Anda di halaman 1dari 36

Laporan Mata Kuliah Demografi Teknik

STATISTIK PENDUDUK KABUPATEN KLUNGKUNG DAN ERA KEEMASANNYA

Oleh: I KOMANG CANDRA WIGUNA (0820025015)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Statistik Penduduk Kabupaten Klungkung dan Era Keemasannya ini tepat pada waktunya. Tersusunnya laporan ini tidak lepas dari dukungan, bantuan, dan bimbingan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. dr. N. T. Suryadhi, MPH., PhD selaku pangampu mata kuliah demografi teknik 2. Keluarga dan teman-teman yang telah mendukung 3. Dan seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam penulisan laporan ini. Demikian pula, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan.

Muncan, 23 September 2011

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang terkenal sampai ke mancanegara karena pariwisatanya. Budaya Bali yang unik membuat banyak turis tertarik untuk datang dan menikmati keindahan pulau Bali. Kedatangan wisatawan yang menghasilkan dollar bagi masyarakat lokal secara tidak langsung ikut mendongkrak perekonomian propinsi yang tidak begitu kaya akan hasil tambang tersebut, bahkan dengan keterbatasan sumber daya alam, masyarakat Bali mampu menunjukan perekonomian yang bersaing dengan propinsi kaya lainnya. Ekonomi bali yang terus merangkang naik kemudian secara tidak langsung membuat perubahan-perubahan pola masyarakat terutama kependudukannya. Masyarakat yang dulunya kurang mampu kini telah memiliki cukup sumber daya untuk membangun keluarga yang lebih besar, penduduk yang dulunya hanya tinggal di desa memiliki kesempatan untuk pergi ke wilayah lain, penduduk yang dulunya terbelakang kemudian mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Sebaliknya peningkatan ekonomi Bali membuat banyak orang tertarik untuk menjadi bagian di dalamnya sehingga tidak ayal, banyak migrasi yang masuk ke Bali setiap tahunnya. Salah satu Kabupaten yang ada di Bali adalah Kabupaten Klungkung, dimana kabupaten ini sering dikatakan sebagai kabupaten yang kurang maju mengingat sektor pariwisatanya kurang begitu kuat sekalipun memiliki sejarah yang besar dimana Klungkung, tepatnya di Gelgel merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Bali semasih di bawah Kerajaan Majapatih. Kurangnya promosi terhadap sektor pariwisata ditambah dengan terbatasnya sumber daya alam terutama di Nusa Penida membuat kabupaten ini sulit berkembang. Kabupaten Klungkung memiliki keunikan tersendiri karena merupakan satu-satunya kabupaten yang luas daratan terluasnya bukan ada di Pulau Bali. Hal tersebut pula yang berpengaruh cukup besar terhadap keadaan penduduk terutama

demografinya. Keunikan Klungkung membuat penulis terpanggil untuk menelaah keadaan Klungkung berdasarkan data yang ada. Sebagai seorang calon sarjana kesehatan masyarakat, hal ini sangatlah penting karena dengan ini akan membantu penulis untuk melatih keterampilan diri sehingga bisa diterapkan setelah lulus nanti, oleh sebab itu penulis kemudian membuat laporan tulis berupa paper yang berjudul Statistik Penduduk Kabupaten Klungkung dan Era Keemasannya.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana keadaan demografi Kabupaten Klungkung? 1.2.2 Bagaimana keadaan demografi Kabupaten Klungkung sebelum dan saat era keemasan? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui keadaan demografi Kabupaten Klungkung 1.3.2 Untuk mengatahui keadaan demografi Kabupaten Klungkung sebelum dan saat era keemasan 1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1 Melatih keterampilan data mencari data statistik 1.4.2 Melatih keterampilan dalam mengolah data statistik 1.4.3 Melatin keterampilan dalam membaca stada statstik

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Klungkung Klungkung merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian tenggara Provinsi Bali dengan Semarapura sebagai pusat pemerintahannya. Kabupaten Klungkung yang memiliki luas sekitar 31.500 hektar merupakan satusatunya kabupeten di Bali yang daratan terluasnya bukan terletak di Pulau Bali melainkan di Nusa Penida. Batas wilayah Kabupaten Klungkung itu sendiri adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bangli dan Karangasem Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem dan Selat Lombok Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bangli dan Gianyar Secara administrasi, Kabupaten Klungkung memiliki 4 wilayah

kecamatan, 59 desa/kelurahan, dan 241 dusun/lingkungan. Adapaun luas wilayah daratan masing2 kecamatan adalah sebagai berikut: NO 1 2 3 4 KECAMATAN Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan Kabupaten Klungkung LUAS 20.284 4.573 2.905 3.728 31.490 PERSENTASE 64% 15% 9% 12% 100%

