Anda di halaman 1dari 54

Asal Kata (Yunani):

Meteorologi:
- meteoros : benda yang ada di dalam udara
- logos : ilmu atau kajian

 Definisi :
Ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di
dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah, yaitu Troposfer
(Bayong, 1999: 3),

Ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis


dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di
bawahnya (Susilo, 1996: 8a).
• Klimatologi:

- klima : kemiringan (slope) khayal bumi yang mengarah


pada pengertian tempat ≈ letak garis lintang,
- logos : ilmu atau kajian

 Definisi :

a. Ilmu yang mempelajari iklim, yaitu melukiskan atau menguraikan dan


menerangkan hakekat iklim, distribusinya terhadap ruang serta
variasinya terhadap waktu, hubungannya dengan berbagai unsur lain
dari lingkungan alam dan aktivitas manusia (Susilo, 1996: 105).

b. Ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa


iklim diberbagai tempat di bumi berbeda, dan bagaimana kaitan
antara iklim dengan aktivitas manusia (Bayong, 1999: 3).

c. Ilmu yang mempelajari jenis iklim di muka bumi dan faktor


penyebabnya (Bayong, 1999: 3).
Perbedaan Meteorologi dengan Klimatologi

• Meteorologi menelaah tentang proses atau gejala fisika


yang berlangsung secara dinamis pada lapisan atmosfer
bumi, dengan menekankan pada perubahan-perubahan
kondisi atmosfer yang terjadi dalam waktu singkat,
seperti: fluktuasi harian unsur-unsur iklim, sedang

• Klimatologi menelaah tentang karakteristik iklim antar


wilayah, dengan menekankan pada aras rata-rata dari
unsur-unsur iklim yang menjadi ciri dari suatu wilayah,
sehingga dapat digunakan sebagai penduga keadaan
suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, curah
hujan dan angin pada suatu wilayah pada waktu
tertentu (Benyamin, 2002: 3).
Pengertian Cuaca dan Iklim
 Cuaca adalah keadaan fisis atmosfer pada suatu tempat, pada suatu
saat. Keadaan fisis atmosfer ini dinyatakan dengan hasil pengukuran
atau pengamatan berbagai unsur cuaca (Susilo, 1996: 104).
Unsur Cuaca:
- suhu,
- curah hujan,
- tekanan udara,
- kelembaban udara,
- arah dan kecepatan angin,
- perawanan, dan
- penyinaran matahari serta yang lainnya (Susilo, 1996: 104)

 Iklim adalah keadaan yang mencirikan atmosfer (yaitu hasil


pengukuran atau pengamatan berbagai unsur cuaca) pada suatu
daerah dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu ± 30 tahun.
Jangka waktu tersebut dianggap cukup lama untuk meratakan
fluktuasi skala kecil (Susilo, 1996: 104).
Cakupan Klimatologi
• Berdasarkan pokok bahasannya, meliputi:
1. Klimatologi Regional, mengungkapkan iklim di berbagai daerah di
muka bumi,
2. Klimatologi Sinoptik, mempelajari iklim dari suatu daerah dengan
mengkaitkannya dengan pola sirkulasi atmosfer,
3. Klimatologi Fisis, melibatkan penelitian perilaku berbagai unsur
cuaca dan berbagai proses di dalam atmosfer dengan
menggunakan prinsip-prinsip fisika,
4. Klimatologi Dinamis, mempelajari gerakan atmosfer pada
berbagai skala, khususnya sirkulasi umum atmosfer,
5. Klimatologi Terapan, melakukan penerapan pengetahuan dan
prinsip klimatologi pada pemecahan masalah praktis untuk
kepentingan kesejahteraan manusia,
6. Klimatologi Historis, mempelajari perkembangan iklim sepanjang
periode sejarah.
• Berdasarkan skala dan ukuran, meliputi:
1. Makroklimatologi, mempelajari iklim pada
daerah yang luas dengan ukuran horisontal
hingga ukuran global
2. Mesoklimatologi, daerah iklim yang
dipelajarinya nisbi kecil dengan luas ukuran
horisontal/daerah antara 10 dan 100 km,
misalnya klimatologi kota, dan
3. Mikroklimatologi, mempelajari iklim di dekat
permukaan tanah dengan ukuran horisontal
nisbi sangat kecil, yaitu kurang dari 100 meter.
Pendekatan klimatologi
1. Pendekatan Tradisional adalah mensintesiskan hasil
pengamatan yang bertahun-tahun dari berbagai unsur
iklim dan menganalisinya untuk mendapatkan
gambaran mengenai berbagai proses yang
menyebabkan terjadinya iklim
2. Pendekatan Modern adalah pendekatan yang
mendasarkan pada hasil pengamatan menggunakan
teknologi canggih, seperti satelit. Satelit dapat
mengamati unsur iklim di atas permukaan atau dalam
arah vertikal (pengamatan secara tiga dimensi),
sehingga memungkinkan iklim bumi dipandang
sebagai satu kesatuan global yang melibatkan seluruh
sistem iklim.
KLASIFIKASI IKLIM
A. Faktor Iklim Bumi
Karakteristik iklim pada permukaan bumi berbeda antara tempat satu
dengan lainnya, sehingga pembagian wilayah iklim dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:

1. Posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang)


a. Berdasarkan Hukum Lambert diketahui bahwa kerapatan aliran energi
cahaya yang diterima per satuan luas permukaan akan mencapai
maksimal jika berkas cahaya jatuh tegak lurus terhadap permukaan. Oleh
karena bumi berbentuk bulat, maka pada daerah sekitar garis ekuator
akan menerima energi cahaya matahari yang lebih tinggi dibandingkan
daerah pada lintang tinggi di BBU dan BBS.
b. Sumbu perputaran bumi selama peredarannya akan bergerak ke kiri dan
kanan membentuk sudut maksimum sebesar 23,5o dari posisi tegak
lurusnya, sehingga garis edar matahari setiap tahunnya secara teratur
akan bergerak dari Garis Ekuator pada tanggal 21 Maret menuju utara
sampai pada Garis Lintang 23o27’LU (Tropic of Cancer) pada tanggal 21
Juni, setelah itu kembali ke garis ekuator pada tanggal 23 September dan
terus ke selatan sampai pada garis lintang 23o27’LS (Tropic of Capricorn)
pada tanggal 22 Desember.
c. Saat matahari berada di Tropic of Cancer sebagian wilayah
kutub selatan akan selalu gelap, dengan batas wilayah gelap
dan terang terletak pada lintang 66o33’LS (lingkaran Antartika),
sedang saat matahari berada di Tropic of Capricorn sebagian
wilayah kutub utara akan selalu gelap, dengan batas wilayah
gelap dan terang terletak pada lintang 66o33’LU (lingkaran
Artika)
d. Radiasi matahari kumulatif tahunan yang diterima di
daerah tropis akan lebih tinggi dibandingkan pada
lintang tinggi, sehingga suhu permukaannya juga
relatif lebih tinggi.
e. Panjang hari (lama penyinaran matahari) di daerah
tropis relatif konstan sepanjang tahun, yaitu 12 jam,
sedang di daerah kutub panjang hari akan berfluktuasi
semakin besar, yaitu mencapai maksimum 24 jam saat
musim panas dan minimum 0 jam saat musim dingin

Potensi Lama Penyinaran Matahari Terpanjang

Lintang 0o 17o 41o 49o 63o 66o30’ 67o 21’ 90o

Siang hari (jam) 12 13 15 16 20 24 1 bulan 6 bulan


2. Keberadaan lautan atau permukaan air lainnya.
• Peningkatan suhu air (lautan) berlangsung lebih lambat, tetapi air
dapat menyimpan panas lebih lama dibandingkan dengan
daratan. Hal ini, karena air mempunyai panas spesifik lebih tinggi
daripada daratan. Panas spesifik adalah jumlah energi yang
dibutuhkan untuk meningkatan suhu sebesar 1oC pada air
seberat 1 gram. Oleh karena itu, iklim di wilayah kepulauan atau
dekat pantai akan lebih sejuk untuk daerah tropis dan lebih
hangat untuk wilayah lintang di utara Tropic of Cancer (bagian
utara pantai barat Amerika Serikat dan Canada) atau di selatan
Tropic of Capricorn (misal: kepulauan Selandia Baru).

