Anda di halaman 1dari 6

JARINGAN TRANSPORTASI DI ACEH

Transportasi pada dasarnya mempunyai dua fungsi utama, yaitu melayani kebutuhan akan
transportasi dan merangsang perkembangan. Untuk pengembangan wilayah perkotaan yang baru,
fungsi merangsang perkembangan lebih dominan. Hanya saja perkembangan tersebut perlu
dikendalikan ( salah satunya dengan peraturan ) agar sesuai dengan bentuk pola yang direncanakan.

Transportasi perkotaan mempunyai tujuan yang luas, yaitu membentuk suatu kota dimana kota akan
hidup jika sistem transportasi berjalan baik. Artinya mempunyai jalan-jalan yang sesuai dengan
fungsinya serta perlengkapan lalu lintas lainnya. Selain itu transportasi juga mempunyai tujuan untuk
menyebarluaskan dan meningkatkan kemudahan pelayanan, memperluas kesempatan
perkembangan kota, serta meningkatkan daya guna penggunaan sumber-sumber yang ada.

Transportasi dan tata guna lahan berhubungan sangat erat, sehingga biasanya dianggap membentuk
satu landuse transport system. Agar tata guna lahan dapat terwujud dengan baik maka kebutuhan
transportasinya harus terpenuhi dengan baik. Sistem transportasi yang macet tentunya akan
menghalangi aktivitas tata guna lahannya. Sebaliknya, tranportasi yang tidak melayani suatu tata
guna lahan akan menjadi sia-sia, tidak termanfaatkan.

Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negara-
negara yang telah maju (developed) dan juga oleh negara-negara yang sedang berkembang
(developing) seperti Indonesia baik di bidang transportasi perkotaan (urban) maupun transportasi
antar kota (regional). Terciptanya suatu sistem transportasi atau perhubungan yang menjamin
pergerakan manusia dan/atau barang secara lancar, aman, cepat, murah dan nyaman merupakan
tujuan pembangunan di sektor perhubungan (transportasi).

Sistem transportasi antar kota terdiri dari berbagai aktivitas, seperti industri, pariwisata,
perdagangan, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Aktivitas tersebut mengambil tempat pada
sebidang lahan (industri, sawah, tambang, perkotaan, daerah pariwisata dan lain sebagainya). Dalam
pemenuhan kebutuhan, manusia melakukan perjalanan antara tata guna tanah tersebut dengan
menggunakan sistem jaringan transportasi.

Beberapa interaksi dapat dilakukan dengan telekomunikasi, seperti telepon, faksimili atau surat. Akan
tetapi hampir semua interaksi yang terjadi memerlukan perjalanan dan oleh sebab itu akan
menghasilkan pergerakan arus lalu lintas.

Sasaran umum dari perencanaan transportasi adalah membuat interaksi menjadi semudah dan
seefisien mungkin (Jurnal PWK No. 3, 1997:37). Sebaran geografis antara tata guna tanah (sistem
kegiatan) serta kapasitas dan lokasi dari fasilitas transportasi (sistem jaringan) digabung untuk
mendapatkan volume dan pola lalu lintas (sistem pergerakan). Volume dan pola lalu lintas pada
jaringan transportasi akan mempunyai efek feedback atau timbal balik terhadap lokasi tata guna
tanah yang baru dan perlunya peningkatan prasarana.

Jaringan jalan merupakan salah satu elemen dari suatu jaringan tranportasi wilayah perkotaan secara
keseluruhan. Untuk pelayanan sistem transportasi kota besar sebaiknya dengan multi-moda, karena
mencoba memanfaatkan keunggulan masing-masing moda. Jenis moda transportasi yang banyak
dipakai di wilayah perkotaan adalah jalan kaki, sepeda dan sepeda motor, mobil, angkutan umum
dengan bis dan minibis dan angkutan umum berbasis rel.
Adapun sistem jaringan transportasi di aceh:

 Sistem Jaringan Transportasi Darat


Sistem Jaringan Transportasi Darat

Sistem jaringan transportasi darat terdiri dari:

1. Jaringan jalan nasional


2. Jaringan jalur kereta api
3. Jaringan transportasi sungai dan danau

Jaringan Jalan Nasional

Jaringan jalan nasional terdiri atas:

1. jaringan jalan arteri primer,


2. jaringan jalan kolektor primer,
3. jaringan jalan strategis nasional, dan
4. jalan tol.

Jaringan jalan arteri primer dikembangkan secara menerus dan berhierarki berdasarkan kesatuan
sistem orientasi untuk menghubungkan:

1. antar-PKN;
2. antara PKN dan PKW; dan/atau
3. PKN dan/atau PKW dengan bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan
primer/sekunder/tersier dan pelabuhan internasional/nasional.

