Anda di halaman 1dari 13

LEMBAGA

KAJIAN

MANHAJ
TARBIYAH

(LKMT )

No. Dok
MINHAJ
TARBIYYAH
MARHALAH
___________________
MADAH : AQIDAH

: 03/MT/LKMT /01

Pokok Bahasan :
Hal-hal yang membatalkan dua
kalimah syahadah
No. kode P.B
: 1.1.1.03.013
Status Revisi

: 0/0

Jumlah Halaman

: 13

I. TUJUAN UMUM MADAH


Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang
digali dari Al Qur`an, As Sunah, dalil-dalil naqly dan aqly, menanamkannya
dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurofat yang mungkin
.mengotorinya
II. TUJUAN KOGNITIF
1. Memahami pengertian dan sebab syirik, ilhad dan munfik
2. Memahami macam-macam dan bahaya syirik
3. Memahami hakikat dan bahaya ilhad
4. Memahami cirri dan hakikat kemunafikan
III. TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK
1. Tertanamnya keyakinan yang kuat terhadap Allah sehingga terlepas dari
ketergantungan kepada selainNya.
2. Tidak meruqyah (jampi-jampi), kecuali yang berasal dari al Qur`an atau
ruqyah yang ma`tsur (dilakukan oleh Rasulullah saw)
3. Tidak berhubungan dengan jin atau meminta tolong kepada orang yang
berhubungan dengan jin
4. Tidak melakukan perbuatan yang termasuk ilhad
5. Menjauhi prilaku -prilaku nifak
6. Mengamalkan ajaran islam sebagai konsekwensi dari kalimah syahadah
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
a. mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Hal-hal yang membatalkan
dua kalimah syahadah
b. menginventarisir tentang penomena yang berhubungan dengan tema
kajian
:Kagiatan Inti .2
a. Kajian tentang Hal-hal yang membatalkan dua kalimah syahadah
b. Berdikusi dan tanya jawab tema kajian ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan
psikomotor)

__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

c.

Penekanan dari Murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung


dalam materi Hal-hal yang membatalkan dua kalimah syahadah

3. Kegiatan Penutup:

a. Tugas mandiri
b. Evaluasi
VI. PILIHAN KEGIATAN
1. mengadakan rihlah dan tafakkur tentang ciptaan Allah Swt hingga dapat
membuktikan adanya pencipta dengan akalnya
2. mengumpulkan ayat-ayat al Qur`an yang menunjukkan pada tafakkur
3. mengumpulkan ayat-ayat tentang pentinga mengkaji Hal-hal yang
membatalkan dua kalimah syahadah
4. mengumpulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas
5. menulis makalah tentang pentingnya mengkaji Hal-hal yang membatalkan
dua kalimah syahadah
6. mengumpulkan perkataan-perkataan orang muslim dan lainnya yang obyektif
tentang pentingnya mengkaji Hal-hal yang membatalkan dua kalimah
syahadah
VII. SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH
1.

test akademis melalui pertanyaan, diskusi dan dialog


menggunakan metode pencatatan untuk meyakinkan (menegaskan)
tercapainya tujuan
2.
test kemampuan untuk membandingkan sejauh mana tujuan
telah tercapai
VIII. TUJUAN TARBIYAH DZATIYYAH
1. menjelaskan makna, macam-macam, dan bahaya syirik, ilhad, dan nifak
2. Menunjukkan bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk syirik, ilhad dan nifak.
IX. MUHTAWA

__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

Hal-hal Yang Membatalkan


Dua Kalimah Syahadat

Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat seseorang berarti telah mempersaksikan


diri sebagai hamba Allah semata. Kalaimat lailaaha illallahu dan Muhammadur
rasulullah selalu membekas dalam jiwanya dan menggerakkan anggota tubuhnya agar
tidak menyembah selainNya. Baginya hanya Allah sebagai Tuhan yang harus ditaati,
diikuti ajaranNya, dipatuhi perintahNya dan dijauhi laranganNya. Caranya
bagaimana, lihatlah pribadi Rasulullah saw. sebab dialah contoh hamba Allah sejati.
Dalam pembukaan surat Al Israa', Allah telah mendeklarasaikan bahwa Rasulullah
saw. adalah hambaNya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya
pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha (QS. Al Israa' 17/1).




Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada .1
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah
kami berkahi sekelilingnya[847] agar kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia
.adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui

__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

Begitu juga dalam pembukaan surat Al Kahfi, Allah berfirman: Segala puji bagi Allah
yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak
mengadakan kebengkokan di dalamnya (QS. Al Kahfi 18/1).



Segala puji bagi Allah yang Telah menurunkan kepada hamba- .1
Nya Al Kitab (Al-Quran) dan dia tidak mengadakan
;kebengkokan[871] di dalamnya
Ini menunjukkan bahwa agar makna dua kalimat syahadat - yang intinya
adalah tauhid - benar-benar tercermin dalam jiwa dan perbuatan, tidak ada pilihan
bagi seorang hamba kecuali mencontoh pribadi Rasulullah saw. dalam segala sisi
kehidupannya, baik dari sisi akidah dan ibadah, maupun sisi-sisi lainnya seperti
sikapnya terhadap istri dan pelayannya di rumah, pergaulannya bersama-sahabatnya,
akhlaknya dalam melakukan tansaksi bisnis dan kepemimpinannya sebagai kepala
Negara. Maka untuk menjaga kemurnian tauhid, seperti yang dicontohkan Rasulullah
saw. seorang hamba hendaknya menghindar jauh-jauh dari hal-hal yang merusak
kemurnian tauhid sebagai cerminan dua kalimat syahadat tersebut, yang setidaknya
ada tiga: (a) Syirik ( menyekutukan Allah (b) Ilhad (menyimpang dari kebenaran) (c)
Nifak (berwajah dua, menampakkan diri sebagai muslim, sementara hatinya kafir).

1. Syirik (meyekutukan Allah)


a). Definisi: Syirik adalah lawan kata dari tauhid. Yaitu sikap menyekutukan
Allah secara dzat, sifat, perbuatan dan ibadah. Adapun syirik secara dzat adalah
dengan meyakini bahwa dzat Allah seperti dzat mahlukNya. Akidah ini dianut oleh
kelompok mujassimah. Syirik secara sifat artinya: seseorang meyakini bahwa sifatsifat mahluk sama dengan sifat-sifat Allah. Dengan kata lain bahwa mahluk
mempunyai sifat-sifat seperti sifat-sifat Allah, tidak ada bedanya sama sekali. Syirik
secara perbuatan artinya: seseorang meyakini bahwa mahluk mengatur alam semesta
dan rizki manusia seperti yang telah diperbuat Allah selama ini. Sedangkan syirik
secara ibadah artinya: seseorang menyembah selain Allah dan mengagungkannya
seperti mengagungkan Allah serta mencintainya seperti mencintai Allah. Syrik-syirik
dalam pengertian tersebut secara eksplisit maupun implisit telah ditolak oleh Islam.
karenanya seorang muslim harus benar-benar hat-hati dan menghindar jauh-jauh dari
syirik-syirik seperti yang telah diterangkan di atas.
b) Bentuk-bentuk Syirik: Pertama, menyembah patung atau berhala (al
ashnaam). Allah swt. dalam surat Al Hajj 22/30 berfirman:




Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan .30
apa-apa yang terhormat di sisi Allah[989] Maka itu adalah lebih baik
baginya di sisi Tuhannya. dan Telah dihalalkan bagi kamu semua
binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu
keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu
.dan jauhilah perkataan-perkataan dusta
__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

"maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataanperkataan dusta".
Dalam surat Maryam 19/42