3. Pola arah angin


• Pola arah angin dapat mempengaruhi iklim, karena merupakan
faktor penting dalam pendistribusian uap air/kelembaban udara
dan panas (langsung dibawa angin atau tidak langsung melalui
arus laut) di permukaan bumi
4. Bentuk permukaan daratan bumi.
• Rupa permukaan daratan (geomorfologi) dan
ketinggian tempat (altitude) akan mempengaruhi iklim.
Pegunungan dapat berperan sebagai penghalang fisik
pergerakan angin, yang menyebabkan udara dipaksa
naik, sehingga udara akan mengembang dan suhunya
menurun secara adiabatik, dan jika udaranya
mengandung uap air maka akan terbentuk awan dan
mengalami kondensasi. Suhu udara rata-rata pada
tempat yang tinggi akan mempunyai suhu udara lebih
rendah dibandingkan dataran rendah, hal ini karena
udara pada tempat yang tinggi bersifat lebih
renggang, sehingga kurang mampu menyimpan panas
dibandingkan udara pada dataran rendah yang bersifat
rapat.
5. Kerapatan dan jenis vegetasi
• Penyebaran berbagai spesies vegetasi akan dibatasi
oleh kondisi iklim dan tanah serta daya adaptasi dari
masing-masing spesies vegetasi. Hubungan antara
vegetasi dan iklim merupakan hubungan saling
pengaruh, karena selain iklim dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan vegetasi, keberadaan
vegetasi dapat mempengaruhi iklim di sekitarnya.
Semakin rapat dan luasnya daerah yang ditumbuhi
vegetasi, akan semakin nyata pengaruhnya terhadap
iklim. Peran vegetasi mempunyai kemiripan dengan
bentangan air, karena vegetasi mengandung banyak
air dan menyumbang uap air yang sangat banyak ke
atmosfer melalui proses transpirasi. Kerapatan dan
jenis vegetasi
B. Perkembangan Sistem Klasifikasi Iklim

1. Orang Yunani Kuno mengetahui bahwa terdapat


hubungan antara suhu dengan garis lintang (latitude)
dan membagi belahan bumi utara dan selatan menjadi
3 zona iklim, yaitu:
a. zona panas/tropika (torrid) merupakan daerah yang
temperaturnya terus menerus tinggi dan tidak ada
musim dingin,
b. zona sedang (temperate) merupakan daerah dengan
musim yang berbeda tegas, yaitu musim panas/hangat
dan musim dingin/sejuk, dan
c. zona dingin/kutub (frigid) merupakan daerah yang
mempunyai temperatur rendah sepanjang tahun dan
tidak ada musim panas,
2. Wladimir Koeppen (1846 – 1940) seorang
ahli klimatologi jerman membagi lima (5) tipe
iklim, yaitu:
a. iklim tropika basah (rainy tropical
climate),
b. iklim kering (dry climate),
c. iklim hujan suhu sedang (warm
temperature rainy climate),
d. iklim hutan bersalju dingin (cold snowy
forest climate),
e. iklim kutub (polar climate).
3. Klages (1942) berdasarkan temperatur
membagi permukaan bumi menjadi 5 daerah,
yaitu:
a. Daerah tropika : rata-rata temperatur setahun
lebih besar dari 20oC,
b. Daerah subtropika : 4 – 11 bulan mempunyai
temperatur lebih besar dari 20oC,
c. Daerah sedang : 4 – 12 bulan mempunyai
temperatur antara 10o - 12oC,
d. Daerah dingin : 1 – 4 bulan temperaturnya 10o -
20oC, sedang lainnya kurang dari 10oC,
e. Daerah kutub : temperatur rata-rata -1oC
dengan tanpa bulan yang temperaturnya lebih besar
daripada 10oC.
C. Dasar Klasifikasi Iklim
1. unsur iklim yang menunjukkan pola
keragaman yang jelas, yang sering
dipakai adalah suhu dan curah hujan,
2. klasifikasi iklim umumnya sangat
spesifik, yaitu didasarkan atas tujuan
penggunaannya, misal: bidang
pertanian, penerbangan dan kelautan,
3. berdasarkan luas wilayah sasaran, iklim
dapat dipilah menjadi iklim makro, iklim
meso dan iklim mikro.
D. Klasifikasi Iklim Global
• Zona iklim di bumi dibedakan menjadi 15
zona iklim utama, dengan masing-
masing zona mempunyai karakteristik
iklim yang khas, yang didasarkan pada:
1. kondisi suhu udara,
2. curah hujan, dan
3. fotoperiodisitas
15 Zona Iklim Utama
1. Iklim Kutub (polar icecap climate)
zona ini meliputi bagian internal Pulau
Greenland dan sebagian besar wilayah Benua
Antartika (kutub selatan), yang sepanjang
tahun tertutup oleh lapisan es atau salju,
dengan suhu hampir selalu di bawah titik beku
(<0o celcius) yang relatif konstan sepanjang
tahun, dan total presipitasi tahunan antara 125
– 250 mm dalam bentuk kristal es/salju. Pada
zona ini musimnya dibedakan menjadi musim
gelap dan musim terang yang masing-masing
berlangsung selama 6 bulan dan tidak dijumpai
vegetasi yang dapat tumbuh.
2. Iklim Subkutub
(subpolar climate)
zona ini dekat wilayah kutub utara dan selatan,
yang meliputi wilayah bagian pantai sebelah
utara Benua Amerika, Eropa dan Asia serta
sebagian kecil wilayah pantai Benua Antartika.
Musim dingin (winter) berlangsung lama dan
sangat dingin, dengan suhu pada musim panas
jarang melebihi 10oC dan total presipitasi
tahunan <380 mm. Vegetasi yang dominan
adalah jenis tundra yang meliputi rerumputan,
lumut (mosses dan lichens) dan sedikit pohon-
pohon kecil
3. Iklim Subarktika
(subarctic climate)
dinamai subarktika karena daerahnya (wilayah
interior sebelah utara Benua Amerika, Asia dan
Eropa) terletak dekat lingkaran kutub utara,
sehingga musim dingin berlangsung lama dan
sangat dingin dengan suhu sampai - 46oC,
sedang musim panas berlangsung singkat
dengan suhu mencapai 32oC. Total presipitasi
tahunan antara 250 – 500 mm dan zona ini
ditumbuhi oleh hutan berdaun jarum yang
disebut taiga
4. Iklim Kontinen Lembab dengan Musim Panas Singkat
(humid continental short summer climate)

