terdiri dari
beberapa bentang alam seperti sungai, gunung, laut, bukit, dan lain-lain.
Seperti disebutkan, gunung bentang alam urutan tertinggi sementara cekungan
samudera urutan terendah. Cekungan samudera yang sangat besar dan sebagian
dari cekungan laut dapat ditemukan di manapun di bawah laut. Cekungan tanah
juga sama seperti cekungan bawah air. Keduanya bentang alam. Proses

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 1


pembentukan bentang alam bersangsung sejak hari pertama bumi dan proses
tersebut masih terus berjalan. Beberapa darinya memiliki keindahan alam yang
merasuki semua orang.

Pada dasarnya gaya endogen, eksogen dan ekstraterestrial merupakan bagian


dari proses-proses geologi sebagai agen awal perubahan bentang alam. Adapun
peristiwa endogen dan eksogen ini merupakan proses dari orogenesa dan
epirogenesa. Selain itu, masih ada peristiwa-peristiwa yang mengkibatkan
bentangan di muka bumi, yaitu gliptogenesa (penghancuran atau pemerataan
kembali gunung-gunung atau pegunungan) dan litogenesa (pembentukan
batuan sedimen yang diendapkan di lembah-lembah atau dataran rendah).
Dimana, proses ini terus berulang dan telah berlangsung sebanyak sembilan
kali sejak kira-kira 2 milyar tahun yang lampau. Akan tetapi pembahasan paper
ini difokuskan pada proses-proses awal geologi bentang alam terbentuk dengan
gaya endogen.

B. GAYA ENDOGEN

Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi. Gaya yang berasal
dari dalam bumi dapat berupa gempa bumi, magmatisme, vulkanisme,
orogenesa dan epirogenesa.

Aktifitas Tektonik adalah aktifitas yang berasal dari pergerakan lempeng-


lempeng yang ada pada kerak bumi (lithosphere). Hasil dari tumbukan antar
lempeng dapat menghasilkan gempa bumi, pembentukan pegunungan
(orogenesa), pembentukan benua dan samudera (epirogenesa), aktifitas
magmatis atau aktifitas gunung api (volcanism).

Aktifitas magmatis adalah segala aktifitas magma yang berasal dari dalam
bumi. Pada hakekatnya aktifitas magmatis dipengaruhi oleh aktifitas tektonik,
seperti tumbukan lempeng baik secara convergent, divergent dan atau
transform. Pembentukan material kulit bumi (batuan) yang terjadi di Pematang
tengah samudra adalah salah satu contoh dari aktifitas magma, sedangkan
pembentukan gunung api di kepulauan Hawaii adalah contoh lain dari aktiitas

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 2


magma yang terjadi di sepanjang batas lempeng (transforms). Produk dari
aktifitas magma dapat menghasilkan batuan beku, baik batuan beku intrusive
dan batuan beku ekstrusive.

Oleh karena itu, tenaga endogen digolongkan menjadi tektonisme, vulkanisme


dan seisme.

C. PROSES-PROSES ENDOGEN
1. Tektonisme
Tenaga Tektonik (Tektonisme) adalah
tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
mengakibatkan terjadinya pergeseran dan
perubahan letak lapisan batuan, baik secara
horizontal (gerak orogenetik) maupun secara Gambar C.1 tektonisme

vertikal (gerak epirogenetik).

a. Orogenesa
Pembentukkan gunung meliputi daerah yang sempit dan dalam waktu
yang relatif singkat. Gerak itu dapat menimbulkan,
1. Lipatan
Gerakan tekanan horizontal menyebabkan lapisan kulit bumi
yang elastis berkerut, melipat, dan menyebabkan relief-relief
mukabumi berbentuk pegunungan. Contoh, pegunungan-
pegunungan tua seperti pegunungan Ural. Lipatan ini terjadi pada
zaman primer.