2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Klungkung Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Tahun 2000 Sebelum Prorating LK 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-34 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ TT Total 73664 76829 150493 96 6408 7941 8983 8235 5721 5792 5100 5156 4164 3615 3392 2040 2469 1586 1397 1665 PR 5841 7791 8323 8092 6696 6908 5852 5488 4351 3936 3312 2509 2762 1830 1459 1679 LK+PR 12249 15732 17306 16327 12417 12700 10952 10644 8515 7551 6704 4549 5231 3416 2856 3344 Sex Ratio 110 102 108 102 85 84 87 94 96 92 102 81 89 87 96 99 LK 6909 6703 6771 7205 6015 6555 6027 6148 5127 4525 3756 3095 2776 2112 1632 1712 0 77068 PR 6420 6407 5965 6465 6111 6947 6600 6466 5397 4552 3998 3376 3187 2478 1866 1955 4 78194 LK+PR 13329 13110 12736 13670 12126 13502 12627 12614 10524 9077 7754 6471 5963 4590 3498 3667 4 155262 99 77068 78194 155262 99 Sex Ratio 108 105 114 111 98 94 91 95 95 99 94 92 87 85 87 88 LK 6909 6703 6771 7205 6015 6555 6027 6148 5127 4525 3756 3095 2776 2112 1632 1712 Setelah Prorating PR 6420 6407 5965 6465 6111 6947 6600 6466 5397 4552 3998 3376 3187 2478 1866 1955 LK+PR 13329 13110 12736 13670 12126 13502 12627 12614 10524 9077 7754 6471 5963 4590 3498 3667 Sex Ratio 108 105 114 111 98 94 91 95 95 99 94 92 87 85 87 88 LK 7343 6930 6867 6268 6581 6018 6337 7047 6107 5758 4782 4085 3369 2822 2076 2003 0 84393 PR 6674 7282 6363 5384 6450 6196 6609 7116 6520 5968 5383 4306 3825 3298 2695 2071 0 86140 LK+PR 14017 14212 13230 11652 13031 12214 12946 14163 12627 11726 10165 8391 7194 6120 4771 4074 0 170533 98 Sex Ratio 110 95 108 116 102 97 96 99 94 96 89 95 88 86 77 97

Kelompok Umur

Tahun 1990

Tahun 2010

Prorating Pada tabel di atas terdapat data penduduk yang kelompok umurnya tidak jelas, yaitu data penduduk untuk tahun 2000 sehingga perlu dilakukan prorating. Prorating adalah metode statistik untuk menghilangkan kelompok yang usianya tidak jelas dengan mendistribusikannya ke masing-masing kelompok usia lain sesuai persentasenya. Prorating bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Tentukan jumlah penduduk yang usianya telah diketahui dengan

mengurangkan jumlah semua penduduk dengan penduduk yang usianya tidak diketahui

2. Persentasekan masing-masing kelompok usia dengan cara membagi masingmasing kelompok usia tersebut dengan jumlah penduduk yang telah diketahui.

3. Tentukan jumlah yang akan didistribusikan dengan mangalikan persentase kelompok umur dengan jumlah penduduk yang usianya tidak diketahui.

4. Tentukan jumlah kelompok umur yang baru (setelah prorating) dengan menjumlahkan jumlah penduduk pada masing-masing kelompok umur dengan distribusinya ( )

Dengan metode matematis maka dapat diketahui bahwa langkah 1 sampai 4 dapat dipersingkat dengan sekali pengerjaan dengan menggunakan rumus berikut:

2.3 Sex Ratio Sex ratio merupakan nilai yang menyatakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Nilai sex ratio sendiri menyatakan jumlah penduduk laki-laki yang ada di daerah tersebut pada 100 perempuan, dengan demikian maka nilai sex ratio diperoleh dengan rumus:

Kelompok Umur 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-34 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ Total

Sex Ratio Tahun 1990 109,71 101,93 107,93 101,77 85,44 83,84 87,15 93,95 95,70 91,84 102,42 81,31 89,39 86,67 95,75 99,17 95,88 Tahun 2000 107,61 104,61 113,51 111,44 98,42 94,35 91,31 95,08 94,99 99,40 93,94 91,67 87,10 85,23 87,46 87,57 98,56 Tahun 2010 110,02 95,17 107,92 116,42 102,03 97,13 95,88 99,03 93,67 96,48 88,84 94,87 88,08 85,57 77,03 96,72 97,97

Sex ratio Kabupaten Klungkung tahun 1990, 2000, dan 2010 Sex Ratio Tahun 1990
120 100 80 60 40 20 0

Grafik sex ratio Kabupaten Klungkung tahun 1990 pada berbagai kelompok umur

Sex Ratio Tahun 2000


120 100 80 60 40 20 0

Grafik sex ratio Kabupaten Klungkung tahun 2000 pada berbagai kelompok umur

Sex Ratio Tahun 2010


140 120 100 80 60 40 20 0

Grafik sex ratio Kabupaten Klungkung tahun 2000 pada berbagai kelompok umur

2.4 Ratio Ketergantungan Ratio ketergantungan merupakan nilai yang menyatakan perbandingan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan jumlah penduduk produktif, dimana penduduk produktif ini diasumsikan sebagai penduduk yang berusia antara 15 hingga 64 tahun, sedangkan penduduk tidak produktif dibagi menjadi dua, yaitu penduduk anak-anak yaitu penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun, dan penduduk lansia yaitu penduduk yang berusia 65 tahun ke atas, dengan demikian maka penduduk yang kurang produktif dianggap menjadi tanggungan kelompok usia produktif.

2.4.1

Ratio Ketergantungan Anak

Ratio ketergantungan anak adalah perbandingan antara jumlah penduduk anak-anak yang diasumsikan sebagai penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun dengan penduduk produktif yang diasumsikan sebagai penduduk yang berusia 15 hingga 64 tahun.
( ( ) )

Berdasarkan tabel jumlah penduduk Kabupaten Klungkung menurut kelompok usia, maka nilai dari ratio ketergantungan anak dapat dihitung sebagai berikut: a. Untuk tahun 1990: Ratio Ketergantungan Anak =

= 47,4 per 100 penduduk b. Untuk tahun 2000: Ratio Ketergantungan Anak =

= 37,5 per 100 penduduk c. Untuk tahun 2010: Ratio Ketergantungan Anak =

= 36,3 per 100 penduduk Berdasarkan nilai tersebut maka terlihat bahwa ratio ketergantungan anak Kabupaten Klungkung semakin menurun dimana penurunan yang cukup drastis terlihat dari tahun 1990 ke tahun 2000, hal tersebut terjadi kerena penduduk usia 10-14 tahun di tahun 1990 jumlahnya cukup banyak yaitu 17306 sehingga ketika di tahun 2000 penduduk tersebut telah masuk ke golongan penduduk produktif, dan di lain pihak terjadi juga penurunan jumlah kelahiran, sehingga hal tersebut membuat ratio ketergantungan anak terus menurun.