zona iklim ini meliputi wilayah bagian tenggara


Kanada, Barat daya Uni Soviet (daerah sekitar
Lithuania) dan tenggara Semenanjung
Skandinavia, yang tergolong lembab karena
cukup tersedia air untuk budidaya pertanian.
Musim panasnya singkat dan tidak terlalu
panas/sejuk dan suhu udara pada musim dingin
sangat rendah, sedang presipitasi berkisar 380 –
1000 mm/tahun. Zona ini ditumbuhi oleh
campuran hutan berdaun jarum (conifers) dan
berdaun lebar
5. Iklim Kontinen Lembab dengan Musim Panas Panjang
(humid continental long summer climate)

zona ini meliputi wilayah tengah utara Amerika


Serikat dan daerah bagian utara Semenanjung
Korea dan sekitarnya, dengan musim panas
cukup panas dan musim dingin sangat dingin,
serta presipitasi antara 380 – 1100 mm/tahun
yang sebagaian besar berlangsung selama
musim panas. Vegetasi alaminya adalah prairi
atau padang rumput stepa dan pada bagian
yang lebih lembab ditumbuhi hutan berdaun
lebar
6. Iklim Pantai Barat
(marine west coast climate)
zona ini terletak di wilayah pantai yang sangat
dipengaruhi oleh angin laut, sehingga pada
musim dingin relatif lebih hangat dan pada
musim panas relatif sejuk, wilayahnya adalah
pantai barat Canada, pantai barat bagian utara
Amerika Serikat, Kepulauan Inggris, pantai barat
Chili, Selandia Baru, pantai barat Semenanjung
Skandinavia dan utara Eropa. Total presipitasi
antara 500 – 2000 mm/tahun dan umumnya
terjadi pada saat musim dingin. Vegetasi alami
berupa hutan campuran atau padang rumput
yang subur
7. Iklim Subtropika Lembab
(humid subtropical climate)

