Anda di halaman 1dari 11

RETORIKA DAN PENGGUNAANNYA

DALAM BERBAGAI BIDANG

Oleh
I Nengah Martha
Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha,
Jalan Jend. A. Yani 67 Singaraja 81116, Telp. (0362) 21541, Faks. (0362) 27561

ABSTRACT

Rethoric is a field of knowledge, which studies speeking ability. Now, the use of it wides to many
kinds of life, such as: politics, business, art, journalism, as well as education. The ability of using
language rethorically will influence the audiences.

Key words: rethoric, speeking ability, language

PENDAHULUAN lain. Dengan digunakannya istilah retorika dalam


berbagai bidang tersebut, maka amat sering kita
dengar ungkapan “retorika politik”, “retorika da-
M eskipun retorika mencakupi seluruh peng- gang”, “retorika seni”, “retorika jurnalistik”, dan
gunaan bahasa, tetapi dalam kajian semiotik sebagainya.
bahasa (artinya, bahasa sebagai kajian semiotik)
tidak disebutkan bahwa retorika merupakan Mulanya, retorika tidak dipandang sebagai ilmu,
bagian kajian semiotik. Dalam semiotik bahasa tetapi sebagai kecakapan berpidato. Kaum Sofis
hanya disebutkan tiga bidang saja yang men- bahkan memandang retorika sebagai alat untuk
jadi bagian kajiannya, yakni: sintaktik, semantik, memenangkan suatu kasus. Untuk memenang-
dan pragmatik. Sintaktik disebutkan merupakan kan kasus, maka mereka menekankan pada pem-
kajian tentang hubungan formal antara unsur- binaan kecakapan menggunakan ulasan-ulasan
unsur bahasa; semantik adalah kajian tentang atau argumen-argumen dengan pemakaian con-
hubungan antara unsur bahasa dengan objek toh-contoh dan bukti-bukti yang menguntungkan
yang ditunjuk; dan pragmatik adalah kajian ten- gagasan yang sedang ditampilkan. Mereka memi-
tang unsur bahasa dengan pemakainya dan para lih kata, istilah, ungkapan, kalimat yang dapat
penaksir. menarik perhatian pendengar. Pemakaian bahasa
mereka amat berbunga-bunga. Dengan konotasi
Istilah retorika awal kalinya diperkenalkan oleh agak negatif, retorika kaum Sofis ini dikenakan
Aristoteles (384 -322 SM). Setelah itu, istilah re- pada orang-orang yang pandai bersilat lidah atau
torika menyebar luas dan digunakan dalam ber- berdebat kusir, mereka yang pandai sekali bertu-
bagai bidang, seperti bidang politik, ekonomi/ tur, tetapi tidak menampilkan hal-hal yang ber-
niaga, kesenian, jurnalistik, pendidikan, dan lain- guna atau berisi dalam tuturnya. Aristoteles de-

| PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 61


ngan tegas mengatakan bahwa retorika itu Richards sebagai salah seorang tokoh retorika
adalah ilmu tersendiri yang memiliki kedudukan baru menyatakan bahwa retorika adalah suatu
yang sejajar dengan ilmu lain. Sebagai sebuah studi yang mempelajari kesalahpahaman serta
ilmu, retorika pun menampilkan kebenaran de- menemukan cara menanggulanginya. Salah satu
ngan menata tutur secara efektif dan etis, bu- cara untuk menanggulangi, menurut Richards
kan bombastis dan kosong tanpa isi. Selanjutnya adalah dengan cara mempelajari bahasa sebaik-
Aristoteles menegaskan bahwa, retorika tidak baiknya dan menggunakannya dengan tepat.
boleh dimasukkan ke dalam jenis ilmu yang lain,
atau dianggap sebagai bagian dari ilmu lain, jus- Seiring dengan berjalannya waktu dan perkem-
tru ilmu lain itulah yang memanfaatkan retorika, bangan zaman, muncul pandangann-pandangan
terutama ketika ilmu lain itu mendeskripsikan negatif tentang retorika. Pertama, retorika di-
hasil-hasil temuannya, demikian penegasan anggap sebagai kemampuan menggunakan ba-
Aristoteles. hasa yang indah yang dapat mempesona orang
lain, tetapi tidak mempunyai isi. Retorika dipan-
Ajaran retorika Aristoteles tetap dipertahankan dang sebagai pemakaian bahasa yang bombas-
sampai masa keruntuhan kerajaan Yunani dan tis yang hanya merupakan omong kosong belaka.
Romawi. Ahli-ahli retorika sampai awal abad ke- Kedua, retorika dianggap sebagai penggunaan
20 telah mampu menempatkan ajaran retorika bahasa belaka yang jauh dari realitas, sehingga
Aristoteles sebagai tradisi studi retorika. Inilah muncul ungkapan “Ini realitas atau retorika be-
akhirnya dikenal sebagai retorika tradisional. laka?” Anggapan ini memunculkan kesan bahwa
retorika itu hanya permainan bahasa, tidak sung-
Perubahan pandangan tentang retorika mulai guh-sungguh, dan tidak bisa dipercaya. Ketiga,
muncul pada pertengahan abad ke-20. Jika Aris- retorika dianggap sebagai gaya bahasa atau gaya
toteles memandang retorika sebagai kemampuan penyajian saja. Anggapan ini menimbulkan sikap
menyusun dan menampilkan tutur untuk mem- yang tidak menghargai retorika. Keempat, re-
persuasi pihak lain, maka perintis retorika “baru” torika dianggap sebagai sebutan untuk semua
tidak menyepakati persuasi sebagai tujuan akhir. bentuk komunikasi dengan media apa pun. Ang-
Persuasi bagi mereka dipandang hanya sebagai gapan ini memperluas pengertiang retorika, dan
akibat logis dari setiap tutur yang tertata dengan menghilangkan esensi makna retorika yang se-
baik. Sebab diyakini bahwa, retorika itu memiliki sungguhnya, yakni penggunaan bahasa yang ter-
tujuan yang lebih jauh daripada hanya sekadar tata dalam komunikasi.
mempersuasi. Persuasi itu hanya penting bagi
masyarakat yang masih terbelakang tingkat ke- Semua pandangan negatif tentang retorika se-
cerdasannya, seperti halnya keadaan kehidupan perti diungkapkan pada paragraf terakhir itu ter-
masyarakat pada masa lalu. Persuasi bagi us berkembang sampai sekarang. Pandangan ini
masyarakat modern yang tingkat kecerdasannya tentu akan amat merugikan bagi retorika yang
sudah demikian tinggi, tidak begitu berarti. Jadi esensi dan eksistensinya amat jauh dari apa yang
masyarakat modern tidak mudah dipersuasi. Yang awal kali dikemukakan oleh Aristoteles.
penting bagi retorika baru adalah membina ker-
jasama, saling pengertian, dan keadaan damai di Ungkapan yang baik secara retoris harus didu-
dunia lewat kegiatan bertutur. Dengan membina kung oleh unsur bahasa, etika dan nilai moral,
kerjasama dan saling pengertian, maka kesalah- nalar yang baik, serta pengetahuan yang me-
pahaman dan berbagai bentuk miskonsepsi yang madai. Keempat unsur ini merupakan pendukung
diakibatkan kegiatan bertutur harus dikurangi utama retorika. Jika unsur utama ini diabaikan,
bahkan dihilangkan sama sekali. Atas dasar itu, maka terjadi pelencengan hakikat retorika.