42. Ingatlah ketika ia Berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, Mengapa
kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat
menolong kamu sedikitpun?

diceritakan bahwa Nabi Ibrahim menegur ayahnya karena menyembah patung:


Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: "Wahai bapakku, mengapa kamu
menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong
kamu sedikitpun?".
Kedua, menyembah matahari, dalam surat Al A'raaf 7/54





Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan .54
langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas
'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
.Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam
Allah menolak orang-orang yang menyebah matahari, bulan dan bintang:
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam". Lalu dalam surat Fushshilat 41/37 lebih tegas lagi Allah berfirman:




pintu-pintu langit, supaya Aku dapat melihat Tuhan (yaitu ) .37
Musa dan Sesungguhnya Aku memandangnya seorang pendusta".
Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang
buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya
.Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian
"Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari
dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan,
__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya
saja menyembah".
Ketiga, menyembah malaikat dan jin, dalam surat Al An'aam 6/100 Allah
berfirman:



Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu .100
bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan
mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah
mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu
pengetahuan[495]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat
.yang mereka berikan
Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah,
padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan
mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa
(berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang
mereka berikan". Dalam surat Saba' 34/40-41:




"Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka
semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu
menyembah kamu?".Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau.
Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan mereka telah menyembah jin;
kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".
Keempat, menyembah para nabi, seperti Nabi Isa as. yang disembah kaum
Nasrani dan Uzair yang disembah kaum Yahudi. Keduanya sama-sama dianggap anak
Allah. Allah berfirman: "Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan
orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.
Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?" (QS. At Taubah
9/30).




Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang .30
Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang
?terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling

Dalam surat Al Maidah 5/72 :





__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: .72


"Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", padahal Al
masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku
dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
.orang-orang zalim itu seorang penolongpun
Kelima, Menyembah Rahib atau Pendeta, Allah berfirman: "Mereka
menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah,
dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan". Adi bin Hatim ra.
pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai hal tersebut, seraya berkata:
"Sebenarnya mereka tidak menyembah Pendeta atau Rahib mereka?" Rasululah saw.
menjawab: Benar, tetapi para rahib atau pendeta itu telah mengharamkan yang halal
dan menghalalkan yang haram, sementara mereka mengikutinya. Bukankah itu tindak
penyembahan terhadap mereka?
Keenam, menyembah Thaghuut. Istilah thaghuut diambil dari kata thughyaan
artinya melampaui batas. Maksudnya: segala sesuatu yang disembah selain Allah.
Setiap seruan para rasul intinya adalah mengajak kepada tauhid dan menjauhi
thaghuut. Allah berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiaptiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu",
maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula
di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul)" (QS. An Nahl 16/36). Dan tauhid yang murni tidak akan
bisa dicapai tanpa menghindar dari menyembah thaghuut, Allah berifrman: Tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
(QS. Al Baqaqarah 2/256). Allah bangga dengan orang-orang beriman yang menjauhi
thaghuut: "Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan
kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu
kepada hamba-hamba-Ku: (QS. Az Zumar 39/17).
Ketujuh, menyembah hawa nafsu. Hawa nafsu adalah kecendrungan untuk
melakukan keburukan. Seseorang yang menuhankan hawa nafsu ia mengutamakan
keinginan nafsunya di atas cintanya kepada Allah. Dengan demikian ia telah mentaati
hawa nafsunya dan menyembahnya. Allah berfirman: Terangkanlah kepadaku tentang
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat
menjadi pemelihara atasnya? (QS. Al Furqaan 25/43). Dalam surat Al Jatsiyah 45/23:
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"