zona ini terletak di utara Tropic of Cancer


meliputi wilayah tenggara Amerika Serikat,
tenggara Cina, timur Australia dan
sebagian besar Argentina,
8. Iklim Subtropika dengan Musim Panas yang Kering
(dry summer subtropical climate)
disebut Iklim Laut Tengah (mediterranean
climate), zona ini dicirikan oleh musim panas
yang kering dengan suhu tinggi serta musim
dingin yang sejuk, dengan presipitasi antara 380
– 900mm/tahun yang sebagian besar jatuh pada
musim dingin. Zona ini meliputi wilayah pantai di
sekitar Laut Tengah (Mediterranean) dan bagian
selatan pantai barat Amerika Serikat (California
Selatan), yang jarang dijumpai hutan (hanya
berupa semak dan perdu) karena musim kering
yang panjang
9. Iklim Lintang Pertengan Agak Kering
(semiarid midlatitude climate)
zona ini terletak pada daerah lintang
pertengahan (40o – 50oLU), yaitu meliputi
wilayah bagian tengah Amerika Serikat, selatan
Rusia dan tenggara Eropa, yang vegetasi
alaminya berupa rumput pendek dan semak
kecil. Zona ini umumnya sejuk dengan paling
sedikit terjadi 1 bulan dengan suhu rata-rata di
bawah 0oC dan iklimnya kering, dengan total
presipitasi tahunan kurang dari 500 mm
10. Iklim Lintang Pertengahan Kering
(arid mid latitude climate)
zona ini meliputi wilayah gurun di bagian
interior Benua Asia (Gurun Gobi), dengan
suhu pada umumnya sejuk dengan paling
sedikit terjadi 1 bulan dengan suhu rata-
rata di bawah 0oC tetapi presipitasi lebih
rendah. Vegetasi alami berupa semak
yang bertebaran dan tidak menutupi
permukaan tanah secara menyeluruh
11. Iklim Lintang Rendah Agak Kering
(semiarid low latitude climate)
zona ini udaranya bersifat panas dan kering
sepanjang tahun, dengan presipitasi antara 250
– 500 mm/tahun dan bervegetasi alami berupa
padang rumput dengan beberapa rumpun
semak yang bertebaran di beberapa tempat.
Zona ini umumnya berada di tepi gurun yang
luas dan merupakan daerah transisi antara
gurun dengan zona iklim di sekitarnya, seperti:
di sekeliling Gurun Sahara di Afrika Utara dan
sekeliling gurun di bagian tengah Benua
Australia, serta di wilayah Amerika Serikat
dengan Meksiko, Selatan Argentina, tengah-
selatan Afrika dan Iran
12. Iklim Lintang Rendah Kering
(arid low latitude climate)
zona ini berada pada garis lintang rendah dekat
ekuator, yang meliputi wilayah Gurun Sahara,
Gurun Australia Barat, Barat daya Amerika
Serikat, Arab Saudi dan sekitarnya, Utara Chili,
bagian Barat Afrika Selatan dan Selatan
Argentina. Suhu udara hampir selalu tinggi dan
tidak pernah di bawah 0oC, dengan presipitasi
kurang dari 250 mm/tahun sehingga udara
sangat kering dan vegetasi sangat terbatas,
bahkan di beberapa tempat tidak ditumbuhi
vegetasi
13. Iklim Tropika Monsun
(monsoon tropical climate)
zona ini terletak di daerah sekitar khatulistiwa,
yang meliputi wilayah tengah Benua Afrika,
tengah-timur Amerika Selatan (Amerika Latin),
sebagian Amerika Tengah, sebagian Asia Selatan
dan Asia Tenggara dan bagian utara Australia.
Zona ini memiliki musim hujan dan musim
kering (kemarau) yang dipengaruhi oleh arah
angin, dengan suhu udara rata-rata berkisar
antara 21 - 27oC sepanjang tahun tanpa
fluktuasi suhu yang berarti, dan presipitasi
tahunan antara 750 – 2000 mm, serta vegetasi
alami terdiri dari berbagai spesies rerumputan
dan pepohonan (disebut savanna)
14. Iklim Tropika Basah
(wet tropical climate)
disebut Iklim Hutan Hujan Tropis (tropical rain
forest climate), zona ini meliputi wilayah sekitar
khatulistiwa, seperti: Kepulauan Indonesia,
daerah aliran Sungai Amasona (Amerika Latin),
daerah aliran Sungai Kongo (Zaire, Afrika
Tengah) dan bagian selatan Amerika Tengah,
dengan presipitasi terjadi sepanjang tahun
sebesar lebih dari 1500 mm/tahun, dan vegetasi
alami berupa hutan hujan tropis yang disebut
selvas
15. Iklim Pegunungan
(highland climate)
zona ini dipengaruhi oleh ketinggian tempat
(altitude) sehingga mempunyai iklim (suhu dan
curah hujan) yang berbeda dari wilayah
sekitarnya, seperti: wilayah pegunungan dekat
garis ekuator yang tertutup salju sepanjang
tahun, yaitu Pegunungan Jaya Wijaya di Irian
dan sekitar Gunung Kilimanjaro di Afrika, serta
wilayah zona iklim pegunungan utara, yaitu
Pegunungan Himalaya (Asia), Andes (Amerika
Selatan), Alpen (Eropa) dan Rocky (Amerika
Utara)
E. Klasifikasi Iklim Indonesia
1. E.C. Mohr (1933) menggunakan unsur iklim curah hujan sebagai
dasar klasifikasi iklim dengan menekankan pada penelitian tanah,
khususnya kekuatan periode kering terhadap tanah dari
gambaran curah hujan (kelembabannya),
2. Koeppen (1936) pada awalnya mengklasifikasi iklim didasarkan
pada mintakat/zona tumbuh-tumbuhan yang tercantum dalam
peta Alphose de Candola (ahli fisiologi tanaman Perancis),
kemudian direvisi dengan menekankan pada suhu, curah hujan
dan ciri musimnya,
3. Thornthwaite (1948) mengklasifikasi iklim didasarkan pada
perbandingan antara presipitasi (P) dan penguapan (E) yang
menunjukkan besarnya daya guna presipitasi bagi kehidupan
tanaman yang disebut P-E rasio. Jumlah P-E rasio selama satu
tahun disebut dengan P-E indeks
4. Schmidt dan Ferguson (1951) menentukan jenis iklim di
Indonesia berdasarkan perhitungan jumlah bulan kering dan
bulan basah, sehingga diperoleh 8 jenis iklim dari iklim basah
sampai iklim kering,
5. Oldeman (1975) menggunakan unsur iklim curah hujan sebagai
dasar klasifikasi iklim di Indonesia dengan menekankan pada
bidang pertanian, sehingga disebut klasifikasi iklim pertanian
(agro climatic classification).
1. Klasifikasi Iklim menurut E.C. Mohr
Mohr membedakan 3 derajat kebebasan suatu bulan
berdasarkan adanya kekuatan periode kering terhadap
tanah dari gambaran curah hujan, yaitu:
a. Bulan Basah, yaitu suatu bulan yang curah hujannya
lebih besar dari 100 mm. Curah hujan lebih besar
daripada penguapan,
b. Bulan Kering, yaitu suatu bulan yang curah hujannya
lebih kecil dari 60 mm. Curah hujan lebih kecil
daripada penguapan, dan
c. Bulan lembab, yaitu suatu bulan yang curah hujannya
antara 60 sampai 100 mm. Curah hujan sama dengan
penguapan