Jaringan jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkan antar-PKW dan antara
PKW dan PKL.

Jaringan jalan strategis nasional dikembangkan untuk menghubungkan:


1. antar-PKSN dalam satu kawasan perbatasan negara;
2. antara PKSN dan pusat kegiatan lainnya; dan
3. PKN dan/atau PKW dengan kawasan strategis nasional.

Jalan tol dikembangkan untuk mempercepat perwujudan jaringan jalan bebas hambatan sebagai
bagian dari jaringan jalan nasional.

Kriteria Teknis
Jaringan jalan arteri primer ditetapkan dengan kriteria:

1. menghubungkan antar-PKN, antara PKN dan PKW, dan/atau PKN/PKW dengan bandar udara
pusat penyebaran skala pelayanan primer/sekunder/tersier dan pelabuhan
internasional/nasional;
2. berupa jalan umum yang melayani angkutan utama;
3. melayani perjalanan jarak jauh;
4. memungkinkan untuk lalu lintas dengan kecepatan rata-rata tinggi; dan
5. membatasi jumlah jalan masuk secara berdaya guna.

Jaringan jalan kolektor primer ditetapkan dengan kriteria:

1. menghubungkan antar-PKW dan antara PKW dan PKL;


2. berupa jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi;
3. melayani perjalanan jarak sedang;
4. memungkinkan untuk lalu lintas dengan kecepatan rata-rata sedang; dan
5. membatasi jumlah jalan masuk.

 Jaringan Transportasi air

Jaringan transportasi air terdiri atas:

1. pelabuhan sungai, danau, laut


2. alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai, danau, dan laut

Pelabuhan penyeberangan terdiri atas:

1. pelabuhan penyeberangan lintas antarprovinsi dan antarnegara;


2. pelabuhan penyeberangan lintas antarkabupaten/kota; dan
3. pelabuhan penyeberangan lintas dalam kabupaten/kota.

Kriteria Teknis
Pelabuhan sungai dan pelabuhan danau ditetapkan dengan kriteria:

1. berdekatan dengan kawasan permukiman penduduk;


2. terintegrasi dengan sistem jaringan transportasi darat lainnya; dan
3. berada di luar kawasan lindung.
4. berada di lokasi yang menghubungkan dengan pelabuhan penyeberangan lain pada jarak
terpendek yang memiliki nilai ekonomis; dan
5. berada di luar kawasan lindung.

Kriteria teknis pelabuhan sungai, danau, dan penyeberangan ditetapkan oleh menteri yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang transportasi sungai, danau, dan penyeberangan.

 Sistem Jaringan Transportasi Udara

Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas:

1. tatanan kebandarudaraan dan


2. ruang udara untuk penerbangan.

Tatanan kebandarudaraanterdiri atas bandar udara umum; dan bandar udara khusus.
Ruang udara untuk penerbangan terdiri atas: ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan
langsung untuk kegiatan bandar udara; ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk
operasi penerbangan; dan ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.

Tatanan Kebandarudaraan
Tatanan kebandarudaraanterdiri atas:

1. bandar udara umum; dan


2. bandar udara khusus.

Bandar Udara Umum, terdiri atas:

1. bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer;


2. bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan sekunder;
3. bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan tersier; dan
4. bandar udara bukan pusat penyebaran.

Bandar udara khusus dikembangkan untuk menunjang pengembangan kegiatan tertentu dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bidang kebandarudaraan.

Ruang Udara

Ruang udara untuk penerbangan terdiri atas:

1. ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara;
2. ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan; dan
3. ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.

Ruang udara untuk penerbangan dimanfaatkan dengan mempertimbangkan pemanfaatan ruang


udara bagi pertahanan dan keamanan negara.

Ruang udara untuk penerbangan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kriteria Teknis
Bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer ditetapkan dengan kriteria:

1. merupakan bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN; dan


2. melayani penumpang dengan jumlah paling sedikit 5.000.000 (lima juta) orang per tahun.

Bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan sekunder ditetapkan dengan kriteria:

1. merupakan bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN; dan


2. melayani penumpang dengan jumlah antara 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 5.000.000
(lima juta) orang per tahun.

Bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan tersier ditetapkan dengan kriteria:

1. merupakan bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN atau PKW terdekat; dan
2. melayani penumpang dengan jumlah antara 500.000 (lima ratus ribu) sampai dengan
1.000.000 (satu juta) orang per tahun.

KESIMPULAN
1. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas
ekonomi, sosial, dan sebagainya.

2. Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam
aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.

3. Kebanyakan dari negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang
integral dari pembangunan perekonomian. Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal tersebut.

B. SARAN

1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Aceh, pemerintah harus menaruh perhatian
besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang
tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-
infrastruktur tersebut.

2. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu
menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah terpencil/pinffiran,
misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi,
melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai