Disusun oleh:
DISETUJUI
Pembimbing/Coach Mentor
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI KEGIATAN
NILAI-NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA
Telah diperbaiki dan disempurnakan sesuai masukan dari pembimbing, mentor, dan penguji
pada Seminar Laporan Kegiatan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi ASN Golongan III
Angkatan XXIX yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi
Bali pada Selasa, 5 Oktober 2021 di Hotel Puri Nusa Indah Denpasar Bali.
MENGETAHUI
Pembimbing/Coach Mentor
Penguji
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.3.2 Konsep Aktualisasi ............................................................................................ 17
3.2.1 Melakukan Koordinasi Dengan Kepala Puskesmas dan Lintas Sektor ............. 39
3.2.6 Melakukan Evaluasi Terhadap Kinerja Website dan Media Sosial ................... 69
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 78
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 20. Penerapan nilai ANEKA dalam mempublikasi dan menyebarluaskan
konten....................................................................................................................................... 67
Tabel 21. Analisis dampak apabila kegiatan publikasi dan penyebarluasan konten
tidak dilandasi nilai ANEKA. .................................................................................................. 68
Tabel 22. Pelaksanaan kegiatan evaluasi terhadap kinerja website dan akun media
sosial puskesmas. ..................................................................................................................... 70
Tabel 23. Penerapan nilai ANEKA pada kegiatan evaluasi terhadap kinerja website
dan akun media sosial pukesmas. ............................................................................................ 72
Tabel 24. Analisis dampak apabila kegiatan evaluasi kinerja website dan media
sosial tidak dilandasi dengan nilai ANEKA. ........................................................................... 73
Tabel 25. Tabek aktualisasi nilai ANEKA pada tiap kegiatan dan tahapan kegiatan.
.................................................................................................................................................. 74
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 24. Sosialisasi website dan akun sosial media puskesmas melalui
WhatsApp ................................................................................................................................ 66
Gambar 25. Sosialisasi website dan akun media sosial puskesmas kepada pasien
yang berkunjung di Puskesmas Banjar I .................................................................................. 66
Gambar 27. Statistik kunjungan website puskesmas ............................................................... 71
Gambar 28. Statistik paparan dan tanggapan dari salah satu konten yang
dipublikasikan di Facebook. .................................................................................................... 71
Gambar 29. Menyampaikan laporan hasil analisis kinerja website kepada Kepala
Puskesmas. ............................................................................................................................... 72
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945),
diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan
mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan pemersatu
bangsa memiliki peran penting dalam mencapai tujuan nasional. Sayangnya selama ini ASN
banyak mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Masyarakat yang selama ini tidak puas
dengan pelayanan instansi pemerintah menganggap bahwa ASN itu lambat dalam bekerja,
tidak inovatif, gagap teknologi (gaptek), kurang ramah, dan sering korupsi, hal tersebut bisa
menjadi indikator bahwa karakter pegawai ASN masih belum terbentuk dengan baik sehingga
diperlukan pendidikan yang bisa meningkatkan kualitas karakter ASN.
1
(UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif (promosi kesehatan) dan
preventif (pencegahan penyakit) di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki tiga fungsi utama
yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Salah satu upaya
kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan puskesmas yaitu pelayanan promosi kesehatan.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan promosi kesehatan dibutuhkan tenaga fungsional
penyuluh kesehatan masyarakat untuk mengelola promosi kesehatan di puskesmas secara
profesional dan mampu untuk mengelola serta menyelenggarakan pelayanan yang bersifat
promotif dan preventif.
Sekarang adalah zaman internet of things (IoT), yaitu zaman ketika hampir semua
kegiatan manusia dilakukan dengan secara daring dengan internet, mulai dari komunikasi,
hiburan, sampai transaksi ekonomi. Pemanfaatan internet menjadi semakin dirasa perlu terlebih
di era pandemi COVID-19 seperti saat ini yang mana pembatasan kontak fisik membuat orang
lebih aman jika melakukan sesuatu dari rumah.
Berdasarkan data survei BPS, jumlah pengguna internet di Bali pada tahun 2019
sejumlah 54,8%, dan berdasarkan hasil proyeksi, angka tersebut akan meningkat menjadi
71,9% di tahun 2021, yang artinya hampir tiga per empat penduduk Bali sudah mengenal dan
menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari mereka. Di masa depan dipastikan jumlah
pengguna internet akan semakin banyak dan pemanfaatan internet akan semakin beragam,
karena itu semua organisasi termasuk instansi pemerintah harus bisa mulai beradaptasi dan
memanfaatkan internet dalam pengembangan layanan terhadap masyarakat.
2
Gambar 1. Proporsi pengguna internet di Bali.
80%
70%
72%
60%
62%
50%
54%
40% 46%
30% 39%
20%
10%
0%
2017 2018 2019 2020 2021
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2015-2019.
Salah satu bentuk pemanfaatan internet yang paling umum adalah sebagai sarana
komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media informasi yang dulunya hanya berupa media
cetak, radio, dan televisi, kini perlahan digantikan oleh media daring. Masyarakat terutama
yang usianya masih muda lebih menyukai media daring karena mereka bisa lebih leluasa
memilih informasi yang ingin dibaca, bisa bebas memilih waktu kapan informasi itu ingin
dibaca, dan dengan internet mereka bisa melakukan komunikasi dua arah, baik secara langsung
maupun melalui komentar yang mereka publikasi.
3
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan khususnya di wilayah kerja
Puskesmas Banjar 1 mengingat kegiatan promotif merupakan tonggak awal mewujudkan
masyarakat yang sehat. Dengan kegiatan promosi kesehatan yang dipadukan dengan kegiatan
preventif yang rutin dan berkelanjutan pada akhirnya akan membawa dampak pada
berkurangnya angka kesakitan, penyakit menular, dan tidak menular yang membutuhkan
tindakan kuratif ataupun rehabilitatif yang relatif memerlukan biaya yang besar.
Dalam aktualisasi ini penulis akan melaksanakan kegiatan dengan menerapkan nilai-
nilai dasar ASN, diantaranya nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,
dan anti korupsi sesuai dengan kedudukan dan peran Aparatur Sipil Negara dalam kerangka
NKRI (Manajemen Aparatur Sipil Negara, Pelayanan Publik, dan Whole of Government).
Aktualisasi dilaksanakan mulai dari tanggal 19 Agustus sampai dengan 3 Oktober 2021 dan
bertempat di wilayah kerja Puskesmas Banjar I.
4
1.4 Profil Penulis
Gambar 2. Pas foto penulis
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
Wilayah kerja Puskesmas Banjar I mewilayahi 11 desa. Sekitar 50% wilayah kerja
Puskesmas Banjar I merupakan daerah perbukitan dan 50% merupakan dataran rendah. Waktu
tempuh masyarakat untuk mencari pelayanan kesehatan rata-rata 15-20 menit yang didukung
oleh alat serta sarana transportasi lancar kecuali beberapa banjar atau dusun di kawasan
perbukitan seperti banjar atau dusun yang ada di desa Sidetapa, Tigawasa, Pedawa, dan
Cempaga, yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam.
6
Gambar 4. Peta wilayah kerja Puskesmas Banjar 1
Wilayah kerja Puskesmas Banjar I memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin
musim dan terdapat kemarau dan penghujan. Faktor ketinggian tempat menentukan
besarnya curah hujan. Curah hujan terendah di daerah pantai dan tertinggi di daerah
pegunungan.