Gambar C.2 Pegunungan Ural

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 3


Lipatan terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat
liat (plastis) sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan.
Lipatan ke atas dinamakan punggung lipatan (antiklinal) sedangkan
lipatan ke bawah dinamakan lembah lipatan (sinklinal)

Gambar C.2 Antiklinal dan Sinklinal

2. Patahan
Gerakan tekanan horizontal dan
vertikal menyebabkan lapisan kulit
bumi yang rapuh menjadi retak atau
patah. Misalnya: tanah turun (Slenk),
tanah naik (Horst), dan Fleksur.
Macam-macam sesar badasarkan arah
Gambar C.3 Patahan
geraknya dibedakan menjadi :
a. Sesar naik dan sesar turun
Bidang patahan yang atap sesarnya bergeser turun terhadap
alas sesar disebut sesar turun. Sedangkan yang atap sesarnya
seakan-akan bergerak naik disebut sesar naik. Contoh sesar
di Indonesia adalah sistem patahan di Bukit barisan (dari
Sumatera Utara sampai teluk Semangko di Sumatera
Selatan).
b. Graben atau Horst
Graben adalah sebuah jalur batuan yang terletak di antara
dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit dan panjang.
c. Sesar mendatar
Sesar mendatar adalah sesar yang tegak lurus yang bergesar
secara horisontal walaupun ada yang agak vertical.

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 4


Gambar C.4 sesar

b. Epirogenesa
Gerak naik atau turun dari permukaan bumi, meliputi daerah yang luas,
baik samudera ataupun benua yang berlangsung lambat. Gerak
epirogenetik dibedakan menjadi,
1. Gerak Epirogenetik Positif, bila permukaan bumi turun atau seolah-
olah permukaan air laut naik.

2. Gerak Epirogenetik Negatif, bila permukaan bumi naik atau seolah-


olah permukaan air laut turun.

2. Vulkanisme
Tenaga Vulkanik (Vulkanisme) adalah proses pergeseran magma di dalam
bumi. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktifitas magma yang
menyusup ke litosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya
sebatas kulit bumi bagian dalam maka dinamakan intrusi magma',
sedangkan apabila penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi
disebut ekstrusi magma.
Bentang alam yang terbentuk sebagai akibat dari proses atau kegiatan
vulkanisme/gunung berapi dibagi dalam menjadi tiga macam :
a. Vulkanisme letusan; vulkanisme pada magma yang bersifat basa
dan kental. Memiliki karakteristik letusan yang kuat dan umumnya

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 5


menghasilkan material piroklastik (hasil erupsi) serta membentuk
gunung api terjal.
b. Vulkanisme lelehan; vulkanisme pada magma asam dan bersifat
encer, dimana vulkanisme ini memiliki letusan yang lemah.
Vulkanisme jenis ini akan membentuk gunung api jenis perisai.
c. Vulkanisme campuran; vulkanisme pada magma intermediate,
umumnya membentuk gunung api strato.
Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada 3 macam gunung api, yaitu:
a. Gunung Api Maar.
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi karena
letusan eksplosif. Bahannya terdiri dari efflata. Contohnya gunung
lamongan di Jawa Timur.
b. Gunung Api Kerucut (Strato).
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan
effusif, secara bergantian. Bahannya berlapis-lapis, sehingga
disebut lava gunung api strato. Jenis ini yang terbanyak terdapat di
Indonesia.
c. Gunung Api Perisai (Tameng).
Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan
yang keluar dan membentuk lereng yang sangat landai. Bahan
lavanya bersifat cair sekali. Sudut kemiringan lereng antara 1o – 10o.
contohnya Gunung Maona Loa dan Kilanca di Hawaii.

Gambar C.5 bentuk gunung api

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 6


Kuat atau lemahnya ledakan gunung api tergantung dari : tekanan gas,
kedalaman dapur magma, luasnya sumber/dapur magma, dan sifat magma
(cair/kental).

