Gempa terjadi ketika ada pelepasan energi dari dalam bumi secara mendadak. Proses ini ditandai oleh
patahnya lapisan batuan tertentu di kerak bumi. Energi pemicu gempa terlepas setelah mengalami
akumulasi dalam jangka waktu tertentu. Mengutip laman BMKG, akumulasi energi yang muncul
dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Pergerakan dapat membuat lempeng-lempeng
bumi saling mengunci sehingga memicu pengumpulan energi. Saat batuan di lempeng tektonik tidak
mampu lagi menahan desakan akibat pergerakan yang terus berlangsung, energi yang terakumulasi tadi
terlepas. Proses yang memicu guncangan gempa ini biasa terjadi di sekitar jalur sesar atau patahan.
Maka dari itu, dalam laporan peristiwa gempa bumi kerap keluar istilah pergerakan lempeng tektonik dan
patahan (sesar). Kedua fenomena itu juga termasuk di antara faktor penyebab muka bumi mempunyai
bentuk bervariasi, bukan hamparan datar.
Lempeng adalah materi penyusun bumi di lapisan paling atas. Merujuk sebuah ulasan di situs UGM,
lempeng bumi bisa mempunyai ketebalan hingga 100 kilometer. Lempeng-lempeng tektonik yang tidak
stabil dan terus bergerak itu merupakan bagian dari litosfer, lapisan bumi terluar serta kerap disebut kulit
bumi. Sementara patahan atau sesar, dalam ilmu geologi, didefinisikan sebagai bidang rekahan yang
dipengaruhi oleh pergeseran relatif satu blok batuan terhadap blok lainnya. Jarak pergeseran blok batuan
dan luas bidangnya bisa berukuran milimeter hingga kilometer. Sesar besar umumnya muncul karena
gaya tektonik pergerakan lempeng
Wegener merumuskan teori bahwa dataran benua di bumi sesungguhnya terapung serta bergerak di atas
massa yang relatif lembek. Oleh sebab itu, teori Wegener disebut pula teori pengapungan kontinen yang
menyimpulkan bahwa kerak bumi tidak bersifat permanen, melainkan senantiasa bergerak secara
mengapung.
Ada 7 lempeng tektonik paling utama di dunia, yakni:
- Lempeng Benua Afrika
- Lempeng Benua Antartika
- Lempeng Benua Australia
- Lempeng Benua Eurasia
- Lempeng Benua Amerika Utara
- Lempeng Benua Amerika Selatan
- Lempeng Samudra Pasifik
Sebagai bagian dari kerak bumi yang tidak stabil, lempeng-lempeng di atas terus bergerak. Dilihat dari
bentuk dan dampaknya, jenis pergerakan lempeng tektonik bisa dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
transform, divergen, dan konvergen. Penjelasan tentang 3 jenis pergerakan lempeng itu adalah sebagai
berikut :
2. Gerak Orogenetik
Gerak orogenetik adalah pergerakan lempeng, atau pergeseran kerak bumi, yang relatif cepat dan
berlangsung lebih singkat jika dibandingkan dengan gerak epirogenitik. Pergerakan lempeng orogenetik
juga hanya meliputi daerah yang sempit. Orogenetik kerap pula disebut proses pembentukan pegunungan.
Contoh: pembentukan Pegunungan Andes, Rocky Mountain, Sirkum Mediterania, dan sebagainya.
Pergerakan lempeng jenis orogenetik dapat memicu tekanan horizontal dan vertikal di litosfer sehingga
berakibat pada kemunculan dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit bumi. Fenomena ini bisa
mengakibatkan patahan dan lipatan terbentuk (folded process dan fault process).
Hasil dinamika di litosfer sebagai akibat proses fisika dan kimia, seperti tekanan pada lapisan batuan
dalam bumi ataupun aktivitas magma, akan memunculkan tenaga endogen.
Tenaga endogen dengan arah tekanan vertikal bisa membentuk tonjolan di muka bumi. Sementara itu,
tekanan dengan arah mendatar bisa mendorong pembentukan lipatan-lipatan di muka bumi (jalur
pegunungan lipatan), dan juga retakan atau pematahan lapisan-lapisan litosfer yang mewujud menjadi
patahan (sesar).
Macam-macam Patahan dan Penjelasannya
Saat tenaga endogen mendesak dalam tempo cepat ke lapisan batuan padat nan keras, proses pelipatan tak
bisa berlangsung sehingga memunculkan retakan. Pada akhirnya, lapisan batuan itu patah.
Pematahan lapisan batuan membuat ada permukaan bumi yang merosot dan membentuk lembah patahan,
serta terdapat pula yang naik. Bagian yang merosot disebut graben (slenk). Adapun yang naik membentuk
punggung atau puncak dinamakan horst.
Sementara itu, jika dilihat dari segi penyebabnya, ada 3 jenis patahan. Ketiga jenis patahan itu adalah
sebagai berikut:
1. Patahan akibat dua tekanan dengan arah horizontal dan saling menjauh.
Pada jenis penyebab ini, dua tekanan dengan arah mendatar dan menjauh satu sama lain mengakibatkan
retakan besar muncul di lapisan batuan. Salah satu bagian massa lapisan batuan yang retak itu akan
merosot dan menjadi lembah patahan (graben).