Wilayah kerja Puskesmas Banjar I terbagi atas 11 Desa dengan 50 dusun, yaitu:
7
2.1.2 Kondisi Demografis
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Banjar I tahun 2020 adalah 48.544 jiwa
dengan jumlah penduduk laki-laki 23.526 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 25.018 jiwa
(Pendataan keluarga tingkat kecamatan tahun 2020) dengan tingkat kepadatan penduduk
sebesar 504 jiwa per kilometer persegi, dimana wilayah yang mempunyai kepadatan tertinggi
adalah Desa Temukus dengan kepadatan 1222,7 jiwa per kilometer persegi sedangkan yang
mempunyai kepadatan terendah adalah Desa Banjar Tegeha dengan kepadatan 171,5 jiwa per
kilometer persegi.
Misi : 1. Melaksanakan Upaya Kesehatan Wajib Secara Optimal, Adil dan Merata
dengan Mengutamakan Mutu Pelayanan
2. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dan Kerja Sama Lintas Sektoral
dalam Pembangunan Kesehatan
3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
4. Mengembangkan Sarana dan Prasarana sesuai dengan Standar Pelayanan
yang Mengutamakan Kualitas Pelayanan
8
2.1.4 Struktur Organisasi
Gambar 5. Struktur organisasi di Puskesmas Banjar I
KEPALA PUSKESMAS
Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat Koordinator Upaya Kesehatan Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan Koordinator Jaringan dan Jejaring
(UKM) Esensial dan Perkesmas Masyarakat (UKM) Pengembangan (UKP) Laboratorium dan Farmasi Pelayanan Puskesmas
Promosi Kesehatan KIA dan KB Kesehatan Lansia IGD, VK, Rawat Inap Pol. Kesehatan Ibu Bides Banjar Bides B. Tegeha
1. Kesehatan Ibu
2. Kesehatan Anak
Gizi 3. Program KB UKGMD Pol. Umum Pol. Anak & Gizi Bides Banyuseri Bides Cempaga
Kesehatan Lingkungan Kesehatan Jiwa Pol. Gigi Farmasi Bides Dencarik Bides Kaliasem
Berikut adalah uraian tugas Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 66/Menkes-Kesos/SK/I/2001
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan
Angka Kreditnya:
10
8. Mengumpulkan data sekunder dalam rangka identifikasi potensi wilayah yang berasal dari
beberapa sumber;
9. Melakukan analisis hasil tabulasi data secara analitik untuk identifikasi potensi wilayah;
10. Menyusun laporan hasil pelaksanaan identifikasi potensi wilayah yang memakai satu
instrumen;
11. Menyusun rancangan strategi penyuluhan kesehatan tingkat kecamatan untuk program
terpadu;
12. Menyusun rancangan Strategi penyuluhan kesehatan tingkat kabupaten untuk program
terpadu;
13. Menyusun materi penyuluhan kesehatan untuk media radio dalam bentuk spot radio;
14. Menyusun materi penyuluhan kesehatan untuk media radio dalam bentuk ceramah;
15. Menyusun materi penyuluhan kesehatan untuk media televisi dalam bentuk spot;
16. Menyusun materi penyuluhan kesehatan untuk media televisi dalam bentuk filler;
17. Menyusun materi penyuluhan kesehatan untuk media televisi dalam bentuk drama seni;
18. Menyusun materi penyuluhan kesehatan untuk media luar ruangan dalam bentuk
megatron;
19. Menyusun materi penyuluhan kesehatan untuk media tatap muka dalam bentuk konseling;
20. Menyusun materi penyuluhan untuk media cetak dalam bentuk leaflet;
21. Menyusun materi penyuluhan untuk media tradisional;
22. Melaksanakan uji coba media audio visual dengan durasi lebih dari 1 menit;
23. Melaksanakan uji coba media cetak dengan jumlah halaman lebih dari 1 halaman;
24. Mengolah hasil uji coba materi penyuluhan media cetak;
25. Melakukan penyempurnaan hasil uji coba media cetak;
26. Menyusun laporan hasil uji coba dengan menggunakan satu jenis instrumen;
27. Melaksanakan evaluasi hasil uji coba dengan menggunakan satu jenis instrumen;
28. Melakukan evaluasi atas proses dan hasil penyuluhan media luar ruangan;
29. Melakukan tabulasi dan pengolahan data hasil evaluasi media penyuluhan secara manual
lebih dari 10 variabel;
30. Melakukan pertemuan lintas sektor/ program di tingkat kabupaten dalam rangka
memprakonsikan kegiatan penyuluhan kesehatan;
31. Melakukan identifikasi untuk sasaran tertier dalam rangka pelaksanaan advokasi
kesehatan;
32. Menyusun perencanaan untuk advokasi kesehatan tingkat provinsi;
33. Melaksanakan advokasi tingkat provinsi;
11
34. Melaksanakan kegiatan penggalangan dukungan sosial pada tingkat provinsi;
35. Mengembangkan kegiatan dukungan sosial berupa pemantauan;
36. Menyusun laporan hasil kegiatan penggalangan dukungan sosial secara deskriptif;
37. Melaksanakan penyuluhan secara langsung pada kelompok dengan demonstrasi/ praktik;
38. Melaksanakan penyuluhan secara langsung pada individu dengan demonstrasi/praktik;
39. Melaksanakan penyuluhan tidak langsung melalui pelayanan surat menyurat;
40. Melaksanakan tugas sebagai pramuwicara dalam pameran yang bersifat nasional;
41. Memberikan layanan konseling untuk sasaran dengan pendidikan sama atau lebih dari
tingkat menengah;
42. Menyusun konsep pedoman/ panduan/ juknis pengembangan pedoman penyuluhan
kesehatan masyarakat untuk satu program;
43. Menyusun konsep pedoman/ panduan/ juknis sebagai penyaji dalam rangka
pengembangan pedoman penyuluhan;
44. Menyusun konsep pedoman/ panduan/ juknis sebagai pembahas untuk satu program dalam
rangka pengembangan pedoman penyuluhan;
45. Menyusun kerangka acuan dalam rangka penyempurnaan kebijakan pengembangan
penyuluhan yang sudah ada;
46. Menyiapkan bahan, data, informasi dalam rangka merumuskan kebijakan pengembangan
penyuluhan kesehatan masyarakat yang sudah ada;
47. Menyusun kerangka acuan dalam rangka penyempurnaan kebijakan pengembangan
penyuluhan yang bersifat pembaharuan;
48. Menyiapkan bahan, data, informasi dalam rangka merumuskan kebijakan pengembangan
penyuluhan kesehatan yang bersifat pembaharuan;
49. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/ informasi untuk merumuskan pengembangan
metode penyuluhan yang bersifat penyempurnaan;
50. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/ informasi untuk merumuskan pengembangan
metode penyuluhan yang bersifat pembaharuan;
Isu merupakan serapan Bahasa Inggris dari kata issue yang secara harfiah bisa
diterjemahkan sebagai suatu topik atau masalah yang bisa dibahas atau didiskusikan.
12
Berdasarkan pengertian tersebut maka isu dimulai dari adanya sebuah permasalahan. Masalah
sendiri bisa diartikan sebagai kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.
13
No. Masalah Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan
proses pelaporan data balita dan
ibu hamil menjadi terhambat.