3. Seisme (gempa)
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses
terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
a. Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer
kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan
getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke permukaan bumi.
b. Gempa vulkanik: terjadi akibat aktifitas gunung api. Oleh karena itu,
gempa ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang
letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan.

c. Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat


daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh.
Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan
hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.

D. BENTANG ALAM ENDOGEN

Bentuk bentang alam endogen secara geomorfologi dikenal sebagai bentuk


bentangalam konstruksional (constructional landforms). Adapun bentuk-bentuk
bentangalam endogen antara lain adalah :

1. Bentang Alam Struktural


Bentangalam Struktural adalah bentangalam yang proses pembentukannya
dikontrol oleh gaya tektonik seperti perlipatan dan atau patahan.

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 7


Gambar D.1.1. Blok diagram yang memperlihatkan bentuk-bentuk bentang alam yang
terjadi di daerah patahan, khusunya di wilayah yang terkena sesar mendatar (strike slip
fault), antara lain Gawir, Bukit Tertekan (pressure ridge), Sag Basin, Shutter Ridge, dan
Offset River.

a. Morfologi Escarpment (Gawir Sesar)


Morfologi Escarpment (Gawir Sesar) adalah bentangalam yang berbentuk
bukit dimana salah satu lerengnya merupakan bidang sesar. Morfologi
gawir sesar biasanya dicirikan oleh bukit yang memanjang dengan
perbedaan tinggi yang cukup ekstrim antara bagian yang datar dan bagian
bukit. Pada umumnya bagian lereng yang merupakan bidang sesar
diendapkan material hasil erosi (talus) membentuk morfologi kaki lereng
dengan berelief landai. Pada sesar mendatar, pergeseran memungkinkan
salah satu bagian bergerak kearah atas terhadap bagian lainnya yang
kemudian membentuk gawir. Pada gambar D.1.2 diperlihatkan salah satu
bentuk gawir sesar yang ada di wilayah “Owen Valley” dan sesar ini
terbentuk bersamaan dengan terjadinya gempabumi pada tahun 1872.
Tampak pada gambar, bagian depan berupa dataran dan latar belakang
berupa gawir dengan endapan talus yang diendapkan didepan bidang sesar.

Gambar D.1.2. Morfologi Escarpment

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 8


b. Morfologi Pressure Ridge (bukit tertekan)
Morfologi “Pressure Ridge” (Bentangalam Bukit Tertekan) adalah
bentangalam yang berbentuk bukit dan terjadi sebagai akibat gaya yang
bekerja pada suatu sesar mendatar dan akibat tekanan tersebut
mengakibatkan batuan yang berada disepanjang patahan terpatahkan
menjadi beberapa bagian yang kemudian menekan batuan tersebut kearah
atas (Gambar D.1.3).

Gambar D.1.3 Morfologi Pressure Ridge

c. Morfologi Sag Basin (Cekungan Kantong)


Morfologi Sag Basin adalah bentangalam yang terbentuk dari hasil
pergeseran sesar mendatar (strike slip fault), dengan bentuk relief yang
lebih rendah (depresi) dibandingkan dengan pasangannya (Gambar D.1.4).
Morfologi “Sag Basin” merupakan pasangan dari morfologi “Pressure
Ridge” dan morfologi ini hanya terbentuk pada sesar mendatar saja.

Gambar D.1.4 Morfologi Sag Basin

d. Morfologi Shutter Ridge (Bukit Terpotong)


Morfologi shutter ridge (bukit terpotong) umumnya juga dijumpai pada
sesar mendatar (Gambar D.1.5). Shutter ridges terjadi apabila salah satu
sisi dari bidang sesar merupakan bagian tanah yang berelief tinggi dan
pada sisi lainnya merupakan bagian permukaan yang lebih rendah.
Perbedaan relief ini disebabkan oleh pergeseran yang terjadi disepanjang

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 9


patahan mendatar dan seringkali mengakibatkan tesrumbatnya aliran
sungai.