__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

c) Macam-macam Syirik: Ada dua macam syirik: (a) Syirik besar (b) syirik
kecil. Masing-masing dari kedua macam ini mempunyai dua dimesi: hzahir (nampak)
dan khafiy (tersembunyi). Marilah kita bahas satu-satu persatu dari kedua macam
syrik tersebut.
Pertama, Syirik besar (Asy Syirkul Akbar), yaitu tindakan menyekutukan
Allah dengan mahlukNya. Dikatakan syirik besar karena dengannya seseorang tidak
akan diampuni dosanya dan tidak akan masuk surga. Allah berfirman: "Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh-jauhnya" (QS. An Nisaa' 4/116). Ilustarsi syirik besar ini dibagi
dua dimensi: dzahir dan kafiy. Yang dzahir bisa dicontohkan seperti menyembah
bintang, matahari, bulan, patung-patung, batu-batu, pohon-pohon besar, manusia
(seperti menyembah Fir'un, raja-raja, Budha, Isa ibn Maryam, malaikat, Jin dan
Sytena. Sementara yang khafiy bisa dicontohkan seperti meminta kepada orang-orang
yang sudah mati dengan keyakinan bahwa mereka bisa memenuhi apa yang mereka
yakini, atau menjadikan seseorang sebagai pembuat hukum, menghalalkan dan
mengharamkan seperti Allah swt.
Kedua, syirik kecil (Asyirkul Ashghar), yaitu suatu tindakan yang mengarah
kepada syirik, tetapi belum sampai ketingkat keluar dari tauhid, hanya saja
mengurangi kemurniannya. Syirik Ashghar ini juga dua dimensi: dzahir dan khafiy.
Yang zhahir bisa berupa lafal (pernyataan) dan perbuatan. (a) Yang berupa lafal
contohnya: bersumpah dengan nama selain Allah dan mengarah ke syrik, seperti
pernyataan: demi Nabi, demi Ka'bah, demi Kekek dan Nenek dan lain sebagainya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: man halafa bighairillahi faqad kafara
wa asyraka (siapa yang bersumpah dengan selain maka ia kafir dan musyrik) (HR.
Turmidzi no 1535). Termasuk lafal yang mengarah ke syirik pernyataan: kalau tidak
karena Allah dan si fulan niscaya ini tidak akan terjadi, atau memberikan nama seperti
abdul ka'bah dan lain sebagainya. (b) Adapun yang berupa perbuatan contohnya:
mengalungkan jimat dengan kaykinan bahwa itu bisa menyelamatkan dari mara
bahaya dan sebagainya.
Adapun syirik Ashghar yang khafiy, biasanya berupa niat atau keinginan,
seperti riya' dan sum'ah. Yaitu melakukan tindak ketaatan kepada Allah dengan niat
ingin dipuji orang dan lain sebagainya. Seperti menegakkan shalat dengan nampak
khusyu' karena sedang disamping calon mertuanya, supaya dipuji sebagai orang saleh,
padahal di saat shalat sendirian tidak demikian. Riya' adalah termasuk dosa hati yang
sangat berbahaya. Sebab Islam sangat memperhatikan perbuatan hati sebagai factor
yang menentukan bagi baik tidaknya perbuatan dzahir. Allah befirman: "Hai orangorang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih
(tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan;
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir" (QS. Al Baqarah
2/264). Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: man samma'a sammallahu
bihii, waman yraa'ii yraaillahu bihii (Siapa yang menampakkan amalnya dengan
maksud riya' Allah akan menyingkapnya di hari Kiamat, dan siapa yang menunjukkan
amal shalehnya dengan maksud ingin dipuji orang, Allah mengeluarkan rahasia
tersebut di hari Kiamat (HR. Bukhari 11/288 dan Muslim no. 2987).
__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

d) Bahaya-bahaya Syirik: Pertama, Syirik adalah kedzaliman yang nyata.