4 Kurang optimalnya Peserta vaksinasi yang ditunda Peserta vaksinasi yang
sosialisasi akan mendapatkan surat ditunda mengetahui tahapan
mengenai langkah keterangan penundaan vaksin, yang harus dilakukan
tindak lanjut bagi namun banyak peserta yang setelah mereka dinyatakan
peserta vaksinasi mengira bahwa tahapan ditunda, yaitu
COVID-19 yang vaksinasi mereka cukup sampai memeriksakan diri ke
mengalami di sana, padahal mereka puskesmas untuk
penundaan. seharusnya datang ke mendapatkan penanganan
puskesmas untuk mendapatkan lebih lanjut atau mendapat
penanganan lebih lanjut atau rujukan ke dokter spesialis.
untuk mendapatkan rujukan ke
spesialis sehingga tubuh mereka
kembali sehat, stabil, dan siap
menerima vaksin COVID.
5 Kurang optimalnya Puskesmas Banjar I sudah Puskesmas Banjar I
pemanfaatan media memiliki akun media sosial di memiliki website resmi dan
daring sebagai Facebook dan Instagram namun akun media sosial yang aktif
sarana promosi kedua akun tersebut tidak aktif dan mampu menyediakan
kesehatan. dan belum pernah digunakan layanan informasi kesehatan
sebagai sarana untuk yang kredibel dan
menyebarluaskan informasi bermanfaat luas bagi
kesehatan, sementara itu ada masyarakat.
masyarakat yang membutuhkan
informasi kesehatan secara
daring dan banyak informasi
menyimpang yang beredar di
media sosial.
Dari kelima masalah tersebut, perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui apakah
permasalahan tersebut bisa diangkat sebagai isu atau tidak. Adapun teori yang bisa digunakan
untuk mengidentifikasi isu yaitu teori APKL, yaitu masalah diidentifikasi berdasarkan kriteria
aktual, problematik, kekhayalakan, dan kelayakan.
a. Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang
menjadi pembicaraan orang banyak.
b. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya.
14
c. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab.
Kriteria Isu
No. Masalah
A P K L
1 Kurang optimalnya kegiatan inventarisasi media Tidak
✓ ✓ ✗ ✓
promosi kesehatan
2 Kurang optimalnya kegiatan advokasi dan Iya
pemberdayaan masyarakat terkait pemanfaatan ✓ ✓ ✓ ✓
jamban di Desa Tigawasa.
3 Kurang optimalnya kegiatan advokasi terkait Iya
✓ ✓ ✓ ✓
pengadaan bidan desa di Desa Kaliasem.
4 Kurang optimalnya sosialisasi mengenai langkah Iya
tindak lanjut bagi peserta vaksinasi COVID-19 yang ✓ ✓ ✓ ✓
mengalami penundaan.
5 Kurang optimalnya pemanfaatan media daring sebagai Iya
✓ ✓ ✓ ✓
sarana promosi kesehatan.
Berdasarkan hasil tersebut maka ada dua isu yang bisa diangkat yaitu masalah kurang
optimalnya kegiatan advokasi dan pemberdayaan masyarakat terkait sanitasi dan pemanfaatan
jamban di Desa Tigawasa, masalah kurang optimalnya kegiatan advokasi terkait pengadaan
bidan desa di Desa Kaliasem, kurang optimalnya sosialisasi mengenai langkah tindak lanjut
bagi peserta vaksinasi COVID-19 yang mengalami penundaan, serta masalah kurang
optimalnya pemanfaatan media daring sebagai sarana promosi kesehatan.
Setelah dilakukan identifikasi isu, maka perlu dilakukan analisis untuk menentukan isu
prioritas. Metode yang digunakan dalam penentuan isu prioritas adalah metode USGR, yaitu
penentuan isu berdasarkan indikator urgency, seriousness, growth, dan rationality.
• Urgency yaitu seberapa mendesak isu tersebut untuk segera dibahas dan dipecahkan
masalahnya.
• Seriousness yaitu seberapa serius dampak negatif yang ditimbulkan dari isu tersebut.
• Growth yaitu seberapa besar dampak negatif yang mungkin ditimbulkan apabila isu
tersebut dibiarkan berlarut-larut.
15
• Rationality yaitu seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan dengan sumber daya
yang ada saat ini.
Selanjutnya setiap indikator dalam USRG akan diberikan skala likert dengan rentang
nilai skor 1-5 sehingga penentuan isu prioritas bisa ditentukan berdasarkan jumlah skor yang
paling tingg.
Isu ini mendapatkan nilai tinggi berdasarkan kriteria urgent mengingat saat ini sedang
terjadi pandemi COVID-19 yang membatasi interaksi fisik dan mobilitas masyarakat sehingga
kegiatan penyuluhan dengan mengumpulkan massa sulit dilakukan, saat ini juga marak
informasi yang menyimpang (hoax) terkait virus dan vaksinasi COVID-19 yang beredar di
media sosial. Dalam situasi demikian peran aktif puskesmas dalam memberikan informasi yang
benar di media sosial semakin dibutuhkan.
Pada kriteria growth diberikan skor tinggi mengingat pertumbuhan pengguna di internet
semakin banyak dan intensitas penggunaan gawai semakin tinggi. Jika pemerintah yang dalam
hal ini puskesmas tidak segera ikut terlibat dalam penyampaian informasi, maka arus informasi
di masyarakat justru akan didominasi oleh sumber-sumber yang tidak kredibel yang berpotensi
menyebarkan informasi menyimpang (hoax) yang mana hal tersebut menumbuhkan rasa
ketidakpercayaan pada pemerintah dan berimbas pada terhambatnya program puskesmas yang
melibatkan masyarakat.
16
Skor yang tinggi juga diberikan pada kriteria rationality karena isu tersebut masih
mungkin untuk diselesaikan dalam kegiatan aktualisasi latsar yang waktu pelaksanaannya
sangat terbatas.
Ada beberapa penyebab kurang optimalnya pemanfaatan media daring sebagai sarana
promosi kesehatan di Puskesmas Banjar I, salah satunya adalah karena belum adanya sistem
dan sarana dalam pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan, karenanya gagasan pemecahan isu
yang penulis tawarkan adalah “Pemanfaatan website dan media sosial sebagai sarana
promosi kesehatan di Puskesmas Banjar I”
A. Akuntabilitas
17
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
• Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
• Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis
• Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintah
dan pelayanan publik
• Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan
B. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak sekedar
wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Nasionalisme yang diaplikasikan oleh seorang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah nasionalisme Pancasila, yaitu pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Untuk itu pegawai ASN harus memahami dan mampu mengaktualisasikan Pancasila
dan semangat nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan fungsi dan
tugasnya, sesuai bidangnya masing-masing. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan
negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dengan mental bloknya, tetapi akan
senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.
C. Etika Publik
18
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-undang ASN,
yakni sebagai berikut:
D. Komitmen Mutu
E. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah sikap dan perilaku untuk tidak mendukung adanya upaya untuk
merugikan keuangan negara dan perekonomian negara, singkatnya ialah sikap menentang
terhadap adanya korupsi. Korupsi dapat diartikan sebagai perbuatan yang tidak baik, buruk,
19
curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma
agama, material, mental dan umum. Menurut Undang-undang Nomor 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: kerugian keuangan
negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi. Nilai-nilai dasar anti korupsi: jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
F. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik (UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik).
Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani keperluan orang
atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu,
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan
kepuasan kepada penerima pelayanan.
G. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang
unggul selaras dengan perkembangan zaman.
H. Whole of Goverment
20
2.3.3 Matriks Rancangan Aktualisasi
21
Adapun rancangan kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di Puskesmas Bajar I disajikan dalam tabel kegiatan di bawah ini:
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
1 Melakukan 1. Mempersiapkan bahan Output: Akuntabilitas: Koordinasi terkait rancangan Koordinasi dengan
koordinasi dengan koordinasi Proposal rancangan • Data pendukung rancangan ini ditunjukkan untuk Kepala Puskesmas dan
kepala puskesmas aktualisasi dan data aktualisasi diambil dari sumber mewujudkan visi puskesmas pemegang program
dan lintas sektor. yang mendukung yang kredibel dan bisa yaitu menjadikan Puskesmas merupakan wujud
rancangan dipertanggungjawabkan. Banjar I sebagai puskesmas kejujuran dan
aktualisasi. Etika publik: yang bermutu menuju keterbukaan khususnya
• Rancangan aktualisasi benar- masyarakat yang sehat dan antar sesama pegawai di
benar diniatkan untuk mandiri. Puskesmas.
memberikan manfaat bagi Adapun kegiatan koordinasi
masyarakat khususnya di sangat terkait dengan misi
wilayah kerja Puskesmas puskesmas nomor 2 yang
Banjar I menekankan tentang kerja
Anti korupsi: sama dan kemitraan.
• Informasi dan data rancangan
ini disampaikan dengan jujur,
tidak ada yang ditambah atau
dikurangi.
2. Menyampaikan Output: Akuntabilitas:
rancangan aktualisasi Izin dari Kepala • Hasil koordinasi dicatat dalam
kepada Kepala Puskesmas untuk notulen dan diarsipkan.
Puskesmas. melanjutkan Etika Publik:
rancangan dan • Gagasan rancangan aktualisasi
jadwal pertemuan disampaikan dalam bahasa
untuk pembahasan yang sopan.
lebih lanjut:
22
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
Bukti:
Notulen, dan foto
kegiatan.
23
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
24
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
25
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
28
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
Komitmen mutu
• Topik yang diangkat dalam
konten merupakan topik yang
hangat dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas
Banjar I.
• Konten dipilih dari sumber
yang kredibel.
• Konten yang dipilih sifatnya
kekinian (up to date)
• Gambar atau video yang
dijadikan konten adalah
gambar atau video dengan
resolusi yang baik (tidak
pecah)
Anti korupsi
• Kegiatan dilakukan saat jam
istirahat atau setelah jam
pulang.
2. Membuat konten Konten dalam Akuntabilitas:
bentuk artikel • Konten dibuat berdasarkan
ataupun grafis bahan atau sumber kredibel
yang telah dipilah sebelumnya.
Nasionalisme:
• Konten dibuat dengan
mengutamakan aspek
kemanfaatan bagi masyarakat
luas khususnya masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas
Banjar I.
29
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
31
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
5 Mempublikasikan 1. Mempublikasikan Konten yang sudah Akuntabilitas: Dengan mempublikasikan Dalam melakukan
dan konten di website dipublikasi di • Melaporkan setiap konten yang informasi kesehatan di publikasi, nilai
menyebarluaskan puskesmas website puskesmas dipublikasikan di website website dan media sosial, keterbukaan dalam
konten di website kepada Kepala Puskesmas. maka diharapkan masyarakat organisasi penting agar
dan media sosial Nasionalisme: bisa secara aktif dan mandiri masyarakat bisa
• Konten yang dipublikasi harus mencari informasi kesehatan. memperoleh informasi
bisa dilihat oleh semua Hal ini sesuai dengan misi yang jujur dan tidak
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Banjar I nomor 2 menyimpang dari
Puskesmas Banjar I tanpa yaitu meningkatkan kualitas kebenaran yang
memandang latar belakang sumber daya manusia yang sesungguhnya. Selain
suku, ras, maupun agamanya. dalam hal ini adalah itu, nilai sopan santun
Komitmen mutu: masyarakat di wilayah kerja juga penting agar apa
• Memastikan konten yang Puskesmas Banjar I, serta yang disampaikan bisa
dipublikasi bisa diakses secara sesuai dengan visi Puskesmas diterima dengan baik di
daring. Banjar I yaitu “Menjadi masyarakat.
• Menambahkan kategori dan Puskesmas dengan Pelayanan
kata kunci di setiap konten Bermutu Menuju Masyarakat
yang dipublikasi agar optimal Sehat dan Mandiri”
tampil di mesin pencari seperti
Google.
Anti korupsi:
• Semua konten ditampilkan
secara utuh tanpa ada yang
dikurangi atau disembunyikan.
2. Mempublikasikan Konten yang sudah Akuntabilitas:
konten di akun media dipublikasi di akun • Melaporkan setiap konten yang
sosial puskesmas media sosial dipublikasikan di media sosial
puskesmas kepada Kepala Puskesmas.
Nasionalisme:
• Konten yang dipublikasi harus
bisa dilihat oleh semua
32
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
33
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
mengganggu aktivitas
masyarakat.
Komitmen mutu
• Memperhatikan penulisan
setiap pesan yang akan dikirim.
Anti korupsi:
• Pengiriman pesan WhatsApp
ini dilakukan saat jam istirahat
atau setelah jam pulang.
4. Meminta bantuan Kesediaan rekan Akuntabilitas:
rekan sesama pegawai sejawat, jaringan, • Mengingatkan pihak yang ikut
di puskesmas, jaringan, dan jejaring untuk membantu menyebarkan
serta jejaring menyebarluaskan konten agar jangan sampai
puskesmas untuk konten di akun kalimat yang digunakan dalam
menyebarkan konten di media sosial pribadi penyebaran konten
akun media sosial mereka. menyimpang dari informasi
pribadi mereka. pada website atau media sosial
Bukti:
puskesmas.
Foto hasil kegiatan.
Etika Publik:
• Menyampaikan permintaan
bantuan dengan bahasa yang
sopan.
Anti korupsi:
• Tidak memberikan gratifikasi
kepada pihak-pihak yang telah
membantu menyebarkan
informasi atau konten pada
website dan media sosial
puskesmas.
• Tidak meminta bantuan saat
jam kerja kantor misalnya saat
34
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
35
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
Komitmen mutu:
• Sebanyak mungkin
menganalisis variabel data
yang telah dikumpulkan.
• Analisis data menggunakan
grafik untuk menghindari
kesalahan.
• Evaluasi dilakukan secara
seksama, seksama, dan
komprehensif.
• Evaluasi berorientasi pada
nilai-nilai yang objektif, bukan
subjektif.
Anti korupsi:
• Analisis dilakukan sesuai data
yang dikumpulkan tanpa ada
angka yang ditambah atau
dikurangi.
36
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output dan Bukti Nilai Dasar ASN Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Kegiatan Tujuan dan Arah Organisasi
Organisasi
Etika publik
• Hasil evaluasi disampaikan
dengan bahasa yang sopan.
Komitmen mutu
• Evaluasi dilakukan secara
seksama, teliti, dan
komprehensif.
• Evaluasi berorientasi pada
nilai-nilai yang objektif, bukan
subjektif.
Anti korupsi
• Laporan evaluasi disampaikan
secara jujur sesuai dengan hasil
analisis.