Gambar D.1.5 Morfologi Shutter Ridge

e. Morfologi Stream Offset (Morfologi Sungai Sigsag)


Morfologi Stream Offset adalah bentangalam sungai yang arah alirannya
berbelok secara tiba-tiba mengikuti arah arah bidang patahan dan
perubahan arah aliran ini disebabkan oleh pergeseran bukit disepanjang
patahan mendatar (Gambar D.1.6). Bentuk sungai yang membelok secara
sigsag terjadi karena adanya pergeseran bukit (shutter ridges) dari
pergeseran lateral suatu sesar mendatar seperti sesar yang terdapat pada
sesar San Andreas di Amerika Serikat.

Gambar D.1.6 Morfologi Stream Offset

f. Morfologi ”Graben” (Amblesan) dan ”Horst” (Tonjolan)


Morfologi Graben (Amblesan) adalah bentangalam yang berbentuk depresi
dipisahkan dengan morfologi lainnya oleh bidang patahan. Morfologi
Hosrt (Tonjolan) adalah bentangalam yang berbentuk bukit, merupakan
bagian yang menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dibatasi oleh
bidang sesar.

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 10


Gambar D.1.7 Morfologi Graben (kiri) dan Horst (kanan)

g. Morfologi Intrusi (Morfologi Intrusive)


Morfologi Intrusi (Intrusive landforms) adalah bentangalam berbentuk
bukit terisolir yang tersusun oleh batuan beku dan genesanya dikontrol
oleh aktifitas magma. Bukit intrusi pada awalnya dapat berada dibawah
permukaan bumi, namun seiring dengan berjalannya waktu oleh proses
endogenik (pelapukan dan erosi) maka bagian tanah yang menutupi tubuh
batuan intrusi akan tererosi sedangkan tubuh batuan yang lebih resisten
hanya mengalami erosi yang tidak signifikan. Proses endogeniknya pada
akhirnya akan menyisakan tubuh batuan beku yang membentuk morfologi
yang lebih menonjol dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Gambar D.1.8 Morfologi Intrusi

h. Morfologi ”Anticlinal ridges” ( Morfologi Bukit Antiklin )


Morfologi Bukit Antiklin adalah bentang alam yang berbentuk bukit
dimana litologi penyusunnya telah mengalami perlipatan membentuk
struktur antiklin (gambar D.1.9). Morfologi bukit antiklin umumnya
dijumpai di daerah daerah cekungan sedimen yang telah mengalami
pengangkatan dan perlipatan. Morfologi bukit antiklin merupakan bagian
dari perbukitan lipatan yang bentuknya berupa bukit dengan struktur
antiklin. Jentera geomorfik ”Bukit Antiklin” diklasifikasikan ke dalam

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 11


jentera geomorfik muda, artinya bahwa proses proses eksogenik
(pelapukan, erosi/denudasi) yang terjadi pada satuan morfologi ini belum
sampai merubah bentuk awalnya yang berupa bukit. Morfologi jenis ini
dicirikan oleh bentangalam yang berbentuk bukit yang tersusun oleh
batuan sedimen berstruktur antiklin.

Gambar D.1.9 Morfologi Bukit Antiklin

i. Morfologi Synclinal ridges (Morfologi Bukit Sinklin)


Morfologi Bukit Sinklin adalah bentang alam yang berbentuk bukit,
tersusun dari batuan sedimen yang membentuk struktur sinklin (Gambar
D.1.10). Jentera geomorfik ”Bukit Sinklin” diklasifikasikan ke dalam
jentera geomorfik dewasa, artinya bahwa proses proses eksogenik
(pelapukan, erosi dan denudasi) yang terjadi pada satuan ini telah
merubah bentuk aslinya yang semula berbentuk ”lembah” berubah
menjadi ”bukit”. Morfologi Bukit Sinklin dalam geomorfologi dikenal
sebagai ”reverse topographic” (topografi terbalik). Morfologi bukit
sinklin yang dicirikan oleh bentangalam yang berbentuk bukit yang
tersusun oleh batuan sedimen berstruktur sinklin.