2.4.2

Ratio Ketergantungan Lansia

Ratio ketergantungan lansia adalah perbandingan antara jumlah penduduk lansia yang diasumsikan sebagai penduduk yang berusia 65 tahun ke atas, dengan penduduk produktif yang diasumsikan sebagai penduduk yang berusia 15 hingga 64 tahun. Sehingga dari definisi tersebut perhitungan ratio ketergantungan lansia dapat diperoleh dengan rumus berikut:
( ( ) )

Berdasarkan tabel jumlah penduduk Kabupaten Klungkung menurut kelompok usia, maka nilai dari ratio ketergantungan lansia dapat dihitung sebagai berikut: a. Untuk tahun 1990: Ratio Ketergantungan Lansia =

= 10,1 per 100 penduduk b. Untuk tahun 2000: Ratio Ketergantungan Lansia =

= 11,3 per 100 penduduk c. Untuk tahun 2010: Ratio Ketergantungan Lansia =

= 13,1 per 100 penduduk Dari nilai tersebut terlihat bahwa ratio ketergantungan lansia terus mengalami peningkatan, hal ini berbeda jauh dengan ratio ketergantungan anak yang mengalami penurunan, namun demikian peningkatan yang terjadi tidak terlalu drastis seperti pada ratio ketergantungan anak. Peningkatan ratio ketergantungan lansia terjadi karena jumlah lansia semakin banyak setiap 10 tahunnya.

2.4.3

Ratio Ketergantungan Total

Ratio ketergantungan total merupakan perbandingan antara jumlah penduduk anak-anak yang diasumsikan sebagai penduduk usia di bawah 15 tahun dan penduduk lansia yang diasumsikan sebagai penduduk yang berusia 65 tahun ke atas, dengan penduduk produktif yang diasumsikan sebagai penduduk yang berusia 15 hingga 64 tahun. Dari definisi tersebut maka perhitungan ratio ketergantungan total dapat diperolah dengan rumus berikut:
( ) ( ( ) )

Selain cara tersebut ratio ketergantungan total juga dapat diperoleh apabila ratio ketergantungan anak dan ratio ketergantungan lansia telah diketahui dengan cukup hanya menjumlahkannya

Berdasarkan tabel jumlah penduduk Kabupaten Klungkung menurut kelompok usia, maka nilai dari ratio ketergantungan lansia dapat dihitung sebagai berikut: a. Untuk tahun 1990: Ratio Ketergantungan Total =

= 57,4 per 100 penduduk b. Untuk tahun 2000: Ratio Ketergantungan Total =

= 48,8 per 100 penduduk c. Untuk tahun 2010: Ratio Ketergantungan Total =

= 49,4 per 100 penduduk Apabila dihitung berdasarkan ratio ketergantungan anak dan ratio ketergantungan lansia yang telah diketahui nilainya maka perhitungan dapat dilakukan dengan cara berikut: a. b. c.

Dari nilai tersebut terlihat bahwa ratio ketergantungan total menurun drastis dari tahun 1990 ke tahun 2000 kemudian mengalami sedikit peningkatakan di tahun 2010. Faktor yang aling berkontribusi terhadap penurunan angka ketergantungan total di tahun 1990 ke tahun 200 adalah menurunnya jumlah anakanak sedangkan faktor yang menyebabkan peningkatan angka ketergantungan total di tahun 2010 adalah karena adanya peningkatan jumlah lansia. Perbandingan Komposisi Penduduk Anak, Produktif dan Lansia tahun 1990
6% 30% Anak-anak Produktif 64% Lansia

Perbandingan Komposisi Penduduk Anak, Produktif dan Lansia tahun 1990


8% 25% Anak-anak 67% Produktif Lansia

Perbandingan Komposisi Penduduk Anak, produktif dan lansia tahun 2010


9% 24% Anak-anak 67% Produktif Lansia

2.5 Piramida Penduduk Piramida penduduk merupakan salah satu bentuk grafik demografi yang sangat baik untuk menggambarkan komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Dari data penduduk tahun 1990, 2000 dan 2010 maka kita bisa membuat piramida penduduk sebagai berikut:
75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-34 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 -15 -10 -5 PEREMPUAN 0 LAKI-LAKI 5 10 15

Grafik Piramida penduduk Kabupaten Klungkung tahun 1990

75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-34 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 -15 -10 -5 PEREMPUAN 0 LAKI-LAKI 5 10 15

Grafik Piramida penduduk Kabupaten Klungkung tahun 2000

75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-34 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 -15 -10 -5 PEREMPUAN 0 LAKI-LAKI 5 10 15

Grafik Piramida penduduk Kabupaten Klungkung tahun 2010

Dari hasil piramida penduduk tersebut maka terlihat bahwa piramida penduduk tahun 1990 merupakan piramida penduduk bertipe ekspansif, dimana hal tersebut menunjukan bahwa komposisi penduduk Kabupaten Klungkung di tahun 1990 didominasi oleh penduduk usia muda atau anak-anak, sedangkan puramida penduduk tahun 2000 dan 2010 merupakan piramida penduduk bertipe stasioner dimana hal ini menunjukan bahwa komposisi penduduk Kabupaten Klungkung yang didominasi oleh lansia.