37
2.3.4 Rencana Jadwal Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Banjar I yaitu pada tanggal 19 Agustus 2021 sampai dengan 3 Oktober 2021.
Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan pada tabel berikut:
Keterangan:
= Waktu pelaksanaan kegiatan.
38
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
Setiap tahapan kegiatan dilakukan berdasarkan rancangan aktualisasi dari isu yang
dipilih selama masa habituasi yang dimulai tanggal 19 Agustus hingga 3 Oktober 2021 di
wilayah kerja Puskesmas Banjar I dan lintas sektor terkait. Adapun kegiatan yang dilaksanakan
adalah:
Sebagai bagian dari organisasi, maka segala kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan
puskesmas harus dikoordinasikan dengan atasan, dalam hal ini adalah Kepala Puskesmas,
termasuk kegiatan pembuatan website dan akun media sosial puskesmas. Mengingat bahwa
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Dinas Kesehatan maka kegiatan
pembuatan website juga harus sepengetahuan dari Dinas Kesehatan.
39
bulelengkab.go.id maka dilakukan koordinasi dengan Dinas Komunikasi, Informatika,
Persandian, dan Statistik Kabupaten Buleleng.
Pelaksanaan koordinasi dengan Kepala Puskesmas dan lintas sektor yang rencananya
selesai di akhir minggu ke-3 bukan Agustus ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama dari
perkiraan. Hal tersebut terjadi karena pihak Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan
Statistik meminta agar website dan dokumen penunjang seperti kajian teknis, surat keputusan
penyediaan website dan surat keputusan penunjukan operator dan standar prosedur
operasional, standar prosedur operasional, serta surat rekomendasi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Buleleng harus telah siap sebelum alamat subdomain dengan domain
bulelengkab.go.id diserahkan ke pihak Puskesmas, dengan demikian maka pelaksanaan
kegiatan koordinasi lintas sektor baru bisa selesai di minggu pertama bulan September.
Tabel 6. Pelaksanaan kegiatan koordinasi dengan kepala puskesmas dan lintas sektor
40
Setelah Kepala Puskesmas menyetujui dengan rencana tersebut maka
dilakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng.
Saya dan didampingi oleh Kepala Puskesmas Banjar I menghadap kepada
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng selaku Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
mengungkapkan rencana pembuatan website dan berkonsultasi mengenai
apa saja yang perlu dipersiapkan.
41
Manfaat Manfaat koordinasi dengan Kepala Puskesmas dan lintas sektor adalah
terwujudnya kerjasama lintas sektor dalam mewujudkan pelayanan publik
yang berkualitas bagi masyarakat. Melalui koordinasi lintas sektor, website
resmi Puskesmas Banjar I bisa dibuat sesuai dengan ketentuan perundangan
yang berlaku.
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 6. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Banjar I mengenai rencana pembuatan website
Puskesmas
42
Gambar 8. Koordinasi dan konsultasi dengan pihak Kominfosanti
Tabel 7. Penerapan Nilai ANEKA Pada Kegiatan Koordinasi Dengan Kepala Puskesmas dan Lintas
Sektor.
43
Komitmen Mutu
• Koordinasi dengan Kominfosanti disertai
dengan dokumen pendukung yang lengkap,
yang terdiri dari Kajian Teknis, SK
Pembuatan Website, SK Penunjukan
Operator Website, SOP Pengelolaan
Website, dan Surat Rekomendasi dari Dinas
Kesehatan.
Tabel 8. Analisis dampak apabila kegiatan koordinasi dengan Kepala Puskesmas dan lintas sektor
tidak dilandasi dengan nilai ANEKA.
Nasionalisme • Penulisan surat yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar serta tidak ditulis secara resmi kemungkinan tidak akan
mendapat tanggapan dari Dinas Kesehatan dan Kominfosanti.
Etika Publik • Akan timbul suasana tidak kondusif sehingga pelaksanaan kegiatan ini
tidak akan didukung oleh Kepala Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan
Kominfosanti.
Komitmen • Penyampaian rencana kegiatan yang tidak dilengkapi dengan data yang
Mutu kredibel serta tidak dilengkapi dengan dokumen pendukung akan
membuat pihak Dinas Kesehatan dan Kominfosanti ragu untuk
memberikan dukungan karena menganggap rencana kegiatan ini tidak
serius atau berpotensi untuk gagal dilaksanakan.
Anti Korupsi • Data dan informasi yang tidak disampaikan dengan jujur akan membuat
Kepala Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan Kominfosanti tidak tahu
gambaran kondisi yang sebenarnya sehingga tidak bisa memberikan
saran atas masalah yang nantinya mungkin muncul dalam kegiatan ini.
44
3.2.2 Pembuatan Website dan Akun Media Sosial
Untuk media sosial, dibuat media sosial Facebook dan Instagram. Keduanya media
sosial tersebut dipilih karena penggunanya banyak dan mudah digunakan. Facebook dan
Instagram dikenal memiliki segmentasi pengguna yang berbeda, yang mana kelompok
masyarakat dewasa umumnya menggunakan Facebook sementara kelompok remaja umumnya
menggunakan Instagram.
45
Draft website kemudian dibuat dengan CMS WordPress dengan
alamat IP: 45.90.230.177. Beberapa pengaya ditambahkan untuk
memenuhi kebutuhan tambahan website puskesmas seperti pengaya
statistik kunjungan, sistem pengiriman email, dan SEO.
Dokumentasi Kegiatan
46
Gambar 10. Tampilan halaman depan website Puskesmas
Gambar 11. Tampilan halaman admin sistem pengelolaan website saat pengecekan keamanan.
47
Gambar 12. Pengecekan kecepatan website melalui situs GTmetrix.
Gambar 13. Koordinasi dan konsultasi dengan pihak Kominfosanti melalui WhatsApp
48
Gambar 14. Tampilan akun Facebook Puskesmas Banjar I
49
Tabel 10. Penerapan nilai-nilai ANEKA dalam tahapan pelaksanaan kegiatan pembuatan website
dan akun media sosial Puskesmas Banjar I.
50
• Menggunakan CMS, tema, dan plugin
terbaru sehingga lebih reliabel dan aman.
Anti korupsi:
• Tidak menggunakan sumber daya
puskesmas dalam pembuatan website ini.
• Pengerjaan website dilakukan di luar jam
kerja puskesmas.
• Tidak menyisipkan sesuatu di website
tersebut yang tujuannya adalah untuk
kepentingan pribadi.
Tabel 11. Analisis dampak apabila kegiatan pembuatan website dan akun media sosial puskesmas
tidak dilandasi dengan nilai ANEKA.
Nilai
Dampak Apabila Tidak Diterapkan
ANEKA
Akuntabilitas • Website yang tidak dibuat sesuai dengan koordinasi dengan Kepala
Puskesmas akan menimbulkan kekecewaan atau kesalahpahaman, selain
itu website dan akun media sosial juga tidak akan sesuai dengan
kebutuhan dari puskesmas dan masyarakat.
Etika Publik • Koordinasi yang tidak sesuai etika akan menimbulkan kesalahpahaman
dan suasana komunikasi yang tidak kondusif.
• Jika website tidak dibuat ringan dan menunya sulit diakses, maka akan
ada sebagian golongan masyarakat yang tidak mendapat manfaat dari
keberadaan website tersebut.
51
• Penggunaan produk bajakan atau tanpa seizin dari pembuatnya akan
menimbulkan permasalahan hukum terkait dengan hak kekayaan
intelektual.