Gambar D.1.10 Morfologi bukit sinklin

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 12


2. Bentang Alam Gunung Api
Bentang alam Gunung api (Volcanic Landforms) adalah bentangalam yang
merupakan produk dari aktifitas gunung api. Bagian bagian dari morfologi
gunung api sebagai berikut:
a. Volcanic Landforms (Morfologi Gunung api)
Morfologi Gunung api adalah bentangalam gunung api yang proses
terbentukannya dikontrol oleh aktifitas gunung api. Bentuk bentuk
bentangalam gunung api dapat dikelompokan berdasarkan pada tipe/jenis
magmanya (magma basa, magma intermediate, magma asam) serta jenis
material yang dikeluarkannya (lava atau piroklastik).
a. Morfologi Gunung api Strato
adalah bentangalam gunung api yang
berbentuk kerucut dan disusun oleh
perulangan dari material piroklastik dan lava.
Adapun jenis magma yang membentuk
Gambar D.2.1 Morfologi Gunung api Strato gunung api strato pada umumnya berupa
magma yang berkompisi intermedier.
b. Morfologi Gunung Api Perisai adalah
bentangalam gunung api yang bentuknya
menyerupai perisai dan biasanya
tersusun oleh lava yang berkomposisi
basaltis. Karena magma basa yang
bersifat encer maka ketika magma Gambar D.2.2 Morfologi Gunung api
Perisai
tersebut keluar melalui pusat erupsinya akan tersebar kesegala arah
membentuk bentuk menyerupai perisai. Gunung api tipe perisai banyak
dijumpai di kepulauan Hawaii, Amerika dan saat erupsi aliran lavanya
bisa mencapai hingga puluhan kilometer.
b. Volcanic Footslope Landforms (Morfologi
Kaki Gunung api)
Morfologi Kaki Gunung api adalah
bentangalam gunung api yang merupakan
bagian kaki dari suatu tubuh gunung api. Pada Gambar D.2.3 Morfologi kaki gunung api

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 13


umumnya suatu tubuh gunung api dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
kepundan gunung api, badan/kerucut gunung api, dan kaki gunung api.

c. Crater Landforms (Kawah Gunung api)


Morfologi Kawah adalah bentangalam gunung api yang berupa lubang
tempat keluarnya material gunung api ketika terjadi erupsi.

Gambar D.2.4 Kawah gunung api

d. Caldera Landforms (Morfologi Kaldera Gunung api)


Morfologi Kaldera adalah bentangalam yang terbentuk sebagai hasil
erupsi gunung api tipe explosive yang mengakibatkan bagian
kepundannya runtuh sehingga membentuk bentuk kawah yang sangat
luas. Kadangkala bagian dalam kaldera terisi air membentuk danau.
Contoh yang paling klasik dari kaldera di Indonesia adalah Danau Toba
di Sumatra Utara.
e. Volcanic-neck Landforms (Morfologi Jenjang Gunung api)
Morfologi Jenjang Gunung api adalah bentangalam yang berbentuk
seperti leher atau tiang merupakan sisa dari proses denudasi gunung api.

Gambar D.2.5 Morfologi Kaldera Gunung api (kiri) dan Morfologi Jenjang Gunung api (kanan)

f. Volcanic Remnant Landforms (Morfologi Sisa Gunung api)

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 14


Sisa Gunung api (volcanic remnant) adalah sisa-sisa dari suatu gunung
api yang telah mengalami proses denudasi.

Gambar D.2.5 Morfologi sisa Gunung api

Terbentuknya Bentang AlamAkibat Gaya Endogen | 15

Anda mungkin juga menyukai