62 | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 |


Bahasa merupakan pendukung utama retorika. Penyampaian pesan dalam komunikasi harus
Boleh dikatakan bahwa tanpa bahasa, maka tidak didukung oleh penalaran yang benar agar pesan
ada retorika. Bahasa berhubungn dengan penya- yang disampaikan mempunyai kekuatan atau
jian pesan dalam komunikasi. Wujud fisik retorika landasan. Ini merupakan syarat yang sejak awal
adalah penggunaan bahasa. Pada penggunaan diperingatkan oleh Aristoteles bahwa retorika
bahasa inilah dilakukan pemilihan-pemilihan ke- bukan sekadar permainan kata-kata atau per-
mungkinan unsur bahasa yang dipandang paling mainan bahasa. Dengan penalaran yang benar,
persuasif oleh komunikator. Pemilihan-pemilihan penyampai pesan diharapkan menggunakan ar-
unsur bahasa itu bisa dalam bentuk istilah, kata, gumen-argumen yang logis dalam mempersuasi
ungkapan, gaya bahasa, kalimat, dan lain-lain. pendengarnya. Untuk mendukung penalaran
Termasuk dalam masalah bahasa adalah delivery yang benar, maka penyampai pesan atau pe-
,yakni: mengatur susunan bahasa, mengatur cara makai retorika dapat menggunakan induksi,
penyajian, dan memilih gaya pengungkapan. Se- deduksi, silogisme, entimem, atau menunjukkan
mua ini dilakukan agar komunikasi bisa menarik contoh-contoh. Karena itu, dalam retorika ter-
minat lawan bicara. Di sinilah letak persuasinya. kandung dua hal, yakni alasan-alasan dan karak-
Meskipun ada kebebasan dalam memilih unsur- ter komunikator. Alasan-alasan merupakan bukti
unsur bahasa, mengatur susunan bahasa, meng- yang digunakan dasar persuasi, dan karakter
atur cara penyajian, dan memilih gaya pengung- merupakan penanda psikologis apakah penyam-
kapan; bukan berarti bahwa komunikator tidak pai pesan berbohong atau jujur.
bertanggungjawab atas isi yang disampaikan.
Komunikator tetap harus bertanggungjawab atas Jika tidak ditunjang oleh pengetahuan yang me-
isi yang ingin disampaikan. Karena itulah diperlu- madai, maka penyampai pesan bisa menjadi tu-
kan unsur pendukung retorika yang kedua, yakni kang bual. Komunikator harus memahami benar
etika dan nilai moral. tentang apa yang ingin disampaikan. Untuk itu, ia
harus memiliki pengetahuan yang luas terhadap
Etika dan nilai moral adalah hal yang penting hal yang ingin disampaikan. Selain itu, Ia harus
dalam retorika. Adanya etika dan nilai moral mempunyai fakta-fakta yang relevan tentang apa
dalam retorika menjadikan aktivitas komuni- yang hendak disampaikan, dan memiliki ide atau
kasi yang dilakukan bertanggung jawab. Komu- gagasan yang jelas tentang bagaimana menyam-
nikator harus memperhatikan isi yang dibica- paikan kepada pendengarnya. Ini berarti, komu-
rakan, tidak sekadar memamerkan kemampuan nikator harus menguasai benar tentang materi
berkomunikasi dengan menggunakan gaya ba- dan strategi penyampaian. Berkaitan dengan
hasa yang memukau. Etika dan nilai moral ini- materi dan strategi penyampaian diperingatkan
lah menjadi tumpuan bahwa orang yang men- bahwa, 1) pemahaman atau pengetahuan ten-
guasai retorika harus bertanggung jawab dalam tang materi (yang ingin disampaikan) merupa-
aktivitas komunikasinya. Ada tiga syarat yang kan hal esensian bagi penutur, 2) keberhasilan
berhubungan dengan etika yang perlu diperha- retorika tergantung pada pengetahuan penutur
tikan oleh komunikator dalam menyampaikan terhadap manusia (pendengar) dengan segala
pesannya, yakni: 1) bertanggung jawab atas aspeknya.
pemilihan unsur-unsur persuasif dan menya-
dari kemungkinan berbuat salah, 2) berusaha
mengetahui dan menyadari secara jujur akan PEMBAHASAN
kerugian yang timbul sebagai akibat kecurangan
diri sendiri, dan 3) toleran terhadap pendengar Kegiatan bertutur tidak dapat dipisahkan dengan
yang tidk setuju terhadap apa yang disampaikan. kehidupan manusia. Bertutur merupakan kebu-

| PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 63


tuhan manusia. Kegiatan dan bentuk bertutur Menata Materi Bahasa
banyak ragamnya. Ada canda, obrolan, basa-
basi, tegur-sapa, khotbah, kampanye, diskusi, Kata-kata, istilah, ungkapan, kalimat tidak akan
seminar, konferensi, dan lain-lain. Boleh dika- berdaya maksimal kalau tidak ditata dengan
takan retorika menjadi bagian yang tidak dapat baik. Karena itu, retorika mengembangkan cara-
dipisahkan dengan kehidupan masyarakat. cara dalam menata kalimat agar menjadi kalimat
yang tersusun baik, padu, mantap, dan bervariasi
Retorika memberi bimbingan tentang bagai- dalam panjang dan strukturnya. Di samping itu,
mana memanfaatkan bahasa dalam kegiatan dikembangkan pula cara-cara menghubungkan
bertutur. Bagian-bagian yang termasuk dalam kalimat sehingga susunan kalimat menjadi tutur
jangkauan bimbingan retorika adalah: yang jelas dan mudah dipahami oleh pendengar-
nya. Retorika juga mengembangkan cara-cara me-
Memilih Ragam Bahasa nyusun paragraf. Becker menyarankan agar me-
nampilkan satu gagasan inti dalam setiap para-
Retorika menyadari bahwa bahasa dalam pe- graf, kemudian membatasi dan menjelaskan
makaiannya tidak hanya mengenal satu ragam gagasan inti tersebut dengan kalimat-kalimat
saja. Ada tutur resmi, ada tutur tidak resmi. Ma- penjelas.
sing-masing ragam tutur ini memiliki bidang pe-
makaiannya sendiri-sendiri. Ragam bahasa per- Memilih Gaya Bahasa
gaulan misalnya, hanya cocok untuk mengobrol
dengan teman akrab, tetapi tidak cocok dipakai Bagi retorika, gaya bahasa (style) memegang per-
untuk bertutur resmi. Atas dasar kesadaran ini, anan yang penting dalam bertutur. Peranan gaya
retorika menganjurkan kepada setiap penutur bahasa ini seperti aroma dalam makanan yakni
untuk memilih ragam bahasa yang efektif, yaitu untuk merangsang selera (pendengar). Retorika
ragam bahasa yang didasarkan atas penyesua- selain menganjurkan kebenaran dan ketepatan,
ian yang tepat dengan situasi tutur, bentuk tutur, juga menyarankan menggunakan gaya bahasa
topik tutur, kondisi penanggap tutur, serta ling- atau majas yang mampu memikat perhatian
kungan sosial dan budaya dari pihak yang terli- pendengar.
bat dalam kegiatan bertutur.
Tujuan Retorika
Memilih Materi Bahasa
Ketika Aristoteles menampilkan retorika sebagai
Retorika mengakui bahwa bahasa memiliki ma- sebuah ilmu sekitar abad ke-4 sebelum masehi,
teri (kata, istilah, ungkapan, kalimat) yang ber- ia mengatakan bahwa kehadiran retorika mula-
imbang dengan kebutuhan masyarakat pemakai- mula bertujuan untuk mempersuasi. Dalam
nya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa hal ini, persuasi yang dimaksud adalah upaya
setiap materi itu cocok untuk segala situasi. meyakinkan pendengar akan kebenaran gagasan
Karenanya, di sini diperlukan kecakapan untuk dari topik tutur yang dikemukakan. Usaha ini bu-
memilih materi bahasa yang paling efektif. Ciri kanlah pekerjaan yang mudah, mengingat bahwa
umum dari materi bahasa yang efektif ini adalah setiap orang memiliki instink etis yang memandu
di satu pihak ia bisa dengan tepat mewadahi ga- dirinya dalam membedakan antara yang benar
gasan penuturnya, sedang di pihak lain materi dan yang tidak benar. Bila seseorang mengatakan
tersebut memiliki kemampuan yang memadai ketidakbenaran kepada pendengarnya, maka ce-
bila dipakai untuk mengungkapkan kembali ga- pat atau lambat penutur itu akan kelihatan ke-
gasan-gagasan oleh lawan bicara (petuturnya). curangan atau kebohongannya. Dalam keadaan