Allah berfirman: innasy syirka ladzlumun adziim (sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar) (QS. Luqman 31/13). Mengapa
sebab dengan berbuat syirik seseorang telah menjadikan dirinya sebagai hamba
makhluk yang sama dengan dirinya, tidak berdaya apa-apa.
Kedua, Syirik merupakan sumber khurafat, sebab orang-orang yang mayakini
bahwa selain Allah seperti bintang, matahari, kayu besar dan lain sebagainya bisa
memberikan manfaat atau bahayam berarti ia telah siap melakukan segala khurafaat
dengan mendatangi para dukun, kuburan-kubutan angker dan mengalungkan jimat di
lehernya.
Ketiga, Syrik sumber ketakutan dan kesengsaraan, Allah berfirman: "Akan
Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan
keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburukburuk tempat tinggal orang-orang yang zalim" (QS. Ali Imran 3/151)
Keempat, Syirik merendahkan derajat kemanusiaan, Allah berfirman:
"Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah
jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang
jauh" (QS. Al Hajj 22/31).
Kelima, syirik menghancurkan kecerdasan manusia, Allah berfirman: "Dan
mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan
kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa`atan, dan mereka berkata:
"Mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah
kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan
tidak (pula) di bumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
mempersekutukan (itu)" (QS. Yunus 10/18).
Keenam, di akhirat nanti orang-orang musrik tidak akan mendapatkan
mapunan Allah, dan akan masuk neraka selama-lamanya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan
Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya" (QS. An Nisaa' 4/116) Dalam surat Al
Maidah 5/72: "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun".
e) Sebab-sebab Syirik: Ada beberapa sebab fundamental munculnya syirik: (a)
Al Jahlu (kebodohan). Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut
dengan msyarakat jahiliyah. Sebab mereka tidak tahu mana yang benar dan mana
yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung
berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan
kecendrungan berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat
jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa, sebab mereka bodoh,
dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana seharusnya mengatasi
berbagai peroslan yang mereka hadapi. Ujung-ujungnya para dukun sebagai nara
sumber yang sangat mereka agungkan.
(b) dhu'ful iimaan (lemahnya iman). Seorang yang lemah imannya cendrung
berbuat maksiat. Sebab rasa takut kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut akan
dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai dirinya. Ketika seseorang dibimbing
__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

oleh hawa nafsunya maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan
syririk, seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke
kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dilih jadi presiden atau selalu
merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati banyak
orang dan lain sebagainya.
(c) taqliid (taklid buta). Di dalam Al Qur'an selalu digambarkan orang-orang
yang menyekutukan Allah dengan alasan karena mengukiti jejak nenekmoyang
mereka. Allah berfirman: "Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka
berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan
Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak
menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji." Mengapa kamu mengada-adakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?" (QS. Al A;raf 7/28). Dalam surat Al
Baqarah 2/170: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang
telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan
mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun,
dan tidak mendapat petunjuk?" Dalam surat Al maidah 5/104: "Apabila dikatakan
kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul".
Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami
mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula)
mendapat petunjuk?.

2. Al Ilhaad (Menyimpang Dari Kebenaran)


Penggunaan istilah al ilhaad dalam Al Qur'an: Al Qur'an menggunakan
istilah ilhaad di banyak tempat, kadang berbentuk kosa kata yulhiduun sebagaimana
berikut: Dalam surat Al A'raf :
















Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran
dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan. Dalam surat An Nahl 16/103:


















Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al
Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa
orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa `Ajam,
sedang Al Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang. Dalam surat Fushshilat
41/40:

__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

10












Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak
tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka
lebih baik ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat?
Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.
Kadang berbentuk kosa kata ilhaad, Allah berfirman:



Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan
Masjidilharam yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di
situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan
kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang
pedih (QS. Al Hajj 22/25) Dan kadang berbentuk kosa kata multahadaa Allah
berfirman:

Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhan-mu (Al Qur'an).
Tidak ada (seorangpun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak
akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada-Nya (QS. Al Kahfi 18/27)

Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun yang dapat


melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat
berlindung selain daripada-Nya" QS. Al Jin 72/22).
Arti al ilhaad menurut para ulama: Al farra' mengatakan bahwa kata
yulhiduun atau yalhaduun artinya condong kepadanya. Imam Al Harrani dari Ibn
Sikkit mengatakan: al mulhid artinya orang yang menyimpang dari kebenaran, dan
memasukkan sesuatu yang lain kepadanya. Dalam Lisanul Arab dikatakan: al ilhaad
artinya menyimpang dari maksud yang sebenarnya. Meragukan Allah juga termasuk
ilhaad. Dikatakan juga bahwa setiap tindak kedzaliman dalam bahasa Arab disebut
ilhaad. Karenanya dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa monopoli makanan di
tanah haram itu termasul ilhad. Ketika dikatakan laa tulhid fil hayaati itu artinya
jangan kau menyimpang dari kebenaran selama hidupmu.
Imam Ashfahani dalam bukunya mufradaat alfadhil Qur'an mengatakan bahwa
kata al ilhaad artinya menyimpang dari kebenaran. Dalam hal ini kata Al Ashfahani__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

11

ada dua makna: Pertama, ilhad yang identik dengan syirik, bila ini dilakukan maka
otomatis seseorang menjadi kafir. Kedua, ilhad yang mendekati syirik, ini tidak
membuat seseorang menjadi kafir, tetapi setidaknya telah mengurangi kemurnian
tauhidnya. Termasuk sikap ini apa yang diganbarkan dalam firman Allah:










siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim,
niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih (QS. Al Hajj
22/25).

Dalam menafsirkan ayat



( dan





tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya), Imam Al Ashfahani menyebutkan bahwa ada dua macam dalam
ilhaad kepada nama-nama Allah: (a) mensifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak
pantas disebut sebagai sifat Allah (b) menafisirkan nama-nama Allah dengan makna
yang tidak sesuai dengan keagunganNya (Lihat Mufradat Alfaadzul Qur'an h.737).
Hakikat Ilhad: berdasarkan keterangan di atas baik ditinjau dari segi bahasa
maupun definisi yang disampaikan para ulama nampak bahwa istilah ilhad digunakan
untuk segala tindakan yang menyimpang dari kebenaran. Jadi setiap penyimpangan
dari kebenaran disebut ilhad. Tetapi secara definitif ia lebih khusus digunakan untuk
sikap yang menafikan sifat-sifat, nama-nama dan perbuatan Allah. Dengan kata lain
para mulhidun adalah mereka yang tidak percaya adanya sifat-sifat, nama-nama dan
perbuatan Allah. Berbeda dengan kafir yang di dalamnya bisa berupa pengingkaran
kepada Allah, menyekutukanNya dan pengingkaran terhadap nikmat-nikmatNya.
Sementara ilhad lebih kepada pengingkaran sifat-sifat, nama-nama dan perbuatan
Allah saja. Dari sini nampak bahwa tidak setiap kafir ilhad. Karenanya seperti
dikatakan dalam buku Al Furuuq Al Lughawiyah- orang-orang Yahudi dan Nasrani
sekalipun mereka tergolong kafir, tetapi mereka tidak termasuk mulhiduun. Tetapi
setiap tindakan ilhad itu termasuk kafir.
Bahaya-bahaya ilhaad: Pertama, bahwa para ulama sepakat bahwa tauhid
mempunyai tiga dimensi: (a) tauhid uluhiyah, (b) tauhid rububiyyah (c) tauhid asma'
dan sifat. Karena ilhad adalah tindakan menafikan sifa-sifat, nama-nama dan
perbuatan Allah maka dengan melakukan ilhad seseorang telah menghapus satu
dimensi dari dimensi tauhid yang sudah baku. Para ulama sepakat bahwa mengingkari
salah satu dari dimensi-dimensi tauhid adalah kafir. Karena itu orang-orang mulhid
tergolong orang kafir.
Kedua, bahwa dengan menafikan sifat-sfat dan nama-nama Allah berarti ia
telah mengingkari ayat-ayat Al Qur'an yang menegaskan adanya nama-nama dan
sifat-sifat Allah. Para ulama sepakat bahwa mengingkari satu ayat dari ayat-ayat Al
Qur'an adalah kafir.
Ketiga, bahwa mengingkari perbuatan Allah berarti mengingkari segala wujud
di alam ini sebagai ciptaanNya. Bila ini yang diyakini berarti telah mengingkari
kekuasaan Allah sebagai Pencipta. Mengingkari kekuasaan Allah adalah kafir.