Komitmen • Jika website tidak dibuat dengan standar terbaru maka website tidak
Mutu akan bisa diakses di beberapa perangkat sehingga akan ada sebagian
masyarakat yang tidak mendapat manfaat dari keberadaan website
tersebut.
• Website yang tidak menggunakan CMS dan pengaya terbaru akan
membuat website tersebut menjadi rentan untuk diretas (dihack).
Anti Korupsi • Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan saat jam pelayanan akan
mengganggu kegiatan pelayanan di puskesmas.
• Jika saya menggunakan website tersebut untuk kepentingan diri sendiri,
maka masyarakat akan dirugikan dan apa yang saya lakukan adalah
bentuk pelanggaran hukum.
Standar prosedur operasional (SPO) merupakan standar alur kerja dari sebuah kegiatan.
SPO adalah satu hal yang penting dipersiapkan dalam menjalankan website dan akun media
sosial, hal tersebut karena keberadaan SPO sangat berkaitan dengan aspek akuntabilitas
sehingga kontan yang dikonsumsi publik tidak menyalahi aturan, sesuai dengan kebutuhan
instansi, dan bisa dipertanggungjawabkan. Selain SPO dokumen penunjang lain yang penting
adalah surat keputusan mengenai pembuatan website dan surat keputusan mengenai
penunjukan operator website dan akun media sosial itu sendiri.
52
Tahapan Kegiatan 1. Berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas mengenai penyusunan
standar prosedur operasional (SPO) penerbitan konten di media
sosial
2. Membuat rancangan standar prosedur operasional mengenai
penerbitan artikel di website dan media sosial yang kemudian
ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
53
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 15. Konsultasi dengan pihak Dinas Kesehatan dan Kominfosanti Buleleng terkait
penyusunan SOP pengelolaan website serta SK pembuatan website dan penunjukan operator
website
54
Gambar 16. Dokumen SK Penyediaan Website, SK Penunjukan Operator Website, dan SPO
Pengelolaan Website
Tabel 14. Penerapan nilai ANEKA dalam penyusunan standar prosedur operasional pengelolaan
website puskesmas.
55
media sosial kemudian Nasionalisme:
menetapkannya. • Petugas dalam SPO tidak didiskriminasi
berdasarkan latar belakang suku, ras,
maupun agamanya.
• Perancangan SPO dilakukan dengan
mengedepankan prinsip musyawarah.
Komitmen Mutu:
• SPO dan SK dibuat dengan standar yang
sudah ada.
Anti korupsi
• Perancangan SPO mengutamakan
kepentingan umum puskesmas, bukan
kepentingan pribadi atau golongan.
Tabel 15. Analisis dampak apabila kegiatan penyusunan standar prosedur operasional dan surat
keputusan terkait penyediaan dan penunjukan operator website tidak dilandasi dengan nilai ANEKA.
Akuntabilitas • Apabila tidak dibuatkan SK dan SPO maka penanggung jawab dan alur
pelaksanaan pengelolaan website dan akun media sosial menjadi tidak
jelas.
Nasionalisme • SPO yang tidak dilakukan dengan Bahasa Indonesia yang baik dan tidak
dilakukan dengan musyawarah akan menimbulkan kesalahpahaman
dengan staf lain di Puskesmas Banjar I sehingga suasa kerja menjadi
tidak kondusif.
Etika Publik • Kegiatan koordinasi yang tidak didasari dengan etika publik akan
menimbulkan suasana komunikasi yang tidak efektif
Komitmen • SPO dan SK yang dibuat tidak sesuai dengan standar akan membuat
Mutu SPO dan SK itu sulit dipahami oleh pembacanya dan berpotensi
melanggar peraturan yang berlaku.
Anti Korupsi • SPO dan SK yang dibuat untuk kepentingan sendiri akan merugikan
instansi dan masyarakat.
56
3.2.4 Mempersiapkan Konten Yang Akan Dipublikasikan
Sebelum sebuah konten di website dan media sosial dipublikasi dan dikonsumsi oleh
publik, maka konten tersebut perlu dipersiapkan terlebih dahulu, mulai dari konsep, desain,
struktur, hingga penulisan penting diperhatikan agar informasi yang disampaikan dalam konten
bisa menarik perhatian dan dipahami oleh masyarakat.
Tabel 16. Pelaksanaan kegiatan persiapan konten yang akan dipublikasikan di website dan akun
media sosial
Tahapan Kegiatan 1. Mempersiapkan bahan untuk konten berupa data dan informasi dari
sumber yang kredibel.
2. Membuat konten.
3. Meminta kepala puskesmas, dokter, atau pemegang program terkait
untuk mengecek konten yang telah dibuat.
57
Untuk konten yang dibuat dalam bentuk gambar, rancangan konten
dibuat dalam aplikasi Adobe Photoshop dan Microsoft Powerpoint
yang kemudian hasilnya disimpan dalam format PNG atau JPG
kemudian dibagikan kepada pemegang program dan Kepala Puskesmas
untuk dikoreksi. Apabila telah disetujui maka konten akan dipublikasi
di media sosial.
Manfaat Pembuatan konten yang berkualitas penting karena konten ini lah yang
dikonsumsi oleh publik. Dengan membuat artikel berdasarkan sumber
yang kredibel, disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti,
maka diharapkan informasi.
Dokumentasi Kegiatan
58
Gambar 19. Konsultasi dengan pemegang program (PJ Imunisasi) terkait konten yang ingin
dipublikasi.
Gambar 20. Koordinasi dan konsultasi dengan Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program
terkait yang disampaikan melalui pesan WhatsApp
59
Tabel 17. Penerapan nilai ANEKA pada kegiatan mempersiapkan konten yang akan dipublikasikan di
website dan akun media sosial puskesmas.
60
No. Tahapan Kegiatan Output Nilai ANEKA
Tabel 18. Analisis dampak apabila kegiatan persiapan konten tidak dilandasi nilai ANEKA
Akuntabilitas • Jika sumber referensi yang digunakan tidak kredibel maka hal tersebut
berpotensi pada isi konten yang tidak sesuai dengan fakta (hoax)
• Jika konten tidak dicek oleh Kepala Puskesmas maka isi konten bisa tidak
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, konten memuat informasi yang
tidak seharusnya disampaikan di masyarakat, atau isi konten tersebut
tidak sesuai dengan program dan visi misi Puskesmas Banjar I.
61
Nilai Dampak Apabila Tidak Diterapkan
ANEKA
Etika Publik • Penyampaian isi konten yang tidak sopan dapat menimbulkan
kesalahpahaman pada masyarakat sehingga informasi yang ingin tidak
dapat tersampaikan dengan baik.
• Penyampaian isi konten yang tidak sopan akan membuat masyarakat
antipati dan tidak antusias untuk mendukung program puskesmas.
• Jika menulis artikel berdasarkan sebuah sumber dan sumber tersebut tidak
dicantumkan, hal tersebut akan membuat nama baik puskesmas menjadi
turun.
Komitmen • Konten yang tidak kekinian (up to date) dan konten yang tidak disertai
Mutu dengan gambar akan membuat masyarakat kurang antusias dan tidak
tertarik untuk membaca konten tersebut.
• Risiko kesalahan pada konten yang tidak dicek lebih besar, kesalahan
tersebut dapat berupa kesalahan penulisan (redaksional) atau bahkan
kesalahan pada informasi yang dimuat dalam konten itu sendiri.