2.6 Era Keemasan Era keemasan adalah keadaan dimana daerah dalam kurun waktu tertentu memiliki komposisi penduduk usia produktif yang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia yang kurang produktif yang dalam hal ini adalah lansia dan anak-anak, sehingga dengan demikian maka era keemasan ditandai dengan ratio ketergantungan total penduduk yang kurang dari 50. Dari hasil perhitungan angka ketergantungan total maka terlihat bahwa Kabupaten Klungkung berada pada era keemasan di tahun 2000 dan tahun 2010,

sedangkan untuk tahun 1990 Kabupaten Klungkung belum berada pada era keemasan kerena ratio ketergantungan totalnya yang masih di atas 50 yaitu sebesar 57, 4
60 Angka Ketergantungan Total 58 56 54 52 50 48 46 44 1990 2000 2010

Grafik Perubahan angka ketergantungan total dari tahun 1990, 2000, dan 2010

2.6.1

Awal Era Keemasan

Walaupun telah diketahui bahwa Kabupaten Klungkung berada di era keemasan pada tahun 2000 dan 2010 namun dari grafik tersebut kita tidak dapet mengetahui kapan era keemasan tersebut dimulai. Dilihat dari angka ketergantungan total maka terlihat bahwa angka ketergantungan penduduk Kabupaten Klungkung menurun dari tahun 1990 ke tahun 2000 dimana angka ketergantungan tersebut melewati nilai 50, artinya Kabupaten Klungkung memasuki era keemasan antara rentang tahun 1990 hingga tahun 2000. Untuk mengetahui kapan dimulainya era keemasan Kabupaten Klungkung maka dilakukan perhitungan dengan membandingkan antara ratio ketergantungan total Kabupaten Klungkung tahun 1990 dan tahun 2000 dengan memperhitungkan rentang waktu yang dibutuhkan yang dalam hal ini adalah 10 tahun.

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Kabupaten Klungkung memasuki era keemasan di tahun 1998,6 atau yang dibulatkan menjadi 1999 dimana jika perhitungan jumlah penduduk merupakan representasi penduduk pertengahan tahun maka awal era keemasan dimulai di awal-awal bulan tahun 1999. Untuk lebih memastikan perhitungan tersebut maka awal era keemasan bisa dilihat dengan menggunakan grafik pada persamaan linier, dimana persamaannya dapet ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Grafik Angka ketergantungan total Kabupatan Klungkung tahun 1990-200

2.1.1

Akhir Era Keemasan

Era keemasan akan berakhir apabila angka ketergantungan total telah lebih dari 50, dimana biasanya era keemasan ini berakhir karena peningkatan jumlah lansia yang sebelumnya merupakan penduduk produktif. Dari perhitungan terlihat bahwa angka ketergantungan tahun 2010 lebih tinggi dari tahun 2000 sehingga tahun berakhirnya era keemasan dapat diestimasi dengan cara sebagai berikut:

Dengan cara yang sama seperti menentukan awal era keemasan, tahun berakhirnta era keemasan bisa diperoleh dari persamaan linier dan grafik angka ketergantungan total

Grafik Angka ketergantungan total Kabupaten Klungkung tahun 2000 - 2010

Dari grafik tersebut terlihat bahwa berakhirnya era keemasan terjadi tepat di pertengahan tahun 2020, hal ini berarti bahwa rentang waktu era keemasan terjadi selama 21 tahun dari tahun 1999 hingga tahun 2020. Rentang waktu era keemasan ini terbilang cukup lama, hal ini terjadi karena peningkatan anga ketergantungan total dari tahun 2000 ke tahun 2010 tidak begitu drastis.

2.7 Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk adalah kecepatan laju bertambahnya jumlah pendudu dalam kurun waktu tertentu. Adapun komponen yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk diantaranya adalah jumlah penduduk awal, angka kelahiran, angka kematian, dan migrasi penduduk. 2.7.1 Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk adalah metode demografi teknik dalam mengestimasi jumlah penduduk suatu daerah untuk tahun tertentu di masa yang akan datang. Untuk perhitungan pertumbuhan penduduk sendiri ada beberapa metode salah satunya adalah secara gometrik yang dinyatakan dengan rumus: ( )

dimana Po dan Pt merupakan jumlah penduduk untuk tahun tertentu, sedangkan r merupakan laju pertumbuhan penduduk. Dengan mengetahui jumlah penduduk pada beberapa tahun, maka nilai dari pertumbuhan penduduk dapat dihitung. a. Untuk tahun 1990 hingga 2000 ( ( ( ) b. Untuk tahun 2000 hingga 2010 ( ( ( ) ) ) ) )

Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 ke tahun 2010 lebih tinggi dari tahun 1990 ke tahun 2000.

2.7.2

Kelahiran

Angka kelahiran menyatakan banyaknya bayi yang dilahirkan oleh pasangan usia subur pada tahun tersebut. Berikut merupakan angka kelahiran penduduk Kabupaten Klungkung untuk tahun 1990 sampai tahun 1995
TAHUN 1992 1993 361 321 370 314 435 387 361 341 1527 1363

KECAMATAN Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan Kabupaten Klungkung

1990 223 280 421 322 1246

1991 307 361 366 368 1402

1994 427 342 416 434 1619

1995 410 344 457 380 1591

500 450 400 350 300 250 200 1990 1991 1992 1993 1994 1995 Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan

Jumlah Kelahiran Penduduk Kabupaten Klungkung dari Tahun 1990 -1995 1700 1600 1500 1400 1300 1200 1990 1991 1992 1993 1994 Trenline 1995 Kabupaten Klungkung

Dari grafik terlihat bahwa hampir semua kecamatan di Klungkung mengalami peningkatan angka kelahiran yang cukup signifikan dimana pada awal tahun 1990 peningkatannya cukup drastis, namun menjelang akhir grafik peningkatannya tidak terlalu tajam lagi