Bulan basah dan bulan kering dicari dengan membuat


rata-rata curah hujan pada tiap-tiap bulan selama
beberapa tahun
Mohr membagi 5 golongan iklim berdasarkan
banyaknya bulan basah dan bulan kering suatu
tempat, yaitu:
1. Golongan I: Daerah basah, yaitu daerah yang hampir
tidak ada satupun bulan yang hujannya kurang dari 60
mm,
2. Golongan II: Daerah agak basah, yaitu daerah dengan
periode kering yang lemah, terdapat 1 bulan kering,
3. Golongan III: Daerah agak kering, yaitu daerah
dengan jumlah bulan kering agak banyak, terdapat 3 –
4 bulan kering,
4. Golongan IV: Daerah kering, yaitu daerah dengan
jumlah bulan kering lebih banyak, terdapat 6 bulan
kering, dan
5. Golongan V: Daerah sangat kering, yaitu daerah
dengan kekeringan yang panjang dan kuat sepanjang
tahun
Zona iklim berdasarkan Klasifikasi Mohr
Jumlah Bulan Jumlah Bulan
Zona
Basah Kering
Ia 12 0
Ib 7 – 11 0
II 4 – 11 1–2
III 4–9 2–4
IV 4–7 4–6
V 4-5 6-7
2. Klasifikasi Iklim menurut Koeppen
Koeppen membagi permukaan bumi
menjadi lima (5) golongan iklim, yaitu:

a. Iklim Hujan Tropika (tropical rainy


climates) bersimbol “A ”,
b. Iklim Kering (dry climates) bersimbol “B “,
c. Iklim Sedang (humid mesothermal
climates) bersimbol “C “,
d. Iklim Dingin (humid microthermal climates)
bersimbol “D “,
e. Iklim Kutub (polar climates) bersimbol “E “
Iklim Hujan Tropika “A ”
Daerah yang termasuk iklim ini adalah yang
mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar
dari 18oC (64oF), yang terbagi menjadi beberapa tipe
iklim, yaitu:
1. Tropika Basah (Af). Daerah yang termasuk tipe iklim
ini mempunyai bulan terkering hujan dengan rata-rata
lebih besar dari 60 mm,
2. Tropika basah (Am). Daerah yang termasuk tipe iklim
ini mempunyai jumlah hujan pada bulan-bulan basah
dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan
kering, sehingga masih terdapat hutan yang cukup
lebat,
3. Tropika Basah Kering (Aw). Daerah yang termasuk tipe
iklim ini mempunyai jumlah hujan bulan-bulan basah
tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada
bulan-bulan kering, sehingga vegetasinya terdiri dari
padang rumput dengan pepohonan yang jarang
Iklim Kering “B “
Dibagi menjadi dua (2) tipe iklim yaitu:
1. Iklim Steppe (BS), merupakan daerah setengah kering yang
terletak antara daerah savana dan padang pasir pada lintang
kecil, ciri lainnya adalah:
a. 0,22(t-19,5) < r < (t-19,5), jika hujan terbagi merata sepanjang
tahun,
b. 0,22(t-7) < r < (0,44(t-7)), jika hujan terjadi dan terkumpul
dalam musim panas (70% jumlah hujan selama 1 tahun terjadi
saat musim panas),
c. 0,22(t-32) < r < (0,44(t-32)), jika hujan mengumpul pada musim
dingin (70% jumlah hujan selama 1 tahun terjadi pada musim
dingin.
Keterangan: r = rata-rata hujan tahunan dalam inch
t = rata-rata temperatur tahunan dalam oF