Anti Korupsi • Pembuatan dan pengecekan konten saat jam pelayanan dapat
mengganggu jalannya pelayanan Puskesmas Banjar I kepada
masyarakat.
Salah satu kelebihan website dan media sosial adalah bahwa media ini memiliki
jangkauan yang sangat luas. Publikasi dan penyebarluasan konten dilakukan agar jumlah
masyarakat yang terpapar oleh konten yang terpublikasi jumlahnya banyak sehingga banyak
semakin banyak juga jumlah orang yang memperoleh informasi yang disampaikan di website
dan media sosial.
Pengunjung website dan media sosial umumnya dibagi menjadi 3, yaitu pengunjung
organik, rujukan, dan promosi. Pengunjung organik yaitu orang yang datang, membaca, atau
menonton sebuah konten atas dasar keinginan mereka sendiri. Ciri khas dari pengunjung ini
adalah mereka datang melalui mesin pencari seperti Google, atau tombol pencarian di media
62
sosial. Pengunjung rujukan adalah orang yang datang, membaca, atau menonton sebuah konten
berdasarkan saran dari orang yang mereka kenal di internet. Karena media sosial sistemnya
berbasis pertemanan maka lalu lintas di akun media sosial paling banyak merupakan
pengunjung rujukan. Terakhir yaitu pengunjung yang datang karena iklan atau promosi.
Karena karakteristik dari 3 jenis pengunjung ini berbeda, maka metode penyebarluasan
kontennya juga berbeda. Untuk mendapatkan pengunjung organik maka dilakukan teknik
search engine optimization (SEO) yaitu teknik agar konten yang dipublikasikan di internet
dianggap sebagai artikel yang berkualitas oleh mesin pencari. Contoh penerapan teknik SEO
adalah dengan penambahan kategori, kata kunci, meta data, penyusunan struktur artikel, dsb.
Untuk pengunjung rujukan yang umumnya merupakan pengguna media sosial maka
teknik penyebarluasan informasinya adalah dengan social media optimization (SMO) yang
umumnya dilakukan dengan menargetkan akun-akun secara spesifik serta melakukan interaksi
secara intens dengan pengunjung sehingga menimbulkan rasa kedekatan emosional yang
berdampak pada kesetiaan dan kepercayaan.
Pengunjung jenis ketiga yaitu pengunjung dari iklan dan promosi. Pengunjung ini
umumnya kurang antusias dan datang hanya karena rasa penasaran. Iklan bisa dilakukan
melalui internet, misalnya melalui Google Ads atau Facebook Ads, namun karena keterbatasan
anggaran, maka promosi bisa dilakukan secara langsung pada masyarakat dalam bentuk
sosialisasi.
Tabel 19. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan penyebarluasan konten di website dan media sosial,
Deskripsi Kegiatan Untuk konten yang dipublikasi di website, sebelum dipublikasi akan
dilakukan penambahan kategori, kata kunci, gambar pilihan, meta
63
data, dan atribut lain yang bisa meningkatkan skor SEO. Setelah
semua atribut SEO telah dilengkapi, baru kemudian konten tersebut
dipublikasi.
Manfaat Publikasi dilakukan agar informasi yang dimuat dalam konten bisa
sampai kepada masyarakat sementara penyebarluasan informasi
dilakukan agar semakin banyak masyarakat yang terpapar oleh
informasi tersebut.
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 21. Pengisian meta data untuk meningkatkan skor SEO pada artikel.
64
Gambar 22. Pengecekan skor SEO pada semua artikel yang dipublikasi.
Gambar 23. Konten yang dipublikasi di media sosial ditargetkan secara spesifik
65
Gambar 24. Sosialisasi website dan akun sosial media puskesmas melalui WhatsApp
Gambar 25. Sosialisasi website dan akun media sosial puskesmas kepada pasien yang berkunjung
di Puskesmas Banjar I
66
Tabel 20. Penerapan nilai ANEKA dalam mempublikasi dan menyebarluaskan konten
67
No. Tahapan Kegiatan Output Nilai ANEKA
Tabel 21. Analisis dampak apabila kegiatan publikasi dan penyebarluasan konten tidak dilandasi
nilai ANEKA.
Nilai
Dampak Apabila Tidak Diterapkan
ANEKA
68
Nilai
Dampak Apabila Tidak Diterapkan
ANEKA
Anti Korupsi • Konten yang tidak disampaikan secara utuh berpotensi menimbulkan
kesalahan informasi (misinformasi) pada masyarakat.
• Penggunaan website dan akun sosial media untuk kepentingan pribadi
akan dianggap sebagai pelanggaran hukum.
Evaluasi kinerja website dilakukan dengan melihat jumlah paparan serta interaksi
masyarakat terhadap konten yang dipublikasikan. Untuk website puskesmas, statistik kinerja
website menggunakan aplikasi Jetpack yang mana aplikasi ini mampu memantau jumlah
kunjungan (visitor), jumlah konten yang dibaca (views), situs mana saya yang merujuk Website
Puskesmas Banjar I, artikel mana yang paling banyak dibaca, serta kata kunci apa saja yang
digunakan oleh masyarakat hingga bisa sampai di website Puskesmas Banjar I.
Untuk media sosial Facebook dan Instagram, statistik kinerja akun sosial media
keduanya (karena keduanya masih dalam satu perusahaan) bisa dilihat menggunakan fitur
Facebook Business Suite, yang mana di dalamnya terdapat data mengenai jumlah paparan,
tanggapan dan reaksi pengguna media sosial, komentar, berapa kali konten dibagikan, serta
terdapat informasi demografi para pengunjung atau pembaca konten yang telah dipublikasikan.
Untuk mempermudah evaluasi, maka dibuat laporan evaluasi bulanan yang di dalamnya
hanya berisikan statistik dari variabel yang dianggap paling penting saja. Laporan bulanan
kemudian diserahkan kepada Kepala Puskesmas dan diarsipkan.
69
Tabel 22. Pelaksanaan kegiatan evaluasi terhadap kinerja website dan akun media sosial puskesmas.
Nama Kegiatan Melakukan Evaluasi Terhadap Kinerja Website dan Akun Media
Sosial Puskesmas
Tahapan Kegiatan 1. Mengumpulkan data statistik kunjungan website dan media sosial
puskesmas.
2. Melakukan analisis terhadap data kunjungan website dan media
sosial puskesmas.
3. Membuat laporan evaluasi dan disampaikan kepada Kepala
Puskesmas
Deskripsi Kegiatan Statistik kunjungan bisa dilakukan per bulan sehingga data kunjungan
bisa dikumpulkan di awal bulan Oktober. Data statistik website
diambil dari aplikasi Jetpack sementara data dari Facebook dan
Instagram diambil dari Facebook Business Suite.
70
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 27. Statistik paparan dan tanggapan dari salah satu konten yang dipublikasikan di
Facebook.
71
Gambar 28. Menyampaikan laporan hasil analisis kinerja website kepada Kepala Puskesmas.
Tabel 23. Penerapan nilai ANEKA pada kegiatan evaluasi terhadap kinerja website dan akun media
sosial pukesmas.
72
No. Tahapan Kegiatan Output Nilai ANEKA
Tabel 24. Analisis dampak apabila kegiatan evaluasi kinerja website dan media sosial tidak dilandasi
dengan nilai ANEKA.