2.7.3

Kematian

Seperti halnya kelahiran, kematian juga berpengaruh besar terhadap pertumbuhan penduduk alamiah, dimana angka kematian menyatakan banyaknya kematian yang terjadi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dimana dalam hal ini adalah satu tahun.
TAHUN 1990 105 236 213 196 750 1991 192 234 161 199 786 1992 174 231 204 199 808 1993 144 229 238 197 808 1994 204 227 227 210 868 1995 213 199 196 217 825

KECAMATAN Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan Kabupaten Klungkung

250 Nusa Penida Banjarangkan 150 Klungkung Dawan 100 1990 1991 1992 1993 1994 1995

200

Kematian Penduduk Kabupaten Klungkung Tahun 1990-1995


900 850 800 750 700 1990 1991 1992 Kabupaten Klungkung 1993 1994 Trenline 1995

Seperti halnya pada angka kelahiran, dari grafik juga bisa dilihat bahwa angka kematian juga terus menunjukan peningkatan walaupun tidak begitu drastis, dan angka kematian selalu lebih rendah dari angka kelahiran, hal ini menunjukan bahwa dalam kurun waktu tersebut tidak terjadi transisi demografi.

2.7.4

Migrasi Penduduk

Migrasi penduduk merupakan perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Migrasi penduduk berpengaruh secara langsung terhadap jumlah penduduk suatu daerah maupun pertumbuhan penduduk. Karena itu sensus di Indonesia dilakukan berdasarkan penilaian langsung di lapangan akan berapa jumlah penduduk saat itu di daerah tersebut. Adapun statistik migrasi penduduk Kabupaten Klungkung adahal sebagai berikut:
MIGRASI MASUK PER TAHUN 1990 193 241 240 134 808 1991 1890 216 233 257 2596 1992 284 159 579 181 1203 1993 284 364 669 282 1599 1994 334 218 831 221 1604 1995 373 291 682 195 1541

KECAMATAN Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan Kabupaten Klungkung

KECAMATAN Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan Kabupaten Klungkung

MIGRASI KELUAR PER TAHUN 1990 481 211 279 183 1154 1991 854 228 476 282 1840 1992 857 209 356 266 1688 1993 1044 219 494 259 2016 1994 660 261 426 301 1648 1995 474 236 506 248 1464

3000 2500 2000 1500 1000 500 0 1990 1991 1992 Migrasi Masuk 1993 Migrasi Keluar 1994 1995

Melihat grafik migrasi maka terlihat bahwa arus migrasi sempat meningkat drastis di awal tahun 1990 dan 1991, namun setelah itu arus migrasi cinderung datar. Di awal tahun 1990 sampai tahun 1994 migrasi keluar lebih banyak dari migrasi masuk, namun demikian jika dilihat dari tren perkembangannya maka terlihat bahwa migrasi masuk cinderung terus mengalami peningkatan dibandingkan dengan migrasi keluar, terbukti di tahun 1995 jumlah migrasi masuk lebih banyak dibandingkan migrasi keluar. Dominasi migrasi masuk mungkin akan cinderung terjadi di tahun-tahun berikutnya, namun karena keterbatasan data mutasi penduduk maka hal tersebut tidak dapat dipastikan. Walaupun demikian hal tersebut dapat juga diprediksi dengan cara membandingkan hasil perhitungan proyeksi penduduk dengan jumlah penduduk yang telah ada. Dari data penduduk tahun 1990 dan tahun 2000 maka diperoleh laju pertembuhan penduduk (r) sebesar 0,3%, dari data tersebut maka bisa diperoleh proyeksi penduduk untuk tahun 2010: = = = Jika dibandingkan dengan data penduduk Kabupaten Klungkung tahun 2010 hasil sensus dimana jumlah penduduk adalah 170533, maka terlihat bahwa hasil proyeksi lebih kecil dari nilai sebenarnya. Karena proyeksi penduduk lebih cinderung menunjukan pertumbuhan penduduk alamiah maka dapat disimpulkan bahwa di tahun 2010 migrasi masuk lebih banyak terjadi dibandingkan migrasi keluar, dan hal ini sesuai dengan tren migrasi yang diperlihatkan oleh grafik sebelumnya. ( ) ( )

2.8 Perbandingan Keadaan Penduduk Kabupaten Klungkung Sebelum dan Saat Era Keemasan Era keemasan adalah keadaan dimana angka ketergantungan total penduduknya kurang dari lima puluh. Dengan membandingkan keadaan sebelum dan setalah era keemasan maka akan dapat diketahui bagaimana pengaruh komposisi penduduk terutama yang berhubungan dengan angka ketergantungan, dengan keadaan sosial, kesehatan, dan ekonomi penduduk. Untuk pembanding keduanya maka akan lebih banyak digunakan data tahun 1991 sebagai data sebelum era keemasan, dan data tahun 2000 sebagai data saat era keemasan. 2.8.1 Jumlah Penduduk dan Sex Ratio

Berdasarkan statistik penduduk dapat dilihat bahwa penduduk tahun 1990 lebih sedikit dibandingkan penduduk tahun 2000 dimana selidih antara keduanya adalah 5769 jiwa. Selisih ini membuktikan bahwa pertumbuhan penduduk Kabupaten Klungkung bernilai positif. Sex ratio Kabupaten Klungkung sendiri tidak mengalami perubahan di tahun 1990 ke tahun 2000, dimana keduanya samasama memiliki nilai 96. 2.8.2 Statistik Agama