3. An Nifaaq (Wajahnya Islam, Hatinya Kafir)


Imam Al Ashfahani menerangkan bahwa an nifaaq diambil dari kata an nafaq
artinya jalan tembus. Dalam surat Al An'aam dikatakan:
__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

12







Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu
dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan
mu`jizat kepada mereka, (maka buatlah). Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah
menjadikan mereka semua dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali
termasuk orang-orang yang jahil (QS. Al An'aam 6/35). Orang Arab berkata: naafaqal
yarbu' binatang yarbu' telah melakukan nifak, karena ia masuk ke satu lubang lalu
kelar dari lubang yang lain. Dalam pengertian ini kata an nifaaq digunakan. Sebab
orang-orang munafik ketika bertemu dengan orang-orang Islam mereka suka
menampakkan dirinya sebagai seorang muslim, sementara ketika bertemu dengan
kawan-kawan mereka sesama kafir, mereka kembali lagi ke wajah mereka yang asli,
sebagai orang-orang kafir. Karenanya Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang
munafik itulah orang-orang yang fasik (QS. At Taubah 9/67).
Ciri-ciri orang munafiq: Di pembukaan surat Al Baqarah setelah
menceritakan ciri-ciri orang-orang beriman dan ciri-ciri orang-orang kafir, Allah lalu
menceritakan ciri-ciri orang-orang munafiq secara panjang lebar. Ringkasnya sebagai
berikut: (a) Di mulut mereka mengatakan beriman kepada Allah dan hari Kiamat,
sementara hati mereka kafir (lihat QS. Al Baqarah 2/8-10) (b) Ketika dikatakan
kepada mereka agar jangan berbuat kerusakan, mereka mengaku berbuat baik(lihat
QS. Al Baqarah 2/11-12). (c) Ketika bertemu dengan orang-orang beriman mereka
menampakan keimanan, tetapi ketika kembali ke kawan-kawan mereka sesama syetan
mereka kembali kafir. (d) Ibarat orang berbisnis mereka sedang membeli kekafiran
dengan keimanan. Sebab setiap saat wajah mereka berganti-ganti tergantung dengan
siapa mereka pada saat itu sedang bersam-sama. (e) Ibarat pejalan dalam kegelapan,
setiap kali mereka menyalakan obor, seketika obor itu padam kembali. (d) Ibarat
orang-orang yang ketakutan mendengarkan petir saat hujan turun, mereka selalu
menutup telinga karena takut kebenaran yang disampaikan Rasulullah saw. Masuk ke
hati mereka.

Penutup
Demikianlah hal-hal yang merusak kemurnian tauhid (baca: menghancurkan
makna dua kalimat syahadat), yang secara singkat setidaknya ada tiga: Syirik, ilhaad
dan nifaq. Masing-masing dari komponen tersebut mempunyai tujuan sendiri, hanya
saja syirik lebih mengarah kepada sikap menyekutukan Allah, sementara ilhad lebih
mengarah kepada sikap menafikan sifat, asma dan perbuatan Allah. Adapun nifaq
lebih mengarah kepada penampilan dengan wajah dua. Tetapi ujung-ujungnya adalah
kekafiran. Wallahu alam bishshawab.

__________________________________________________________
Materi Tarbiyyah , madah Aqidah, pokok bahasan Nawaqidu syahadatain

13

Anda mungkin juga menyukai