Nilai
Dampak Apabila Tidak Diterapkan
ANEKA
Akuntabilitas • Statistik artikel yang tidak menggunakan layanan yang kredibel akan
membuat data hasil statistik dan analisisnya menjadi tidak akurat.
Nasionalisme • Jika hasil analis data tidak berorientasi pada kemanfaatan bagi
masyarakat maka kesimpulan dari analisis tersebut juga tidak sesuai
73
Nilai
Dampak Apabila Tidak Diterapkan
ANEKA
Etika Publik • Hasil evaluasi yang tidak disampaikan dengan sopan akan menimbulkan
suasana komunikasi yang tidak kondusif.
Komitmen • Jika variabel data yang diambil sedikit dan analisis tidak dilakukan
Mutu secara komprehensif, maka kesimpulan dari hasil analisis dan
tindaklanjutnya juga tidak akan tepat.
Anti Korupsi • Data yang tidak sesuai dengan kenyataan akan membuat hasil analisis
dan tidak lanjut menjadi tidak tepat.
Untuk mempermudah penerapan nilai-nilai aneka pada setiap kegiatan dan tahapan
kegiatan, maka bisa dibuatkan tabel yang berisikan kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah
dilaksanakan, serta di sebelah kanan diisi tanda “✓” yang artinya nilai ANEKA ada pada
kegiatan dan tahapan tersebut.
Tabel 25. Tabek aktualisasi nilai ANEKA pada tiap kegiatan dan tahapan kegiatan.
Penerapan Nilai
A N E K A
74
Penerapan Nilai
A N E K A
2 Membuat konten ✓ ✓ ✓ ✓
75
Penerapan Nilai
A N E K A
Dengan penerapan nilai ANEKA maka kegiatan bisa terlaksana dengan baik dan tidak
mengalami kendala yang berarti. Adapun dampak positif dari pelaksanaan kegiatan ini antara
lain:
• Masyarakat bisa lebih mudah mengakses informasi kesehatan dari Puskesmas Banjar I dan
informasi yang diterima oleh masyarakat menjadi lebih cepat. Masyarakat tidak perlu
datang langsung ke puskesmas atau tempat tertentu untuk mendapatkan informasi
kesehatan.
• Masyarakat lebih mudah melakukan komunikasi dua arah dengan Puskesmas Banjar I
karena kini masyarakat bisa mengirim pesan atau komentar pada website dan sosial media,
hal ini bisa meningkatkan ikatan emosional dan rasa kepercayaan masyarakat terhadap
Puskesmas Banjar I.
• Bagi Puskesmas Banjar I keberadaan website dan akun media sosial dapat menunjang
berbagai program dan kegiatan puskesmas terutama dalam kegiatan promosi kesehatan.
• Pelaksanaan kegiatan ini sangat membantu tupoksi saya sebagai penyuluh kesehatan
masyarakat terutama karena saat ini masih dalam kondisi pandemi yang mana kegiatan
penyuluhan kelompok sulit dilakukan.
• Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan melalui website dan media sosial juga
mendukung program pemerintah lain, antara lain program pemerintah yang mendorong
76
keterbukaan informasi publik, program untuk mendorong lembaga pemerintah untuk lebih
banyak memanfaatkan teknologi informasi, serta program Pemerintah Provinsi Bali dalam
mengurangi penggunaan media cetak (paperless).
77
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan aktualisasi yang dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2021
sampai 03 Oktober 2021 di Puskesmas Banjar I, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada 6 kegiatan aktualisasi yang sudah dirancang untuk mengatasi isu yang diangkat yaitu
“Kurang optimalnya pemanfaatan media daring sebagai sarana promosi kesehatan”.
Kegiatan aktualisasi tersebut adalah melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas dan
lintas sektor, pembuatan website dan akun media sosial puskesmas, mempersiapkan standar
prosedur operasional penerbitan konten di website dan media sosial, mempersiapkan konten
yang akan dipublikasikan, mempublikasikan dan menyebarluaskan konten di website dan
media sosial, dan melakukan evaluasi terhadap kinerja website dan media sosial.
2. Kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar berkat dukungan dari semua pihak
baik dari Kepala Puskesmas selaku mentor, coach, rekan kerja di Puskesmas Banjar I, Dinas
Kesehatan Kabupaten Buleleng, Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik
Kabupaten Buleleng, para kader puskesmas, serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Banjar I yang telah antusias terhadap kegiatan ini.
3. Penerapan nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi) pada setiap kegiatan yang dilakukan dapat memperdalam pemahaman penulis
tentang nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga mampu diterapkan dalam tugas atau
pekerjaan sehari-hari.
4. Dari hasil laporan kinerja website diketahui bahwa jumlah pengunjung website puskesmas
selama bulan September adalah sebanyak 670 orang dengan jumlah konten yang dilihat
adalah sebanyak 1.136 kali.
5. Dari hasil laporan kinerja akun media sosial Facebook diketahui bahwa jumlah orang yang
terpapar dengan konten di Facebook Puskesmas Banjar I selama bulan September adalah
sebanyak 17.807 orang, dengan jumlah tanggapan sebanyak 80 tanggapan dan ada 40
komentar.
6. Website dan akun media sosial membantu penyebarluasan informasi kesehatan kepada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas banjar I sehingga keberadaannya sangat mendukung
pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Banjar I.
78
4.2 Saran
Berdasarkan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN melalui kegiatan yang telah
dilaksanakan di Puskesmas Banjar I dapat disampaikan saran sebagai berikut:
79
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Proporsi Individu Yang Menggunakan Internet Menurut Provinsi
(Persen), 2017-2019. https://www.bps.go.id/indicator/27/1225/1/proporsi-individu-
yang-menggunakan-internet-menurut-provinsi.html diakses pada 14 Agustus 2021.
80
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Anti Korupsi PNS: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Etika Publik PNS: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Komitmen Mutu PNS: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 1 Tahun
2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
81
LAMPIRAN
82
Lampiran 1. Kajian teknis pembuatan website puskesmas.
83
84
Lampiran 2. Surat Permohonan Subdomain dari Puskesmas Banjar I kepada Kominfosanti
Kabupaten Buleleng
85
Lampiran 3. Surat Rekomendasi Pembuatan Website dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
kepada Kominfosanti Kabupaten Buleleng
86
Lampiran 4. Surat Pembuatan Subdomain Untuk Website Puskesmas Banjar I oleh Kominfosanti
Kabupaten Buleleng
87
Lampiran 5. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Banjar I tentang Penyediaan Website
88
89
Lampiran 6. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Banjar I tentang Penunjukan Operator Website
90
91
Lampiran 7. Standar Prosedur Operasional Pengelolaan Situs Resmi Puskesmas Banjar I
92
93
Lampiran 8. Tampilan halaman depan website Puskesmas Banjar I
94
Lampiran 9. Tampilan halaman Facebook Puskesmas Banjar I
95
Lampiran 10. Contoh komentar masyarakat yang merasa terbantu dengan artikel yang dipublikasi di
Facebook Puskesmas Banjar I.
96
Lampiran 11. Tampilan laporan statistik kunjungan website di aplikasi Jetpack.
97
Lampiran 12. Tampilan laporan demografi dari orang yang terpapar dengan konten yang telah
dipublikasi di Facebook Puskesmas Banjar I.
98
Lampiran 13. Laporan bulanan kinerja website dan akun media sosial Puskesmas Banjar I
99