Isu agama merupakan isu yang sensitif sehingga sangat jarang untuk dibahas, namun disini bisa dilihat bahwa ternyata penduduk lokal yang umumnya beragama hindu mengalami penurunan jumlah, sebaliknya penduduk pendatang pendatang khususnya muslim semakin banyak. Keadaan ini sesuai dengan hasil perhitungan dari migrasi penduduk yang mengatakan bahwa migrasi penduduk mengalami peningkatan yang signifikan secara terus menerus sedangkan migrasi keluar sempat meningkat drastis dari tahun 1990 ke tahun 1991 dan terus jumlahnya lebih tinggi dari migrasi keluar hingga tahun 1994.
Wilayah Islam Kab Klungkung 3.643 Katolik 85 Protestan 80 TAHUN 1990 Hindu 74.177 Budha 201 Lainnya 8 Jumlah 78.194

KECAMATAN Islam Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan Kab Klungkung 297 108 2.955 736 4.096 Katolik 6 119 5 130

TAHUN 2000 Protestan 9 5 48 15 77 Hindu 22.232 16.019 20.377 13.946 72.574 178 2 190 Budha 10 Lainnya 1 1 Jumlah 22.538 16.148 23.677 14.705 77.068

Tabel Statistik jumlah penganut umar beragama di Kabupaten Klungkung dirinci menurut kecamatan

2.8.3

Penggunaan Kontrasepsi

Kontrasepsi penting dibicarakan dalam demografi mengingat penggunaan kontrasepsi akan sangat berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk di masa yang akan datang. Penggunaan kontrasepsi menunjukan bagaimana komitmen sebuah keluarga dalam mengatur dan mengendalikan jumlah anak dan rentang usia anak. Secara umum kontrasepsi dibedakan menjadi 2, yaitu kontrasepsi alami dan kontasepsi dengan bantuan alat. Kontrasepsi alami yaitu metode pencegahan kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual (coitus) saat pasangan wanita dalam fase subur atau dengan melakukan coitus interuptus. Dalam statistik, kontrasepsi alami tidak banyak dibicarakan karena sulitnya mendata penggunaan kontrasepsi ini, yang lebih sering dibahas adalah kontrasepsi dengan bantuan alat, dimana kontrasepsi ini sendiri dibagi menjadi 3, yaitu kontrasepsi fisik, hormonal, dan sterilisasi.
Tahun 2000 1999 1998 1997 1996 1995 1994 1993 1992 1991 1990 Kontrasepsi Implant Tubek 59 108 136 108 21 69 38 77 109 121 7 128 61 149 48 130 178 174 76 137 70 120

IUD 747 912 1098 1026 1200 1186 1435 1388 1441 1851 1569

PIL 140 197 160 147 184 135 144 150 163 175 180

Kondom 32 36 30 31 43 32 26 32 46 51 45

Vasek 12 7 3 1 2 8 3

Suntik 1082 1345 1114 850 1286 1380 1509 1712 1630 1176 1116

Jumlah 2168 2746 2492 2169 2950 2868 3327 3461 3634 3474 3103

Grafik Penggunaan Kontrasepsi Dari Tahun 1990 -2000


2000 1800 1600 1400 Jumlah Akseptor Kontrasepsi 1200 1000 800 600 400 200 0 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 747 912 1345 1380 1509 1569 1712

1630

1851

1286
1114 1200 1098 850 1026 1186

1435

1388

1441
1176 1116

IUD PIL Kondom Implant Tubek Vasek Suntik

1082

2.8.4

Fertilitas merupakan nilai yang dapat menunjukan bagaimana

Fertilitas

kelangsungan reproduksi suatu daerah dalam waktu tertentu. Ada beberapa metode pengukuran fertilitas baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari data yang diperoleh, maka diketahui bahwa angka kelahiran kasar panduduk Kabupaten Klungkung untuk tahun 1990 adalah 1246 sedangkan angka kelahiran untuk tahun 2000 adalah 1092 a. Angka Kelahiran Kasar Angka kelahira kasar adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 penduduk yang diambil pada pertengahan tahun sehingga dari definisi tersebut angka kelahiran kasar dapat dihitung sebagai berikut:

Tahun 1990 Angka Kelahiran Kasar = = 8,3 per 1000 penduduk

Tahun 2000 Angka Kelahiran Kasar = = 7,0 per 1000 penduduk

b. Angka Fertilitas Umum Angka fertilitas umur spesifik adalah nilai yang menyatakan jumlah kelahiran yang dialami dalam satu tahun dibandingkan dengan 1000 penduduk wanita pada tahun tersebut, sehingga dari pengertian tersebut diperoler rumusan perhitungan sebagai berikut: Tahun 1990 Angka Fertilitas Umum = Tahun 2000 Angka Fertilitas Umum = = 25,7 per 1000 wanita usia subur = 29,3 per 1000 wanita usia subur

c. Ratio Anak Wanita Ratio anak wanita merupakan ukuran fertilitas yang menyatakan banyaknya jumlah balita yang kemudian dibandingkan dengan jumlah wanita usia subur yang ada di tahun tersebut, dengan definisi tersebut maka ratio anak wanita dapat dihitung dengan rumus berikut:

Tahun 1990 Jumlah anak di bawah umur 5 tahun Jumlah wanita umur 15 - 49 tahun Ratio anak wanita =

= 12249 = 41323

= 296 per 1000 wanita Tahun 2000 Jumlah anak di bawah umur 5 tahun Jumlah wanita umur 15 - 49 tahun Ratio anak wanita = = 13329 = 42540

= 313 per 1000 wanita

Dari perhitungan tersebut maka terlihat bahwa fertilitas penduduk Kabupaten Klungkung tahun 1990 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2000 jika dilihat dari angka kelahiran kasar dan angka fertilitas umum