Tipe iklim (BS) dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:


1) BSh : rata-rata temperatur tahunan lebih besar 64oF
(18oC).
2) BSk : rata-rata temperatur tahunan kurang dari 64oF
(18oC).
2. Iklim Padang Pasir (BW), mempunyai ciri
sebagai berikut:
a. r < 0,22(t-19,5), jika hujan terjadi
sepanjang tahun,
b. r < 0,22(t-7), jika hujan mengumpul
pada musim panas,
c. r < 0,22(t-32), jika hujan mengumpul
dalam musim dingin.
Iklim Sedang “C “
Tipe iklim ini mempunyai rata-rata bulan terdingin dengan suhu
lebih besar dari -3oC, tetapi lebih kecil dari 18oC (64oF) dan rata-
rata temperatur bulanan terpanas lebih besar dari 10oC (50oF),
yang dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Iklim sedang dengan musim panas yang kering (dry summer


subtropical climates) bersimbol “Cs”. Ciri tipe ini adalah adanya
musim panas yang kering, yaitu jumlah hujan bulan terkering
pada musim panas lebih kecil daripada sepertiga jumlah hujan
bulan terbasah dalam musim dingin (Bulan terkering hujannya <
30 mm).
2. Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw). Ciri tipe ini
adalah adanya musim panas yang lembab dan musim dingin yang
kering, yaitu jika jumlah hujan rata-rata pada musim dingin lebih
kecil daripada sepersepuluh jumlah hujan terbasah pada musim
panas.
3. Iklim sedang yang lembab (Cf ), cirinya adalah selalu lembab
sepanjang tahun.
Iklim Dingin “D “
Golongan iklim ini mempunyai
temperatur rata-rata bulan-bulan
terdingin kurang dari -3oC (27oF) dan
rata-rata bulan-bulan terpanas lebih
besar dari 10oC (50oF), yang terbagi
menjadi 2 tipe iklim , yaitu:
1. Iklim dingin dengan musim dingin yang
kering (Dw), yaang mempunyai ciri saat
hujan di musim panas tidak begitu lebat
dan hujan di musim dingin sangat kecil,
2. Iklim dingin tanpa periode kering (Df)
Iklim Kutub “E “
Golongan iklim ini mempunyai ciri rata-rata suhu bulan
terpanas kurang dari 10oC (50oF), yang terbagi
menjadi 2 tipe iklim, yaitu:
1. Iklim Tundra (ET), cirinya adalah bulan terpanas rata-
rata suhunya lebih besar dari 0oC (32oF) tetapi lebih
kecil dari 10oC (50oF), selain itu tidak ada hutan, yang
ada hanya lumut,
2. Iklim Es – Salju Abadi (EF), cirinya adalah suhu rata-
rata bulan terpanas lebih kecil dari 0oC (32oF) dan
adanya es dan salju yang abadi.

Selain tipe di atas, ada tipe iklim karena pengaruh


tinggi tempat yang serupa dengan tipe iklim di atas,
yaitu:
1. ET h, yaitu tipe iklim serupa dengan ET, tetapi
terdapat pada daerah yang tinggi
2. EF h, yaitu tipe iklim serupa dengan EF, tetapi
terdapat pada daerah yang tinggi.
3. Klasifikasi Iklim menurut Thornthwaite
Klasifikasi ini didasarkan atas harga P-E
indeks, dengan persamaan sebagai
berikut:
12
 P  10/9
P - E indeks  115   n
n 1  T - 10 
Keterangan:
P = presipitasi rata-rata bulanan dalam inchi
T = temperatur rata-rata bulanan dalam oF
Berdasarkan harga P-E indeks, maka
Thornthwaite membedakan lima golongan
kelembaban (humidity provinces), yaitu:
Golongan Kelembaban Ciri Vegetasi P/E indeks
A. Basah (wet) Hutan hujan
128
(rain forest)
B. Lembab (humid) Hutan (forest) 64 – 127
C. Agak Lembab Padang rumput
32 – 63
(subhumid) (grassland)
D. Semiarid (agak kering) Steppe 16 – 31
E. Kering (arid) Gurun pasir 16
Sumber: Benyamin Lakitan, 2002:40
4. Klasifikasi Iklim menurut
Schmidt dan Ferguson
Schmidt dan Ferguson mendapatkan bulan
basah dan bulan kering dengan cara
menghitung jumlah bulan basah dan bulan
kering dari tiap-tiap tahunnya, kemudian dirata-
rata. Hasil rata-rata jumlah bulan basah dan
bulan kering dipergunakan sebagai dasar
penggolongan iklim dengan mencari nilai dari
rasio Q, yaitu perbandingan antara jumlah rata-
rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah,
atau:

Jumlah rata - rata Bulan Kering


Q
Jumlah rata - rata Bulan Basah
Berdasarkan besarnya nilai Q, maka
wilayah Indonesia dapat dibedakan
menjadi 8 zona iklim, sebagai berikut:
Tabel Zona Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Ferguson

Zona Bulan Kering Nilai Q Kondisi Iklim


A < 1,5 < 0,14 Sangat Basah (very wet)
B 1,5 – 3 0,14 – 0,33 Basah (wet)
C 3,0 – 4,5 0,33 – 0,60 Agak basah (fairly wet)
D 4,5 – 6,0 0,60 – 1,00 Sedang (fair)
E 6,0 – 7,5 1,00 – 1,67 Agak kering (fairly dry)
F 7,5 – 9,0 1,67 – 3,00 Kering (dry)
G 9,0 – 10,5 3,00 – 7,00 Sangat Kering (very dry)
Luar Biasa Kering
H > 10,5 > 7,00
(extremely dry)

Sumber: Benyamin Lakitan, 2002:40


5. Klasifikasi Iklim menurut Oldeman
Oldeman pada tahun 1974 menyusun klasifikasi iklim
Indonesia berdasarkan unsur curah hujan, yaitu jumlah
bulan basah yang berlangsung secara berturut-turut.

 Bulan Basah adalah bulan dengan total curah hujan


kumulatif lebih dari 200 mm,
 Bulan Kering adalah bulan dengan total curah hujan
kumulatif kurang dari 100 mm.

Kriteria bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan


kebutuhan air konsumtif untuk tanaman padi yang
ditaksir sekitar 160 mm pada musim kemarau dan
sekitar 110 mm pada musim hujan.
Jumlah air yang dibutuhkan ini dihitung berdasarkan
laju kehilangan air melalui proses evapotranspirasi pada
pertanaman padi.
Berdasarkan jumlah bulan basah berturut-turut,
maka Oldeman membuat 5 zona agroklimat
utama, sebagai berikut:

Zona Jumlah Bulan Basah Berturut-turut

A > 9

B 7 – 9

C 5 – 6

D 3 – 4

E < 3
Masing-masing zona agroklimat utama, dibagi menjadi
beberapa subzona berdasarkan jumlah bulan kering yang
berlangsung berturut-turut , sebagai berikut:
Zona Jumlah Bulan Basah dan Bulan Kering Berturutan
A1 > 9, dengan tanpa bulan kering
A2 > 9, dengan < 2 bulan kering
B1 7 – 9, dengan < 2 bulan kering
B2 7 – 9, dengan 2 – 4 bulan kering
C1 5 – 6, dengan < 2 bulan kering
C2 5 – 6, dengan 2 – 4 bulan kering
C3 5 – 6, dengan 5 - 6 bulan kering
D1 3 – 4, dengan < 2 bulan kering
D2 3 – 4, dengan 2 – 4 bulan kering
D3 3 – 4, dengan 5 - 6 bulan kering
D4 3 – 4, dengan > 6 bulan kering
E1 < 3, dengan < 2 bulan kering
E2 < 3, dengan 2 – 4 bulan kering
E3 < 3, dengan 5 - 6 bulan kering
E4 < 3, dengan > 6 bulan kering
Sumber: Bayong Tjasjono, 1999: 157-158
IKLIM DAN MANUSIA
A. Pengaruh Iklim terhadap Pertanian dan
Peternakan
 Tanaman dipandang sebagai sesuatu yang
kompleks dan peka terhadap pengaruh iklim,
misalnya pencemaran, kelembaban, penyinaran
matahari dan lain-lain.
 Tanpa unsur iklim pada umumnya pertumbuhan
tanaman akan tertahan, meskipun ada tanaman
yang dapat menyesuaikan diri untuk tetap hidup
dalam periode yang cukup lama jika kekurangan
salah satu dari faktor iklim.
 Iklim tidak hanya mempengaruhi tanaman tetapi
juga dipengaruhi oleh tanaman. Hutan yang
lebat dapat menambah kelembapan udara
melalui transpirasi. Bayangan dari pepohonan
dapat mengurangi suhu udara, sehingga
penguapan menjadi kecil.

Anda mungkin juga menyukai