64 | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 |


seperti ini, orang tidak berhak lagi berbicara ten- patkan ulasan-ulasan yang sesuai,
tang persuasi, karena terbukti bahwa penanggap • memilih materi bahasa serta menyusunnya
tutur tidak yakin lagi akan kebenaran gagasan menjadi kalimat yang padu, utuh, mantap, dan
yang ditanggapi sebelumnya. Jadi persuasi itu bervariasi. Sedang khusus untuk
tidak bisa dilepaskan dari kebenaran. Aristoteles • retorika tulis, disediakan bimbingan penataan
menyarankan kepada setiap penutur agar mere- paragraf.
ka meneliti sebaik-baiknya pokok persoalan yang • memilih gaya bahasa dan gaya bertutur.
akan dituturkannya, mengambil ulasan yang be-
nar-benar ada dalam pokok persoalan tersebut, Dengan gambaran dan perangkat bimbingan
kemudian menampilkannya dalam ragam dan seperti diuraikan di atas, sesungguhnya retori-
gaya bertutur yang persuasif. ka telah memainkan keempat fungsi dasarnya
seperti yang dimaksudkan oleh Aristoteles,
Pandangan bahwa persuasi sebagai tujuan re- yakni: 1) membimbing penutur dalam mengam-
torika mengalami masa surut di era retorika bil keputusan yang benar, 2) membimbing penu-
baru. Ahli retorika baru seperti Richards menga- tur untuk secara lebih baik memahami masalah
takan bahwa persuasi hanya cocok untuk masa kejiwaan manusia pada umumnya dan kejiwaan
lalu, yakni ketika orang masih hidup dalam kebo- pada diri pendengar khususnya, c) membimbing
dohan. Sedang di zaman sekarang, orang sudah penutur dalam menemukan ulasan, baik yang
tidak begitu mudah dipersuasi. Karena di zaman artistik maupun yang nonartistik, dan d) mem-
sekarang, orang sudah mampu berpikir kritis. bimbing penutur dalam mempertahankan ke-
benaran dengan alasan-alasan yang masuk akal.
Fungsi Retorika Jadi tujuan dan fungsi retorika telah menopang
kehadiran retorika sebagai ilmu tersendiri se-
Fungsi retorika pada dasarnya adalah memper- hingga retorika dapat dipisahkan dari ilmu lain.
siapkan sarana yang baik, yakni menyediakan
pengetahuan dan bimbingan bagi penutur, se- Manfaat Retorika
hingga mereka lebih mudah dapat mencapai tu-
juan yang diinginkan. Penyediaan retorika akan Sejak awal kemunculannya, retorika dianggap
pengetahuan manusia sebagai persona tutur, sebagai ilmu yang amat bermanfaat untuk mem-
kegiatan bertutur, bahasa, topik tutur, dan tutur pengaruhi pendapat umum. Aristoteles saat itu
akan membantu para penutur dalam meneruskan malah sudah merumuskan empat manfaat atau
gagasannya kepada orang lain. kegunaan dari retorika, yakni:

Selain penyediaan pengetahuan seperti di atas, • Retorika menuntun penutur dalam


retorika juga mempersiapkan sarana pembim- mengambil keputusan.
bingan yang efektif bagi penutur, seperti:
• cara-cara memilih tutur, Apa yang terjadi dalam kehidupan ini, menu-
• cara-cara memandang dan menganalisis topik rut Aristoteles ada hal-hal yang memang benar
tutur untuk menemukan sarana ulasan yang dan ada hal-hal yang memang tidak benar tetapi
persuasif-objektif, cenderung mengalahkan lawannya tanpa mem-
• cara-cara menemukan ulasan artistik dan pertimbangkan kebenaran. Yang pertama tam-
nonartistik, pak misalnya pada fakta-fakta kehidupan, sedang
• memilih jenis tutur yang sesuai dengan tujuan yang kedua terlihat dari perwujudan perasaan
yang ingin dicapai, atau appeal negatif terhadap fakta-fakta terse-
• menata bagian-bagian tutur serta menem but. Misalnya: ketidaksukaan, kemarahan, pras-

| PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 65


angka, dan sebagainya. Hal-hal yang benar pasti itu, untuk memperjuangkan kebenaran yang per-
akan muncul karena bagaimanapun kebenaran tama demi mengimbangi kesesatan yang dibenar-
akan mengalahkan ketidakbenaran. Di samping benarkan, seorang penutur perlu memanfaatkan
itu, semua manusia mempunyai instink alamiah retorika. Dengan bertutur secara rasional inilah,
tentang kebenaran yang dapat menunjukkan penutur akan sangat dibantu menghidari keko-
mana yang benar dan mana yang tidak benar. nyolan-kekonyolan yang mungkin ia buat, sebagai
Karena itu, jika dalam kegiatan bertutur, penu- akibat ketidakmampuannya menuturkan topik
tur salah dalam mengambil keputusan karena itu. Keuntungan lain, bahwa tuntunan rasional a-
didorong oleh appeal negatif atau cenderung in- kan mempercepat tersingkapnya ketidak-
gin menang saja, maka dia akan digilas oleh pili- benaran.
hannya itu. Untuk menyelamatkan penutur dari
kemungkinan itu, Aristoteles menegaskan kem- Apakah retorika mampu melaksanakan fungsi-
bali bahwa retorika adalah sarana yang dapat nya seperti tersebut di depan? Itu tergantung
menuntun penutur dalam mengambil keputusan banyak banyak faktor, misalnya: watak penutur,
yang benar. kemampuannya mengimajinasi jiwa pendengar
atau penanggap tutur, dan gaya bertutur yang di-
• Retorika mengajar penutur dalam memilih gunakannya. Peranan faktor watak memang sa-
argumen. ngat penting dalam setiap peristiwa tutur. Karena
Menurut Aristoteles, argumen dibedakan men- dengan sekali saja penutur membohongi
jadi dua jenis, yakni argumen artistik dan argu- pendengarnya, maka etika dan kejujurannya
men nonartistik. Argumen artistik diperoleh dari akan terbongkar.
pokok persoalan atau topik yang ditampilkan,
sedang argumen nonartistik diperoleh dengan Imajinasi terhadap jiwa pendengar juga tidak
melihat fakta-fakta yang ada di sekitar topik, baik bisa diabaikan, sebab hal ini akan dapat me-
yang terkait langsung maupun yang tidak terkait rebut simpati pendengarnya. Peranan gaya
langsung dengannya. Misalnya, untuk topik den- penampilan juga tidak bisa dikesampingkan,
gan tujuan pengarahan, maka argumen nonartis- karena hal itu akan sangat membantu pende-
tiknya antara lain: kondisi ekonomi, politik, kea- ngar untuk memahami suatu topik. Sedangkan
manan, perundang-undangan, dan lain-lain. kekuatan bukti-bukti dan argumen berfungsi
untuk meningkatkan daya persuasi. Dengan
• Retorika mengajar penutur dalam dasar seperti itu, dapat dipahami jika Aristo-
mempersuasi. teles selalu menyarankan agar setiap penutur
Dalam hubungan ini, tampak sekali misalnya ke- menampilkan alasan-alasan yang logis, mema-
tika retorika mengajarkan bagaimana menata tu- hami kejiwaan manusia pada umumnya, dan
turan secara sistematis, memilih materi bahasa memiliki rasa tentang apa yang baik dan sebaik-
yang tepat untuk mewadahi unit-unit topik, dan nya, serta dapat memahami emosi pendengar.
menampilkannya menurut cara-cara yang efek-
tif. Aristoteles menawarkan tiga jenis retorika yang
dapat dipilih untuk menampilkan suatu tuturan,
• Retorika membimbing bertutur secara yakni:
rasional.
• Retorika Pengarahan (deliberative rhetoric)
Seperti telah disebut di atas, bahwa dalam reali-
tas kehidupan ada sesuatu yang benar, dan ada Retotika ini biasanya dipakai untuk menggam-
sesuatu yang salah tetapi diperjuangkan. Karena barkan kemungkinan-kemungkinan yang akan

66 | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 |


terjadi di masa mendatang dari topik yang ditu- cana. Bahkan kehadiran retorika
turkan. itu sendiri justru didorong oleh kebutuhan poli-
tik. Sebab, sebagaimana kita ketahui bahwa re-
• Retorika Penghakiman (forensic of yudicial torika lahir di tengah-tengah rakyat Sisilia, yakni
rhetoric) di kota Sirakusa yang sedang bergolak menen-
tang pemerintah yang sedang berkuasa, yang
Retorika ini biasanya dipakai untuk menghakimi dianggap oleh rakyatnya sebagai pemerintahan
hal-hal yang sudah terjadi. Wujud tuturnya tiranis. Rakyat Sisilia menginginkan pemerinta-
sendiri terkadang bisa berupa pembelaan, han yang demokratis. Untuk mencapai tujuan
tetapi tidak jarang retorika ini dipakai untuk itu, rakyat dan para tokoh yang berpihak kepada
menghakimi hal-hal yang sudah terjadi. rakyat sadar bahwa jika dilakukan perlawanan
dengan kekerasan, belum tentu akan berhasil.
• Retorika Pengobatan (epideactic or declama Apalagi pemerintahan militer yang berkuasa saat
tory rhetoric) itu amat tangguh. Untuk menghindari kegagalan,
maka ditempuhlah jalan berunding. Melalui pe-
Retorika ini biasanya dipakai untuk membakar rundingan rakyat mencoba meyakinkan pengua-
semangat pendengar, berhubungan dengan sa bahwa, pemerintahan yang demokratis yang
suatu peristiwa yang sedang berlangsung. diinginkan oleh seluruh rakyat adalah sistem
pemerintahan yang lebih baik daripada pemer-
Pemilihan ketiga jenis retorika tersebut sangat intahan yang sedang berlaku saat itu. Untuk itu,
ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai oleh maka dipersiapkanlah wakil-wakil rakyat yang
seorang penutur. Ia berdialog dengan dirinya memiliki kecakapan retorik, yakni kecakapan
sendiri untuk mempertimbangkan pantas tid- berpidato untuk meyakinkan pemerintah. Inti
aknya topik yang dipilih untuk ditampilkan; ada tuntutan rakyat adalah terjadinya perubahan sis-
tidaknya hubungan sebab akibat topik dengan tem pemerintahan tanpa pertumpahan darah.
keadaan masa lampau, masa sekarang dan masa
yang akan datang; imaji yang mengarah ke pen- Tokoh retorika yang terkenal pada saat itu adalah
jajagan suka atau tidaknya penutur dengan topik Corax. Ia bersama muridnya yang bernama Tis-
yang disampaikan; dan mempertimbangkan be- sias membangun sekolah retorika untuk mereka
sar kecilnya manfaat topik yang dituturkannya. yang ditunjuk sebagai wakil rakyat. Di sekolah
Itulah sebabnya menurut Aristoteles, seorang ini yang terutama diajarkan adalah retorika
penutur terlibat dengan prinsip-prinsip yang dia- dalam pengertian kecakapan berpidato untuk
jarkan oleh dialektika. meyakinkan pihak lain. Hasil pendidikan Corax
dan Tissias menunjukkan hasil yang menggembi-
Hingga kini retorika digunakan dalam bidang rakan. Wakil-wakil rakyat yang benar-benar ahli
atau lingkungan yang amat luas, seperti bidang: dalam berpidato berhasil meyakinkan penguasa
politik, perdagangan, seni, pendidikan, dan lain- akan pemerintahan demokratis yang dituntutn-
lain. Berikut ini akan dipaparkan penggunaan ya. Dengan demikian, tanpa terjadi pertumpahan
retorika dalam berbagai bidang atau lingkungan darah, maka beralihlah pemerintahan tirani ke
tersebut. pemerintahan demokrasi seperti yang menjadi
tuntutan rakyat Sisilia.. Dengan keberhasilan itu,
1. Penggunaan Retorika dalam Bidang Politik maka istilah retorika menjadi populer di seluruh
Yunani, terutama di kota Athena. Sementara itu,
Bidang politik adalah bidang kegiatan yang per- ajaran-ajaran Corax dan Tissias dibukukan den-
tama-tama memanfaatkan retorika secara teren- gan judul Techne. Inilah buku retorika pertama

| PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 67


yang berisi tentang kecakapan berpidato untuk nya masing-masing. Zaman Nixon di Amerika
tujuan polotik. digunakan tokoh Kissinger, zaman Sukarno digu-
nakan Dr. Ruslan Abdulgani, zaman Suharto digu-
Pemanfaatan retorika sebagai alat politik lebih nakan Harmoko.
menonjol lagi di kalangan filsuf yang dikenal 2. Penggunaan Retorika dalam Bidang Ekonomi
dengan nama kaum Sofis. Tokoh-tokoh kaum
Sofis seperti Gorgias, Protagoras, Isocrates, dan Bidang ekonomi juga menggunakan retorika.
lain-lain berhasil dengan gemilang membuktikan Para usahawan terlibat dalam penggunaan re-
bahwa retorika adalah sarana yang efektif untuk torika dalam rangka mempromosikan barang-
memenangkan suatu kasus. Tidak perduli apa- barang produksinya. Oleh karena itu, retorika
kah kasus itu punya dasar kebenaran atau tidak. digunakan secara luas untuk iklan, advertensi,
Karena itu setiap kasus, bagamanapun sifatnya, dan reklame. Terlibatnya retorika dalam iklan,
akan menang asal disampaikan secara retoris. advertensi, dan reklame tampak mencolok di ne-
Beginilah pengertian retorika dari kaum Sofis gara-negara yang persaingan barang produksinya
yang lebih banyak mengajarkan keahlian bersilat sudah tinggi. Bahkan di negara-negara seperti itu,
lidah, berdebat kusir, atau berpokrol bambu. ada rumah produksi periklanan di mana usaha-
wan dapat memesan iklan atau advertensi sesuai
Dalam perkembangan selanjutnya, retorika kebutuhannya. Penyusun advertensi dalam me-
dipersiapkan secara intensif dan terencana untuk nampilkan tuturnya memanfaatkan hal-hal yang
kegiatan-kegiatan politik. Setelah Yunani, Roma- menjadi idam-idaman orang, khayalan, atau
wi menjadi tempat pengembangan retorika se- harapan-harapan orang. Penyusunan advertensi
bagai alat politik. Di Romawi dikenal tokoh-tokoh dengan bahasa yang retoris berusaha meng-
retorika di bidang politik seperti Cicero, Quinti- eksploitasi kebutuhan manusia, khayalnya, hara-
lianus dengan pengikut-pengikutnya (Quinti- pan-harapan, idealnya, dan ketidaksadarannya.
lians). Kedua tokoh ini menyempurnakan retori- Betapa besar pengaruh bahasa advertensi itu,
ka kaum Sofis dengan ajaran-ajaran Aristoteles sampai-sampai kemudian terasa bahwa barang-
sehingga retorika dikenal sebagai ilmu berpidato. barang produksi yang dibuat manusia berbalik
Setelah itu, bukan berarti retorika tidak diman- membentuk “jiwa” manusia itu sendiri. Berkai-
faatkan dalam bidang politik. Sampai sekarang tan dengan ini muncul sinyalemen bahwa, usa-
pun retorika dimanfaatkan dalam bidang poli- hawan dengan advertensinya sebenarnya tidak
tik. Propaganda-propaganda politik, kampanye- menjual barang-barang yang diproduksinya,
kampanye menjelang pemilu dalam negara yang melainkan mereka menjual harapan dan janji-
menganut pemerintahan demokrasi adalah buk- janji. Perhatikanlah bahasa advertensi berikut.
ti pemanfaatan retorika di bidang politik. Politik
memanfaatkan retorika untuk mempengaruhi “Apalah artinya air minum sehat, bila menggu-
rakyat dengan materi bahasa, ulasan-ulasan, dan nakan Water Dispenser yang tidak sehat. SANKEN
gaya bertutur yang meyakinkan dan mencekam Water Dispenser benar-benar dirancang dengan
perhatian. Propaganda itu kadang-kadang ber- berbagai kelebihan untuk menjaga air minum
hasil mengubah pendirian rakyat kadang-kadang Anda agar tetap segar, aman dan higienis bahkan
tidak. Ini bergantung pada tingkat pendidikan untuk bayi Anda”
dan kecerdasan rakyat yang ingin dipengaruhi.
Advertensi di atas dibuat untuk menggoda jiwa
Dalam rangka melaksanakan misi politiknya ma- manusia dengan menonjolkan kelebihan-kelebi-
sing-masing, kita mengenal tokoh-tokoh yang han suatu produksi, dalam hal ini Water Dispens-
pintar berpidato yang digunakan oleh presiden- er. Dengan retorika itu, konsumen dipengaruhi