Kelompok Umur 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-34 40-44 45-49 50-54

Tahun 2000 Kecamatan Banjarangkan Dawan Klungkung Nusa Penida 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,04 0,04 0,10 0,55 0,48 0,49 0,79 1,25 1,21 1,10 1,57 1,79 1,80 1,78 2,19 2,17 2,32 2,20 2,62 2,61 2,77 2,32 2,99 2,85 3,04 2,77 3,43 3,22 3,54 3,04 3,58

Jumlah 0,00 0,06 0,58 1,28 1,90 2,34 2,78 3,12 3,44

TOTAL

1,56

1,56

1,47

1,77

1,59

2.8.5

Pola Penyakit

Pola penyakit merupakan gambaran mengenai penyakit yang ada di masyarakat. Pola penyakit biasanya sangat dipengaruhi oleh faktor pola hidup, ekonomi, dan pendidikan. Kedaan demografi suatu daerah yang menyebabkan adanya perubahan keadaan ekonomi, pola hidup, dan pendidikan secara tidak langsung juga akan berdampak terhadap keadaan kesehatan masyarakatnya Berikut merupakan statistik 10 penyakit dengan kasus terbanyak yang berhasil dilaporkan. Daftar 10 penyakit terbanyak ini diperoleh dari laporan rawat inap dan rawat jalan baik di rumah sakit maupun puskesmas. a. Tahun 1991 (sebelum era keemasan) Berikut 10 penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Kabupaten Klungkung yang menggunakan unit rawat inap: NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PENYAKIT DI UNIT RAWAT INAP PASIEN Diare, gastro enteristis 1377 Persalinan 408 Sebab ostetrik langsung lainnya 163 Cidera intracranical 216 Pneumonia 150 Demam yang tidak diketahui sebabnya 122 Gastritis, deudenitis, dan gangguang lambung lainnya 113 Pertumbuhan janin lambat 75 Tuberkolusis paru lainnya 74 Brinkitis menahun dan yang tidak tergolongkan emfisema dan 72 asma Berikut 10 penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Kabupaten

Klungkung yang dengan rawat jalan. NO 1 2 3 4 5 PENYAKIT DI UNIT RAWAT JALAN Diare, gastro enteristis ISPA Luka terbuka lainnya Penyakit keadaan bayi pada bibir dan jaringan penyangga Penyakit gusi dan periodental PASIEN 2059 1838 1520 903 799

6 7 8 9 10

Tanda, gelaja, dan keadaan yang tidak jelas Tuberkolusis paru lainnya Brinkitis menahun dan yang tidak tergolongkan emfisema dan asma Penyakit pulpa dan periperal Pneumonia

735 733 732 675 671

Dari data tersebut maka terlihat bahwa penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Kabupaten Klungkung sebelum era keemasan yaitu tahun 1991 adalah tipe-tipe penyakit menular seperti diare, dan penyakit yang berhubungan dengan PHBS seperti ISPA. Yang cukup menarik adalah data rawat inap tahun 1991 menunjukan proporsi yang tinggi untuk penyakit diare, ini mengindikasikan bahwa masyarak Kabupaten Klungkung saat itu belum memahami bagaimana cara penanganan awal penderita diare sehingga kondisi pasien menjadi terus memburuk. Panderita diare seharusnya diberikan minum yang banyak untuk mencegahnya mengalami dehidrasi, namun dulu banyak orang yang beranggapan bahwa orang diare harus menghindari minum agar fesesnya menjadi padat, kesalahan persepsi itulah yang mungkin membuat kondisi penderita diare di Kabupaten Klungkung memburuk sampai membutuhkan rawat inap.

b. Tahun 2000 (saat era keemasan) Berikut 10 penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Kabupaten Klungkung yang dengan rawat inap: NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PENYAKIT DI UNIT RAWAT INAP Cidera, YTD, YTT, dan daerah badan Penyakit gusi, jaringan periodental, dan tulang alveolar ISPA Diare, gastro enteristis Gejala, tanda, penemuan lain tidak normal, YTK di tempat lain Demam yang tidak diketahui sebabnya Fraktur tulang gerak Penyakit pulpa dan periperal Konjungtivitis Oenyakit kulit, subkutan PASIEN 2328 1064 988 816 564 512 475 468 368 252

Berikut 10 penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Kabupaten Klungkung yang dengan rawat jalan. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PENYAKIT DI UNIT RAWAT JALAN Diare, gastro enteristis Cidera intracranial Kesulitan persalinan Penyakit kehamilan dan persalinan Kejang YTT Bronkitis dan bronkialis akut Kehamilan abortus Pertumbuhan janin lambat Asma Perawatan ibu berkaitan dengan janin PASIEN 2059 1838 1520 903 799 735 733 732 675 671

Dari data tersebut terlihat bahwa penyakit yang dominan di unit rawat inap adalah cidera dan fraktur, serta penyakit yang diagnosanya belum dapat dipastikan. Cidera dan fraktur tulang gerak banyak terjadi kemungkinan terjadi karena tingginta mobilitas penduduk dalam bertransportasi sehingga sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Penyakit yang diagnosisnya belum jelas bukan berati menunjukan kekurangmampuan tenaga kesehatan, melainkan lebih karena sistem klasifikasi penyakit yang lebih baru dimana tahun 2000 rumah sakit dan puskesmas di Indonesia sudah menggunakan panduan ICD X.

Untuk rawat jalan, terlihat bahwa disana penyakit yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang mendominasi, hal ini bukan berarti menunjukan bahwa penyakit yang behubungan dengan persalinan meningkat, bisa saja hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan kesadaran dari perempuan dan ibu rumah tangga untuk memeriksakan dirinya secara rutin ke puskesmas, bidan, maupun rumah sakit. Tidak seperti tahun 1991, dimana penderita TBC masih banyak, di tahun 2000 TBC sudah tidak masuk sebagai daftar 10 penyakit terbanyak, baik di rawat inap maupun rawat jalan. Data statistik tahun 2000 juga menunjukan berkurangnya penderita diare yang dirawat inap sekalipun jumlah penderita diare yang dirawat jalan tetap tinggi. Ini menunjukan masyarakat telah paham bagaimna cara penanganan awal penderita diare sehingga kondisi tidak semakin memburuk yang nantinya memerlukan tindakan rawat inap.

2.8.6

Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah rata-rata banyaknya pendapatan seorang masyarakat yang dihitung berdasarkan nilai uang dalam kurun waktu tertentu dimana biasanya yag digunakan adalah satu bulan kalander masehi. Dari data statistik ekonomi Kabupaten Klungkung maka diketahui pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Klungkung adalah sebagai berikut
KECAMATAN 1 2 3 4 Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan Kabupaten Klungkung TAHUN 1993 1,6 1,58 2,21 2,08 1,86 1994 1,83 1,8 2,52 2,35 2,14 1995 2,11 2,01 2,84 2,67 2,41 1996 2,43 2,31 3,26 3,05 2,77 1997 2,72 2,59 3,67 3,39 3,11 1998 3,96 3,57 4,96 4,58 4,27

6 5 4 3 2 1 0 1993 1994 1995 1996 1997 1998 Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan

Pendapatan Perkapita Penduduk Kabupaten Klungkung


5 4 3 2 1 0 1993 1994 1995 1996 1997 1998 Kabupaten Klungkung

Dari grafik terlihat bahwa pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Klungkung meningkat setiap tahunnya di semua kecamatan, bahkan ketika memasuki masa krisis moneter yaitu tahun 1997 dan 1998, pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Klungkung masih tetap mengalami peningkatan yang signifikan. Walaupun pendapatan perkapita merupakan indikator yang peling sering digunakan untuk mengukur tingkat ekonomi masyarakat namun data ini tidak dapat langsung digunakan untuk menyimpulkan bahwa keadaan ekonomi masyarakat Kabupaten Klungkung terus membaik, karena ada faktor lain yang bisa membuat kenaikan pendapatan perkapita menjadi tidak berarti, yaitu inflasi atau penurunan nilai mata uang.

2.8.7

Tindak Kriminal

Tindak kriminal berkaitan erat dengan keadaan ekonomi daerah tersebut selain juga faktor kemampuan aparat keamanan dalam menegakan hukum. Berdasarkan statistik maka terlihat bahwa jumlah kejahatan yang berhasil ditangani pemerintah tahun 1991 lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2000. Ada dua kemungkinan untuk hal ini, yang pertama yaitu bahwa situasi keamanan Kabupaten Klungkung memang semakin kondusif, atau bisa juga aparat kemanan di tahun 1991 lebih tegas menjalankan hukum sehingga lebih banyak mampu menangkap pelaku kejahatan. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 TINDAK KRIMINAL Korupsi Penganiayaan Kesusilaan Pencurian Penghinaan Melanggar kemerdekaan orang lain Kealpaan Pembunuhan Penggelapan Penipuan Penadahan Merusak barang Mengganggu ketertiban umum Perjudian Lain lain TOTAL TAHUN 1991
0 15 4 32 0 3 28 0 0 2 2 0 2 23 2035 2146

TAHUN 2000
1 8 0 19 0 0 30 1 1 0 0 3 0 1 1820 1884

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Kabupaten Klungkung merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Bali, dimana Kabupaten Klungkung meruapakan satu-satunya kabupaten di Bali yang wilayah daratan terluasnya bukan berada di Pulau Bali melankan di Pulau Nusa Penida. Klungkung yang terbagi menjadi 4 wilayah administrasi yaitu Kecamatan Nusa Penida, Banjarangkan, Klungkung, dan Dawan memiliki jumlah penduduk sebanyak 150.493 pada tahun 1990, 155.262 pada tahun 2000, dan 170055 pada tahun 2010. Dari hasil perhitungan angka ketergantungan, maka diketahui bahwa angka ketergantungan total penduduk Kabupaten Klungkung dari tahun 1990, 2000, dan 2010 berturut-turut adalah 57,4 untuk 100 penduduk, 48,8 untuk 100 penduduk, dan 49,4 untuk 100 penduduk. Dari angka ketergantungan tersebut maka diketahui bahwa Kabupaten Klungkung telah berada pada era keemasan dalam rentang waktu antara tahun 1990 hingga 2000, dan masih berada di era keemasan di tahun 2010. Dengan perhitungan matematis maka dapet diestimasi bahwa Kabupaten Klungkung memasuki era keemasan di tahun 1999 dan akan berakhir di tahun 2020. Dengan membandingkan antara keadaan kesehatan, ekonomi dan sosial penduduk Kabupaten Klungkung sebelum dan saat era keemasan maka bisa diketahui hubungan antara demografi penduduk dan faktor-faktor tersebut. Dan setelah melakukan perbandingan diketahui bahwa: Angka kelahiran saat era keemasan lebih tinggi dibandingkan dengan angka kelahiran sebelum era keemasan. Migrasi masuk lebih besar dibandingkan keluar saat era keemasan sebaliknya, sebelum era keemasan migrasi keluar lebih banyak dibandingkan migrasi

masuk, dimana hal ini kemungkinan terjadi karena meningkatnya keadaan ekonomi Kabupaten Klungkung

Anda mungkin juga menyukai