68 | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 |


untuk menggunakannya. Pemilihan ungkapan baik dan tokoh-tokoh yang buruk sebagai per-
“Apalah artinya air minum sehat, bila meng- sona yang dipakai oleh dalang untuk menampil-
gunakan Water Dispenser yang tidak sehat” kan tutur-tutur bijak yang memukau. Keberha-
mengandung pelecehan terselubung terhadap silan dalang dalam mempengaruhi penonton-
Dispenser-Dispenser lain yang bukan SANKEN. nya, karena ia mampu menerapkan retorika de-
Sugesti ini memang sengaja dibangun untuk ngan baik. Kemampuan seperti itu diperoleh oleh
mempengaruhi pendengar atau pembaca. dalang melalui latihan-latihan yang sistematis

Jika pada media cetak, sugesti konsumen hanya Pemanfaatan retorika tidak hanya pada karya
dibangkitkan dengan menggunakan kata-kata seni klasik saja, pada seni modern retorika juga
saja (retoris), tetapi melalui media TV, suges- dimanfaatkan, misalnya pada seni drama, teater,
ti konsumen itu bahkan dibangkitkan dengan film. Pada ketiga kesenian ini bahasa dan gaya
menggunakan kata-kata, tayangan gambar, dan bahasa dipilih benar, kemudian ditata dengan
suara (multimedia), sehingga retorika dalam baik, selanjutnya ditampilkan di depan penon-
dunia dagang atau ekonomi benar-benar dapat ton. Cara kerja memilih/menemukan, menata,
“mendesak” konsumennya untuk mencobanya. dan menampilkan benar-benar merupakan lang-
Penggunaan sarana multimedia ini juga menjadi kah-langkah seperti dalam retorika.
bagian keseluruhan retorika, sebab setiap upaya
yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar 4. Penggunaan Retorika dalam Tulisan
yang bermaksud mempengaruhi orang lain ter-
masuk fenomena retoris. Para kuli tinta seperti wartawan dan reporter
adalah orang-orang yang terlibat dalam penggu-
3. Penggunaan Retorika dalam Seni naan retorika. Entah mereka nanti akan menu-
lis kolom, rubrik, tajuk, atau menulis reportase,
Dunia seni juga merupakan bidang kehidupan semuanya memerlukan kemampuan menggu-
yang tidak lepas dari retorika. Apalagi seni itu di- nakan retorika. Intinya adalah bagaimana mere-
maksudkan untuk “mendidik” penontonnya. Ba- ka dapat mempersuasi atau menarik perhatian
nyak hasil karya seni mengandung pendidikan, mi- pembacanya. Kadang-kadang ada penulis yang
salnya wayang kulit, wayang orang, wayang golek, mempunyai niat menggebu-gebu untuk bisa me-
wayang beber, ludruk, arja, tari topeng pajegan narik perhatian pembacanya. Karena keinginan
(Bali), ludruk, ketrung, dan lain-lain. Pada kese- yang menggebu-gebu itu, tulisan mereka sering
nian tersebut terdapat tokoh-tokoh punakawan terkesan tendensius.
yang pintar bertutur (memberi nasihat), seperti
tokoh Cepot dan Udel (Sunda), Semar, Gareng, Dalam bentuk lisan, deklamator (dalam dekla-
Petruk, dan Bagong (Jawa), Sangut, Delem, Mer- masi), pendongeng, tukang cerita, pedagang
dah Tualen, Kartala, Punte (Bali). Tokoh-tokoh obat juga menggunakan retorika. Mereka men-
ini sering bertutur dengan menggunakan ba- coba “menyihir” pendengarnya dengan memilih,
hasa yang terpilih, ulasan yang mampu mempe- menata, dan menampilkan tutur yang menawan.
ngaruhi penonton dengan menampilkan gagas- Dalam profesi ini, ada tindakan penemuan topik/
an-gagasan yang mengandung nilai kehidupan. gagasan, menata dalam urutan yang menarik,
Dalam hubungan inilah sesungguhnya mereka dan menampilkannya dengan bahasa dan gaya
telah menggunakan retorika dengan baik. Dalam bertutur yang memikat. Tindakan atau langkah
pewayangan ada dalang yang menggunakan yang dikerjakan itu merupakan unsur retorika.
retorika untuk mempengaruhi penontonnya. Oleh karena itu, semua profesi yang disebut di
Dalam pewayangan terdapat tokoh-tokoh yang atas (deklamator, pendongeng, tukang cerita,

| PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 69


pedagang obat) adalah profesi yang menggu- lan yang umum dalam retorika. Itulah sebabnya,
nakan retorika. mengapa dikatakan bahwa, para pendidik dalam
tugas menyiapkan bimbingan yang disebut pen-
5. Penggunaan Retorika dalam Pendidikan didikan itu dikatakan terlibat dengan retorika.
Secara umum pendidikan diartikan sebagai cara Penggunaan retorika secara praktis, tampak lebih
memberikan bimbingan yang sistematis kepada nyata lagi dalam proses belajar-mengajar di ke-
anak didik untuk mengembangkan dirinya de- las. Dalam hubungan ini, para guru menerapkan
ngan memberi pengetahuan, keterampi- prinsip-prinsip pendidikan yang telah dipelajari
lan, dan nilai-nilai yang sesuai dengan ke- sebelumnya. Melalui aktivitas belajar-menga-
butuhan hidupnya. Jadi pendidikan ha- jar, guru memanfaatkan retorika sebanyak-ban-
nyalah membantu memberikan bimbingan yaknya berdasarkan jenis materi pelajaran yang
kepada anak didik sehingga potensi yang di- diajarkan, kondisi anak didik yang dihadapi,
miliki anak dapat berkembang secara wajar. keadaan sekolah tempat mengajar, situasi sosial
politik yang sedang berlangsung, dan faktor-fak-
Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, maka tor yang lain. Yang lebih nyata lagi bahwa guru
para pendidik perlu membuat perencanaan, menggunakan retorika adalah ketika guru meng-
menyiapkan materi, menata unit-unit materi, ambil contoh yang telah diketahui oleh anak,
menentukan sarana, menetapkan metode, dan memberi ulasan, menggunakan bahasa yang ses-
melaksanakan kegiatan pengajaran. Dari peren- uai dengan tingkat perkembangan anak, meng-
canaan sampai dengan pelaksanaan yang dilaku- gunakan mimik (gerak-gerik, pandangan mata,
kan itu, para pendidik selalu mengkaji persoa- gerak tangan, dll.). Jadi untuk meyakinkan anak
lan-persoalan yang ada seputar anak didik. Hal didik akan kebenaran materi yang disajikan, para
ini dilakukan agar bimbingan (pendidikan) yang guru melakukan sejumlah upaya dan tindakan.
diberikan dapat memotivasi, menarik minat, dan Semua upaya dan tindakan yang dilakukan itu
mempersuasi anak didik untuk belajar. Dalam dimaksudkan untuk meyakinkan. Itulah pada
melakukan kegiatan seperti inilah, para pendidik hakikatnya retorika yang dimanfaatkan guru.
terlibat dalam penggunaan retorika.
Dapat disimpulkan, keseluruhan proses yang di-
Pertanyaan-pertanyaan berikut akan menjawab lakukan guru di dalam kelas adalah tindak retori-
keterlibatan seorang pendidik dengan retorika. ka. Jika tindak retorika tidak dimanfaatkan dalam
proses ini, maka pengajaran bisa membosankan.
• Pelajaran apakah yang diperlukan oleh anak Akibatnya, pendidikan tidak akan berhasil. Oleh
didik? karena itulah, guru yang cakap akan meman-
• Bagaimanakah cara menyajikan agar memikat faatkan retorika dalam pendidikan. Di satu pihak
anak didik? ia bisa disenangi oleh murid, di pihak lain ia bisa
• Sarana apakah yang diperlukan untuk mem- menjadi pendidik yang berhasil.
berikan kejelasan uraian?
• Bagaimana menyuguhkan contoh, ulasan, PENUTUP
ilustrasi, dukungan, dan lain-lain agar anak
terangsang ingin tahu? Kegiatan bertutur tidak dapat dipisahkan de-
• Bagaimana cara mempengaruhi dan meng- ngan kehidupan manusia. Bertutur merupakan
atur siswa agar mereka aktif dan kreatif? kebutuhan manusia. Kegiatan dan bentuk ber-
tutur banyak ragamnya. Ada canda, obrolan,
Contoh-contoh pertanyaan di atas sesungguhnya basa-basi, tegur-sapa, khotbah, kampanye, dis-
tidak lain merupakan bentuk khusus dari persoa- kusi, seminar, konferensi, dan lain-lain. Boleh

70 | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 |


dikatakan retorika menjadi bagian yang tidak Warriner’s, 1965. Grammar and Composition.
dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat. New York: Holt Ronehart and Winston.

Hingga kini retorika digunakan dalam bidang atau


lingkungan yang amat luas, seperti bidang: poli-
tik, perdagangan, seni, pendidikan, dan lain-lain.
Bidang politik adalah bidang kegiatan yang per-
tama-tama memanfaatkan retorika secara teren-
cana. Bahkan kehadiran retorika itu sendiri justru
didorong oleh kebutuhan politik. Bidang ekono-
mi juga menggunakan retorika. Para usahawan
terlibat dalam penggunaan retorika dalam rang-
ka mempromosikan barang-barang produksinya.
Oleh karena itu, retorika digunakan secara luas
untuk iklan, advertensi, dan reklame. Seni juga
merupakan bidang kehidupan yang tidak lepas
dari retorika. Apalagi seni itu dimaksudkan untuk
“mendidik” penontonnya. Para kuli tinta seperti
wartawan dan reporter juga terlibat dalam peng-
gunaan retorika. Entah untuk menulis kolom, ru-
brik, tajuk, atau menulis reportase. Semuanya
memerlukan kemampuan menggunakan retorika.

Dalam dunia pendidikan, penggunaan retorika


secara praktis, tampak nyata dalam proses bela-
jar-mengajar di kelas. Dalam hubungan ini, para
guru menerapkan prinsip-prinsip pendidikan
yang telah dipelajari sebelumnya. Melalui ak-
tivitas belajar-mengajar, guru memanfaatkan
retorika sebanyak-banyaknya berdasarkan jenis
materi pelajaran yang diajarkan, kondisi anak
didik yang dihadapi, keadaan sekolah tempat
mengajar, situasi sosial politik yang sedang ber-
langsung, dan faktor-faktor yang lain. Jadi re-
torika juga digunakan dalam bidang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, G. and G. Yule, 1985. Discourse Analysis.


Gambridge: Gambridge University Press.
Oka, IG.N. dan Basuki, 1990. Retorik: Kiat Bertu
tur. Malang: YA 3 Malang.
Syafi’ie, I., 1988. Retorika dalam Menulis. Ja
karta: Depdikbud-Dirjen Dikti,P2LPTK

| PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 71

Anda mungkin juga menyukai